bab v temuan dan pembahasan a. temuan penelitian 1...

53
73 BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1. Implementasi Seritifikasi (x) Guru di Jawa Barat Untuk mengetahui implementasi sertifikasi guru di Jawa Barat, secara statistik dilakukan penghitungan kecenderungan atau rerata data penelitian pada masing-masing variabel. Mengukur kecenderungan umum skor responden dari masing-masing variabel dilakukan dengan menggunakan Weighted Means Scores (WMS) yaitu: Keterangan : X = Nilai rata-rata yang dicari X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot untuk setiap alternatif kategori) N = Jumlah responden Contoh perhitungan untuk item no 1 dengan menggunakan rumus diatas adalah: X = (4.21)+(3.74)+(2.16)+(1.0) X = 84+222+32+0 X = 338 N = 21+74+16+0 N = 111 N X X

Upload: ngongoc

Post on 23-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

73

BAB V

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian

1. Implementasi Seritifikasi (x) Guru di Jawa Barat

Untuk mengetahui implementasi sertifikasi guru di Jawa Barat,

secara statistik dilakukan penghitungan kecenderungan atau rerata data

penelitian pada masing-masing variabel. Mengukur kecenderungan umum

skor responden dari masing-masing variabel dilakukan dengan

menggunakan Weighted Means Scores (WMS) yaitu:

Keterangan :

X

= Nilai rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot untuk setiap

alternatif kategori)

N = Jumlah responden

Contoh perhitungan untuk item no 1 dengan menggunakan rumus

diatas adalah:

X = (4.21)+(3.74)+(2.16)+(1.0)

X = 84+222+32+0

X = 338

N = 21+74+16+0

N = 111

N

XX

Page 2: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

74

04,3111

338

N

XX

Jadi untuk item no. 1 memiliki skor kecenderungan sebesar 3.04. Dengan

melihat tabel konsultasi hasil perhitungan WMS (tabel 4.4). Hal ini berarti

bahwa kecenderungan jawaban responden pada no. 1 variabel X ada pada

kategori baik. Hasil perhitungan rata-rata skor responden mengenai

sertifikasi guru dengan menggunakan rumus WMS dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 5.1

Kecenderungan umum skor responden pada variabel “sertifikasi guru”

INDIKATOR NO

ITEM

KATEGORI JAWABAN

JUMLAH RATA

RATA

KATE-

GORI

4 3 2 1

F X F X F X F X F X

Tujuan dan

Manfaat

Sertifikasi

1 21 84 74 222 16 32 0 0 111 338 3.04 Baik

2 75 300 8 24 28 56 0 0 111 380 3.42

Sangat

baik

3 30 120 65 195 15 30 1 1 111 346 3.11 Baik

4 66 264 23 69 22 44 0 0 111 377 3.39

Sangat

baik

5 28 112 70 210 11 22 1 1 111 345 3.10 Baik

Rata-rata sub indikator 3.21 Baik

Pola

Sertifikasi

6 12 48 71 213 27 54 1 1 111 316 2.84 Baik

7 22 88 78 234 11 22 0 0 111 344 3.09 Baik

8 22 88 54 162 34 68 1 1 111 319 2.87 Baik

Rata-rata sub indikator 2.93 Baik

Mekanisme/ 9 3 12 75 225 31 62 4 4 111 303 2.72 Baik

Page 3: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

75

INDIKATOR NO

ITEM

KATEGORI JAWABAN

JUMLAH RATA

RATA

KATE-

GORI

4 3 2 1

F X F X F X F X F X

prosedur 10 36 144 62 186 12 24 1 1 111 355 3.19 Baik

11 53 212 53 159 5 10 1 1 111 382 3.44

Sangat

baik

12 20 80 82 246 9 18 0 0 111 344 3.09 Baik

13 9 36 93 279 9 18 0 0 111 333 3.00 Baik

14 8 32 70 210 28 56 5 5 111 303 2.72 Baik

15 11 44 76 228 23 46 1 1 111 319 2.87 Baik

16 36 144 46 138 13 26 16 16 111 324 2.91 Baik

17 68 272 14 42 13 26 16 16 111 416 3.74

Sangat

baik

18 19 76 37 111 4 8 51 51 111 246 2.22 Baik

19 19 76 64 192 16 32 12 12 111 312 2.81 Baik

Rata-rata sub indikator 2.97 Baik

Rata-rata keseluruhan indikator 3.03 Baik

Berdasarkan pengolahan data penelitian secara umum impelementasi

sertifikasi memiliki skor rerata sebesar 3.03 dengan kategori baik. Sertifikasi

guru dilihat dari pemahaman guru terhadap tujuan dan manfaat sertifikasi

guru, pola sertifikasi, dan mekanisme serta prosedur sertifikasi yang mereka

tempuh. Secara singkat dapat dikatakan bahwa para guru yang mengikuti

program sertifikasi mengetahui dengan baik program sertifikasi yang akan

Page 4: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

76

mereka ikuti. Secara temuan per masing-masing sub variabel adalah sebagai

berikut:

Pemahaman para guru terhadap tujuan dan manfaat sertifikasi

dikategorikan baik dengan skor sebesar 3,21. Hal ini menggambarkan bahwa

guru-guru yang disertifikasi pada tahun 2007 dan 2008 memiliki pemahaman

yang baik terhadap tujuan dan manfaat sertifikasi guru yang mereka ikuti.

Secara proses, para guru memiliki banyak cara dalam mencari dan menggali

informasi mengenai tujuan dan manfaat sertifikasi, yaitu melalui buku

panduan sertikasi guru yang disediakan ecara online oleh konsorsium

sertifikasi guru, seminar-seminar, sosialisasi dari dinas pendidikan, informasi

dari mulut ke mulut, dan sebagainya.

Pada sub variabel pola-pola sertifikasi yang diikuti oleh guru

kondisinya menunjukkan baik dengan rerata skor sebesar 2,93. Kondisi ini

menunjukkan bahwa guru-guru memahami dan mengalami pola sertfikasi

yang dirasakan oleh guru yang bersangkutan baik.

Pada komponen mekanisme/prosedur yang dipahami dan dialami oleh

guru menunjukkan bahwa mekanisme/prosedur yang dipahami dan dialami

oleh mereka selama mengikuti program sertifikasi guru dikategorikan baik.

Berdasarkan sub variabel-sub variabel yang ada, sertifikasi guru di

Jawa Barat berada dalam kategori baik. Kategori baik bukan dilihat dari

evaluasi pelaksanaan program, tetapi dilihat dari sejauhmana peserta (guru)

Page 5: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

77

memahami dan mengalami berbagai komponen tersebut ketika mereka

melaksanakan program sertifikasi guru.

2. Gambaran Profesionalisme Guru SMP di Jawa Barat

untuk mengetahui gambaran profesionalisme guru SMP dilakukan

pengukuran kecenderungan (rata-rata) umum skor responden dari masing-

masing variabel dengan menggunakan Weighted Means Scores (WMS)

yaitu:

Keterangan :

X

= Nilai rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot untuk setiap

alternatif kategori)

N = Jumlah responden

Contoh perhitungan untuk item no 1 dengan menggunakan rumus diatas

adalah:

X = (4.86) + (3.22) + (2.3) + (1.0)

X = 344 + 66 + 6 + 0

X = 416

N = 86 + 22 + 3 + 0

N = 111

74,3111

416

N

XX

N

XX

Page 6: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

78

Jadi untuk item no. 1 memiliki skor kecenderungan sebesar 3.74.

Dengan melihat tabel konsultasi hasil perhitungan WMS (tabel 3.7). hal ini

berarti bahwa kecenderungan jawaban responden pada no. 1 variabel Y ada

pada kategori kategori sangat baik. Artinya Profesionalisme Guru dalam

melaksanakan asumsi mutu (fokus pada pelanggan) ada pada kategori

sangat baik. Hasil perhitungan rata-rata skor responden mengenai

Profesionalisme Guru dengan menggunakan rumus WMS dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 5.2

