bab xi kelompok b5

20
BAB XI PENUTUPAN TAMBANG (MINE CLOSURE) DAN REKLAMASI Penutupan tambang adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat dihentikannya kegiatan penambangan dan/atau pengolahan dan pemurnian untuk memenuhi kriteria sesuai dengan dokumen Rencana Penutupan Tambang. Kegitan ini juga didampingi dengan kegiatan reklamasi. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. 11.1. Pendahuluan 11.1.1. Latar Belakang Lokasi PT. Interpid terletak di Dusun Tanggulangin, Desa Tanjungharjo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi penambangan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Area penambangan merupakan daerah bukit yang tidak begitu jauh dari pemukiman penduduk, dan sebagian besar merupakan tempat untuk perladangan atau kebun bagi penduduk yang tinggal di sekitar daerah tersebut. 163

Upload: mey-lani

Post on 09-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

SA

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Xi Kelompok b5

BAB XI

PENUTUPAN TAMBANG (MINE CLOSURE) DAN REKLAMASI

Penutupan tambang adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata

kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat dihentikannya kegiatan penambangan

dan/atau pengolahan dan pemurnian untuk memenuhi kriteria sesuai dengan

dokumen Rencana Penutupan Tambang. Kegitan ini juga didampingi dengan

kegiatan reklamasi.

Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha

pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan

ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

11.1. Pendahuluan

11.1.1. Latar Belakang

Lokasi PT. Interpid terletak di Dusun Tanggulangin, Desa Tanjungharjo,

Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Lokasi penambangan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua

maupun roda empat. Area penambangan merupakan daerah bukit yang tidak begitu

jauh dari pemukiman penduduk, dan sebagian besar merupakan tempat untuk

perladangan atau kebun bagi penduduk yang tinggal di sekitar daerah tersebut.

Pengaturan rencana penutupan tambang di Indonesia pertama kali diatur

dalam Kepmen PE No.4/1997, kemudian direvisi menjadi Kepmen PE

No.1211.K/1995, dan yang terbaru Peraturan Pemerintah No.18 tahun 2008.

PT. Interpid memiliki izin usaha penambangan (IUP) yang disetujui oleh

Bupati Kabupaten Kulonprogo, dengan luas wilayah izin usaha penambangan

(WIUP) 5 hektar. Luas wilayah yang ditambang adalah 1,26 ha. Selain itu PT.

Interpid juga mendapatkan dokumen UKL/UPL yang diperoleh dari BAPEDALDA.

Kegiatan penambangan dilakukan dengan cara tambang terbuka metode side

hill, jalan menuju ke lokasi penambangan melewati pemukiman penduduk. Lokasi

163

Page 2: Bab Xi Kelompok b5

kantornya juga berada cukup dekat dari lokasi penambangan. Di sepanjang jalan,

dibiarkan pohon tetap tumbuh dengan maksud untuk mengurangi polusi udara.

11.1.2. Maksud dan Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang

terganggu sebagai akibat dihentikannya kegiatan penambangan dan atau pengolahan

dan pemurnian untuk memenuhi kriteria sesuai dengan Rencana Penutupan

Tambang.

11.1.3. Pendekatan dan Ruang Lingkup

PT. Interpid bertanggung jawab memberikan bantuan bekal ketrampilan

kepada penduduk sekitar guna menunjang kelangsungan hidupnya melalui

Community Development selama proses penambangan masih berlangsung. Sehingga

dengan berakhirnya aktivitas penambangan diharapkan masyarakat sekitar tambang

tetap memiliki pekerjaan.

11.2. Profil Wilayah

11.2.1. Lokasi dan Kesampaian Wilayah

Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi

DIY, berjarak sekitar 42 km kearah barat laut dari kota Yogyakarta. Secara

astronomis Kabupaten Kulonprogo terletak pada 07°38’42” ─ 07°59’3” LS dan

110°1’37” ─ 110°16’26”.

