bab iv teknik produksi tanaman -...

15
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Upload: hathuy

Post on 02-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR

JARINGAN TANAMAN

BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN 2017

Page 2: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

1

BAB V. TEKNIK PRODUKSI TANAMAN Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) : 1. Menyiapkan lahan produksi 2. Membibitkan tanaman 3. Menghitung kebutuhan benih 4. Melakukan penanaman, pengairan, pemupukan 5. Melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman 6. Mengendalikan gulma 7. Memberikan perlakuan khusus pada kegiatan produksi 8. Melakukan panen dan penangan hasil panen Uraian Materi

A. Menyiapkan lahan produksi Dalam proses produksi tanaman, pekerjaan menyiapkan lahan meliputi kegiatan

pengolahan tanah, pembuatan bedengan, dan saluran drainase, serta lubang tanam.

Namun demikian, tidak selalu lahan produksi tanaman dilengkapi dengan bedengan dan

saluran drainase, serta lubang tanam. Keadaan tersebut disesuaikan jenis tanaman,

pertimbangan kemudahan pengelolaan, dan efisiensi ekomis persiapan lahan.

Mengolah tanah bermakna mengelola tanah agar struktur tanah berubah menjadi

gembur. Pengolahan tanah berarti membalik lapisan tanah bawah ke permukaan tanah

agar ada pertukaran udara, peresapan air, dan memudahkan masuknya sinar matahari.

Dari proses ini tanah akan berubah menjadi gembur. Tanah nan gembur akan

memudahkan akar tanaman masuk ke dalam tanah dan menyerap unsur hara.

Pengolahan tanah secara umum adalah menciptakan kondisi tanah yang paling sesuai

untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimun mungki. Namun demikian,

secara rinci pengolahan tanah mampu :

1. Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat

tumbuh benih. Tanah yang padat diolah sampai menjadi gembur sehingga

Page 3: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

2

mempercepat infiltrasi a-h, berkemampuan baik menahan curah hujan

memperbaiki aerasi dan memudahkan perkembangan akar.

2. Peningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan runoff dan mengurangi bahaya

erosi.

3. Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.

4. Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah

kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan tanah.

5. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat

tinggal dan terik matahari.

Pengolahan tanah sendiri memiliki tiga bentuk.

1. Tanpa Olah Tanah (TOT). Bentuk ini ialah nan paling sederhana sebab tanah tak perlu

diolah. Bentuk ini diterapkan pada tanah nan sudah gembur dengan menerapkan

Herbisida Polaris dengan takaran 3-4 ton/ha. Setelah itu tanah dibiarkan selama satu

minggu dan bisa ditanami.

2. Olah Tanah Minimum (OTM). Bentuk ini dilakukan dengan mencangkul tanah pada

barisan nan akan ditanami dengan lebar 40 cm.Tanah dicangkul sedalam 15-20 cm

agar bisa menghancurkan bongkahan tanah nan besar. Biasanya bentuk ini diterapkan

pada tanah bertekstur ringan nan tak memberikan disparitas hasil dibandingkan

pengolahan tanah secara sempurna.

3. Olah Tanah Paripurna (OTS). Pengolahan tanah dilakukan sebanyak tiga kali dengan

menggunakan traktor sampai kedalaman mata bajak 30 cm. Tujuannya buat membalik

tanah agar terjadi sirkulasi udara buat pertumbuhan akar tanaman. Setelah itu tiga

hari kemudian dilakukan pencangkulan dan penggaruan agar tanah menjadi rata.

Dengan perkembangan teknologi persiapan lahan tanam dapat dilakukan secara fisik

(cangkul dan mesin), kimia (herbisida), bahkan biologis (tanaman penutup tanah).

Maksud dan tujuan persiapan lahan tanam tetap dapat tercapai, yaitu menciptakan

kondisi tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang

seminimun mungki.

B. Membibitkan tanaman

Page 4: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

3

Pembibitan tanaman secara umum dibedakan pada 2 tahap kegiatan, yaitu pesemaian

dan pembibitan. Pesemaian dimulai dari mengecambahkan benih (biji) tumbuh menjadi

tanaman kecil (semai) yang sempurna, sedangkan pembibitan adalah menanam semai

hingga menjadi tanaman (bibit) yang siap ditanam di lahan penanaman.

