bab21
DESCRIPTION
ooqTRANSCRIPT
-
4BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Masa nifas (Puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Masa nifas (Puerperium) adalah masa
pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali
seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 - 8 minggu (Sarwono, 2006).
Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologi, yaitu: perubahan fisik,
Involusi uterus dan pengeluaran lokhia, Laktasi/pengeluaran air susu ibu,
Perubahan system tubuh lainnya, Perubahan psikis.
Nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu :
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang
lamanya 6 - 8 minggu.
c. Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis
baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam (Sarwono, 2006).
-
5B. Adaptasi Fisiologis Post Partum
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Pada akhir kala tiga persalinan, fundus uterus berada setinggi umbilikus
dan berat uterus 1000 gram. Uterus kemudian mengalami involusi dengan
cepat selama 7 10 hari pertama, dan selanjutnya proses involusi
berlangsung lebih berangsur-angsur menjadi kecil sehingga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil.
Fundus uteri setinggi setengah pusat symphisis. Tebal dinding rahim
kurang lebih 4 x 5 cm, warna lebih pucat. Dalam 12 jam persalinan, tinggi
fundus uteri akan naik sampai satu jari diatas pusat. Bila terjdi kenaikan
yang berlebihan disertai dengan kontraksi uterus yang lembek, biasanya
disebabkan oleh kandung kemih yang penuh (Blackburn, 2003)
Istilah involusi digunakan untuk menetapkan terjadinya pengambilan
ukuran dan kondisi keadaan semula sebelum hamil. Bekas luka plasenta
akan kembali sembuh dalam 6 minggu. Bila terjadi perlambatan akan
disebut dengan sub-involusi yang akan menimbulkan gejala / tanda :
1) Lochea menetap / merah segar
2) Penurunan fundus uteri lambat
3) Tonus uterus lembek
4) Tidak ada perasaan mulas
b. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavam uteri dan vagina
dalam masa nifas.
Macam-macam lochea :
1) Lochea rubra (2 - 3 hari post partum)
Jumlahnya sedang, berwarna merah dan terutama darah, dan bekuan
mengandung desidua dan tropoblast.
2) Lochea serosa (hari ketiga sampai kesepuluh)
Jumlahnya berkurang dan berwarna merah muda (hemoserosa),
mengandung serum leukosit dan jaringan mati.
-
63) Lochea alba (hari kesebelas sampai dua minggu)
Jumlahnya sedikit, berwarna putih atau hampir tidak berwarna,
mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mukosa, serum. Bau lochea
normal seperti bau darah menstruasi (amis).
Bau lochea normal adalah seperti bau darah menstruasi (amis) dan
jumlah lochea normal 240 - 270 cc. hal penting yang perlu diingat
bahwa semua daerah yang keluar pervaginam tidak selalu merupakan
lochea. Hal lain yang merupakan sumber pendarahan pervaginam
setelah melahirkan adalah adanya laserasi serviks atau adanya
robekan pada vagina (Bobak, 2005)
c. Serviks
Setelah kala III dan segmen uterus merupakan struktur tipis, kolaps dan
lembek. Pada ekstroserviks akan mendapat luka kecil dan memar, yang
merupakan kondisi optimal untuk terjadi infeksi setelah melahirkan,
lubang serviks akan dilatasi hingga 10 cm dan berangsur menutup tetapi
ostium ekternum tidak akan kembali dan akan berbentuk seperti mulut
ikan.
d. Vagina
1) Edema dan luka-luka pada dinding vagina
2) Rugae mendasar dan akan kembali pada minggu ketiga
3) Himen robek diberbagai tempat dan sisa robekan yang masih ada
disebut dengan Curunculae Mytiformis. Tonus dan kontraksi otot
vagina akan mengendur, hal ini dapat dikembalikan dengan
melakukan senam post partum (pengerutan perineal) yang dapat
dilakukan segera setelah persalinan selesai. Labia mayor dan minor
juga akan mengendur dan ukuran vagina akan kembali mengecil. Jika
ada episiotomi akan berpengaruh pada reflek pengosongan kandung
kemih adequate, biasanya otot kandung kemih akan pulih selama 5-7 hari.
e. Perubahan Perineum
Segera setelah persalinan, perineum akan edema dan terdapat perlakuan
baik-baik yang dibuat (melalui prosedur episiotomi) maupun yang
spontan. Sering juga terdapat ekimosis (bercak pendarahan pada kulit dan
selaput lendir).