Kecenderungan umum skor responden pada variabel Profesionalisme Guru

INDIKATOR

NO

ITE

M

KATEGORI JAWABAN

JUMLAH RATA-

RATA

KATEGORI 4 3 2 1

F X F X F X F X F X

PENGABDIAN

1 86 344 22 66 3 6 0 0 111 416 3.74 Sangat baik

2 31 124 71 213 9 18 0 0 111 355 3.19 Baik

3 51 202 51 153 9 18 0 0 111 373 3.36 Sangat baik

4 57 228 35 105 17 34 2 2 111 369 3.32 Sangat baik

5 36 144 61 183 13 26 1 1 111 354 3.18 Baik

6 22 88 66 198 22 44 1 1 111 331 2.98 Baik

7 103 412 8 24 0 0 0 0 111 436 3.92 Sangat baik

8 103 412 7 21 1 2 0 0 111 435 3.91 Sangat baik

9 45 180 46 138 19 36 1 1 111 355 3.19 Baik

10 52 208 42 126 17 34 0 0 111 368 3.31 Sangat baik

11 75 300 34 102 2 4 0 0 111 406 3.65 Sangat baik

12 32 128 61 183 18 36 0 0 111 347 3.12 Baik

Page 7: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

79

INDIKATOR

NO

ITE

M

KATEGORI JAWABAN

JUMLAH RATA-

RATA

KATEGORI 4 3 2 1

F X F X F X F X F X

13 30 120 30 90 46 92 5 5 111 307 2.76 Baik

14 3 12 9 27 73 146 26 26 111 211 1.90 Cukup baik

15 65 260 40 120 5 10 1 1 111 391 3.52 Sangat baik

16 65 260 39 117 7 14 0 0 111 391 3.52 Sangat baik

17 22 88 43 129 42 84 4 4 111 305 2.74 Baik

18 50 200 41 123 13 26 7 7 111 356 3.20 Baik

19 46 184 46 138 17 34 2 2 111 358 3.22 Baik

20 68 272 31 93 9 18 3 3 111 386 3.47 Sangat baik

21 76 304 20 60 14 28 1 1 111 393 3.54 Sangat baik

22 89 356 20 60 1 2 1 1 111 419 3.77 Sangat baik

Rata-rata sub indikator 3.29 Baik

KEWAJIBAN

SOSIAL

23 64 256 29 87 16 32 2 2 111 377 3.39 Sangat baik

24 21 84 40 120 48 96 2 2 111 302 2.72 Baik

25 62 248 30 90 16 32 3 3 111 373 3.36 Sangat baik

26 74 296 33 99 3 6 1 1 111 402 3.62 Sangat baik

27 73 292 35 105 3 6 0 0 111 403 3.63 Sangat baik

28 38 152 59 177 11 22 3 3 111 354 3.18 Baik

29 36 144 35 105 37 72 3 3 111 324 2.91 Baik

30 38 152 54 162 18 36 1 1 111 351 3.16 Baik

31 58 232 43 129 8 16 2 2 111 379 3.41 Sangat baik

32 26 104 36 108 44 88 5 5 111 305 2.74 Baik

33 19 76 33 99 47 94 12 12 111 281 2.53 Baik

34 22 88 38 114 38 76 13 13 111 291 2.62 Baik

35 36 144 40 120 31 62 4 4 111 330 2.97 Baik

Page 8: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

80

INDIKATOR

NO

ITE

M

KATEGORI JAWABAN

JUMLAH RATA-

RATA

KATEGORI 4 3 2 1

F X F X F X F X F X

36 61 244 45 135 5 10 0 0 111 389 3.50 Sangat baik

37 67 268 38 114 6 12 0 0 111 394 3.54 Sangat baik

38 70 280 28 84 13 26 0 0 111 390 3.51 Sangat baik

39 57 228 45 135 8 16 1 1 111 380 3.42 Sangat baik

Rata-rata sub indikator 3.18 Baik

KEMANDIRIAN

40 53 212 44 132 13 26 1 1 111 371 3.34 Sangat baik

41 30 120 28 76 23 46 30 30 111 272 2.45 Cukup baik

42 47 188 37 111 16 32 11 11 111 342 3.08 Baik

43 29 116 39 117 41 82 2 2 111 317 2.85 Baik

44 40 160 52 156 19 38 0 0 111 354 3.18 Baik

45 16 64 39 117 55 110 1 1 111 267 2.40 Cukup baik

46 93 372 15 45 1 2 0 0 111 419 3.77 Sangat baik

Rata-rata sub indikator 3.01 Baik

KEYAKINAN

TERHADAP

PROFESI

47 71 284 37 111 3 6 0 0 111 401 3.61 Sangat baik

48 46 184 53 159 12 24 0 0 111 382 3.44 Sangat baik

49 37 148 53 159 18 36 3 3 111 331 2.98 Baik

50 33 132 44 132 33 66 1 1 111 331 2.98 Baik

51 42 168 49 147 16 32 4 4 111 351 3.16 Baik

52 40 160 53 159 18 36 0 0 111 355 3.19 Baik

53 25 100 58 174 28 56 0 0 111 330 2.97 Baik

54 34 136 53 159 22 44 2 2 111 341 3.07 Baik

55 40 160 58 174 12 24 1 1 111 359 3.23 Baik

56 46 184 56 168 9 18 0 0 111 370 3.33 Sangat baik

57 43 172 51 152 17 34 0 0 111 358 3.22 Baik

Page 9: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

81

INDIKATOR

NO

ITE

M

KATEGORI JAWABAN

JUMLAH RATA-

RATA

KATEGORI 4 3 2 1

F X F X F X F X F X

58 30 120 36 108 40 80 5 5 111 313 2.81 Baik

59 51 204 50 150 10 20 0 0 111 374 3.36 Sangat baik

60 47 188 53 159 9 18 2 2 111 367 3.30 Sangat baik

61 53 212 51 153 6 12 1 1 111 378 3.43 Sangat baik

62 69 276 36 108 6 12 0 0 111 396 3.56 Sangat baik

63 74 296 28 84 8 16 1 1 111 397 3.57 Sangat baik

Rata-rata sub indikator 3.24 Baik

HUBUNGAN

DENGAN SESAMA

PROFESI

64 78 312 18 54 4 8 11 11 111 385 3.46 Sangat baik

65 92 368 19 57 0 0 0 0 111 425 3.82 Sangat baik

66 45 180 55 165 10 20 1 1 111 366 3.29 Sangat baik

67 53 212 47 141 7 14 1 1 111 368 3.31 Sangat baik

68 72 288 28 84 8 16 1 1 111 389 3.50 Sangat baik

69 87 348 23 69 1 2 0 0 111 419 3.77 Sangat baik

70 50 200 44 132 15 30 2 2 111 364 3.27 Sangat baik

71 25 100 42 126 32 64 12 12 111 302 2.72 Baik

72 59 236 40 120 11 22 1 1 111 379 3.41 Sangat baik

73 75 300 21 63 12 24 3 3 111 390 3.51 Sangat baik

Rata-rata sub indikator 3.40 Sangat Baik

Rata-rata keseluruhan indikator 3.22 Baik

Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat diketahui bahwa secara umum

profesionalisme guru SMP pada sekolah-sekolah yang diteliti berada dalam

kategori baik dengan capaian skor instrumen penelitian sebesar 3,22. Hal ini

menunjukkan bahwa dilihat dari rasa pengabdian, pemahaman terhadap kewajiban

Page 10: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

82

social, kemandirian, dan keyakinan terhadap profesi guru-guru yang menjadi

responden penelitian dikategorikan baik.

Sub variabel pengabdian kondisinya baik dengan capaian skor sebesar 3, 29.

Hal ini menunjukkan bahwa semangat pengabdian pada guru-guru dikategorikan

baik, walaupun kondisi kerja belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

Sub variabel kewajiban sosial berada dalam ketegori baik dengan capai skor

3,18. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru yang menjadi responden penelitian

memandang profesinya sebagai bagian penting dalam sebuah masyarakat.

Sub variabel kemandirian menunjukkan kondisi baik dengan capaian skor

sebesar 3,01. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru yang dijadikan responden

penelitian memandang profesi guru sebagai sebuah profesi yang harus memiliki

kemandirian dalam pembuatan keputusan terkait dengan apa yang harus

dilakukannya dengan klien (peserta didik) yang dilayaninya.

Sub variabel keyakinan terhadap profesi menunjukkan kondisi baik dengan

capaian skor sebesar 3, 24. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru yang dijadikan

responden penelitian memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki hak dan

kelayakan untuk memutuskan berbagai hal yang harus dilakukan dan tidak harus

dilakukan dalam pelaksanaan profesinya sebagai guru SMP.

Sub variabel hubungan sesama profesi menunjukkan kondisi sangat baik,

dengan capaian skor sebesar 3,40. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki

asumsi dan perasaan yang kuat mengenai perlunya pengembagan profesi keguruan

melalui wadah organisasi profesi.

Page 11: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

83

3. Gambaran variabel Mutu Pembelajaran pada SMP di Jawa Barat

untuk mengetahui sejauhmana mutu pembelajaran yang dikelola

oleh guru-guru yang telah mengikuti dan lulus program sertifikasi guru,

maka perlu diadakan pengukuran kecenderungan umum skor responden dari

masing-masing variabel dengan menggunakan Weighted Means Scores

(WMS) yaitu:

Keterangan :

X

= Nilai rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot untuk setiap

alternatif kategori)

N = Jumlah responden

Contoh perhitungan untuk item no 1 dengan menggunakan rumus diatas

adalah:

X = (4.35) + (3.42) + (2.27) + (1.7)

X = 140 + 126 + 54 + 7

X = 327

N = 35 + 42 + 27 + 7

N = 111

94,2111

327

N

XX

Jadi untuk item no. 1 memiliki skor kecenderungan sebesar 3.74.

