pemerintah kabupaten wonosobo - … filepemerintah kabupaten wonosobo rancangan peraturan daerah...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO
NOMOR 18 TAHUN 2007
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
KABUPATEN WONOSOBO
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI WONOSOBO,
Menimbang :
Mengingat :
a.
b.
c.
1.
2
3
4
5
bahwa untuk meningkatkan kinerja Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Wonosobo dalam pelayanan kepada masyarakat, perlu
dilakukan penataan kembali organ dan kepegawaian Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo;
bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian
Perusahaan Daerah Air Minum, maka Peraturan Daerah Kabupaten
Wonosobo Nomor 5 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 25 Tahun 2001 tentang
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo sudah tidak
sesuai dengan perkembangan dan keadaan, sehingga perlu diganti;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, perlu dibentuk Peraturan Daerah Kabupaten
Wonosobo.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Tengah (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 42, Diundangkan Pada
Tanggal 8 Agustus 1950);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962
Nomor 2387);
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 37,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 22004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
6
7
8
9
10
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah di ubah dengan Undang-undang Nomor 5
Tahun 2005 tentang Berlakunya Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-
undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4493);
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4490);
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo
Nomor A-113/1976 Tahun 1976 tentang Pendirian Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo ;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO
Dan
BUPATI WONOSOBO
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN
WONOSOBO.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Daerah adalah Kabupaten Wonosobo;
Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah;
Bupati adalah Bupati Wonosobo;
Perusahaan Daerah Air Minum yang selanjutnya disebut PDAM adalah
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Aji Kabupaten Wonosobo;
Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Wonosobo;
Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo;
Pegawai adalah Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo;
Ijasah adalah Surat Tanda Tamat Belajar atau Surat Keterangan Pengganti lain
yang sah secara hukum;
Gaji adalah Gaji Pokok yang dibayarkan kepada Pegawai sesuai dengan
10.
11.
12.
(1)
(2)
peraturan yang berlaku;
Penghasilan adalah Gaji Pokok ditambah dengan tunjangan-tunjangan yang
diberikan kepada pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku;
Jasa Produksi adalah laba bersih setelah dikurangi pajak;
Program Pensiun adalah setiap program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi
Direksi dan Pegawai.
BAB II
STATUS, NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 2
PDAM berstatus Badan Usaha Milik Daerah yang didirikan berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo Nomor A-113/1976
tahun 1976 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah
Tingkat II Wonosobo, dan diberi nama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Aji.
Pasal 3
PDAM berkedudukan dan berkantor pusat di Ibukota Kabupaten Wonosobo dan
dapat membuka unit-unit pelayanan di Wilayah Kabupaten Wonosobo.
BAB III
SIFAT, TUJUAN DAN BIDANG USAHA
Pasal 4
Sifat usaha PDAM adalah menyelenggarakan pelayanan umum di bidang air
minum.
Pasal 5
Tujuan Usaha PDAM :
a. memberikan pelayanan kebutuhan air minum yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan kepada masyarakat;
b. menghimpun dana sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah;
c. menunjang pembangunan daerah dan ekonomi nasional .
pasal 6
Bidang Usaha PDAM :
a. membangun dan menyelenggarakan pelayanan air minum kepada masyarakat
dengan kualitas standar dan jumlah yang cukup secara tertib dan teratur;
b. melaksanakan sebagian kewenangan pemerintah kabupaten dalam
menyelenggarakan pengaturan dan pengelolaan sumber-sumber air;
c. menyelenggarakan usaha di bidang lain dalam rangka mendukung tercapainya
tujuan usaha PDAM.
BAB IV
M O D A L
Pasal 7
Modal PDAM pada saat berdiri sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Peraturan
Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo Nomor A-113/1976 tahun 1976
tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II
Wonosobo.
Permodalan PDAM 100% (seratus per seratus) milik Pemerintah Kabupaten
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
Wonosobo.
Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat ditambah dari
penyisihan anggaran keuangan daerah dan/atau sumber lain yang sah.
Semua alat likuid PDAM disimpan pada Bank Pemerintah.
BAB V
PENGELOLAAN
Pasal 8
PDAM dikelola berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang sehat
dengan tetap memperhatikan fungsi pelayanan umum untuk memberikan
kesejahteraan kepada masyarakat.
BAB VI
PENETAPAN PENGGUNAAN LABA
Pasal 9
Penetapan penggunaan laba setelah pajak diatur sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Untuk dana pembangunan daerah……………….
Untuk anggaran belanja daerah………………….
Untuk cadangan umum………………………….
Untuk sosial dan pendidikan…………………….
Untuk jasa produksi……………………………...
Untuk sumbangan dana pensiun dan sokongan…
30%
25%
15%
10%
10%
10%
Dana pembangunan daerah dipergunakan untuk peningkatan pelayanan di bidang
air minum dan pengembangan PDAM.
Penggunaan laba untuk Cadangan Umum dapat dipergunakan untuk keperluan
lain dengan Keputusan Bupati.
BAB VII
ORGAN PDAM
Bagian Pertama
Umum
Pasal 10
PDAM didukung dengan Organ dan Kepegawaian.
Organ PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Bupati selaku pemilik modal;
b. Dewan Pengawas; dan
c. Direksi.
Bagian Kedua
Direksi
Paragraf 1
Pengangkatan
Pasal 11
Direksi diangkat oleh Bupati atas usul Dewan Pengawas.
Batas usia direksi yang berasal dari PDAM pada saat diangkat pertama kali
berumur paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun.
Batas usia Direksi yang berasal dari luar PDAM pada saat diangkat pertama kali
berumur paling timggi 50 (lima puluh tahun) tahun.
(4)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
Jabatan Direksi berakhir pada saat yang bersangkutan berumur paling tinggi 60
(enam puluh) tahun.
Pasal 12
Calon Direksi memenuhi persyaratan :
a. warga Negara Indonesia;
b. mempunyai pendidikan minimal Sarjana Strata 1 (S1);
c. mempunyai pengalaman kerja minimal 10 (sepuluh) tahun bagi yang berasal
dari PDAM;
d. mempunyai pengalaman manajerial minimal 15 (lima belas) tahun dan
diutamakan pernah mengelola perusahaan yang dibuktikan dengan surat
keterangan atau referensi dari tempat kerja sebelumnya dengan penilaian
baik;
e. diutamakan pernah mengikuti pelatihan manajemen air minum di dalam
maupun di luar negeri yang terakreditasi dibuktikan dengan sertifikat atau
ijasah;
f. membuat dan menyajikan proposal mengenai visi dan misi PDAM;
g. bekerja penuh waktu dan berdomisili di Kabupaten Wonosobo;
h. tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati/Wakil Bupati atau Dewan
Pengawas atau Direksi lainnya sampai derajat ketiga menurut garis lurus atau
ke samping termasuk menantu atau ipar;
i. lulus uji kelayakan dan uji kepatutan yang dilaksanakan oleh tim ahli atau
lembaga profesional di bidangnya yang ditunjuk oleh Bupati.
Pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
Pasal 13
Jumlah Direksi paling banyak 3 (tiga) orang dan seorang diantaranya ditetapkan
sebagai Direktur Utama.
Penentuan jumlah Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
berdasarkan asas efisiensi dan efektivitas pengurusan dan pengelolaan PDAM.
Masa jabatan Direksi selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1
(satu) kali masa jabatan.
Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan apabila
Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja PDAM dan pelayanan kebutuhan
air minum kepada masyarakat setiap tahun.
Pasal 14
Direksi dilarang memangku jabatan rangkap, yakni:
a. jabatan struktural maupun fungsional pada instansi/lembaga pemerintah
pusat atau daerah;
b. anggota Direksi pada BUMD lainnya, BUMN, dan Badan Usaha Swasta;
c. jabatan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan pada PDAM;
d. jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi secara langsung atau tidak
langsung yang dapat menimbulkan benturan kepentingan pada PDAM.
