babv arah dan strategi pengembangan pertanian di …

5
BABV ARAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI LAHAN SULFAT MASAM Pengembangan lahan (land development) disyaratkan untuk mewadahi tiga keadaan masyarakat, yaitu (I) masyarakat hegemon i, (2) masyarakat epistemologis, dan (3) masyarakat ekologis. Masyarakat hegemoni, epistemologis, dan ekologis mempunyai perbedaan dasar pendekatan dalam pengembangan. Kalau masyarakat hegemoni mendasarkan pengembangan atas keinginan atau kekuasaan, masyarakat epistemologis mendasarkan pada pengetahuan sebagai pedoman dalam mentransformasi, dan masyarakat ekologis mendasarkan pada asas kesesuaian dengan lingkungan. Pendekatan yang hanya didasarkan kekuasaan (hegemoni) dan pengetahuan (epistemologi), tanpa kesesuaian lingkungan (ekologis) lebih bersifat konstruktif, tetapi tidak adaptif. Namun, apabila pengembangan hanya didasarkan kekuasaan dan lingkungan, tanpa pengetahuan, menjadi bersifatadaptif, tetapi tidak konstruktif. Demikian juga kalau hanya berdasarkan kekuasaan dan pengetahuan akan bersifat destruktif, tetapi tidak adaptif. Pola pendekatan kekuasaan sebagai contoh adalah adanya regulasi-regulasi sepihak oleh pemerintah, pendekatan pengetahuan adalah model-model atau pola pengembangan yang disusun oleh para ahli/pakar tanpa memperhatikan karakteristik sumber daya alam dan kearifan lokal setempat (Iingkungan), dan pendekatan lingkungan adalah pola pengembangan tradisional, tertinggal, dan tidak efisien. Oleh karena itu, ketiga keadaan dan corak masyarakat dipadukan dalam satu kesatuan sehingga dapat dicapai yang disebut dengan pengembangan lahan berkelanjutan yang bersifat konstruktif, adaptif, dan tidak destruktif(Gambar II). Pengelolaan Lahan Sulfat Masam untuk Pertanian Berkelanjutan 41

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BABV ARAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI …

BABV

ARAH DAN STRATEGI PENGEMBANGANPERTANIAN DI LAHAN SULFAT MASAM

Pengembangan lahan (land development) disyaratkan untuk mewadahitiga keadaan masyarakat, yaitu (I) masyarakat hegemon i, (2) masyarakatepistemologis, dan (3) masyarakat ekologis. Masyarakat hegemoni, epistemologis,dan ekologis mempunyai perbedaan dasar pendekatan dalam pengembangan. Kalaumasyarakat hegemoni mendasarkan pengembangan atas keinginan atau kekuasaan,masyarakat epistemologis mendasarkan pada pengetahuan sebagai pedoman dalammentransformasi, dan masyarakat ekologis mendasarkan pada asas kesesuaiandengan lingkungan. Pendekatan yang hanya didasarkan kekuasaan (hegemoni) danpengetahuan (epistemologi), tanpa kesesuaian lingkungan (ekologis) lebih bersifatkonstruktif, tetapi tidak adaptif. Namun, apabila pengembangan hanya didasarkankekuasaan dan lingkungan, tanpa pengetahuan, menjadi bersifatadaptif, tetapi tidakkonstruktif. Demikian juga kalau hanya berdasarkan kekuasaan dan pengetahuanakan bersifat destruktif, tetapi tidak adaptif.

Pola pendekatan kekuasaan sebagai contoh adalah adanya regulasi-regulasisepihak oleh pemerintah, pendekatan pengetahuan adalah model-model ataupola pengembangan yang disusun oleh para ahli/pakar tanpa memperhatikankarakteristik sumber daya alam dan kearifan lokal setempat (Iingkungan), danpendekatan lingkungan adalah pola pengembangan tradisional, tertinggal, dantidak efisien.

Oleh karena itu, ketiga keadaan dan corak masyarakat dipadukan dalamsatu kesatuan sehingga dapat dicapai yang disebut dengan pengembangan lahanberkelanjutan yang bersifat konstruktif, adaptif, dan tidak destruktif(Gambar II).

Pengelolaan Lahan Sulfat Masam untuk Pertanian Berkelanjutan 41

Page 2: BABV ARAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI …

PLB:• Adaptif

Kol1struktifdan Destruktif

yangSeimbang

•WISDOM

Hegemonisyang

didasarkanpada norma,

ilmu, dan seni

Gambar II. Pola pengembangan lahan berkelanjutan (PLl3)

5.1 ARAH PENGEMBANGAN

Berdasarkan potensi dan permasalahan teknis, sosial ekonomi, danlingkungan hidup termasuk perubahan iklim yang dihadapi, maka pengembanganpertanian di lahan sulfat masam diarahkan pada lahan sulfat masam yang tersedia(existing) dan lahan bongkor (terdegradasi). Dasar-dasar pengembangan selainbertolak dari karakteristik sumber daya lahan (existing dan bongkor), sumber dayamanusia atau petani, infrastruktur (jaringan tata air) juga teknologi inovatif yangtersedia sehingga dapat disusun prioritas sebagai berikut:I. Apabila sumber daya lahan (existing), sumber daya manusia tersedia,

dan infrastruktur jaringan tata air makro sudah dibangun, tetapi teknologipengelolaan belum tersedia secara memadai, maka wilayah ini dapat menjadiprioritas pertama untuk dikembangkan melalui optimalisasi lahan.