Dengan melihat tabel konsultasi hasil perhitungan WMS (tabel 3.7). hal ini

N

XX

Page 12: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

84

berarti bahwa kecenderungan jawaban responden pada no. 1 variabel Y ada

pada kategori kategori sangat baik. Hasil perhitungan rata-rata skor

responden mengenai Profesionalisme Guru dengan menggunakan rumus

WMS dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.3

Kecenderungan umum skor responden pada variabel Mutu Pembelajaran

INDIKATOR NO

ITE

M

KATEGORI JAWABAN

JUMLAH RAT

ARA

TA

KATEGORI 4 3 2 1

F X F X F X F X F X

Mutu input

1 35 140 42 126 27 54 7 7 111 327 2.94 Baik

2 33 132 63 189 14 28 1 1 111 350 3.15 Baik

3 43 172 59 177 8 16 1 1 111 366 3.29 Sangat baik

4 81 324 28 84 2 4 0 0 111 412 3.71 Sangat baik

5 56 224 42 126 13 26 0 0 111 376 3.38 Baik

6 47 188 40 120 21 42 3 3 111 353 3.18 Baik

7 49 196 46 138 13 26 3 3 111 363 3.27 Sangat baik

8 46 184 49 147 13 26 3 3 111 360 3.24 Baik

9 49 196 46 138 15 30 1 1 111 365 3.28 Sangat baik

10 56 224 45 135 10 20 0 0 111 379 3.41 Sangat baik

11 81 324 23 69 5 10 2 2 111 405 3.64 Sangat baik

12 75 300 28 84 7 14 1 1 111 399 3.59 Sangat baik

13 38 152 42 126 25 50 6 6 111 334 3.00 Baik

Rata-rata sub indikator 3.31 Sangat baik

Mutu proses

14 85 340 25 75 1 2 0 0 111 417 3.75 Sangat baik

15 71 284 28 84 12 24 0 0 111 392 3.53 Sangat baik

16 69 276 37 111 5 10 0 0 111 397 3.57 Sangat baik

Page 13: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

85

INDIKATOR NO

ITE

M

KATEGORI JAWABAN

JUMLAH RAT

ARA

TA

KATEGORI 4 3 2 1

F X F X F X F X F X

17 78 312 27 81 4 8 2 2 111 403 3.63 Sangat baik

18 14 56 20 60 64 128 13 13 111 257 2.31 Cukup baik

19 25 100 60 180 26 52 0 0 111 332 2.99 Baik

20 32 128 61 183 18 36 0 0 111 347 3.12 Baik

21 49 196 35 105 18 36 9 9 111 346 3.11 Baik

22 51 204 49 147 10 20 1 1 111 372 3.35 Sangat baik

23 78 312 33 99 0 0 0 0 111 411 3.70 Sangat baik

24 65 260 39 117 7 14 0 0 111 391 3.52 Sangat baik

25 60 240 47 141 3 6 1 1 111 388 3.49 Sangat baik

26 51 204 44 132 15 30 1 1 111 367 3.30 Sangat baik

27 47 188 50 150 14 28 0 0 111 366 3.29 Sangat baik

28 48 192 54 162 9 18 0 0 111 372 3.35 Sangat baik

29 39 156 54 162 17 34 1 1 111 353 3.18 Baik

Rata-rata sub indikator 3.32 Sangat baik

Mutu output

30 24 96 66 198 20 40 1 1 111 335 3.01 Baik

31 5 20 13 39 32 64 61 61 111 184 1.65 Rendah

32 3 12 1 3 20 40 87 87 111 142 1.27 Rendah

33 3 12 0 0 8 16 100 100 111 128 1.15 Rendah

34 3 12 1 3 8 16 99 99 111 130 1.17 Rendah

35 7 28 12 36 34 68 58 58 111 190 1.71 Rendah

36 2 8 3 9 10 20 96 96 111 133 1.19 Rendah

37 2 8 2 6 6 12 101 101 111 127 1.14 Rendah

Rata-rata sub indikator 1.53 Rendah

Rata-rata keseluruhan indikator 2.72 Baik

Page 14: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

86

Temuan secara umum mengenai mutu pembelajaran menunjukkan

kondisi baik dengan capai skor sebesar 2,72. Kondisi ini dilihat dari mutu

input, mutu proses, dan mutu ouput pembelajaran. Dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa karakteristik kebermutuan pembelajaran sebagai bagian dari

layanan profesi bagi seorang guru memiliki kesesuaian dengan harapan-

harapan penyelenggaran pendidikan dan berbagai pihak terkait. Secara rinci

dapat dilihat capaian untuk masing-masing sub variabel penelitian.

Sub variabel mutu input menunjukkan kondisi sangat baik dengan

capaian skor sebesar 3,31. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik

kebermutuan pembelajaran yang dilihat dari dokumen persiapan

pembelajaran (silabus dan RPP) oleh guru dilakukan sebagaimana

semestinya. Dalam hal ini guru menyusun silabus dan RPP sebelum

memberikan layanan KBM.

Sub variabel mutu proses menujukkan kondisi sangat baik dengan

capaian skor sebesar 3,32. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik

kebermutuan yang dilihat dari efektifitas proses pembelajaran terjadi pada

kelas-kelas yang diampu oleh guru-guru yang dijadikan responden penelitian.

Sub variabel mutu hasil menunjukkan kondisi rendah dengan capaian

skor sebesar 1,53. Kondisi ini menunjukkan bahwa karakteristik

kebermutuan yang dilihat dari mutu akademik dan non akademik belum

sesuai dengan yang diharapkan.

Page 15: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

87

Kondisi umum menunjukkan input dan proses yang baik, namun

manakala dilihat pada output atau hasil ternyata kondisinya rendah. hal ini

menunjukkan bahwa ada faktor lain yang memperngaruhi mutu hasil

pembelajaran baik akademik maupun non akademik selain karakteristik guru.

4. Pengubahan Skor Mentah menjadi Skor Baku

Langkah selanjutnya untuk menguji hipotesis penelitian, maka

dilakukan terlebih dahulu uji normalitas data. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah statistik yang digunakan menggunakan statistik

parametrik atau statistik non parametrik. Untuk sampai pada hal tersebut,

maka langkah awal yang harus dilakukan adalah mengubah skor mentah

menjadi skor baku.

a. Variabel Sertifikasi Guru

Skor mentah angket variabel X

50 52 63 57 66 59 58 61 56 66 59

50 56 41 65 62 61 58 50 47 65

59 60 60 55 67 45 65 49 59 62

59 60 57 71 53 59 66 62 44 42

57 60 58 55 71 55 62 63 47 62

58 60 45 56 57 66 61 56 52 48

60 50 51 61 61 47 60 58 42 51

51 60 52 49 63 57 61 56 59 56

49 64 52 66 65 59 61 45 57 46

Page 16: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

88

57 61 55 66 61 65 54 48 62 61

54 50 49 66 63 62 58 60 60 55

Skor mentah tersebut diubah menjadi skor baku dengan cara-cara:

1. Menentukan range (R)

R = Skor tertinggi – skor terendah = 71 - 41 = 30

2. Menentukan banyak kelas

BK = 1 + 3.3 log n = 1 + 33 log 111= 7.74 dibulatkan menjadi 8

3. Menentukan Kelas Interval

KI = R/BK= 30/8 = 3.75 dibulatkan menjadi 4

4. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 5. 4

Tabel distribusi frekuensi variable X

KI F X X² FX FX²

41 – 44 4 42.5 1806.25 170 7225

45 – 48 9 46.5 2162.25 418.5 19460.25

49 – 52 16 50.5 2550.25 808 40804

53 – 56 14 54.5 2970.25 763 41583.5

57 – 60 31 58.5 3422.25 1813.5 106089.8

61 – 64 22 62.5 3906.25 1375 85937.5

65 – 68 13 66.5 4422.25 864.5 57489.25

69 – 72 2 70.5 4970.25 141 9940.5

∑ 111 452 26210 6353.5 361304.8

Page 17: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

89

5. Mencari rata-rata (Mean)

Fi

FiXiX

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, maka

diperoleh nilai rata-rata sebesar : 57.13, dibulatkan menjadi 6

6. Mencari Simpangan baku (S) dengan rumus

)1(

)( 22

NN

FiXFiXins

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, maka

diperoleh nilai simpangan baku sebesar : 6.531, dibulatkan

menjadi 6.

7. Mengubah skor mentah menjadi skor baku

S

XXiTi

)(1050

Contoh item no 1

6

)13.5750(1050Ti

6

13.71050Ti

)21.1(1050Ti

11.38Ti

Dibulatkan menjadi 38

Page 18: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

90

Dengan menggunakan rumus dan prosedur yang sama. skor mentah

variabel X diubah menjadi skor baku sehingga diperoleh hasil sebagai

berikut:

38 41 59 50 64 53 51 56 48 64 53

38 48 23 63 58 56 51 38 33 63

53 54 54 46 66 29 63 36 53 58

53 54 50 73 43 53 64 58 28 24

50 54 51 46 73 46 58 59 33 58

51 54 29 48 50 64 56 48 41 34

54 38 39 56 56 33 54 51 24 39

39 54 41 36 59 50 56 48 53 48

36 61 41 64 63 53 56 29 50 31

50 56 46 64 56 63 44 34 58 56

44 38 36 64 59 58 51 54 54 46

b. Variabel Profesionalisme Guru

Skor Mentah Variabel Y1

224 270 241 214 224 266 264 238 232 250 240

270 231 206 261 208 250 264 222 235 250

247 253 240 227 222 246 239 226 250 234

218 252 248 238 171 248 262 262 229 239

200 255 212 271 234 264 255 261 233 238

205 274 230 199 228 231 255 248 214 268

Page 19: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

91

226 244 197 209 231 260 264 250 233 225

209 253 194 197 227 236 273 241 255 215

248 236 200 224 256 232 270 243 235 257

226 249 199 224 261 251 279 236 248 248

251 160 208 224 245 240 277 273 246 262

Skor mentah tersebut diubah menjadi skor baku dengan cara-cara:

1. Menentukan range (R)

R = Skor tertinggi – skor terendah = 279 – 160 = 119

2. Menentukan banyak kelas

BK = 1 + 3.3 log n = 1 + 33 log 111= 7.74 dibulatkan menjadi 8

3. Menentukan Kelas Interval

KI = R/BK= 119 / 8 = 14.875 dibulatkan menjadi 15

4. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 5.5.

