babii tinjauanpustaka ) dan perkembangan (development...

35
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Tumbuh Kembang 2.1.1 Definisi Tumbuh Kembang Pertumbuhan (Growth) dan perkembangan (Development) memiliki definisi yang sama yaitu sama-sama mengalami perubahan, namun secara khusus keduanya berbeda. Pertumbuhan menunjukan perubahan yang bersifat kuantitas sebagai akibat pematangan fisik yang di tandai dengan makin kompleksnya sistem jaringan otot, sistem syaraf serta fungsi sistem organ tubuh lainnya dan dapat di ukur (Yuniarti, 2015). Depkes (2006, dalam Yuniarti, 2015) pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Pertumbuhan dapat di ukur secara kuantitatif, yaitu dengan mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas terhadap umur, untuk mengetahui pertumbuhan fisik. Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes, 2006).

Upload: duongkhanh

Post on 29-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tumbuh Kembang

2.1.1 Definisi Tumbuh Kembang

Pertumbuhan (Growth) dan perkembangan (Development) memiliki

definisi yang sama yaitu sama-sama mengalami perubahan, namun secara

khusus keduanya berbeda. Pertumbuhan menunjukan perubahan yang

bersifat kuantitas sebagai akibat pematangan fisik yang di tandai dengan

makin kompleksnya sistem jaringan otot, sistem syaraf serta fungsi sistem

organ tubuh lainnya dan dapat di ukur (Yuniarti, 2015).

Depkes (2006, dalam Yuniarti, 2015) pertumbuhan ialah

bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler,

bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau

keseluruhan. Pertumbuhan dapat di ukur secara kuantitatif, yaitu dengan

mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas

terhadap umur, untuk mengetahui pertumbuhan fisik.

Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif. Perkembangan

adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam

kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan

kemandirian (Depkes, 2006).

Page 2: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

11

2.1.2 Prinsip Tumbuh kembang

Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terus

menerus. Prinsip tumbuh kembang : Perkembangan merupakan hal yang

teratur dan mengikuti rangkaian tertentu, perkembangan merupakan hal yang

kompleks, dapat diprediksi, dengan pola konsisten dan kronologis dan

perkembangan adalah sesuatu yang terarah dan berlangsung terus menerus,

dalam pola sebagai berikut (Dwienda, dkk 2014) :

a. Cephalocaudal : merupakan rangkaian pertumbuhan berlangsung

terus dari kepala ke arah bawah bagian tubuh. Contohnya bayi

biasanya menggunakan tubuh bagian atas sebelum mereka

menggunakan tubuh bagian bawahnya (Santrock, 2011).

b. Proximodistal : perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat

(proximal) tubuh ke arah luar tubuh (distal). Contohnya, anak-anak

belajar mengembangkan kemampuan tangan dan kaki bagian atas

baru kemudian bagian yang lebih jauh, dilanjutkan dengan

kemampuan menggunakan telak tangan dan kaki dan akhirnya jari-jari

tangan dan kaki (Papilia, dkk, 2010).

c. Differentiation yaitu ketika perkembangan berlangsung terus dari

yang mudah ke arah yang lebih kompleks. Sedangkan sequential yaitu

perkembang yang kompleks, dapat diprediksi, terjadi dengan pola

yang konsisten dan kronologis seperti tengkurap-merangkak-berdiri-

berjalan. Setiap individu cenderung mencapai potensi maksimum

perkembangannya (Yuniarti, 2015).

Page 3: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

12

2.1.3 Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya

ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan,

lingkar dada, dan lain-lain. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi

hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya

kelenjer timur, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.

Dalam pertumbuhan juga terdapat ciri baru seperti adanya rambut pada

daerah aksila, pubis atau dada sedangkan perkembangan selalu melibatkkan

proses pertumbuhan yang diikuti dengan perubahan fungsi, seperti

perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan fungsi kelamin.

Perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau

bagian proksimal ke bagian distal. Perkembangan memiliki tahapan yang

berurutan dari kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju hal

kemampuan hal yang sempurna. Setiap individu memiliki kecepatan

perkembangan yang berbeda (Hidayat, 2008).

2.1.4 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan

Tahapan perkembangan memiliki beberapa masa pertumbuhan,

sebagai berikut (Yuniarti, 2015) : 1). Masa pranatal, sejak konsepsi sampai

kelahiran. Proses pertumbuhan berlangsung cepat 9 bulan 10 hari. 2). Masa

bayi dan anak 3 tahun pertama. Pada anak usia tersebut anak batita memiliki

kelekatan emosi dengan orang tua, suka berkhayal, egosentris. 3). Masa anak-

anak awal (early childhood), dimulai usia 4-5 tahun 11 bulan. Anak masih terikat

kepada orang tua, namun sudah mulai belajar mandiri, keinginanan

besosialisasi dengan temans sebaya, dan masa ini masih meliputi kegiatan

Page 4: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

13

bermain sendiri. 4). Masa anak tengah (Middle childhood), dimulai usia 6-9

tahun. Pada usia ini anak berada pada taraf operasional konkrit, anak mampu

melakukan tugas-tugas seperti berhitung sederhana tetapi belum bersifat

kompleks. Dimana anak mulai mengembangkan kepribadiaan, konsep diri,

sosial, dan akademis. 5). Masa anak akhir (Late childhood), dimulai usia 10-12

tahun. Pada masa ini anak melakukan aktifitas menyita energi, karena

pertumbuhannya masuk ke awal remaja dimana fungsi-fungsi hormon mulai

aktif dan anak pada usia tersebut lebih banyak terlibat dalam kegiatan games

with rules dimana kegiatan anak lebih banyak dikendalikan oleh peraturan

permainan. 6). Masa remaja (adolecence), dimulai usia 13-21 tahun. Pada masa

ini merupakan masa transisi, yaitu dari masa anak-anak ke masa dewasa,

biasanya pada usia tersebut cendrung egosentris, tidak mau dikekang,

revolusioner guna mencari jati diri. 7). Masa dewasa muda (young adulthood),

dimulai usia 22-40 tahun. Secara kognitif pada usia tersebut mereka sudah

menyelesaikan pendidikan dan mulai mengembangkan karir. 8). Masa dewasa

tengah (Middle adulthood), dimulai usia 41-60 tahun. Masa ini dimana kondisi

fisik menurun, masa penuh tantangan, tetapi mereka berhasil membentuk

kepribadian terintegritas justru akan bersikap bijaksana dan mampu

membmbing anak-anaknya. 9). Masa dewasa akhir (Late adulthood), usia 60

tahun keatas. Pada usia tersebut, kondisi fisik sudah menurun, cepat lelah dan

stimulus lambat sehingga sering terjadi stress.

