bab landasan teori 2.1 teori-teori dasar/umum (ward...

49
BAB 2 LANDASAN TEORI Berikut adalah teori-teori yang digunakan dalam mendukung penulisan skripsi ini. 2.1 Teori-Teori Dasar/Umum Teori-teori dasar/umum merupakan teori dasar yang didapat dari berbagai sumber yang menjadi landasan dalam penulisan skripsi ini. 2.1.1 Pengertian Perencanaan Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai perencanaan, yaitu menurut (Ward & Peppard, 2002, p.69), perencanaan merupakan suatu cara untuk menyusun dan bukan untuk menemukan. Perencanaan merupakan sistematika, analisa secara luas untuk membentuk suatu rencana dari tindakan yang akan dilakukan dan yang akan dibuat. 2.1.2 Pengertian Strategi Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai strategi yaitu, menurut (Rangkuti, 2009, p.3), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan utamanya adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas fungsi manajemen, konsumen, distributor, dan pesaing. Jadi, perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada. Untuk

Upload: truongcong

Post on 16-Jun-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 2

LANDASAN TEORI

Berikut adalah teori-teori yang digunakan dalam mendukung penulisan skripsi ini.

2.1 Teori-Teori Dasar/Umum

Teori-teori dasar/umum merupakan teori dasar yang didapat dari berbagai sumber

yang menjadi landasan dalam penulisan skripsi ini.

2.1.1 Pengertian Perencanaan

Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai perencanaan,

yaitu menurut (Ward & Peppard, 2002, p.69), perencanaan merupakan suatu

cara untuk menyusun dan bukan untuk menemukan. Perencanaan merupakan

sistematika, analisa secara luas untuk membentuk suatu rencana dari

tindakan yang akan dilakukan dan yang akan dibuat.

2.1.2 Pengertian Strategi

Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai strategi yaitu,

menurut (Rangkuti, 2009, p.3), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan.

Tujuan utamanya adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif

kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat

mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat

dibedakan secara jelas fungsi manajemen, konsumen, distributor, dan

pesaing. Jadi, perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan

bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen

dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada. Untuk

memahami konsep perencanaan strategis, kita perlu memahami pengertian

konsep mengenai strategi.

Menurut Mintzberg, konsep stategi itu sekurang-kurangnya mencakup lima

arti yang saling terkait, di mana strategi adalah suatu:

1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh

organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka

panjangnya.

2. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi ataupun

inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi.

3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan

aktivitasnya.

4. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara

organisasi dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi

aktivitasnya.

5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk

mengelabui para pesaing.

2.1.3 Pengertian Sistem

Berikut adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai sistem, yaitu

menurut (O'Brien, 2005, p.29), sistem adalah sekelompok komponen yang

saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama

dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses tranformasi

yang teratur. Menurut (Jogiyanto, 2005, p.34) sistem adalah kumpulan dari

prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Menurut (McLeod,

2001, p.11), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan

maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan pengertian

sistem diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan

komponen yang saling terintegrasi untuk mencapai tujuan bersama dengan

menerima input, melakukan sebuah proses, dan akhirnya menghasilkan

sebuah output.

Menurut (O’Brien, 2005, p.10) ada tiga peran penting yang dapat dilakukan

sistem informasi untuk sebuah perusahaan bisnis yaitu:

1. Mendukung proses dan operasi bisnis.

2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya.

3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.

Menurut (O’Brien, 2005, p.39) aktifitas sistem informasi meliputi:

1. Input

Data mengenai transaksi bisnis dan kegiatan lainnya harus disiapkan

untuk pemrosesan melalui aktivitas input. Input biasanya berbentuk

aktivitas pemasukan data seperti pencatatan dan pengeditan. Para

pengguna akhir biasanya memasukkan data secara langsung ke dalam

sistem komputer, atau mencatat data mengenai transaksi dan beberapa

jenis media fisik seperti formulir kertas. Hal ini biasanya meliputi

berbagai aktifitas edit untuk memastikan bahwa mereka telah mencatat

data dengan benar.

2. Proses

Data itu biasanya tergantung pada aktivitas pemrosesan seperti

penghitungan, perbandingan, pemilahan, dan pengklasifikasian.

Aktivitas-aktivitas ini mengatur, menganalisis, dan memanipulasi data

kemudian mengubahnya ke dalam informasi bagi para pengguna akhir.

Kualitas data apa pun yang disimpan dalam sistem informasi harus

dipelihara melalui proses terus-menerus dari aktivitas perbaikan dan

pembaharuan.

3. Output

Informasi dalam berbagai bentuk dikirim ke pemakai ahir dan disediakan

untuk mereka dalam aktivitas output. Tujuan dari sistem informasi adalah

untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pengguna

akhir.

4. Penyimpanan

Penyimpanan adalah aktivitas sistem informasi tempat data dan informasi

disimpan secara teratur untuk digunakan kemudian. Penyimpanan

merupakan komponen dasar dari sistem informasi.

5. Pengendalian

Aktivitas sistem informasi yang penting adalah pengendalian kinerja

sistem. Sistem informasi harus menghasilkan umpan balik mengenai

aktifitas input, proses, output, dan penyimpanan. Umpan balik ini harus

diawasi dan dievaluasi untuk menetapkan apakah sistem dapat memenuhi

standar kinerja yang telah ditetapkan. Kemudian, aktifitas sistem yang

tepat harus disesuaikan agar produk informasi yang tepat dihasilkan bagi

para pengguna akhir.

2.1.4 Pengertian Informasi

Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengertian informasi yaitu menurut (Jogiyanto, 2005, p36)

informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para

pemakainya. Menurut (Turban, Rainer, & Potter, 2006, p.53), informasi

adalah data yang telah diatur sehingga memiliki makna dan nilai bagi

penerimanya. Berdasarkan pengertian informasi diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa informasi adalah kumpulan data yang telah diproses dan

memiliki arti bagi penggunanya.

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi

Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengertian sistem informasi yaitu, menurut (O'Brien, 2005, p.5),

sistem informasi adalah kombinasi teratur apapun dari orang-orang,

hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah

organisasi. Menurut (Turban, Rainer, & Potter, 2005, p.49), sistem informasi

adalah proses yang menjalankan fungsi untuk mengumpulkan, memproses,

menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.

Berdasarkan pengertian sistem informasi diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi

yang berguna bagi semua tingkatan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

2.1.6 Pengertian Strategi Sistem Informasi

Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai strategi sistem informasi yaitu, menurut (Ward & Peppard, 2002,

p.44) strategi sistem informasi adalah strategi yang mendefinisikan

kebutuhan organisasi atau perusahaan terhadap sistem informasi yang

mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki organisasi tersebut.

2.1.7 Pengertian Teknologi Informasi

Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengertian teknologi informasi, yaitu menurut (Jogiyanto, 2005,

p.3) teknologi informasi adalah sub-sistem atau bagian dari sistem informasi.

