bab pendahuluan - · pdf filepemerintah nomor 8 tahun 2008 dan permendagri nomor 54 tahun...

45
RENJA 2013 Page 1 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa Undang-undang Nomor 23 tahun 2000 adalah yang mendasari pembentukan berdirinya provinsi Banten yang juga dilatarbelakangi dengan Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, tentunya hal ini merupakan konsekuensi dari Pemerintah Daerah. Pelaksanaan otonomi daerah berimplikasi pada diberikannya kewenangan yang luas kepada Pemerintah Daerah, baik dalam urusan pemerintahan maupun dalam pengelolaan pembangunan. Otonomi yang didalamnya mengandung pendelegasian kewenangan dan peluang untuk melakukan keleluasaan yang memadai serta distribusi sumberdaya (resources) yang mencukupi, dalam pelaksanaannya harus mendapat dukungan kelembagaan dan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang memadai. Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah sebagai wujud pelaksanaan kebijakan pemerintah melalui Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah maka dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Dalam konteks sistem perencanaan pembangunan maka pemerintah telah menetapkan Undang undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dalam salah satu yang isinya mengamanatkan kepada daerah untuk menyusun sistem perencanaan pembangunan daerah yang meliputi : RPJP Daerah, RPJM Daerah, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD. Dalam penjabaran tugas dan fungsinya Kantor Penghubung tidak lepas dari program-progam strategis kantor yang tidak lain untuk mendukung program PENDAHULUAN BAB 1

Upload: danganh

Post on 16-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 1

1.1. Latar Belakang

Sebagaimana diketahui bahwa Undang-undang Nomor 23 tahun 2000

adalah yang mendasari pembentukan berdirinya provinsi Banten yang juga

dilatarbelakangi dengan Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah, tentunya hal ini merupakan konsekuensi dari Pemerintah

Daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah berimplikasi pada diberikannya kewenangan

yang luas kepada Pemerintah Daerah, baik dalam urusan pemerintahan maupun

dalam pengelolaan pembangunan. Otonomi yang didalamnya mengandung

pendelegasian kewenangan dan peluang untuk melakukan keleluasaan yang

memadai serta distribusi sumberdaya (resources) yang mencukupi, dalam

pelaksanaannya harus mendapat dukungan kelembagaan dan sumber daya manusia

yang memiliki kemampuan yang memadai.

Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah sebagai wujud pelaksanaan

kebijakan pemerintah melalui Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah maka dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah

disusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem

perencanaan pembangunan nasional. Dalam konteks sistem perencanaan

pembangunan maka pemerintah telah menetapkan Undang – undang Nomor 25

Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dalam salah

satu yang isinya mengamanatkan kepada daerah untuk menyusun sistem

perencanaan pembangunan daerah yang meliputi : RPJP Daerah, RPJM Daerah,

Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD.

Dalam penjabaran tugas dan fungsinya Kantor Penghubung tidak lepas dari

program-progam strategis kantor yang tidak lain untuk mendukung program

PENDAHULUAN BAB

1

Page 2: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 2

Provinsi banten yang tersirat di dalam lembaran daerah Provinsi Banten yaitu

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 yang didalamnya terkandung mengenai visi

dan misinya provinsi banten.

Kantor Penghubung Provinsi Banten sebagai Lembaga Teknis Daerah dalam

tugas dan fungsinya adalah membidangi Hubungan Antar Lembaga; Promosi dan

Informasi yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang

Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten

dan Peraturan Gubernur Nomor : 27 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Tata

Kerja Lemaga Teknis Daerah Provinsi Banten.

Keberadaan Kantor Penghubung merupakan kepanjangan dari

Pemerintahan Daerah Provinsi Banten yang tidak lepas dari Perda No 4 tahun 2008

dan Pergub Nomor 27 Tahun 2008. Dalam tugas dan fungsinya Kantor Penghubung

yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan

antar lembaga. Hubungan Antar Lembaga, Promosi dan Informasi, serta fasilitasi

adalah merupakan sebagai ujung tombak untuk kemajuan, peningkatan dan

menciptakan iklim investasi, secara tidak langsung iklim investasi tersebut dapat

meningkakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Banten.

Sebagai mana kita ketahui letak georafis Provinsi Banten diapit oleh tiga

Provinsi yaitu Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi DKI. Provinsi

Banten itu sendiri merupakan daerah penyangga perbatasan langsung dengan

ibukota Negara, Provinsi DKI yang berkedudukan di Pusat Pemerintahan sangatlah

strategis dan sangatlah pital sebagai tempat untuk mengembangkan promosi dan

infomasi dalam rangka meningkatkan iklim investasi.

Kantor Penghubung diharapkan agar tetap eksis menampung aspirasi

masyarakat banten dalam mengembangkan sektor segala bidang, lembaga

pemerintah perwakilan ini sebagai jembatan menuju cita-cita yang diharapkan oleh

Provinsi Banten.

Paradigma dan pendekatan perencanaan pembangunan nasional mengalami

penyesuaian seiring dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang mengedepankan azas

penyusunan perencanaan pembangunan nasional secara sistematis, terarah,

Page 3: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 3

terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Perubahan mendasar

melalui peraturan perundangan ini adalah dengan adanya pembenahan sistem

perencanaan pembangunan yang lebih hirarkis dan sinergis di tingkat pusat dan

daerah. Perubahan tersebut diantaranya menyangkut kewajiban perangkat daerah

dalam menyiapkan rencana kerja sebagai acuan penyelenggaraan pembangunan

oleh perangkat daerah bersangkutan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, baik

untuk jangka waktu lima tahunan maupun tahunan.

Seiring dengan perubahan paradigma dan perencanaan pembangunan

tersebut serta dalam rangka pemantapan pelaksanaan otonomi daerah maka

pemerintah juga telah menerbitkan kebijakan otonomi daerah melalui Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam kerangka

pelaksanaan otonomi daerah dan penyelenggaraan pemerintahan daerah juga

diatur mengenai sistem perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan

dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

Perencanaan pembangunan tahunan daerah dalam UU No. 25 Tahun 2004

diwujudkan melalui penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). RKPD merupakan

dokumen perencanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sebagai penjabaran dari

RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, memuat rancangan kerangka ekonomi

Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik

yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh

dengan mendorong partisipasi masyarakat. RKPD menjadi pedoman penyusunan

RAPBD dan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Sedangkan Renja SKPD

merupakan dokumen perencanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, disusun

dengan berpedoman kepada Renstra SKPD dan mengacu kepada RKPD, memuat

kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung

oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi

masyarakat. Penyusunan dan penetapan Renja SKPD merupakan suatu proses yang

sejalan dan timbal balik dengan penyusunan dan penetapan RKPD.

Terkait dengan kewajiban perangkat daerah dalam penyiapan rencana kerja

untuk jangka waktu tahunan (Renja SKPD) yang pada prinsipnya merupakan

pelaksanaan tahunan dari rencana kerja lima tahunan (Renstra SKPD) maka UU No.

25 Tahun 2004 pada Pasal 1 Ayat 11 mengamanatkan bahwa “Rencana

Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) sebagai

dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu)

tahun”.

Page 4: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 4

Sebagai salah satu perangkat daerah, Kantor Penghubung Provinsi Banten

berkewajiban untuk menyiapkan Rencana Kerja sebagai acuan dan pedoman

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang menjadi tugas pokok dan

fungsinya dalam jangka waktu tahunan sebagai pelaksanaan tahunan dari rencana

kerja lima tahunan (Rencana Strategis). Sesuai dengan tugas pokok pokok dan

fungsinya, tantangan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah di bidang

hubungan antar lembaga, promosi, dan informasi memerlukan upaya untuk

pemantapan dan peningkatan kualitas dengan memperkuat perannya dalam

koordinasi, fasilitasi dan mediasi baik antarpemerintah, antarsektor maupun

antarpelaku pembangunan.

Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang

selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD),

adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu)

tahun.

Sebagai dokumen rencana tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, Renja

Kantor Penghubung mempunyai arti yang strategis dalam mendukung

penyelenggaraan program pembangunan tahunan pemerintahan daerah mengingat

beberapa hal sebagai berikut :

1. Renja SKPD merupakan dokumen yang secara substansial penerjemahan dari

visi, misidan program Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan dalam

Rencana Strategis (Renstra ) Instansi sesuai arahan operasional dalam Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

2. Renja merupakan acuan SKPD untuk memasukan program kegiatan kedalam

KUA dan PPAS dan perencanaan program kegiatan yang akan dilaksanakan

dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tahun 2013

3. Renja SKPD merupakan salah satu instrumen untuk evaluasi pelaksanaan

program /kegiatan Instansi untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja

yang tercatum dalam Rencana Kinerja Tahunan sebagai wujud dari kinerja

Satuan Kerja Perangkat Daerah pada tahun 2013 ini merupakan tahun terakhir

pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Perencanaan

Strategis (Renstra).

Page 5: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 5

Mengingat arti strategis dokumen Renja SKPD dalam mendukung

penyelenggaraan program pembangunan tahunan pemerintah daerah, maka sejak

awal tahapan penyusunan hingga penetapan dokumen Renja SKPD harus mengikuti

tata cara dan alur penyusunannya sebagaimana tertuang dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah. antara lain :

1. Disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan Renja tahun sebelumnya dan

mengacu RKPD tahun berkenaan.

2. Program dalam Renja harus sesuai dengan program prioritas sebagaimana

tercantum dalam Misi RPJMD pada tahun berkenaan.

3. Program dan kegiatan dalam Renja SKPD harus selaras dengan program dan

kegiatan yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan dalam forum

Musrenbang.

4. Program dan kegiatan dalam Renja dilengkapi dengan indikator kinerja hasil

(outcome) ,indikator kinerja keluaran (output) dan dilengkapi dengan

pendanaan yang menunjukkan prakiraan maju.

Sejalan dengan Tema Pembangunan Provinsi Banten 2013 yaitu “

Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Bersinergi

Mewujudkan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Dengan Prioritas

Pembangunan Infrastruktur Kawasan/Wilayah “ Kantor Penghubung Provinsi

Banten menitik beratkan pada program prioritas pembangunan Tahun 2013 yaitu :

pada Tufoksi yang berbasis kinerja.

Pada akhirnya, Rencana Kerja Kantor Penghubung Provinsi Banten Tahun 2013

diharapkan mampu menjadi pedoman dan acuan dalam penyelenggaraan program

dan kegiatan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan tahun

2013.