Menurut Piaget dalam Syamsussabri (2013), perkembangan kognitif

anak dari usianya sangat berbeda. Perkembangan kognitif ini meliputi

kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan kemampuan mengakses

Page 5: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

14

informasi, berfikir logis, memecahkan masalah kompleks menjadi simpel dan

memahami ide yang abstrak menjadi konkrit.

1. Pada tahap sensori-motor (0-2 tahun) perilaku anak banyak

melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat

berpikir.

2. Pada tahap pra operasional (2-7 tahun) pada tahap ini operasi

mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Anak belajar

menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran

dan kata-kata. Mereka hanya menggunakan penalaran intuitif

bukan logis dan mereka cenderung egosentris.

3. Pada tahap operasional konkrit (7-12) anak sudah mampu

menggunakan logika serta mampu mengklasifikasikan objek

menurut berbagai macam cirinya seperti, tinggi, besar, kecil,

warna, bentuk, dan seterusnya.

4. Pada tahap operasional-formal (mulai 12 tahun) anak dapat

melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek-objek

yang ia pikirkan. Pola pikir menjadi lebih fleksibel melihat

persoalan dari berbagai sudut yang berbeda.

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Setiap individu akan mengalami siklus yang berbeda pada kehidupan

manusia dapat secara cepat maupun lambat tergantung individu dan

lingkungannya. Proses cepat dan lambat tersebut dapat dipengaruhi oleh

faktor herediter, faktor lingkungan dan faktor hormonal.

Page 6: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

15

1. Faktor Herediter

Faktor herediter meliputi bawaan, jenis kelamin, ras dan suku bangsa.

Faktor ini ditentukan dengan intensitas, kecepatan dalam pembuahan sel telur,

tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, usia pubertas dan

berhentinya pertumbuhan tulang. Pertumbuhan dan perkembangan anak

dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir akan cenderung lebih cepat

dibandingkan dengan anak perempuan serta akan bertahan sampai usia

tertentu. Baik anak laki-laki maupun perempuan akan mengalamai

pertumbuhan yang lebih cepat ketika mereka mencapai masa pubertas

(Hidayat, 2008).

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan memiliki faktor yang memegang peran penting

dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah di miliki. Faktor

lingkungan ini meliputi lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal.

Lingkungan prenatal atau lingkungan dalam kandungan juga meliputi gizi

pada saat ibu hamil, lingkungan mekanis, zat kimia atau toksin dan hormonal.

Sedangkan lingkungan postnatal atau lingkungan setelah lahir dapat

mempengaruhi tumbuh kembang anak seperti budaya lingkungan, sosia;

ekonomi keluarga, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi anak dalam

keluarga dan status kesehatan (Hidayat, 2008).

3. Faktor Hormonal

Hormon somatotropin (growth hormone) berperan dalam

mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya

proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal. Hormon tiroid berperan

menstimulasi metabolisme tubuh. Hormon glukokortikoid mempunyai fungsi

Page 7: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

16

menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis (untuk memproduksi

testoteron) dan ovarium (untuk memproduksi estrogen), selanjutnya hormon

tersebut akan menstimulasi perkembangan seks, baik pada laki-laki maupun

perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya (Kompasiana, 2010).

2.2 Konsep Kebutuhan Nutrisi

2.2.1 Definisi Kebutuhan Nutrisi

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, dimana manfaat

nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan

perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit. Nutrisi

adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nuwer, 2008).

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia

untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan

menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh

serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang

makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan

keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto,

2006).

2.2.2 Jenis-Jenis Nutrisi

1. Karbohidrat

Page 8: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

17

Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80 % energi di

hasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4

kilokalori (kkal). Karbohidrat yang di simpan dalam hati dan otot berbentuk

glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit (Tarwoto, 2006).

Fungsi karbohidrat adalah membuat cadangan tenaga tubuh,

pengaturan metabolisme lemak, untuk efisiensi penggunaan protein dan

memberikan rasa kenyang. Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan

pokok, yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, sagu,

singkong dan lain-lain (Gulo, 2014).

Kekurangan karbohidrat mengakibatkan kurangnya tenaga dan tubuh

menjadi lemah, lemahnya daya pikir karena otak dan sistem saraf

membutuhkan glukosa sebagai sumber energi, serta terhambatnya

metabolisme lemak. Sedangkan kelebihan karbohidrat dapat menyebabkan

kegemukan dan obesitas. Hal ini terjadi karena kelebihan karbohidrat akan

disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot dan sebagiannya akan

di ubah menjadi lemak sebagai cadangan energi (Widodo, 2009).

2. Protein

Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan

mengganti jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk

sederhana dai protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam

jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat

disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat dari makanan. Jenis asam amini

esensial diantaranya lisin, trptofan, fenilalanin, leusin (Tarwoto, 2006).

Sumber protein berasal dari protein hewani dan protein nabati seperti,

susu, daging, telur, hati, udang, ayam, jagung, kedelai, kacang hijau dan

Page 9: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

18

sebagainya (Nasution, 2014). Fungsi dari protein untuk keseimbangan cairan,

pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, serta pengaturan metabolisme

dalam bentuk enzim dan hormon (Tarwoto, 2006). Kelebihan protein juga

akan memberatkan hati dan ginjal, dapat menyebabkan diare, kekurangan

cairan serta demam (Widodo, 2009).

3. Lemak

Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang paling besar.

Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi lemak murni yaitu

lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol serta zat-zat yang

mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan garam

fosfor, glokolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen (Tarwoto, 2006).

Sumber dari lemak berasal dari hewani dan nabati. Lemak nabati

mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapt pada

kacang-kacangan, kelapa dan lain-lain. Sedangkan lemak hewani banyak

mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging

sapi, kambing dan lain-lain. Fungsi dari lemak yaitu sebagai pembentuk

susunan tubuh, sebagai penghasil lemak esensial, pelarut vitamin A, D,E,K,

sebagai prekursor dari prostaglandin yang berperan mengatur tekanan darah,

denyut jantung dan lipolisis (Yuniastuti, 2008). Kelebihan dan kekurangan

lemak menimbulkan gangguan saraf, penglihatan, pertumbuhan menjadi

terhambat, gangguan ginjal dan hati, serta obesitas (Widodo, 2009).