-
7Kembalinya Ovulasi dan Menstruasi
Pada ibu yang tidak menyusui, menstruasi akan terjadi pada sekitar
minggu ke 6 - 8 post partum. Ibu yang menyusui 45% akan menstruasi
Anovulatory satu kali atau lebih (80% ibu menyusui). Pada ibu-ibu ini
terjadi infertilitas dengan penyebab pasti yang belum jelas.
f. Payudara
Berbeda dengan perubahan atrofik yang terjadi pada organ-organ pelvis,
payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas, kecuali jika
laktasi disupresi. Payudara akan menjadi lebih besar, lebih kencang dan
mula-mula lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status
hormonal serta dimulainya laktasi.
2. Sistem Gastro Intestinal
Rasa sering timbul segera selesai persalinan karena banyaknya energi yang
telah dikeluarkan oleh ibu selama proses persalinan.
a. Haus dan ingin minum banyak, akibat banyaknya cairan yang keluar
selama persalinan, baik berupa darah, keringat, maupun kemih dan
pernafasan.
b. Buang air besar sering kali kurang lancar karena tonus otot yang
menurun, tekanan intra abdominal menurun, dan nyeri akibat luka
perineum, serta kadang-kadang oleh haemoroid.
3. Sistem Kardiovaskuler
a. Tanda-tanda vital
1) Suhu dalam 24 jam pertama mungkin akan meningkat menjadi 380C
disebabkan oleh kelelahan dan dehidrasi. Bila lebih dari 380C
setelah 24 jam pertama sampai dengan hari kesepuluh,
kemungkinan terjadi infeksi
2) Tekanan darah harus stabil, bila terjadi penurunan sedikit, hal ini
normal karena adanya proses adaptasi terhadap penurunan dalam
rongga panggul dan pendarahan. Tetapi bila ada peningkatan dan
keluhan pusing, perlu diperhatikan.
-
83) Bradikardi, dengan frekuensi 50 - 70 kali/menit adalah normal untuk
6 - 10 hari pertama, hal ini mungkin disebabkan karena penurunan
aliran darah dari jantung.
4) Takhikardi jarang terjadi, hal ini akan timbul karena pendarahan
persalinan lama atau sulit.
4. Sistem Hematologi (darah)
a. Pada akhir periode post partum, darah harus sudah mulai kembali ke
keadaan semula
b. Plasma fibrinogen dipertahankan pada tingkat keadaan hamil selama 1
minggu post partum
c. Leukositosis normal pada kehamilan rata-rata sekitar 12.000/mm3. selama
10 sampai 12 hari pertama setelah bayi lahir, nilai leukosit antara 20.000
dan 25.000/mm3.(Bobak, 2001)
d. Kehilangan darah yang normal (250 - 500 cc) pada persalinan normal.
e. Karena tidak terjadi percepatan pengrusakan sel darah merah, penurunan
jumlah disebabkan oleh masa hidup mereka yang telah habis
f. Haemogoblin dan nilai eritrosit bervariasi selama masa nifas dini, tetapi
harus kembali normal dalam 2 - 6 minggu post partum.
g. Peningkatan nilai hematokrit.
5. Sistem Neurologi
Perubahan pada sistem neurologi selama masa nifas sebagai akibat dari
adaptasi menjadi seorang ibu setelah hamil dan adanya trauma setelah proses
melahirkan. Rasa tidak nyaman neurologis yang diinduksi kehamilan akan
menghilang setelah wanita melahirkan.
6. Sistem Perkemihan
Segera setelah persalinan, sering terjadi pengeluaran yang tidak tentu dan
peningkatan residual urin. Karena kapasitas kandung kemih yang meningkat,
penurunan sensitifitas tekanan cairan, edema dan perlukaan sekitar uretra, hal
ini berakibat penurunan sensasi pengisian kandung kemih. Pengeluaran urin
akan meningkat pada 12 - 24 jam pertama, kurang lebih 2000 - 3000 cc cairan
ekstraseluler yang meningkat pada kehamilan.
-
97. Sistem Integumen
Kloasma akibat kehamilan biasanya akan hilang sampai masa kehamilan
berlalu. Terjadinya hiperpigmentasi pada areola dan linea nigra mungkin
akan hilang setelah melahirkan. Namun pada beberapa wanita ada yang
menetap pada daerah-daerah tersebut. Perubahan daerah vaskuler yang
abnormal akan menimbulkan nyeri, kemerahan dan epulis, yang merupakan
respon dari penurunan estrogen setelah selesai melahirkan. Namun tanda
nyeri pada wanita ada yang menetap dan ada yang hilang.