Persemaian merupakan kegiatan awal produksi tanaman di lapangan dan merupakan

kunci pertama di dalam upaya mencapai keberhasilan penanaman. Walaupun

penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung akan tetapi hanya untuk

biji-biji (benih) yang berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun

ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya

disemaikan terlebih dahulu.

Pesemaian umumnya dilakukan dengan pertimbangan, biji berukuran kecil, langka,

jumlah terbatas, lama berkecambah, peka terhadap cekaman lingkungan, bernilai mahal,

perawatan intensif, dalam partai besar, dan mudah dikelola, serta dapat menghasilkan

pertumbuhan bibit yang seragam.

Pembibitan tanaman dilakukan bertujuan meliputi :

1. Menciptakan lingkungan pertumbuhan bagi bibit secara maksimal

2. Mengoptimalkan pemeliharaan bibit.

3. Mengkondisikan agar bibit mudah beradaptasi pada lingkungan sesungguhnya

4. Menyiapkan bibit penggati tanaman yang mati setelah ditanam

Pembibitan dapat dilakukan pada tempat yang permanen atau sementara. Pembibitan

juga dapat menggunakan wadah atau langsung di tanah. Lokasi pembibitan yang perlu

mendapat perhatian adalah dekat dengan sumber air, mudah diawasi, dan dekat dengan

lahan pertanaman, kecuali untuk usaha agrobisnis pembibitan skala besar.

C. Menghitung kebutuhan benih Pengetahuan prihal perhitungan kebutuhan benih sebagai bahan tanam dalam suatu

proses produksi tanaman merupakan hal penting. Dasar perhitungan kebutuhan benih

untuk suatu pertanaman, yaitu luas lahan pertanaman, jarak tanam, daya tumbuh benih,

Page 5: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

4

benih cadangan untuk sulaman, dan kerusakan atau kematian benih akibat hama dan

penyakit.

Studi kasus cara perhitungan kebutuhan benih yang ditanam tanpa menggunakan

bedengan dan dalam suatu bedengan sebagai berikut;

1. Kebutuhan penih padi setiap hektar lahan :

Diketahui : 1 ha lahan (100mx100 m) = 10.000m2

Jika jarak tanam 25cm x25 cm = 0,0625m2,

3 tanam/rumpun,

bobot 1000 butir padi 27 gram,

daya tumbuh 90%,

kerusakan 15%, cadangan 30%

Maka Kebutuhan (10.000m2/0,0625m2 x 3 )/1000 x 27 gram

Benih padi/ha 480.000/1000 x 27 g = 12,960 g = 13 kg, jika 90% tumbuh

100/90 x 13 kg = 14,44 kg, jika rusak 15%

100/85 x 14,44 kg = 16,98 = 17 kg, jika cadangan 30%

Jadi kebutuhan benih 100/70 x 17 kg = 24,28 kg

Rekomendasi 25 kg benih/ha

2. Kebutuhan Benih Kedele

Diketahui : 1 ha lahan (100x100 m) = 10.000m2

Jika jarak tanam 50x50 cm = 0,25m2,

3 tanam/lubang,

bobot 1000 butir padi 78 gram,

daya tumbuh 90%,

kerusakan 15%, cadangan 20%

Kedele ditanam menggunakan bedengan

Ukuran bedengan 1x20 m

Jarak antarbedengan 50 cm.

Maka :

Page 6: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

5

1. Jumlah bedengan 10.000m2/(1m+0,5m)x20m = 333,34 bedengan

2. Jumlah lubang/bedeng 20 m2/0.25 m2 = 80 lubang

3. Jumlah benih/ha 80 x 3 x 333,34 = 80.004 benih, jika bobot 1000, 78 g

80.004/1000 x 78 g = 6,24 kg, jika 90% tumbuh

100/90 x 6,24 kg = 6,934 kg, jika rusak 15%

100/85 x 6,934 kg = 8,15 kg, jika cadangan 20%

Jadi Kebutuhan benih 100/80 x 8,15 kg = 10,87 kg dibulatkan 11 kg.

