bab iv metode penelitian 4.1 desain penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/bab iv.pdfdesain penelitian...

13
51 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan model atau metode yang digunakan peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian. Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian (Creswel, 2014). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen semu (Quasi-Experimental). Desain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok intervensi dan kelompok kontrol (Nursalam, 2017). Dalam penelitian ini dibagi menjadi kedua kelompok yaitu kelompok perlakuan 1 yang akan diberikan air jahe dan kelompok perlakuan 2 yang akan diberian air kelapa. Kedua kelompok akan dilakukan pre-test dan post-test. Kelompok perlakuan 1 akan diberikan air jahe 2x sehari selama 3 hari pada pagi dan sore hari sedangkan untuk kelompok perlakuan 2 akan diberikan air kelapa 2x sehari selama 3 hari pada pagi dan sore hari. Tabel 4.1 Rancangan Penelitian Eksperimen Semu (Quasi-Experimental) Subjek Pre Perlakuan Post K-A O1 P1 O2 K-B O 1 P2 O2 Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3 Keterangan Tabel : K-A : Subyek kelompok perlakuan 1 (Air jahe) K-B : Subyek kelompok perlakuan 2 (Air kelapa) O1 : Pengkajian nyeri haid sebelum intervensi P1 : Pemberian air jahe P2 : Pemberian air kelapa O2 : Pengkajian nyeri haid setelah intervensi

Upload: others

Post on 14-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

51

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan model atau metode yang digunakan peneliti

untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian.

Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian (Creswel,

2014). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen semu

(Quasi-Experimental). Desain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini

berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan

kelompok intervensi dan kelompok kontrol (Nursalam, 2017). Dalam penelitian ini

dibagi menjadi kedua kelompok yaitu kelompok perlakuan 1 yang akan diberikan air

jahe dan kelompok perlakuan 2 yang akan diberian air kelapa. Kedua kelompok akan

dilakukan pre-test dan post-test. Kelompok perlakuan 1 akan diberikan air jahe 2x sehari

selama 3 hari pada pagi dan sore hari sedangkan untuk kelompok perlakuan 2 akan

diberikan air kelapa 2x sehari selama 3 hari pada pagi dan sore hari.

Tabel 4.1 Rancangan Penelitian Eksperimen Semu (Quasi-Experimental)

Subjek Pre Perlakuan Post

K-A O1 P1 O2

K-B O 1 P2 O2

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan Tabel :

K-A : Subyek kelompok perlakuan 1 (Air jahe)

K-B : Subyek kelompok perlakuan 2 (Air kelapa)

O1 : Pengkajian nyeri haid sebelum intervensi

P1 : Pemberian air jahe

P2 : Pemberian air kelapa

O2 : Pengkajian nyeri haid setelah intervensi

Page 2: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

52

4.2 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian adalah langkah-langkah dalam aktifitas kelompok ilmiah,

dimulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya yaitu kegiatan dari awal

penelitian yang akan dilakukan (Suryawan, 2014).

Populasi : Mahasiswi PSIK UMM yang mengalami nyeri haid

Sampling : Quota Sampling

Sampel : 22 orang mahasiswi yang mengalami nyeri haid

Kelompok 1 (n1 = 11) Kelompok 2 (n2 = 11)

Pre-test : pengukuran skala nyeri haid sebelum diberikan intervensi

Pre-test : pengukuran skala nyeri haid sebelum diberikan intervensi

Kelompok perlakuan 1 diberikan intervensi air jahe sebanyak 200ml pada pagi dan sore hari

selama 3 hari pertama menstruasi

Kelompok perlakuan 2 diberikan intervensi air kelapa sebanyak 200cc pada pagi dan sore selama

3 hari pertama menstruasi

Post-test : pengukuran kembali skala nyeri haid sesudah diberikan intervensi air jahe

Post-test : pengukuran kembali skala nyeri haid sesudah diberikan intervensi air kelapa

Analisa data : Independent t-test

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian

4.3 Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan dari penelitian tersebut (Sugiyono, 2016)

Page 3: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

53

sedangkan menurut Nursalam (2017), populasi dalam penelitian yaitu subjek misalnya

manusia atau klien yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti.