8. Sistem Muskuloskeletal
Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang terjadi selama kehamilan dapat
terlihat dari pemeriksaan puerperium. Adaptasi tersebut meliputi relaksasi
sampai hipermobilitas persendian dan perubahan tekanan pada ibu
(persendian yang menopang berat badan ibu), juga terjadi edema karena
pembesaran uterus. Stabilnya persendian sempurna setelah 6 - 8 minggu
kelahiran. Bagaimanapun persendian akan kembali seperti sedia kala sebelum
kehamilan.
9. Sistem Imunologi
Imunologi A merupakan suatu anti bodi yang terdapat pada colostrums dan
air susu berfungsi untuk mencegah menempelnya bakteri permukaan mukosa
terutama pada traktus gastroenstestinal.
C. Adaptasi Psikologis Post Partum
1. Adaptasi Ibu
a. Fase Ketergantungan Taking In
Perhatian terutama terhadap kebutuhan dirinya, makin pasif dan
tergantung. Berlangsung selama 1 - 2 hari, ibu tidak menginginkan kontak
dengan bayinya, tetapi bukan tidak memperhatikan. Dalam phase ini yang
diperlukan ibu adalah informasi tentang bayinya bukan cara merawat
bayi. Pada fase ini ibu juga mengenang pengalaman melahirkan yang baru
dialami. Untuk pemulihan, perlu memperoleh tidur dan makan yang
adekuat.
-
10
b. Fase Ketergantungan dan Ketidaktergantungan Taking Hold
Tahap ini dimulai hari ketiga sampai minggu keempat atau kelima, pada
tahap ini dimulai menerima peran baru dan belajar tentang semua hal yang
baru.
c. Fase Saling Ketergantungan Letting Go
Fase ini dimulai pada minggu kelima sampai minggu keenam dan fase ini
keluarga telah menyesuaikan diri dengan bayi. Ibu merawat bayinya
dengan kegiatan sehari-hari yelah kembali (Bobak, 2001)
2. Adaptasi Ayah
Ayah terlihat mempunyai keterlibatan yang kuat dengan bayi mereka,
keterlibatan ayah memberikan kebahagiaan dan perhatian penuh pada
bayinya. Proses yang diprediksi selama 3 minggu merupakan transisi kemasa
orang tua, melalui 3 tahap
a. Harapan
Pengalaman saat prakonsepsi tentang seperti apabila ada bayi dirumah.
b. Realitas
Menyadari harapannya tidak sesuai fakta kesedihan, ambivalensi.
Kecemburuan, frustasi, tidak dapat berpartisipasi dalam penyusunan
hasrat untuk berpartisipasi penuh, sangat senang dengan mudahnya dan
lucunya menjadi ayah.
c. Transisi kepenguasaan
Keputusan yang membingungkan untuk mengambil alih dan menjadi aktif
terlibat dalam kehidupan bayi.
3. Adaptasi Sibling
Sibling harus menerima peran barunya jika saudaranya lahir. Biasanya sibling
cemburu karena ingin mendapatkan perhatian dari orang tuanya, dengan
berperilaku infantile, bermusuhan/agresif terhadap bayi, sikap ini dapat
berkuarang bila sibling sering bersama bayi. Misalnya sibling yang lebih
muda dengan menyentuh kepala dan sibling yang lebih tua dengan
menyentuh lengan (Bobak, 2001)
-
11
D. Penatalaksanaan Medis
Menurut Moechtar Rustam, 2002, perawatan pasca persalinan meliputi :
a. Keperawatan
1) Mobilisasi
Karena telah sehabis bersalin, ibu harus istirahat tidur terlentang selama 6
jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri
untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboembali. Pada hari ke 2
diperbolehkan pulang. Mobilisasi mempunyai variasi, tergantung pada
komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
2) Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup sekali. Sebaiknya makan
makanan yang mengandung protein. Banyak cairan, sayur-sayuran dan
buah-buahan.
3) Miksi
Hendaknya kencing dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan, oleh kepala janin
dan spasme oleh iritasi sfingter selama persalinan. Bila kandung kemih
penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan katerisasi.
4) Defekasi
Buang air besar dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras diberikan obat
laktasif peroral atau perektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
5) Perawatan Payudara (Mammae)
Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu
lemas. Tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayi.
Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara : pembalutan
mammae sampai tertekan, pemberian obat estrogen untuk supresi LH
(seperti table lynoral dan parlodel). Dianjurkan sekali supaya ibu
menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
b. Tes Diagnostik
Uji lab rutin yang harus di periksa adalah hemoglobin, hematokrit, sel darah
putih (leukosit). Haemoglobin normal : 12-14 g/dl, Hematokrit : 37-43 %,
Leukosit 12.000/mm3, dan urin normal 1500 cc.
-
12
c. Therapi medik
1) Obat Analgetik
Digunakan jika klien merasa pusing dan nyeri yang diakibatkan oleh
episiotomi
2) Obat Antipiretik
Digunakan jika klien mengalami peningkatan suhu tubuh sebagai awal
dari tanda-tanda infeksi.
3) Antibiotik
Digunakan untuk ada inflamasi dan infeksi
4) Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus dan transfusi
darah diperlukan sesuai dengan komplikasi yang dijumpai.
Pemeriksaan yang lain dilakukan pada masa nifas atau post partum, yaitu
pemeriksaan laboraturium yang berupa pemeriksaan darah terutama
haemoglobin dan hematokrit. Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan urin
pada ibu post partum yang mengalami infeksi pada saluran kemih.
E. Pengkajian Keperawatan
Adapun pengkajian pada pasien pasca persalinan normal menurut Bobak, 2005,
meliputi :
1. Pengkajian data dasar klien
tinjau ulang catatan prenatal dan intraoperatif dan adanya indikasi untuk
kelahiran abnormal. Sedangkan cara pengumpulan data meliputi observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik melalui inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi.
a. Identitas klien
1) Identitas klien meliputi : nama, usia, status perkawinan, pekerjaan,
agama, pendidikan, suku, bahasa, yang digunakan, sumber biaya,
tanggal masuk rumah sakit dan jam, tanggal pengkajian, alamat
rumah.
2) Identitas suami meliputi : nama suami, usia, pekerjaan, agama,
pendidikan, suku.
-
13
b. Riwayat keperawatan
1) Riwayat kesehatan
Data yang perlu dikaji antara lain : keluhan utama saat masuk rumah
sakit, faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi, adapun yang
berkaitan dengan diagnosa yang perlu dikaji dalah peningkatan
tekanan darah, eliminasi, mual atau muntah, penambahan berat badan,
edeme, pusing, sakit kepala, diplopia, nyeri epigastrik.
2) Riwayat Kehamilan
Informasi yang dibutuhkan adalah para dan gravida, kehamilan yang
direncanakan, masalah saat hamil atau antenatalcare (ANC) dan
imunisasi yang diberikan pada ibu selama hamil.
3) Riwayat Melahirkan
Data yang harus dikaji adalah tanggal melahirkan, lamanya
persalinan, posisi fetus, tipe melahirkan, analgetik, masalah selama
melahirkan jahitan pada perineum dan perdarahan.
4) Data bayi
Data yang harus dikaji meliputi jenis kelamin, dan berat badan bayi.
Kesulitan dalam melahirkan, apgar score, untuk menyusui atau
pemberian susu formula dan kelainan kongenital yang tampak pada
saat dilakukan pengkajian.
5) Pengkajian masa nifas atau post partum pengkajian yang dilakukan
meliputi keadaan umum. Tingkat aktivitas setelah melahirkan,
gambaran lochea, keadaan perineum, abdomen, payudara, episiotomi,
kebersihan menyusui dan respon orang terhadap bayi.
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada ibu masa nifas atau pasca partum
yaitu :
1) Rambut
Kaji kekuatan rambut klien karena sebab diet yang baik selama masa
hamil mempunyai rambut yang kuat dan segar.
2) Muka
Kaji adanya edema pada muka yang dimanifestasikan dengan kelopak
mata yang bengkak atau lipatan kelopak mata bawah menonjol.
-
14
3) Mata
Kaji warna konjungtiva bila berwarna merah dan basah berarti
normal, sedangkan berwarna pucat berarti ibu mengalami anemia, dan
jika konjungtiva kering maka ibu mengalami dehidrasi.
4) Payudara
Kaji pembesaran, ukuran, bentuk, konsistensi, warna payudara dan
kaji kondisi putting, kebersihan putting, adanya Asi.
5) Uterus
Inspeksi bentuk perut ibu mengetahui adanya distensi pada perut,
palpasi juga tinggi fundus uterus, konsistensi serta kontraksi uterus.
6) Lochea
Kaji lochea yang meliputi karakter, jumlah warna, bekuan darah yang
keluar dan baunya.
