bab iv metode penelitian 4.1 desain penelitianeprints.umm.ac.id/47181/59/bab iv.pdf ·...
TRANSCRIPT
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sebuah susunan atau rancangan seorang peneliti yang
bertujuan untuk menjawab rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Lapau, 2012).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deksriptif analitik dengan
metode pendekatan retrospective. Dimana penelitian deskriptif bertujuan untuk
memaparkan peristiwa-peristiwa saat ini dan lebih ditekankan berdasarkan data faktual
dan metode pendekatan retrospective merupakan jenis penelitian yang dalam mengambil
data variabel dependen dan variabel independen dalam waktu yang terpisah. Jadi dalam
penelitian ini pengambilan data variabel independen (factor Health Belief Model) diambil
menggunakan kuisioner sedangkan data variabel dependen (keberhasilan pengobatan)
mengambil data melalui rekam medis pasien (Donsu, 2016).
38
4.2 Kerangka Penelitian
Gambar 4. 1 Kerangka Penelitian
Populasi : Penderita Tuberkulosis di Puskesmas Oesao sebanyak 25 orang dan
Puskesmas Tarus sebanyak 31 orang
Teknik Sampling : Total Sampling
Sampel : 56 orang penderita tuberkulosis
Variabel Independen
Faktor Health Belief Model
Variabel Dependen
Keberhasilan pengobatan
Alat Ukur : Kuisoner Alat Ukur : Rekam Medis
Skala Data : Nominal Skala Data : Nominal
Analisa Data : Uji Regresi Logistik Ganda
Kesimpulan
Tidak Ada Pengaruh Ada Pengaruh
39
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling
1.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdapat dalam suatu lingkup
masyarakat yang telah ditentukan oleh peneliti (Donsu, 2016). Populasi dalam penelitian
ini adalah penderita tuberkulosis yang ada di Puskesmas Oesao sebanyak 25 orang dan
Puskesmas Tarus 31 orang.
1.3.2 Sampling
Sampling merupakan sebuah cara untuk memilih atau menyeleksi populasi yang
dapat digunakan. Teknik sampling adalah cara-cara yang digunakan untuk menyeleksi
populasi yang akan dialokasi kedalam sampel (Nursalam, 2013). Pada umumnya terdapat
dua jenis teknik sampling, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Jenis teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dan jenis
teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh atau yang disebut dengan total
sampling. Total sampling adalah menggunakan keseluruhan jumlah populasi untuk dijadikan
sample dalam penelitian (Hidayat, 2007). Dengan kriteria inklusi dan eklusi sebagai
berikut:
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien yang sudah selesai pengobatan selama 6 bulan pada tahun 2018
2. Kriteri Ekslusi
a. Pasien yang sedang menjalani pengobatan
40
1.3.3 Sampel
Sampel sendiri merupakan bagian dari populasi yang telah diseleksi. Sampel
merupakan objek penelitian yang dapat dijangkau oleh peneliti dan dianggap dapat
mewakili keseluruhan populasi (Donsu, 2016). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
56 orang.
4.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah sebuah objek yang menjadi fokus utama dari penelitian. Variabel
penelitian bisa berbentuk apa saja sesuai dengan keinginan peneliti, yang pada akhirnya
variabel tersebut akan dipelajari dan mendapatkan hasil akhir atau sebuah kesimpulan
(Siyoto & Sodik, 2015).
1.4.1 Variabel Independen
Variabel independen sering juga disebut dengan variabel bebas. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya variabel lain
(Siyoto & Sodik, 2015). Variabel independen dalam penelitian ini adalah factor-faktor
dari teori Health Belief Model yaitu persepsi keparahan (keseriusan), persepsi manfaat,
persepsi hambatan, cues to action dan self-eficacy.
1.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang hasilnya dapat
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel terikat merupakan situasi yang hendak
dijelaskan oleh peneliti (Siyoto & Sodik, 2015). Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah keberhasilan pengobatan tuberkulosis.
41
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah peneliti memberikan pengertian atau menjelaskan
definisi tentang variabel agar dapat dimengerti, dapat diukur atau dapat diuji. Definisi
operasional dapat dijabarkan melalui kolom ataupun naratif (Swarjaana, 2015).