Paragraf 2
Tugas dan Wewenang
Pasal 15
Direksi mempunyai tugas :
a. menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan seluruh
kegiatan operasional PDAM;
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
b. membina pegawai;
c. mengurus dan mengelola kekayaan PDAM;
d. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
e. menyusun Rencana Strategis Bisnis 5 (lima) tahunan (business
plan/corporate plan) yang disahkan oleh Bupati melalui Dewan Pengawas;
f. menyusun dan menyampaikan rencana bisnis dan anggaran tahunan PDAM
yang merupakan penjabaran tahunan dari rencana strategis bisnis (business
plan/corporate plan) kepada Bupati melalui Dewan Pengawas;
g. menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan PDAM.
Pasal 16
Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf (g) terdiri dari Laporan
Triwulan dan Laporan Tahunan.
Laporan triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari laporan
kegiatan operasional dan keuangan yang disampaikan kepada Dewan Pengawas.
Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari laporan
keuangan yang telah diaudit dan laporan manajemen yang ditanda tangani
bersama Direksi dan Dewan Pengawas, disampaikan kepada Bupati.
Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan paling
lambat 120 (seratus dua puluh) hari setelah tahun buku PDAM ditutup, untuk
disahkan oleh Bupati paling lambat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah
diterima.
Direksi menyebarluaskan laporan tahunan melalui media massa paling lambat 15
(lima belas) hari setelah disahkan oleh Bupati.
Anggota Direksi atau Dewan Pengawas yang tidak menandatangani laporan
tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus menyebutkan alasannya
secara tertulis.
Pasal 17
Direksi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
mempunyai wewenang:
a. mengangkat dan memberhentikan pegawai PDAM berdasarkan peraturan
kepegawaian PDAM;
b. menetapkan susunan organisasi dan tata kerja PDAM dengan persetujuan
Dewan Pengawas;
c. mengangkat pegawai untuk menduduki jabatan di bawah Direksi;
d. mewakili PDAM di dalam dan di luar pengadilan;
e. menunjuk kuasa untuk melakukan perbuatan hukum mewakili PDAM;
f. menandatangani laporan triwulan dan laporan tahunan;
g. menjual, menjaminkan atau melepaskan aset milik PDAM berdasarkan
persetujuan Bupati atas pertimbangan Dewan Pengawas;
h. melakukan pinjaman, mengikatkan diri dalam perjanjian, dan melakukan
kerjasama dengan pihak lain, dengan persetujuan Bupati atas pertimbangan
Dewan Pengawas dengan menjaminkan aset PDAM.
Pasal 18
Untuk mendukung pengelolaan PDAM, Direksi dapat diberikan dana
representatif paling banyak 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari jumlah
penghasilan Direksi dalam 1 (satu) tahun.
Paragraf 3
Penunjukan Pejabat Sementara
Pasal 19
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
Apabila sampai dengan berakhirnya masa jabatan Direksi, pengangkatan
Direksi baru masih dalam proses penyelesaian, Bupati dapat menunjuk atau
mengangkat Direksi yang lama atau Pejabat Struktural PDAM sebagai
pejabat sementara.
Pengangkatan Pejabat Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku paling lama
6 (enam) bulan.
Pejabat Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan
pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan.
Pasal 20
Pejabat Sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 diberikan uang
jasa yang besarnya ditetapkan oleh Bupati dengan ketentuan sebagai berikut:
a. apabila salah satu Direksi ditunjuk menjadi pejabat sementara Direktur ,
maka uang jasa /gaji yang diterima adalah gaji sebagai Direksi;
b. pejabat sementara Direksi yang berasal dari luar PDAM diberikan uang
jasa setinggi-tingginya sebesar 1,5 (satu setengah) kali gaji tertinggi
pegawai PDAM;
c. pejabat sementara Direksi yang berasal dari pegawai PDAM diberikan
uang jasa sebagaimana dimaksud pada huruf (b) setelah dikurangi
penghasilannya sebagai pegawai PDAM.
d. besarnya uang jasa sebagaimana dimaksud pada huruf (b) ditetapkan
sesuai dengan kemampuan PDAM.
Paragraf 4
Penghasilan Direksi
Pasal 21
Penghasilan Direksi terdiri dari Gaji, Tunjangan dan Jasa Produksi.
Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut:
a. Direktur Utama menerima gaji maksimal 2,5 (dua setengah) kali gaji
tertinggi pegawai PDAM;
b. Direktur menerima Gaji 90% (sembilan puluh per seratus) dari gaji
Direktur Utama;
c. Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari tunjangan
perawatan/kesehatan dan tunjangan lainnya dengan kelipatan 2,5 (dua
setengah) kali tunjangan tertinggi pegawai PDAM;
d. Jasa Produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setiap tahun
apabila PDAM memperoleh keuntungan.
Besarnya gaji, tunjangan dan bagian dari jasa produksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati setelah memperhatikan
pendapat Dewan Pengawas dan kemampuan PDAM.
Jumlah seluruh biaya untuk penghasilan Dewan Pengawas, Direksi dan
Pegawai tidak boleh melebihi 40% (empat puluh per seratus) dari total biaya
berdasarkan realisasi Anggaran Perusahaan Tahun Anggaran yang lalu.
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
Paragraf 5
Jasa Pengabdian Direksi
Pasal 22
Direksi setiap akhir masa jabatan dapat diberikan uang jasa pengabdian yang
besarnya ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usul Dewan Pengawas dan
kemampuan PDAM.
Direksi yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya berakhir
dapat diberikan uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan syarat telah menjalankan tugasnya paling sedikit 1 (satu) tahun.
Besarnya uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi masa jabatan dikalikan
penghasilan bulan terakhir.
Direksi tidak diberikan uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) apabila diberhentikan tidak dengan hormat.
Paragraf 6
Cuti Direksi
Pasal 23
Direksi memperoleh hak cuti meliputi:
a. cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja;
b. cuti besar selama 1 (satu) bulan untuk satu kali masa jabatan;
c. cuti menunaikan ibadah haji selama 40 (empat puluh) hari;
d. cuti nikah selama 10 (sepuluh) hari;
e. cuti bersalin selama 3 (tiga) bulan;
f. cuti karena sakit;
g. cuti diluar tanggungan PDAM.
Direksi yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap
diberikan penghasilan penuh kecuali cuti di luar tanggungan PDAM.
Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh
Bupati dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Paragraf 7
Pemberhentian
Pasal 24
Direksi berhenti karena :
a. masa jabatannya berakhir;
b. meninggal dunia.
Direksi diberhentikan karena:
a. permintaan sendiri;
b. reorganisasi;
c. melakukan tindakan yang merugikan PDAM;
d. melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan
daerah atau Negara ;
e. mencapai batas usia 60 (enam puluh) tahun;
f. tidak dapat melaksanakan tugasnya.
Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati .
Pasal 25
Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
ayat (2) huruf c dan huruf d diberhentikan sementara oleh Bupati atas usulan
Dewan Pengawas untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Bupati disertai dengan alasan dan diberitahukan kepada yang bersangkutan.
Pasal 26
Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24, Dewan Pengawas melakukan sidang yang dihadiri oleh
Direksi untuk menetapkan yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi.
Dewan Pengawas melaporkan kepada Bupati hasil sidang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagai bahan Bupati untuk memberhentikan atau merehabilitasi.
Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Direksi tidak
hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dianggap menerima hasil sidang
Dewan Pengawas.
Apabila perbuatan yang dilakukan oleh Direksi merupakan tindak pidana dengan
putusan bersalah dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap, yang
bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat.
Bagian Ketiga
Dewan Pengawas
Paragraf 1
Pengangkatan
Pasal 27
Dewan Pengawas berasal dari unsur pejabat pemerintah daerah, profesional
dan/atau masyarakat konsumen yang diangkat oleh Bupati .
Batas usia Dewan Pengawas paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun .
Pasal 28
Calon anggota Dewan Pengawas memenuhi persyaratan :
a. menguasai manajemen PDAM;
b. menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;
c. tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati/Wakil Bupati atau Dewan
Pengawas yang lain atau Direksi sampai derajat ketiga baik menurut garis
lurus atau kesamping termasuk menantu dan ipar.
Pengangkatan anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 29
Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 5 (lima) orang
Penentuan jumlah Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan berdasarkan asas efisiensi pengawasan dan efektivitas pengambilan
keputusan.
Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seorang
diangkat sebagai Ketua merangkap anggota dan seorang sebagai Sekretaris
merangkap anggota dengan Keputusan Bupati.
Pasal 30
Masa Jabatan anggota Dewan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1(satu) kali masa jabatan .
Pengangkatan kembali anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
ayat (1) dibuktikan dengan kinerja dalam melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan Direksi dan kemampuan PDAM dalam meningkatkan
kinerja pelayanan air minum kepada masyarakat.
Paragraf 2
Tugas dan Wewenang
Pasal 31
Dewan Pengawas mempunyai tugas :
a. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap
pengurusan dan pengelolaan PDAM;
b. memberikan pertimbangan dan saran kepada Bupati, baik diminta ataupun
tidak guna perbaikan dan pengembangan PDAM, termasuk pengangkatan
Direksi, program kerja yang diajukan oleh Direksi, rencana perubahan status
kekayaan PDAM, rencana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain,
serta menerima, memeriksa dan atau menandatangani Laporan Triwulan dan
Laporan Tahunan;
c. memeriksa dan menyampaikan Rencana Strategis Bisnis (business
plan/corporate plan) dan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM
yang dibuat Direksi kepada Bupati untuk mendapatkan pengesahan.
Pasal 32
Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
30 mempunyai wewenang :
a. menilai kinerja Direksi dalam mengelola PDAM;
b. menilai Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan yang disampaikan Direksi
untuk mendapat pengesahan Bupati;
c. meminta keterangan Direksi mengenai pengelolaan dan pengembangan
PDAM;
d. mengusulkan pengangkatan, pemberhentian sementara, rehabilitasi dan
pemberhentian Direksi kepada Bupati.
Pasal 33
Untuk membantu kelancaran tugas Dewan Pengawas dapat dibentuk Sekretariat
Dewan Pengawas dengan Keputusan Ketua Dewan Pengawas.
Sekretariat Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beranggotakan
paling banyak 2 (dua) orang dan dibebankan pada Anggaran PDAM.
Pembentukan Sekretariat Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) memperhatikan efisiensi pembiayaan PDAM.
Paragraf 3
Penghasilan dan Jasa Pengabdian
Pasal 34
Dewan Pengawas diberikan penghasilan berupa uang jasa.
Pasal 35
Ketua Dewan Pengawas merangkap anggota menerima uang jasa paling banyak
45% (empat puluh lima per seratus) dari gaji Direktur Utama.
Sekretaris Dewan Pengawas merangkap anggota menerima uang jasa paling
banyak 40% (empat puluh per seratus) dari gaji Direktur Utama.
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
Setiap anggota Dewan Pengawas menerima uang jasa paling banyak 35% (tiga
puluh lima per seratus) dari gaji Direktur Utama
Pasal 36
Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, Dewan Pengawas memperoleh
bagian dari jasa produksi secara proporsional dengan berpedoman pada ketentuan
Pasal 35.
Pasal 37
Besarnya uang jasa dan bagian dari jasa produksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 dan Pasal 36 ditetapkan oleh Bupati dengan memperhatikan kemampuan
PDAM.
Pasal 38
Dewan Pengawas mendapat uang jasa pengabdian yang besarnya ditetapkan oleh
Bupati dengan memperhatikan kemampuan PDAM.
Dewan Pengawas yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya
berakhir, mendapat uang jasa pengabdian dengan syarat telah menjalankan
tugasnya paling sedikit 1 (satu) tahun.
Besarnya uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi masa jabatan dikalikan uang
jasa bulan terakhir.
Dewan Pengawas tidak diberikan uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) apabila diberhentikan tidak dengan hormat.
Pasal 39
Anggota Dewan Pengawas berhenti karena :
a. masa jabatannya berakhir;
b. meninggal dunia.
Anggota Dewan Pengawas diberhentikan karena :
a. permintaan sendiri;
b. reorganisasi;
c. kedudukan sebagai pejabat daerah telah berakhir;
d. mencapai batas usia 65 (enam puluh lima) tahun;
e. tidak dapat melaksakan tugasnya;
f. melakukan tindakan yang merugikan PDAM;
g. melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan
daerah atau negara.
Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh Bupati.
Pasal 40
Anggota Dewan Pengawas yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 ayat (2) huruf f dan huruf g diberhentikan sementara oleh Bupati.
Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
Pasal 41
Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara, Bupati
melaksanakan rapat yang dihadiri oleh anggota Dewan Pengawas untuk
menetapkan yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi.
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan Bupati belum melakukan rapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pemberhentian sementara batal demi hukum.
Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) anggota Dewan
Pengawas tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dianggap
menerima hasil rapat.
Apabila perbuatan yang dilakukan oleh anggota Dewan Pengawas merupakan
tindak pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, yang bersangkutan
diberhentikan dengan tidak hormat.
BAB VIII
KEPEGAWAIAN
Bagian Kesatu
Pengangkatan
Pasal 42
Pegawai diangkat oleh Direksi.
Jumlah Pegawai yang diangkat didasarkan pada kebutuhan dan beban kerja
dengan memperhatikan kemampuan PDAM.
Pasal 43
Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi Calon Pegawai adalah:
a. Warga Negara Indonesia;
b. berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-tingginya
35 (tiga puluh lima) tahun;
c. tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan suatu
tindak pidana kejahatan;
d. tidak pernah terlibat dalam gerakan yang menentang Pancasila, Undang-
undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, Negara dan Pemerintah;
e. tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
dengan tidak hormat sebagai Pegawai Negeri atau pegawai perusahaan milik
pemerintah atau diberhentikan dengan tidak hormat sebagai pegawai swasta;
f. memiliki ijasah SLTP, SLTA, Diploma, Sarjana (S1), Magister (S2) atau
Doktor (S3);
g. berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pejabat yang
berwenang;
h. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan Dokter;
i. tidak berkedudukan sebagai Calon/Pegawai Negeri atau pegawai perusahaan
lain;
j. bersedia berdomisili di Kabupaten Wonosobo;
k. lulus seleksi calon pegawai;
l. syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh Direksi.
Calon Pegawai dapat diangkat menjadi pegawai setelah melalui masa percobaan
paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 6 (enam) bulan dengan ketentuan
memenuhi daftar penilaian kerja setiap unsur paling sedikit bernilai baik.
Selama masa percobaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan penilaian
meliputi :
a. loyalitas;
b. kecakapan;
c. kesehatan;
d. kerajinan;
e. prestasi kerja;
f. kejujuran.
Apabila pada akhir masa percobaan calon pegawai tidak memenuhi persyaratan
(5)
(1)
(2)
(3)
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat diberhentikan tanpa mendapat uang
pesangon.
Selama menjalani masa percobaan, calon pegawai tidak diperkenankan
menduduki jabatan.
Pasal 44
Untuk mendukung operasional PDAM,Direksi dapat mengangkat tenaga honorer
atau tenaga kontrak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan PDAM .
Pengangkatan tenaga honorer atau tenaga kontrak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan honorarium yang besarnya ditetapkan oleh Direksi.
Tenaga honorer atau tenaga kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
diperkenankan menduduki jabatan.
Pasal 45
Batas usia pensiun pegawai PDAM 56 (lima puluh enam) tahun.
