bab v kebijakan csr pt holcim indonesia tbk yang … v... · sebagai suatu perusahaan yang berskala...

18
BAB V KEBIJAKAN CSR PT HOLCIM INDONESIA TBK YANG BERBASIS PRINSIP TRIPLE BOTTOM LINE DAN POLA PELAKSANAAN CSR 5.1 Kebijakan PT Holcim Indonesia Tbk Berbasis Triple Bottom Line PT Holcim Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia. Dalam usahanya PT Holcim Indonesia Tbk berkomitmen dalam pembangunan yang berkelanjutan. Hal tersebut merupakan seuatu yang penting dan menjadi dasar dalam motto PT Holcim Indonesia Tbk yang terintegrasi melalui konsep “Membangun Bersama”. Pembangunan berkelanjutan yang menjadi landasan PT Holcim Indonesia Tbk sesuai dengan Visi dan Misi PT Holcim Indonesia Tbk, yaitu: 1. Visi PT Holcim Indonesia Tbk yakni menjadi perusahaan Indonesia yang memiliki kinerja terbaik dan terpandang di industri semen, menjadi salah satu perusahaan terbaik di dalam Grup Holcim, dan menyediakan landasan untuk kebutuhan masyarakat di masa depan. 2. Misi PT Holcim Indonesia Tbk adalah melalui produksi dan penjualan semen, beton siap pakai dan agregat serta pengembangan sumber daya manusia, akan menghasilkan keuntungan maksimum yang berkelanjutan kepada para pemegang saham dengan tetap memberikan perhatian penuh kepada semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Landasan atau pedoman tersebut memperlihatkan bahwa PT Holcim Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang dapat bertanggung jawab terhadap stakeholders yang terkait dengan aktivitas bisnis dan operasional yang dilakukan perusahaan termasuk kepada masyarakat sekitar perusahaan. Tiga prinsip dasar (triple bottom line) yang dicetuskan oleh John Elkington pada tahun 1997 dapat menjadi tolak ukur bagi peningkatan dan keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan pembangung yang berkelanjutan. Adapun tiga prinsip dasar tersebut yakni economic prosperity (profit),

Upload: vandieu

Post on 15-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB VKEBIJAKAN CSR PT HOLCIM INDONESIA TBK YANG BERBASIS PRINSIP TRIPLE BOTTOM LINE DAN POLA

PELAKSANAAN CSR

5.1 Kebijakan PT Holcim Indonesia Tbk Berbasis Triple Bottom LinePT Holcim Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan semen terbesar di

Indonesia. Dalam usahanya PT Holcim Indonesia Tbk berkomitmen dalam

pembangunan yang berkelanjutan. Hal tersebut merupakan seuatu yang penting

dan menjadi dasar dalam motto PT Holcim Indonesia Tbk yang terintegrasi

melalui konsep “Membangun Bersama”. Pembangunan berkelanjutan yang

menjadi landasan PT Holcim Indonesia Tbk sesuai dengan Visi dan Misi PT

Holcim Indonesia Tbk, yaitu:

1. Visi PT Holcim Indonesia Tbk yakni menjadi perusahaan Indonesia yang

memiliki kinerja terbaik dan terpandang di industri semen, menjadi salah

satu perusahaan terbaik di dalam Grup Holcim, dan menyediakan landasan

untuk kebutuhan masyarakat di masa depan.

2. Misi PT Holcim Indonesia Tbk adalah melalui produksi dan penjualan

semen, beton siap pakai dan agregat serta pengembangan sumber daya

manusia, akan menghasilkan keuntungan maksimum yang berkelanjutan

kepada para pemegang saham dengan tetap memberikan perhatian penuh

kepada semua pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Landasan atau pedoman tersebut memperlihatkan bahwa PT Holcim Indonesia

Tbk merupakan perusahaan yang dapat bertanggung jawab terhadap stakeholders

yang terkait dengan aktivitas bisnis dan operasional yang dilakukan perusahaan

termasuk kepada masyarakat sekitar perusahaan.

Tiga prinsip dasar (triple bottom line) yang dicetuskan oleh John

Elkington pada tahun 1997 dapat menjadi tolak ukur bagi peningkatan dan

keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan pembangung yang berkelanjutan.

Adapun tiga prinsip dasar tersebut yakni economic prosperity (profit),

58

environmental quality (planet) dan social justice (people). Ketiga prinsip dasar ini

juga dikembangkan oleh pihak PT Holcim Indonesia Tbk, yaitu:

1. Profit (keuntungan)

Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap

kegiatan usaha. Profit sendiri pada hakikatnya merupakan tambahan

pendapatan yang dapat digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup

perusahaan. Sebagai suatu perusahaan yang berskala internasional, bagi

PT Holcim Indonesia Tbk keuntungan merupakan unsur terpenting sebagai

upaya untuk mempertahankan stabilitas dan keberlangsungan operasional

dari perusahaan. Istilah ini dikenal dengan pencapaian Gold dalam prinsip

tripple bottom line yang menjadi pedoman perusahaan. Sehingga melalui

profit atau gold hal ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi

stakeholders internal dan stakholders eksternal dengan keberadaan

perusahaan di wilayah tersebut.

