babii tinjauanpustaka...

21
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan Komunikasi 2.1.1 Pengertian Kecemasan Kecemasan merupakan keadaan emosi yang ditandai secara subjektif, secara sadar merasakan ketegangan, ketakutan, gugup, yang berkaitan dengan sistem saraf otonom (Xun, 2008: 126). Pendapat lain disampaikan oleh Spielberger (dalam Kuper & Kuper, 2000: 203) mengenai kecemasan, ia menyatakan bahwa kecemasan adalah perasaan ketakutan yang ditandai dengan beberapa simtom seperti pusing, mual, gangguan otot seperti tremor, perasaan gelisah dan lemas. Hal ini sejalan dengan pendapat Kuper & Kuper (2000:38) bahwa kecemasan merupakan perasaan takut, gugup, khawatir, panik yang disertai dengan detak jantung meningkat, berkeringat, ketegangan otot, peningkatan pernapasan dan mulut kering. Menurut (Gunarsa, 1989: 24), kecemasan merupakan rasa takut ditimbulkan oleh adanya ancaman sehingga seseorang akan menghindar. Pendapat yang hampir sama di sampaikan oleh Ayres & Bristow (2008: 45) bahwa kecemasan adalah rasa atau perasaan tidak nyaman dan khawatir tentang ancaman yang berupa ancaman fisik atau psikologis yang muncul secara alami. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu ketakutan, perasaan gugup, panik, tegang, tidak nyamandan kekhawatiran tentang ancaman yang berupa ancaman fisik atau psikologis yang muncul secara alami.

Upload: vohanh

Post on 04-May-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecemasan Komunikasi

2.1.1 Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan keadaan emosi yang ditandai secara subjektif, secara

sadar merasakan ketegangan, ketakutan, gugup, yang berkaitan dengan sistem

saraf otonom (Xun, 2008: 126). Pendapat lain disampaikan oleh Spielberger

(dalam Kuper & Kuper, 2000: 203) mengenai kecemasan, ia menyatakan bahwa

kecemasan adalah perasaan ketakutan yang ditandai dengan beberapa simtom

seperti pusing, mual, gangguan otot seperti tremor, perasaan gelisah dan lemas.

Hal ini sejalan dengan pendapat Kuper & Kuper (2000:38) bahwa kecemasan

merupakan perasaan takut, gugup, khawatir, panik yang disertai dengan detak

jantung meningkat, berkeringat, ketegangan otot, peningkatan pernapasan dan

mulut kering.

Menurut (Gunarsa, 1989: 24), kecemasan merupakan rasa takut ditimbulkan

oleh adanya ancaman sehingga seseorang akan menghindar. Pendapat yang

hampir sama di sampaikan oleh Ayres & Bristow (2008: 45) bahwa kecemasan

adalah rasa atau perasaan tidak nyaman dan khawatir tentang ancaman yang

berupa ancaman fisik atau psikologis yang muncul secara alami.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

kecemasan adalah suatu ketakutan, perasaan gugup, panik, tegang, tidak

nyamandan kekhawatiran tentang ancaman yang berupa ancaman fisik atau

psikologis yang muncul secara alami.

Page 2: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

9

2.1.2 Pengertian Komunikasi

Menurut Richert dan Strohner (2008: 38), komunikasi adalah interaksi

sosial yang berbentuk tindakan kolektif dan bekerjasama. Komunikasi merupakan

proses pembentukan dan bertukar informasi dalam percakapan informal, interaksi

grup atau berbicara di depan publik (Verbender et al, 2009: 176).

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian

suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang

terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Merujuk pada pengertian Ruben dan

Steward (2006: 268) mengenai komunikasi manusia adalah proses yang

melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan

masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan

lingkungan satu sama lain. Menurut Effendy (2003: 34) istilah komunikasi

merujuk pada kalimat mendiskusikan makna, mengirim pesan dan memberikan

informasi, pesan, atau gagasan pada orang lain dengan maksud agar orang lain

tersebut memiliki kesamaan informasi, pesan atau gagasan dengan pengirim pesan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

adalah proses interaksi sosial dan pertukaran informasi yang melibatkan individu-

individu dalam suatu hubungan, kelompok dan masyarakat dalam mendiskusikan

makna ataupun gagasan pada orang lain dengan mengirimkan pesan.

