hutan sebagai ekosistem -...

13
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PRODUKSI HASIL HUTAN BAB II HUTAN SEBAGAI EKOSISTEM Dr. Wahyu Surakusuma, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Upload: tranmien

Post on 05-Mar-2018

245 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

TEKNIK PRODUKSI HASIL HUTAN

BAB II HUTAN SEBAGAI EKOSISTEM

Dr. Wahyu Surakusuma, M.Si

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017

1

Kompetensi Utama: Profesional

Kompetensi Inti Guru: Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

Kompetensi Dasar: Memahami hutan sebagai ekosistem dan jenis-jenis

Ekosistem merupakan suatu tatanan kesatuan utuh dan menyeluruh antara segenap

unsur lingkungan hidup (faktor biotik dan faktor abiotik) yang saling memengaruhi dan pola

interaksi antara komponen abiotik dan biotik di dalamnya yang saling terkait satu sama lainnya.

Ada beragam jenis ekosistem dibumi ini dan kumpulan ekosistem tersebut akan bergabung

membentuk biosfer. Salah satu ekositem yang sangat penting keberadaannya adalah ekosistem

hutan. Ia merupakan kelompok ekosistem alamiah daratan yang sering dijuluki “paru-paru

bumi”. Salah satu parameter mudah untuk menakar kesehatan bumi adalah dengan

mencermati keadaan hutannya. Ekosistem hutan adalah kawasan dimana terdapat

keanekaragaman yang paling tinggi di daratan. Ia merupakan rumah bagi tumbuhan dan juga

hewan.

Gambar 2.1 Hutan di sepanjang daerah aliran sungai

Fungsi hutan amatlah penting bagi

kehidupan dimuka bumi ini, termasuk untuk

manusia yang ada didalamnya. Oleh sebab

pentingnya peranan hutan bagi kehidupan

yang ada didalamnya, maka sudah sepatutnya

kita menjaga dan melestarikan hutan tersebut

agar tetap eksis sepanjang zaman. Dan

dibawah ini adalah pentingnya 8 fungsi hutan

bagi kehidupan, silahkan disimak informasinya

baik-baik.

BAB II. HUTAN SEBAGAI EKOSISTEM

2

1. Sebagai Paru-paru Dunia

Salah satu fungsi hutan adalah sebagai paru-paru dunia, maksudnya adalah hutan dapat

menyerap gas karbon dioksida yang berbahaya bagi manusia dan menghasilkan gas oksigen

yang sangat diperlukan manusia. Ia mengatur dengan cara memproduksi oksigen atau O2

melalui dedaunan pohonnya. O2 sangat dibutuhkan manusia, karenanya keberadaan hutan

sangat penting. Hutan mendaur ulang CO2 (termasuk yang dikeluarkan manusia) yang ada di

bumi dan menjadikannya oksigen. Mengingat pentingnya peranan hutan yang satu ini, maka

kita harus bisa menjaga hutan kita.

Gambar 2.2. Peranan dan fungsi hutan

3

2. Sumber Ekonomi

Fungsi hutan lainnya yang tidak kalah penting dari sebagai paru-paru dunia adalah

sebagai sumber ekonomi. Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas hutan terbesar

didunia juga mengandalkan hasil-hasil hutannya seperti kayu dan lain-lainnya sebagai sumber

ekonomi nasional. Kita berharap semoga sumber ekonomi dari hutan ini bisa digunakan

sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat banyak di Indonesia ini.

3. Habitat Bagi Flora dan Fauna

Hutan tidak hanya diperuntukkan bagi manusia semata, flora dan fauna pun

sepantasnya mendapatkan manfaat hutan sebagai habitat atau rumah bagi mereka semua.

Hutan Sebagai tempat produksi embrio flora dan fauna untuk memperkaya keanekaragaman

hayati. Hutan juga merupakan sarana pertahanan ekosistem lainnya. Oleh sebab itu kita

seharusnya untuk tidak merusak habitat mereka, Ini merupakan tugas kita semua untuk

menjaga dan mengawasi hutan kita dari kerusakan yang berkepanjangan.

4. Tempat Penyimpanan Air

Berfungsi sebagai sarana hidrologis yakni gudang tempat menyimpan air. Hutan

memang mampu menyerap air dan embun dan kemudian mengalirkannya ke sungai melalui

mata air yang terdapat di kawasan hutan tersebut. Hutan sebagai penyimpanan air dalam

volume yang begitu besar. Air hujan yang jatuh ke bumi akan disimpan dalam lapisan tanah

dibantu oleh akar-akar pohon yang ada di hutan agar air larian tidak banyak. ini sangat terasa

ketika dimusim penghujan, hutan bisa dijadikan sebagai pengendali banjir. Ini juga begitu

bermanfaat ketika musim kemarau ketika banyak lahan-lahan yang kering bisa dialirkan air.