Rekomendasi 10-15 kg benih/ha

D. Melakukan penanaman, pengairan, pemupukan Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan

pertanaman atau membenamkan benih (biji) secara langsung di lahan pertanaman

dengan tujuan memperoleh hasil tanaman yang di budidayakan. Proses pemindahan ini

tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, perlu adanya metode agar tanaman dapat

belangsung hidup di media dan lingkuanganya yang baru.

Dalam penanaman benih atau bibit yang perlu mendapati perhatian adalah sistem

tanaman dan jarak tanam, kedalaman tanam, waktu tanam, dan cara tanam. Sistem

tanaman dan jarak tanam perlu diperhatikan karena berhubungan dengan jumlah

populasi tanaman dalam satuan luasan tertentu.

Kedalaman tanam dalam hubungannya dengan ketersediaan air di awal pertumbuhan

benih atau bibit yang ditanam, selain penyebab kerebahan pada bibit yang ditanam

terlalu tinggi apabila penanaman terlalu dangkal. Kedalaman tanam juga sangat

dipengaruhi kondisi musim pada saat tanam. Pada musim kemarau, sebaiknya

penanaman benih atau bibit lebih dalam dibandingkan pada musim penghujan.

Waktu tanam yang perlu mendapatkan perhatian adalah konsisi cuaca dan kondisi turgor

tanaman. Benih atau bibit dapat ditanam pada kondisi tidak terlalu panas dan turgor

tanaman pada kondisi optimal. Dengan demikian, penanaman dapat dilakukan pada pagi

atau sore hari.

Page 7: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

6

Cara tanam berhubungan dengan penggunaan alat atau tanpa alat tanam yang akan

berpengaruh terhadap keseragaman dan keteraturan dalam hal jarak tanam dan

kedalaman tanam. Cara tanam juga berpengaruh terhadap efisiensi waktu kerja sehingga

penanaman dapat diselesaikan lebih cepat.

Dalam budidaya padi sistem Hazton, hal yang paling berbeda adalah metode ini dalam

penanaman padi menggunakan 20-30 bibit perlubang tanam dan umur bibit relatif tua

(25-35 hss). Mungkin ini tak lazim jika dibandingkan dengan metode SRI (dengan 1 bibit)

ataupun cara konvensional yang menggunakan 3 s/d 5 bibit perlubang tanam.

Diharapkan dengan menggunakan bibit yang banyak akan menjadi indukan yang

produktif, tanpa harus konsentrasi pada pembentukan anakan lagi.

Proses budidaya tanaman padi sistem hazton ini dilakukan oleh beberapa petani di

daerah Banyumas Jawa Tengah. Apabila dibandingkan dengan sistem SRI dan sistem

konvensional dapat dirinci sebagai berikut :

PERLAKUAN HAZTON SRI KONVENSIONAL

Jumlah bibit /tanam 20-30 1-2 3-6 Umur tanam 25-35 hss 5-10 hss 20-30 hss

Jarak tanam 20-25 cm 30-50 cm 20-22 cm

Kebutuhan benih/ ha 125 kg 5 kg 25 kg

Pupuk organik tidak harus harus tidak harus Pupuk kimia Urea 150 Ponska 300 sedikit Urea 150 ponska 150

Pengairan biasa berselang biasa

anakan produktif 24-40 40-50 12-24

Serangan keong tahan tidak tahan sedang

Penyakit daun Tidak tahan Lebih tahan sedang

Serangan hama tinggi rendah relatif

Umur panen Lebih cepat biasa bisa Produksi / ha 8,2 ton 10 ton 5-7 ton

Dalam sektor pertanian, disamping tanah, air merupakan faktor yang ikut menentukan

naik turunnya produksi tanaman. Kekurangan air, kelebihan air atau pembagian air yang

tidak merata mengakibatkan merosotnya hasil produksi. Tindakan untuk menguasai air

dalam tanah dengan cara mengatur air dalam tanah.

Page 8: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

7

Dalam budidaya tanaman padi sistem basah (sawah) pengaturan sistim pengairan

merupakan kunci keberhasilan produksi padi. Kebutuhan air tanaman padi sebenarnya

tidak terlalui banyak, tetapi pengaturan air dalam lahan juga berhubungan dengan

pengendalian gulma, hama, dan penyakit tular tanah yang umum menyerang tanaman

padi.