2. People (masyarakat pemangku)

Menyadari bahwa masyarakat merupakan stakeholder penting bagi

perusahaan, karena dukungan mereka, terutama masyarakat sekitar, sangat

diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan

perusahaan. Maka sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat

lingkungan, perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan

manfaat sebesarnya kepada masyarakat. PT Holcim Indonesia Tbk telah

melakukan berbagai upaya pemberdayaan masyarakat dengan harapan

bahwa kehidupan masyarakat khususnya yang berada di sekitar perusahaan

dapat berhasil mandiri dan meningkat kesejahteraanya. Menyadari

pentingnya kerja sama yang baik antara perusahaan dan masyarakat maka

diperlukan adanya program kemitraan yang berdaya guna, melibatkan

partisipasi masyarakat dan berkelanjutan.

Berdasarkan pentingnya landasan kerja sama dengan masyarakat, maka

sesuai dengan penjelasan dari salah satu staf community relation PT Holcim

Indonesia Tbk Pabrik Narogong bahwa CSR merupakan tanggung jawab

sosial yang sangat penting baik bagi masyarakat sekitar maupun perusahaan.

Dimana tanggung jawab sosial ini merupakan program kerja sama yang

59

memiliki manfaat dan membentuk pemberdayaan serta kemitraan yang baik

antara perusahaan dengan masyarakat secara terus menerus. Definisi

tersebut dikemukakan oleh Bapak SZ sebagai salah satu staf Community

Relations PT Holcim Indonesia Tbk sebagai berikut:

“ Pengertian CSR yakni suatu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang membentuk suatu kerja sama yang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar dalam proses kemitraan yang saling menguntungkan sehingga terbentuk pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan” (Bpk. SZ, Community Relation)

3. Planet (lingkungan)

Unsur ketiga yang mesti diperhatikan juga adalah lingkungan. Jika

perusahaan ingin eksis dan akseptable maka harus disertakan pula

tanggung jawab kepada lingkungan. Lingkungan sesuatu yang terkait

dengan seluruh bidang kehidupan. Hubungan dengan lingkungan adalah

hubungan sebab akibat. Dimana jika manusia merawat lingkungan, maka

lingkungan akan memberikan yang terbaik, begitu pula sebaliknya.

Sebagai perusahaan yang melakukan usaha dalam menggali sumber daya

alam, maka PT Holcim Indonesia Tbk memperhatikan kegiatan

operasionalnya dengan sebaik mungkin. Hal ini sebagai suatu komitmen

PT Holcim Indonesia Tbk untuk tetap menjaga lingkungannya. Adapun

upaya yang dilakukan PT Holcim Indonesia seperti penghijauan,

penerapan sistem pengelolaan limbah sehingga ramah bagi lingkungan.

Keseriusan PT Holcim Indonesia dalam bidang keamanan produksi bagi

lingkungannya terbukti dengan beberapa penghargaan yang didaptkan PT

Holcim Indonesia diantaranya sertifikasi internasional bidang sistem mutu

atau ISO 9002 dari SGS (Sociate Generate de Surveillence), ISO 14001

atau sertifikasi internasional dalam bidang sistem manajemen lingkungan,

dan medali emas untuk kendali mutu di Konvensi Mutu Indonesia tahun

2000.

60

5.1.1 Enam Pilar Kebijakan CSR PT Holcim Indonesia Tbk

PT Holcim Indonesia Tbk memiliki enam pilar kebijakan CSR (Coporate

Social Responsibility) sebagai perwujudan pembangunan berkelanjutan. Enam

pilar ini seimbang dan memiliki tingkat kepentingan yang sama karena merupakan

prinsip pedoman PT Holcim Indonesia Tbk dalam menghadapi perkembangan

zaman. Enam pilar kebijakan CSR PT Holcim Indonesia Tbk adalah:

1. Kode etik bisnis.

PT Holcim Indonesia Tbk akan selalu berkomitmen untuk mematuhi dan

menjunjung tinggi kode etik bisnis yang telah ada. Baik kode etik yang

berskala nasional maupun berskala internasional. Kode etik ini menjadi

aturan dan acuan akan komitmen PT Holcim Indonesia dalam menjalankan

bisnisnya.

2. Praktek yang terkait dengan pekerja dan karyawan

Penghormatan hak pekerja menjadikan contoh yang terbaik dalam hal

pengembangan karyawan. Pengembangan karyawan sebagai salah satu

stakeholder utama dalam suatu usaha menjadi penting dalam upaya

membangun sumber daya manusia yang memiliki soft skill dan hard skill

yang baik. Salah satu upaya pengembangan karyawan ini dilakukan dalam

Holcim Academy.

3. Kesehatan dan keselamatan kerja.

Sesuai motto di bidang keselamatan kerja “safety first, No Compromise”

PT Holcim Indonesia Tbk berusaha untuk menerapkan standar

keselamatan internasional di lingkungan kerja bagi karyawan. PT Holcim

Indonesia Tbk meraih sertifikasi internasional bidang keselamatan kerja

OHSAS 18001 pada tahun 2006. Pencapaian terbaik terjadi pada tahun

2008 ketika tidak ada satu pun kecelakaan kerja pada seluruh tambang dan

pabrik PT Holcim Indonesia Tbk.

