bab v pendekatan program perencanaan dan...
TRANSCRIPT
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
64
BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Pendekatan program dasar perencanaan dan perancangan arsitektur merupakan sebuah usaha
untuk melakukan pendekatan pada acuan merencanakan dan merancang sehingga diharapkan dalam
perancangan “Gallery dan Workshop Batik” ini dapat mendekati kelayakan untuk memenuhi
persyaratan pembangunan sebuah Galeri dan fasilitasnya serta kegiatan tambahan lainnya di Kota
Semarang hingga sepuluh tahun mendatang. Adapun beberapa dasar pendekatan yang harus
diperhatikan adalah:
1. Pendekatan Aspek Fungsional
Pendekatan dalam aspek fungsional merupakan perincian apa dan siapa saja pelaku di dalam
ruangan dan bermanfaat untuk menentukan kapasitas sehingga dapat ditemui besaran ruang
yang dibutuhkan.
2. Pendekatan Aspek Kontekstual
Dasar pendekatan aspek kontekstual adalah untuk memahami lokasi tapak yang dibutuhkan
serta menganalisa tata ruang luar bangunan dan ruang terbuka hijau sehingga bangunan
tersebut dapat dibangun pada lokasi yang sesuai dan strategis.
3. Pendekatan Aspek Kinerja
Pendekatan dalam aspek kinerja menganalisis tentang utilitas bangunan yang akanmenunjang
kinerja dari sebuah bangunan dalam memenuhi kebutuhan fungsi ruangnya. Aspek ini memiliki
tujuan untuk mencapai unsur kenyamanan, kemudahan dan mobilitas dari bangunan tersebut.
4. Pendekatan Aspek Teknis
Pendekatan aspek teknik berkaitan dengan teknis pembangunan gedung seperti menganalisis
struktur dan bahan bangunan yang akan digunakan sehingga akan dibahas masalah struktur
serta modul pembuatan ruangan.
5. Pendekatan Aspek Arsitektural
Pendekatan aspek arsitektural memiliki kaitan dengan konsep bangunan, karakter bangunan
dan penekanan desain yang digunakan.
5.1 Aspek Fungsional
5.1.1 Pendekatan Pelaku
Pelaku kegiatan dalam gallery dan workshop dijabarkan sebagai berikut:
a) Pengunjung
Pengunjung adalah tamu yang datang untuk menikmati fasilitas-fasilitas. Pengunjung
melakukan kegiatan touring batik, belanja batik dan untuk menikmati fasilitas yang ada.
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
65
b) Pengelola
Pengelola adalah pihat yang memiliki kekuasaan untuk mengatur dan mengelola gallery dan
workshop batik. Rincian pengelola dapat dijabarkan :
Kelompok Direksi
Direktur Utama : 1 Orang
Wakil Direktur : 1 Orang
Sekertaris : 1 Orang
Kelompok Administrasi, logistic, dan Pemasaran
Staff Administrsi dan Keuangan : 1 Orang
Staff Logistik : 1 Orang
Staff Penjualan dan Promosi : 1 Orang
Kelompok Produksi, Pengawasan, dan Pengembangan
Manager produksi, pengawasan dan pengembangan : 1 Orang
Staff produksi : 2 Orang
Staff Pengemasan : 1 Orang
Staff desai : 1 Orang
Staff quality control : 1 Orang
Staff Pelatihan dan Pembinaan : 2 Orang
Kelompok Umum
Manager : 1 Orang
Staff Personalia : 1 Orang
Staff Pemeliharaan Bangunan dan Limbah : 2 Orang
Staff Inventaris : 2 Orang
Datang
Wisata
Melihat kegiatan
menbatik
Melihat koleksi batik
Membeli kain/baju batik
Istirahat
Makan/minum
BAK/BAB
Memarkirkan
kendaraan
Pendidikan
Pelatihan membatik
Mencari informasi
Seminar/workshop
Pulang
Mengambil
kendaraan
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
66
Rekapitulasi Tenaga Pengelola
- Kelompok Direksi : 3 Orang
- Kelompok Administrasi, log, dan Pemasaran : 3 Orang
- Kelompok Produksi dan pengembangan : 8 Orang
- Kelompok umum : 6 Orang
Total Pengelola 20 Orang
Gambar 4. 1 truktur organisasi pengelola Sumber : Analisa penulis
c) Karyawan
Merupakan orang-orang yang bertugas dalam operasional bangunan secara keseluruhan, terdiri
dari :
1. Workshop Batik
Pengrajin batik bertugas pada proses produksi batik di workshop batik serta mengajari
peserta pelatihan dan workshop membatik.
Jenis Pekerjaan Volume tenaga kerja/hari
Kebutuhan jumlah tenaga kerja Mendesain pola 1 lbr/4 hari x 20 lbr 20 orang
Memola 1 lbr/ 2 hari x 20 lbr 40 orang
Nembok 1 lbr/ 2hari x 20 lbr 40 orang
Ekstrasi warna 10 lbr/hari x 20 lbr 2 orang
Merendam 10 lbr/hari x 20 lbr 2 orang
Menjemur 10 lbr/hari x 20 lbr 2 orang
Fiksasi 10 lbr/hari x 20 lbr 2 orang
Melorod 10 lbr/hari x 20 lbr 2 orang
Membilas/mencuci
10 lbr/hari x 20 lbr 2 orang
Penyortir 10 lbr/hari x 20 lbr 2 orang
Melipat 10 lbr/hari x 20 lbr 2 orang
Pengepakan 10 lbr/hari x 20 lbr 2 orang
Total karyawan Workshop : 118 Orang
Direktur Utama
Wakil Direktur
Produksi Pengawalan Pengembangan
Sekertaris
Umum Administrasi Logisitik
Pemasaran
Staff Staff Staff
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
67
2. Karyawan Galeri
3. Karyawan Foodcourt
4. Karyawan Retail
Merupakan karyawan yang bekerja di retail, dengan asumsi terdapat 1 karyawan pada
tiap kios.
5. Petugas Lapangan
Terdiri dari petugas bagian resepsionis, petugas parkir, petugas keamanan, serta teknisi.
Tabel 5. 1 Tabel Jumlah Karyawan
Sumber : Asumsi Penulis , 2018
a. Pengrajin batik
Adalah sekelompok orang yang alhi dalam bidang perbatikan dari berbagai daerah.
No. Karyawan Jumlah
1. Workshop 118
2. Karyawan Gallery
Pemandu
Petugas Maintenance
6
2
3. Foodcourt 52
4. Retail
Retai Kecil
Retai besar
150
12
5. Petugas Lapangan
Staff Reseptionis
Petugas pakir
Petugas keamanan
Petugas kebersihan
Teknisi
4
4
4
15
2
Total 370
Nglorod
Menyoga
Mbironi
Ngerok
Memola
Ngemplong
Mbathik
Nembok
Membatik
BAB/BAK
Istirahat
Membatik
Mendata
Bahan dan
Hasil
Pulang
Mengambil
kendaraan
Bekerja
Memarkirkan
kendaraan
Persiapan Datang
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
68
b. Karyawan gallery
Adalah pegawai yang bekerja di showroom batik. Diasumsikan terdapat … karyawan
c. Karyawan foodcourt
Adalah pegawai yang bekerta di foodcourt. Di asumsikan karyawan foodcourt berjumlah …..
Datang Persiapan
Memarkirkan
kendaraan
Bekerja
Mengambil
kendaraan
Pulang
Istirahat
BAB/BAK
Menata Barang
Melayani Pengunjung
Rapat/Briefing
Menata Barang
Bongkar Muat
Datang Persiapan
Memarkirkan
kendaraan
Bekerja
Mengambil
kendaraan
Pulang
Istirahat
BAB/BAK
Mencuci
Membersihkan meja
cafe
Rapat/Briefing
Memasak
Melayani pembeli
Mendata bahan baku
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
69
d. Pelatih batik
Pelatih batik merupakan pengrajin batik yang melaksanakan kegiatan pelatihan / khusus
membatik serta mengisi seminar atau workshop mengenai proses pembuatan batik, khususnya
batik tulis. Pelatih batik diasumsikan 4 orang untuk melatih 30 peserta pelatihan secara
bergantian.
e. petugas keamanan
f. Petugas kebersihan
Datang Persiapan
Memarkirkan
kendaraan
Bekerja
Mengambil
kendaraan
Pulang
Istirahat
BAB/BAK
Melakukan pelatihan
Mengisi seminar
Rapat/Briefing
Mendata bahan baku
Datang Persiapan
Memarkirkan
kendaraan
Bekerja
Mengambil
kendaraan
Pulang
Istirahat
BAB/BAK
Mengawasi lingkungan
sekitar bangunan
Mengamankan dalam
dan luar bangunan
Datang Persiapan
Memarkirkan
kendaraan
Bekerja
Mengambil
kendaraan
Pulang
Istirahat
BAB/BAK
Membersihkan seluruh
fasilitas bangunan
Membersihkan dalam
dan luar bangunan
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
70
5.1.2 Pendekatan Aktivitas
Pendekatan jenis kegiatan berdasarkan studi pustaka dan studi banding dikelompokkan
sebagai berikut :
5.1.2.1 Kegiatan Utama
Kegiatan utama merupakan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan dengan fungsi
wisata, edukasi, produksi dan komersial.
