bab i pendahuluan - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang...

27
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek penting dalam pendidikan saat ini yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai konsep pendidikan untuk orang dewasa. Tidak selamanya kita berbicara dan mengulas di seputar pendidikan murid sekolah yang relatif berusia muda. Kenyataan di lapangan, bahwa tidak sedikit orang dewasa yang harus mendapat pendidikan baik pendidikan informal maupun nonformal, misalnya pendidikan dalam bentuk keterampilan, kursus-kursus, penataran dan sebagainya. Masalah yang sering muncul adalah bagaimana kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. Dalam hal ini, orang dewasa sebagai siswa dalam kegiatan belajar tidak dapat diperlakukan seperti anak-anak didik biasa yang sedang duduk di bangku sekolah tradisional. Oleh sebab itu, harus dipahami bahwa, orang dewasa yang tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan konsep diri bergerak dari ketergantungan seperti yang terjadi pada masa kanak-kanak menuju ke arah kemandirian atau pengarahan diri sendiri. Kematangan psikologi orang dewasa sebagai pribadi yang mampu mengarahkan diri sendiri ini mendorong timbulnya kebutuhan psikologi yang sangat dalam yaitu keinginan dipandang dan diperlakukan orang lain sebagai pribadi yang mengarahkan dirinya sendiri, bukan diarahkan, dipaksa dan dimanipulasi oleh orang lain. Dengan begitu apabila orang dewasa menghadapi situasi yang tidak memungkinkan dirinya menjadi dirinya sendiri maka dia akan merasa dirinya tertekan dan merasa tidak senang. Karena orang dewasa bukan anak kecil, maka pendidikan bagi orang dewasa tidak dapat disamakan dengan pendidikan anak sekolah. Perlu dipahami apa pendorong bagi orang dewasa belajar, apa hambatan yang dialaminya, apa yang diharapkannya, bagaimana ia dapat belajar paling baik dan sebagainya (Lunandi, 1987). Pemahaman terhadap perkembangan kondisi psikologi orang dewasa tentu saja mempunyai arti penting bagi para pendidik atau fasilitator dalam menghadapi orang dewasa sebagai siswa. Berkembangnya pemahaman kondisi psikologi orang dewasa semacam itu tumbuh dalam teori yang dikenal dengan nama andragogi. Andragogi sebagai ilmu yang memiliki dimensi yang luas dan mendalam akan teori belajar dan cara mengajar. Secara singkat teori ini memberikan dukungan dasar yang esensial bagi kegiatan pembelajaran orang dewasa. Oleh sebab itu, pendidikan atau usaha pembelajaran orang dewasa memerlukan

Upload: dinhcong

Post on 13-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu aspek penting dalam pendidikan saat ini yang perlu mendapat perhatian

adalah mengenai konsep pendidikan untuk orang dewasa. Tidak selamanya kita berbicara dan

mengulas di seputar pendidikan murid sekolah yang relatif berusia muda. Kenyataan di

lapangan, bahwa tidak sedikit orang dewasa yang harus mendapat pendidikan baik

pendidikan informal maupun nonformal, misalnya pendidikan dalam bentuk keterampilan,

kursus-kursus, penataran dan sebagainya. Masalah yang sering muncul adalah bagaimana

kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku

sekolah. Dalam hal ini, orang dewasa sebagai siswa dalam kegiatan belajar tidak dapat

diperlakukan seperti anak-anak didik biasa yang sedang duduk di bangku sekolah tradisional.

Oleh sebab itu, harus dipahami bahwa, orang dewasa yang tumbuh sebagai pribadi dan

memiliki kematangan konsep diri bergerak dari ketergantungan seperti yang terjadi pada

masa kanak-kanak menuju ke arah kemandirian atau pengarahan diri sendiri. Kematangan

psikologi orang dewasa sebagai pribadi yang mampu mengarahkan diri sendiri ini mendorong

timbulnya kebutuhan psikologi yang sangat dalam yaitu keinginan dipandang dan

diperlakukan orang lain sebagai pribadi yang mengarahkan dirinya sendiri, bukan diarahkan,

dipaksa dan dimanipulasi oleh orang lain. Dengan begitu apabila orang dewasa menghadapi

situasi yang tidak memungkinkan dirinya menjadi dirinya sendiri maka dia akan merasa

dirinya tertekan dan merasa tidak senang. Karena orang dewasa bukan anak kecil, maka

pendidikan bagi orang dewasa tidak dapat disamakan dengan pendidikan anak sekolah. Perlu

dipahami apa pendorong bagi orang dewasa belajar, apa hambatan yang dialaminya, apa yang

diharapkannya, bagaimana ia dapat belajar paling baik dan sebagainya (Lunandi, 1987).

Pemahaman terhadap perkembangan kondisi psikologi orang dewasa tentu saja

mempunyai arti penting bagi para pendidik atau fasilitator dalam menghadapi orang dewasa

sebagai siswa. Berkembangnya pemahaman kondisi psikologi orang dewasa semacam itu

tumbuh dalam teori yang dikenal dengan nama andragogi. Andragogi sebagai ilmu yang

memiliki dimensi yang luas dan mendalam akan teori belajar dan cara mengajar. Secara

singkat teori ini memberikan dukungan dasar yang esensial bagi kegiatan pembelajaran orang

dewasa. Oleh sebab itu, pendidikan atau usaha pembelajaran orang dewasa memerlukan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

2

pendekatan khusus dan harus memiliki pegangan yang kuat akan konsep teori yang

didasarkan pada asumsi atau pemahaman orang dewasa sebagai siswa.

Kegiatan pendidikan baik melalui jalur sekolah ataupun luar sekolah memiliki daerah

dan kegiatan yang beraneka ragam. Pendidikan orang dewasa terutama pendidikan

masyarakat bersifat non formal sebagian besar dari siswa atau pesertanya adalah orang

dewasa, atau paling tidak pemuda atau remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan

memerlukan pendekatan tersendiri. Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau

usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian

cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau

penggunaan teknologi yang dapat

dipertanggung jawabkan.

Salah satu masalah dalam pengertian andragogi adalah pandangannya yang

mengemukakan bahwa tujuan pendidikan itu bersifat mentransmisikan pengetahuan.

Tetapi di lain pihak perubahan yang terjadi seperti inovasi dalam teknologi, mobilisasi

penduduk, perubahan sistem ekonomi, dan sejenisnya begitu cepat terjadi. Dalam kondisi

seperti ini, maka pengetahuan yang diperoleh seseorang ketika ia berumur 21 tahun akan

menjadi usang ketika ia berumur 40 tahun. Apabila demikian halnya, maka pendidikan

sebagai suatu proses transmisi pengetahuan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan modern

(Arif, 1994).

Oleh karena itu, tujuan dari kajian/tulisan ini adalah untuk mengkaji berbagai aspek

yang mungkin dilakukan dalam upaya membelajarkan orang dewasa (andragogi) sebagai

salah satu alternatif pemecahan kependidikan, sebab pendidikan sekarang ini tidak lagi

dirumuskan hanya sekedar sebagai upaya untuk mentransmisikan pengetahuan, tetapi

dirumuskan sebagai suatu proses pendidikan sepanjang hayat (long life education).

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja inovasi dalam pembelajaran orang dewasa?

2. Bagaimana implikasi pembelajaran orang dewasa?

C. Tujuan

1. Dapat menjelaskan inovasi dalam pembelajaran orang dewasa.

2. Mengaplikasikan implikasi pembelajaran orang dewasa.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Jarak Jauh

Apakah Pendidikan Jarak Jauh itu?