Sepanjang tahun 2008 Seluruh karyawan PT Holcim Indonesia Tbk

mengikuti 23.000 jam latihan keselamatan kerja yang melibatkan tim SAR

(Search and Rescue) dan pemadaman kebakaran. PT Holcim Indonesia

Tbk melakukan diskusi seputar kesehatan bersama anggota keluarga

karyawan untuk menjamin kesehatan tidak hanya di lingkungan kerja

61

tetapi juga di rumah. Program kesehatan dan keselamatan kerja PT Holcim

Indonesia meliputi diskusi, pelatihan, pencegahan, dan penanggulangan

sesuai standar keselamatan kepada karyawan, kontraktor, anggota

keluarga, dan komunitas lokal.

4. Keterlibatan masyarakat atau community

Masyarakat sebagai salah satu stakeholders eksternal yang utama memiliki

peranan penting bagi keberlangsungan manajemen dan operasional

perusahaan. Pentingnya sinergi yang positif antara perusahaan dan

masyarakat akan memberikan manfaat bagi keduanya. PT Holcim

Indonesia Tbk menyadari pentingnya kerjasama dengan masyarakat. hal

ini dicetuskan dalam program kemitraan. Adapun program ini dilakukan

dengan identifikasi terhadap kebutuhan masyarakat melalui tahap yang

partisipatif, pemberdayaan masyarakat agar masyarakat lebih mandiri dan

secara secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan

pendidikan, ekonomi dan sosial budaya.

5. Hubungan terhadap pelanggan dan pemasok.

Sebagai suatu perusahaan yang besar, PT Holcim Indonesia Tbk selalu

berupaya untuk menjaga dan meningkatkan sistem kerjasama dengan

berbagai pihak termasuk pelanggan dan pemasok. Sistem yang transparan

atau terbuka dan nilai kejujuran, kepercayaan dan komitmen menjadi

penting dalam hubungannya dengan pelanggan dan pemasok.

6. Pelaporan dan pemantauan.

Pelaporan merupakan suatu bukti tertulis dari setiap kegiatan yang

dilakukan suatu perusahaan. Tidak terkecuali pada bidang tanggung jawab

sosial perusahaan. Community relations departement sebagai divisi yang

bertugas untuk pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan PT Holcim

Indonesia Tbk selalu membuat laporan akan kegiatannya. Hal ini

ditindaklanjuti dengan pemantauan secara langsung ke lapangan baik dari

proses awal hingga proses akhir.

62

5.1.2 Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi

PT Holcim Indonesia Tbk melalui Community Relations Departement

melakukan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat yang melandaskan

pemberdayaan masyarakat sehingga dapat berhasil mandiri. Hal ini dilakukan

sebagai salah satu upaya PT Holcim Indonesia menerapkan prinsip yang

dicetuskan oleh John Elkington khususnya masyarakat (people). Sebagai

perusahaan besar yang berada di tengah masyarakat luas, PT Holcim Indonesia

Tbk menyadari pentingnya menjalin kerjasama melalui kemitraan yang baik

dengan masyarakat. Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi merupakan salah

satu program yang berbasis masyarakat. Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya

Pribumi atau yang biasa disebut BMT Swadaya Pribumi merupakan lembaga

keuangan mikro syariah yang telah didirikan sejak 9 Juni 2006.

Pada awalnya sebelum adanya BMT Swadaya Pribumi, tanggung jawab

sosial yang dilakukan PT Holcim Indonesia Tbk yakni berupa pinjaman bergulir

yang diserahkan kepada masing-masing desa yang berada di sekitar perusahaan.

Hal ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat sekitar dalam membuat suatu

usaha dan mengembangkan usahanya tersebut sehingga dapat membantu

perekonomian warga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun dalam

perjalanannya terjadi hambatan yakni dana tersebut tidak berputar atau bergulir

kepada warga yang lainnya. Kemacetan perputaran dana dikarenakan banyak

warga yang mendapatkan bantuan pinjaman tersebut namun tidak

mengembalikannya. Seperti yang diungkapkan salah satu staf community

relations department:

“…dana itu kurang berjalan dengan lancar, karena banyak warga yang berpikir itu sebagai hibah saja tanpa memperdulikan tujuan diadakannya program ini. Padahal kami bermaksud untuk membantu masyarakat denganprogram tersebut. Pinjaman yang seharusnya jadi hal-hal produktif malah dibuat hal yang konsumtif. Sehingga dana itu tidak lancar untuk berputar kepada warga yang lainya”.(bapak SZ, community relations departement)

Berdasarkan hal tersebut akhirnya bapak Dharmawan Reksodiputro selaku

Manajer Community Relations Department berinisiatif untuk membuat suatu

lembaga keuangan mikro yang dekat dengan masyarakat dan nantinya akan

63

mengelola suatu dana yang bermanfaat bagi masyarakat. Akhirnya bapak

Dharmawan Reksodiputro berkonsultasi dengan pihak manajemen Dompet

Dhuafa untuk pembentukan Baitul Maal Wa Tamwil. Pada tahun 2006 Baitul

Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi didirikan.

