bab iv v - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab5/2011-2-00137 ar bab...

13
92 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan lainnya, seperti psikologi. Konsep ini sangat tepat diaplikasikan pada bangunan-bangunan, khususnya bagi Wisma Atlet Senayan yang memiliki fungsi utama sebagai tempat istirahat dimana sebagian besar penghuninya adalah para atlet. Sebelum merancang sebuah ruang untuk berbagai kegiatan atlet, harus dipahami terlebih dahulu tentang perilaku mereka, khususnya perilaku istirahat. Sebagian besar perilaku istirahat tersebut dilakukan di ruang kamar, sehingga perancangan kamar akan lebih diperhatikan. Segala permasalahan yang timbul dari perancangan kamar, seperti pencahayaan, penghawaan, sampai pewarnaan ruang kamar akan diatasi agar dapat membuat atlet merasa nyamar beristirahat di dalamnya. Dalam hal ini, pewarnaan pada ruang kamar akan dibedakan berdasarkan atlet dalam cabang olahraga individu dan beregu. Wisma Atlet Senayan ini juga dirancang untuk menjawab permasalahan yang ada dimana wisma yang ada sekarang tidak digunakan untuk hunian atlet sebagaimana harusnya. Dengan adanya Wisma Atlet Senayan ini diharapkan para atlet dapat beristirahat dengan nyaman sehingga dapat meningkatkan performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.2.1 Konsep Penentuan Pintu Masuk Pintu masuk dan pintu keluar dibuka pada bagian sebelah utara tapak. Hal positif yang timbul dari penentuan ini adalah terkonsentrasinya arus keluar masuk parkir kendaraan di satu sisi tapak saja, di samping itu, ruas jalan pada sisi utara lebih lebar dibandingkan jalan di bagian selatan. Lebar jalan di bagian utara 26m, lebih besar dibandingkan ruas jalan di bagian selatan yang hanya 18m. Pintu masuk utama dan keluar juga diletakkan di tempat yang mudah terlihat dan mudah dijangkau. Sedangkan, side entrance terletak di bagian selatan tapak untuk sirkulasi service sehingga

Upload: vantu

Post on 06-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

92  

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan

Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu

bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan lainnya, seperti

psikologi. Konsep ini sangat tepat diaplikasikan pada bangunan-bangunan,

khususnya bagi Wisma Atlet Senayan yang memiliki fungsi utama sebagai

tempat istirahat dimana sebagian besar penghuninya adalah para atlet. Sebelum

merancang sebuah ruang untuk berbagai kegiatan atlet, harus dipahami terlebih

dahulu tentang perilaku mereka, khususnya perilaku istirahat. Sebagian besar

perilaku istirahat tersebut dilakukan di ruang kamar, sehingga perancangan

kamar akan lebih diperhatikan. Segala permasalahan yang timbul dari

perancangan kamar, seperti pencahayaan, penghawaan, sampai pewarnaan ruang

kamar akan diatasi agar dapat membuat atlet merasa nyamar beristirahat di

dalamnya. Dalam hal ini, pewarnaan pada ruang kamar akan dibedakan

berdasarkan atlet dalam cabang olahraga individu dan beregu.

Wisma Atlet Senayan ini juga dirancang untuk menjawab permasalahan

yang ada dimana wisma yang ada sekarang tidak digunakan untuk hunian atlet

sebagaimana harusnya. Dengan adanya Wisma Atlet Senayan ini diharapkan

para atlet dapat beristirahat dengan nyaman sehingga dapat meningkatkan

performanya pada saat latihan maupun pertandingan.

V.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan

V.2.1 Konsep Penentuan Pintu Masuk

Pintu masuk dan pintu keluar dibuka pada bagian sebelah utara tapak.

Hal positif yang timbul dari penentuan ini adalah terkonsentrasinya arus

keluar masuk parkir kendaraan di satu sisi tapak saja, di samping itu, ruas

jalan pada sisi utara lebih lebar dibandingkan jalan di bagian selatan. Lebar

jalan di bagian utara 26m, lebih besar dibandingkan ruas jalan di bagian

selatan yang hanya 18m. Pintu masuk utama dan keluar juga diletakkan di

tempat yang mudah terlihat dan mudah dijangkau. Sedangkan, side

entrance terletak di bagian selatan tapak untuk sirkulasi service sehingga

Page 2: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

93  

jalur service tersebut tidak mengganggu kegiatan utama dalam bangunan.

