bab iv makanan dan cara pemberian

93
Bab IV MAKANAN DAN CARA PEMBERIAN Pemberian makanan yang semestinya merupakan hal yang sangat penting, sebab biaya makanan menduduki tempat tertinggi dari ongkos produksi total. Rata-rata berkisar 60–80 %, atau bahkan terkadang meliputi 80%, dari total biaya produksi (pemeliharaan). Babi tumbuh sangat cepat, sehingga keperluan akan makanan sangat tinggi, bervariasi menurut kondisi dan situasi lapangan, dan tipe dan kelompok, atau tujuan pemeliharaannya. 1. Hewan omnivora monogastrik

Upload: rmontong

Post on 29-May-2015

15.012 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab iv makanan dan cara pemberian

Bab IV

MAKANAN DAN CARA PEMBERIAN

Pemberian makanan yang semestinya merupakan

hal yang sangat penting, sebab biaya makanan

menduduki tempat tertinggi dari ongkos produksi total.

Rata-rata berkisar 60–80 %, atau bahkan terkadang

meliputi 80%, dari total biaya produksi (pemeliharaan).

Babi tumbuh sangat cepat, sehingga keperluan akan

makanan sangat tinggi, bervariasi menurut kondisi dan

situasi lapangan, dan tipe dan kelompok, atau tujuan

pemeliharaannya.

1. Hewan omnivora monogastrik

Babi mengkonsumsi makanan lebih banyak per

unit berat badan daripada domba, unggas, dan sapi. Dia

juga lebih efisien dalam mengkonversi makanannya

daripada spesies lainnya, mengakibatkan pertambahan

berat badannya lebih cepat. Ternak babi secara alami

adalah jenis hewan omnivora yang mengkonsumsi pakan

kombinasi protein dan biji-bijian, yang terkandung

dalam kedelai, tepung daging/darah, dan tepung tulang.

Page 2: Bab iv makanan dan cara pemberian

Peternakan babi intensif yang besar sangat baik

berada di sekitar lahan pertanian, di mana bertumbuh

tanaman sebagai penyedia butiran pakan. Peternakan

babi sangat bergantung pada industri pertanian sebagai

sumber butiran. Dengan demikian, ketersediaan bahan

pakan ternak babi akan dengan mudah

disiap-kan/dicampur di dekat tempat peternakan.

Sebagai ternak/hewan omnivora monogastrik,

babi hanya dapat mencerna serat kasar dalam kuantitas

yang kecil dibandingkan hewan ruminansia atau mamah

biak (seperti sapi dan kambing), sehingga kapasitas

mencerna hijauan berserat sangat terbatas. Akan tetapi,

ini bukan berarti babi tidak membutuhkan hijauan. Asal-

kan kualitas hay-nya (hijuan kering) baik, hal ini bagus

untuk mengurangi biaya pemberian makanan.

2. Pakan komersial

Dalam mengelola pakan ternak, sebaiknya

dibuat/diolah sendiri, yakni dengan mencampur bahan

sendiri. Kalau pun membeli pakan komersial, ada

sejumlah isu yang harus diperiksa, yaitu:

Page 3: Bab iv makanan dan cara pemberian

- Kualitas pakan buatan tidak lebih baik daripada

kualitas bahan yang digunakan.

- Kualitas bahan penyusun sebagai sumber pakan yang

akan digunakan harus mendapat perhatian utama

sebelum dimasukkan ke area peternakan.

- Kualitas bahan harus terjaga dengan sistem angkutan

yang baik dan bersih.

- Sisa bahan pakan angkutan tidak dicampur dengan

bahan yang baru, sambil perhatikan bau maupun

warna sesuai dengan yang diharapkan.

- Selalu memeriksa bahan dengan mengambil sampel.

Segera singkirkan kalau ada yang tidak sesuai;

jangan menunggu sampai ternak babi sudah

terpengaruh, guna menghindari kerugian besar bagi

usaha peternakan.

- Pengaturan setiap pengiriman bahan pakan baru

dengan penyimpanan yang bersih. Tempat

pembuangan sampah harus selalu dikosongkan, di-

periksa, dan dibersihkan secara teratur.

Semua tempat penampungan, sistem peng-

angkutan, pencampuran, dan penyimpanan bahan baku

Page 4: Bab iv makanan dan cara pemberian

ransum di dalam area peternakan harus secara teratur

dikosongkan, dibersihkan, dan dijaga. Satu ba-gian yang

paling mahal dalam sistem produksi pe-ternakan adalah

pakan. Karena itu, sangat pentinglah memelihara semua

peralatan angkutan pakan di per-tanian, toko pakan, dll.

Perawatan berkala akan me-ngurangi tingkat kerusakan

pakan sehingga ternak babi terhindar dari kekurangan

pakan.

3. Tempat makan-minum

Tempat makanan atau palung di kandang babi

perlu diperiksa terus-menerus, dan segera diperbaiki jika

diperlukan. Pakan terbuang tidak boleh terjadi dalam

usaha peternakan mana pun. Sisa ransum yang rusak,

jika dibiarkan terbuang di lantai kandang, akan melekat

seperti kerak waktu kering dan, akan menjadi bubur saat

basah. Jika ini dibiarkan, akan menjadi habitat yang

sangat baik atau media hidup mikroorganisme dan

parasit.

Unsur pakan yang penting lainnya adalah air, dan

sering menjadi salah satu bagian terbesar. Jika

ketersediaan air segar/bersih tidak memadai maka ternak

Page 5: Bab iv makanan dan cara pemberian

akan menderita secara dramatis. Pentingnya sistem

kebersihan tidak dapat abaikan. Karena itu, kebocoran

yang membuat pakan terbuang itu harus segera

diperbaiki untuk mencegah biaya ekstra pembuangan

dan risiko penyakit yang mengancam.

4. Tipe pakan

Catatan penting lain yang perlu diperhatikan

adalah harus melakukan sistem pemberian makanan pada

umur berbeda. Anak babi tidak akan tumbuh dengan

baik, jika konsumsi induk babi tidak normal. Berikan

label/tanda untuk masing-masing tempat ransum sesuai

umur ternak babi, sehingga karyawan baru pun tahu

dengan pasti ke mana pakan harus diletakkan sesuai

dengan usia ternak.

Setiap peternakan harus konsisten memberikan

jenis pakan berbeda setiap minggu, dan membuat stan-

darisasi urutan pakan yang menguntungkan yang akan

dilaporkan kepada pabrik pemasok, logistik, dan

peternakan. Seharusnya tidak ada usaha peternakan yang

kehabisan pakan, tetapi dalam praktiknya hal ini banyak

kali terjadi.

Page 6: Bab iv makanan dan cara pemberian

Nutrisionis atau pakar gizi harus mengetahui

kandungan zat-zat makanan tertentu untuk babi sedang

tumbuh, sehingga informasi tentang spesifikasi usaha

peternakan perlu disiapkan agar penilaian akurat untuk

kebutuhan zat-zat makanan dapat dilaksanakan, seperti:

- pola jumlah konsumsi,

- jumlah konsumsi untuk ternak babi sesuai berat

badan yang berbeda,

- jika tidak ada komputerisasi sistem maka

monitoring jumlah konsumsi untuk masing-masing

berat badan perlu dilakukan secara intensif.

Penentuan pola pertumbuhan untuk babi pada

sistem usaha peternakan merupakan suatu hal yang

penting. Hasil produksi menjadi optimal jika kontrol

akurat dilaksanakan. Jika diketahui terdapat periode

pertumbuhan lambat, akan cepat dikoreksi untuk men-

dapatkan perbaikan secara keseluruhan. Jika tidak ada

pola kontrol yang ketat dalam pemberian makanan,

adalah mustahil untuk mendapatkan sistem produksi

dengan keuntungan yang terbaik.

