bab iv laporan hasil penelitian - idr.uin-antasari.ac.id iv.pdfs1 pendidikan bahasa arab stiq...
TRANSCRIPT
60
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Identitas SMPIT Qurrata A’yun1
Nama Sekolah :SMP ISLAM TERPADU QURRATA ‘AYUN
Terakreditasi : SMPIT Qurrata ‘Ayun baru melakukan
akreditasi pada tanggal 24 Juli 2017 dan
penilaian belum keluar.
NIS/NSS/NPSN : 69894433
Alamat Sekolah : Jl. A. Yani Rt.09 LK 05 Kecamatan
Kandangan Kelurahan Kandangan Barat
Kabupaten Hulu Sungai Selatan 71213
Kalimantan Selatan
Telpon/Fax. Sekolah : 051721787
Email : [email protected]
2. Sejarah Singkat Berdirinya SMPIT Qurrata A’yun Kandangan
SMPIT Qurrata A’yun didirikan pada tahun 2014 dengan jumlah siswa 82
orang dibawah naungan Yayasan Al- Futuwwah Kandangan dengan alamat di Jl.
1Dokumentasi Tata Usaha SMPIT Qurrata A’yun Kandangan, 2017/2018
61
A.Yani Rt. 09 LK 05 Kecamatan Kandangan Kelurahan Kandangan Barat
Kabupaten Hulu Sungai Selatan 71213 Kalimantan Selatan.
Tahun pertama pelaksaan proses belajar mengajar menggunakan
bangunan bersama dengan SDIT Qurrata ‘Ayun.2
3. Visi, Misi, dan Tujuan SMPIT Qurrata A’yun Kandangan
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Qurrata ‘Ayun nmemiliki Visi
Misi sebagai Berikut3 :
a. V I S I:
Terwujudnya Generasi Beraklaq Mulia, Kompetitif dan Berprestasi.
b. M I S I:
1) Menyelenggarakan pendidikan berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah
2) Melaksanaan pembelajaran yang inovatif dan kreatif
3) Melaksanakan pendidikan yang berbasis Life Skill
c. TUJUAN SEKOLAH:
Meluluskan siswa-siswi dengan profil (Quality Assurance) sebagai berikut
1) Insan Qur’ani
a) Tartil baca qur’an
b) Tuntas bid.studi Pend.alqur’an
c) Hafal min 1,5 juz baru
d) Hafal doa-doa pilihan
2DokumentasiTata Usaha SMPIT Qurrata ‘Ayun Tahun Pelajaran 2017/2018.
3Dokumentasi Tata Usaha SMPIT Qurrata ‘Ayun.
62
e) Hafal hadist-hadist pilihan
f) Shalat dengan kesadaran
g) Disiplin
h) Percaya diri
i) Berbakti kepada orang tua
j) Berperilaku sosial baik
k) Budaya bersih dan sehat
l) Hormat dan santun kepada guru dan orang yang lebih tua
2) Wawasan global
a) Cerdas dalam berkomunikasi
b) Membaca efektif
c) Mencintai Ilmu
d) Tuntas bidang studi (Mastery learning)
e) Terampil mengoperasikan berbagai program komputer
f) Menguasai media sosial
4. Keadaan Guru dan Karyawan
Berdasarkan hasil dokumentasi dengan Tata Usaha bahwa Sekolah Islam
Terpadu (SMPIT) Qurrata ‘Ayun memiliki 17 orang guru ditambah 3 orang guru
sertifikasi dengan perincian, 9 orang guru laki-laki, dan 10 orang guru perempuan,
yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 1 Waka Kesiswaan, 1Waka Kurikulum, 1 Waka
Sarpras, 4 wali kelas, 7 guru bidang studi, 1 guru BK, 1 pustakawan. Kemudian
63
SMPIT juga memiliki karyawan yang berjumlah 5 orang dengan perincian
bendahara, tata usaha (TU), 2 cleaning Servis, dan penjaga sekolah.4
TABEL DATA
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SERTA JABATAN
1. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4Dokumentasi Tata Usaha SMPIT Qurrata ‘Ayun.