Pembentukan Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi melalui beberapa

proses dan tahapan. Dimana pihak PT Holcim Indonesia Tbk yang diwakilkan

oleh departemen community relations mengajak partisipasi aktif dari berbagai

lapisan masyarakat diantaranya pihak pemerintah, tokoh masyarakat dan

masyarakat luas. Perencanaan ini diikuti oleh 46 orang perwakilan dari lima desa

yang berada di sekitar PT Holcim Indonesia pabrik Narogong. Berbagai diskusi

dan perencanaan dilakukan dalam proses pendirian Baitul Maal Wa Tamwil yang

dibantu dari pihak Dompet Dhuafa. Akhirnya disepakati bahwa hanya tinggal 22

orang dari 46 orang perwakilan tersebut yang kini menjadi dewan pendiri. selain

dewan pendiri, ada juga dewan lainnya seperti dewan pengawas dan dewan

pengurus. Hal ini dimaksudkan untuk melibatkan peran serta aktif masyarakat

pada BMT Swadaya Pribumi. Keterlibatan aktif berbagai lapisan masyarakat pada

setiap tahapan proses penyelenggaraan BMT merupakan unsur yang terpenting.

Selanjutnya BMT Swadaya Pribumi dapat memberikan kontribusi yang positif

bagi kemajuan wilayah khususnya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini

sesuai dengan yang diungkapkan oleh pimpinan BMT Swadaya Pribumi:

“…BMT Swadaya Pribumi itu adalah mitra PT Holcim Indonesia Tbk yang prosesnya dari awal sampai sekarang selalu melibatkan aktif berbagai lapisan masyarakat dari mulai tokoh masyarakat, kiyai, guru, golongan pemuda, pemerintah setempat dan warga. Bahkan pengawasan, kepengurusan dan pengelolaanya adalah dari masyarakat. Jadi bisa dibilang bahwa BMT Swadaya itu telah berkembang dan termasuk yang berhasil mandiri” (Bpk. SL. Manajer BMT Swadaya Pribumi)

5.1.3 Konsep, Area dan Fokus CSR PT Holcim Indonesia Tbk

Holcim Indonesia adalah produsen semen nomor dua di Asia Tenggara

dalam grup Holcim. Sebagai suatu perusahaan yang yang memiliki komitmen,

maka PT Holcim Indonesia Tbk memiliki divisi yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Peranan ini dilaksanakan oleh

departemen Community Relations.

Landasan departemen community relations dalam menjalankan tugasnya

yakni pertumbuhan ekonomi, pengelolaan lingkungan, dan tanggung jawab sosial

kepada masayarakat. Dimana ketiga landasan dasar ini menjadi pedoman dalam

misi CSR dan Kebijakan perusahaan. Adapun misi dari konsep program CSR PT

Holcim Indonesia Tbk yakni berkomitmen pada pembangunan yang berkelanjutan

dan adanya kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan kebijakan

perusahaan ini meliputi diantaranya pertama, membina kerjasama yang baik

dengan pihak-pihak terkait (stakeholders), kedua, membangun dan memelihara

hubungan baik yang saling menghargai dan percaya, ketiga, peningkatan taraf

hidup tenaga kerja dan keluarganya, serta masyarakat di sekitar area PT Holcim

Indonesia Tbk beroperasi.

Prinsip program kemitraan perusahaan untuk masyarakat sekitar diantaranya:

1. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, yang diidentifikasi sendiri

oleh masyarakat atau disebut dengan program yang partisipatif.

2. Mendukung maksud dan tujuan dari perusahaan dan masyarakat.

3. Terjalinnya kerjasama atau kemitraan yang baik antara perusahaan,

masyarakat, dan pemerintah lokal.

4. Adanya manfaat jangka panjang dan berkelanjutan bagi masyarakat.

5. Terjalin hubungan baik yang kuat dan saling menghargai serta

mengert.

6. Memenuhi harapan perusahaan dan semua pihak yang berkepentingan

(stakheholders).

7. Adanya reputasi baik tentang perusahaan dimata semua pihak yang

berkepentingan.

65

PT Holcim Indonesia Tbk menjalankan tanggung jawab sosialnya secara

sistematis dan fokus pada masyarakat. Melalui berbagai bidang, PT Holcim

Indonesia Tbk berupaya dalalm mengembangkan dan memberdayakan masyarakat

sekitar. Adapun area dan fokus program CSR PT Holcim Indonesia Tbk yakni:

Tabel 6. Fokus dan Cakupan Area CSR PT Holcim Indonesia Tbk

no Fokus Program Area atau Cakupan Program1 Masyarakat Binaan Enam desa di Kecamatan Klapanunggal,

Satu desa di Kecamatan Cibadak, Sukabumi,Satu desa di Kecamatan Gunung Putri.

2 Program Infrastruktur Berpartisipasi dalam pembangunan dan perbaikan fasilitas umum, berdasarkan konsultasi dengan kepala dan aparat desa serta masyarkat umum. Adapun kegiatan ini meliputi: jalan desa, saluran air, masjid, sekolah, kantor dan fasilitas desa, pemakaman umum, MCK umum dan lainnya.

3 Pengembangan ekonomi local

Program kredit dana bergulir untuk pengembangan usaha mikro, membuat pelatihan-pelatihan yang menunjang ekonomi mikro masyarakat.