Menurut (Turban, Rainer, & Potter, 2005, p.49), teknologi informasi adalah

kumpulan sumber daya informasi perusahaan, para penggunanya, serta

manajemen yang menjalankannya. Teknologi informasi meliputi

infrastruktur TI dan semua sistem informasi lainnya dalam perusahaan.

Menurut (Williams & Sawyer, 2007, p.4), teknologi informasi adalah istilah

umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam

membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau

menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi

berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video.

2.1.8 Pengertian Strategi Teknologi Informasi

Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengertian strategi teknologi informasi yaitu, menurut (Ward &

Peppard, 2002, p.44) strategi teknologi informasi adalah strategi yang

berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung

dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem.

2.1.9 Perencanaan Strategi Bisnis

Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengertian strategi bisnis yaitu, menurut (Rangkuti, 2009, p.7)

strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena

strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen. Menurut

(Wheelen & Hunger, 2006, p.145), strategi bisnis adalah suatu fokus dalam

meningkatkan posisi untuk bersaing dengan perusahaan atau unit bisnis lain

baik dari segi produk maupun jasa didalam industri atau segmen pasar

terhadap perusahaan atau unit bisnis yang sesuai.

Menurut (Ward & Peppard, 2002, p.188), strategi bisnis adalah

sekumpulan tindakan terintegrasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan

jangka panjang dan kekuatan perusahaan untuk menghadapi para pesaing.

Strategi bisnis biasanya meliputi beberapa hal seperti berikut :

• Vission, pencapaian dari sebuah misi atau dapat diartikan sebagai

sebuah pandangan masa depan dari sebuah bisnis yang menjadi tujuan

umum sebuah perusahaan.

• Mission, merupakan pernyataan yang memberikan arahan tentang apa

yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam mencapai visinya.

• Bussiness Driver, merupakan beberapa faktor kritis pendorong

perubahan yang dapat memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat

memenuhi sasarannya.

• Objectives, merupakan sasaran-sasaran yang ditetapkan dan harus

dipenuhi oleh perusahaan dalam pencapaian visi perusahaan.

• Strategies, merupakan kebijakan atau tindakan langsung yang dipilih

perusahaan sebagai alat untuk mencapai tujuan dan memenuhi tujuan

misinya.

• Critical Success Factors (CSF), merupakan beberapa area kunci dimana

sesuatu harus berjalan dengan baik sehingga keberhasilan bisnis dapat

dicapai.

• Bussiness Area Plans, merupakan perencanaan dari berbagai area bisnis

yang ada yang berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan.

2.1.10 Pengertian Data

Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengertian data, yaitu menurut (O'Brien, 2005, p.38) data adalah

fakta atau observasi mentah, yang biasanya mengenai fenomena fisik atau

transaksi bisnis, lebih rincinya data adalah pengukuran objektif dari atribut

(karakteristik), dan entitas (seperti manusia, tempat, barang, dan kejadian).

Menurut (McLeod, 2001, p.15) data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka

yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Saat data ini diproses dapat dirubah

menjadi informasi.

2.1.11 Pengertian Arsitektur Teknologi Informasi

Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengertian arsitektur teknologi informasi, yaitu menurut (Turban,

Rainer, & Potter, 2005, p.47), arsitektur teknologi informasi adalah peta atau

rencana tingkat tinggi berbagai aset informasi dalam perusahaan. Arsitektur

ini merupakan arahan untuk operasi saat ini dan cetak biru (rencana) untuk

arah dimasa mendatang. Arsitektur meyakinkan para manajemen bahwa

struktur teknologi informasi perusahaan akan memenuhi kebutuhan strategis

bisnis. Oleh karena itu, arsitektur teknologi informasi harus terintegrasi

dengan kebutuhan informasi perusahaan dan penggunanya.

Dalam membuat arsitektur teknologi informasi, desainer membutuhkan

informasi yang sama, yang dapat dibagi ke dalam dua bagian :

1. Kebutuhan bisnis atas informasi yaitu, tujuan serta masalah

organisasional dan kontribusi yang dapat diberikan dari teknologi

informasi. Calon pengguna teknologi informasi harus memainkan peran

penting dalam bagian proses desain ini.

2. Infrastruktur teknologi informasi serta aplikasi yang telah ada dan yang

direncanakan dalam perusahaan. Informasi ini meliputi bagaimana

sumber daya teknologi informasi yang direncanakan dapat

diintegrasikan antar sumber daya tersebut atau dengan sumber daya

yang ada sekarang (atau potensi di masa mendatang) untuk mendukung

kebutuhan informasi perusahaan. Berdasarkan pengertian arsitektur

teknologi informasi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa arsitektur

teknologi informasi adalah arsitektur yang digunakan untuk semua

sistem informasi yang berbasis komputer di dalam suatu perusahaan.

2.1.12 Pengertian Infrastruktur Teknologi Informasi

Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengertian infrastruktur teknologi informasi yaitu, menurut

(Turban, Rainer, & Potter, 2005, p.48), infrastruktur teknologi informasi

adalah fasilitas fisik, komponen teknologi informasi, layanan teknologi

informasi, dan manajemen teknologi informasi yang mendukung

keseluruhan perusahaan. Komponen teknologi informasi adalah perangkat

keras komputer, perangkat lunak, dan teknologi komunikasi yang digunakan

oleh personel TI untuk menghasilkan layanan TI. Layanan TI meliputi

manajemen data, pengembangan sistem, dan masalah keamanan.

Infrastruktur TI meliputi berbagai sumber daya ini serta integrasi, operasi

dokumentasi, pemeliharaan dan manajemennya. Infrastruktur TI juga

memberitahukan bagaimana sumberdaya komputasi tertentu diatur,

dioperasikan, dan dikelola.

2.1.13 Customer Relationship Management

Menurut (O’Brien, 2005, p.325) Customer relationship management adalah

sistem lintas fungsi perusahaan yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi

banyak proses layanan pada pelanggan dalam penjualan, pemasaran, dan

layanan pelanggan yang berinteraksi dengan pelanggan perusahaan.

2.1.13.1 Penjualan

Sistem CRM memberikan para staf penjualan alat software dan

sumber data persahaan yang mereka butuhkan untuk mendukung

serta mengelola aktivitas penjualan mereka dan mengoptimalkan

penjualan silang dan peningkatan tawaran untuk penjualan.

Contoh : Meliputi prospek penjualan dan informasi produk,

konfigurasi produk, dan kemampuan pembuatan daftar harga

penjualan. CRM juga memberikan mereka untuk memeriksa

semua aspek dari status rekening pelanggan dan sejarahnya,

sebelum menjadwalkan panggilan telepon untuk penjualan

mereka. Contohnya : Sistem CRM akan memperingatkan staf

penjualana sebuah bank untuk menelepon nasabah yang

melakukan penyimpanan besar, agar dapat menjual layanan kredit

utama atau investasi. Atau, sistem terebut akan memperingatkan

seorang tenaga penjual atas layanan yang belum dipenuhi,

masalah pengiriman atau pembayaran, yang dapat diatasi melalui

hubungan personal dengan pelanggan.

