pemerintah kabupaten pekalongan filepemerintah kabupaten pekalongan peraturan daerah kabupaten...

21
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberian pelayanan untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi maupun badan diperlukan upaya-upaya nyata dengan meningkatkan pelayanan di Bidang Perhubungan Darat; b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 10 Tahun 2006 tentang Penataan Transportasi Darat perlu ditindaklanjuti dengan penetapan Retribusi Bidang Perhubungan Darat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Bidang Perhubungan Darat. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lambaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992

Upload: lehuong

Post on 18-May-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN

NOMOR 10 TAHUN 2008

T E N T A N G

RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PEKALONGAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberian pelayanan untuk tujuan kepentingan

dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi

maupun badan diperlukan upaya-upaya nyata dengan meningkatkan

pelayanan di Bidang Perhubungan Darat;

b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan

Nomor 10 Tahun 2006 tentang Penataan Transportasi Darat perlu

ditindaklanjuti dengan penetapan Retribusi Bidang Perhubungan Darat;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi

Bidang Perhubungan Darat.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-

Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah

Tingkat II Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun

1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam

Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2757);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,

Tambahan Lambaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992

Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

2

Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3480);

5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1992 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang

Penangguhan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 14 Tahun

1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 99, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3494);

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34

Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor

246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4389);

10. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor: 4437)

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

12. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

3

13. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1986 tentang Pemindahan

Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dari Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan ke Kota Kajen di Wilayah

Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1986 Nomor 70);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas

Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah

Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 92,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3581);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan

Kendaraan Bermotor di Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1993 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3528);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993

Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3529);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan

Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor

93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

4

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

24. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,

Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;

25. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 9 Tahun 2006 tentang

Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten

Pekalongan Tahun 2006 Nomor 9);

26. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 10 Tahun 2006

tentang Penataan Transportasi Darat (Lembaran Daerah Kabupaten

Pekalongan Tahun 2006 Nomor 10).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN PEKALONGAN

DAN

BUPATI PEKALONGAN

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI BIDANG

PERHUBUNGAN DARAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Pekalongan.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Pekalongan.

4. Dinas adalah Dinas yang membidangi Perhubungan Kabupaten

Pekalongan.

5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas yang membidangi Perhubungan

Kabupaten Pekalongan.

6. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan

kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan

usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,

perseroan lain, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik

Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan,

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

5

perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan, dana pensiun,

organisasi masa, organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis,

lembaga, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lain.

7. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi sagala bagian

jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di

atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di

atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

8. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

9. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari

kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor.

10. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan

teknis yang berada dalam kendaraan tersebut.

11. Pemeriksaan Teknis Kendaraan adalah serangkaian kegiatan

memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan,

kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan

terhadap persyaratan teknis dan laik jalan.

12. Penilaian Teknis Kendaraan Bermotor adalah penilaian terhadap

komponen kendaraan yang akan dihapuskan atau dibesituakan dalam

satuan prosentase.

13. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak

bersifat sementara.

14. Angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat

ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.

15. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan yang disediakan untuk

dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

16. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang

diperlengkapi dengan sebanyak-banyaknya 8 tempat duduk tidak

termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa

perlengkapan bagasi.

17. Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang diperlengkapi

dengan lebih dari 8 tempat duduk tidak termasuk tempat duduk

pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan bagasi.

18. Mobil barang adalah kendaraan selain mobil bus, mobil penumpang dan

kendaraan bermotor roda dua.

19. Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor selain daripada

kendaraan bermotor untuk penumpang dan kendaraan bermotor untuk

barang, yang penggunaanya untuk keperluan khusus atau mengangkut

barang-barang khusus.

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

6

20. Angkutan khusus adalah kendaraan bermotor yang disediakan untuk

dipergunakan oleh umum mengangkut orang untuk keperluan khusus

atau untuk mengangkut barang-barang khusus.

21. Kereta gandengan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk

mengangkut barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri

dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor.

22. Kereta tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk

mengangkut barang yang dirancang untuk ditarik dan sebagian

bebannya ditumpu oleh kendaraan bermotor penariknya.

23. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan

menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur

kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan

wujud simpul jaringan transportasi.

24. Jasa pelayanan terminal adalah pelayanan yang diberikan oleh terminal

kepada setiap kendaraan pada masing-masing trayek untuk

menggunakan fasilitas terminal.

25. Usaha penunjang terminal adalah usaha yang dilakukan di terminal

tanpa mengurangi fungsi pokok terminal.

