bab vi kesimpulan dan...

19
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitan terkait lingkup pertanyaan penelitian yang menjadi acuan dalam proses analisis dan pembahasan, berikut kesimpulan kajian tingkat walkability pada kawasan Kampung Sosrowijayan. 6.1.1. Kondisi Walkability Kawasan Kampung Sosrowijayan Kondisi walkability kawasan Kampung Sosrowijayan sebagian besar area walkable dengan tingkat walkability tinggi. Dilihat dari hasil pengukuran area Sosrowijayan Wetan memiliki tingkat walkability lebih tinggi dibandingkan area Sosrowijayan Kulon yang hanya berada pada kisaran indeks nilai sedang. Dalam studi kasus yang dilakukan dapat diketahui bahwa ada 2 (dua) jenis jalur pedestrian di dalam kawasan, yaitu Jalur Pedestrian Primer dan Sekunder. Jalur pedestrian primer adalah jalur utama atau gang utama dalam kawasan, dimana merupakan jalur penghubung dengan jalan raya (batasan kawasan) serta penghubung antara gang - gang utama lainnya yang langsung menuju ke luar kawasan dengan lebar pedestrian ≥ (lebih dari atau sama dengan) 1.5 meter dan durasi aktivitas yang tinggi. Sedangkan Jalur Pedestrian Sekunder adalah jalur alternatif, dimana merupakan jalur pintas penghubung antara gang utama dengan gang utama lainnya di dalam kawasan dengan lebar pedestrian berkisar 1 – 1.5 meter dan durasi aktivitas yang tidak terlalu tinggi (sedang). Untuk lebih jelasnya, hasil temuan kondisi walkability kawasan Kampung Sosrowijayan pada studi kasus diklasifikasikan berdasarkan 2 (dua) area dengan jenis jalur pedestriannya masing-masing, yaitu: A. Sosrowijayan Wetan 1. Jalur Pedestrian Primer dengan indeks nilai tingkat walkability tinggi pada Jalur Pedestrian Primer 2 (JP.2), Jalur Pedestrian Primer 3 (JP.3), KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASAN SOSROWIJAYAN, YOGYAKARTA VICTOR JANIS THIMOTY Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: vukhanh

Post on 20-Aug-2019

247 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitan terkait lingkup pertanyaan penelitian yang

menjadi acuan dalam proses analisis dan pembahasan, berikut kesimpulan

kajian tingkat walkability pada kawasan Kampung Sosrowijayan.

6.1.1. Kondisi Walkability Kawasan Kampung Sosrowijayan

Kondisi walkability kawasan Kampung Sosrowijayan sebagian besar area

walkable dengan tingkat walkability tinggi. Dilihat dari hasil pengukuran area

Sosrowijayan Wetan memiliki tingkat walkability lebih tinggi dibandingkan

area Sosrowijayan Kulon yang hanya berada pada kisaran indeks nilai sedang.

Dalam studi kasus yang dilakukan dapat diketahui bahwa ada 2 (dua)

jenis jalur pedestrian di dalam kawasan, yaitu Jalur Pedestrian Primer dan

Sekunder. Jalur pedestrian primer adalah jalur utama atau gang utama dalam

kawasan, dimana merupakan jalur penghubung dengan jalan raya (batasan

kawasan) serta penghubung antara gang - gang utama lainnya yang langsung

menuju ke luar kawasan dengan lebar pedestrian ≥ (lebih dari atau sama

dengan) 1.5 meter dan durasi aktivitas yang tinggi. Sedangkan Jalur Pedestrian

Sekunder adalah jalur alternatif, dimana merupakan jalur pintas penghubung

antara gang utama dengan gang utama lainnya di dalam kawasan dengan lebar

pedestrian berkisar 1 – 1.5 meter dan durasi aktivitas yang tidak terlalu tinggi

(sedang).

Untuk lebih jelasnya, hasil temuan kondisi walkability kawasan

Kampung Sosrowijayan pada studi kasus diklasifikasikan berdasarkan 2 (dua)

area dengan jenis jalur pedestriannya masing-masing, yaitu:

A. Sosrowijayan Wetan

1. Jalur Pedestrian Primer dengan indeks nilai tingkat walkability tinggi

pada Jalur Pedestrian Primer 2 (JP.2), Jalur Pedestrian Primer 3 (JP.3),

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dan Jalur Pedestrian Primer 4 (JP.4). Sedangkan indeks nilai sedang pada

Jalur Pedestrian Primer 1 (JP.1).