2.1.13.2 Pemasaran dan Pemenuhan Pesanan

Sistem CRM membantu para praktisi pemasaran menyelesaikan

kampanye pemasaran langsung dengan mengotomatisasi tugas-

tugas seperti pengkualifikasian pemasaran pada sasaran

penjadwalan serta penelusuran pengiriman surat pemasaran

langsung. Kemudian, software CRM akan membantu praktisi

pemasaran untuk menangkap dan mengelola data respon

pelanggan dan calon pelanggan di database CRM, serta

menganalisi nilai pelanggan dan nilai bisnis dari kampanye

pemasaran langsung perusahaan. CRM juga membantu dalam

pemenuhan respon calon pelanggan serta pelanggan dengan secara

cepat menjadwalkan kontak penjualan serta memberi informasi

yang tepat atas produk dan jasa bagi mereka, sambil menangkap

informasi yang relevan untuk database CRM.

2.1.13.3 Layanan dan Dukungan untuk Pelanggan

Sistem CRM memberi para staf penjualan alat software dan akses

real time ke database umum pelanggan yang dibagi bersama

dengan para praktisi penjulan dan pemasaran. CRM membantu

manajer layanan pelanggan membuat, menetapkan, dan mengelola

berbagai permintaan atas layanan dari pelanggan. Software call

center mengirimkan semua panggilan ke para staf dukungan untuk

pelanggan berdasarkan pada keahlian serta otoritas merka untuk

menangani permintaan layanan tertentu. Software help desk

membantu para staf layanan untuk pelanggan membantu para

pelanggan yang memiliki masalah dengan suatu produk atau jasa,

dengan memberi data layanan dan saran yang relevan untuk

mengatasi masalah tersebut. Layanan mandiri berbasis web

memungkinkan para pelanggan mengakses dengan mudah

informasi pendukung pribadi di situs web perusahaan, dengan

tetap memberi mereka pilihan untuk menerima bantuan lebih jauh

secara online atau melalui telepon dari personel layanan

pelanggan.

2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas

Teori-teori khusus merupakan teori pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber

yang menjadi landasan dalam penulisan skripsi ini.

2.2.1 Pengertian Enterprise

Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengertian Enterprise yaitu menurut (Bernard, 2005, p.31),

Enterprise adalah area dari aktivitas dan tujuan umum dalam sebuah

organisasi, dimana informasi dan sumber daya lainnya yang ditukarkan.

Enterprise biasanya terdiri dari komponen vertical, horizontal, dan extended.

Komponen vertikal (juga dikenal sebagai Line of bussiness atau segments)

adalah daerah kegiatan yang khusus untuk satu baris bisnis (misalnya,

penelitian dan pengembangan). Komponen horizontal (juga dikenal sebagai

crosscutting enterprise) adalah daerah yang lebih umum dari aktivitas yang

melayani beberapa baris bisnis. Extended components terdiri lebih dari satu

organisasi (misalnya, extranets dan supply chain).

2.2.2 Pengertian Enterprise Architecture

Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengertian Enterprise Architecture yaitu, menurut (Bernard, 2005,

p.33), Enterprise Architecture merupakan suatu pekerjaan dan praktek

menejemen yang didedikasikan untuk meningkatkan kinerja dari suatu

Enterprise yaitu dengan cara membuat perusahaan tersebut agar mampu

secara keseluruhan dalam mengintegrasikan strategi, praktek-praktek

bisnisnya, alur-alur informasinya, serta sumberdaya teknologi yang

digunakannya.

Dengan mengembangkan pandangan yang terintegrasi dari versi sekarang

dan masa depan, perusahaan dapat lebih baik mengelola transisi mencakup

identifikasi tujuan-tujuan baru, kegiatan, dan semua sumber daya modal dan

manusia (termasuk teknologi informasi) yang akan meningkatkan keuangan

baris bawah dan misi kinerja.

Komponen Enterprise Architecture :

Enterprise Architecture = Strategy + Bussiness + Technology

2.2.2.1 Management Program Enterprise Architecture

Management Enterprise Architecture terdiri dari:

1. Resource Alignment

Menggambarkan apakah sumber daya yang digunakan suatu

perusahaan sudah efektif dan efisien dalam mendukung

strategi perusahaan.

EA = S + B + T

Gambar 2.1 Resource Aligment

2. Standardized Policy

Menggambarkan kebijakan atau peraturan-peraturan yang

harus ditetapkan sebuah perusahaan.

3. Decision Support

Menggambarkan apakah SI/TI di dalam perusahaan sudah

mendukung pengambilan keputusan di setiap divisi dalam

perusahaan.

4. Resources Development

Menggambarkan seberapa jauh perusahaan mengembangkan

atau meningkatkan sumber daya yang ada di dalam

perusahaan.

2.2.2.2 Documentation Method Enterprise Architecture

Gambar 2.2 Elemen dokumentasi Enterprise Architecture

Documentation Enterprise Architecture terdiri dari:

1. Framework

Menggambarkan ruang lingkup arsitektur untuk

didokumentasikan dan menetapkan hubungan antara arsitektur.

Gambar 2.3 The EA3 Cube Documentation Framework

2. EA Components

Menggambarkan tujuan, proses, statndar, serta sumber daya yang

ada di dalam perusahan yang dapat dirubah sesuai dengan

kebutuhan bisnis.

3. Current Architecture

Menggambarkan komponen-komponen dari enterprise

architecture yang saat ini ada di dalam perusahaan.

4. Future Architecture

Menggambarkan komponen enterprise architecture yang baru

yang sesuai dengan kebutuhan perusahan untuk meningkatkan

kinerja yang sudah ada, mendukung inisiatif strategi yang baru,

kebutuhan operasional, dan solusi teknologi yang akan

digunakan.

5. EA Management Plan

Menggambarkan arsitektur saat ini dan dimasa yang akan datang

dan perencanaan secara berkala untuk mengelola perubahan

bisnis atau teknologi dimasa yang akan datang.

6. Planning Threads

Dokumentasi enterprise architecture termasuk urutan dari

aktivitas umum yang hadir didalam semua tingkatan framework.

Urutan itu termasuk IT yang berhubungan dengan keamanan

(security), standard, dan pertimbangan tenaga kerja (workforce

consideration).

� Keamanan TI (IT Security)

Keamanan merupakan bagian integral dari program

manajemen enterprise architecture dan metodologi

dokumentasi. Kompherensif keamanan program teknologi

informasi telah berfokus di beberapa area termasuk informasi,

orang, operasi, serta fasilitas.

� Standard TI

Merupakan sesuatu fungsi yang paling penting dari enterprise

architecture yaitu menyediakan teknologi dengan stantar

terkait pada semua tingkatan dari framework enterprise

architecture.