26. Izin penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas adalah izin

yang diberikan untuk menggunakan/menutup sebagian/seluruh badan

jalan selain untuk kepentingan lalu lintas, baik diberikan kepada

perorangan maupun kepada badan.

27. Izin bengkel adalah izin untuk mengoperasikan bengkel konstruksi,

bengkel perbaikan, bengkel perawatan dan bengkel uji asap dengan

kategori masing-masing sebagai bengkel terdaftar, bengkel tertunjuk

dan bengkel pelaksana.

28. Izin usaha penderekan adalah izin untuk mendirikan perusahaan

penderekan.

29. Izin penyelenggaraan pendidikan sekolah mengemudi adalah izin untuk

menyelenggarakan pendidikan sekolah mengemudi.

30. Izin trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus

dan/atau mobil penumpang umum pada jaringan trayek.

31. Izin operasi adalah izin untuk mengangkut orang dengan kendaraan

umum tidak dalam trayek.

32. Izin insidentil adalah izin yang diberikan kepada perusahaan yang telah

memiliki izin trayek untuk menggunakan kendaraan bermotor

menyimpang dari izin trayek yang dimiliki.

33. Izin pendirian pool dan/atau agen adalah izin yang diberikan untuk

mendirikan pool dan/atau agen penjualan/pemesanan karcis.

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

7

34. Izin usaha angkutan jalan adalah izin yang diberikan untuk melakukan

usaha angkutan dengan kendaraan umum.

35. Retribusi jasa umum bidang perhubungan adalah pembayaran atas

pemberian pelayanan jasa umum di bidang perhubungan kepada orang

pribadi dan/atau badan.

36. Retribusi jasa usaha bidang perhubungan adalah pembayaran atas

pemberian pelayanan di terminal dan kegiatan usaha penunjang

terminal.

37. Retribusi perizinan bidang perhubungan adalah pembayaran atas

pemberian izin di bidang perhubungan kepada orang pribadi dan/atau

badan.

38. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan

perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran

retribusi termasuk pemungutan dan pemotongan retribusi tertentu.

39. Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut

SPTRD adalah surat uang digunakan oleh wajib retribusi untuk

melaporkan perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang

menurut peraturan retribusi daerah.

40. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang dapt disingkat SKRD adalah

surat ketentuan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi.

41. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang dapat disingkat STRD adalah

surat untuk melakukan tagihan retribusi dan / atau sanksi administrasi

berupa bunga dan / atau denda.

42. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya

disingkat SKRDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya

jumlah retribusi yang terhutang dan jumlah yang masih harus dibayar.

43. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya

disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah

kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih

besar darpiada retribusi yang terutang dan tidak seharusnya terutang.

44. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang

selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang

menentukan tambahan atas jumlah retribusi daerah yang telah

ditetapkan.

45. Perhitungan retribusi daerah adalah perincian besarnya retribusi yang

harus dibayar oleh wajib retribusi baik pokok retribusi, bunga,

kekurangan pembayaran, kelebihan pembayaran, maupun sanksi

administrasi.

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

8

46. Pembayaran retribusi daerah adalah besarnya kewajiban yang harus

dipenuhi oleh wajib retribusi sesuai dengan Surat Ketetapan Retribusi

Daerah dan Surat Tagiah Retribusi Daerah ke Kas Daerah atau ke

tempat lain yang ditunjuk dengan batas waktu yang telah ditentukan.

47. Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik

untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu

membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi

serta menemukan tersangkanya.

48. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat

Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi tugas wewenang khusus oleh

Undang-undang untuk melakukan penyidikan.

49. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PPNS adalah

Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus

oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan.

50. Kadaluwarsa adalah suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk

dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu

dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Bidang Perhubungan Darat dipungut Retribusi

sebagaimana pembayaran atas pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah

Daerah di Bidang Perhubungan.

Pasal 3

Obyek Retribusi adalah pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah

di Bidang Perhubungan, meliputi :

a. Pemeriksaan Teknis Kendaraan Bermotor;

b. Penilaian Teknis Kendaraan;

c. Parkir di Jalan Umum;

d. Pelayanan Terminal;

e. Kegiatan Usaha Penunjang Terminal;

f. Izin Penggunaan Jalan selain untuk Kepentingan Lalu lintas;

g. Izin Bengkel;

h. Izin Usaha Penderekan;

i. Rekomendasi Izin Usaha Penyelenggaraan Sekolah Mengemudi;

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

9

j. Izin Usaha Angkutan Bermotor di Jalan;

k. Izin Trayek dan rekomendasi Izin Trayek AKDP dan AKAP;

l. Izin Operasi;

m. Izin Insidentil;

n. Izin Pool dan Keagenan.