Rancangan perletakkan pintu masuk,keluar, serta side entrance tersebut

dapat memberika rasa aman dan nyaman kepada pengguna bangungan

wisma atlet Senayan , khususnya atlet-atlet. Gambar V.2.1.1 Konsep Penentuan Pintu Masuk

V.2.2 Konsep Zoning Horisontal Bangunan

Pola istirahat dalam wisma atlet ini dapat didukung dengan perancangan

zoning horisontal dimana hunian yang ada pada bangunan ini merupakan

area utama yang sangat penting karena atlet-atlet akan beristirahat pada

tempat tersebut. Gambar V.2.2.1 Zoning Tapak

Zoning tapak yang akan digunakan dalam perancangan, berdasarkan

pada pertimbangan sebagai berikut :

- Area parkir maupun taman merupakan ruang luar dari tapak, pada area

parkir ini akan dirancang tempat parkir kendaraan dengan pintu masuk

SERVICEPARKIR 

PENUNJANG 

HUNIAN 

HUNIAN 

Page 3: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

94  

(entrance) yang dapat dilihat dengan mudah. Pencapaian ke hunian juga

lebih mudah karena dekat dengan area parkir.

- Pada area hunian diperlukan penciptaan ketenangan agar para atlet dapat

beristirahat dengan tenang dan nyaman, karena itu dapat disiasati dengan

mengatur ruang dalam bangunan, membuat pengelompokkan kegiatan-

kegiatan sehingga area hunian tidak terganggu dan tercipta ketenangan.

Orientasi hunian juga dirancang dengan memperhatikan view dan juga

orientasi matahari. Ke arah utara, view berupa kawasan olahraga Gelora

Bung Karno dimana banyak lapangan olahraga serta penghijauan yang

relatif luas tempat atlet-atlet serta masyarakat latihan dan berolahraga,

orientasi utara juga membuat hunian tidak mendapat sinar matahari

langsung, tidak sepanas dan sesilau arah barat dan timur. Sedangkan arah

selatan view menarik, karena masih belum banyak terdapat bangunan dan

ada penghijauan.

- Area fasilitas-fasilitas penunjang dirancang untuk mendukung kegiatan

para atlet, serta dapat dijadikan sebagai perantara antara area luar dan area

hunian.

- Area service berada di bagian belakang (selatan) agar tidak mengganggu

aktivitas gedung. Pada area service ini akan direncanakan untuk tempat

maintanance gedung dan akan disediakan pintu masuk dan keluar untuk

service.

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

95  

Gambar V.2.2.2 Skema Hubungan Ruang Secara Horizontal Lantai Dasar Wisma Atlet

V.2.3 Konsep Zoning Vertikal Bangunan Gambar V.2.3.1 Zoning Vertikal Bangunan

Keterangan :

Fasilitas Penunjang, Parkir, Taman, Lobby, Kantor Pengelola,

Service

Hunian

Ketinggian bangunan wisma atlet akan dirancang dengan penyesuaian dari

bangunan disebelahnya dengan susunan bangunan dari yang paling tinggi

ke rendah sehingga terlihat lebih teratur, ketinggian wisma atlet Senayan

tersebut sekitar ± 15 lantai.

Pada area podium akan dikelompokkan untuk ruang publik dan juga

service, seperti lobby, kantor pengelola, service, dan fasilitas penunjang

20‐30 lt 

2‐15lt

ENTRANCE 

PARKIR 

LOBBY 

HUNIAN 

TAMAN 

KANTOR PENGELOLA 

FITNESS 

RUANG MAKAN

RUANG SERBAGUNA 

AREA KOMERSIL 

MUSHOLA 

Page 5: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

96  

lainnya, hal tersebut dikarenakan untuk mengurangi gangguan atau

kebisingan yang akan terjadi dari luar maupun dalam bangunan. Pada lantai

berikutnya difungsikan untuk hunian, dimana terdapat unit-unit kamar atlet

yang cenderung memerlukan ketenangan dan privasi agar para atlet dapat

beristirahat dengan nyaman sehingga terjadi pemisahan atau

pengelompokkan ruang.

V.3 Konsep Perancangan Mikro

V.3.1 Konsep Pengolahan Fisik Bangunan

Atlet membutuhkan hunian yang nyaman agar dapat beristirahat dengan

baik. Perancangan wisma atlet Senayan akan menggunakan pola massa

tunggal agar efisiensi pencapaian ke hunian maupun fasilitas-fasilitas

penunjang yang ada dalam bangunan wisma atlet dapat maksimal. Selain

itu, bangunan massa tunggal dirancang dengan melakukan pemisahan

beberapa kelompok kegiatan. Bentuk massa bangunan yang akan diterapkan

adalah bentuk segiempat dan akan untuk ke depannya akan dikembangkan

lebih lanjut. Bentuk segi empat tersebut akan diterapkan pada perancangan

hunian, service bagi para atlet. Pemilihan tersebut didasarkan karena ruang

hunian dalam wisma atlet, seperti kamar memerlukan efisiensi ruang yang

tinggi agar ruang-ruang tersebut dapat digunakan sebagai tempat istirahat

atlet secara maksimal. Pertimbangan-pertimbangan lainnya sebagai berikut :

- Bentuk tapak yang akan digunakan untuk pembangunan wisma atlet

senayan ini adalah segi empat, dan bangunan di sekitarnya pun rata-rata

berbentuk segi empat.