� Tenaga kerja TI (IT workforce)

Kemungkinan sumber daya terbesar yang dimiliki suatu

perusahaan yaitu orang-orang. Karena itu penting untuk

memastikan bahwa staff TI saling berhubungan, memiliki

keterampilan, dan persyaratan pelatihan yang mendukung

identifikasi untuk LOB (line of business) dan kegiatan

dukungan layanan. Di setiap tingkat pada kerangka enterprise

architecture dan solusi tepat yang tercermin untuk arsitektur

saat ini dan dimasa depan.

2.2.3 Goals & Initiatives

Menurut (Bernard, 2005, p.114), Goals & Initiatives berada pada Level atas

dari EA3 Framework yang memperkenalkan perusahaan dalam menentukan

arah stategis (strategic direction), tujuan (goals), Initiatives, serta

memberikan penjelasan yang jelas mengenai kontribusi bahwa IT akan

membantu perusahaan dalam mencapai tujuan itu. Perencanaan strategis

dimulai dengan suatu pernyataan yang jelas dari tujuan dan/atau misi

perusahaan, pernyataan singkat dan jelas dari keberhasilan visi.

2.2.3.1 Strategic Plan

Menurut (Bernard, 2005, p.115), Perencanaan strategis (Strategic

planning) memperlihatkan sebuah gambaran tingkat atas dari

kumpulan pengaturan dalam perusahaan itu sendiri. Arah ini lebih

lanjut diartikulasikan dalam skenario (Scenarios) jangka panjang,

strategi (Strategies), tujuan (Goals), dan inisiatif (Initiatives) yang

berfungsi sebagai dasar untuk jangka pendek perencanaan taktis

(Operasional) yang di perbaharui setiap tahun.

Sebuah rencana strategis adalah gabungan EA artifact yang harus

memandu arah perusahaan selama periode 3-5 tahun di masa depan

dengan menyediakan item berikut, masing – masing merupakan EA

artifacts yang sangat sedehana yang terpisah.

• Menetapkan misi dan visi yang menjelaskan dengan singkat

tujuan dan arah dalam suatu Enterprise.

• Mengembangkan pernyataan arah strategis (Statment of Strategic

Direction) yang sesuai dengan tujuan perusahaan, menjamin

perusahaan supaya dapat bertahan, memungkinkan untuk

fleksibilitas, dan mempromosikan keberhasilan kompetitif.

Pernyataan ini adalah penjelasan rinci mengenai dimana

perusahaan bermaksud untuk pergi.

• Meringkas hasil dari analisis SWOT yang merupakan dasar dari

pernyataan arah strategis dan yang mengidentifikasi kekeuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan.

• Meringkas situasi dan asumsi rencana untuk beberapa ‘Concept

of Operations’ CONOPS Scenarios yang mendukung arah

strategis perusahaan. Ringkasan ini harus mencakup satu

skenario saat ini yang menggambarkan kordinasi kegiatan

tingkat tinggi yang sedang berlangsung disetiap baris bisnis,

serta beberapa skenario laporan masa depan dari kombinasi yang

berbeda dari driver internal dan eksternal yang diidentifikasi

melalui analisis SWOT.

• Mengembangkan sebuah Grafik CONOPS bahwa dalam

menangkap gambar tunggal esensi dari dan partisipasi didalam

skenario operasi saat ini.

• Mengembangkan strategi kompetitif umum (General

Competitive Strategy) untuk perusahaan dalam mempersatukan

skenario CONOPS saat ini dan masa depan dan perusahaan

bergerak dalam arah strategis yang dimaksudkan dalam cara

yang itu dan menjelaskan faktor internal dan eksternal seperti

budaya, Line of Bussiness, persyaratan bisnis, kondisi pasar,

strategi pesaing dan resiko.

• Mengidentifikasi tujuan strategis (Strategic Goals) yang akan

menyelesaikan startegi pesaing dan menetapkan sponsor

eksekutif yang bertanggung jawab untuk mencapai masing –

masing tujuan.

• Mengidentifikasi inisiatif strategi (Strategic Initiatives) dan

sumberdaya sponsor untuk inisiatif, yang merupakan program

yang sedang berlangsung atau proyek pembangunan yang akan

mencapai setiap tujuan strategis.

• Meringkas ukuran pendapatan (Outcome Measures) untuk setiap

tujuan strategis dan inisiatif (Goals and Initiatives)

menggunakan Balanced Scorecard.

2.2.3.2 CONOPS Scenarios

Menurut (Bernard, 2005, p 294), CONOPS Scenarios merupakan

sebuah konsep operasi skenario yang berbentuk dokumen naratif

yang menjelaskan bagaimana Enterprise beroperasi sekarang ini

atau yang akan beroperasi untuk beberapa tahun kedepan dengan

memberikan penjelasan tentang keadaan internal dan eksternal yang

diidentifikasi di alam analisis SWOT.

2.2.3.3 Concept of Operations Diagram

Menurut (Bernard, 2005, p.295), Concept of Operations (CONOPS)

Diagram adalah sebuah penggambaran grafis tingkat tinggi dari

bagaimana fungsi perusahaan , baik secara keseluruhan, atau di

wilayah tertentu. Grafik CONOPS sangat penting bagi Enterprise

karena menjelaskan didalam satu gambar mencakup semua proses

bisnis didalam CONOPS saat ini serta hubungan setiap

aktivitas.Grafik CONOPS menjadi batu ujian untuk membantu

perusahaan mengerti apa yang dilakukannya pada tingkat dasar.

2.2.3.4 Balance Scorecard

Menurut (Bernard, 2005, p.296), Balance Scorecard

menggambarkan lebih dari sekedar pengukuran financial dalam

kesuksesan suatu perusahaan dan dapat menentukan goal dan

ukuran dari empat sudut pandang bisnis: Customer;, Financial;,

Internal Bussines Process;, dan Learning and Growth. Balance

Scorecard adalah menejemen pada sistem pengukuran yang

memungkinkan perushaan dapat menjelaskan visi dan strategi

mereka dan menerjemahkannya dalam bentuk tindakan. Scorecard

menghasilkan timbal balik dalam kinerja di bisnis proses internal

dengan hasil eksternal yang digunakan untuk meningkatkan

performa strategi dan hasil yang akan di peroleh secara terus

menerus. Ketika selesai dibangun balance scorecard merubah

strategi perencanaan dari pelatihan akademik menjadi sebuah ‘pusat

urat syaraf’ di perusahaan.

Gambar 2.4 Balance Score Card

2.2.4 Product & Service

Menurut (Bernard, 2005, p.106), Product & Services berada pada level

kedua dari EA3 Framework yang mengidentifikasi bisnis produk dan jasa

dari Enterprise dan merupakan kontribusi dari dari teknologi yang

mendukung proses bisnis perusahaan. Istilah “Business Services” digunakan

untuk proses yang berarti dan prosedur untuk menyelesaikan misi dan tujuan

dari perusah aan, apakah itu untuk bersaing disektor swasta, menyediakan

pelayanan umum, edukasi, memberikan pelayanan medis, memberikan

kemampuan pertahanan. Perencanaan strategis membantu secara langsung

dan memprioritaskan berbagai layanan bisnis dan aktivitas pengiriman

produk didalam perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan bergerak

secara kolektif berdasarkan arah strategis yang sudah ditetapkan dalam

rencana strategis.

