bab iv tetanus

Upload: nursucita

Post on 02-Mar-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 BAB IV Tetanus

    1/5

    BAB IV

    ANALISIS KASUS

    Penderita datang dengan keluhan utama tidak bisa bekerja akibat mengalami

    kekakuan seluruh tubuh yang terjadi secara tiba-tiba. Selain itu, pasien mengalami sukar

    membuka mulut (trismus). Sulitnya membuka mulut (trismus) dapat disebabkan berbagai

    penyakit seperti infeksi pada gigi contohnya abses gigi, atau penyakit lain seperti abses

    retrofaringeal atau sulbluksasi mandibula. Tetapi pada anamnesis didapatkan penyakit

    yang berhubungan dengan sukarnya membuka mulut, yaitu gigi berlubang namun hal ini

    telah berlangsung lama (1 tahun) sehingga hal ini bisa disingkirkan. Pada anamnesis

    lebih lanjut didapatkan kaku dan nyeri pada perut diikuti dengan nyeri punggung

    belakang, dan kekakuan pada leher, lengan, dan tungkai.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya trismus pada saat membuka mulut (!)

    " jari, tonus meningkat, refleks fisiologis meningkat, dan terdapat kekakuan pada perut.

    #itemukan luka ibu jari kaki kanan akibat tertusuk benda tajam. Pada pemeriksaan

    neurologis tidak ditemukan kelainan. Selain itu juga tidak ditemukan gambaran adanya

    gerakan abnormal, maupun gerak rangsang meningeal.

    $erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik di dapatkan beberapa diagnosis

    banding topik dan etiologi antara lain%

    &angguan 'erebelu

    m

    * +* * Penderit

    a

    Peningkatan

    Tonus

    aTidak a Tidak a a

    &angguan &ait a aTidak a aTidak Tidak

    /emipareseplegi

    Tidak a Tidak Tidak Tidak

    &ang. 0ungsi

    +uhur

    Tidak aTidak Tidak Tidak Tidak

    Spastisitas aTidak a a a a

    43

  • 7/26/2019 BAB IV Tetanus

    2/5

    #istress napas Tidak Tidak Potensia

    l

    Potensia

    l

    Tidak

    Trismus Tidak Tidak Tidak aTidak a

    $erdasarkan paparan di atas maka diagnosis topik pada pasien ini yaitu

    Neuromuscular Junction. Salah satu etiologi yang dapat menyebabkan gangguan

    spastisitas, peningkatan tonus, dan trismus kemungkinan adalah tetanus.

    Pada tabel diagnosis banding etiologi di baah ini, gejala yang paling mirip

    dengan penyakit tetanus adalah keracunan strychnine. Strychnine merupakan suatu

    bahan kimia yang bersifat alkaloid yang digunakan sebagai pestisida. Strychninejika

    terhisap, tertelan, atau terabsobsi melalui mata atau mulut dapat menyebabkan

    keracunan, yang akan menyebabkan terjadinya kaku otot muka dan leher, dan kon2ulsi

    tubuh menjadi lengkung pada hiperekstensi sehingga memungkinkan hanya ubun-ubun

    kepala dan tumit yang menyentuh lantai sama seperti gejala pada tetanus yaitu

    opisthotonus. 3eracunanstrychnine dapat dibedakan dengan gejala tetanus yaitu riayat

    terpaparnya pasien dengan 4at kimia ini, namun pada kasus ini tidak ada.

    &ejalaeningi

    tisS5/

    6nfeksi

    orofasi

    al

    7abi

    es

    3eracun

    an

    strychni

    ne

    Tetan

    us

    Penderi

    ta

    Trismus - - - - ! ! !

    3ekakuan

    +eher

    ! - - - - ! !

    7hisussardonikus

    - - - - - ! !

    #isfagia - - - ! - ! -

    #emam - !- ! ! - !- -

    7iayat !- - ! ! - ! !