NO NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR JABATAN
1 ETTY DAMAYANTI
NOOR, S.Si
S1 FISIKA UIN MALANG
2010
KEPALA
SEKOLAH
2 BUDI MULIA
RAHMAT, S.Pd. I
S1 PENDIDIKAN BAHASA
ARAB UIJ JAKARTA 2012
WAKA
KURIKULUM
3 ABDUSSYUKUR, S.
Pd. I
S1 PENDIDIKAN BAHASA
ARAB STIQ AMUNTAI 2009
WAKA
KESISWAAN
4 NORMANSYAH,
S.Pd
S1 PENDIDIKAN
MATEMATIKA UNLAM
2011
WAKA
SARANA
PRASARANA
5 MILA ROSITA, S.Pd
S1 PENDIDIKAN
MATEMATIKA UNLAM
2012
WALI KELAS
IX
6 LINDA ERLYANA S1 PENDIDIKAN BAHASA
INGGRIS IAIN 2014
WALI KELAS
VIII
7 USWATUN
HASANAH, S.Pd
S1 PENDIDIKAN BAHASA
INGGRIS 2015
WALI KELAS
VII A
8 M. FAHRIZAL
RIZKIADI, S.Pd
S1 PENDIDIKAN BAHASA
INDONESIA 2016
WALI KELAS
VII B
9 AKHMAD MAULIDI
RAHMAN, S.Pd S1 PENJASKES UNLAM 2013
PEMBINA OSIS
& GURU PJOK
10 SYAMSURI, S. Pd S1 PENDIDIKAN BK
UNISKA 2014 GURU BK
64
Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha SMPIT Qurrata ‘Ayun Tahun Pelajaran
2017/2018.
TABEL DATA
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
MENURUT BIDANG PENDIDIKAN
NO. TINGKAT PENDIDIKAN STATUS KEPEGAWAIAN
JUMLAH KETERANGAN
PNS GTY GTT
1 S-2 - - - -
S-1 3 16 - 19
2 D3 - - - -
3 D2 - - - -
4 D1 - - - -
11 TRI HARTI OKTAMI,
S. Pd
S1 PENDIDIKAN FISIKA
UNLAM 2014
GURU BIDANG
STUDI
12 RIHIL LAILAH, S. Pd S1 PENDIDIKAN FISIKA
UNLAM 2014
GURU BIDANG
STUDI
13 RISNAWATI
S1 PENDIDIKAN
MATEMATIKA UNLAM
2013
GURU BIDANG
STUDI
14 RISYANDI
S1 PENDIDIKAN
MATEMATIKA UNLAM
2016
GURU BIDANG
STUDI
15 RAHMAH HAYATI S1 PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM IIQ 2012
GURU BIDANG
STUDI
16 MASTIKAMAH MAN 2 KANDANGAN
TAHUN 2013
TENAGA
ADMINISTRASI
17 SALAMAT RIYADI,
A,Ma, Pust, S.Pd.I
D II PERPUSTAKAAN UT
2015 PUSTAKAWAN
65
5 SMA - 2 - 2 TU dan Cleaning service
6 SD - 1 - 1 Penjaga sekolah
JUMLAH 3 19 - 22
Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha SMPIT Qurrata ‘Ayun Tahun Pelajaran
2017/2018.
5. Keadaan Peserta Didik
a. Data Jumlah Peserta Didik
NO TINGKATAN LAKI-
LAKI PEREMPUAN JUMLAH
JUMLAH
RUANG
1 Kelas 7 16 16 32 2
2 Kelas 8 10 19 29 1
3 Kelas 9 9 12 21 1
JUMLAH 35 46 82 4
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
a. Ruangan
No Jenis Ruang Milik
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Jumlah
1 Ruang Kelas 3 3
2 Ruang Pimpinan 1 1
3 Ruang LAB IPA 1 1
4 Ruang Perpustakaan 1 1
5 Ruang Guru 1 1
6 Kamar Mandi/WC (
Siswa )
4 4
7 Kamar Mandi/WC
Guru
1 1
66
8 Gudang 1 1 1
9 Tempat bermain/
Olahraga
1 1
10 Ruang TAS (Tenaga
Administrasi Sekolah)
1 1
11 Ruang Multimedia 1 1
12 Mushalla 1 1
13 Ruang UKS 1 1
b. Perabot.