2.2.4.1 Swim Lane Process Diagram

Menurut (Bernard, 2005, p. 299), Swim Lane Process Diagram

merupakan suatu diagram aktivitas pemangku kepentingan

(Stackholder) yang menunjukan pemangku kepentingan (orang-

orang dengan kepentingan dalam perusahaan) yang terlibat dengan

garis dari proses bisnis dan waktu dari interaksi. Diagram

menggunkan format dari “Swim Lane” Stackholder diatur dalam

baris, kerangka waktu (Timeframes) diatur dalam kolom, lalu

gambaran aktivitas digambarkan dengan simbol flowchart.

2.2.4.2 Use Case Narrative & Diagram

Menurut (Bernard, 2005, p. 302), Use Case Narrative mengikuti

format Unified Modeling Language (UML) untuk mengidentifikasi

persyaratan bisnis, konteks, Stackholder (Aktor), dan garis bisnis

untuk bertinteraksi dengan sistem, layanan, dan applikasi yang

diidentifikasi sebagai solusi yang membutuhkan perkembangan.

2.2.5 Data & Information

Menurut (Bernard, 2005, p. 106), Data & Information berada pada level

ketiga dari EA3 Framework merupakan maksud untuk mendokumentasikan

bagaimana informasi saat ini yang digunakan oleh perusahaan dan

bagaimana arus informasi masa depan akan terlihat. Tingkat ini dapat

tercermin melalui dokumen strategi IT yang diikat kedalam perencanaan

strategi TI atau perencanaan bisnis.

Tujuan strategi TI adalah untuk membangun sebuah pendekatan tingkat

tinggi untuk mengumpulkan, menyimpan, mengubah dan menyebarkan

informasi ke seluruh perusahaan.

2.2.5.1 Object State Transition Diagram

Menurut (Bernard, 2005, p.306), sebuah state transition diagram

menggunakan notasi Unified Modeling Language untuk

memperlihatkan bagaimana siklus hidup dari sebuah data objek

secara spesifik. Diagram ini memperlihatkan perubahan artibut,

link, atau behavior dari “on-line order” objek yang hasilnya dari

sistem internal atau eksternal yang memicu perubahan keadaan.

2.2.5.2 Logical Data Model

Menurut (Bernard, 2005, p. 308), Model data sematik dapat

dikembangkan dengan menggunakan metode dan simbologi

tradisional terstuktur (Entity Relationship Diagram), atau dapat

menggunakan metote berorientasi objek dan simbologi dari Unified

Modeling Language (UML), yang menghasilkan Class Diagram

dan/atau Object Diagram.

2.2.6 System & Applications

Menurut (Bernard, 2005, p.107), System & Applications berada pada level

keempat dari EA3 Framework dimaksudkan untuk mengatur dan

mendokumentasikan kelompok sistem informasi saat ini, dan applikasi yang

digunakan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan IT tergantung pada

perubahan di tingkat atas dari EA3 Framework (Business Services atau

Information Flows) mungkin ada rencana perubahan pada sistem atau

aplikasi yang tercermin dalam arsitektur masa depan.

2.2.6.1 System Communication Description

Menurut (Bernard, 2005, p.13), System Communication Description

menyediakan penjelasan dari bagaimana data berkomunikasi

dengan sistem ke seluruh perusahaan, dan khususnya termasuk

mengenai links, paths, networks, dan media.

2.2.6.2 System Data Flow Diagram

Menurut (Bernard, 2005, p. 315), System Data Flow Diagram lebih

dikenal sebagai ‘Data Flow Diagram’ dimaksudkan untuk

menunjukan proses dalam sistem pertukaran data dan bagaimana

pertukaran itu terjadi. Langkah – langkah dalam mebuat Data Flow

Diagram :

1. Menangkap dan menggambarkan fungsi sistem dan aliran data

antara mereka.

2. Sistem dokumen hieraki fungsional.

3. Tujuan utama adalah untuk :

a. Mengembangkan gambaran yang jelas dari arus data sistem

yang diperlukan yang diinput dan output oleh masing-masing

sistem.

b. Memastikan konektivitas fungsional selesai.

c. Mendukung dari dekomposisi fungsional untuk detail

tambahan.

2.2.6.3 System Evolution Diagram

Menurut (Bernard, 2005, p319) System evolution diagram

menunjukan evolusi dari sebuah sistem termasuk relasi, konsolidasi,

installasi, upgrade, dan retirement. Terkadang ditunjukan dalam

konteks pergantian terhadap sistem lain.

2.2.7 Network & Infrastructure

Menurut (Bernard, 2005, p.107), Network & Infrastucture berada pada level

kelima dan merupakan level bawah dari EA3 Framework dimaksudkan untuk

mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan dari

jaringan suara, data, dan video yang perusahaan gunakan untuk host sistem,

applikasi,website, dan database.

2.2.7.1 Network Connectivity Diagram

Menurut (Bernard, 2005, p.321) network connectivity diagram

memperlihatkan koneksi fisik diantara jaringan suara, data, dan

video yang ada didalam perusahaan. Termasuk eksternal wide area

networks (WANs) dan local areas network (LANs) dan juga

‘extranets’ dan ‘intranets’.

2.2.8 Security Plan

Menurut (Bernard, 2005, p.328), Security Plan menyediakan deskripsi rinci

tingkat tinggi tentang program keamanan yang berlaku di seluruh

perusahaan. Ini mencakup physical, elemen data keamanan pribadi, dan

operasional dan prosedur.

2.2.9 Technology Forecast

Menurut (Bernard, 2005, p.335), technology forecast merupakan pendukung

dan penghubung dengan technology standards profile. Technology forecast

merupakan dokumen perubahan yang diharapkan pada setiap daftar standard

dalam technology standars profile artifak, dimana perubahan ke depan

terjadi atau akan terjadi.

2.2.10 Workforce Plan

Menurut (Bernard, 2005, p.335), Workforce plan menyediakan penjelasan

tingkat tinggi dari bagaimana modal manusia dikelola diseluruh perusahaan.

Workforce plan termasuk strategi untuk perekrutan, retention, dan

pengembangan profesional pada tingkatan eksekutif, manajemen, dan staff

di dalam perusahaan.

2.2.10.1 Organization Chart

Menurut (Bernard, 2005, p.336), Organization Chart

memperlihatkan bagaimana posisi dan personel yang diatur dalam

hieraki diagram atau format matriks. Organization Chart

membantu untuk menunjukan garis kewenangan, hubungan kerja

serta kepemilikan dari sumber daya, produk, dan proses.

2.2.11 Enterprise Architecture Management Plan

2.2.11.1 EA Program Management

2.2.11.1.1 Governance and Principles

Menurut (Bernard, 2005, p.177), governance and

principles menggambarkan kebijakan dan

pengambilan keputusan yang akan terjadi di dalam

program enterprise architecture.

