bab iv pendekatan desain bangunan -...

24
62 BAB IV PENDEKATAN DESAIN BANGUNAN 4.1. Pendekatan Desain Bangunan Secara Makro Inti dari perancangan Pet Center adalah menyediakan sebuah wadah bagi pemilik untuk memenuhi segala jenis kebutuhan hewan peliharaannya. Oleh karena itu, perancangan akan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hewan peliharaan dengan semaksimal mungkin sehingga kemudian pemilik akan tertarik untuk membawa hewan peliharaannya ke Pet Center ini yang pada tahap selanjutnya pemilik akan rela membayar berapapun demi hewan kesayangannya mendapat penanganan yang terbaik. Hal ini tentu kemudian yang menjadi pemenuhan hakikat bangunan Pet Center sebagai bangunan komersil. Berdasarkan pemikiran diatas, maka konsep desain bangunan adalah konsep keterbukaan dan konsep pemenuhan kebutuhan hewan peliharaan yang notabene menjadi bagian penting dalam diri pemiliknya. Bila disusun dalam sebuah kalimat, maka konsep yang akan diusung adalah “A Welcoming Space To Love Your Loved Ones”. Jadi penekanan pada konsep desian ini adalah: A Welcoming Space: Bangunan harus bisa memberikan kesan “selamat datang” yang hangat bagi semua calon pengunjung Pet Center. Hal ini akan diwujudkan pada massa bangunan yang mampu memberikan kesan tersebut. Massa akan didesain sehingga terdapat landscape yang cukup luas di bagian depan. Gambar 4.1 Alternatif pembentukan massa bentukan yang sesuai dengan konsep. Sumber: Analisis penulis

Upload: hoangxuyen

Post on 11-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

62

BAB IV

PENDEKATAN DESAIN BANGUNAN

4.1. Pendekatan Desain Bangunan Secara Makro

Inti dari perancangan Pet Center adalah menyediakan sebuah wadah bagi

pemilik untuk memenuhi segala jenis kebutuhan hewan peliharaannya. Oleh

karena itu, perancangan akan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hewan

peliharaan dengan semaksimal mungkin sehingga kemudian pemilik akan tertarik

untuk membawa hewan peliharaannya ke Pet Center ini yang pada tahap

selanjutnya pemilik akan rela membayar berapapun demi hewan kesayangannya

mendapat penanganan yang terbaik. Hal ini tentu kemudian yang menjadi

pemenuhan hakikat bangunan Pet Center sebagai bangunan komersil.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka konsep desain bangunan adalah

konsep keterbukaan dan konsep pemenuhan kebutuhan hewan peliharaan yang

notabene menjadi bagian penting dalam diri pemiliknya. Bila disusun dalam sebuah

kalimat, maka konsep yang akan diusung adalah “A Welcoming Space To Love

Your Loved Ones”. Jadi penekanan pada konsep desian ini adalah:

A Welcoming Space: Bangunan harus bisa memberikan kesan “selamat

datang” yang hangat bagi semua calon pengunjung Pet Center. Hal ini

akan diwujudkan pada massa bangunan yang mampu memberikan kesan

tersebut. Massa akan didesain sehingga terdapat landscape yang cukup

luas di bagian depan.

Gambar 4.1

Alternatif pembentukan massa bentukan yang sesuai dengan konsep.

Sumber: Analisis penulis

63

To Love: Desain mampu memberikan pemenuhan kebutuhan hewan

peliharaan secara profesional. Hal ini bisa diwujudkan dari kelengkapan

fasilitas dan desain ruang dengan memeperhatikan standar-standar yang

ada sehingga tercipta kenyamanan.

Gambar 4.2

Contoh desain yang baik dalam pemenuhan kebutuhan hewan peliharaan.

Sumber: http://www.dvm360storage.com/ diakses pada 10 Januari 2015 pukul 22:50

Loved Ones: Perancangan desain tidak menganggap hewan peliharaan

sekedar sebagai hewan tetapi sebagai bagian penting dari pemiliknya.

Oleh karena itu, desain yang terwujud nanti harus bisa mengekspresikan

hubungan yang dekat antara pemilik dan hewan peliharaannya.

Gambar 4.3

Contoh desain yang mampu mengekspresikan kedekatan hewan peliharaan dengan

pemiliknya.

Sumber: http://www.dvm360storage.com/ diakses pada 10 Januari 2015 pukul 22:50

4.2. Pendekatan Desain Bangunan Secara Messo

Untuk pendekatan desain bangunan secara messo, akan ditilik dari tiga

fungsi utama bangunan yaitu sebagai sarana kesehatan, komerial, dan edukasi.