Bagian Kedua
Kepangkatan
Pasal 46
Pangkat dan golongan pegawai ditentukan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
Pegawai Dasar Muda
Pegawai Dasar MudaTk I
Pegawai Dasar
Pegawai Dasar Tk I
Pelaksana Muda
Pelaksana Muda Tk I
Pelaksana
Pelaksana Tk I
Staf Muda
Staf Muda Tk I
Staf
Staf Tk I
Staf Madya
Staf Madya Tk I
Staf Utama Madya
Staf Utama
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Golongan A ruang 1
Golongan A ruang 2
Golongan A ruang 3
Golongan A ruang 4
Golongan B ruang 1
Golongan B ruang 2
Golongan B ruang 3
Golongan B ruang 4
Golongan C ruang 1
Golongan C ruang 2
Golongan C ruang 3
Golongan C ruang 4
Golongan D ruang 1
Golongan D ruang 2
Golongan D ruang 3
Golongan D ruang 4
Bagian Ketiga
Pengangkatan Pertama
Pasal 47
Calon pegawai yang diangkat menjadi pegawai diberikan pangkat sebagi
berikut:
a. Pegawai Dasar, golongan ruang A/3 bagi yang pada saat melamar
pekerjaan serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan ijasah SLTP
atau yang setingkat:
b. Pelaksana Muda, golongan ruang B/1 bagi yang pada saat melamar
pekerjaan serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan ijasah SLTA,
Diploma I atau yang setingkat;
c. Pelaksana Muda Tk I, golongan ruang B/2 bagi yang pada saat melamar
pekerjaan serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan ijasah
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
Diploma II;
d. Pelaksana, golongan ruang B/3 bagi yang pada saat melamar pekerjaan
serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan ijasah Sarjana Muda,
Akademi, atau Diploma III;
e. Staf Muda, golongan ruang C/1 bagi yang pada saat melamar pekerjaan
serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan ijasah Sarjana (S1) atau
Diploma IV;
f. Staf Muda Tk I, golongan ruang C/2 bagi yang pada saat melamar
pekerjaan serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan ijasah
Magister (S2), atau ijasah lain yang setara;
g. Staf, golongan ruang C/3 bagi yang pada saat melamar pekerjaan
serendah-rendahnya memiliki dan menggunakan ijasah Doktor (S3).
Bagian Keempat
Kenaikan Pangkat
Pasal 48
Kenaikan Pangkat diberikan kepada pegawai yang telah memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan.
Pasal 49
Kenaikan Pangkat Pegawai ditentukan pada tanggal 1 April dan tanggal 1
Oktober setiap tahunnya.
Kenaikan Pangkat Pegawai terdiri dari:
a. kenaikan pangkat reguler;
b. kenaikan pangkat pilihan;
c. kenaikan pangkat anumerta;
d. kenaikan pangkat pengabdian.
Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan
Keputusan Direksi.
Pasal 50
Kenaikan pangkat reguler diberikan kepada pegawai setingkat lebih tinggi
apabila:
a. sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang
dimilikinya;
b. penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya memiliki nilai rata-rata baik
dalam 2(dua) tahun terakhir;
c. tidak melampaui pangkat atasan langsung.
Kenaikan pangkat reguler yang dapat dicapai oleh seorang pegawai setinggi-
tingginya adalah sebagai berikut:
a. Pelaksana Muda, golongan ruang B/1 bagi yang memiliki ijasah Sekolah
Dasar;
b. Pelaksana Muda Tk I, golongan ruang B/3 bagi yang memiliki ijasah
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama;
c. Staf Muda, golongan ruang C/2 bagi yang memiliki ijasah Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas, Ijasah Diploma I, atau ijasah Diploma II;
d. Staf dasar Tk I, golongan ruang C/3 bagi yang memiliki Ijasah Diploma
III, Ijasah Sarjana Muda atau Ijasah Akademi;
e. Staf Tk I, golongan ruang C/4 bagi yang memiliki ijasah Sarjana (S1)
atau ijasah Diploma IV;
f. Staf Madya, golongan ruang D/1 bagi yang memiliki Ijasah Magister
(S2) atau Ijasah lain yang setara;
g. Staf Madya Tk 1, golongan ruang D/2 bagi yang memiliki Ijasah Doktor
(S3).
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(1)
Pasal 51
Kenaikan pangkat pilihan bagi pegawai yang menduduki jabatan diberikan
dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan yang
bersangkutan.
Pegawai yang menduduki jabatan dan pangkatnya masih satu tingkat di
bawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan itu, dapat
dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila :
a. telah 1 (satu) tahun dalam pangkat yang dimilikinya;
b. sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan yang
didudukinya;
c. penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya memiliki nilai rata-rata baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Pegawai yang menduduki jabatan dan pangkatnya telah mencapai pangkat
tertinggi dalam jenjang pangkat yang telah ditentukan untuk jabatan yang
bersangkutan, dapat diberikan kenaikan pangkat reguler setingkat lebih tinggi
sesuai dengan pendidikan yang dimiliki.
Pasal 52
Kenaikan pangkat pilihan bagi pegawai yang memperoleh surat tanda tamat
belajar atau ijasah, dapat diberikan apabila :
a. diangkat dalam jabatan atau diberikan tugas yang memerlukan
pengetahuan atau keahlian yang sesuai dengan ijasah yang diperoleh;
b. sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir;
c. penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya memiliki nilai rata-rata baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir;
d. telah lulus ujian penyesuaian kenaikan pangkat.
Pengaturan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Direksi.
Pasal 53
Kenaikan pangkat pilihan bagi pegawai yang menunjukkan prestasi kerja
luar biasa baiknya atau Pegawai yang menemukan penemuan baru yang
bermanfaat bagi PDAM, dapat diberikan tanpa terikat pada jenjang pangkat
dan ketentuan ujian dinas kenaikan pangkat.
Pasal 54
Pegawai yang sedang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya
menduduki jabatan, dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali lebih tinggi
apabila:
a. sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir;
b. penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya memiliki nilai rata-rata baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir.
Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
batas jenjang pangkat yang ditentukan dalam jabatan yang terakhir
didudukinya.
Pengaturan kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
Pasal 55
Kenaikan pangkat pilihan bagi pegawai yang telah selesai mengikuti dan
lulus tugas belajar dapat diberikan apabila:
(2)
(1)
(2)
(3)
(1)
a. sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir ;
b. penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya memiliki nilai rata-rata baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir.
Pengaturan kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
Pasal 56
Pegawai yang meninggal dunia atau akan diberhentikan dengan hormat
dengan hak pensiun karena mencapai batas usia pensiun, diberikan kenaikan
pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi apabila:
a. memiliki masa kerja sebagai pegawai selama:
1. sekurang-kurang 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus dan
sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir;
2. sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun secara terus menerus dan
sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir;
3. sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun secara terus menerus dan
sekurang-kurangnya telah 1 (satu) bulan dalam pangkat terakhir.
b. penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya memiliki nilai rata-rata baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir.
Pasal 57
Kenaikan pangkat anumerta diberikan kepada pegawai yang meninggal dunia
pada saat melakukan tugas, setingkat lebih tinggi dari pangkat terakhir.
Bagian Kelima
Pengangkatan Dalam Jabatan
Pasal 58
Tingkat jabatan tertinggi sampai dengan terendah dibawah Direksi dan
jenjang pangkat untuk tiap-tiap tingkat jabatan, adalah sebagai berikut:
a. Jabatan Tingkat 1 dimulai dari pangkat Staf, golongan ruang C/3
sampai dengan Staf Tingkat I, golongan ruang C/4;
b. Jabatan Tingkat 2 dimulai dari pangkat Staf Muda Tingkat I, golongan
ruang C/2 sampai dengan Staf, golongan ruang C/3;
c. Jabatan Tingkat 3 dimulai dari pangkat Staf Muda, golongan ruang C/1
sampai dengan Staf Muda Tingkat I, golongan ruang C/2;
d. Jabatan Tingkat 4 dimulai dari pangkat Pelaksana Tingkat I, golongan
ruang B/4 sampai dengan Staf Muda, golongan ruang C/1.