2.2 Komunikasi antar pribadi

2.2.1 Pengertian Komunikasi antar pribadi

Meskipun komunikasi antar pribadi merupakan kegiatan yang sangat

dominan dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak mudah memberikan definisi

yang dapat diterima semua pihak. Sebagaimana layaknya konsep-konsep dalam

Page 3: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

10

ilmu lainnya, komunikasi antar pribadi juga mempunyai banyak definisi sesuai

dengan persepsi para ahli-ahli komunikasi yang memberikan batasan penelitian.

Littlejohn (1999: 29) memberikan definisi komunikasi antar pribadi

(interpersonalcommunication) adalah komunikasi antara individu-individu. Agus

M Hardjana (2003: 85) mengatakan komunikasi interpersonal adalah interaksi

tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan

pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi

secara langsung pula. Pendapat senada dikemukakan oleh Deddy Mulyana (2008:

81) bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah

komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal

maupun nonverbal.

Menurut Johnson, secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku

seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Setiap

bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, sehingga juga merupakan

bentuk komunikasi. Sedangkan secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan

yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar

untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima. Joseph A. Devito mengartikan the

process of sending and receiving messages between two person, or among a small

group of persons, with some effect and some immediate feedback. (komunikasi

interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua

orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa umpan balik

seketika). Bochner (Dalam Devito, 2001: 99), komunikasi antarpribadi merupakan

proses penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain

Page 4: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

11

atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang

untuk memberikan umpan balik segera. Everett M. Rogers mengartikan bahwa

komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi

dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Komunikasi antar pribadi

adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi secara

langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Cappela

(Dalam Devito, 2001: 252), komunikasi antar pribadi sebagai komunikasi yang

berlangsung diantara dua orang atau yang mempunyai hubungan yang mantab dan

jelas. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antar

pribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini

dan perilaku komunikan, sebab komunikasi berlangsung secara tatap muka. Oleh

karena komunikator dengan komunikan itu saling bertatap muka, maka terjadilah

kontak pribadi; pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan. Ketika

komunikator menyampaikan pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediate

feedback).

Komunikator dapat mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap

pesan yang dilontarkan komunikator. Apabila umpan baliknya positif, artinya

tanggapan komunikan menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan tadi bisa

dimengerti oleh komunikan atau sesuai yang diinginkan komunikator, maka

komunikator dapat mempertahankan gaya komunikasinya, sebaliknya jika

tanggapan komunikan negatif, maka komunikator dapat mengubah gaya

komunikasinya sampai komunikasi tersebut berhasil. Dari beberapa pengertian

diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi adalah proses

Page 5: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

12

penyampaian pesan antara dua orang atau kelompok kecil secara langsung baik itu

pesan verbal maupun non verbal sehingga mendapatkan feedback secara langsung.

2.3 Pengertian Kecemasan Komunikasi

Kecemasan dapat terjadi dalam berbagai situasi, salah satunya adalah

kecemasan yang dialami dalam lingkup komunikasi. Kecemasan dalam

melakukan komunikasi diungkapkan oleh West & Turner (2008: 104-105) sebagai

kecemasan komunikasi yaitu ketakutan berupa perasan negatif yang dirasakan

individu dalam melakukan komunikasi, biasanya berupa perasaan tegang, gugup

atau pun panik ketika melakukan komunikasi. Hal ini sama seperti yang di

kemukakan oleh Sellnow (2005: 35) bahwa kecemasan dalam komunikasi dapat

diartikan sebagai ketakutan atau kekhawatiran individu yang berkaitan dengan

komunikasi nyata dengan orang lain. Pengertian tersebut sejalan dengan

penjelasan Weiten, Lloyd, Dunn, & Hammer (2009: 66) yang menyatakan bahwa

kecemasan komunikasi merupakan ketegangan yang dialami individu ketika akan

berbicara dengan orang lain seperti perasaan gugup.