2. Jalur Pedestiran Sekunder dengan indeks nilai walkability tinggi pada

Jalur Pedestrian Sekunder 1 (JS.1, indeks nilai tertinggi pada studi

kasus), Jalur Pedestrian Sekunder 3 (JS.3), Jalur Pedestrian Sekunder 4

(JS.4), dan Jalur Pedestrian Sekunder 6 (JS 6). Sedangkan indeks nilai

sedang pada Jalur Pedestrian Sekunder 2 (JS.2) dan Jalur Pedestrian

Sekunder 5 (JS.5).

Jalur Pedestrian Primer maupun Sekunder tidak memiliki perbedaan

signifikan pada indeks nilai hasil pengukuran. Hanya pada parameter

keterhubungan jalur pedestrian yang memiliki perbedaan nilai, dimana Jalur

Pedestrian Primer memiliki nilai lebih tinggi dikarenakan jalurnya relatif

lebih lurus dan terhubung dengan baik dibandingkan Jalur pedestrian

Sekunder.

B. Sosrowijayan Kulon

1. Jalur Pedestrian Primer dengan indeks nilai tingkat walkability sedang

pada seluruh jalur pedestrian, yaitu : Jalur Pedestrian Primer 1 (JP.1),

Jalur Pedestrian Primer 2 (JP.2, indeks nilai terendah pada studi kasus),

Jalur Pedestrian Primer 4 (JP.3), dan Jalur Pedestrian Primer 4 (JP.4).

2. Jalur Pedestiran Sekunder dengan indeks nilai walkability sedang pada

seluruh jalur, yaitu : Jalur Pedestrian Sekunder 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 (JS.1,

JS.2, JS.3, JS.4, JS.5, dan JS.6).

Jalur Pedestrian Primer maupun Sekunder tidak memiliki perbedaan

signifikan pada indeks nilai hasil pengukuran. Hanya pada parameter

ketersediaan jalur pedestrian yang memiliki perbedaan nilai, dimana Jalur

Pedestrian Sekunder memiliki nilai lebih tinggi dikarenakan kondisi fisik

jalurnya lebih baik dibandingkan Jalur Pedestrian Primer.

Dalam arahan desain, tiap jalur yang memilki indeks sedang (terlebih

yang sudah mendekati indeks nilai rendah) serta aspek - aspek dari tiap

parameter yang masih kurang baik akan menjadi prioritas.

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

6.1.2. Komponen - Komponen yang Berkonstribusi pada Tingkat Walkability di

Kawasan Kampung Sosrowijayan

A. Sosrowijayan Wetan

Karakteristik utama dari area Sosrowijayan Wetan sebagai area dengan

tingkat walkability yang tinggi adalah memiliki tingkat Shaped dan Connected

yang tinggi, dimana karakteristik jalur pedestrian yang terdefinisi dengan baik

(kondisi fisik jalur dan pelingkupnya), jalur relatif lurus dan sebagian besar

accessible bagi pejalan kaki normal maupun berkebutuhan khusus (difable)

tanpa mengalami gangguan yang membahayakan baik dari PKL, penghalang

permanen maupun temporer dan pengguna jalur lainnya. Diikuti dengan

karakteristik lainnya seperti : ketersediaan penerangan yang memadai, tidak

banyak konflik dengan moda lain, ketersediaan teduhan, ketersediaan signage

dan amenities, serta kemenarikan aktivitas dan pembentuk ruang.

Untuk lebih jauh mengetahui kontribusi tiap komponen dalam

membentuk walkability di area Sosrowijayan Wetan, berikut akan dijabarkan

kesimpulan hasil pengukuran tingkat walkability berdasarkan komponen dan

parameter yang digunakan.

1. Shaped

Ketersediaan Jalur Pedestrian

Jalur pedestrian baik dan dapat dikatakan layak di sebagian area, baik dari

elemen floor (material penutup jalur dan saluran drainasi) maupun elemen

walls (pelingkup ruang).

2. Connected

Keterhubungan Jalur Pedestrian

Keterhubungan dan kejelasan cenderung tinggi karena jalur pedestrian yang

ada relatif lurus, sehingga tidak membingungkan bagi pejalan kaki dalam

mencapai tujuan.

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

3. Comfortable

Ketersediaan Teduhan

Ketersediaan vegetasi peneduh cenderung minim, kebanyakan hanya

bantuan dari tritisan bangunan sekitar sehingga kurang efektif di saat hujan.

Dimensi Jalur dan Aksesibilitas

Aksesibiltas jalur pedestrian yang ada meliputi kondisi material penutup dan

lebar efektif, cukup baik di sebagian besar area. Namun belum ditemukan

elemen aksesibilitas khusus bagi kaum difable.

