bab+3

19
8 BAB III JARINGAN LOKAL AKSES RADIO 3.1 Jaringan Lokal Akses Radio JARLOKAR merupakan singkatan dari Jaringan Lokal Akses Radio, yaitu sistem yang memungkinkan pelanggan dihubungkan dengan sentral lokal melalui radio, tanpa harus memasang kabel. Seiring dengan laju pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, kebutuhan masyarakat akan jasa telekomunikasi semakin bertambah tinggi. Di Indonesia, pangsa pasar telekomunikasi masih sangat luas pada saat ini jumlah penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa. Hal ini memacu kepada para penyelenggara jasa telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu diperlukan penerapan teknologi baru agar percepatan penyediaan jasa telekomunikasi dapat terwujud. Teknologi yang diperlukan untuk membantu manusia dalam melaksanakan aktifitas, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi. Seiiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, muncul teknologi-teknologi baru yang sangat cepat. Begitu juga dibidang telekomunikasi, baik sistem komunikasi suara, komunikasi datar, maupun gambar. Untuk komunikasi suara, khususnya telephone mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik sentral telephone, media transmisi maupun terminalnya. Teknlogi analog sudah bergeser dan kedudukannya diganti oleh teknologi digital. Dimana sudah jarang dijumpai sentral telepon analog dan telephone engkel. Pelayanan sambungan telepon melalui kabel adalah hal yang umum kita jumpai, sebagian besar pelanggan telepon dilayani melalui sambungan kabel ke rumah masing- masing pelanggan. Sambungan saluran kabel mempunyai keterbatasan secara fisik dan dibatasi oleh keadaan alam dimana jaringan kabel tersebut digelar. Pertimbangan ini tidak hanya dipengaruhi pada faktor ekonomi.

Upload: farit-mohammad

Post on 06-Sep-2015

232 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 8

    BAB III

    JARINGAN LOKAL AKSES RADIO

    3.1 Jaringan Lokal Akses Radio

    JARLOKAR merupakan singkatan dari Jaringan Lokal Akses Radio, yaitu

    sistem yang memungkinkan pelanggan dihubungkan dengan sentral lokal melalui radio,

    tanpa harus memasang kabel.

    Seiring dengan laju pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, kebutuhan

    masyarakat akan jasa telekomunikasi semakin bertambah tinggi. Di Indonesia, pangsa

    pasar telekomunikasi masih sangat luas pada saat ini jumlah penduduk Indonesia sekitar

    200 juta jiwa. Hal ini memacu kepada para penyelenggara jasa telekomunikasi untuk

    memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu diperlukan penerapan teknologi baru agar

    percepatan penyediaan jasa telekomunikasi dapat terwujud.

    Teknologi yang diperlukan untuk membantu manusia dalam melaksanakan

    aktifitas, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi. Seiiring dengan

    berkembangnya ilmu pengetahuan, muncul teknologi-teknologi baru yang sangat cepat.

    Begitu juga dibidang telekomunikasi, baik sistem komunikasi suara, komunikasi datar,

    maupun gambar.

    Untuk komunikasi suara, khususnya telephone mengalami perkembangan yang

    cukup pesat, baik sentral telephone, media transmisi maupun terminalnya.

    Teknlogi analog sudah bergeser dan kedudukannya diganti oleh teknologi digital.

    Dimana sudah jarang dijumpai sentral telepon analog dan telephone engkel.

    Pelayanan sambungan telepon melalui kabel adalah hal yang umum kita jumpai,

    sebagian besar pelanggan telepon dilayani melalui sambungan kabel ke rumah masing-

    masing pelanggan. Sambungan saluran kabel mempunyai keterbatasan secara fisik dan

    dibatasi oleh keadaan alam dimana jaringan kabel tersebut digelar. Pertimbangan ini tidak

    hanya dipengaruhi pada faktor ekonomi.

  • 9

    Masalah yang dihadapi sekarang adalah bagaimana dapat melayani pelanggan

    yang tidak dapat dilayani oleh jaringan kabel kesentral lokal karena belum tercakup

    dalam jaringan kabel (jarkab). Tentunya alternatif pemecahan yang sama kwalitas

    jaringan kabel, bahkan dapat diberi tambah.