64

Fungsi Sarana Kesehatan

Fungsi sarana kesehatan akan dikembangkan dengan konsep “Fully-

Functional”, yaitu desain harus mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang

menyangkut kesehatan hewan peliharaan secara efektif dan efisien dengan

cara penerapan standard-standard yang telah ada.

Fungsi Sarana Komersial

Selanjutnya fungsi sarana komersial akan mengangkat konsep “Dynamic”,

yaitu desain bersifat menyenangkan sehingga selain memberikan kemudahan

bagi pengunjung untuk melihat-lihat barang/jasa yang ditawarkan tetapi juga

mampu memanjakan pengunjung dengan desain atraktif. Hal ini diharapkan

akan mendorong pengunjung untuk membeli berbagai macam barang/jasa

yang ditawarkan.

Fungsi Sarana Edukasi

Yang terakhir, sarana edukasi pada Pet Center akan didesain menggunakan

konsep “Organic”. Dengan konsep organic, desain akan mampu

memanfaatkan kebaikan-kebaikan alam sehingga mampu mengurangi biaya

operasional tanpa mengurangi kenyamanan di dalam bangunan. Karena inti

dari sarana edukasi ini adalah sebuah community center yang mana siat-sifat

keruangannya cukup fleksibel (tidak harus mengikuti standar-standar yang

ketat) maka konsep organic ini dirasa penulis sangat cocok.

4.3. Pendekatan Desain Secara Mikro

4.3.1. Pendekatan Desain Arsitektural

4.3.1.1. Pendekatan Bentukan Massa Bangunan

Pengolahan massa bangunan akan meggunakan pendekatan site dan

pendekatan fungsi bangunan. Melalui pendekatan site, massa bangunan akan

diolah sehingga mampu memenuhi kebutuhan indoor dan outdoor bangunan. Juga

untuk mengolah tata landscape bangunan yang berhubungan dengan vegetasi,

lahan parkir, dan sirkulasi luar bangunan.

Dengan mempertimbangkan aspek-aspek diatas, maka pengolahan massa

bangunan yang dipiliha adalah bentuk pipih mengelilingi site sehingga akan

menyisakan banyak area di depan yang akan menjadi public area untuk

pengunjung dan area belakang yang akan menjadi private area untuk staff Pet

65

Center. Bangunan tidak akan didesain terlalu tinggi mengingat individu-individu

yang bermobilisasi dalam bangunan tidak hanya manusia tetapi juga hewan yang

tentunya akan sedikit mengalami kesulitan dan menimbulkan perasaan kurang

nyaman billa harus berpindah ke lantai yang terlalu tinggi.

Gambar 4.4

Pengolahan massa bangunan terhadap site.

Sumber: Analisa penulis

Untuk pendekatan fungsi bangunan, maka massa bangunan akan dirancang

sedemikian hingga mampu mewadahi fungsi utama bangunan, yaitu sebagai

sarana edukasi yang berupa community center, sarana kesehatan yang berupa

rumah sakit, dan saran komersil yang berupa pet shop. Oleh karena itu, bangunan

akan dirancang memiliki tiga massa yang saling berkaitan. Fungsi-fungsi selain tiga

tersebut diatas maupun sub-fungsi akan difasilitasi oleh area luas di depan massa

bangunan.

66

Gambar 4.5

Perancangan massa bangunan

Sumber: Analisa penulis

4.3.1.2. Pendekatan Orientasi Bangunan

Arah orientasi bangunan Pet Center akan dipertimbangkan berdasarkan dua

hal utama, yaitu aspek pencapaian dari jalan utama dan kondisi bangunan sekitar.

Aspek pencapaian Pet Center berasal dari jalan tepat disamping site dan Jalan

Selokan Mataram yang merupakan jalan arteri utama. Oleh karena hal ini,

bangunan akan dirancang menghadap kedua jalan ini sekaligus. Hal ini diharapkan

mampu membuat pengunjung untuk mudah menemukan lokasi Pet Center. Selain

itu, arah seperti ini akan menghindarkan bangunan mendapat panas langsung dari

matahari karena menghadap ke arah timur laut sehingga dapat meningkatkan

kenyamanan pengguna bangunan.

Gambar 4.6

Orientasi bangunan

Sumber: Analisa penulis

67

Kondisi bangunan sekitar yang dimaksud adalah ketinggian dan bentukan

massanya. Hal ini perlu diamati agar bangunan yang dibangun nanti dapat menjadi

landmark baru di kawasan Seturan ini. Pet Center akan dirancang dengan bentuk

yang cenderung melengkung (kurva) untuk menyesuaikan dengan konsep dinamis

dan ceria yang lekat dengan hewan-hewan peliharaan. Bentuk lengkung ini juga

akan memeberikan kesan „selamat datang‟ bagi para pengunjung. Bentuk yang

kontras ini akan diimbangi dengan ketinggian bangunan yang tidak mendekati

rata-rata ketinggian bangunan sekitar sehingga bangunan Pet Center tetap

seimbang dengan bangunan disekitarnya.