Populasi terbagi menjadi dua yaiu populasi target dan populasi terjangkau (accessible

population), populasi target yaitu populasi yang memenuhi kriteria sampling dan

menjadi sasaran akhir penelitian sedangkan populasi terjangkau (accessible population)

yaitu populasi yang memenuhi kriteria penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh

peneliti dari kelompoknya (Nursalam 2017). Dalam penelitian ini mengambil populasi

yaitu mahasiswi PSIK UMM yang berusia 18-24 tahun dan mengalami nyeri haid.

4.3.2 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2016).

Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel,

agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek

penelitian (Sastroasmoro & Ismail, 1995; Nursalam 2008, dalam Nursalam 2017).

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Quota sampling yang merupakan

bagian dari nonprobability sampling. Quota sampling adalah teknik pengambilan sampel

dengan cara menetapkan jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam

pengambilan sampel dari populasi (khususnya yang tidak terhingga atau tidak jelas),

kemudian dengan patokan jumlah tersebut peneliti mengambil sampel secara

sembarang asal memenuhi persyaratan sebagai sampel dari populasi tersebut.

4.3.3 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2016). Tujuan ditentukannya sampel dalam penelitian yaitu untuk

mempelajari karakteristik suatu populasi, karena tidak dimungkinkannya peneliti

melakukan penelitian pada semua populasi, terdapat kriteria sampel yang meliputi

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut digunakan untuk

Page 4: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

54

menentukan dapat tidaknya dijadikan sampel sekaligus untuk membatasi hal-hal yang

akan diteliti (Hidayat, 2010). Nursalam (2017) berpendapat bahwa sampel terdiri atas

bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui

sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 22 responden yang akan dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok 1 (n1) yang akan diberikan air jahe sebanyak

200ml pada pagi dan sore hari selama 3 hari dan kelompok 2 (n2) yang akan

diberikan air kelapa sebanyak 200cc pada pagi dan sore hari selama 3 hari.

Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini dihitung dengan

menggunakan rumus minimal sampel untuk koefisien kolerasi (r) :

𝑛1 = 𝑛2 = (𝑧𝛼 +𝑧𝛽 )

0,5 𝐼𝑛(1+𝑟1)/(1−𝑟1)−𝐼𝑛(1+𝑟2)/(1−𝑟2)

2

+ 3

𝑛1 = 𝑛2 = (1,96+0,842)

0,5 𝐼𝑛(1+0,5)/(1−0,5)− 𝐼𝑛(1+0,5)/(1−0,5

2

+ 3

𝑛1 = 𝑛2 = 2,802

0,5 𝐼𝑛 3 −𝐼𝑛 (3)

2

+ 3

𝑛1 = 𝑛2 = 2,802 2 + 3

𝑛1 = 𝑛2 = 10,85 / dibulatkan menjadi 11

Keterangan :

𝑛1 dan n2 : Besar sampel minimal

zα : Ketetapan (1,96)

zβ : Ketetapan (0,842)

r1 dan r2 : Nilai koefisien kolerasi (0,5)

Sehingga jumlah responden pada kelompok perlakuan 1 (n1) sebanyak 11

orang dan kelompok perlakuan 2 (n2) sebanyak 11 orang. Jadi total keseluruhan

sampel dalam penelitian ini berjumlah 22 orang (Sastroasmoro & Ismael, 2014).

Dengan kriteria insklusi dan eksklusi sebagai berikut :

Page 5: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

55

a. Kriteria inklusi

- Mahasiswi berusia 18-24 tahun

- Mahasiswi yang belum menikah

- Masa menstruasi minimal 5-6 hari

b. Kriteria eksklusi

- Mengkonsumsi obat anti nyeri

- Mengkonsumsi jamu ataupun minuman herbal lainnya

4.4 Varibel penelitian

Variabel adalah karakteristik yang memberikan nilai berbeda terhadap sesuatu

(benda, manusia, dan lain-lain) (Soeparto, Putra, & Haryanto, 2000 dalam Nursalam,

2017). Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan

sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran ataupun manipulasi suatu penlitian

(Nursalam 2017). Jenis variabel diklasifikan menjadi bermacam-macam tipe untuk

menjelaskan penggunaannya dalam penelitian meliputi variabel independen dan

variabel dependen.

4.4.1 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi variabel lain. Variabel independen biasanya di manipulasi, di amati, di

ukur untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap variabel lainnya

(Nursalam 2017). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian air jahe

dan air kelapa.

