bab iv perancangan dan analisiskc.umn.ac.id/7634/6/bab_iv.pdfbab iv perancangan dan analisis 4.1....
TRANSCRIPT
56
BAB IV
PERANCANGAN DAN ANALISIS
4.1. Strategi Kampanye
Penulis membuat sebuah perancangan kampanye sosial tentang keunikan taman
tematik di kota Tangerang. Perancangan kampanye sosial tersebut meliputi pesan
yang akan diaplikasikan kedalam beberapa media komunikasi yakni media online
maupun media cetak.
Penulis membuat perancangan kampanye sosial berdasarkan teori AISAS
yang diciptakan oleh Dentsu (2004) yaitu attention, interest, search, action, share.
Pada proses awal pengumpulan data, penulis mencari ketertarikan dari setiap
taman yang telah penulis hampiri. Setiap taman mempunyai ketertarikan tersendiri
serta mempunyai keunikan yang dapat memicu perhatian orang disekitar taman
tersebut. Penulis melakukan observasi ke setiap taman untuk mencatat semua
keunikan taman – taman tersebut. Penulis juga melakukan beberapa wawancara
kepada ketua Relawan Peduli Lingkungan Tangerang yaitu Bapak Romly. Beliau
mengatakan bahwa taman tematik di Kota Tangerang cukup penting sehingga
dibutuhkan informasi yang lebih luas lagi kepada masyarakat Kota Tangerang.
Penulis juga melakukan kuesioner online kepada audiens yang sudah tinggal lama
di Tangerang. Penulis dapat menyimpulkan hasil dari kuesioner tersebut bahwa
terdapat 81% masyarakat yang tinggal di daerah Tangerang tidak mengetahui
akses menuju taman tematik serta malas untuk datang ke taman tersebut. Setelah
mendapatkan semua data yang dibutuhkan maka penulis melanjutkan proses
57
pembuatan konsep desain yang akan ditampilkan nanti. Penulis melakukan
beberapa metode untuk menemukan big idea serta kata kunci yang dibutuhkan
sebagai dasar visual desain yang akan dipakai.
4.1.1 MindMapping
Penulis melakukan metode mindmapping untuk menemukan sebuah big idea yang
dapat digunakan pada kampanye sosial tersebut. Penulis melakukan
pengembangan dari kata “taman tematik” dengan metode mind map. Penulis
menggunakan 5w + 1h untuk melakukan proses pengembangan tersebut. Penulis
mendapatkan beberapa kata kunci yang dapat digunakan untuk proses kampanye.
Gambar 4.1. MindMapping
Penulis mendapatkan kata ekspresi, hobi dan taman. Big idea yang penulis
dapat dari ketiga kata tersebut yakni “Ekspresikan duniamu di taman”. Penulis
dapat mengembangkan hasil ide pokok tersebut kedalam visual yang lebih
terperinci. Berikut adalah hasil sketsa penulisan mindmapping yang telah penulis
lakukan.
58
4.1.2 Strategi Komunikasi
Pada strategi komunikasi yang digunakan, penulis telah melakukan metode
mindmapping dan brainstorming. Hasil dari metode tersebut untuk menentukan
ide besar yang akan digunakan serta cara mengkomunikasikan ide besar tersebut
kepada target audiens. Ide besar yang telah ditentukan yaitu, “Eskpresikan Dirimu
di Taman”. Penulis akan mensosialisasikan kampanye dengan mengajak serta
memberikan informasi kepada masyarakat Kota Tangerang untuk berkunjung ke
taman tematik terdekat. Dalam pendekatan komunikasi tersebut, penulis membuat
visual tentang beberapa taman tematik dan media utama yang digunakan adalah
poster. Selain itu untuk mendukung penyebaran informasi tentang kampanye
maka digunakan juga media pendukung lainnya. Penulis akan memberikan
informasi tentang taman – taman tematik di Kota Tangerang kepada masyarakat.
Penulis juga memberikan informasi benefit ketika berkunjung ke taman serta
informasi lokasi tentang taman – taman tematik di Kota Tangerang. Hal tersebut
akan membuat peningkatan pengunjung di setiap taman – taman tematik di Kota
Tangerang.
4.1.3 Perancangan Visual Kampanye
Penulis melakukan metode brainstorming untuk menemukan judul, logo, headline
serta tagline yang akan digunakan didalam kampanye. Penulis melakukan
brainstorming dengan menjabarkan taman – taman untuk mendapatkan ciri khas
dari masing – masing taman yang dapat digunakan sebagai referensi visual.
59
Berikut adalah beberapa hasil brainstorming terhadap beberapa taman yang telah
penulis lakukan.