Pasal 4

Subyek Retribusi adalah instansi, badan dan/atau orang pribadi yang

memperoleh pelayanan dari Pemerintah Daerah di Bidang Perhubungan.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 adalah golongan Retribusi

Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

(1) Tingkat penggunaan jasa untuk jenis retribusi jasa umum diukur

berdasarkan jenis kendaraan yang mendapat pelayanan jasa umum.

(2) Tingkat penggunaan jasa untuk jenis retribusi jasa usaha diukur

berdasarkan:

a. Retribusi jasa pelayanan terminal didasarkan jenis trayek dan

kunjungan untuk kendaraan selain angkutan umum;

b. Retribusi kegiatan usaha penunjang terminal berdasarkan jenis

usaha yang dilakukan.

(3) Tingkat penggunaan jasa untuk jenis retribusi perizinan tertentu diukur

berdasarkan:

a. Retribusi izin penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalulintas

berdasarkan kepentingan, kelas jalan dan luasan jalan yang

digunakan;

b. Retribusi izin bengkel berdasarkan klasifikasi bengkel;

c. Retribusi izin usaha penderekan berdasarkan masa waktu;

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

10

d. Retribusi izin penyelenggaraan pendidikan sekolah mengemudi

berdasarkan masa waktu;

e. Retribusi izin usaha angkutan umum berdasarkan jenis kendaraan;

f. Retribusi izin trayek berdasarkan jenis kendaraan;

g. Retribusi izin operasi berdasarkan jenis angkutan;

h. Retribusi izin insidentil berdasarkan jenis kendaraan;

i. Rertribusi pendirian pool dan/atau agen berdasarkan masa waktu;

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN BESARNYA TARIF

Pasal 7

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ditetapkan sebagai berikut :

a. Untuk golongan Retribusi Jasa Umum berdasarkan kebijakan Daerah

dengan mempertimbangkan aspek keadilan dan kemampuan

masyarakat.

b. Untuk Golongan Retribusi Jasa Usaha berdasarkan pada tujuan untuk

memperoleh keuntungan yang layak.

c. Untuk Golongan Retribusi Perizinan Tertentu berdasarkan pada tujuan

untuk menutup sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan

pemberian izin yang bersangkutan.

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Bagian Pertama

Retribusi Jasa Umum Bidang Perhubungan Darat

Pasal 8

Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan sebagai berikut:

a. Tarif Retribusi Pemeriksaan Teknis Kendaraan Bermotor

No Komponen Retribusi Tarif (Rp. )

1) Buku Uji 7.500,-

2) Stiker Uji 12.500,-

3) Tanda Uji, Baut, Mur, Kawat dan Segel 5.500,-

4) Biaya Uji

Mobil Penumpang Umum 19.000,-

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

11

No Komponen Retribusi Tarif (Rp. )

Mobil bus, mobil barang, kendaraan khusus

dan angkutan khusus

23.500,-

Mobil barang lebih dari 2 sumbu 30.000,-

Kereta gandengan, kereta tempelan 21.000,-

5) Penggantian Buku Uji yang hilang 50.000,-

6) Penggantian Stiker Uji yang hilang/Rusak 15.000,-

7) Penggantian Tanda Uji yang hilang 20.000,-

8) Pencucian/pembersihan bagian bawah

kendaraan uji

5.000,-

9) Mutasi kendaraan

Mobil Penumpang Umum 19.000,-

Mobil bus, mobil barang, kendaraan khusus

dan angkutan khusus

23.500,-

Mobil barang lebih dari 2 sumbu 30.000,-

Kereta gandengan, kereta tempelan 21.000,-

10) Rekomendasi numpang uji 15.000,-

11) Perubahan status dan perubahan bentuk

kendaraan

Rubah Status Kendaraan 20.000,-

Rubah Bentuk Kendaraan 30.000,-

b. Tarif Retribusi Penilaian Teknis Kendaraan

No Jenis Obyek Retribusi Tarif (Rp. )

Sepeda motor 15.000,-

Mobil Penumpang dan sejenisnya 19.000,-

Mobil bus, mobil barang, kendaraan khusus

dan angkutan khusus

23.500,-

Mobil barang lebih dari 2 sumbu 30.000,-

Kereta gandengan, kereta tempelan 21.000,-

c. Tarif Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum

No Jenis Obyek Retribusi Tarif (Rp. )

Sepeda motor 500,-

Mobil Penumpang dan sejenisnya 1.000,-

Mobil bus, mobil barang, kendaraan khusus

dan angkutan khusus

1.200,-

Mobil barang lebih dari 2 sumbu 1.500,-

Kereta gandengan, kereta tempelan 2.000,-

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

12

Bagian Kedua

Retribusi Jasa Usaha Bidang Perhubungan Darat

Pasal 9

Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

huruf d dan huuruf e, ditetapkan sebagai berikut:

a. Retribusi Jasa Pelayanan Terminal.