Kebutuhan air tanaman padi dipengaruhi pada fase pertumbuhan tanaman. Pada awal

pertumbuhan air dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit, tetapi untuk pengendalian

terhadap hama dan penyakit dan untuk mengurang persainagn dengan pertumbuhan

gulma maka sawah harus tergenang. Kebutuhan air padi mulai meningkat dalam fase

pembentukan anakan sampai pertumbuhan jumlah anakan maksimal pada umur 15-45

hst, atau tergantung varietas, kemudian relatif sedikit dan tetap, tetapi karena jumlah

anakan cukup banyak maka kebutuhan air untuk evapotranspirasi juga cukup besar

dibandingkan awal pertumbuhan. Memasuki fase pembungaan kebutuhan air tanaman

padi akan meningkat sampai pengisian biji. Pada fase penuaan kebutuhan air terus

berkurang, bahkan memerlukan kondisi kering agar padi secat masak (tua) dan tidak

mudah rebah.

Memasuki fase pembungaan kebutuhan air tanaman padi akan meningkat sampai

pengisian biji. Pada fase inilah merupakan titik kritis dalam produksi padi. Apabila pada

fase pembungaan sampai pengisian biji tanaman padi kekurangan air maka proses

penyerbukan terhambat, bulir padi yang terbentuk dalam pengisian bulir terhambat maka

bulir berisi akan lebih sedikit dan bobot bulir juga lebih ringan dimana jumlah bulir hampa

akan meningkat. Dengan demikian, produksi padi secara kuantitas dan kualitas akan

menurun.

Kelestarian lahan dan keberlanjutan produksi tanaman dalam memperoleh hasil yang

relatif tinggi diperlukan suplai unsur hara sejumlah unsur hara yang terkuras dari tanah

akibat panen tanaman secara intensif. Pemupukan adalah kegiatan pemberian unsur

Page 9: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

8

hara kedalam tanah, atau ketanaman (pupuk daun) baik dalam bentuk organik maupun

anorganik.

Menurut kebutuhan tanaman unsur-unsur hara penting dapat digolongkan menjadi :

unsur-hara makro dan unsure hara mikro. Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah

relative lebih banyak yaitu : Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Phospor

(P), Potasium (K), Sulfat (S), Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) sedangkan unsur hara

mikro ada 7 unsur yaitu : Iron (Fe), Boron (B), Copper (Cu), Zince (Zn), Molydenum (Mo)

dan Chlorine (Cl).

Unsur-unsur penting yang dibutuhkan tanaman tersebut di atas berasal dari sumber yang

berbeda-beda. Unsur-unsur hara C,H dan O berasal dari atmosfir atau air, sedang unsur-

unsur hara lainnya berasal dari mineral tanah bahan oranik. Pada umumnya tanah-tanah

pertanian di Indonesia kekurangan unsur-unsur N, P, dan K dan kebutuhan tanaman pada

ketiga unsur hara tersebut relatif tinggi. Oleh karena itu pemupukan di Indonesia (bahkan

di dunia) umumnya menggunakan unsur-unsur yang mengandung ketiga unsur hara

tersebut.

Rekomenasi pemupukan suatu komoditas secara ideal melalui perhitungan yang relatif

rumit berdasarkan hasil analisis tanah dimana jenis tanaman tersebut ditanam, analisis

jaringan tanaman (penggunaan unsur hara yang oleh tanaman), dan pertimbangan

efisiensi ketersediaan unsur hara ditanah serta efisiensi pengambilan unsur hara oleh

tanaman dan tingkat hasil yang diharapkan.

Dalam budidaya tanaman padi di atas jumlah pupuk anorganik yang harus diberikan

(rekomenasi) setiap hektar sebesar 150 kg Urea dan 300 kg Ponska, sedangkan dosis

pupuk organik tidak dianggap perlu. Ponska adalah pupuk majemuk yang mengandung

unsur hara N, P, dan K dengan perbandingan (15:15:15). Artinya pupuk Ponska

mengandung 15% N, 15% P, dan 15% K.