Ketersediaan Signage dan Amenities

Signage dan amenities cukup memadai, namun untuk signage yang

menginformasikan dan mengarahkan pejalan kaki ke tujuan mereka

cenderung kurang serta amenities yang ada cenderung rusak, karena hanya

disediakan sendiri oleh warga sekitar.

4. Safety

Konflik dengan Moda Lain

Sebagian besar jalur pedestrian yang ada, konflik dengan pengguna jalur

lainnya, keberadaan parkir motor, gerobak PKL, dan bangku temporer

maupun permanen masih minim.

5. Security

Ketersediaan Penerangan Jalur

Ketersediaan penerangan cukup, karena termasuk area dengan durasi

aktivitas yang tinggi, penerangan terhadap penjaminan rasa amanpun

semakin efektif apalagi ditambah penerangan dari bangunan sekitar jalur.

Durasi Aktivitas

Durasi aktivitas cukup tinggi karena merupakan area kampung wisata

dengan ragam fungsi komersial dan mixed use sehingga hampir setiap waktu

ada aktivitas.

Orientasi Streetwall

Sebagian besar atau 75% orientasi bangunan menghadap dan dekat dengan

jalur pedestrian. Sebagian kecil atau 25% membelakangi jalur pedestrian,

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

namun dengan jarak setback bangunan masih tergolong dekat. Dimana 25%

tersebut adalah area-area yang dekat dengan jalan raya.

6. Interesting

Kemenarikan Aktivitas dan Pembentuk Ruang

Memiliki kemenarikan aktivitas dan pembentuk ruang yang tinggi karena

merupakan area kampung wisata yang dipenuhi aktivitas wisatawan (lokal

dan luar) dan juga terkait dengan variasi tata guna lahan komersial dan

mixed usenya.

B. Sosrowijayan Kulon

Karakteristik utama dari area Sosrowijayan Kulon sebagai area

dengan tingkat walkability yang rendah adalah memiliki tingkat Comfortable

dan Interesting yang rendah, dimana karakteristik jalur pedestriannya kondisi

jalur pedestrian sebagian besar dalam keadaan buruk dan sulit untuk diakses

(rusak, kurang lebar, beda level, banyak saluran drainasi yang terbuka, banyak

‘polisi tidur’ dan halangan lainnya) serta ketersediaan Signage dan Amenities

yang kurang memadai. Diikuti dengan karakteristik lainnya seperti : sering

terjadi konflik sebagian besar area karena jalur bertambah sempit dengan

keberadaan motor yang terparkir, gerobak PKL, dan bangku temporer maupun

permanen. Semua faktor inilah yang membuat area ini kurang menarik dan

terkesan kumuh.

Untuk lebih jauh mengetahui kontribusi tiap komponen dalam

membentuk walkability di area Sosrowijayan Kulon, berikut akan dijabarkan

kesimpulan hasil pengukuran tingkat walkability berdasarkan komponen dan

parameter yang digunakan.

1. Shaped

Ketersediaan Jalur Pedestrian

Jalur pedestrian kurang baik dan dapat dikatakan kurang layak di sebagian

besar area, baik dari elemen floor (material penutup jalur banyak yang rusak

serta saluran drainasi banyak yang tidak tertutup dan kurang terawat)

maupun elemen walls (pelingkup ruang yang kotor).

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Connected

Keterhubungan Jalur Pedestrian

Sebagian area tidak terdefinisi (keterhubungan dan kejelasan yang kurang),

dimana banyak belokan pada jalur pedestrian sehingga membingungkan

bagi pejalan kaki dalam mencapai tujuan.

3. Comfortable

Ketersediaan Teduhan

Ketersediaan vegetasi peneduh cenderung minim, memang banyak aplikasi

arcade (gang beratap) namun kurang tingkat sensitivitas desain karena

dibuat seadanya oleh warga sekitar. Selain itu, efektifitas keterlindungan

vegetasi, arcade, dan awning lebih efektif pada hari yang cerah, namun

kurang efektif di saat hujan.

Dimensi Jalur dan Aksesibilitas

Aksesibiltas jalur pedestrian di sebagian besar area meliputi kondisi material

penutup, lebar efektif, dan kesediaan elemen aksesibilitas cenderung rendah

dalam tingkat sensitivitas desain dan standar. Selain itu, belum ditemukan

elemen aksesibilitas khusus bagi kaum difable.