Philip (dalam Soonthornsawad, 2009) berpendapat bahwa kecemasan

komunikasi adalah perasaan takut untuk ikut berpartisipasi dalam komunikasi

lisan pada situasi tertentu. Individu yang merasakan kekhawatiran ketika

melakukan hubungan komunikasi dengan orang lain maupun orang banyak berarti

merasakan kecemasan dalam berkomunikasi (McCroskey, dalam Soonthornsawad,

2009). Powell & Powell (2010) menjelaskan kecemasan komunikasi sebagai

tingkat ketakutan individu yang diasosiasikan dengan situasi komunikasi, baik

komunikasi yang nyata ataupun komunikasi yang akan dilakukan individu dengan

orang lain maupun dengan orang banyak.

Page 6: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

13

Menurut Turner & West (2009) kecemasan komunikasi merupakan

ketakutan yang dirasakan oleh individu berupa perasaan negatif dalam melakukan

komunikasi. Hal senada disampaikan pula oleh Spence, Westerman, Skalski,

Seeger, Ulmer, Venette, dan Sellnow (2005) yang mengatakan bahwa kecemasan

dalam komunikasi diartikan sebagai kekhawatiran individu yang berkaitan dengan

komunikasi dengan individu lain. Penjelasan tersebut sejalan dengan penjelasan

Weiten, Dunn, dan Hammer (2011) yang mengatakan bahwa kecemasan

komunikasi merupakan suatu ketegangan yang dialami oleh individu ketika

berbicara dengan orang lain.

McCroskey (1982: 30) mendefinisikan kecemasan komunikasi sebagai

ketakutan yang dialami individu yang berhubungan dengan komunikasi baik

secara langsung maupun tidak langsung antara individu dengan individu lain.

Kecemasan komunikasi menurut McCroskey sendiriterbagi menjadi empat tipe

dimana salah satunya mewakili pengertian dari kecemasan komunikasi dalam

mempresentasikan tugas di depan kelas. Tipe tersebut adalah situasional

communication apprehension yang merupakan kecemasan komunikasi yang

berhubungan dengan situasi ketika seseorang mendapat perhatian yang tidak biasa

dari orang lain. Hal ini menunjuk pada individu ketika melakukan presentasi tugas

di depan kelas mendapat perhatian dari teman-teman dan dosen.

Dari beberapa definisi di atas, definisi operasional didasarkan pada definisi

kecemasan komunikasi oleh McCroskey karena definisi kecemasan komunikasi

yang dinyatakan oleh McCroskey lebih tepat dalam membahas kecemasan

komunikasi ketika mempresentasikan tugas di depan kelas dibandingkan teori lain

yang membahas kecemasan komunikasi secara interpersonal. Definisi kecemasan

Page 7: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

14

komunikasi dalam mempresentasikan tugas dikelas adalah ketakutan atau

kekhawatiran yang dialami oleh individu yang berhubungan dengan komunikasi

secara langsung ketika individu dihadapkan pada suatu situasi yang menuntut

individu untuk mendapat perhatian yang tidak biasa dari orang lain, yaitu ketika

mempresentasikan tugas di depan kelas.

2.3.1 Karakteristik Kecemasan Komunikasi

McCroskey (1982: 51) mengemukakan, individu yang mengalami kecemasan

komunikasi, memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Internal Discomfort

Individu mengalami perasaan tidak nyaman pada diri. Ketidaknyamanan

dalam diri individu akan menimbulkan respon-respon yang negatif seperti

kekhawatiran atau ketakutan, sehingga individu akan memunculkan

kepanikan, malu, tegang atau gugup.

b. Avoidance of Communication

Individu yang mengalami kecemasan komunikasi cenderung untuk

menghindari situasi atau keadaan yang memerlukan komunikasi. Pada

situasi tersebut, perilaku yang dimunculkan biasanya berupa diam ataupun

berbicara seperlunya atau memunculkan respon berupa kalimat pendek.

c. Communication Disruption

Individu yang mengalami kecemasan dalam berkomunikasi cenderung

mengalami ketidaklancaran dalam presentasi verbal ataupun memunculkan

perilaku non verbal yang tidak natural. Pemilihan strategi komunikasi

yang kurang terencana terkadang terefleksikan dalam respon individu

berupa: “seharusnya saya…”

Page 8: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

15

d. Overcommunication

Individu lebih memperdulikan kuantitas daripada kualitas dari komunikasi

yang disampaikan. Individu cenderung menampilkan respon yang berlebih

untuk menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki kualitas yang baik

dalam melakukan presentasi namun sebenarnya perilaku itu muncul untuk

menutupi komunikasi yang kurang pada diri individu. Sebagai contoh,

individu ketika melakukan presentasi di depan kelas mengucapkan

kalimatkalimat yang tidak sesuai dengan topik yang dibawakan.