NO
Perabot Jumlah
Kondisi
Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1 Ruang Kelas 1 1
- - Meja Murid 71 71 - -
- - Kursi Murid 71 71 - -
- - Lemari/ Rak 3 3 - -
- - Papan Tulis 3 3 - -
- - Meja Guru 6 6 - -
- - Kursi Guru 6 6 - -
- - AC 6 6 - -
- - Kipas Angin 6 6 1 -
- - Dispenser 3 3 - -
2 Ruang Perpustakaan 1 1 - -
- - Meja Baca 3 3 - -
- - Meja Guru 1 1 - -
- - Kursi Guru 1 1 - -
- - Rak Buku 9 9 - -
- - Lemari 1 1 - -
67
- - Komputer+ Printer 1 1 - -
- - Rak Surat Kabar 1 1 - -
3 Ruang Tata Usaha 1 1 - -
- - Meja Kerja 2 2 - -
- - Kursi Kerja 2 2 - -
- - Meja + Kursi Tamu - - - -
- - Komputer+ Printer - 1 - -
- - Papan Data 1 1 - -
- - Lemari /loker 3 3 - -
- - Mesin Fotocopy - - - -
4 Ruang Guru 1 1 - -
- - Lemari 2 2 -
- - Meja+ Kursi Kerja 11 11 - -
- - Printer 1 1 - -
- - Dispenser 1 1 - -
5 Ruang Kepala Sekolah 1 1 - -
- - Meja + Kursi Kerja 1 1 - -
- - Meja + Kursi Tamu 1 1 - -
- - Lemari/Rak 1 1 - -
- - Papan Program Kerja - - - -
Brankas - - - -
6 Mushalla 1 1 - -
- - Pengeras Suara 1 1 - -
- - Tipe Recording - - - -
- - Lemari Al Qur’an 1 1
- - LemariPengerasSuara 1 1
68
7 Lain-lain - - - -
- - Alat Olahraga
Bola futsal
Bola voli
Bola basket
-
2
2
3
-
2
2
3
-
-
-
-
-
-
-
-
- - Alat Pramuka
Tenda
4
2
4
2
Sumber Data: Dokumentasi Waka Sarana Prasarana SMPIT Qurrata ‘Ayun Tahun
Pelajaran 2017/2018.
B. Penyajian Data
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan, peneliti memperoleh
data tentang bagaimana pembinaan aktivitas keagamaan siswa di SMPIT Qurrata
A’yun Kandangan HSS.
Berikut ini penulis sajikan data melalui metode wawancara dan observasi
sesuai dengan data pokok yang digali yaitu tentang bagaimana pembinaan aktivitas
keagamaan yang meliputi jenis-jenis kegiatan keagamaan, proses kegiatan dan
faktor penunjang dan penghambat dalam pembinaan aktivitas keagamaan di SMPIT
Qurrata A’yun Kandangan HSS.
1. Aktivitas Keagamaan
Aktivitas keagamaan di sekolah ini dilaksanakan setiap hari. Hal ini di
karenakan sekolah tersebut adalah sekolah Islam terpadu yang berbasis full day
school. Yang dimaksud full day disini adalah sekolah sehari penuh yaitu dari pukul
07.00 sampai jam 16.00 WITA. Kurikulum yang digunakan disekolah sama halnya
69
seperti kurikulum SMP pada umumnya, yaitu kurikulum dari dinas pendidikan, dan
dipadukan dengan kurikulum dari JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Etty Darmayanti Noor S.Si selaku kepala
sekolah SMPIT Qurrata ‘Ayun, tentang gambaran umum kurikulum yang
digunakan sekolah, aktivitas keagamaan, guru-guru yang berwenang terhadap
kurikulum, kesiswaan (keagamaan), TU dan sarana-prasarana.
Kurikulum yang dilaksanakan di sekolah yaitu kurikulum dari dinas
pendidikan seperti SMP pada umumnya, kemudian ditambah dengan Kurikulum
JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu). Jadi dalam proses pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah, harus ada keterpaduan antara pembelajaran agama dan
umum. Untuk kelas 7 menggunakan Kurikulum 2013, sedangkan kelas 8 dan kelas
9 masih menggunakan KTSP. Dan dalam proses pembelajaran dijadikan satu atau
keterpaduan antara umum dan agama menjadi satu integritas. Hal ini juga
dicantumkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).5
Pembinaan aktivitas Keagamaan di SMPIT Qurrata ‘Ayun juga
dilaksanakan pada saat kegiatan belajar mengajar dengan cara internalisasi
keislaman pada mata pelajaran umum. Contohnya pembelajaran IPA dan MTK
ditambahkan wawasan keislaman, seperti shirah/sejarah ilmuan-limuan Islam
terdahulu dan pada pembelajaran olahraga ditambahkan ajaran untuk saling tolong
menolong beserta dalil Alquran dan Hadis.6
5Wawancara dengan Etty Darmayanti Noor, Kepala Sekolah SMPIT Qurrata ‘Ayun, 14
Agustus 2017.