Telah banyak ahli yang membahas mengenai pengertian dan karakteristik pendidikan

jarak jauh diantaranya Keegan (1984), Holmberg (1977), dan Moore (1973). Walaupun agak

sulit untuk mendapatkan satu definisi yang diterima oleh semua pakar pendidikan jarak jauh,

namun karakteristik pendidikan jarak jauh yang dikemukakan oleh Keegan (1984) dapat

dipakai sebagai acuan dasar untuk pembahasan dalam artikel ini.

Berikut ini adalah karakteristik pendidikan jarak jauh yang dikemukakan oleh Keegan:

Ada keterpisahan yang mendekati permanen antara tenaga pengajar (guru atau

dosen) dari peserta ajar (siswa atau mahasiswa) selama program pendidikan

Ada keterpisahan yang mendekati permanen antara seorang peserta ajar (siswa atau

mahasiswa) dari peserta ajar lain selama program pendidikan

Ada suatu institusi yang mengelola program pendidikannya

Pemanfaatan sarana komunikasi baik mekanis maupun elektronis untuk

menyampaikan bahan ajar

Penyediaan sarana komunikasi dua arah sehingga peserta ajar dapat mengambil

inisiatif dialog dan mengambil manfaatnya.

Definisi di atas menunjukkan bahwa pendidikan jarak jauh memilki ciri sebagai berikut:

1. Adanya lembaga formal yang menyelenggarakan program penididkan.

2. Kelompok peserta belajar terpisah dengan pengajar (isntruktur, tutor, dosen,

guru,widyaiswara.

3. Digunakannya sistem telekomunikasi untuk menghubungkan peserta belajar,sumber-

sumber belajar, dan pengajar.

Karena ciri khasnya adalah keterpisahan jarak baik dalam arti fisik dan non-fisik seperti

yang dikemukakan di depan maka kegiatan pembelajaran tatap muka dapat dikatakan terjadi

dalam frekuensi yang rendah. Isi pembelajaran disampaikan melalui media dalam berbagai

jenis sedangkan komunikasi/ interaksi antara peserta ajar dengan tenaga pengajarnya atau

dilakukan dengan memanfaatkan sarana komunikasi. Dengan demikian program pendidikan

dapat diikuti dari dari mana saja dan kapan saja selama media belajar dan sarana komunikasi

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

4

dua arah tersedia supaya peserta ajar dan tenaga pengajarnya dapat berinteraksi untuk

membahas isi pembelajaran.

Pendidikan yang diselenggarakan dengan system yang secara garis besar digambarkan

seperti di atas tentu akan membuka peluang belajar bagi mereka yang tidak bisa mengikuti

program pendidikan konvensional. Mereka yang sudah berkeluarga, bekerja biasanya tidak

mempunyai waktu yang cukup untuk mengikuti perkuliahan yang diselenggarakan dengan

jadwal dan hanya dapat diikuti dari tempat tertentu saja.

Aspek Pendidikan Jarak Jauh:

Kriteria tersebut diperkenalkan dalam sebuah akronim “ACTIONS” yang membantu

mengingat bahwa aspek Aksesibilitas, Cost (biaya), Teaching-Learning Functions (efektivitas

fungsi pembelajaran), Interactivity (interaktivitas)

1.Aksesibilitas mengacu pada proporsi sasaran program yang mempunyai akses pada

media/teknologi yang akan digunakan dalam aktivitas pembelajaran. Aspek akses ini tidak

terbatas pada akses secara fisik semata-mata namun aspek mampu atau bahkan kenyamanan

dalam memanfaatkan media tersebut. Semakin besar proporsi sasaran yang mempunyai akses

pada media, semakin besar peluang sukses dari media yang akan dipergunakan.

2.Biaya meliputi biaya yang harus dikeluarkan oleh institusi dan oleh peserta ajar. Biaya pada

institusi meliputi biaya tetap (investasi awal) yaitu biaya yang harus dikeluarkan pada waktu

mengembangkan media dan biaya tambahan bagi setiap penambahan jumlah peserta

(operasional).

3.Efektifitas fungsi pembelajaran mengacu pada kesesuaian media untuk menyampaikan isi

pembelajaran. Bila isi pembelajaran memerlukan presentasi materi dalam berbagai format,

misalnya teks, suara, gambar, animasi, film hidup, maka pertanyaan yang valid adalah apakah

media mendukung untuk hal ini.

4.Interaktivitas mengacu pada dua hal yaitu pertama apakah media yang akan dipilih mampu

melibatkan siswa dalam pembelajaran, yaitu interaksi individual antara peserta ajar dengan

materi ajarnya. Interaktivitas yang kedua menyangkut apakah media yang akan dipakai

mampu mendukung interaksi antara peserta ajar dengan nara sumber yang akan membantu

peserta ajar dalam memahami materi ajar dan interaksi antar peserta ajar.

Pendidikan Jarak Jauh Dan Bergerak Ke Ruang Kelas Virtual

Virtual Classroom: kelas virtual adalah suatu lingkungan belajar yang diciptakan di ruang

virtual. Tujuan dari kelas virtual adalah untuk meningkatkan akses ke pendidikan lanjutan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

5

pengalaman dengan membiarkan siswa dan instruktur untuk berpartisipasi dalam komunitas

pembelajaran jarak jauh menggunakan komputer pribadi, dan untuk meningkatkan kualitas

dan efektivitas pendidikan dengan menggunakan komputer untuk mendukung proses

pembelajaran yang kolaboratif. Ledakan pengetahuan zaman telah mengubah konteks dari

apa yang dipelajari dan bagaimana mempelajari – konsep ruang kelas virtual adalah suatu

manifestasi dari revolusi pengetahuan ini.

Bagaimana menciptakan ruang kelas virtual?

Porter (1997) menyarankan, kalau kita akan menciptakan kelas virtual kita harus

mempertimbangkan berbagai hal supaya kelas virtual tersebut dapat menjadi wahana proses

belajar yang efektif.Kelas virtual tersebut dilengkapi dengan sumber belajar yang pada saat

diperlukan siswa telah tersedia dan mudah diakses. Andaikan sumber belajar itu tidak dapat

disediakan, penyelenggara kelas virtual tersebut harus dapat menunjukkan dimana sumber

belajar itu dapat dicari. Kelas virtual itu harus dilengkapi dengan peralatan (tool) yang dapat

digunakan untuk mencari dan mengirimkan pesan kepada guru atau sesama siswa. Sebagai

contoh, bila siswa ingin mempelajari buku atau dokumen tertentu yang berkaitan dengan

palajaran yang sedang dipelajari, bahan belajar tersebut harus dapat diakses secara on-line.

Bila tidak tersedia, setidaknya alat yang tersedia dapat digunakan untuk mencarinya di

sumber data yang lain.Kelas virtual seringkali juga menggunakan alat komunikasi lain selain

internet, seperti fax, telepon, konferensi audio dan konferensi video.

Kelas virtual tersebut harus dapat memberikan harapan kepada siswa untuk terjadinya

proses belajar dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Hal tersebut antara

lain dapat diwujudkan dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik.,

menyusun bahan belajar yang baik dan berkualitas tinggi, dan memfasilitasi terjadinya

komunikasi timbal balik antara siswa dan guru.Kelas tersebut harus dapat menyatukan siswa

dan guru supaya mereka bersikap terbuka untuk berbagi informasi dan bertukar gagasan.