2.3.2 Tipe-Tipe Kecemasan Komunikasi

McCroskey (1982: 66) membagi empat tipe kecemasan komunikasi, diantaranya

adalah:

a. Traitlike Communication Apprehension

Kecenderungan kecemasan komunikasi yang relatif panjang waktunya dan

stabil ketika individu dihadapkan pada konteks komunikasi. Tipe ini dapat

dilihat sebagai refleksi orientasi kepribadian dari individu yang mengalami

tingkat kecemasan berkomunikasi. Contoh dari kecemasan tipe ini adalah

individu yang memiliki kecemasan karena faktor bawaan atau kepribadian

yang dimiliki individu dan tipe ini cenderung sulit untuk diubah karena

merupakan sifat bawaan dari individu.

b. Generalized Context Communication Apprehension

Kecemasan yang timbul ketika individu berada hanya pada konteks yang

bagi individu tersebut merasa terancam dan kecemasan akan berubah

apabila individu berada pada konteks yang berbeda. Contoh dari kecemasan

tipe ini adalah individu yang memiliki kecemasan ketika berada pada

Page 9: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

16

konteks berdiskusi kelompok dengan individu lainnya, namun ketika

individu dihadapkan pada konteks yang berbeda seperti melakukan pidato,

individu tidak akan mengalami kecemasan.

c. Audience Communication Apprehension

Individu merasa cemas apabila individu dihadapkan ketika individu

berkomunikasi pada tipe-tipe orang tertentu tanpa memandang waktu dan

konteks. Contoh dari kecemasan tipe ini adalah individu akan mengalami

kecemasan komunikasi apabila dalam melakukan pidato dihadapkan pada

orangtua dari individu tersebut, namun apabila individu melakukan pidato

tanpa kehadiran orangtua, maka individu tersebut tidak akan mengalami

kecemasan.

d. Situasional Communication Apprehension

Individu akan mengalami kecemasan ketika individu dihadapkan pada

situasi-situasi yang dimana individu mendapatkan perhatian yang tidak

biasa dari orang lain. Sebagai contoh, individu akan mengalami kecemasan

ketika individu dihadapkan pada situasi sedang mempresentasikan skripsi

dihadapan para dosen karena individu menjadi pusat perhatian ketika

melakukan presentasi skripsi maka individu mengalami kecemasan.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Komunikasi

Kecemasan komunikasi yang dialami individu dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Menurut Powell & Powell (2010: 44), faktor yang mempengaruhi

munculnya kecemasan komunikasi yaitu :

Page 10: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

17

a. Genetika

Kecemasan komunikasi dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dari

individutersebut,dimana bersifat genetik bahwa kecemasan komunikasi

adalah ketakutan terkait dengan faktor-faktor seperti sosialisasi,

penampilan fisik, bentuk tubuh. Hal ini juga ditingkatkan atau dibatasi

oleh faktor lingkungan. Richmond (dalam Sellnow, 2005) menjelaskan

bahwa individu yang berada yang dalam keluarga yang cenderung

merasa cemas ketika melakukan komunikasi akan dapat memiliki

kecenderungan untuk mengalami kecemasan dalam melakukan

komunikasi.

b. Skill acquisition

Individu akan merasa cemas dipengaruhi oleh keberhasilan individu

mengembangkan ketrampilan dalam komunikasi. Keterampilan seperti

penggunaan bahasa, kepekaan terhadap komunikasi nonverbal,

keterampilan manajemen interaksi dengan orang lain sehingga individu

cenderung mengalami kecemasan dalam berkomunikasi.

c. Modelling

Kecemasan komunikasi berkembang dari proses imitasi terhadap orang

lain yang diamati oleh seseorang di dalam interaksi sosialnya. Ketika

individu mengamati orang lain yang mengalami kecemasan, maka

kecemasan komunikasi cenderung muncul dalam diri invidu tersebut.