1.2. Landasan Hukum

Rencana Kerja Kantor Penghubung Provinsi Banten Tahun 2013 disusun dengan berlandaskan pada peraturan perundang-undangan sebagai berikut :

Page 6: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 6

1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomopr 4286);

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan;

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengellaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lemabaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4585);

Page 7: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 7

12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4664);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada

Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4737);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaran Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4815);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010 – 2014;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

Page 8: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 8

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2012 tentang Pedoman

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggran 2013

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2012

tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja

Pembangunan Daerah Tahun 2013;

23. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2007 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun

2007 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 4);

24. Perda No. 04 Tahun 2008, Struktur Organisasi Kantor Penghubung Pemerintah

Daerah Provinsi Banten;

25. Peraturan Daerah Provinsi Banten Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010

tentang Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025;

26. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Banten Tahun 2010-2030;

27. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan

Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah Provinsi

Banten Tahun 2012 Nomor 3, Tambhan Lembaran Daerah Provinsi Banten

Nomor 40);

28. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Banten Tahun 2012-2017

(Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2012 Nomor 4, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Banten Nomor 41).

29. Peraturan Gubernur No. 27 Tahun 2008, tentang uraian tugas dan tata kerja

lembaga teknis daerah provinsi Banten.

1.3. Maksud dan Tujuan

Rencana Kerja Kantor Penghubung Provinsi Banten Tahun 2013

dimaksudkan untuk menjadi pedoman, arahan dan acuan bagi penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan Kantor Penghubung Provinsi Banten dalam

merumuskan, menjalankan program dan kegiatan secara terpadu, sinergis dan

berkesinambungan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta sebagai upaya

untuk mengimplementasikan RPJMD Provinsi Banten, Renstra Kantor Penghubung

Page 9: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 9

Provinsi Banten dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Banten serta

Renja Tahun 2013.

Dengan demikian penyusunan Rencana Kerja Kantor Penghubung Provinsi Banten

Tahun 2013 dimaksudkan :

1. Menetapkan Prioritas pembangunan yang mendesak untuk dilaksanakan pada

Tahun 2013;

2. Menetapkan rencana kerja yang dijabarkan dalam program dan kegiatan

prioritas disertai dengan indikasi pagu anggaran yang akan dilaksanakan pada

Tahun 2013.

3. Disahkannya Renja Tahun 2013 oleh Gubernur Banten.

Adapun tujuan Rencana Kerja Kantor Penghubung Provinsi Banten Tahun 2013

adalah sebagai berikut :

Mengacu pada tujuan tersebut maka Sasaran Rencana Kerja Kantor Penghubung

Provinsi Banten Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi pencapaian kinerja Kantor Penghubung Provinsi Banten pada tahun

2011 dan perkembangan pencapaian program dan kegiatan tahun 2013;

2. Identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapai Kantor Penghubung

Provinsi Banten;

3. Terumuskannya program dan kegiatan Kantor Penghubung Provinsi Banten

Tahun 2013.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan Renstra – SKPD berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 yang diatur pada pasal 40 ayat (4) dan sesuai dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman

penyusunan perencanaan dan penganggaran terpadu diatur lebih lanjut dengan

PeraturanMenteri. [Pasal 37] :

Sesuai dengan amanat peraturan perundangan dan Permendagri di atas,

maka dengan sendirinya menjadikan kewajiban bagi Kantor Penghubung Provinsi

Banten untuk menyiapkan Rencana Strategis sebagai acuan penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan yang menjadi tugas dan fungsinya dalam

jangka waktu lima tahunan, disatu sisi, kewajiban ini juga lahir atas dasar

Page 10: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 10

kebutuhan dalam penyiapan landasan operasional seiring dengan memasukinya

era pembangunan Provinsi Banten untuk lima tahun.

Rencana Strategis (Renstra) Kantor Penghubung Provinsi Banten Tahun 2012

– 2017 adalah dokumen perencanaan kantor Penghubung Provinsi Banten untuk

periode 5 (lima) tahun yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan,

Program ,dan indikasi kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas

dan fungsinya serta bepedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Provinsi Banten Tahun 2012 – 2017 dan bersifat indikatif.

Selanjutnya Rencana Strategis Kantor Penghubung Provinsi Banten Tahun

2012 -2017 diharapkan akan mampu menjadi pedoman dan acuan dalam

penyelenggaraan program dan kegiatan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

rencana pembangunan tahun 2012 - 2017.

Renstra Kantor Penghubung Provinsi Banten Tahun 2012-2017 disusun

berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Mengemukakan pengertian ringkas tentang Renja SKPD, proses

penyusunan Renja SKPD, keterkaitan antara Renja SKPD dengan

dokumen RKPD, Renstra SKPD, dengan Renja SKPD dan Renja

provinsiserta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD;

BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan

Renja SKPD tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan

(tahun n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada

waktu penyusunan Renja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan

dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program

dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.

BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Page 11: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 11

Bab ini menelaah terkait dengan tugas dan pokok yang berisi tujuan

dan sasaran yang akan dicapai didasarkan atas rumusan isu-isu penting

penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan sasaran

target kinerja Renstra SKPD serta memuat tentang program kegiatan

Tahun 2013

BAB IV. PENUTUP

Berisikan uraian penutup, berupa:

a. Catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam

rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan

anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan.

b. Kaidah-kaidah pelaksanaan.

c. Rencana tindak lanjut.

Page 12: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 12

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD

Pada pelaksanaan kegiatan Fasilitasi koordinasi , konsultasi, Raker Kunker

Pejabat Pemerintah Daerah, Pusat, Tamu dan Pengelolaan Wisma yang telah

dilaksanakan pada kurun waktu Tahun 2011 dengan capaian fisik kegiatan 100 %

dengan realisasi anggaran rata-rata 99.89 %. dari capaian kegiatan tiap tahunnya .

Dari tingkat capaian yang mencapai 100 % dapat di apresiasikan berhasilya

program kegiatan tersebut sebagai program yang mendukung program Provinsi

Banten dengan tingkat capaian yaitu : Meningkatnya Indeks Keberdayaan

Pemerintah Provinsi sebesar 30,4%, melalui peningkatan indeks kapabilitas aparatur

sebesar 37,78%, indeks keuangan daerah sebesar 25,02%, dan peningkatan indeks

dukungan dan prasarana sebesar 21,64%;

Adapun dalam indikator kinerja pada kegiatan Fasilitasi koordinasi , konsultasi,

Raker Kunker Pejabat Pemerintah Daerah, Pusat, Tamu dan Pengelolaan Wisma

yaitu :

Fasilitasi Koordinasi, Konsultasi, Raker Kunker Pejabat Pemda, Pusat dan

Tamu

Fasilitasi Gubernur, Wakil Gubernur, Pejabat Pemda, Pusat dan Tamu pada

even Nasional/Internasional/Kerjasama Pemda

Pengelolaan Wisma Banten pada Kantor Penghubung Prov. Banten di

Jakarta

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA

KANTOR PENGHUBUNG PROVINSI

BANTEN TAHUN LALU

BaB

2

Page 13: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 13

Dari tingkat capai indikator kinerja dari tiap-tiap tahunnya dengan capaian

kegiatan dari target 12 bulan yaitu :

a. Meningkatnya pelayanan fasilitasi Gubernur, Wakil Gubernur Pimpinan

Dewan serta jajarannya melaksanakan kedinasan di Jakarta.

b. Terfasilitasinya pejabat Pusat yaitu Presiden, Wakil Presiden Pimpinan

Dewan serta jajarannya dalam rangka kunjungan kerja ke daerah.

c. Meningkatnya pelayanan dan pengguna wisma sehingga manambah pula

penghasilan anggaran daerah dari sarana wisma.

Dari realisasi kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pada Tahun Anggaran

2011 masih terdapat masalah yang timbul akibat tugas dan fungsi Sarana Pelayanan

dan kegiatan terhadap fasilitasi pimpinan di Jakarta yang dirasakan masih kurang

dalam pelayanan karena terkendala pada anggaran yang masih kurang. Juga masih

terkendalanya personil dalam fasilitasi pimpinan atau SKPD.

Untuk pengelolaan Sarana Wisma Banten masih terdapat tenaga pengelola

wisma yaitu : resepsionis, Petugas administrasi dan Office Boy belum terakomodir

honorarium dalam setiap DPA Kantor Penghubung dikarenakan anggaran tersebut

tidak tercantum dalam Peraturan Gubernur mengenai Standar Satuan Harga.

Perbaikan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana wisma telah

terlaksana pada anggaran Tahun 2011 pada Kantor Penghubung Provinsi Banten

yaitu pada renovasi 4 toilet kamar wisma, sedangka masih terdapat kamar wisma

kelas Vip yang masih belum direnovasi karena pada pelaksanaan tersebut belum

teranggarkan.

Kegiatan Penyediaan Jasa dan Tata Laksana Perkantoran, Wisma dan

Anjungan Daerah Banten adalah kegiatan yang berada di bawah Sub Bagian Tata

Usaha pada Kantor Penghubung Provinsi Banten bertujuan untuk Ketersediaan

Sarana dan Prasarana Aparatur Pemerintah . sedangkan sasaran yang telah dicapai

dalam kegiatan ini yaitu Tertatanya regulasi manajemen Sumber Daya Apartur

dengan Indikator Kinerja Target Realisas 100 % : 12 Bulan 100 %.

Page 14: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 14

Untuk menunjang sasaran prioritas yang akan dicapai perlu ada dukungan

dan kerjasama bukan hanya internal SKPD namun perlu juga kerjasama eksternal

SKPD Provinsi Banten maupun luar SKPD/mitra kerja, pencapaian sasaran diperlukan

dukungan dari segala bidang, tidak hanya dari sektor anggaran saja namun

diperlukan kinerja yang profesional, prioritas pemantapan tata kelola pemerintah

yang didukung stabilitas politik dan keamanan, dari factor tersebut sangat

signifikan menentukan keberhasilan sebuah organisasi dan capaian program

kegiatan.

Meningkatnya kapasitas kelembagaan serta profesionalisme aparatur

pemerintah dalam pelayanan masyarakat melalui pemenuhan dan ketersediaan

kebutuhan barang dan jasa perkantoran, perlu apresiasi dan exsistensinya sebagai

bentuk dukungan dalam agenda pemerintahan.