No Komponen Retribusi Tarif (Rp. )

1) Tarif Retribusi Jasa Penggunaan Tempat

Parkir Kendaraan Untuk Menaikkan

Danmenurunkan Penumpang

a. Bus AKAP (sekali masuk) 1.500,-

b. Bus AKDP (sekali masuk) 1.000,-

c. Angkutan Perdesaan dengan jadwal tetap

dan teratur (sekali masuk)

500,-

3) Tarif Retribusi Penggunaan Fasilitas Tempat

Parkir Kendaraan selain Angkutan Umum

a. Sepeda motor (sekali parkir) 500,-

b. Mobil (sekali parkir) 1.000,-

b. Retribusi Kegiatan Usaha Penunjang Terminal

No Komponen Retribusi Tarif

(Rp. /hari )

1) Usaha makanan, minuman, penjualan rokok

dan minuman

1.000,-

2) Usaha cindera mata dan bahan bacaan 1.000,-

3) Usaha tempat peristirahatan awak kendaraan

umum

2.000,-

4) Usaha jasa telepon, paket dan sejenisnya 1.000,-

5) Usaha penjualan tiket angkutan 2.000,-

6) Usaha pencucian kendaraan 1.000,-

7) Jasa MCK (untuk sekali masuk) 1.500,-

8) Usaha penunjang lainnya 4.000,-

9) Penitipan kendaraan

a. Kendaraan tidak bermotor 1.000,-

b. Kendaraan bermotor roda dua 1.500,-

c. Kendaraan bermotor roda empat 3.000,-

Page 13: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

13

Bagian Ketiga

Retribusi Perizinan Bidang Perhubungan

Pasal 10

Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

huruf f, huruf g, huruf h, huruf i, huruf j, huruf k, huruf k, huruf l, huruf m, dan

huruf n, ditetapkan sebagai berikut:

a. Retribusi Izin Penggunaan Jalan selain Untuk Kepentingan Lalu lintas

No Status Jalan Kepentingan Tarif

(Rp./m2)

1) Arteri Sosial/ Keagamaan

Perorangan

Komersial

0 ,-

3.000,-

5.000,-

2) Kolektor Sosial/ Keagamaan

Perorangan

Komersial

0 ,-

2.500,-

4.000,-

3) Lokal Sosial/ Keagamaan

Perorangan

Komersial

0 ,-

2.000,-

3.500,-

b. Retribusi Izin Bengkel

No Klasifikasi Bengkel Tarif Ijin

(Rp)

1)

Bengkel Perbaikan Roda 4 200.000,-

Bengkel Perbaikan Roda 2 100.000,-

2) Bengkel Perawatan Roda 4 100.000,-

Bengkel Perawatan Roda 2 50.000,-

3) Bengkel Uji Asap 100.000,-

c. Retribusi Izin Usaha Penderekan

1) Izin Operasi Penderekan Rp. 150.000,-

d. Retribusi Rekomendasi Izin Usaha Penyelenggaraan Sekolah

Mengemudi

1) Izin Operasi Sekolah Mengemudi Rp. 150.000,-

e. Retribusi Izin Usaha Angkutan Bermotor di Jalan

1) Untuk Angkutan Orang

No Jenis Kendaraan Tarif

(Rp)

a) Bus kapasitas 9 s/d 19 seat 50.000,-

Page 14: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

14

b) Bus kapasitas 20 s/d 30 seat 75.000,-

c) Bus kapasitas 31 seat ke atas 100.000,-

2) Untuk Angkutan Barang

No Jenis Kendaraan Tarif

(Rp)

a) Konfigurasi sumbu 1.1 50.000,-

b) Konfigurasi sumbu 1.2 75.000,-

c) Konfigurasi sumbu 1.2.2 100.000,-

f. Retribusi Izin Trayek dan Rekomendasi Izin Trayek AKDP dan

AKAP (berlaku 5 Tahun)