4.4.2 Variabel dependen

Variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi

nilainya ditentukan oleh variabel lain. Dalam ilmu perilaku, variabel dependen adalah

Page 6: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

56

aspek tingkah laku yang diamati dari suatu organisme yang dikenai stimulus dengan

kata lain variabel dependen adalah faktor yang diamati dan di ukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas atau variabel

independen (Nursalam, 2017). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nyeri

haid.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud atau yang berkaitan dengan apa yang diukur oleh variabel yang berkaitan.

Tabel 4.2 Definisi Operasional Pemberian air jahe dan air kelapa

No Variabel Definisi

Operasional Indikator Skala Alat Ukur

Hasil Ukur

1. Variabel

Independen:

Pemberian air

jahe dan air

kelapa

Metode terapi

nonfarmakologis dengan

mengkonsumsi air jahe

dan air kelapa. Intervensi

dilakukan pada kelompok

1 dengan menggunakan

jahe sebanyak 15gr dan

pemberian air jahe

sebanyak 200ml pada

pagi dan sore hari selama

3 hari dan kelompok 2

dengan pemberian air

kelapa 200cc pada pagi

dan sore hari selama 3

hari

1. Air jahe

sebanyak

200ml yang

diberikan

selama 3 hari

pertama

menstruasi

2. Air kelapa

sebanyak

200ml yang

diberikan

selama 3 hari

pertama

menstruasi

Lembar

observasi yang

terdiri dari

komponen:

nama, usia,

alamat, nomor

responden

2. Variabel

Dependen:

Nyeri haid

Nyeri haid merupakan

nyeri yang dirasakan

selama menstruasi dan

merupakan keluhan

ginekologis akibat

ketidakseimbangan

hormon prostaglandin

dalam darah

Skala nyeri haid

pre-test

Rasio Pengukuran

skala nyeri

haid :

1. Lembar

observasi

2. Skala nyeri

numerik

Skala nyeri

haid 0-10

Page 7: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

57

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu pengumpulan data akan dilakukan selama seminggu yang akan di

mulai sekitar bulan Desember 2018-Januari 2019 yang bertempat di sekitar daerah

Sumbersari, Kota Malang.

4.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data pada waktu penelitian (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, alat ukur nyeri haid yang

berupa skala nyeri numerik (Numeral Rating Scale) dan bahan penelitian seperti jahe, air

kelapa muda, gula aren, gula merah, air putih dan gelas.

4.8 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini intervensi yang diberikan pada kelompok perlakuan 1

yaitu pemberian air jahe dan kelompok perlakuan 2 yaitu pemberian air kelapa.

1. Peneliti mengidentifikasi mahasiswi PSIK yang berumur 18-24 tahun yang

mengalami nyeri haid, kemudian mengidentifikasi nyeri haid yang mereka

rasakan.

2. Peneliti melakukan pendekatan pada responden tersebut dan menjelaskan

tujuan dan maksud dari penelitian yang dilakukan kemudian memberikan

surat ketersediaan mereka menjadi responden (Informed Consent).

3. Peneliti dan responden melakukan kontrak waktu dan tempat untuk

dilakukannya intervensi penelitian.

4. Peneliti membagi responden dalam kedua kelompok yaitu kelompok

perlakuan 1 yang diberikan air jahe dan kelompok perlakuan 2 yang diberikan

air kelapa.

Page 8: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

58

5. Hari pertama penelitian, peneliti mengidentifikasi atau melakukan pengukuran

skala nyeri haid yang dirasakan responden dengan menggunakan skala nyeri

numerik (Numeral Rating Scale) kemudian dicatat di lembar observasi sebagai

tahap pre-test. Setelah itu peneliti memberikan intervensi kepada responden

sesuai kelompok yang dibagikan yaitu kelompok perlakuan 1 diberikan air

jahe sebanyak 200ml pada pagi dan sore hair selama 3 hari pertama

menstruasi, sedangkan untuk kelompok perlakuan 2 diberikan air kelapa

sebanyak 200cc yang diminum pada pagi dan sore hari selama 3 hari pertama

masa menstruasi.

6. Setelah pemberian intervensi, peneliti kembali mengidentifikasi atau

melakukan pengukuran skala nyeri haid yang dirasakan oleh mahasiswi

dengan menggunakan skala nyeri numerik (Numeral Rating Scale) yang

kemudian dicatat dilembar observasi sebagai tahap post-test. Identifikasi atau

pengukuran skala nyeri haid setelah diberikan intervensi (post-test) dilakukan

setelah pemberian intevensi selama 3 hari pertama masa menstruasi.