Kandungan asam amino dan konsentrasi asam

amino esensial perlu diperhatikan, karena ternak babi

Page 7: Bab iv makanan dan cara pemberian

berbeda dengan ternak ruminansia. Ransum untuk ternak

babi harus mengandung jumlah yang cukup vitamin B

kompleks, seperti riboflavin, niacin, asam pantotenat,

vitamin B12, di samping vitamin A dan D, juga mineral

dalam jumlah yang cukup, seperti Ca, P, Na, Cl, K, Zn,

Fe, Mg, S, Mn, J , Se, dan Co.

Tipe pakan dan metode pemberian makanan

sangat mempengaruhi efisiensi penggunaan makanan,

laju pertumbuhan, breeding efficiency, kualitas karkas,

dan kesehatan ternak pada umumnya. Dengan kata lain,

pakan atau makanan dan cara pemberiannya adalah

komponen penting yang mempengaruhi profit and lose

suatu usaha peternakan babi.

5. Kebutuhan zat-zat makanan

Kebutuhan nutrisi babi bervariasi menurut jenis

kelamin, umur, dan status fisiologisnya. Kebutuhan

nutrisi untuk semua klas babi (siklus kehidupan babi)

didasarkan pada rekomendasi NRC (1988), dan dapat

diubah atau dikoreksi sesuai dengan keadaan di

Indonesia yang beriklim tropis lewat suatu percobaan.

Page 8: Bab iv makanan dan cara pemberian

Menurut kebutuhan nutrisinya, ternak babi dapat

diklasifikasi dalam beberapa kelompok/grup sebagai

berikut ini.

Babi Muda

Starting (pemula) (+1 – 5kg)

Prostarting (pro-pemula) (5 – 10kg)

Disapih-Berat Pasar

Growing (Bertumbuh) (10 – 20 kg)

Growing (Bertumbuh) (20 – 50 kg)

Finishing (Pengakhiran) (50 – 110 kg)

Calon Bibit (Replacement atau Developing)

Dara dan jantan

Bibit (Breeding)

Induk kering susu

Dara/induk bunting

Dara/induk laktasi

Pejantan aktif

Data kebutuhan nutrien untuk babi di Indonesia

masih belum ada, karena riset-riset yang intensif dan

terpadu dapat dikatakan belum ada. Pada umumnya para

pakar/penulis kita hanya menganjurkan berdasarkan data

Page 9: Bab iv makanan dan cara pemberian

hasil penelitian di negara-negara maju, seperti Amerika

Serikat (NRC) dan Inggris (ARC) atau negara-negara

lainnya, dengan tidak atau sedikit perubahan yang

disesuaikan dengan kondisi negara kita yang beriklim

tropis dan lembab.

Kebutuhan nutrien untuk semua klas babi (siklus

kehidupan babi) dalam tabel-tabel di bawah ini diambil

berdasarkan rekomendasi NRC (1998).

Gambar 18. Sistim Pemberian pakan ternak modern.

Page 10: Bab iv makanan dan cara pemberian

Tabel 2. Dietary Amino Acid Requirements of Growing Pigs Allowed Feed Ad Libitum (90% dry matter)a

  Body Weight (kg)  3–5 5–10 10–20 20–50 50–80 80–120Average weight in range (kg)

4 7.5 15 35 65 100

DE content of diet (kcal/kg)

3,400 3,400 3,400 3,400 3,400 3,400

ME content of diet (kcal/kg)b

3,265 3,265 3,265 3,265 3,265 3,265

Estimated DE intake (kcal/day)

855 1,690 3,400 6,305 8,760 10,450

Estimated ME intake (kcal/day)b

820 1,620 3,265 6,050 8,410 10,030

Estimated feed intake (g/day)

250 500 1,000 1,855 2,575 3,075

Crude protein (%)c 26.0 23.7 20.9 18.0 15.5 13.2  Amino acid requirementsd

True ileal digestible basis (%)Arginine 0.54 0.49 0.42 0.33 0.24 0.16Histidine 0.43 0.38 0.32 0.26 0.21 0.16Isoleucine 0.73 0.65 0.55 0.45 0.37 0.29Leucine 1.35 1.20 1.02 0.83 0.67 0.51Lysine 1.34 1.19 1.01 0.83 0.66 0.52Methionine 0.36 0.32 0.27 0.22 0.18 0.14Methionine + cystine 0.76 0.68 0.58 0.47 0.39 0.31Phenylalanine 0.80 0.71 0.61 0.49 0.40 0.31Phenylalanine + tyrosine

1.26 1.12 0.95 0.78 0.63 0.49

Threonine 0.84 0.74 0.63 0.52 0.43 0.34Tryptophan 0.24 0.22 0.18 0.15 0.12 0.10Valine 0.91 0.81 0.69 0.56 0.45 0.35  Apparent ileal digestible basis (%)Arginine 0.51 0.46 0.39 0.31 0.22 0.14Histidine 0.40 0.36 0.31 0.25 0.20 0.16

Page 11: Bab iv makanan dan cara pemberian

Isoleucine 0.69 0.61 0.52 0.42 0.34 0.26Leucine 1.29 1.15 0.98 0.80 0.64 0.50Lysine 1.26 1.11 0.94 0.77 0.61 0.47Methionine 0.34 0.30 0.26 0.21 0.17 0.13Methionine + cystine 0.71 0.63 0.53 0.44 0.36 0.29Phenylalanine 0.75 0.66 0.56 0.46 0.37 0.28Phenylalanine + tyrosine

1.18 1.05 0.89 0.72 0.58 0.45

Threonine 0.75 0.66 0.56 0.46 0.37 0.30Tryptophan 0.22 0.19 0.16 0.13 0.10 0.08Valine 0.84 0.74 0.63 0.51 0.41 0.32  Total basis (%)e

Arginine 0.59 0.54 0.46 0.37 0.27 0.19Histidine 0.48 0.43 0.36 0.30 0.24 0.19Isoleucine 0.83 0.73 0.63 0.51 0.42 0.33Leucine 1.50 1.32 1.12 0.90 0.71 0.54Lysine 1.50 1.35 1.15 0.95 0.75 0.60Methionine 0.40 0.35 0.30 0.25 0.20 0.16Methionine + cystine 0.86 0.76 0.65 0.54 0.44 0.35Phenylalanine 0.90 0.80 0.68 0.55 0.44 0.34Phenylalanine + tyrosine

1.41 1.25 1.06 0.87 0.70 0.55

Threonine 0.98 0.86 0.74 0.61 0.51 0.41Tryptophan 0.27 0.24 0.21 0.17 0.14 0.11Valine 1.04 0.92 0.79 0.64 0.52 0.40

a Mixed gender (1:1 ratio of barrows to gilts) of pigs with high-medium lean growth rate (325 g/day of carcass fat-free lean) from

20 to 120 kg body weight.b Assumes that ME is 96% of DE. In corn–soybean meal diets of

these crude protein levels, ME is 94–96% of DE.c Crude protein levels apply to corn–soybean meal diets. In 3–10 kg pigs fed diets with dried plasma and/or dried milk products, protein

levels will be 2–3% less than shown.d Total amino acid requirements are based on the following types of diets: 3–5 kg pigs, corn–soybean meal diet that includes 5% dried

plasma and 25–50% dried milk products; 5–10 kg pigs, corn–soybean meal diet that includes 5 to 25% dried milk products; 10–

Page 12: Bab iv makanan dan cara pemberian

120 kg pigs, corn–soybean meal diet.e The total lysine percentages for 3–20 kg pigs are estimated from

empirical data. The other amino acids for 3–20 kg pigs are based on the ratios of amino acids to lysine (true digestible basis); however,

there are very few empirical data to support these ratios. The requirements for 20–120 kg pigs are estimated from the growth

model.

Sumber: NRC. 1998. Nutrient Requirements of Swine. 10th Rev. Ed.