7) Sistem perkemihan
Kaji kandung kemih dengan palpasi dan perkusi untuk menentukan
adanya distensi pada kandung kemih yang dilakukan pada abdomen
bagian bawah.
8) Perineum
Pengkajian dilakukan pada ibu dengan menempatkan ibu pada posisi
sinus inspeksi adanya tanda-tanda REEDA (Rednes atau
kemerahan, echymosis atau perdarahan bawah kulit, edeme atau
bengkak, discharge atau perubahan lochea, approximation atau
pertautan jaringan).
9) Ektremitas bawah
Ekstremitas atas dan bawah dapat bergerak bebas, kadang ditemukan
oedema, varises pada tungkai kaki, ada atau tidaknya tromboflebitis
karena penurunan aktivitas dan reflek patela baik.
10) Tanda-tanda vital
Kaji tanda-tanda vital meliputi suhu, nadi, pernafasan dan tekanan
darah selama 24 jam pertama masa nifas atau pasca partum.
-
15
d. Pemeriksaan penunjang
1) Jumlah darah lengkap hemoglobin atau hematokrit (Hb / Ht):
mengkaji perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek
dari kehilangan darah pada pembedahan.
2) Urinalis : kultur urine, darah, vaginal, dan lochea, pemeriksaan
tambahan didasarkan pada kebutuhan individual.
F. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut teori pada pasien pasca persalinan normal
menurut Doengoes, 2001, meliputi :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengn trauma mekanis, edeme
atau pembesaran jaringan.
2. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan atau kerusakan
kulit, penurunan Hb.
3. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan / mengingat.
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek-efek dehidrasi,
diare dan nyeri perineal
5. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek efek hormonal, trauma
mekanis, edema jaringan.
6. Resiko tinggi terhadap kekurangan cairan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat.
7. Resiko terhadap ketidak adekuatan proses laktasi berhubungan dengan
tingkat pengetahuan dukungan, usia gestasi bayi, struktur fisik payudara.
8. Resiko terhadap ketidakefektifan menyusui yang berhubungan dengan tidak
berpengalaman dan/ payudara membengkak ( Carpenito, Lynda Juall, 2001)
9. Peningkatan percaya diri dalam keterampilan merawat bayi (Karen & Stolte,
2004)
G. Perencanaan Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan pada ibu pasca persalinan normal
(Doengoes,2001) yaitu :
Diagnosa 1 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma
mekanis, edeme atau pembesaran jaringan.
-
16
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
nyeri dapat hilang atau berkurang
Kriteria hasil :
1) Klien tampak rileks
2) Rasa nyaman nyeri dapat berkurang / hilang
3) Skala nyeri 1-2
4) Tanda-tanda vital dalam batas normal TD : 120 / 80 mmHg, Nadi : 80-88
x/mnt, RR : 20 x/mnt, Suhu : 360C.
Rencana Tindakan :
1) Tentukan adanya lokasi dan sifat nyeri, tinjau ulang persalinan dan catatan
kelahiran.
2) Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi, perhatikan edema, ekimosis,
nyeri tekan local, eksudat purulen atau kehilangan perlekatan jahitan.
3) berikan kompres es pada perineum, khususnya selama 24 jam pertama setelah
proses kelahiran.
4) anjurkan relaksasi dengan nafas dalam.
5) inspeksi hemoroid pada perineum, anjurkan penggunaan kompres es selama
20 menit setiap 4 jam.
6) kaji nyeri tekan uterus tentukan adanya frekuensi intensitas nyeri.
7) beri analgesik 30 60 menir sebelum menyusui atau perineum bila
dibutuhkan.
Diagnosa 2 : Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan
kerusakan kulit, penurunan Hb.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
resiko tinggi terhadap infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
1) Mendemonstrasikan teknik-teknik untuk menurunkan resiko atau
meningkatkan penyembuhan.
2) Menunjukan luka yang bekas dari drainage purulen
3) Bebas daro infeksi dan karakter normal.
-
17
Rencana Tindakan :
1) Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi, catat tanda-tanda
menggigil, anoreksia atau malaise.
2) Infeksi sisi perbaikan episiotomi setiap 8 jam, perhatikan nyeri tekan
berlebihan, kemerahan, edema atau adanya laserasi.
3) Perhatikan frekuensi / jumlah berkemih
4) Anjurkan klien mandi setiap hari dan ganti pembalut
5) anjurkan klien untuk menggunakan krim antibiotik pada perineum sesuai
indikasi
6) Berikan antipiretik.