    Salah satu untuk mengatasi keterbatasan ini adalah dengan akses radio. Namun

    banyak pilihan yang ditawarkan dengan akses radio ini. Teknologi komunikasi pedesaan

    (Rural Teknologi) teknologi selular (Mobile/Cellural Teknologi), Cordless dan teknologi

    akses lainnya. Tentunya, teknologi baru merupakan koreksi terhadap teknologi lama

    dalam arti memberi nilai tambah yang lebih besar secara ekonomis, keamanan dan

    kehandalan. Diharapkan teknologi ini dapat memenuhi pertimbangan yang telah

    dikemukakan diatas.

    Teknologi Cordless (Tanpa Kabel/Teknologi Radio) saat ini merupakan salah satu

    bidang industri telekomunikasi yang paling dinamis, baik dilihat dan perkembangan

    teknologi maupun pertumbuhan pelanggannya. Dengan berbasis pada teknologi radio,

    teknologi Cordless menjanjikan banyak kemudahan, baik dan pihak penyelenggara jasa

    telekomunikasi maupun dari pihak pelanggan.

    Salah satu Aplikasi teknologi radio adalah suatu Jaringan Lokal Akses Radio

    (Jarlokar) atau Wireless Local Loop (WLL). Jarlokar adalah jaringan lokal yang

    menggunakan akses radio untuk menghubungkan antara pelanggan dengan sentral lokal

    didaerah pelayanan sentral lokal tersebut. JARLOKAR juga dikenal dengan sistem

    selular tidak bergerak. Aplikasi teknologi radio yang tidak menggunakan media fisik

    seperti tembaga atau serat optik.didalam jaringan lokal menjanjikan perubahan radikal

    didalam perencanaan didalam jaringan secara keseluruhan. Faktor geografis yang selama

    ini menjadi salah satu kendala dalam penggelaran jaringan kabel, terutama didaerah

    perkotaan bukan lagi menjadi masalah dalam jarlokar.

  • 10

    3.2 Konfigurasi JARLOKAR

    Konfigurasi JARLOKAR erat kaitannya dengan jenis area dan teknologi yang

    digunakan. Konfigurasi ini berbeda untuk daerah urban, sub urban atau rulal. Begitu juga

    dengan teknologi yang dipilih. Secara umum konfigurasi jarlokar dapat dilihat pada

    gambar 3.2.

    Sistem jarlokar ini dibangun dengan tidak memfungsikan fungsi-fungsi khusus

    yang terdapat pada sistem komunikasi bergerak seperti Handover, roaming.

    3.3 Pengertian JARLOKAR

    Pengertian JARLOKAR atau WLL (Wireless Local Loop) adalah suatu sistem

    jaringan akses lokal antara terminal pelanggan dan sentral lokal dengan menggunakan

    gelombang radio sebagai media transmisinya dan juga sebagai pengganti jaringan kabel

    kawat tembaga.

  • 11

    Gambar 3.2 Jaringan Lokal Akses Pelanggan [1]

    Banyak system radio yang dikembangkan untuk aplikasi jaringan local berdasarkan

    pada basis pengembangannya dapat diklasifikasikan menjadi :

    1. Teknologi Cordless

    2. Teknologi Selular : Analog dan Digital

    3. Teknologi Rural

  • 12

    3.3.I Teknologi Cordless

    Banyaknya cordless (tanpa kabel) sebenarnya didisain untuk memberikan solusi

    terhadap permasalahan sistem microselular yang mempunyai kapasitas trafik yang tinggi

    namun dengan konfleksitas rendah. Di beberapa negara, sistem ini sudah di Aplikasikan

    untuk jarlokar dengan kwalitas yang cukup memuaskan.