Bandura (dalam Sellnow, 2005: 36) juga menjelaskan bahwa proses

melihat orang lain dalam berperilaku dan memberikan respon terhadap

Page 11: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

18

komunikasi akan membuat individu cenderung berperilaku atau

memberikan respon yang sama.

d. Reinforcement

Kecemasan komunikasi dipengaruhi oleh seberapa sering individu

mendapat penguatan untuk melakukan komunikasi dari lingkungan

sekitarnya. Individu yang menerima reinforcement positif dalam

komunikasi akan dapat mengurangi kecemasan komunikasi, sedangkan

individu yang jarang diberikan kesempatan untuk melakukan

komunikasi dan tidak didorong untuk berkomunikasi akan

mengembangkan sikap negatif mengenai komunikasi sehingga muncul

kecemasan komunikasi.

2.5.Konsep Diri

2.5.1. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri merupakan sebuah konstruk psikologis yang telah lama menjadi

pembahasan dalam ranah ilmu-ilmu sosial (Marsh & Craven, 2008: 6). Shavelson,

Hubner, & Stanton (1976) menyatakan bahwa konsep diri merupakan persepsi

seseorang terhadap dirinya sendiri, dimana persepsi ini dibentuk melalui

pengalaman dan interprestasi seseorang terhadap dirinya sendiri. Marsh (1990)

juga menambahkan bahwasanya konsep diri merupakan nilai dari hasil proses

pembelajaran yang dilakukan dan dari hasil situasi psikologis yang diterima.

Menurut Purkey (1987: 112), konsep diri merupakan totalitas dari kepercayaan

terhadap diri individu, sikap dan opini mengenai dirinya, dan individu tersebut

merasa hal tersebut sesuai dengan kenyataan pada dirinya. Menurut Rice & Gale

(1975: 109) konsep diri terdiri dari berbagai aspek, misalnya aspek sosial, aspek

Page 12: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

19

fisik, dan moralitas. Konsep diri merupakan suatu proses yang terus selalu

berubah, terutama pada masa kanak-kanak dan remaja. Menurut Gage dan

Berliner (1998: 11) selain merupakan cara bagaimana individu melihat tentang

diri mereka sendiri, konsep diri juga mengukur tentang apa yang akan dilakukan

dimasa yang akan datang, dan bagaimana mereka mengevaluasi performa diri

mereka.

Berzonsky (1981: 32), mengemukakan bahwa konsep diri adalah gambaran

mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri nyatanya maupun penilaian

berdasarkan harapannya yang merupakan gabungan dari aspek-aspek fisik, psikis,

sosial, dan moral. Sejalan dengan defenisi tersebut Kobal dan Musek (2002)

mendefenisikan konsep diri sebagai suatu kesatuan psikologis yang meliputi

perasaan-perasaan, evaluasi-evaluasi, dan sikap-sikap kita yang dapat

mendeskripsikan diri kita. Demikian juga Paik dan Micheal (2002) menjelaskan

konsep diri sebagai sekumpulan keyakinan-keyakinan yang kita miliki mengenai

diri kita sendiri dan hubungannya dengan perilaku dalam situasi-situasi tertentu.

Konsep diri juga dapat diartikan sebagai penilaian keseluruhan terhadap

penampilan, perilaku, perasaan, sikap-sikap, kemampuan serta sumber daya yang

dimiliki seseorang (Labenne dan Greene, 1969). Konsep diri sebagai suatu

penilaian terhadap diri juga dijelaskan dalam defenisi konsep diri yang

dikemukakan oleh Partosuwido, dkk (1985) yaitu bahwa konsep diri adalah cara

bagaimana individu menilai diri sendiri, bagaimana penerimaannya terhadap diri

sendiri sebagaimana yang dirasakan, diyakini, dan dilakukan, baik ditinjau dari

segi fisik, moral, keluarga, personal, dan sosial.

Page 13: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

20

Konsep diri merupakan hal yang penting dalam kehidupan sebab

pemahaman seseorang mengenai konsep dirinya akan menentukan dan

mengarahkan perilaku dalam berbagai situasi. Jika konsep diri seseorang negatif,

maka akan negatiflah perilaku seseorang, sebaliknya jika konsep diri seseorang

tinggi, maka positiflah perilaku seseorang tersebut (Fits dan Shavelson, dalam

Yanti, 2000: 4). Hurlock (1999: 77) juga menambahkan bahwasanya konsep diri

individu dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam

hubungannya dengan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan konsep diri bukanlah

faktor bawaan namun merupakan basil interaksi dengan lingkungan, dan

merupakan cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi

kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun

lingkungan terdekatnya.

