badan khusus akan tangani malpraktik

Upload: ariska-nur-aida

Post on 04-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Badan Khusus Akan Tangani Malpraktik

    1/9

    Badan Khusus Akan Tangani Malpraktik

    Jakarta, Kompas - RUU Praktik Kedokteran akan mengatur suatu badan di dalam konsilkedokteran, yang akan memilah persoalan apakah kasus malpraktik itu melanggar etik kedokteranatau pidana. Badan ini yang kemudian menentukan apakah dokter yang bersangkutan melakukanmalpraktik atau tidak.

    "Badan ini akan terdiri dari sembilan orang dan tidak semua anggotanya dokter. Ada juga yang dariepartemen Kesehatan !epkes, #katan okter #ndonesia, dan tokoh masyarakat," kata anggotaKomisi $## PR %ibrani Basri dari Palembang, &elasa !'()*.

    &elain menentukan seorang dokter melakukan malpraktik atau tidak, juga akan diurai apakahdokter tersebut melanggar etika atau sudah pidana. "Ada penegasan soal malpraktik ini melaluisebuah pasal dalam Ran+angan Undang-Undang !RUU Praktik Kedokteran," ujarnya.

    &ekarang ini yang terjadi, papar %ibrani, jika ada seorang dokter yang diduga melakukanmalpraktik, dokter itu akan dipanggil oleh ajelis Kehormatan tik Kedokteran !KK, dan setelahmemberikan penjelasan kepada KK, maka persoalan selesai begitu saja. %ibrani Basri tidakingin hal seperti itu terjadi lagi.

    Apa pun namanya nanti, badan ini yang akan memilah-milah persoalan. &ebagai nondokter, %ibranitidak bisa menerima jika persoalan malpraktik tidak ada penegasannya. Apalagi korban malpraktikini sudah banyak. "Kemarin saya dengar ada dokter kolonel dari Jambi yang berobat di Jakarta dansalah diagnosis. ia kemudian dibaa ke &ingapura, tapi tidak tertolong lagi dan meninggal," kata%ibrani.

    Melindungi pasien

    enurut %ibrani, hak-hak pasien melalui RUU Praktik Kedokteran sudah terlindungi. "%ujuan RUUini memang ada tiga, melindungi pasien, melindungi dokter, dan meningkatkan mutu pelayanan,"katanya seraya menyebutkan baha dra/ RUU tersebut sudah dibi+arakan dengan para pakar.

    0akil Ketua Komisi $## PR &urya 1handra &urapaty juga menegaskan, soal malpraktik akandiurus di konsil kedokteran, di mana ada serti/ikasi, membuat standar pelayanan medik, dan jugasetiap lima tahun ada ujian apakah dokter itu masih mampu atau tidak.

    &urya mengakui, sejauh ini pembahasan mengenai RUU Praktik Kedokteran di PR sebenarnyabelum ada titik temu antara PR dan pemerintah, yakni soal konsil kedokteran dan peradilanpro/esi medis.

    2ebih lanjut ia menjelaskan, PR berharap agar konsil kedokteran lepas dari tanggung jaabepkes. Jadi, epkes tidak lagi mengurus dokter, melainkan mengurus bagaimana mendidikmasyarakat dalam pen+egahan penyakit.

    #a pun mengkritik epkes yang menurut dia mengurus soal dokter pun tidak beres, baik soal dokter

    pegaai tidak tetap !P%% maupun kelanjutan dari dokter yang sudah mendapat pendidikanspesialis. "%idak ada kejelasan mereka mau dikemanakan," katanya.

    &edangkan pihak epkes tidak sepenuhnya mau melepaskan. epkes menginginkan konsilkedokteran hanya sebagai badan koordinasi, jadi bukan sebagai badan operasional. i RUUPraktik Kedokteran 3ersi pemerintah ini nanti akan dibentuk komite registrasi, komisi pendidikan,serti/ikasi, termasuk komisi untuk mengadili pengaduan. 4al inilah yang belum sampai pada titiktemu.