    Teknologi Cordless berangkat dari telepon cordless. Pada prinsipnya teknologi ini

    mengganti Core (Kabel) dengan memanfaatkan gelombang radio dimana pemakai dapat

    menggunakan teleponnya pada suatu batas tertentu (daerah cakupan). Teknologi awal

    telepon cordless adalah CT 0 dan CT 1, generasi selanjutnya CT 2 yang dikembangkan

    oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute) atau DECT (Digital European

    Cordless Telecomunication)

    CT 0 dan CT 1 masih menggunakan sistem manual, sedangkan CT 2, CT 3 dan

    DECT menggunakan sistem digital. Perbandingan dari CT 2, CT 3 Dan DECT bisa

    dilihat dalam tabel 3.1.

    Melihat topologinya, DECT diaplikasikan untuk menggantikan jaringan lokal

    seluruhnya, sedangkan CT 2 menggantikan saluran penanggalannya.

    Tabel 3.1 Teknologi Cordless. [2] CT2 CT3 DECT

    No. Of (Speech) Chaneels 40 32 120

    Bite Rate 72 kbps 640 kbps 1.1 52 kbps

    Time Frame Length 2ms 16ms 10ms

    No. Of Carrier 40 4 10

    Carrier Spacing 100 KHz 1.000 KHz 1.728KHz

    Operatting Frekuency 864-868 MHz 862-866 1,880- 1,900 GHz

    Access Metode FDMA TDMA/TDD TDMA/TDD

    3.3.2 Teknologi Selular

    Teknologi selular dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama

    penggunaan akses TDMA, E-TDMA (Enhanced TDMA) dan CDMA sehingga mampu

    melayani sejumlah besar pelanggan dengan spektrum pelangan yang terbatas. Akses ini

  • 13

    untuk mencapai efisiensi penggunaan pita frekuensi yang optimum terutama dengan hal-

    hal yang berkaitan dengan tingkat kualitas transmisi.

    Pada teknologi selular, pelanggan dapat berkomunikasi dengan pelanggan lain

    dalam selnya sendiri atau dengan pelanggan dalam keadaan bergerak. Dengan

    memodifikasikan sistem selular yang ada dapat digunakan untuk aplikasi fixed selular

    atau jarlokar. Sistem ini digunakan pada jaringan lokal dengan tidak memfungsikan

    fungsi-fungsi khusus yang terdapat pada sistem selular, seperti fungsi handover dan

    roaming.

    Sistem selular yang ada pada saat ini dikelompokan menjadi 2 bagian, yaitu:

    a. Analog Selular Dengan ketersediaan yang luasnya sebagai hasil high-mobilitas pasar

    melayani, ada daya gerak penting untuk menggunakan selular analog dalam WLL

    (Wireless Local Loop). Sekarang ini ada tiga jenis sistem selular analog utama

    beroperasi di dunia, yaitu : sistem telepon gesit yang maju ( AMPS), Telepon

    gesit Nordic ( NMT), dan total sistem komunikasi akses ( TACS). AMPS dan

    Kerabatnya narrowband mengedepankan sistem telepon gesit ( NAMPS)

    mendominasi teknologi selular.

    b. Digital Selular Standard Selular digital di seluruh dunia utama meliputi sistem global

    untuk komunikasi gesit ( GSM), time-division berbagai akses ( TDMA), Hughes

    tingkatkan TDMA ( E-Tdma), dan code-division berbagai akses ( CDMA).

    3.3.3 Teknologi Rural

    Sistem komunikasi rural digunakan untuk melayani pelanggan pada daerah-yang

    jauh dari sentral, biasanya didaerah pedesaan yang mempunyai trafik yang rendah.

    Penggunaan teknologi rural pada daerah perkotaan akan memerlukan modifikasi khusus

    sehingga teknologi ini dapat digunakan untuk teknologi rural ini adalah A-9800 Alcatel

    buatan Jerman.

  • 14

    3.4 Perbandingan Jarlokar dengan Jarlokat

    Jaringan Lokal Akses Radio (Wirelwess Local Loop) adalah salah satu jaringan

    lokal pelanggan. Jika medium transmisi penghubung antara CJNI dan SNI adalah radio,

    maka jaringan lokal akses pelanggan disebut Jaringan Lokal Akses Radio (JARLOKAR)

    atau WLL. Selain jarlokar terdapat dua macam jaringan lokal akses lain, yaitu:

    JARLOKAT (Akses Tembaga) dan JARLOKAF (Akses Fiber).