2.5.2. Pembentukan Konsep Diri

Perkembangan konsep diri merupakan suatu proses yang terus berlanjut di

sepanjang kehidupan manusia. Symonds (dalam Agustiani, 2006: 34)

menyatakan bahwa persepsi tentang diri tidak langsung muncul pada saat individu

dilahirkan, melainkan berkembang secara bertahap seiring dengan munculnya

kemampuanperseptif. Selama periode awal kehidupan, perkembangan konsep diri

individu sepenuhnya didasari oleh persepsi mengenai diri sendiri. Lalu seiring

dengan bertambahnya usia, pandangan mengenai diri sendiri ini mulai

dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain

(Taylor dalam Agustiani, 2006: 34).

Page 14: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

21

Mead (dalam Calhoun & Acocella, 1995: 21)menjelaskan bahwa konsep

diri berkembang dalam dua tahap: pertama, melalui internalisasi sikap orang

lain terhadap kita; kedua melalui internalisasi norma masyarakat. Dengan kata lain,

konsep diri merupakan hasil belajar melalui hubungan individu dengan orang lain.

Hal ini sejalan dengan istilah “looking glass self” yang dikemukakan oleh Cooley

(dalam Baumeister, 1999), yaitu ketika individu memandang dirinya berdasarkan

interpretasi dari pandangan orang lain terhadap dirinya.

2.5.3. Dimensi-Dimensi Konsep Diri

Calhoun dan Acocella menjelaskan bahwa konsep diri terdiri atas tiga

dimensi yang meliputi:

a. Pengetahuan terhadap diri sendiri yaitu seperti usia, jenis kelamin,

kebangsaan, suku pekerjaan dan lain-lain, yang kemudian menjadi

daftar julukan yang menempatkan seseorang ke dalam

kelompok sosial, kelompok umur, kelompok suku bangsa maupun

kelompok-kelompoktertentu lainnya.

b. Pengharapan mengenai diri sendiri yaitu pandangan tentang

kemungkinan yang diinginkan terjadi pada diri seseorang di masa

depan. Pengharapan ini merupakan diri ideal.

c. Penilaian tentang diri sendiri yaitu penilaian antara pengharapan

mengenai diri seseorang dengan standar dirinya yang akan

menghasilkan rasa harga diri yang dapat berarti seberapa besar

seseorang menyukai dirinya sendiri.

Adapun Brenzoky (1981) menjelaskan aspek-aspek konsep diri, yaitu:

Page 15: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

22

1. Konsep diri fisik

Konsep diri fisik berarti pandangan, pikiran, perasaan dan pemikiran

individu terhadap fisiknya sendiri. Individu memiliki konsep diri yang

tinggi bila memandang secara positif penampilannya, kondisi kesehatan

kulitnya, ketampanan atau kecantikan serta ukuran tubuh ideal. Individu

dipandang memiliki konsep diri negatif bila memandang secara negatif

hal-hal di atas.

2. Konsep diri psikis

Konsep diri psikis berarti pandangan, pikiran, perasaan dan penilaian

individu terhadap pribadinya sendiri. Seseorang digolongkan memiliki

konsep diri tinggi bila memandang dirinya sebagai individu yang bahagia,

optimis, mampu mengontrol diri dan memiliki berbagai kemampuan.

Sebaliknya, individu digolongkan sebagai orang yang memilki konsep diri

negatif bila individu memandang dirinya sebagai orang yang tidak bahagia,

pesimistik, tidak mampu mengontrol diri dan memiliki berbagai macam

kekurangan.

3. Konsep diri sosial

Konsep diri sosial berarti pandangan, pikiran dan penilaian individu

terhadap kecendrungan sosial yang ada pada dirinya sendiri. Konsep diri

sosial berkaitan dengan kemampuan yang berhubungan dengan dunia di

luar dirinya, perasaan mampu, dan berharga dalam lingkup interaksi sosial.