4 Pendidikan Program pendidikan bekerja sama dengan tim pendidikan dari kecamatan dan desa, diantaranya: a) membantu prasarana sekolah, b) beasiswa bagi siswa yang tidak mampu dan berprestasi, c) partisipasi dalam kegiatan pendidikan di kecamatan.

5 Sosial Program kesehatan bekerja sama dengan tim kesehatan dari kecamatan dan desa, berpartisipasi dalam kegiatan acara-acara masyarakat (hari besar agama dan nasional, olah raga, serta budaya)

6 Dialog Diadakan forum konsultasi masyarakat secara rutin dua kali setahun untuk tingkat kecamatan.Diadakan forum konsultasi masyarakat tingkat desa dua kali dalam setahun.Dilakukan diskusi secara berkelompok (formal dan informal) dengan masyarakat, serta penyelenggaraan plant tour bagi masyarakat sekitar.

5.2 Pola Pelaksanaan CSR PT Holcim Indonesia Tbk

Pola pelaksanaan CSR yang dilakukan PT Holcim Indonesia Tbk diawali

dengan pelaksanaan Forum Komunikasi Masyarakat baik di tingkat desa dan

tingkat kecamatan setiap tahunnya. Tujuan pelaksanaan Forum Komunikasi

Masyarakat ini yaitu untuk berdialog secara langsung dengan aparat dan

66

perwakilan warga desa seperti kepala desa, kepala dusun, ketua RW, tokoh

agama, tokoh masyarakat, pemuda dan masyarakat umum mengenai program

kemitraan Holcim Indonesia. Kegiatan yang dilakukan selama forum komunikasi

masyarakat ini diantaranya pemaparan semua program kemitraan Holcim

Indonesia yang telah dan sedang dilakukan pada tahun tersebut di seluruh desa

binaan. Selain itu dilakukan juga diskusi kendala yang dihadapi selama

implementasi program kemitraan pada tahun tersebut berikut rencana program

kemitraan di tahun selanjutnya. Hingga kini program kemitraan tersebut meliputi

pemberdayaan ekonomi, peningkatan kapasitas SDM, pendidikan dasar atau

beasiswa, kesehatan masyarakat, dan pembangunan infrastruktur.

5.2.1 MotivasiMotivasi adalah dorongan atau keinginan yang dilandaskan akan suatu

pedoman untuk mencapai tujuan. Setiap perusahaan memiliki motivasi dalam

setiap aktivitas bisnis yang dilakukannya. Menurut pandangan konsep modern,

perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para individu yang terlibat di dalamnya

dan stakeholder di luar perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan bertanggung

jawab secara internal bagi kelangsungan usahanya serta memiliki tanggung jawab

sosial pada publik. Menurut pandangan ini, masyarakat adalah sumber dari segala

sumber daya yang dimilikinya dan direproduksinya. Para profesional yang bekerja

memiliki tanggung jawab ganda, kepada pemilik dan kepada publik. Konsep ini

dikenal dengan non-fiduciary responsibility.

PT Holcim Indonesia Tbk memiliki motivasi dalam pola pelaksanaan

tanggung jawab sosialnya. Motivasi dalam pelaksanaan ini bersifat philantrophy

hingga corporate citizenship. Pada filantropi, seseorang atau suatu pihak tidak

sekedar memberi untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka. Tetapi

yang penting pemberian tersebut harus mempedulikan siapa, untuk apa, dan apa

dampaknya agar benar-benar membawa manfaat bagi yang menerima. Pada

konteks perusahaan, Steiner (1994) dalam Nursahid (2006) memberikan definisi

tentang filantropi yakni pemberian sejumlah uang, waktu, produk atau jasa untuk

membantu kebutuhan atau untuk mendukung bekerjanya lembaga-lembaga

menuju kesejahteraan manusia yang lebih baik. Sedangkan konsep corporate

67

citizenship yakni memiliki missi untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat

yang pengelolaanya terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan

Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi adalah salah satu program

yang bersifat filantropi hingga corporate citizenship dalam upaya pengembangan

masyarakat. Sejak berdirinya pada tahun 2006, BMT Swadaya Pribumi

memperlihatkan keterlibatan aktif masyarakat bersama pihak perusahaan dalam

membangun perekonomian dan kesejahteraan warga. Tidak sedikit warga yang

merasakan adanya manfaat sejak berdirinya lembaga keuangan mikro yang

berlandaskan asas kekeluargaan tersebut. Manfaat yang dirasakan warga

diantaranya kemudahan dalam menabung, melakukan pinjaman untuk usaha,

pendidikan, dan kesehatan, serta adanya pelatihan kewirausahaan bagi

pengembangan usaha.

5.2.2 Cara Pandang CSR

Menurut Wibisono (2007) cara perusahaan memandang CSR atau alasan

perusahaan menerapkan CSR bisa diklasifikasikan dalam tiga kategori. 1) Sekedar

basa-basi dan keterpaksaan. Artinya CSR hanya dipraktikan lebih karena faktor

eksternal (eksternal driven). 2) Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban

(compliance). CSR diimplementasikan karena memang ada regulasi, hukum, dan

aturan yang memaksakannya. 3) Bukan lagi sekedar compliance tapi beyond

compliance alias compliance plus. CSR diimplementasikan karena memang ada

dorongan yang tulus dari dalam (internal driven).