6Wawancara dengan Etty Darmayanti Noor, 14 Agustus 2017
70
Pembagian wewenang untuk guru-guru yang mengajar dan bertugas di
SMPIT Qurrata ‘Ayun adalah sebagai berikut: Wakamad kurikulum yaitu ustadz
Budi Mulia Rahmat sekaligus menjabat sebagai koordinator pembelajaran Alquran
dan Tahfiz. Wakasis yaitu ustadz Abdussyukur dan menjabat sebagai koordinator
bidang aktivitas keagaamaan selain pembeajaran Alquran. TU yaitu ustazah
Mastikamah dan sarana prasarana ustadz Normansyah.7
Aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di sekolah memang diupayakan
secara maksimal dimulai dari pagi sampai sore. Hal ini dikarenakan sekolah
menginginkan keagamaan peserta didik yang menonjol, baik amal ibadah
keseharian ataupun akhlak, dan diharapkan setelah selesai atau lulus dari SMPIT
mempunyai bekal untuk ke jenjang yang berikutnya dan menjadi generasi Rabbani.
Dan kebijakan dari kepala sekolah terhadap pembinaan aktivitas keagamaan yaitu
dengan memilih dan menetapkan guru untuk pembimbing aktivitas keagamaan
siswa yang melibatkan Waka Kurikulum dan yayasan.8
2. Bentuk Aktivitas Keagamaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang bentuk
aktivitas keagamaan yang dilaksanakan di SMPIT Qurrata ‘Ayun secara garis besar
adalah sebagai berikut:
Bentuk pembinaan aktivitas keagamaan dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu intrakulikuler, kokulikuler dan ekstrakulikuler. Dan berikut ini adalah
7Wawancara dengan Etty Darmayanti Noor, 14 Agustus 2017.
8Wawancara dengan Etty Darmayanti Noor, 14 Agustus 2017.
71
pembagian dan penjelasan tentang pembinaan aktivitas keagamaan yang ada di
SMPIT Qurrata ‘Ayun Kandangan HSS.
a. Intrakulikuler
Intrakulikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah yang sudah
teratur, jelas dan terjadwal. Yang dimaksud intrakulikuler disini adalah kegiatan
belajar mengajar (KBM). Aktivitas keagamaan dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dimulai dengan cara internalisasi ilmu pengetahuan. Maksudnya, setiap
pembelajaran baik mata pelajaran umum apalagi mata pelajaran agama, dimuatkan
materi keislaman yang berbentuk shirah/cerita, maupun kandungan surah Alquran
atau Hadis Nabi.
Aktivitas keagamaan lainnnya melalui KBM juga diadakan melalui
pendidikan Alquran dan tahfiz. Pendidikan Alquran dan tahfiz dilaksanakan dalam
seminggu sebanyak tiga sampai empat kali yang bertujuan agar siswa dapat lancar
membaca Alquran dengan baik dan benar, sekaligus dapat menghafalkan Alquran
sesuai dengan target yang ditetapkan sekolah.
Strategi yang digunakan dalam pembelajaran Alquran dan tahfiz dengan
cara pengelompokkan peserta didik. Peseta didik di petakan dan dibagi kepada
beberapa kelompok, sesuai dengan tes yang dilaksanakan diawal pada waktu
pemetaan dan dibimbing oleh guru pembimbing masing-masing. Di dalam satu
kelompok terdapat enam sampai delapan orang peserta didik, dan dipisah antara
laki-laki dan perempuan. Dan evaluasi untuk pembelajaran Alquran dilaksanakan
seperti ulangan atau ujian pada umumya, dan untuk tahfiz dilaksanakan dengan
setoran setiap hari, mingguan, bulanan dan tahunan sesuai dengan target yang telah
72
ditetapkan sekolah. Sedangkan metode yang dipakai dalam pembelajaran Alquran
dan tahfiz melalui metode Wafa, yaitu metode otak kanan. Kemudian guru juga
merencanakan pembelajaran melalui RPP yang sudah dibuat sebelumya. Hal ini
seperti yang diungkapakan oleh Budi Mulia Rahmat selaku Waka Kurikulum
sekaligus koordinator pembelajaran Alquran, dan Rahmah Hayati selaku Guru PAI
sekaligus guru Pembelajaran Alquran dan tahfiz.9
Pelaksanaan kegiatan di SMPIT Qurrata ‘Ayun, baik yang intern (KBM),
maupun kegiatan lain yang dilaksanakan melalui beberapa metode. Salah satu
pengoptimalan pendidikan Agama Islam adalah dengan pembelajaran Alquran dan
tahfiz. Metode yang digunakan dalam pembelajaran tersebut melalui metode wafa.
Metode wafa adalah Sistem pembelajaran Al-Qur’an Metode Otak Kanan “WAFA”
yang bersifat komprehensif dan integratif dengan metodologi terkini yang dikemas
mudah dan menyenangkan. Sebagai wujud dari komprehensifitas sistem ini,
pembelajaran dilakugkan secara integral mencakup 5T : Tilawah, Tahfidz,
Tarjamah, Tafhim, dan Tafsir.