Individu digolongkan memiliki konsep diri sosial tinggi bila memandang

dirinya sebagai orang yang terbuka pada orang lain, memahami orang lain,

merasa mudah akrab dengan orang lain, merasa diperhatikan, menjaga

Page 16: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

23

perasaan orang lain. Sebaliknya, individu yang memiliki konsep diri sosial

negatif bila tidak memberi perhatian terhadap orang lain dan tidak aktif

dalam kegiatan sosial.

4. Konsep diri moral

Konsep diri moral berarti pandangan, pikiran, perasaan, dan penilaian

individu terhadap moralitas diri sendiri. Konsep diri moral berkaitan

dengan nilai dan prinsip yang memberi arti dan arah bagi kehidupan

seseorang. Digolongkan memiliki konsep diri moral positif bila

memandang dirinya sebagai orang yang berpegang teguh pada nilai etik

moral, namun sebaliknya, individu digolongkan memiliki konsep diri

moral negatif bila memandang dirinya sebagai orang yang menyimpang

dari standar nilai moral yang seharusnya diikutinya.

2.6. Kajian Teori

Sigmund Freud, ahli psikoanalisis pada tahun 1900 mengungkapkan

bahwasanya hal yang terpenting dari diri individu adalah proses mental. Sigmund

Freud mengatakan bahwasanya konsep diri merupakan sebuah unit psikologis

yang paling dasar untuk memahami proses mental individu. Konsep ini terus

dikembangkan oleh Freud dalam perkembangan teori ego dan dalam interpretasi

terhadap diri individu. Dalam perkembangannya, konsep diri semakin luas

digunakan dalam dunia terapi dan konseling. Prescott Lecky, ahli psikologi

tentang self concistency pada tahun 1945 menggunakan istilah konsistensi diri

yang mengacu pada dasar-dasar perilaku individu dalam terapi dan pada tahun

1948, Raimy memperkenalkan istilah konsep diri dalam wawancara konseling

karena ia melihat bahwasanya dasar-dasar dari konseling adalah bagaimana

Page 17: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

24

individu tersebut melihat dirinya secara utuh dalam konsep dirinya (Purkey, 1988).

Selanjutnya, Carl Rogers, pengembang teori self concept pada tahun 1947

mencoba untuk mengembangkan pola “self” dalam sebuah sistem psikologis.

Roger menilai bahwa ―self” merupakan dasar atau hal utama yang menjadi

bagian dari kepribadian dan penyesuaian individu. Roger juga mengatakan

bahwasanya ―self” merupakan produk sosial yang tumbuh dari proses

interpersonal yang dilakukan. Teori konsep diri semakin berkembang pada tahun

1970 sampai tahun 1980-an dengan pola konsep diri umum. Pada saat itu semakin

banyak peneliti yang menyadari betapa pentingnya mempelajari konsep diri

karena konsep diri sangat mempengaruhi perilaku individu. Dalam permasalahan

seperti penggunaan alkohol, permasalahan keluarga, penyalahgunaan obat-obatan,

masalah akademis dan lain sebagainya, sangat dipengaruhi oleh konsep diri

seseorang. Sehingga banyak para peneliti mengembangkan suatu cara bagaimana

agar dapat menguatkan konsep diri untuk menjadi lebih baik (Purkey, 1988).

Pada awalnya konsep diri merupakan suatu konstruk yang bersifat umum

atau yang lebih dikenal dengan istilah unidimensional (Prasetyo, 2006). Konsep

diri umum merupakan generalisasi pemahaman konsep diri tanpa melihat

deskripsi spesifik dari apa yang dilihat secara khusus. Hal ini mengandung arti

bahwa konsep diri umum merupakan pemahaman seorang individu terhadap diri

mereka secara umum tanpa melihat bagian-bagian yang lebih spesifik dari diri

mereka (Puspasari, 2007).

Perkembangan konsep diri selanjutnya lebih mengarah pada konsep diri

yang bersifat spesifik atau yang lebih dikenal dengan istilah multidimensional.

Konsep diri spesifik merupakan pola penilaian konsep diri individu yang melihat

Page 18: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

25

ke dalam perspektif yang lebih luas terhadap diri individu, sehingga bisa

mendapatkan gambaran diri individu dari berbagai sudut pandang yang beragam

dan dinamis (Metivier, 2009). Jika hanya ada satu penjelasan mengenai konsep

diri unidimensional, maka pada konsep diri multidimensional dapat melihat diri

seseorang dari berbagai konteks, seperti konsep diri spiritual, konsep diri sosial,

konsep diri terhadap lingkungan dan lain sebagainya (James, dalam Metivier,

2009).

