bab v konsep perencanaan dan perancangan rumah...

16
105 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS 5.1. Konsep Filosofis Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan kawasan industri terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah buruh pabrik yang terus meningkat sebanding dengan kebutuhan tempat tinggal yang juga semakin tinggi, penyediaan rumah susun sewa di kawasan industri untuk buruh pabrik yang tidak memiliki tempat tinggal dekat dari tempat kerja atau buruh pabrik migran dengan penghasilan minimum UMK yaitu Rp. 1.491.881. Dalam konsep perencanaan dan perancangan rumah susun sewa ini diharapkan dapat mengakomodasi tempat tinggal buruh pabrik sesuai standar kenyamanan yang nyaman dengan biaya hunian yang terjangkau, sehingga dapat memberikan keuntungan pada kedua belah pihak, yaitu buruh pabrik dan perusahaan terkait dengan biaya penghematan pengeluaran pegawai pada segi akomodasi dan transportasi. Pendekatan desain ekologis yang digunakan bertujuan dapat meningkatkan kualitas lingkungan dalam hal mengurangi dampak negatif dari pembangunan. Pendekatan konsep arsitektur ekologis pada rumah susun akan menimbulkan suatu hubungan saling keterkaitan/timbal balik antara lingkungan sekitar dengan bangunan. Penerapan konsep pasif dan aktif desain diharapkan mampu membantu untuk penghematan energi. Selain itu penerapan gaya hidup hemat energi akan dimasukan pada konsep pendekatan untuk membangun penghuni yang sadar dan peduli akan lingkungan. 5.2. Konsep Tapak 5.2.1. Konsep Tata Massa Bangunan 1) Perencanaan jumlah blok rumah susun Perencanaan blok masa didasarkan pada jumlah KK calon penghuni yaitu 619 KK. Sehingga unit yang akan disediakan adalah sejumlah 619. Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai,

Upload: haanh

Post on 29-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

105

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH

SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR

EKOLOGIS

5.1. Konsep Filosofis

Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan

kawasan industri terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah buruh pabrik yang

terus meningkat sebanding dengan kebutuhan tempat tinggal yang juga semakin

tinggi, penyediaan rumah susun sewa di kawasan industri untuk buruh pabrik

yang tidak memiliki tempat tinggal dekat dari tempat kerja atau buruh pabrik

migran dengan penghasilan minimum UMK yaitu Rp. 1.491.881. Dalam

konsep perencanaan dan perancangan rumah susun sewa ini diharapkan dapat

mengakomodasi tempat tinggal buruh pabrik sesuai standar kenyamanan yang

nyaman dengan biaya hunian yang terjangkau, sehingga dapat memberikan

keuntungan pada kedua belah pihak, yaitu buruh pabrik dan perusahaan terkait

dengan biaya penghematan pengeluaran pegawai pada segi akomodasi dan

transportasi.

Pendekatan desain ekologis yang digunakan bertujuan dapat

meningkatkan kualitas lingkungan dalam hal mengurangi dampak negatif dari

pembangunan. Pendekatan konsep arsitektur ekologis pada rumah susun akan

menimbulkan suatu hubungan saling keterkaitan/timbal balik antara lingkungan

sekitar dengan bangunan. Penerapan konsep pasif dan aktif desain diharapkan

mampu membantu untuk penghematan energi. Selain itu penerapan gaya hidup

hemat energi akan dimasukan pada konsep pendekatan untuk membangun

penghuni yang sadar dan peduli akan lingkungan.

5.2. Konsep Tapak

5.2.1. Konsep Tata Massa Bangunan

1) Perencanaan jumlah blok rumah susun

Perencanaan blok masa didasarkan pada jumlah KK calon

penghuni yaitu 619 KK. Sehingga unit yang akan disediakan

adalah sejumlah 619. Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai,

Page 2: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

106

didapatkan 80 unit per blok masa, yang kemudian dibagi 2,

sehingga setiap satu masa memanjang terdapat 40 unit.

Gambar 5. 1. Konsep Tata Bangunan

Sumber : Penulis, 2013

2) Konsep konfigurasi massa bangunan

Dua blok masa yang terbagi dua, disusun secara secara vertikal

dan horisontal untuk menciptakan ruang komunal di tengah blok

yang bersifat lebih semi privat. Perletakkan dibagi menjadi 4 blok

yang dipisahkan oleh open space, dan meeting point di antara 2

blok.