4.8.1 Teknik Pengumpulan Data

A. Tahap Persiapan

1. Peneliti melakukan observasi kepada mahasiswi dengan cara mendatangi

para responden dan kemudian memberikan penjelasan dan tujuan dari

penelitian dilakukan oleh peneliti, setelah itu peneliti memberikan

kuesioner kepada responden dan memilih responden berdasarkan kriteria

inklusi.

2. Apabila responden sudah memahami tujuan dari penelitian dan memenuhi

kriteria inklusi responden diberikan informed consent apabila bersedia

menjadi responden dan mengikuti penelitian.

Page 9: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

59

3. Setelah pengisian informed consent dilanjutkan pengisian lembar observasi

yang meliputi nama, usia, alamat dan nomor responden dan skala nyeri

haid.

4. Peneliti juga menjelaskan kepada responden bahwa responden dibagi

menjadi 2 kelompok yang pada kelompok 1 diberikan air jahe dan pada

kelompok 2 diberikan air kelapa sebanyak 200ml selama 3 hari pertama

menstruasi

5. Peneliti dengan responden melakukan kontrak waktu selama 3 hari untuk

melakukan penelitian.

B. Tahap Pelaksanaan

1. Mempersiapkan lembar observasi skala nyeri haid, air jahe, air kelapa dan

lembar skala nyeri numerik (Numeral Rating Scale).

2. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat penelitian

termasuk lembar observasi skala nyeri haid yang juga digunakan sebagai

media intervensi pada saat penelitian.

3. Peneliti melakukan pemberian intervensi air jahe dan air kelapa dimulai

dengan pre-test, intervensi, dan tahap akhir post-test.

4. Pada minggu awal selama 3 hari peneliti melakukan terapi pada kelompok

1 yaitu kelompok yang diberikan air jahe. Pemberian intervensi kepada 11

responden dengan cara peneliti mendatangi tempat tinggal responden yang

sedang menstruasi dan melakukan pengukuran skala nyeri (pre), kemudian

pemberian intervensi air jahe setalah itu dilakukan pengukuran skala nyeri

haid (post).

Page 10: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

60

5. Pemberian intervensi pada 3 hari berikutnya minggu kedua untuk

kelompok 2 dengan pemberian air kelapa selama 3 hari pertama

menstruasi.

6. Pemberian intervensi pada kelompok 2 yaitu kelompok yang diberikan air

kelapa. Pemberian intervensi kepada 11 responden dengan cara peneliti

mendatangi tempat tinggal responden yang sedang menstruasi dan

melakukan pengukuran skala nyeri (pre), kemudian pemberian intervensi

air jahe setalah itu dilakukan pengukuran skala nyeri haid (post).

4.8.2 Pengolahan Data

Langkah-langkah dalam menganalisa data dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Editing

Data yang telah dikumpulkan dapat diolah dengan baik dan benar

sehingga dapat menghasilkan informasi yang benar. Dilakukan dengan cara

memeriksa dan mengamati kelengkapan pengisian sehingga apabila terjadi

kesalahan atau jawaban yang belum dapat ditelusuri (Notoatmojo, 2005).

2. Coding

Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam

kategori dengan cara memberikan tanda atau kode berbentuk angka pada

masing-masing jawaban untuk memudahkan dalam pengolahan data.

3. Entry

Memasukkan data dalam program komputer untuk melakukan

pengolahan data sesuai dengan variabel yang sudah ada (Septiawan, 2013).

Dalam penelitian ini melakukan entry data dengan memasukkan nama inisial

responden, usia, dan hasil pengukuran skala nyeri haid.

Page 11: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

61

4. Tabulasi Data

Pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian

menyusunnya ke dalan tabel untuk mempermudah dalam pembacaan hasil

(Septiawan, 2013).

4.9 Analisa Data

Analisis data merupakan bagian terpenting untuk mencapai tujuan dari

penelitian dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berdasrkan data yang

diperlukan (Nursalam, 2017). Analisa data merupakan sebuah proses setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

4.9.1 Analisis Univariat

Analisisi univariat atau analisis deskriptif bertujuan dalam menjelaskan

karakteristik dalam setiap variabel penelitian, bentuk analisis ini tergantung dari jenis

data yang digunakan (Notoatmodjo, 2010). Data penelitian ini analisis univariat

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian meliputi usia dan lama masa menstruasi.