4.3.1.3. Pendekatan Desain Ruang Luar

Yang dimaksud dengan ruang luar dari Pet Center adalah area di luar massa

bangunan Pet Center yang berfungsi sebagai tata landscape yang menunjang

fungsi dan kebutuhan-kebutuhan dari bangunan Pet Center. Perancangan ruang

luar dari Pet Center adalah sebagai berikut:

Ruang luar sebagai buffer dari segala polusi yang terdapat di luar site Pet

Center.

Terdapat sirkulasi yang jelas, baik bagi kendaraan bermotor maupun

pejalan kaki.

Mampu menampung berbagai fungsi-fungsi tambahan dari Pet Center.

Mampu berperan sebagai penunjang fasad bangunan.

4.3.1.4. Pendekatan Desain Ruang Dalam

Pendekatan ruang dalam akan mengacu pada tiga fungsi utama dari Pet

Center ini, yaitu edukasi, kesehatan, dan komersil. Untuk mendukung ketiga fungsi

tersebut, maka ruang dalam bangunan akan dirancang dengan poin-poin sebagai

berikut:

Kemudahan dan kejelasan sirkulasi harus sangant diperhatikan karena

pengguna bangunan akan membawa hewan-hewan peliharaan yang sangat

membutuhkan efisiensi sirkulasi.

Dimensi setiap ruang yang mampu menampung kapasitas pengunjung baik

manusia maupu hewan peliharaan.

Pemilihan material dalam bangunan yang tidak membahayakan khususnya

bagi hewan peliharaan.

68

Setiap ruangan harus memiliki atmosfer yang hangat dan menyenangkan

agar tidak menimbulkan efek traumatis bagi para hewan peliharaan.

4.3.1.5. Pendekatan Program Ruang

4.3.1.5.1. Zonasi

Zonasi pada Pet Center akan didasarkan pada jenis kegiatan dan kebutuhan

ruang dari masing-masing kegiatan tersebut. Secara umum, zonasi akan dibagi

seperti berikut:

Zona publik

Zona ini memiliki tingkat aksesibilitas paling terbuka bagi para pengunjung.

Batasan spasial dalam zona ini sangat rendah. Contoh-contoh ruang pada

zona ini adalah Lobby dan area Pet Shop.

Zona semi-publik

Zona ini memiliki tingkat aksesibilitas yang cukup terbuka namun dengan

batas-batas spasial yang tinggi. Contoh-contoh ruang pada zona ini adalah

Auditorium, dan area Community Center.

Zona privat

Zona ini memiliki tingkat aksesibilitas paling tertutup bagi para pengunjung.

Batasan spasial dalam zona ini sangat tinggi. Hanya staff Pet Center dan

pengunjung yang memiliki izin yang mampu mengakses zona ini. Contoh-

contoh ruang pada zona ini adalah ruang-ruang pada area rumah sakit.

4.3.1.5.2. Program Kegiatan

Macam-macam kegiatan pada Pet Center akan dikelompokkan menjadi

empat macam yaitu:

Kesehatan

Mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan hewan

peliharaan mulai dari pemeriksaan, tindakan operasi, hingga

pemeliharaan termasuk rawat inap dan kegiatan grooming.

Edukasi

Mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan

pembelajaran mengenai perawatan, perkenalan, dan segala macam hal

lain tentang hewan peliharaan. Penyuluhan, seminar, kumpul kelompok

pecinta hewan, dan berbagai macam lomba termasuk dalam jenis

kegiatan ini.

69

Komersil

Mencakup semua kegiatan jual-beli barang-barang kebutuhan maupun

hewan peliharaan itu sendiri.

Kegiatan-kegiatan Penunjang

Mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan

gedung Pet Center dan kegiatan-kegiatan administrasi di dalamnya.

Kegiatan Outdoor

Segala jenis kegiatan yang berlangsung di luar ruangan, misalnya lomba

dan pelatihan hewan peliharaan (agility training)

4.3.1.5.3. Hubungan Ruang

Hubungan ruang menunjukkan keterkaitan antar fungsi dari masing –

masing ruang dalam Pet Center, sehingga nantinya perancangan detil ruang dapat

memenuhi perannya terhadap fungsi-fungsi dari Pet Center.

Bagan 4.1

Hubungan antar-ruang pada Pet Center.