  • 7/21/2019 Badan Khusus Akan Tangani Malpraktik

    2/9

    enyangkut peradilan pro/esi, Komisi $## menyetujui usulan 5ayasan 2embaga Konsumen#ndonesia baha jika ada sengketa kedokteran, peradilan pro/esi harus masuk peradilan umumdengan membuat kamar sendiri, seperti peradilan niaga dan ada hakim ad ho+-nya.

    enurut %ibrani, RUU Praktik Kedokteran sebenarnya akan diselesaikan sebelum masa reses,namun karena enteri Kesehatan A+hmad &ujudi ternyata sibuk luar biasa menangani demamberdarah dengue, pembahasannya tertunda. !26K

    UU Praktik Kedokteran dalam Perspektif Malpraktik Medis

    Chrisdiono M Achadiat

    Ran+angan Undang-Undang Praktik Kedokteran !selanjutnya disebut RUU PK kini sedang dibahasdi PR dan banyak pihak menaruh harapan besar terhadap perangkat peraturan ini. Agakmengherankan memang, karena ternyata sampai saat ini #ndonesia adalah satu dari sedikit negarayang belum memiliki UU untuk mengatur praktik kedokteran, sedangkan negara yang tergolong"terbelakang" seperti $ietnam atau yanmar telah memiliki UU seperti itu sejak lama7

    eskipun terkesan agak terlambat, apabila RUU ini bisa lolos nantinya pastilah akan merupakan"terobosan" yang sangat bermakna bagi praktik kedokteran8 apalagi belakangan ini ramaidiberitakan dalam media +etak maupun elektronik mengenai pelbagai kasus berkaitan denganperselisihan antara dokter dan pasiennya.

    Bagaimana sebenarnya isi dari RUU itu, yang kini menjadi polemik hangat di kalangan pro/esikedokteran maupun masyarakat umum9

    Latar belakang, filosofi, dan tujuan

    Praktik kedokteran dalam pengertian luas pada hakikatnya adalah perujudan idealisme dan spiritpengabdian seorang dokter, sebagaimana yang diikrarkan dalam &umpah okter dan Kode tikKedokteran #ndonesia !K6K#. alam perkembangannya kemudian, seluruh aspek kehidupan didunia ini mengalami perubahan paradigma se+ara bermakna, termasuk dalam pro/esi kedokteran,

    dengan akibat terjadi pula perubahan orientasi dan moti3asi pengabdian tersebut pada dirisebagian dokter. &ebagai dampak perubahan yang semakin global, indi3idualistik, materialistik, danhedonistik tersebut, maka perilaku dan sikap tindak pro/esional di sebagian kalangan dokter jugaberubah.

    asyarakat kemudian juga semakin memandang negati/ pro/esi kedokteran karena melihat danmenyaksikan maraknya praktik-praktik kedokteran yang semakin jauh dari nilai-nilai luhur &umpahokter dan K6K#. asyarakat atau pasien !yang dalam terminologi bisnis kini disebutkonsumen, juga dalam konteks kontrak terapeutik7 merasa perlu "melindungi diri" terhadap perilakuhedonistik dan unethi+al para dokter itu.

    ateri Undang-Undang !UU :omor ; %ahun '

  • 7/21/2019 Badan Khusus Akan Tangani Malpraktik

    3/9

    Perlindungan Konsumen. Akan tetapi, benarkah RUU PK tersebut disusun sebagai reaksi terhadapUU :o ;)'

  • 7/21/2019 Badan Khusus Akan Tangani Malpraktik

    4/9

    Moralitas profesi

    0alaupun yang mengajukan RUU PK adalah kalangan dokter dan pro/esional medis, seyogianyatetap tidak meninggalkan nilai-nilai moralitas dan etika dari pro/esi ini, yakni kepentinganmasyarakat)pasien adalah di atas segala-galanya7

