pengaruh pendidikan gizi dan pemberian makanan …

103
PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERBAHAN IKAN TAMBAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN IBU YANG MEMILIKI ANAK STUNTING DI DESA PANTAI LABU SKRIPSI MARGARET URSULA SIREGAR P01031214035 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI 2018

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

1

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN

TAMBAHAN BERBAHAN IKAN TAMBAN TERHADAP

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN IBU

YANG MEMILIKI ANAK STUNTING

DI DESA PANTAI LABU

SKRIPSI

MARGARET URSULA SIREGAR

P01031214035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI

2018

Page 2: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

2

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN

TAMBAHAN BERBAHAN IKAN TAMBAN TERHADAP

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN IBU

YANG MEMILIKI ANAK STUNTING

DI DESA PANTAI LABU

Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Menyelesaikan Program Studi Sarjana Terapan Gizi

Di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

MARGARET URSULA SIREGAR

P01031214035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI

2018

Page 3: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

3

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Pengaruh Pendidikan Gizi dan Pemberian

Makanan Tambahan Berbahan Ikan Tamban

Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan

Ibu Yang Memiliki Anak Stunting Di Desa

Pantai Labu

Nama Mahasiswa : Margaret Ursula Siregar

Nomor Induk Mahasiswa : P01031214035

Program Studi : Diploma IV

Menyetujui :

Dini Lestrina, DCN, M.Kes

Pembimbing Utama/Ketua Penguji

Berlin Sitanggang, SST, M.Kes Mincu Manalu, S.Gz, M.Kes

Penguji I Penguji II

Ketua Jurusan Gizi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes

NIP. 196403121987031003

Tanggal Lulus : 14 Agustus 2018

iii

Page 4: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

4

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pendidikan

Gizi dan Pemberian Makanan Tambahan Berbahan Ikan Terhadap

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu Yang Memiliki Anak Stunting

Di Desa Pantai Labu“ .

Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orangtua tercinta,

Ayahanda Drs. Herry Giat Siregar dan Ibunda Dra. Uli Rajagukguk.

Juga kepada kakak adik penulis, Vanny Prayutri Siregar, S.ST,

Immanuel Marada Van Siregar, S.E dan Jakob Harimilu Siregar yang

tidak pernah lelah memberikan doa, semangat, motivasi dan nasihat

dalam proses pengerjaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis

menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi

Politeknik Kesehatan Medan.

2. Ibu Dini Lestrina, DCN, M.Kes selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan masukan, saran dan motivasi.

3. Bapak Berlin Sitanggang, SST, M.Kes dan Mincu Manalu, S.Gz,

M.Kes sebagai penguji skripsi yang sudah membimbing saya

4. Seluruh dosen dan pegawai yang bekerja di Jurusan Gizi

Politeknik Kesehatan Medan.

5. Sahabat penulis, Lucya, Friska, Saniah, Maysara, Elsa dan

teman-teman semasa perkuliahan Novita, Ayu, Rezeki, Dita yang

telah menjalin kebersamaan selama ini.

6. Teman-teman mahasiswa semester VIII Jurusan Gizi yang turut

membantu dalam penulisan usulan penelitian ini.

iv

Page 5: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

5

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna,

untuk itu penulis mengharapkan sumbang saran yang membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan Skripsi ini. Semoga apa yang telah

ditulis bisa menambah pengetahuan bagi kita semua.

Medan, Agustus 2018

Penulis,

Margaret Ursula Siregar

NIM. P01031214035

v

Page 6: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

6

ABSTRAK

MARGARET URSULA SIREGAR “PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERBAHAN IKAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN IBU YANG MEMILIKI ANAK STUNTING DI DESA PANTAI LABU TAHUN 2018” (DIBAWAH BIMBINGAN DINI LESTRINA) Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi di dunia, khususnya di negara-negara miskin dan berkembang. Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan grafik pertumbuhan yang terhambat, terjadi selama periode sebelum dan sesudah kehamilan karena kekurangan zat gizi dalam jangka panjang. Pendidikan gizi adalah tindakan dan usaha untuk mengubah pikiran serta sikap manusia sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan berbahan ikan Tamban terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan ibu yang memiliki anak stunting.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juli 2018. Penelitian quasi eksperiment one group dengan rancangan pre test and post test. Sampel penelitian berjumlah 31. Pendidikan gizi dilaksanakan sebanyak 4 kali dan pemberian makanan tambahan berbahan ikan tamban selama 31 hari. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengukuran sebelum dan sesudah intervensi. Uji statistik yang digunakan adalah Uji T Dependent dengan α=0.05. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan, sikap dan tindakan responden sebelum dan sesudah intervensi, dengan selisih kenaikan pengetahuan ibu sebesar 5.48, sikap ibu sebesar 1.97 dan tindakan ibu sebesar 0.13. Kata kunci: pendidikan gizi, pengetahuan, sikap, tindakan. Stunting

vi

Page 7: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

7

ABSTRACT

MARGARET URSULA SIREGAR "THE EFFECT OF NUTRITION EDUCATION AND SUPPLEMENT OF FOOD MADE FROM FISH TOWARDS THE KNOWLEDGE, ATTITUDE AND ACTION OF MOTHERS WITH STUNTED CHILDREN IN THE VILLAGE PANTAI LABU 2018" (CONSULTANT: DINI LESTRINA)

Stunting is one of the nutrition problems often found in the world, especially in poor and developing countries. Stunting is a chronic condition where the growth graph is obstructed, occurring during the period before and after the pregnancy as a result of malnutrition over a long period of time. Nutritional education is a human action and effort to change his mind and attitude.

This study aimed to determine the effect of nutrition education and supplementary feeding made from Tamban fish towards the knowledge, attitudes and actions of mothers with stunted children. The study was a quasi-experimental one group study with pre-test and post-test design carried out from April to July 2018 with 31 research samples. Nutrition education was carried out 4 times and supplementary feeding made from tamban fish for 31 days. The data were collected from the measurement results before and after the intervention and the statistics were tested by a Dependent T Test with α = 0.05.

Through the research it was found that there were significant differences between the knowledge, attitudes and actions of respondents before and after the intervention, with the difference in the increase in maternal knowledge by 5.48, the mother's attitude was 1.97 and the mother's action was 0.13..

Keywords: nutrition education, knowledge, attitude, action, stunting

vii

Page 8: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

8

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................ vi

ABSTRACT ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5

1. Tujuan umum .................................................................. 5

2. Tujuan khusus ................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7

A. Stunting ............................................................................. 7

1. Pengertian Stunting ......................................................... 7

2. Faktor Penyebab Stunting .............................................. 8

B. Makanan Tambahan Anak Sekolah .................................... 10

1. Tujuan PMT-AS .............................................................. 10

2. Ruang Lingkup PMT-AS ................................................. 11

C. Pendidikan Gizi .................................................................. 12

D. Pengetahuan ...................................................................... 12

E. Sikap .................................................................................. 13

F. Tindakan ............................................................................. 14

G. Kerangka Teori ................................................................... 16

H. Kerangka Konsep ............................................................... 17

I. Defenisi Operasional ............................................................ 18

viii

Page 9: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

9

J. Hipotesis ............................................................................. 19

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 20

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 20

B. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................ 20

C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................ 20

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................... 21

E. Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 26

A. Gambaran Umum ............................................................... 26

B. Gambaran Pelaksanaan Intervensi ..................................... 26

C. Hasil Penelitian .................................................................. 27

1. Karakteristik Sampel ................................................... 27

2. Karakteristik Responden ............................................. 29

D. Hasil Penelitian .................................................................. 30

1. Univariat ....................................................................... 30

2. Bivariat ......................................................................... 34

E. Pembahasan ...................................................................... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 41

A. Kesimpulan ......................................................................... 41

B. Saran ................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 43

ix

Page 10: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

10

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan TB/U ......................................... 8

2. Defenisis Operasional ...................................................................... 18

3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur ................................................ 27

4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 28

5. Distribusi Sampel Berdasarkan Tinggi Badan ................................... 28

6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ......................................... 29

7. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan................................. 29

8. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................. 30

9. Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Ibu Sebelum Dan Sesudah

Intervensi. .......................................................................................... 30

10. Kategori Perolehan Nilai Pengetahuan Sebelum dan Sesudah

Intervensi ........................................................................................... 31

11. Distribusi Rata-Rata Sikap Ibu Sebelum Dan Sesudah Intervensi. ... 32

12. Kategori Perolehan Nilai Sikap Sebelum dan Sesudah Intervensi .... 32

13. Distribusi Rata-Rata Tindakan Ibu Sebelum Dan Sesudah Intervensi 33

14. Kategori Perolehan Nilai tindakan Sebelum dan Sesudah Intervensi 33

15. Pengaruh Pendidikan Gizi dan Pemberian PMT Nugget Ikan Tamban

Terhadap Pengetahuan Ibu Sebelum Dan Sesudah. ........................ 34

16. Pengaruh Pendidikan Gizi dan Pemberian PMT Nugget Ikan Tamban

Terhadap Sikap Ibu Sebelum Dan Sesudah. .................................... 34

17. Pengaruh Pendidikan Gizi dan Pemberian PMT Nugget Ikan Tamban

Terhadap Tindakan Ibu Sebelum Dan Sesudah. ............................... 35

xi

Page 11: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

11

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Kerangka Teori ............................................................................... 16

2. Kerangka Konsep ............................................................................ 17

xi

Page 12: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

12

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Master Tabel ................................................................................... 46

2. Hasil Uji Statistik .............................................................................. 48

3. Data Identitas Sampel dan Responden ........................................... 54

4. Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Subyek Penelitian .................. 55

5. Kuesioner ........................................................................................ 56

6. Satuan Acara Penyuluhan ............................................................... 62

7. Pernyataan ...................................................................................... 78

8. Bukti Bimbingan Skripsi ................................................................... 79

9. Lembar Bukti Bimbingan Skripsi ...................................................... 81

10. Daftar Riwayat Hidup ..................................................................... 82

11. Dokumentasi ................................................................................... 83

xii

Page 13: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu

permasalahan gizi yang dihadapi di dunia, khususnya di negara-negara

miskin dan berkembang (Unicef, 2013 dalam Mitra, 2015). Stunting

merupakan kondisi kronis yang menggambarkan grafik pertumbuhan yang

terhambat, terjadi selama periode sebelum dan sesudah kehamilan

karena kekurangan zat gizi dalam jangka panjang (Sedgh G, 2000 dalam

Oktarina, 2013). Stunting atau pendek, adalah suatu retardasi

pertumbuhan linear telah digunakan sebagai indikator secara luas untuk

mengukur status gizi individu maupun kelompok masyarakat (Rahmawati

dkk, 2017).

Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi daripada negara-

negara lain di Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%), Vietnam (23%),

dan Thailand (16%). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

2013 diketahui prevalensi stunting di Indonesia mencapai 37,2%, yang

mengalami peningkatan dari 36,6% di tahun 2010. Di Sumatera Utara

prevalensi stunting mencapai angka 42,5%. Di Kabupaten Deli Serdang

tercatat bahwa pravalensi anak stunting sebesar 33.3% (Pemantauan

Status Gizi, 2017)

Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian stunting,

salah satunya ialah rendahnya asupan zat gizi baik masa lampau maupun

sekarang. Asupan zat gizi yang berkaitan dengan stunting dapat berupa

asupan makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan asupan

mikronutrien (zinc, kalsium, vitamin D, Fe dan lain-lain) (Jumirah, 2007

dalam Rahmawati dkk, 2017). Faktor lain penyebab stunting seperti

pendidikan dan pengetahuan orang tua, pola asuh, ekonomi, ketersediaan

pangan, demografis dan pelayanan kesehatan.

Page 14: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

2

Asupan zat gizi makro, seperti energi, protein, dan zat gizi mikro,

seperti Zn yang kurang, terutama pada masa pertumbuhan, akan

mengganggu proses pertumbuhan seorang anak yang berdampak pada

stunting (pendek). Infeksi berulang (kronis), seperti infeksi saluran

pernafasan akut (ISPA) dan diare, juga merupakan penyebab utama

terjadinya gangguan tumbuh kembang pada anak. Status gizi buruk dan

infeksi merupakan lingkaran setan yang diduga merupakan faktor

determinan utama terjadinya masalah gangguan tumbuh-kembang anak,

salah satunya adalah stunting (Kartini dkk, 2016). Asupan zat gizi yang

rendah dipengaruhi oleh pola asuh, salah satunya adalah perilaku

pemberian makan yang tidak tepat.

Penelitian menyebutkan adanya hubungan yang nyata antara pola

pengasuhan dengan stunting (Astri dkk, 2005 dalam Hestuningtyas,

2014). Salah satu parameter untuk menentukan sosial ekonomi keluarga

adalah tingkat pendidikan, terutama tingkat pendidikan pengasuh anak.

Pendidikan gizi adalah tindakan dan usaha untuk mengubah pikiran serta

sikap manusia sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Tujuan

pendidikan gizi adalah menanamkan pengertian kepada seseorang

sehingga pengertian terwujud dalam sikap serta perbuatan dan kemudian

menjadi kebiasaan yang baik dalam mengelola dan mengontrol

kesehatannya, khususnya dalam hal gizi (Aroni Hasan, 2014). Menurut

Healthy People 2010, pendidikan gizi akan meningkatkan pengetahuan

gizi anak dan akan membantu sikap anak yang dapat mempengaruhi

kebiasaan anak dalam memilih makanan dan snack yang menyehatkan.

Pengaruh pendidikan gizi terhadap kesehatan mungkin akan lebih efektif

jika targetnya adalah langsung pada anak usia sekolah (Nuryanto dkk,

2014).

Pengetahuan gizi ibu adalah salah satu faktor yang mempunyai

pengaruh signifikan pada kejadian stunting (Jesmin dkk, 2005 dalam

Hestuningtyas, 2014). Pengetahuan yang baik akan menciptakan sikap

yang baik, yang selanjutnya apabila sikap tersebut dinilai sesuai, maka

Page 15: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

3

akan muncul perilaku yang baik pula. Pengetahuan sendiri didapatkan dari

informasi baik yang didapatkan dari pendidikan formal maupun dari media

(non formal), seperti radio, TV, internet, koran, majalah, dll. Oleh karena

itu, upaya perbaikan stunting dapat dilakukan dengan peningkatan

pengetahuan sehingga dapat memperbaiki perilaku pemberian makan

pada anak, maka asupan makan anak juga dapat diperbaiki, yaitu dengan

pendidikan gizi (Ni’mah & Lailatul, 2015). Oleh karena itu, upaya

perbaikan stunting dapat dilakukan dengan peningkatan pengetahuan

sehingga dapat memperbaiki perilaku pemberian makan pada anak, maka

asupan makan anak juga dapat diperbaiki, yaitu dengan pendidikan gizi.

Peranan ibu sebagai pengasuh utama anaknya sangat diperlukan

mulai dari pembelian hingga penyajian makanan. Jika pendidikan dan

pengetahuan ibu rendah akibatnya ia tidak mampu untuk memilih hingga

menyajikan makanan untuk keluarga memenuhi syarat gizi seimbang

(UNICEF, 1998 dalam Rahayu & Laily, 2014). Hal ini senada dengan hasil

penelitian di Meksiko bahwa pendidikan ibu sangat penting dalam

hubungannya dengan pengetahuan gizi dan pemenuhan gizi keluarga

khususnya anak, karena ibu dengan pendidikan rendah antara lain akan

sulit menyerap informasi gizi sehingga anak dapat berisiko mengalami

stunting (Hizni dkk, 2010 dalam Atikah & Laily, 2014).

Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)

pada kelompok anak sekolah memiliki dampak luas yang tidak saja pada

aspek kesehatan, gizi dan pendidikan masa kini tetapi juga secara

langsung memengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa

mendatang. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dalam perbaikan

gizi masyarakat, karena anak sekolah sedang mengalami pertumbuhan

secara fisik dan mental yang sangat diperlukan guna menunjang

kehidupannya di masa mendatang (Suriaoka dkk, 2017). Program

makanan tambahan anak sekolah merupakan usaha yang dilakukan

negara-negara berkembang dalam rangka memenuhi makanan bergizi. Di

banyak Negara, program makanan tambahan berbeda jenisnya dan

Page 16: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

4

biasanya tergantung dari tujuan yang akan dicapai (Berg, 1996 dalam

Rohima, 2016).