5. Pengendali Bencana

Fungsi hutan lainnya yang harus dipahami umat manusia adalah hutan dapat menjadi

pengendali bencana alam seperti banjir dan longsor. Banjir terjadi karena volume air yang jatuh

ke bumi terlalu banyak sehingga aliran air tidak mampu memuat, disinilah hutan berfungsi

untuk mengendalikan banjir yaitu

dengan menyerap air-air kedalam akar pohon-pohonnya. Begitu juga halnya dengan longsor,

keberadaan hutan yang lestari akan meminimalisir kejadian tersebut. Ekosistem hutan

4

berperan sebagai pengunci tanah sehingga menghindarkan dari ancaman bencana alam

semacam longsonr juga erosi tanah.

6. Menyuburkan Tanah

Fungsi lainnya yang bisa didapatkan dari keberadaan hutan disekitar kita adalah tanah

yang subur. Ketahuilah bahwa tanah yang subur dapat mengoptimalkan tumbuh kembang

tanaman yang bisa dimanfaatkan bagi manusia. Tanah disekitar hutan bisa tumbuh subur

karena terjadinya proses penguranian daun-daun yang gugur (jatuh kebawah tanah) menjadi

tanah humus yang begitu subur. Tanah yang subur banyak dimanfaatkan manusia untuk

menanam pohon tertentu. Hutan merupakan dapur alami, tempat dimana pepohonan

“memasak” unsur hara dan kemudian dialirkan ke sekitarnya. Meski ia berada di daratan, tetapi

aliran energi pepohonan yang ada di hutan ini sampai ke tumbuhan yang ada di perairan

misalnya di sungai.

7. Mengurangi Polusi dan Pencemaran Udara

Fungsi hutan yang begitu penting lainnya bagi manusia adalah hutan bisa digunakan

untuk mengurangi tingkat polusi dan pencemaran udara. Hutan bisa menyerap gas-gas yang

menjadi biang terjadinya polusi dan pencemaran udara seperti karbon dioksida, karbon

monoksida, dan lainnya. Gas-gas tersebut sangat membahayakan manusia terlebih jika gas-gas

tersebut sudah berada pada tingkat diatas ambang normal.

8. Sarana rekreasi

Manfaat ekosistem hutan lainnya adalah sebagai sarana rekreasi. Jika dikelola dengan

baik, hutan juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Secara geografis daerah tropis mencakup wilayah yang meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia

Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika

Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Menurut Koeppen (1930) daerah tropis

adalah wilayah yang terletak di antara garis isoterm 180 C bulan terdingin. Daerah tropis secara

keseluruhan mencakup 30 % dari luas permukaan bumi. Hutan Tropis merupakan hutan yang

berada di daerah tropis.

Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah

menutupi banyak lahan. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada

5

daerah dengan curah hujan 2.000 -11.000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25°C dengan

perbedaan temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80 %. Tipe

ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki tipe iklim A dan B (menurut

klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan bahwa tipe ekosistem tersebut

berada pada daerah yang selalu basah, pada daerah yang memiliki jenis tanah Podsol, Latosol,

Aluvial, dan Regosol dengan drainase yang baik, dan terletak jauh dari pantai. Tegakan hutan

hujan tropis didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman spesies tumbuhan

dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi. Jumlah spesies pohon yang

ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada

ekosistem yang lainnya. Misalnya, hutan hujan tropis di Amazonia mengandung spesies pohon

dan semak sebanyak 240 spesies.

Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat

banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan

hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut,

terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan

penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320

pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis

Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies

anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan.

Tajuk pohon hutan hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan

yang memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan- dahan pohon, misalnya rotan,

anggrek, dan paku-pakuan. Hal ini menyebabkansinar matahari tidak dapat menembus tajuk

hutan hingga ke lantai hutan, sehingga tidak memungkinkan bagi semak untuk berkembang di

bawah naungan tajuk pohon kecuali spesies tumbuhan yang telah beradaptasi dengan baik

untuk tumbuh di bawah naungan. Itu semua merupakan ciri umum bagi ekosistem hutan hujan

tropis. Selain ciri umum yang telah dikemukakan di atas, masih ada ciri yang dimiliki ekosistem

hutan hujan tropis, yaitu kecepatan daur ulang sangat tinggi, sehingga semua komponen

vegetasi hutan tidak mungkin kekurangan unsur hara. Jadi, faktor pembatas di hutan hujan

tropis adalah cahaya, dan itu pun hanya berlaku bagi tumbuh-tumbuhan yang terletak di

6

lapisan bawah. Dengan demikian, herba dan semak yang ada dalam hutan adalah spesies-

spesies yang telah beradaptasi secara baik untuk tumbuh di bawah naungan pohon.

1. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat

Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, hutan hujan tropis dibedakan menjadi

tiga zona atau wilayah sebagai berikut:

a. Zona 1 dinamakan hutan hujan bawah karena terletak pada daerah dengan ketinggian

tempat 0 -1.000 m dari permukaan laut.

b. Zona 2 dinamakan hutan hujan tengah karena terletak pada daerah dengan ketinggian

tempat 1.000 - 3.300 m dari permukaan laut.

c. Zona 3 dinamakan hutan hujan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian

tempat 3.300 - 4.100 m dari permukaan laut.

a. Zona Hutan Hujan Bawah

Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulaupulau Sumatra,

Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku misalnya di

pulau Taliabu, Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah banyak terdapat

spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae terutama anggota genus Shorea, Dipterocarpus,

Hopea, Vatiea, Dryobalanops, dan Cotylelobium. Dengan demikian, hutan hujan bawah disebut

juga hutan Dipterocarps. Selain spesies pohon anggota familiDipterocarpaceae tersebut juga

terdapat spesies pohon lain dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae, dan

Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota genus Agathis, Koompasia, dan Dyera.

Pada ekosistem hutan hujan bawah di Jawa dan Nusa Tenggara terdapat spesies pohon

anggota genus Altingia, Bischofia, Castanopsis, Ficus, dan Gossampinus, serta spesies-spesies

pohon dari famili Leguminosae. Adapun eksosistem hutan hujan bawah di Sulawesi, Maluku,

dan Irian, merupakan hutan campuran yang didominasi oleh spesies pohon Palaquium spp.,

Pometia pinnata, Intsia spp., Diospyros spp., Koordersiodendron pinnatum, dan Canarium spp.

Spesies-spesies tumbuhan merambat yang banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah

anggota famili Apocynaceae, Araceae, dan berbagai spesies rotan (Calamus spp.).

7

b. Zona Hutan Hujan Tengah

Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur,

Sulawesi, sebagian daerah Indonesia Timor, di Aceh dan Sumatra Utara. Secara umum,

ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis, Nothofagus, dan

spesies pohon anggota famili Magnoliaceae. Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan

tengah agak khas. Misalnya di Aceh dan Sumatra Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii,

di Jawa Tengah terdapat spesies pohon Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di beberapa

daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat kelompok

spesies pohon anggota genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia Timur

terdapat spesies pohon anggota genus Trema, Vaccinium, dan pohon Podocarpus imbricatus,

sedangkan spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah

yang memiliki ketinggian tempat 1.200 m dpl.

c. Zona Hutan Hujan Atas

Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan di sebagian daerah

Indonesia Barat. Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya berupa kelompok hutan yang

terpisah-pisah oleh padang rumput dan belukar. Pada ekosistem hutan hujan atas di Irian Jaya

banyak mengandung spesies pohon Conifer (pohon berdaun jarum) genus Dacrydium,

Libecedrus, Phyllocladus, dan Podocarpus. Di samping itu, mengandung juga spesies pohon

Eugenia spp. dan Calophyllum, sedangkan di sebagian daerah Indonesia Barat dijumpai juga

kelompokkelompok tegakan Leptospermum, Tristania, dan Phyllocladus yang tumbuh dalam

ekosistem hutan hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 3.300 m

dpl.

2. Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia

a. Hutan Tropis Basah

Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi, sering juga

kita kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu:

8

Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi

(Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp).

b. Hutan Muson Basah

Hutan muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah dan

Jawa Timur, periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam satu tahun

1.250 mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara lain jati, mahoni,

sonokeling, pilang dan kelampis.

c. Hutan Muson Kering

Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Tipe

hutan ini berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan. Curah

hujan dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini yaitu Jati

dan Eukaliptus

d. Hutan Savana

Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar

diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan

dengan curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis- jenis yang tumbuh di hutan ini

umumnya dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores,

Sumba dan Timor.

3. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Physiognomi

Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah

dikenali dan dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti

menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat pula diterapkan.

Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :

a. Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh mata biasa

b. Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E), dan penutupan tajuk

(Coverage).

c. Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan individu-individu

penyusun komunitas tumbuh-tumbuhan.