PT Holcim Indonesia memandang penting tanggung jawab sosial

perusahaan. Hal ini tidak didasarkan karena terpaksa, melainkan karena sudah ada

aturan dan kebijakan yang menjadi landasan atau compliance serta adanya

dorongan yang tulus dari dalam perusahaan untuk membantu masyarakat sekitar

(internal driven). BMT Swadaya Pribumi didirikan melalui suatu proses

pembelajaran terdahulu yakni dari pinjaman bergulir yang terhambat. Dimana

kegagalan program pinjaman bergulir menjadi suatu dorongan tersendiri bagi PT

Holcim Indonesia Tbk untuk tetap berupaya melakukan pemberdayaan

masyarakat. Dorongan untuk tetap membantu dan menjalin kerja sama yang baik

dengan masyarakat adalah agar tetap terbinanya hubungan yang harmonis dan

68

nantinya membangun citra perusahaan di masyarakat. Hal tersebut di dukung oleh

pernyataan staf departemen community relations:

“…kami ingin selalu berupaya memberikan dukungan bagi masyarakat sekitar perusahaan. Tentu bukan dengan uang tunai, melainkan melalui program yang bisa memberdayakan mereka. Kami ingin mereka lebih sejahtera. Salah satunya melalui program-program CSR PT Holcim Indonesia Tbk yang lebih partisipatif. Pada akhirnya nanti akan memberikan citra yang positif juga bagi perusahaan dari masyarakat” (bpk. SZ.Community Relations)

5.2.3 Pemangku Kepentingan

Stakeholders atau pihak pemangku kepentingan termasuk ke dalam

bagian yang berpengaruh bagi berjalan atau tidaknya suatu aktivitas bisnis.

Berbagai stakeholders sekitar dari segala lapisan memiliki keterkaitan dengan PT

Holcim Indonesia Tbk. Adapun penggolongan stakeholders tersebut berdasar pada

Rhenald Kasali (2005) dalam Wibisono (2007) yakni:

1. Stakeholders internal dan stakeholders eksternal

Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam

lingkungan organisasi PT Holcim Indonesia Tbk yang meliputi

karyawan, pimpinan, manajer, dan pemegang saham (shareholders).

Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada di

luar lingkungan usaha seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau

pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers,

2. Stakeholders primer, stakeholders sekunders dan stakeholders

marjinal.

Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan.

Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling

penting disebut stakeholders primer. Stakeholders yang kurang

penting disebut stakeholders sekunder dan yang bisa diabaikan

disebut stakeholders marjinal. Pada BMT Swadaya Pribumi sebagian

besar tergolong stakeholders primer. Stakeholders primer meliputi

tokoh masyarakat, pihak pengelola dan nasabah BMT Swadaya

Pribumi.

3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan.

69

Karyawan dan konsumen atau pelanggan dapat disebut stakeholders

tradisional, karena saat ini sudah berhubungan dengan perusahaan.

Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa

yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada

organisasi seperti mahasiswa, peneliti, dan konsumen potensial.

5.2.4 Mekanisme Pelaksanaan CSR

Menurut Wibisono (2007) mekanisme perencanaan implementasi program

atau kegiatan CSR dapat dilakukan sebagai berikut, yaitu: 1) Bottom Up Process,

program berdasar pada permintaan beneficiaries yang kemudian dilakukan

evaluasi oleh perusahaan. 2) Top Down Process, program berdasar pada survei

atau pemeriksaan seksama oleh perusahaan yang disepakati oleh beneficiaries. 3)

Partisipatif, program dirancang bersama antara perusahaan dan beneficiaries.

Mekanisme pelaksanaan CSR PT Holcim Indonesia Tbk yakni menganut

mekanisme yang ketiga yaitu partisipatif khususnya pada program BMT Swadaya

Pribumi. Pada proses perencanaan, pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasi,

pihak masyarakat dilibatkan secara aktif dan atas keinginan dari masyarakat

sendiri bukan karena terpaksa. Dari enam desa yang menjadi Ring satu, terdapat

22 para dewan pendiri yang sebagian besarnya adalah masyarakat umum yang

merupakan perwakilan dari lima desa utama binaan PT Holcim Indonesia Tbk

Pabrik Narogong. Pendirian BMT Swadaya Pribumi disosialisasikan secara

terbuka kepada masyarakat dan memperhatikan aspek-aspek kehidupan sosial-

budaya masyarakat yang ada khususnya di wilayah Kecamatan Klapanunggal. Hal

ini didukung dengan pernyataan salah satu warga di RT 18 RW 05 yang

merupakan nasabah BMT sejak awal:

“…dulu awalnya saya dan warga lainya memang di ajak untuk ikut rapat di desa. Katanya mau ada BMT kayak bank gitu. Jadi ngga usah repot-repot ke Cilengsi atau Citereup untuk nabung atau mau pinjem uang. Pokoknya kebantu banget deh untuk usaha kayu saya sejak ada BMT” (Bp. EK. Nasabah BMT)

70

5.2.5 Model Penyaluran

Model penyaluran adalah tipe penyaluran dalam pelaksanaan program

CSR yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Terdapat sejumlah model penyaluran

dalam studi Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC). Ada empat

model penyaluran sumbangan, yakni: pertama, perusahaan menjalankan

kedermawanan secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial

tanpa perantara. Kedua, sumbangan diberikan melalui organisasi atau yayasan

sosial yang didirikan oleh perusahaan atau grupnya. Ketiga, perusahaan bermitra

dengan pihak lain seperti LSM, instansi pemerintah, universitas dan media massa.