    :amun, klausul "kepentingan pasien di atas segala-galanya" itu juga harus tetap diba+a dalamkonteks keadilan dan keseimbangan dengan hak-hak asasi sang dokter7 Jadi, kalau doktermelanggar hukum, ia harus diproses se+ara hukum dan !jika bersalah7 dikenai sanksi hukum,sedangkan untuk pelanggaran etika kedokteran, sang dokter dikenai sanksi etika.

    asyarakat juga harus disadarkan baha sanksi maksimal untuk suatu pelanggaran etika adalahdikeluarkan dari komunitas penganut etika pro/esi, tidak ada sanksi berupa kurungan)penjara,denda atau ganti rugi bagi suatu pelanggaran etika7 Bahkan, dokter yang tak terbukti melanggaratau bersalah harus dipulihkan nama baiknya7

    ua substansi utama dalam RUU PK ialah mengenai Konsil Kedokteran #ndonesia !KK# danPeradilan isiplin Pro/esi %enaga edis !PP%. &edikit keheranan penulis adalah mengapa

    digunakan istilah Konsil !dari kosakata bahasa #nggris +oun+il, padahal kita telah memilikiterjemahannya, yakni ean. alam konteks itu pula, agaknya akan lebih tetap disebut sebagaiean Kedokteran #ndonesia. &ebagai perbandingan, badan PBB &e+urity 1oun+il tetapditerjemahkan ke dalam bahasa #ndonesia menjadi ean Keamanan, bukan Konsil Keamanan7

    alam RUU PK disebutkan baha KK# adalah suatu lembaga negara nonstruktural dan bersi/atindependen, "posisi"-nya di atas semua organisasi pro/esi kedokteran dan kedokteran gigi, sertasemua instansi pemerintah dan sasta yang terkait dengan pelayanan kesehatan. KK# bekerjaberlandaskan UU dan ber/ungsi mengatur, membina, dan menetapkan tenaga medis !dokter dandokter gigi untuk menjalankan praktik pro/esinya dalam kerangka peningkatan mutu pelayanankesehatan se+ara keseluruhan. KK# diangkat dan bertanggung jaab langsung kepada Presiden.

    Rin+ian tugas KK# adalah !Pasal ( RUU PK= !a elaksanakan registrasi terhadap semua tenagamedis8 !b enetapkan standar pendidikan bagi tenaga medis8 !+ enyaring, menapis danmerumuskan arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi !iptek medis dalam praktikkedokteran8 dan !d elakukan pembinaan dan pengaasan terhadap semua penyelenggaraanpraktik kedokteran.

    Keenangan dari KK# dalam Pasal ; sebenarnya lebih bersi/at "internal", yakni sepenuhnyaditujukan kepada para penyelenggara pelayanan kesehatan !dokter dan dokter gigi. &ebagai+ontoh, salah satu keenangan KK# adalah menyetujui atau menolak permohonan registrasi tenagamedis !Ayat ', menerbitkan atau men+abut registrasi tenaga medis !Ayat >. &elengkapnyakeenangan KK# ini dapat dilihat pada Boks '.

    Kemudian, setiap tenaga medis yang berpraktik harus memiliki &erti/ikat Registrasi %enaga edis!&R% sebagaimana disebutkan dalam Pasal ',@ persen. Kedua lembaga peradilan ini pada akhirnya tetap bermuara pada ahkamah Agung!A. 4al baru yang menarik dalam RUU PK ialah ditunjuknya hakim-hakim dalam PP% maupun

  • 7/21/2019 Badan Khusus Akan Tangani Malpraktik

    5/9

    P%P% yang terdiri atas para ahli hukum dan juga tenaga medis !yang terakhir ini disebutsebagai hakim ad ho+.

    %erobosan hakim ad ho+ ini sangat mengesankan, mengingat selama ini pelbagai keputusanhukum dalam bidang kedokteran a+ap kali dilakukan oleh para hakim yang murni ahli hukum dan

    dengan demikian sering pula tidak dapat memenuhi rasa keadilan !khususnya bagi para dokter.Banyak nuansa pro/esi kedokteran yang hanya dapat dirasakan, dijelaskan, dan dihayati olehorang-orang yang paham dengan pro/esi ini.