Gambar 4.2. Brainstorming 1
Pada lembar brainstorming yang pertama, penulis mencoba membedah beberapa
taman yaitu taman ekspresi, taman bambu dan taman gajah tunggal. Penulis
mendapatkan beberapa kata kunci yang akan penulis seleksi lagi. Terdapat
beberapa kata kunci perasaan gembira, sedih, senang dan beberapa kata kunci
foto, selfie dan olahraga. Kata – kata kunci tersebut akan penulis seleksi kembali
hingga menemukan kata kunci yang tepat untuk sebuah kampanye yang akna
dijalankan.
60
Gambar 4.3. Brainstorming 2
Setelah melakukan brainstorming, penulis mendapatkan beberapa hasil
yang dapat digunakan menjadi judul kampanye yaitu “Kuy kita ke taman”. “Kuy”
pada saat ini merupakan sebuah kata “yuk” yang dibalik menjadi “kuy”. Kata
tersebut merupakan sebuah dari efek perkembangan di pergaulan anak muda saat
ini yang sedang popular. Maka dari itu penulis menggunakan kata tersebut sebagai
daya tarik kepada anak muda untuk dapat mengenali kampanye yang sedang
dijalankan. Setelah menemukan judul kampanye maka penulis mulai menentukan
logo yang akan digunakan pada kampanye sosial. Penulis mengambil referensi
visual melalui judul kampanye dan penulis mencoba menggabungkan sebuah ciri
khas dari taman yaitu banyaknya pohon dan para pengunjung yang hadir di taman.
Berikut merupakan hasil sketsa yang penulis lakukan dalam pembuatan logo
kampanye.
61
Gambar 4.4. Sketsa Logo Kampanye
Proses pembuatan logo merupakan penggabungan antara manusia dengan pohon
yang identik dengan taman. Lalu ditengah pohon tersebut terdapat judul
kampanye yang bertujuan untuk mengajak agar datang ke taman – taman sekitar.
Penggunaan warna yang digunakan cukup hanya menggunakan 1 warna yaitu
putih. Alasan penulis menggunakan warna putih karena warna tersebut
mempunyai arti kesederhanaan serta steril. Taman merupakan sebuah tempat yang
sederhana serta steril atau alami yang dapat oleh dinikmati oleh siapapun. Untuk
dapat berkunjung ke taman tidak memerlukan biaya yang besar. Berikut
merupakan hasil visual logo kampanye yang akan diaplikasikan dalam media.
62
Gambar 4.5. Logo Grid Kampanye
4.1.4 Moodboard
Sebagai pedoman dalam merancang visual kampanye sosial maka diperlukan
sebuah moodboard yang disusun berdasarkan beberapa elemen yang akan
digunakan. Dengan memanfaatkan moodboard maka hasil visual rancangan
kampanye sosial penulis dapat terarah dengan baik dan mood akan dibangun
sesuai warna yang digunakan. Beriku merupakan moodboard yang digunakan
oleh penulis.
Gambar 4.6. Moodboard
63
4.1.5 Tagline
Berdasarkan hasil big idea yang telah penulis temukan maka dari itu penulis
menentukan tagline yang akan digunakan adalah “ekspresikan duniamu”. Tagline
tersebut mengacu pada emosi untuk mengekspresikan sesuatu hal yang audiens
sukai atau hobi yang audiens sukai.
4.1.6 Warna
Penulis mulai mencari warna yang akan digunakan dalam visual kampanye.
Warna – warna yang akan penulis gunakan cukup banyak karena setiap warna
mewakili setiap taman di dalam visual yang akan dibuat. Namun warna yang
digunakan secara dominan adalah warna biru. Warna biru mempunyai arti yaitu
memberikan ketenangan seperti warna langit biru yang tenang dan memberikan
kedamaian. Warna biru akan digunakan pada poster pertama di taman potret.
Warna lain yang juga digunakan dalam visual adalah oranye dan merah
muda. Penulis menggunakan warna oranye berdasarkan warna langit senja pada
sore hari. Waktu yang cukup tepat untuk bermain ke taman bersama keluarga
ataupun teman. Warna oranye juga mempunyai arti yaitu segar, kreatif dan
mempunyai jiwa petualangan. Warna oranye akan penulis gunakan pada poster
kedua yaitu di taman ekspresi.
Sedangkan alasan penulis menggunakan warna merah muda karena penulis
melihat pada poster ketiga yaitu di taman kunci atau kepanjangan dari kupu –
kupu dan kelinci. Penulis menggunakan warna merah muda karena taman tersebut
mempunyai kesan menggemaskan. Kelinci dan kupu – kupu sebagai faktor utama
warna tersebut digunakan. Selain itu warna merah muda juga mempunyai arti
64
yaitu feminism, romantis dan menyenangkan. Berikut adalah warna – warna yang
penulis gunakan didalam poster sebagai media cetak.