Daerah penelitian secara administrasi terletak di Dusun Tanggulangin dan

Dusun Dengok, Desa Tanjungharjo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo,

yang terletak di sebelah Barat Laut dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dari Yogyakarta melewati Jalan

Godean dengan kondisi jalan cukup baik karena sudah beraspal sampai Kecamatan

Nanggulan. Pencapaian ke lokasi dapat digunakan dengan kendaraan roda dua dan

roda empat karena jalan desa sudah cukup baik.

11.2.2. Kepemilikan dan Peruntukan Lahan

Status kepemilikan lahan PT. Interpid adalah lahan sewaan. Sedangkan untuk

peruntukkan lahan adalah untuk kegiatan pertambangan.

164

Page 3: Bab Xi Kelompok b5

11.2.3. Rona Lingkungan Awal

Kegiatan pertambangan apabila tidak dilaksanakan secara tepat dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, antara lain berupa :

1. Penurunan produktivitas tanah

2. Terjadinya erosi dan sedimentasi

3. Terjadinya gerakan tanah/ longsoran

4. Gangguan terhadap flora dan fauna

5. Perubahan iklim mikro

6. Permasalahan sosial.

Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu adanya kebijakan penutupan

tambang yang bertujuan untuk mendorong setiap kebijakan pertambangan dengan

konsep pemanfaatan lahan bekas tambang. Konsep pemanfaatan lahan bekas

tambang tentunya harus sesuai dengan rencana pembangunan daerah. Berikut

Gambaran rona awal sebelum kegiatan penambangan berlangsung :

a) Morfologi

Sebelum dilakukan kegiatan penambangan morfologi daerah Dusun

Tanggulangin terdiri dari dataran dan perbukitan. Pada areal IUP sendiri merupakan

perbukitan dengan tebing yang curam. Pada bagian timur areal IUP terdapat lereng

yang memanjang barat-utara-selatan. Umumnya tebing tersebut ditanami padi. Pada

daerah tersebut terdapat beberapa sungai kering yang akan mengalir pada saat musim

hujan saja.

b) Air permukaan dan air tanah.

Kondisi sebelum penambangan air permukaan dan air tanah dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat untuk kegiatan MCK. Kegiatan penambangan tidak sampai pada

batas air tanah.

c) Biologi akuatik dan terestrial

Biologi Akuatik

Kondisi awal sebelum dilakukan penambangan, Plankton dan Benthos yang

berada di perairan jumlahnya cukup melimpah. Hal ini dibuktikan dengan

banyaknya panduduk yang melakukan budidaya ikan lele.

165

Page 4: Bab Xi Kelompok b5

Biologi Terestrial

Flora Teresterial di daerah ini berupa : pohon pisang, pohon kelapa, pohon jati,

pohon nangka, pohon pepaya, pohon jambu, pohon melinjo, pohon mahoni,

asam jawa, jeruk nipis, bayam, cemara, singkong, aren, dan padi. Untuk Fauna

Terestrial di daerah ini berupa : sapi, kambing, ayam, bebek, kerbau, dan

budidaya ikan lele.

d) Sosial dan ekonomi

Sebelum adanya tambang, penduduk Dusun Tanggulangin bermata pencaharian

utama sebagai petani. Pertambangan bentonit pada Dusun Tanggulangin pasti akan

menimbulkan dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif terhadap

komponen lingkungan sosial.

11.3. Diskripsi Kegiatan Pertambangan

11.3.1. Keadaan Cadangan

Rencana pembukaan lahan untuk pertambangan seluas 5 hektar, dengan umur

tambang 5 tahun. Penambangan dilakukan dengan alat mekanis (bulldozer, backhoe,

dump truck,) dengan target produksi adalah 50.000 ton/tahun. Kedalaman bentonit di

Dusun Tanggulangin sebagian besar terdapat pada kedalaman kurang lebih 20 cm

dari permukaan. Dengan ini sistem tambang yang dipilih memberikan Mining

Recovery (perolehan tambang) yang maksimal. Mining Recovery adalah

perbandingan antara jumlah cadangan yang bisa digali atau ditambang (cadangan

tertambang dari desain) dengan jumlah cadangan yang diperkirakan (angka yang

diperoleh pada tahap eksplorasi). Jadi, jumlah cadangan terukur adalah 250.300,56

ton.