Page 10: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

9

Apabila pupuk majemuk (Ponska) akan diganti dengan pemberian pupuk tunggal berupa

Urea (45%N), SP36 (36% P), dan KCl (60% K) maka dapat dikonversikan sebagai berikut :

Diketahui : 300 kg Ponska (15:15:15). kandungan N, P, dan K = 15/100 x 300 =45 kg N,

P, dan K sama

Konversi : Pupuk Urea (100/45) x 45 kg = 100 kg

Pupuk SP36 = (100/36) x 45 kg = 125 kg

Pupuk KCl = (100/60) x 45 kg = 75 kg

Jadi : Rekomenasi pemupukan padi tiap hektar di atas dengan pupuk tunggal :

Urea 250 kg, SP36 125 kg, dan KCl 75 kg

E. Melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman

Pengendalian hama dan penyakit pada proses produksi tanaman merupakan tindakan

meminimalkan tingkat populasi hama dan penyebarannya penyakit tanaman. Diketahui

bahwa dalam proses produksi pertanian, manusia merubah kondisi ekologi sehingga

keseimbangan ekosistem terganggu. Oleh karena itu, pengendalian hama dan penyakit

seharusnya dilakukan dengan pendekatan ekologi.

Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan

dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil panen yang

optimum dalam budidaya tanaman, perlu dilakukan usaha pengendalian hama dan

penyakit secara terpadu (PHT). Pengendalian Hama Terpadu merupakan pendekatan

pengendalian ekologi sehingga pengendalian dilakukan agar tidak terlalu mengganggu

keseimbangan alami dan tidak menimbukan kerugian lebih besar.

PHT merupakan paduan beberapa cara pengendalian yang dirancang berdasarkan hasil

monitoring populasi hama dan penyakit serta tingkat kerusakan tanaman sehingga

penggunaan teknologi pengendalian dapat ditetapkan, meliputi :

1. Teknik Agronomi

Pengendalian melalui pengolahan tanah, irigasi, pemberoan (istrirahatkan lahan),

pergiliran jenis tanaman, penggunaan varietas atau kultivar unggul yang resisten,

Page 11: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

10

tanam serentak, pengaturan jarak tanam, pemupukan yang berimbang (makro dan

mikro).

2. Teknik Fisik dan Mekanik

Pengendalian melalui penggunaan lampu perangkap, penggunaan metilat

lem/perekat, gelombang suara, boneka sawah, pengambilan secara manual, serta

pemasangan perangkap (pagar) untuk pengusiran hama.

3. Teknik Pengendalian Hayati (Biologis)

Pengendalian melalui penggunaan tanaman perangkap, musuh alami (parasit

(pembunuh), predator (pemangsa), menggunakan bahan-bahan alami yang ramah

lingkungan baik yang berasal dari tanaman (tembakau, daun jarak) maupun dari

hewan (ikan karnivora di sawah).

4. Teknik Pengendalian Kimiawi

Pengendalian menggunakan bahan kimia (pestisida). Teknik penanggulangan secara

kimia tetap digunakan, jika semua teknik pengendalian non kimiawi tidak mampu

mengurangi tingkat populasi hama dan penyakit sampai ambang ekonomi.

Pengendalian hama dan penyakit menggunakan pestisida merupakan tindakan terakhir

dan harus memperhatikan efektifitas dengan mempertimbangkan: Tepat jenis, tepat

dosis, tepat konsentrasi, tepat waktu, tepat cara, tepat sasaran (6T).

F. Mengendalikan gulma

Gulma merupakan tanaman lain yang tumbuh pada areal dimana budidaya tanaman.

dilakukan. Gulma yang tumbuh di lahan pertanaman secara garis besar dapat

dikelompokkan berupa rumput-rumputan, teki-tekian, dan rumput berdaun lebar serta

pakis-pakisan. Kehadiran gulma yang tumbuh di tanah secara alami akan mengalami

suksesi menuju keseimbangan alam dimana setiap tanah akan ditumbuhi oleh tanaman

yang sesuai dengan syarat tumbuhnya.

Pada awal pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan (fase vegetatif) tanaman masih

kecil sehingga masih cukup ruang bagi gulma untuk tumbuh dan berkembang. Setelah

melewati fase dimana permukaan tanah tertutup oleh kanopi tanaman utama, maka

Page 12: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

11

pengendalian gulma sudah tidak terlalu penting, karena tanaman utama dapat menekan

pertumbuhan gulma dan dampak penurunan hasil sudah tidak terlalu berarti.