Pasal 59
Pegawai yang mempunyai kemampuan dan profesional di bidangnya, dapat
diangkat untuk menduduki jabatan tertentu.
Pengangkatan pegawai dalam suatu jabatan dilaksanakan dengan
memperhatikan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 dengan
tetap memperhatikan kemampuan PDAM.
Untuk melaksanakan penilaian atas kemampuan pegawai, Direksi
membentuk Tim Pertimbangan Jabatan (TPJ).
Pasal 60
Untuk daya guna dan hasil guna, Direksi dapat mengangkat pejabat Teknis
Khusus di bawah Direksi.
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(2)
Pejabat Teknis Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Direksi.
Bagian Keenam
Penghasilan dan Cuti
Pasal 61
Penghasilan pegawai PDAM terdiri dari gaji, tunjangan dan jasa produksi.
Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sesuai dengan Pangkat,
Golongan dan Ruang Gaji.
Penyusunan skala gaji pegawai mengacu pada prinsip-prinsip skala gaji
Pegawai Negeri Sipil yang pelaksanaannya diatur dengan Keputusan Direksi
dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan PDAM.
Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Tunjangan keluarga;
b. Tunjangan jabatan;
c. Tunjangan pelaksana;
d. Tunjangan keahlian;
e. Tunjangan perumahan;
f. Tunjangan transportasi;
g. Tunjangan kesehatan;
h. Tunjangan pangan.
Jenis dan besarnya tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditetapkan dengan Keputusan Direksi sesuai kemampuan PDAM.
Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, pegawai PDAM diberikan
bagian dari jasa produksi yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan
Direksi.
Pasal 62
Pegawai yang beristri/bersuami diberikan tunjangan istri/suami paling tinggi
10% (sepuluh per seratus) dari gaji pokok.
Tunjangan istri/suami sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
bagi istri dan suami yang menjadi pegawai PDAM
Pegawai yang mempunyai anak berumur kurang dari 21 (dua puluh satu)
tahun, belum mempunyai penghasilan sendiri dan belum menikah, diberikan
tunjangan anak sebesar 5% (lima per seratus) dari gaji pokok untuk setiap
anak.
Tunjangan anak sebagaimana dimaksud ayat (3) dapat diperpanjang sampai
umur 25 (dua puluh lima) tahun, apabila anak dimaksud masih
sekolah/kuliah yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
sekolah/perguruan tinggi.
Tunjangan anak sebagaimana dimaksud ayat (3) diberikan untuk paling
banyak 2 (dua) orang anak.
Apabila istri dan suami menjadi pegawai PDAM, maka tunjangan anak
diikutkan pada salah satu.
Pasal 63
Calon pegawai dalam masa percobaan diberikan gaji sebesar 80% (delapan
puluh per seratus) dari gaji pokok pegawai.
Selain gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) calon pegawai dapat
diberikan tunjangan-tunjangan yang jenis dan besarnya ditetapkan dengan
Keputusan Direksi.
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
Pasal 64
Pegawai membayar pajak penghasilan atas beban PDAM.
Pasal 65
Pegawai memperoleh hak cuti sebagai berikut:
a. cuti tahunan ;
b. cuti besar;
c. cuti karena alasan penting;
d. cuti menunaikan ibadah haji;
e. cuti nikah;
f. cuti hamil/bersalin;
g. cuti karena sakit;
h. cuti di luar tanggungan PDAM.
Pegawai yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap
diberikan penghasilan penuh, kecuali cuti diluar tanggungan PDAM.
Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Direksi.
Pasal 66
Pegawai berhak atas jaminan hari tua yang dananya dihimpun dari usaha
PDAM atau iuran pegawai yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi
Besarnya tunjangan jaminan hari tua sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didasarkan atas perhitungan gaji.
Pasal 67
Sumbangan kematian, bencana alam dan kecelakaan, diberikan sesuai
ketentuan yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi dengan
mempertimbangkan kemampuan PDAM.
Pasal 68
Pegawai yang memenuhi syarat-syarat kecakapan, kerajinan dan
pengabdian/ketaatan dalam melaksanakan kewajiban di PDAM, diberikan
kenaikan gaji berkala.
Kenaikan gaji berkala diberikan 2 ( dua ) tahun sekali jika memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
a. hasil penilaian prestasi kerja rata-rata baik tanpa nilai kurang dalam
tahun terakhir;
b. masih dalam batas kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji
berkala.
Apabila penilaian prestasi kerja pegawai belum memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 2 ) huruf a, maka kenaikan gaji berkala
ditunda untuk paling lama 1 ( satu ) tahun.
Apabila sampai dengan batas waktu penundaan, pegawai yang bersangkutan
belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) huruf a,
maka kenaikan gaji berkala ditunda untuk paling lama 1 ( satu ) tahun setiap
kali penundaan.
Bagian Ketujuh
Pembinaan Pegawai
Pasal 69
Pembinaan pegawai diarahkan untuk menjamin kelancaran tugas PDAM
(2)
(1)
(2)
secara berdaya guna dan berhasil guna.
Pembinaan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ( satu ) dilaksanakan
berdasarkan prestasi kerja dan sistem karier
Pasal 70
Kebijakan pembinaan pegawai PDAM secara menyeluruh menjadi tanggung
jawab Bupati yang pelaksanaannya dilakukan oleh Direksi.
Bagian Kedelapan
Kewajiban dan Larangan
Pasal 71
Setiap pegawai wajib :
a. mendukung dan membela serta mengamalkan ideologi negara
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
b. mendahulukan kepentingan PDAM diatas kepentingan pribadi atau
golongan
c. mematuhi/mentaati segala peraturan PDAM
d. memegang teguh rahasia PDAM dan rahasia jabatan
e. mengangkat sumpah pegawai dan atau sumpah jabatan sesuai dengan
peraturan
f. mematuhi/mentaati semua peraturan perundang-undangan kepegawaian
yang berlaku.
Pasal 72
Setiap pegawai dilarang :
a. melakukan kegiatan-kegiatan yang langsung atau tidak langsung dapat
merugikan kepentingan PDAM dan atau Negara;
b. menggunakan kedudukannya sebagai pegawai PDAM untuk
memberikan keuntungan diri sendiri atau orang lain baik langsung atau
tidak langsung yang dapat merugikan PDAM;
c. melakukan hal-hal yang dapat mencemarkan nama baik PDAM dan atau
Negara;
d. memberikan keterangan tertulis maupun lisan tentang PDAM kepada
pihak lain diluar wewenangnya tanpa ijin tertulis dari Direksi.
Bagian Kesembilan
Hukuman Disiplin
Pasal 73
Pegawai PDAM dapat dikenakan hukuman disiplin karena melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72.
Jenis hukuman yang dapat dikenakan kepada pegawai terdiri dari :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. penundaan kenaikan gaji berkala;
d. penundaan kenaikan pangkat;
e. penurunan pangkat;
f. penurunan jabatan;
g. pembebasan jabatan;
h. pemberhentian sementara;
i. pemberhentian dengan hormat;
j. pemberhentian tidak dengan hormat.
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
Pelaksanaan penjatuhan hukuman sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 )
ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
Bagian Kesepuluh
Pemberhentian
Pasal 74
Pegawai berhenti karena :
a. mencapai usia pensiun;
b. meninggal dunia;
c. permintaan sendiri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas;
e. tidak sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
f. reorganisasi;
g. merangkap menjadi Pegawai Negeri atau perusahaan lain;
h. melanggar sumpah/janji pegawai da atau sumpah/janji jabatan
i. merugikan PDAM
j. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan suatu tindak
pidana kejahatan.
Pasal 75
Pemberhentian dengan hormat pegawai, karena :
a. mencapai usia pensiun;
b. meninggal dunia;
c. permintaan sendiri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas;
e. tidak sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
f. merangkap menjadi Pegawai Negeri atau perusahaan lain;
g. reorganisasi.
Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mendapat hak pensiun, jaminan hari tua dan pesangon yang besarnya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, pemberhentiaannya ditetapkan 1 (satu) bulan sejak
diterimanya permohonan berhenti.