4. Vitamin dan Mineral

Vitamin dan mineral diperlukan tubuh dalam jumlah yang jauh lebih

kecil daripada protein, karbohidrat dan lemak tetapi sangat esesnsial untuk

Page 10: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

19

tubuh. Keduanya mengatur keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara

keseluruhan (Istiany & Rusilanti, 2013).

Kekurangan dan kelebihan vitamin akan menampakkan gejala-gejala

berupa terhentinya pertumbuhan dan gangguan kesehatan. Sebagai contoh,

kelebihan vitamin A dan D yang disebabkan oleh pemberian dosis tinggi

secara terus menerus atau dalam jangka waktu lama. Vitamin yang larut dalam

air (vitamin B dan C) tidak terlalu membahayakan karena kelebihannya

dibuang melalui ginjal (Widodo, 2009). Kekurangan mineral mengakibatkan

tulang kropos, gagal ginjal, kelemahan otot, rasa letih, gangguan konsentrasi

dan irama jantung, aritmia serta kejang otot (Widodo, 2010).

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, yaitu :

1. Pengetahuan

Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat

mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

kurangnya informasi, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan

kebutuhan nutrisi (Ardhiyanti, dkk 2014).

2. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai

gizi tinggi, dapat mempengaruhi status gizi seseorang seperti di beberapa

daerah tempe meupakan sumber protein yang baik dan murah, tetapi tidak

digunakan sebagai makanan sehari-hari karena masyarakat menganggap

bahwa mengonsumsi tempe dapat merendahkan derajat mereka (Ardhiyanti,

dkk 2014).

Page 11: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

20

3. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan

tertentu dapat juga mempengaruhi status gizi seperti di beberapa daerah

terdapat larangan memakan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja.

Padahal makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik. Ada pula

larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap mengakibatkan

cacingan. Padahal ikan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak

(Ardhiyanti, dkk 2014).

4. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat

mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak

memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat

mengakibatkan banyak kasus malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya

tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Apabila orang tua

meningkatkan variasi makanan yang diberikan kepada anak sehingga anak

dapat tumbuh dengan sehat (Maryunani, 2010).

5. Ekonomi

Faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap konsumsi makanan yaitu

pendapatan keluarga. Dengan meningkatnya pendapatan akan meningkatkan

peluang untuk membeli makanan dengan kualitas dan kuantitas yang baik,

sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan penurunan daya beli

makanan baik secara kualitas dan kuantitas (Sulistyoningsih, 2011).

Page 12: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

21

2.2.4 Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah yaitu anak yang berusia 5-12 tahun. Pada golongan

umur tersebut, gigi geligi susu tanggal secara berangsur-angsur di ganti

dengan gigi permanen. Anak sudah lebih aktif memilih makanan yang disukai.

Kebutuhan energi lebih besar karena mereka lebih banyak melakukan

aktivitas fisik, misalnya olahraga, bermain, atau membantu orang tua (Istiany

& Rusilanti, 2013).

Kebutuhan energi golongan umur 10-12 tahun relatif lebih besar

daripada golongan 7-9 tahun, karena pertumbuhan lebih cepat, terutama

penambahan tinggi badan. Mulai umur 10-12 tahun, kebutuhan gizi anak laki-

laki berbeda dengan perempuan karena anak laki-laki lebih banyak beraktifitas

fisik (Istiany & Rusilanti, 2013).

Golongan anak tersebut juga golongan anak sekolah yang biasanya

mempunyai banyak perhatian dan aktifitas di luar rumah sehingga sering

melupakan waktu makan. Makan pagi perlu di perhatikan untuk menjaga

ketahanan tubuh, dan supaya anak lebih mudah menerima pelajaran (Istiany

& Rusilanti, 2013).

Makanan anak sekolah sama seperti orang dewasa. Nafsu makan

umumnya lebih baik daripada golongan anak kecil.sebagian besar anak usia

sekolah banyak mengkonsumsi gula, coklat, dan sebagainya. Masukan gizi

yang tepat, baik dalam jumlah maupun jenisnya berpengaruh terhadap proses

tumbuh (Istiany & Rusilanti, 2013).

Page 13: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

22

2.3 Konsep Perilaku

2.3.1 Definisi Perilaku

Perilaku adalah semua tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri,

baik diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati. Dari segi biologis,

perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (mahkluk hidup yang

bersangkutan). Sedangkan, dari segi kerangka analisis, perilaku adalah apa

yang dikerjakan oleh organisme tersebut baik dapat diamati secara langsung

maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2007).

Skinner (dalam Notoatmodjo, 2010) mengemukakan bahwa perilaku

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

luar). Dengan demikian perilaku manusia terjadi melalui proses stimulus,

organisme, respon sehingga teori Skinner ini disebut dengan teori S-O-R

(Stimulus, Organisme, Respon).

2.3.2 Jenis perilaku

Jenis perilaku ada 2, perilaku tertutup (Covert Behavior) Perilaku

tertutup terjadi apabila respon terhadap stimulus tersebut masih belum dapat

diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas

dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap

stimulus yang bersangkuran. Bentuk dari Covert Behavior yang dapat diukur

adalah pengetahuan dan sikap sedangkan perilaku terbuka (Overt Behavior)

terjadi apabila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau

praktik ini dapat diamati orang lain dari luar (Notoatmodjo, 2010).

Page 14: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

23

2.3.3 Domain Perilaku

Perilaku memiliki ranah yang terdiri dari pengetahuan (knowledge), sikap

(attitude), tindakan (practice) :

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat

diperoleh langsung atau orang lain yang sampai kepada kita (Notoatmodjo,

2010).

2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Siakp berasal dari pengalaman,

atau dari orang terdekat dengan kita. Mereka bisa mengakrabkan kita dengan

sesuatu atau menyebabkan kita menolaknya (Wahid, 2007).

3. Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas dan

faktor pendukung (Notoatmodjo, 2010).

2.3.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, antara lain ; Faktor

predisposisi, yang terwujud dalam lingkungan, ekonomi, pekerjaan, tingkat

pendidikan, pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan

sebagainya ; faktor pendukung, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia

atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya

Page 15: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

24

puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya ; faktor pendorong,

yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain,

yang merupakan kelompok referensi dan perilaku masyarakat (Notoatmodjo,

2007).

Hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang sebagian terletak di

dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor internal dan sebagian lagi

terletak di luar dirinya atau disebut faktor eksternal yaitu faktor lingkungan.