Berdasarkan observasi penulis ketika sedang berlangsungnya
pembelajaran Alquran dan tahfiz, guru melaksanakan pembelajaran tersebut
menggunkan metode wafa. Metode wafa adalah sistem pembelajaran Alquran
menggunakan otak kanan. Pada saat pembelajaran berlangsung guru memberikan
arahan kepada peserta didik untuk melafalkan tajwid melalui nyanyian, tanya jawab
dan diskusi. Waktu pelaksanaan pembelajaran Alquran dan tahfiz sebagaimana
9Wawancara dengan Budi Mulia Rahmat, Waka Kurikulum dan Guru PAI, 14 dan 23
Agustus 2017.
73
yang sudah terjadwal didalam jadwal pelajaran sekolah yaitu pembelajaran Alquran
untuk kelas 7, 8 dan 9 dilaksanakan dua kali dalam seminggu dan untuk kelas 9 satu
kali dalam seminggu. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran tahfiz untuk kelas 7
dan 8 dilaksanakan empat kali dalam seminggu dan kelas 9 tiga kali dalam
seminggu.
Pengoptimalan pendidikan agama Islam juga dilakukan melalui
internalisasi wawasan keislaman kepada pembelajaran lainnya seperti yang telah
dijelaskan kepala sekolah bahwa pengoptimalan pendidikan Islam juga dilakukan
kepada pembelajaran lainnya dengan cara mencantumkan wawasan keislaman
disetiap pembelajarannya. 10
b. Kokulikuler
Kokulikuler adalah bentuk pengayaan dan remidi pembelajaran. Kegiatan
ini ada yang sudah terjadwal dan juga tidak terjadwal atau sesuai dengan guru
masing-masing.
1) Pengayaan dan remidi pembelajaran umum
Kegiatan ini adalah kegiatan yang tidak terjadwal di dalam pembelajaran
di sekolah, akan tetapi ditambah di waktu yang lain sesuai dengan kesepakatan guru
masing-masing misalnya pembelajaran Matematika, kalau menurut guru masih
belum mencukupi, maka bisa ditambah di waktu yang lain, begitu juga
10Wawancara dengan Etty Darmayanti Noor, 14 Agustus 2017.
74
pembelajaran lainnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh kepala sekolah
kepada penulis.11
2) Muraja’ah
Murajaah adalah kegiatan mengulang hafalan Alquran. Kegiatan ini
adalah pendalaman dari pembelajaran Alquran dan tahfiz, yang tujuannya untuk
meningkatkan hafalan siswa. Murajaah dilaksanakan pada jam pembukaan belajar
pagi atau sebelum mulai pembelajaran, sebelum melaksanakan shalat zuhur,
sebelum shalat ashar dan shalat Jum’at. Sebagaimana yang di targetkan sekolah
bahwa setiap peserta didik wajib hafal Alquran sebanyak tiga juz. Guru berperan
sebagai pembimbing dan memimpin peserta didik dalam pelaksanakan muraja’ah,
khususnya wali kelas kaetika murajaah dilaksanakan di dalam kelas. Tetapi apabila
muraja’ah dilaksanakan di moshalla, maka pemimpin muhadarah ditunjukkan
untuk guru lain, biasanya dipimpin oleh saya sendiri (waka kesiswaan)12
3) Bina Pribadi Islami (BPI)
Kegiatan yang terjadwal dalam pembelajaran yaitu bina pribadi Islami
(BPI). Bina pribadi Islami adalah bentuk dari pendalaman pembelajaran PAI
(Pendidikan Agama Islam), yang bertujuan untuk membina pribadi Islami peserta
didik melalui kegiatan pembelajaran dengan diisi materi-materi cerita para nabi,
para sahabat dan orang-orang shaleh, materi keislaman dan amal yaumi peserta
didik. Materi tersebut disusun oleh kepala sekolah melalui kurikulum khusus dan
RPP.
11Wawancara dengan Etty Darmayanti Noor, 25 Agustus 2017.
12Wawancara dengan Abdussyukur, Waka Kesiswaan, 25 Agustus 2017.
75
Pelaksanaan pembelajaran bina pribadi Islami (BPI) yaitu sesuai dengan
jadwal perkelas masing-masing, dalam satu minggu mendapat jatah dua jam
pelajaran. Didalam satu kelas, peserta didik dibagi satu sampai dua kelompok, satu
kelompok terdiri dari 10 sampai 11 orang, serta dipisah antara ikhwan (laki-laki)
dengan akhwat (perempuan).