Mungkin siswa dan guru dalam kelas virtual tidak pernah berjumpa satu dengan lainnya,

tetapi kalau mereka sering berdialog jarak komunikasi dan jarak psikologisnya (jarak

transaksinya) menjadi kecil. Dalam situasi seperti ini kemungkinan terjadi kesalahan dalam

menafirkan isi pelajaran juga kecil.Kelas virtual harus menyediakan ruang untuk percobaan

dan penerapan. Dalam sistem konvensional siswa sering diberi kesempatan melakukan

percobaan, menghadapi workshop, melakukan demonstrasi mengenai hasil pelaksanaan

tugas-tugas akademik, dan melakukan penyajian untuk mengungkapkan gagasan.Kelas

virtual juga perlu dirancang supaya siswa dapat berbagi (share) hasil karya dan bertukar

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

6

pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya. Misalnya konferensi

jarak jauh atau desktop video conference dapat digunakan untuk ceramah atau penyajian.

Dapat juga dilakukan simulasi secara on-line mengenai penerapan pengetahuan tentang

prosedur melakukan sesuatu yang baru dipelajari. Simulasi seperti ini harus dirancang untuk

dapat memperoleh umpan balik, sehingga dapat diketahui apakah penerapan pengetahuan

yang disimulasikan tersebut benar atau salah.Kelas virtual juga harus dapat memberikan

penilaian terhadap kinerja siswa. Dalam sistem pembelajaran ini harus dimasukkan evaluasi

kemajuan belajar siswa yang dapat dikerjakan secara on-line. Guru dapat memeriksa dan

memberikan penilaian secara on-line juga. Pekerjaan siswa dan nilainya hanya dapat dilihat

oleh siswa dan gurunya saja. Siswa lain tidak dapat mengetahui hasil tes tersebut. Dengan

perkataan lain kerahasiaan hasil tes itu terjaga dengan baik.

B. Pemikiran Belajar Organisasi

Faktor yang berperan pentingnya belajar organisasi.

lingkungan turbulensi

Sejak tahun 1960-an, lingkungan operasi dari banyak perusahaan telah menjadi semakin

bergolak, sebagai akibat dari perubahan yang berhubungan dengan tekanan untuk

menurunkan biaya dan meningkatkan keuntungan dan munculnya teknologi baru, pesaing

baru dan pilihan baru. Dihadapkan dengan lingkungan ini, sangat menarik untuk

membayangkan perusahaan sebagai makhluk hidup, yang belajar dan beradaptasi dengan

cepat.

pengetahuan sebagai sumber utama

Keberhasilan perusahaan semakin tergantung pada kapasitas untuk memperluas pengetahuan

dan menerapkannya secara efektif. Pada bagian ini , hasil transisi semakin penting dari

industri pelayanan dan informasi penurunan produksi di negara-negara seperti Usa, Inggris

dan Austraia. Tetapi bahkan dalam manufaktur itu sendiri ada peningkatan kesadaran bahwa

sebagian besar karyawan-yang terlibat dalam bidang seperti penjualan, pemasaran dan

pembelian-terutama terlibat dalam pekerjaan layanan di mana pengetahuan adalah sumber

daya utama mereka

Organisasi sebagai sistem yang kompleks

Suatu perusahaan merupakan sistem yang kompleks dalam kegiatan di sebuah salah satu

daerah yang sering berpengaruh (dan dipengaruhi oleh) situasi di daerah lain. Seperti dibahas

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

7

di tempat lain (ford 1991; field 1995) perusahaan yang sukses adalah mereka yang

mengintegrasikan hubungan karyawan, organisasi kerja, keterampilan, teknologi dan

informasi,. Banyak manajer dan karyawan perlu pemahaman yang baik tentang apa yang

terjadi di tempat lain dalam organisasi dan lingkungannya dan belajar adalah proses dimana

pemahaman ini diperoleh.

Mengurangi jangaka waktu

Untuk akses emerging market, perusahaan semakin harus mengembangkan kompetensi

mereka dan melakukan hal-hal lebih cepat. Usaha harus mengintegrasikan software baru dan

hadware, dan mengambil keuntungan dari produk baru, layanan dan kondisi pasar. Dalam

katalis utama untuk mengurangi jangka waktu dalam beberapa tahun terakhir dengan jaringan

komputasi dan internet. Sampai saat ini, keuntungan utama dari internet tampaknya tidak

begitu banyak mendorong jenis baru dari bisnis, seperti di jalur pembisnis kecil, seperti

meningkatkan kecepatan dan efisiensi bisnis yang ada. Ada korelasi langsung antara

kebutuhan perusahaan untuk mempercepat akuisisi pengetahuan dan aplikasi, dan keinginan

untuk meningkatkan pembelajaran organisasi.

Kelemahan Dalam Dasar Konseptual Pembelajaran Organisasi

Sementara banyak organisasi yang mengalami jenis perubahan saja, dalam sebagian besar

keadaan mereka tidak benar-benar terlibat dalam pembelajaran oganisational. Namun, penulis

pada pembelajaran organisasi sering gagal untuk membedakan antara (a) Belajar dari

kelompok manajer atau kelompok organisasi lainnya dan (b) Belajar dengan organisasi secara

keseluruhan. Hal ini mengaburkan hasil dari kebingungan konseptual dan resporting selektif

dalam literatur pada khususnya:

istilah organisasi dan pembelajaran yang sering digunakan dalam cara yang tidak jelas

dan membingungkan.

Literatur organisasi hampir secara eksklusif berkaitan dengan belajar yang

berhubungan dengan kepentingan teknis dan ekonomis.

Organisasi umumnya dianggap kesatuan, yang berarti bahwa mereka merupakan

kelompok kepentingan tunggal.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

8

Minat Politik Dan Pembelajaran Organisasi

Sifat dari minat politik

Pada titik ini saya ingin menjauh dari mengkritisi literatur pembelajaran organisasi dan

menyarankan cara berpikir tentang belajar di dalam dan oleh organisasi yang lebih baik

kesepakatan dengan realitas. Fokus di sini adalah pada belajar yang berhubungan dengan

kepentingan politik kepentingan ontologi.

Saya ingin menekankan bahwa garis pemikiran disajikan di sini tidak menimbulkan dari

setiap perpspective teoritis tertentu melainkan tumbuh dari pengalaman bekerja sebagai

peneliti konsultan di perusahaan Australia selama bertahun-tahun, observasi dan wawancara.

dari pengalaman ini tampaknya bahwa belajar itu umumnya dipicu oleh hal-hal seperti

organisasi kerja kedatangan manajer senior baru mampu menarik pengalaman di perusahaan

lain atau budaya, shock atau trauma yang berhubungan dengan acara-acara seperti kehilangan

pekerjaan dan penutupan situs dan pengungkapan finacial informasi yang menciptakan

ketidakpastian atau provokasi. Karena belajar seperti ini tidak dicakup oleh rekening utama

dari pembelajaran organisasi. saya mulai mencari wawasan yang konsisten dengan apa yang

saya amati.

Minat Ontologis Dan Pembelajaran Organisasi

Sifat minat ontogical

The literatur psikoanalisis memiliki banyak untuk mengatakan tentang upaya untuk

mempertahankan rasa yang keamanan dan kesinambungan dalam menghadapi ancaman

inernal dan eksternal. Saya akan lihat sebagai pentingnya ontologis pada Laing’ 69.

sedangkan literatur psycoanalytical terutama berkaitan dengan individu itu juga mengandung

bukti cukup bahwa goups dengan kepentingan bersama memiliki kecenderungan untuk Bukti

sadar menjaga dan melindungi diri.

Hal Penting Dan Tingkat Pembelajaran Untuk Kepentingan Organisasi

telah diilustrasikan dua hal penting tentang apa yang disebut pembelajaran organisasi

pertama,belajar organisasi berada pada tingkat kepentingan bersama. pembelajaran yang

kedua tidak terbatas pada situasi di mana kepentingan rakyat sejajar dengan kepentingan

teknis ekonomi perusahaan. memang banyak belajar dari hasil tekanan dan tidak kompatibel

antara kepentingan ekonomis dari perusahaan dan kepentingan anggota organisasi.