Leavitt (dalam Sobur, 2010) mengemukakan kebenaran mendasar dan tanpa

kecuali mengenai tingkah laku manusia yaitu; Manusia adalah produk dari

lingkungan; manusia menginginkan keamanan; yang dikehendaki manusia

adalah makanan; manusia pada dasarnya malas; manusia pada dasarnya suka

mementingkan diri sendiri; manusia hanya mengerjakan apa yang harus

mereka kerjakan; manusia adalah mahkluk yang dibentuk oleh kebiasaan;

manusia adalah produk dari sifat-sifat yang diturunkan oleh nenek moyang.

Perubahan perilaku menurut Phillipa Lally dalam European Journal of

Social Psycology untuk mengubah kebiasaan membutuhkan 21-66 hari agar

aktifitas itu bisa dilakukan secara otomatis. Semakin mudah, semakin cepat

manusia terprogram untuk melakukannya dan demikian juga sebaliknya.

Memang kadang tidak perlu selama itu, namun angka tersebut bisa dibilang

sebagai batas universal.

Menurut Unilever Indonesia dalam artikel Pepsodent ‘Gerakan 21 Hari

Tari dan Sikat Gigi’ dimana selama 21 hari anak-anak diajarkan membiasakan

sikat gigi dengan tepat dan rutin diselingi tarian serta diharapkan dapat

membantu para orang tua menemukan cara unik, menyenangkan sekaligus

edukatif (Julian, 2012). Teori ‘behaviour change’ mengatakan untuk mengubah

Page 16: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

25

kebiasaan seseorang maka diperlukan satu periode yang konstan kepada orang

tersebut agar mengubah kebiasaannya. Psikolog menjelaskan “Dalam 21 hari

tersebut memiliki tiga tahap untuk membentuk memori yang memerintahkan

pikiran dan tubuhnya melakukan kebiasaan baru yaitu: 7 hari pertama adalah

perkenalan/introduction; 7 hari kedua adalah pengulangan/exercise, masuk

dalam tahapan latihan. Semakin sering anak melakukan kegiatan tersebut,

semakin anak lebih mudah hafal dan menikmati; dan terakhir 7 hari ketiga

lebih kearah penguatan/stabilization dimana menuju pemantapan. Diharapkan

perilaku pun terbentuk secara permanen menjadi suatu kebiasaan”

(Hermawan, 2012).

2.4 Makanan Jajanan

Makanan jajanan menurut Rosyidi (2006), makanan jajanan (streetfood)

merupakan makanan siap makan atau diolah di lokasi jualan. Menurut FAO

makanan jajanan merupakan makanan atau minuman yang dipersiapkan dan

dijual oleh para penjaja di jalanan atau tempat-tempat keramaian umum.

Makan ini bisa langsung di makan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau

persiapan lebih lanjut (Judarwanto, 2008).

Pangan jajanan yang termasuk siap saji yaitu makanan dan minuman

yang dijual untuk di konsumsi langsung tanpa proses pengolahan lebih lanjut

antara lain, bakso, mie goreng, ayam goreng, burger, cakue, cireng, cilok,

cimol, tahu, gulali, es jepit, es lilin dan sebagainya (Direktorat Perlindungan

Konsumen, 2006).

Makanan jajanan termasuk kategori pangan siap saji yaitu makanan

atau minuman yang merupak hasil proses dengan cara atau metode tertentu

Page 17: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

26

untuk langsung disajikan, sangat banyak di jumpai di lingkungan sekolah,

hampir setiap hari di konsumsi sebagian besar anak sekolah dan harga

terjangkau oleh anak-anak (Wijaya, 2009).

2.4.1 Jenis-Jenis Makanan Jajanan.

Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (dalam Mariana, 2006) dapat

di golongkan menjadi 3, yaitu : 1) Makanan jajanan yang berupa panganan

seperti, kue kecil-kecil, pisang goreng dan sebagainya. 2) Makanan jajanan

yang di porsikan seperti pecel, mie bakso, nasi goreng dan sebagainya. 3)

Makanan jajanan yang berupa minuman seperti, es krim, es campur dan

sebagainya.

Ada beberapa jenis makanan yang bisa dijadikan makanan jajanan

sehat berupa sayur dan buah yang kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Pada

sayuran yang tidak menggunakan tepung. Sayuran hijau, paprika, kembang kol

dan terong. Karbohidrat seperti roti, pasta, sereal yang berupa gandum.

Gandum memiliki serat, vitamin B dan zat besi. Protein seperti kacang-

kacangan, biji-bijian, telor, ikan dan daging yang rendah lemak. Protein sangat

penting untuk otot dan pemeliharaan tubuh. Protein kaya akan vitamin A,

beberapa vitamin B, seng dan zat besi. Pilih susu yang rendah lemak seperti

yogurt atau keju, susu kedelai dan tahu. Makanan tersebut memiliki kalsium,

yang dibutuhkan untuk kekuatan tulang (Dinstel, 2015)

2.4.2 Bahaya Makanan Tercemar.

Bahaya fisik berupa benda asing yang masuk ke dalam makanan,

seperti isi stepler, batu atau kerikil, rambut dan sebagainya. Bahaya kimia

berupa cemaran dari bahan kimia yang beracun seperti, cairan pembersih,

Page 18: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

27

petisida, cat, jamur beracun dan sebagainya. Sedangkan bahaya biologis dapat

di sebabkan oleh mikroba patogen seperti virus, parasit, bakteri dan

sebagainya (Direktorat Perlindungan Konsumen, 2006).

2.4.3 Kiat Memilih Jajanan Sehat.

Hindari makanan yang dijual ditempat terbuka, kotor dan tercemar,

beli jajanan ditempat yang bersih dan terlindung dari debu, serangga, asap

kendaraan dan sebagainya, hindari jajanan yang dibungkus dengan kertas

bekas atau koran, hindari jajanan yang mengandung bahan sintesis berlebihan

atau bahan tambahan yang berbahaya, hindari warna jajanan yang mencolok,

terdaftar di BPOM yang tertera di kemasannya (Direktorat Perlindungan

Konsumen, 2006).

2.4.4 Dampak Negatif Makanan Jajanan.

Ada beberapa poin dampak negatif dari mengkonsumsi jajanan

seperti nafsu makan menurun, makanan yang tidak higines akana

menimbulkan banyak penyakit, salah satu penyebab terjadinya obesitas,

kurang gizi karena kandungan gizi pada jajanan belum tentu terjamin,

pemborosan (Irianto, 2007).