Gambar 4.7. Warna
4.1.7 Tipografi
Pada tipografi, penulis hanya menggunakan 2 font yaitu KG crossing dan Bebas
font. Penulis menggunakan font jenis KG crossing karena font tersebut
mempunyai karakter yang tidak kaku atau fleksibel. Namun disatu sisi penulis
juga ingin membuat tulisan yang ditampilkan mempunyai ketegasan dalam
menyampaikan pesan. Maka dari itu penulis juga menggunakan Bebas font
sebagai karakter yang kokoh di dalam font tersebut.
Font sangat cocok digunakan untuk menyampaikan pesan kepada audiens
secara umum dari usia 17 – 24 tahun karena karakter font tersebut tidak terlalu
kekanak – kanakan ataupun terlalu kaku. Berikut adalah font yang penulis
gunakan dalam perancangan kampanye sosial.
65
Gambar 4.8. Font KG Crossing & Bebas
4.1.8 Perancangan Visual
Pada tahap ini, penulis mulai membuat sketsa visual untuk poster yang akan
digunakan. Sketas visual pertama adalah taman ekspresi. Taman tersebut
mempunyai ciri khas seperti namanya taman ekspresi yakni memiliki objek
emoticon dengan berbagai ekspresi. Objek emoticon tersebut tersebar didalam
taman tersebut sebagai objek foto serta sebagai sebuah karakter atau ciri khas dari
taman tersebut. Berikut merupakan sketsa visual taman ekspresi pertama yang
penulis ciptakan.
66
Gambar 4.9. Sketsa taman ekpsresi
Sketsa awal penulis diskusikan bersama dengan dosen pembimbing dan
beliau berpendapat bahwa kesan objek emoticon belum sepenuhnya muncul dalam
poster tersebut. Beliau meminta penulis untuk menggali lebih dalam lagi
bagaimana cara menciptakan kesan objek emoticon tersebut agar dapat muncul
didalam poster tersebut. Beliau juga memberikan saran bahwa objek emoticon
dapat digunakan menjadi dasar pulau atau dunia pada poster tersebut. Berikut
merupakan hasil sketsa poster taman ekspresi.
67
Gambar 4.10. Sketsa taman ekspresi 2
Setelah berdikusi dengan pembimbing maka visual sketsa dapat
dilanjutkan menjadi visual secara digital. Penulis membuat ilustrasi emoticon
yang sesuai dengan objek foto di taman tersebut. Terdapat 3 bentuk emoticon
yang penulis gunakan pada visual tersebut yakni emot dengan bentuk wajah
tersenyum, lalu 2 emot yang mewakili persahabatan dan yang terakhir adalah
emot kebahagiaan dengan senyum yang lebar. Di dalam sketsa tersebut terdapat
beberapa ilustrasi. Pertama terdapat 2 anak kecil yang sedang bermain bola,
penulis mengambil refrensi data lapangan bahwa terdapat beberapa anak kecil
yang sedang bermain di taman tersebut. Kedua anak kecil yang sedang bermain
68
bola merupakan perwakilan dari setiap anak – anak yang sedang bermain di taman
bersama teman ataupun keluarganya.
Pada ilustrasi kedua terdapat seorang ibu dan anaknya yang sedang
berdiskusi. Pada ilustrasi tersebut terlihat bahwa seorang ibu sedang menasehati
anaknya. Kejadian tersebut cukup banyak terjadi di taman yang dimana banyak
orang tua yang sedang menemani serta membimbing anaknya ketika di taman.
Pada ilustrasi ketiga terdapat 2 anak kecil yang sedang bergoncengan selepas
pulang sekolah. Hal tersebut sangat cukup sering terlihat jika memang sudah
waktunya pulang sekolah lalu beberapa anak pulang bersama sambil mengayuh
sepeda dan bergoncengan dengan temannya. Pada ilustrasi terakhir terdapat
seorang anak muda yang sedang berolahraga. Banyak factor yang menyebabkan
seseorang ingin berolahraga diantaranya yakni kesadaran akan kesehatan atau
sedang ingin mencari udara segar untuk menjernihkan otak. Penulis membuat
ilustrasi tersebut untuk mengingatkan beberapa anak muda saat ini yang terlalu
sibuk dengan kegiatan masing – masing sehingga lupa dengan kesehatan.
Dalam proses pembuatan visual digital, pembimbing memberikan saran
terhadap headline yang akan digunakan. Beliau memberikan saran bahwa
headline yang akan digunakan dapat mempertajam kesan dari ciri khas setiap
taman. Setelah berdiskusi maka headline yang telah disetujui yaitu “The Joy of
Expression” untuk taman ekspresi. Berikut merupakan hasil grip poster taman
ekspresi.
69
Gambar 4.11. Grid Poster Taman Ekspresi
Penulis mulai masuk pada proses pembuatan visual poster yang kedua.
Poster kedua menggunakan visual berdasarkan taman Potret. Penulis
mengumpulkan ikon apa saja yang akan dimasukkan pada poster kedua tersebut.
Taman potret sudah cukup terkenal di Tangerang karena sudah beberapa kali
diliput oleh media. Berikut merupakan hasil visual sketsa pertama taman potret.