Dalam pengendalian gulma yang menyebabkan penurunan hasil akibat penggunaan

faktor tumbuh (ruang, air, dan unsur hara) maka agar pengendalian gulma efektif perlu

kiranya mengetahui fase kritis perkembangan gulma.

Berikut fase awal kritis pengendalian gulma pada budidaya tanaman padi.

1. Umur 1-2 minggu : Pengendalian gulma yang dapat dilakukan dengan cara

pengolahan tanah sedalam 15-20 dengan penggenangan.

2. Umur 2-3 minggu : Pengendalian gulma dengan cara dicabut dengan tangan,

kored, atau dengan gosrok. Teknik manual ini membutuhkan tenaga kerja dan

waktu yang relatif lama namun lebih ramah lingkungan.

Pengendalian gulma selain dengan teknik pengolahan, penggenangan dan secara manual,

cara yang lebih praktis dan efisien dalam penggunaan tenaga kerja adalah secara kimia

(aplikasi herbisida. Namun dalam penggunaan herbisida ini harus memperhatikan jenis

gulma, jenis herbisida, waktu, dan cara aplikasinya.

G. Memberikan perlakuan khusus pada kegiatan produksi Mulsa adalah bahan penutup permukaan tanah yang diaplikasikan dalam budidaya

tanaman. Mulsa dapat berupa serasah, sekam, serbuk gergaji, batu krikil, kertas, atau

plastik. Penggunaan mulsa plastik pada budidaya tanaman hortikultura telah banyak

dilakukan oleh petani di seluruh Indonesia. Penggunaan mulsa plastik hitam perak telah

memberikan banyak keuntungan dan manfaat bagi tanaman.

Berikut ini beberapa manfaat dan keuntungan menggunakan mulsa plastik hitam perak

pada budidaya tanaman ;

1. Menghemat tenaga penyiangan, mulsa plastik berfungsi menghambat

pertumbuhan gulma yang tumbuh di bedengan sekitar tanaman sehingga tenaga

Page 13: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

12

dan biaya penyiangan jauh lebih hemat. Penyiangan hanya dilakukan pada gulma

yang tumbuh diparit antarbedengan.

2. Menjaga kelembaban tanah, mulsa plastik berfungsi untuk menjaga kelembaban

tanah tetap stabil. Di musim kemarau tanah tidak mudah kering, sedangkan

dimusim hujan tanah tidak terlalu basah dan lembab.

3. Meningkatkan produksi tanaman, efek dari penggunaan mulsa plastik pada lahan

budidaya adalah meningkatnya suhu tanah. Peningkatan suhu tanah dapat

memacu pertumbuhan tanaman dan tanaman manjadi lebih subur, efeknya

produksi tanaman akan meningkat.

4. Mempercepat masa panen, selain memacu pertumbuhan tanaman peningkatan

suhu tanah dapat mempercepat masa panen. Hasil penelitian menunjukkan

tanaman yang dibudidayakan menggunaan mulsa plastik masa panennya lebih

cepat 7 – 14 hari.

5. Mencegah hama tanaman, warna perak mulsa plastik akan memantulkan cahaya

matahari kedaun-daun tanaman. Pantulan cahaya matahari tersebut dapat

membuat hama yang menempel dibawah permukaan daun tidak nyaman,

terutama tungau.

6. Mencegah penyakit tanaman, pada musim hujan mulsa plastik berguna untuk

menjaga agar tanah tidak terlalu lembab dan becek sehingga penyakit yang

disebabkan oleh jamur dan bakteri dapat ditekan. Tanah yang terlalu lembab dan

becek dapat memacu perkembangbiakan jamur dan bakteri penyebab penyakit

pada tanaman.

7. Mengurangi penguapan, evaporasi atau penguapan menyebabkan tanah cepat

mengering karena kehilangan air. Dengan menutup tanah menggunakan mulsa

plastik evaporasi dapat diminimalisir. Penggunaan mulsa plastik pada sistem irigasi

tetes dapat meningkatkan efektifitas penggunaan air, karena air lebih banyak

diserap oleh akar tanaman dan sedikit yang menguap keudara.