Gambar 5. 2. Konsep Konfigurasi massa

Sumber : Penulis, 2013

Page 3: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

107

5.2.2. Konsep Zonasi Tapak

Untuk menyusun massa bangunan, tahap awal yang perlu

diperhatikan adalah peraturan daerah tata bangunan. Perencanaan site

diawali dengan penempatan garis sempadan bangunan yaitu 7m dari

depan jalan, 5m dari belakang, dan 3m dari kiri dan kanan.

Gambar 5. 3. Konsep Zonasi Tapak terhadap Sempadan

Sumber : Penulis, 2013

Bangunan rumah susun dibagi menjadi dua zona, yaitu zona

bangunan rumah susun dan zona luar bangunan rumah susun yang

keduanya saling berkaitan. Masing – masing zona berikut adalah :

1) Konsep Zonasi Bangunan Rumah Susun

Zona Bangunan Rumah Susun berupa fasilitas yang ada di dalam

satu bangunan tersebut. Fasilitas tersebut adalah unit hunian,

ruang komersial, fasilitas – fasilitas (ruang komunal, ruang servis)

dan juga ruang parkir sepeda motor.

2) Konsep Zonasi Luar Bangunan

Zonasi luar bangunan merupakan fasilitas yang berada di luar

bangunan utama. Zonasi luar bangunan terdiri dari ;

a. Zona Ruang Terbuka

Page 4: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

108

Zona ruang terbuka juga merupakan ruang - ruang

komunal bersifat publik yang bertujuan untuk dapat memenuhi

aktivitas - aktivitas sosial dari penghuni maupun warga luar

rumah susun. Letaknya berada di antara massa bangunan

sehingga mudah untuk diakses.

b. Zona Servis

Pada sebuah bangunan dibutuhkan sistem utilitas untuk

mendukung suatu bangunan. Sistem utilitas ini dapat

berupa pipa-pipa saluran yang merupakan bagian dari

gedung, namun klasifikasi sistem utilitas juga ada yang

ditentukan berdasarkan sifatnya terhadap kenyamanan

penghuni. Utilitas yang berukuran besar dan memiliki

kebisingan tertentu diletakkan dil luar bangunan karena

membutuhkan ruang khusus, contohnya seperti genset dan

TPS yang difungsikan sebagai tempat pembuangan

sementara sebelum diangkut oleh petugas.

c. Zona Penghijauan

Selain persyaratan RTH yang ditentukan pada pada tiap

bangunan, penghijauan juga berfungsi guna mengatur

thermal bangunan. Zona penghijauan dapat ditanami

berbagai jenis vegetasi yang tidak membutuhkan

perawatan khusus.

d. Zona Sirkulasi

Jalan untuk sirkulasi dibagi menjadi dua yaitu sirkulasi

kendaraan sebesar 6 m untuk akses utama dan 3 m untuk

jalan sekunder yang diasumsikan untuk sirkulasi sepeda

motor dan zona sirkulasi untuk pejalan kaki seluas 2

meter.

Page 5: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

109

Gambar 5. 4. Konsep Zonasi Bangunan dan Luar Bangunan Rumah

Susun

Sumber : Penulis, 2013

5.2.3. Konsep Sirkulasi Tapak

Sirkulasi pada tapak dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan jenis

pengguna, yaitu sirkulasi kendaraan (mobil dan sepeda motor) dan

sirkulasi untuk pejalan kaki.

Gambar 5. 5. Konsep Sirkulasi Kendaraan

Sumber : Penulis, 2013

Gambar 5. 6. Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki

Sumber : Penulis, 2013

5.2.4. Konsep Tata Ruang Fasilitas Luar Bangunan

Dalam sebuah pemukiman, banyak kegiatan yang perlu di

wadahi untuk menunjang gaya hidup dari penghuni. Fasilitas-fasilitas

Page 6: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

110

tersebut berada masih di lingkup kawasan rumah susun dnegan alasan

agar mudah dijangkau. Namun, fasilitas yang disediakan dalam rumah

susun bukan berarti hanya bisa digunakan untuk penghuni tapi juga

pengguna dari luar (bukan penghuni). Untuk itu perlu diolah konsep

penataan fasilitas agar mudah diakses dari luar tanpa mengganggu

penghuni.