Pasal 76
Pemberhentian tidak dengan hormat pegawai, karena :
a. melanggar sumpah/janji pegawai dan atau sumpah/janji jabatan;
b. merugikan PDAM;
c. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan suatu tindak
pidana kejahatan.
Pemberhentian tidak dengan hormat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direksi.
Pasal 77
Pegawai diberhentikan sementara apabila diduga telah melanggar ketentuan
larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 dan/atau melakukan tindak
pidana kejahatan.
Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 6
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(enam) bulan atau adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
atas dugaan tindak pidana kejahatan yang dilakukan.
Pasal 78
Pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
77 mulai bulan berikutnya diberikan penghasilan sebesar 50% (lima puluh
per seratus) dari gaji.
Dalam hal pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak terbukti bersalah, pegawai yang bersangkutan harus
dipekerjakan kembali dalam jabatan yang sama dan berhak menerima sisa
penghasilan yang belum diterimakan.
Dalam hal pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terbukti bersalah, Direksi memberhentikan tidak dengan
hormat.
Bagian Kesebelas
Penghargaan dan Tanda Jasa
Pasal 79
Direksi memberikan penghargaan kepada pegawai yang mempunyai masa
kerja secara terus menerus selama 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun yang
besarnya disesuaikan dengan kemampuan PDAM.
Direksi memberikan tanda jasa kepada pegawai yang telah menunjukkan
prestasi kerja luar biasa dalam pengembangan PDAM.
Pemberian penghargaan dan tanda jasa kepada pegawai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
BAB IX
DANA PENSIUN
Pasal 80
Direksi dan Pegawai PDAM wajib diikutsertakan pada program dana
pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
dan/atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
Penyelenggarakan program dana pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) didasarkan atas pertimbangan optimalisasi dan kepastian manfaat bagi
Direksi dan Pegawai PDAM sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Anggaran program pensiun Direksi dan Pegawai bersumber dari:
a. anggaran PDAM;
b. sumbangan dana pensiun;
c. iuran Direksi dan Pegawai;
d. sumber-sumber lain yang sah.
BAB X
PEMERIKSAAN
Pasal 81
Dengan tidak mengurangi hak instansi atasan dan Dewan Pengawas yang
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, Bupati dapat
menunjuk Dewan Pengawas finansiil/materiil untuk melakukan pemeriksaan
atas pengurusan dan pembinaan PDAM serta pertanggungjawaban dan
hasilnya disampaikan kepada Bupati.
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setahun sekali
atau sesuai dengan kebutuhan.
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
BAB XI
TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI
Pasal 82
Dewan Pengawas, Direksi dan Pegawai PDAM yang karena melakukan
tindakan melawan hukum atau melalaikan tugas dan kewajibannya yang
dibebankan kepada mereka secara langsung maupun tidak langsung telah
menimbulkan kerugian bagi PDAM, diwajibkan mengganti kerugian tersebut
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XII
TARIP AIR MINUM
Pasal 83
Tarip air minum PDAM ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usulan Direksi
setelah disetujui oleh Dewan Pengawas.
Perhitungan dan penetapan tarip air minum didasarkan pada prinsip-prinsip
dispasi:
a. keterjangkauan dan keadilan;
b. mutu pelayanan;
c. pemulihan biaya;
d. efisiensi pemakaian air;
e. transparansi dan akuntabilitas;
f. perlindungan air baku dan pelestarian lingkungan
Penetapan tarip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dapat ditinjau
setiap 2 (dua) tahun sekali.
BAB XIII
ASOSIASI
Pasal 84
PDAM wajib menjadi anggota Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh
Indonesia (PERPAMSI).
PDAM dapat memanfaatkan PERPAMSI sebagai asosiasi yang
menjembatani kegiatan kerja sama antar PDAM dalam dan luar negeri dan
berkoordinasi dengan instansi terkait di pusat dan daerah.
BAB XIV
PEMBUBARAN PDAM
Pasal 85
Pembubaran PDAM dan penunjukan panitia likuidasi ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
Semua kekayaan PDAM setelah diadakan likuidasi dibagi menurut nilai
nominal pinjaman.
Likuidatur dalam menjalankan tugas kewajibannya bertanggung jawab
kepada Bupati.
Dalam hal likuidasi, Pemerintah Kabupaten bertanggung jawab atas kerugian
yang diderita oleh pihak ketiga, apabila kerugian itu disebabkan karena
neraca dan perhitungan rugi laba yang telah disahkan tidak menggambarkan
keadaan yang sebenarnya
(1)
(2)
.
BAB XV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 86
Pembinaan umum dan pengawasan PDAM dilakukan oleh Bupati.
Pasal 87
Apabila Direksi dinilai tidak mampu meningkatkan kinerja dan pelayanan air
minum kepada masyarakat, Bupati dapat mengganti Direksi.
Pasal 88
Direksi yang akan melakukan perjalanan dinas ke luar propinsi dan atau
keluar negeri harus mendapat ijin dari Bupati.
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 89
Direksi yang pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku telah menduduki
jabatan, tetap menjalankan tugasnya sampai masa jabatannya berakhir.
Anggota Dewan Pengawas/Badan Pengawas yang pada saat Peraturan
Daerah ini mulai berlaku telah menduduki jabatan, tetap menjalankan
tugasnya sampai masa jabatannya berakhir.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 90
Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka:
a. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 25 tahun 2001 tentang
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 5 tahun
2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo
Nomor 25 tahun 2001 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Wonosobo dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
b. Personal, pembiayaan, perlengkapan dan dokumen yang berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo Nomor A-
113/1976 tahun 1976 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Daerah Tingkat II Wonosobo, tetap sah dan diakui menjadi
aset PDAM.
Pasal 91
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 92
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Wonosobo.
Ditetapkan di Wonosobo
pada tanggal 2007
BUPATI WONOSOBO
H.A. KHOLIQ ARIF
Diundangkan di Wonosobo
pada tanggal 2007
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN WONOSOBO
JOKO PURNOMO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2007 NOMOR
PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO
NOMOR TAHUN 2007
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN WONOSOBO
I. U M U M
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wonosobo merupakan satu-satunya
perusahaan daerah yang bergerak dalam penyediaan air minum untuk kebutuhan
masyarakat. Dengan semakin meningkatnya pembangunan di daerah, maka kebutuhan air
minum setiap hari terus meningkat. Untuk melayani kebutuhan air minum tersebut,
PDAM dituntut untuk mampu meberikan dan meningkatkan pelayanannya kepada
masyarakat.
Untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat lebih mengarah kepada
terwujudnya usaha pengembangan sebagai perusahaan, dengan demikian agar terjamin
kelangsungan hidupnya dan benar-benar menjadi perusahaan daerah yang mampu
mandiri dalam usahanya meberikan jasa kepada masyarakat, menyelenggarakan
kemanfaatan umum serta membina dan memupuk pendapatan baik untuk perusahaan
sendiri maupun sebagai sumber tambahan keuangan pemerintah daerah.
Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas serta peningkatan efisiensi dan
efektivitas perusahaan serta untuk menjamin terselenggaranya kegiatan perusahaan atas
dasar prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang sehat, maka perlu diatur kembali
ketentuan- ketentuan yang mengatur organ dan kepegawaian Perusahaan Daerah Air
Minum Kabupaten Wonosobo sesuai dengan :
a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan
Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum.
b. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pedoman
Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum.
Dengan kebutuhan dan perkembangan tersebut, maka Kepengurusan
dan
Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Wonosobo Nomor 5 Tahun 2007 tentang Perubahan Atasa Peraturan Daerah Kabupaten
Wonosobo Nomor 25 Tahun 2001 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Wonosobo, untuk saat ini sudah tidak sesuai lagi dan perlu diatur kembali untuk lebih
meningkatkan kinerja perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 : ayat (1) s/d ayat (11): Cukup Jelas
ayat (12) :
yang dimaksud program pensiun adalah s etiap program
yang
memberikan kepastian berlangsungnya
penerimaan/penghasilan
bagi pegawai dan keluarganya di hari tua atau setelah purna tugas.