Tabel 3. Nutrients in Corn and Corn + Soybean Meal (Dehulled) Compared with the Nutrient Requirements of a 40-kg Growing Pig of High-Medium Lean Growth Rate (325 g of carcass fat-free lean/day)

Nutrient Corn Corn + Soybean Meal

(74.1%:23.4%)

Requirement (40-kg pig)

Indispensable amino acids (%)Arginine 0.37 1.09 0.35Histidine 0.23 0.47 0.29Isoleucine 0.28 0.71 0.49Leucine 0.99 1.59 0.86Lysine 0.26 0.90 0.90Methionine + cystine 0.36 0.60 0.52Phenylalanine + tyrosine

0.64 1.46 0.83

Threonine 0.29 0.65 0.59Tryptophan 0.06 0.20 0.16Valine 0.39 0.82 0.62Mineral elementsCalcium (%) 0.03 0.10 0.60Phosphorus, total (%) 0.28 0.37 0.50Phosphorus, available (%)

0.04 0.07 0.23

Sodium (%) 0.02 0.02 0.10

Page 13: Bab iv makanan dan cara pemberian

Chlorine (%) 0.05 0.05 0.08Magnesium (%) 0.12 0.16 0.04Potassium (%) 0.33 0.75 0.23Sulfur (%) 0.13 0.20 —a

Copper (mg/kg) 3.0 6.9 4.0Iodine (mg/kg) 0.03 0.04 0.14Iron (mg/kg) 29 63 60Manganese (mg/kg) 7.0 13.6 2.0Selenium (mg/kg) 0.07 0.12 0.15Zinc (mg/kg) 18 26 60VitaminsVitamin A (IU/kg) 213 170 1,300Vitamin D (IU/kg) 0 0 150Vitamin E (IU/kg) 8.3 6.7 11Vitamin K (mg/kg) 0 0 0.50b

Biotin (mg/kg) 0.06 0.11 0.05Choline (g/kg) 0.62 1.09 0.30Folacin (mg/kg) 0.15 0.43 0.30Niacin, available (mg/kg)

0c 5.2 10.0

Pantothenic acid (mg/kg)

6.0 8.0 8.0

Riboflavin (mg/kg) 1.2 1.6 2.5Thiamin (mg/kg) 3.5 3.3 1.0Vitamin B6 (mg/kg) 5.0 5.2 1.0Vitamin B12 (µg/kg) 0 0 10.0Ascorbic acid 0 0 —d

Linoleic acid (%) 1.9 1.6 0.1a The requirement is unknown but is met by the sulfur from methionine and cystine.b The requirement is generally met by microbial synthesis.c The niacin in cereal grain is unavailable.d The requirement is met by metabolic synthesis.

Sumber: NRC. 1998. Nutrient Requirements of Swine. 10th Rev. Ed.

Page 14: Bab iv makanan dan cara pemberian

Tabel 4. Kebutuhan Berbagai Nutrien Babi Calon Bibit yang Diberi Makan Ad Libitum

Kebutuhan

Berat (kg)

Calon Induk Calon Pejantan

20 – 50

50 - 110 20 – 50 50 - 110

Konsentrasi energi : EM (kkal/kg) 3.255 3.200 3.240 3.255 Protein kasar (%) 16 15 18 16 Nutrien : Lys(%) 0.80 0.70 0.90 0.75 Ca(%) 0.65 0.55 0.70 0.60 P (%) 0.55 0.45 0.60 0.50

Kebutuhan

Dara,Induk bibit dan Pejantan dewasa

Dara, dan Induk sedang

laktasi

DE (kkal/kg)3.340 3.340

ME (kkal/kg)3.210 3.210

Protein kasar (%)12 13

Nutrien

EAA (%)

Arg0.00 0.40

Page 15: Bab iv makanan dan cara pemberian

His0.15 0.20

Ile0.30 0.39

Leu0.30 0.48

Lys0.43 0.60

Met + cystine0.23 0.36

Phe + tyrosine0.45 0.70

Thr0.30 0.43

Trp0.09 0.12

Val0.32 0.60

Asam linoleat (%)0.1 0.1

Page 16: Bab iv makanan dan cara pemberian

(lanjutan) Tabel 5. Kebutuhan Nutrien Babi Bibit

KebutuhanDara,Induk bibit

dan Pejantan dewasa

Dara, dan Induk sedang laktasi

Elemen Mineral Ca (%) 0.75 0.75 P (%) 0.60 0.60 Na (%) 0.15 0.20 Cl (%) 0.12 0.16 Mg (%) 0.04 0.04 K (%) 0,20 0.20 Cu (%) 5.00 5.00 J (mg) 0.14 0.14 Fe (mg) 80.00 80.00 Mn (mg) 10.00 10.00 Se (mg) 0.15 0.15 Zn (mg) 50.00 50.00 Vitamin Vit A (IU) 4.000 2.000 Vit.D (IU) 200 200 Vit.E (IU) 22 22 Vit. K (mg) 0.50 0.50 Biotin (mg) 0.20 0.20 Choline (g) 1.25 1.00 Folacin (mg) 0.30 0.30 Niacin (mg) 10.00 10.00 Asam panthotenat (mg)

12.00 12.00

Riboflavin (mg) 3.75 3.75 Thiamin (mg) 1.00 1.00 Vit.B6 (mg) 1.00 1.00 Vit.B12 (ug) 15.00 15.00

Sumber: NRC. 1988. Nutrient Requirements of Swine. 9 th Rev. Ed.

Page 17: Bab iv makanan dan cara pemberian

Tabel 6. Jumlah Konsumsi per ekor/hari Babi Bibit berat sedang

Konsumsi dan level penampilan

Rataan gestasi atau berat ketika melahirkan (Kg)

Dara, Induk bibit dan Pejantan aktif

Dara, Induk sedang laktasi

162,5 165,0

Konsumsi makanan harian (kg)

1,9 5,3

DE (Mkal/h) 6,3 17,7ME (Mkal/h) 6,1 17,0Protein kasar (g/h) 228 689

Sumber: NRC. 1988. Nutrient Requirements of Swine. 9 th Rev. Ed.

Page 18: Bab iv makanan dan cara pemberian
Page 19: Bab iv makanan dan cara pemberian

Tabel 7. Kebutuhan Energi/hari dan Kebutuhan Makanan Babi Dara dan Induk Bunting

Konsumsi dan level penampilan

Berat (Kg) Babi dara dan Induk bibit pada waktu dikawinkan *120 140 160

Rataan berat gestasi (kg) ** 142,5 162,5 182,5Energi dibutuhkan (Mkal DE/h) :Maintenance(HP) *** 4,53 5,00 5,47Pertambahan berat gestasi ****

1,29 1,29 1,29

Total 5,82 6,29 6,76Kebutuhan makanan/hari (kg) *****

1,8 1,9 2,0

Sumber: NRC. 1988. Nutrient Requirements of Swine. 9 th Rev. Ed.

Keterangan:

* Kebutuhan didasarkan atas pertambahan berat maternal 25 kg dan 20 kg berat produk konsepsi. Total berat 45 kg.

** Rataan berat gestasi adalah berat saat dikawinkan + (total pertambahan berat/2).

*** Kebutuhan maintenance harian adalah 110 kkal DE/kg 0.75 bobot badan.

**** Pertambahan berat gestasi adalah 1,10 Mkal DE/h untuk pertambahan berat maternal + 0,19 Mkal DE/h untuk pertambahan konseptus.

***** Kebutuhan makanan/hari dengan ransum yang mengandung 3,34 Mkal DE/kg

Page 20: Bab iv makanan dan cara pemberian

Tabel 8. Energi Harian dan Kebutuhan Makanan Dari Babi Dara dan Induk Laktasi

Konsumsi dan level penampilan

Berat (Kg) Babi dara dan Induk laktasi sesudah

melahirkan145 165 185

Susu yang dihasilkan (kg) 5,0 6,25 7,5Energi dibutuhkan (Mkal DE/hari) :Maintenance * 4,5 5,0 5,5Produksi susu ** 10,0 12,5 15,0Total 14,5 17,5 20,5Kebutuhan makanan/hari (kg) ***

4,4 5,3 6,1

Sumber: NRC. 1988. Nutrient Requirements of Swine. 9th Rev. Ed.

Keterangan:

* Kebutuhan Maintenance harian adalah 110 kkal DE/kg 0,75 bobot badan

** Produksi susu dibutuhkan 2,0 Mkal DE/kg susu *** Kebutuhan makanan/hari dengan ransum yang

mengandung 3,34 Mkal DE/kg.