PMT-AS bertujuan untuk meningkatkan kecukupan asupan gizi

peserta didik melalui makanan tambahan; meningkatkan ketahanan fisik

dan kehadiran peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar;

meningkatkan pengetahuan dan perilaku peserta didik untuk menyukai

makanan lokal bergizi, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) dan Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS); meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan dan pengadaan pangan

lokal; dan meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam

upaya perbaikan gizi peserta didik, produksi pertanian, pendapatan

masyarakat dan kesejahteraan keluarga (Suriaoka dkk, 2017).

Upaya perbaikan stunting difokuskan pada anak usia sekolah (usia

5 sampai 14 tahun), merupakan salah satu masa yang mengalami tumbuh

kembang yang cepat. Pada usia ini aktifitas fisik terus meningkat seperti,

bermain, berolah raga atau membantu orang tua dalam bekerja (Jukes

dkk, 2008 dalam Nuryanto, 2014). Asupan gizi yang baik dari segi

kuantitas maupun kualitas diperlukan agar tumbuh kembang anak dapat

optimal (Mahan, 2008 dalam Nuryanto, 2014).

Hasil skrining pada bulan Oktober 2017 dengan melakukan

pengukuran tinggi badan pada anak SD kelas 1 di SD Negeri 104258

Pematang Biara Desa Pantai Labu, berjumlah 68 orang, ditemukan siswa

stunting sebanyak 19 siswa (27,94%), dan di SD Negeri 105336 Rantau

Panjang Desa Pantai Labu dengan jumlah 44 orang siswa, ditemukan

sebanyak 13 orang yang mengalami stunting (29,54 %). Jika dijumlahkan

hasil dari kedua sekolah tersebut didapat angka sebesar 57.84%, ini

menunjukan bahwa angka tersebut dibawah prevalensi stunting di

Kabupaten Deli Serdang yaitu sebesar 33.3%.www

Dalam skrining ini juga dilakukan food recall 24 jam (1 hari) untuk

mendapat gambaran asupan zat gizi dari anak SD tersebut, diketahui

asupan energi rata-rata 613,36 kcal (33,15 % AKG), asupan protein

Page 17: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

5

sebesar 23,3 gr ( 47,55% AKG), Fe (zat besi) sebesar 2,316 mg (21,96%

AKG). Hasil skrining ini menunjukkan rendahnya persentase asupan zat

gizi pada anak SD tersebut.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan intervensi gizi

dalam bentuk pendidikan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk

memanfaatkan sumber daya alam yang ada contohnya ikan tamban yang

ada banyak populasinya didaerah tersebut, dan paling murah harganya

sehingga terjangkau untuk semua kalangan masyarakat, yang akan diolah

menjadi PMT berbahan ikan, serta untuk menilai pengetahuan, sikap dan

tindakan ibu sebelum dan sesudah pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah

penelitiannya adalah sebagai berikut: Apakah pendidikan gizi dapat

meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu yang memiliki anak

stunting di Desa Pantai Labu?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan gizi dan pemberian

makanan tambahan berbahan ikan terhadap pengetahuan, sikap

dan tindakan ibu yang memiliki anak stunting.

2. Tujuan Khusus

a. Menilai pengetahuan ibu yang memiliki anak stunting sebelum

dan sesudah pendidikan gizi di Desa Pantai Labu.

b. Menilai sikap ibu yang memiliki anak stunting sebelum dan

sesudah pendidikan gizi di Desa Pantai Labu.

c. Menilai tindakan ibu yang memiliki anak stunting sebelum dan

sesudah pendidikan gizi di Desa Pantai Labu.

d. Menganalisis perbedaan pengetahuan ibu sebelum dan

sesudah diberikan pendidikan gizi dan pemberian makanan

tambahan berbahan Ikan Tamban di Desa Pantai Labu.

Page 18: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

6

e. Menganalisis perbedaan sikap ibu sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan

berbahan Ikan Tamban di Desa Pantai Labu.

f. Menganalisis perbedaan tindakan ibu sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan

berbahan Ikan Tamban di Desa Pantai Labu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan

dan wawasan penulis dalam menyusun skripsi.

2. Bagi Masyarakat

Menambah informasi dan pengetahuan bagi masyarakat tentang

pengaruh pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan

berbahan ikan terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan ibu yang

memiliki anak stunting di Desa Pantai Labu.

3. Bagi Pelayan kesehatan

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pemerintah daerah

khususnya dinas dan instansi yang terkait dalam mengamibil

kebijakan penanggulangan stunting pada anak sekolah dasar.

Page 19: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stunting

1. Pengertian Stunting

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian

Status Gizi Anak, pengertian pendek dan sangat pendek adalah status gizi

yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau

Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah

stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). Anak pendek

(stunting) dapat diketahui bila seorang anak sudah diukur panjang atau

tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada

di bawah normal. Anak pendek adalah anak dengan status gizi yang

berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umurnya bila

dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth

Reference Study) tahun 2005, nilai z-scorenya kurang dari -2SD dan

dikategorikan sangat pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD.

Salah satu akibat anak yang mengalami kekurangan gizi dalam

waktu yang lama adalah gagal tumbuh, yaitu stunting. Keadaan ini

banyak terjadi di banyak negara berkembang (Richard dkk, 2012 dalam

Rahayu & Laily 2014). Stunting juga dihubungkan dengan perkembangan

kognitif yang merugikan pada anak-anak dan dewasa, singkatnya masa

sekolah, penurunan produktivitas, serta kurangnya tinggi badan pada

orang dewasa tidak mencapai potensial tumbuhnya (Croookston dkk,

1996-2001 dalam Rahayu & Laily 2014)

Page 20: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

8

Tabel 1. Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U

Indeks Status Gizi Simpangan Baku (Z-score)

Tinggi badan

menurut umur

(TB/U)

Sangat pendek <- 3SD

Pendek -3 SD sampai <-2 SD

Normal -2 SD sampai 2 SD

Tinggi >2 SD

Sumber: Kemenkes, 2011

2. Faktor-faktor penyebab stunting

a. Pendidikan Ibu

Rendahnya pendidikan ibu merupakan penyebab utama dari

kejadian stunting pada anak. Ibu yang berpendidikan lebih mungkin untuk

membuat keputusan yang akan meningkatkan gizi dan kesehatan anak-

anaknya. Selain itu, Ibu yang berpendidikan cenderung menyekolahkan

semua anaknya sehingga memutus rantai kebodohan, serta akan lebih

baik menggunakan strategi demi kelangsungan hidup anaknya, seperti

ASI yang memadai, imunisasi, terapi rehidrasi oral, dan keluarga

berencana. (Senbanjo, 2011 dalam Pramudyat dkk, 2017).

b. Asupan Energi dan Protein

Asupan makan yang tidak adekuat merupakan penyebab langsung

terjadinya stunting pada balita. Kurangnya asupan energi dan protein

menjadi penyebab gagal tumbuh telah banyak diketahui. Kurangnya

beberapa mikronutrien juga berpengaruh terhadap terjadinya retardasi

pertumbuhan linear. Kekurangan mikronutrien dapat terjadi karena

rendahnya asupan bahan makanan sumber mikronutrien tersebut dalam

konsumsi balita sehari-hari serta disebabkan karena bioavailabilitas yang

rendah (Mikhail, et al., 2013 dalam Damayanti dkk, 2016).

Page 21: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

9

Kecukupan protein hanya bisa terpenuhi jika asupan energi

tercukupi. Apabila asupan energi kurang, asupan protein akan digunakan

untuk memenuhi kebutuhan energi. Pertumbuhan balita membutuhkan

tambahan protein. Ketidakcukupan asupan protein dapat menghambat

laju pertumbuhan (Adriani dan Wirjatmadi, 2012 dalam Damayanti dkk,

2016).

c. Tingkat Sosial dan Ekonomi Keluarga

Menurut Fikawati dan Shafiq (2010), tingkat sosial ekonomi

berkaitan dengan daya beli keluarga. Kemampuan keluarga untuk

membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya

pendapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat

pengelolaaan sumber daya lahan dan pekarangan. Keluarga dengan

pendapatan terbatas kemungkinan besar kurang dapat memenuhi

kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi

dalam tubuh anak (Fikrina, 2017). Berdasarkan teori Proverawati (2009),

keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang

dikelola setiap harinya baik dari segi kualitas maupun jumlah makanan .

Kemiskinan yang berlangsung dalam waktu lama dapat mengakibatkan

rumah tangga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan yang

dapat menyebabkan tidak tercukupinya gizi untuk pertumbuhan anak

(Fikrina, 2017).

d. Berat Badan Lahir

Anak yang terlahir dengan BBLR lebih berpotensi stunting

dibandingkan anak yang terlahir dengan berat normal (Cophra, 2003

dalam Rahayu dkk, 2015). Berat badan bayi lahir rendah (BBLR < 2.500

gram) telah diidentifikasi sebagai faktor risiko penting terkait

perkembangan anak selanjutnya (Lin dkk dalam Rahayu dkk, 2015) . Bayi

yang disebut anak lahir rendah adalah bila berat bayi lahir dengan berat

kurang dari 2.500 gram dan empat kali lebih tinggi mengakibatkan

Page 22: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

10

kematian jika dibandingkan dengan berat bayi terlahir 2.500 – 3.000 gram

(Abenhaim, 2004 dalam Rahayu dkk, 2015).

B. Makanan Tambahan Anak Sekolah

Menurut PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 18

TAHUN 2011, Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah yang

selanjutnya disingkat PMT-AS adalah kegiatan pemberian makanan

kepada peserta didik dalam bentuk jajanan/kudapan atau makanan

lengkap yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya,

dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan.

1. PMT-AS bertujuan untuk:

a. Meningkatkan kecukupan asupan gizi peserta didik melalui

makanan tambahan;

b. meningkatkan ketahanan fisik dan kehadiran peserta didik dalam

mengikuti kegiatan belajar;

c. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku peserta didik untuk

menyukai makanan lokal bergizi, menerapkan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) dan Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS);

d. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan dan

pengadaan pangan lokal; dan

e. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya

perbaikan gizi peserta didik, produksi pertanian, pendapatan

masyarakat dan kesejahteraan keluarga.

Page 23: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

11

2. Ruang Lingkup PMT-AS

a. Kegiatan Pendukung PMT-AS

Kegiatan Pendukung meliputi:

a. penganekaragaman pangan;

b. pendidikan gizi dan kesehatan;

c. pemanfaatan pekarangan rumah dan sekolah;

b. Bentuk PMT-AS

1. Makanan tambahan berupa jajanan/kudapan yang berbahan

pangan lokal/hasil pertanian setempat serta penyediaan air

minum.

2. Makanan tambahan dapat juga diberikan berupa makanan

lengkap.

c. Persyaratan PMT-AS

Makanan tambahan harus memenuhi persyaratan :

a. Beragam

b. Bergizi seimbang dan aman

c. Mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral

d. Pemberian Bahan Makanan

1. Makanan tambahan diberikan paling sedikit 3 (tiga) kali

seminggu selama kegiatan belajar mengajar dalam 1 tahun.

2. Pemberian makanan tambahan pada waktu istirahat pertama.

e. Pemilihan Bahan Makanan

1. Tidak tergantung pada satu jenis pangan, tetapi terhadap

bermacam-macam bahan pangan.

Page 24: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

12

C. Pendidikan Gizi

Salah satu faktor yang mempengaruhi gizi seseorang adalah

kurangnya pengetahuan tentang gizi (Suharjo, 2003 dalam Nuryanto,

2014). Berkurangnya pengetahuan tersebut juga akan mengurangi

kemampuan seseorang untuk menerapkan informasi gizi dalam kehidupan

sehari-hari. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan

seseoarang yaitu dengan cara memberikan pendidikan gizi sedini

mungkin. Pendidikan gizi ini dapat diberikan melalui penyuluhan,

pemberian poster, leaflet atau booklet pada anak sekolah (Machfoedz,

2007 dalam Nuryanto, 2014).

Pendidikan gizi merupakan upaya untuk membuat seseorang atau

sekelompok masyarakat mengerti akan pentingnya gizi. Penyampaian

pesan-pesan gizi sangat penting untuk meningkatkan status gizi

masyarakat melalui pendidikan gizi. Pendidikan gizi diberikan agar

seseorang merubah sikap maupun keterampilan atau praktek menjadi

lebih baik dalam hal pola konsumsi makan. Pendidikan gizi juga diberikan

khususnya untuk meningkatkan pengetahuan gizi agar membentuk sikap

positif terhadap makanan bergizi dalam rangka menciptakan kebiasaan

makan sehari-hari yang baik untuk kesehatan sesuai tingkat sosial

ekonominya (Khomsan, 2000 dalam Sari 2015).

Menurut Healthy People 2010, Pendidikan gizi akan meningkatkan

pengetahuan gizi anak dan akan membantu sikap anak yang dapat

mempengaruhi kebiasaan anak dalam memilih makanan dan snack yang

menyehatkan. Pengaruh pendidikan gizi terhadap kesehatan mungkin

akan lebih efektif jika targetnya adalah langsung pada anak usia sekolah

(Healthy People, 2010 dalam Nuryanto, 2014).

D. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental secara

langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Setiap

pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi),

bagaimana (epistologi) dan untuk apa (aksiologi). Pengetahuan yang

Page 25: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

13

dimiliki seseorang mempengaruhi perilakunya, semakin baik pengetahuan

seseorang maka perilakunya pun semakin baik (Notoadmodjo, 2007

dalam Rajaratenam dkk, 2014)

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga dan sebagainya). Pengetahuan terdiri dari berbagai

tingkatan yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi

(application), analisis (analysis), sintesis dan evaluasi (evaluation)

(Akhmadi dkk, 2012).

Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan seseorang yaitu

dengan cara memberikan pendidikan gizi sedini mungkin. Pendidikan gizi

ini dapat diberikan melalui penyuluhan, pemberian poster, leaflet atau

booklet. Pengetahuan yang didapat seseorang tidak terlepas dari

pendidikan. Semakin tinggi pendidikan orang maka pengetahuan semakin

luas (Machfoedz I dan Suryani S 2007 dalam Nuryanto, 2014).

E. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak

dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya

kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan

sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus

sosial (Notoadmodjo, 2002 dalam Rajaratenam dkk, 2014). Sikap juga

merupakan evaluasi atau reaksi perasaan mendukung atau memihak

(favorable) maupun perasaan tidak memihak (unfavorable) pada objek

tertentu (Azwar, 2003 dalam Rajaratenam dkk, 2014) .

Sikap positif atau negatif yang terbentuk dalam diri seseorang

tergantung dari segi manfaat atau tidaknya komponen pengetahuan,

makin banyak, manfaat yang diketahui semakin positif pula sikap yang

terbentuk. Peningkatan sikap responden dapat dilakukan dengan memberi

Page 26: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

14

informasi melalui ceramah, dengan melakukan model, pengalaman dan

diskusi kelompok serta bermain peran (Akhmadi dkk, 2012).

Sikap dapat terwujud bila informasi yang didapatkan sesuai dengan

pengalaman seseorang. Informasi tentang gizi yang didapatkan Ibu

melalui media penyuluhan oleh kader dan bidan menjadikan pengetahuan

baru bagi Ibu, namun tidak merubah sikap karena isi informasi tidak

sesuai dengan pengalaman Ibu (Notoatmodjo.1997 dalam Azzahra, 2015)

F. Tindakan

Tindakan atau praktek mempunyai beberapa tingkatan, yaitu :

persepsi (perception), Respon terpimpin (guided response), respon

terpimpin (guided response), mekanisme (mechanism), dan adopsi

(adoption) (Notoatmodjo, 2010 dalam Lokbere dkk, 2013). Perilaku atau

perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadis (timbul dan hilang saat-

saat tertentu), tetapi selalu ada keberlanjutan antara satu perbuatan

dengan perbuatan berikutnya (H Purwanto, 2001 dalam Pay dkk, 2016).