Pemilihan guru yang menjadi pembimbing bina pribadi Islami (BPI), yaitu
dipilih oleh kepala sekolah dan wakasis berdasarkan penilaian dan anggapan bahwa
guru tersebut sudah dianggap mampu untuk menjadi pembimbing BPI. Guru yang
menjadi pembimbing BPI yaitu Budi Mulia Rahmat dan Etty Darmayanti (kepala
sekolah) sebagai pembimbing kelas 9, Anti, Linda dan Norman sebagai
pembimbing kelas 8. Sedangkan untuk kelas 7, yaitu Risna, Anti, Rahman dan
Syamsuri. Metode yang digunakan melalui metode ceramah, diskusi, dan funiah
seperti futsall untuk siswa, dan funcocking untuk siswi. Sedangkan evaluasi yang
digunakan sama seperti evaluasi pembelajaran pada umumnya yaitu melalui tes
tertulis.13 Kemudian, dalam pembelajaran atau kegiatan lainnya juga dilaksanakan
berbagai macam metode. Salah satu metode yang dilaksanakan dalam kegiatan Bina
Pribadi Islami (BPI) adalah metode funiah. Metode yang membuat peserta didik
menjadi senang.14 Sedangkan waktu pelaksanaan Bina Pribadi Islami (BPI) yaitu
satu kali dalam seminggu untuk semua kelas dengan jadwal yang berbeda-beda
sesuai yang terlampir dalam jadwal pelajaran sekolah.
13Wawancara dengan Abdussyukur, 25 Agustus 2017
14Wawancara dengan Etty Darmayanti Noor, 14 Agustus 2017
76
c. Ekstrakulikuler
Ekstrakulikuler adalah aktivitas/kegiatan untuk meningkatkan potensi dan
minat bakat peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari sabtu, kamis dan
jum’at. Ada yang bersifat wajib untuk diikuti, wajib diikuti tetapi dipilih salah
satunya dan tidak diwajibkan mengikutinya.
Salah satu cara untuk membimbing peserta didik adalah melalui kegiatan
ekstrakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler yang diwajibkan peserta didik
mengikutinya adalah pramuka dan muhadarah. Tujuan dilaksanakannya muhadarah
adalah untuk melatih peserta didik dalam kepercayaan diri tampil di depan umum.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh ustadz M.Fakhrizal selaku pembimbing
muhadarah di sekolah, beliau mengatakan:
Muhadarah dilaksanakan pada hari jumat, dimulai dari jam 08.00-09.10.
kegiatannya untuk kelas 7 diharapkan mampu menjadi moderator/MC.
Yang kedua kelas 8, fasih dan bisa membaca tilawah. Kalau untuk kelas 9,
diharapkan terampil berpidato. Dalam pelaksanaannya laki-laki dan
perempuan dipisah atau selang seling. Contoh minggu ini untuk
perempuan, minggu depan untuk laki-laki. Strategi yang digunakan yaitu
kelompok. Ada yang maju, ada yang memberi tanggapan. Untuk evaluasi,
setiap 3 kali pertemuan dilaksanakan evaluasi tertulis. Kalau prakteknya
langsung waktu pembelajaran.15
Kegiatan ekstrakulikuler yang diwajibkan tetapi dipilih salah satunya
yaitu, Seni membaca Alquran/tilawah, jurnalistik, debat, kaligrafi dan olimpiade.
Waktu pelaksanaannya pada hari sabtu dari pukul 10.30 sampai 11.50 WITA,
sebelum melaksanakan kegiatan-kegiatan ini sebelumnya peserta didik diwajibkan
mengikuti kegiatan pramuka dari pukul 08.00 sampai 10.15 WITA. Sedangkan
15Wawancara dengan M.Fakhrizal, Pembimbing Muhadarah, 25 Agustus 2017.
77
kegiatan yang tidak diwajibkan yaitu panahan dan bulu tangkis. Untuk waktu
pelaksanaannya pada hari kamis dan juma’at pukul 16.30 sampai 17.30 WITA.
Semua kegiatan ini bertujuan untuk menerapkan ajaran pendidikan agama Islam
khususnya, dan keterampilan lainnya melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
Dan peran guru adalah sebagai pembimbing dalam pelaksanan kegiatan-kegiatan
tersebut16
d. Aktivitas Keagamaan lain dan Program tahunan
SMPIT Qurrata A’yun selain mengadakan aktivitas keagamaan melaui
jalur intra, ko, dan ekstrakulikuler juga mengadakan aktivitas keagamaan lainnya
berupa program tahunan dan pengembangan diri seperti shalat zuhur dan ashar
berjamaah, taujih/kultum, shalat duha, pesantren ramadhan, i’tikaf, mabit, puasa
sunah, kajian keakhwatan dan peringatan hari besar Islam (PHBI).