Page 21: Bab iv makanan dan cara pemberian

6. Formulasi Ransum

Memformulasikan ransum babi dibutuhkan

pengetahuan tentang kebutuhan nutrien dan kandungan

nutrien bahan pakan. Margin of safety nutrien spesifik

perlu dipertimbangkan. Minimum margin of safety perlu

ditetapkan untuk variasi dalam manajemen lingkungan

dan daya guna biologis nutrien tertentu dalam bahan

pakan yang umumnya digunakan.

Tabel komposisi berbagai bahan pakan yang ada

dapat dipakai sebagai pedoman untuk menyusun ransum,

asalkan diberikan pada level yang dianjurkan supaya

menghasilkan penampilan babi secara optimal. Dari

sudut nutrisi, tidak ada formula ransum “terbaik” dalam

istilah bahan-bahan yang digunakan. Oleh sebab itu,

bahan-pakan harus dipilih berdasarkan tersedianya bahan

pakan, harga, dan kualitas nutrien yang dikandungnya.

Agar penyusunan ransum sesuai dengan

kebutuhan gizi yang baik sesuai rekomendasi, maka

perlu diketahui komposisi zat makanan dan–jika

mungkin–ketersediaan hayati zat gizi pada setiap bahan

Page 22: Bab iv makanan dan cara pemberian

yang digunakan. Masing-masing bahan pakan dapat

bervariasi secara luas dalam komposisi karena variasi

dalam kultivar, kondisi pertumbuhan, pengolahan,

kondisi penyimpanan, dan status gizi.

Variasi dalam prosedur analitik juga

mempengaruhi hasil yang diperoleh. Selain itu, jumlah

bahan kering pada bahan juga mempengaruhi

konsentrasi gizi mereka. Nilai-nilai gizi yang diberikan

pada Tabel 5, rata-rata mencerminkan konsentrasi nutrisi

yang paling mungkin tersedia dalam pakan umum ternak

babi. Walaupun demikian, hal ini digunakan hanya

sebagai panduan. Peternak sebaiknya harus memiliki

analisia kimia bahan pakan sebelum digunakan dalam

peternakan.

Menyusun ransum ternak babi dapat dirumuskan

dengan menggunakan prosedur matematika lebih

sederhana dengan kalkulator, jika jumlah jenis bahan

yang akan digunakan pada ransum makanan hanya

sedikit. Akan tetapi, diperlukan prosedur formulasi lebih

canggih untuk memenuhi persyaratan ransum dengan

kandungan zat makanan lebih tepat, bila jumlah bahan

yang digunakan lebih besar karena sudah tentu

Page 23: Bab iv makanan dan cara pemberian

kandungan zatnya berbeda. Prosedur penyusunan ransum

ini membutuhkan program komputerisasi dan serta

seorang ahli gizi profesional. Persyaratan nutrisi menurut

model dan tabel komposisi bahan pakan dalam tabel ini

memungkinkan peternak untuk memformulasi ransum

berdasarkan ketersediaan (benar atau jelas dicerna ileum)

asam amino dan fosfor. Prosedur yang digunakan untuk

merumuskan ransum dengan ketersediaan zat-zat

makanan, meskipun lebih kompleks, adalah sama dengan

yang digunakan untuk merumuskan ransum secara

keseluruhan.

Bagian berikut ini memberi contoh prosedur

perhitungan. Prosedur penyusunan ransum yang berisi

kandungan zat-zat makanan yang lengkap, untuk

mudahnya, dengan menggunakan jagung dan bungkil

kedelai sebagai bahan pakan utama. Ransum dapat

disusun berdasarkan kandungan zat-zat makanan secara

total atau atas dasar kebutuhan zat-zat makanan. Contoh

formulasi berdasarkan kandungan zat-zat makanan

secara total, sebagai berikut.

Page 24: Bab iv makanan dan cara pemberian

Ransum babi diformulasikan dengan

bahan dasar jagung dan kedelai, dengan kandungan

sebesar 97,5 % dari total ransum,

sisanya 2,5 % terdiri dari suplemen

mineral dan bahan campuran lain yang

mengandung vitamin, mineral, dan zat-zat aditif.

Masing-masing bahan Jagung dan bungkil kedelai

memiliki konsentrasi Energi Dapat dicerna (DE) sama.

Setiap kombinasi dari kedua bahan utama tersebut akan

menghasilkan ransum tinggi energi yang relatif.

Langkah pertama dalam formulasi pakan

disajikan dalam bentuk persamaan-1, sbb.

C + S = 97,5 (persamaan 1-a)

atau

S = 97,5 – C (persamaan 1-b)

C adalah jagung (%) dan S adalah bungkil kedelai (%) dalam makanan.

Lisin merupakan asam amino pembatas utama

dalam bahan tepung jagung-kedelai. Karena itu, kita

perlu memanipulasi proporsi jagung dan tepung kedelai

untuk memenuhi konsentrasi asam amino yang

diperlukan. Persyaratan untuk semua asam amino

Page 25: Bab iv makanan dan cara pemberian

esensial lainnya juga akan terpenuhi, dan jumlah

nitrogen asam amino nonesensial akan memadai. Untuk

merumuskan pakan ternak babi berat badan 40 kg,

dengan menggunakan tepung dari bahan jagung-kedelai,

dapat menggunakan persamaan: (persamaan-2)

(A x C) + (B x [97,5 – C])

= (L x 100)

A adalah lisin (%) pada jagung, C adalah jagung (%)

dalam ransum, B adalah lisin (%) dalam bungkil

kedelai, dan 97,5 - C adalah tepung kedelai (%) dalam

ransum, dan L adalah persyaratan lisin dari babi 40 kg,

yang dinyatakan sebagai persentase dari bahan.

Nilai untuk A, B, dan L tersebut kemudian

dimasukkan ke dalam persamaan-2, sehingga tersisa (C)

yang tidak diketahui. Persentase tepung jagung dan

kedelai dalam ransum tersebut dapat diselesaikan

sebagai berikut.

(0,26 C) + 3,02 x (97,5 – C) = (0,90 x 100)

Page 26: Bab iv makanan dan cara pemberian

C adalah 74,1% jagung dalam makanan. Karena S

adalah 97,5 - C, maka S adalah 23,41% bungkil kedelai

dalam makanan.

Langkah selanjutnya adalah menambahkan bahan

untuk memasok fosfor anorganik guna melengkapi

persyaratan (0,50%) untuk total fosfor. Jika dipilih

dikalsium fosfat, yang berisi fosfor 18.5%, maka

persamaan-3 akan menunjukkan persentase fosfat

dikalsium (DP) yang akan disertakan dalam makanan.

(18 x DP) = (0,50 x 100) – (74,1 x % P dalam jagung)

– (23,4 x % P dalam bungkil kedelai)

(18 x DP)

= (0,50 x 100)

– (74,1 x 0,28)

– (23,4 x 0,69)

DP

= 0,71 % dalam ransum

Page 27: Bab iv makanan dan cara pemberian

Langkah selanjutnya adalah menambahkan

bahan untuk memasok kalsium guna melengkapi

kebutuhan kalsium (0,60%). Jika tanah kapur, yang

mengandung kalsium 38 persen, dipilih, persamaan-4

berikut akan menunjukkan persentase kapur tanah (GL)

yang dimasukkan ke dalam pakan.

( 38 x GL )

= (0,60 x 100)

– (74,1 x % Ca dlm jagung)

– (23,4 x % Ca dlm bungkil kedelai)

– (0,71 x % Ca dlm DP)

( 38 x GL )

= (0,60 x 100)

– (74,1 x 0,03)

– (23,4 x 0,34)

– (0,71 x 22)

GL

= 0,90% kapur tanah dalam ransum

Page 28: Bab iv makanan dan cara pemberian

Salah satu cara untuk melengkapi ransum ternak

babi, yakni dengan menambahkan 0,25 persen natrium

klorida, sebuah campuran vitamin premix yang

melengkapi kekurangan vitamin dalam campuran tepung

jagung-kedelai (vitamin A, D, E, K, B12, riboflavin,

niacin, asam pantotenat), campuran mineral yang

menyediakan mineral karena ke kurangan zat (besi, seng,

tembaga, mangan, yodium, dan selenium), dan apabila

diperlukan, sebuah campuran yang mengandung satu

atau lebih agen antimikroba.

