bab iv skripsi

Upload: odelia-syafira-suraadiningrat

Post on 09-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

BAB IVPENATALAKSANAAN RESIN KOMPOSITPADA KLAS III dan V GIGI SULUNG

A. Tahapan Awal Restorasi Resin Komposit Untuk mencapai hasil yang optimal, pemeriksaan yang menyeluruh, rencana diagnosis dan perawatan harus diselesaikan sebelum memulai restorasi komposit. Langkah-langkah berikut dilakukan untuk restorasi komposit: 261. Anestesi lokalAnestesi lokal diberikan dalam banyak kasus karena anestesi tsb membuat prosedur menjadi lebih nyaman, menghemat waktu dan mengurangi air liur.

2. Pemilihan komposit Pemilihan komposit tergantung pada: Posisi dari preparasi gigi: Untuk restorasi gigi anterior, estetika adalah perhatian utama. Jadi, komposit dengan filler/penambal submicronic atau partikel nano lebih disukai dalam kasus ini. Komposit yang sangat polishable lebih disukai untuk lesi serviks baik di posterior dan di daerah anterior untuk menghindari akumulasi plak pada mereka. Persyaratan estetika: Dalam kasus khusus di mana estetika adalah perhatian utama seperti perawatan bentuk cacat, gigi berubah warna, diastemas, gigi dengan malposisi dan karies pada gigi anterior, komposit yang tak tembus cahaya dan yang tembus cahaya harus diingat untuk mencapai hasil yang optimal .

3. Pemilihan shade (warna visual) 26,27Untuk restorasi komposit posterior pilihan shade tidak terlalu penting karena pemilihan ini untuk restorasi anterior. Kadang-kadang lebih dari satu warna yang dibutuhkan untuk mencapai estetika yang optimal. Jumlah warna yang akan digunakan tergantung pada: Kompleksitas restorasi Karakteristik polikromatik gigi yang akan direstorasi Hubungan dengan gigi yang berdekatan.Dalam kasus di mana dentin yang akan diganti, komposit memiliki dentin shade dan bahan yang ta tembus cahaya lebih disukai namun ketika enamel harus diganti, komposit yang memiliki warna sepeti enamel dan yang tembus cahaya adalah lebih disukai.

4. Isolasi28Untuk mencapai hasil restorasi komposit yang optimal, kontrol kelembaban dan kontaminasi saliva harus dicegah, dengan kata lain isolasi adalah keharusan. Kontaminasi dari enamel yang tergores atau dentin dengan air liur menyebabkan kekuatan ikatan menurun dan kontaminasi dari bahan komposit selama penyisipan yang mengakibatkan degradasi sifat fisik. Isolasi paling baik dilakukan dengan menggunakan rubber dam. meskipun dapat dilakukan dengan menggunakan gulungan kapas, air liur ejector dan kabel retraksi.

B. Preparasi Gigi Klas III dan V 1. Preparasi Gigi Klas IIILesi akibat karies terdapat pada permukaan proksimal pada gigi anterior sulung sering dijumpai di daerah kontak dan hal ini menunjukkan keadaan karies yang aktif. Anak dengan lesi tersebut memerlukan suatu tindakan pencegahan yang efektif. Bila setelah pembuangan jaringan karies tampak kedalaman karies belum mengenai dentin dan tidak melibatkan bagian insisal, maka dapat ditumpat dengan teknik restorasi klas III konvensional. Bahan tumpatan yang dipilih adalah bahan tumpatan sewarna dengan sistem ikatan. Restorasi anterior Kelas III digunakan untuk memulihkan kerusakan karies di permukaan proksimal gigi anterior. Lesi tidak melibatkan tepi insisal. Preparasi dilakukan dengan bur berbentuk buah pir kecil No. 330. Gigi dipenetrasi di daerah karies sampai dentin tercapai dan bur dipindahkan secara lateral ke dentin sound dan enamel.29

Preparasi konvensional klas III gigi sulung:261. Membuka tepi ridge proksimal untuk memudahkan pembersihan jaringan karies.2. Membuat retensi berupa lock di fasial dan lingual serta membevel seluruh tepi permukaan kavitas guna meningkatkan ikatan setelah pengetsaan.

