bab iv1
DESCRIPTION
fTRANSCRIPT
BAB IV
ANALISIS KASUS
Leukoma adalah kekeruhan berwarna putih padat pada kornea dengan batas jelas dan
dapat langsung teridentifikasi dengan mata telanjang. Biasanya leukoma timbul akibat lesi
pada lapisan kornea yang lebih dalam, antara lain membran Bowman, Stroma, membran
Descement, atau endotel. Leukoma ini terjadi akibat sikatrik pada kornea yang dapat
disebabkan oleh infeksi maupun trauma. Pada pasien ini leukoma yang terjadi telah cukup
luas yang kemungkinan disebabkan oleh infeksi lama pada kornea yang bermula sejak
terjadinya iritasi kornea oleh bahan sabun yang bersifat relatif basa.
Keratitis adalah peradangan pada kornea, yang dapat disebabkan infeksi bakteri,
jamur, parasit, virus, maupun sebab noninfeksi. Pasien ini didiagnosis menderita keratitis
sesuai dengan gejala-gejala yang dikeluhkannya berupa mata sangat silau bila terpapar sinar
matahari, rasa terus berair, kotoran mata yang positif, dan penglihatan yang kabur. Keluhan-
keluhan tersebut adalah tanda adanya masalah pada kornea pasien. Penglihatan kabur adalah
akibat terganggunya kornea yang merupakan media penghantaran sinar dari lingkungan ke
dalam mata. Diagnosis keratitis juga semakin dikuatkan dengan ditemukannya injeksi siliar
pada mata kiri pasien saat dilakukan pemeriksaan segmen anterior dengan mengunakan
senter dan temuan hasil fluoresein yang positif, meskipun agak sulit diidentifikasi dengan
mata telanjang sehingga hasil fluoresein harus diidentifikasi ulang dengan slit lamp. Keratitis
yang diderita oleh pasien ini kemungkinan merupakan keratitis bakterial. Hal ini sesuai
dengan keluhan-keluhan yang dialami oleh pasien dan keratitis bakterial pun merupakan
keratitis yang angka kejadiannya relatif sering. Diagnosis banding yang perlu dipikirkan
adalah keratitis jamur. Namun, keratitis akibat jamur dapat disingkirkan karena temuan
infiltrat pada pemeriksaan slit lamp. Biasanya pada keratitis akibat jamur ditemukan infiltrat
berupa satelit pada kornea pasien, sedangkan pada pasien ini infiltrat yang ditemukan pada
korneanya berupa titik-titik kecil, putih, dan halus.
Pemeriksaan penunjang lain yang dibutuhkan berupa swab kornea pada daerah lesi
yang paling aktif dan uji sensitifitas antibiotik. Swab kornea diperlukan untuk mengetahui
secara pasti organisme penyebab keratitis yang diderita oleh pasien. Sedangkan uji sensitifitas
antibiotik diperlukan untuk mengetahui antibiotik mana yang paling efektif untuk
mengeradikasi kuman penyebab keratitis.
Terapi yang diusulkan pada pasien ini adalah Cendo Xitrol dan vitamin C. Cendo
Xitrol merupakan sediaan antibiotik sekaligus kortikostroid. Kandungan dalam Cendo Xitrol
berupa Neomycin sulfat 3,5 mg/ml, Polymyxin B Sulfat 10.000 IU/mL, dan Dexamethasone
1 mg/ml. Golongan antibiotik diberikan untuk mengeradikasi agen infeksi, Neomysin sulfat
merupakan antibiotik berspektrum luas, sedangkan Polymyxin B Sulfat diketahui efektif
untuk infeksi yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa. Dexamethasone merupakan
golongan kortikosteroid yang efektif untuk mengurangi reaksi radang yang terjadi pada
kornea. Pasien juga diberikan vitamin C, hal ini dimaksudkan untuk mempercepat
penyembuhan dan regenerasi epitel kornea pasien.
Prognosis pasien terhadap keratitis yang dialaminya adalah baik, tergantung
kepatuhan pasien terhadap anjuran dokter berupa aturan minum obat dan beberapa tindakan
preventif yang disarankan oleh dokter. KIE pada pasien ini berupa anjuran untuk
mengenakan kacamata hitam untuk melindungi matanya dari paparan sinar matahari, debu,
dan benda asing yang dapat memperparah keratitis yang diderita pasien. Anjuran lain berupa
pentingnya menjaga higienisitas pasien, pasien harus rajin mencuci tangan sebelum dan
sesudah memegang matanya dan meneteskan obat mata. Anjuran agar pasien memakan
makanan yang bergizi untuk mempercepat kesembuhan dan regenerasi sel epitel. Pasien juga
dilarang mengucek matanya, karena dapat semakin mengerosi kornea mata pasien.
BAB V
RINGKASAN AKHIR
Pasien laki-laki, 31 tahun datang berobat ke poli mata RSUP NTB pada tanggal 5
September 2011 dengan keluhan ada putih-putih di matanya sejak 3 minggu yang lalu.
Keluhan lain berupa penglihatan kabur seperti terhalang kaca, mata berair (+), rasa silau (+),
dan kotoran mata (+). 1 bulan yang lalu mata kiri pasien terkena sabun. Pasien juga
mengatakan di lingkungan tempat kerjanya terdapat banyak debu dan kotoran kuda. 1 minggu
yang lalu pasien berobat ke dokter dan diberikan antibiotik. Tidak terdapat keluarga,
tetangga, maupun teman kerja yang memiliki keluhan serupa dengan pasien.
Visus naturalis mata kanan dan kiri masing-masing 6/12, visus tidak maju dengan
pinhole. Posisi bola, lapang pandang, dan gerakan kedua bola mata dbn. Hasil pemeriksaan
segmen anterior pada mata kanan dbn Hasil pemeriksaan segmen anterior pada mata kiri dbn,
kecuali pada konjungtiva tarsalis superior dan inferior tampak sedikit edema dan hiperemis,
pada konjungtiva bulbi tampak injeksi siliar, dan pada kornea tampak kekeruhan berwarna
putih padat. Pada pengukuran tekanan intra ocular secara palpasi didapatkan kesan normal.
Dilakukan pemeriksaan fluoresein pada mata kiri dan didapatkan hasil (+) dan terlihat
infiltrat pada pemeriksaan slit lamp.
Diagnosis pada pasien ini adalah keratitis. Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
berupa swab kornea dan uji sensitifitas antibiotik. Terapi yang diberikan pada pasien berupa
tetes mata Cendo Xitrol 6 tetes tiap 3 jam dan vitamin C 1 tablet 3 kali sehari . Prognosis
pasien baik. KIE pada pasien antara lain anjuran memakai kacamata hitam, menjaga
higienisitas, memakan makanan bergizi, serta larangan untuk mengucek matanya.