2.2.11.1.2 Support for Strategy and Business

Menurut (Bernard, 2005, p.178), suppport for strategy

and business digunakan untuk mendukung dan

meningkatkan strategi perusahaan dan perencanaan

bisnis serta mengindentifikasi kesenjangan kinerja

yang dapat dibantu dengan komponen EA.

2.2.11.1.3 EA Roles and Responsibilities

Menurut (Bernard, 2005, p.177), EA roles and

responsibility menggambarkan peran dari stakeholder

dalam EA program yang akan mengggunakan dan

bertanggung jawab sesuai dengan peran mereka

masing-masing.

2.2.11.1.4 EA Program Budget

Menurut (Bernard, 2005, p.179), EA program budget

menggambarkan biaya untuk EA program per

tahunnya dan total keseluruhan siklusnya, jadi total

kepemilikan biaya teridentifikasi.

2.2.11.1.5 EA Program Perfomances Measures

Menurut (Bernard, 2005, p.180), EA program

perfomance measures menggambarkan bagaimana

efektifitas dan efisiensi program EA yang akan diukur.

Ada 2 tipe pengukuran yaitu outcome dan output.

Pengukuran outcome mengidentifikasi beberapa

kemajuan yang terjadi pada new end-state. Pengukuran

output, menyediakan data dan hal-hal yang

berhubungan dengan kegiatan.

2.2.11.2 EA Current Architecture Summary

2.2.11.2.1 Strategic Goals and Initiatives

Menurut (Bernard, 2005, p.181), strategic goals and

initiatives mengidentifikasi bagaimana EA program

dan spesifik komponen EA mendukung pencapaian

tujuan strategis dan inisiatif perusahaan

2.2.11.2.2 Business services and Information Flows

Menurut (Bernard, 2005, p.182), business services and

information flows mengidentifikasi dan menekankan

peran pengguna EA dalam mendukung analisis proses

bisnis dan perbaikan, serta mengidentifikasi dan

mengoptimalkan arus informasi di antara proses-

proses.

2.2.11.2.3 System and application

Menurut (Bernard, 2005, p.184), system and

application mengidentifikasi bagaiamana komponen

EA saat ini dan artifak sistem dan aplikasi pada tingkat

EA framework mendukung arus informasi yang

dibutuhkan untuk LOB pada seluruh perusahaan.

2.2.11.2.4 Technology Infrastructure

Menurut (Bernard, 2005, p.184), technology

infrastructure membahas tentang suara, data, video

komponen EA dan artifak yang membentuk teknologi

infrastruktur pada tingkat EA framework.

2.2.11.2.5 IT Security

Menurut (Bernard, 2005, p.181), IT security

membahas tentang pendekatan umum untuk keamanan

IT pada semua tingkat EA framework. Keamanan IT

harus menjadi bagian dari tujuan strategis atau inisiatif

yang bergantung pada akurasi, pengesahan informasi

yang benar.

2.2.11.2.6 EA Standards

Menurut (Bernard, 2005, p.181), EA standards

menyediakan standar dokumen EA untuk data, video,

suara, dan keamanan IT yang digunakan selama

pengembangan komponen EA.

2.2.11.2.7 Workforce Requirements

Menurut (Bernard, 2005, p.185), workforce

requirement menjelaskan pendekatan untuk

perencanaan tenaga kerja IT dan pelatihan bahwa

perusahaan menggunakan manajemen modal manusia

(human capital management).

2.2.11.3 EA Future Architecture Summary

2.2.11.3.1 Future Operating Scenarios

Menurut (Bernard, 2005, p.186), future operating

scenarios ditampilkan bersama dengan deskripsi

narasi tujuan skenario dan lingkungan operasi yang

menanggapi skenario.

2.2.11.3.2 Planning Assumptions

Menurut (Bernard, 2005, p.161), planning

assumptions merupakan asumsi perencanaan dari

skenario yang dibahas lebih lanjut dalam hal yang

dimaksud dengan prioritas perusahaan karena

menerapkan EA untuk ke depannya. Asumsi

mengidentifikasi kemampuan yang baru dan sumber

daya yang akan diperlukan jika perusahaan sukses di

masing-masing skenario.

2.2.11.3.3 Updating Current & Future Views

Menurut (Bernard, 2005, p.186), updating current and

future view merupakan dokumentasi perubahan

perencanaan dalam proses dan sumber daya apa yang

akan menciptakan pandangan EA di masa depan pada

setiap framework.

2.2.11.3.4 Sequencing Plan

Menurut (Bernard, 2005, p.188), sequencing plan

merupakan bagian dari dokumen perencanaan

manajemen EA (EA management plan document)

yang menggambarkan tugas, milestones, dan jangka

waktu unuk mengimplementasikan komponen dan

artifak EA yang baru.

2.2.11.3.5 Configuration Management

Menurut (Bernard, 2005, p.188), configuration

management merupakan bagian dari perencanaan

manajemen EA (EA management plan) yang berfungsi

untuk mendukung sub proses dimana perubahan EA

dikelola dan standar dalam TSRM diterapkan.

2.2.12 Hubungan Strategi, Bisnis, dan Teknologi

Menurut (Bernard, 2005, p.72), Enterprise Architecture untuk mendukung

holistik perusahaan, itu harus berhubungan dengan strategi, bisnis, dan

teknologi. Enterprise Architecture paling efektif jika secara bersamaan

mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan eksekutif di

perusahaan dan perencanaan dalam pengambilan keputusan manejemen

disetiap line of business. Dengan cara ini enterprise architecture membantu

untuk memastikan bahwa strategi menggerakan bisnis dan perencanaan

teknologi. Dari perspektif bisnis, enterprise architecture menyediakan

konteks dan tujuan dari aktivitas bisnis dengan memastikan teknologi

dilaksanakan hanya setelah kebutuhan bisnis diidentifikasi. Dilihat dari

perspektif teknologi enterprise architecture menyediakan strategi dan

konteks bisnis dari perencanaan sumber daya.

2.2.13 Hubungan Enterprise Architecture dan Strategi

Menurut (Bernard, 2005, p.72), kerangka dan metodologi enterprise

architecture mengatur dokumentasi enterprise architecture dengan cara

mengijinkan strategi yang berpengaruh pada perencanaan bisnis dan

teknologi, serta pengambilan keputusan. Ini penting khususnya didalam

dokumentasi dari gambaran dari masa depan enterprise architecture.

Pertama, mengidentifikasi apa yang akan dirubah dan diantisipasi didalam

sasaran dan inisiatif strategi, dokumentasi yang berikutnya dari aktivitas

bisnis dan sumberdaya teknologi dapat diselesaikan dengan cara

mempromosikan keselarasan, efisien, dan efektif. Strategi dokumentasi

melibatkan identifikasi dari sasaran (goals), inisiatif (initiatives), dan ukuran

hasil (outcome measures).