    Jika dibandingkan dengan dua medium lainnya sistem jarlokaf mempunyai

    beberapa keunggulan disamping kekurangan-kekurangannya.

    Perbandingan jarlokar / WLL dibandingkan dengan jaringan kabel lokal

    konvensional (jarlokat) diperlihatkan oleh tabel 3.2 berikut ini..

    Tabel 3.2 Perbandingan Jarlokar dengan Jarlokat. [1] Kabel LokalKonvensional ( Tembaga ) Jarlokal / WLL

    Dari Segi

    Infrastruktur

    Ukuran atau dimensinya Pembangunan Lama Pengembangan Sulit (Merupakan pekerjaan

    besar jika tidak tersedia cadangan kabel)

    Ukurannya kecil berbentuk cell station Perkembangan cepat Mudah dikembangkan, yaitu hanya dengan

    menambahkan jumlah kanal pada cell Station

    Perlu petugas O/M dalam yang kecil

    Dari segi operation

    and maintanace

    Pemelihaaraan mencakup keseluruhan kabel Perlu petugas O/M dalam jumlah yang besar

    Pemeliharaan hanya untuk cell station Perlu petugas O/M dalam jumlah yang kecil

    Dari segi kerawatan

    terhadap bencana

    atau kerusakannya

    Gangguan/kerusakan mungkinterjadi pada area luas dan menyebar

    Perlu Waktu penanggulangan yang lama

    Gangguan/kerusakan mungkin terbatas pada cell stationdan perangkat pelnggan

    Waktu penanggulangan cepat

  • 15

    Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, selain keunggulan-keunggulan yang

    dimilikinya. Jarlokar atau WLL juga mempunyai beberapa

    kekurangan/keterbatasan, diantaranya:

    a. Adanya masalah pada propagasi yaitu terhalangnya hambatan

    gelombang radio karena hambatan fisik.

    b. Ketersediaan pita frekuensi.

    c. Perlu biaya untuk backhaul, tower dan sistem satu daya.

    d. Tingkat layanan.

    Bandwith layanan terbatas. Blocking karena multiple access. Terputusnya hubungan karena propagasi yang tidak sempurna.

    3.5 Alasan Penggunaan Jarlokar

    Jarlokar memungkinkan pelanggan dihubungkan dengan sentral lokal

    tanpa harus memasang kabel, yang selain mengganggu lingkungan juga relatif

    membutuhkan waktu yang lama selain biaya mahal. Biaya penyediaan kabel lokal

    bertambah dengan pertambahan jarak antara pelanggan dan sentral. Dilain pihak

    biaya pemasaran jarlokar pada dasamya tidak tergantung jarak. Jadi, pada jarak

    diatas tertentu pemasangan jarlokar akan lebih murah dibandingkan dengan

    pemasangan kabel telephone. Pemasangan jaringan jarlokar juga relatif lebih

    pendek dan tidak menggangu lingkungan seperti penggalian kabel ditepi jalan

    atau pemasangan tiang telephone.

    Beberapa aspek yang harus diperhatikan pada penggunaan jaringan jarlokar:

    a. Aspek Demografis : Daerah Urban, Sub-urban atau rural

    b. Aspek Geografi : Daerah berbukit, daerah datar atau

    bergedung tinggi.

    c. Aspek ekonomi dari masyarakat : Daerah Bisnis dan Perumahan.

  • 16

    3.6 Element dan Struktur Sistem WLL

    Sesuai dengan gambar 3.3 adapun elemen dari struktur WLL dijelaskan sebagai

    berikut:

    Keterangan :

    XBS : Exchange Base Station

    RSC : Radio Station Central

    RST : Radio Station Terminal

    RSN : Radio Station Nodal Whit/Without Subcribers

    WBT : Wireless Base Transceiver

    WST : Wireless Subsciber Termination

    Gambar 3.3 Elemen dan Strutur system WLL Alcatel. [4]

  • 17

    XBS-RSC

    Pada radio terrestial boleh dikatakan tidak ada keterbatasan atau kendala.

    Beberapa keterbatasan atau kendala akan terjadi pada aplikasi satelit tergantung

    pada echo-canceller.