Menurut Green dalam buku Notoatmodjo bahwa perilaku atau

tindakan seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh

pengetahuan, sikap dan karakteristik (pendidikan, kepercayaan, tradisi

dan sebagainya) dari orang atau masyarakat yang bersangkutan.

Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas

kesehatan terhadap kesehatan juga mendukung dan memperkuat

terbentuknya perilaku.

Maulana menyatakan bahwa dimana pengetahuan merupakan

pedoman dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku baru

khususnya pada orang dewasa diawali oleh pengetahuan, selanjutnya

muncul sikap terhadap objek yang diketahuinya. Setelah objek diketahui

dan disadari sepenuhnya kemudian timbul respon berupa tindakan

(Maulana 2009 dalam Anton, 2014) .

Perwujudan dari perilaku dapat melalui pengetahuan dan sikap,

namun suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan.

Terwujudnya suatu sikap agar menjadi tindakan perbuatan nyata

Page 27: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

15

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,

antara lain seperti fasilitas dan dukungan dari pihak lain seperti keluarga,

sekolah, lingkungan dan kelompok sebaya. Faktor lingkungan memiliki

kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan kadang-kadang

kekuatannya lebih besar daripada karakteristik individu (contoh: motivasi,

nilai, kepribadian dan sikap) (Orion, 2012 dalam Anton,2014).

Page 28: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

16

G. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Unicef (1998) dalam Simatupang

(2016)

Status Gizi

Faktor Tidak

Langsung

Pengetahuan Ibu

Sikap Ibu

Tindakan Ibu

Pendidikan Sosial

Budaya Fasilitas

Kesehatan

o Sosial Ekonomi

o Penghasilan keluarga

o Frekuensi Makanan

Faktor Langsung

Penyakit

Infeksi

Asupan

Makanan

Page 29: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

17

H. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep diatas dilihat bahwa tingkat

pengetahuan, sikap dan tindakan ibu akan mempengaruhi tumbuh

kembang anak stunting. Untuk menanggulangi masalah stunting

tersebut maka diberikan pendidikan gizi kepada ibu dan pemberian

PMT berbahan ikan yang memanfaatkan pangan lokal kepada anak.

Pendidikan Gizi

- Pengetahuan Ibu

- Sikap Ibu

- Tindakan Ibu

PMT Berbahan Ikan

Page 30: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

18

I. Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi Operasional

No

.

Variabel Definisi Operasional Skala

Pengu

kuran

1 Pengetahuan

Gizi

Pengetahuan gizi ibu yang memiliki anak

stunting adalah pengetahuan tentang

asupan dan gizi anak yang dperoleh dengan

cara wawancara kepada responden dengan

alat bantu kuesioner sebanyak 20

pertanyaan, dengan 3 opsi jawaban. Jika

jawaban salah diberi nilai 0, jika jawaban

kurang lengkap diberi nilai 1, dan jika jawab

benar diberi nilai 2 . nilai tertinggi 40 dan nilai

terendah 0.

Rasio

2 Sikap Sikap ibu yang memiliki anak stunting adalah

sikap tentang asupan dan gizi anak yang

dperoleh dengan cara wawancara kepada

responden dengan alat bantu kuesioner

sebanyak 15 pertanyaan, dengan opsi

jawaban aetuju dan tidak setuju. Jika

pernyataan positif disetujui maka nilai 1, jika

pernyataan positif tidak disetujui maka nilai

0. Jika pernyataan negatif disetujui maka

nilai 0, jika pernyataan negatif tidak disetujui

maka nilai 1. nilai tertinggi 15 dan nilai

terendah 0.

Rasio

3 Tindakan Tindakan adalah keputusan ibu yang

memiliki anak stunting untuk melakukan dan

menerapkan apa yang sudah diketahuinya

tentang gizi dan kesehatan. Data diambil

Rasio

Page 31: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

19

menggunakan metode wawancara dengan

alat bantu kuesioner sebanyak 15

pertanyaan, dengan 3 opsi jawaban. Jika

jawaban salah diberi nilai 0, jika jawaban

kurang lengkap diberi nilai 1, dan jika jawab

benar diberi nilai 2 . nilai tertinggi 30 dan nilai

terendah 0

4 Pemberian

Makanan

Tambahan

Berbahan

Ikan

Pemberian makanan tambahan untuk anak

sekolah yang berbahan ikan tamban

(nugget) diberikan selama 31 hari. Nugget

ikan diberikan sebanyak 60 gram/hari,

dengan komposisi zat gizi E: 69.02 kkal;

P:5.6 gr; L:2.33 gr; Kh:6.42 gr; Zn: 1.254 mg;

Ca: 73 mg, yang diberikan oleh peneliti dan

diantar langsung sekolah sampel setiap hari.

Nugget

ikan:

60 Gr

Skala :

Rasio

5 Pendidikan

Gizi

Pendidikan gizi meliputi tentang pola makan

dan asupan zat gizi bagi anak sekolah usia

7-8 tahun. Pendidikan gizi dilakukan kepada

ibu yang memiliki anak SD kelas 1 dengan

status stunting. Pendidikan gizi dilakukan di

Puskesmas Pantai Labu, dilakukan

sebanyak 4 kali selama 31 hari dengan

waktu 20-30 menit setiap kali kegiatan.

Bentuk pendidikan yang diberikan ialah

penyuluhan.

Rasio

J. Hipotesis

Ha = Ada pengaruh pendidikan gizi dan pemberian makanan

tambahan berbahan ikan terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan

ibu yang memiliki anak stunting di Desa Pantai Labu

Page 32: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada ibu yang memiliki anak SD kelas I

yang mengalami stunting di SD Negeri 104258 Pematang Biara dan

SD Negeri 105336 Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu

Kabupaten Deli Serdang. Survei pendahuluan telah dilakukan pada

bulan Oktober 2017 untuk mendapat jumlah sampel dalam penelitian

ini, sedangkan pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan

April – Juli 2018. Untuk mendapatkan sampel dilakukan pengukuran

tinggi badan dan penimbangan berat badan anak SD kelas I lalu

dibandingkan dengan AKG dengan kategori stunting ialah anak yang

z-scorenya <-2 SD.

B. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah rancangan penelitian eksperimen semu

(quasi eksperimen) dengan pre and post test design one group.

O1 X O2

O1 : Pengetahuan, sikap dan tindakan ibu sebelum intervensi

O2 : Pengetahuan, sikap dan tindakan ibu sesudah intervensi

X : Intervensi pendidikan gizi sebanyak 4 kali dan pemberian

makanan tambahan berbahan ikan tamban selama 31 hari.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah anak SD kelas I di SD Negeri 104258

Pematang Biara dan SD Negeri 105336 Rantau Panjang sebanyak

144 siswa.

2. Sampel

Pada screening awal yang dilakukan pada bulan November

2017 didapat sampel sebanyak 32 siswa. Tetapi pada bulan April

Page 33: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

21

2018 dilakukan screening kembali untuk dapat memastikan jumlah

sampel sesuai kriteria, hasil skrining ditemukan satu siswa yang z-

score TB/U sudah menjadi -1,76, sehingga siswa tersebut

dikeluarkan dari sampel. Maka total sampel pada penelitian ini

adalah 31 siswa, dengan perincian di SD Rantau Panjang

sebanyak 13 orang dan SD Pematang Biara sebanyak 18 orang.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

A. Data primer

Jenis data primer dalam penelitian ini meliputi :

a. Data Identitas Siswa.

Data identitas siswa meliputi nama siswa, jenis kelamin,

alamat, tanggal lahir dan kelas.

b. Pengetahuan

Penilaian pengetahuan ibu menggunakan kuesioner

sebanyak 20 soal.

c. Sikap

Penilaian sikap ibu menggunakan kuesioner sebanyak 15

soal.

d. Tindakan

Penilaian tindakan ibu menggunakan kuesioner sebanyak 15

soal

e. Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan sebelum

dan sesudah intervensi pendidikan gizi dan pemberian PMT

berbahan Ikan Tamban.

B. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini mencakup gambaran

sekolah dasar dan jumlah siswa/i, serta alamat sampel yang

diperoleh dari sekolah.

Page 34: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

22

2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan ialah meliputi:

a. Pra Penelitian

1. Mencari jurnal yang berkaitan dengan masalah yang

hendak diteliti.

2. Mencari lokasi dengan populasi anak stunting di daerah

Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

3. Melakukan tinjauan pendahuluan dengan melihat lokasi

penelitian.

4. Melakukan pertemuan untuk meminta izin kepada kepala

sekolah SD Negeri Pematang Biara dan Rantau Panjang

Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.

5. Melakukan penimbangan BB dan pengukuran tinggi badan

(TB) awal pada bulan November 2017 pada anak SD kelas

I yang ada di SD tersebut.

6. Penentuan sampel dengan melakukan skrining untuk

menyesuaikan dengan kriteria inklusi yang ditetapkan.

b. Penelitian

Kegiatan yang sudah dilakukan pada penelitian ini meliputi:

1. Melakukan skrining kembali dengan penimbangan BB dan

TB ulang pada tanggal 17 April 2018 di SD Rantau

Panjang dan Pematang Biara.

2. Melakukan penyuluhan pertama pada tanggal 18 April

2018 bertempat di Kantor Lurah Pantai Labu. Sasaran

penyuluhan ialah para responden (ibu) dari sampel

sebanyak 31 siswa. Materi I adalah tentang stunting,

kemudian dilakukan pretest.

3. Pemberian makanan tambahan berbahan ikan tamban

dilakukan pada tanggal 18 April 2018 diberikan setiap hari

selama 30 hari, diberikan setiap pukul 09.30 WIB di

sekolah masing-masing sampel. PMT diolah pada pagi

Page 35: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

23

hari di laboratorium Diet Jurusan Gizi Poltekkes Medan.

Jumlah PMT dalam satu porsi pemberian sebanyak 60 gr.

Dalam kegiatan pengolahan ini peneliti dibantu oleh

enumerator sebanyak 4 orang.

4. Melakukan penyuluhan kedua pada tanggal 3 Mei 2018 di

Kantor Lurah Pantai Labu pada pukul 10.00 WIB. Dengan

topik pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT-

AS).

5. Melakukan penyuluhan ketiga pada tanggal 9 Mei 2018 di

Kantor Lurah Pantai Labu pada pukul 10.00 WIB. Materi

yang disampaikan tentang gizi seimbang.

6. Melakukan penyuluhan keempat pada tanggal 17 Mei

2018 di Kantor Lurah Pantai Labu pada pukul 10.00 WIB.

Materi yang disampaikan tentang pemberian PMT

berbahan ikan tamban.

7. Melakukan pengumpulan data pengetahuan, sikap dan

tindakan (post test) pada tanggal 5 Juni 2018 di Kantor

Lurah Pantai Labu.

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program

komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Pada tahap ini dilakukan adalah pemeriksaan ulang kelengkapan

data yang telah dikumpul dan lihat susunannya, lalu perhatikan

apakah asih ada kesalahan yang terjadi dalam pengisian sertam

melihat konsistensi jaawab setiap pertanyaan per variable. Tujuan

langkah ini adalah agar data yang dikumpulkan dapat diolah secara

benar sehingga pengolahan data dapat memberi hasil yang dapat

menjelaskan amasalah yang telah diteliti kemudian dikelompokkan

menggunakan aspek pengukuran.

Page 36: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

24

b. Tabulating atau Entri

Pada tahap ini dilakukan memasukkan data dari kuesioner ke

dalam komputer melalui perangkat lunak tertentu sesuai variable

yang telah disusun agar mudah dibaca dan dianalisis, serta

pengambilan kesimpulan dalam bentuk distribusi frekuensi.

c. Cleaning

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kembali data yang telah

dimasukkan apakah masih ada pertanyaan yang belum diisi,

jawaban yang belum dikode, ataupun kesalahan dalam pemberian

kode.

2. Analisis Data

Analisis data diperoleh dengan menggunakan perhitungan uji statistik

dengan bantuan program computer, dimana :

a. Analisis data univariat

Analisis data univariat untuk melihat gambaran dan karakteristik

setiap variable independent (bebas) dan variable dependent

(terikat). Data yang dihasilkan dapat berupa ratio sesuai dengan

hasil ukur yang terdapat dalam definisi operasional disajikan dalam

table distribusi frekuensi dan dianalisis berdasarkan persentase dan

nilai mean. Adapun analisis berdasarkan nilai mean adalah analisis

kategori dari pengetahuan, sikap dan tindakan ibu sebelum dan

sesudah pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan.

1. Pengetahuan

- Sebelum : kategori kurang yaitu jika nilainya ≤ 28.00 dan

kategori baik yaitu jika nilainya > 28.00

- Sesudah : kategori kurang yaitu jika nilainya ≤ 33.48 dan

kategori baik yaitu jika nilainya > 33.48

Page 37: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

25

2. Sikap

- Sebelum : kategori kurang yaitu jika nilainya ≤ 11.52 dan

kategori baik yaitu jika nilainya > 11.52

- Sesudah : kategori kurang yaitu jika nilainya ≤ 13.48 dan

kategori baik yaitu jika nilainya > 13.48

3. Tindakan

- Sebelum : kategori kurang yaitu jika nilainya ≤ 20.55 dan

kategori baik yaitu jika nilainya > 20.55

- Sesudah : kategori kurang yaitu jika nilainya ≤ 20.68 dan

kategori baik yaitu jika nilainya > 20.68

b. Analisis data Bivariat,

Analisis data Bivariat untuk melihat pengaruh antara variable bebas

dan variable terikat, yaitu pengaruh pendidikan gizi dan pemberian

makanan tambahan berbahan ikan terhadap pengetahuan, sikap

dan tindakan ibu yang memiliki anak stunting di Desa Pantai Labu .

Masing-masing data dilakukan uji kenormalan data yaitu dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. Jika ternyata setelah dilakukan uji

kenormalan data, data yang dihasilkan adalah berdistribusi normal

(p>0,05) sehingga dilakukan uji statistik korelasi Pearson dengan

tingkat kepercayaan 95%. Dengan mengambil kesimpulan, jika

p<0.05 maka Ha diterima.

Untuk mengetahui keeratan hubungan dua variabel disimbolkan

dengan r, nilai r berkisar antara -1 s/d 1 dapat dilihat keeratannya

yaitu :

r = 0,001–0,25 = tidak ada hubungan atau hubungan lemah

r = 0,26 – 0,50 = hubungan sedang

r = 0,51 – 0,75 = hubungan kuat

r = 0,76 – 1,00 = hubungan sangat kuat/sempurna

Page 38: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. SD N 104258 Pematang Biara

SD N 104258 Pematang Biara terletak di Jalan besar Pematang

Biara Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi

Sumatera Utara dengan Nomor Statistik Sekolah 100070116049 yang

memiliki luas tanah 2,230 M2. Data ruang kelas SD N 104258

Pematang Biara berjumlah 6 ruang kelas dengan jumlah siswa 438

orang dan rombongan belajar sebanyak 12 rombongan belajar. SD N

104258 Pematang Biara memiliki tenaga pendidik sebanyak 20 orang.

2. SD N 105336 Rantau Panjang

SD N 105336 Rantau Panjang terletak di Jalan Rantau Panjang

Desa Kelambir Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

Provinsi Sumatera Utara yang memiliki luas tanah 2,973 M2. Data

ruang kelas SD N 105336 Rantau Panjang berjumlah 6 ruang kelas

dengan jumlah siswa sebanyak 219 orang dan rombongan belajar

sebanyak 9 rombongan belajar. SD N 105336 Rantau Panjang

memiliki tenaga pendidik sebanyak 17 orang.

B. Gambaran Pelaksanaan Intervensi

1. Melakukan skrining kembali dengan penimbangan BB dan TB

ulang pada tanggal 17 April 2018 di SD Rantau Panjang dan

Pematang Biara.

2. Melakukan penyuluhan pertama pada tanggal 18 April 2018

bertempat di Kantor Lurah Pantai Labu. Sasaran penyuluhan

ialah para responden (ibu) dari sampel sebanyak 31 siswa.