Pasal 2 : Cukup Jelas
Pasal 3 : Cukup Jelas
Pasal 4 : Cukup Jelas
Pasal 5 : Cukup Jelas
Pasal 6 : huruf a dan b: Cukup Jelas
huruf c :
yang dimaksud dengan usaha di bidang lain adalah
usaha
yang dijalankan harus menghasilkan keuntungan
Pasal 7 : ayat (1) :
Modal Pemerintah Daerah : Rp 641.302.995,-
Jumlah tersebut merupakan Saldo Modal Pemda per 31 Desember
1997 yang terdiri dari :
Saldo awal penyertaan Modal Pemda berdasarkan Perda
Nomor A-113/1976 tahun 1976 sebesar Rp 135.588.076,-
Pengalihan status modal Pemerintah Pusat menjadi modal
Pemda berdasarkan Berita Acara Penghibahan Nomor
85/BA/No.II/97 tanggal 5 Juni 1997 sebesar Rp 505.714.919,-
Jumlah Rp 641.302.995,-
Rincian dari pengalihan status modal tersebut diatas sebagai
berikut: 1 2 3 4 5 6
Aktiva tetap IKK Watumalang Aktiva non operasional IKK Kertek Sarana penyediaan air bersih IKK Garung Inventaris dan sepeda motor IKK Garung Meter air diameter 0,5 inchi 250 unit Sarana air bersih Desa Sukoharjo
Jumlah
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp
153.812.000,- 38.482.000,-
202.204.783,- 6.201.136,- 8.750.000,-
96.265.000,-
505.714.919,-
Jumlah Nominal Modal PDAM tercantum pada laporan
Neraca
berdasarkan pemeriksaan tahunan oleh akuntan yang ditunjuk
oleh
Pemerintah Kabupaten.
ayat (2) ayat (3) dan ayat (4): Cukup Jelas
Pasal 8 : Cukup Jelas
Pasal 9 :
Penggunaan laba yang dimaksud adalah:
1. Dana pembangunan Daerah dipergunakan untuk meningkatkan pelayanan di
bidang air minum dan pengembangan PDAM
2. Anggaran belanja daerah disetorkan melalui Kas Daerah
3. Cadangan umum dapat dipergunakan untuk keperluan lain yang
penggunaannya diatur dengan Keputusan Bupati
4. Dana sosial dan pendidikan dipergunakan untuk membantu masyarakat yang
telah berjasa kepada PDAM dan untuk meningkatkan pendidikan pegawai
PDAM sesuai dengan kebutuhan di bidangnya.
5. Jasa Produksi dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai
6. Sumbangan dana pensiun dimaksud adalah untuk menambah iuran guna
meningkatkan kesejahteraan pegawai setelah purna tugas.
Pasal 10: Cukup Jelas
Pasal 11: Cukup Jelas
Pasal 12: ayat (1) huruf a dan huruf b : Cukup Jelas
ayat (1) huruf c dan huruf d:
1. yang dimaksud dengan mempunyai pengalaman dalam
pengelolaan perusahaan adalah calon Direksi sudah atau
pernah menduduki jabatan unsur pimpinan di perusahaan atau
badan usaha lain.
2. apabila ada lowongan Direksi, Dewan Pengawas
menginventarisir Pegawai PDAM yang memenuhi syarat
untuk dicalonkan menjadi Direksi.
3. apabila Pegawai PDAM tidak ada yang memenuhi persyaratan
untuk dicalonkan menjadi Direksi, Dewan Pengawas segera
mencari tenaga dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan dari
masyarakat yang memenuhi persyaratan melalui iklan untuk
dicalonkan menjadi Direksi.
4. khusus tenaga dari PNS terlebih dahulu menyatakan
kesediaannya untuk mengundurkan diri sebagai PNS.
ayat (1) huruf e dan huruf f : Cukup Jelas
ayat (1) huruf g :
Mengingat tugas PDAM cukup berat dan vital dalam
melayani
masyarakat akan kebutuhan air minum serta dibutuhkan
sepanjang
waktu, maka kebijakan seorang Direksi sangat dibutuhkan
untuk
memutuskan hal-hal teknis yang bersifat darurat.
ayat (1) huruf h dan huruf i : Cukup Jelas
Pasal 13: ayat (1) :
Pengaturan jumlah Direksi ditetapkan berdasarkan jumlah
pelanggan
Dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor
2 tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan
Daerah
Air Minum. Dalam Pasal 5 menyebutkan:
a. Satu orang Direksi untuk jumlah pelanggan sampai dengan
30.000.
b. Paling banyak Tiga orang Direksi untuk jumlah pelanggan dari
30.001 sampai dengan 100.000.
c. Paling banyak Empat orang Direksi untuk jumlah pelanggan
diatas 100.000.
ayat (2) ayat (3) dan ayat (4) : Cukup Jelas
Pasal 14: ayat (1) : Cukup Jelas
ayat (2) :
Yang dimaksud kepentingan pribadi adalah setiap kegiatan
yang
dapat memberikan keuntungan materiil maupun non materiil
baik
secara terang-terangan maupun secara terselubung,
termasuk
keluarga, kroni dan kelompok yang berimbas kepada kebijakan
yang
dikeluarkan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 15: huruf a huruf b huruf c dan huruf d : Cukup Jelas
huruf e :
Yang dimaksud dengan Rencana Strategis Bisnis adalah
rencana
yang mencakup rumusan mengenai tujuan dan sasaran yang
hendak
dicapai perusahaan dalam jangka waktu 5 tahun
mendatang
(corporate plan)
huruf f :
yang dimaksud Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan
adalah
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang
merupakan
Penjabaran dari Corporate Plan dan dibuat setiap tahun pada 3
bulan
sebelum tutup buku.
huruf g : Cukup Jelas
Pasal 16: ayat (1) dan ayat (2) : Cukup Jelas
ayat (3) :
yang dimaksud dengan laporan tahunan yang telah di audit
adalah
laporan keuangan dan laporan kinerja yang dilaksanakan
oleh
auditor independen, seperti : Badan Pengawasan Keuangan
Dan
Pembangunan (BPKP) atau oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
dan
atau oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dilaksanakan
setiap tahun setelah tutup buku
ayat (4) ayat (5) dan ayat (6) : Cukup Jelas
Pasal 17: Cukup Jelas
Pasal 18: Cukup Jelas
Pasal 19: ayat (1) :
Yang dimaksud dalam proses penyelesaian adalah bahwa untuk
menyeleksi calon Direksi membutuhkan waktu dan persiapan yang
matang sesuai dengan prosedur yang ada sehingga dimungkinkan
ada kekosongan jabatan Direksi.
Untuk menghindari menghindari kekosongan Direksi, Bupati dapat
menunjuk atau mengangkat pejabat sementara dari Direksi yang
telah ada atau menunjuk/mengangkat pejabat Struktural Tingkat I
dari pegawai PDAM.
Ayat (2) :
Yang dimaksud pejabat sementara adalah pejabat yang
ditunjuk/diangkat untuk mengampu tugas-tugas rutin agar berjalan
sebagaimana mestinya dan tidak diperkenankan mengambil
kebijakan strategis.
Ayat (3) dan ayat (4) : Cukup Jelas
Pasal 20: huruf a :
Anggota Direksi yang diangkat menjadi pejabat sementara Direktur
tidak diberikan uang jasa, karena yang bersangkutan telah
menerima gaji dari jabatannya sebagai Direksi.
huruf b,huruf c dan huruf d: Cukup Jelas
Pasal 21: ayat (1) : Cukup Jelas
ayat (2)
huruf a dan huruf b : Cukup Jelas
huruf c :
Jenis dan besarnya tunjangan untuk Direksi disesuaikan dengan
jenis dan tunjangan yang berlaku untuk Pejabat Tingkat 1 dikalikan
2,5 (dua setengah) dari tunjangan tertinggi.
huruf d : Cukup Jelas
ayat (3) dan ayat (4) : Cukup Jelas
Pasal 22: Cukup Jelas
Pasal 23: Cukup Jelas
Pasal 24: Cukup Jelas
Pasal 25: Cukup Jelas
Pasal 26: Cukup Jelas
Pasal 27: ayat (1) :
1. yang dimaksud dengan unsur pejabat daerah adalah pejabat
yang tugas dan fungsinya membina perusahaan daerah.