2.4.5 Bahan Tambahan Pangan (BTP)

Bahan ini adalah bahan yang meningkatkan atau mempertahankan

nilai gizi dan daya simpan, membuat bahan tambahan pangan lebih mudah di

hidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan. Di Indonesia telah

disusun peraturan tentang BTP yang diizinkan ditambahkan dan yang

dilarang oleh departemen kesehatan. Bahan tambahan pangan yang di

Page 19: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

28

gunakan hanya dapat di benarkan apabila dimaksudkan untuk mencapai

masing-masing tujuan penggunaan dalam pengolahan, tidak digunakan untuk

menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi

persyaratan, tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang

bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk pangan, tidak digunakan

untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan (Cahyadi, 2008).

Bahan tambahan pangan yang umum dan sering di gunakan oleh

penjaja atau pedagang kaki lima yang ilegal seperti borax (pengempal yang

mengandung logam berat boron), jajanan seperti itu biasanya terdapat pada

bakso, tahu bakso, kerupuk pedas, dst. Formalin (pengawet yang digunakan

untuk mayat), bahan tambahan pangan seperti itu biasanya terdapat pada

bakso tusuk, goreng, sosis, tempura, dst . Rhodamin-B (pewarna merah pada

tekstil), biasanya terdapat pada jenis-jenis es, jelly, dan saos. Methanyl Yellow

(pewarna kuning pada tekstil), Dulsin (pemanis sintesis) dan Potassium Bromat

(Pengeras) (Paratmanitya, 20016). Bahan-bahan ini dapat terakumulasi pada

tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang

menyebabkan penyakit-penyakit seperti antara lain kanker dan tumor pada

tubuh. Pengaruh jangka pendek penggunaan BTP ini menimbulkan gejala-

gejala yang sangat umum seperti pusing, mual, muntah, diare atau bahkan

kesulitan buang air besar. Joint Expert Committee on Food Addictive (JECFA) dari

WHO yang mengatur dan mengevaluasi standar BTP melarang penggunaan

bahan kimia tersebut pada makanan (Judarwanto, 2008).

Page 20: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

29

2.5 Konsep Promosi Kesehatan

2.5.1 Definisi Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan (Health Promotion) adalah upaya memasarkan,

menyebarluaskan, mengenalkan, atau menjual kesehatan. Dengan kata lain,

promosi kesehatan adalah memasarkan atau memperkenalkan pesan-pesan

kesehatan atau upaya-upaya kesehatan, sehingga masyarakat menerima (dalam

artian menerima perilaku kesehatan) atau mengenal pesan-pesan tersebut,

yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat. Sama dengan

pendidikan kesehatan (Health Education), karena pendidikan kesehatan pada

prinsipnya bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai

kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

2.5.2 Strategi Promosi Kesehatan

Ada beberapa strategi global yang dikemukan oleh Notoatmodjo

(2012) yaitu, advokasi (Advocasy) kegiatan ini diberikan kepada para pembuat

keputusan atau penentu kebijakan baik dibidang kesehatan atau sektor lain di

masyarakat. Tujuan ini agar para pembuat keputusan dapat mengeluarkab

kebijakan-kebijakan atau peraturan-peraturan berupa undang-undang,

instruksi, dan sebagainya. Kegiatan ini seperti lobying, pendekatan atau

pembicaraan formal atau informal kepada pembuat keputusan, menyajikan

isu-isu atau masalah kesehatan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

dengan melakukan seminar kesehatan dan sebagainya.

Dukungan Sosial (Social Support) strategi ini merupakan dukungan

sosial yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat baik formal maupun

informal. Umpat balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang

Page 21: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

30

seseorang dicintai, dihargai, diperhatikan, dihormati dan dilibatkan dalam

jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik (King, 2012). Tujuan

dari kegiatan ini agar program kesehatan tersebut mendapatkan dukungan

dari para tokoh masyarakat dan diharapkan para tokoh tersebut dapat

menjadi jembatan antara pengelola program dan masyarakat. Apabila para

tokoh tersebut mempunyai perilaku sehat, akan mudah ditiru oleh masyarakat

yang lain. Adapun bentuk kegiatannya seperti seminar, lokakarya, penyuluhan

dan sebagainya

Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment) strategi ini merupakan suatu

bentuk strategi yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan dari

strategi ini adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara

dan meningkatkan kesehatan mereka dengan kemampuan dan kemandirian

dalam kehidupan bermasyarakat (Permendagri RI, 2007). Kegiatan ini antara

lain, penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pembangunan masyarakat

serta peatihan dalam meningkatkan pendapatan keluarga (income generating skill)

seperti latihan menjahit, pertukangan, peternakan, dan sebagainya.

Diharapkan masyarakat memiliki kemampuan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka sendiri (self relince in health) serta sadar dan

mau untuk hidup sehat (Maulana, 2009). Kegiatan ini sering disebut juga

dengan “gerakan masyarakat” untuk kesehatan.

2.5.3 Sasaran Promosi Kesehatan

Berdasarkan tahapan dari upaya promosi kesehatan, maka sasaran

promosi kesehatan dibagi menjadi 3, yaitu :

Page 22: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

31

1. Sasaran Primer (Primary Target)

Sesuai dengan permasalahn kesehatan, sasaran ini dapat

dikelompokkan menjadi : kepala keluarga untuk kesehatan umum, ibu hamil

dan menyusui untuk masalah KT (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah

untuk kesehatan remaja dan sebagainya. Upaya promosi ini dilakukan

kepada sasaran primer sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat

(Notoatmodjo, 2012).

2. Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya.

Disebut sasaran sekunder, karena dapat memberikan dukungan pendidikan

kesehatan kepada kelompok ini diharapkan selanjutnya kelompok ini akan

memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sekitar. Selain dengan

perilaku hidup sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan yang

diterima, maka para tokoh harus memberikan contoh atau acuan perilaku

sehat kepada masyarakat. Upaya promosi ini ditujukan kepada sasaran

sekunder ini karena sejalan dengan strategi dukungan sosial (Notoatmodjo,

2012).

3. Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah

pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Hal ini dilakukan dengan suatu

harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh

kelompok tersebut akan memiliki efek atau dampak serta pengaruh bagi

sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan

strategi advokasi (Kemenkes, 2011).

Page 23: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

32

2.5.4 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan juga didasarkan pada tempat pelaksanaannya, oleh

sebab itu ruang lingkup promosi kesehatan di dapat 2 dimensi, yaitu : a) aspek

pelayanan kesehatan dan b) aspek tatanan pelaksanaan (Notoatmodjo, 2010 ).