    RSC-RST/RSN

    RSN berlaku sebagai stasiun repeater. RSN dibutuhkan jika sinyal radio

    antara RSC dan RST terhalang atau jarak yang terlalu jauh. Jarak maksimum

    untuk sinyal radio adalah 30 sampai dengan 40 Km. Saluran pelanggan dapat

    terhubung pada RST dan RSN (16 atau 80 saluran pelanggan telepon, tergantung

    ukuran stasiun). Konfigurasi mekanik RSN digunakan untuk outdoor.

    RSC (Radio Station Central), berfungsi sebagai Base Station PMP-TDMA

    yang mentransmisikan sinyal TDM ke RSN dan RST. Perangkat RSC ini dapat

    ditempatkan di lokasi dekat dengan sentral lokal atau di lokasi berjauhan dengan

    menggunakan transmisi 2 Mbps (ITU-T Rec. G-703).

    RST/RSN-WBT

    Melalui 4 transmisi kabei 1.152 Mbps, sampai dengan 1.400 Mbps (2 time

    slot aktive dan diameter kabel 0,6 mm). HDSL 2 sistem transmisi kabel s/d 2,5

    Km, (24 time slot aktive dan diamter kabel 0,8 mm).

    3.7 Jangkauan WLL dengan DECT

    Jarlokar DECT sebenarnya adalah suatu sistem WLL berbasis teknologi

    cordless digital. Adapun karakteristik dari teknologi tersebut adalah jangkauannya

    yang kecil (untuk aplikasi mikro sel). Kenyataan tersebut juga didukung dengan

    spesifikasi yang terdapat pada DECT yang distandarkan oleh ETSI yang

    menjelaskan bahwa transmit power di sisi base station adalah sebesar 250 mW.

    Sebagai akibatnya radius yang dapat dicapainya hanya sekitar 5 km. Dan

    sepertinya kalau dari ETSI belum ada perubahan, maka pihak vendorpun tidak

  • 18

    akan merubah spesifikasi sebelumnya sehinggan jangkauan tidak akan bertambah

    jika hanya menggunakan interface DECT saja.

    Semakin lama perkembangan demand di suatu daerah pada umumnya akan

    semakin besar. Diakibatkan penyebaran yang tidak merata dan bersifat acak maka

    diperlukan perluasan coverage untuk melayani seluruh calon pengguna. Perluasan

    di sini berarti memperpanjang jarak jangkau dan bisa berarti menangani daerah

    blankspot yang sebenarnya secara teori (kondisi LOS) dapat dijangkau oleh suatu

    base station . Daerah blankspot dimaksud biasanya disebabkan terhalang oleh

    gedung atau pohon atau disebabkan oleh kountur tanah yang tidak bersahabat.

    Teknik yang akan digunakan adalah dengan memasang WRS dan

    memadukan point to multi point pada sisi approach link dengan DECT itu sendiri

    serta dengan teknik penempatan antena pada sektor tertentu.

    Ketiga skenario di atas akan dibahas seperti penjelasan di bawah ini.

    a. Metode WRS (Wireless Relay Station)

    Pada uraian ini akan dibahas beberapa hal mengenai WRS hubungannya

    dengan prinsip kerja, aplikasi penggunaannya dan aspek lain yang berhubungan.

    Untuk selanjutnya istilah penguat ulang ini akan disebut sebagai WRS.

    Prinsip kerja WRS

    Sebuah WRS terdiri dari elemen kearah sistem yaitu Fixed radio Termination

    (FT) dan elemen kearah pelanggan Portable radio Termination (PT), yang

    berfungsi meneruskan informasi antara RFP ke PP dan sebaliknya. Dengan

    kata lain seakan akan WRS berfungsi membuat pantulan sempurna atau

    memancarkan ulang secara transparan apa yang dipancarkan oleh RFP kepada

    PP dan juga apa yang diterima dari PP ke RFP.

  • 19

    b. Gabungan Point to Multi point dengan DECT

    Jika pada metode WRS yang diperluas adalah sisi air interface pada

    DECT, maka pada penambahan sistem PMP yang ditambah adalah interface

    antara controller dan BTS.