Materi I adalah tentang stunting, kemudian dilakukan pretest.

3. Pemberian makanan tambahan berbahan ikan tamban

dilakukan pada tanggal 18 April 2018 diberikan setiap hari

selama 30 hari, diberikan setiap pukul 09.00 WIB di sekolah

Page 39: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

27

masing-masing sampel. PMT diolah pada pagi hari di

laboratorium Diet Jurusan Gizi Poltekkes Medan. Jumlah PMT

dalam satu porsi pemberian sebanyak 60 gr. Dalam kegiatan

pengolahan ini peneliti dibantu oleh enumerator sebanyak 4

orang.

4. Melakukan penyuluhan kedua pada tanggal 3 Mei 2018 di

Kantor Lurah Pantai Labu pada pukul 10.00 WIB. Dengan topik

pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS).

5. Melakukan penyuluhan ketiga pada tanggal 9 Mei 2018 di

Kantor Lurah Pantai Labu pada pukul 10.00 WIB. Materi yang

disampaikan tentang gizi seimbang.

6. Melakukan penyuluhan keempat pada tanggal 17 Mei 2018 di

Kantor Lurah Pantai Labu pada pukul 10.00 WIB. Materi yang

disampaikan tentang pemberian PMT berbahan ikan tamban.

7. Melakukan pengumpulan data pengetahuan, sikap dan tindakan

(post test) pada tanggal 5 Juni 2018 di Kantor Lurah Pantai

Labu.

C. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Sampel

a. Umur

Umur adalah rentang kehidupan yang dimulai sejak

lahir kemudian ditentukan dengan skala pengukuran

memakai tahun. Distribusi sampel menurut umur dapat

disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur

Umur n %

7 tahun 17 54.8

8 tahun 12 38.7

>8 tahun 2 6.5

Jumlah 31 100

Page 40: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

28

Pada tabel 3 menjelaskan bahwa kategori umur yang

berusia 7 tahun yaitu sebanyak 17 orang (54.8%), 8 tahun

sebanyak 12 orang (38.7%) dan >8 tahun sebanyak 2 orang

(6.5%).

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah atribut-atribut fisiologis dan

anatomis yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.

Distribusi sampel menurut jenis kelamin dapat disajikan pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 19 61,3

Perempuan 12 38,7

Jumlah 31 100

Pada tabel 4 menjelaskan bahwa kategori jenis kelamin

laki-laki yaitu sebanyak 19 orang (61.3%) dan berjenis kelamin

perempuan yaitu sebanyak 12 orang (38.7%).

3. Status Gizi Menurut Tinggi Badan (TB/U)

Tinggi badan sebelum intervensi adalah jarak maksimum

antara ujung kepala ke telapak kaki sebelum dilakukan

intervensi selama 31 hari. Distribusi sampel menurut tinggi

badan dapat disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Tinggi Badan

Kategori Tinggi badan n %

Pendek 26 83.9

Sangat Pendek 5 16.1

Jumlah 31 100

Page 41: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

29

Pada tabel 5 menjelaskan bahwa kategori tinggi badan

pendek yaitu sebanyak 26 orang (83.9%) dan sangat pendek

yaitu sebanyak 5 orang (16.1%).

2. Karakteristik Responden

a. Umur

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Kategori Umur n %

20-29 tahun 9 29.0

30-39 tahun 14 45.2

40-49 tahun 7 22.6

>49 tahun 1 3.2

Jumlah 31 100

Pada tabel 6 menjelaskan bahwa kategori 30-39 tahun

sebanyak 14 orang (45.2%), umur 20-29 tahun sebanyak 9

orang (29.0%), umur 40-49 tahun sebanyak 7 orang (22.6%)

dan umur >49 tahun sebanyak 1 orang (3.2%).

b. Pendidikan

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Kategori Pendidikan n %

SD 11 35.5

SMP 10 32.3

SMA 10 32.3

Jumlah 31 100

Pada tabel 7 menjelaskan bahwa kategori pendidikan

pendidikan SD yaitu sebanyak 11 orang (45.5%), pendidikan

SMP dan SMA masing-masing sebanyak 10 orang (32.3%).

Page 42: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

30

c. Pekerjaan

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Kategori Pekerjaan n %

Ibu rumah tangga (IRT) 28 90.3

Wiraswasta 1 3.2

Pedagang 1 3.2

Guru 1 3.2

Jumlah 31 100

Pada tabel 8 menjelaskan bahwa kategori pekerjaan

pada responden ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 28 orang

(90.3%), wiraswasta, pedagang dan guru masing-masing

berjumlah 1 orang (3.2%)

3. Univariat

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui,

kepandaian, atau segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan

hal ilmu. Hasil penilaian untuk mengetahui pengetahuan ibu

dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebanyak 20

pertanyaan, serta dilakukan sebelum dan sesudah intervensi dan

didapatkan nilai pengetahuan ibu rata-rata, minimum, maksimum,

mean, standar devisi dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 9. Nilai Rata-Rata Pengetahuan Ibu Sebelum Dan Sesudah

Intervensi.

Pengetahuan n Minimum Maksimum Nilai rata-rata Standar deviasi

Sebelum 31 14.00 36.00 28.00 4.64

Sesudah 31 26.00 38.00 33.48 3.16

Page 43: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

31

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata nilai

pengetahuan ibu sebelum intervensi adalah 28.00, dengan nilai

minimum 14.00 dan maksimum 36.00. Sedangkan sesudah

intervensi nilai rata-rata pengetahuan ibu menjadi 33.48 dengan

nilai minimum 26.00 dan maksimum 38.00.

Tabel 10. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Pengetahuan

Kategori Sebelum Sesudah

n % n %

Kurang 16 51.6 12 38.7

Baik 15 48.4 19 61.3

Jumlah 31 100 31 100

Dari table di atas, diketahui bahwa jumlah ibu dengan

pengetahuan kurang sebanyak 16 orang (51.6%) dan jumlah ibu

dengan pengetahuan baik sebanyak 15 orang (48.4%). Namun,

setelah mendapat pendidikan gizi dan pemberian makanan

tambahan berbahan ikan tamban jumlah ibu dengan pengetahuan

kurang menurun menjadi 12 orang (38.7%) dan jumlah ibu dengan

pengetahuan baik meningkat menjadi 19 orang (61.3%).

b. Sikap

Sikap merupakan reaksi kesiapan atau ketersediaan

seseorang untuk bertindak. Hasil penilaian untuk mengetahui sikap

ibu dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebanyak 15

pertanyaan serta dilakukan sebelum dan sesudah intervensi dan

didapatkan nilai sikap ibu rata-rata, minimum, maksimum, mean,

standar devisi dapat dilihat pada table berikut.

Page 44: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

32

Tabel 11. Nilai Rata-Rata Sikap Ibu Sebelum Dan Sesudah

Intervensi.

Sikap n Minumum Maksimum Nilai rata-rata Standar deviasi

Sebelum 31 3.00 14.00 11.52 2.03

Sesudah 31 11.00 15.00 13.48 1.03

Dari table di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata nilai sikap

ibu sebelum intervensi adalah 11.52, dengan nilai minimum 3.00

dan maksimum 14.00. Sedangkan sesudah intervensi nilai rata-rata

sikap ibu menjadi 13.48 dengan nilai minimum 11.00 dan

maksimum 15.00.

Tabel 12. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Sikap

Kategori Sebelum Sesudah

n % n %

Kurang 12 38.7 15 48.4

Baik 19 61.3 16 51.6

Jumlah 31 100 31 100

Dari table di atas, diketahui bahwa jumlah ibu dengan sikap

kurang sebanyak 12 orang (38.7%) dan jumlah ibu dengan sikap

baik sebanyak 19 orang (61.3%). Namun, setelah mendapat

pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan berbahan ikan

tamban jumlah ibu dengan sikap kurang meningkat menjadi 15

orang (48.4%) dan jumlah ibu dengan sikap baik menurun menjadi

16 orang (51.6%). Meski mengalami penurunan, sikap ibu tetap

meningkat pada nilai rata-rata artinya terdapat ibu-ibu yang

mengalami peingkatan sikap setelah intervensi.

Page 45: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

33

c. Tindakan

Tindakan merupakan suatu pergerakan tubuh atau aktivitas

ataupun perbuatan. Hasil penilaian untuk mengetahui tindakan ibu

dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebanyak 15

pertanyaan, dilakukan sebelum dan sesudah intervensi serta

didapatkan nilai tindakan ibu rata-rata, minimum, maksimum, mean,

standar devisi dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 13. Distribusi Rata-Rata Tindakan Ibu Sebelum Dan Sesudah

Intervensi.

Tindakan N Minumum Maksimum Nilai rata-rata Standar deviasi

Sebelum 31 12.00 27.00 20.55 3.91

Sesudah 31 20.00 30.00 20.68 2.57

Dari table di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata nilai

tindakan ibu sebelum intervensi adalah 20.56, dengan nilai

minimum 12.00 dan maksimum 27.00. Sedangkan sesudah

intervensi nilai rata-rata tindakan ibu menjadi 20.68 dengan nilai

minimum 20.00 dan maksimum 30.00.

Tabel 14. Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Tindakan

Kategori Sebelum Sesudah

n % n %

Kurang 12 38.7 15 48.4

Baik 19 61.3 16 51.6

Jumlah 31 100 31 100

Dari table di atas, diketahui bahwa jumlah ibu dengan

tindakan kurang sebanyak 12 orang (38.7%) dan jumlah ibu

dengan tindakan baik sebanyak 19 orang (61.3%). Namun, setelah

mendapat pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan

berbahan ikan tamban jumlah ibu dengan tindakan kurang

meningkat menjadi 15 orang (48.4%) dan jumlah ibu dengan

Page 46: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

34

tindakan baik menurun menjadi 16 orang (51.6%). Meski

mengalami penurunan, tindakan ibu tetap meningkat pada nilai

rata-rata artinya terdapat ibu-ibu yang mengalami peingkatan

tindakan setelah intervensi.

4. Bivariat

a. Pengaruh Pendidikan Gizi dan Pemberian PMT Berbahan

Ikan Tamban Terhadap Pengetahuan Ibu Sebelum Dan

Sesudah

Tabel 15. Pengaruh Pendidikan Gizi dan Pemberian PMT

Berbahan Ikan Tamban Terhadap Pengetahuan Ibu

Sebelum Dan Sesudah

Dari tabel di atas, diketahui bahwa ada perbedaan yang

bermakna terhadap pengetahuan ibu sebelum dan sesudah

pendidikan gizi dan pemberian PMT berbahan ikan tamban dengan

nilai p= 0,001 (p<α).

b. Pengaruh Pendidikan Gizi dan Pemberian PMT Berbahan

Ikan Tamban Terhadap Sikap Ibu Sebelum Dan Sesudah

Tabel 16. Pengaruh Pendidikan Gizi dan Pemberian PMT

Berbahan Ikan Tamban Terhadap Sikap Ibu

Sebelum Dan Sesudah

Dari tabel di atas, diketahui bahwa ada perbedaan yang

bermakna terhadap sikap ibu sebelum dan sesudah pendidikan gizi

Variabel n Selisih Kenaikan p-value

Sebelum 31 5.48 0.0001

Sesudah

Sikap n Selisih Kenaikan p-value

Sebelum 31 1.97 0.0001

Sesudah

Page 47: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

35

dan pemberian PMT berbahan ikan tamban dengan nilai p= 0,001

(p<α).

c. Pengaruh Pendidikan Gizi dan Pemberian PMT Berbahan

Ikan Tamban Terhadap Sikap Ibu Sebelum Dan Sesudah

Tabel 17. Pengaruh Pendidikan Gizi dan Pemberian PMT

Berbahan Ikan Tamban Terhadap Sikap Ibu

Sebelum Dan Sesudah

D

a

ri tabel di atas, diketahui bahwa ada perbedaan yang bermakna

terhadap tindakan ibu sebelum dan sesudah pendidikan gizi dan

pemberian PMT berbahan ikan tamban dengan nilai p= 0,001 (p<α)

D. Pembahasan

a. Analisis Univariat

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indera yang dimiliki dan dipengaruhi oleh perhatian

dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan tentang kesehatan

lingkungan dapat menjadi dasar untuk masyarakat berperilaku

dengan baik (Notoatmodjo, 2005 dalam Elvira, 2015).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum intervensi

pendidikan, rata-rata nilai pengetahuan ibu 28.00, dengan nilai

terendah 14.00 dan tertinggi 36.00. setelah mendapat intervensi

pendidikan gizi rata-rata nilai pengetahuan meningkat menjadi

33.48 dengan nilai terendah 26.00 dan tertinggi 38.00.

Kurangnya pengetahuan dapat dipengaruhi oleh rendahnya

tingkat pendidikan responden, dimanan sebagian besar responden

memiliki tingkat pendidikan hanya sampai SD. Meningkatnya

pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan

kebiasaan seseorang karena dari pengalaman dan penelitian

Tindakan n Selisih Kenaikan p-value

Sebelum 31 0.13 0.0001

Sesudah

Page 48: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

36

ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

bertahan lama daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan

(Novita dkk, 2014).

2. Sikap

Sikap menurut Notoatmodjo merupakan reaksi atau respon

seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

Sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon

terhadap objek tertentu. Jadi sikap merupakan reaksi atau respon

yang masih tertutup dari seseorang terhadap objek atau stimulus

(Muhammad, 2016)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo,

2003 dalam Rika, 2009). Menurut Newcomb yang dikutip oleh

Notoatmodjo bahwa sikap merupakan kesiapan atau ketersediaan

untuk bertindak, bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap

mengandung daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar

rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus

pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai,

diharapkan, diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak

diinginkan dan apa yang harus dihindari.

3. Tindakan

Tindakan berarti sesuatu yang dilakukan; perbuatan.

Tindakan merupakan predisposisi perilaku, sehingga merupakan

respon awal terhadap stimulus sebelum seseorang melakukan

sebuah perilaku, jadi tindakan akan memberikan dampak kepada

pencapaian indikator kesehatannya (Notoatmodjo, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum intervensi

pendidikan, rata-rata nilai tindakan ibu 20.55, dengan nilai terendah

12.00 dan tertinggi 27.00. setelah mendapat intervensi pendidikan

Page 49: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

37

gizi rata-rata nilai pengetahuan meningkat menjadi 25.67 dengan

nilai terendah 20.00 dan tertinggi 30.00.

2. Analisis Bivariat

a. Pengaruh Pendidikan Gizi Dan Pemberian Nugget Ikan Tamban Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Sebelum Dan Sesudah

Pemberiann makanan tambahan berbahann ikan

tamban merupakan makanan selingan atau kedupan yang

terbuat dari beberapa bahan tertenru, ikan tamban

digunakan sebagai bahan utama. Hasil uji proksimat dalam

100 gr nugget ikat tamban menyumbang Energi=115kkal,

Protein=9.33 gr dan Lemak=3.88 gr. Pada pemberian

makanan tambahan berbahan ikan tamban 60 gr

memberikann sumbangan Energi=69.02 kkal, Lemak=2.33

gr, Protein=5.60gr, Karbohidrat=6.42 gr, Zinc=2.09 mg dan

Kalsium=73 gr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 orang

anak mendapat 60 gr PMT berbahan ikan tamban perharinya

sehingga dalam 1 bulan intervensi (31 hari) seorang anak

menkonsumsi 1.83 Kg PMT berbahan ikan tamban.

Pengetahuan ibu mengalami peningkatan secara

signifikan antara awal dan akhir intervensi dengan rata-rata

5.48 dengan p=0.0001 (p<0.05). Nilai pengetahuan sebelum

intervensi sebesar 28.00 meningkat setelah intervensi

menjadi 33.48. Hasil ini sesuai dengan penelitian pada anak

SD di New Jersey tentang program pendidikan sekolah

untuk mempromosikan makanan yang sehat dan olah raga,

hasil penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa terjadi

peningkatan pengetahuan anak SD setelah mendapatkan

program pendidikan. Program pendidikan diberikan dalam

bentuk, poster, website dan pendidikan langsung ke anaknya

(Jan S Bellman, dkk dalam Nuryanto, dkk, 2014).