70
Gambar 4.12. Sketsa Taman Potret
Penulis mengambil tema dengan unsur kamera karena di taman tersebut
cukup banyak objek – objek atau ikon yang dapat digunakan untuk berfoto.
Setelah melakukan diskusi kepada pembimbing. Beliau memberikan saran bahwa
lebih baik bentuk pulau atau dunia menggunakan bentuk lensa. Bentuk tersebut
bertujuan untuk menyesuaikan dengan poster sebelumnya yang berbentuk
setengah lingkaran. Penulis mulai melakukan revisi sketsa untuk menyesuaikan
style dengan poster sebelumnya. Berikut merupakan hasil sketsa visual yang
kedua.
71
Gambar 4.13. Sketsa Taman Potret 2
Penulis menggunakan beberapa ilustrasi di dalam poster tersebut. Sebagai
ikon utama penulis membuat 3 ikon ilustrasi utama yang berada di taman tersebut.
Pertama terdapat ikon “I Love TNG” yang dimana objek tersebut cukup besar dan
berada di tengah – tengah taman jadi jika berkunjung ke taman tersebut maka
akan cukup mudah untuk menemukan objek tersebut. Kedua adalah perahu besar
berwarna coklat. Objek tersebut cukup dekat dengan ikon pertama maka dari itu
lokasi ikon tersebut juga cukup mudah untuk ditemukan. Objek terakhir adalah
ilustrasi seorang penari tradisional yang menggunakan selendang merah. Ikon
tersebut merupakan ikon utama di taman potret. Objek tersebut sangat banyak
dijadikan tempat berfoto oleh para pengunjung.
Penulis juga membuat beberapa ilustrasi para pengunjung yang datang ke
taman tersebut. Dari hasil observasi yang telah dilakukan maka penulis membuat
4 ilustrasi yang berbeda pada poster utama. Pertama terdapat seorang anak SMA
yang sedang melakukan selfie. Terlihat dari rok yang digunakan yakni berwarna
72
abu – abu panjang yang dimana sudah menjadi identitas anak SMA menggunakan
seragam tersebut. Ilustrasi tersebut merupakan perwakilan para pelajar yang
datang ke taman tersebut untuk melakukan kegiatan berfoto. Kedua adalah
ilustrasi pasangan yang sedang melakukan wefie. Terlihat jelas dimana taman
menjadi salah satu tempat titik pertemuan untuk para pasangan. Ilustrasi tersebut
dapat dikatakan untuk mewakili para pasangan yang datang ke taman untuk
bertemu dan saling berkomunikasi serta foto bersama. Ketiga adalah ilustrasi
seorang fotografer yang sedang melakukan proses foto. Taman juga mendukung
para fotografer untuk mengekspresikan hobinya dalam hal fotografi. Selain itu
taman juga dapat digunakan sebagai tempat berfoto bagi para pasangan yang ingin
melakukan foto pre-wedding. Tentu saja sebelum melakukan proses foto pre-
wedding harus ijin dengan petugas di taman tersebut demi kelancaran kedua belah
pihak.
Setelah membuat beberapa visual sketsa taman potret maka penulis mulai
berdiskusi kembali kepada pembimbing. Headline yang akan digunakan pada
poster taman potret adalah “The Joy of Taking a Moment”. Headline tersebut
sangat cocok dan dapat mempertajam isi pesan dari poster taman potret tersebut.
Setelah menyetujui visual yang dibutuhkan maka proses visual berlanjut pada
proses digital. Berikut merupakan hasil grid digital dari taman potret.
73
Gambar 4.14. Grid Poster Taman Potret
Penulis mulai masuk kedalam poster ketiga yaitu poster taman Kunci.
Proses pembuatan sketsa visual berdasarkan ciri khas pada taman tersebut yaitu
kupu – kupu dan kelinci. Penggunaan warna merah muda sangat berpengaruh
pada poster taman Kunci. Berikut merupakan hasil visual sketsa taman Kunci.
74
Gambar 4.15. Sketsa Taman Kunci
Setelah melakukan bimbingan terkait visual sketsa pertama taman Kunci
maka penulis harus melakukan beberapa revisi. Penulis harus membuat kesan
kelinci dan kupu – kupu lebih terlihat. Kesan menggemaskan juga harus timbul
pada poster tersebut. Permainan mata pada kelinci harus lebih menggemaskan.
Proses revisi dilakukan dan berikut merupakan hasil visual sketsa taman Kunci.