Tabel distribusi frekuensi variable Y1

KI F X X² FX FX²

160 – 174 2 167 27889 334 55778

175 – 189 0 182 33124 0 0

190 – 204 7 197 38809 1379 271663

205 – 219 11 212 44944 2332 494384

220 – 234 25 227 51529 5675 1288225

235 – 249 28 242 58564 6776 1639792

Page 20: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

92

250 – 264 27 257 66049 6939 1783323

265 – 279 11 272 73984 2992 813824

∑ 111 1756 394892 26427 6346989

5. Mencari rata-rata (Mean)

Fi

FiXiX

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, maka

diperoleh nilai rata-rata sebesar : 238,13, dibulatkan menjadi 238

6. Mencari Simpangan baku (S) dengan rumus

)1(

)( 22

NN

FiXFiXins

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, maka

diperoleh nilai simpangan baku sebesar : 22,75, dibulatkan

menjadi 23

7. Mengubah skor mentah menjadi skor baku

S

XXiTi

)(1050

Contoh item no 1

23

)238224(1050Ti

23

)14(1050Ti

Ti = 43.91 = 44

Page 21: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

93

Dengan menggunakan rumus dan prosedur yang sama. skor mentah

variabel Y1 diubah menjadi skor baku sehingga diperoleh hasil sebagai

berikut:

44 64 51 39 44 62 61 50 48 55 51

64 46 36 60 37 55 61 43 49 55

65 56 50 45 43 53 51 45 55 47

41 56 54 50 21 54 60 60 46 50

33 57 38 64 48 61 57 60 47 50

35 65 46 33 45 46 57 54 39 63

45 52 32 37 47 59 61 55 47 44

37 56 30 32 45 49 65 51 57 40

54 49 33 44 58 47 64 52 48 58

44 54 33 44 60 55 68 49 54 54

55 16 37 44 52 51 67 65 65 60

c. Variabel Mutu Pembelajaran

Skor Mentah Variabel Y2

103 114 114 95 101 121 125 110 113 116 106

112 106 104 97 106 133 105 71 110 112

110 118 104 102 99 117 110 73 105 114

104 117 124 101 80 116 115 119 106 109

93 118 103 116 109 143 102 118 106 111

97 117 112 82 109 99 102 117 91 114

Page 22: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

94

106 139 97 93 105 108 121 120 106 111

84 116 97 100 124 108 125 109 121 108

111 113 97 102 118 104 125 93 107 109

92 124 96 101 123 120 127 107 111 120

110 74 107 101 118 118 125 108 109 123

Skor mentah tersebut diubah menjadi skor baku dengan cara-cara:

1. Menentukan range (R)

R = Skor tertinggi – skor terendah = 143 – 71 = 72

2. Menentukan banyak kelas

BK = 1 + 3.3 log n = 1 + 33 log 111= 7.74 dibulatkan menjadi 8

3. Menentukan Kelas Interval

KI = R/BK= 72 / 8 = 9

4. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 5.6

Tabel distribusi frekuensi Variabel Y2

KI F X X² FX FX²

71 – 79 3 75 5625 225 16875

80 – 88 3 84 7056 252 21168

89 – 97 13 93 8649 1209 112347

98 – 106 26 102 10404 2652 270504

107 – 115 31 111 12321 3441 381951

116 – 124 27 120 14400 3240 388800

Page 23: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

95

125 – 133 6 129 16641 774 99846

134 – 142 1 138 19044 138 19044

143 - 151 1 147 21609 147 21609

∑ 111 999 115749 12078 1332144

5. Mencari rata-rata (Mean)

Fi

FiXiX

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, maka

diperoleh nilai rata-rata sebesar : 108,712, dibulatkan menjadi

109

6. Mencari Simpangan baku (S) dengan rumus

)1(

)( 22

NN

FiXFiXins

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, maka

diperoleh nilai simpangan baku sebesar : 12,338, dibulatkan

menjadi 12

7. Mengubah skor mentah menjadi skor baku

S

XXiTi

)(1050

Contoh item no 1

12

)109103(1050Ti

Page 24: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

96

12

)6(1050Ti

Ti = 45

Dengan menggunakan rumus dan prosedur yang sama. skor mentah

variabel Y2 diubah menjadi skor baku sehingga diperoleh hasil sebagai

berikut:

45 54 54 38 43 60 63 51 53 55 47

52 47 46 40 47 70 46 18 51 52

51 57 46 43 41 56 51 20 46 54

45 56 45 43 26 55 54 59 47 50

36 57 52 55 50 78 44 57 47 52

40 56 52 27 50 42 44 56 35 54

47 75 40 36 46 49 60 59 47 52

29 55 40 42 62 49 63 50 60 49

52 53 40 44 57 46 63 36 48 50

35 62 39 43 61 59 65 48 52 59

51 20 48 43 57 57 63 49 50 61

5. Uji Normalitas Distribusi Data

a. Uji Normalitas distribusi variabel X (Sertifikasi Guru)

Distribusi skor baku variabel X

38 41 59 50 64 53 51 56 48 64 53

38 48 23 63 58 56 51 38 33 63

Page 25: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

97

53 54 54 46 66 29 63 36 53 58

53 54 50 73 43 53 64 58 28 24

50 54 51 46 73 46 58 59 33 58

51 54 29 48 50 64 56 48 41 34

54 38 39 56 56 33 54 51 24 39

39 54 41 36 59 50 56 48 53 48

36 61 41 64 63 53 56 29 50 31

50 56 46 64 56 63 44 34 58 56

44 38 36 64 59 58 51 54 54 46

Pengujian normalitas distribusi. ditempuh dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menentukan rentang (R)

R = skor tertinggi – skor terendah

R = 73 – 23 = 50

2. Menentukan banyak kelas

BK = 1 + 3.3 log n = 1 + 33 log 111= 7.74 dibulatkan menjadi 8

3. Menentukan kelas interval

KI = R/BK = 50 / 8 = 6.25 dibulatkan menjadi 6

4. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 5.7

Tabel bantu penghitungan normalitas data variable X

KI F X X² FX FX²

Page 26: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

98

23 – 28 4 25.5 650.25 102 2601

29 – 34 9 31.5 992.25 283.5 8930.25

35 – 40 12 37.5 1406.25 450 16875

41 – 46 12 43.5 1892.25 522 22707

47 – 52 20 59.5 3540.25 1190 70805

53 – 58 34 55.5 3080.25 1887 104728.5

59 – 64 17 61.5 3782.25 1045.5 64298.25

65 – 70 1 67.5 4556.25 67.5 67.5

71 – 76 2 73.5 5402.25 147 294

∑ 111 455.5 25302.25 5694.5 291306.5

5. Mencari rata-rata (mean)

Fi

FiXiX

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, maka

diperoleh nilai rata-rata sebesar : 49,60, dibulatkan menjadi 50

6. Mencari Simpangan baku (S) dengan rumus

)1(

)( 22

NN

FiXFiXins

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, maka

diperoleh nilai simpangan baku sebesar : 10,89, dibulatkan menjadi 11

Setelah diperoleh harga X dan S. selanjutnya disusun daftar nilai untuk

mengetes kenormalan distribusi data:

Page 27: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

99

Langkah-langkah yang ditempuh adalah:

1. Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas skor kanan interval

2. Mencari harga Z untuk batas. dengan rumus:

S

XBkz

_

3. Mencari daftar O – Z dari daftar F

4. Mencari luas tiap interval. dengan cara menyelisihkan luas O – Z

kelas interval yang berlawanan (tidak sejenis)

5. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan mengkalikan tiap

kelas interval dengan n.