Page 50: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

38

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Sofyana dan Noer (2013 dalam Elvira, 2015) yang

menyebutkan bahwa konseling dapat meningkatkan

pengetahuan ibu tentang pemberian makan pada balita gizi

buruk.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Firdaus D

(2003), di daerah Salatiga, dengan rancangan penelitian

panel observasional dengan survei dan pendekatan cross

sectional menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara tingkat pengetahuan gizi ibu dengan

konsumsi dan tingkat konsumsi fizi anak, dan ada hubungan

yang bermakna antara tingkat kecukupa gizi dengan status

gizi anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Lily Yaa Appoh dan

Sturla Krekling (2005) di daerah Volta, Ghana menyebutkan

bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi,

pendidikan ibu dengan status gizi anak balita. Dengan

menggunakan metode analisis bivariat terdapat hubungan

yang signifikan antara status gizi anak balita dengan

pendidikan formal ibu dan status marital, sedangkan analisis

lebih lanjut dengan regresi li logistik didapatkan adanya

hubungan yang bermakna antara status gizi balita dengan

tingkat pengetahuan ibu tentang gizi, bahkan setelah

variabel lain seperti pendidikan formal dikendalikan.

b. Pengaruh Pendidikan Gizi Dan Pemberian Nugget Ikan Tamban Terhadap Peningkatan Sikap Ibu Sebelum Dan Sesudah

Sikap ibu mengalami peningkatan secara signifikan

antara awal dan akhir intervensi dengan rata-rata 1.97

dengan p=0.0001 (p<0.05). Nilai pengetahuan sebelum

intervensi sebesar 11.52 meningkat setelah intervensi

menjadi 13.48. Proses perubahan sikap merupakan suatu

Page 51: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

39

hasil belajar yang dapat terjadi bila ada stimulus

(pengetahuan) pada aspek kognitip seseorang (Azwar,2007

dalam Windy, 2015). Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian pada anak SD tentang pengaruh pendidikan gizi

terhadap pengetahuan dan sikap tentang gizi anak SD, hasil

penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa terjadi

peningkatan sikap anak SD dengan pendekatan KIE

mengenai Gizi Seimbang pada anak sekolah dalam bentuk

buku saku, poster gizi seimbang dan penyuluhan kelompok

kepada anank SD serta memberikan buku gizi seimbang

kepada orang tua (Nuryanto dkk, 2014).

Dalam penelitian (Ambarwati, 2006 dalam Elvira,

2015) juga menyebutkan bahwa pemberian pendidikan

kesehatan pada ibu hamil mampu meningkatkan sikap

tentang mengatasi keluhan kehamilan pada ibu-ibu hamil di

Asrama Group II KOPASSUS Kartasura. Penelitian ini juga

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sofyana dan

(Noer, 2013 dalam Elvira, 2015) yang menyebutkan bahwa

konseling dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang

pemberian makan pada balita gizi buruk

c. Pengaruh Pendidikan Gizi Dan Pemberian Nugget Ikan Tamban Terhadap Peningkatan Tindakan Ibu Sebelum Dan Sesudah

Tindakan ibu mengalami peningkatan secara

signifikan antara awal dan akhir intervensi dengan rata-rata

5.13 dengan p=0.0001 (p<0.05). Nilai pengetahuan sebelum

intervensi sebesar 20.55 meningkat setelah intervensi

menjadi 25.68. Hasil penelitian ini menguatkan penelitian

yang menyebutkan bahwa konseling atau pendidikan gizi

sangat berperan penting dalam memperbaiki kepatuhan diet

karena konseling gizi adalah suatu pendekatan personal

yang digunakan untuk menolong individu memperoleh

Page 52: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

40

pengertian yang lebih baik mengenai permasalahan gizi

yang dihadapi dan memotivasi menuju perubahan perilaku,

selanjutnya individu mampu mengambil langkah-langkah

dalam mengatasi permasalahan gizi tersebut, termasuk

perubahan praktik atau tindakan pemberian makan (Persagi,

2011 dalam Tiara, 2013).

Penelitian lain di wilayah Qashqa’i, Iran oleh Mousa

dkk (2004), menunjukkan hasil bahwa intervensi pendidikan

kesehatan dan gizi pada orang tua atau keluarga yang

mempunyai anak balita akan merubah perilaku atau tindakan

dari keluarga itu terutama dalam hal pengasuhan dan

pemberian makan pada anak sehingga akan meningkatkan

status gizi anak balita di keluarga itu (Munthofah 2008).

Dalam penelitian Indra Rositawati (2012),

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

pendidikan dengan tindakan ibu dalam pemberian ASI .

Page 53: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Nilai rata-rata pengetahuan ibu yang memiliki anak stunting

sebelum intervensi sebesar 28.00, dan nilai rata-rata pengetahuan

sesudah intervensi sebesar 33.48.

2. Nilai rata-rata sikap ibu yang memiliki anak stunting sebelum

intervensi sebesar 11.52, dan nilai rata-rata sikap sesudah

intervensi sebesar 13.48.

3. Nilai rata-rata tindakan ibu yang memiliki anak stunting sebelum

intervensi sebesar 20.55, dan nilai rata-rata tindakan sesudah

intervensi sebesar 25.68.

4. Ada perbedaan yang bermakna nilai pengetahuan ibu sebelum dan

sesudah pendidikan gizi dan pemberian PMT berbahan ikan

tamban.

5. Ada perbedaan yang bermakna nilai sikap ibu sebelum dan

sesudah pendidikan gizi dan pemberian PMT berbahan ikan

tamban.

6. Ada perbedaan yang bermakna nilai tindakan ibu sebelum dan

sesudah pendidikan gizi dan pemberian PMT berbahan ikan

tamban.

Page 54: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

42

B. Saran

Ibu diharapkan memanfaatkan pendidikan gizi tentang

makanan tambahan berbahan ikan yang diberikan, untuk

mendapatkan asupan yang cukup bagi anak serta memperbaiki status

gizi anak agar setara dengan status gizi anak seusianya.

Perlunya pelatihan dalam pembuatan berbahan ikan tamban

untuk lebih baik lagi agar pembuatan berbahan ikan tamban

memperoleh hasil yang maksimal. Karena pemberian berbahan ikan

tamban memiliki dampak yang baik untuk tinggi badan anak.

Diharapkan puskesmas dapat memberikan makanan tambahan

berbahan ikan bagi anak sekolah dasar sebagai bahan makanan

tambahan untuk pertumbuhan anak.

Page 55: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

43

DAFTAR PUSTAKA

Anton, Abang(2014), Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu

Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Selalong Kecamatan Sekadau Hilir

Kabupaten Sekadau, Program Studi Pendidikan Dokter

Universitas Tanjung Pura Pontianak

Azzahra, Margareta Fatimah dan Laitul Muniroh (2015), Pengaruh

Konseling Terhadap Pengetahuan dan Sikap Pemberian MP-ASI,

Jurnal Media Gizi Indonesia, 10(1): 20-25

Damayanti, Retty Anisa, Lailatul Muniroh dan Farapti ( 2016), Perbedaan

Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Riwayat Pemberian Asi Eksklusif

Pada Balita Stunting Dan Non Stunting, Jurnal Media Gizi

Indonesia, 11(1): 61-69

Fikrina, Lutfia Tazki (2017), Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dengan

Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa

Karangrejek Wonosari Gunung Kidul, Naskah Publikasi Program

Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Hestuningtyas, Tiara Rosania, dan Etika Ratna Noer (2014), Pengaruh

Konseling Gizi Terhadap Pengetahuan, Sikap, Pratik Ibu Dalam

Pemberian Makan Anak, dan Asupan Zat Gizi Anak Stunting Usia

1-2 Tahun di Kecamatan Semarang Timur, Journal of Nutrition

College, 3(1) : 17-25.

Hombing, Windy Octavia Boru (2015), Peningkatan Pengetahuan, Sikap

Dan Tindakan Remaja laki-Laki Di SMK Negeri 4 Kecamatan

Umbulharjo Kota Yogyakarta Tentang Antibiotika Dengan Metode

CBIA (Cara Belajar Insan Aktif, Fakultas Farmasu Universitas

Santa Dharma Yogyakarta.

Infodatin (2016), Balita Pendek, Pusat Data dan Informasi

Kartini, Apoina, Suhartono, Hertanto Wahyu Subagio, Budiyono, Irene

Max Emman (2016), Kejadian Stunting dan kematangan Usia

Tulang Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Daerah Pertanian

Kabupaten Brebes, Jurnal Kesehatan Masyarakat , 11(2) : 97-103.

Mitra (2015), Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untuk

Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan),

Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(6), 254-261.

Page 56: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

44

Maloring, Novita dkk (2014), Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan

Kepatuhanperawatan Pada Pasien Post Operasi Katarak Di Balai

Kesehatan Mata Masyarakat Sulawesi Utara, Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Uneversitas Sam Ratulangi

Manado.

Nasikhah, Roudhotun dan Ani Margawati (2012), Faktor Risiko Kejadian

Stunting Pada Balita Usia 24 – 36 Bulan Di Kecamatan Semarang

Timur, Journal of Nutrition College. 1(1), 176-184.

Ni’mah, Cholifatun dan Lailatul Muniroh (2015) Hubungan Tingkat

Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan

Wasting dan Stunting Pada Balita Keluarga Miskin, Jurnal Media

Gizi Indonesia, 10(1), 84-90

Nuryanto dkk (2014), Pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan

dan sikap tentang gizi anak Sekolah Dasar, Jurnal Gizi Indonesia,

32-36

Oktarina, Nadia Hapsari dan Martha Irene Kartasurya (2013), Pengaruh

Pemberian Micronutrient Sprinkle Terhadap Status Antropometri

Bb/U, Tb/U dan Bb/Tb Anak Stunting Usia 12-36 Bulan, Journal of

Nutrition College, 2(1), 192-199

PMT-AS (2011), Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 18

Pramudyat, Sucipto, Purbowati, Galeh Septiar Pontang (2017), Hubungan

Karakteristik Ibu Dengan Stunting Pada Balita Usia 6-24 Bulan Di

Desa Gapura Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah,

Program Studi Ilmu Gizi Universitas Ngudi Waluyo Ungaran

Rahayu, Atikah dan Laily Khairiyati (2014), Risiko Pendidikan Ibu

Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak 6-23 Bulan, Jurnal Penel

Gizi Makan, 37(2): 129-136

Rahmawati, Dinar Putri, dkk (2017), Tingkat Kecukupan Asupan Protein,

Zinc, Kalsium, Vitamin D, Zat Besi (Fe), dan Kadar Hb Pada

Remaja Putri Stunting dan Non Stunting DI SMP N 1 Nguter

Kabupaten Sukaharjo, Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.

Sari, Mega Permata (2015), Pengaruh Pendidikan Gizi Tentang Anemia

Dengan Media Animasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Gizi

Remaja Putri Di Smpn 01 Tasikmadu Karanganyar, Program Studi

Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Surakatra

Page 57: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

45

Sulastri, Delmi (2012), Faktor Determinan Kejadian Stunting Pada Anak

Usia Sekolah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang, Bagian

Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Suriaoka, PP, IA (2017), Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Anak

Sekolah Terhadap Status Gizi Kadar Hb Dan Prestasi Belajar

Anak Sd Di Kota Denpasar, Jurnal Sangkareang Mataram.

Wijayanto, Wisnu Prabowo (2017), Hubungan Pengetahuan Dan

Kemampuan Ekonomi Masyarakat Terhadap Aksesibilitas BPJS,

Jurnal Ilmu Kesehatan 2(2):131-140.

Page 58: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

46

Lampiran 1.

Master Table

No Kode Asal Sekolah

Jenis Kelamin Tgl Lahir

Bulan Lahir

Bln Lhr Kat.TB_U

Umur Ibu Pendidikan Pekerjaan

Kode Umur. Ibu

Penget. Sebelum

Sikap Sebelum

Tindakan. Sebelum

Penget. Sesudah

Sikap Sesudah

Tindakan. Sesudah

1 PL1 Rantau Panjang Laki-Laki 5/28/2011 82

7 tahun pendek

74 tahun SD IRT

>49 tahun 27 13 18 36 13 26

2 PL2 Rantau Panjang Laki-Laki 8/27/2011 79

7 tahun pendek

32 tahun SMP IRT

30-39 tahun 32 12 19 33 13 29

3 PL3 Rantau Panjang Laki-Laki 9/21/2011 78

7 tahun pendek

45 tahun SD IRT

40-49 tahun 23 12 12 36 14 24

4 PL4 Rantau Panjang Perempuan 6/17/2011 82

7 tahun pendek

28 tahun SMA IRT

20-29 tahun 33 14 25 37 15 27

5 PL5 Rantau Panjang Laki-Laki 6/13/2010 94

8 tahun pendek

39 tahun SD IRT

30-39 tahun 26 12 25 28 14 27

6 PL6 Rantau Panjang Perempuan 8/24/2011 79

7 tahun pendek

46 tahun SMA IRT

40-49 tahun 32 13 22 35 14 28

7 PL7 Rantau Panjang Perempuan 12/5/2011 76

7 tahun pendek

30 tahun SD IRT

30-39 tahun 28 10 16 31 13 21

8 PL8 Rantau Panjang Perempuan 10/14/2010 90

8 tahun

sangat pendek

47 tahun SD IRT

40-49 tahun 27 9 16 28 13 29

9 PL9 Rantau Panjang Laki-Laki 11/21/2011 76

7 tahun pendek

30 tahun SMP IRT

30-39 tahun 31 11 21 36 14 26

10 PL10 Rantau Panjang Perempuan 3/1/2011 85

8 tahun pendek

38 tahun SD IRT

30-39 tahun 30 11 23 32 12 29

11 PL11 Rantau Panjang Laki-Laki 6/6/2011 82

7 tahun pendek

26 tahun SMP IRT

20-29 tahun 31 13 18 33 14 20

12 PL12 Rantau Panjang Perempuan 11/25/2011 76

7 tahun pendek

27 tahun SMP IRT

20-29 tahun 25 12 22 35 13 25

13 PL13 Rantau Panjang Laki-Laki 11/4/2010 89

8 tahun pendek

40 tahun SMA IRT

40-49 tahun 32 11 24 37 12 25

14 PL14 Pematang Biara Laki-Laki 3/3/2010 97

>8 tahun

sangat pendek

26 tahun SMP IRT

20-29 tahun 29 10 22 31 11 25

15 PL15 Pematang Biara Laki-Laki 2/6/2011 86

8 tahun

sangat pendek

33 tahun SD IRT

30-39 tahun 36 13 15 38 14 26

Page 59: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

47

16 PL16 Pematang Biara Laki-Laki 8/11/2011 80

7 tahun

sangat pendek

37 tahun SMA IRT

30-39 tahun 29 12 22 34 13 28

17 PL17 Pematang Biara Laki-Laki 4/10/2011 84

8 tahun

sangat pendek

31 tahun SMP IRT

30-39 tahun 26 12 21 33 13 30

18 PL18 Pematang Biara Laki-Laki 8/1/2010 92

8 tahun pendek

44 tahun SMA IRT

40-49 tahun 23 13 14 26 14 22

19 PL19 Pematang Biara Perempuan 11/9/2011 77

7 tahun pendek

28 tahun SMP IRT

20-29 tahun 23 12 20 26 14 24

20 PL20 Pematang Biara Laki-Laki 7/7/2010 93

8 tahun pendek

28 tahun SMP IRT

20-29 tahun 24 3 27 35 14 27

21 PL21 Pematang Biara Laki-Laki 10/22/2011 77

7 tahun pendek

33 tahun SMA IRT

30-39 tahun 28 13 27 35 12 28

22 PL22 Pematang Biara Perempuan 3/23/2009 108

>8 tahun pendek

45 tahun SMA IRT

40-49 tahun 14 12 16 32 13 23

23 PL23 Pematang Biara Laki-Laki 8/10/2010 92

8 tahun pendek

40 tahun SD IRT

40-49 tahun 27 11 22 34 13 25

24 PL24 Pematang Biara Laki-Laki 1/13/2012 75

7 tahun pendek

33 tahun SMA WIRASWASTA

30-39 tahun 19 13 23 34 15 29

25 PL25 Pematang Biara Perempuan 10/20/2011 77

7 tahun pendek

22 tahun SD IRT

20-29 tahun 31 13 22 35 14 23

26 PL26 Pematang Biara Perempuan 10/27/2011 77

7 tahun pendek

35 tahun SD IRT

30-39 tahun 33 9 22 34 15 23

27 PL27 Pematang Biara Perempuan 1/5/2011 87

8 tahun pendek

27 tahun SD PEDAGANG

20-29 tahun 31 13 25 35 14 28

28 PL28 Pematang Biara Laki-Laki 2/5/2011 86

8 tahun pendek

35 tahun SMA IRT

30-39 tahun 29 10 23 34 13 25

29 PL29 Pematang Biara Perempuan 11/5/2011 77

7 tahun pendek

28 tahun SMP IRT

20-29 tahun 28 11 16 37 15 23

30 PL30 Pematang Biara Laki-Laki 4/11/2011 84

8 tahun pendek

31 tahun SMA GURU

30-39 tahun 35 13 23 37 15 27

31 PL31 Pematang Biara Laki-Laki 8/1/2011 80

7 tahun pendek

31 tahun SMP IRT

30-39 tahun 26 11 16 31 12 24

Page 60: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

48

Lampiran 2. Hasil Uji Statistik

a. Uji Univariat Sampel

1. Umur

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 7 tahun 8 tahun >8 tahun Total