8. Mencegah erosi, penggunaan mulsa plastik dapat mencegah erosi tanah karena air

hujan terutama pada lahan miring.

9. Mencegah kehilangan pupuk, penggunaan mulsa plastik dapat mencegah

tercucinya hara pada pupuk dan tanah karena air hujan. Guyuran air hujan

Page 14: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

13

tertahan oleh mulsa plastik sehingga hara atau nutrisi tidak akan hilang tercuci

oleh air hujan.

Kekurangan Penggunaan Mulsa Plastik

Meskipun memiliki banyak manfaat dan keuntungan menggunakan mulsa plastik, namun

disisi lain mulsa plastik juga memiliki kekurangan. Berikut ini beberapa kelemahan atau

kekurangan mulsa plastik ;

1. Mencemari lingkungan, mulsa plastik terbuat dari bahan plastik yang sulit terurai

dan akan menjadi limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Oleh

sebab itu, setelah masa pemakaian habis atau setelah mulsa tidak dapat

digunakan lagi sebaiknya sisa-sisa mulsa plastik segera dikumpulkan dan dibakar.

2. Biaya produksi lebih tinggi, harga mulsa plastik yang terus naik dapat

meningkatkan biaya produksi, ditambah lagi biaya pemasangan dan pembuatan

lubang.

3. Waktu persiapan lahan lebih lama, pemasangan mulsa plastil dan pembuatan

lubang akan memakan waktu relatif lama, apalagi budidaya dilakukan secara luas

serta membutuhkan tenaga pengerjaan lebih banyak.

H. Melakukan panen dan penangan hasil panen

Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam), tapi

merupakan awal dari pekerjaan pascapanen, yaitu melakukaan persiapan untuk

pengemasan, penyimpanan dan pemasaran. Penen adalah kegiatan pemungutan

(pemetikan) hasil tanaman dari sawah ladang atau kebun. Definisi pascapanen menurut

pasal 31 UU No.12/1992, adalah “suatu kegiatan yang meliputi pembersihan,

pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standarisasi mutu, dan

transportasi hasil budidaya pertanian.

Panen hasil suatu tanaman dalam bidang pertanian dapat dilakukan berdasarkan umur,

atau akumulasi suhu harian selama budidaya. Namun demikian, pada jenis tanaman dan

kondisi lapangan yang berbeda-beda maka selain umur, tanda fisik, kimia, atau fisiologis

produk yang akan dipanen dapat dijadikan indikator dalam panen.

Page 15: BAB IV TEKNIK PRODUKSI TANAMAN - sertifikasi.fkip.uns.ac.idsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep,

14

Mengingat indikator dalam panen relatif cukup banyak maka dapat ditetapkan

berdasarkan kriteria panen berdasarkan tanda;

Fisik (bobot, warna, Ukuran, bentuk, volume, kepadatan/kekerasan,

kegetasan/kerenyahan)

Kimia (kadar gula, total asam, minyak, total padatan terlarut).

Biologis (tingkat respirasi, senesen (mudah gugur/rontok)

Penanganan pascapanen adalah tindakan yang disiapkan atau dilakukan pada tahapan

pasca produk tanaman dipanen agar produk pertanian siap dan aman digunakan oleh

konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industry.

Kegiatan pascapanen untuk setiap komoditas pertanian (buah, sayur, biji, rempah dan

obat), akan berbeda-beda, terutama tindakan awal pascapanen berupa pembersihan

(pencucian, pemotongan, perompesan daun, pembersihan dari kotoran,

perontokan/pemipilan, pengupasan). Kegiatan pascapanen berupa sortasi dan

pengkelasan (gradding) juga hanya dilakukan untuk produk buah dan sayuran, untuk biji-

bijian sortasi dengan pengayakan atau penampian (traser) untuk memperoleh biji

seragam dan bernas sedangkan pengkelasan jarang dilakukan.

Pengemasan merupakan kegiatan pascapanen yang umum dilakukan untuk semua

komoditas pertanian. Umumnya pengemasan dilakukan dengan tujuan menjaga mutu

produk agar tetap prima (segar, kering, dan tidak tercemar), memudahkan translokasi dan

penyimpanan, bahkan dapat memperbaiki estetika penyajian produk.