2. Apabila sumber daya lahan (terlantar) dan sumber daya manusia tersedia,dan infrastruktur atau jaringan tata air makro sudah dibangun, tetapiteknologi pengelolaan belum tersedia secara memadai, maka wilayah inidapat menjadi prioritas kedua untuk dikembangkan melalui pencetakansawah.

3. Apabila sumber daya lahan (terlantar) dan infrastruktur atau jaringan tataair belum dibangun sedangkan sumber daya lainnya tidak tersedia, makawilayah ini dapat menjadi prioritas ketiga untuk dikembangkan melaluipembukaan atau reklamasi lahan baru dan didukung programtransmigrasi.

4. Apabila sumber daya lahan (terlantar) tersedia, sedangkan sumber dayalainnya tidak tersedia, maka wilayah ini dapat menjadi prioritas keempatuntuk dikembangkan di masa mendatang dengan identifikasi sekarang.

42 Penge/o/aan Lahan Su/fat Masam untuk Pertanian Berke/anjutan

Page 3: BABV ARAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI …

Ketersediaan sumber daya manusia dan infrastruktur atau jaringan tataair makro merupakan prasyarat utama dalam pengembangan lahan suIfat masamuntuk pertanian secara berkelanjutan. Berdasarkan latar belakang dan tujuanpengembangan pertanian secara berkelanjutan atau ramah lingkungan, maka sistempertanian di lahan sulfat masam diarahkan antara lain:I. Peningkatan produktivitas melalui optimalisasi lahan dan intensifikasi

pertanian, antara lain perbaikan pengelolaan air, penataan lahan, pengolahantanah, pemberian bahan organik dan bahan amelioran, penggunaan varietasunggul, dan pemupukan berimbang.

2. Perluasan areal melalui pembukaan atau pencetakan sawah melaluiidentifikasi dan karakterisasi lahan secara rinci dan analisis dampaklingkungan.

3. Perbaikan kelembagaan petani dan kelembagaan pendukung, termasukrevitalisasi kelompok tani, keuangan/modal/investasi, dan pemasaran.

4. Peningkatan pendapatan petani melalui perbaikan pola tanam, diversifikasitanaman, dan peningkatan nilai tambah melalui pengolahan hasil.

5. Pengendalian lingkungan melalui pengelolaan pencemaran akibat oksidasipirit dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui perakitan teknologimitigasi dan adaptasi sehingga dihasilkan teknologi inovasi pertanian yangramah lingkungan.

5.2 STRATEGI PENGEMBANGAN

Pengelolaan lahan suIfat masam ke depan terkait dengan banyak bidangatau sektor sehingga memerlukan keserasian dan sinergi secara konpensatif.Dalam hal ini perkembangan lahan sulfat masam juga menunjukkan keterkaitandengan pengembangan infrastruktur jaringan tata air, transportasi jalan, pabrikindustri pertanian, kelistrikan, pendidikan, dan kesehatan. Perkembangan lahansulfat masam pad a hakikatnya juga pembangunan manusia seutuhnya sehinggapembinaan mental-spiritual, etos kerja, dan semangat gotong royong, tolong-menolong atau kebersamaan diperlukan melalui kegiatan-kegiatan kelembagaankemasyarakatan, termasuk keagamaan dalam konteks pembaharuan.

Sejalan dengan arah dan tujuan yang ingin dicapai, maka strategidan langkah-langkah operasional dalam pengembangan lahan sulfat masammemerlukan perhatian terhadap aspek teknis, sosial ekonomi, dan lingkunganmelalui an tara lain: (1) revitalisasi prasarana dan saran a jaringan tata air,(2) perbaikan pelayanan dan kelembagaan petani dan pendukungnya, (3) percepatanadopsi teknologi dalam peningkatan produktivitas, peningkatan pendapatan petani,dan penurunan emisi GRK, serta (4) peningkatan kapasitas dan partisipasi petani(Tabel 11 dan 12).

Pengelolaan Lahan Sulfat Masam untuk Pertanian Berkelanjutan 43

Page 4: BABV ARAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI …

Tabel II. Stratcgi pengembangan lahan sui Catmasam pada aspck teknis

Tujuan Pengembangan Strategi PengembanganPrioritas Pengembangan

,SMP SMA'.