17 12 2

31

54.8 38.7

6.5 100.0

54.8 38.7

6.5 100.0

54.8 93.5

100.0

2. Frekuensi Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki Perempuan Total

19 12 31

61.3 38.7

100.0

61.3 38.7

100.0

61.3 100.0

3. Z-Score BB/U

Status Gizi (BB/U)

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid normal pendek Sangat pendek Total

3 24 4

31

9.7 77.4 12.9

100.0

9.7 77.4 12.9

100.0

9.7 87.1

100.0

4. Umur Ibu

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-29 tahun 30-39 tahun 40-49 tahun >49 tahun Total

9 14 7 1

31

29.0 45.2 22.6

3.2 100.0

29.0 45.2 22.6

3.2 100.0

29.0 74.2 96.8

100.0

Page 61: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

49

5. Pendidikan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD SMP SMA Total

11 10 10 31

35.5 32.3 32.3

100.0

35.5 32.3 32.3

100.0

35.5 67.7

100.0

6. Pekerjaan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT WIRASWASTA PEDAGANG

28 1 1

90.3 3.2 3.2

90.3 3.2 3.2

90.3 93.5 96.8

b. Uji Statistik

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

penget_

sebelum

sikap_s

ebelum

Tindakan

_sebelum

penget_s

esudah

sikap_se

sudah

tindakan_

sesudah

N 31 31 31 31 31 31

Normal

Parametersa

Mean 28.0000 11.5161 20.5484 33.4839 13.4839 25.6774

Std.

Deviation 4.64040 2.03094 3.91441 3.16092 1.02862 2.57406

Most Extreme

Differences

Absolute .107 .207 .193 .178 .208 .116

Positive .076 .200 .135 .101 .165 .088

Negative -.107 -.207 -.193 -.178 -.208 -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .598 1.153 1.075 .990 1.159 .644

Asymp. Sig. (2-tailed) .867 .140 .198 .281 .136 .801

a. Test distribution is

Normal.

Page 62: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

50

Descriptives

Descriptive Statistics

n Minimum Maximum Mean Std. Deviation

penget_sebelum 31 14.00 36.00 28.0000 4.64040

sikap_sebelum 31 3.00 14.00 11.5161 2.03094

Tindakan_sebelum 31 12.00 27.00 20.5484 3.91441

penget_sesudah 31 26.00 38.00 33.4839 3.16092

sikap_sesudah 31 11.00 15.00 13.4839 1.02862

tindakan_sesudah 31 20.00 30.00 25.6774 2.57406

Valid N (listwise) 31

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 penget_sebelum 28.0000 31 4.64040 .83344

penget_sesudah 33.4839 31 3.16092 .56772

Paired Samples Correlations

N

Correlatio

n Sig.

Pair 1 penget_sebelum &

penget_sesudah 31 .448 .012

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 penget_s

ebelum -

penget_s

esudah

-5.48387 4.28852 .77024 -7.05691 -3.91083

-

7.12

0

30 .000

Page 63: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

51

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 sikap_sebelum 11.5161 31 2.03094 .36477

sikap_sesudah 13.4839 31 1.02862 .18475

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 sikap_sebelum &

sikap_sesudah 31 .148 .428

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 sikap_sebelum -

sikap_sesudah -1.96774 2.13672 .38377 -2.75150 -1.18399 -5.127 30 .000

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Tindakan_sebelum 20.5484 31 3.91441 .70305

tindakan_sesudah 25.6774 31 2.57406 .46232

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Tindakan_sebelum &

tindakan_sesudah 31 .475 .007

Page 64: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

52

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

taile

d)

Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Tindakan_sebelum

- tindakan_sesudah -5.12903 3.51892 .63202 -6.41978 -3.83828 -8.115 30 .000

Frequencies

Kategori pengetahuan sebelum

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 16 51.6 51.6 51.6

baik 15 48.4 48.4 100.0

Total 31 100.0 100.0

Kategori sikap sebelum

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 12 38.7 38.7 38.7

baik 19 61.3 61.3 100.0

Total 31 100.0 100.0

Kategori tindakan sebelum

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 12 38.7 38.7 38.7

baik 19 61.3 61.3 100.0

Total 31 100.0 100.0

Page 65: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

53

Kategori pengetahuan sesudah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 12 38.7 38.7 38.7

baik 19 61.3 61.3 100.0

Total 31 100.0 100.0

Kategori sikap sesudah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 15 48.4 48.4 48.4

baik 16 51.6 51.6 100.0

Total 31 100.0 100.0

Kategori tindakan sesudah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kurang 15 48.4 48.4 48.4

baik 16 51.6 51.6 100.0

Total 31 100.0 100.0

Page 66: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

54

Lampiran 3.

Data Identitas Sampel dan Responsen

Nomor Responden : .................................................

Tanggal Wawancara : .................................................

Nama Pewawancara : .................................................

A. Identitas Responden

1. Nama Responden :

2. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan* (coret salah satu)

3. Tanggal lahir anak :

4. Umur :

5. Pekerjaan :

6. Alamat :

7. Pendidikan :

8. Telp/HP :

Page 67: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

55

Lampiran 4.

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI SUBYEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama :

Tempat, Tgl Lahir :

Alamat :

Telp/HP :

Bersedia dan mau menjadi Responden Penelitian dengan judul

“Pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan berbahan ikan

terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan ibu yang memiliki anak

stunting di Desa Pantai Labu” yang akan dilakukan oleh :

Nama : Margaret Ursula Siregar

Alamat : Jln. Kemuning Raya No. 15, Medan Helvetia

Instansi : Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi Program D-IV

No. Hp : 085669184694

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sesungguhnya

tanpa ada paksaan dari siapapun.

Lubuk Pakam, ............. 2018

Peneliti Responden

(Margaret Ursula Siregar) (..........................................)

Page 68: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

56

Lampiran 5.

Kuesioner

A. Pengetahuan Ibu

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X)

pada jawaban yang paling benar!

1. Pengertian stunting (pendek) adalah?

a. Keadaan kurang gizi berdasarkan berat badan menurut umur

b. Keadaan kurang gizi berdasarkan tinggi badan menurut umur

c. Keadaan kelebihan berat badan dan tinggi badan

2. Pertumbuhan tulang didukung dengan konsumsi makanan dan

minuman sumber?

a. Iodium

b. Kalsium

c. Zat besi

3. Makanan yang banyak mengandung kalsium adalah?

a. Susu

b. Kembang kol

c. Wortel

4. Vitamin dibawah ini yang baik untuk pertumbuhan tulang

a. Vitamin B

b. Vitamin C

c. Vitamin D

5. Stunting merupakan indikator masalah gizi yang bersifat?

a. Kritis

b. Kronis

c. Kompleks

6. Apakah yang dimaksud dengan makanan bergizi menurut Ibu?

a. Segala sesuatu yang dimakan yang mengandung nilai gizi dan

bermanfaat bagi tubuh.

b. Segala sesuatu yang bermanfaat bagi tubuh.

c. Makanan yang enak-enak.

Page 69: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

57

7. Menurut Ibu apakah yang dimaksud dengan menu seimbang?

a. Menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan

porsi yang sesuai dengan daya toleransi anak.

b. Menu makanan yang beraneka ragam.

c. Menu makanan yang jumlahnya cukup untuk anak.

8. Biasanya dalam hal menyediakan menu untuk anak Ibu, menu apa

saja yang Ibu hidangkan ?

a. Nasi + ikan + sayur + buah + susu.

b. Nasi + ikan + sayur/buah.

c. Nasi + ikan/sayur.

9. Menurut Ibu bahan makanan apa yang menjadi sumber kalori?

a. Tahu, tempe, ikan, daging

b. Beras, singkong, jagung

c. Bayam, wortel, kangkung

10. Menurut Ibu bahan makanan apa yang menjadi sumber protein?

a. Tahu, tempe, ikan, daging

b. Beras, singkong, jagung

c. Bayam, wortel, kangkung

11. Makanan berikut yang mengandung protein hewani adalah............

a. Tempe

b. Gandum

c. Daging

12. Menurut Ibu apakah manfaat makanan bagi anak?

a. Untuk pertumbuhan tubuh anak, mengganti sel-sel tubuh yang

rusak dan untuk memenuhi kebutuhan akan zat gizi.

b. Untuk pertumbuhan badan.

c. Agar anak gemuk.

13. Jika Ibu ingin memasak sayuran, bagaimanakah cara mencuci sayuran

yang benar?

a. Dicuci dahulu kemudian dipotong-potong

b. Dipotong dahulu kemudian dicuci

c. Tidak perlu dicuci

Page 70: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

58

14. Menurut Ibu kapankah ditambahkan garam kepada bahan masakan

pada saat pemasakan?

a. Setelah masakan hampir matang

b. Saat masakan setengah matang

c. Saat awal memasak

15. Manfaat dari makanan beraneka ragam pada anak adalah :

a. Melengkapi kekurangan zat gizi dari berbagai bahan makanan,

yang menjamin terpenuhi kecukupan sumber zat tenaga, zat

pembangun dan zat pengatur.

b. Melengkapi kekurangan zat pembangun dan pengatur

c. Tidak tahu

16. Menyusun / Mengolah Menu makanan anak diatur berdasarkan apa ?

a. Kebutuhan gizi anak

b. Kesukaan anak

c. Tidak tahu ‘

17. Agar kita mengetahui status /keadaan gizi anak perlu dilakukan:

a. Memeriksakan anak kedokter/puskesmas

b. Penimbangan Berat Badan dan Tinggi Badan anak

c. Tidak Tahu

18. Buah-buahan dan sayuran merupakan bahan makanan yang

mengandung zat gizi :

a. Protein

b. Vitamin dan Mineral

c. Tidak tahu

19. Manakah dari zat-zat gizi berikut yang berfungsi untuk pertumbuhan

dan pemeliharaan jaringan tubuh :

a. Lemak

b. Protein

c. Tidak tahu

Page 71: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

59

20. Makanan yang banyak mengandung sumber protein adalah :

a. Kacang tanah, dagung ayam, ikan segar

b. Apel, pepaya, semangka, mie, dan ayam

c. Tidak tahu

B. Sikap Ibu

Pada pernyataan di bawah ini, baca dan simaklah kalimat tersebut

dengan baik. Kemudian berilah tanda checklist ( √ ) pada kalimat yang

anda anggap benar dengan memilih setuju atau tidak setuju

No. Pernyataan Setuju Tidak

Setuju

1 Pada usia sekola dasar, anak memerlukan makanan

yang lengkap karena pada periode ini pertumbuhan

dan perkembangannya sangat pesat.

2 Makanan yang dihidangkan setiap hari tidak perlu

beraneka ragam.

3 Makanan yang diberikan pada anak harus selalu

mengandung nilai gizi.

4 Anak perlu makan nasi + ikan + sayur + buah + susu

5 Menu makanan anak harus selalu diganti

6 Anak perlu diberikan makanan selingan terutama jika

porsi makan makan utama belum mencukupi.

7 Saat menyediakan makanan untuk anak harus terlebih

dahulu mencuci tangan.

8 Setiap bahan makanan tidak perlu dicuci sebelum

diolah

9 Setiap pengolahan makanan harus dibubuhkan garam

10 Ibu perlu mempertimbangkan makanan yang disukai

dan yang tidak disukai anak

11 Makanan sehat dan bergizi itu harus yang mahal-

mahal.

12 Waktu pemberian makan anak harus teratur

Page 72: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

60

13 Porsi makan bagi anak harus mengandungan energi

dan protein tinggi untuk membantu tumbuh kembang

anak.

14 Bahan makanan anak harus dipilih yang tinggi energi,

tinggi protein.

15 Makanan untuk anak harus lebih diutamakan dari

anggota keluarga yang lain.

C. Tindakan Ibu

Berilah tanda checklist (√ ) pada pernyataan dibawah ini! Jawaban

harus sesuai dengan apa yang anda terapkan dalam kehidupan

sehari-hari

No. Pernyataan Selalu Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

1 Ibu yang menyiapkan makanan untuk anak.

2 Ibu memberikan makan pada anak 3 kali sehari

3 Ibu memberikan sarapan pagi kepada anak.

4 Ibu menyediakan makanan bagi anak dengan

susunan yang berganti-ganti

5 Ibu menyediakan lauk pauk hewani (daging,

telur, ikan) atau lauk pauk nabati (tahu, tempe)

dalam makanan sehari-hari anak.

6 Ibu menyediakan sayuran (bayam, kangkung,

wortel, buncis, terung, dll) dalam makanan

sehari-hari anak.

7 Ibu memberikan susu kepada anak

8 Ibu memberikan makanan yang lengkap kepada

anak

9 Ibu menggunakan bumbu pada makanan anak

(contoh :garam, cabe, tomat, kecap, santan

kelapa, atau penyedap makanan).

10 Ibu menghidangkan makanan dengan cara yang

Page 73: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

61

menarik (misal : piring dihias, atau menggunakan

peralatan yang bentuknya lucu).

11 Ibu menyiapkan bentuk makanan yang menarik

untuk anak.

12 Ibu mengutamakan makanan untuk anak

daripada anggota keluarga lainnya

13 Ibu tidak mengijinkan anak jajan sembarangan.

14 Ibu menyediakan makanan selingan (goreng,

kue, bubur kacang, dll) untuk anak setiap hari

15 Sebelum memberikan anak makan, ibu mencuci

tangan terlebih dahulu dengan sabun

Page 74: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

62

Lampiran 6.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi Penyuluhan : 1. Pemilihan Bahan Makanan Untuk Anak Sekolah

2. Bekal yang Baik Untuk anak sekolah

3. Nutrisi Pada Usia anak sekolah

4. PMT Ikan Tamban

Sasaran : Orang Tua (Ibu) anak stunting

Hari/Tanggal : 1. 18 April 2018

2. 03 Mei 2018

3. 09 Mei 2018

4. 17 Mei 2018

Waktu : 30 menit

Tempat : SD Rantau Panjang dan Pematang Biara Desa

Pantai Labu.

Penyuluh : Margaret Ursula Siregar

1. Latar Belakang

Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh

tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (pendek). Stunting

adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit

2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang

menjadi refrensi internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi

badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana tubuh anak

lebih pendek dibandingkan anak seusianya.

Stunting adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD),

ditandai dengan teerlambantnya pertumbuhan anak yang

mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal

dan sehat sesuai usia anak. Stunting dapat didiagnosis melalui indeks

antropometrik tinggi badan menurut umur yang mencerminkan

pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan

dengan indeks kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari

kekurangan gizi atau kesehatan.