Kegiatan produksi, merupakan kegiatan memproduksi batik tulis di pusat
batik.
- Penyediaan bahan baku untuk proses produksi : Kain mori /sutera , lilin
dan pewarna alami
- Penyediaan peralatan untuk membatik
- Mendesain atau membuat pola
- Kegiatan membatik
Menggambar pada kain, mencuci kain, merebus kain, mengerinngkan
kain, menyortir, menghaluskan kain.
- Menyimpan bahan dan peralatan produksi
- Kegitatan finishing
Mengukur panjang kain, memberi lebel dan mengemas produk batik
Kegiatan wisata:
Kegiatan pameran pada galeri batik dimana pengunjung mampu melihat batik-
batik yang dipajang dan mengetahui informasi seputar batik tersebut.
Kegiatan edukasi, berupa kegiatan workshop dan pelatihan membatik kepada
pengunjung yang berminat.
Kegiatan komersial, merupakan kegiatan penjualan batik pada showroom dan
retail.
5.1.2.2 Kegiatan Sekunder
Kegiatan pengelolaan, adalah kegiatan inti yang dilakukan oleh jajaran
pengelola.
5.1.2.3 Kegiatan Penunjang
Kegiatan parkir kendaraan, adalah kegiatan memarkirkan kendaraan di area
parkir oleh pengelola, karyawan maupun pengunjung.
Kegiatan ibadah, kegiatan ibadah bagi pengelola dan pengunjung yang muslim.
Kegiatan Seminar atau Peragaan Busana. Kegiatan yang bertujuan untuk
memperkaya dan meningkatkan pengetahuan tentang membatik serta
kegiatan untuk menarik minat dan mengapresiasi desain batik.
Kegiatan foodcourt , kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi baik untuk pengunjung, pengelola, maupun karyawan.
5.1.2.4 Kegiatan Servis
Kegiatan keamanan, merupakan kegiatan yang bertujuan menjaga keamanan
dan ketertiban di lingkungan pusat batik.
Kegiatan kebersihan, merupakan kegiatan yang bertujuan menjaga kebersihan
dan kerapian di lingkungan pusat batik.
Kegiatan mekanikal dan elektrikal, merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan dan pengawasan operasi mekanikal dan elektrikal.
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
71
A. Kategori
Aktivitas pengguna dan pengelola serta kebutuhan ruang yang terdapat pada Gallery
dan Workshop Batik yaitu :
Tabel 5. 2 Pendekatan Aktivitas dan kebutuhan ruang
NO PELAKU AKTIVITAS/KEGIATAN POLA
KEGIATAN
FASILITAS/
KEGIATAN RUANG
1 Pengunjung
Datang
Parkir
Kegiatan komersil: - Memesan produk - Tawar menawar - Transaksi pembayaran
Pelatihan membatik
Tour batik
Mengikuti seminar
Beli souvenir
Makan/Minum
BAK/BAB
Pulang
Rutin
Rutin
Rutin - Rutin - Rutin - Rutin
Rutin
Berkala
Rutin
Rutin
Rutin
Berkala
Rutin
Enterance
Area parkir
Retai - Retail - Retail - Kasir
Studio batik
Gallery
Ruang serbaguna
Giftshop
Foodcourt
Lavatory
Area parkir
2 Pengrajin
Batik
Datang
Parkir
Menyiapkan peralatan
Membatik: - Ngemplong - Nyorek/Memola - Mbathik - Nembok - Medel - Ngerok dan Mbirah - Mbironi - Menyoga - Ngelorod
Memberikan pelatihan
Wawancara
Makan/Minum
BAK/BAB
Pulang
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin - Rutin - Rutin - Rutin - Rutin - Rutin - Rutin - Rutin - Rutin - Rutin
Rutin
Berkala
Rutin
Berkala
Rutin
Enterance
Area parkir
Gudang penyimpanan
Ruang Workshop - Ruang cuci dan jemur - Ruang Workshop - Ruang Workhsop - Ruang Workshop - Ruang Workshop - Ruang cuci dan jemur - Ruang Workshop - Ruang Workshop - Ruang Workshop
Ruang Workhsop
Ruang workshop
Foodcourt
Lavatory
Area parkir
3 Kepala
Divisi
Datang
Parkir
Mengontrol kerja desainer
Membuat laporan
Makan/Minum
Rapat
BAK/BAB
Pulang
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Berkala
Berkala
Rutin
Enterance
Area parkir
Ruang Workshop
Ruang kantor / arsip
Minipantry
Ruang rapat
Lavatory
Area parkir
4 Karyawan
retail
Datang
Parkir
Persiapan
Melayani pembeli
Menata toko
Bongkar muat
Makan/Minum
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Enterance
Area parkir
Loker
Retail
Retail
Loading dock/gudang
foodcourt
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
72
BAK/BAB
Pulang
Berkala
Rutin
Lavatory
Area parkir
5 Karyawan
galeri
Datang
Parkir
Persiapan
Melayani pengunjung tour
Menata gallery
Makan/minum
BAK/BAB
Pulang
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Berkala
rutin
Enterence
Area parkir
Loker
Gallery
Gallery
Foodcourt
Lavatory
Area parkir
6 Karyawan
foodcourt
Datang
Parkir
Persiapan
Melayani pembeli
Membuat makanan
Mengecek bahan
Mencuci piring gelas
Menyimpan bahan
Makan/Minum
BAK/BAB
Pulang
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Berkala
Rutin
Enterance
Area parkir
Loker
Foodcourt
Dapur
Gudang penyimpanan
Ruang cuci
Ruang pendingin
foodcourt
Lavatory
Area parkir
7 Petugas
Keamanan
Datang
Persiapan
Mengawasi kegiatan
Menjaga pengunjung
Menjaga kendaraan
Makan/Minum
BAK/BAB
Pulang
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Berkala
Rutin
Enterance
Loker
Pos jaga
Seluruh ruangan
Area parkir
foodcourt
Lavatory
Area parkir
8 Petugas
Kebersihan
Datang
Parkir
Persiapan
Mengontrol kebersihan
Pemeliharaan
Makan/Minum
BAK/BAB
Pulang
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Rutin
Berkala
Rutin
Enterance
Area parkir
Loker
Seluruh ruangan
R. Pengolah limbah
Foodcourt
Lavatory
Area parkir
Sumber : analisa penulis, 2018
5.1.3 Pendekatan Kapasitas
5.1.3.1 Kapasitas Keseluruhan
Untuk menentukan kapasitas kunjungan keseluruhan fasilitas di Gallery dan Workhop
Batik ini digunakan variabel jumlah kunjungan wisatawan. Data yang dijadikan bahan proyeksi
adalah data kunjungan wisata di Kabupaten Semarang dalam rentang tahun 2013-2017, sebagai
berikut:
Tabel 5. 3 Data pengunjung wisata Kota Semarang tahun 2013-2017
TAHUN WISATAWAN (JIWA) JUMLAH
(JIWA)
Rata-rata
NUSANTARA MANCANEGARA
2013 3.357.658 35.241 3.392.899 678579.8
2014 3.958.114 49.078 4.007.192 801438.4
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
73
2015 4.324.479 51.880 4.376.359 875307.8
2016 4.705.570 55.252 4.760.822 952164.4
2017 4.964.804 59.672 5.024.476 1004895
Sumber : Bapan Pusat statistik Kota Semarang
Berdasarkan data di atas terjadi kenaikan kunjungan yang berbeda tiap tahunnya, maka
untuk memprediksi jumlah kunjungan ke Gallery dan Workshop Batik untuk 10 tahun
mendatang digunakan digunakan rumus proyeksi Polinomial Garis Regresi.