11.3.2. Penambangan

Tahapan kegiatan penambangan yang dilakukan adalah dengan pembuatan

jenjang dari elevasi tertinggi menuju ke bawah. Serangkaian kegiatan yang dilakukan

dalam tahapan kegiatan penambangan adalah :

a) Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan dilakukan untuk menghilangkan semak belukar sebelum

dilakukan pengupasan dan pemindahan lapisan tanah penutup yang dikerjakan secara

mekanis dan manual dengan menggunakan Bulldozer.

166

Page 5: Bab Xi Kelompok b5

b) Pengupasan Overburden

Pada umumnya endapan bahan galian masih tertutup oleh lapisan tanah

penutup (top soil), sehingga memerlukan pengupasan. Ketebalan tanah penutup yang

akan ditambang kurang lebih 20 cm. Oleh karena luasan area penambangan yang

tidak terlalu luas dan ketebalan tanah penutup yang relatif tipis, maka tidak dilakukan

proses pengupasan tanah penutup melainkan tanah penutup ikut ditambang bersama

bentonit.

c) Pembongkaran, Pemuatan, dan Pengangkutan

Pembongkaran dan pemuatan dilakukan dengan menggunakan Back Hoe.

Setelah pemuatan bahan galian ke atas bak Dump truck yang di lakukan oleh Back

Hoe, selanjutnya Dump truck membawa mengangkut bahan galian tersebut dalam

tempat pengolahan (stockpile).

d) Pengangkutan

Kegiatan pengangkutan bentonit meliputi pengangkutan dari lokasi tambang

langsung menuju stockpile. Kegiatan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan

Dump Truck merk Hino Dutro 130 HD PS.

11.3.3. Pengolahan dan Penanganan

Bentonit hasil penggalian untuk sementara ditampung di stock pile. Ketika

akan melakukan pengolahan bentonit dalam bentuk ROM dari tambang (± 350 mm),

material dari tambang ditampung ditempat penampungan sementara (stockpile).

Untuk meminimal dampak-dampak yang ada, maka PT. Westprog Bentonite

melakukan pemantauan lingkungan dilakukan selama kegiatan penambangan dan

setelah kegiatan penambangan berakhir yaitu selama 1 tahun setelah tambang

ditutup, sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Adapun

yang dipantau adalah :

a) Kualitas air

Pemantauan kualitas air dilakukan setiap 3 bulan sekali, yaitu meliputi :

- Kekeruhan

- Jumlah zat yang tersuspensi

- pH air.

167

Page 6: Bab Xi Kelompok b5

b) Kondisi tanah

Pemantauan kualitas tanah dilakukan setiap 5 bulan sekali.

c) Kondisi udara

Pemantauan kualitas udara dilakukan 2 bulan sekali, terutama pada musim kemarau

karena udara berdebu.

11.3.4. Fasilitas Penunjang

Fasilitas penunjang kegiatan utama yang dilakukan adalah melakukan

pembongkaran sisa-sisa bangunan, transmisi listrik, dan pipa. Pembongkaran

peralatan, mesin, tangki bahan bakar minyak, dan pelumas. Selain itu juga dilakukan

reklamasi lahan bekas sarana transportasi, serta pemulihan (remediasi) tanah yang

terkontaminasi bahan kimia, minyak dan B3.

11.4. Gambaran Akhir Tambang

11.4.1. Peruntukan Lahan

Lahan tempat dilakukan penambangan oleh PT. Interpid, merupakan lahan

yang sudah dilakukan ganti rugi pembebasan lahan, sehingga pada berakhirnya

kegiatan penambangan lahan yang ada akan diserahkan kepada masyarakat sekitar

melalui pemerintah daerah untuk dikelola sesuai dengan rencana. Pada rencana

penggunaan lahan, PT. Interpid memahami sendiri bagaimana cara penambangan

yang baik dan berwawasan lingkungan sehingga pada kegiatan reklamasi dan mine

closure tidak mendapatkan kesulitan, terutama pada kegiatan teknisnya.