Tabel 4. 1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional
Indikator Instrumen
Skala Data
Keterangan
Variabel Independen
Persepsi keparahan
Persepsi individu mengenai kondisi dirinya atau keparahan suatu penyakit.
1. Keyakinan individu terkait keparahan penyakit
2. Keyakinan individu tentang dampak penyakit yang akan menyulitkan
Kuisoner Nominal Merasakan Keparahan Tidak Merasakan Keparahan
Persepsi manfaat
Manfaat yang dirasakan individu ketika melakukan adopsi perilaku baru
1. Persepsi individu terkait manfaat pengadopsian perilaku baru
2. Keyakinan pada perilaku baru
Kuisoner Nominal Merasakan Manfaat Tidak Merasakan Manfaat
Persepsi hambatan
Hambatan yang dirasakan individu dalam mencoba perilaku sehat yang baru
1. Persepsi individu terkait hambatan dalam pengadopsian perilaku baru
Kuisoner Nominal Merasakan hambatan Tidak Merasakan Hambatan
Cues to Faktor 1. Pengaruh dari Kuisoner Nominal Merasakan Cues to
42
Action internal dan eksternal yang dapat memicu perilaku kesehatan
pengalaman pribadi
2. Pengaruh dari pengalaman orang lain
Action Tidak Merasakan Cues to Action
Self-Eficacy Kepercayaan seorang individu bahwa ia dapat mengadopsi perilaku sehat baru
1. Keyakinan individu dalam mempertahankan perilaku
Kuisoner Nominal Merasakan Self-Efficacy Tidak Merasakan Self-Efficacy
Bila data berdistribusi normal maka memakai nilai mean sehingga:
Merasakan Persepsi, jika nilai X ≥ X
Tidak Merasakan Persepsi, jika nilai X ≤ X Bila data berdistribusi tidak normal maka memakai nilai median sehingga:
Merasakan Persepsi, jika nilai X ≥ X Med
Tidak Merasakan Persepsi, jika nilai X ≤ X Med (Sugiono, 2013)
Variabel Dependen
Keberhasilan pengobatan
Hasil akhir pada pemeriksaan dahak menunjukkan negatif
1. Hasil akhir pada pemeriksaan dahak di puskesmas negatif
Rekam Medik
Nominal Berhasil : Telah menjalani 3 kali pemeriksaan dahak dan Hasil Akhir Negatif Tidak Berhasil: Tidak menjalani salah satu dari 3 kali pemeriksaan dahak dan Hasil Akhir Positif
4.6 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Oesao dan Puskesmas Tarus,
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
43
4.7 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2019.
4.8 Instrumen Penelitian
1.8.1 Kuisoner
Jenis intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner
merupakan sebuah alat yang digunakan oleh peneliti yang bertujuan untuk
mempermudah menggali jawaban yang diinginkan kepada responden penelitian.
Kuisioner menjadi perantara untuk memperoleh informasi yang dapat memudahkan
peneliti untuk menjawab rumusan masalah. Berdasarkan tujuannya, kuisoner bersifat
fleksibel atau dapat di modifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian sesuai dengan teori
yang ada (Nugroho, 2018).
Kuisioner yang digunakan oleh peneliti berisi pernyataan dan pertanyaan yang
berkaitan dengan teori Health Belief Model yaitu persepsi keseriusan (keparahan), persepsi
manfaat, persepsi hambatan, cues to action dan self-eficacy. Sifat kuisoner yang digunakan
oleh peneliti adalah tertutup, yaitu responden hanya akan memilih jawaban dengan
pilihan yang telah disediakan oleh peneliti. Kuisoner yang digunakan terdiri dari 2 bagian:
1. Bagian pertama terdiri dari data demografi yang meliputi usia, jenis kelamin,
agama, pekerjaan, sosial ekonomi dan pendidikan.