𝑃𝑡 = 𝑎 + 𝑏𝑋
Dimana:
Pt = Jumlah penduduk daerah yang diselidiki pada tahun (t)
X = Nilai yang diambil dari variable bebas
a,b = Konstanta
No Tahun Jumlah x x2 Px
1 2017 1004895 2 4 2009790
2 2016 952164 1 1 952164.4
3 2015 875308 0 0 0
4 2014 801438 -1 1 -801438
5 2013 678580 -2 4 -1357160
Jumlah 4312386 0 10 803357
Mencari konstanta (a):
𝑎 =𝛴𝑃 × 𝛴𝑥2 − 𝛴𝑥 × 𝛴𝑃𝑥
𝑛 × 𝛴𝑥2 − 𝛴𝑥
𝑎 =4.312.386 × 10 − 0 × 803.357
5 × 10 − 0
𝑎 =43.123.860
50
𝑎 = 862477.12
𝑎 = 862477
Mencari konstanta (b):
𝑏 =𝑛 × 𝛴𝑃𝑥 − 𝛴𝑥 × 𝛴𝑃
𝑛 × 𝛴𝑥2 − 𝛴𝑥
𝑏 =5 × 803.357 − 0 × 4.312.386
5 × 10 − 0
𝑏 =4.016.785
50
𝑏 = 80.335.68
𝑏 = 80.336
Maka
𝑃𝑡 = 𝑎 + 𝑏𝑋
𝑃(2027) = 862477 + (80336 × 10)
𝑃(2027) = 314.317 + (35.080.600)
𝑃(2027) = 1.665.834 pengunjung per tahun
Dari total 1.665.834 pengunjung per tahun, diasumsikan 20% dari jumlah tersebut
mengunjungi Gallery dan Workshop Batik , maka total Gallery dan Workshop Batik pada tahun
2027 diperkirakan 20% x 1.665.834 = 333.167 pengunjung per tahun.
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
74
Menurut Seymour M. Gold (Recreation Planning and Design, 1980):
Pengunjung potensial = 100%
Populasi pengunjung pada hari sabtu minggu
[(96
240 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑎) × 100%] × 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙
= 40% 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔
Populasi pengunjung pada hari libur atau hari besar
[(62
240 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑎) × 100%] × 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙
= 25% 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔
Sehingga:
Pengunjung potensial = 100%
100% 𝑥 333.167 = 333.167 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 249.875
240= 1388 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
Populasi pengunjung pada hari sabtu minggu
40% 𝑥 333.167 = 133.267 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 133.267
240= 555 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
Populasi pengunjung pada hari libur atau hari besar
25% 𝑥 249.875 = 62.469 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 333.167
240= 347 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
Total pengunjung = P hari biasa + P hari sabtu minggu
+ P hari libur / besar
= 1388 + 555 + 347
= 2.291 pengunjung
Pengunjung per jam
Waktu berkunjung pada pusat batik direncanakan waktu efektif kunjungan tiap
harinya adalah 8 jam dari jam 09.00 -17.00, maka rata-rata pengunjung per
jamnya adalah:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓=
2291
8
= 286 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚
Peak hour
Diasumsikan jumlah pengunjung saat peak hour adalah 3 kali lipat jumlah rata-
rata pengunjung per jam = 3 x 215 = 858 orang
Pengunjung akan diarahkan pada fasilitas-fasilitas yang tersedia dengan kapasitas
sebagai berikut:
Galeri : 100 pengunjung
Foodcourt : 200 pengunjung
Retail : 400 pengunjung
Workshop : 40 peserta
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
75
Pelatihan membatik : 40 peserta
Kapasitas Retail
Pusat batik akan menyediakan kios sejumlah dengan umkm batik yang ada di
kampung batik ditambah dengan asumsi 10 tahun ke depan, retail akan
berkapasitas 160 kios.
5.1.3.2 Kapasitas Parkir
A. Parkir Pengunjung/Peserta
1. Pengunjung
Jumlah pengunjung saat peak hour terhitung 858 orang. Asumsi 75%
membawa kendaraan pribadi sedangkan 25% persen menggunakan
kendaraan umum.
Maka pengunjung yang membawa kendaraan pribadi :
75% x 858 = 644.2 ~ 644 orang
No Jenis
Kendaraan
Asumsi
pengguna
Jumlah
Pengunjung
Kapasitas per
kendaraan
Jumlah kendaraan
1 Mobil 30% 30% x 858 = 193.3 ~
193
6 orang/unit 193:6 = 32 32
2 Bus 20% 20% x 858 = 128.8 ~
129
48 orang/unit 129:48= 2.7~3 3
3 Motor 50% 50% x 858 = 322.1~
322
2 orang/unit 322:2= 161 161
B. Parkir Pengelola
Jumlah total seluruh pengelola adalah 20 orang. Diasumsikan 10 % membawa
mobil, maka kebutuhan parkir pengelola adalah :
10% x 20 = ~ 2 orang, maka jumlah kapasitas parkir mobil adalah 2 mobil
ditambah 2 mobil untuk tamu. Maka total kebutuhan parkir mobil adalah 4
mobil.
Sisanya ada 18 orang, diasumsikan 75% menggunakan motor dan 25% sisanya
menggunakan kendaraan umum. Maka kebutuhan parkir motor adalah :
75% x 18 =13.5 ~ 14 maka kapasitas parkir motor yang dibutuhkan berjumlah
14 motor.
C. Parkir Karyawan
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
76
Parkir karyawan digunakan oleh karyawan dengan jumlah total 370 orang.
Diasumsikan 50% menggunakan motor sedangkan sisanya naik kendaraan
umum, maka parkir karyawan yang dibutuhkan ;
50% x 370 = 185 motor
No Pelaku Jenis Kendaraan Jumlah
1 Pengunjung Mobil 32
Bus 3
Motor 161
2 Pengelola Mobil 4
Motor 14
3 Karyawan Motor 185
Total 399
5.1.4 Pendekatan Kebutuhan Ruang
Untuk menentukan besaran total ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan dan
perancangan apartemen digunakan standar dari literatur, yaitu:
AN : Analisa
SB : Studi Banding
DA : Data Arsitek
DM : Dimensi Manusia & Ruang Interior
MH : Metric Handbook Planning and Design Data
TS : Time Saver Standart for Architectural Design Data
Sedangkan standar sirkulasi/flow area yang digunakan yaitu :
5%-10% : Standar minimum sirkulasi
20% : Standar kebutuhan keleluasaan sirkulasi
30% : Tuntutan kenyaman fisik
40% : Tuntutan kenyamanan psikologis
50% : Tuntutan spesifik kegiatan
60%-100% : Terkait dengan banyak kegiatan
5.1.4.1 BESARAN RUANG KEGIATAN UTAMA
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
77
Ruang Standar
Besaran Ruang Kapasitas Jumlah Luas Sumber
Entrance Hall – Lobby
Drop off Radius putar 8
m
1 unit 8 m2 DA
Entrance hall 0.8 m2/org 100 1 unit 80 m2 TS
Subtotal 88 m2
Sirkulasi 50% 44 m2
Total 132 m2
Lobby 0.4 m2 100 1 unit 40 m2 MH
Resepsionis + loket 2.5 m2 4 1 unit 10 m2 DM
Subtotal 50 m2
Sirkulasi 30% 15 m2
Total 65 m2
Gallery 1 (Batik Keraton)
Dak vitrin objek 4 m x 1 m 1 unit 4 m2 SB
AN Dak vitrin kain 6.6 m x 1 m 1 unit 6.6 m2
Display gantung 1.2 m x 0.5 m 20 unit 12 m2
Subtotal 22.6 m2
Sirkulasi 150% 33.9 m2
Total 56.5 m2
Gallery 2 (Batik Belanda)
Dak vitrin objek 4 m x 1 m 1 unit 4 m2 SB
AN Dak vitrin kain 6.6 m x 1 m 1 unit 6.6 m2
Display gantung 1.2 m x 0.5 m 20 unit 12 m2
Subtotal 22.6 m2
Sirkulasi 150% 33.9 m2
Total 56.5 m2
Gallery 3 (Batik Pesisir)
Dak vitrin objek 4 m x 1 m 1 unit 4 m2 SB
AN Dak vitrin kain 6.6 m x 1 m 1 unit 6.6 m2
Display gantung 1.2 m x 0.5 m 20 unit 12 m2
Subtotal 22.6 m2
Sirkulasi 150% 33.9 m2
Total 56.5 m2
Gallery 4 (Batik Semarang)
Dak vitrin objek 4 m x 1 m 1 unit 4 m2 SB
AN Dak vitrin kain 6.6 m x 1 m 1 unit 6.6 m2