GAMBAR 12. Preparasi konvensional klas III(Sumber: Textbook of Operative Dentistry)

Preparasi modifikasi klas III gigi sulung : 1. Membuat retensi berupa lock di fasial. Bahan tumpat sewarna RIC/SIK 2. Untuk preparasi klas III distal gigi kaninus sulung, dibuat boks proksimal ke arah gingiva, retensi dovetail dapat labial atau fasial, bahan tumpat yang digunakan amalgam atau resin komposit.

GAMBAR 13. Preparasi modifikasi klas III(Sumber: Textbook of Operative Dentistry)

Teknik preparasi klas III gigi sulung : 261. Melakukan anestesi dan memasang isolasi. 2. Membuang jaringan karies dengan bur no. 330 atau bur bulat no. 2 pada high- speed handpiece melalui bagian fasial dan membebaskan titik kontak dengan gigi tetangga. 3. Membuat dovetail atau lock di labial, dengan perluasan lock kurang dari setengah labial dan terletak horizontal pada sepertiga tengah. 4. Membuat bevel pendek (0,5 mm) di seluruh tepi kavitas dengan tapered diamond yang halus atau bur penyelesaian komposit yang berbentuk flame. 5. Membersihkan kavitas dengan semprotan air dan mengeringkan kavitas dengan kapas dan hembusan udara, bila diperlukan memberi basis Ca(OH)2 atau semen ionomer kaca. 6. Mengetsa seluruh tepi kavitas selebar 0,5-1 mm yakni dengan mengoleskan asam etsa selama 15-60 detik kemudian mencuci dengan air mengalir selama 30-60 detik dan mengeringkan dengan hembusan udara, hingga tampak permukaan yang dietsa menjadi putih buram. 7. Mengoleskan bonding ke permukaan yang dietsa kemudian disinar selama 20 detik. 8. Memasang band matriks dan wooden wedge di interdental. 9. Menumpat dengan resin komposit, mengisi bagian proksimal mengatur posisi band matriks dengan tepat kemudian melakukan penyinaran selama 20 detik dilakukan secara bertahap sampai seluruh kavitas terisi bahan tumpat. 10. Bila terdapat kelebihan bahan tumpat dirapikan dan polis dengan stone putih kemudian diperiksa titik kontak dengan gigi tetangga. 11. Isolasi dilepaskan dan diperiksa kembali titik kontak resin komposit dengan dental floss dan oklusi gigi antagonis.

2. Preparasi Gigi Klas VMendapatkan akses awal untuk lesi dengan bur kerucut terbalik; memotong secara lateral, secara gingiva, dan secara insisal untuk menetapkan bentuk garis-luar. Menyelesaikan bentuk garis-luar dan preparasi kavitas dengan bur fisura yang cocok. Retensi ditempatkan di sepanjang garis sudut axioincisal dan axiogingival dengan bur bulat. Mengekskavasi sisa lesi karies dengan instrumen rotary atau tangan yang tepat. Untuk mencegah eskposur pulpa yang disengaja, instrumen rotary atau tangan gunakan terbesar yang mungkin sepadan dengan ukuran rongga. Kehalusan bentuk Garis-luar perifer dicapai dengan penggunaan batu runcing.30Lesi yang terdapat di daerah sepertiga servikal gigi anterior atau posterior. Pada anak sering dijumpai pada gigi sulung akibat minum susu botol atau asi saat menjelang tidur sampai tertidur. Disebut sebagai nursing bottle caries atau nursing caries. Preparasi kavitas klas V gigi sulung dibuat melengkung sesuai garis servikal dengan kedalaman 1-2 mm. Retensi berupa undercut sepanjang tepi kavitas. Preparasi memerlukan ketelitian terutama di daerah tepi gingiva agar tidak melukai jaringan gingiva. Bila jaringan karies lunak, pembersihan dilakukan dengan ekskavator tajam. Bahan tumpat yang digunakan semen ionomer kaca mengingat keunggulan bahan tersebut yakni mampu berikatan dengan jaringan gigi tanpa pengetsaan, sehingga preparasi seminimal mungkin dan melepaskan fluor mencegah terjadinya sekunder karies.Restorasi anterior Kelas V disiapkan sama dengan Kelas III kecuali akses yang jelas langsung. Dinding rongga harus bertemu sedikit dari dinding pulpa terhadap margin cavosurface. Matriks A biasanya tidak diperlukan untuk resin yang akan ditempatkan.29