Keempat, perusahaan ikut mendirikan atau mendukung suatu lembaga sosial yang

didirikan untuk tujuan tertentu.

Model penyaluran dalam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan PT

Holcim Indonesia Tbk yakni kombinasi antara ketiga dan keempat. Dimana pada

BMT Swadaya Pribumi, pihak perusahaan melalui departemen Community

Relations melakukan kerja sama dengan pihak pemerintah desa dan elemen

masyarakat lainnya seperti tokoh agama, pemuda dan masyarakat umum. Bermitra

dengan elemen-elemen masyarakat ini dimaksudkan agar pelaksanaan tanggung

jawab sosial perusahaan menjadi tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarkat

dan tujuan dilaksanakannya program. Kerja sama ini dimaksudkan untuk

mendirikan dan mendukung program CSR PT Holcim Indonesia Tbk yakni

lembaga keuangan mikro syariah bagi masyarakat di sekitar perusahaan.

Program CSR PT Holcim Indonesia Tbk

Beberapa program yang dilakukan oleh community relations departement PT

Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2008 diantaranya:

Bidang Infrastruktur

no Program CSR Manfaat untuk Masyarakat1 Berkontribusi dalam sembilan proyek pembangunan

jalan desa di lima lokasi.Berkontribusi dalam satu proyek pembangunan masjid, majlis taklim, pembangunan tugu batas, pembangunan kantor desa, pembangunan madrasah dan dua proyek untuk pembangunan kantor desa.Total dana terserap untuk infrastruktur dari PT Holcim Indonesia yakni Rp 398.000.000

Peningkatan kualitas hidup masyarakat masyarakat di lokasi pembangunan fasilitas umum.

71

Bidang Sosial

no Program CSR Manfaat untuk Masyarakat

1 Memberikan paket lebaran kepada warga Dhuafa dan sapi dalam hari raya Idul Adha

Terdapat 2.490 paket sembako, 12 ekor sapi kurban.Dukungan operasional kantor desa.Fasilitas ibadah di Masjid Al Banna lebih baik dan tersedianya bantuan untuk kegiatan masyarakat.Adanya bantuan untuk makanan tambahan balita seperti susu, telor, kacang hijau.Tersedianya peralatan kegiatan posyandu yang baik di Desa Nambo dan Desa Kembang Kuning.Bertambahnya dan meningkatnya pengetahuan serta kesadaran masyarakat akan kesehatan.

2 Berpartisipasi dalam perayaan hari besar Nasional, dan lain-lain

3 Retribusi APBDes4 Bantuan operasional Masjid Al-Banna5 Bantuan alat operasional alat berat untuk

pengiriman batu ke lapak PPLi6 Dukungan dana untuk warga yang bekerja di

Koperasi PT SC7 Bantuan pemberian makanan tambahan untuk

posyandu8 Bantuan peralatan kesehatan untuk posyandu9 Penyuluhan kesehatanTotal dana yang terserap yakni Rp 401.000.000

Bidang Ekonomi

No Program CSR Manfaat untuk Masyarakat

1 Memberikan bantuan kepada BMT Swadaya Pribumi

Terbantunya permodalan kerja untuk usaha simpan pinjam BMT Swadaya Pribumi.Berjalannya kegiatan perekonomian masyarakat.Tersedianya bantuan permodalan tanpa bagi hasil

2 Dukungan untuk FKP3 Bantuan permodalan tanpa bagi hasil melalui

program Qordul Hasan4 Biaya operasional alat berat untuk pengiriman

batu boulders ke lapak di jalan PPLiTotal dana yang terserap yakni Rp 800.000.000

72

Bidang Pendidikan

No Program CSR Manfaat untuk Masyarakat

1 Memberikan bantuan biaya pendidikan atau beasiswa untuk 169 siswa SLTP atau sederajat di kecamatan Klapanunggal

Terbantunya biaya pendidikan 169 siswa-siswi dari keluarga tidak mampu.Setiap anak mendapat beasiswa sebesar Rp 1.200.000 per tahun.Mengurangi jumlah anak putus sekolah karena tidak ada biaya.Meningkatkan kualitas SDM di masyarakat.

2 Training pengelasan di desa kembang kuning dan satu unit peralatan pengelasan

3 Training komputer dan perbengkelan di Desa Klapanunggal dan training mesin bubut di Desa Cikahuripan dengan masing-masing satu unit peralatan

Total dana yang terserap yakni Rp 231.000.000

Sedangkan program khusus yang dilakukan pada tahun 2008 oleh PT Holcim

Indonesia Tbk yakni:

1. Program penanaman pohon kihujan (fuel wood)

Bantuan bibit palawija dan pupuk untuk tumpang sari kepada 92 petani

kihujan. Dukungan kemitraan setiap dua minggu sekali kepada 32 orang

petani dan eks pemecah batu. Selain itu dilakukan juga relokasi petani dari

lahan tambang aktif.