2. Bagian kedua terdiri dari pernyataan dan pertanyaan berdasarkan teori Health Belief
Model (persepsi keseriusan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, self-efficacy dan cues
to action), yang diadopsi dari penelitan sebelumnya yaitu Truax (2016) yang berjudul
44
“Factors Affecting Medication Adherence among Vietnamese Immigrants with Latent
Tuberkulosis Infection: A Mixed Design” dan Akompab, et al (2013) yang berjudul
“Heat Waves And Climate Change: Applying The Health Belief Model To Identify Predictors
Of Risk Perception And Adaptive Behaviours In Adelaide”.
4.9 Uji Validitas dan Uji Reabilitas
4.9.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan cara yang digunakan untuk menguji dan menilai
instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti. Diharapkan dari intrumen yang telah
diuji validitasnya dapat menghasilkan data yang valid dan tingkat kesalahan yang kecil.
Tidak hanya menghasilkan data yang valid tapi juga bisa memberikan gambar yang
hampir mendekati kebenarannya (Donsu, 2016).
Instrumen Health Belief Model akan diberikan kepada penderita tuberkulosis yang
telah menyelesaikan pengobatan di Puskesmas Oesao pada tahun 2017 sebanyak 30
orang dan diuji validitasnya menggunakan program SPSS 16 dan dikatakan valid jika nilai
signifikansinnya <0,05. Dimana setiap item pertanyaan atau lembar kuisoner yang dibuat,
diuji cobakan kepada responden.
Uji validitas yang dilakukan penelitian sebanyak dua kali. Pada uji yang pertama
pada 30 responden dari 33 item pertanyaan yang tidak valid terdapat 7 item pertanyaan,
setelah diperbaiki dan dilakukan uji validitas kembali pada 30 responden di Puskesmas
Tarus didapatkan hasil bahwa 33 item pertanyaan valid karena p<0,05.
45
4.9.2 Uji Reabilitas
Uji reabilitas merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan peneliti untuk
menunjukkan bahwa instrument penelitian yang dibuat dapat dimengerti dan dipahami
oleh responden ketika dibaca (Donsu, 2016). Uji reabilitas dilakukan untuk menguji
seberapa konsisten sebuah instrument dalam mengukur data. Instrument yang realibel
adalah isntrumen yang selalu menghasilkan ukuran yang konsisten (Sarmanu, 2017).
Instrumen Health Belief Model akan diberikan kepada penderita tuberkulosis yang
telah menyelesaikan pengobatan di Puskesmas Oesao pada tahun 2017 sebanyak 30
orang dan diuji reabilitasnya menggunakan rumus Cronchbach alpha. Uji Reabilitas
dilakukan dengan bantuan software SPSS 16 dengan nilai signifikansi 5%. Data yang telah
dimasukkan ke dalam software dioleh dan di lihat hasilnya. Instrumen dikatakan reliabel
ketika hasil nilai p>0,60 dan dikatakan tidak reliabel ketika hasil nilai p<0,60. Hasil
perhitungan uji reabilitas dilihat dari nilai Cronchbach alpha dari kuisoner Health Belief Model
didapatkan hasil kuisoner realibel karena hasil p-nya adalah 0,721 > 0,60.
4.10 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan yang dilakukan oleh
peneliti kepada subjek penelitian. Dalam proses pengumpulan data perlu ditekankan
pemfokusan masalah pada subjek penelitian dan diperhatikan prinsip-prinsip validitas
dan reabilitas (Nursalam, 2013). Langkah-langkah dalam melakukan pengumpulan data
adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
46
a. Tahap pertama yang dilakukan sebelum pengambilan data adalah mengurus
surat perijinan kepada Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan bahwa akan
melakukan penelitian
b. Tahap kedua yaitu ketika telah mendapatkan surat perijinan dari kampus,
maka mengurus surat perijinan di Puskesmas Oesao dan Puskesmas Tarus
c. Tahap ketiga, ketika sudah mendapatkan ijin dari Puskesmas maka peneliti
mempersiapkan informed consent dan kuisoner yang akan dibagikan kepada
sampel penelitian
2. Tahap pelaksanaan
a. Memperkenalkan diri kepada responden
b. Permintaan persetujuan dalam menjadi responden pada responden baik
secara lisan maupun tertulis (informed consent)
c. Menyebarkan kuisoner kepada responden dan menjelaskan prosedur
pengisian kuisoner
3. Tahap pengumpulan data
a. Memeriksa kembali jumlah kuisoner yang dibagikan sama dengan jumlah
kuisoner yang diterima
b. Memeriksa kembali kelengkapan isi dari kuisoner
4. Tahap pengelolaan data
Data yang telah terkumpul dari lembar kuisoner yang telah diisi akan di oleh
melalui beberapa tahap berikut:
a. Editing
47
Pada tahap ini yang dilakukan melakukan pemeriksaan kelengkapan isi dari
kuisoner apakah sudah konsisten, jelas, lengkap dan relevan.