Teknik restorasi klas V gigi sulung : 261. Membuka daerah karies dengan bur no. 330 sedalam 1-2 mm. 2. Membentuk kavitas sejajar dengan garis servikal, dasar kavitas atau dinding pulpa konveks sesuai kontur gigi, sudut kavitas membulat. 3. Retensi mekanik berupa undercut dibuat dengan bur inverted cone pada sekeliling garis tepi kavitas. 4. Membuat bevel pendek disekeliling tepi kavitas. 5. Kavitas dibersihkan dan dikeringkan. 6. Menumpat kavitas dengan resin komposit. 7. Setelah polimerisasi selesai bila diperlukan dilakukan pemolesan.

GAMBAR 14. Preparasi konvensional klas V(Sumber: Textbook of Operative Dentistry)

C. Mekanisme Perlekatan Resin Komposit pada Struktur Gigi1. Instrumen26Instrumen berikut digunakan untuk penempatan komposit dalam gigi yang sudah siap. Instrumen tangan: instrumen Tangan digunakan untuk menempatkan komposit yang biasanya terdiri dari lapisan dengan Teflon sehingga mampu menghindari komposit yag menempel pada instrumen. Instrumen ini sederhana dan mudah digunakan, tetapi masalah akan perangkap udara selama penyisipan komposit dapat terjadi. Komposit gun: Komposit gun terbuat dari plastik. Hal ini biasanya digunakan dengan ampul yang diisi komposit. Untuk penggunaan penghitungan, komposit dipasang di gun/pistol dan tekanan diberikan sehingga komposit keluar dari ampul. Jarum suntik: jarum suntik komposit biasanya membawa komposit viskositas rendah yang dapat dengan mudah mengalir melalui jarum. Teknik ini memiliki keuntungan karena memberikan cara yang mudah untuk penempatan komposit dengan adanya peluang perangkap udara yang menurun. GAMBAR 15. Instrumen tangan, Komposit gun dan Jarum suntik(Sumber: Textbook of Operative Dentistry)

Terlepas dari lokasi restorasi, komposit harus ditempatkan dan dipolimerisasi secara bertahap. Hal ini memastikan polimerisasi lengkap dari seluruh massa komposit dan membantu dalam membangun anatomi restorasi. Setiap kenaikan tidak boleh lebih dari 2 mm tebalnya, ketebalan lebih dari 2 mm sulit untuk di cure dan menghasilkan lebih banyak stres penyusutan polimerisasi. 2. Pemberian Liner/ BasisPada restorasi resin komposit, perlu diplikasikan basis atau liner karena sifat dari resin itu sendiri yang iritan terhadap pulpa sehingga perlu adanya perlindungan sehingga bahan restorasi resin komposit ini tidak secara langsung mengenai struktur gigi. Bahan basis atau liner yang biasanya digunakan adalah kalsium hidroksida, Liner ini diaplikasikan dalam konsistensi encer yang mengalir sehingga mudah diaplikasikan ke permukaan dentin. Larutan tersebut menguap meninggalkan sebuah lapisan tipis yang berfungsi memberikan proteksi pada pulpa di bawahnya. Selain liner, perlindungan lain dapat berupa basis. Basis yang dapat digunakan adalah basis dari kalsium hidroksida, semen ionomer kaca, dan seng fosfat.