    44

  • 7/26/2019 BAB IV Tetanus

    3/5

    +uka

    7iayat

    Trauma

    tumpul

    - ! - - - - -

    8pisthoton

    us- - - - ! ! !

    #efans

    uskular- - - - - ! !

    3ejang

    7angsang

    - - - - ! ! !

    Penderita juga memiliki riayat tertusuk benda tajam pada ibu jari kaki kanan "

    hari yang lalu. 7iayat luka mengarah pada kemungkinan port d9entry masuknya bakteri

    Clostridium tetani kedalam tubuh karena biasanya bakteri ini dalam bentuk spora akan

    masuk ketubuh melalui luka yang terkontaminasi dengan tanah, debu, tinja binatang atau

    pupuk. asa inkubasi dari 'lostridium tetani biasanya : ; hari ( organisme yang terdapat

    dalam tubuh hendaknya dihancurkan untuk mencegah pelepasan toksin berlanjut> toksin

    yang terdapat dalam tubuh, diluar sistem saraf pusat hendaknya dinetralisasi> dan efek dari

    toksin yang telah terikat pada sistem saraf pusat diminimalisasi. Penatalaksanaan yang

    diberikan pada pasien ini dapat berupa penatalaksanaan non farmakologis dan

    farmakologis. Penatalaksanaan farmakologis dapat berupa komunikasi, informasi, dan

    edukasi. #imana dijelaskan mengenai informasi penyakit yang diderita pasien kepada

    keluarga dan pasien serta memberikan edukasi pada pasien dan keluarga agar

    mengkonsumsi obat dengan teratur dan hendaknya panderita diraat di ruangan isolasi

    45

  • 7/26/2019 BAB IV Tetanus

    4/5

    untuk menghindari terjadinya kejang berulang atau kejang rangsang yang dapat timbul

    karena rangsangan baik dari cahaya ataupun suara. Sedangkan untuk tatalaksana

    farmakologis pasien diberikan 5TS, metronida4ol, dia4epam, dan peraatan luka. Pada

    pasien ini 5TS telah diberikan pada penatalaksanaan aal di dan metronida4ole telah

    diberikan selama 1 hari.

    5TS diberikan dengan tujuan untuk menetralisasi toksin yang beredar di sirkulasi

    dan toksin pada luka yang belum terikat. ntuk menyingkirkan sumber infeksi dapat

    diberikan antibiotic yaitu metronida4ol. etronida4ol aktif melaan bakteri anaerob dan

    proto4oa. #apat diabsobsi kedalam sel dan senyaa termetabolisme sebagian yang

    terbentuk mengikat #*5 dan menghambat sintesis protein, yang menyebabkan kematian

    sel. #ia4epam dipergunakan sebagai terapi spasme tetanik dan kejang tetanik. #an

    dilakukan peraatan pada luka dengan menggunakan po2idon iodine

    Pada penderita tetanus prognosis bisa ditentukan dengan menggunakan grading

    tingkat keparahan menggunakan criteria Pattel Joag atauDakars Score. Semakin kecil

    derajat keparahan atau skor yang didapat semakin kecil angka mortalitas, sebaliknya

    semakin besar derajat keparahan atau skor yang didapat semakin tinggi angka

    mortalitasnya. Pada kasus ini, menggunakan grading criteria Pattel Joag, dan didapatkan

    3" yaitu> spasme saja tanpa melihat frekuensi dan derajatnya. #an berdasarkan criteria

    tersebut termasuk dalam derajat ", yaitu% kasus sedang minimal " kriteria (31!3"),

    biasanya inkubasi lebih dari ; hari, onset lebih dari " hari, mortalitas 1?.

    DAFTAR PUSTAKA

    46

  • 7/26/2019 BAB IV Tetanus

    5/5

    1. Subandi @ #anuaji 7. "1A. Neurologi untuk dokter umum. Surakarta% *S

    Press.

    2. 0auci 5.S., et all"B.Harrisons Principles of Internal edicine !"th#dition.