Display gantung 1.2 m x 0.5 m 20 unit 12 m2
Subtotal 22.6 m2
Sirkulasi 150% 33.9 m2
Total 56.5 m2
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
78
Gallery 5 (Batik Nusantara)
Dak vitrin objek 4 m x 1 m 1 unit 4 m2 SB
AN Dak vitrin kain 6,6 m x 1 m 1 unit 6.6 m2
Display gantung 1.2 m x 0.5 m 40 unit 24 m2
Subtotal 34.6 m2
Sirkulasi 150% 51.9 m2
Total 86.5 m2
Ruang Persiapan 2.8 m2 / orang 10 1 unit 28 m2 MH
Subtotal 28 m2
Sirkulasi 30% 8.4 m2
Total 36.4 m2
Lavatory Pria
Toilet Pria 1.7 m2/org 2 2 ruang 3.4 m2 DA
Urinoir 0.7 m2/ unit 2 2 unit 1.4 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 2 2 unit 2.6 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 unit 2 m2 AA
Subtotal 9.4 m2
Sirkulasi 30% 2.82 m2
Total ± 13 m2
Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/org 2 2 ruang 3.4 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 2 2 unit 2.6 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 Ruang 2 m2 AA
Subtotal 8 m2
Sirkulasi 30% 2.4 m2
Total ± 10 m2
Ruang Workshop ( produksi )
Studio Gambar
Meja gambar 1 m x 0.75 m 20 unit 15 m2 DA
SB Kursi 0.5 m x 0.5 m 20 unit 5 m2
Lemari Penyimpanan 1.5 m x 0.6 m 2 unit 1.8 m2
Subtotal 21.8 m2
Sirkulasi 30% 8.72 m2
Total ± 31 m2
Ruang Mencanting
Ruang mencanting 1.8 m2 / orang 40 40 unit 72 m2 DA, 6SB
Subtotal 72 m2
Sirkulasi 50% 36 m2
Total ± 108 m2
Ruang Pewarnaan
Bak pewarnaan 1.5 m x 0.6 m 1 20 unit 18 m2 DA,SB
Subtotal 18 m2
Sirkulasi 100% 18 m2
Total ± 36 m2
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
79
Ruang Perebusan
Perabot perebusan 1.2 m x 1 m 10 unit 12 m2 DA,SB
Subtotal 12 m2
Sirkulasi 150% 18 m2
Total ± 30 m2
Ruang Pencucian
Perabot Pencucian 1.5 m x 1.5 m 10 unit 22.5 m2 DA,SB
Subtotal 22.5 m2
Sirkulasi 100% 22.5 m2
Total ± 45 m2
Ruang Jemur
Gawagan 0.4 m x 1.5 m 80 unit 48 m2 DA
Subtotal 48 m2
Sirkulasi 50% 24 m2
Total ± 72 m2
Ruang konveksi
Mesin Jahit 1 m x 1.2 m 5 unit 6 m2 DA
SB Mesin Obras 1 m x 1.2 m 5 unit 6 m2
Mesin Cutting 1 m x 4 m 1 unit 4 m2
Almari 0.8 m x 3 m 1 unit 2.4 m2
Subtotal 18.4 m2
Sirkulasi 50% 18.4 m2
Total ± 37 m2
Loker Peserta
Loker 1,95 m x1 m 4 4 unit 7.8 m2 DA
Subtotal 7.8 m2
Sirkulasi 30% 2.34 m2
Total ± 10 m2
Ruang Pelatiahan Membatik
Ruang pelatihan 3,00 m x 3,00 5 8 unit 72 m2 DA
Subtotal 72 m2
Sirkulasi 100% 72 m2
Total ± 144 m2
Gudang alat dan bahan
Almari 1,95 m x 1 m 6 unit 11.7 m2 DA
Rak 0.6 m x 1 m 8 unit 4.8 m2 DA
Subtotal 16.5 m2
Sirkulasi 200% 33 m2
Total ± 50 m2
Lavatory umum
Lavatory Pria
Toilet Pria 1.7 m2/org 2 3 ruang 5.1 m2 DA
Urinoir 0.7 m2/ unit 3 unit 2.1 m2 DA
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
80
Wastafel 1.3 m2/unit 3 unit 3.9 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 unit 2 m2 AA
Subtotal 13.1 m2
Sirkulasi 30% 3.93 m2
Total ± 17 m2
Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/org 4 3 ruang 5.1 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 3 3 unit 3.9 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 Ruang 2 m2 AA
Subtotal 11 m2
Sirkulasi 40% 4.4 m2
Total ± 16 m2
Retail
Retail Kecil
Display Gantung 0.6 m x 1 m 5 unit 3 m2 DA
SB Rak 0.6 m x 1 m 2 unit 1.8 m2
Meja kasir 1 m x 0.75 m 1 unit 0.75 m2
Boks barang 0.6 m x 1.2 m 1 unit 0.72 m2
Subtotal 6.72 m2
Sirkulasi 30% 2.5 m2
Total ± 9 m2
Retail Sedang
Display Gantung 0.6 m x 1 m 15 unit 9 m2 DA
SB Rak 0.6 m x 1 m 5 unit 3 m2
Meja kasir 1 m x 0.75 m 1 unit 0.75 m2
Boks barang 0.6 m x 1.2 m 2 unit 1.44 m2
Subtotal 13.9 m2
Sirkulasi 40% 5.5 m2
Total ± 20 m2
Retail besar
Display gantung 0.6 m x 1 m 50 unit 30 m2 DA
SB Rak 0.6 m x 3 m 20 unit 36 m2
Meja kasir 1 m x 0.75 m 2 unit 1.5 m2
Boks barang 0.6 m x 1.2 m 2 unit 0.72 m2
Ruang fitting 1.5 m x 1.5 m 2 2 unit 4.5 m2
Subtotal 72.72 m2
Sirkulasi 30% 21.6 m2
Total ± 95 m2
Retail kecil 9 m2 / ruang 4 100ruang 900 m2 AA
Retail sedang 20 m2 / ruang 8 50 ruang 1,000 m2
Retail Besar 95 m2/ ruang 50 10 ruang 950 m2
subotal 2,850 m2
Sirkulasi 855
Total ± 3705
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
81
Lavatory umum
Lavatory Pria
Toilet Pria 1.7 m2/org 5 5 ruang 8.5 m2 DA
Urinoir 0.7 m2/ unit 5 unit 3.5 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 3 unit 3.9 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 unit 2 m2 AA
Subtotal 17.9 m2
Sirkulasi 30% 5.37 m2
Total ± 23.5 m2
Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/org 5 5 ruang 8.5 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 3 3 unit 3.9 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 Ruang 2 m2 AA
Subtotal 14.4m2
Sirkulasi 40% 5.76m2
Total ± 20.5 m2
JUMLAH 4,914 m2
SIRKULASI 30% 1,474 m2
TOTAL AREA KEGIATAN UTAMA + 6,388 m2
5.1.4.2 BESARAN RUANG KEGIATAN SEKUNDER
Ruang Standar
Besaran Ruang Kapasitas Jumlah Luas Sumber
Kantor pengelola
Ruang Direktur Utama 15 m2/ orang 1 1 ruang 15 m2 DA
R. Wakil Direktur 15 m2/ orang 1 1 ruang 15 m2 DA
R. Sekertaris 6.7 m2/ orang 1 1 ruang 6.7 m2 DA
R. Manager 6.7 m2/orang 1 3 ruang 20.1 m2 DA
R. Staff 4 m2 / orang 1 14 ruang 56 m2 DA
R. Rapat 2 m2 / orang 25 1 ruang 50 m2 DA
R. Arsip 4 m2 1 1 ruang 4 m2 AN
R. Tamu 2 m2 / orang 5 orang 1 ruang 10 m2 DA
Subtotal 176.8 m2
Sirkulasi 30% 53.04 m2
Total ±230 m2
Loker karyawan
Loker 1.95 m x 1 m 2 unit 4 m2 MH
rak 0.6 m x 1.5 m 2 unit 1.8 m2 DM
Subtotal 5.8 m2
Sirkulasi 30% 1.74 m2
Total ±7.5 m2
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
82
Mushola Karyawan
Ruang Sholat 0.96 m2/ orang 15 1 ruang 14.4 m2 SB
AN Ruang wudhu pria 1.2 m2/ orang 2 1 ruang 2.4 m2
Ruang Wushu Wanita 1.2 m2/ orang 2 1 ruang 2.4 m2
Subtotal 19.2 m2
Sirkulasi 50% 9.6 m2
Total ±29 m2
Lavatory Pria
Toilet Pria 1.7 m2/org 2 2 ruang 3.4 m2 DA
Urinoir 0.7 m2/ unit 2 2 unit 1.4 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 2 2 unit 2.6 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 unit 2 m2 AA
Subtotal 9.4 m2
Sirkulasi 30% 2.82 m2
Total ± 13 m2
Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/org 2 2 ruang 3.4 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 2 2 unit 2.6 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 Ruang 2 m2 AA
Subtotal 8 m2
Sirkulasi 50% 4 m2
Total ± 12 m2
JUMLAH 291.5 m2
SIRKULASI 30% 87.45 m2
TOTAL AREA KEGIATAN SEKUNDER + 379 m2
5.1.4.3 BESARAN RUANG KEGIATAN PENUNJANG
Ruang Standar
Besaran Ruang Kapasitas Jumlah Luas Sumber
Foodcourt
Area makan
Tempat makan bidang empat 2.6 m2/4 orang 4 50 130 m2 DA
Subtotal 130 m2
Sirkulasi 30% 39 m2
Total ± 170 m2
Gerai makan
Kasir 2.5 m2 / unit 2 2 unit 5 m2 DA
AN Dapur 10 m2 / unit 25 25 unit 250 m2
Subtotal 255 m2
Sirkulasi 50% 127.5 m2
Total ± 332 m2