6. Mencari fo. yaitu frekuensi hasil penelitian

7. Membuat tabel harga-harga untuk uji normalitas seperti berikut ini:

Tabel 5.8

Harga-harga untuk uji normalitas

Batas

kelas

Z untuk

Batas

Kelas

Luas 0-Z

Luas tiap

Kelas Interval

f(e) fo

Chi

kuadrat

22.5 - 2.50 0.4938 0.0194 2.15 4 1.59

28.5 - 1.95 0.4744 0.0552 6.13 9 8.23

34.5 - 1.40 0.4192 0.1141 12.66 12 0.03

40.5 - 0.86 0.3051 0.1796 19.93 12 3.15

46.5 - 0.32 0.1255 0.2126 23.90 20 0.63

Page 28: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

100

52.5 0.22 0.0871 0.1923 21.35 34 7.49

58.5 0.77 0.2794 0.1272 14.12 17 0.58

64.5 1.32 0.4066 0.062 6.88 1 5.02

70.5 1.86 0.4686 0.0234 2.59 2 0.13

76.5 2.41 0.4920

χ2

Hitung 111 26.85

Dari tabel perhitungan diperoleh chi-kuadrat hitung sebesar 57.3.

Sedangkan berdasarkan tabel dengan dk = (k-1) = 6 - 1 = 5 dan taraf

signifikasi 0.05 diperoleh harga chi kuadrat tabel sebesar 11.070. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa χ²hitung (26,85) > χ²tabel (12.592). Hal ini

menunjukkan bahwa variabel X berdistribusi tidak normal. Sehingga

perhitungan selanjutnya dilakukan dengan statistik non-parametrik.

b. Uji Normalitas distribusi variabel Profesionalisme Guru (Y1)

Distribusi Skor Baku Variabel Y1

44 64 51 39 44 62 61 50 48 55 51

64 46 36 60 37 55 61 43 49 55

65 56 50 45 43 53 51 45 55 47

41 56 54 50 21 54 60 60 46 50

33 57 38 64 48 61 57 60 47 50

35 65 46 33 45 46 57 54 39 63

Page 29: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

101

45 52 32 37 47 59 61 55 47 44

37 56 30 32 45 49 65 51 57 40

54 49 33 44 58 47 64 52 48 58

44 54 33 44 60 55 68 49 54 54

55 16 37 44 52 51 67 65 65 60

Pengujian normalitas distribusi. ditempuh dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menentukan rentang (R)

R = skor tertinggi – skor terendah

R = 68 – 16 = 52

2. Menentukan banyak kelas

BK = 1 + 3.3 log n = 1 + 33 log 111= 7.74 dibulatkan menjadi 8

3. Menentukan kelas interval

KI = R/BK = 52/8 = 6.5 = 6

4. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 5. 9

Tabel bantu penghitungan normalitas data variable Y1

KI F X X² FX FX²

16 – 21 2 18.5 342.25 37 684.5

22 – 27 0 24.5 600.25 0 0

28 – 33 7 30.5 930.25 213.5 6511.75

34 – 39 9 36.5 1332.25 328.5 11990.25

Page 30: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

102

KI F X X² FX FX²

40 – 45 16 42.5 1806.25 680 28900

46 – 51 26 48.5 2352.25 1261 61158.5

52 – 57 26 54.5 2970.25 1417 77226.5

58 – 63 14 60.5 3660.25 847 51243.5

64 - 69 11 66.5 4422.25 731.5 48644.75

∑ 111 382.5 18416.25 5515.5 286359.8

5. Mencari rata-rata (mean)

Fi

FiXiX

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, maka

diperoleh nilai rata-rata sebesar : 50

6. Mencari Simpangan baku (S) dengan rumus

)1(

)( 22

NN

FiXFiXins

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, maka

diperoleh nilai simpangan baku sebesar : 10,09, dibulatkan menjadi 10

Setelah diperoleh harga X dan S. selanjutnya disusun daftar nilai untuk

mengetes kenormalan distribusi data:

Langkah-langkah yang ditempuh adalah:

1. Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas skor kanan interval

2. Mencari harga Z untuk batas. dengan rumus:

Page 31: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

103

S

XBkz

_

3. Mencari daftar O - Z dari daftar F

4. Mencari luas tiap interval. dengan cara menyelisihkan luas O - Z

kelas interval yang berlawanan (tidak sejenis)

5. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan mengkalikan tiap

kelas interval dengan n.

6. Mencari fo. yaitu frekuensi hasil penelitian

7. Membuat tabel harga-harga untuk uji normalitas seperti berikut ini:

Tabel 5. 10

harga-harga untuk uji normalitas

Batas

kelas

Z untuk

Batas

Kelas

Luas 0-Z

Luas tiap

Kelas Interval

f(e) fo

Chi

kuadrat

15.5 - 3.45 0.4997 0.0019 0.21 2 15.25

21.5 - 2.85 0.4978 0.01 1.11 0 1.23

27.5 - 2.25 0.4878 0.0373 4.14 7 1.97

33.5 - 1.65 0.4505 0.0974 10.81 9 0.30

39.5 - 1.05 0.3531 0.5267 58.46 16 30.83

45.5 - 0.45 0.1736 0.114 12.65 26 14.08

51.5 0.15 0.0596 0.2138 23.73 26 0.21

57.5 0.75 0.2734 0.1381 15.32 14 0.11

Page 32: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

104

63.5 1.35 0.4115 0.0629 6.98 11 2.31

69.5 1.95 0.4744

χ2 hitung

111 33.46

Dari tabel perhitungan diperoleh chi-kuadrathitung sebesar 33,46.

Sedangkan berdasarkan tabel dengan dk = (k-1) = 6 - 1 = 5 dan taraf

signifikasi 0.05 diperoleh harga chi kuadrattabel sebesar 11,070. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa χ²hitung (33.46) > χ²tabel (11.070). hal

ini menunjukkan bahwa variabel Y1 berdistribusi tidak normal.

Sehingga perhitungan selanjutnya dilakukan dengan statistik

nonparametrik.

c. Uji Normalitas distribusi variabel Mutu Pembelajaran (Y2)

Distribusi Skor Baku Variabel Y2

45 54 54 38 43 60 63 51 53 55 47

52 47 46 40 47 70 46 18 51 52

51 57 46 43 41 56 51 20 46 54

45 56 45 43 26 55 54 59 47 50

36 57 52 55 50 78 44 57 47 52

40 56 52 27 50 42 44 56 35 54

47 75 40 36 46 49 60 59 47 52

29 55 40 42 62 49 63 50 60 49

Page 33: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

105

52 53 40 44 57 46 63 36 48 50

35 62 39 43 61 59 65 48 52 59

51 20 48 43 57 57 63 49 50 61

Pengujian normalitas distribusi. ditempuh dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menentukan rentang (R)

R = skor tertinggi – skor terendah

R = 78 – 18 = 60

2. Menentukan banyak kelas

BK = 1 + 3.3 log n = 1 + 33 log 111= 7.74 dibulatkan menjadi 8

3. Menentukan kelas interval

KI = R/BK = 60/8 = 7.5 = 7

4. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 5. 11

Tabel bantu penghitungan normalitas data variable Y2

KI F X X² FX FX²

18 – 24 3 21 441 63 1323

25 – 31 3 28 784 84 2352

32 – 38 6 35 1225 210 7350

39 – 45 20 42 1764 840 35300

46 – 52 38 49 2401 1862 91238

53 – 59 26 56 3136 1456 81536

Page 34: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

106

KI F X X² FX FX²

60 – 66 12 63 3969 756 47628

67 – 73 1 70 4900 70 70

74 – 78 2 76 5776 152 304

∑ 111 440 24396 5493 267101

5. Mencari rata-rata (mean)

Fi

FiXiX

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, maka

diperoleh nilai rata-rata sebesar : 49.38 dibulatkan = 49

6. Mencari Simpangan baku (S) dengan rumus

)1(

)( 22

NN

FiXFiXins

Dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel, maka

diperoleh nilai simpangan baku sebesar : 10,21, dibulatkan menjadi 10

Setelah diperoleh harga X dan S. selanjutnya disusun daftar nilai untuk

mengetes kenormalan distribusi data:

Langkah-langkah yang ditempuh adalah:

1. Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas skor kanan interval

2. Mencari harga Z untuk batas. dengan rumus:

S

XBkz

_

Page 35: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

107

3. Mencari daftar O - Z dari daftar F

4. Mencari luas tiap interval. dengan cara menyelisihkan luas O - Z

kelas interval yang berlawanan (tidak sejenis)

5. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan mengkalikan tiap

kelas interval dengan n.

6. Mencari fo. yaitu frekuensi hasil penelitian

7. Membuat tabel harga-harga untuk uji normalitas seperti berikut ini:

Tabel 5.12

Harga-harga untuk uji normalitas

Batas

kelas

Z untuk

Batas

Kelas

Luas 0-Z

Luas tiap

Kelas Interval

f(e) fo

Chi

kuadrat

17.5 - 3.15 0.4992 0.0063 0.69 3 7.73

24.5 - 2.45 0.4929 0.033 3.66 3 0.11

31.5 - 1.75 0.4599 0.1068 11.85 6 2.88

38.5 - 1.05 0.3531 0.2163 24.00 20 0.66

45.5 - 0.35 0.1368 0.2736 30.36 38 1.92

52.5 0.35 0.1368 0.2163 24.00 26 0.16

59.5 1.05 0.3531 0.1068 11.85 12 0.0018

66.5 1.75 0.4599 0.033 3.66 1 1.93

73.5 2.45 0.4929 0.0055 0.61 2 3.16

78.5 2.95 0.4984

Page 36: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

108

χ2 hitung

111 18.55

Dari tabel perhitungan diperoleh chi-kuadrathitung sebesar 18,55.