Ransum lengkap ditampilkan pada Tabel 7.

Ransum disusun dengan meningkatkan jumlah

persentase unsur jagung menjadi 74,44% dari total 100

persen.

Tabel 9. Formulasi Susunan Ransum ternak babi dalam persen (%)

Nutrisi ( % )Jagung 74.44Kedelai 23.40Dicalcium phosphate 0.71Kapur 0.90

Page 29: Bab iv makanan dan cara pemberian

Sodium chloride 0.25Vitamin 0.10mineral 0.10Anti microbial 0.10Total 100.00

7. Bahan Pakan Sumber Energi

Butiran sereal gandum sebagai sumber energi

utama dalam ransum ternak babi. Butiran serealia

ini merupakan bahan tinggi karbohidrat (pati),

palatabilitas tinggi, dan sangat mudah dicerna.

Tetapi bahan pakan ini memiliki kandungan yang

rendah untuk asam amino lisin (dan asam amino

lainnya), vitamin, dan mineral dibandingkan

dengan kebutuhan ternak babi. Oleh karena itu,

ransum dengan bahan utama butiran sereal

gandum harus dilengkapi dengan bahan pakan

lain untuk memenuhi kebutuhan kandungan asam

amino, vitamin, mineral sesuai persyaratan untuk

kesehatan dan penampilan produktivitas yang

optimal.

Page 30: Bab iv makanan dan cara pemberian

Jagung memiliki nilai energi tertinggi di antara

semua butiran sereal gandum, serta umumnya

merupakan sumber yang paling ekonomis dalam

pakan ternak babi. Di negara maju banyak

ditemukan varietas jagung hasil rekayasa

genetika yang telah tumbuh secara luas untuk

kondisi komersial, dan tanpa disadari telah terjadi

penyerbukan silang sehingga menghasilkan

kualitas jagung yang sesuai dengan standar

organik. Penyerbukan silang jagung tersebut

sudah menjadi bahan organik karena diproduksi

dalam suatu sistem produksi organik

bersertifikat.

Tongkol dan dedak jagung merupakan bahan

pakan hasil produksi perkebunan dan sudah

merupakan salah satu sumber bahan pakan ternak

babi. Bahan pakan ini memiliki kandungan

energy rendah dibandingkan dengan bahan pakan

lain sebagai sumber energi, dan baik digunakan

sebagai sumber pakan untuk ransum ternak babi

periode penggemukan dan induk bunting tua.

Sama dengan butir jagung yang telah mengalami

Page 31: Bab iv makanan dan cara pemberian

penyerbukan silang antara jagung non-transgenik

dengan varietas transgenic, bahan ini mungkin

merupakan masalah di beberapa wilayah negara

modern.

Gandum sebagai sumber bahan utama ransum

yang bernilai tinggi serta sangat palatabel.

Namun, biasanya bahan ini lebih mahal daripada

jagung, dan karena itu belum digunakan secara

umum.

Barley sebagai bahan pakan ternak babi lebih

tinggi akan serat dan protein dibanding jagung.

Dengan kandungan serat yang lebih tinggi, nilai

energinya berkisar antara 90% sampai 100%

daripada jagung. Barley yang berkualitas tinggi

merupakan sumber biji-bijian sangat baik untuk

ransum ternak babi.

Hulless barley merupakan sumber bahan pakan

yang mengandung kuantitas protein yang lebih

tinggi serta memiliki serat kurang dibandingkan

dengan ‘barley’. Meskipun nilai dan kualitas gizi

yang lebih tinggi dibandingkan dengan ‘barley’,

tetapi penampilan produksi ternak babi umumnya

Page 32: Bab iv makanan dan cara pemberian

sama dengan yang mengkonsumsi ransum

dengan bahan pakan ‘barley’.

Oats, seperti ‘barley’, yang lebih tinggi dalam

serat dan protein dari jagung, sehingga nilai

energi sekitar 80% dibandingkan dengan jagung.

Naked oat (oat hulless) memiliki kandungan

yang jauh lebih rendah untuk serat tetapi

kandungan lemak dan kandungan proteinnya

lebih tinggi dibandingkan dengan ‘oat’.

Kandungan energi yang dicerna mencapai 30%

sampai 35% lebih tinggi dari oat konvensional.

‘oat hulless’ memiliki keseimbangan kandungan

asam amino yang baik, dengan kandungan lisin

dan metionin dalam jumlah cukup untuk

memenuhi kebutuhan ternak babi. ‘oat Hulless’

dapat meningkatkan penampilan produksi

pertumbuhan yang sangat baik, bila digunakan

sebagai sumber utama untuk ternak babi fase

pertumbuhan akhir (periode finisher), sehingga

hampir tidak membutuhkan lagi protein

supplement.

Page 33: Bab iv makanan dan cara pemberian

Butiran sorgum merupakan bahan pakan yang

sama dengan jagung dalam kandungan nilai gizi

dan benar-benar dapat menggantikan jagung

sebagai sumber bahan utama dalam ransum

ternak babi. Namun, dalam pengembangan

varietas baru untuk kandungan tannin tinggi

hanya mencapai 80% sampai 90% dari nilai

pakan jagung. Grinding (penggilingan) sangat

penting bagi penggunaan efisien karena jenis

gandum ini kecil dan sangat keras.

Buck gandum (soba) ini paling sering tumbuh

sebagai gandum untuk konsumsi manusia.

Kualitas protein soba dianggap antara yang

terbaik di kerajaan tanaman. Namun, soba relatif

rendah energi bila dicerna dibandingkan dengan

biji-bijian lain karena serat yang tinggi dan kadar

minyaknya rendah. Faktor penting lainnya yang

membatasi penggunaan soba dalam babi diet

adalah faktor anti-nutrisi, fagopyrin, yang

menyebabkan lesi kulit dan gatal intens ketika

babi terkena sinar matahari. Penggunaannya tidak

bisa melebihi 50% pada ransum ternak fase

Page 34: Bab iv makanan dan cara pemberian

tumbuh (grower) dan 80% pada ransum ternak

fase bunting terlebih lebih untuk babi starter saat

menyusu tidak dianjurkan untuk digunakan.

Rye (gandum hitam) memiliki nilai energi

menengah untuk gandum dan barley, dan kadar

protein yang mirip dengan jelai dan gandum.

Meskipun keseimbangan asam amino yang mirip

dengan jelai dan gandum, kecernaan asam amino

adalah 5% sampai 10% lebih rendah. Selanjut-

nya, rye sangat rentan terhadap ergot, jamur yang

mengurangi kesehatan babi dan kinerja. Rye juga

mengandung beberapa faktor anti-nutrisi beracun

yang mengurangi nilai gizi untuk babi. Tidak ada

batasan jumlah rye yang dapat dimakan untuk

masa/periode kebuntingan, meskipun disarankan

pada batas 50% tumbuh-selesai dan 40% pada

ransum menyusui.

Triticale adalah gandum yang dihasilkan oleh

gandum durum persimpangan dengan gandum

hitam. Sangat sedikit triticale yang telah ditanam

di utara AS dan Kanada. Meski memiliki nilai

energi dicerna mirip dengan gandum, itu mirip

Page 35: Bab iv makanan dan cara pemberian

dengan gandum hitam sehubungan dengan

adanya faktor-faktor anti-nutrisi dan kerentanan

terhadap ergot.

8. Bahan Pakan Sumber Protein

Kedelai, mengandung minyak sekitar 18% dan

nilai yang sangat bagus untuk makanan babi

disapih dan induk babi menyusui. Penelitian yang

dilakukan telah menunjukkan bahwa ransum

makanan yang mengandung bahan baku kedelai

(tidak dipanaskan) untuk induk bunting akan

menghasilkan produktivitas yang memuaskan.