Ketegangan ini dan digambarkan oleh panah doble dalam gambar di bawah ini seperti yang

saya telah mencoba untuk menunjukkan, literatur pembelajaran organisasi ke tingkat lebih

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

9

dalam politik dan ontologis berbayang cenderung diabaikan atau aktif menentang.

Kecenderungan untuk mengabaikan atau secara aktif menentang belajar yang terkait dengan

kepentingan politik dan ontologis sangat relevan dengan konsultan yang terlibat di daerah

seperti SDM dan perubahan organisasi. Meskipun ada banyak cara di mana manajer dapat

dan melakukan dukungan belajar yang berhubungan dengan tecnical-ekonomi dengan

menjaga kondisi pada faktor-faktor seperti umpan balik, peluang untuk retensi dialog,

pembentukan kelompok, refleksi kritis dan informasi - mereka mungkin enggan untuk

menggunakan pendekatan yang sama untuk mendukung pembelajaran yang terkait dengan

kepentingan politik ontologis.

Dalam pekerjaan konsultasi saya sendiri ada telah sering tekanan untuk membatasi fokus ke

tingkat teknis-ekonomis dan untuk menghindari menganalisis atau intervensi di tingkat

politik dan ontologis. Dengan demikian manajer, SMD dan konsultan tanpak harus (a)

menciptakan kondisi yang diperlukan untuk mendukung belajar yang berhubungan dengan

kepentingan teknis-ekonomi dan (b) meredam bawah belajar di tingkat politik dan ontologis

yang bisa memperkuat kepentingan kelompok dan melemahkan posisi ekonomi yang

dominan tekn

Pelayanan Terhadap Belajar Di Tingkat Teknis-Ekonomi, Politik Dan Ontologi

Tingkat belajar

1. Teknis ekonomi

The ontological interest

kepentingan dalam menjaga keamanan

dan kontinuitas serta melindungi

terhadap ancaman

The political interest

kepentingan dalam faktor seperti

mencapai ekuitas, keuntungan

kelompok, penghargaan dan pengakuan,

peran dan pengaruh

The technical interest

The economic interest

Technical economic

level of learning

Political level of

learning

Ontological level of

learning

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

10

Contoh: belajar untuk meningkatkan hubungan pasokan, desain produk, peralatan, proses dan

perangkat lunak

Tipikal sikap manajemen : dorongan, setidaknya pada tingkat retorika manajer informasi juga

cenderung untuk mendorong dalam praktek

Cakupan yang khas dalam literatur pembelajaran organisatonal: secara luas dibahas dalam

literatur

2. Politik

Contoh : Belajar tentang kondisi manusia, tentang aspek pluralis (majemuk) kerja, tentang

mendapatkan orang untuk melakukan, tentang pengelolaan informasi, dan tentang

meminimalkan kendala,

Tipikal sikap manajemen : Manajer mendorong pembelajaran yang melindungi posisi

mereka, meskipun pendekatan mereka mungkin beberapa tidak terkoordinasi. Mereka aktif

Mencegah belajar yang mungkin meningkatkan posisi kelompok-kelompok kepentingan

bersama

Cakupan yang khas dalam literatur pembelajaran organisatonal: Jarang dibahas dalam

literatur, kecuali sebagai iringan untuk tingkat pembelajaran teknik ekonomi. pembelajaran

organisasional oleh kelompok seperti serikat, yang kepentingannya mungkin berbeda dengan

managerment, umumnya diabaikan.

3. Ontologi

Contoh : Belajar untuk melindungi kepentingan kelompok dari ancaman, dan tentang dampak

dari uang dan kekuasaan pada kehidupan karyawan

Tipikal sikap manajemen : manajemen mengabaikan atau secara aktif menentang belajar

kelompok kepentingan bersama pada tingkat ontologis

Cakupan yang khas dalam literatur pembelajaran organisatonal: Tingkat pembelajaran

organisasi tidak mengakui dalam literatur

Leves of

learning Example

Tipycal management

stance

Typical coverage in

the organisatonal

learning literature

Technical

economic

learning to improve supply

relationships , product

design, equipment,

proceesses and sofware

encouragement, at

least at the level of

rhetoric informed

managers are also

likely to encourage in

practice

Extensively covered in

the literature

Political

Learning about the human

condition, about pluralist

Managers encourage

learning that protects

Rarely covered in the

literature , except as

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

11

aspects of work, about getting people to perform,

about managing information,

and about minimising

constraint,

their positon, although their

approach may be

some what

uncoordinated. They

actively discourage

learning that might

enhance the position

of other shared

interest groups

an accompaniment to techincal-economic-

level-learning .

organisational

learning by group

such as unions, whose

interests may be at

variance with

managerment , is

generally ignored.

Ontologi

Learning to protect group

interests from threat, and

about the impacts of money

and power on employees

lives

Management ignores

or actively opposes

shared interest group

learning at the

ontological level

This level of

organisational

learning is not

knowledged in the

literature

C. Workplace Learning

Workplace learning sering dicirikan, dikonsepkan dan dipromosikan sebagai metode yang

menguntungkan (atau setidaknya berpotensi) bagi pengusaha dan karyawan dan Negara.

Misalnya dari beberapa ahli menyebutkan :

- menjanjikan peningkatan kinerja dan produktivitas (Ashton & Sung, 2002)

-menciptakan peluang bagi pengembangan dan profesionalitas pribadi dan pemenuhan diri

(Matthews, 1999)

- Berpotensi memfasilitasi pergerakan menuju masyarakat yang setara dan inklusif secara

sosial di mana akan ada pekerjaan yang lebih terampil, berpengetahuan dan fleksibel (Senge,

1991)

Definisi

Boud dan Garrick (1999) “Tempat kerja telah menjadi tempat belajar yang berhubungan

dengan dua tujuan yang cukup berbeda. Yang pertama adalah pengembangan perusahaan

melalui kontribusi terhadap produksi, efektivitas dan inovasi. Yang kedua adalah

pembangunan individu melalui kontribusi terhadap pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan untuk melanjutkan pembelajaran mereka sendiri baik sebagai karyawan dan

warga negara dalam masyarakat yang lebih luas”

Candy and Matthews (1998) “Datang dari berbagai bidang studi (pendidikan orang dewasa,

pendidikan tinggi, antropologi budaya, teori organisasi, 5 inovasi penelitian, ekonomi

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

12

industri, studi manajemen, pendidikan kejuruan, dll), berbagai teori perspektif (behaviorisme,

interpretivisme dan kritis Teori), sudut pandang yang berbeda (manajer, pelajar / pekerja,

praktisi pembangunan), berbagai konteks atau lingkungan (manufaktur / produksi berbasis

industri, pengetahuan-atau layanan berbasis organisasi, sektor publik, universitas, praktek

profesional dll), dan menggunakan metodologi semua yg ada (dari survei dan wawancara,

untuk catatan harian dan observasi partisipatif) mereka menghasilkan berbagai macam dan

model”

Stevens et al (2001) “kegiatan pada umumnya tercakup dalam "training", jauh dari pekerjaan,

formal, pengalaman belajar, umumnya disampaikan oleh pelatih profesional dan ...

"pembelajaran informal" pada atau dekat dengan pekerjaan, melalui pengalaman”

Dari tiga penjelasan para ahli tersebut maka Workplace learning dapat mencakup tiga tema.