- Bentuk segi empat mudah untuk digabungkan dengan bentuk lain, mudah

untuk dikembangkan.

Sedangkan untuk fasilitas penunjang, seperti ruang serbaguna, area

komersil digunakan bentuk lingkaran yang dapat dimodifikasi, karena

bentuk tersebut dapat membuat pengguna ruang tersebut fokus pada satu

titik dan juga membuat bangunan menjadi lebih dinamis. Bentuk dinamis

juga didapat dari bentuk atap yang melengkung. (lihat gambar V.2.3.1)

Page 6: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

97  

Gambar V.3.1.1 Konsep Bentuk Dasar Bangunan

Pemberian ornamen dengan motif batik dimaksudkan

untuk memberikan ciri khas negara Indonesia pada wisma

atlet Senayan. Ornamen batik tersebut yang akan

dirancang dengan pewarnaan coklat yang akan berfungsi

untuk memberikan rasa nyaman dan homey sesuai dengan

teori yang telah dibahas pada bab 2.

V.3.2 Konsep Penataan Ruang Luar

Pada Wisma Atlet Senayan akan menggunakan 2 penataan ruang luar, baik

secara aktif maupun pasif. Penataan ruang luar tersebut dapat memberikan

Bentuk atap akan diadaptasi dari lambang Sea Games

Page 7: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

98  

suasana relaks serta membantu atlet untuk menghilangkan rasa stress

sehingga kebutuhan istirahat dapat terpenuhi.

• Ruang Luar Aktif

Ruang luar aktif merupakan ruang terbuka yang dapat digunakan untuk

aktivitas manusia. Dalam perancangan wisma atlet Senayan ini, ruang

luar aktif yang akan digunakan adalah :

- Tempat parkir bus, motor, dan mobil

- Pedestrian

Pedestrian dapat mendukung pemenuhan kebutuhan istirahat atlet,

karena atlet dapat menghilangkan rasa stressnya dengan berjalan

sambil mengobrol bersama temannya dimana mengobrol juga

merupakan salah satu jenis istirahat.

- Lapangan outdoor

Atlet-atlet dapat menggunakan waktu istirahatnya untuk bermain

bersama, seperti futsal. Bermain bersama teman-teman merupakan

salah satu jenis istirahat sosialisasi sehingga hal tersebut juga dapat

memberikan rasa relaks pada atlet.

- Plaza

Plaza yang dilengkapi dengan air mancur serta beberapa tempat

duduk dapat digunakan atlet untuk menenangkan diri, mengobrol,

serta berkumpul bersama teman sehingga kebutuhan istirahat atlet

pun dapat terpenuhi melalui fasilitas penunjang ini.

• Ruang Luar Pasif

Ruang luar pasif merupakan ruang terbuka yang tidak mengandung

unsur kegiatan manusia. Ruang luar pasif yang ada pada wisma atlet

Senayan adalah taman yang juga dapat berfungsi sebagai :

- Penghijauan

- Penyerapan air hujan

- Buffer / peredam kebisingan

- Penyaring polusi udara

Page 8: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

99  

V.3.3 Konsep Sirkulasi Horizontal

Sirkulasi yang akan diterapkan pada perancangan wisma atlet yang sesuai

adalah :

- Hunian menggunakan pola sirkulasi linear. Pola ini dapat

memudahkan pencapaian ke unit-unit hunian.Jenis koridor yang akan

digunakan adalah double loaded, dengan pertimbangan agar dapat

menampung unit lebih banyak dan penggunaan lahan menjadi lebih

efisien. Gambar V.3.3.1 Pola Linear pada Hunian

- Lobby, ruang makan, ruang serbaguna, fasilitas penunjang

menggunakan pola sirkulasi terpusat. Hal itu disebabkan karena sebagian

besar kegiatan akan dilakukan terpusat pada satu titik.

V.3.4 Konsep Sirkulasi Vertikal

Sirkulasi vertikal bangunan akan menggunakan tangga, lift dan ramp.