9

Contoh :

1) Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :

a) Kanopi : 25 – 45 m

b) Tinggi pohon (emergent) : Khas, 60 – 80 m Daun penumpu : Sering dijumpai

Elemen daun dominan : Mesophyl

c) Akar papan : Sering dijumpai dan sangat besar

d) Kauliflori : Sering dijumpai Liana berkayu : Sering dijumpai Liana pada batang :

Sering dijumpai Ephyphit : Sering dijumpai

2) Ciri physiognomy hutan tropis dataran tinggi/ pegunungan : Kanopi : 15 – 33 m

a) Tinggi pohon (emergent) : Sering tidak ada Daun penumpu : Jarang dijumpai

Elemen daun dominan : Mesophyl

b) Akar papan : Jarang dijumpai dan kecil

c) Kauliflori : Jarang dijumpai Liana berkayu : Jarang dijumpai Liana pada batang :

Sering dijumpai

d) Ephyphit : Sangat sering dijumpai

3) Ciri physiognomi hutan tropis pegunungan tinggi : Kanopi : 2 - 18 m

a) Tinggi pohon (emergent) : Pada umumnya tidak ada Daun penumpu : Sangat

jarang dijumpai Elemen daun dominan : Microphyl

b) Akar papan : Pada umumnya tidak ada

c) Kauliflori : Tidak ada

d) Liana berkayu : Tidak ada

e) Liana pada batang : Jarang dijumpai

f) Ephyphit : Sering dijumpai

Di Indonesia berdasarkan ciri physiognomi tedapat dua tipe hutan yaitu : Hutan Hujan

Tropis, hutan yang selalu hijau dan hutan musim atau hutan yang menggugurkan daun. Hutan

hujan tropis umumnya dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bagian Utara dan

10

Papua sedangkan hutan musim yang menggugurkan daun dijumpai di Jawa, Bali, Nusa Tenggara

dan Maluku bagian Selatan.

4. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Sosiologi Vegetasi

Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan

berdasarkan jenis yang dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di

daerah itu. Contoh :

a. Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai

dan Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.

b. Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea

albida.

c. Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh

Ebony atau kayu hitam.

d. Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau

Jawa.

5. Tipe-tipe Hutan Hujan Tropis pada Kondisi Khusus (Azonal)

Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta kondisi

tempat tumbuh yang miskin hara.

a. Hutan Mangrove

Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari

genus Rhizophora, Languncularia, Avicennia dan lain-lain.

b. Hutan Gambut (Peak Forest)

Hutan yang tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut yang memiliki

ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A atau B

menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson.

c. Hutan Rawa (Swamp Forest)

Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak

dipengaruhi iklim. Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial.

11

Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m dan terdiri

atas banyak lapisan tajuk.

6. Tipe hutan menurut fungsinya.

Kehutanan adalah kegiatan menggunakan hasil hutan. Hutan merupakan sumber daya

alam yang dapat diperbarui. Manfaat hutan, misalnya penghasil kayu, mencegah banjir dan

erosi, sebagai obyek wisata, serta sebagai paru-paru dunia. Hasil hutan antara lain, kayu, rotan

dan damar.

Berdasarkan fungsinya, hutan dibedakan menjadi empat jenis, antara lain sebagai berikut :

a. Hutan Wisata, adalah hutan yang dijadikan suaka alam yang ditujukan untuk melindungi

tumbuh-tumbuhan serta hewan/binatang langka, agar tidak musnah atau punah di

masa yang akan datang. Biasanya hutan wisata menjadi tempat rekreasi dan tempat

penelitian.

b. Hutan Cadangan, merupakan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian dan

pemukiman penduduk.

c. Hutan Lindung, adalah hutan yang difungsikan sebagai penjaga keteraturan air dalam

tanah (fungsi hidrolisis), menjaga tanah agar tidak terjadi erosi serta untuk mengatur

iklim (fungsi klimatologis) sebagai penanggulangan pencemaran udara seperti karbon

dioksida dan karbon monoksida.

d. Hutan Produksi / Hutan Industri, adalah hutan yang dapat dikelola untuk menghasilkan

sesuatu yang bernilai ekonomi. Hutan produksi dapat dikategorikan menjadi 2 golongan,

yaitu hutan rimba dan hutan budidaya. Hutan rimba adalah hutan yang alami,

sedangkan hutan budidaya adalah hutan yang sengaja dikelola manusia yang biasanya

terdiri dari satu jenis

12

Referensi

Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia

Jakarta

Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor

Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi. Fakultas

Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego. California.

Weidelt, H. J, 1995, Silvikultur Hutan Alam Tropika (Diterjemahkan oleh : Nunuk Supriyanto),

Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.

Whitmore, T. C, 1984, Tropical Rain Forest of The Far East (Second Edition), Oxford University

Press, Oxford.