No Jenis Kendaraan Tarif

(Rp)

a) Bus kapasitas 9 s/d 19 seat 100.000,-

b) Bus kapasitas 20 s/d 30 seat 150.000,-

c) Bus kapasitas 31 seat ke atas 200.000,-

d) Rekomendasi Izin Trayek AKDP dan AKAP 25.000,-

g. Retribusi Izin Operasi (berlaku 5 Tahun)

No Jenis Kendaraan Tarif

(Rp)

a) Angkutan Taksi 200.000,-

b) Angkutan Sewa 200.000,-

c) Angkutan Antar Jemput 200.000,-

h. Retribusi Izin Insidentil

No Jenis Kendaraan Tarif (Rp)

a) Bus kapasitas 9 s/d 19 seat 10.000,-

b) Bus kapasitas 20 s/d 30 seat 15.000,-

c) Bus kapasitas 31 seat ke atas 20.000,-

i. Retribusi Izin Pool dan Keagenan

No Jenis Kegiatan Tarif

(Rp)

a) Pendirian Pool 50.000,-

b) Pendirian Agen 25.000,-

Page 15: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

15

BAB VII

WILAYAH DAN KEWENANGAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI

Pasal 11

Retribusi terutang dipungut di Daerah.

Pasal 12

(1) Retribusi terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dipungut

oleh wajib pungut di daerah.

(2) Wajib pungut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat

Dinas.

BAB VIII

TATA CARA PENETAPAN RETRIBUSI

Pasal 13

(1) Wajib retribusi wajib mengisi SPTRD dengan jelas, benar dan lengkap

serta ditandatangani oleh wajib retribusi atau kuasanya.

(2) Berdasarkan SPTRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan

retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan.

(3) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan data baru dan/atau

data yang semula terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah

retribusi yang terutang, maka dikeluarkan SKRDKB.

(4) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SPTRD, SKRD atau dokumen lain

yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan

SKRDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Bupati.

BAB IX

TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI

Pasal 14

Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.

Pasal 15

Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain

yang dipersamakan.

Page 16: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

16

BAB X

TATA CARA PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 16

(1) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau di tempat lain yang

ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan dengan

menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Dalam hal pembayaran retribusi dilakukan di tempat lain yang ditunjuk,

hasil pembayaran retribusi harus disetor ke kas daerah dalam waktu

selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh

Bupati.

Pasal 17

(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai/ lunas.

(2) Tata cara pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur oleh Bupati.

Pasal 18

(1) Setiap pembayaran retribusi diberikan tanda bukti pembayaran dan

dicatat dalam buku penerimaan.

(2) Bentuk, isi, kualitas, ukuran buku penerimaan dan tanda bukti

pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh

Bupati.

BAB XI

TATA CARA PENAGIHAN RETRIBUSI

Pasal 19

(1) Penerbitan surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai

langkah awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi kepada wajib

retribusi, dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo

pembayaran.

(2) Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat

teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), wajib retribusi tidak melakukan tindakan yang berkaitan

dengan penagihan retribusi dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 27.

(3) Surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Dinas.

Page 17: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

17

(4) Bentuk dan isi surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Bupati.

BAB XII

TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN, PEMBETULAN,

PENBATALAN DAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 20

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan, pembetulan,

pembatalan dan pembebasan retribusi.

(2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan, pembetulan,

pembatalan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), diatur lebih lanjut oleh Bupati.

BAB XIII

TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN

PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 21

(1) Wajib retribusi harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada

Bupati atau Pejabat yang ditunjuk untuk perhitungan pengembalian

kelebihan pembayaran retribusi.

(2) Berdasarkan permohonan dimaksud pada ayat (1), kelebihan

pembayaran retribusi dapat langsung diperhitungkan terlebih dahulu

dengan utang retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga.

(3) Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang berhak

atas kelebihan pembayaran tersebut dapat diperhitungan dengan

pembayaran retribusi selanjutnya.

Pasal 22

(1) Dalam hal kelebihan pembayaran retribusi yang masih tersisa setelah

dilakukan perhitungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22,

diterbitkan SKRDLB paling lambat 2 (dua) bulan sejak diterimanya

permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi.

(2) Kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikembalikan kepada wajib retribusi paling lambat 2 (dua) bulan sejak

diterbitkan SKRDLB.

(3) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat

waktu 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB, Bupati memberikan

imbalan bunga 2% (dua perseratus) sebulan atas keterlambatan

pembayaran retribusi.