b. Coding
Apabila semua data kuisoner telah diperiksa maka tahap selanjutnya adalah
memberikan kode kepada semua variabel atau mengubah semua data huruf
menjadi angka. Misalnya, jawaban sangat setuju (SS) dikode 1, setuju (S)
dikode 2, netral (N) dikode 3, tidak setuju (TS) dikode 4 dan sangat tidak
setuju (STS) dikode 5.
c. Processing
Proses memasukkan data yang telah diubah kedalam software yang digunakan
untuk mengolah data atau menggunakan SPSS.
d. Cleaning
Melihat kembali apakah pada saat proses memasukkan data ke dalam software
terdapat kesalahan atau tidak.
4.11 Analisa Data
Analisa data yang digunakan untuk menganalisis data faktor-faktor Health belief
Model dengan keberhasilan pengobatan tuberkulosis adalah:
1. Analisa Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menganalisis satu variabel. Menurut Donsu
(2016), disebut analisa univariat karena proses pengumpulan data awal masih acak
dan abstrak, kemudian data diolah menjadi informasi yang informatif. Dalam
48
penelitian ini data univariat meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan
keberhasilan pengobatan dan faktor Health Belief Model.
2. Analisa Multivariat
Analisa multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi logistik
ganda, untuk melihat faktor-faktor Health Belief Model yang memiliki pengaruh
dalam keberhasilan pengobatan. Syarat untuk dilakukan uji regresi logistik ganda
adalah skala data nominal. Sebelum diuji multivariat, sebelumnya dilakukan uji
bivariat untuk melihat faktor–faktor mana saja yang akan masuk ke dalam analisis
multivariat. Variabel yang memiliki nilai p<0,25 dapat masuk dalam analisis
multivariat (Lapau, 2015).
Setelah mendapatkan hasil diatas, selanjutnya dilakukan analisa multivariat untuk
melihat faktor Health Belief Model terhadap keberhasilan pengobatan. Nilai statistik
Wald ataupun Exp. (B) yang terbesar, maka variabel tersebut merupakan variabel
yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan pengobatan (Ariani, dkk., 2015).
4.12 Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peniliti terlebih dahulu harus melakukan beberapa
prosedur seperti meminta ijin kepada pihak-pihak yang akan terlibat dalam penelitian ini.
Setelah meminta ijin kepada pihak yang terkait yaitu Puskesmas Oesao, maka selanjutnya
adalah penelitian dijalankan dengan memegang prinsip etika penelitian sebagai berikut:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
49
Peneliti perlu menyadari bahwa responden bebas untuk menentukan pilihan dan
mendapatkan informasi yang benar adanya berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Untuk itu peneliti menyiapkan lembar persetujuan responden (informed
consent) untuk ditanda tangani oleh responden. Biasanya lembar informed consent berisi
penjelasan-penjelasan umum terkait penelitian seperti manfaat penelitian, tujuan
penelitian dan lain-lain.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and
confidentiality)
Dalam melakukan pengambilan data seperti pengisian kuisoner, identitas krusial
(nama dan alamat) responden harus dijaga anonimitas dan kerahasiaan identitas
responden contohnya dalam bentuk insisial atau menggunakan koding.
3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)
Peniliti perlu memperhatikan prinsip keadilan dan keterbukaan dalam melakukan
peneltian. Tidak ada perbedaan perlakuan yang diberikan oleh peneliti pada
responden sebelum, selama dan sesudah berpartisipasi dalam penelitian.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and
benefits)
Dalam menjalankan penelitian harus sesuai dengan prosedur yang ada dan peneliti
harus berupaya untuk meminimalisir dampak negatif yang akan dirasakan oleh
responden.