1). Shalat berjamah, Taujih/kultum dan Almahsurat
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari dari hari senin sampai jum’at, ustadz
ustazah dan peserta didik diwajibkan untuk mengikutinya kecuali yang sedang
berhalangan. Berdasarkan observasi penulis, kegiatan ini melibatkan peserta didik
dalam prosesnya seperti salah satu peserta didik untuk azan, iqamat dan membaca
wirid serta berdoa bersama-sama dengan mengeraskan suara. Dan yang bertindak
sebagai imam adalah ustadz yang dipilih secara bergiliran sesuai dengan jadwal
yang sudah ditetapkan oleh Waka Kesiswaan. Peserta didik juga diwajibkan untuk
melaksanakan shalat sunah Qabliyah dan Ba’diyah melalui pengawasan ustadz dan
16Wawancara dengan Abdussyukur, 25 Agustus 2017..
78
ustazah. Sebelum melakasanakan shalat zuhur, ketika menunggu iqamat tiba,
dilaksanakan taujih/kultum oleh salah satu ustadz dan peserta didik. Sedangkan
materi taujih/kultum seperti yang dijelaskan Waka Kesiswaan sebagai berikut:
Materi taujih ini ada keterkaitan dengan keseharian peserta didik,
bentuknya seperti bahan evaluasi harian, misalnya peserta didik yang suka izin
keluar ketika pembelajaran, peserta didik yang sering bicara, dan minta izin keluar
bersama-sama dan lain-lain yang ada kaitannya dengan aktivitas harian peserta
didik. Nantinya taujih/kultum yang menjadi pemateri adalah peserta didik secara
bergiliran. Dan setelah shalat asar atau sebelum pulang diadakan kegiatan
Almahsurat, yaitu zikir bersama. Apabila ada salah satu peserta didik tidak
mengikuti shalat berjamaah, maka akan mendapat sanksi seperti yang tertulis di
dalam buku penghubung.17
2). I’tikaf dan Mabit
I’tikaf dan mabit adalah salah satu kegiatan program tahunan yang
dilaksanakan satu kali dalam setahun. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk
membiasakan peserta didik dalam melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah.
Proses kegiatannya adalah dengan mengumpulkan peserta didik di sekolah
bersama-sama dengan waktu yang sudah ditentukan, kemudian diarahkan untuk
melaksanakan kegiatan ibadah secara bersama-sama yang dipimpin atau dibimbing
oleh para ustadz dan ustazah. Di dalam kegiatannya mencakup shalat berjamaah,
i’tikaf di masjid, materi dari ustadz/ustazah, game, shalat tahajjud bersama,
17Wawancara dengan Abdussyukur 25 Agustus 2017
79
tilawah, makan bersama dan tidur bersama dengan catatan antara laki-laki dan
perempuan dipisah. Pada dasarnya i’tikaf dan mabit dalam pelaksanaan rincian
kegiatannya hampir sama, akan tetapi terdapat perbedaan waktu pelaksanaan dan
tambahan kegiatan pada i’tikaf. I’tikaf dilaksanakan pada bulan Ramadan, jadi
kegiatannya ditambah dengan shalat taraweh di masjid dan i’tikaf bersama serta
sahur bersama, sedangkan mabit kegiatannya dilaksanakan pada semester
selanjutnya dan tidak pergi ke masjid. Biasanya peserta didik bermalam di sekolah
selama sehari semalam. 18
3). Pesantren Ramadan
Pesantren Ramadan yang dilaksanakan di SMPIT Qurrata A’yun ini
biasanya selama tiga hari. Di mulai dari pukul 07.30 sampai pukul 01.30 WITA,
dan dilaksankan pada tiga hari pertama awal bulan Ramadan. Kegiatan di hari
pertama dan kedua yaitu tilawah, shalat duha berjamaah. Kemudian dilanjutkan
dengan materi yang diberikan oleh ustad/ustazah melalui ceramah yang berkaitan
dengan keislaman. Selanjutnya shalat zuhur berjamaah, dan pulang. Sedangkan di
hari ketiga peserta didik datang dari pukul 16.30 WITA, diteruskan dengan bagi
ta’jil lepada warga sekitar dari jam 17.30 WITA, kemudian dilanjutkan lagi dengan
buka puasa bersama di sekolah. Peran guru yaitu sebagai pemateri, pengawas, dan
pembimbing dalam kegiatan yang dilaksanakan 19
18Wawancara dengan Abdussyukur, 25 Agustus 2017
19Wawancara dengan Abdussyukur, 25 Agustus 2017
80
4). Puasa Sunah
`Puasa sunnah dilaksanakan 1 bulan sekali secara bersama-sama. Biasanya
dilaksanakan dipertengahan bulan Hijriah, tepatnya pada hari kamis . Target tahun
ini kegiatan puasa sunah satu bulan sekali, dan untuk target tahun depan kelas
delapan dua kali dalam sebulan sedangkan kelas sembilan 3 kali dalam sebulan.