75
Gambar 4.16. Sketsa Taman Kunci 2
Setelah melakukan perundingan kepada pembimbing maka penulis dapat
melanjutkan ketahap digital. Terdapat beberapa ilustrasi yang digunakan pada
poster taman kunci yaitu terdapat objek visual kupu – kupu serta bentuk dasar
pijakan berbentuk kelinci. Selain itu penulis juga membuat beberapa ilustrasi yang
menggambarkan situasi di tamant tersebut. Penggunaan kupu – kupu dan pijakan
berbentuk kelinci merupakan ciri khas dari tamna tersebut yaitu taman kunci,
yang dimana memiliki singkatan kupu – kupu dan kelinci. Pada ilustrasi pertama
terdapat sepasang orang tua muda beserta anaknya yang sedang berkunjung ke
taman tersebut. Terlihat bahwa sang anak sangat antusias untuk melihat kelinci
dan kupu – kupu secara dekat dan langsung. Sedangkan para orang tua
membimbing dan mengedukasi anak tersebut tentang pengetahuan yang tersedia
di taman tersebut.
Pada ilustrasi kedua terdapat seorang anak kecil yang sedang duduk sambil
membaca buku. Penulis menggunakan karakter tersebut karena taman kunci
sangat cocok dengan kegiatan edukasi dan juga di dukung dengan nuansa yang
76
nyaman untuk belajar dan membaca. Maka dari itu penulis membuat ilustrasi
seorang anak kecil tersebut sedang membaca serta belajar di taman tersebut. Pada
ilustrasi yang ketiga terdapat seorang mahasiswi yang sedang berjalan – jalan di
taman tersebut. Ilustrasi tersebut mewakili seorang mahasiswi yang sedang
mencari inspirasi di ruang terbuka. Salah satu benefit ketika berkunjung ke taman
yaitu dapat mencari inspirasi dan menyegarkan pikiran yang sedang jenuh.
Poster taman kunci menggunakan headline dengan judul “The Joy of
Adorable”. Warna yang digunakan juga akan mempertajam kesan menggemaskan
yang ditampilkan pada poster tersebut. Berikut merupakan hasil grid digital dari
taman Kunci.
Gambar 4.17. Grid Poster Taman Kunci
77
4.2. Analisis
Penulis telah menyelesaikan pembuatan visual poster utama. Penulis membuat 3
poster utama dengan taman yang berbeda. 3 poster yang telah dibuat masih dalam
1 style yang sama. Sehingga ketika dibandingkan ketiga poster tersebut masih
mempunyai kesamaan dalam style. Penulis juga mencantumkan logo
pemerintahan serta logo kampanye yang telah dibuat. Pemerintah merupakan
mandatory untuk kampanye yang sedang dijalankan.
Pada poster pertama yaitu poster taman ekspresi menjelaskan tentang ciri
khas taman tersebut yang mempunyai banyak objek emoticon. Selain itu di taman
tersebut juga tersedia perpustakaan mini, tempat bermain serta mushola sebagai
fasilitas yang cukup memadai. Penggunaan warna oranye merupakan
penggambaran bahwa taman tersebut sangat cocok dikunjungi ketika senja sore
hari. Warna oranye juga mempertajam kontras warna antara background dan font
yang digunakan sehingga masih bisa dibaca dengan jelas. Pada porster tersebut
menggunakan layout center yang dimana mata langsung tertuju pada headline
poster tersebut. Penggunaan font tidak terlalu kekanak – kanakan dan juga tidak
terlalu kaku atau keras. Penggunaan font memiliki kesan bebas namun masih
terlihat rapi dan teratur. Kekurangan pada poster tersebut adalah dari segi
informasi. Pada poster tersebut informasi yang diberikan tidak terlalu banyak
karena space yang tidak mencukupi. Berikut merupakan poster taman Ekspresi.
78
Gambar 4.18. Poster Taman Ekspresi
Pada poster kedua menjelaskan tentang taman Potret. Taman tersebut
sudah cukup banyak dikenal masyarakat. Pada poster tersebut penggunaan warna
cukup kontras antara background dengan objek objek ilustrasi serta headline yang
digunakan sehingga penulisan masih cukup terbaca. Bentuk – bentuk setiap objek
ilustrasi cukup menjelaskan kegiatan yang banyak terjadi di taman tersebut.
Penggunaan layout untuk semua poster yaitu center sehingga terdapat keselarasan
dari ketiga poster utama tersebut.
Penggunaan font masih sama dengan poster lainya yaitu, memiliki
karakter yang bebas namun masih tetap teratur. Kekurangan pada poster tersebut
adalah dari segi komunikasi. Penggunaan bahasa inggris dapat menjadi kendala
bagi para target audiens sehingga pesan yang disampaikan tidak tercapai. Selain
itu penggunaan bentuk lensa pada poster tersebut kurang menunjukan bahwa
79
objek tersebut adalah sebuah lensa kamera. Terdapat perbedaan antara lensa
kamera dengan lensa smartphone. Berikut merupakan visual poster taman potret.