Sedangkan berdasarkan tabel dengan dk = (k-1) = 7 - 1 = 6 dan taraf

signifikasi 0.05 diperoleh harga chi kuadrattabel sebesar 12,592. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa χ²hitung (18,55) > χ²tabel (12,592). Hal ini

menunjukkan bahwa variabel Y2 berdistribusi tidak normal. Sehingga

perhitungan selanjutnya dilakukan dengan statistik non-parametrik.

Berdasarkan hasil penghitungan pada variable X, Y1, dan Y2 dengan

hasil distribusi data tidak normal. Maka pengujian hipotesis selanjutnya

menggunakan statistik non-parametrik.

6. Uji Hipotesis

Proses pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab besar atau

kecilnya pengaruh dari variabel X terhadap variabel Y1, variable X terhadap Y2

dan variable Y1 terhadap Y2. Pengujian hipotesis juga digunakan mengetahui

apakah hipotesis yang dirumuskan diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang

penulis ajukkan dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis 1: sertifikasi guru berkontribusi terhadap profesionalisme guru.

Hipotesis 2: sertifikasi guru berkontribusi terhadap mutu pembelajaran.

Hipotesis 3: profesionalisme guru berpengaruh terhadap mutu pembelajaran.

Page 37: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

109

a. Hasil analisis Korelasi

Untuk mencari koefisien korelasi yaitu keterhubungan antara

variabel X dengan variabel Y1 dan variabel Y2 digunakan rumus korelasi

Spearman Rank (rho). Penggunaan rumus ini dikarenakan data

berdistribusi tidak normal. Perhitungan korelasi Spearman Rank

menggunakan bantuan Program SPSS.17.0 for windows dengan hasil

perhitungan sebagai berikut:

Tabel 5.13

Hasil penghitungan korelasi variable X terhadap Y1

Correlations

SERTIFIKASI

GURU

PROFESIONALISME

GURU

Spearman's rho SERTIFIKASI GURU Correlation Coefficient 1.000 .189*

Sig. (2-tailed) . .047

N 111 111

PROFESIONALISME

GURU

Correlation Coefficient .189* 1.000

Sig. (2-tailed) .047 .

N 111 111

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tabel 5.13 menunjukkan angka korelasi antara variable sertifikasi guru

terhadap profesionalisme sebesar 0, 189. Sedangkan untuk korelasi

antara variable sertifikasi guru dengan mutu pembelajaran dapat dilihat

pada tabel 5.14 sebagai berikut ini.

Page 38: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

110

Tabel 5.14

Hasil penghitungan korelasi variable X terhadap Y2

Correlations

SERTIFIKASI

GURU

MUTU

PEMBELAJARAN

Spearman's rho SERTIFIKASI

GURU

Correlation Coefficient 1.000 .192*

Sig. (2-tailed) . .044

N 111 111

MUTU

PEMBELAJARAN

Correlation Coefficient .192* 1.000

Sig. (2-tailed) .044 .

N 111 111

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Angka korelasi antara variable sertifikasi guru dengan mutu pembelajaran

sebesar 0,192.

Tabel 5.15

Hasil penghitungan korelasi variable Y1 terhadap Y2

Correlations

PROFESIONALISME

GURU

MUTU

PEMBELAJARAN

Spearman's

rho

PROFESIONALISME

GURU

Correlation

Coefficient 1.000 .754(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 111 111

MUTU

PEMBELAJARAN

Correlation

Coefficient .754(**) 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 111 111

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 39: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

111

Angka korelasi variable profesionalisme guru terhadap mutu pembelajaran

menunjukkan nilai sebesar 0,754. Untuk mengetahui, apakah angka

korelasi itu kuat atau rendah, peneliti selanjutnya menafsirkan besarnya

koefisien korelasi dengan klasifikasi yang diperoleh dari Sugiono

(2007:257) sebagai berikut:

Tabel 5. 16

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi menurut Sugiono

Interval

Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat kuat

Berdasarkan perhitungan korelasi antara variabel X terhadap Y1,

variabel X terhadap Y2 dan Y1 terhadap Y2 dengan program SPSS.17.0 for

windows diperoleh nilai koefisien korelasi untuk variabel X dan Y1 sebesar

0,189. Nilai koefisien korelasi variabel X terhadap Y2 sebesar 0,192. Dan

koefisien korelasi Y1 terhadap Y2 sebesar 0,754.

Apabila hasil penghitungan korelasi tersebut dikonsultasikan atau

dibandingkan dengan pedoman interpretasi koefisien korelasi dari Sugiono

berada pada kategori sangat rendah, kecuali korelasi antara variable Y1

terhadap Y2 berada dalam kategori kuat.

Page 40: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

112

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Gambaran Sertifikasi bagi guru-guru SMP di Jawa Barat

Berdasarkan hasil uji kecenderungan penelitian yang dihitung melalui uji

kecenderungan didapatkan hasil rata-rata skor sebesar 3,03 dengan kategori baik.

Kategori baik dilihat dari kondisi guru dalam memahami tujuan dan manfat

program sertifikasi bagi profesi keguruan, pola seperti apa yang diikuti guru untuk

sampai pada dinyatakan sebagai guru professional (lulus program sertifikasi), dan

seperti tingkat pemahaman dan pengalaman guru dalam menjalani prosedur atau

tahap demi tahap pelaksanaan program sertifikasi.

Program sertifikasi sebagai program yang dikategorikan spektakuler bagi

profesi guru menyita banyak perhatian guru, terutama dengan kesejahteraan yang

akan diterima oleh guru manakala ia telah lulus sertifikasi. Hal ini sebagaimana

dinyatakan dalam Undang-undang No. 74 tahun 2008 Bab III mengenai ―hak‖

pasal 15 yang menyatakan :

(1) Tunjangan profesi diberikan kepada Guru yang memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

a. memiliki satu atau lebih Sertifikat Pendidik yang telah diberi satu nomor

registrasi Guru oleh Departemen;

b. memenuhi beban kerja sebagai Guru;

c. mengajar sebagai Guru mata pelajaran dan/atau Guru kelas pada satuan

pendidikan yang sesuai dengan peruntukan Sertifikat Pendidik yang

dimilikinya;

d. terdaftar pada Departemen sebagai Guru Tetap;

e. berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun; dan

f. tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain satuan pendidikan

tempat bertugas.

Lebih lanjut Pasal 17, khususnya ayat (1) yang mengungkapkan:

(1) Guru Tetap pemegang Sertifikat Pendidik berhak mendapatkan

tunjangan profesi apabila mengajar di satuan pendidikan yang rasio minimal

jumlah peserta didik terhadap Gurunya sebagai berikut:

a. untuk TK, RA, atau yang sederajat 15:1;

b. untuk SD atau yang sederajat 20:1;

Page 41: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

113

c. untuk MI atau yang sederajat 15:1;

d. untuk SMP atau yang sederajat 20:1;

e. untuk MTs atau yang sederajat 15:1;

f. untuk SMA atau yang sederajat 20:1;

g. untuk MA atau yang sederajat 15:1;

h. untuk SMK atau yang sederajat 15:1; dan

i. untuk MAK atau yang sederajat 12:1.

Dalam buku Pedoman Penyaluran Tunjangan Profesi Guru (2009:5)

disebutkan dengan jelas bahwa yang dimaksud dengan tunjangan profesi guru

adalah :

Tunjangan profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada guru yang

telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan lainnya.

Guru yang dimaksud adalah guru PNS dan guru bukan PNS yang

diangkat oleh pemerintah, pemerintah daerah atau yayasan/masyarakat

penyelenggara pendidikan baik yang mengajar di sekolah negeri

maupun sekolah swasta.

Berdasarkan buku pedoman tersebut, guru yang telah lulus sertifikasi

akan mendapatkan tunjangan profesi baik guru yang berstatus PNS maupun

Non-PNS. Besaran tunjangan yang akan diterimanya sebesar satu kali gaji

pokok. Hal sebagaimana dikemukakan lebih lanjut dalam buku Pedoman

Penyaluran Tunjangan Profesi Guru (2009:5):

Bagi guru PNS besaran tunjangan profesi adalah setara dengan 1

(satu) kali gaji pokok. Bagi guru bukan PNS, tunjangan profesi

diberikan setara dengan gaji pokok PNS sesuai dengan penetapan ―in-

passing‖ jabatan fungsional guru yang bersangkutan seperti yang

diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47 tahun

2007.

Kondisi inilah yang menyebabkan guru-guru mencari dan menggali

berbagai informasi terkait dengan bagaimana ia dapat memahami dan lulus

Page 42: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

114

sertifikasi guru yang pada akhirnya akan menjadikan guru yang

bersangkutan lebih sejahtera.

Lebih jauh, banyak media yang memfasilitasi guru untuk memahami

mengenai program sertifikasi ini baik itu melalui buku pedoman sertifikasi

guru, sosialisasi program sertifikasi dari dinas pendidikan kab./kota,

Sosialiasi dari pengawas, sosialisasi dari berbagai LSM, dan sebagainya.