Sumber: Analisis penulis (2014)

4.3.1.5.4. Kebutuhan dan Besaran Ruang

Ruang-ruang pada Pet Center dirancang supaya mampu menunjang tiga

fungsi utama dari Pet Center. Macam-macam ruang ini akan mengacu pada

program kegiatan seperti yang telah dijelaskan pada sub-bab 4.1.1.2. Tabel-tabel

dibawah dihitung berdasarkan standar-standar yang terdapat pada buku Data

Arsitek dan Time Saver for Standar Building Type.

70

4.3.1.5.4.1. Kesehatan

Tabel 4.1

Kebutuhan dan Besaran Ruang-ruang Kesehatan

NAMA RUANG KAPASITAS /

JUMLAH

PERKIRAAN LUAS/

PERKIRAAN

TOTAL LUAS

(m²)

Ruang Tunggu 40 1.5 60

Ruang Periksa 4 16 64

Ruang

Diagnostik 2 20 40

Ruang Operasi 2 20 40

Ruang Rawat

Inap (Hewan

Sakit)

Anjing: 20

Kucing: 20

Burung: 15

Hewan Akuatik:

10 Akuarium

1.5

1

0.5

0.8

30

20

7.5

0.8

Ruang Penitipan

(Hewan Sehat)

Anjing: 30

Kucing:30

Burung: 5

Hewan Akuatik:

0

1.5

1

0.5

0.8

45

30

2.5

0

Ruang Bersalin 1 20 20

Ruang

Pelepasan 1 16 16

Sumber: Analisis penulis (2014)

4.3.1.5.4.2. Edukasi

Tabel 4.2

Kebutuhan dan Besaran Ruang-ruang Edukasi

NAMA RUANG KAPASITAS PERKIRAAN LUAS/

PERKIRAAN

TOTAL LUAS

(m²)

Perpustakaan 40 1.5 60

Auditorium 100 1.5 150

71

Showroom 50 1.5 75

Arena Lomba

(Indoor) 120 1.5 180

Arena Lomba

(Outdoor) 120 1.5 180

Hall/Ruang

Diskusi 50 1.5 75

Sumber: Analisis penulis (2014)

4.3.1.5.4.3. Komersil

Tabel 4.3

Kebutuhan dan Besaran Ruang-ruang Komersil

NAMA RUANG KAPASITAS PERKIRAAN LUAS/

PERKIRAAN

TOTAL LUAS

(m²)

Pet Shop 35 1 35

Toko

Merhandise 25 1 25

Ruang Grooming 5 2 10

Kafe 25 4 100

Sumber: Analisis penulis (2014)

4.3.1.5.4.3. Penunjang

Tabel 4.4

Kebutuhan dan Besaran Ruang-ruang Penunjang

Sumber: Analisis penulis

NAMA RUANG KAPASITAS PERKIRAAN

LUAS/ m²

PERKIRAAN

TOTAL LUAS

(m²)

Lobby 30 1.5 45

Ruang Arsip 1 15 15

Ruang Staff 6 4 24

Ruang Pimpinan 2 16 32

Ruang Rapat 10 1.5 15

72

Toilet 6 2 12

Pantry 1 9 9

Gudang 1 16 16

Ruang

Utilitas/Pengelolaan

Bangunan

Ruang ME

Ruang AHU

Ruang Genset

Ruang Kontrol

12

40

12

40

Sumber: Analisis penulis (2014)

4.3.1.5.4.3. Outdoor

Tabel 4.5

Kebutuhan dan Besaran Ruang-ruang Outdoor

NAMA RUANG KAPASITAS PERKIRAAN LUAS/

PERKIRAAN

TOTAL LUAS

(m²)

Taman 1500

Tempat Melatih

Hewan 10 100 1000

Parkir Mobil: 50

Motor: 25

13.5

2

675

50

Sumber: Analisis penulis (2014)

4.3.1.5.5. Sirkulasi

Secara umum, perancangan sirkulasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu

perancangan sirkulasi dalam bangunan dan di luar bangunan. Untuk sirkulasi

dalam bangunan, haruslah dibuat sirkulasi yang jelas dan mudah dimengerti bagi

pemakainnya. Hal ini sangat dituntut karena individu yang menggunakan

bangunan tidak hanya manusia saja tetapi bersama hewan peliharaan masing-

masing.

73

Gambar 4.7

Ilustrasi sirkulasi dalam bagunan.