3. Tahap Etsa Asama. Ulaskan bahan etsa (asam phospat 30%-50%) dalam bentuk gel/cairan dengan pinset dan gulungan kapas kecil (cutton pellet) pada permukaan enamel sebatas 2-3 mm dari tepi kavitas (pada bagian bevel). b. Pengulasan dilakukan selama 30 detik dan jangan sampai mengenai gusi. c. Dilakukan pencucian dengan air sebanyak 20 cc, menggunakan syiring. d. Air ditampung dengan tampon atau cotton roll.e. Setelah pencucian gigi dikeringkan dengan semprotan udara sehingga permukaan tampak putih buram.

4. Tahap Bonding26Adhesi dari komposit untuk struktur gigi dapat dicapai dengan salah satu metode berikut:a. Total-etsa yang melibatkan perekat 3 langkah yaitu etshing/etsa, priming dan bonding/pengikatan.b. Total-etsa yang melibatkan perekat 2 langkah yaitu etsa dan pengikatan.c. Primer self-etch yang melibatkan perekat 2 langkah yaitu priming dan pengikatan.d. Perekat Self-etch yang melibatkan langkah tunggal yaitu pengikatan.

5. Tahap Polimerisasi28Ada dua mekanisme polimerisasi resin komposit yaitu:1. Aktivasi Secara KimiaDiperjual belikan dalam bentuk 2 pasta, dimana salah satunya berisi inisiator benzoyl peroxide, yang lainnya adalah activator tertiary amine. Bila kedua bahan ini dicampur, maka kedunya akan bereaksi membentuk radikal bebas dan pengerasan pun dimulai.2. Aktivasi Mempergunakan SinarPertama kali sistem aktivasi sinar menggunakan sinar ultraviolet (UV) namun karena daya penetrasi ke dalam resin dan kurang penetrasi melalui struktur gigi, maka dikembangkan sistem aktivasi sinar terlihat lebih mampu mempolimerisasi bagian yang lebih tebal.Bahan yang dikeraskan dengan sinar mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan kimia, karena komposit yang diaktivasi sinar merupakan pasta tunggal yang tak perlu diadon. Cepat mengeras hanya bila terpajan oleh sinar.

D. Konturing, Finishing dan Polishing26Untuk restorasi komposit, jumlah kontouring yang diperlukan setelah curing komposit akhir dapat diminimalkan dengan teknik penempatan yang sangat hati hati. Selalu berhati-hati untuk menghilangkan beberapa kelebihan komposit yang hampir selalu ada. Kebutuhan penurunan contouring dari komposit yang disembuhkan memastikan bahwa margin dan permukaan restorasi komposit tetap tertutup dan bebas dari celah celah mikro yang dapat dibentuk saat contouring.Tujuan utama dari contouring, finishing dan polishing restorasi akhir adalah untuk: Mencapai kontur optimal Menghilangkan bahan komposit yang berebihan Memoles permukaan dan margin restorasi komposit.Untuk menghilangkan kelebihan komposit, biasanya bur dan berlian yang digunakan. Pisau bedah digunakan untuk menghilangkan proksimal yang overhang di wilayah yang dapat diakses dan untuk daerah-daerah yang memiliki aksesibilitas yang buruk, maka strip komposit dapat digunakan.Finishing dan polishing akhir untuk restorasi komposit dapat dilakukan dengan poin berlian finishing. Polishing/pemolesan dilakukan dengan menggunakan point polishing karet, cakram abrasif atau pumice impregnated points/titik yang diresapi batu apung.Area kontak dapat diselesaikan dengan menggunakan serangkaian strip finishing abrasif yang diulir di bawah titik kontak agar tidak merusak titik kontak.