2. yang dimaksud dengan profesional adalah perorangan yang
memiliki keahlian dan keterampilan mengelola perusahaan
termasuk mantan Direksi PDAM.
3. yang dimaksud dengan masyarakat konsumen adalah tokoh
masyarakat konsumen yang mengetahui manajemen
perusahaan dan mampu menjembatani antara PDAM dengan
masyarakat pelanggan air minum.
ayat (2) : Cukup Jelas
Pasal 28: Cukup Jelas
Pasal 29:
ayat (1) :
a. jumlah Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang
untuk jumlah pelanggan 30.000.
b. jumlah Dewan Pengawas paling banyak 5 (lima) orang
untuk jumlah pelanggan diatas 30.000.
ayat (2) dan ayat (3) : Cukup Jelas
Pasal 30: Cukup Jelas
Pasal 31: Cukup Jelas
Pasal 32: Cukup Jelas
Pasal 33: ayat (1): Cukup Jelas
ayat (2) : anggota sekretariat Dewan Pengawas terdiri :
1. Satu orang dari Pegwai PDAM
2. Satu orang dari Pegawai Pemerintah Daerah yang membidangi
Perusahaan Daerah.
ayat (3) : Cukup Jerlas
Pasal 34: Cukup Jelas
Pasal 35: Cukup Jelas
Pasal 36: Cukup Jelas
Pasal 37: Cukup Jelas
Pasal 38: Cukup Jelas
Pasal 39: Cukup Jelas
Pasal 40: Cukup Jelas
Pasal 41: Cukup Jelas
Pasal 42: ayat (1) : Cukup Jelas
ayat (2) :
Yang dimaksud dengan kebutuhan dan beban kerja adalah bahwa
jumlah pegawai diarahkan untuk lebih efisien dan lebih efektif
dengan Rasio 1.000. pelanggan untuk 5 orang pegawai.
Pasal 43: ayat (1) : Cukup Jelas
ayat (2) :
Masa percobaan dihitung sejak yang bersangkutan diangkat
sebagai
Calon Pegawai.
ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) : Cukup Jelas
Pasal 44: ayat (1) : Cukup Jelas
ayat (2) :
Upah tenaga kontrak/honorer ditetapkan oleh Direksi
dengan
berpedoman pada Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang
berlaku
dan/atau sesuai dengan kemampuan PDAM.
Ayat (3) : Cukup Jelas
Pasal 45 : Cukup Jelas
Pasal 46 : Cukup Jelas
Pasal 47: huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e: Cukup Jelas
huruf f :
Yang dimaksud dengan ijasah lain yang setara adalah ijasah
yang
dikeluarkan oleh perguruan tinggi yang bobot
untuk
memperolehnya setara dengan dengan ijasah magister (S2)
yang
penetapan kesetaraannya dilaksanakan oleh menteri
yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan nasional.
Penjelasan ini berlaku selanjutnya untuk pengertian yang
sama
dalam peraturan daerah ini.
huruf g : Cukup Jelas
Pasal 48: Cukup Jelas
Pasal 49: Cukup Jelas
Pasal 50: Cukup Jelas
Pasal 51: Cukup Jelas
Pasal 52: ayat (1) : Cukup Jelas
ayat (2) :
Pengaturan kenaikan pangkat pilihan bagi pegawai yang
memperoleh surat tanda tamat belajar/ijazah diatur dengan
keputusan Direksi dengan mempertimbangkan kondisi dan
kemapuan PDAM.
Pasal 53: Cukup Jelas
Pasal 54:
ayat (1) :
Pegawai yang mengikuti tugas belajar merupakan tenaga terpilih,
oleh sebab itu selama melaksanakan tugas belajar pegawai yang
bersangkutan harus dibina kenaikan pangkatnya.
Untuk pegawai yang ditugaskan mengikuti pendidikan ke jenjang
lebih tinggi ditentukan oleh Direksi dengan memperhatikan usulan
Tim Pertimbangan Jabatan (TPJ)
ayat (2) dan ayat (3) : Cukup Jelas
Pasal 55:
ayat (1) : Cukup Jelas
ayat (2) :
Pengaturan kenaikan pangkat pilihan bagi pegawai yang telah
selesai dan lulus tugas belajar diatur dengan keputusan Direksi
dengan tetap memperhatikan kemampuan PDAM
Pasal 56:
huruf a :
Yang dimaksud masa bekerja sebagai pegawai secara terus
menerus adalah masa kerja yang dihitung sejak diangkat menjadi
calon pegawai sampai dengan yang bersangkutan meninggal dunia
atau mencapai usia pensiun.
huruf b : Cukup Jelas
Pasal 57: Cukup Jelas
Pasal 58: Cukup Jelas
Pasal 59: Cukup Jelas
Pasal 60:
Ayat (1):
Jabatan teknis khusus adalah jabatan yang memerlukan
keterampilan dan keahlian khusus dan sangat dibutuhkan PDAM.
ayat (2) : Cukup Jelas
Pasal 61: Cukup Jelas
Pasal 62: Cukup Jelas
Pasal 63: Cukup Jelas
Pasal 64: Cukup Jelas
Pasal 65:
Ayat (1) Pelaksanaan cuti pegawai diatur :
1. Cuti tahunan selama 12 (dua belas ) hari ;
2. Cuti besar dapat diberikan kepada pegawai yang telah bekerja
sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus,
paling lama 3 (tiga) bulan ;
3. Cuti karena alas an penting dapat diberikan kepada pegawai
paling lama 10 (sepuluh ) hari apabila : Ibu, Bapak,
Istri/suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu sakit
keras atau meninggal dunia
4. Cuti menunaikan ibadah selama 40 (empat puluh) hari ;
5. Cuti nikah dapat diberikan kepada pegawai untuk paling lama
10 (sepuluh) hari ;
6. Cuti hamil/bersalin dapat diberikan kepada pegawai untuk
paling lama 3 (tiga) bulan ;
7. Cuti sakit dapat diberikan kepada pegawai dengan
melampirkan surat keterangan dari dokter ;
8. Cuti diluar tanggungan Negara diatur secara khusus dengan
Keputusan Direksi ;
Pasal 66: Cukup Jelas
Pasal 67: Cukup Jelas
Pasal 68: Cukup Jelas
Pasal 69: Cukup Jelas
Pasal 70: Cukup Jelas
Pasal 71: Cukup Jelas
Pasal 72: Cukup Jelas
Pasal 73: Cukup Jelas
Pasal 74: Cukup Jelas
Pasal 75: Cukup Jelas
Pasal 76: Cukup Jelas
Pasal 77: Cukup Jelas
Pasal 78: Cukup Jelas
Pasal 79: Cukup Jelas
Pasal 80:
ayat (1) dan ayat (2) : Cukup Jelas
ayat (3) huruf a, b dan c Cukup Jelas
huruf d :
sumber lain yang sah adalah tambahan iuran dana
pensiun
secara suka rela dan menjadi beban peserta.
Pasal 81: Cukup Jelas
Pasal 82: Cukup Jelas
Pasal 82: Cukup Jelas
Pasal 83: Cukup Jelas
Pasal 84: Cukup Jelas
Pasal 85: Cukup Jelas
Pasal 86: Cukup Jelas
Pasal 87: Cukup Jelas
Pasal 88: Cukup Jelas
Pasal 89: Cukup Jelas
Pasal 90: Cukup Jelas