Sumber: http://mimuuu.blogspot.com/ diakses pada 20 Desember 2014 pukul 13:44

Sirkulasi linier diatas dianggap sangat cocok dengan tipe bangunan karena

sifatnya yang jelas dan dapat mempertahankan integritas dari masing-masing

ruang. Dengan ini para pemilik tidak perlu kebingungan dalam membawa hewan

peliharaannya ke ruang atau area tertentu. Hal ini akan sangat berguna terutama

pada bagian rumah sakit pada bangunan dimana kebanyakan pengunjung

membawa hewan yang sedang sakit.

Untuk luar ruang, sirkulasi akan dibagi menjadi dua jenis, yaitu sirkulasi

untuk kendaraan bermotor dan sirkulasi untuk pejalan kaki. Untuk sirkulasi

kendaraan, dipilih bentuk mengelilingi site supaya nantinya kendaraan mampu

menjangkau keseluruhan site. Sirkulasi bentuk ini juga bisa sekaligus menjadi

pembatas atau ruang transisi dari site Pet Center dengan lingkungan luar.

Disebelah dalam sirkulasi juga akan disediakan lahan parkir bagi kendaraan baik

mobil maupun motor. Dengan perancangan seperti ini, area parkir dapat dengan

mudah diakses tanpa harus memenuhi bagian tengah site.

Gambar 4.8

Ilustrasi sirkulasi luar bagunan.

Sumber: Analisis penulis

74

4.3.2. Pendekatan Struktur Dan Konstruksi

4.3.2.1. Pendekatan Sistem Struktur

Sebagai bangunan terintegrasi yang memiliki tiga fungsi utama, terdapat

beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menuntukan sistem dan material

struktur yang akan dipakai. Syarat-syarat tersebut adalah:

Stabil, kuat, dan kaku dalam menopang beban mati maupun hidup yang

berada didalamnya. Hal ini sangat diutamakan karena nantinya

bangunan akan menampung sangat banyak individu didalamya.

Ekonomis dalam hal konstruksi dan meterial. Hal ini harus cukup

diperhitungkan mengingat bangunan ini juga memiliki fungsi komersial

sehingga dituntut untuk sesedikit mungkin melakukan pengeluaran.

Dapat memenuhi pembentukan massa bangunan

Berdasarkan beberapa syarat diatas, sistem struktur yang dinilai penulis

paling sesuai adalah perpaduan dari sistem portal kaku dengan sistem lengkung

berusuk atau yang sering disebut ribbed structure seperti yang dipakai oleh

National Art Center di Tokyo Jepang.

Gambar 4.9

National Art Center, Tokyo

Sumber: http://www.timeout.jpdiakses pada 20 Desember 2014 pukul 18:22

4.3.2.2. Pendekatan Modul Struktur

Modul struktur terbagi menjadi dua macam, yaitu modul struktur vertikal

dan modul struktur horizontal1.

1 Frick, Heinz. 2007, Konstruksi Arsitek 1 Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Yogyakarta, Kanisius.

75

4.3.2.2.1. Modul Struktur Vertikal

Modul struktur vertikal mengatur mengenai ukuran panjang dan

lebar yang digunakan pada bangunan. Ukuran ini akan bergantung

pada analisis pada sub-bab 4.3.1.1.4.3 mengenai jenis-jenis ruang

yang dibutukan. Sehingga nantinya modul struktur mampu

mewadahi fungsinya dengan baik.

4.3.2.2.2. Modul Struktur Horizontal

Modul struktur vertikal mengatur mengenai jarak antar lantai pada

bangunan. Modul vertikal ini nantinya akan bergantung pada jenis

dan kapasitas kegiatan yang mewadahinya dan juga sistem utilitas

yang akan ditampungnya.

4.3.2.3. Pendekatan Penutup Bangunan

Yang dimaksud dengan penutup bangunan disini adalah semua material

yang digunakan untuk melapisi bangunan sehingga dapat menunjang fungsi dan

aspek estetika didalam maupun diluar bangunan. Untuk bagian dalam bangunan,

dinding, lantai, dan langit-langit adalah objek yang butuh penutup. Untuk dinding,

material yang digunakan adalah cat tembok, panel kayu, dan keramik dinding.

Untuk lantai, material yang digunakan adalah keramik, marmer, dan paving block.

Sedangkan rangka plafond hollow dan material gypsum akan dipakai untuk

menutup langit-langit.

Untuk pentup fasad bangunan, akan digunakan material fiber glass dan

kaca dengan sistem instalasi Curtain Wall. Hal ini dianggap sangat cocok dengan

tipe dan konsep bangunan karena biaya konstruksi dapat lebih efisien karena

harga material penutup yang lebih murah. Dengan sistem ini juga perancangan

fasad dapat lebih kreatif tanpa mengurangi kenyamanan didalam bangunan karena

sifatnya yang sebagai filter yang memisahkan ruang luar dengan ruang dalam.