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
83
Lavatory
Lavatory Pria
Toilet Pria 1.7 m2/org 3 3 ruang 5.1 m2 DA
Urinoir 0.7 m2/ unit 3 unit 2.1 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 3 unit 3.9 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 unit 2 m2 AA
Subtotal 13.1 m2
Sirkulasi 30% 3.93 m2
Total ± 17 m2
Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/org 4 3 ruang 5.1 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 3 3 unit 3.9 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 Ruang 2 m2 AA
Subtotal 11 m2
Sirkulasi 40% 4.4 m2
Total ± 16 m2
Ruang Serbaguna
Hall 0.6 m2/ orang 500 1 ruang 300 m2 AA
Subtotal 300 m2
Sirkulasi 100% 300 m2
Total ± 600 m2
Lavatory
Lavatory Pria
Toilet Pria 1.7 m2/org 2 3 ruang 5.1 m2 DA
Urinoir 0.7 m2/ unit 3 unit 2.1 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 3 unit 3.9 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 unit 2 m2 AA
Subtotal 13.1 m2
Sirkulasi 30% 3.93 m2
Total ± 17 m2
Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1.7 m2/org 4 3 ruang 5.1 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 3 3 unit 3.9 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 Ruang 2 m2 AA
Subtotal 11 m2
Sirkulasi 40% 4.4 m2
Total ± 16 m2
ATM CENTRE
Box ATM 1.44 m2 3 unit 4.32 m2 SB
Tempat Sampah 0.16 m2 3 unit 0.48 m2 SB
Subtotal 4.8 m2
Sirkulasi 200% 9.6 m2
Total ± 15 m2
JUMLAH 1,183 m2
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
84
SIRKULASI 30% 355 m2
TOTAL AREA KEGIATAN PENUNJANG + 1,538 m2
5.1.4.3 BESARAN RUANG KEGIATAN SERVICE
Ruang Standar
Besaran Ruang Kapasitas Jumlah Luas Sumber
Mushola Umum
Ruang Sholat 0.96 m2/ orang 50 1 ruang 48 m2 SB
AN Ruang wudhu pria 1.2 m2/ orang 2 1 ruang 2.4 m2
Ruang Wushu Wanita 1.2 m2/ orang 2 1 ruang 2.4 m2
Subtotal 52.8m2
Sirkulasi 50% 26.4 m2
Total ± 80 m2
Lavatory Umum
Lavatory Pria
Toilet Pria 1.7 m2/org 2 2 ruang 3.4 m2 DA
Urinoir ‘0.7 m2/ unit 2 2 unit 1.4 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 2 2 unit 2.6 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 unit 2 m2 AA
Subtotal 9.4 m2
Sirkulasi 30% 2.82 m2
Total ± 13 m2
Lavatory Wanita
Toilet Wanita 1,7 m2/org 2 2 ruang 3.4 m2 DA
Wastafel 1.3 m2/unit 2 2 unit 2.6 m2 DA
Janitor 2 m2/unit 1 1 Ruang 2 m2 AA
Subtotal 8 m2
Sirkulasi 50% 4 m2
Total ± 12 m2
Pos Jaga
Pos jaga 3 m2/ orang 3 2 ruang 18 m2 DA
Subtotal 18 m2
Sirkulasi 30% 5.4 m2
Total ±23.5 m2
Ruang Utilitas
Ruang generator 3 m x 5 m 1 ruang 15 m 2 SB
Ruang panel 3 m x 3 m 1 ruang 9 m 2 SB
Ruang pompa 3 m x 3 m 1 ruang 9 m 2 SB
Subtotal 33 m2
Sirkulasi 50% 9.9 m2
Total ± 43 m2
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
85
JUMLAH 171.5 m2
SIRKULASI 30% 51.5 m2
TOTAL AREA KEGIATAN PENUNJANG + 223 m2
5.1.4.3 BESARAN RUANG PARKIR
Ruang Standar
Besaran Ruang Kapasitas Jumlah Luas Sumber
Area Parkir
pengunjung
Mobil 2.5 m x 5 m 32 400 m2 DA
Bus 3.8 m x 12 m 3 136.8 m2 DA
Motor 2 m2 / unit 161 322 m2 DA
Pengola
Mobil 2.5 m x 5 m 5 62.5 m2 DA
Motor 2 m2 / unit 14 28 m2 DA
Truck 3,4 m x 12,5 m 2 85 m2 DA
Karyawan Motor 2 m2 / unit 185 370 m2 DA
Subtotal 1,404 m2
Sirkulasi 100 % 1,404 m2
Subtotal 2,808
Sirkulasi 20% 561.6
Total ± 3,370 m2
LUAS TOTAL BESARAN RUANG
NO. JENIS KELOMPOK KEGIATAN LUASAN (m2)
1 Kegiatan Utama 6,388
2 Kegiatan Sekunder 379
3 Kegiatan Penunjang 1,538
4 Kegiatan Service 223
5 Parkir 3,370
TOTAL 11,898
5.1.5 Pendekatan Hubungan Ruang
Pola Hubungan Ruang Makro
Antara kelompok ruang satu dengan yang lain terdapat
keterkaitan yang saling mendukung aktivitas dalam kelompok ruang
tersebut.
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
86
Pola Hubungan Ruang Mikro
-Area Produksi
- Pengelola
- Gallery, retail dan Penunjang
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
87
5.1.6 pendekatan Persyaratan ruang
Bagian – bagian dalam industri batik dituntut untuk dapat membentuk sirkulasi
yang lancar dan effisiensi ruang, baik dalam unit pengelola maupun unit produksi.
Untuk itu diadakan pendekatan persyaratan ruang,diantaranya adalah :
a. Kelompok ruang pengelola
i. Ruang Direktur dan Ruang dewan Direksi
Kemudahan pencapaian
Privasi tinggi, hubungan ruang terutama dekat dengan ruang sekretaris dan ruang rapat.
Ventilasi, penerangan dan kenyamanan diutamakan untuk ruang Direktur dan ruang Dewan Direksi.
b. Kelompok Produksi
i. Ruang untuk membatik Tulis dan Batik cap
Perletakan strategi, memudahkan untuk kelanjutan proses produksi selanjutnya, yaitu proses pewarnaan, dan mudah untuk dicapai dari ruang lin yang terkait, seperti ruang pengeringan , runag sanggan, ruang sortir, ruang penyimpanan bahan.
Flow of traffic cukup, memudahkan sirkulasi bagi buruh demi kelancaran proses produksi.
Perletakan peralatan untuk membatik secara berkelompok dan memudahkan pengawasan.
Ventilasi dan penerangan cukup, menunjang proses produksi.
ii. Ruang Mewarna
Perletakan dekat dengan ruang pembagian warna / sanggan warna.
Dekat dengan ruang lain yang berhubungan, misalnya ruang membatik tulis/ cap/ kombinasi, ruang mencuci, ruang persiapan/ percobaan pewarnaan, dan ruang pengeringan.
Ventilasi dan penerangan cukup.
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
88
iii. Ruang Mencuci dan Ruang Merebus
Dekat/ mudah dicapai dari ruang yang berhubungan erat, yaitu ruang mewarna, ruang pengeringan dan ruang membatik.
Perlu penanganan limbah uap hasil dari proses merebus, misalnya dengan memberi cerobong asap diatas bak untuk merebus, atau memberi alat bantu exhous fan.
Menjaga kebersihan ruangan di ruang cuci dan perebusan agar air tidak mengotori ruang – ruang lainnya.
iv. Ruang Sortir Perletakan strategis, dekat dengan proses pembatikan, maupun ruang
penyimpanan/ gudang. Penerangan cukup, terutama diusahakan untuk mendapat penerangan alami,
sehingga tidak memberikan efek warna yang berbeda pada kain/ motif warna.
V . ruang Simpan / Gudang Perlu pembedaan gudang sesuai dengan jenis isi dari bahan yang disimpan,
misalnya gudang bahan mentah/mori, gudang bahan setengah jadi, dan gudang jadi. Isi tersebut disesuaikan pula dengan harga/derajat dari bahan misalnya untuk menyimpan sutera perlu sistem pengamanan yang lebih dibanding dengan gudang untuk mori. Sistem keamanan diutamakan untuk gudang, dapat dengan pengamanan dengan bantuan manusia ataupun alat (CCTV)
Perletakan sterategis, dan memudahkan untuk diangkut keluar dengan bantuan alat maupun tenaga manusia. Perletakan gudang disesuaikan dengan isi dan kebutuhan, misalnya gudang mori terletak dekat/mudah dicapai dari ruang membatik, gudang warna mudah dicapai dari ruang pewarnaan.