Diagnosa 3 : Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan /
mengingat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keparawatan 1 x 30 menit maka
Pengetahuan dapat bertambah
Kriteria hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologi,
kebutuhan-kebutuhan individu, hasil yang diharapkan.
Rencana Tindakan :
1) Kaji kesiapan dan motifasi klien untuk belajar, bantu klien atau pasangan
dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan
2) Berikan rencana penyuluhan tertulis dengan menggunakan format yang
distandarisasi atau ceklis
3) Kaji keadaan fisik klien. Rencanakan sesi kelompok atau individu.
4) Berikan atau kuatkan informasi yang berhubungan dengan pemeriksaan pasca
partum lanjutan.
5) Demonstrasikan tehnik-tehnik perawatan baik.
Diagnosa 4 : Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek
efek dehidrasi, diare dan nyeri perineal / rectal.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
konstipasi tidak terjadi.
-
18
Kriteria hasil :
1) Klien defekasi biasa atau optimal satu hari sekali.
2) Keluhan saat BAB tidak ada.
Rencana tindakan :
1) Auskultasi adanya bising usus, perhatikan kebiasaan pengosongan normal
atau diastase recti.
2) Berikan informasi diet yang tepat tentang pentingnya makanan kasar,
peningkatan cairan dan upaya untuk membuat pola pengosongan normal.
3) Anjurkan peningkatan tingkat aktivitas dan ambulasi sesuai toleransi
4) Kaji episiotomi, perhatikan adanya laserasi dan derajat keterlibatan jaringan.
5) Kolaborasi berikan laksatif, lunak feses, suppositoria atau enema.
Diagnosa 5 : Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek-efek
hormonal, trauma mekanis dan edema jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
perubahan eliminasi urine tidak terjadi.
Kriteria hasil :
1) Berkemih tidak dibantu dalam waktu 6-8 jam setelah kelahiran
2) Mengkosongkan kandung kemih setiap berkemih.
Rencana Tindakan :
1) Kaji masukan cairan dan keluar urine terakhir.
2) Palpasi kandung kemih, pantau fundus dan likasi serta jumlah aliran lochea.
3) Perhatikan adanya edema atau laserasi episiotomi dan jenis anastesi yang
digunakan
4) Anjurkan berkemih dala 6-8 jam pasca persalinan dan setiap 4 jam setelahnya,
bila kondisi memungkinkan biarkan klien berjalan kekamar mandi.
5) Anjurkan klien minum 6 sampai 8 gelas cairan perhari.
6) Kateterisasi sesuai indikasi
-
19
Diagnosa 6 : Resiko tinggi terhadap kekurangan cairan berhubungan
dengan intake adekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3 x 24 jam
resiko tinggi terhadap kekurangan cairan berlebihan tidak
terjadi.
Kriteria hasil :
Tetap normotensif dengan masukan cairan dan keluaran urine seimbang,
haemoglobin dan hematokrit dalam keadaan normal.
Rencana tindakan :
1) Catat kehilangan cairan pada waktu kelahiran
2) Dengan perlahan masase fundus bila uterus menonjol
3) Perhatikan adanya rasa haus, berikan cairan sesuai toleransi
4) Evaluasi masukan cairan dan keluaran urune, selama diberikan infus atau
sampai pola berkemih normal
5) Kolaborasi ganti cairan yang hilang dengan infus yang mengandung elektrolit
H. Pelaksanaan
Implementasi adalah melaksankan strategi dan kegiatan sesuai dengan rencana
keperawatan. Dalam melaksanakan implementasi seorang perawat harus
mempunyai kemampuan kognitif. Proses implementasi mencakup pengkajian
ulang kondisi klien. Memvalidasi rencana keperawatan yang telah disusun,
menentukan kebutuhan yang tepat untuk memberikan bantuan, melaksanakan
strategi keperawatan dan mengkomunikasikan kegiatan baikn dalam bentuk lisan
maupun tulisan.
Di dalam melakukan asuhan keperawatan, khususnya pada klien post partum
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mampu bekerja sama
dengan klien, keluarga serta anggota tim kesehatan yang terkait, sehingga asuhan
keperawatan yang diberikan dapat optimal dan komprehensif.
-
20
I. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan .
evaluasi pada ibu post partum meliputi : Dimulainya ikatan keluarga,
Berkurangya nyeri, Terpenuhi kebutuhan psikologi, Mengekspresikan harapan
diri yang positif, Komplikasi tercegah / teratasi, Bebas dari infeksi, Pola
eliminasi optimal,Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologis,
Dipahami kebutuhan pasca partum (Doenges, 2005).