Page 75: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

63

Sekitar 8,8 juta anak Indonesia menderita stunting karena kurang

gizi. Data Riskesdas 2013 mencatat angka kejadian stunting nasional

mencapai 37,2%. Angka ini meningkat dari tahun 2010 sebesar

35,6%. Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan stunting salah

satnya dengan penyuluhan bagaimana cara mencegah stunting

diberikan pada orangtua anak.

2. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orangtua anak dapat

mengetahui dan memahami bagaimana memilih makanan untuk

anak sekolah, serta menyusun bekal untuk anak sekolah, dan

mengolah ikan tamban yang digemari anak-anak.

b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu-ibu mengetahui

tentang:

1. Pemilihan Bahan Makanan Untuk Anak Sekolah

2. Bekal yang Baik Untuk anak sekolah

3. Cara menyusun menu anak sekolah

4. Resep Modifikasi PMT-AS

3. RENCANA KEGIATAN

1. Metode : ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab

2. Media dan Alat Bantu : slide (LCD), leaflet.

3. Tempat dan Waktu

a. Tempat Kegiatan : SD Rantau Panjang dan Pematang Biara

Desa Pantai Labu

b. Hari/Tanggal : 18 April 2018, 03 Mei 2018, 09 Mei 2018, 17

Mei 2018.

Page 76: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

64

4. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi terstruktur

a. Adanya kordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan

panitia penyelenggara selama penyuluhan berlangsung

b. Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik,

misalnya dalam menyiapkan kursi, absen, dan leaflet

c. Sebelum penyuluhan telah dilakukan telah dilakukan

perjanjian penyuluhan dengan pihak puskesmas Pantai Labu

2. Evaluasi Proses

a. Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan

b. Peserta aktif bertanya topik yang dibahas dalam sesi tanya

jawab

c. Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri

3. Evaluasi Hasil

Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah

disampaikan dengan benar melalui pertanyaan lisan meliputi,

pemilihan bahan makanan untuk anak sekolah, PMT-AS, bekal yang

baik untuk anak sekolah, dan bagaimana cara menyusun menu yang

baik untuk anak sekolah.

Page 77: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

65

MATERI PERTEMUAN I

TOPIK : Pemilihan Bahan Manakan Untuk Anak Sekolah

A. Pengertian Makanan

Pangan yang sehat mencakup pangan yang bergizi dan aman

dikonsumsi. Tanpa menghindari pangan yang tidak aman tidak mungkin

manfaat gizi terwujud pada pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan

seseorang. Oleh karena itu keamanan pangan merupakan salah satu

aspek yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan pangan yang sehat

untuk dikonsumsi.

B. Pemilihan Bahan Makanan Yang Baik

1. Kebersihan diri dan kesehatan penjamah

Individu (pelaku) terutama yang bekerja langsung dengan

pangan dapat mencemari bahan pangan tersebut, baik berupa cemaran

fisik, kimia maupun biologis. Oleh karena itu, kebersihan individu atau

pelaku merupakan salah satu hal yang sangat penting yang harus

diperhatikan agar produk pangannya bermutu dan aman untuk

dikonsumsi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) setiap pelaku termasuk

penjamah. Berikut merupakan beberapa contoh kegiatan hidup bersih

dalam mengolah pangan:

a. Mencuci tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air

bersih yang dilakukan pada saat sebelum memasak atau

menyiapkan pangan, sebelum atau setelah menyentuh pangan,

setelah menyentuh bahan mentah, setelah dari toilet, dan setelah

memegang benda kotor (uang, piring kotor dan lain-lain).

b. Merawat kuku tetap pendek dan menjaga kuku tetap bersih.

c. Mengenakan pakaian bersih dan berwarna terang

d. Mengenakan celemek berwarna terang dan topi kerja

e. Menggunakan alas kaki

Page 78: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

66

2. Pemilihan bahan baku

Bahan pangan mentah (bahan baku) dapat menjadi rusak dan

busuk karena beberapa penyebab, tetapi yang paling utama adalah

kerusakan atau kebusukan karena mikroba. Mutu dan keamanan suatu

produk pangan sangat tergantung pada mutu dan keamanan bahan

bakunya. Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan produk pangan

yang bermutu dan aman dikonsumsi, bahan baku harus dipilih terlebih

dahulu. Berikut memilih bahan makanan yang baik:

a. Pilih pangan segar atau bahan baku dalam kondisi yang baik

sebelum melewati batas kadaluarsa.

b. Bahan baku yang sudah rusak atau busuk beresiko untuk

kesehatan tubuh.

Berbagai kelompok bahan pangan memiliki tanda-tanda spesifik jika

sudah mengalami kerusakan. Berbagai tanda-tanda kerusakan yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Daging dan produk olahannya

Daging mudah sekali rusak oleh mikroba. Keruskan pada daging

dapat dikenal karena tanda-tanda berikut:

a. Adanya perubahan bau menjadi tengik atau bau busuk.

b. Terbentuknya lendir.

c. Adanya perubahan warna.

d. Adanya perubahan rasa menjadi asam.

e. Tumbuhnya kapang pada bahan/dendeng kering

2. Ikan dan olahannya

Disamping daging, ikan juga rentan sekali rusak oleh serangan

mikroba. Tanda-tanda kerusakan ikan karena mikroba adalah:

a. Adanya bau busuk karena gas amonia, sulfida atau senyawa

busuk lainnya.

b. Terbentuknya lendir pada permukaan ikan.

c. Adanya perubahan warna yaitu kulit dan daging ikan menjadi

kusam atau pucat.

d. Adanya perubahan daging ikan yang tidak kenyal lagi.

Page 79: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

67

e. Tumbuhnya kapang pada ikan kering.

3. Susu dan produk olahannya

Susu juga termasuk bahan pangan yang mudah rusak oleh

mikroba. Tanda-tanda kerusakan susu adalah:

a. Adanya perubahan rasa susu menjadi asam.

b. Susu menggumpal.

c. Terbentuknya lendir.

d. Adanya perubahan bau menjadi tengik.

e. Tumbuhnya kapang pada produk olahan susu.

4. Telur dan produk olahannya

Telur utuh yang masih terbungkus kulitnya dapat rusak baik secara

fisik maupun karena pertumbuhan mikroba. Tanda-tanda kerusakan

telur utuh adalah:

a. Adanya perubahan fisik seperti penurunan berat karena airnya

menguap, pembesaran kantung telur karena sebagian isi telur

berkurang.

b. Timbulnya bintik-bintik berwarna hijau, hitam atau merah karena

tumbuhnya bakteri.

c. Tumbuhnya kapang perusak telur.

d. Timbulnya bau busuk.

5. Sayur dan buah-buahan serta produk olahannya

Sayuran atau buah-buahan dapat menjadi rusak baik secara fisik

maupun oleh serangga atau karena pertumbuhan mikroba. Tanda-

tanda kerusakan sayuran dan buah-buahan serta produk olahannya

adalah:

a. Menjadi memar karena benturan fisik.

b. Menjadi layu karena penguapan air.

c. Timbulnya noda-noda warna karena spora kapang yang tumbuh

pada permukaannya.

d. Timbulnya bau alkohol atau rasa asam.

e. Menjadi lunak karena sayuran dan buah-buahan menjadi berair.

Page 80: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

68

6. Biji-bijian, kacang-kacangan, da umbi-umbian

Meskipun sudah dikeringkan, biji-bijian, kacang-kacangan dan

umbiumbian dapat menjadi rusak jika pengeringannya tidak cukup atau

kondisi penyimpanannya salah, misalnya suhu tinggi atau terlalu

lembab. Tanda kerusakan pada biji-bijian, kacang-kacangan dan umbi-

umbian adalah adanya perubahan warna dan timbulnya bintik-bintik

berwarna karena pertumbuhan kapang pada permukaannya.

7. Minyak goreng

Tidak menggunakan minyak goreng daur ulang atau minyak yang

telah digunakan lebih dari dua kali proses penggorengan. Tanda

minyak daur ulang komersial adalah harganya murah, ada

kemungkinan sudah diputihkan, dan makanan hasil penggorengannya

akan menyebabkan tenggorokan gatal jika dikonsumsi. Minyak goreng

yang lebih dari dua kali penggorengan biasanya warnanya sudah hitam

kecoklatan. Selain itu, waspadai pula penggunaan bahan plastik oleh

penjaja gorengan yang digunakan untuk meningkatkan kerenyahan

gorengan. Tandanya makanan gorengan tampak tersalut lapisan putih

dan gorengan akan tetap renyah meskipun telah dingin.

8. Saos

Saos yang rendah mutunya dan berisiko tidak aman dicirikan

oleh harga yang amat murah, warna merah yang mencolok, dijual

dalam kemasan tidak bermerek, citarasa yang tidak asli (bukan rasa

cabe dan tomat), dan rasa pahit setelah dikonsumsi.

Page 81: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

69

c. ikan dan olahannya

d. telur dan produk olahannya

d. sayuran dan buah-buahan

Pemilihan Bahan Makanan Untuk Anak

Sekolah

Makanan

Pangan yang sehat mencakup pangan yang

bergizi dan aman dikonsumsi. Tanpa menghindari

pangan yang tidak aman tidak mungkin manfaat gizi

terwujud pada pertumbuhan, perkembangan dan

kesehatan seseorang. Oleh karena itu keamanan

pangan merupakan salah satu aspek yang perlu

diperhatikan dalam pemenuhan pangan yang sehat

untuk dikonsumsi.

Pemilihan Bahan Makanan Yang Baik

1. Kebersihan diri dan kesehatan

penjamah

2. Pemilihan Bahan Baku

Bahan pangan mentah (bahan baku) dapat

menjadi rusak dan busuk karena beberapa

penyebab, tetapi yang paling utama adalah

kerusakan atau kebusukan karena mikroba.

Mutu dan keamanan suatu produk pangan

sangat tergantung pada mutu dan

keamanan bahan bakunya.

a. Daging dan olahannya

b. Ikan dan olahannya

Page 82: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

70

MATERI PERTEMUAN II

TOPIK : Bekal Yang Baik Untuk Anak Sekolah

A. Pengertian Bekal Anak Sekolah

Salah satu cara untuk mengurangi kebiasaan jajan

sembarangan pada anak adalah dengan membawakan anak bekal ke

sekolah. Ini memberi banyak manfaat untuk anak, terutama untuk

kesehatannya. Bekal makan siang yang sehat dapat memberikan

pemenuhan zat gizi anak dan juga mendukung pembentukan pola hidup

sehat pada anak. Penting bagi anak untuk memperoleh makan siang yang

sehat karena makan siang dapat memenuhi 1/3 kebutuhan kalori anak.

Anak yang sudah terbiasa menerima makan siang yang sehat memiliki

asupan zat gizi yang lebih tinggi, dibandingkan dengan anak yang tidak

menerima makan siang yang sehat. Manfaat bekal yang sehat yaitu:

1. Dapat menyediakan nutrisi yang dibutuhkan anak

Pada masa pertumbuhan ini, anak membutuhkan banyak zat gizi

penting, seperti protein, vitamin A, vitamin C, zat besi, dan kalsium.

Dengan membawakan bekal ke sekolah, Anda membantu anak untuk

memenuhi kebutuhan zat gizi tersebut. Anda bisa mengkreasikan sendiri

bekal untuk anak dengan menu yang menyehatkan dan lengkap zat gizi,

terdiri dari:

a. Makanan sumber karbohidrat, misalnya nasi, mie, roti, roti gandum,

pasta

b. Sayuran

c. Makanan sumber protein, misalnya daging, telur, ikan, ayam,

kacang-kacangan (termasuk selai kacang), produk susu (keju atau

yogurt)

d. Buah-buahan

e. Dan, jangan lupa untuk selalu membawakan air atau susu untuk

anak

Page 83: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

71

2. Membantu mengontrol asupan anak setiap harinya

Karena Anda mengkreasikan bekal anak sendiri, Anda dapat

mengatur makanan apa saja yang harus dibawa dan dimakan anak

sebagai bekalnya. Dengan cara seperti ini, Anda menjadi tahu makanan

apa saja yang dimakan anak, sehingga Anda juga dapat mengontrol

asupan makan anak, termasuk mengontrol asupan lemaknya. Secara

tidak langsung, Anda juga dapat mencegah anak dari obesitas. American

Heart Association merekomendasikan anak untuk mendapatkan lemak

sebesar 25-35% dari total kalorinya per hari, terutama jenis lemak tak

jenuh ganda dan lemak tak jenuh tunggal. Lemak jenis ini bisa Anda

dapatkan dari berbagai kacang-kacangan, ikan, dan minyak nabati.

Sebaiknya, masukkan makanan ini dalam menu bekal anak Anda.

Makanan ini dapat mendukung pertumbuhan anak, membantu memenuhi

kebutuhan gizinya, dan juga sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung

anak Anda. Selain itu, juga bawakan bekal anak dengan makanan yang

mengandung serat tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran. Makanan ini

dapat membuat anak kenyang lebih lama, sehingga dapat mencegah

kenaikan berat badan yang tidak diinginkan pada anak.

3. Meningkatkan energi dan performa anak di kelas

Anak membutuhkan energi yang cukup untuk melakukan

aktivitasnya di sekolah, terutama untuk belajar. Anak yang tidak makan

siang ternyata lebih sulit untuk berkonsentrasi di sekolah. Selain itu,

mereka juga mempunyai kemungkinan lebih besar untuk jajan makanan

ringan yang tidak sehat dan juga tidak mengenyangkan. Oleh karena itu,

bawakan bekal makanan untuk anak makan siang di sekolah, yang dapat

menyediakan energi cukup bagi anak untuk melakukan seluruh

aktivitasnya di sekolah maupun setelah pulang sekolah. Sebuah penelitian

yang dipublikasikan oleh Journal of School Health tahun 2008 melaporkan

bahwa anak sekolah yang makan sayuran, buah-buahan, protein, dan

sedikit kalori dari lemak mempunyai performa yang baik dalam tes aksara

Page 84: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

72

dibandingkan dengan anak yang mempunyai asupan lemak dan garam

yang tinggi.

Sudah dibawakan bekal tetapi anak tidak mau makan, ini sering

sekali dirasakan ibu-ibu dalam memberikan bekal untuk anak. Seringkali

ibu-ibu malas untuk memberikan bekal pada anak. Tetapi sebelum itu

sebaiknya para ibu-ibu mencari tahu terlebih dahulu alasan mengapa

anak tidak memakan bekal nya. Terdapat beberapa alasan anak tidak

menghabiskan bekalnya yaitu:

a. Masalah pada tempat makan

Mungkin tempat makan anak kurang menarik seperti teman-

temannya yang lain, sehingga anak enggan untuk membuka tempat

makannya tersebut. Atau, bisa jadi tempat makan anak terlalu besar,

sehingga membuat anak merasa kenyang sebelum ia mampu

menghabiskan makanannya. Jika anak selalu tidak bisa menghabiskan

bekalnya, mungkin Anda bisa mengecilkan porsinya dan menempatkan

makanan dalam tempat makan yang lebih kecil. Sebaiknya, pilihkan

tempat makan yang sesuai untuk anak, sehingga ia juga senang untuk

membawanya ke sekolah.

b. Anak Bosan

Membawa bekal ke sekolah dengan makanan yang itu-itu saja

setiap hari tentu membuat anak bosan dengan bekalnya. Untuk anak yang

masih kecil, mungkin Anda bisa mengkreasikan makanan menjadi bentuk-

bentuk yang lucu dan menarik. Rancang menu bekal anak setiap hari,

usahakan untuk membuat menu yang berbeda setiap harinya.

c. Makanan Susah Untuk Dimakan

Alasan anak tidak menghabiskan bekalnya memang ada-ada

saja. Anak bisa saja tidak memakan bekalnya karena misalnya ayamnya

susah untuk dipotong, buahnya membuat tangannya menjadi lengket, dan

lain sebagainya. Untuk itu, Anda harus mengetahui selera anak seperti

apa. Permudahlah anak untuk memakan bekalnya. Misalnya, Anda sudah

Page 85: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

73

membawakan bekal dengan makanan yang sudah dipotong kecil-kecil,

sehingga anak dapat langsung memakannya.