Ruangan dijaga agar terhindar dari kelembaban, sehingga tidak merusak bahan yang disimpan di dalamnya.
vi. Ruang Pengeringan
Perlu sirkualsi udara cukup/banyak angin untuk membantu proses pengeringan secara alami. (batik tradisional tidak dapat menggunakan pengeringan dengan alat/mesin pengering, karena berpengaruh pada bahan dasar/malam)
Sistem pengamanan pada ruang pengeringan diperlukan, mengingat proses tersebut cukup lama dan terutama pengeringan untuk kain yang telah selesai maupun kain dari sutera perlu penanganan pengamanan istimewa
Perlu adanya flow of traffic yang cukup untuk alat bantu pengangkutan ke ruang pengeringan.
c. Kelompok Penunjang
i. Retail
Kemudahan hubungan dengan kelompok ruang lain yang erat kaitannya, misalnya gudang bahan jadi/gudang penyimpanan untuk retail
Ventilasi, penerangan dan kenyamanan diutamakan, mengingat kebutuhan ruang retail bagi pelayanan langsung kepada konsumen
Perlu penataan dekorasi yang menarik sehingga tidak membosankan dan menarik minat konsumen untuk membeli
Sirkualsi dalam ruang mendukung perletakan/penyajian barang dagangan
ii. Foodcourt
Bagi karyawan perusahaan
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
89
Pencapaian mudah dan penerangan serta ventilasi cukup, mengingat
kebutuhan foodcourt juga sebagai ruang istirahat
iii. Mushola
Perletakan dapat dicapai oleh karyawan dan pengunjung
Ventilasi dan penerangan cukup Ruangan untuk ibadah, butuh ketenangan dan kekhusukan
iv. Area parkir
Dapat dicapai dari luar deengan pengamanan khusus untuk mengontrol personal pemakai bangunan bila masuk/keluar lokasi industri batik
Dibedakan sesuai dengan jenis kendaraan/personal pemakai kendaraan, misalnya, parkir untuk tamu, parkir untuk karyawan dan parkir untuk buruh perusahaan
5.1.7 Pendekatan Studi Ruang Khusus
a. Ruang Mendesain
Ruang yang digunakan para pengrajin untuk membuat motif
batik/mendesain motif batik. Ruangan ini mebutuhkan privasi tinggi dan
ketenangan yang cukup tinggi. Pada ruangan ini terdapat 3 perabot yaitu
meja gambar dan kursi yang memiliki kapasitas 20 orang.
b. Ruang Memola dan Menembok
Ruang memola digunakan untuk menutup kain yang sudah
digambar dengan menggunakan malam agar bagian yang ditutupi
malam tidak terkena warna saat proses pencelupan. Perabot yang
terdapat pada ruang memola adalah canting, gawangan, wajan, kompor
(anglo).
0.675
12.500
12.500
1.2 1.3
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
90
c. Ruang Celup
Ruang celup/ruang pewarnaan digunakan untuk proses pemberian
warna pada kain yang sudah di pola/ditembok dengan malam. Perabot yang
terdapat pada ruang pewarnaan hanya panci tradisional yang igunakan
khusus untuk peroses pewarnaan yang berukuran cukup besar.
d. ruang Melorod
Ruang melorod digunakan untuk merebus kain dengan tujuan melepaskan malam
dari kain. Pada ruang melorod ini terdapat panci/dandang besar yang bawahnya diberi
kompor
e. Ruang Cuci
Ruang yang digunakan untuk membilas kain. Kain yang sudah selesai
dibatik. Perabot yang terdapat pada ruangan ini hanya bak cuci.
f. Ruang Jemur
Ruang jemur adalah ruang yang digunakan untuk menjemur kain setelah
proses pewarnaan dan pencucian. Perabot yang terdapat pada ruang jemur hanya
gawangan dan alat jemur kain.
1.50
1.50
1.50 0.4
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
91
5.2 Aspek Kontekstual
5.2.1 Analisa Pemilihan Tapak
Terdapat beberapa kriteria dalam pemilihan lokasi mengingat fungsi bangunan yang dirancang
merupakan bangunan industri sekaligus bangunan komersial yang bersifat publik. Berikut ini tabel
kriteria pemilihan lokasi tapak : Tabel 5. 4 Kriteria dalam Pemilihan Lokasi
No. Kriteria Lokasi tapak
1 Tinjauan terhadap struktur
kota
Berada di kawasan komersial, perdagangan
dan jasa
Berada di dekat jalan besar
2
Pencapaian
Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik angkutan
umum maupun pribadi
lalu lintas tidak terlalu padat
3
Kondisi lingkungan
Lingkungan sekitar merupakan fungsi - fungsi yang dapat
saling mendukung dengan bangunan yang akan
direncanakan maupun bangunan eksisting
Dekat dengan fasilitas umum
4
Sarana dan Prasarana
Terdapat sarana dan prasarana yang memadai yaitu :
Saluran air (kota)
Instalasi listrik
Pedestrian
Instalasi telepon
Saluran air (kota)
5
Peraturan
Tanah milik pemerintah atau pribadi. Nilai lahan cukup
tingi untuk wilayah komersil.
berada pada wilayah dengan tata guna lahan untuk kegiatan
industri, perdagangan dan jasa
6 Luas Tapak Luas tapak sesuai dengan kebutuhan proyek
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
92
A. Alternatif 1 = Jalan Patimura
Gambar 5. 1 Alternatif tapak 1
Sumber : google earth
gambar alternatif tapak 1
skala 1: 10000
sumber : peta digital semarang, PEMKOT Semarang
Lokasi terletak di Jalan M.T Haryono, kecamatan Semarang Timur.
Merupakan kawasan dan sentral bisnis di Kota Semarang. Jarak cukup dekat
dengan pusat kota. Terletak di jalan penghubung kea rah kota Demak –
Surabaya. Selain itu lokasi juga sangat dekat dengan kampung batik Semarang.
Karena lokasi yang cukup dekat kampung batik menjadi salah satu kelebihan
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
93
dalam tapak ini. Karena diharapkan dengan adanya sentra Industri Batik Warna
Alam di Kota Semarang ini mampu mengangkat citra kampung batik Semarang.
1. Batas – batas site :
Utara : Jalan Pattimura, Bank BRI, Kampung Batik
Timur : Ruko 3 lantai, Jln Dr. Cipto
Selatan : Jln. Kampung Utri, Pemukiman warga
Barat : Jalan MT. Haryono
Potensi site :
Arus kendaraan 2 arah (jln Pattimura)
Akses jalan lebar
Jaringan listrik, telepon dan air bersih memadai
Berada di kawasan perdagangan dan jasa
Jalan utama baik
Dekat dengan wisata kampung batik
Kendala site :
Memiliki lalu lintas yang cukup padat pada jam tertentu
Daerah potensi banjir/rob
Luas site : ± 7.200 m2
Regulasi site :
KDB: 60%
KLB : Maksimal 4 lantai, dengan KLB 2,4
GSB: 23 meter
B. Alternatif 2 = Jalan Dr. Cipto
Gambar 5. 2 Alternatif tapak 2 Sumber : google earth
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
94
gambar alternatif tapak 1
skala 1: 10000
sumber : peta digital semarang, PEMKOT Semarang
Lokasi teretak di jalan Dr. Cipto, kecamatan Semarang Timur. Terletak cukup dekat
dengan pusat kota . Arus lalu lintas tidak begitu padat karena memiliki jalan utama yang
lebar dan hanya di lalui oleh satu arus kendaraan dari jalan Pattimura atau jalan Widoharjo.
Fungsi awal site merupakan bangunan yang berfungsi sebagai mall yaitu Semarang Expo
Center yang saat ini kosong dan mulai terbengkalai tidak digunakan. Salah satu kelebihan pada
site ini adalah tidak cukup jauh dengan kampung batik dan bersebelahan dengan gedung
kesenian yaitu Sobokarti.
1. Batas – batas site :
Utara : Gedung kesenian Sobokarti
Timur : jl. Dr. Cipto
Selatan : Bangunan komersial
Barat : Permukiman warga
Potensi site :
Jalan utama lebar
Jaringan listrik, telepon, dan air bersih memadahi
Berada di kawasan perdagangan dan jasa
Kendala site :
Arus kendaraan satu arah
Vegetasi kurang
Luas site : ± 6.577 m2
Regulasi site
KDB: 60%
KLB : Maksimal 4 lantai, dengan KLB 2,4
GSB: 23 meter
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
95
C. Alternatif 3 Jalan Imam bonjol
Gambar 5. 3 Alternatif tapak 3 Sumber : google earth
gambar alternatif tapak 1
skala 1: 10000
sumber : peta digital semarang, PEMKOT Semarang
Lokasi terletak di jalan Imam bonjol, kecamatan semaang tengah. Letak
tapak berada dekat dengan stasiun poncol. Jaraknya cukup dekat dengan pusat
kota. Lokasinya yang dekat dengan stasiun mempunyai kelebihan yaitu
memudahkan pengunjung yang datang dengan transportasi umum.