Sedangkan untuk pengalaman guru dalam mengikuti proses sertifikasi

ditemukan dalam kondisi baik menunjukkan bahwa guru melakukan semua

tahapan yang dipersyaratkan dalam program sertifikasi guru.

Perlu menjadi catatan khusus, bahwa kategori baik dalam penelitian

ini bukan dilihat dari evaluasi program sertifikasi, tetapi lebih kepada

sejauhmana guru memahami dan mengalami proses sertifikasi guru dalam

jabatan melalui penilaian portofolio.

Dilihat dari berbagai hal yang harus dipersiapkan oleh guru untuk

program sertifikasi guru melalui penilaian portofolio, guru memiliki

kejelasan mengenai apa, berapa, dan bagaimana syarat-syarat tersebut dapat

dipenuhi oleh yang bersangkutan. Buku 4 mengenai Petunjuk Teknis

Sertifikasi Guru Untuk Guru tahun 2009 secara jelas menjelaskan berbagai

hal terkait dengan apa yang harus dilakukan oleh guru untuk mengikuti

program sertifikasi.

Dengan demikian dapat dipahami secara logis mengapa guru-guru

yang diteliti memiliki pemahaman dan pengalaman yang dikategorikan

baik.

Page 43: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

115

2. Gambaran Profesionalisme Guru-Guru SMP yang Telah Lulus

Program Sertifikasi di Jawa Barat

Berdasarkan penghitungan Weighted mean scored (WMS) didapatkan

sekor rata-rata sebesar 3,22 dengan kategori baik. Kategori baik dilihat dari

kondisi guru-guru SMP yang diteliti, mereka memiliki rasa pengabdian

yang melekat dengan dirinya, tanggungjawab sosial yang memandang

profesi guru sebagai komponen penting di masyarakat, pandangan tentang

kemandirian profesi guru dalam membuat keputusan mengenai apa yang

harus dilakukannya, keyakinan guru-guru terhadap profesi bahwa yang

berhak memberikan penilaian terhadap dirinya adalah yang mewakili

profesinya, dan pandangan guru terhadap pentingnya organisasi profesi

dalam pengembangan layanan professional.

Pengabdian adalah satu diantara beberapa indikator yang akan

membantu pembentukan profesionalisme. Loyalitas merupakan nilai-nilai

yang terkandung di dalam pengabdian guru untuk kepentingan profesi,

peserta didik dan sekolah. Pelayanan pembelajaran yang bermutu untuk

peserta didik merupakan hal yang harus terpenuhi oleh setiap guru oleh

karenanya dibutuhkan guru-guru yang berdedikasi khusus dan bekerja

sepenuh hati untuk kepentingan-kepentingan tersebut. Keunggulan proses

belajar mengajar merupakan target kerja setiap guru dalam menjalankan

aktivitas, tugas dan tanggung jawab profesinya, oleh karena itu diperlukan

guru-guru yang mau mendedikasikan potensi akademiknya untuk

Page 44: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

116

mewujudkan keunggulan tersebut, secara operasional hal ini disebut

pengabdian yang merupakan ciri profesionalisme.

Profesionalisme guru merupakan sikap guru terhadap profesinya,

kewajiban sosial adalah bagian dari sikap yang mewujudkan

profesionalisme. Artinya sikap-sikap yang dimunculkan oleh guru ketika

menjalankan aktivitas profesinya harus memberikan pengaruh terhadap

kehidupan sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya. Semisal

pandangan guru tentang pentingnya profesi keguruan bagi peserta didik,

sikap ini dapat terindikasi dari semangat kerja yang ditunjukkan oleh guru

kepada peserta didik dan masyarakat sekolah akan senantiasa berdampak

kepada perilaku sosial peserta didik dan masyarakat sekolah.

Anggapan guru mengenai profesinya yang menuntut rasa tanggung

jawab yang tinggi merupakan ciri dari profesionalisme yang akan mengarah

kepada terbentuknya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah dan

gurunya.

Pembentukan profesionalisme didasari oleh sejauhmana para

professional menjaga nama baik profesinya. Oleh karenanya keyakinan

terhadap profesi yang merupakan rasa bangga terhadap profesi yang

disandangnya merupakan bagian dari terpenting dalam profesionalisme

guru.

Profesionalisme pada dasarnya akan mengarah pada sikap

menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh suatu

Page 45: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

117

kelompok atau organisasi oleh karena itu pemahaman kode etik dalam

menjalin hubungan profesi harus manjadi acuan dalam bekerja sama.

Dari paparan hasil penelitian di atas, guru-guru SMP yang diteliti

dapat dikategorikan sebagai guru-guru yang mampu menyikapi profesinya

dengan sangat baik hal ini terbukti dengan anggapan-anggapan dan sikap-

sikap yang selalu dimunculkan oleh guru dalam setiap aktivitas kerjanya

terindikasi sebagai nilai-nilai profesionalisme.

David H. Maister (1998 : 23) memberikan definisi profesionalisme,

bahwa profesionalisme adalah terutama masalah sikap, bukan seperangkat

kompetensi. Seorang profesional sejati adalah seorang teknisi yang peduli.

Dalam konteks aplikasi sikap (profesionalisme) tersebut, Sergiovanni

(Bennan Zhang, online: http://www.ied.edu.hk/fesym/2A03-

005%20Full%20paper.pdf p.7) secara tegas mengungkapkan:

Knowledge and understanding are not enough. Teachers also are

expected to put their knowledge to work — to demonstrate that they can

do the job. Still, demonstrating knowledge is a fairly low-level

competency. Most teachers are competent enough and clever enough to

come up with the right teaching performance when the supervisor is

around. The proof of the pudding is whether they will do the job of their

own free will and on a sustained basis.

Pernyataan Sergiovanni tersebut memberikan petunjuk bahwa

asumsi profesionalisme guru pasca sertifikasi seyognya menjadi spring

board bagi guru untuk terus menerus menata komitmen melakukan

perbaikan diri dalam rangka meningkatkan kompetensi.

Page 46: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

118

Peningkatan kompetensi atas dorongan komitmen diri diharapkan akan

mampu meningkatkan keefektifan kinerjanya di sekolah. Komitmen untuk

meningkatkan kefektifan kinerja sangat berkaitan dengan pencapaian tujuan

program, yaitu program pembelajaran yang diharapkan mampu

menghasilkan output dan outcome yang mencapai standar. Jika guru

memiliki komitmen untuk mengembangkan kompetensi diri secara terus

menerus, maka proses-proses perencanaan, pengembangan, penerapan,

pengelolaan, dan penilaian program pembelajaran diyakini akan dapat

dilakukan sesuai dengan tuntutan kekinian

Lebih jauh, Hall. R (Muhammad, Rifqi. 2008:3).

Mengembangkan konsep profesionalisme dari level individu meliputi

lima dimensi, yaitu :

a. Pengabdian pada profesi (dedication), yang tercermin dalam dedikasi

profesional melalui penggunaan pengetahuan dan kecakapan yang

dimiliki. Sikap ini adalah ekspresi dari penyerahan diri secara total

terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan hidup dan

bukan sekedar sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penyerahan diri

secara total merupakan komitmen pribadi dan sebagai kompensasi

utama yang diharapkan adalah kepuasan rohani dan kemudian

kepuasan material.

b. Kewajiban Sosial (Social obligation), yaitu pandangan tentang

pentingnya paran profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh

masyarakat atau pun oleh profesional karena adanya pekerjaan

tersebut.

c. Kemandirian (Autonomy demands), yaitu suatu pandangan bahwa

seorang professional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa

ada tekanan dari pihak yang lain.

d. Keyakinan terhadap peraturan profesi (belief in self-regulation), yaitu

suatu keyakinan bahwa yang berwenang untuk menilai pekerjaan

profesional adalah rekan sesama profesi, dan bukan pihak luar yang

tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan

mereka.

Page 47: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

119

e. Hubungan dengan sesama profesi (Professional community

affiliation), berarti menggunakan ikatan profesi sebagai acuan,

termasuk organisasi formal dan kelompok-kelompok kolega informal

sebagai sumber ide utama pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para

profesional membangun kesadaran profesinya.

3. Gambaran Mutu Pembelajaran Pada Kelas-Kelas yang Dibina oleh

Guru yang Telah Lulus Program Sertifikasi di Jawa Barat

Hasil penghitungan terhadap variable mutu pembelajaran dengan

menggunakan WMS menghasilkan skor sebesar 2,75 dengan kategori baik.

Hal ini dilihat dari mutu input, mutu proses, dan mutu oputput

pembelajaran. Dari ketiga sub variable, hanya sub variable ketiga (mutu

output) yang kondisnya rendah. Mutu output terdiri dari mutu akademik dan

non akademik.

Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak selalu input dan proses yang

baik akan menghasilkan output yang baik pula. Mengapa demikian?

Keberbutuan hasil pembelajaran memiliki sejumlah komponen yang terkait,

bukan saja komponen guru, yakni komponen karakteristik siswa itu sendiri,

fasilitas, kondisi keluarga peserta didik, dan sebagainya.