Gambar 4.19. Poster Taman Potret
Pada poster ketiga menjelaskan tentang taman Kunci. Taman Kunci
merupakan sebuah singkatan dari kupu – kupu dan kelinci. Di taman tersebut
terdapat kandang kelinci dan sarang kupu – kupu yang cukup besar. Penggunaan
kelinci sebagai tema dasar dari poster tersebut cukup mempertajam kesan ciri
khas yang dimiliki oleh taman tersebut. Warna merah muda mempunyai kaitan
dengan ciri khas taman tersebut yaitu kelinci yang menggemaskan. Warna merah
muda juga berkaitan dengan headline yang digunakan yakni “The Joy of
Adorable”. Headline tersebut dapat mempresentasikan bahwa pesan pada taman
tersebut adalah menggemaskan dikarenakan adanya kelinci dan kupu –kupu.
80
Penggunaan ilustrasi pada poster tersebut sudah bisa mempresentasikan
kegiatan apa saja yang terjadi di taman tersebut. Penggunaan warna sudah cukup
konras untuk setiap objek dan headline agar mudah terbaca. Kekurangan pada
poster tersebut adalah kurangnya objek ilustrasi kupu – kupu pada poster tersebut
sehingga antara kelinci dan kupu – kupu tidak seimbang. Poster tersebut masih
menggunakan layout yang sama yaitu center sehingga keseimbangan dapat terjaga
dengan baik. Kekurangan lainnya yaitu penggunaan bahasa yang bisa
menyebabkan pesan tidak tersampaikan pada target audiens. Berikut merupakan
poster taman Kunci.
Gambar 4.20. Poster Taman Kunci
Penggunaan teori serta hasil visual karya poster di atas memiliki
kecocokan dengan teori AISAS. Dimana dalam teori tersebut dapat menarik
perhatian para target audiens dengan bentuk ilustrasi visual yang modern serta
81
penggunaan warna yang dapat menarik perhatian. Pengaplikasian poster tersebut
berada di kantor pemerintahan serta di sekolah – sekolah dan kampus di daerah
Tangerang. Selain itu penulis juga membuat visual untuk x-banner yang
diaplikasikan pada kantor pemerintahan untuk dapat dilihat oleh para masyarakat
yang tinggal di Kota Tangerang. Di dalam visual tersebut penulis menggabungkan
3 konsep menjadi 1 dari poster utama. Penggunaan warna biru pada background
membuat kontras yang cukup sehingga ilustrasi serta headline dapat terbaca
dengan baik. Penggunaan ukuran huruf sudah cukup besar sehingga dapat terbaca
dengan jelas. Kekurangan pada visual tersebut adalah informasi yang diberikan
kurang banyak dan memiliki space yang kecil sehingga informasi yang diberikan
tidak maksimal. Berikut merupakan hasil visual x-banner yang akan ditampilkan.
Gambar 4.21. X-banner
82
Penulis juga membuat visual berupa brosur. Isi dari brosur tersebut
merupakan cara – cara akses menuju ke beberapa taman tematik di Kota
Tangerang. Warna dasar pada brosur tersebut adalah hijau. Penggunaan warna
background hijau cukup membuat kontras dengan informasi yang diberikan
sehingga masih dapat terbaca dengan baik. Kekurangan visual pada brosur
tersebut adalah terdapat pengulangan ilustrasi pada brosur tersebut sehingga space
untuk informasi lain tidak dapat dimasukan kedalam brosur tersebut. Berikut
merupakan visual brosur tentang taman tematik.
Gambar 4.22. Brosur Tampak Depan
Gambar 4.23. Brosur Tampak Belakang
83
Media lain yang telah penulis rancang adalah visual tampilan pada media
sosial instagram dan facebook. Pada media tersebut terdapat beberapa informasi
yang diberikan melalui akun yang sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat
Tangerang. Pengaplikasian poster taman ekspresi pada media instagram 3x3
sudah cukup membuat para target audiens penasaran dengan konten tersebut.
Kekurangan visual pada poster tersebut adalah kurangnya informasi yang
diberikan sehingga target audiens harus lebih teliti untuk menangkap pesan yang
ingin disampaikan. Penggunaan warna pada background benefit sudah cukup
kontras sehingga kalimat dapat dibaca dengan baik oleh para target audiens.
Berikut merupakan visual kampanye yang diaplikasikan ke dalam media sosial.
Gambar 4.24. Instagram
84
Gambar 4.25. Instagram 2
Gambar 4.26. Instagram 3
Media online selanjutnya adalah facebook. Penulis juga menempatkan
tema kampanye taman tematik kedalam page akun @abouttng. Akun tersebut
sudah mempunyai cukup banyak pengikut sehingga informasi yang dibagikan
akan lebih mudah untuk sampai kepada audiens. Penulis membuat 3 visual yaitu
home di page akun tersebut lalu isi post foto yang berisikan poster kampanye
taman tematik dan benefit ketika berkunjung ke taman. Penggunaan warna biru
85
sebagai warna dasar membuat kontras yang cukup sehingga headline dapat
terbaca dengan baik. Kekurangan pada visual yang ditampilan pada facebook
adalah informasi yang kurang tentang kampanye taman tersebut sehingga pesan
yang ingin disampaikan tidak maksimal. Berikut merupakan tampilan visual yang
ditampilkan dalam page facebook.