1. Ruang lingkup promosi kesehatan bedasarkan aspek pelayanan kesehatan

terdapat 2 jenis, yakni :

a. Pelayanan kesehatan pada tingkat preventif-promotif, pelayanan ini bagi

kelompok masyarakat yang sehat, agar kelompok ini tetap sehat dan dapat

meningkatkan status kesehatannya. Kelompok ini pada dasarnya

dilakukan oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat.

b. Pelayanan kesehatan pada tingkat kuratif-rehabilitatif, pelayanan ini bagi

kelompok masyarakat yang sakit, agar kelompok ini bisa sembuh dari

sakitnya dan sehat kembali. Pelayanan ini dilakukan kelompok profesi

kedokteran.

Berdasarkan jenis aspek pelayanan kesehatan ini, promosi kesehatan

mencakup 4 tingkat pelayanan, yaitu :

a. Pelayanan tingkat promotif, sasaran pada tingkat pelayanan promotif ini

adalah kelompok orang sehat, bertujuan agar mereka mampu

menignkatkan ksehatannnya. Survei di negara berkembang, 80%-85%

orang yang sehat. Apabila kelompok ini tidak mendapatkan promosi

kesehatan, maka kelompok ini akan menurun jumlah orang yang sehat

dan akan menignkat jumlah orang yang sakit.

Page 24: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

33

b. Pelayanan tingkat preventif, sasaran pada tingkat pelayanan preventif ini

yaitu orang sehat yang terutama beresiko tinggi (high risk), misalnya

kelompok ibu hamil menyusui, para perokok, obesitas, pekerja seks, dan

sebagainya. Tujuan dari pelayanan ini adalah untuk mencegah kelompok-

kelompok tersebut agar tidak jatuh atau terkena sakit (primary prevention).

c. Pelayanan tingkat kuratif, sasaran pada tingkat pelayanan kuratif ini yaitu

para penderita (pasien), terutama pada penderita penyakit-penyakit kronis

seperti, asma, DM, tubercolusis, rematik, hipertensi, dan sebagainya.

Tujuan dari promosi kesehatan ini agar kelompok ini mampu mencegah

penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah (secondary prevention).

d. Pelayanan tingkat rehabilitatif, promosi kesehatan pada tingkat ini yaitu

penderita atau kelompok yang baru sembuh (recovery) dari penyakitnya.

Tujuan dari pelayanan ini agar mereka segera pulih kembali kesehatannya,

dan dapat mengurangi kecacatan seminim mungkin. Dengan kata lain,

pelayanan ini adalah pemulihan dan mencegah kecacatan akibat penyakit

sebelumnya (tertiary prevention).

2.5.5 Metode Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan tidak terlepas dari kegiatan atau usaha

menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok dan individu.

Diharapkan dengan adanya pesan tersebut mereka dapat memperoleh

pengetahuan tentang kesehatan dengan lebih baik. Kegiatan promosi

kesehatan ini guna mencapai tujuan hidup yakni perubahan perilaku yang

dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor metode, materi atau pesan,

Page 25: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

34

petugas yang melakukan, alat bantu atau peraga sampai media yang dipakai.

Materi juga harus di sesuaikan dengan sasaran dan media. Untuk sasaran

kelompok maka metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan

individu, bahkan sebaliknya. Berikut uraian beberapa metode pendidikan atau

promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

1. Metode Individual (Perorangan).

Dalam metode ini di gunakan untuk membina perilaku baru, atau

membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan. Misalnya,

membina seorang ibu yang baru saja hamil yang sedang tertarik terhadap

imunisasi TT karena baru saja memperoleh atau mendengarkan penyuluhan

kesehatan.

Pendekatan yang digunakan yaitu dengan pendekatan perorang.

Pendekatan ini tidak hanya kepada ibu yang bersangkutan tetapi juga pada

suami atau keluarganya. Bentuk pendekatannya yaitu, bimbingan dan

penyuluhan (Guidance and Counceling) dengan cara ini kontak antara klien dan

petugas lebih intensif. Setiap masalah klien daapt diteliri dan dibantu

menyelesaikannya. Pada akhirnya klien bersedia dengan penuh pengertian

menerima perilaku tersebut atau perilaku baru. Wawancara (Interview) cara ini

merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara ini untuk

menggali informasi mengapa ia belum menerima perubahan dan juga untuk

mengetahui apakah ia sudah mengetahui atau menerima perilaku baru yang

mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum di

terima maka perlu penyuluhan yang lebih intensif (Notoatmodjo, 2012).

Page 26: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

35

2. Metode Kelompok.

Metode kelompok ini yang harus diingat besarnya kelompok sasaran

serta tingkat pendidikan formal dan sasaran. Untuk kelompok besar maka

metodenya beda dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan

tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan (Notoatmodjo, 2012).

1). Kelompok Besar.

Kelompok besar merupakan peserta penyuluhan yang lebih dari 15 orang.

Metode yang baik untuk kelompok ini antara lain ceramah dan seminar.

Sasaran pada metode ini yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

2). Kelompok Kecil.

Kegiatan ini dilakukan kurang dari 15 orang biasanya di sebut dengan

kelompok kecil. Metode yang cocok dengan kelompok ini antara lain :

a. Diskusi kelompok.

Agar semua anggota kelompok dapat berpartisipasi dalam diskusi

maka tempat duduk para peserta diatur dengan sedemikian rupa

sehingga mereka bisa berhadapan dan melihat satu sama lain, misal

dalam bentuk lingkaran dan segi empat. Antara pemimpin diskusi dan

anggota harus berda ditempat duduk yang sama jadi tidak ada kesan

yang lebih tinggi sehingga tiap anggota kelompok berkebebasan untuk

berpendapat. Pemimpin juga harus bisa mengarahkan dan mengatur

jalannya diskusi sehingga anggota mempunyai kesempatan utuk

berbicara (Notoatmodjo, 2012).

b. Curah pendapat (Brain Storming).

Metode ini tidak jauh beda dengan metode diskusi kelompok. Metode

ini merupakan cara yang digunakan dalam memecahkan suatu

Page 27: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

36

permasalahan dengan mengumpulkan gagasan atau saran-saran dari

semua peserta. Semua peserta diberikan kesempatan dengan leluasa

untuk berbicara atau berpendapat (Ernawan, 2012).

c. Bola salju (Snow Balling).

Kelompok ini dibagi berpasang-pasangan (1 pasang 2 orang)

kemudian di berikan pertanyaan atau masalah. Setelah kurang lebih 5

menit tiap 2 pasang bergabung menjadi 1. Mereka akan

mendiskusikan masalah tersebut, kemudian mencari kesimpulannya.