Pada seperempat abad terakhir, penelitian mengenai konsep diri semakin

meningkat. Hal ini disebabkan karena keinginan para peneliti untuk

mengembangkan konstruk konsep diri pada diri individu. Salah satu pola

pengembangan konsep diri yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan

pola konsep diri yang bersifat multidimensional (Marsh & Craven, 2008). Marsh

& Parker (dalam Metivier, 2009) mengatakan bahwasanya pola pengukuran

konsep diri yang bersifat multidimensional memiliki beberapa keuntungan

dibandingkan dengan pola unidimensional. Dalam konsep diri yang bersifat

multidimensional kita dapat melihat karakteristik individu dari berbagai macam

konteks pada diri individu, dapat memprediksi perilaku seseorang, dapat

membantu menyelesaikan permasalahan pada individu, dan dapat

mengembangkan integrasi antar konstruk daripada konsep diri yang bersifat

unidimensional.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep diri yang bersifat

multidimensional. Hal ini dilakukan untuk mengetahui konsep diri secara spesifik

sehingga mendapatkan berbagai macam konsep diri individu dari sudut pandang

yang beragam selain dari beberapa keunggulan pola konsep diri multidimensional

Page 19: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

26

yang telah disebutkan di atas.

Shavelson, Hubner, dan Stanton (1976) membagi konsep diri menjadi

beberapa bagian, yakni general-esteem, konsep diri akademis dan konsep diri non

akademis. Dimana konsep diri akademis dan non akademis dibagi menjadi

beberapa bagian lagi seperti dalam tabel berikut :

Gambar 2.1

Struktur konsep diri Shavelson, Hubner, & Stanon (1976)

2.7. Definisi Konsep dan Definisi Operasional

2.7.1. Definisi Konseptual

Batasan tentang pengertian yang diberikan peneliti terhadap variabel-

variabel (konsep) yang hendak diukur, diteliti dan digali datanya agar

peneliti memperoleh kejelasan pengertian tentang variabel-variabel

tersebut (Hamidi, 2010).

Berikut fokus penelitian disini adalah :

a. Konsep Diri

Adapun pengertian dari konsep diri merupakan persepsi seseorang

Page 20: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

27

terhadap dirinya sendiri, dimana persepsi ini dibentuk melalui

pengalaman dan interprestasi seseorang terhadap dirinya sendiri

(Baron, 2003)

b. Kecemasan Komunikasi

Ketakutan berupa perasaan negatif yang dirasakan individu dalam

melakukan komunikasi, biasanya berupa perasaan tegang, gugup

ataupun panik ketika melakukan komunikasi (West, 2008).

2.7.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur,

yaitu dengan menetapkan jenis dan jumlah indikator variabel tersebut

berdasarkan definisi konseptual variabel yang telah dibuat sebelumnya

(Hamidi,2010).

Berikut definisi operasional dalam penelitian ini yang terbagi dalam 2 (dua)

variabel:

1. Konsep Diri (Variabel Bebas)

Menurut Brenzosky (1981) Konsep diri adalah persepsi dan perasaan

seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri diukur menggunakan

Skala self-concept berdasarkan indikator :

1) Kondisi fisik

2) KondisiMental

3) Kondisi Sosial

4) Kondisi Ekonomi

2. Kecemasan komunikasi (Variabel Terikat).

Menurut Powel dan Powel (2010) tingkat ketakutan individu yang

Page 21: BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasieprints.umm.ac.id/35180/3/jiptummpp-gdl-brillianas-47970-3-babii.pdf8 BABII TINJAUANPUSTAKA 2.1KecemasanKomunikasi 2.1.1PengertianKecemasan

28

diasosiasikan dengan situasi komunikasi, baik komunikasi yang nyata

ataupun komunikasi yang akan dilakukan individu dengan orang lain

maupun dengan orang banyak.Di ukur dengan menggunakan skala

kecemasan yang berdasarkan indikator :

1) Panik

2) Takut

3) Menghindar

4) Tegang

5) Tidak nyaman

6) Khawatir