    4akikat perikatan)perjanjian dalam kontrak terapeutik misalnya adalah berdasarkan usaha yangsebaik-baiknya !inspanning3erbintenis dan bukan berdasarkan hasil semata !resultaat3erbintenis7Jadi, yang menjadi /okus dalam perkara perselisihan hukum kedokteran bukanlah sembuh atautidaknya pasien !ba+a= hasil7, melainkan apakah dokter itu sudah menjalankan pro/esinya dengansebaik-baiknya !ukuran tertinggi7 Para hakim yang memutuskan perkara perselisihan hukumkedokteran di negara-negara maju, misalnya, biasanya telah mendapat pengetahuan tambahanmengenai etika dan hukum kedokteran mengingat si/at dan hakikatnya yang sangat khas dan "agakberbeda" dengan hukum pada umumnya.

    engenai gugatan atau tuntutan hukum terhadap para tenaga medis, timbul pertanyaan mengenaisiapa yang dapat mengajukan tuntutan)gugatan atas kerugian yang ditimbulkan oleh praktik tenagamedis9 isebutkan dalam RUU PK baha "&etiap orang atau badan yang merasa dirugikan olehtindakan tenaga medis yang menjalankan praktiknya, dapat mengajukan tuntutan se+ara tertuliskepada PP%" !Pasal ;.

    asih belum +ukup jelas, apakah organisasi pro/esi kedokteran !seperti ## juga bisa mengajukantuntutan)gugatan terhadap anggotanya !ba+a= dokter7 yang melanggar UU ini9 Jika hal ini bisaterujud, akan merupakan terobosan bermakna dalam rangka pengaasan dan pembinaan oleh## terhadap perilaku para dokter atau tenaga medis lainnya. 4al ini mengingat selama ini ##terkesan hanya sebagai "ma+an ompong" bila berhadapan dengan pelanggaran-pelanggaranK6K# maupun pelanggaran hukum.

    Klausul ini juga masih menyisakan sedikit pertanyaan, bagaimana dengan dokter yang bekerja disuatu +orporate atau rumah sakit9 Apakah dokter itu bisa dituntut berdasarkan pasal ini jika iamelakukan kesalahan ketika sedang bekerja di +orporate tersebut dan bukan di tempatnyaberpraktik9

    asalah mendasar yang selama ini terjadi justru karena ## tidak pernah merasa terusik ataudirugikan kepentingannya oleh adanya pelbagai pelanggaran oleh anggotanya8 sehingga ##terkesan sangat tidak peka dan tidak peduli, padahal yang terjadi adalah pelanggaran etikakedokteran7 Kalaupun ada kepedulian itu, kemudian ## masih juga terjebak dalam paradigma"konyol" baha ## harus membela !kalau perlu se+ara all out7 para anggotanya7 &adar atau tidak,sikap ## yang seperti inilah yang "menjengkelkan" masyarakat dan sekaligus menghilangkankeper+ayaan kepada ## sebagai organisasi kaum pro/esional)dokter7

    alam pandangan penulis, seharusnyalah ## membina, mengaasi, dan kalau perlu menegur ataumemperingatkan para anggotanya agar selalu berperilaku dan bertindak dengan berpedoman padaK6K# dan &umpah okter sebagai landasan moral dan perilaku pro/esional. Jika teguran atauperingatan itu tidak digubris, ## dan organisasi pro/esi medik lain seyogianya diberi keenangan,keberdayaan, dan kesempatan untuk menuntut)menggugat tenaga medis)dokter tersebut !dan kinihal itu dimungkinkan oleh RUU PK9, baik yang anggota maupun bukan anggota ##.