Tangga dapat digunakan pada saat keadaan darurat, seperti kebakaran

dimana lift tidak dapat digunakan. Sedangkan lift sangan dibutuhkan untuk

bangunan tingkat tinggi agar dapat memudahkan penghuni dalam

pencapaian ke ruangan tertentu, ramp berfungsi untuk pengguna bangunan

yang cacat atau lanjut usia, yang tidak memungkinkan mereka

menggunakan tangga.

V.3.5 Konsep Perancangan Kamar

Berdasarkan teori dan analisa yang telah dilakukan, atlet cabang olahraga

individu dan beregu memiliki perilaku istirahat yang berbeda. Oleh karena

itu, kamar atlet akan dibagi menjadi 2 tipe, tipe untuk cabang olahraga

individu dengan jumlah pengguna kamar 1 orang dan tipe untuk cabang

olahraga beregu dengan jumlah pengguna kamar 4 orang.

Kamar atlet untuk cabang olahraga individu menggunakan sebuah single

bed, disertai dengan meja baca, balkon, dan juga kamar mandi.

Page 9: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

100  

Gambar V.3.5.1 Layout Kamar Tidur Atlet Individu

Sedangkan, atlet cabang olahraga beregu menggunakan tempat tidur susun,

disertai dengan kamar mandi, meja baca, balkon untuk relaksasi dan juga

dapat memudahkan atlet tersebut berinteraksi dengan teman-temannya. Gambar V.3.5.2 Layout Kamar Tidur Atlet Beregu

V.3.6 Konsep Sistem Struktur

Pondasi yang akan digunakan pada bangunan Wisma Atlet Senayan ini

adalah pondasi bored pile. Hal tersebut dikarenakan getaran yang

ditimbulkan pada saat pelaksanaan cukup kecil sehingga cocok untuk

digunakan di daerah tapak yang akan dibangun karena getaran yang

dihasilkan kecil, maka akan memperkecil pula kemungkinan kerusakan

pada lingkungan.

Untuk upper structure, akan menggunakan portal dengan beton bertulang

untuk bagian hunian karena pada hunian tidak membutuhkan bentangan

yang lebar, sedangkan bentangan yang melebihi 9 meter akan dipakai balok

Page 10: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

101  

beton prestress untuk mengurangi kebutuhan ruang bagi tinggi balok dan

sudah dikondisikan agar tidak terjadi lendutan.

Pada pertemuan massa hunian dengan fasilitas penunjang akan dipisahkan

dengan dilatasi. Gambar V.3.6.1 Posisi dilatasi yang digunakan

Gambar V.3.6.2 Potongan Dilatasi

`

V.3.7 Konsep Pencahayaan

Penerangan alami didapat dengan cara :

- Peletakkan bangunan dengan orientasi ke arah utara dan selatan, karena

matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat, maka apabila

orientasi bangunan ke arah tersebut, akan terasa panas dan bisa

menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna bangunan.

- Merancang jendela dalam bangunan dengan luas sekitar 15%-20% dari

luas lantai yang terdapat dalam ruangan.

Penerangan buatan

Unit-unit kamar atlet akan menggunakan pencahayaan buatan ini, tingkat

terang cahaya akan dirancang tidak tinggi (warm) agar dapat menciptakan

suasana ruang yang nyaman dan lembut. Hal tersebut dilakukan dengan

menggunakan metode pencahayaan cove, metode ini memberikan pancaran

Page 11: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

102  

yang lembut dan tidak langsung menerangi ke area yang diterangi. Dengan

demikian pengguna ruang akan lebih mudah relaks.

V.3.8 Konsep Penghawaan

Penghawaan dalam bangunan dibagi menjadi 2, yaitu penghawaan alami

dan buatan. Penghawaan buatan dapat dilakukan dengan penggunaan Air

Conditioning (AC). Sedangkan, penghawaan alami dalam bangunan wisma

atlet Senayan dapat dilakukan dengan ventilasi silang memungkinkan udara

mengalir dari dalam ke luar dan sebaliknya, tanpa harus tertahan terlebih

dulu, di dalam ruangan.

V.3.9 Konsep Pewarnaan Ruang

Untuk ruang luar kamar, seperti lobby, ruang bersama, akan digunakan

warna abu-abu, karena warna tersebut merupakan warna netral yang dapat

membuat rasa nyaman dan juga warna yang tidak membuat mata lelah.