2.2.14 Hubungan Enterprise Architecture dan Perencanaan Bisnis

Menurut (Bernard, 2005, p.73), seperti yang tercermin dalam desain dari

enterprise architecture framework dalam membuat strategi, persyaratan

bisnis, dan dukungan solusi untuk memenuhi kebutuhan teknologi.

Dokumen Enterprise Architecture terdiri dari 3 masalah utama pada

tingkatan bisnis yaitu :

o Dukungan sasaran strategi (Supporting strategic goals).

o Dokumentasi dari aktivitas bisnis (Documentation of Business Activity).

o Identifikasi dukungan teknologi (identifiying supporting technologies).

2.2.15 Hubungan Enterprise Architecture dengan Perencanaan Teknologi

Teknologi merupakan tipe dari sumber daya yang menampilkan informasi

dan aliran sumber daya lainnya yang mendukung pembuatan dan pengiriman

dari bisnis produk dan jasa, yang memperlihatkan pencapaian dari tujuan

strategi. Ini penting bahwa teknologi tidak mendorong bisnis dan

perencanaan strategi terutama di perusahaan yang sumberdayanya terbatas,

dimana biaya duplikasi teknologi yang tidak strategis tidak dapat diberikan.

Ini penting untuk perusahaan (enterprise) untuk mengerti arah dan prioritas

utama, rencana yang diperlukan untuk kegiatan bisnis, dan kemudian

mengidentifikasi sumber daya yang mendukung, termasuk teknologi

informasi.

2.2.16 Pengertian Enterprise Architecture Artifact

Menurut (Bernard, 2005, p.87), enterprise architecture artifact adalah

sebuah produk dokumentasi, seperti dokumen teks, sistem spesifikasi,

aplikasi informasi antarmuka, diagram, slide, lembar kerja, slide pengarahan,

dan atau klip video.

2.2.17 Pengertian Line of Business

Menurut (Bernard, 2005, p.108), Line of Business (LOB) adalah areayang

berbeda dari kegiatan dalam perusahaan. Juga dapat disebut sebagai

”vertikal” area yang mungkin melibatkan penyedia jasa pengembangan

produk, pengiriman atau fungsi administrasi internal. Masing-masing LOB

telah memiliki arsitektur yang lengkap yang mencakup lima hieraki level

dari EA3 framework.

2.2.18 Pengertian Enterprise Architecture Framework

Menurut (Bernard, 2005, p.81) Enterprise Architecture Framework adalah

struktur untuk mengatur informasi yang mendefinisikan ruang lingkup

arsitektur (apa program EA yang akan didokumen) dan bagaimana daerah

pada setiap arsitektur saling berhubungan satu sama lain. Enterprise dapat

mengimplementasikan EA framework secara langsung atau dapat

menggunakannya sebagai dasar dalam pengembangan manajemen mereka

sendiri dan pendekatan dokumentasi. Banyak enterprise kemungkinan besar

akan perlu melakukan modifikasi untuk unsur-unsur tertentu dari EA

framework sesuai dengan kebutuhan khusus mereka, militer, non profit,

akademik perusahaan yang memiliki fundamental budaya yang berbeda dan

faktor keberhasilan kritis.

Gambar 2.5 Enterprise Architecture3 Framework

2.2.19 Analisis PEST

Menurut (Ward & Peppard, 2002, p.70), dalam melakukan pengolahan suatu

bisnis atau suatu badan usaha, terdapat cakupan yang luas sekali jika ingin

membahas faktor eksternalnya karena terdapat enam faktor utama yang

biasanya dianalisis oleh perusahaan. Faktor - faktor tersebut, biasanya

dipertimbangkan bersamaan pada tingkat sejak dari pemikiran strategi,

dengan menggunakan metode pendekatan PEST (Politik, Ekonomi, Sosial,

Teknologi).

Dua pendekatan lainnya, yaitu faktor legal normalnya sudah termasuk

didalam faktor politik dan faktor ekonomi normalnya sudah termasuk

didalam faktor sosial. Dengan demikian faktor-faktor tersebut dapat

memberikan kesempatan bisnis yang lebih signifikan agar dapat juga

mengidentifikansikan ancaman-ancaman yang mungkin terjadi, sehingga

perusahaan dapat menyediakan waktu dalam mengatasi aksi dan

meminimalisasi dampak yang akan terjadi.

1. Politik.

Aspek politik dalam metode PEST menjelaskan tentang hal-hal yang

berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap proses bisnis

perusahaan. Faktor legal yang dapat digolongkan ke dalam aspek politik

merupakan hukum atau undang-undang yang berkaitan dengan proses

bisnis.

2. Ekonomi.

Aspek ekonomi memberikan pengaruh terhadap proses bisnis perusahaan,

seperti kebijakan moneter, standar nilai inflasi dan deflasi negara, serta

keadaan ekonomi global.

3. Sosial.

Aspek sosial juga ikut memberikan dampak terhadap strategi perusahaan

dalam menjalankan proses bisnis. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek

sosial tersebut adalah kebudayaan, tenaga kerja, lingkungan kerja, serta

lingkungan hidup.

4. Teknologi.

Aspek Teknologi yang terus berkembang juga memberikan pengaruh

pada perusahaan. Maka perusahaan berlomba-lomba memanfaatkan

teknologi dalam mengembangkan produk dan jasa agar mendapatkan

keuntungan yang banyak dalam waktu singkat.

2.2.20 Analisis Porter

Porter mengajukan model lima kekuatan (five forces model) sebagai alat

untuk menganalisis lingkungan persaingan industri. Industri dapat

didefinisikan sebagai kelompok perusahaan yang memproduksi produk atau

jasa yang sama atau barang pengganti yang dekat.

Lima kekuatan persaingan tersebut adalah:

1. Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama

2. Ancaman untuk memasuki pasar bagi pendatang baru

3. Ancaman barang substitusi

4. Daya tawar pembeli

5. Daya tawar penjual

2.2.20.1 Persaingan sesama pesaing dalam industri yang sama

Menurut Porter, faktor persaingan antar pesaing dalam industri

yang sama inilah menjadi sentral kekuatan persaingan. Semakin

tinggi tingkat persaingan antar perusahaan mengindikasikan

semakin tinggi pula profitabilitas industri, namun profitabilitas

perusahaan mungkin menurun.

2.2.20.2 Ancaman masuknya pendatang baru

Sebuah perusahaan tertarik untuk terjun ke dalam suatu industri

bila industri tersebut menawarkan keuntungan yang tinggi. Secara

makro, datan gya pemain baru akan membuat persaingan

menjadi lebih ketat dan akhirnya berujung pada turunnya laba

yang diterima bagi semua perusahaan.

2.2.20.3 Ancaman barang substitusi

Barang substitusi merupakan barang atau jasa yang dapat

menggantikan produk sejenis. Lebih jauh, ancaman barang

sustitusi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor berikut:

� Harga relatif dalam kinerja barang substitusi.

� Biaya mengalihkan ke produk lain.