76

Gambar 4.10

Sistem curtain wall

Sumber: http://mimuuu.blogspot.com/ diakses pada 20 Desember 2014 pukul 18:42

4.3.3. PENDEKATAN UTILITAS

4.3.3.1. Pendekatan Sistem Distribusi Air Bersih

Sistem distribusi air bersih harus direncanakan dengan matang karena

bangunan Pet Center memiliki banyak area yang harus disuplai dengan air bersih

selain toilet dan pantry misalnya, Ruang Grooming dan Ruang Periksa. Sumber air

bersih utama adalah dari PDAM dan terdapat pula sumber air privat yang

menggunakan sistem pompa sumur untuk berjaga-jaga ketika air dari PDAM mati.

Gambar 4.11

Sistem pompa sumur

Sumber: Penyediaan Air Bersih Dalam Bangunan oleh Wahyu Prakosa

77

Sedangkan untuk sistem distribusi air bersih

dalam bangunan akan menggunakan Down

Feed System yang menggunakan dua tangki.

Sistem ini dianggap cocok untuk Pet Center

karena sistemnya yang lebih efisien dan awet

ditambah kemampuannya untuk menyimpan

cadangan air bila suplai air tiba-tiba terhenti.

Gambar 4.12

Down Feed System

Sumber: Jaringan Air Bersih oleh Tim Teknik UGM

4.3.3.2. Pendekatan Sistem Pembuangan Air Kotor

Perencanaan pembuangan air kotor diperlukan karena pada bagian fungsi

rumah sakit dan pet shop akan terdapat cukup banyak zat-zat buangan yang

berasal dari air kotor maupun dari hewan peliharaan itu sendiri. Pengelolaan air

kotor yang baik diperlukan supaya zat-zat buangan itu dapat teratasi dengan baik

sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan didalam bangunan.

Cara pembuangan adalah

dengan memisah-misahkan

berbagai macam zat buangan lalu

diolah dan dikeluarkan dari dalam

bangunan dengan sistem Single

Stack. Sistem ini terdiri dari banyak

pipa mendatar dan satu pipa

horizontal pada setiap unitnya.

Sistem ini dipilih karena hemat

biaya dan mudah dalam

perawatannya.

Gambar 4.13

Single Stack System

Sumber: Jaringan Air Kotor oleh Tim Teknik UGM

78

4.3.3.3. Pendekatan Sistem Sirkulasi Udara

Sistem sirkulasi udara atau penghawaan dalam bangunan perlu dirancang

dengan baik karena hal ini menyangkut kenyamanan dari pengguna bangunan.

Untuk bangunan Pet Center nantinya akan terdapat dua jenis sistem sirkulasi

udara yaitu yang secara alami dan buatan. Penghawaan alami dirancang supaya

bangunan tidak terlalu bergantung pada penghawaan buatan sehingga biaya

operasional bangunan dapat lebih terkendali. Penghawaan buatan, bagaimanapun,

tetap dibutuhkan terutama untuk ruang-ruang pada fungsi rumah sakit karena

beberapa hewan membutuhkan suhu khusus dalam perawatannya.

Pada bangunan Pet Center, penghawaan alami akan menggunakan sistem

Cross Ventilation dan juga sistem-sistem bukaan pada bangunan yang didukung

dengan instalasi double facade. Sistem Cross Ventilation akan memanfaatkan

perbedaan tekanan pada udara di dalam dan luar bangunan sehingga mewujudkan

pergantian dan sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan. Sedangkan untuk

sistem double facade akan menyaring sinar-sinar matahari yang berlebihan

sehingga menjaga suhu dalam bangunan tidak terlalu panas tetapi tetap mampu

mendapatkan cahaya alami.

Gambar 4.14

Sistem Double Facade dan Cross Ventilation

Sumber: http://singleaspect.org.uk dan http://elizabethgatlin.com diakses 20

Desember 2014 pukul 18:55

79

Selanjutnya untuk sistem penghawaan buatan, akan digunakan AC (Air

Coditioner) dengan sistem Water to Air atau yang biasa disebut sistem

penghawaan buatan tidak langsung karena udara didinginkan menggunakan media

air dingin. Pada sistem ini, air pertama didinginkan terlebih dulu menggunakan

refrigerator yang kemudian akan dipakai untuk mendinginkan air yang akan

dialirkan ke ruang-ruang dalam bangunan. Sistem ini dinilai efisien karena

meggunakan pipa udara yang terpisah setiap lantainya, tidak menerus.