Setelah itu tiap pasanagn yang sudah beranggotakan 4 orang tersebut

digabungkan lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya

sampai terjadi diskusi seluruh kelompok (Notoatmodjo, 2012).

d. Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)

Kelompok ini langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil

yang kemudia diberikan suatu permasalahan yang sama atau tidak

sama dengan kelompok lain. Kelebihan tehnik ini mudah dilakukan,

menjamin partisipan semua kelompok dan peserta dihadapkan pada

suasana yang tidak terlalu formal, sehingga peserta mudah

mengeluarkan pendapat (Suprijanto, 2008).

e. Bermain peran (Roleplay).

Merupakan pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dilakukan

peserta didik dengan memerankan tokoh hidup atau benda mati.

Kegiatan ini membuat peserta didik meresapi perannya. Beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam pelaksaaannya, penentuan topik,

penentuan anggota pemeran, latihan singkat dialog (Mulyono, 2012).

Page 28: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

37

f. Permainan simulasi (Simulation Game).

Metode ini merupakan gabungan dari roleplay dengan diskusi

kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk

permainan seperti monopoli., dengan menggunakan dadu, gaco atau

petunjuk arah, selain beberan atau papan main. Beberapa anggota

menjadi pemain dan lainnya sebagai narasumber (Notoatmodjo,

2012).

3. Metode massa.

Metode ini sangat cocok untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan

yang ditujukan kepada masyarakat. Sasaran ini bersifat umum, dalam artian

tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial

ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Maka dari itu pesan-pesan

kesehatan yang akan disampaikan harus dipersiapkan sedemikian rupa

sehingga dapat di mengerti oleh massa. Pendekatan ini digunakan untuk

menyadarkan masyarakat terhadap perubahan dan belum begitu diharapkan

untuk sampai pada perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2012).

Adapun contoh untuk metode ini : ceramah umum (Public Speaking),

pada acara-acara tertentu, misal pada Hari Kesehatan Nasional, menteri

kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat

untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan ; berbincang-bincang (Talkshow)

tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun radio, pada

dasarnya merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa; simulasi merupakan

dialog antara pasien dan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu

penyakit atau masalah kesehatan di suatu media massa; sinetron dokter

Page 29: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

38

santika dalam acara TV tahun 1990-an juga merupakan bentuk metode

pendidikan kesehatan massa; tulisan-tulisan majalah atau koran, baik dalam

bentuk artikel maupun tanya jawab/konsultasi tentang kesehatan penyakit;

billboard, yaitu yang di pasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dn sebagainya.

Merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa. Billboard “Ayo ke Posyandu”

(Notoatmodjo, 2012).

2.5.6 Alat Bantu/Media Promosi Kesehatan.

1. Definisi Media Promosi Kesehatan.

Alat bantu pendidikan merupakan yang digunakan petugas kesehatan

dalam menyampaikan bahan, materi atau pesan kesehatan. Alat bantu ini

sering juga disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan

memperagakan di dalam proses promosi kesehatan.

Dalam rangka promosi keseahatan, masyarakat sebagai sasaran juga

dapat di libatkan dalam pembuatan alat peraga media ini. Untuk itu, peran

petugas kesehatan bukan hanya membimbing dalam hal kesehatan saja tetapi

juga memotivasi mereka sehingga mereka bisa meneruskan informasi

kesehatan kepada anggota masyarakat yang lain (Notoatmodjo, 2012).

2. Macam-macam Alat Bantu atau Media.

Notoatmodjo (2012) berdasarkan garis besarnya ada macam alat

bantu, yaitu alat bantu visual (visual aids) yang membantu menstimulasi indra

mata pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan. Alat ini ada 2 bentuk ;

1) Alat yang di proyeksikan, misalnya slide, film, film strip dan sebagainya. 2)

Alat-alat yang tidak di proyeksikan misal, dua dimensi, gambar peta, bagan,

Page 30: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

39

tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka, dan sebagainya. Alat bantu dengar

(radio aids) yaitu alat yang membantu untuk menstimulasi pendnegaran pada

proses penyampaian pesan. Misal, piringan hitam, radio, pita suara, kepingan

CD, dan sebagainya. Alat bantu lihat-dengar, seperti televisi, video cassette,

dan DVD. Alat bantu pendidikan ini di kenal dengan audio visual aids (AVA).

Alat peraga atau media juga dapat dibedakan menjadi 2 macam

menurut pembuatannya dan penggunannya ; 1. Alat peraga atau media yang

rumit, seperti film, film strip, slide dan sebagainya yang memerlukan listrik

dan proyektor ; 2. Alat peraga yang sederhana, yang bisa di buat sendiri,

bahan-bahan yang mudah di peroleh seperti, bambu, karton, kaleng bekas,

kertas koran, dan sebagainya. Contoh alat peraga atau media sederhana di

rumah tangga, sepert leaflet, model buku bergambar, benda-benda nyata

seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya sedangkan di masyarakat

umum, misal poster, spanduk, leaflet, flanel graph, boneka wayang dan

sebagainya. Ciri alat peraga sederhana seperti mudah dibuat, bahan-bahan

dapat di peroleh dan bahan-bahan lokal, mencerminkan kebiasaan, kehidupan,

dan kepercayaan, ditulis (digambar) dengan sederhana, memakai bahasa

setempat dan mudah di mengerti oleh masyarakat, memenuhi kebutuhan-

kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat (Notoatmodjo, 2012).

3. Media Promosi Kesehatan.

Disebut dengan media promosi kesehatan karena alat-alat tersebut

merupakan saluran untuk menyampaikan informasia kesehatan dan karena

alat-alat tersebut di gunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan

kesehatan bagi masyarakat. Media ini di sebagai berikut (Notoatmodjo, 2012) :

Page 31: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

40

a) Media Cetak

Media cetak ini bervariasi antara lain sebagai berikut ; 1. Booklet, suatu

media untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik

berupa tulisan maupun gambar. 2. Leaflet, bentuk penyampaian informasi

atau pesan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasinya dapat berupa

kalimat, gambar dan sebagainya. 3. Flyer, selebaran seperti leaflet, tetapi

tidak berlipat. 4. Flif chart (lembar balik) media ini dalam bentuk lembar

balik. Bentuk buku dimana tiap lembar berisi gambar peragaan atau

gamba bali berisi kaliamt atau pesan. 5. Rubrik atau tulisan pada surat

kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan. 6. Poster

yaitu ebntu media cetak yang berisi pesan atau informasi kesehatan yang

biasanya ditempel ditembok-tembok atau ditempat-tempat umum.

b) Foto yang memberikan informasi ksehatann dan media elektronik antara

lain televisi, radio, video, slide dan film strip (Notoatmodjo, 2012).

c) Media Papan (Billboard).