1. Batas – batas site :
Utara : Jalan Imam Bonjol
Timur : SMK Pika
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
96
Selatan : Jalan Pandan Sari
Barat : jalan tanjung
Potensi site :
Arus kendaraan 2 arah ( jalan Imam Bonjol )
Akses jalan lebar
Jaringan listrik, telepon dan air bersih memadai
Berada di kawasan perdagangan dan jasa
Jalan utama baik
Dekat dengan stasiun poncol
Kendala site :
Memiliki lalu lintas yang cukup padat pada jam tertentu
Daerah potensi banjir/rob
Luas site : 14.780 m2
Regulasi site :
KDB: 60%
KLB : Maksimal 4 lantai, dengan KLB 2,4
GSB: 23 meter
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
97
Penilaian Lokasi Tapak
Tabel 5. 5 Penilaian Lokasi Tapak
Keterangan tabel : 1 =
Kurang memenuhi 2 = Cukup memenuhi
3 = Sangat
memenuhi
Berdasarkan tabel penilaian lokasi tapak maka tapak yang memenuhi kriteria dan juga
memiliki nilai terbesar yaitu di Jl. Patimura , Kecamatan Semarang Timur.
No. Kriteria Bobot Alt.1 Alt. 2 Alt. 3
NIlai Total Nilai Total Nilai Total
1. Tinjuan
terhadap
struktur
kota
30 3 90 3 90 3 90
2. Pencapaian 20 3 60 2 40 3 60
3. Area
Pelayanan
30 3 90 3 90 3 90
4. Sarana dan
prasarana
20 3 60 2 40 2 40
5. Peraturan 20 2 40 2 40 2 40
6. Luas Tapak 30 3 90 3 90 2 60
Total 430 390 380
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
98
5.3 Aspek Kinerja 5.3.1. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang digunakan pada Galeri dan Workshop Batik di Semarang
ini ada dua macam sistem, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
a. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami didapatkan melalui bukaan yaitu berupa jendela yang lebar.
Ruangan yang dapat memaksimalkan pencahayaan alami yaitu workshop, food
court, dan ruang pengelola. Sedangkan pada area yang terkena silau matahari
dapat menggunakan sun shading, sebuah material yang dipasang di sisi luar
jendela yang bertujuan dapat menangkal sinap matahari yang masuk berlebihan
ke dalam ruangan.
b. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan digunakan pada ruang-ruang yang tidak mendapatkan
pencahayaan alami. Ruangan tersebut diantaranya yaitu ruang serba guna, dan
galeri.
Untuk penghematan energi, terdapat sensor gerak yang mampu mengontol
lampu. Jika ruangan tersebut kosong, tidak ada pergerakan maka lampu akan
mati, namun jika sensor mendapati adanya gerakan, maka lampu akan otomatis
menyala. Sistem tersebut akan diterapkan pada beberapa ruangan yang minim
mendapatkan cahaya alami. Pencahayaan buatan juga menggunakan lampu
hemat energi, yaitu lampu LED (Light Emitting Diode) yang dapat menghemat
energy hingga 85% jika dibandingkan bola lampu tradisional.
5.3.2. Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan yang digunakan pada Galeri dan Workshop Batik di Semarang
ini ada dua macam, yaitu sistem penghawaan alami dan penghawaan buatan.
a. Penghawaan Alami
Sistem penghawaan alami dengan menggunakan sistem silang (Cross
Ventilation). Sistem ini digunakan pada workshop, ruang serba guna, dan food
cort.
b. Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan dapat dengan mengunakan AC (Air Conditioner) dan
exhaust fan serta blower pada ruang tertentu.
AC (Air Conditioner)
Penggunaan AC dibagi menjadi tiga jenis yaitu AC split, AC sentral dan AC
standing. AC split biasanya juga disebut dengan AC setempat karena udara
dikondisikan hanya pada salah satu ruangan, seperti pada ruangan
pengelola. Sedangkan AC sentral merupakan sistem yang memerlukan
menara pendingin (water cooling tower) yang ditempatkan di luar
bangunan. Pada bangunan ini, AC sentral diletakkan di ruang-ruang publik
seperti gallery, ruang serba guna, dll. Untuk mengalirkan udara, sistem ini
menggunakan sistem ducting.
Exhaust Fan
Digunakan pada lavatory, pantry, dapur dan ruang-ruang servis untuk
mekanikal elektrikal.
Blower
Blower digunakan pada ruang generator.
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
99
5.3.3. System Jaringan Air Bersih
Penyediaan air bersih dapat diperoleh dari PAM atau sumur artetis dengan
kedalaman 100 meter. Dalam sistem pendistribusian air bersih terdapat dua macam,
yaitu:
a. Down Feed System
Air bersih yang berasal dari PAM masuk ke dalam distribusi bangunan dan
ditampung pada ground reservoir, lalu dengan menggunakan pompa dialirkan
dan ditampung di water tank, yang terletak di atap bangunan. Selanjutnya,
distribusi air menurun ke bawah menggunakan hukum gravitasi. Dalam
penyaluran ke bawah, sistem ini tidak bergantung pada listrik dan menghasilkan
kukuatan air tiap lantai relatif sama.
b. Up Feed System
Air bersih yang berasala dari PAM masuk ke dalam distribusi bangunan dan
ditampung pada ground reservoir, lalu menggunakan pompa didistribusikan ke
tiap lantai. Sistem ini efektif untuk bangunan bertingkat rendah, namun
memiliki ketergantungan pada aliran listrik dan kekuatan air menjadi kecil, bila
terbatas (pada bangunan tingkat tinggi).
5.3.4. System Jaringan Air Limbah
Sistem pembuangan air kotor dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Sistem Pembuangan Air Kotor
Air kotor merupakan air buangan yang berasal dari kloset, urnal, bidet, dan alat
buangan lainnya, diteruskan menuju shaft air kotor padat, disalurkan ke STP
(Sewage Treatment Plant) dengan bahan kimia yang bersifat mengencerkan
limbah. Selanjutnya, limbah dianggap layak di buang di roil kawasan.
b. Sistem Pembuangan Air Bekas
Air bekas ialah air wastafel, shower, air bekas cuci piring atau peralatan masak.
Air bekas ini dapat dibuang setelah treatment atau diolah kembali untuk
dimanfaatkan kembali. Terdapat upaya penghematan air jika melakukan
pengolahan kembali. Adapun beberapa cara untuk mengolah air bekas, yaitu:
Penyaringan oleh tanaman
Limbah ini dialirkan ke bak tanam, adapaun tanaman yang dapat menyerap
zat kimia, diantaranya yaitu; Jaringoa, Lily Air, Pontederia, Melati air.
kemudian tanaman akan menyerap nitrogen dan fosfor. Sehingga air yang
tersisa adalah air limbah yang relatif aman untuk di salurkan ke selokan
lingkungan.
Pengolah an khusus
Membuat instalasi pengolahan yang disebut Sistem Pengolahan Air Limbah
(SPAL), dimana air bekas dialirkan ke bak penampungan inlet, lalu diolah ke
sand filter dan water treatment. Setelah itu dialirkan ke bak penampungan
outlet. Setelah itu dapat digunakan kembali untuk untuk menyiram
tanaman dan mengguyur kloset.
5.3.5. System Pembuangan Sampah
Karyawan kebersihan melakukan pemilihan sampah antara sampah basah dan sampah kering untuk mempermudah pengolahan smapah, Selanjutnya karyawan kebersihan mengambil sampah dari tiap lantai dan memasukkan ke tempat
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
100
penampungan sampah sementara (TPS) , setelah itu sampah-sampah tersebut dialihkan ke luar tapak oleh Dinas Kebersihan Kota yang selanjutnya dibuang ke TPA.
5.3.6. System Jaringan Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah melalui
transformator (trafo), aliran tersebut didistribusikan ke ruang genset lalu ke tiap-tiap lantai. Untuk keadaan darurat disediakan generator set yang dilengkapi dengan automatic switch sistem yang secara otomatis (dalam waktu kurang dari 5 detik) akan langsung menggantikan daya listrik dari sumber utama PLN yang terputus.
Generator set mempunyai kekuatan 70% dari keadaan normal. Hal yang harus diperhatikan bahwa generator set membutuhkan persyaratan ruang tersendiri, untuk meredam suara dan getaran yang ditimbulkan. Biasanya untuk mereduksi getaran dan suara ini dengan menggunakan double slab, dan dilapisi rockwall.