Page 18: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

18

Pasal 23

(1) Pengembalian dimaksud dalam Pasal 23 dilakukan dengan menerbitkan

Surat Perintah membayar kelebihan retribusi.

(2) Atas perhitungan dimaksud dalam Pasal 22 diterbitkan bukti

pemindahbukuan yang berlaku juga sebagai bukti pembayaran.

BAB XIV

KADALUWARSA RETRIBUSI DAN PENGHAPUSAN PIUTANG

RETRIBUSI KARENA KADALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 24

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kadaluwarsa setelah

melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat

terhutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak

pidana di bidang retribusi.

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tertangguh apabila;

a. diterbitkan surat teguran, atau;

b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung

maupun tidak langsung.

Pasal 25

(1) Piutang retribusi yang dapat dihapus adalah piutang retribusi yang

tercantum dalam SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan yang

tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, disebabkan karena wajib

retribusi meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan

tidak mempunyai ahli waris, tidak dapat ditemukan, tidak mempunyai

harta kekayaan lagi atau karena hak untuk melakukan penagihan sudah

kadaluwarsa.

(2) Untuk memastikan keadaan wajib retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), harus dilakukan pemeriksaan setempat terhadap wajib

retribusi, sebagai dasar menentukan besarnya retribusi yang tidak dapat

ditagih lagi.

(3) Piutang retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hanya dapat

dihapuskan setelah adanya penelitian administrasi mengenai

kadaluwarsa penagihan retribusi oleh Dinas Pendapatan Daerah.

(4) Atas dasar laporan dan penelitian administrasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), setiap akhir tahun takwim Dinas Pendapatan daerah

membuat daftar penghapusan piutang untuk setiap jenis retribusi yang

berisi nama wajib retribusi, jumlah retribusi yang terutang, jumlah

Page 19: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

19

retribusi yang telah dibayar, sisa piutang retribusi dan keterangan

mengenai wajib retribusi.

(5) Dinas yang membidangi Pendapatan Daerah menyampaikan usul

penghapusan piutang retribusi kepada Bupati pada setiap akhir tahun

takwim dengan dilampiri daftar penghapusan piutang sebagaimana

dimaksud pada ayat (4).

(6) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang retribusi yang

sudah kadaluwarsa.

(7) Tata cara penghapusan piutang retribusi ditetapkan oleh Bupati.

BAB XV

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 26

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang

membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua

perseratus) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang

dibayar dan ditagih dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan.

BAB XVI

PENYIDIKAN

Pasal 27

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah

diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan

tindak pidana di bidang lalu lintas angkutan jalan, serta tindak pidana di

bidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Hukum Acara Pidana yang berlaku.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), agar keterangan atau laporan tersebut menjadi

lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan

sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

c. meminta keterangan dan tanda bukti dari pribadi atau badan

sehubungan dengan tindak pidana tersebut;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen

yang lain yang berkenaan dengan tindak pidana tersebut;

Page 20: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

20

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta

melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan tindak pidana tersebut;

g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan

ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung

dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa

sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf e;

h. memotret seseorang berkaitan dengan tindak pidana tersebut;

i. memanggil seseorang untuk didengar keterangan dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

tindak pidana tersebut menurut hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberi catatan

dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikannya kepada

penuntut umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-

undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XVII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 28

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga

merugikan keuangan daerah diancam dengan pidana kurungan paling

lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah

retribusi yang terutang.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

pelanggaran.

BAB XVIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 29

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai

pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 30

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini maka :

Page 21: PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN filePEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN DARAT DENGAN

21

a. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 1 Tahun 1999 tentang

Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum (Lembaran Daerah Kabupaten

Pekalongan Tahun 1999 Nomor 5, Seri B Nomor 3);

b. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 11 Tahun 1999

tentang Retribusi Terminal (Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan

Tahun 1999 Nomor 14 Seri B Nomor 8);

c. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 12 Tahun 1999

tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir (Lembaran Daerah Kabupaten

Pekalongan Tahun 1999 Nomor 15, Seri B Nomor 9);

d. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 9 Tahun 2002 tentang

Retribusi Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah

Kabupaten Pekalongan Tahun 2002 Nomor 22, Seri C Nomor 3);

e. Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 10 Tahun 2002

tentang Retribusi Izin Trayek (Lembaran Daerah Kabupaten

Pekalongan Tahun 2002 Nomor 23, Seri C Nomor 4)

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 31

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Pekalongan.

Ditetapkan di Kajen

pada tanggal

BUPATI PEKALONGAN,

SITI QOMARIYAH