Papan yang dipasang ditempat tempat umum dapat diisi dengan pesan

atau informasi tentang kesehatan. Media ini bisa dengan lembaran seng

yang ditempel pada kendaraan umum (bus atau taksi) (Notoatmodjo,

2012).

4. Alat Permainan Edukatif

Page 32: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

41

Alat permainan edukatif merupakan alat yang digunakan oleh anak,

orang tua, maupun guru dalam meningkatkan fungsi intelegensi, emosi,

spiritual anak, sehingga munculnya potensi pada anak (Ismail, 2009).

Alat permainan edukatif ini berfungsi memberikan pengetahuan pada

anak dengan cara bermain sambil belajar, merangsang pengembangan daya

pikir, menciptakan lingkungan bermain yang menarik serta meningkatkan

kualitas belajar pada anak. Salah satu media atau alat permainan edukatif ini,

sebagai berikut (Amelia, 2010).

1) Pengertian Permainan Ular Tangga

Permainan ini sangat populer di India dengan sebutan MOKSHA

PATAMU yang ditemukan oleh guru spiritual Hindu. Nama lain dari

permainan ini “Tangga Keselamatan” yang lalu dibawa ke Victoria Inggris

dimana versi barunya telah dibuat dan diperkenalkan oleh John Jacques di

tahun 1892, kemudia masuk ke Amerika oleh seorang pembuat mainan yang

bernama Milton Bradley pada tahun 1943 yang diberi nama “Snakes and

Ladder” yang artinya “Ular Tangga” (Yandri, 2015).

Permainan ular tangga ini merupakan alat bermainan yang bersifat

edukatif sehingga membuat anak-anak senang bermain sekaligus dapat

mengembangkan kemampuan mengasah logika dan meningkatkan

keterampilan juga melatih anak untuk berkonsentrasi, teliti serta sabar

menunggu giliran (Yandri, 2015).

Permainan ular tangga salah satu permainan kooperatif dan termasuk

permainan yang murah, mudah dibuat, dan biasanya dilakukan anak-anak

Page 33: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

42

untuk strategi pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan bagi

anak-anak (Saputri, 2012).

2) Kelebihan Permainan Ular Tangga.

Menurut Mulyati (2009) salah satu model pembelajaran yang relevan

dengan pengangitan konsep pembelajaran adalah dengan menggunakan

permainan ular tangga. Model pembelajaran dengan menggunakan metode

ular tangga mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya yaitu :

a. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

b. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individul

maupun kelompok.

c. Dapat mengembangkan kreativitas.

d. Siswa dapat menciptakan komunikasi timbal balik.

e. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin anak.

f. Tersusun sehingga mudah terjaga dalam ingatan.

Permainan ular tangga adalah permainan yang digunakan oleh 2 orang

atau lebih dan biasanya digunakan oleh anak-anak. Papan permainan ini

dibagi dalam kotak-kotak kecil dan beberapa kotak ada gambar berupa

“tangga” dan “ular” yang menghubungkan kotak lainnya dan juga memiliki

desain yang mudah dan sederhana sehingga tidak menghambat kebebasan

anak dalam berkreativitas (Amelia, 2010).

Permainan ular tangga mempunyai 100 nomor kotak yang dimulai

dari sudut kiri bawah dan lancip melalui 10 baris dari 10 kotak. Tujuannya

adalah agar pemain pertama mencapai 100 kotak. Diantara baris dari 10 kotak

ada tangga yang disediakan untuk ke level yang lebih tinggi. Beberapa tangga

Page 34: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

43

naik cukup tinggi dan beberapa naik sedikit. Selain itu, ada salah satu dari 10

kotak, berjauhan dari bagian bawah, itu adalah seekor ular. Jika seorang

pemain berhenti di kepala ular, maka mereka turun kebawah mengikuti badan

ular ke level yang rendah (Brathwaite, 2009).

3) Media Ular Tangga Meningkatkan Perilaku Anak

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, seperti indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, raba dan rasa. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

2007).

Permainan ular tangga ini, anak memanfaatkan indera penglihatan dan

juga pendengaran untuk memperoleh informasi. Melalui indera penglihatan,

anak dapat membaca informasi tentang jajanan dalam media ular tangga dan

dapat membaca pertanyaan dan jawaban yang mampu memberikan

pengetahuan. Pada indera pendengar, anak dapat mendengarkan pesan-pesan

jajanan dibaca pemain yang lainnya. Upaya ini dapat menstimulus anak agar

tertarik sesuai untuk mempelajari dan mengaplikasikan informasi yang

bergambar dan tertulis dalam media permainan ular tangga sehingga terjadi

peningkatan perilaku.

Pada permainan ini sesuai dengan tumbuh kembang anak pada usia 8-

11 tahun karena menurut Piaget dalam Yuniarti (2015), pada usia tersebut

anak lebih banyak terlibat dalam kegiatan games with rules dimana kegiatan

anak lebih banyak di kendalikan oleh peraturan permainan.

Page 35: BABII TINJAUANPUSTAKA ) dan perkembangan (Development ...eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-47573-3-babii.pdf · tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,

44

Pada usia sekolah anak dapat diberikan stimulus untuk

mengembangkan perasaan, pikiran, dan sikapnya (Fauzi, 2008). Permainan ini

dapat meningkatkan perhatian, konsentrasi dan imajinasi anak kemudian anak

tersebut diharapkan mampu belajar menerapkan hal yang dipelajari sehingga

akhirnya dapat membentuk pengetahuan dan sikap yang baik dalam memilih

jajanan sehat (Saputri, 2012).

Perubahan perilaku diperoleh merupakan hasil dari pendidikan

kesehatan dengan permainan edukatif seperti ular tangga. Permainan ini

sudah dimodifikasi berisi informasi dan gambar tentang jajanan sehat

sehingga anak tertarik untuk bermain. Memberikan informasi melalui

permainan ular tangga yang menarik dan suasana yang menyenangkan dapat

membuat anak lebih mudah menerima informasi yang diterima (Saputri,

2012). Kemudian terjadi peningkatan pengetahuan pada anak, di mana

informasi tersebut merupakan dasar dari perubahan perilaku, sikap dan

tindakan seseorang (Kurnia, 2012).