bab v kasbes anak
DESCRIPTION
kasbes anakTRANSCRIPT
BAB V
KESIMPULAN
Telah dilaporkan seorang anak laki-laki, 1 bulan 22 hari, dengan diare akut
tanpa tanda dehidrasi pasca diare akut dehidrasi berat, klinis sindrom down dan gizi
buruk, perawakan sangat pendek dan berat badan sangat kurang. Keluhan utama
adalah orangtua pasien mengeluhkan pasien mencret , ± 4 hari yang lalu anak dibawa
ke IGD RS Citarum karena mencret 15 kali cair, lendir (+), darah (-), nyemprot (-),
warna kuning (+), bau asam (-), muntah (-), anak malas minum susu (+), anak tampak
lemas (+) dan semakin demam, suhu 41°C. Anak malas minum, mata cowong (+),
ubun-ubun cekung (+), saat menangis tidak keluar air mata. Kemudian anak dirawat
di PICU selama 2 hari karena dikatakan anak terkena diare akut dehidrasi berat.
Setelah 4 hari dirawat di RS Citarum anak dirujuk ke RSDK, di IGD RSDK
anak masih BAB cair 3 kali , muntah (-), demam. Anak diberikan infuse, resomal,
dan zink di IGD. Setelah itu anak mengalami perbaikan.
Anak diduga menderita kelainan down sindrom karena berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan, laki-laki, 1 bulan 22 hari, berat badan 2700 gram, dengan
panjang badan 49 cm. Kesan umum anak: anak sadar, tampak lemah, kurang aktif,
ubun-ubun besar cekung, napas spontan adekuat, sianosis (-), pucat (-), tidak
ditemukan tanda dehidrasi lain seperti mata cekung (-), anak tidak tampak rewel dan
kehausan serta tidak didapatkan tanda dehidrasi berat, lidah menjulur, tampak sangat
kurus, sianosis (-), pucat (-), kepala mikrosefal, wajah tampak dismorfik, mata
upslanting eye, hipertelorisme, jembatan hidung datar, lidah besar, pada inspeksi
abdomen terlihat hernia umbilikaslis, refleks fisioogis palmar grasp (+), sucking
reflek (+) lemah, rooting (+), refleks babinsky +/+, Simian crease +/+, dan rajah
tangan <2/3 / <2/3.
51
52
Pada pemeriksaan antropometri didapatkan: WAZ: -4,71 SD, HAZ: - 4,30 SD,
WHZ: -1,70, HC for age: -4,88 dan BMI for Age : -3,90 SD, LILA : 7,5 cm, LK : 33
cm, dengan kesan pertumbuhan cross sectional: gizi buruk, perawakan sangat
pendek, berat badan sangat kurangnamun untuk arah garis pertumbuhan longitudinal
setelah di plotkan pada kurva, berdasarkan berat badan lahir dan berat badan saat ini
didapatkan arah garis pertumbuhan loss of growth atau T3.
Pada pemeriksaan penunjang pemeriksaan penunjang pada feses rutin
didapatkan warna kuning, konsistensi caik, ampas sedikit, sisa lemak (-), bakteri (+)
dan jamur (+). Berdasarkan data-data tersebut di atas, pasien didiagnosis dengan diare
akut tanpa tanda dehidrasi et causa infeksi rotavirus dan jamur. Anak dirawat selama
12 hari di bangsal C1L1 RSDK. Selama dirawat mendapatkan pengelolaan baik
medikamentosa dengan pemberian infuse maintenance dengan D5 ½ NS 120cc/hari,
resomal 30cc setiap diare, dan zinc oral 10mg/hari sampai hari ke 14, dietetik dengan
pemberian susu SGM LLM 10x 60 cc dan asam folat 1mg/24 jam.
Pada keluarga dijelaskan tentang diare akut dengan dan tanpa dehidrasi,
penyebab, penatalaksanaan dan prognosisnya. Menjelaskan kepada keluarga peranan
penting menjaga kebersihan dan kebiasaan cuci tangan sebagai tindakan pencegahan
diare. Menjelaskan kepada keluarga tentang cara penyajian makanan yang sehat dan
bersih serta pembuatan susu formula yang benar. Menjelaskan kepada keluarga untuk
selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dan pentingnya pemberian
imunisasi booster pada anak.
Penderita dipulangkan karena sudah tidak didapatkan diare, anak sudah
terehidrasi dengan baik ditandai dengan air kemih yang jumlahnya cukup dan
warnanya jernih, nafsu makan anak sudah kembali baik dan anak sudah tampak aktif.
Prognosis pada penderita ini untuk kehidupan (quo ad bonam), kesembuhan (quo ad
bonam), dan untuk fisiologis tubuh (quo ad fungsionam) adalah baik (ad bonam).44