Kegiatan Penyediaan jasa dan tata laksana perkantoran, wisma dan anjungan

daerah Banten adalah kegiatan yang dalam tugas dan fungsinya berada pada sub

bagian Tata Usaha yaitu sebagai pembantu Kepala Kantor Penghubung dalam

melaksanakan perumusan rencana program dan kegiatan, mengkoordinasikan,

monitoring, urusan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, serta

perencanaan evaluasi dan pelaporan agar berdaya guna dan berhasil guna.

Target yang harus dicapai pada agenda pembangunan haruslah direalisasikan

dan dilaksanakan dengan bentuk yang nyata dengan program kegiatan, keseriusan,

dukungan, keikutsertaan dalam mensukseskan pembangunan adalah cara untuk

tujuan sebuah organisasi Kantor Penghubung ataupun program daerah.

Dukungan sarana Prasana merupakan dukungan nyata dalam menjalankan

tugas dan fungsi yaitu, APK, ATK, Perawatan, pemeliharaan, perjalanan dinas dan

lainnya perlu di implemantasikan dalam kegiatan. Kegiatan dalam pencapaian

program perlu diangarkan dalam setiap tahun anggaran untuk itu sub bag tata

usaha kantor penghubung menetapkan kegiatan pada kegiatan Penyediaan jasa dan

Page 15: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 15

tata laksana perkantoran, wisma dan anjungan daerah Banten dari tiap tahunnya

penganggaran harus terus ditingkatkan.

Dari kegiatan tersebut telah dilaksanakan diantaranya pengadaan barang

pakai habis berupa, belanja bahan peralatan kebersihan, belanja suku cadang,

belanja bahan materil, belanja jasa kantor, belanja Perawatan, belanja cetak dan

penggandaan, Sewa, makan minum, pemeliharaan, perjalanan dinas dan belanja

modal.

Dari kegiatan belanja tersebut sifatnya rutinitas kebutuhan kantor,

sedangakan pada kegiatan belanja modal dapat menghasilkan sebuah aset tetap

yaitu tersedianya meubel air (kursi tamu) sebagai bentuk dukungan sarana

kegiatan.

Kegiatan tersebut adalah kegiatan sebagai pendukung Tufoksi Kantor dan

juga sebagai program kegiatan pada agenda pemerintahan. pelaksanaan kegiatan

tersebut dengan tingkat capaian indikator kinerja adalah 100 % sedangkan capaian

serapan anggaran yaitu 99,24 % jadi bila dicermati perencanaan kinerja dan

anggaran tidak sebanding dengan realisasi.

Dari tingkat capaian yang mencapai 100 % dapat di artikan/apresiasikan

berhasilya program kegiatan tersebut sebagai program yang mendukung program

Provinsi Banten dengan tingkat capaian yaitu : Meningkatnya Indeks Keberdayaan

Pemerintah Provinsi sebesar 30,4%, melalui peningkatan indeks kapabilitas aparatur

sebesar 37,78%, indeks keuangan daerah sebesar 25,02%, dan peningkatan indeks

dukungan dan prasarana sebesar 21,64%;

Adapun dalam indikator kinerja pada kegiatan Kegiatan Penyediaan Jasa dan

Tata Laksana Perkantoran, Wisma dan Anjungan Daerah Banten yaitu :

Tata Laksana Administrasi Kantor, Wisma dan Anjungan Daerah dan Operasional

Kantor, Wisma dan Anjungan Daerah Telah sesuai dengan capaian kegiatan yaitu :

a. Tersedianya prasarana dan sarana kerja yang memadai dan berkualitas;

b. Meningkatnya kemampuan SDM aparat.

Dari sasaran tersedianya ATK 12 bulan, APK 12 bulan, Perjalanan Dinas 12

dan Jasa Kantor 12 Bulan berjalan sesuai target yang diharapkan akan tetapi pada

prakteknya ada beberapa kesulitan hal ini tidak hanya terjadi pada kegiatan Tata

Page 16: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 16

laksana saja hal tersebut terjadi juga pada kegiatan yang lain yaitu Terdapat harga

satuan pergub tidak sesuai dengan kondisi harga di Jakarta.

Dari pelaksanaan Tahun Anggaran 2011 telah terlaksananya output dan

outcam yaitu :

Tersediannya Sarana dan dukungan kantor berupa :

4. Pengadaan Peralatan Kantor berupa Lampu hias kristel dan lainnya.

5. Renovasi Kamar Wisma sebanyak 4 (empat) Kamar Mandi.

Perencanaan dan Pengendalian dalam sebuah organisasi sangat diperlukan

untuk mencapai suatu tujuan, perencanaan adalah proses kegiatan yang

direncanakan di masa akan datang sedangkan evaluasi adalah proses peninjauan

dan laporan sebagai bahan untuk pengukuran juga sebagai bahan acuan ataupun

pedoman untuk kegiatan yang akan datang. Dari tujuan/manfaat pada target

program RPJMD yaitu Meningkatnya Kapabilitas Kelembagaan dan Apartur

Pemerintahan sedangkan sasaran yang ingin dicapai yaitu :

Penataan Regulasi manajemen Sumber Daya Apartur melalui Penyusunan

Rencana Pembangunan dan Anggaran Kantor Penghubung TA 2011 : 1 Renja, 1

RKA, 1 Lakip, 1 LKPJ dan Tindak lanjut hasil pemeriksaan selama dua semester.

Penyusunan Dokumen Pelaporan Kinerja dan Keuangan : 12 bulan,3 bulan,

tahunan

Indikator Kinerja Target Realisasi % : 12 Bulan 100 %

Dengan target sasaran penyususunan 1 LKPJ, 1 LAKIP , 1 Renja, , 1 RKA,

Tindak lanjut hasil pemeriksaan, Laporan Bulanan, Triwulan dan Tahunan sudah

memenuhi target yang diharapkan namun pada pelaksanaannya masih terdapat

kesulitan dalam pelaksanaan penyusunan akibat masih kurangnya tenaga SDM

dalam menangani perencanaan program dan evaluasi.

Kegiatan perencanaan pengendalian dan pembangunan adalah kegiatan

yang berada pada Tugas dan fungsi Bagian Tata Usahan, Perencanaan Pengendalian

Pembangunan adalah salah satu sasaran dan arah kebijakan, Perencanaan

Page 17: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 17

Pengendalian Pembangunan pada Kantor Penghubung terdapat pada program

Peningkatan Kapasitas Lembaga Pemerintah daerah.

Jumlah capaian yang harus di capaia pada Program Pemerintah Provinsi

Banten yaitu Meningkatnya Indeks Keberdayaan Pemerintah Provinsi sebesar 30,4%,

melalui peningkatan indeks kapabilitas aparatur sebesar 37,78%, indeks keuangan

daerah sebesar 25,02%, dan peningkatan indeks dukungan dan prasarana sebesar

21,64%, sejalan dengan hasil capaian kegiatan Perencanaan dan Pengendalian

Pembangunan Kantor Penghubung dengan jumlah capaian indikator kinerja kegiatan

100 % dan jumlah serapan anggaran yaitu 99, 95 %. Dengan demikian target

capaian dari kegiatan tersebut yaitu :

Tercapainya Sasaran Penataan regulasi manajemen Sumberdaya Aparatur

dan Meningkatnya kapabilitas kelembagaan aparatur pemerintah dengan

terlaksananya kegiatan yaitu :

Penyusunan Laporan Keuangan Kegiatan 2011

Penyusunan Renja 2012

Penyusunan RKA dan DPA

Penyusunan LAKIP

Penyusunan LKPJ

Tindak Lanjut Hai Pemeriksaan

Penyusunan Laporan bulanan dan triwulan Keuangan dan Laporan Kegiatan

perlu dilakukan sebagai alat atau bahan untuk melihat sejauh mana kemajuan

ataupun masalah pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan agar dapat berjalan

sesuai rencana kegiatan. Laporan Keuangan adalah sebagai sarana atau alat untuk

mengevaluasi, memonitor pelaksanaan kegiatan. Proses penyusunan laporan

keuangan dimulai dari proses akuntansi berupa laporan realisasi anggaran dengan

meliputi : Neraca, Laporan Aliran Kas dan Catata atas Laporan Keuangan Provinsi

Banten.

Page 18: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 18

Penysunan Renstra adalah sebagai instrumen awal dari turunan RPJMD

Penysunan Renstra Kantor Penghubung telah dilaksanakan dengan melalui proses

Forum Konsultasi perencanaan SKPD, Rakorbid, Konsiyering dan Musrenbang.

Penyusunan RKA dan DPA dilaksanakan pada awal penyusunan dan

perubahan anggaran dengan di dahului Renja, DRPK , ROK dan Tor. Laporan

Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan LKPJ adalah bentuk pertanggungjawaban hasil

kegiatan setiap akhir kegiatan.

Pelaksanaan kegiatan Pentas Seni dan Budaya di Anjungan Daerah adalah

program prioritas pada Tahun 2007 – 2012 yang tertuang dalam RPJMD pada

Program Urusan Pemerintahan Otonomi daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan yang terwadahi dalam program Peningkatan Kapasitas Lembaga

Pemerintah daerah yang didalamnya ada beberapa aspek ataupun Indikator Kinerja

Kunci.

Sejak diresmikannya anjungan bersama tahun 2009 antara lain Anjungan

daerah Banten, Anjungan Daerah Bangka Belitung, Anjungan daerah Sulawesi Barat,

Anjungan daerah Kepulaian Riau, Anjungan daerah Gorontalo dan Anjungan Daerah

Maluku Utara sejak itu pula berjalannya operasional anjungan daerah tersebut,

berjalannya anjungan daerah itu, tentunya sangat dibutuhkan sarana dan prasarana

untuk mengisi anjungan daerah, Anjung Daerah Banten itu sendiri harus

mencerminkan kekhasan yang menampung corak ragam budaya banten yang

menyeluruh, tampilan seni budaya Banten dianjungan Daerah diperlukan untuk

mengisi sebuah kegiatan rutin, dengan demikian diperlukan sebuah anggaran agar

keberlangsungan Anjungan daerah untuk tetap exsis berdaya guna berhasilguna.

Pengisian acara seni dan budaya sebagai alat promosi mutlak yang harus

dilakukan, dukungan dari semua unsur bukannya hanya dilakukan oleh Kantor

Penghubung semata tetapi harus bersama-sama dari semua unsur , seperti unsur

swasta : sanggar Banten unsur pemerintah : Dinas Pariwisata Provinsi Banten dan

dinas terkait serta dari unsur di seluruh Banten (Provinsi, Kabupaten/Kota).