Ketersediaan Signage dan Amenities

Signage dan amenities kurang memadai, terutama signage yang

menginformasikan dan mengarahkan pejalan kaki ke tujuan mereka dan

amenities yang ada cenderung rusak, karena hanya disediakan sendiri oleh

warga sekitar.

4. Safety

Konflik dengan Moda Lain

Sebagian besar jalur pedestrian yang ada terjadi konflik dengan pengguna

jalur lainnya, keberadaan parkir motor, gerobak PKL, dan bangku temporer

maupun permanen.

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

5. Security

Ketersediaan Penerangan Jalur

Penerangan cenderung rendah dalam tingkat sensitivitas desain dan standar.

Ditambah kondisi penerangan kebanyakan tidak terlalu terang atau

lampunya dalam keadaan redup dan ada beberapa yang dalam keadaan

padam.

Durasi Aktivitas

Durasi aktivitas cukup rendah, dimana tidak di setiap ada aktivitas lebih

banyak di malam hari dikarenakan fungsi - fungsi bangunan sebagian besar

berupa bangunan fungsi mixed use yang mulai beroperasi pada malam hari.

Orientasi Streetwall

Sebagian (50%) orientasi bangunan menghadap dan dekat dengan jalur

pedestrian. Sebagian (50%) lagi membelakangi jalur pedestrian, namun

dengan jarak setback bangunan masih tergolong dekat, dimana area tersebut

adalah area-area yang dekat dengan jalan raya.

6. Interesting

Kemenarikan Aktivitas dan Pembentuk Ruang

Aktivitas dan pembentuk ruang belum cukup menarik di sebagian besar

area, kondisi bangunan sekitar jalur serta lingkungannya yang cenderung

kotor dan kurang tertata, sehingga menjadi kurang menarik bahkan terkesan

kumuh.

6.2. Rekomendasi

Setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitan mengenai

kondisi dan komponen-komponen yang berkonstribusi pada tingkat walkability

kawasan Kampung Sosrowijayan, maka diputuskan bahwa fokus rekomendasi

pada strategi dalam peningkatan walkability kawasan Kampung Sosrowijayan

adalah tiap parameter – parameter dari tiap komponen yang berkonstribusi

didorong agar mencapai nilai yang maksimal. Berikut penjabaran arahan

rekomendasinya :

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Tabel 6. 1. Rekomendasi Peningkatan Walkability Kawasan Kampung Sosrowijayan

KOMPONEN PARAMETER REKOMENDASI

SOSROWIJAYAN WETAN SOSROWIJAYAN KULON

Shaped Ketersediaan

Jalur

Memperjelas keberadaan floor (material penutup jalur) dan batas - batas walls (pelingkup ruang) dengan pembedaan material penutup jalur dan pembedaan ketinggian antara jalur dan area bangunan.

Meningkatkan kualitas desain jalur pedestrian terutama pada area-area jalur yang rusak.

Memperjelas keberadaan floor (material penutup jalur) dan batas - batas walls (pelingkup ruang) dengan pembedaan material penutup jalur dan pembedaan ketinggian antara jalur dan area bangunan.

Connected Keterhubungan Jalur

Memperjelas keterhubungan jalur pedestrian dengan penambahan signage penunjuk arah.

Comfortable

Ketersediaan Teduhan

Mengoptimalkan keterlindungan pada jalur pedestrian dengan aplikasi teduhan kanopi dan vegetasi pada area kosong di tepian jalur.

Dimensi Jalur & Aksesibilitas

Meningkatkan kualitas jalur pedestrian, dengan lebar jalur 1.5 m untuk jalur primer dan 1 m untuk jalur sekunder, menghilangkan penghalang yang mengurangi lebar pedestrian dan memperbaiki material penutup pedestrian.

Pemasangan elemen aksesibilitas berupa guidingblock pada jalur-jalur pedestrian utama (primer).

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Signage & Amenities

Perlu pengaturan signage yang kurang tertata peletakannya (membuat contoh arahan desain signage yang lebih efektif dan tidak memakan banyak ruang)

Peletakan signage informasi dan petunjuk arah pada area publik, persimpangan dan ujung jalur-jalur pedestrian utama (primer).

Perlu pengaturan amenities yang kurang tertata dan melengkapi jalur dengan amenites yang sesuai standar desain dan jarak (lampu jalan, tempat parkir sepeda, tempat sampah, bangku, dan signage penanda fungsi bangunan)

Safety Konflik dengan

Moda Lain

Menghilangkan penghalang berupa gerobak PKL dan bangku - bangku permanen maupun temporer yang memakan jalur pedestrian.