Gambar 4.27. Facebook
Gambar 4.28. Facebook 2
86
Gambar 4.29. Facebook 3
Penulis juga membuat visual tampilan website resmi pemerintahan Kota
Tangerang. Penulis membuat tampilan website tersebut berdasarkan website resmi
dari pemerintahan Kota Tangerang. Penulis membuat sebuah tampilan baru pada
website tersebut lalu digabungkan dengan kampanye taman tematik. Penulis
membuat banner yang diletakkan dalam website tersebut sebagai topik utama.
Penulis membuat 2 tampilan visual website yaitu tampilan home dan galeri. Pada
tampilan galeri terdapat beberapa foto taman tematik yang berada di kota
Tangerang. Perancangan visual menggunakan warna dasar biru dan warna
tersebut mempunyai kesan keadilan serta kesejahteraan. Arti warna tersebut cocok
dengan penggunaan website berbasis pemerintahan yang adil dan bersih.
Pengaturan jarak pada website tersebut juga memiliki kesan yang rapi sehingga
informasi yang diberikan kepada target audiens dapat maksimal. Berikut
merupakan tampilan visual website yang telah penulis ciptakan.
87
Gambar 4.30. Tampilan Website Home
Gambar 4.31. Tampilan Website Galeri
Media lain yang telah penulis rancang adalah penempatan ads pada
transportasi umum seperti pada bus dan kereta. Penempatan tersebut bertujuan
untuk memberikan informasi lebih luas kepada khalayak masyarakat kota
Tangerang. Bentuk visual yang digunakan adalah gabungan dari 3 visual taman
yaitu taman potret, ekspresi dan kunci. Penggunaan warna serta penggabungan
visual dapat membuat perhatian yang cukup besar bagi masyarakat ketika melihat
transportasi tersebut. Penempatan pesan pada transportasi tersebut juga dapat
ditangkap dengan baik oleh masyarakat walaupun ketika transportasi tersebut
sedang berjalan. Berikut bentuk visual pada transportasi umum tersebut.
88
Gambar 4.32. Ads Transportasi Umum
Perancangan selanjutnya adalah pembuatan visual billboard yang berguna
untuk menyebarkan informasi secara luas tentang kampanye yang sedang
dijalankan. Penggunaan visual masih sama yaitu menggunakan ciri khas visual
dari 2 taman yaitu taman potret, ekspresi dan kunci. Penempatan papan billboard
tersebut akan diletakan pada area jalan masuk menuju Kota Tangerang seperti di
jalan Tol atau jalan raya besar. Kelebihan pada visual tersebut adalah warna yang
digunakan dapat menarik cukup banyak perhatian masyarakat ketika melewati
billboard tersebut. Kekurangan visual tersebut adalah tidak ada informasi lebih
lanjut tentang kampanye sosial yang dijalankan seperti media sosial atau website.
Berikut merupakan visual yang telah dimodifikasi dengan metode digital imagine.
89
Gambar 4.33. Billboard
Selain billboard, penulis juga membuat banner yang akan diletakkan pada
pinggir jalan raya ataupun pinggir gang kecil guna memperluas informasi
kampanye. Visual yang ditampilkan adalah bentuk dari 3 ciri khas taman yang
digunakan pada poster utama. Penggunaan warna background yang berbeda dapat
menarik perhatian mata para target audiens. Kekurangan media tersebut adalah
ketika penempatan banner di tempat yang tidak terlalu ramai sehingga pesan yang
disampaikan tidak maksimal serta penggunaan anggaran yang sedikit sia – sia.
Berikut merupakan tampilan banner yang sudah di modifikasi dengan metode
digital imagine.
Gambar 4.34. Banner
90
Pada media pendukung lainnya, penulis merancang visual yang
ditempatkan pada baju dan topi. Media tersebut merupakan barang merchandise
dan bertujuan untuk menyebarluaskan informasi tentang kampanye taman tematik
tersebut. Fungsi lain selain menyebarkan informasi adalah dapat digunakan
sebagai sandang. Topi berfungsi untuk melindungi dari panas sinar matahari pada
siang hari dan juga bisa sebagai fashion anak muda. Selain itu totebag digunakan
untuk membantu membawa barang yang berlebihan. Penggunaan visual pada
merchandise membuat kesan yang simpel namun elegan. Informasi pesan yang
diberikan juga dapat ditangkap dengan baik oleh target audiens. Kekurangan pada
merchandise tersebut adalah kurangnya referensi warna lainnya seperti warna
yang digunakan pada poster utama dan memiliki kesan hanya memiliki 1 warna
saja. Berikut merupakan hasil visual yang ditempatkan pada baju dan topi.