4.9.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat ini digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel

terikat dengan variabel bebas (Notoatmodjo, 2012). Analisis bivariat digunakan untuk

mengetahui perbedaan skala nyeri haid setelah dilakukan pemberian air jahe dan air

kelapa. Pada penelitian ini Analisis bivariat digunakan untuk menganalisa perbedaan

efektifitas antara kedua kelompok, yaitu kelompok perlakuan 1 (kelompok air jahe)

dengan kelompok perlakuan 2 (kelompok air kelapa). Setelah data terkumpul maka

selanjutnya adalah mengolah data dan menganalisa data dengan menggunakan Uji t-

independen untuk melihat perbedaan efektifitas pemberian air jahe dan air kelapa

pada kedua kelompok.

Page 12: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

62

Analisis normalitas data dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk karena jumlah

responden dalam penelitian ini kurang dari 50. Analisis variabel berdistribusi normal

dengan nilai signifikan P>0,05 dan apabila data berdistribusi tidak normal dilakukan

dengan uji Wilcoxon untuk melihat pengaruh pemberian air jahe dan air kelapa untuk

menurunkan skala nyeri haid dan menggunakan uji Mann Whitney untuk melihat

keefektifan hasil dari penurunan skala nyeri haid pada kedua kelompok. Dengan

analisa data statistik atau menggunakan komputerisasi program software SPSS versi

16.00.

4.10 Etika Penelitian

Dalam pelaksaan penelitian, peneliti perlu membawa rekomendasi dari

institusi untuk pihak lain dengan cara mengajukan permohonan ijin kepada lembaga

tempat penelitian yang diajukan oleh penulis. Setelah mendapatkan persetujuan,

barulah peneliti dapat melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang

meliputi Informed Consent, Anonimity dan Confidentiality. Masalah etika pada penelitian

yang menggunakan subyek manusia menjadi isu yang berkembang saat ini. Hampir

90% subyek penelitian dalam ilmu keperawatan adalah manusia, maka peniliti harus

memahami prinsip-prinsip etika penelitian (Nursalam, 2016).

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Informed Consent atau lembar persetujuan merupakan bentuk persetujuan

antara peneliti dan responden dengan memberikan lembar persetujuan menjadi

responden, yaitu sebelum melakukan pengambilan data penelitian, peneliti

memberikan penjelasan ke calon responden tentang tujuan, manfaat, serta dampak

terhadap subjek peneliti selama pengumpulan data. Apabila calon responden bersedia

untuk diteliti maka calon responden harus menandatangani lembar persetujuan,

menjadi reponden penelitian yang disedia oleh peneliti dan apabila tidak calon

Page 13: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitianeprints.umm.ac.id/53432/5/BAB IV.pdfDesain penelitian eksperimen semu (Quasi-Experimental) ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab

63

responden tidak bersedia menjadi responden penelitian maka peneliti tidak boleh

memaksa dan harus tetap menghormati keputusan calon responden (Nursalam, 2016).

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Anonimity atau tanpa nama dalah pengolahan data peneliti tidak mencatumkan

nama responden secara lengkap di lembar pengumpulan data tetapi hanya

menggunakan kode atau inisial nama responden untuk menjaga kerahasiaan

indentitaas responden.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Confidentiality adalah kerahasiaan informasi, semua informasi responden yang

telah dikumpulkan oleh peneliti akan dijamin kerahasiaannya. Penyajian data hasil

penelitian hanya disajikan dalam forum akademik. Menurut Swarjana (2012) beberapa

langkah yang dapat diambil oleh peneliti untuk menghindari pelanggaran dalam

confidentiality :

1. Mencantumkan indentifikasi informasi (nama, alamat) ketika memang sangat

dibutuhkan (sangat penting)

2. Membuat atau mencantumkan ID number

3. Menyimpan data dalam a loccked file

4. Hanya boleh dilihat oleh orang-orang tertentu yang sangat berkepentingan

(sangat membutuhkan)

5. Tidak memasukkan identitas kedalam computer

6. Menghapus identifikasi informasi dengan cepat dan praktis

7. Personal sign confidentialy

8. Jika terdapat informasi yang sangat spesifik, dapat dibuat nama fiktif.