� Kecenderungan pembeli untuk mensubstitusi.

2.2.20.4 Daya tawar pembeli atau konsumen

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kekuatan tawar

pembeli. Faktor tersebut antara lain:

� Pangsa pembeli yang besar.

� Biaya mengalihkan ke produk lain yang relatif kecil.

� Banyaknya produk substitusi.

� Tidak atau minimnya diferensiasi produk.

2.2.20.5 Daya tawar penyedia input (pemasok)

Penyedia input mempunyai daya tawar yang tinggi bila

perusahaan tersebut menjadi satu-satunya penyedia bahan baku

bagi perusahaan lain yang membutuhkan inputnya. Artinya

penyedia input akan memonopoli harga maupun kuantitas barang.

2.2.21 Analisis SWOT

Menurut (Rangkuti, 2009, p.18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Anlisis ini

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths),

peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (weakness) dan ancaman (threads). Proses pengambilan

keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan,

strategi, serta kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis

(strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan

(kekuatan, kelemahan, kesempatan, serta ancaman) dalam kondisi yang ada

saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer

untuk analisis situasi ini adalah analisis SWOT.

1. Strength (Kekuatan)

Merupakan suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing,

serta kekuasaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan

dengan pesaing.

2. Weakness (Kelemahan)

Merupakan kelemahan dalam sumber daya, keterampilan dan

kemampuan yang secara serius menghambat kinerja perusahaan.

3. Opportunity (Peluang)

Merupakan suatu peluang dimana perusahaan dapat beroperasi secara

leluasa untuk mendapatkan keuntungan dan juga untuk menarik lebih

banyak pelanggan.

4. Threat (Ancaman)

Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaaan dari para

pesaing dalam mendapatkan konsumen.

2.2.21.1 Matrix SWOT

Menurut (Rangkuti, 2009, p.31), Matriks SWOT adalah alat yang

dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik

ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal

(EFAS) yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan (IFAS) yang dimilikinya. Matrik ini

dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.

Cara membuat matriks SWOT adalah dengan menggunakan

faktor-faktor strategis eksternal maupun internal sebagaimana

telah dijelaskan dalam tabel IFAS dan EFAS, yaitu dengan

mentransfer peluang dan ancaman dari tabel EFAS serta

mentransfer kekuatan dan kelemahan dari tabel IFAS ke dalam

sel yang sesuai dengan matrik SWOT. Kemudian dengan

membandingkan faktor-faktor strategis tersebut lalu dibuatkan

empat set kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO, WT).

1. Strategi SO : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran

perusahaan yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan

untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi WO : Strategi ini ditetapkan berdasarkan

pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan

kelemahan yang ada.

3. Strategi ST : Strategi dalam menggunakan kekuatan yang

dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

4. Strategi WT : Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang

bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan

yang ada serta menghindari ancaman.

Tabel 2.1 Matrik SWOT (Rangkuti, 2009, p.31)

STRATEGI FAKTOR EKSTERNAL

BOBOT RATING BOBOT

& RATING

KOMENTAR

PELUANG

Total Peluang

ANCAMAN

Total Ancaman

TOTAL EFAS

2.2.21.2 Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Menurut (Rangkuti 2009, p.22), sebelum membuat matrik faktor

strategi eksternal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui faktor

strategi eksternal (EFAS).

Tabel 2.2 Tabel EFAS

IFAS

EFAS

Strength (S)

Tentukan 5-10 faktor-

faktor kekuatan

internal.

Weakness (W)

Tentukan 5-10 faktor-

faktor kelemahan internal.

Opportunity(O)

Tentukan 5-10 faktor

peluang eksternal.

Strategi SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang,

Strategi WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan

peluang.

Tabel 2.2 Lanjutan Tabel EFAS

Threats(T)

Tentukan 5-10 faktor

ancaman eksternal.

Strategi ST

Cipatakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi

ancaman.

Strategi WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk mengatasi ancaman.

Berikut ini adalah cara – cara penentuan faktor strategi eksternal

(EFAS) :

a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan

ancaman).

b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0

(Sangat Penting) sampai dengan 0,0 (Tidak Penting). Faktor-

faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak

terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor

dengan memberikan skala mulai dari 4 (Outstanding) sampai

dengan 1 (Poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap

kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating

untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin

besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating

+1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikkannya.

Misalnya, jika nilai ancamanya sangat besar, rating adalah 1.

Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya

berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang

nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (Outstanding) sampai dengan

1,0 (Poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan

mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor

pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk

memperoleh total skor bagi perusahaan yang bersangkutan.

Nilai total ini menunjukkan perusahaan tertentu bereaksi

terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini

dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan

kelompok industri yang sama.

2.2.21.3 Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)

Menurut (Rangkuti 2009, p.24), setelah faktor-faktor strategi

internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal

Strategic Factor Analysis Summarry) disusun untuk merumuskan

faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka Strength

and Weakness perusahaan.

Tabel 2.3 Tabel IFAS

STRATEGI

FAKTOR INTERNAL

BOBOT RATING BOBOT

& RATING

KOMENTAR

KEKUATAN

Total Kekuatan

KELEMAHAN

Total Kelemahan

TOTAL IFAS

Tahapnya adalah :

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta

kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai

dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting),

berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi

strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak

boleh melebihi skor total 1,00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor

dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai

dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut

terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel

yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori

kekuatan) diberi nilai mutlak dari +1 sampai dengan +4

(sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata

industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang

bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan

perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata

industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan

perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.

2.3 Metodologi Implementasi

Tabel 2.4 EA Framework and tool selection

Fase 2: Kerangka kerja EA dan pemilihan alat (EA Framework and tool selection)

1. Memilih kerangka kerja dokumentasi EA.

2. Mengidentifikas Line Of Business EA atau

dokumentasi lainnya.

3. Mendokumentasikan komponen EA yang

harus didokumentasikan.

4. Memilih metode dokumentasi yang sesuai

untuk kerangka kerja.

5. Memilih aplikasi software atau alat untuk

mendukung otomatisasi dokumentasi EA.

6. Memilih dan menetapkan tempat

penyimpanan (on-line repository) untuk dokumentasi atau analisis.

Tabel 2.5 Documentation of the EA

Fase 3: Dokumentasi EA (Documentation of the EA)

1. Evaluasi bisnis yang sedang berjalan dan dokumentasi teknologi untuk digunakan dalam EA.

2. Dokumentasi komponen EA yang sedang

berjalan saat ini dari semua kerangka kerja.

3. Mengembangkan beberapa scenario bisnis atau teknologi ke depan.

4. Mengidentifikasi asumsi perencanaan

(planning assumption) untuk setiap skenario di masa yang akan datang.

5. Menggunakan scenario dan program untuk

menjalankan dokumentasi komponen EA dari semua tingkat kerangka kerja.

6. Mengembangkan EA Management Plan

untuk merencanakan urutan perubahan dalam EA.