Gambar 4.15

Sistem Water to Air pada Instalasi AC

Sumber: Modul ajar MK Utilitas FT UNY

4.3.3.4. Pendekatan Jaringan Listrik

Sumber utama tenaga listrik bangunan Pet Center berasal dari PLN. Listrik

dari Travo PLN akan masuk ke dalam bangunan melalui Panel Induk yang

kemudian akan dialirkan ke sub-sub panel lalu dialirkan keseluruh bangunan untuk

memenuhi kebutuhan listrik disetap lantainya. Selain sumber dari PLN, bangunan

juga akan dilengkapi dengan sumber tenaga listrik cadangan yaitu Generator Set

atau biasa disebut Genset. Dengan kapasitas minimal 60% dari daya yang

terpasang, Genset diharapkan mampu memberi daya cadangan jika suplai listrik

dari PLN tiba-tiba terputus. Hal ini sangat diperlukan terutama untuk memenuhi

kebutuhan pada ruang-ruang operasi di rumah sakit dan ruang-ruang pendingin di

Pet Shop.

80

Gambar 4.16

Skema jaringan listrik pada bangunan Pet Center

Sumber: Modul ajar MK Utilitas FT UNY

4.3.3.5. Pendekatan Sistem Pencahayaan

Sama seperti sistem penghawaan, sistem pencahayaan juga terdiri dari

sistem pencahayaan alami dan buatan. Sistem pencahayaan alami akan berasal

dari bukaan-bukaan bangunan yang akan melewatkan cahaya matahari ke dalam

bangunan. Pencahayaan alami dapat menghemat energi listrik tetapi sayangnya

pencahayaan alami ini kurang efektif karena sangat bergantung pada banyak hal

misalnya cuaca dan keadaan bangunan sekitar. Oleh karena itu, perencanaan

sistem pencahayaan buatan sangat diperlukan.

Terdapat tiga sistem pencahayaan buatan yang akan diterapkan pada Pet

Center, yaitu yang pertama adalah sistem pencahayaan merata. Pada sistem ini

iluminasi cahaya tersebar merata keseluruh ruangan. Sistem ini akan ditempatkan

pada Lobby dan koridor-koridor. Selanjutnya adalah sistem pencahayaan terarah,

yang iluminasi cahayanya akan menerangi sebuah objek dari arah tertentu. Sistem

ini akan ditempatkan pada area Community Center dan Pet Shop. Yang terakhir

ada sistem pencahayaan setempat yang mana cahaya dikonsentrasikan pada suatu

objek tertentu sehingga objek akan terlihat jelas untuk tugas-tugas visual (tidak

hanya sekedar melihat). Hal ini akan sangat diputuhkan dia area-area rumah sakit

khususnya ruang-ruang periksa dan operasi.

81

4.3.3.6. Pendekatan Sistem Pembuangan Sampah

Sebagai bangunan yang tidak hanya mewadahi aktivitas manusia tetapi

juga hewan, Pet Center pastilah menghaslkan cukup banyak sampah setiap harinya

yang harus diolah supaya kenyamanan di dalam bangunan dapat terjaga. Berikut

ini adalah berbagai jenis sampah yang dihasilkan oleh setiap area pada Pet Center:

Tabel 4.6

Macam-macam sampah yang dihasilkan Pet Center

AREA SAMPAH YANG DIHASILKAN

RUMAH SAKIT

Sampah – sampah medis seperti

kapas, perban, dan jarum suntik.

Sisa – sisa operasi termasuk di

dalamnya bagian tubuh hewan

dan alat –alat operasi yang sekali

pakai.

Sisa – sisa bahan kimia.

COMMUNITY CENTER Sampah kering dan basah sisa

aktivitas manusia.

PET SHOP

Sampah kertas dan plastik.

Kapas dan kotoran tubuh hewan

sisa proses grooming.

Sumber: Analisis penulis (2014)

Dari daftar diatas, macam-macam sampah yang dihasilkan oleh individu

pada Pet Center dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu sampah medis

dari rumah sakit dan sampah non-medis dari community center dan pet shop.

Untuk sampah medis, sampah akan dikumpulkan dahulu baru nantinya akan

dimusnahkan dengan alat khusus bernama Incinerator, yaitu sebuah tungku

pembakaran untuk membakar sisa-sisa bahan kima. Untuk sampah non-medis,

akan di pisah-pisah terlebih dahulu, dikumpulkan, baru dibawa ke TPA (Tempat

Pembuangan Akhir).