Perlu arahan khusus bagi pengguna jalur (*), yakni :

1. Bagi yang memiliki motor diharapkan menyediakan lahan parkir sendiri pada area bangunannya.

2. Membagi zona waktu bagi pejalan kaki dan pengendara motor. Dimana pengendara motor hanya bisa lewat pada pukul 00.00-08.00 pada hari Senin – Jumat dan pukul 00.00-06.00 pada hari Sabtu – Minggu.

(*) Sudah ada signage peringatan bagi pengendara motor namun hanya untuk mematikan mesin tetapi belum memenuhi standar, sehingga perlu arahan khusus

Security Keberadaan Penerangan

Perlu penataan dan pengadaan penerangan yang sesuai standar desain (terletak setiap 10

Perlu penataan dan pengadaan penerangan yang sesuai standar terutama pengaplikasian

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Jalur meter dengan tinggi maksimal 4 meter, dan bahan yang digunakan adalah bahan dengan durabilitas tinggi seperti metal & beton cetak)(*). (*) Sudah memadai tetapi belum sesuai standar desain

lampu jalan yang lebih terang, guna mencegah kerawanan terhadap tindak kriminal.

Durasi Aktivitas

(Berhubungan dengan ketersediaan penerangan dan kemenarikan pembentuk ruang, sehingga bila keduanya sudah ditingkatkan bisa meningkatkan aktivitas pada jalur)

Orientasi Streetwall

(Tidak menjadi masalah, sebagian besar bangunan berdekatan dengan jalur hanya perlu elemen pembenda antara area jalur dan area bangunan)

Interesting

Kemenarikan Aktivitas dan Pembentuk

Ruang

Menghilangkan penghalang - penghalang yang mengotori jalur (bangku permanen yang dibuat warga)

Menghilangkan penghalang - penghalang yang mengotori jalur (bangku permanen, barang-barang dan sampah rumah tangga)

Penataan dinding kosong bangunan yang menjadi pelingkup jalur dengan dengan tanaman-tanaman hias maupun kreasi mural, dimana selain meningkatkan kemenarikan juga merupakan suatu hal yang positif untuk anak-anak muda Sosrowijayan menyalurkan hobi mereka.

Sumber : Analisis Pribadi, Maret 2016

Untuk lebih jelas, di halaman berikut akan dipaparkan ilustrasi arahan desain sesuai rekomendasi :

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

6.3. Saran

Dari kesimpulan yang diperoleh serta arahan rekomendasi sebelumnya,

berikut ini beberapa saran yang dapat ditunjukan kepada beberapa pihak yang

terkait dengan peningkatan walkability di kawasan Sosrowijayan :

A. Bagi Pemerintah daerah :

1. Perlu ditindak lanjuti tentang aksesibiltas jalur pedestrian termasuk

terhadap kaum difable (penderita cacat).

2. Perlu ditindak lanjuti terhadap Peraturan mengenai ijin pembangunan

bangunan komersial baru untuk menyediakan fasilitas parkir pada

masing-masing bangunan.

3. Adanya koordinasi dengan warga, pemilik bangunan terhadap

pemanfaatan setback bangunan sebagai area semi publik menjadi publik

untuk penataan PKL agar tidak lagi memanfaatkan jalur pedestrian.

B. Bagi Arsitek :

1. Dalam perencanaan jalur pedestrian harus memperhatikan kebutuhan

manusia sebagai pengguna.

2. Mempertimbangkan penambahan elemen - elemen fisik berdasarkan

skala manusia sehingga memberi kenyamanan dan keamanan pada jalur

pedestrian.

3. Bagi pengembangan bangunan baik bangunan perumahan, pendidikan,

fasilitas umum, maupun komersial agar mengoptimalkan vegetasi yang

berfungsi sebagai peneduh pada jalur pedestrian.

C. Bagi Peneliti :

Dengan adanya penelitian tingkat walkability berbasis penilaian kondisi

fisik ruang terbangun berupa jalur pedestrian ini, diharapkan dapat

menjadi penggerak dalam penelitian lanjutan mengenai penilaian tingkat

walkability berdasarkan presepsi pengguna jalur pedestrian dilihat dari

hubungannya dengan keberadaan kawasan tarikan dan bangkitan serta

pengaruh aspek orientation dan destination.

KAJIAN TINGKAT WALKABILITY PADA KAWASAN KAMPUNG STUDI KASUS: KAWASANSOSROWIJAYAN, YOGYAKARTAVICTOR JANIS THIMOTYUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/