11.4.2. Morfologi

Sebelum dilakukan kegiatan penambangan, Dusun Tanggulangin merupakan

daerah yang tidak terlalu subur namun dapat ditanami tumbuhan. Hal ini terlihat dari

pohon-pohon yang tumbuhnya agak jarang. Sedangkan selama dilakukannya

kegiatan penambangan, daerah tadi mengalami perubahan fungsi, sebagai areal

penambangan. Perubahan bentuk topografi merupakan hal yang nyata nampak dari

kegiatan penambangan selain penurunan produktifitas tanah dan terjadinya erosi

serta sedimentasi.

168

Page 7: Bab Xi Kelompok b5

11.4.3. Air Permukaan dan Air Tanah

Kualitas air tambang yang dialirkan ke kolam penampungan adalah air yang

sudah bersih karena sudah diendapkan di kolam pengendapan. Aktifitas

penambangan tidak berpengaruh pada air tanah karena muka air tanah masih berada

jauh di bawah pit bottom.

11.4.4. Biologi Akuatik dan Terestrial

Biologi Akuatik

Kondisi akhir setelah dilakukan penambangan, Plankton dan Benthos yang berada

di perairan jumlahnya tidak terlalu terpengaruh karena kegiatan penambangan

jauh dari sungai dan tidak sampai menembus air tanah.

Biologi Terestrial

Kondisi akhir setelah dilakukan penambangan, Flora Teresterial di daerah ini

berupa : pohon pisang, pohon kelapa, pohon jati, pohon nangka, pohon pepaya,

pohon jambu, pohon melinjo, pohon mahoni, asam jawa, jeruk nipis, bayam,

cemara, singkong, aren, dan padi jumlahnya agak berkurang terutama yang berada

di area penambangan. Sedangkan untuk Fauna Terestrial di daerah ini berupa :

sapi, kambing, ayam, bebek, kerbau, dan budidaya ikan lele, jumlahnya tidak

terlalu terpengaruh karena hanya sedikit rumah yang berada di dalam IUP.

11.5. Hasil Konsultasi Dengan Pemangku Kepentingan

Sebelum memutuskan untuk melakukan revegetasi lahan bekas

penambangan, dilakukan konsultasi dengan kepala dusun, kepala desa, ketua RT,

ketua RW, dan tokoh masyarakat serta tokoh agama setempat untuk membicarakan

bagaimana rencana peruntukan lahan bekas tambang tersebut agar dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Hasil dari konsultasi dengan pemangku

kepentingan tersebut adalah lahan bekas tambang dilakukan revegetasi dengan pohon

jati dan pohon kelapa dikelola oleh pekerja dari masyarakat setempat. Sedangkan

bekas bangunan kantor, pabrik pengolahan dan sebagian fasilitas lainya akan

dihibahkan ke pemerintah daerah setempat untuk digunakan sebagai sarana

pengembangan masyarakat.

169

Page 8: Bab Xi Kelompok b5

11.6. Program Penutupan Tambang

Setelah kegiatan penambangan selesai, PT. Interpid kemudian melakukan

kegiatan-kegiatan pasca tambang yang meliputi :

a. Reklamasi

Reklamasi tambang dilakukan pada lahan bekas penambangan mulai tahun

ke-4. Dimulai dengan kegiatan pembersihan lahan yang selanjutnya akan dilakukan

pemupukan lahan agar kebutuhan unsur hara tanaman terpenuhi. Lahan yang sudah

siap tidak semuanya akan ditanami pohon jati dan pohon kelapa. Hanya 5.555 m2

yang akan ditanami pohon jati dan pohon kelapa, sedangkan sisanya akan digunakan

kembali oleh warga untuk lahan perkebunan lainnya. Kegiatan ini akan terus

dilakukan pemantauan sampai dirasakan keadaan lokasi bekas penambangan tidak

mengganggu kestabilan lingkungan alam. Kegitan rehabilitasi antara lain adalah :