Mutu input pembelajaran yang dilihat dari mutu silabus dan mutu RPP

yang menunjukkan kondisi yang baik. Hal ini mengindikasikan bahwa guru-

guru yang diteliti telah membuat silabus dan RPP sebagai bagian dari

tugasnya.

Mutu proses pembelajaran menunjukkan kondisi baik dilihat dari

mutu kegiatan membuka, kegiatan inti, dan kegiatan menutup pembelajaran.

Page 48: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

120

Dalam hal ini guru-guru yang diteliti melaksanakan fase-fase tersebut dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Kerangka pengembangan mutu pembelajaran merupakan kondisi yang

sistemik. Artinya untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang baik, maka

mutu input dan mutu proses pun harus dijaga. Penjagaan mutu merupakan

upaya penjaminan mutu pendidikan merupakan tanggungjawab kepala

sekolah dan pengawas sekolah. Keduanya memiliki kewenangan secara

secara fungsional. Michelle Rhee (2009) mengungkapkan sebuah kerangka

kegiatan belajar mengajar yang mengarah pada ―good teaching‖ sebagai

berikut:

Gambar 5.1. Kerangka KBM menurut Michelle Rhee

Page 49: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

121

Menurut Rhee, dalam perencanaan KBM guru harus merencanakan dua hal,

yaitu pengajaran (didefinisikan sebagai proses fasilitasi peserta didik untuk

belajar) dan lingkungan belajar anak. Proses pengajaran yang harus

dilakukan oleh guru menurut Rhee harus memenuhi Sembilan hal berikut:

1) Focus students on lesson objectives

2) Deliver content clearly

3) Engage all students in learning

4) Target multiple learning styles

5) Check and respond to the students understanding

6) Maximize instructional time

7) Invest student in their learning

8) Interact positively and respectfully with students

9) Reinforce positive behavior, redirect off-task behavior, and de-escelate

challenging behavior.

4. Dampak Program Sertifikasi Terhadap Profesionalisme Guru dan

Mutu Pembelajaran di Jawa Barat

Analisis terhadap dampak program sertifikasi guru terhadap

profesionalise guru dan mutu pembelajaran dilakukan melalui pengujian

hubungan diantara kedua variable. Jika hubungannya kuat, kemudian

dilanjutkan pada pengujian kontribusi, tetapi jika hubungannya lemah maka

pengujian selanjutnya tidak dilakukan.

Tiga hipotesis yang diuji adalah :

Page 50: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

122

Hipotesis 1: sertifikasi guru berkontribusi terhadap profesionalisme guru.

Hipotesis 2: sertifikasi guru berkontribusi terhadap mutu pembelajaran.

Hipotesis 3: profesionalisme guru berkontribusi terhadap mutu

pembelajaran.

Hasil pengujian hipotesis 1 dan 2 menunjukkan korelasi yang rendah.

Korelasi masing-masing variable menunjukkan rxy sebesar 0,189 sedangkan

rxy2 sebesar 0, 192. Capaian angka tersebut ada dalam kategori sangat

rendah. Karenanya koefisien determinasi tidak bermakna. Sedangkan

korelasi antara variable profesionalisme guru dengan mutu pembelajaran

dikategorikan tinggi dengan capaian sekor sebesar 0,754 (kuat). Apabila

dihitung kepada kontribusi variable y1 ke y2 mencapai 75,4% mutu

pembelajaran dipengaruhi oleh profesionalisme guru.

Temuan pada pengujian hipotesis satu menunjukkan kondisi yang

berbeda dengan asumsi pengambil kebijakan bahwa program sertifikasi

akan meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan. Kondisi ini

lebih jauh dianalisis dengan melakukan wawacara kepada guru-guru dan

pengawas sekolah mengenai pengalaman para guru dan pengawas setelah

proses sertifikasi selesai.

Menurut pengawas, apa yang dialami guru dalam sertifikasi belum

memberikan dampak pada kemampuan professional guru termasuk terhadap

peningkatan mutu pembelajaran secara signifikan. Bahkan muncul beberapa

kasus yang tidak diharapkan, dimana guru menjadi lebih tidak disiplin pasca

Page 51: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

123

sertifikasi dan mengasumsikan bahwa sertifikasi adalah suatu kondisi final

dari profesi keguruan. Apabila diperbandingkan, guru-guru sebelum

sertifikasi sering mengikuti pengembangan kemampuan melalui berbagai

pelatihan, workshop dan seminar, namun setelah sertifikasi dan dinyatakan

lulus mereka cenderung tidak mengikuti lagi kegiatan-kegiatan tersebut.

Lebih jauh, alokasi dana tunjangan profesi yang diterima guru-guru

sedikit sekali proporsinya yang digunakan untuk pengembangan profesi,

bahkan kecenderungannya tidak digunakan untuk pengembangan profesi

guru lebih lanjut. Para guru lebih banyak mengalokasikan dana tunjangan

profesinya untuk pemenuhan sandang, pangan dan papan, seperti pembelian

tanah, rehab rumah, pembelian kendaraan bermotor, ditabung di bank, dan

sebagainya.

Apabila ditelusuri hal tersebut, maka dampak program sertifikasi

terhadap profesionalisme dan mutu pembelajaran hanya dialami oleh

sebagian kecil guru-guru yang diteliti. I Wayan Santyasa (online:

http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/DIMENSI_DIMENSI_TEORETIS

.pdf) mengungkapkan:

Profesionalisme guru sering dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup

penting, yaitu kompetensi, sertifikasi, dan tunjangan profesi. Ketiga

faktor tersebut diprediksi mempengaruhi kualitas pendidikan.

Sertifikasi erat kaitannya dengan proses belajar, sehingga tidak bisa

diasumsikan mencerminkan kompetensi yang unggul sepanjang hayat.

Pasca sertifikasi seyogyanya merupakan tonggak awal bagi guru untuk

meningkatkan kompetensi dan profesionalisme secara kontinu. Secara

preskriptif, dukungan kompetensi manajemen, strategi pemberdayaan,

supervisi pengembangan, dan penelitian tindakan kelas merupakan

dimensidimensi teoretis alternatif untuk meningkatkan kompetensi

dan profesionalisme guru. Keempat dimensi teoretis tersebut

berlandaskan pada filosofi humanistik, bahwa pada dasarnya guru

Page 52: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

124

dapat meningkatkan profesionalismenya secara mandiri. Dimensi-

dimensi teoretis tersebut berperan sebagai fasilitas dan pijakan bagi

guru untuk meningkatkan komitmen dan kesadaran berbasis refleksi

diri dalam rangka meningkatkan profesionalismenya.

Menjawab pertanyaan mengenai apakah ada jaminan ketika seorang guru

lulus sertifikasi hal tersebut akan meningkatkan mutu pendidikan, Eko Putro

Widoyoko (2008:5) mengungkapkan:

Pertama dan sekaligus yang utama, sertifikasi merupakan sarana atau

instrument untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

Perlu ada kesadaran dan pemahaman dari semua pihak bahwa

sertifikasi adalah sarana untuk menuju mutu. Sertifkasi bukan tujuan

itu sendiri. Kesadaran dan pemahaman ini akan melahirkan aktivitas

yang benar, bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk mencapai

mutu. Kalau seorang guru kembali masuk kampus untuk kualifikasi,

maka belajar kembali untuk mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan

dan keterampilan, sehingga mendapatkan ijazah S-1. Ijazah S-1

bukan tujuan yang harus dicapai dengan segala cara, termasuk cara

yang tidak benar melainkan konsekuensi dari telah belajar dan telah

mendapatkan ilmu dan keterampilan baru. Demikian pula kalau guru

mengikuti uji sertifikasi, tujuan utama bukan untuk mendapatkan

tunjangan profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang

bersangkutan telah memiliki kompetensi sebagaimana disyaratkan

dalam standar kemampuan guru. Tunjangan profesi adalah

konsekuensi logis yang menyertai adanya kemampuan yang

dimaksud. Dengan menyadari hal ini maka guru tidak akan mencari

jalan lain guna memperoleh sertifikat profesi kecuali mempersiapkan

diri dengan belajar yang benar untuk menghadapi uji sertifikasi.

Dalam konteks tersebut, maka kemungkinan terjadi salah persepsi

pada guru-guru SMP yang telah lulus sertifikasi guru tahun 2007 dan 2008.

Dimana mereka menganggap bahwa sertifikasi sebagai final dari profesi

guru, sehingga apa yang mereka lakukan setelah itu tidak banyak berubah

menjadi lebih baik, bahkan menurun.

Dilihat dari sisi usia peserta yang disertifikasi pada tahun 2008 dan

2009, mayoritas guru adalah mereka yang akan memasuki masa pensiun

Page 53: BAB V TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian 1 ...file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/... · 77 memahami dan ... X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban

125

(purna bakti) dalam kurun waktu 1 – 5 tahun ke depan. Hal ini sudah barang

tentu mempengaruhi tingkat dinamisasi guru dalam mengembangkan

kemampuan dan memelihara motivasi kerja serta disiplin guru pasca

sertifikasi.