Anjungan Daerah Banten bukan hanya milik Provinsi Banten tetapi anjungan

tersebut milik masyarakat Banten, peran aktif dari seluruh kalangan masyarakat

diperlukan untuk terwujudnya keberhasilan masyarakat Banten itu sendiri.

Page 19: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 19

Kegiatan Fasilitasi pentas seni dan budaya di anjungan daerah Banten adalah

kegiatan berbasis kinerja pada Tugas dan fungsi Seksi Promosi dan Informasi Daerah,

kegiatan ini dilaksanan di Taman Mini Indonesia Indah pada Anjungan Daerah

Banten. Pelaksanaan Kegiatan pada pengisian acara kegiatan dianjungan daerah

Banten telah dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2011 dengan jumlah tampilan

sebanyak 4 paket pengisian. Tampilan tersebut menampilkan seni dan budaya

banten dengan disaksikan oleh semua kalangan masyarakat yaitu, masyarakat

umum ataupun wisatawan manca negara.

Pelaksanaan tampilan yang dilaksanakan di Anjungan Daerah sangat mendukung

pada sasaran yaitu Meningkatnya kualitas pelayanan informasi publik atas

pencitraan keberhasilan program-program pembangunan daerah melalui

peningkatan kualitas dan keterjangkauan layanan informasi publik secara tidak

langsung berdampak pada :

a. Meningkatnya layanan dan penyebaran informasi daerah dalam bentuk

promosi pariwisata daerah.

b. Meningkatnya layanan dan penyampaian informasi dari daerah ke pusat dan

dari pusat ke daerah dalam bentuk kedinasan.

c. Meningkatnya dukungan penyelenggaraan promosi produk unggulan

daerah.Peningkatan

d. Serta berdampak pada bertambahnya PAD Banten.

Di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) semua pesona budaya nusantara dapat

dinikmati. di pusat rekreasi yang memiliki kearifan budaya daerah, masyarakat dapat

menyaksikan ragam budaya nusantara. sesuai arah pengembangan Taman Mini

Indonesia (TMII), tentunya kegiatan-kegiatan yang bersifat kultural budaya seni

melalui pelestarian yaitu tampilan budaya dan seni.

Pada kegiatan Fasilitasi Promosi dan Informasi Potensi Banten adalah salah

satu program prioritas Tahun 2007 – 2012 pada pelaksanaan kegiatan Tahun 2011

pada Urusan Pemerintahan Otonomi daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan yang terwadahi dalam program Peningkatan Kapasitas Lembaga

Page 20: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 20

Pemerintah daerah yang didalamnya ada beberapa aspek ataupun Indikator Kinerja

Kunci.

Tujuan/Manfaat adalah tujuan organisasi juga tujuan program daerah.

Tujuan organisasi adalah kegiatan suatu organisasi untuk mencapai target kegiatan

yang sesuai dengan tofoksi, sedangkan tujuan program daerah yang telah tercantum

dalam tujuan yang tertuang dalam dokumen RPJM adalah : Meningkatnya kualitas

pelayanan informasi publik sedangkan Sasarannya yaitu Meningkatnya pelayanan

komunikasi dan informasi serta fasilitasi promosi pembangunan provinsi Banten

dengan Indikator Kinerja Target Realisasi % : 12 Bulan 100 %.

Dari sasaran Promosi Budaya Pariwisata Banten dan Pengelolaan Sistem dan

layanan informasi melalui media massa dan website serta promosi produk unggulan

dapat terlaksana sesuai target yang diharapkan namun masih ada kesulitan apabila

untuk mengikuti agenda iven nasional karena faktor anggaran dan agenda ivent

nasional sifatnya dadakan yang belum terencana dalam DPA. Sebagaimana

disampaikan bahwa tugas pokok Seksi Promosi dan Informasi adalah membantu

Kepala Kantor Penghubung melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di

bidang promosi dan informasi daerah.

Dari Tugas pokok tersebut agar tetap berjalan dan berhasil guna perlu

kiranya diadakan kegiatan untuk mendukung tugas pokok tersebut, Kegiatan

Fasilitasi dan Informasi Potensi Daerah Banten adalah kegiatan yang berbasis

kinerja yang mana kegiatan tersebut sangat melekat pada seksi Promosi dan

Informasi.

Meningkatnya kualitas pelayanan informasi publik atas pencitraan keberhasilan

program pembangunan pada kegiatan Fasilitasi dan Informasi Potensi Daerah

Banten adalah sebagai hasil dari capaian indikator tolok ukur kinerja yaitu :

Pengembangan sistem Layanan berbasis Web dan penyebarluasan informasi

dan promosi

Fasilitasi Promosi Produk dan Ptensi Unggulan Daerah

Page 21: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 21

Dari hasil pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2011, hasil indikator kinerja

kegiatan yaitu 100 % sedangkan realisasi anggaran yaitu 99,75 % dengan demikian

bila dilihat tingkat capaian maka target kegiatan kinerja pada tolok ukur :

Terkelolanya sistem dan layanan informasi promosi dengan 4 edisi buletin,

12 kolom kerjasama media masa, maintenance dan updating pengembangan

website

Terlaksananya promosi produk dan potensi unggulan daerah dalam 4

paket.

Pelaksanaan kegiatan adalah sbb :

1. Fasilitasi Pentas Seni Budaya Banten di Luar Wilayah Provinsi Lainnya

“Banten Cultural Festival 2011” di Jogjakarta

2. Pengembangan system layanan berbasis web dan penyebarluasan informasi

dan promosi

3. Fasilitasi Promosi Produk dan Potensi Unggulan Daerah :

Pentas Seni Budaya Promosi Wisata Budaya

Pameran Hut Banten Guide Wisata Banten

Pentas Pesona Budaya BantenPawai Budaya

Pentas Seni pada ivent nasiona

Promosi makanan khas Banten

Website dan Buletin

Kegiatan Fasilitasi Promosi dan Informasi Potensi daerah Banten adalah

kagiatan yang berada pada Seksi Promosi dan Informasi Daerah sesuai dengan

Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 yang dipertegas dengan Peraturan

Gubernur Nomor 27 Tahun 2008 tentang uraian tugas.

Promosi adalah Program prioritas Kantor Penghubung sebagai mana dengan

Fungsi Kantor Penghubung sebagai etalasenya di Jakarta dan Duta dan Show

window Seni dan Budaya di Jakarta

Adapun pelaksanaan kegiatan yang dapat dilaporkan adalah sbb :

Page 22: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 22

Indikator Kinerja Target Realisasi 100 % : Pada tolok ukur Pengembangan Sistem

Layanan berbasis Web dab penyebarluasan informasi dan promosi dengan target

capaian yaitu terkalolanya sistem dan layanan informasi promosi dengan 4 edisi

buletin , 12 kolom kerjasama media massa serta maintenance dan updating

Website Kantor Penghubung tercapai dengan sesuai capaian yaitu 12 Bulan 100 %

sedangkan pada tolok ukur Fasilitasi Promosi Produk dan Potensi Unggulan Daerah

telah memenuhi target capaian yaitu terlaksananya promosi produk dan potensi

unggulan daerah dalam 4 paket. Dengan capaian 100 %.

Tujuan Program meningkatkan kerjasama antara pemerintah dengan

pemerintah departemen teknis dan lembaga pemerintah non departemen,

departemen dan pihak swasta dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah, dengan sasarannya adalah meningkatkan hubungan kerja

antar pemerintah dengan pemerintah, departemen teknis, lembaga pemerintah non

departemen dan pihak swasta.

Dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu :

Koordinasi dengan Pemerintah pusat dan daerah

Fasilitasi Kerjasama antar Pemda pada kegiatan MPU dan APPSI

Pertemuan sarasehan mayarakat Banten se Jabodetabek

Musyawarah antar pengurus mahasiswa asal Banten

Kerjasama promosi Banten dengan mahasiswa asal Banten

Pelaksanaan Koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah dan fasilitasi

kerjasama Pemda pada kegiatan MPU dan APPSI yang sifatnya rutinitas sesuai

dengan agenda pemerintah pusat dan daerah, sedangkan pada pelaksanaan

program dan kegiatan lainnya yang sifatnya prioritas. Dalam melaksanakan kegiatan

fasilitasi Gubernur/Wakil Gubernur serta SKPD terkait pada Forum Mitra Praja

Utama, dirasakan belum optimal, diantaranya :

Belum semua SKPD Provinsi Banten melibatkan/mengikutsertakan Kantor

Penghubung dalam melakukan koordinasi keikutsertaannya pada

kegiatan-kegiatan MPU;

Page 23: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 23

Hasil koordinasi bersifat mencari data untuk konsumsi kantor /SKPD

masing-masing pada keikutsertaannya dalam rangka mendukung

kegiatan MPU.

Peningkatan kinerja fasilitasi hubungan antar lembaga merupakan

organisasi yang ingin diraih dalam rangka memberikan pelayanan prima

dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintah Provinsi Banten;

Mengembangkan seluas-luasnya jaringan kelembagaan merupakan salah

satu alternatif tujuan dalam rangka peningkatan kinerja fasilitasi dan

koordinasi antar lembaga dengan strtaegi antara lain :

- Manfaatkan komitmen pimpinan untuk pengembangan jaringan

kelembagaan;

- Manfaatkan dana yang tersedia untuk mendapatkan kemudahan

dalam mengakses informasi, fasilitasi dan koordinasi;

Indikator Kinerja Target Realisasi % : 12 Bulan 100 %, dari sasaran

Peningkatan hubungan kerja melalui fasilitasi kelembagaan, kerjasama, koordinasi

munas, pembinaan, Rakor terhadap pejabat, lembaga, masyarakat, mahasiswa pada

pelaksanaan masih terdapat permasalahan yang dihadapi yaitu Belum maksimalnya

koordinasi sektoral dalam kegiatan yang terkait hubungan dengan Pemerintah

Pusat dan Daerah sehingga berakibat beberapa jadwal kegiatan tergeser

Guna mendukung kelancaran tugas-tugas tersebut perlu adanya kerjasama

antar dearah baik secara regional maupun nasional, oleh sebab itu untuk membantu

tugas pimpinan pada koordinasi kerja sama antar wilayah, perlu dilakukan fasilitasi

Rapat Kerja Nasiona Forum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI).