(1) Lokasi Lahan yang Akan Direklamasi

Lokasi lahan yang akan direklamasi seluas 1,26 Ha yang dan terdiri atas

bentonit yang tersebar merata di seluruh area bekas tambang. Tanah bekas

penambangan digemburkan dengan cara dipupuk agar dapat dimanfaatkan untuk

perkebunan dan penanaman pohon jati dan pohon kelapa. Jalan tambang yang ada

tetap dipertahankan sebagai akses masuk menuju ke lokasi revegetasi. Adapun

bangunan yang tetap dipertahankan pasca kegiatan penambangan adalah bangunan

bekas kantor, bekas pos satpam, dan bekas pengolahan. Bangunan dipertahankan

guna kepentingan pasca revegetasi (tempat penyimpanan pupuk dan peralatan

perkebunan) dan masyarakat bila diperlukan. Untuk kolam pengendapan dan

penampungan tetap dipertahankan agar selanjutnya dapat digunakan oleh masyarakat

sekitar untuk kebutuhan sehari-hari.

(2) Teknik dan Peralatan yang Akan Digunakan dalam Reklamasi

Kegiatan reklamasi yang akan dilakukan adalah dengan menanam pohon jati

dan pohon kelapa pada area bekas tambang. Kegiatan ini dimulai dengan perataan

lahan dengan menggunakan Bulldozer kemudian dilanjutkan dengan penggemburan

tanah. Untuk menggemburkan tanah, dilakukan pemupukan dengan menggunakan

pupuk kandang dan pupuk NPK yang kemudian akan dicampukan agar pupuk-pupuk

tersebut tercampur dengan tanah seluruhnya. Setelah tanah siap maka proses

penanaman sudah dapat dilakukan.

170

Page 9: Bab Xi Kelompok b5

(3) Revegetasi

Jenis tanaman yang akan digunakan untuk proses reklamasi adalah jati dan

pohon kelapa karena tanaman tersebut dirasa cocok tumbuh di daerah bekas

penambangan dan memiliki nilai yang lebih tinggi dari tanaman sebelumnya

sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Revegetasi yang dilakukan

menggunakan pohon jati sebanyak 80 bibit dan pohon kelapa 100 bibit yang akan

ditanam dengan pada area seluas 5.555 m2 dengan jarak tanam 3x3 antar pohon.

Gambar 11.3.Alur kegiatan revegetasi

(4) Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan melakukan pemupukan. Setelah

pohon jati relatif dewasa dilakukan pemangkasan ranting agar pohon tumbuh lurus.

Serta dilakukan pembesihan gulma di sekitar tanaman jati, sedangkan untuk pohon

kelapa hanya dipupuk dan dihilangkan tanaman gulma disekitarnya.

171

Page 10: Bab Xi Kelompok b5

Gambar 11.4.Pohon jati

b. Penutupan Tambang

(1) Tapak Bekas Tambang

Kegiatan utama yang dilakukan adalah melakukan pembongkaran fasilitas

tambang, dan reklamasi bekas fasilitas tambang, lokasi penambangan, dan bekas

kolam pengendapan serta pengamanan semua bukaan tambang yang berpotensi

bahaya terhadap manusia.

(2) Fasilitas Pengolahan

Kegiatan utama yang dilakukan adalah melakukan pembongkaran fasilitas

pengolahan dan reklamasi bekas fasilitas pengolahan, serta stabilisasinya, dan

pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia, minyak dan B3.

(3) Fasilitas Penunjang

Kegiatan utama yang dilakukan adalah melakukan pembongkaran sisa-sisa

bangunan, transmisi listrik, dan pipa. Pembongkaran peralatan, mesin, tangki bahan

bakar minyak, dan pelumas. Selain itu juga dilakukan reklamasi lahan bekas sarana

transportasi, serta pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia,

minyak dan B3.

b) Pemeliharaan dan Perawatan

172

Page 11: Bab Xi Kelompok b5

Yang dimaksud adalah pemeliharaan dan perawatan terhadap tapak bekas

tambang, lahan bekas fasilitas pengolahan, dan lahan bekas fasilitas penunjang.

c) Sosial dan Ekonomi

Kegiatan penting yang dilakukan adalah penanganan pengurangan dan

pemutusan hubungan kerja, bimbingan, dan bantuan untuk pengalihan pekerjaan bagi

karyawan. Kegiatan lainnya adalah pengembangan usaha alternatif untuk masyarakat

lokal yang disesuaikan dengan program-program coorporate social responsibility

(csr) ataupun dari Comdev (community development).