Namun demikian, kedelai harus dipanaskan

untuk digunakan sebagai pakan agar dalam

semua tahap produksi lainnya berhasil baik.

Kedelai yang dipanaskan dengan benar

merupakan sumber protein yang sangat baik

untuk babi. Kedelai mengandung faktor anti-

nutrisi termasuk tripsin inhibitor, urease, dan

hemaglutinin. Anti-nutrisi ini dapat dihancurkan

oleh proses pembakaran atau ekstrusi yang tepat.

Namun pemanasan berlebihan harus dikurangi

Page 36: Bab iv makanan dan cara pemberian

untuk mempertahankan kualitas kecernaan asam

amino. Untuk kualitas optimal, kedelai harus

dipanggang selama 3 sampai 5 menit dengan

suhu keluar dari 240-260 °F. Suhu keluar untuk

kedelai harus diekstrusi 280 derajat F. Karena

kedelai mengandung 13% sampai 15% lebih

banyak energi dari bungkil kedelai, maka

konsentrasi nutrisi makanan lain harus

ditingkatkan untuk mengkompensasi konsumsi

pakan yang lebih rendah yang secara alami

terjadi ketika makan diet energi yang tinggi.

Pakan kedelai yang diekstruksi mekanis (non-

pelarut) dapat diproduksi sebagai pengganti

bungkil kedelai organik untuk diproduksi secara

konvensional. Kedelai yang diproduksi secara

organik dapat diekstrusi secara mekanis untuk

memproduksi makanan berkualitas tinggi yang

mengandung protein tinggi dan energi. Tingkat

kandungan lemak dapat bervariasi dari 5% -10%,

tergantung pada kadar air bijian kedelai dan

efisiensi ekstraksi minyak selama pemrosesan.

Page 37: Bab iv makanan dan cara pemberian

Kacang tanah, yang ditanam terutama untuk

konsumsi manusia, tetapi secara efektif dapat

menggantikan sebagian dari gandum dan protein

ransum suplemen pada ternak babi.

Kacang polong. Kandungan energi yang dapat

dicerna kacang polong tergolong tinggi. Ini

merupakan sumber lisin yang baik, tapi rendah

metionin dan triptofan, sehingga penggunaannya

dalam pakan babi umumnya terbatas. Kacang

juga mengandung faktor anti-nutrisi termasuk

inhibitor tripsin dan hemaglutinin, tapi tingkat

faktor ini umumnya dianggap tidak cukup tinggi

untuk mengurangi produktivitas.

Alfalfa. Kualitas gizi Alfalfa bervariasi sesuai

dengan tingkat kemasakan, kesuburan tanah, dan

metode pemanenan, penanganan, dan

penyimpanan. Faktor utama yang membatasi

nilai gizi alfalfa dalam pakan babi adalah

rendahnya kandungan energi yang dapat dicerna.

Namun, dibandingkan dengan biji-bijian lainnya,

alfala mengandung lebih banyak energi dapat

dicerna setengah. Alfalfa adalah sumber vitamin

Page 38: Bab iv makanan dan cara pemberian

yang paling baik terutama vitamin A, E, dan K.

Alfalfa juga memiliki kandungan mineral

Kalsium yang tinggi tapi kandungan phosphor

cukup. Sehingga ransum yang mengandung

alfalfa harus dilengkapi dengan penambahan

fosfor untuk mempertahankan rasio yang

diinginkan yaitu 1:1 hingga 1,5:1 kalsium: fosfor.

Alfalfa juga mengandung saponin dan faktor anti-

nutrisi tanin yang dapat mengurangi tingkat

pertumbuhan ternak babi. Untuk ternak babi

stater dan sapihan penggunaan alfalfa tidak

dianjurkan karena kecernaan energi rendah,

palatabilitas kurang, dan adanya faktor anti-

nutrisi. Alfalfa sangat baik untuk ransum induk

daripada untuk babi fase pertumbuhan. Induk

babi memiliki kapasitas yang lebih besar untuk

fermentasi dalam sistim pencernaan yang

memungkinkan untuk pencernaan serat yang

lebih besar dan pemanfaatan energi ditingkatkan.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan

menunjukkan jumlah kotoran induk babi laktasi

Page 39: Bab iv makanan dan cara pemberian

meningkat dengan pakan yang diberi silase

alfalfa sat bunting.

Canola, adalah bibit tanaman minyak utama

yang diproduksi di Kanada. Ini berisi minyak

40% dan protein 20%, membuatnya menjadi

energi tinggi, sumber protein yang cukup tinggi.

Canola dapat secara efektif digunakan pada

sampai 15% pada ransum untuk semua fase

kecuali pada induk bunting dan menyusui harus

dibatasi sampai 10%. Sejumlah besar peternakan

komersial di Amerika dan Kanada menggunakan

canola transgeni, dan saat ini pemerintah di

kedua Negara telah mengeluarkan aturan

penggunaan benih non-organik yang mirip

dengan jagung.

Fababeans (kacang faba) mengandung 24%

sampai 30% protein dan kandungan tingkat

energi dapat dicerna diantara bungkil kedelai dan

gandum. Fababeans rendah dalam kandungan

lemak (1,5%) serta tinggi dalam asam lemak tak

jenuh. Hal ini sangat rentan terhadap bau anyir

jika disimpan selama lebih dari satu minggu

Page 40: Bab iv makanan dan cara pemberian

setelah penggilingan, serta mengandung faktor

anti-nutrisi, termasuk beberapa inhibitor tripsin,

hemaglutinin, dan tanin. Untuk nilai gizi optimal

harus dipanggang atau diekstrusi, serta dapat

secara efektif ditambahkan sampai 15% dari

ransum starter, 20% pada ransum grower, dan

15% untuk induk bunting.

Biji bunga matahari, mengandung kandungan

lemak yang tinggi (40%), serat kasar (29%) dan

protein cukup tinggi (20%). Batas inklusi biji

bunga matahari sampai 10% dalam ransum

ternak babi disapih, pertumbuhan (grower) dan

finisher, dan sampai 30% pada ransum induk

bunting serta 20% pada pakan induk menyusui.

Page 41: Bab iv makanan dan cara pemberian

9. Cara Menentukan/Mengukur Ransum Yang

Efisien dan Ekonomis

Gambar 18. Contoh Bahan pakan Lentil

Page 42: Bab iv makanan dan cara pemberian

Ransum yang efisien dapat ditentukan dalam 2

cara lewat percobaan pemberian makanan (feeding trial),

yaitu: Menentukan efisiensi penggunaan makanan

(EPM) atau perbandingan antara pertambahan berat

badan (kg) yang dihasilkan dengan jumlah makanan

yang dikonsumsi (kg) atau jumlah pertambahan berat

yang dihasilkan per unit konsumsi.

Menentukan efisiensi konversi makanan (EKM)

atau perbandingan antara jumlah makanan atau ransum

yang dikonsumsi (kg) dengan pertambahan berat badan

yang dihasilkan (kg) atau jumlah konsumsi per unit

pertambahan berat badan. EPM lebih sering digunakan

pada ternak besar seperti sapi dan kerbau dan lain lain,

sedang EKM digunakan pada ternak kecil seperti unggas

dan babi.

Ada dua hal penting untuk diperhatikan ketika

mencoba untuk mengurangi biaya pakan dalam

peternakan babi.

Pertama, perubahan nutrisi dalam satu bidang

operasional dapat memiliki konsekuensi besar yang

dalam. Jika dilakukan kesalahan dalam program

Page 43: Bab iv makanan dan cara pemberian

pemberian makan, maka hal itu hanya akan

mempengaruhi penampilan ternak babi tersebut saat

dipasarkan. Tapi jika dilakukan kesalahan dalam sistim

usaha peternakan, akan mempengaruhi keseluruhan

siklus babi seluruhnya.