Tema-tema ini dapat diringkas sebagai berikut:

• Pendekatan untuk belajar

• Pembelajaran Formal / informal

• Struktur organisasi dan keterlibatan individu dalam pelajaran di tempat kerja, dan hubungan

struktur / lembaga

Pendekatan Untuk belajar

Teori dan pendekatan yang menunjukkan fitur ini cenderung luas, dipengaruhi oleh disiplin

psikologi kognitif dan behavioris. Contohnya “karya yang sangat berpengaruh di Schön

(1983) dan Argyris dan Schön (1978)” Argyris dan Schön mengidentifikasi proses

'pembelajaran fase tunggal' di mana pelajar bereaksi dan menyesuaikan dengan keadaan

berkaitan dengan asumsi dan pemahaman. dan bentuk yang lebih kompleks 'pembelajaran

fase ganda', di mana seluruh perubahan keadaan pelajar dibangun berdasarkan kondisi

sebelum belajar cara-cara yang dapat menantang atau bergerak di luar sistem keyakinan dan

pemahaman. Schön (1983). Schön melanjutkan dari karyanya untuk

menyelidiki 'reflektif praktek' di mana ia berpendapat bahwa pengetahuan dikembangkan dan

berubah dalam mode melingkar (fase) melalui praktek dan tindakan para pelajar dan

melalui refleksi batin mereka pada praktek-praktek dan tindakan. Fokus

ditempatkan pada akuisisi pengetahuan individu dan perhatian analitik terutama bagaimana

berbagai faktor kognitif dan afektif berkontribusi pada proses pembelajaran

Pembelajaran Formal / informal

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

13

Belajar formal didefinisikan sebagai pembelajaran terstruktur yang terjadi 'off-the-job' dan di

luar lingkungan kerja, biasanya dalam kelas berbasis pengaturan pendidikan formal (Marsick

dan Watkins, 1990; 2001). Eraut (2000) menguraikan belajar formal memiliki karakteristik

sebagai berikut:

1. kerangka pembelajaran ditentukan

2. acara pembelajaran terorganisir atau paket

3. adanya seorang guru atau pelatih yang ditunjuk

4. penghargaan dari sebuah kualifikasi atau kredit

5. spesifikasi eksternal dari hasil akhir

Dalam 'pembelajaran informal' bisa dikonsepkan sesuai dengan empat prinsip:

• Konteks: pembelajaran yang terjadi di luar pengaturan kelas formal

• Pembelajaran yang disengaja / insidental

• praktek dan penilaian

• belajar melalui 'duduk di sebelah Pemelajar', mentoring, tim kerja

D. Pendidikan Kejuruan Dan Pelatihan

Pengertian Pendidikan Kejuruan

Banyak kontroversi tentang pengertian pendidikan kejuruan, semula pendidikan kejuruan

didefinisikan sebagai “vocational educational is simply training for skills, training the hands”

(Vocational Instructional Service, 1989). Pendidikan kejuruan merupakan latihan sederhana

untuk menguasai suatu keterampilan, yaitu keterampilan tangan. Pada abad kesembilan belas

dimunculkan konsep baru tentang pendidikan kejuruan, yaitu dengan dimasukkannya

pendidikan kejuruan ke dalam pemberdayaan profesional, seperti halnya hukum, profesi

keinsinyuran, kedokteran, keperawatan dan profesional lainnya.

Schippers (1994), mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan non

akademis yang berorientasi pada praktek-praktek dalam bidang pertukangan, bisnis, industri,

pertanian, transportasi, pelayanan jasa, dan sebagainya. Dalam Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan

kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk

bekerja dalam bidang tertentu.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

14

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan, melatih

manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia

kerja (industri), sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya. Selanjutnya

Calhoun (1982:22) mengemukakan :

Vocational education is concerned with preparing people for work and with improving the

training potential of the labor force. It covers any forms of education, training, or retraining

designed to prepare people to enter or to continue in employment in a recognized occupation.

Memahami pendapat di atas dapat diketahui bahwa pendidikan kejuruan berhubungan dengan

mempersiapkan seseorang untuk bekerja dan dengan memperbaiki pelatihan potensi tenaga

kerja. Hal ini meliputi berbagai bentuk pendidikan, pelatihan, atau pelatihan lebih lanjut yang

dibentuk untuk mempersiapkan seseorang untuk memasuki atau melanjutkan pekerjaan

dalam suatu jabatan yang sah. Dapat dikatakan pendidikan kejuruan (SMK) adalah bagian

dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki

keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan

mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan

perkembangan teknologi. Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada siswa

pentingnya penguasaan pengetahuan dan teknologi, keterampilan bekerja, sikap mandiri,

efektif dan efisien dan pentingnya keinginan sukses dalam karirnya sepanjang hayat. Dengan

kesungguhan dalam mengikuti pendidikan kejuruan maka para lulusan kelak dapat menjadi

manusia yang bermartabat dan mandiri serta menjadi warga negara yang mampu membayar

pajak.

Pendidikan SMK merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang diselenggarakan

sebagai lanjutan dari SMP/MTS :

Sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan dalam rangka memenuhi

kebutuhan/kesempatan kerja yang sedang dan akan berkembang pada daerah tersebut.

Lulusan SMK merupakan tenaga terdidik, terlatih, dan terampil.

Mampu mengikuti pendidikan lanjutan dan atau menyesuaikan dengan perubahan

teknologi.

Berdampak sebagai pendukung pertumbuhan industri (kecil atau besar).

Mengurangi angka pengangguran dan kriminalitas.

Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara melalui pajak penghasilan dan

pertambahan nilai.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

15

Tujuan Pendidikan Kejuruan

Prosser (1949), mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan akan lebih efektif jika mampu

merubah individu sesuai dengan perhatian, sifat dan tingkat intelegensinya pada tingkat

setinggi mungkin, artinya setelah melakukan pendidikan dan pelatihan (diklat) para peserta

latihan meningkat keterampilannya. Acuan keberhasilan suatu program pendidikan kejuruan

menurut pendapat Lesgold (1996), yaitu harus memperhatikan : (1) Sasaran produk haruslah

terdefinisi secara baik, akurat, dan jelas yang merupakan interaksi yang intens antara sekolah

dengan masyarakat, (2) perlengkapan (sarana dan prasarana) yang dibutuhkan untuk

mencapai yang telah ditetapkan haruslah mencukupi, sehingga merupakan unsur penjamin

bahwa sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara baik, (3) spesifikasi tim sukses atau

tim pelaksana program yang akan bertanggung jawab terhadap keberhasilan sasaran haruslah

lengkap dan jelas, (4) penelitian atau pengkajian terus menerus dan berkesinambungan agar

dapat diketahui, sehingga langkah perbaikan dan penanggulangan dapat ditetapkan segera.

Pada dasarnya pendidikan kejuruan menurut Indrajati Sidi (2003) berdasarkan kebutuhan

nyata pasar keja. Untuk dapat merealisasikan program ini maka peran serta dunia usaha dan

industri sangat diperlukan. Bahkan perlu mendudukkan mereka dalam posisi yang penting,

sehingga program kejuruan ditawarkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa sistem pendidikan kejuruan yang memberikan standar kompetensi nasional

yang baku. Standar kompetensi, standar kurikulum dan standar pengujian dimaksudkan untuk

menjamin bahwa sistem pendidikan kejuruan benar-benar memberikan kompetensi yang

telah dibutuhkan oleh industri. Oleh karenanya ukuran mutu tamatan pendidikan kejuruan

tidak hanya dilihat dari hasil Ujian Akhir Nasional., tetapi juga dari kompetensi yang dicapai.

Ketercapaian kompetensi dilihat dari keterampilan. Setiap keterampilan yang dicapai

diberikan sertifikat oleh lembaga yang berwenang seperti majelis pendidikan kejuruan

nasional (MPKN).

UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 15, menyatakan pendidikan menengah kejuruan bertujuan

untuk menyiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan

tersebut dapat dijabarkan lagi oleh Dikmenjur (2003) menjadi tujuan umum dan tujuan

khusus, sebagai berikut :

Tujuan umum, sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah kejuruan SMK bertujuan :

(1) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak, (2) meningkatkan

keimanan dan ketakwaan peserta didik, (3) menyiapkan peserta didik agar menjadi warga

negara yang mandiri dan bertanggung jawab, (4) menyiapkan peserta didik agar memahami

dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, dan (5) menyiapkan peserta didik

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

16

agar menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan

dan seni.

Tujuan khusus, SMK bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara

mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga

kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati, (2)

membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi dan

mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminati, dan (3)

membekali peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu

mengembangkan diri sendiri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Kompetensi lulusan pendidikan kejuruan sebagai subsistem dari sistem pendidikan nasional

menurut Depdikbud (2001) adalah : (1) penghasil tamatan yang memiliki keterampilan dan

penguasaan IPTEK dengan bidang dari tingkat keahlian yang sesuai dengan kebutuhan

pembangunan, (2) penghasil tamatan yang memiliki kemampuan produktif, penghasil sendiri,

mengubah status tamatan dari status beban menjadi aset bangsa yang mandiri, (3) penghasil

penggerak perkembangna industri Indonesia yang kompetitif menghadapi pasar global, (4)

penghasil tamatan dan sikap mental yang kuat untuk dapat mengembangkan dirinya secara

berkelanjutan. Dikmenjur (2000) mengatakan bahwa hasil kerja pendidikan harus mampu

menjadi pembeda dari segi unjuk kerja, produktifitas, dan kualitas hasil kerja dibandingkan

dengan tenaga kerja tanpa pendidikan kejuruan.

Jadi pendidikan kejuruan adalah suatu lembaga yang melaksanakan proses pembelajaran

keahlian tertentu beserta evaluasi berbasis kompetensi, yang mempersiapkan siswa menjadi

tenaga kerja setingkat teknisi.

Definisi Pelatihan

Menurut Mathis (2002), Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai

kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini

terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun

luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang spesifik

dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini.

Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan, dengan

pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu

untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di

masa mendatang.

Sedangkan Payaman Simanjuntak (2005) mendefinisikan pelatihan merupakan bagian dari

investasi SDM (human investment) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja,

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

17

dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan biasanya dilakukan dengan

kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif

pendek, untuk membekali seseorang dengan keterampilan kerja.

Pelatihan didefinisikan oleh Ivancevich sebagai “usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai

dalam pekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera”.

Selanjutnya, sehubungan dengan definisinya tersebut, Ivancevich (2008) mengemukakan

sejumlah butir penting yang diuraikan di bawah ini: Pelatihan (training) adalah “sebuah

proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja seorang/sekelompok pegawai dalam usaha

meningkatkan kinerja organisasi”. Pelatihan terkait dengan keterampilan dan kemampuan

yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pelatihan berorientasi ke masa

sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan kemampuan

(kompetensi) yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya.

Pelatihan menurut Gary Dessler (2009) adalah Proses mengajarkan karyawan baru atau yang

ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan

mereka”. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya

manusia dalam dunia kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu

mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan

lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.

Tujuan Pelatihan

Tujuan umum pelatihan sebagai berikut : (1) untuk mengembangkan keahlian, sehingga

pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif, (2) untuk mengembangkan

pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, dan (3) untuk

mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman

pegawai dan dengan manajemen (pimpinan).

Sedangkan komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh Mangkunegara

(2005) terdiri dari :

Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat di ukur

Para pelatih (trainer) harus ahlinya yang berkualitas memadai (profesional)

Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak di

capai

Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang

ditentukan.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

18

Dalam pengembangan program pelatihan, agar pelatihan dapat bermanfaat dan mendatangkan

keuntungan diperlukan tahapan atau langkah-langkah yang sistematik. Secara umum ada tiga

tahap pada pelatihan yaitu tahap penilaian kebutuhan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap

evaluasi. Atau dengan istilah lain ada fase perencanaan pelatihan, fase pelaksanaan pelatihan

dan fase pasca pelatihan.

Mangkunegara (2005) menjelaskan bahwa tahapan-tahapan dalam pelatihan dan

pengembangan meliputi : (1) mengidentifikasi kebutuhan pelatihan / need assesment; (2)

menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan; (3) menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat

ukurnya; (4) menetapkan metode pelatihan; (5) mengadakan percobaan (try out) dan revisi;

dan (6) mengimplementasikan dan mengevaluasi.

Struktur organisasi dan keterlibatan individu dalam pelajaran di tempat kerja, dan

hubungan struktur / lembaga

Mereka telah memikirkan bagaimana struktur organisasi dan dalam konteks tempat kerja

merupakan tempat keterlibatan bagi peserta didik perorangan dan bersamaan, bagaimana

bentuk ini, memfasilitasi atau membatasi pembelajaran mereka di tempat kerja.

Ashton (2004) terutama membahas kurangnya perhatian yang telah diberikan struktur

organisasi dalam wacana pelajaran di tempat kerja. Dia berpendapat bahwa menghadiri untuk

struktur organisasi tidak hanya mengungkapkan bagaimana mereka membentuk dan

dampaknya setelah proses pembelajaran, tetapi juga menjelasan mengapa pekerja akan

mengembangkan dan memperoleh berbagai tingkat pengetahuan dan keterampilan di tempat

kerja.

Ini dapat diringkas sebagai berikut:

1. Penataan hubungan hirarkis

2. Desain pekerjaan, dan pergerakan karyawan

3. pengambilan kebijakan Organisasi mengenai pembelajaran dan nilai pentingnya

4. Kebijakan mengenai sistem pemberian penghargaan

E. Radical Adult Education And Learning

Definisi

Untuk memulai kita harus mengakui bahwa bidang pendidikan orang dewasa terus dibentuk

oleh lingkungan politik dan ekonomi yang lebih luas (untuk pembahasan yang lebih lengkap

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

19

lihat bab 8). seperti kita menganggap belajar orang dewasa dalam konteks abad ke-21, kita

dihadapkan dengan slogan-slogan seperti "ekonomi pengetahuan:, organisasi pembelajaran

dan". aset pengetahuan "keributan ini terjadi terhadap resiko arah ekonomi negara maju dari

tahun 1970-an dan yang terpolarisasi yang menjadi serangkaian dualisme: mereka dengan

teknologi dan uang dan mereka yang tidak, orang-orang yang memandang masyarakat

Amerika yang kompetitif sebagai tujuan mereka dan mereka yang pergi dalam ketakutan itu,

mereka yang memiliki banyak makanan, tempat berlindung dan air dan mereka yang tidak,

orang-orang dengan harapan dan putus asa, secara sosial disertakan dan dikecualikan.

Berbagai Bentuk Pembelajaran Tindakan Radikal

kalimat belajar tindakan radikal memperkuat gagasan bahwa semua tindakan melibatkan

belajar. seperti pendidikan orang dewasa lainnya, ini dapat mengambil beberapa bentuk:

belajar insidental, pembelajaran informal, pendidikan informal Pendidikandan formal.

belajar insidental terjadi selama tindakan. orang dalam proyek-proyek pengembangan

masyarakat belajar menulis pengiriman, melakukan penelitian sejarah, tun kantor, kampas

pendapat masyarakat, pemerintah mengembangkan sekolah dan lobi

pembelajaran informal terjadi ketika orang menyadari potensi untuk belajar dalam kegiatan

mereka dan kemudian membuat keputusan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman.

pendidikan informal diatur, meskipun tidak selalu dengan cara recognisably pendidikan. ini

pendidikan informal biasanya sangat paticipant diarahkan dan kadang-kadang satu off atau

sporadis.

pendidikan formal, sebaliknya, terstruktur proses yang terjadi di dalam isntituion atau

dirancang atau diakreditasi oleh badan statelegitimised.