173

Page 12: Bab Xi Kelompok b5

Gambar 11.1.

Proses penyusunan dokumen rencana penutupan tambang

174

Page 13: Bab Xi Kelompok b5

11.7. Pemantauan

Pekerjaan penataan lahan merupakan bagian dari pemantauan lingkungan,

dikonsentrasikan pada reklamasi lahan bekas tambang, penataan kolam sedimen,

stabilitas lereng, kualitas air, dan menutup tanah buangan (waste) serta daerah-daerah

yang berpotensi untuk membentuk air asam tambang. Kegiatan rehabilitasi

dikonsentrasikan pada penanaman tanaman cover crop dan jenis tanaman yang

sesuai daerah dan bernilai ekonomis dan bermanfaat bagi masyarakat.

Hasil pemantauan serta pelaporannya mengenai :

a) Kestabilan Fisik

Pemantauan kestabilan lereng, keamanan bangunan pengendali erosi, dan

sedimentasi, penimbunan material penutup, serta fasilitas lain.

b) Air Permukaan dan Air Tanah

Pemantauan terhadap kualitas air kolam penampungan, sungai, air sumur di

sekitar lokasi bekas tambang, sumur pantau, air di kolam bekas tambang, dan lain-

lain.

c) Flora dan Fauna

Pemantauan terhadap flora dan fauna akuatik dan terestrial.

d) Sosial dan Ekonomi

Pemantauan sosial dan ekonomi (demografi, mata pencaharian, kesehatan,

pendidikan, dan lain-lain).

11.8. Organisasi

Organisasi untuk mine closure tidak begitu banyak, hanya memerlukan

beberapa divisi maupun staf–staf dikarenakan lingkup kerjanya hanya untuk

pengelolaan dan pemantauan kegiatan yang telah direncanakan. Adapun staf–staf

yang melakukan pengerjaan mine closure adalah yang tercantum di diagram

organisasi, kegiatan yang dilakukan antara lain bertanggung jawab dan mengawasi

atas K3, perawatan berkala, melakukan rehabilitasi, pemantuan terhadap semua

kegiatan dalam mine closure.

175

Page 14: Bab Xi Kelompok b5

Adapun organisasi pada bagian penutupan tambang adalah sebagai berikut :

Gambar 11.2.

Diagram alir organisasi mine closure

11.9. Rencana Biaya Penutupan

Perhitungan biaya penutupan tambang terdiri dari :

a. Biaya Langsung

Uraian mengenai biaya yang perlu dihitung dalam penyusunan rencana biaya

penutupan tambang meliputi :

1) Pembongkaran bangunan dan sarana penunjang yang sudah tidak digunakan,

kecuali ditentukan lain;

2) Reklamasi tapak bekas tambang, fasilitas pengolahan dan pemurnian,

serta fasilitas penunjang;

3) Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) serta Iimbah B3;

4) Pemeliharaan dan perawatan;

5) Pemantauan; dan

6) Aspek sosial, budaya, dan ekonomi.

176

DIVISI LINGKUNGAN, K3,

DAN COMDEV

BAG. LINGKU-

NGAN

STAFF

BAG. K3

STAFF

BAG. COMDEV

STAFF :

- LISTRIK- MEKANIK

- PENAMBA- NGAN

Page 15: Bab Xi Kelompok b5

b. Biaya Tidak Langsung

Uraian mengenai biaya yang harus dimasukkan dalam perhitungan reklamasi dan

sedapat mungkin ditetapkan dengan menggunakan standar acuan, yang ditentukan

sebagai berikut :

1) Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2,5% dari biaya langsung atau

berdasarkan perhitungan.

2) Biaya perencanaan reklamasi sebesar 2% - 10% dari biaya langsung.

3) Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor sebesar 3% - 14% dari

c. Biaya Langsung

4) Biaya supervisi sebesar 2% - 7% dari biaya langsung.

5) Total biaya.

Uraian mengenai total biaya langsung ditambah dengan biaya tidak langsung dan

biaya-biaya tersebut sudah harus memperhitungkan pajak-pajak yang berlaku dan

dibuat dalam mata uang Rupiah.

177