82

Bagan 4.2

Alur pembuangan sampah medis

Sumber: Analisis penulis (2014)

Bagan 4.3

Alur pembuangan sampah non-medis

Sumber: Analisis penulis (2014)

4.3.3.7. Pendekatan Sistem Pemadam Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran pada bangunan Pet Center harus direncanakan

dengan baik sehingga bisa menanggulangi tiga jenis bahaya bila terjadi atau ada

ancaman kebakaran. Tiga jenis bahaya tersebut adalah bahaya panik dan bahaya

asap yang akan mempengaruhi manusia dan hewan di dalam bangunan juga

bahaya api yang selain membahayakan individu tadi juga membahayakan

bangunan Pet Center itu sendiri.

Oleh karena itu, perancangan sistem pemadam kebakaran pada Pet Center

akan mengikuti beberapa aturan dibawah ini:

Menggunakan material dinding dalam bangunan yang tahan api selama

kurang lebih 1 jam dan 3 jam untuk ruang evakuasi/tangga darurat.

Pemasangan instalasi penangkal petir.

Perancangan ruang-ruang bagi hewan yang memudahkan evakuasi bila

terjadi kebakaran.

83

Pemasangan alarm pendeteksi dini kebakaran dan sistem sprinkler

otomatis.

Melengkapi setiap area pada bangunan dengan fire extinguisher untuk

bagian dalam bangunan dan fire hydrant yang terletak di luar bangunan.

Perencanaan sarana evakuasi darurat yang kompatibel bagi manusia dan

hewan.

4.3.4. Pendekatan Landscape

4.3.4.1. Pendekatan Zonasi

Sebagai bangunan yang memiliki fungsi komersil, perencanaan zonasi pada

landscape yang baik sangat dibutuhkan seperti perencanaan zonasi pada ruang

dalam. Hal ini supaya nanti tidak ada lahan pada area Pet Center yang terbuang

sia-sia karena perencanaan yang kurang matang. Selain hal disamping, tata

landscape yang baik juga akan menambah kenyamanan bagi pengunjung Pet

Center.

Secara garis besar, pembagian zonasi pada landscape akan terbagi menjadi

dua fungsi, yaitu fungsi komersil dan edukasi. Fungsi kesehatan tidak diikut

sertakan karena semua pelayanannya dilakukan di dalam bangunan dengan

standar-standar yang telah ditentukan. Untuk fungsi komersil, kegiatan yang akan

diwadahi adalah kontes atau lomba hewan peliharaan dan penyewaan lahan untuk

acara-acara luar ruangan. Sedangkan untuk fungsi edukasi, kegiatan yang

diwadahi adalah pelatihan kepatuhan (agility) dan taman untuk jalan sehat yang

ramah bagi hewan peliharaan dan pemiliknya.

Gambar 4.17

Zonasi pada landscape

Sumber: Analisis penulis

84

4.3.4.2. Pendekatan Tata Vegetasi

Pendekatan tata vegetasi digunakan untuk merancang elemen tumbuh-

tumbuhan (vegetasi) yang akan terdapat pada tata landscape Pet Center.

Perencanaan terhadap hal ini diperlukan karena vegetasi memegang peran penting

dalam tata landscape. Selain memeberikan nilai estetika, vegetasi yang ditata

dengan baik juga akan memberikan kenyamanan lebih bagi pengunjung. Terdapat

beberapa kriteria tumbuhan akan dipakai dalam perancangan tata vegetasi pada

Pet Center, yaitu:

Rimbun

Perawatan mudah.

Pertumbuhan cepat.

Daun tidak mudah rontok dan ranting tidak mudah patah tertiup angin.

Akar kuat namun tidak menyembul dari tanah sehingga tidak merusak.

Tidak menghasilkan serbuk sari yang mudah menimbulan alergi.

Berdasarkan kriteria diatas , maka beberapa jenis tumbuhan yang akan

digunakan pada landscape Pet Center adalah Pohon Jambu Air, Palem Raja, dan

Pohon Tanjung. Pohon Jambu Air dipilih karena sifatnya yang rimbun dan

pertumbuhannya yang cepat. Buah Jambu Air yang dihasilkan juga menjadi daya

tarik tersendiri. Rencananya Pohon Jambu Air ini akan ditata pada taman jalan

sehat. Palem Raja dipilih karena nilai estetikanya yang tinggi dan perawatan yang

cukup mudah. Palem Raja ini nantinya akan diletakkan di kanan kiri sepanjang

jalan utama pada site. Selanjutnya Pohon Tanjung, dipilih karena memiliki bunga

yang indah dan berbau sedap. Dengan ketinggian dan tingkat kerimbunan sedang,

pohon ini sangat cocok sebagai peneduh di area parkir.

Gambar 4.18

Dari kiri ke kanan: Pohon Jambu Air, Palem Raja, dan Pohon Tanjung

Sumber: http://www.abdulkarim.web.id diakses pada 21 Desember 2014 pukul 12:01

85