Learning To Challenge Common Sense

Mezirow (1981,1991) mengacu pada analisis habemas jurgen dari generasi pengetahuan yang

menggambarkan tiga domain pembelajaran: instrumental, interpretif atau komunikatif dan

kritis atau emansipatoris

pembelajaran instrumental adalah belajar dalam rangka mengelola dan mengendalikan

mengelola lingkungan-untuk melakukan pekerjaan dan mencari nafkah, untuk membangun

hal-hal dan untuk mengelola orang-orang ketika kita mempertimbangkan orang-orang yang

fungsi dan bagian dari lingkungan fisik.

interpretiv belajar membantu kita memahami kondisi manusia. fokusnya adalah pada orang,

apa yang mereka dan bagaimana mereka berhubungan, pada interaksi simbolik, terhadap

masyarakat dan sejarah sosial.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

20

pembelajaran kritis membantu kita memahami asumsi psikologis dan budaya yang

membatasi cara kita melihat dunia dan pengaruh bahwa cara kita berpikir, merasa dan

bertindak.

pembelajaran tindakan radikal difokuskan pada tindakan kolektif purposive untuk menantang

kontrol sosial. karena kontrol sosial terjadi melalui campuran kompleks paksaan, berbagai

jenis otoritas kelembagaan dan berbagai upaya untuk mempengaruhi pemikiran orang,

pendidikan radikal yang efektif menggunakan campuran dari berbagai jenis belajar untuk

menantang dan mengubah kontrol sosial

Kesimpulan

pembelajaran dalam pendidikan radikal berbeda dari bentuk-bentuk lain dari tradisi

pendidikan orang dewasa. memiliki sejarah yang panjang, tidak ada prosedur kelembagaan

menghibur untuk jatuh kembali dan tidak ada jaminan bahwa pembelajaran dapat terkandung

dalam waktu yang ditetapkan dan terletak di tempat yang mengatur pra. pembelajaran terjadi

dalam bentuk yang berbeda dan saling terjalin dengan erat dengan tindakan. bagian dari peran

pendidik adalah untuk membantu peserta didik secara kolektif menganalisis dan bertindak

pada hubungan kekuasaan dan struktur sosial dan ekonomi yang membentuk hidup mereka.

hubungan antara pendidik dan peserta didik adalah kompleks. baik pendidik dan peserta didik

disajikan dengan dilema etika. sebagai aksi sosial radikal adalah tentang menantang kontrol

sosial dan mengubah hubungan kekuasaan yang mapan, akan ada saat-saat ketika pendidikan

radikal sama, aksi dapat memberikan pembelajaran bahwa exhilarates dan memerdekakan.

F. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah

Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah secara ringkas sebagai berikut:

1. Tugas perencanaan

Sesuai dengan hakekat interaktifnya pembelajaran berbasis masalah membutuhkan banyak

perencanaan sepeti halnya model pembelajaran yang terpusat pada siswa lainnya:

a) penetapan tujuan

Hendaknya difikirkan dahulu dengan matang tujuan yang hendak dicapai sehingga dapat

dikomunikasikan dengan jelas kepada siswa

b) merancang situasi masalah yang sesuai

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

21

Beberapa guru dalam pembelajaran berbasis masalah memberikan siswa keleluasaan dalam

memilih masalah untuk diselidiki karena cara ini dapat meningkatkan motivasi siswa.

Masalah sebaiknya otentik (berdasarkan pada pengalaman dunia nyata siswa), mengandung

teka-teki dan tidak memungkinkan kerjasama, bermakna bagi siswa dan konsisten dengan

tujuan kurikulum

c) organisasi sumber daya dan rencana logistik

Dalam pembelajaran berbasis masalah ini siswa dimungkinkan bekerja dengan berbagai

material dan peralatan, dan pelaksanaannya bias dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan

maupun di laboratorium, bahkan dapat pula dilakykuan di luar sekolah.

2. Tugas interaktif

a) orientasi siswa terhadap masalah

Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berbasis masalah tidak untuk

memperoleh masalah baru dalam jumlah besar, tetapi untuk melakukan penyelidikan

terhadap masalah yang penting dan untuk menjadi pembelajaran yang mandiri. Cara yang

baik untuk menyajikan masalah untuk sebuah pelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah

adalah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan yang dapat menimbulkan misteri

dan keinginan untuk memecahkan masalah

b) mengorganisasikan siswa untuk belajar

Diperlukan pengembangan keterampilan kerjasama di antara siswa dan saling membantu

untuk menyelidiki masalah Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari

berbagai sumber. Siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan

jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Siswa diajarkan menjadi

penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang

dihadapinya.

Guru mendorong siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa

diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang

dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Selama tahap penyelidikan guru member bantuan

yang dibutuhkan tanpa mengganggu siswa

Puncak proyek-proyek pembelajaran berbasis masalah adalah penciptaan dan

peragaan hasil karya seperti laporan, poster, model-model fisik. Tugas guru pada akhir

pembelajaran berbasis masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi

proses berpikir mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan

secara bersama. Berkenaan dengan hal ini siswa memerlukan bantuan guru untuk

merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

22

c) membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

Tujuan dan Hasil Belajar Pembelajaran Berbasis Masalah

Tujuan utama PBL ini menurut Hsiao (Martinis Yamin, 2011) adalah untuk mengarahkan

peserta didik mengembang kemampuan belajar kolaboratif, kemampuan berpikir dan strategi-

strategi belajarnya sehingga peserta didik bisa belajar dengan kemampuan sendiri tanpa

bantuan orang lain atau pembelajar (self-directed learning strategies) (Hsiao,1996).

Adapun tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:

1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah

Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi.

2. Pemodelan peranan orang dewasa.

Resnick (Ibrahim dan Nur, 2004) mengemukakan bahwa bentuk pembelajaran berbasis

masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas

mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas mental di luar

sekolah yang dapat dikembangkan adalah :

·PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.

·PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan

yang lain sehingga pebelajar secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut.

·PBL melibatkan pebelajar dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka

menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya

tentang fenomena itu.

3. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)

Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada pebelajar. Pebelajar harus dapat menentukan

sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, dibawah

bimbingan pembelajar (Barrows, 1996). Dengan bimbingan pembelajar yang secara

berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan mencari

penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, pebelajar belajar untuk

menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam kehidupan kelak (Ibrahim dan Nur,

2004).

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

23

G. Culture, Equity And Learning

Budaya konseptualisasi dan pembelajaran secara kritis memunculkan pertanyaan

penting tentang perbedaan akses peserta didik, partisipasi dan prestasi oleh anggota kelompok

budaya yang beragam. Pemeriksaan tersebut memfokuskan perhatian pada struktur

pendidikan orang dewasa dan mekanisme yang cermin struktur sosial yang lebih besar,

interaksi sosial di mana hubungan kekuasaan implisit membangun baik pendidik dan peserta

didik dewasa, dan ideologi yang membimbing struktur yang dominan, praktek dan

pemahaman. Pendekatan sosial budaya juga menandakan minat dalam memahami bentuk-

bentuk budaya kontekstual dari pendidikan orang dewasa, di mana makna diproduksi secara

lokal diciptakan oleh guru dan peserta didik melalui interaksi dalam konteks tertentu-(Sparks

2002a).