    4akikat ## sebagai moral and ethi+al guard pro/esi kedokteran harus selalu menjadi a+uan dalamkiprahnya "mengaal" pro/esi yang !konon luhur dan mulia ini7 Penulis berpendapat baha "gigitaring" ## untuk men+abut rekomendasi i?in praktik yang diterbitkan oleh inas Kesehatan selamaini terasa sangat tumpul dan tidak e/isien, apalagi sekarang banyak dokter yang bukan anggota ##7

  • 7/21/2019 Badan Khusus Akan Tangani Malpraktik

    6/9

    &elanjutnya, Pasal ; juga menguraikan alasan-alasan bagi para pihak agar dapat mengajukangugatan)tuntutan !selengkapnya dapat dilihat dalam Boks >. Pasal ;< menyebutkan "Pengaduanhanya dapat diajukan dalam tenggang aktu paling lama > !dua tahun terhitung sejakdilakukannya tindakan medis tersebut". &ebagai alat bukti dalam mengajukan tuntutan tersebut,Pasal '** menyebutkan= !a surat-surat atau tulisan !persetujuan tindakan medis, +atatan medisdan bukti-bukti tulisan lainnya8 !b keterangan ahli8 !+ keterangan saksi8 !d pengakuan para pihak8dan !e pengetahuan hakim.

    &e+ara keseluruhan, semua kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanankesehatan tersebut diaasi dan dibina oleh suatu badan yang dibentuk khusus untuk keperluan itu,terdiri atas enteri Kesehatan !dan)atau aparat di baahnya dan organisasi pro/esi terkait !pasal'(

  • 7/21/2019 Badan Khusus Akan Tangani Malpraktik

    7/9

    +hi kung7, tetapi ia tidak pernah kuliah di CK dan kemudian menyelenggarakan praktik kedokterandengan metode sangat "aneh dan ajaib" yang tak dikenal dalam dunia kedokteran la?imnya.

    emikian pula dengan dokter umum !artinya tak pernah mengikuti pendidikan spesialisasi dandengan demikian tidak memiliki ija?ah maupun bre3et sebagai spesialis7 yang bertindak danberlaku sebagaimana dokter spesialis, termasuk melakukan pembedahan-pembedahan yang samasekali bukan keenangannya !"Perlukah KK DBersidangD Juga9", Kompas, >E))>>. ApakahUU PK yang akan diberlakukan nanti juga akan men+akup kasus-kasus seperti itu, allahualambisaab, karena sampai detik ini pun pelanggaran-pelanggaran seperti itu masih tetap marakberlangsung, alaupun telah berjalan bertahun-tahun se+ara terang-terangan7

    i pihak lain, masyarakat juga tampaknya belum siap terhadap suatu prosedur hukum denganadanya lembaga peradilan seperti PP% dan P%P%, di mana nanti hakim-hakimnya termasukyang ad ho+ !yakni tenaga medis7. &elama ini, masyarakat !dan media +etak)elektronik sudahterbiasa dengan street justi+e dan mengabaikan asas praduga tak bersalah !presumption o/inno+ent, yakni seringnya menyebut malpraktik untuk kasus yang belum diputuskan olehpengadilan, tanpa mempertimbangkan dampak yang timbul dari publikasi seperti itu. &eorangdokter yang belum pernah menjalani proses peradilan !dan dengan demikian belum terbuktibersalah atau tidak terkadang telah mendapat "3onis" malpraktik dan sekaligus memperoleh"hukuman" berupa +hara+ter assassination7

    :ah, hal-hal itulah yang sepertinya akan diupayakan untuk diakomodasi oleh RUU PK7 Baik tenagamedis maupun masyarakat)pasien diharapkan dan dimungkinkan dapat memenuhi hak dankeajiban masing-masing se+ara harmonis, jujur, /air, adil, dan seimbang.