Revitalisasi prasarana I. Perbaikan dan pembuatan jaringan XXX XXXdan sarana jaringan tata tata air mikro dan makroair 2. Perbaikan dan pembuatan pintu- XXX XXX

-, ~ pintu (jIapgate) air di tersier danstop log di kuarter serta sekunder

3. Perbaikan dan pembuatan jalan XX XXXusahatani dan jalan desa

Meningkatkan I. Pemanfaatan tcknologi XXX XXXproduktivitas melalui pcngelolaan air, tanah, tanamanoptimalisasi lahan dan serta pemulihan lahan terdegradasiintensifikasi pertanian 2. Penerapan sistem surjan dan XXX XX

diversifikasi komoditas yangbemilai jual tinggi

3. Penggunaan varietas unggul yang XXX XXadaptifdengan potensi hasil 6-8 tGKG/ha

4. Peningkatan intensitas tanam dan/ XXX XXatau perbaikan pola tanam melaluikatam rawa

Meningkatkan peran I. Pcmbentukan dan penyegaran XX XXXdan fungsi kelembagaan (konsolidasi) kclompok tani danpetani dan pendukung Gapoktansebagai pendorong 2. Pembentukan dan penyegaran XX XXXmenuju agroindustri (konsolidasi) kelompok pengguna

pemakai air (P3A)3. Pend irian dan penyebaran kios

saprodi (penyedia bibit, pupuk, XXX XXXpestisida), dan bengkel/pcnyediaalsintan (traktor dan sebagainya)

Meningkatkan I. Pengembangan integrasi tanaman XXX XXXpendapatan petani dan temak, atau tanaman dandengan peningkatan perikanan untuk meningkatkannilai tambah produk pendapatan petani

2. Pengembangan usaha industri XXX XXXrumah tangga dalam pengolahanhasil pertanian, perkebunan,peri kanan, dan petemakan

3. Perluasan pasar dengan XXX XXXpeningkatan pengolahan hasil danpengemasan hasil olahan dalambentuk yang lebih maju

44 Pengelolaan Lahan Sulfat Masam untuk Pertanian Berkelanjutan

Page 5: BABV ARAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI …

Tabel II. Strategi pengembangan lahan suI fat masam pada aspek teknis (lanjutan)

Tujuan Pengembangan Strategi PengembanganPrioritas Pengembangan

SMP SMA

Peningkatan adaptasi I. Penggunaan varietas toleran XXX XXXterhadap perubahan masam dan keracunan Fe, AI,iklim dengan asam organik, dan salinitaspengembangan varietas 2. Penggunaan varietas toleran XX XXtoleran cekaman kekeringanlingkungan 3. Penggunaan varietas tahan OPT XXX XXX

4. Penggunaan varietas umur genjah XXX XXX

Mitigasi emisi GRK I. Pembuatan tabat-tabat pada XXX XXXdengan pengaturan setiap saluran drainase untukmuka air, mulsa, dapat menyimpan air pada musimvarietas, dan ameliorasi kemarau XXX XXX

2. Pemberian mulsa XXX XXX3. Penggunaan varietas rendah emisi XXX XXX4. Pemberian bahan amelioran dan

efisiensi pemupukan

Rcklamasi atau pembu- 1. Identifikasi, inventarisasi (SID), XX Xkaan lahan baru dan audit sumber daya lahan

Keterangan: XXX = prioritas utama; XX = prioritas sedang, X = prioritas rendah

Tabel 12. Strategi pengembangan lahan sulfat masam pada aspek sosial ekonomi

Tujuan Pengembangan Strategi Pengembangan

Mendorong gerakan terbentuknyaopini yang baik dan benar terhadappotcnsi lahan-Iahan sulfat masamsebagai wilayah pertumbuhanekonomi dan agribisnis baru

I. Penyuluhan dan diseminasi dalam bentukdemonstrasi plot secara merata tersebar pada setiaplokasi lahan sulfat masam di kabupaten (eksposenasional)

2. Pelaksanaan seminar internasional dan nasional(Pekan Pertanian Rawa Nasional/lnternasional)untuk menunjukkan potensi lahan sulfat masamsecara real atau nyata

Meningkatkan perhatiansecara sungguh-sungguh untukpengembangan lahan suI Catmasam terkait dengan pengentasankcmiskinan dan pendapatan daerahberbasis agroindustri

1. Perancangan daerah binaan sebagai tempatpembelajaran dan pelatihan bagi petani dan pejabatJpetugas dalam pernberdayaan lahan rawa sulfatmasam lebih progresif

2. Pengembangan lahan suIfat masam skala estate(> 1.000 ha) yang dikelola secara terintegrasidengan dukungan pemerintah pusatJprovinsi!kabupaten dan swasta (CSR) dari hulu sampai hilirdalam bentuk agroindustri

Pengelolaan Lahan Sulfat Masam untuk Pertanian Berkelanjutan 45