Tabel 26. Konsep Tata Ruang Fasilitas Luar Bangunan

Jenis

Fasilitas

Fasilitas

Peruntukan

Ketentuan

Tata Letak

Ruang Publik

Terbuka

Ruang terbuka digunakan

untuk berinteraksi antar

penghuni, bisa berfungsi

sebagai tempat bermain

anak.

Terletak dikeliligi oleh

massa blok, sehingga orang

tua masih bisa memantau

anak bermain. Terdapat

ruang terbuka pusat di

tengah untuk dijadikan

meeting point.

Pelataran

Usaha

Pelataran usaha dapat

berupa kios-kios untuk

mendukung perekonomian

keluarga.

Terletak di lantai dasar dan

menghadap keluar agar

dapat terlihat dengan

mudah.

Taman

Bermain

Diperuntukkan untuk anak

usia 1-5 tahun yang masih

membutuhkan kontrol orang

tua dan untuk anak usia 6-

12 yang tidak lagi

membutuhkan pengawasan.

Terletak di tengah

dikelilingi oleh bangunan,

sehingga masih bisa

dijangkau oleh orang tua.

Lapangan

Bulu Tangkis/

Basket

Sebagai fasilitas olahraga

bulu tangkis

Terdapat 2 jenis lapangan

yang terletak di sisi paling

utara lingkup rumah susun.

Diletakkan bersebelahan

dengan TK, sehingga dapat

digunakan sebagai fasilitas

sekolah outdoor untuk

murid TK.

Page 7: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

111

Tempat Parkir

Mobil

Sebagai fasilitas untuk

menyimpan kendaraan roda

4 yang diperuntukkan bagi

pemilik kendaraan untuk

penghuni maupun

pengunjung

Karena lebih banyak

pengunjung yang

menggunakan mobil

sehingga parkir mobil

diletakkan di paling depan

lingkup rumah susun. Hal

ini untuk mengurangi akses

dari pengunjung asing ke

lingkup rumah susun.

Sumber : Penulis, 2013

Gambar 5. 7. Konsep Tata Letak Fasilitas Bangunan

Sumber : Penulis, 2013

5.3. Konsep Bangunan Rumah Susun

5.3.1. Konsep Zonasi Tata Letak Unit Kamar

Terdapat 2 tipe unit hunian, yaitu tipe 24 (6m x 4m) dan tipe 36

(6m x 6m). Pembagian zona unit hunian didasarkan pada aktivitas

pengguna. Tipe 24 yang dikhususkan untuk calon penghuni lajang atau

sharing dengan kapasitas maksimum 2 orang memiliki tingkat

aktivitas yang tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan calon

penghuni yang sudah berkeluarga. Penghuni lajang lebih banyak

menghabiskan waktunya di tempat kerja kemudian kembali ke tempat

tinggal untuk tidur, sehingga unit relatif kosong untuk banyak jam.

Unit tipe 36 dikhususkan oleh calon penghuni yang sudah berkeluarga

dengan total maksimum 4 jiwa. Aktivitasnya cukup tinggi, karena

hanya kepala keluarga saja yang pergi bekerja, sedangkan istri dan

Page 8: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

112

anak-anak tetap tinggal di hunian. Dari analisa aktivitas tersebut, maka

unit tipe 24 diletakkan di lantai atas (3dan 4), kemudian untuk tipe 36

diletakkan di lantai bawah (1 dan 2).

Gambar 5. 8. Konsep Tata Letak Unit Hunian

Sumber : Penulis, 2013

5.3.2. Konsep Fasilitas Bersama dan Servis

Fasilitas bersama merupakan suatu ruang yang dapat digunakan

bersama-sama. Fasilitas bersama pada lantai satu terdiri dari ruang

serbaguna, taman bermain, wc umum, parkir motor, ruang usaha dan

gudang. Diletakkan di lantai satu karena sifatnya yang semi publik

sehingga mudah diakses oleh penghuni maupun dari luar. Ruang servis

merupakan ruang menerus yang di dalamnya terdapat pipa-pipa

utilitas, ruang panel, dan shaft sampah.

