bab vi kesimpulan dan saran -...

2
94 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Tingkat kekritisan DAS di Sub DAS Dengkeng DAS Bengawan Solo meliputi tidak kritis 10,47%, agak kritis 70,97%, potensial kritis 17,86%, kritis 0,67% dan sangat kritis 0,006%. Lahan yang berada pada kondisi agak kritis adalah lahan-lahan pertanian, berupa sawah atau pertanian lahan kering. Lahan yang berada pada kondisi kritis adalah lahan yang berupa hutan lahan kering sekunder/bekas tebangan dan lahan terbuka yang berada pada kelerengan lebih dari 15%dengan tingkat erosi tinggi dan manajemen konservasi yang tidak lengkap. 2. Faktor-faktor kekritisan lahan di Sub DAS Dengkeng DAS Bengawan Solo 87,5% parameter yang digunakan meliputi penutupan lahan, erosi, kelerengan dan manajemen kawasan berpengaruh terhadap tingkat kekritisan lahan. Parameter yang paling berpengaruh adalah penutupan lahan sebesar 0,741 dan manajemen kawasan sebesar 0,356. 3. Alternatif KTA penanganan lahan kritis di Sub DAS Dengkeng DAS disesuaikan dengan kluster yaitu : - Kluster A yang berada pada hulu Sub DAS Dengkeng dengan karakteristik penggunaan lahan sebagai hutan lahan kering dan hutan tanaman serta kelerengan 25-40% cocok diterapkan alternatif KTA teras dan pembatasan pemanfaatan.

Upload: duonghanh

Post on 22-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108131/potongan/S1-2017... · pemukiman dan kelerengan 0-15% cocok diterapkan alternatif

94

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Tingkat kekritisan DAS di Sub DAS Dengkeng DAS Bengawan Solo

meliputi tidak kritis 10,47%, agak kritis 70,97%, potensial kritis 17,86%,

kritis 0,67% dan sangat kritis 0,006%. Lahan yang berada pada kondisi

agak kritis adalah lahan-lahan pertanian, berupa sawah atau pertanian

lahan kering. Lahan yang berada pada kondisi kritis adalah lahan yang

berupa hutan lahan kering sekunder/bekas tebangan dan lahan terbuka

yang berada pada kelerengan lebih dari 15%dengan tingkat erosi tinggi

dan manajemen konservasi yang tidak lengkap.

2. Faktor-faktor kekritisan lahan di Sub DAS Dengkeng DAS Bengawan

Solo 87,5% parameter yang digunakan meliputi penutupan lahan, erosi,

kelerengan dan manajemen kawasan berpengaruh terhadap tingkat

kekritisan lahan. Parameter yang paling berpengaruh adalah penutupan

lahan sebesar 0,741 dan manajemen kawasan sebesar 0,356.

3. Alternatif KTA penanganan lahan kritis di Sub DAS Dengkeng DAS

disesuaikan dengan kluster yaitu :

- Kluster A yang berada pada hulu Sub DAS Dengkeng dengan

karakteristik penggunaan lahan sebagai hutan lahan kering dan hutan

tanaman serta kelerengan 25-40% cocok diterapkan alternatif KTA teras

dan pembatasan pemanfaatan.

Page 2: BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/108131/potongan/S1-2017... · pemukiman dan kelerengan 0-15% cocok diterapkan alternatif

95

- Kluster B dengan karakteristik mayoritas hutan tanaman dan kelerengan

8-25% cocok diterapkan alternatif KTA : Terasering.

- Kluster C yang berada di bagian tengah Sub DAS Dengkeng dengan

karakteristik penggunaan lahan pemukiman dan sawah dengan

kelerengan 0-8% cocok diterapkan alternatif KTA : Agroforestry,

bendungan dan dam parit.

- Kluster D yang berada pada hilir Sub DAS Dengkeng dengan

karakteristik penggunaan lahan sebagai kebun campur, sawah dan

pemukiman dan kelerengan 0-15% cocok diterapkan alternatif KTA :

Agroforestry dan bendungan.

6.2. Saran

1. Lahan yang berada pada kondisi tidak kritis perlu dijaga dengan benar

supaya tidak berubah menjadi lahan yang potensial kritis. Untuk

memperbaiki kondisi agar tidak meningkat menjadi lahan kritis, bisa

dilakukan upaya-upaya yang bisa mengurangi besarnya erosi. Selain itu

manajemen konservasi yang lengkap sesuai dengan rekomendasi akan

mengurangi terjadinya lahan kritis yang semakin meluas.

2. Pelaksanaan alternatif konservasi tanah dan air yang telah dirumuskan

perlu dilakukan dengan kerjasama dari semua pihak, baik masyarakat

maupun pemerintah daerah serta dengan pendampingan dari Dinas

Kehutanan ataupun tenaga ahli.