Kedua, pemberian pakan anak babi berdasarkan

tingkat pertumbuhan rata-rata sering mengabaikan fakta

bahwa sekitar 92% babi tumbuh pada tingkat yang

berbeda dari rata-rata keuntungan. Data menunjukkan

bahwa babi dengan berat badan rendah tidak akan

mencapai berat rata-rata normal saat disapih secara

kelompok selama 3 sampai 21 hari; setelah disapih

capaian bobot sapihan tidak dapat dipenuhi sampai

empat minggu umur penyapihan.

Bila harga pasar tinggi dan biaya pakan rendah,

pemberian pakan babi cenderung lebih baik daripada

rata-rata, karena tujuannya adalah untuk memanfaatkan

potensi ternak babi sampai ke pasar secepat mungkin.

Tapi ketika harga pasar rendah dan biaya pakan yang

tinggi, peternak tidak mampu mengikuti strategi ini.

Karena itu perlu selalu memonitor biaya dan

catatan untuk enam bidang utama, berikut ini:

Page 44: Bab iv makanan dan cara pemberian

1. Rata-rata beranak per induk dan jumlah

pendapatan total ternak per periode waktu;

2. Rata-rata biaya (total dan variabel) per induk dan

biaya total dan variabel ternak per periode waktu;

3. Jumlah babi disapih per induk per tahun;

4. Non-produktif induk per hari;

5. Rata-rata biaya (total dan variabel) per ekor anak

babi yang dijual; dan

6. Mingguan penjualan relatif per target.

Ada banyak langkah-langkah lain yang penting,

tetapi item di atas adalah titik awal yang baik untuk

mengidentifikasi masalah dan/atau menentukan

keberhasilan.

Dari enam item di atas, ada tiga item yang

berhubungan dengan masalah keuangan, bukan dengan

masalah produktivitas. Akan tetapi, dalam sebuah

industri sering didapatkan pola pikir (mind set) bahwa

produktivitas sama dengan profitabilitas, yang tidak

semuanya benar. Ada banyak peternakan yang memiliki

produktivitas sangat tinggi tetapi tidak memiliki

Page 45: Bab iv makanan dan cara pemberian

keuntungan seperti yang dimiliki peternakan lain yang

kurang produktif.

Empat unsur pemberian pakan harus diukur dalam

usaha untuk keberhasilan keuangan dalam model

pemberian pakan anak babi.

1. Kuantitas dan biaya pakan pada masa kebuntingan

dan masa laktasi setiap induk per tahun.

2. Total pakan waktu pemeliharaan dan biaya per ekor

anak babi yang dijual.

3. Jumlah dan biaya pakan per kg anak babi dijual

atau yang dipindahkan.

4. Biaya pakan harus dirumuskan dan aktual. Dengan

menggunakan anggaran pakan, maka pengusaha

ternak akan memiliki target untuk membandingkan

penggunaan pakan sesuai atau tidak.

Page 46: Bab iv makanan dan cara pemberian

Dengan informasi pakan yang dimiliki, disarankan agar

peternak mencoba menghitung biaya yang terbesar

dalam usaha peternakan, mana yang paling mudah dan

paling mahal untuk dicapai. Mungkin sebagian biaya

terbesar, seperti biaya tenaga kerja, pada dasarnya

diperlakukan sebagai biaya tetap yang sangat sulit untuk

berubah.

Ketika mempertimbangkan penghematan biaya

dalam pemberian pakan dalam program peternakan,

maka hindari membuat perubahan yang akan dapat

mempengaruhi produktivitas ternak dan merusak

kemampuan ternak untuk memanfaatkan pemulihan

pasar di masa datang.

Pemberian pakan harus sesuai dengan kondisi

tubuh ternak, dan hindari pemberian nutrisi berlebihan.

Usaha peternakan besar dengan jumlah induk sampai

5.000 ekor atau lebih mungkin dapat memberi makan

dua atau tiga ransum berbeda dalam masa bunting.

Pakan dengan ransum yang terpisah termasuk lisin ekstra

untuk induk yang baru pertama kali bunting akan

Page 47: Bab iv makanan dan cara pemberian

membantu induk muda ini membangun massa protein

dan berat badan dengan tingkat lisin yang tidak

dibutuhkan oleh ternak yang sudah memiliki paritas

lebih tinggi atau induk tua.

Secara umum pemberian makanan pada induk

muda sedang bunting adalah dengan formulasi

kandungan rendah mineral. Sementara untuk parities

lama (induk tua) perlu kandungan mineral dengan level

yang sedikit lebih tinggi.

Cara pemeliharaan dengan ini tidak akan

bermanfaat apabila untuk pemberian pakan ternak dalam

jumlah besar secara keseluruhan sebagai satu kelompok,

karena tidak akan melihat manfaat dari pemberian

mineral tingkat yang lebih tinggi yang sesuai kebutuhan

masing-masing induk sehingga akan ada induk yang

menerima pakan secara ‘overfeeding’, sebab ada

kemungkinan hanya diperlukan oleh sebagian kecil dari

keseluruhan kelompok induk yang dipelihara.

Cara terbaik untuk memangkas biaya pakan pada

masa laktasi adalah hanya dengan menyediakan pakan

induk sebanyak yang menjadi kebutuhannya.

Page 48: Bab iv makanan dan cara pemberian

Peningkatan pemberian pakan sebesar 10% dan

menjaga jumlah konsumsi per hari dapat menurunkan

sebesar 10% konsentrasi asam amino, vitamin, dan

mineral dalam ransum, sehingga akan menghemat biaya

pakan.

Pemberian pakan dengan dua jenis ransum untuk

induk menyusui―satu untuk induk muda yang baru

pertama kali beranak dan satu lagi untuk ternak

lainnya―memungkinkan untuk pemberian pakan dengan

kandungan level tingkat asam amino lisin yang lebih

tinggi untuk anak babi sapihan yang memerlukannya,

dan kandungan tingkat asam amino lisin rendah untuk

induk yang lebih tua. Dalam sistim pemberian pakan

pada ternak babi, perubahan kecil komposisi zat-zat

makanan dalam ransum dapat memiliki dampak besar,

seperti perubahan untuk menurunkan kadar protein

plasma, serat kasar, asam amino, mineral dan vitamin,

dll.

Perhatikan juga untuk mengubah anggaran pakan

guna mengurangi jumlah pakan anak babi; dan untuk

meningkatkan penggunaan biaya-efektif bahan pakan

Page 49: Bab iv makanan dan cara pemberian

dalam ransum ternak menjelang akhir produksi guna

mendapatkan biaya yang lebih rendah.

Page 50: Bab iv makanan dan cara pemberian

Beberapa saran pemberian makan untuk menekan biaya:

Mengoptimalkan biaya pakan dalam usaha

peternakan besar membutuhkan catatan informasi

yang tepat untuk mengidentifikasi bidang yang

memiliki manfaat terbesar.

Jangan menggunakan zat-zat makanan berlebihan

dan jangan menggunakan bahan pakan karena

terpaksa.

Gunakan bahan pakan yang dapat menghemat

uang dengan sedikit risiko.

Gunakan anggaran pakan ternak yang tepat.

Beberapa saran tersebut memang sangat ekstrim,

namun pasar sekarang ini menuntut tindakan segera

untuk menekan biaya pakan. Aturan makan babi berubah

ketika harga pasar sangat rendah. Caranya adalah dengan

memastikan bahwa modal disimpan dalam bentuk

pemotongan biaya lebih besar daripada pendapatan yang

hilang akibat perubahan. Pesan paling penting adalah

bahwa program pemberian pakan harus berubah

mengikuti kondisi pasar, karena program pakan adalah

Page 51: Bab iv makanan dan cara pemberian

bagian dinamis dari produksi daging babi, dan tidak

boleh dianggap tetap dan independen dari kondisi pasar.