    Tidak semua teknologi DECT dari tiap vendor menawarkan metode ini.

    Sebagai contoh dari Siemens dan Ericsson hanya menawarkan pure DECT.

    Pada tulisan ini akan mengambil contoh dari vendor Alcatel, hal ini menjadi

    pertimbangan penulis adalah karena banyaknya DECT Alcatel yang telah diinstal

    di Indonesia.

    Sistem yang ditawarkan adalah Alcatel A9800, mempunyai kapasitas per

    sistem 512 pelanggan. Sebelum digambarkan gabungan antara PMP dengan

    DECT, maka ada baiknya kalau digambarkan konfigurasi DECT murni. Secara

    jelas dapat dilihat seperti gambar berikut ini :

    XBS : Exchange Base Station

    RSCW : Radio Station Central Wireless

    WBT : Wireless Base Transceiver

    WST : Wireless Subcriber Terminal

    Gambar 3.4 Konfigurasi DECT murni. [4]

  • 20

    3.8 Tahap Implementasi dan Operasional

    Implementasi perangkat dilapangan harus dilakukan dengan baik.

    interkoneksi diantara sub-sistem perangkat yang baik menghindari adanya

    loossess terhadap unjuk kerja perangkat tersebut. Pengoperasian perangkat harus

    memenuhi standar prosedur yang telah ada sehingga langkah-langkah pengujian

    maupun pengecekan rutin terhadap piranti dapat dilaksanakan.

    3.8.1 Ketinggian antena RBS (Radio Base Station)

    Ketinggian pemakaian antena RBS tergantung pada perhitungan tinggi

    antena pada saat survey. Untuk pengkaveran individual dan sentral, biasanya

    WBT ditempatkan pada posisi tertinggi pada tower, hal ini ditunjukkan untuk

    memperluas kaveran area dari sentral.

    Untuk pemasangan antena dari RBS kelokasi masing-masing RST

    bergantung pada profile lintasan dan dipengaruhi juga dengan tinggi kontur tanah

    dan tinggi halangan (Obstacel) yang terlintas dalam profile tersebut.

    Kepresisian koordinat lokasi yang digunakan untuk plot peta topografi

    sangat menentukan sekali dalam pembuatan path profile. Data-data pendukung

    mengenai tinggi kontur tanah masing-masing stasiun tanah, perbedaan selang

    kontur pada link profile lintasan serta estimasi tinggi halangan sangat diperlukan

    sekali didalam perhitungan tinggi tower.

    3.8.2 RSSI (Radio Signal Strenght Indication)

    Merupakan indikasi level penerimaan dari perangkat dan mempunyai

    standar pengukuran tertentu. Pengukuran indikasi level signal ini dapat diukur

    oleh peralatan handy terminal.

    Keberhasilan installasi pelanggan ditentukan oleh pengukuran level

    penerimaan. Untuk pelanggan yang menggunakan sistem individual level

    penerimaan terendah -86 dBm, sedangkan untuk sistem cluster level terendah -96

    dBm. Pengukuran ini dapat dijadikan acuan terhaap layak tidaknya perangkat

    dipasang dipelanggan.

  • 21

    3.8.3 Intallasi Pelanggan

    Intallasi pelanggan dibedakan menjadi 2 bagian :

    a. System Cluster

    Untuk installasi pelanggan sistem cluster, installasi dilaksanakan sama

    dengan untuk sistem jaringan kabel seperti biasa penempatan jalur kabel harus

    dirancang sedemikian rupa agar dapat terlihat rapi dan efisien.

    b. System Individual (DECT)

    Untuk installasi pelanggan sistem individual, dilaksanakan dengan

    mengambil sampling, pada lokasi area tertentu dan kita ukur level penerimaan

    disana. Perlu diketahui juga kondisi permukaan tanah maupun kondisi lokasi

    sekeliling dan bangunan tertinggi dapat mempengaruhi level penerimaan. Jika

    level penerimaan tidak memenuhi criteria lebih baik instalasi pelanggan tidak

    diteruskan.

  • 22

  • 23

  • 24

  • 25

  • 26