Pelaksanaan Renja Tahun 2012 adalah pelaksanaan kegiatan pada akhir

periode 2007 – 2012 dan awal Periode kepemimpinan Kepala Daerah Tahun 2012 –

2017. Pelaksanaan akhir periode 2007 – 2012 adalah pelaksanaan target capaian

Renstra yang dapat digambarkan apakah target capaian tercapai ataupun tidak.

Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2012 belum dapat dinilai keseluruhan target

capaian kegiatan sedangkan pelaksanaan kegiatan yang sudah dilaksanakan sudah

dapat diperkirakan capaian namun belum dapat dipastilan angka yang sebenarnya.

Page 24: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 24

Pelasaknaan kegiatan Tahun 2012 adalah awal periode Tahun 2012 – 2017

dimana seluruh SKPD di wajibkan untuk menyusun Renstra Tahun 2012 – 2017,

sejalan dengan penyusunan Renstra agar tetap berdaya guna dan berhasil guna

pelaksanaan kegiatan Kantor Penghubung telah melaksanakan pula beberapa

program berbasis kinerja.

1). Peningkatan dan Pengembangan Kualitas Pelayanan terhadap kegiatan

kedinasan pemerintah daerah dan pusat :

Fasilitas Koordinasi, Konsultasi, Raker Kunker, Pejabat Pemda, Pusat

dan Tamu

Pengelolaan Wisma

Fasilitasi Event Nasional/Internasional/Kerjasama Pemda

2). Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran :

Rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan ke luar daerah

Belanja Pengadaan Barang dan Jasa Kantor Penghubung Provinsi

Banten

Tenaga Operasional Kantor Tidak Tetap

3). Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Kantor Penghubung :

Penyusunan, Laporan, Evaluasi Keuangan dan Kegiatan Tahun 2012

Penyusunan Renstra Tahun 2012 – 2017

Penyusunan Renja Tahun 2013

Penyusunan RKA dan DPA (Murni dan Perubahan)

Penyusunan LAKIP

Penyusunan LKPJ Akhir Tahun dan 2007 – 2011

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

Penyusunan LPPD

Fasilitasi PPID

4). Fasilitasi Promosi dan Informasi Potensi Daerah Banten

Pengembangan Sistem Layanan Berbasis Web dan Penyebarluasan

Informasi dan Promosi

Fasilitasi Promosi Produk dan Potensi Unggulan Daerah

5). Fasilitasi Pelestarian seni dan budaya banten di anjungan Banten di TMII

Partisipasi Anjungan banten pada Kegiatan di TMII

Paket Acara Khusus Anjungan Banten

6). Fasilitasi Kerjasama Pembangunan Daerah :

Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah

Fasilitasi Kerjasama antar Pemerintah Daerah pada kegiatan MPU dan

APPSI

Page 25: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 25

Pembinaan Mahasiswa asal Banten

Fasilitasi Pertemuan Investasi Banten

Fasilitasi SKJ Forum Forkappsi

7). Pemeliharaan Rutin Berkala Sarana dan Prasarana Aparatur

Pemeliharaan Barang dan Jasa Kantor Penghubung

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan Kantor Penghubung

Hubungan Antar Lembaga merupakan satuan organisasi dilingkungan

Kantor Penghubung Provinsi Banten yang mendukung kelancaran peneyelenggaraan

Pemerintahan dan pembangunan melalui hubungan antar lembaga dengan program

prioritas pembangunan dan prioritas kegiatan yaitu kerjasama pemerintah daerah,

sejalan dengan program nasional dan program daerah yang telah ditetapkan dalam

Rencana Strategis yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2012 – 2017. Kerjasama

pemerintah daerah adalah sarana untuk meningkatkan pembangunan yang

diwadahai dalam suatu lembaga, forum, organisasi, mahasiswa/pendidikan dll yang

tidak lain untuk meningkatkan kerjasama dalam segala bidang. Seksi Hubungan

Antar lembaga diharapkan dapat berkontribusi dan meningkatkan fungsi dan

program kerja daerah terhadap kegiatan-kegiatan hubungan antar lembaga

terhadap Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, Lembaga Pemerintah Non

Departemen dan Swasta maupun lembaga masyarakat. Hubla adalalah salah satu

seksi dengan fungsinya selalu mengarahkan, mengawasi, menertibkan, membina

sesuai prosedur dan aturan agar tetap terjalin hubungan yang harmonis dan saling

menguntungkan.

Instrumen Kerjasama/Hubungan antar lembaga yang dilaksanakan oleh

Kantor Penghubung dengan menggunakan sarana/media, forum, rapat, konsultasi,

koordinasi, asosiasi, organisasi, dll. APSI ataupun APPSI adalah salah satu media

kerjasama pembangunan di Jakarta merupakan Asosiasi Perwakilan seluruh

Indonesia dalam bentuk kerjasama pembangunan, pemerintahan dan

pembangunan SDM, Investasi, Seni, budaya dan lainnya. Sedangkan hubungan

kerjasama dalam bentuk lain melalui Mitra Kerja Utama (MPU) adalah wadah lain

hubungan aparatur seluruh indonesia.

Untuk terbinanya organisasi massa dan dunia pendidikan di Jakarta sangat

diperlukan pola pendidikan, pembinaan penataan, bersama antara Dinas

Pendidikan, Kesbanglinmas serta Kantor Penghubung sebagai leading sectors

(fasilitasi di Jakarta). Kantor Penghubung adalah pelaku utama di Jakarta sebagai

Page 26: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 26

fasilitator pembinaan untuk Ormas seperti : Puwnten, BPPKB dan ormas lain, juga

mahasiswa Banten di Jakarta.

Kantor Penghubung sebagai SKPD yang berkedudukan di Jakarta

berkewajiban memberikan pembinaan dan penataan untuk pencitraan Banten kearh

lebih maju dan mendukung pembangunan Banten.

Kerjasama Pemerintah Daerah disamping fungsi pada Hubungan antar

lembaga juga sebagai program prioritas pembangunan, sangat diperlukannya

dorongan dan kerjasama dari mitra kerjanya yaitu: Bappeda, Biro Pemerintah dan

SKPD yang terkait lainnya.

Tujuan Program meningkatkan kerjasama antara pemerintah dengan

pemerintah departemen teknis dan lembaga pemerintah non departemen,

departemen dan pihak swasta dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah, dengan sasarannya adalah meningkatkan hubungan kerja

antar pemerintah dengan pemerintah, departemen teknis, lembaga pemerintah non

departemen dan pihak swasta .

Dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu :

Koordinasi dengan Pemerintah pusat dan daerah

Fasilitasi Kerjasama antar Pemda pada kegiatan MPU dan APPSI

Pertemuan sarasehan mayarakat Banten se Jabodetabek

Musyawarah antar pengurus mahasiswa asal Banten

Kerjasama promosi Banten dengan mahasiswa asal Banten

Pelaksanaan Koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah dan fasilitasi

kerjasama Pemda pada kegiatan MPU dan APPSI yang sifatnya rutinitas sesuai

dengan agenda pemerintah pusat dan daerah, sedangkan pada pelaksanaan

program dan kegiatan lainnya yang sifatnya prioritas.

Promosi dan komunikasi adalah fungsi aspek paling dominan yang menjadi

perhatian dari segala unsure khususnya masyarakat yang begitu konsen terhadap

kemajuan Banten, DPRD (mitra kerja Komisi I ) adalah wakil masyrakat yang selalu

intens mengawasi pemerintahan khususnya PEMDA Provinsi Banten. Masyarakat

dan DPRD dan SKPD lainnya masih banyak berharap terhadap Kantor Penghubung

sebagai duta Banten di Jakarta yang membawa misi Promosi dan Informasi, baik

Page 27: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 27

informasi pariwisata, ataupun informasi data Kantor Penghubung maupun informasi

pembangunan serta pemerintahan pusat dan daerah. Pelayanan promosi informasi

tidak lepas dari lembaga teknis yaitu Dinas pariwisata dan Dinas Kominfo sebagai

Lembaga yang bertanggung jawab secara teknis sedangkan Kantor Penghubung

adalah lembaga khusus sebagai fasilitasi kedinasan teknis pariwisata dan informasi

di Jakarta.

Peran dan Fungsi kantor Penghubung Provinsi Banten perlu dipertajam dan

perlu dukungan bersama, sebagai show windowsnya Banten di Jakarta.

diperlukannya peran aktif untuk menciptakan program-program prioritas kegiatan ,

ivent, promosi, sosialisasi, Kerjasama Promosi dan Informasi.

Promosi dan informasi harus dilakukan dengan langkah nyata agar

perubahan image tentang kantor penghasil PAD juga sebagai perintis dan pelaku

PAD.

Adapun potensi – potensi Promosi adalah sbb :

Parisiwisata budaya tidak lain untuk mengenalkan pada seluruh lapisan

masarakat tentang budaya Banten, sehingga minat masyarakat akan

bertambah tentang budaya Banten secara tidak langsung pariwisata budaya

Banten tersosialisasikan,;

Pariwisata Seni Banten sangat beragam juga kulturnya sehingga perlu

diangkat dan dipromosikan kepada masyarakat luas : lesung,prajurit , cokek

Debus, dll

Sumber daya Alam dan Inpra struktur perlu di perkenalkan dan

dipromosikan dengan gencar melalui media : baliho, brosur , leaplet,

pamplet dll di jalan protocol, Bandara, Terminal, Stasiun, Hotel, mall untuk

mengenalkan dan memberikan informasi tentang informasi

pembangunanBanten.

Pariwisata kuliner adalah makan khas dari Banten yang sebagian orang masih

belum mengenal.

Informasi merupakan salah satu focus utama dalam memaksimalkan peranan

tugas dan fungsi Kantor Penghubung. Penyampaian informasi mengenai promosi

potensi daerah untuk peningkatan investasi maupun penyampaian perkembangan

Page 28: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 28

dan kebijakan pemerintah Provinsi Banten harus berdasarkan informasi yang tepat

dan akurat. Di era informasi teknologi ini, seluruh masyarakat daerah, nasional

maupun internasional dapat dengan mudah memperolehnya. Dengan demikian,

sorotan masyarakat semakin luas terhadap perkembangan Pemerintah Provinsi

Banten.

Kantor Penghubung sebagai duta Banten di Jakarta yang membawa misi

Promosi dan Informasi, baik informasi potensi daerah, informasi Kantor

Penghubung, maupun informasi yang terkait dengan pemerintahan Provinsi Banten

harus memiliki informasi yang tepat dan akurat (up to date). Sehingga pelayanan

informasi dapat tersedia dan terlaksana dengan baik.