Gambar 5. 9. Konsep Fasilitas Bangunan

Sumber : Penulis, 2013

Page 9: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

113

5.3.3. Pola Organisasi Ruang

1) Pola Organisasi Lantai Satu

Gambar 5. 10. Pola Organisasi Ruang Lantai Satu

Sumber : Penulis, 2013

2) Pola Organisasi Lantai 2,3,4

Gambar 5. 11. Pola Organisas Lantai 2,3,4

Sumber : Penulis, 2013

3) Pola Organisasi Unit Hunian

Gambar 5. 12. Pola Organisasi Ruang Unit Hunian

Sumber : Penulis, 2013

Page 10: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

114

5.3.4. Konsep Denah Unit

1) Konsep Denah Unit 24

Gambar 5. 13. Konsep Denah Unit 24

Sumber : Penulis, 2013

2) Konsep Denah Unit 36

Gambar 5. 14. Konsep Denah Unit 36

Sumber : Penulis, 2013

3) Gagasan Detil Denah

Tampak luar rumah susun yang kumuh menjadi salah

satu masalah yang harus diselesaikan. Banyaknya pakaian

yang di jemur di balkon atau jendela unit selain disebabkan

oleh sifat

Gambar 5. 15. Gagasan Detil Denah

Sumber : Penulis, 2013

praktis penghuni namun juga karena adanya ruang untuk

menjemur. Gagasan ini tidak bertujuan untuk mengubah

Page 11: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

115

pola aktivitas penghuni rumah susun tapi bertujuan untuk

mengatasi tampak rumah susun yang secara visual terlihat

kumuh yang ditimbulkan oleh adanya sifat praktis tersebut.

Setiap unit diberi balkon yang dapat dijadikan tempat

jemur seluas 1m x 2m, kemudian disediakan jemuran

permanen yang menempel di tembok dan bisa dilipat.

Untuk mengatasi terlihatnya jemuran diberi double fasad

dengan jarak 1m sehingga tidak dapat dijangkau oleh

tangan untuk mengkaitkan sesuatu.

5.3.5. Konsep Sirkulasi dan Transportasi

1) Koridor

Koridor menggunakan sistem single loaded corridor, karena

efektivitas yang didapat dari jenis koridor ini. Selain itu, dari segi

biaya jenis koridor ini juga lebih ekonomis. Koridor ini juga dapat

digunakan sebagai ruang komunal di dalam bangunan, namun

penghuni juga masih memiliki view ke luar bangunan.

Gambar 5. 16. Konsep Sirkulasi

Sumber : Penulis, 2013

2) Sistem Transportasi Bangunan

Rumah susun termasuk jenis bangunan tinggi (low rise

building). Untuk bangunan low rise, transportasi yang paling cocok

digunakan adalah tangga. Tidak digunakan elevator karena

pertimbangan biaya dari pemeliharaannya yang mahal. Sedangkan

menurut ketentuan bangunan tinggi yang tidak menguunakan lift,

maksimal ketinggian adalah 4-5 lantai. Perletakkan tangga

disesuaikan dengan syarat setiap 30m panjang bangunan harus

disediakan tangga. Terdapat tiga titik tangga yang dapat diakses

dalam satu blok rumah susun sewa ini.

Page 12: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

116

Gambar 5. 17. Konsep Transportasi Bangunan

Sumber : Penulis, 2013

5.3.6. Konsep Sistem Bangunan

1) Struktur

Struktur bangunan menggunakan modul 6m x 6m. Maka

jenjang antar kolom yang adalah 6m. Sesuai standar untuk

penentuan dimensi kolom didapat dari 1/12 atau 1/10 dari

bentang, yaitu 50cm. Untuk ukuran balok menyesuaikan dari lebar

kolom yaitu 40cm. Massa bangunan 1 blok memiliki panjang 60

m, menurut persyaratan ilmu konstruksi bangunan, bangunan

dengan panjang yang lebih dari 30 m harus diberikan sistem

dilatasi.

Gambar 5. 18. Sistem Struktur Bangunan

Sumber : Penulis, 2013

Page 13: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

117

5.3.7. Konsep Ekologis

1) Pemanfaatan Vegetasi Terhadap bangunan

Vegetasi merupakan cara alami yang efektif dalam mengatasi

cahaya berlebih yang masuk ke dalam bangunan. Vegetasi di depan

bangunan dapat berfungsi untuk menyaring cahaya sehingga tidak

berlebihan. Perletakkan vegetasi tidak hanya dapat dimanfaatkan di

luar bangunan saja namun juga di dalam bangunan. Sekarang

banyak hunian/rumah susun yang menggunakan urban farming

guna memasukkan unsur hijau di dalam bangunan, hal ini juga

merupakan salah satu cara untuk mendidik penghuni agar mau

merawat tanaman tersebut.

