bacaan

4
Sindrom Nefrotik Steroid Sebelum dilakukan terapi steroid, periksalah BB dan TB secara rutin setiap hari untuk memonitor berkurang atau bertambahnya edema. Pemberian kortikosteroid berdasarkan ISKDC (International Study Of Kidney Disease In Children); prednison dosis penuh: 60 mg/m 2 luas permukaan badan/hari atau 2 mg/kgBB/hari (maximal 80 mg/kgBB/hari) selama 4 minggu dilanjutkan pemberian prednison dosis 40 mg/kgBB/m 2 luas permukaan badan/hari atau 2/3 dosis penuh, yang diberikan 3 hari berturut-turut dalam seminggu (intermitten dose) atau selang hari (alternating dose) selama 4 minggu. Bila terjadi relaps diberikan prednison dosis penuh seperti terapi awal sampai terjadi remisi (maksimal 4 minggu), kemudian dosis diturunkan menjadi 2/3 dosis penuh. Bila terjadi relaps sering atau resisten steroid, lakukan biopsi ginjal. Pada beberapa penderita yang mengalami resisten terhadap steroid diberikan : a. Siklofosfamid (CPA) Pengamatan selama 5 tahun pada pemberian secara oral siklofosfamid (2-3mg/kgBB/hari) dan prednison (1mg/kgBB secara alternating day) selama 8-12 minggu dapat terjadi remisi pada 69% pasien dengan SNRS. Pemberian siklofosfamid secara intravena sebulan sekali juga efektif tetapi apakah mempunyai kelebihan daripada pemberian secara oral masih belum jelas. b. Siklosporin A (CsA) Siklosporin A (CsA) merupakan obat pengganti steroid yang efektif dan aman dalam pengobatan sindrom nefrotik. Mekanisme kerja CsA adalah menghambat produksi IL-2. Angka respon terhadap pemberian CsA saja sebesar 30%,

Upload: laras-sati

Post on 16-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

--

TRANSCRIPT

Page 1: Bacaan

Sindrom Nefrotik

SteroidSebelum dilakukan terapi steroid, periksalah BB dan TB secara rutin setiap hari untuk

memonitor berkurang atau bertambahnya edema. Pemberian kortikosteroid berdasarkan ISKDC (International Study Of Kidney Disease In Children); prednison dosis penuh: 60 mg/m2 luas permukaan badan/hari atau 2 mg/kgBB/hari (maximal 80 mg/kgBB/hari) selama 4 minggu dilanjutkan pemberian prednison dosis 40 mg/kgBB/m2luas permukaan badan/hari atau 2/3 dosis penuh, yang diberikan 3 hari berturut-turut dalam seminggu (intermitten dose) atau selang hari (alternating dose) selama 4 minggu.

Bila terjadi relaps diberikan prednison dosis penuh seperti terapi awal sampai terjadi remisi (maksimal 4 minggu), kemudian dosis diturunkan menjadi 2/3 dosis penuh. Bila terjadi relaps sering atau resisten steroid, lakukan biopsi ginjal. 

Pada beberapa penderita yang mengalami resisten terhadap steroid diberikan :a. Siklofosfamid (CPA)

Pengamatan selama 5 tahun pada pemberian secara oral siklofosfamid (2-3mg/kgBB/hari) dan prednison       (1mg/kgBB secara alternating day) selama 8-12 minggu dapat  terjadi remisi pada 69% pasien dengan SNRS. Pemberian siklofosfamid secara intravena sebulan sekali juga efektif tetapi apakah mempunyai kelebihan daripada pemberian secara oral masih belum jelas.

b. Siklosporin A (CsA)Siklosporin A (CsA) merupakan obat             pengganti steroid yang efektif dan aman dalam pengobatan sindrom nefrotik. Mekanisme kerja         CsA adalah menghambat produksi IL-2.             Angka             respon terhadap pemberian CsA saja             sebesar 30%, sedangkan dengan pemberianCsA yang dikombinasi dengan      steroid sebesar 40-50%.

c. Metilprednisolon pulseProtokol pengobatan dengan metilprednisolon pulse bersamaan dengan prednison atau siklofosfamid oral, dapat memberikan remisi total pada pasien dengan SNRS kelainan minimal atau GSFS. Protokol pengobatan metilprednisolon pulse tersebut dikenal sebagai protokol Mendoza.

DiuretikBiasanya diberikan loop diuretic seperti furosemid 1-2 mg/kgBB/hari, Pada pemakaian

diuretik lebih lama dari 1-2 minggu perlu dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium dan natrium). Bila pemberian diuretik tidak berhasil mengurangi edema (edema refrakter), biasanya disebabkan oleh hipovolemia atau hipoalbuminemia berat(kadar albumin ≤ 1 g/dL), dapat diberikan infus albumin 20-25%.

Efek samping furosemide adalah mulut terasa kering, merasa lelah. Pemberian dengan jangka waktu lama dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan elektrolit.

Page 2: Bacaan

Mekanisme kerja furosemida adalah menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel tubuli ginjal. Furosemida meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, kalium dan tidak mempengaruhi tekanan darah yang normal.

Infus albumin 20-25%Infus albumin 20-25% dengan dosis 1g/kgBB selama 4 jam untuk menarik cairan dari

jaringan interstisial, dan diakhiri dengan pemberian furosemid intravena 1-2 mg/kgBB. Bila pasien tidak mampu dari segi biaya, dapat diberikan plasma sebanyak 20 ml/kgBB/hari secara perlahan-lahan 10 tetes/menit untuk mencegah terjadinya komplikasi dekompensasi jantung.

Efek samping infus albumin yaitu hipotensi, mual, dll.Pemberian plasma berpotensi menyebabkan penularan infeksi hepatitis, HIV, dan lain

lain.

Diet tinggi protein, rendah garam Istirahat

GNAPS

IstirahatIstirahat 3-4 minggu untuk memberi kesempatan ginjal untuk pulih

AntibiotikPenicillin Prokain dengan dosis 50.000 U/KgBB/hari. Pemberian penisilin ini dianjurkan

hanya untuk 10 hari. Pemberian penisilin dapat dikombinasi dengan amoksislin 50 mg/kg BB dibagi 3 dosis selama 10 hari. Jika alergi terhadap golongan penisilin, diganti dengan eritromisin 30 mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis.

Pengobatan antibiotik dapat mencegah penyebaran kuman di masyarakat sehingga akan mengurangi kejadian GNAPS dan mencegah wabah Diet

Perhatikan konsumsi garam. Bila edema berat, diberikan makanan tanpa garam, sedangkan bila edema ringan, pemberian garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari.

Gagal Jantung Kanan Penghambat ACE (Angiotensin-converting enzyme)

Obat ini bekerja untuk mengurangi beban kerja jantung. Lisinopril 2,5-5 mg/hari Enalapril 2,5 mg/hari Perindopril 2 mg / hari

Diuretik

Page 3: Bacaan

Biasanya diberikan diuretik kuat seperti furosemid dengan dosis awal 40mg od, dan dosis ditingkatkan sampai dicapai diuresis yang cukupE.S : Mulut kering, mudah lelah, mual, muntah