Untuk memperkuat posisi strategis Kantor Penghubung di bidang Informasi,

perlu didukung oleh berbagai pihak khususnya SKPD-SKPD yang terkait dengan

Informasi yang di butuhkan. Kerjasama dalam pengumpulan informasi ini perlu

diselenggarakan dan perlu di kembangkan agar alur informasi dapat tersampaikan

kepada public.

Secara keseluruhan, dengan informasi yang tepat dan akurat serta didukung

oleh SKPD-SKPD maupun stakeholder di provinsi Banten, maka Kantor Penghubung

dapat lebih maksimal melakukan penyebaran informasi maupun pencitraan yang

baik terkait dengan Provinsi Banten.

Adanya Anjungan Provinsi Banten di Taman Mini Indonesia Indah merupakan

sarana yang cukup strategis dalam memperkenalkan / menginformasikan mengenai

Provinsi Banten. Dengan adanya Anjungan Provinsi Banten ini, display maupun

miniature Provinsi Banten dapat diperkenalkan sehingga membuka cakrawala

informasi bagi banyak masyarakat untuk mengenal Provinsi Banten.

Adapun penyampaian informasi yang harus dilakukan adalah terkait dengan :

Seni budaya tidak lain untuk mengenalkan pada seluruh lapisan masarakat

tentang budaya Banten, sehingga minat masyarakat akan bertambah tentang

budaya Banten secara tidak langsung pariwisata budaya Banten

tersosialisasikan, dan diharapkan adanya arus pariwisata yang masuk dari

dalam maupun luar negeri;

Page 29: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 29

Sumber daya Alam dan Infra struktur perlu di perkenalkan dan

dipromosikan dengan untuk memperkenalkan dan memberikan informasi

tentang pembangunan Banten, yang diharapkan dapat menarik para investor

untuk masuk ke Provinsi Banten.

Pariwisata dan kuliner juga harus di promosikan dan diperkenalkan secara

lebih intensif, tentunya hal ini merupakan potensi pariwisata yang dapat

menarik wisatawan asing dan local untuk berkunjung dan mengenal Provinsi

Banten.

Ketiga hal diatas dapat dilakukan dengan melakukan promosi secara

langsung dengan mengikuti pameran-pameran maupun pagelaran-pagelaran juga

dengan menginformasikannya pada website resmi Kantor Penghubung Provinsi

Banten serta media social seperti facebook dan twitter.

Promosi adalah Program prioritas Kantor Penghubung sebagai mana dengan

Fungsi Kantor Penghubung sebagai etalasenya di Jakarta dan Duta dan Show

window Seni dan Budaya di Jakarta yang selalu giat membangun dan mensejajarkan

diri dengan provinsi lainnya yang telah lebih dulu ada. Banten sebagai wilayah

religius memiliki beragam potensi dan kekhasan budaya, antara lain seni Beladiri

Pencak Silat, Kesenian Debus, Rampak Bedug, Calung Renteng, Rudad, Tari Cokek,

Dog dog Lojor, Silat Patintung, dll yang berasal dari Kabupaten/Kota yang ada di

Provinsi Banten.

Seksi Sarana dan Pelayanan mempunyai tugas pokok membantu Kepala

Kantor Penghubung melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

sarana dan pelayanan. Failitasi Gubernur/Wakil Gubernur, Pejabat dan kedinasan

(SKPD) di Jakarta.

Fasilitasi terhadap pejabat pemerintah maupun masyrarakat yang terkait

dengan provinsi banten wajib dilakukan oleh Kantor Penghubung. Fasilitasi yang

dilakukan bersifat Kedinasan , hubungan kerja, undangan, Rapat, Koordinasi,

Konsultasi dan lain sebagainya.

Wisma Penghubung Provinsi Banten yang ada merupakan salah satu sarana

dalam melakukan fasilitasi kepentingan pemerintah maupun masyarakat Provinsi

Banten di Jakarta. Wisma berfungsi sebagai tempat penginapan khusus bagi pejabat,

Page 30: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 30

juga berfungsi sebagai penginapan umum yang dapat memberikan Penghasilan

untuk Pemerintah Provinsi Banten. Pengelolaan Wisma ini harus dilakukan secara

professional dan setidaknya berstandar nasional. Oleh karena itu prasarana

penunjang bagi kelancaran operasional harus dapat ditingkatkan untuk peningkatan

pelayanan terhadap Pejabat Pemerintah provinsi Banten maupun untuk

peningkatan pelayanan umum dalam peningkatan pendapatan

Daerah.NALINTERNAL DAN EKSTERNAL

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Provinsi Banten lima tahun kedua

(2012 – 2017), maka diperlukan pemahaman terhadap kondisi internal

(kelembagaan) dan kondisi eksternal , berdasarkan pencapaian selama periode

2007 – 2017 dan kemungkinan pekembangan dan tantangan di masa mendatang,

untuk mempersiapkan diri dan memberikan pijakan dalam pelaksanaan tugas

dan fungsi Kantor Penghubung Provinsi Banten pada periode 2012– 2017.

Kekuatan (Strength)

Fundamental sebagai ukuran yang harus di nilai untuk perkembangan

kedepan, pada sisi kelembagaan Kantor Penghubung Provinsi Banten sebagai suatu

kekuatan meliputi:

1. Eksistensi dan keberdayaan Kantor Penghubung Provinsi Banten dalam

pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang hubungan antar lembaga serta promosi

dan informasi daerah;

2. Pengelolaan data dan informasi dengan adanya sistem data base dan Website

3. Dukungan Fasilitasi terhadap pimpinan dan dinas;

4. Kedudukan Kantor Penghubung di Jakarta sebagai pusat Ibu Kota Negara dan

Fasilitas Wisma sebagai penghasil Pendapatan Asli Daerah;

5. Anjungan Daerah di Taman Mini Indonesia Indah sebagai sarana promosi dan

Informasi daerah.

Page 31: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 31

Kelemahan (Weakness)

Faktor kelemahan yang masih terdapat pada kantor Penghubung Provinsi

Banten yang perlu di antisipasi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya

diantaranya adalah :

1. Kuantitas pegawai belum memadai terhadap kebutuhan pelaksanaan tugas dan

fungsi kantor penghubung Provinsi Banten;

2. Tingkat pengetahuan dan kemampuan masih belum optimal dalam rangka

pelaksanaan tugas dan fungsi yang tepat dan terarah;

3. Sarana dan Prasarana pendukung dinas belum memadai;

4. Belum optimalnya peran dan fungsi Kantor Penghubung sebagai penunjang

penyelengara pemerintahan;

5. Belum maksimalnya peranan Anjungan Daerah Taman Mini Indonesia Indah.

Peluang (Opportunity)

Peluang yang mendukung dan dapat dimanfaatkan dalam penyelenggaraan

tugas dan fungsi Kantor Penghubung Provinsi Banten ke depan sebagai berikut :

1. Rencana perubahan yang mendukung dan dapat dimanfaatkan dalam

penyelenggaran tugas dan fungsi Kantor Penghubung Provinsi Banten untuk

menjadi lebih representatif dan proposional;

2. Praradigma dan pendekatan dalam perencanaan pembangunan nasional dan

daerah secara terpadu (UU No. 25 Tahun 2004) antar tingkat Pemerintahan

dan partisifatip, menekankan semakin perlunya efektivitas dan efisiensi

hubungan kerja antar tingkat pemerintahan;

3. Bertumbuhkembangnya hubungan kerja dan kemitraan antar kantor

Penghubung Provinsi Banten dengan berbagai lembaga pemerintahan dan

non pemerintahan ;

4. Kesempatan dan minat swasta maupun lembaga lainnya untuk ikut

berpartisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan di Provinsi Banten.

Page 32: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 32

Ancaman (Treath)

Ancaman yang dapat menggangu dan menghambat penyelenggaraan tugas

dan fungsi Kantor Penghubung Provinsi Banten adalah sebagai berikut :

1. Masih dirasakannya tumpang tindih tugas dan fungsi dengan SKPD Provinsi

Banten lainnya;

2. Belum optimalnya pembinaan partisipasi masyarakat Provinsi Banten di Jakarta

dan sekitarnya;

3. Persaingan antar daerah dalam mempromosaikan keunggulan dan daya tarik

daerah;

4. Perkembangan situasi sosial politik yang berpengaruh terhadap minat dan

kemauan pihak eksternal untuk berpartisipasi dalam pembangunan di Provinsi

Banten

5. Belum maksimalnya peran dan fungsi sebagai penghubung Banten di Jakarta;

6. Keterbukaan Informasi Publik menuntuk informasi yang akurat dan transparan.

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Kantor Penghubung

a. Isu Internal

1) Kantor Penghubung yang eksis, proporsional dan profesional dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Sebagai suatu lembaga teknis pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan

tugas pokok dan fungsi yang telah ditentukan secara legal, maka keberadaan

Kantor Penghubung harus didukung dengan sumberdaya aparatur yang terlatih

dan profesional.

2) Sarana dan Prasarana Kantor Penghubung

Masih kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki seperti

Terbatasnya Ruang Kantor untuk memaksimalkan kinerja aparatur yang

ada.

Pengembangan Sarana Pendukung Teknis Kantor Penghubun.

Pengembangan Wisma untuk meningkatkan pelayanan dan pendapatan

asli daerah

Pengembangan Anjungan untuk meningkatkan daya tarik promosi seni

dan budaya daerah.

Pengembangan Informasi untuk lebih meningkatkan pelayanan public.

Page 33: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 33

3) Profesionalisme Kelembagaan, Akses serta Keberlanjutan hubungan antar

Lembaga

Proses pembangunan yang semakin dinamis dan partisipatif memberikan

dampak terhadap semakin dibutuhkannya jalinan kemitraan antar stakeholders,

baik dalam kepentingan penyelenggaran pemerintahan maupun pembangunan,

keserasian perencanaan pembangunan nasional dan daerah, pemberdayaan

masyarakat dalam pembangunan merupakan amanat UU Nomor 25 Tahun

2005 yang dalam implementasinya akan banyak memerlukan dan

mengedepankan jalinan komunikasi antara tingkat pemerintahan, antar

pemerintahan, maupun pemerintahan dan masyarakat.

Minat dan partisipasi masyarakat daerah, luar daerah, maupun asing dalam

proses pembangunan ProvinsiBanten semakin bertumbuh kembang, hal ini

setidaknya dapat diindikasikan dengan pencapaian realisasi investasi di

Provinsi Banten yang menepatkan tingkat pertama di tingkat nasional pada

tahun 2005.