    Rangkuman

    Para penyelenggara negara sebenarnya bisa belajar dari pengalaman keberadaan UU :o >*)'

  • 7/21/2019 Badan Khusus Akan Tangani Malpraktik

    8/9

    menjadi benar adanya jika suatu peraturan atau UU tidak dapat, tidak mampu, atau tidak maudilaksanakan)diimplementasikan se+ara konsisten-konsekuen alias "mandul"

    Kamis, 17 November 2005

    Kesehatan

    IDI Sumsel Akan Berikan Sanksi Berat bagi Dokter Mogok Kera

    Penulis: Yasland Aspani

    PALEMBANG--MIOL: Ketua Ikatan Dokter In!onesia "IDI# Sumatra Selatan "Sumsel#

    Mah$u!in NS menegaskan, akan menatuhkan sanksi atau hukuman tertentu ke%a!a %ara

    !okter $ang mogok kera !i &umah Sakit Moehama! 'oesin "&SM'# (alembang)

    Seumlah !okter !i rumah sakit itu mogok kera, seak bebera%a hari lalu) Merekamenolak Basri (alu sebagai Dirut &SM' (alembang $ang baru)

    Ber!asarkan %antauan Media, Kamis "17*11# %ela$anan kesehatan !i rumah sakit itu

    berangsur+angsur normal, meski%un %ara !okter %enentang Basri (alu masih teta% ti!ak

    mau menalankan tugasn$a) (ara %asien !an arga $ang berobat ter%aksa !ila$ani !okterben-ana alam $ang !iterunkan manaemen &SM')

    ./alau%un !oktern$a tak sesuai, ta%i kami bisa berobat tan%a halangan se%erti aktu

    mogok kemarin,. uar &uskan, , seorang arga $ang berobat kontrol !i bagian

    (en$akit Dalam)

    'al $ang sama !ikatakan /artini, 5, arga Sukabangun) .Sa$a berobat mata !an telah!i%eriksa !engan baik) 3ak a!a antrean %anang,. kata ibu berka-amata ini)

    Ketua IDI Sumsel Mah$u!in, $ang uga /akil 4ubernur Sumsel menegaskan, aksi

    mogok %ara !okter itu melanggar kote etik ke!okteran !an sum%ah !okter)

    .Sebenarn$a sesama !okter itu bersau!ara !an !okter tak boleh menelantarkan %asien,a%alagi mogok) Ini kan su!ah keterlaluan,. uar Mah$u!in ke%a!a Mediausai membuka

    Mus!a 4a%ensi II Sumsel !i 'otel Sarna Di%a, (alembang, Kamis)

    Mah$u!in men$ebutkan, sebenarn$a %ara !okter $ang menentang keha!iran Basri (alu

    itu meru%akan hak asasi mereka, ta%i %ara !okter sama sekali tak boleh mogok !anmenelantarkan %asien) .Sekarang kami masih beri toleransi) 3a%i kalau sam%ai berlarut+

    larut %ara !okter mogok itu akan kami berikan sanki berat, se%erti %en-abutan iin

    %raktek).

    Mah$u!in menambahkan kon!isi &SM' su!ah kon!usi6) Dia men$arankan ke!ua belah%ihak !u!uk satu mea men-ari solusi kemelut !i rumah sakit %emerintah tersebut)

  • 7/21/2019 Badan Khusus Akan Tangani Malpraktik

    9/9

    Seauh ini IDI setem%at belum menerima i!entitas !okter $ang meogok kera tersebut).Sam%ai sekarang sia%a $ang mogok itu kami belum tahu,. uar Mah$u!in)

    Seorang %enentang Basri (alu, (ro6 sman Sai! menegaskan ti!ak takut !iberi sanksi

    oleh sia%a %un, termasuk oleh IDI Sumsel) .Sa$a ti!ak takut, kalau %eruangan itu benar

    tentu a!a resiko, ini $ang kami tanggung) 8agi %ula, sa$a ini bukan !okter DinasKesehatan, ta%i !okter !ari Dikbu! !an (erguruan 3inggi,. elas sman Sai! $ang uga

    !a9i terkenal !i (alembang ini)

    sman men$ebutkan, aksi mogok tersebut sebagai bentuk %enolakan %ara !okter ataskeha!iran Basir (alu) Selama Basir (alu a!i Dirut &SM', kata !okter ahli kan!ungan

    itu, kami teta% menolak) "A:*;8+02#