Sedangkan, untuk kamar atlet cabang olahraga beregu yang cenderung

memiliki karakteristik senang berkumpul bersama teman-teman, ekstrovert,

bergantung pada orang lain, akan menggunakan warna turquoise, dimana

warna tersebut memiliki makna “Youth, Revival, Renewal” sesuai dengan

perilaku istirahat atlet cabang olahraga beregu. Kamar atlet cabang olahraga

individu yang memiliki karakteristik cenderung memiliki tekanan lebih

besar akan membutuhkan ketenangan yang lebih, oleh karena itu

penggunaan warna coklat dapat membuat perasaan homey dan nyaman.

V.3.10 Konsep Utilitas

1. Proteksi Kebakaran

Proteksi pasif menggunakan tangga darurat atau struktur bermaterial

tahan api. Tangga kebakaran maksimal berjarak 30m dari unit hunian,12m

dari koridor buntu, lebar koridor minimum 180 cm. Sedangkan, proteksi

aktif, menggunakan hidran, sprinkler, alarm, tabung pemadam kebakaran

kimia. Penyediaan alarm tabung pemadam kebakaran kimia dirancang

dengan peletakkan setiap 20m pada koridor, sprinkler otomatis yang

diletakkan setiap 9m dengan daya jangkau 25 m2/unit. Sprinkler akan

disediakan sebanyak ± 4 buah pada tiap lantai di koridor unit kamar atlet.

Page 12: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

103  

Hidran dalam biasanya ditempatkan di dekat atau di dalam tangga

kebakaran, dilengkapi selang, katup, tabung pemadam, serta alarm atau

tombol panggil. Air yang digunakan diambil dari menara air, yang

memang sebagian isinya dicadangkan untuk keperluan darurat. Hidran luar

berupa kepala hidran dan selang. Sumber airnya dari sistem hidran kota. 

2. Sistem Pembuangan Limbah

Limbah sampah

Sistem pembuangan sampah yang akan diaplikasikan pada bangunan

wisma atlet ini adalah sistem shaft. Hal ini dikarenakan bangunan

memiliki lantai yang cukup banyak sehingga akan memboroskan waktu

dan tenaga bila diaplikasikan sistem pengangkutan door-to-door. Shaft

sampah akan diletakkan di tepi bangunan agar tidak terlalu mengganggu

kenyamanan penghuni bangunan.

3. Penyediaan Air Bersih

Penyediaan air bersih dan air minum diasumsikan dari PDAM yang

ditampung pada reservoir bawah dan kemudian dipompa ke reservoir atas

untuk didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan.

4. Listrik

Penyediaan listrik pada bangunan diambil dari PLN, dialirkan ke gardu/

ruang trafo, kemudian dibagi ke panel-panel cabang dan ruang-ruang yang

membutuhkan. Pada saat aliran listrik utama dari PLN terputus, maka

listrik yang digunakan adalah aliran listrik dari genset. Ruang genset, dan

ruang-ruang panel listrik diletakan di area service agar kehadirannya tidak

mengganggu kenyamanan ruang–ruang utama.

V.4 Tuntutan Rancangan

V.4.1 Terhadap Aspek Manusia

Wisma atlet Senayan ini dirancang khusus bagi para atlet yang akan

melakukan latihan maupun pertandingan, baik dalam skala internasional

maupun nasional. Hunian ini dirancang dengan memperhatikan perilaku

istirahat atlet, khususnya dalam ruang kamar. Dengan begitu dapat

diketahui kebutuhan-kebutuhan serta perancangan kamar yang sesuai

Page 13: BAB IV V - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5/2011-2-00137 AR Bab 5.pdf · performanya pada saat latihan maupun pertandingan. V.2 Konsep Perencanaan dan

104  

untuk para atlet agar dapat memberikan kenyamanan sehingga dapat

beristirahat dengan nyaman.

V.4.2 Terhadap Aspek Lingkungan

Orientasi massa bangunan Wisma Atlet Senayan ini menghadap utara-

selatan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir sinar dan panas yang

berlebihan dari matahari barat dan timur. Pada sisi selatan bangunan juga

akan diberi bukaan agar angin dapat masuk sehingga ruangan tidak

pengab dan panas. Disekitar bangunan juga akan diberikan pepohonan

sebagai sound buffer dari bising dan penghijauan lingkungan, selain itu

juga berfungsi sebagai elemen pendukung estetika bangunan.

V.4.3 Terhadap Aspek Bangunan

Bangunan Wisma Atlet Senayan ini dirancang dengan mengacu pada

konsep behavior/perilaku atlet, khususnya istirahat dimana bangunan

tersebut akan dirancang agar kebutuhan istirahat atlet dapat terpenuhi.

Dalam perancangan juga memperhatikan beberapa aspek seperti, bentuk

ruang, pencahayaan, penghawaan, pewarnaan pada ruang, utilitas

sehingga karakteristik ruang yang baik dapat tercapai.