Untuk itu, faktor kunci lainnya yang diwujudkan Kantor Penghubung Provinsi

Banten dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya adalah perluasan akses

jaringan tehadap lembaga-lembaga potensial lainnya, serta pemerliharaan

keberlanjutan hubungan kerja dengan lembaga-lembaga yang telah terjalin

selama ini. Perluasan akses jaringan antar lembaga merupakan langkah yang

perlu disertai pengembangan pola dan metode pembentukan jaringan secara

lebih efektif dan efisien.

4) Fasilitasi Promosi dan Informasi Daerah

Besarnya potensi daerah yang ada di provinsi Banten, menuntut adanya

promosi dan penyebarluasan informasi yang lebih intensif. Melakukan

pameran-pameran dan pagelaran-pagelaran seni budaya, serta melakukan

sosialisasi melalui media (online maupun cetak). Selain itu Perkembangan

keterbukaan informasi publik juga menuntut adanya transparansi atas informasi

yang terkait dengan pemerintahan Provinsi Banten. Oleh karena itu,

pengumpulan informasi dan koordinasi kelembagaan di bidang promosi dan

informasi daerah merupakan hal yang perlu di segerakan.

5) Fasilitasi Pimpinan dan Kedinasan

Fasilitasi merupakan unsur pelayanan terhadap Pimpinan ataupun Pejabat

Pemda maupun fasilitasi terhadap kedinasan SKPD di Jakarta.

Page 34: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 34

b. Isu Strategis External :

Isu Strategis dari eksternal adalah masukan, usulan ataupun kritikan dari

masyarakat Banten, Masyarakat luar, Dewan (DPRD Banten), Pimpinan, Ormas,

Mahasiswa atapun lembaga/SKPD terkait. Dari isu yang berkembang setelah

realisasi kegiatan tahun 2011 dengan yang sebelumnya ada beberpa isu

strategis yang timbul akibat kegiatan tufoksi Kantor Penghubung : .

1) Koordinasi Antar Lembaga

Pembangunan di bidang kebudayaan pariwisata dalam konteksnya merupakan

bidang pembangunan yang sangat kompleks dan memiliki banyak keterkaitan

dengan pihak lainnya, baik yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung.

Pengelompokan stakeholders dalam dapat dijabarkan sebagai berikut :

pemerintah; swasta; dan masyarakat .

Gambaran pelaku dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan

tersebut mengisyaratkan bahwa setiap upaya dan langkah-langkah

pengembangan kebudayaan dan pariwisata akan memiliki pengaruh terhadap

pihak-pihak yang terkait.

Hubungan kelembagaan dalam wujud koordinasi antara pelaku pariwisata

dirasakan masih belum optimal, sehingga upaya meningkatkan program-

program pembangunan kepariwisataan yang lebih terpadu dan terintegrasi

menjadi prasyarat keberhasilan pembangunan kepariwisataan. Pemerintah baik

pusat maupun daerah sebagai fasilitator dan pembinan pembangunan

kepariwisataan memegang kunci untuk membuka keterpaduan pembangunan

bidang pariwisata, sehingga pihak terkait swasta dan masyarakat akan

berpartisipasi aktif dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan

kepariwisataan. Sehingga kondisi keterpaduaan antar pihak dalam

pembangunan kepariwisataan perlu segera diperbaiki, hubungan antar asosiasi

profesi perlu ditingkatkan, demikian pula hubungan pusat-daerah serta

lembaga-lembaga yang berada di berbagai negara perlu lebih diberdayakan.

Page 35: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 35

2) Sumber Daya Manusia Berkualitas

Salah satu modal utama pengembangan pariwisata adalah sumber daya

manusia yang berkualitas dalam arti SDM yang sehat, mandiri, beriman, taqwa,

tangguh, kreatif, berdedikasi, profesional, dan berwawasan kebangsaan serta

memiliki semangat wirausaha melalui suatu sistem pendidikan dan pelatihan

baik formal maupun informal di bidang kepariwisataan yang terencana untuk

mampu memiliki kompetensi keunggulan kompetitif. Oleh karena itu,

diperlukan pembinaan dan pengembangan SDM bidang kepariwisataan, agar

lebih berorientasi pada peningkatan kualitas SDM.

Dalam perkembangannya ke depan, pengembangan sumber daya manusia

pariwisata harus memiliki standar kapasitas dan kompetensi yang baik untuk

meningkatkan kualitas SDM bidang kepariwisataan. Hal ini untuk meningkatkan

daya saing di tingkat global, mengingat penerapan pasar bebas dalam era

globalisasi akan segera dilaksanakan. Pada tingkat global, isu standarisasi

sumber daya manusia maupun standarisasi produk dan usaha budaya dan

pariwisata terus meningkat. Negara-negara saingan terdekat telah terlibat aktif

di dalam diskusi tingkat internsional, sebagai upaya untuk mempercepat

peningkatan sumber daya manusianya dan sekaligus mengantisipasi persaingan

setelah dilaksanakannya pasar bebas.

Sumber daya manusia yang kompeten adalah seseorang yang memiliki unsur-unsur

pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), peran sosial (social role), citra diri

(self-image), perilaku (behave), dan motivasi (motive) sesuai dengan jenis

pekerjaannya dan jenjang jabatannya. Dari unsur-unsur kandungan kompetensi

tersebut, pengetahuan (knowledge) merupakan langkah pertama yang harus

diberikan kepada semua pihak yang terlibat dalam pengembangan dan

penyelenggaraan pariwisata.

Page 36: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 36

4) Sistem Informasi Kebudayaan dan Kepariwisataan

Pengembangan Kebudayaan dan pariwisata membutuhkan berbagai acuan,

khususnya yang terkait dengan prospek dan kelayakannya. Penyusunan berbagai

acuan tersebut perlu didukung dengan data-data yang valid dan akurat.

Keberadaan database kebudayaan dan database pariwisata sampai saat ini masih

dikelola oleh pemerintah, dengan tingkat pembaruan data (up-date) yang lambat.

Sehingga beberapa rencana dan program-program yang disusun - baik oleh

pemerintah maupun swasta – kurang dapat mengantisipasi kondisi terkini, yang

pada akhirnya berdampak pada hasil yang dicapai.

5) Peraturan Perundang-Undangan

Gerakan reformasi nasional telah mendorong dilaksanakannya berbagai perubahan-

perubahan penting dalam praktek penyelenggaraan good governance dengan

menerapkan prinsip partisipasi masyarakat, transparansi, dan akuntabilitas.

Dibutuhkan komitmen dari semua pihak, pemerintah, dan masyarakat serta

pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan

nyata supaya penyelenggaraan good governance dan pembangunan dapat

berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta

bebas dari KKN.

2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD

Rancangan awal Penyusunan Rencana Kerja Kantor Penghubung Tahun 2013

dengan rencana kerja akhir Tahun 2013 tidak mengalami perubahan yang signifikan

pada Program dan Rencana Kerja, namun hanya pada penambahan isi kegiatan

yaitu pengadaan sarana dan prasarana sehingga ada beberápa kenaikan

anggaran.tetapi dari kegiatan pemangku kepentingan sudah tercantum dalam

rencana kerja tahun 2013.

Page 37: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 37

Diperlukannya sinkronisasi perencanaan antara pemerintah daerah dengan

pemerintah pusat maka dalam penyusunan Renja Kantor Penghubung Provinsi

Banten harus ada keterkaitan kaidah-kaidah penyusunan RPJMN, RPJMD, Renstra

dan RKPD untuk memberikan arah dan tujuan yang akan dicapai . Penyusunan Renja

Kantor Penghubung harus mengacu pada kebijakan nasional yang tertuang dalam

RPJMN adapun Dalam RPJMN Tahun 2010-2014 telah ditetapkan visi yakni

Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan serta misi yang

meliputi

1) Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera;

2) Memperkuat pilar-pilar demokrasi dan

3) Memperkuat dimensi keadilan disemua bidang melalui pelaksanaan 11 (sebelas)

prioritas nasional dan 3 (tiga) prioritas lainnya yakni

1). Reformasi birokrasi dan tata kelola;

2). Pendidikan;

3). Kesehatan;

4). Penanggulangan kemiskinan;

5). Ketahanan pangan;

6). Infrastruktur;

7). Iklim investasi dan usaha;

8). Energi;

9). Lingkungan hidup dan bencana;

10).Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik;

11). Kebudayaan, kreatifitas dan inovasi teknologi serta

12). Tiga prioritas lainnya, yaitu

a). bidang politik, hukum dan keamanan;

b). bidang perekonomian;

TUJUAN,SASARAN, PROGRAM

DAN KEGIATAN

BaB

3

Page 38: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 38

c). bidang kesejahteraan rakyat.

Program Prioritas daerah adalah cerminan kebijakan nasional yang dituangkan

dalam Dokumen RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017. Visi adalah sebagai

sarana untuk pencapaian sedangkan misi adalah sebaga prasarana yaitu alat untuk

mencapai tujuan. Adapun misi Banten tersebut adalah ditempuh melalui 4 (empat)

misi yaitu

1). Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, berbudaya, sehat dan cerdas;

2). Mewujudkan perekonomian yang maju dan berdaya saing secara merata dan

berkeadilan;

3). Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang lestari;

4). Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa.

Adapun prioritas pembangunan pada tahap akselerasi I meliputi :

1). Penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan peningkatan kesejahteraan

sosial;

2). Pemantapan kualitas sumber daya manusia;

3). Pemantapan kualitas dan pemerataan perekonomian;

4). Pemantapan kualitas pelayanan prasarana dan sarana wilayah;

5). Pengelolaan dan revitalisasi tata ruang, sumber daya alam, dan lingkungan hidup;

6). Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan bersih;

7). Pengembangan dan pembangunan pusat pertumbuhan dan kawasan strategis.

Untuk mensukseskan program nasional dan daerah Kantor Penghubung sebagai

SKPD Provinsi Banten berkewajiban ikut serta dalam mensukseskan program

tersebut dengan Tugas pokok yaitu sebagai pelaksanaan kebijakan di bidang

hubungan antar lembaga dengan fungsi :

a. Unsur pelayanan penunjang pelayanan penyelenggaraan pemerintah Provinsi;

b. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan bidang tugasnya;

c. Penghubung antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah, Departemen

Teknis dan Lembaga Pemerintah Non Departemen dan pihak swasta di Jakarta;

Page 39: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 39

d. Pembinaan masyarakat Daerah Propinsi Banten di Jakarta;

e. Pengumpulan data dan informasi serta kegiatan promosi Pemerintah Daerah;

f. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

Dari fungsi yang telah ditetapkan dalam Perda 4 Tahun 2008 program nasional dan

program prioritas diaktualisasikan kedalam dalam renstra Kantor Penghubung

kedalam Misi.

Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintah adalah salah satu program nasional

sedangkan Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan bersih adalah

program prioritas pembangunan 2012 – 2017. Kantor Penghubung pada tahun ini

dan selanjutnya akan melaksanakan dan mensukseskan secara berkesinambungan

dan rutinitas hingga akhir Renstra 2017.

3.1 Tujuan dan Sasaran

Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan yang telah ditetapkan, maka perlu

adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang

akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan akan

memberikan arahan bagi pelaksanaan setiapa urusan pemerintahan daerah baik

urusan wajib maupun pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud

Pelaksanaan Misi Banten yang terkait dengan Program Kegiatan Kantor Penghubung

adalah sbb :

Tabel 3.1.2

Tujuan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan

Misi Tujuan Sasaran Indikator

Kinerja

Kondisi

Awal

2012

Kondisi

Akhir

2017

Misi Kedua,

Pemantapan iklim

Untuk

meningkatkan

1. Meningkatk

an aktivitas

Pertumbuh

an sector

14,5 14,5

Page 40: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 40

investasi yang

kondusif untuk

mendorong

pertumbuhan

ekonomi daerah dan

meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat

kualitas

pertumbuhan

dan pemerataan

perekonomian

daerah dalam

rangka

mempersepat

peningkatan

kesejahteraan

masyrakat

ekonomi regional

berbasis potensi

local

pariwisata

4. Meningkatkan

investasi yang

mendorong

penciptaan

lapangan kerj

Laju

pertumbuh

an Investasi

(%/Tahun)

13,35 13,70

Misi Keempat,

Penguatan

semangat

keersamaan antar-

pelaku

pembangunan dan

sinergitas

pemerintah pusat,

provinsi dan

kabupaten/kota

yang selaras dan

seimbang

Untuk

mewujudkan

Banten rukun

damai,

membangun

kebersamaan

yang sinergis

antara pusat

daerah, beserta

stakeholder

dalam

menjalankan

peran dan

fungsinya

masing-masing

secara

3 Revitalisasi nilai-

nilai budaya dan

kearifan local;

Cakupan

pelestarian

dan

pemanfaata

n Nilai

Budaya

Daerah

60 80

Page 41: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 41

terintegrasi

mebangun

Banten.

5.Terwujudnya

peningkatan

partisipasi

perencanaan dan

kerjasama

pembangunan

daerah

Jumlah

Kerjasama

(kesepakata

n)

pembangun

an daerah

4 20

Misi Kelima,

Peningkatan mutu

dan kinerja

pemerintahan

daerah yang

berwibawa menuju

tata kelola

pemerintahan yang

baik dan bersih

Untuk

meningkatkan

kinerja

penyelenggaraan

pemerintahan

daerah yang

efektif, efisien ,

dan akuntabel

dalam rangka

meningkatkan

pelayanan public

2. Meningkatk

an kelembagaan

dan

ketatalaksanaan

pemerintah daerah

serta pengelolaan

keuangan dan

asset daerah yang

akuntabel dan

berbasis teknologi

informasi,

Opini Audit

BPK

WDP WTP

3 Meningkatkatnya

pelayanan data

informasi public

yang dapat diakses

dengan mudah dan

cepat oleh seluruh

lapisan masyarakat

Skala

kepuasan

masyarakat

2,5 3,5

1. Meningkatk

annya

perencanaan dan

Tingkat

Capaian

Sasaran

80`` 90

Page 42: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 42

pengendalian

pembangunan

RPJMD (%)

Berpijak pada RPJMD Banten, tujuan Renja merupakan penjabaran atau

implementasi dari pernyataan Misi Kantor Penghubung Provinsi Banten, yaitu

sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam setiap tahunnya yang

tertuang dalam tujuan Rensta. Sedangkan Sasaran merupakan penjabaran dari

tujuan Kantor Penghubung Provinsi Banten, yaitu hasil yang akan dicapai secara

nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai,

serta dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.

Tujuan dan Sasaran Renja Kantor Penghubung yang akan dicapai oleh Kantor

Penghubung Provinsi Banten diambil dalam tujuan dan sasaran Renstra Kantor

Penghubung Tahun 2012– 2017 berdasarkan rumusan Misi adalah sebagai

berikut :

a. Meningkatnya perencanaan, pengendalian dan evaluasi kelembagaan;

b. Tersedianya prasarana dan sarana kerja yang memadai dan berkualitas;

c. Meningkatnya kemampuan kualitas SDM aparat;

d. Optimalnya hubungan kerja dan kerjasama pembangunan anatr lembaga

Pemerintah Provinsi Banten dengan pemerintah pusat, lembaga pemerintah

non departemen, dan pemerintah daerah lainnya;

e. Meningkatkan hubungan antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah

Pusat, melalui kementerian Teknis dan Lembaga Pemerintah Non

Departemen dan pihak swasta di Jakarta;

f. Bertumbuhkembangnya partisipasi organisasi non pemerintah , lembaga

swasta lainnya serta masyarakat Provinis Banten di Jakarta dan sekitarnya

dalam penyelenggaraan pembangunan.

g. Meningkatnya layanan dan penyebaran informasi daerah dalam bentuk

promosi pariwisata daerah.

h. Meningkatnya dukungan penyelenggaraan Ivent promosi produk unggulan

daerah.

Page 43: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 43

i. Meningkatnya layanan dan penyebaran informasi daerah dalam bentuk

kepentingan dinas dan hasil pembangunan.

j. Meningkatnya pelayanan fasilitasi Gubernur, Wakil Gubernur Pimpinan

Dewan serta jajarannya yang sedang melaksanakan kedinasan di Jakarta.

k. Terfasilitasinya pejabat Pusat yaitu Presiden, Wakil Presiden Pimpinan

Dewan serta jajarannya dalam rangka kunjungan kerja ke daerah.

l. Meningkatnya pelayanan fasilitasi SKPD dalam dukungan kedinasan di

Jakarta

3.2. Program dan Kegiatan

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi diperlukan strategi dan arah

kebijakan pembangunan, selanjutnya program pembangunan dijabarkan sesuai

dengan urusan wajib dan pilihan, dengan prioritas program beserta indikator

kinerja program.

Berdasarkan kebijakan yang ditetapkan dalam RPJMD maka program dan kegiatan

yang akan dilaksanakan Kantor Penghubung Provinsi Banten dalam Tahun 2013

terdiri dari program yang bersifat urusan dan pilihan, adapun program – program

tersebut adalah sebagai berikut terlampir :

Page 44: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 44

Rencana Kerja merupakan penjabaran dari tugas dan fungsi yang mengarah ke basis

kinerja yang didalamnya terdapat struktur dan organisasi, Tugas adalah pelaksanaan

rutin yang harus dilaksankanan sedangkan fungsi adalah merupakan fungsi

lembaga yang harus dijalankan. Kantor Penghubung Provinsi Banten menyusun

Rencana Kerja 2013 dengan pertimbangkan perkerkembangan saat ini dan

perkembangan SOTK kedepan.

Rencana Kerja Tahunan adalah merupakan proses kegiatan yang akan dilaksanakan

dan di susun untuk memenuhi dan merealisasikan serta melaksanakan

tidaklanjut dari Rencana Stategis Kantor Penghubung Provinsi Banten, juga sebagai

bahan acuan untuk rencana capaian kinerja tahunan, yang selanjutnya akan

dijadikan sebagai bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP )

sebagaimana Amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

Disamping itu dengan tersusunannya Rencana Kerja Tahunan, diharapkan

segenap unsur Kantor Penghubung Provinsi Banten dapat memacu diri dalam

melaksanakan tugas pokok dang fungsinya, karena ada tugas yang telah tersusun

dalam Rencana Kerja Tahunan, dan pada akhirnya dapat menjadi tolok ukur

Akuntabilitas Kinerja Kantor Penghubung Provinsi Banten.

Berkaitan dengan Implementasi Rencana Kerja Kantor Penghubung Provinsi Banten

Tahun 2013 maka perlu diperhatikan kaidah pelaksanaan sebagai berikut:

1. Kantor Penghubung Provinsi Banten berkewajiban untuk mengupayakan

pencapaian Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan

Kegiatan yang telah dirumuskan dalam Rencana Kerja Kantor Penghubung

Provinsi Banten Tahun 2013 yang telah diselaraskan dengan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Banten Tahun 2013;

Penutup BaB

4

Page 45: BAB PENDAHULUAN -   · PDF filePemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, ... Tahun 2004 Nomor 66,

RENJA 2013 Page 45

2. Kantor Penghubung Provinsi Banten berkewajiban untuk menggunakan Rencana

Kerja Kantor Penghubung Provinsi Banten Tahun 2013 sebagai Pedoman

Penyelenggaraan Program dan Kegiatan Pemerintahan dan Pembangunan pada

Tahun 2013;

3. Recana Kerja Kantor Penghubung Provinsi Banten Tahun 2013 merupakan

Acuan dan Pedoman Dalam Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

Kantor Penghubung Provinsi Banten Tahun 2013;

4. Seiring dengan penetapan APBD maka Recana Kerja Kantor Penghubung

Provinsi Banten Tahun 2013 yang telah diselaraskan dengan Dokumen

Pelaksana Anggaran (DPA) ditetapkan menjadi Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Kantor Penghubung Provinsi Banten Tahun 2013;

5. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rencana Kerja Kantor

Penghubung Provinsi Banten Tahun 2013, Kantor Penghubung Provinsi Banten

berkewajiban untuk melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan

Rencana Kerja Kantor Penghubung Provinsi Banten Tahun 2013.

Demikian Rencana Kerja Tahunan ini disusun, semoga dapat dilaksanakan dan

dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas segenap unsur Satuan Kerja serta

dapat memenuhi tuntutan dan keinginan masyarakat dalam rangka mewujudkan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

d. Catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan.

e. Kaidah-kaidah pelaksanaan.

f. Rencana tindak lanjut.

Pada bagian lembar terakhir dicantumkan tempat dan tanggal dokumen, nama SKPD dan nama dan tanda tangan kepala SKPD, serta cap pemerintah daerah yang bersangkutan.