10. Metode Pemberian Makanan

Pemilihan metode pemberian makanan bervariasi

tergantung dari beberapa faktor, seperti harga dan bahan

pakan, populasi ternak, tenaga kerja yang tersedia, dan

manajemen praktis lainnya. Ada beberapa metode

pemberian makanan yang sering digunakan di mana

masing-masing mempunyai kelebihan dan

kekurangannya, yaitu:

Group vs Individual Feeding

Floor vs Trough Feeding

Dry vs Liquid Feeding

Full vs Restricted/Limited Feeding

Group vs Individual Feeding

Tatalaksana pemberian makan dengan sistim

group (Kelompok) secara ekonomis akan lebih efisien

jika dibandingkan dengan tatalaksana pemberian

makanan secara individu untuk suatu usaha peternakan

yang besar. Hal tersebut adalah untuk meminimalisir

Page 52: Bab iv makanan dan cara pemberian

penggunaan tenaga kerja serta peralatan pakan lainnya.

Namun hal yang dimungkinkan terjadi adalah bahwa

tidak semua individu ternak akan mendapatkan jumlah

pakan yang sama. Karena, pengelompokan ternak babi

dalam suatu kandang akan menimbulkan persaingan

dalam mendapatkan makanan. Hal ini disebabkan oleh

ting-kah laku sosial ternak babi dalam kelompok, di

mana yang kuat dan besar akan mendominasi dibanding-

kan dengan ternak babi individu yang agak lemah dan

memiliki badan yang lebih kecil. Sementara jika

kelompok ternak babi didominasi jenis jantan yang

memiliki aggressive behavior tinggi, maka akan

mengakibatkan perkelahian untuk memperebutkan ma-

kanan sehingga mengakibatkan banyak makanan yang

terbuang. Sedangkan tatalaksana pemberian pakan secara

individu akan memerlukan jumlah tenaga kerja serta

perlengkapan yang lebih banyak, namun untuk jumlah

konsumsi akan lebih efektif dan efisien karena

mengurangi terbuangnya makanan yang sisa dan lebih

mudah diketahui jumlah konsumsi per individu ternak.

Page 53: Bab iv makanan dan cara pemberian

Gambar 19. Pemberian makan Group dan Individual

Page 54: Bab iv makanan dan cara pemberian

Floor vs Trough Feeding

Tatalaksana pemberian makanan secara langsung

di lantai kandang tanpa tempat makan sering ditemukan

di beberapa peternakan babi intensif. Pemberian

makanan di lantai akan memudahkan peternak memberi

makan ternak babi serta waktu pemberian menjadi lebih

cepat, terutama pas untuk suatu usaha peternakan yang

besar. Hal tersebut juga membantu peternak mengurangi

waktu untuk membersihkan dan menyediakan tempat

makan (self feeder). Dengan demikian, konstruksi lantai

kandang harus dipersiapkan dan dijaga agar tetap kering,

tidak boleh basah, serta bentuk pakan harus berbentuk

butiran agar tidak banyak pakan yang tersisa dan tidak

dapat dikonsumsi oleh ternak babi. Jumlah ternak dalam

kandang jangan terlalu padat, karena perlu luasan kan-

dang yang cukup memadai sehingga akses ternak babi

untuk mendapatkan makanan di lantai juga menjadi

gampang. Tetapi pemberian makan dangan cara ini akan

merugikan dari segi efisiensi penggunaan makanan oleh

ternak karena memungkinkan makanan menjadi terinjak

Page 55: Bab iv makanan dan cara pemberian

oleh ternak babi sendiri sehingga menjadi hancur dan

apabila hal tersebut terjadi akan menyebabkan banyak

sisa makanan yang terbuang tidak bisa dikonsumsi oleh

ternak. Dengan cara ini juga akan merugikan dari segi

higienis karena terkontaminasi dengan kotoran dalam

kandang. Cara pemberian makanan seperti ini hanya baik

jika digabungkan dengan cara pemberian secara ad

libitum (full feeding). Sementara untuk tatalaksana

pemberian makanan dengan trough feeding atau tata

laksana dengan menyediakan tempat makan khusus

tersendiri merupakan tatalaksana yang sangat efisien dari

segi penggunaan makanan serta memungkinkan untuk

makanan yang terbuang menjadi lebih sedikit. Dan hal

ini akan sangat memudahkan digabungkan dengancara

pemberian makanan restricted feeding, sehingga secara

ekonomis juga dapat diketahui jumlah konsumsi yang

tepat untuk masing-masing periode pemeliharaan.

Dengan demikian secara higienis pakan ternak akan

terjaga dari kontaminasi atau rusak karena terinjak oleh

ternak babi sendiri.

Page 56: Bab iv makanan dan cara pemberian

Dry vs Liquid Feeding

Gambar 20b. Sistim Pemberian makanan menggunakan tempat makanan (Trough feeding)

Gambar 20a. Sistim Pemberian makanan dilantai (floor feeding)

Page 57: Bab iv makanan dan cara pemberian

Tatalaksana pemberian makanan dengan cara

kering dimana makanan yang diberikan kepada ternak

babi dalam keadaan kering. Hal tersebut akan

memudahkan peternak untuk menghitung effisiensi

maupun konversi pakan. Pemberian dengan cara kering

akan sangat efisien jika bahan pakan dalam bentuk

butiran sehingga semua bahan yang sudah dicampur

dalam ransum pakan akan dikonsumsi oleh ternak babi.

Sistim usaha peternakan yang diberikan pakan dalam

bentuk kering harus memperhatikan konstruksi kandang

dengan menyiapkan air minuim secara tersendiri

sehingga memerlukan biaya ekstra untuk hal tersebut.

Akan tetapi jika bahan pakan yang disusun dalam bentuk

tepung atau halus maka sebaiknya bahan pakan tersebut

diberikan dalam bentuk basah. Dengan demikian maka

bahan makanan yang berbentuk tepung akan melekat

dalam ransum sehingga semua kandungan bahan

makanan dapat dikonsumsi oleh ternak babi. Kemudian

dalam kandang tidak perlu lagi dipersiapkan tempat

untuk air minum ternak karena semuanya sudah di-

gabung-kan dalam tempat makan. Ada banyak informasi

untuk peternakan khusus untuk babi penggemukan maka

Page 58: Bab iv makanan dan cara pemberian

cara dengan pemberian makanan dalam bentuk basah

sangat meningkatkan jumlah konsumsi ransum.

Full vs Restricted/Limited Feeding

Full feeding system adalah cara pemberian

makanan pada ternak yang sangat umum yang lebih

dikenal dengan cara ad libitum atau tidak terbatas. Hal

ini sering dilakukan apabila pengetahuan peternak

tentang jumlah konsumsi ransum ternak babi sesuai

dengan umur dan periode pertumbuhan tidak diketahui.

Kerugian dari cara pemberian makanan seperti ini adalah

mamungkinkan adanya makanan sisa yang tidak

dikonsumsi menjadi mubazir dan dibuang. Tetapi untuk

periode anak babi lepas sapih yang memerlukan

ketersediaan makanan yang terus menerus maka cara ini

sering dianjurkan untuk dilaksanakan. Akan tetapi jika

menggunakan cara restricted feeding system maka

effisiensi penggunaan makanan bagi ternak babi akan

sangat tinggi karena mengurangi jumlah makanan yang

tersisa dan terbuang, juga di beberapa peternakan babi

yang modern dengan penggunaan high technology maka

sistim ini sangat efektif baik dari penggunaan tenaga

Page 59: Bab iv makanan dan cara pemberian

kerja maupun dalam meminimalisir hasil sisa buangan

baik makanan sisa maupun kotoran yang dihasilkan oleh

ternak babi tersebut. Karena dengan kalkulasi yang tepat

maka masing-masing kebutuhan pakan periode

pertumbuhan ternak babi akan diberikan pakan sesuai

kebutuhan serta wasted atau pakan sisa sangat kecil juga

kotoran babi berkurang. Dan juga dibeberapa hasil

penelitian mengungkapkan bahwa pembentukan karkas

menjadi lebih baik sementara perilaku makan ternak babi

yang akan makan tanpa henti sepanjang makanan itu

tersedia juga menghasilkan bobot badan yang bertambah

dengan cepat tetapi pembentukan lemak tubuh juga

cukup tinggi.

Page 60: Bab iv makanan dan cara pemberian

Gambar 21. Model tempat makan (self feeder) tradisional dan modern.