Gambar 5. 19. Penerapan Vegetasi

Sumber : Penulis, 2013

Page 14: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

118

2) Penerapan Ventilasi Silang

Ventilasi silang masuk melewati balkon, yang kemudian menerus

melewati dalam bangunan dan keluar lagi menuju koridor untuk

masuk ke gedung selanjutnya.

Gambar 5. 20. Penerapan Ventilasi Silang

Sumber : Penulis, 2013

3) Sistem Utilitas

Utilitas bangunan pada bangunan rumah susun sewa menjadi

bagian yang paling penting. Dalam menerapkan prinsip-prinsip

ekologis, sistem utilitas bangunan berperan cukup besar dalam hal

efisiensi energi pada air, listrik dan penerangan bangunan. Beberapa

pendekatan yang akan diaplikasikan pada bangunan rumah susun

sewa untuk buruh pabrik di kawasan industri Cikarang, yaitu ;

a) Air

Untuk penampungan air hujan akan ditampung di atap

(reservoir atas-air hujan) dengan pertimbangan pengaliran air tanpa

listrik, sehingga apabila terjadi kebakaran sprinkler dapat tetap

berfungsi, selain itu dari segi pemipaan dan jarak yang ditempuh

air hujan ke penampungan lebih dekat.

Apabila sudah penuh maka akan dialirkan ke reservoir bawah air

hujan yang terletak di taman (kolam). Kolam dibagi menjadi dua

yakni kolam penampungan air hujan dan kolampenampungan air

daur ulang. Untuk mendaur ulang air diutamakan untuk dilakukan

secara alami (reedbeds/semak tidur). Hasil dari proses daur ulang

Page 15: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

119

akan dipompa kembali, yang kemudian dapat digunakan untuk

menyiram tanaman.

b) Sampah

Penanganan menggunakan sistem cerobong gravitasi. Terdapat

satu tempat pengumpulan sampah akhir pada tiap lantai, di mana

tempat sampah tersebut berbentuk seperti shaft vertikal menerus

dari lantai dasar sampai lantai atas. Shaft gravitasi umumnya

berukuran 20-90 cm, namun yang paling banyak digunakan

berdiameter 60 cm.

Gambar 5. 21. Sistem Shaft Sampah

Sumber : Swandari, 2012

4) Konsep Biopori

Biopori adalah liang (terowongan-terowongan kecil) di dalam

tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas fauna tanah dan

perakaran tanaman. Biopori yang terbentuk akan terisi udara dan

akan menjadi tempat lewatnya air di dalam tanah sehingga dapat

melancarkan peresapan air ke dalam tanah.

Konsep biopori pada penerapan ekologis pada rumah susun

adalah pembuatan lubang resapan biopori (LRB) pada beberapa

titik di area terbuka yang telah direncanakan dan kemudian

mengisinya dengan sampah organik. Pemanfaatan kembali sampah

organik untuk sistem biopori memiliki beberapa keuntungan bagi

lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu:

a. Meningkatkan daya resapan air.

Page 16: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/66695/potongan/S1... · Diasumsikan dengan 4 jumlah lantai, ... Terdapat 2 tipe unit hunian,

120

b. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.

Sampah organik yang dimasukkan dalam lubang resapan biopori

akan diuraikan mikroorganisme tanah menjadi kompos. Kompos

dapat dipanen setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan

sebagai pupuk organik berbagai jenis tanaman.

c. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.

d. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.

e. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.

f. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.

Teknik pembuatan lubang resapan biopori adalah sebagai

berikut:

a. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm

dan kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.

b. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan

lebar 2-3 centimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada

anak kecil atau orang yang terperosok.

c. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur,

ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, pangkasan

rumput, dan sebagainya.

d. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang

isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.

e. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap

akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang

resapan.

Gambar 5. 22. Teknik Pembuatan Lubang Resapan Biopori

Sumber: www.dinolefty.wordpress.com, Selasa 2-01-2013, 23.00.