Gambar 4.35. Baju, Topi dan totebag
91
Media selanjutnya adalah berupa pin. Penulis membuat visual yang terdiri dari 3
jenis warna berdasarkan tema poster utama yang ditampilkan. Media pendukung
melalui pin yakni bertujuan untuk menyebarkan informasi tetang kampanye
secara lebih luas kepada masyarakat khususnya anak muda yang sering
menggunakan pin di tas atau di bajunya. Penggunaan warna yang berbeda dapat
memberikan pilihan bagi target audiens untuk memilih warna yang mereka suka.
Penempatan ilustrasi dan judul juga membuat kesan yang elegan pada pin
tersebut. Kekurangan pin tersebut adalah informasi yang diberikan tidak terlalu
banyak tentang kampanye yang sedang dijalankan. Berikut merupakan tampilan
visual pin dalam bentuk 3 warna.
Gambar 4.36. Pin
Visual media lain yang akan ditampilkan adalah notebook. Penulis
merancang visual dengan menggabungkan 3 konsep desain utama pada poster.
Visual tersebut cukup memikat warna sehingga cukup mudah untuk mendapatkan
perhatian dari audiens. Warna dasar biru yang cukup terang serta tampilan objek
92
dengan bentuk yang berbeda membuat kesan ramai dan penasaran. Berikut
merupakan tampilan visual notebook kampanye sosial taman tematik.
Gambar 4.37. Notebook
Perancangan visual lainnya yaitu melalui tumbler. Taman juga
berfungsi sebagai tempat berolahraga. Tumbler juga sangat cocok untuk
menyampaikan pesan kampanye secara efektif. Visual pada tumbler tersebut juga
cukup menggemaskan sehingga tidak ada kesan membosankan. Warna dasar yang
digunakan masih sama yaitu biru dan ditambah dengan objek – objek serta pesan
yang ingin disampaikan. Berikut merupakan tampilan botol minum sebagai media
untuk menyampaikan pesan kampanye.
Gambar 4.38. Tumbler
93
Selain itu penulis juga membuat sticker yang dapat digunakan pada kendaraan
bermotor atau mobil. Sticker tersebut berukuran 10x10cm berbentuk kotak.
Terdapat 3 jenis ragam sticker dan konsep visual tetap berdasarkan poster utama.
Penggunaan sticker juga berlaku pada transportasi konvesional seperti angkutan
umum. Pemasangan sticker juga dapat memperluas informasi tentang adanya
kampanye “kuy kita ke taman”. Berikut merupakan bentuk visual dari sticker
yang telah penulis ciptakan.
Gambar 4.39. Sticker
4.3. Anggaran Biaya
Pada tahap anggaran biaya, penulis akan menyusun anggaran yang akan
dikeluarkan ketika menjalankan kampanye sosial tersebut. Penulis mencari data
riset tentang beberapa harga dari proses cetak hingga proses iklan. Penggunaan
bahan yang akan digunakan juga berpengaruh pada harga produksi. Semakin
bagus bahan yang digunakan maka akan semakin mahal harga yang biaya
anggaran produksi tersebut. Berikut merupakan rincian secara detail biaya
anggaran yang akan dikeluarkan:
94
Gambar 4.40. Anggaran Biaya
Penulis mencari serta membandingkan harga – harga yang digunakan melalui
berbagai sumber. Penulis juga menentukan penggunaan bahan yang tepat
sehingga pengeluaran anggaran biaya tidak terlalu besar. Total keseluruhan
anggaran hampir mencapai dua ratus juta rupiah. Penulis juga mencari data
tentang harga pemasangan iklan pada Commuterline dan bus. Pemasangan sticker
wall pada 2 sisi kereta dan bus harus mengeluarkan biaya sekitar Rp. 125.000.000.
Pemasangan iklan pada KRL dan bus akan dilakukan selama 1 bulan. Jika ingin
menambah durasi maka harus membayar dengan jumlah yang sama. Namun feed
back yang akan didapat ketika memasang iklan tersebut cukup besar. Karena
pengguna transportasi tersebut cukup banyak saat ini.
95
4.4. Media Plan
Kampanye sosial dilakukan selama satu bulan. Setiap proses penyebaran
informasi melalui media telah direncanakan sesuai waktu yang dibutuhkan.
Perencanaan waktu selama satu bulan telah dipertimbangkan secara matang
dengan jumlah anggaran biaya. Penulis membuat perencanaan selama satu bulan
yang dimulai pada bulan September hingga oktober. Perencanaan tersebut
memiliki alasan yakni setelah bulan oktober mulai memasuki bulan liburan seperti
November dan desember yang dimana masyarakat mempunyai banyak waktu
luang untuk pergi berekreasi. Berikut merupakan table media plan yang telah
penulis rencanakan.
Gambar 4.41. Media Plan