Makna Sistem

Karya Raymond Williams (1931), seorang ahli teori budaya dan pendidik dewasa dari kelas

pekerja Inggris, sangat membantu dalam memahami sifat kompleks dan dinamis dari budaya.

Dia mendefinisikan budaya 'sebagai sistem yang berarti di mana. Tatanan sosial

dikomunikasikan, direproduksi, dialami dan dieksplorasi '(1981:13). Terlibat dalam segala

bentuk kegiatan sosial, sistem ini menandakan adalah 'seluruh cara hidup' yang berbeda

(1981: 13) yang meliputi sistem kepercayaan tidak hanya, lembaga dan hubungan eksplisit

tapi pengalaman sosial, yang masih dalam proses. Seringkali pengalaman sosial bahkan tidak

diakui oleh individu karena dianggap sebagai pribadi atau istimewa, bahkan mungkin

mengisolasi, karena karakteristik mereka connecting dan muncul, ini struktur perasaan'

(Williams 1977:128) mendefinisikan interaksi, baik individu dan kelompok, dan segala

bentuk pemikiran dan menjadi bahwa pengaruh tertentu untuk dan dikontekstualisasikan

dalam kehidupan sehari-hari makna. Budaya sebagai cara seluruh hidup adalah pengaruh

yang menentukan dalam memutuskan apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan dalam

mengekspresikan diri, struktur perasaan mendikte apa yang dipelajari.

Makna budaya yang dibangun melalui interaksi dan apa Giddens panggilan skema

interpretatif, yang membentuk inti dari pengetahuan saling ¬ tepi dan mempertahankan 'apa

yang terjadi sebelumnya' dan 'apa yang akan terjadi selanjutnya' (1979: 84).

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

24

BUDAYA KURIKULUM: LIFE SKILLS TRAINING

Life skills training pada umumnya bagi banyak program bagi para pengangguran, dan untuk

kelompok dan individu yang menghadapi berbagai hambatan untuk mengakses tenaga kerja

dibayar, seperti ibu tunggal pada kesejahteraan. Berbagai definisi kecakapan hidup dapat

ditemukan, tetapi untuk tujuan ini they'are diskusi pemecahan masalah perilaku tepat dan

bertanggung jawab digunakan dalam pengelolaan urusan pribadi '(Saskatchewan Newstart

1982). Apa saja yang termasuk dalam bidang pemecahan masalah perilaku dan bagaimana

lappropri-makan 'dan' siapa bertanggung jawab kehidupan ','? Mana keterampilan? ',' Untuk

apa? Dalam konteks kesejahteraan untuk kerja kebijakan dan program, wacana kecakapan

hidup seringkali mencerminkan model defisit, di mana pelajar dewasa dianggap sebagai

kurang atau 'perlu diperbaiki. Dalam wacana pekerjaan di sektor teknologi tinggi,

keterampilan hidup atau 'soft skill' dianggap sebagai 'nilai tambah', pekerja harus memiliki

pengetahuan dan keahlian industri khusus mereka dan mereka juga perlu untuk

mengembangkan dan memperoleh komunikasi, tim- bangunan dan pemecahan masalah

keterampilan.

Analisis program kecakapan hidup telah menunjuk agenda perusahaan di tempat kerja

dalam bagaimana kecakapan hidup didefinisikan (Gaskell 1986, Griffith 1988):

"Kompleksitas individu penilaian ... dikurangi sini untuk satu set disepakati prosedur untuk

akting, prosedur yang menganggap pengusaha bunga adalah sama dengan siswa (Gaskell

1986: 435) Norma-norma maskulin dan kelas menengah putih beroperasi di program

kecakapan hidup juga telah diilustrasikan. Lukas (1995) berpendapat, kurikulum yang akan

digunakan oleh pendidik merupakan pusat operasi dan reproduksi hubungan kekuasaan sosial

/ budaya dalam institusi.

Bell hooks berpendapat bahwa 'kritik budaya dapat menjadi agen perubahan,

mendidik untuk kesadaran kritis dengan cara pembebas, hanya jika kita mulai dengan pola

pikir dan politik progresif yang secara fundamental anti-penjajah, yang meniadakan

imperialisme budaya dalam segala manifestasinya '(1994: 6). Pekerjaan kritis reflektif adalah

kerja keras karena memerlukan keterbukaan dalam bagaimana kita melakukan sesuatu, dan

bagaimana kita berpikir bukan hanya dunia kita tetapi dunia dan realitas dari semua siswa

kami. Melalui kerja keras, pendidikan orang dewasa dapat direkonstruksi untuk pembelajaran

yang adil.

Sebagai pendidik dewasa kita harus menjadi kritis mencerminkan bagaimana budaya

dikodekan dunia kita sendiri sudut pandangan dan bagaimana semua kebijakan, program dan

lembaga pendidikan dewasa mencerminkan dan mereproduksi pandangan dunia tertentu.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

25

Pendekatan ini menunjukkan bahwa mode reflektif 'dimulai dari pendekatan skeptis untuk

apa yang tampak sekilas dangkal sebagai replika bermasalah dari fungsi jalan realitas'

(Alvesson & Skoldberg 2000: 5). Salah satu respon potensial untuk peningkatan kesadaran

tentang hubungan antara budaya dan struktur dalam pendidikan orang dewasa adalah menjadi

bergerak. Untuk memperluas cakrawala kita kita perlu bergerak melampaui perasaan

bergerak dan mengambil tindakan, sementara itu mengakui bagaimana hubungan sosial kita

dan praktek yang dibentuk oleh kekuatan dan perbedaan. Seperti Young (1997: 59)

berpendapat: Dengan cara mempertanyakan keterbukaan UNCI, serta upaya untuk

mengekspresikan pengalaman dan nilai dari perspektif yang berbeda, orang-orang. kadang-

kadang memahami satu sama lain di seluruh perbedaan, bahkan ketika Ihey tidak

mengidentifikasi dengan masing-masing dialog other.Through tersebut yang mengakui

asimetri orang lain, apalagi, orang bisa memperbesar pemikiran mereka dalam setidaknya dua

cara. Asumsi mereka sendiri dan sudut pandang menjadi relativised bagi mereka sebagai

mereka ditetapkan dalam kaitannya dengan orang lain. Dengan belajar dari orang lain

bagaimana dunia dan hubungan kolektif mereka telah ditempa melalui interaksi melihat ke

mereka, apalagi, setiap orang dapat mengembangkan pemahaman diperbesar itu dunia dan

mereka hubungan yang tidak tersedia untuk salah satu dari mereka dari perspektif mereka

sendiri saja.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

26

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat kami simpulkan bahwa Inovasi dalam pembelajaran orang

dewasa yaitu meliputi : (1) Pendidikan Jarak Jauh, (2) Pemikiran Belajar Organisasi,

(3) Workplace Learning, (4) Pendidikan Kejuruan Dan Pelatihan, (5) Radical

Adult Education And Learning, (6) Pembelajaran Berbasis Masalah dan (7)

Culture, Equity And Learning. Dimana inovasi dalam pembelajaran orang dewasa

bertujuan untuk memberikan suatu gagasan atau pikiran yang baru tentang konsep

bagaimana pembelajaran orang dewasa sekarang ini.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - sumberrbelajar.files.wordpress.com · kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku sekolah. ... pada media, semakin besar

27

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/104405158/Problem-Based-Learning

http://alida-utami.blogspot.com/2011_12_01_archive.html

http://langitpena.wordpress.com/gudang-ilmu/model-pembelajaran-berbasis-masalah/