2. Sosialisasi mengenai hidup sehat dan kebersihan lingkungan.

Mendukung program puskesmas kecamatan klapanunggal mengenai

sosialisasi hidup sehat.

Program CSR PT Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2009 diantaranya terdiri dari:Bidang Infrastrukturno Program CSR Manfaat untuk

Masyarakat1 Pengerasan jalan desa sepanjang 4,3 Km dengan lebar

rata-rata 2.5 meter pada tujuh lokasi. Total beton cair yang digunakan 628 M3 senilai Rp 376.800.000

Pembangunan fasilitas umum guna peningkatan kualitas dan akses bagi masyarakat2 Pembuatan saluran air atau got sepanjang 300 meter

3 Pembuatan bak penampungan mata air dan pipanisasi, jasa kontruksi pihak ketiga senilai Rp 50.000.000

4 Perbaikan kantor desa senilai Rp 45.100.000

73

Bidang Pendidikanno Program CSR Manfaat untuk

Masyarakat1 Dana beasiswa Rp 265.000.000 Terbantunya biaya

pendidikan 221 siswa dari keluarga tidak mampu (182 tingkat SMP, 39 tingkat SMA)

Bidang Sosialno Program CSR Manfaat untuk

Masyarakat1 Memberi kontribusi pada hari besar Islam dan

berpartisipasi dalam perayaan hari besar nasionalSembako sebanyak 2.450 paket, dan 12 sapi.Makanan tambahan bagi balita seperti susu, telor, dan kacang hijau.Dukungan operasional kantor desa.

2 Pemberian makanan tambahan di posyandu3 Retribusi APBDes

Bidang Pemberdayaan EkonomiNo Program CSR Manfaat untuk

Masyarakat1 Kontribusi dana untuk modal kerja sebesar Rp

526.100.000 Tersedianya fasilitas lembaga simpan pinjam di Kecamatan Klapanunggal. Aset BMT Swadaya Pribumi per November 2009 sebesar Rp 2,9 miliar dan terus berkembang.Sumber pendapatan bagi pendiri dan karyawan BMT Swadaya Pribumi.Meningkatkan pertumbuhan ekonomi usaha mikro masyarakat.

2 Pengadaan komputer dan peralatan kantor (2007-2009) senilai Rp 24.000.000

3 Pada BMT Swadaya Pribumi.Periode Januari-November 2009, 924 orang mendapat manfaat fasilitas pembiayaan atau kredit dengan nilai total sebesar Rp 2.633.835.000

844 orang untuk modal kerja usaha mikro seperti warung kelontong, jasa ojek, warung makan, bengkel, dagang hp/voucher, ternak ayam, usaha jahitan, bibit untuk bertani, dan lain-lain. totalnya adalah Rp 2.268.835.000

80 orang untuk kebutuhan hidup rumah tangga seperti biaya sekolah, biaya rumah sakit, pembelian barang-barang rumah tangga, dan lain-lain. totalnya adalah Rp 365.000.000

Status per november 2009, terdapat 2.473 orang yang memanfaatkan fasilitas tabungan dengan nilai total Rp 1.485.286.877. Termasuk dana beasiswa 2009 dari 222 siswa.

74

Sedangkan program khusus CSR PT Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2009 yakni:

1. Pelatihan kepemimpinan dengan tema “ membangkitkan kepemimpinan diri” untuk aparat kecamatan dan desa.Kegiatan ini diikuti oleh 46 orang aparat kecamatan, 6 desa, serta pengurus BMT Swadaya Pribumi yang dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2009.

2. Kegiatan 3000 bibit pohon untuk program nasional “one man one tree” tingkat Kecamatan Klapanunggal.

5.3 IkhtisarKebijakan pelaksanaan CSR PT Holcim Indonesia Tbk mengacu pada visi

dan missi perusahaan serta memiliki enam pilar kebijakan CSR. Dalam

pelaksanaan BMT Swadaya Pribumi, pelaksanaan CSR berbasiskan tripple

bottom line khususnya pada aspek People (masyarakat). Hal ini berdasarkan pada

intrepetasi staf community relations yang menyatakan pentingnya kerja sama yang

baik antara perusahaan dan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat khususnya sekitar perusahaan dan pada akhirnya akan memberikan

pengaruh yang baik juga baik perusahaan.

Pola pelaksanaan CSR BMT Swadaya Pribumi menurut lima komponen

yakni pertama, motivasi berada pada rentan pilantropi hingga corporate

citizenship. Kedua, kebijakan perusahaan bersifat internal driven dimana hal ini

terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan dan merupakan dorongan tulus dari

dalam perusahaan. Ketiga, stakeholders atau pemangku kepentingan dibagi dalam

internal dan eksternal. Keempat, mekanisme pelaksaan CSR yakni bersifat

partisipatif dimana adanya kerjasama yang baik antara masyarakat dan

perusahaan. Kelima, model penyalurannya merupakan kombinasi antara tipe

ketiga dan keempat yakni bekerjasama dengan pihak lain dan mendirikan suatu

lembaga tertentu dalam hal ini BMT Swadaya Pribumi.