Dan pada kamar tidur tamu terdapat energy saving switch, berupa saklar yang digunakan untuk mengontrol aliran listrik dengan mendeteksi frekuensi dan juga identitas kartu. Sehingga, pada saat penghuni kamar pergi dan meninggalkan kamar dengan membawa kartu akses hotel, aliran listrik mati keseluruhan pada ruang kamar tersebut.
5.3.7. System Kebakaran Pada hotel diperlukan jaringan pelindung seperti sistem pendeteksian, perlawanan,
dan penyelamatan terhadap bahaya kebakaran. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam sistem proteksi bahaya kebakaran di hotel adalah:
a. Pencegahan Kebakaran (aktif) Pendeteksi kebabaran, yang berguna untuk mengetahui timbulnya api sedini mungkin. Yang termasuk dalam pendeteksi kebakaran ialah: - Smoke detector - Gas detector Pendeteksi tersebut berhubungan dengan sistem yang secara otomatis bekerja bila detector bereaksi. Sistem otomatis tersebut menyalakan sistem alarm dan pemadam otomatis, seperti sprinkler
b. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Hydrant Merupakan alat untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran dengan air. Hydrant ini dibagi menjadi 2, yaitu: - Hydrant bangunan (kotak hydrant) Ditempatkan pada tiap jarak 35
meter karena panjang selang dalam kotak hidran adalah 30 meter, ditambah 5 meter jarak semprotan air. Hidran harus diletakkan di tempat yang mudah terjangkau, relative aman, dan pada umumnya dilietakkan di dekat pintu darurat.
- Hydrant pillar Ditempatkan di halaman yang mudah dicapai oleh mobil kebakaran dan memiliki jarak maksimum 100 m.
Fire Extinguisher Ditempatkan setiap 20-25 meter dengan jarak jangkauan seluas 200-250 m². ditempatkan pada daerah umum atau ruangan yang kecil seperti dapur, ruang panel. Di dalamnya terdapat zat kimia.
Sprinkler Ditempatkan di dalam unit hunian kamar tamu dan koridor. Memiliki kemampuan jangkau dengan luas area 10-20 m² dengan ketinggian 3 meter. Jarak antara dua sprinkler head adalah 4 meter di dalam ruangan dan 6 meter di koridor. Alat ini akan bekerja jika mendeteksi suhu udara ruangan sebesar 60-70°C, maka penutup kaca pada sprinkler akan pecah dan menyemburkan air.
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
101
5.3.8. System Penangkal Petir Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem elektrostatis, yang
merupakan penangkal petir modern dengan menggunakan sistem E.S.E (Early Streamer Emision) yaitu sistem yang bekerja secara aktif dengan cara melepaskan ion dalam jumlah besar ke lapisan udara sebelum terjadi sambaran petir. Dengan sistem E.S.E ini akan meningkatkan area perlindungan yang lebih luas dari pada sistem penangkal petir konvensional.
5.3.9. System Komunikasi Terdapat dua sistem komunikasi yang digunakan, yaitu sistem internal dan sistem
eksternal. Selain itu .terdapat wifi (jaringan komunikasi tanpa tabel) yang digunakan sebagai fasilitas para tamu dan oleh pengelola hotel sebagai koneksi pemesanan kamar melalui media internet.
a. Komunikasi Internal Penggunaan telepon untuk berkomunikasi antar ruang di dalam bangunan yaitu dengan sistem PABX (Private Automatic Branch Exchange). Digunakan pada ruang hunian kamar tamu yang terhubung dengan front office, dan untuk menunjang komunikasi antar divisi. Selain itu terdapat, LAN (Local Area Network) yaitu sistem komunikasi data, berupa pertukaran informasi dan data anatr komputer dalam satu bangunan untuk kepentingan pengelola administrasi.
b. Komunikasi Eksternal Komunikasi dari dan keluar bangunan. Alat komunikasi ini dapat berupa telepon maupun faksimili. Hal ini digunakan untuk komunikasi keluar oleh pengelola maupun para tamu.
5.3.10. System Keamanan Bangunan Sistem keamanan bangunan yaitu berupa penggunaan CCTV pada beberapa titik
yang ditentukan. Hal ini memudahkan dalam pemantauan secara menyeluruh tanpa kehadiran petugas keamanan yang berkeliling. CCTV ini akan terhubung dengan sistem BMS (Building Management System) dan BAS (Building Automatic System).
Sedangkan keamanan pada kamar huni tamu dengan sistem hotel lock, dimana kunci kamar merupakan kartu akses yang dipegang oleh penghuni kamar.
5.3.11. System Transportasi Sistem transportasi vertical yang digunakan pada Galeri dan Workshop Batik yaitu
eskalator. Sedangkan sirkulasi horizontal dalam lantai bangunan menggunakan koridor.
5.4 Aspek Teknis A. Pola Lanskap
Penataan lanskap pada Galeri dan Workshop Batik di Semarang memiliki perencanaan sebagai berikut, yaitu:
Vegetasi harus dapat menghasilkan O2, indah, tidak berbahaya, berumur panjang, dan tidak memiliki akar besar di permukaan tanah dan kuat.
Vegetasi sebagai penaung, penghias, dan peneduh.
Tidak mengganggu sirkulasi pengguna serta kendaraan di sekitarnya.
Diberikan lampu taman di area lanskap.
Diberikan fasilitas tempat sampah di sekitar area lanskap. B. Sistem Struktur
Perencanaan sistem struktur pada Galeri dan Workshop Batik di Semarang yaitu sebagai berikut:
Karena bangunan galeri dan workshop merupakan bangunan massa banyak dengan jumlah lantai maksimal 4 lantai, maka pondasi yang akan digunakan adalah pondasi setempat atau yang biasa disebut sebagai pondasi foot plat.
[GALLERY DAN WORKSHOP BATIK DISEMARANG] 2018
102
Bangunan galeri dan workshop direncanakan menggunakan atap limasan maupun atap modern dengan bentuk tidak monoton. Selain itu atap dapat mengalirkan air hujan, mengingat Indonesia yang beriklim tropis dan bercurah hujan tinggi.
Struktur jalan sirkulasi pada galeri dan workshop yaitu akan menggunakan material paving blok untuk pejalan kaki dan sebagian area lanskap, serta penggunaan aspal atau beton pada area sirkulasi kendaraan.
C. Bahan Bangunan Perencanaan bahan bangunan pada Galeri dan Workshop Batik di Semarang yaitu sebagai berikut:
Bahan bangunan untuk struktur antara lain beton dan baja konvensional untuk mendapatkan kekuatan yang baik.
Bahan bangunan untuk bukaan pada fasad akan menggunakan kaca tempered, yaitu kaca yang memiliki kekuatan 5 kali lebih kuat dibandingkan kaca biasa dengan ketebalan yang sama. Selain itu kaca tempered memiliki tingkat keamanan yang baik karena pecahan kaca tidak akan menyebabkan cedera yang serius dan tidak tajam.
Bahan bangunan yang akan digunakan untuk dinding yaitu bata ringan, yang merupakan beton pengganti bata agar lebih ringan. Dengan ketebalan 8-10 cm dan dimensi 60x20 cm, sehingga memungkinkan pengerjaan dinding lebih cepat disbanding batu-bata dan dapat memperkecil beban struktur. Finishing untuk dinding akan menggunakan panel fiber semen dengan corak atau warna tertentu dan cat di beberapa bagian.
Bahan bangunan untuk lantai akan menggunakan lantai dengan berberapa ukuran sesuai dengan fungsi ruang.
5.5 Aspek Visual Arsitektural Pada perencanaan perancangan Galeri dan Workshop Batik di Semarang memiliki fokus
pada penekanan desain arsitektur Post Modern bila diartikan secara harfiah kata-katanya terdiri atas ‘Post’ yang artinya masa sesudah dan ‘Modern’ yang artinya era modern maka dapat disimpulkan bahwa Post Modern adalah masa sesudah era Modern (era diatas tahun 1960 an).
arsitektur Post Modern adalah pencampuran antara Arsitektur tradisional dengan non-tradisional, gabungan dengan setengah modern dengan setengah non-modern, perpaduan antara lama dan baru. Arsitektur Post Modern mempunyai style yang hybrid (perpaduan dua unsur) dan bermuka ganda atau sering disebut sebagai double coding.
Perencanaan visual pada bangunan galeri dan workshop batik yaitu tampilan modern dengan penambahan unsur-unsur tradisional. Tampilan modern ditandai dengan bentuk yang tidak biasa dijumpai sehingga tidak monoton namun unsur-unsur tradisional ditonjolkan melalui penggunaan ornament tradisional.