Jika Anda sudah mengetahui alasan anak tidak menghabiskan

bekalnya dan Anda sudah memperbaikinya, tetapi anak tetap saja tidak

dapat menghabiskan bekalnya, maka Anda tetap bisa mencukupi

kebutuhan anak melalui sarapan atau makan malamnya di rumah.

Page 86: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

74

Page 87: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

75

Bekal Yang Baik Untuk Anak Sekolah

Salah satu cara untuk mengurangi

kebiasaan jajan sembarangan pada anak

adalah dengan membawakan anak bekal ke

sekolah. Ini memberi banyak manfaat untuk

anak, terutama untuk kesehatannya. Bekal

makan siang yang sehat dapat memberikan

pemenuhan zat gizi anak dan juga mendukung

pembentukan pola hidup sehat pada anak.

Penting bagi anak untuk memperoleh makan

siang yang sehat karena makan siang dapat

memenuhi 1/3 kebutuhan kalori anak.

Manfaat bekal yang sehat yaitu:

2. Dapat menyediakan nutrisi yang

dibutuhkan anak. Pada masa

pertumbuhan ini, anak membutuhkan

banyak zat gizi penting, seperti protein,

vitamin A, vitamin C, zat besi, dan

kalsium. Dengan membawakan bekal

ke sekolah, Anda membantu anak

untuk memenuhi kebutuhan zat gizi

tersebut.

2. Karena Anda mengkreasikan bekal anak

sendiri, Anda dapat mengatur makanan

apa saja yang harus dibawa dan dimakan

anak sebagai bekalnya. Dengan cara

seperti ini, Anda menjadi tahu makanan

apa saja yang dimakan anak, sehingga

Anda juga dapat mengontrol asupan

makan anak, termasuk mengontrol asupan

lemaknya. Secara tidak langsung, Anda

juga dapat mencegah anak dari obesitas.

1. Anak membutuhkan energi yang cukup

untuk melakukan aktivitasnya di sekolah,

terutama untuk belajar. Oleh karena itu,

bawakan bekal makanan untuk anak

makan siang di sekolah, yang dapat

menyediakan energi cukup bagi anak untuk

melakukan seluruh aktivitasnya di sekolah

maupun setelah pulang sekolah.

Page 88: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

76

MATERI III

TOPIK : NUTRISI PADA USIA ANAK SEKOLAH

a. Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat makanan yang diperlukan tubuh untuk

menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta

mengatur proses-proses kehidupan. Yang terdiri dari: karbohidrat,

protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

b. Tujuan Nutrisi Pada Usia Sekolah

a. Supaya pertumbuhan dan perkembangan maksimal.

b. Memperbaiki gizi anak.

c. Menentukan perkembangan zat gizi anak selanjutnya.

c. Contoh Makanan Sehari Untuk Anak Sekolah

a. 3 piring nasi atau padanannya (1 piring = 200 gr)

b. 2 potong lauk hewani (1 potong = 50 gr)

c. 2 potong lauk nabati (1 potong = 20 gr)

d. 1 ½ porsi sayur (1 porsi = 100 gr tanpa kuah)

e. 2 potong buah (1 potong = 100 gr buah matang)

f. 1 gelas susu (1 gelas susu = 200 ml)

Page 89: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

77

d. Tips Bagi Orangtua Agar Anak Tidak Jajan Sembarangan

a. Ibu mengetahui makanan kesukaan anaknya.

b. Penyajian yang menarik dan pengolahan yang bervariasi,

perhatikan juga gizi seimbangnya.

c. Beri anak pengertian tentang bahaya anak jajan diluar.

d. Beri vitamin bila dibutuhkan untuk menambah nafsu makan

anak.

Page 90: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

78

Page 91: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

79

NUTRISI PADA USIA ANAK

SEKOLAH

1. Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat makanan

yang diperlukan tubuh untuk

menghasilkan energi, membangun

dan memelihara jaringan serta

mengatur proses-proses

kehidupan. Yang terdiri dari:

karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

mineral, dan air.

2. Tujuan Nutrisi Pada Usia

Sekolah

a. Supaya pertumbuhan dan

perkembangan maksimal.

b. Memperbaiki gizi anak.

c. Menentukan perkembangan

zat gizi anak selanjutnya.

3. Contoh Makanan Sehari Untuk

Anak Sekolah

a. 3 piring nasi atau padanannya (1

piring = 200 gr)

b. 2 potong lauk hewani

(1 potong = 50 gr)

a. 2 potong lauk nabati (1 potong =

20 gr)

d. 1 ½ porsi sayur (1 porsi =

100 gr tanpa kuah)

e. 2 potong buah (1 potong = 100 gr

buah matang)

f. 1 gelas susu (1 gelas susu = 200

ml)

4. Tips Bagi Orangtua Agar Anak

Tidak Jajan Sembarangan

a. Ibu mengetahui makanan

kesukaan anaknya.

b. Penyajian yang menarik dan

pengolahan yang bervariasi,

perhatikan juga gizi seimbangnya.

c. Beri anak pengertian tentang

bahaya anak jajan diluar.

d. Beri vitamin bila dibutuhkan untuk

menambah nafsu makan anak.

Page 92: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

80

MATERI IV

TOPIK : PMT Ikan Tamban

Stunting adalah masalah gizi di Indonesia yang memiliki ciri-ciri

tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan anak seusianya. Penyebab

stunting biasanya terjadi pada 1000 HPK sebelum golden periode.

Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi

badanmenurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai

pada pradan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka

panjang merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk men&apai

potensi geneti& sebagai akibatdari pola makan yang buruk dan penyakit.

Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai

sejak janin. hingga menjadi bayi, anak, dewasa sampai usia lanjut. Saat

ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dalam

bentuk Kurang energy Protein, kurang vitamin A, Anemia dan gangguan

akibat kurang Iodium dan gizi lebih berkaitan dengan timbulnya penyakit

degenerative seperti Diabetes Mellitus, jantung,hipertensi,dll. Masalah gizi

kurang merupakan salah satu faktor penyebab kematian bayi. Keadaan

tersebut secara langsung disebabkan oleh asupan gizi yang kurang

mencukupi gizi balita. Oleh sebab itu untuk membantu mencukupi

kebutuhan gizi masyarakat tentang anak balita, pemerintah

mengembangkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). PMT

penyuluhan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah

sekaligus sebagai pembelajaran bagi kader. PMT penyuluhan diberikan

dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal, PMT juga sebagai

tambahan makanan sehari-hari bukan sebagai makanan pengganti

makanan utama.

Page 93: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

81

Pemberian makana tambahan berupa nugget berbahan ikan

tamban dapat meningkatkan pangan lokal yang ada di daerah pantai labu.

PMT ini diberikan pada anak sekolah dasar Rantau Panjang dan

Pematang Biara selama 30 hari berturut-turut. Ikan tamban merupakan

hasil laut yang banyak di pantai labu tetapi kurang diminati karena durinya

yang banyak, dan hanya diolah sebagai lauk saja.penelitian ini bertujuan

untuk memodifikasi ikan tamban sebagai variasi baru makanan tambahan

untuk pertumbuhan anak sekolah

Resep Modifikasi nugget

Bahan pembuatan nugget berbahan ikan tamban dalam 100 gr

Prosedur persiapan awal bahan-bahan :

a. Ikan Tamban

- Pilih ikan tamban yang segar

- Bersihkan ikan dari sisik dan bagian dalam ikan

- Cuci bersih

No Bahan Jumlah

1 Ikan tamban 100 gr

2 Tepung terigu 8 gr

3 Tepung roti 2 gr

5 Garam Secukupnya

6 Telur ayam 10 gr

7 Wortel 3 gr

8 Daun bawang 2 gr

9 Minyak sayur 7 gr

Page 94: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

82

- Presto ± 3 jam

- Hancurkan ikan yang sudah dipresto sampai halus

b. Wortel dan bawang

- Wortel dan bawang dikupas dan di cuci bersih

- Parut wortel agar halus

- Bawang dihaluskan

c. Daun bawang

- Bersihkan daun bawang dan cuci bersih

- Iris daun bawang

Prosedur resep modifikasi nuget berbahan ikan tamban memiliki

tahapan sebagai berikut:

Komposisi zat gizi nugget ikan tamban dalam 100 gr

No Jenis Zat Gizi Kandungan

1 Energi (kcal) 115

2 Protein (gr) 9.33

Campur wortel yang sudah diparut, daun bawang, bawang

putih,dan garam

Masukkan tepung terigu, serta telur

Siapkan kukusan, masukkan adonan nugget kedalam cetakan

loyang yang dilumuri minyak sayur, kemudian kukus sebentar ±

20 menit

Setelah itu angkat dan potong-potong sesuai selera

Kemudian gulingkan kedalam tepung roti/panir

Setelah itu siap untuk digoreng, untuk memperpanjang daya

awet nugget, simpan dilmeari es

Page 95: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

83

3 Lemak (gr) 3.88

4 Karbohidrat (gr) 10.7

5 Kalsium (mg) 12.16

7 Zicn (mg) 3,5

Sumber: Program Komputer

Page 96: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

84

PMT IKAN

TAMBAN

PMT bukan hanya pada

pemberian biskuit saja, pada

penelitian ini PMT yang

diberikan berupa nugget dari

ikan tamban.

Ikan merupakan makanan yang

banyak mengandung protein.

Salah satu komponen gizi yang

terkandung dalam ikan dan

diduga berperan dalam

meningkatkan kecerdasan

adalah kandungan asam lemak

tak jenuh dan DHA. Ikan yang

dikonsumsi perlu memenuhi

syarat seperti kondisi ikan harus

segar , dagingnya masih kenyal,

serta matanya tidak berwarna

merah.

Masalah gizi dapat terjadi pada

setiap siklus kehidupan, dimulai

sejak janin, hingga menjadi

bayi, anak, dewasa sampai

usia lanjut. Saat ini Indonesia

menghadapi masalah gizi

ganda yaitu gizi kurang dalam

bentuk Kurang energy Protein,

kurang vitamin A, Anemia dan

gangguan akibat kurang Iodium

dan gizi lebih berkaitan dengan

timbulnya penyakit degeerative

seperti Diabetes Mellitus,

jantung, hipertensi, dll.

Masalah gizi kurang

merupakan salah satu

faktor penyebab kematian

bayi. Keadaan tersebut

secara langsung

disebabkan oleh asupan

gizi yang kurang mencukupi

gizi balita.

Oleh sebab itu untuk

membantu mencukupi

kebutuhan gizi masyarakat

tentang anak balita,

pemerintah

mengembangkan program

Pemberian Makanan

Tambahan (PMT). PMT

dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan gizi

anak sekolah sekaligus

sebagai pembelajaran bagi

kader. PMT penyuluhan

diberikan dalam bentuk

Page 97: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

85

Pemberianmakanan

tambahan berupa nugget ikan

tamban dapat meningkatkan

pangan lokal yang ada di

daerah pantai labu. Pada ikan

tamban 100 gr menyumbang

E=112 kkal, P= 20 gr, L=3 gr,

KH= 0 gr. Dalam hal ini anak-

anak sebaiknya banyak

mengonsumsi tinggi protein

untuk menunjang laju

pertumbuhan saat masa

remaja kelak. Selain ikan

tamban, ada banyak ikan yang

mengandung protein tinggi

untuk pertumbuhan.

PMT ini diberikan

pada anak sekolah dasar

Rantau Panjang dan

Pematang Biara selama 30

hari berturut-turut. Ikan

tamban merupakan hasil

laut yang banyak di pantai

labu tetapi kurang diminati

karena durinya yang

banyak, dan hanya diolah

sebagai lauk saja. Penelitian

ini bertujuan untuk

memodifikasi ikan tamban

sebagai variasi baru

makanan tambahan untuk

pertumbuhan anak sekolah.

Page 98: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

86

Lampiran7. Pernyataan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Margaret Ursula Siregar

NIM : P01031214035

Menyatakan bahwa data penelitian yang terdapat di Skripsi saya adalah

benar saya ambil dan bila tidak saya bersedia mengikuti ujian ulang (ujian

utama saya dibatalkan).

Yang Membuat Pernyataan,

(Margaret Ursula Siregar)

Page 99: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

87

Lampiran 8. Bukti Bimbingan Skripsi

Nama : Margaret Ursula Siregar

NIM : P01031214035

Judul :Pengaruh Pendidikan Gizi Dan Pemberian Makanan

Tambahan Berbahan Ikan Terhadap Pengetahuan,

Sikap Dan Tindakan Ibu Yang Memiliki Anak

Stunting Di Desa Pantai Labu.

Dosen Pembimbing : Dini Lestrina, DCN, M.Kes

No. Tanggal Topik

Bimbingan

Hasil Diskusi T. Tangan

Mahasiswa

Bimbingan

T. Tangan

Dosen

Pembimbing

1. 4 Oct-

2017

Menulis

Penelusuran

Topik

Mendiskusikan topik

penelitian yang akan

diteliti

2. 9 Oct-

2017

Pengembangan

Topik

Pengembangan topik

penelitian yang telah

dipilih untuk melihat

masalah

3. 12 Oct-

2017

Penetapan

Judul

Menyusun judul

berdasarkan topik

4. 16 Oct-

2017

Bab I Penulisan

Latar Belakang

Mendiskusikan latar

belakang yang akan

dibuat menurut topik

yang dipilih

5. 18 Oct-

2017

Perbaikan Bab

I

Mendiskusikan Bab I

yang telah disusun

6. 20 Oct-

2017

Bab II

Pengembangan

Tinjauan

Mendiskusikan

Penulisan tinjauan

pustaka berdasarkan

Page 100: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

88

Pustaka variabel yang diteliti

7. 23 Oct-

2017

Bab II

Pengembangan

DO, Kerangka

Teori,

Kerangka

Konsep dan

Hipotesis

Mendiskusikan

penulisan DO,

Kerangka Teori,

Kerangka Konsep,

dan Hipotesis sesuai

dengan tinjauan

pustaka yang dibuat

8. 25 Oct-

2017

Bab III

Pengembangan

Metode

Penelitian

Menulis menulis

metode penelitian

yang akan dikerjakan

9. 27 Oct-

2017

Perbaikan Bab

I, II, III

Mendiskusikan bab I,

II, III yang telah

disusun

10. 30 Oct-

2017

Perbaikan bab

I, II, II, dan

lampiran

Mendiskusikan bab I,

II, III dan lampiran

yang dibuat

11 25 Jui-

2018

Diskusi

penyusunan

hasil dan

pembahasan

Membahas hasil dan

penelitian

12 3 Agust-

2018

Revisi bab I-V Menambah

kekurangan Bab IV

dan V

13 6 Agust-

2018

Merapikan

skripsi dari Bab

I-V dan lampira

Merapikan semua isi

skripsi

Lubuk Pakam, Agustus 2018

Page 101: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

89

Lampiran 9. LEMBAR BUKTI BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa :Margaret Ursula Siregar

NIM :P01031214035

Judul Karya Tulis Ilmiah : Pengaruh Pendidikan Gizi Dan Pemberian

Makanan Tambahan Berbahan Ikan Terhadap

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu Yang

Memiliki Anak Stunting Di Desa Pantai Labu.

Bidang Peminatan :Gizi Masyarakat

Nama Pembimbing Utama :Dini Lestrina, DCN, M.Kes

NIP :197005221992032001

Page 102: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

90

Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup

Nama Lengkap : Margaret Ursula Siregar

Tempat/Tanggal Lahir : Sidikalang, 20 Maret 1996

Jumlah Anggota Keluarga : 4 Orang

Alamat Rumah : Jalan Kemuning Raya No. 15 Perumnas

Helvetia, Medan

No Hp/Telp : 081511833593

Riwayat Pendidikan : 1. SD ST Yosef Sidikalang

2. SMP Negeri 1 Sidikalang

3. SMA Negeri 2 Sidikalang

Hobi : Mendengar Musik, Baca Komik.

Motto : Jangan Menyesal Melakukan Kesalahan Tapi

Menyesallah Karena Tidak Dapat melakukan

Kesalahan.

Page 103: PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DAN PEMBERIAN MAKANAN …

91

Lampiran 11. Dokumentasi