Strategi yang dilaksanakan dalam puasa sunah adalah kerja sama dengan orangtua
peserta didik dengan cara pemberitahuan bahwa pada hari tersebut dilaksanakan
puasa sunah dan buka bersama di sekolah. Dan bagi yang berhalangan untuk puasa
diperbolehkan pulang seperti biasa, dan bagi yang puasa pulang bersama setelah
buka bersama dan shalat Magrib.20
5). Kajian Keakhwatan
Kegiatan keakhwatan dilaksanakan pada waktu shalat Jum’at berlangsung.
Hal ini dilakukan untuk mengisi kekosongan waktu siswi pada waktu siswa sedang
melaksanakan shalat Jum’at. Kegiatan ini diisi dengan materi keislaman dari
ustazah, kemudian dilanjutkan dengan shalat zuhur berjamaah. Dan ketika para
siswa selesai melaksanakan shalat Jum’at di masjid, kegiatan keakhwatan juga
selesai dilaksanakan.21
6). PHBI
Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) yang dilaksanakan di
SMPIT Qurrata ‘Ayun terbagi kepada beberapa macam kegiatan. Diantara kegiatan
tersebut yaitu:
20Wawancara dengan Abdussyukur, 25 Agustus 2017.
21Wawancara dengan Abdussyukur, 25 Agustus 2017
81
Maulid Nabi Muhammad Saw. Adapaun rincian kegiatannya dilaksanakan
selama dua hari, hari pertama diadakan lomba-lomba Islami seperti tilawah, tartil,
pidato dan kegiatan keagamaan lainnya. Di hari kedua dilaksanakan peringatan
Maulid Nabi Muhammad Saw. dengan cara membaca maulid habsyi, dilanjutkan
dengan ceramah dari ustadz yang berasal dari sekolah ataupun mengundang ustadz
dari luar. Peringatan Isra’ Mi’raj, kegiatannya yaitu peringatan isra’ mi’raj dengan
diisi ceramah dan dilaksanakan bergabung dengan komite sekolah dan orangtua.
Untuk Halal Bihalal diadakan ketika turun kembali sekolah setelah libur panjang
puasa. Adapun kegiatannya diisi dengan materi dari ustadz/ustazah, dilanjutkan
dengan makan bersama. Sedangkan untuk kurban biasanya dilaksanakan dihari
kedua lebaran idul adha. Peserta didik diarahkan untuk membagi daging kurban
kepada masyarakat sekitar yang dipimpin oleh dewan guru22
3. Kondisi Keagamaan Siswa
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan beberapa orang guru
dan peserta didik di SMPIT Qurrata ‘Ayun bahwa kondisi keagamaan peserta
didik tersebut adalah sebagai berikut:
Hasil wawancara dengan beberapa dewan guru SMPIT Qurrata ‘Ayun
bahwa kondisi keagamaan peserta didik dipandang dari segi bacaan Alquran
masih kurang. Memang dari segi teori peserta didik lumayan hafal, tetapi
pembiasan untuk menerapkannya dalam bacaan Alquran dari segi tajwid, masih
kurang. Dan untuk hafalan Alquran juga sudah lumayan, akan tetapi untuk
22Wawancara dengan Abdussyukur, 25 Agustus 2017.
82
mencapai target yang telah ditetapkan sekolah masih belum tercapai. Sedangkan
untuk keagamaan peserta didik lainnya sudah bagus, tetapi perlu dibimbing lagi
dalam melaksanakan keagamaan tersebut. Seperti shalat duha, peserta didik perlu
diingatkan kembali agar melaksanakannya.23
Hasil Observasi dan Wawancara dengan Peserta didik SMPIT Qurrata
‘Ayun peneliti ingin mengetahui bagaimana pengetahuan mereka tentang aktivitas
keagamaan di sekolah, dan kondisi keagamaan peserta didik dengan cara tes
hafalan Alquran dan do’a serta menanyakan tentang keagamaan lainnya seperti
shalat ketika berada dirumah.
Kondisi keagamaan peserta didik berdasarkan hasil wawancara bahwa dari
target membaca Alquran setiap hari yang di tetapkan pihak sekolah kelas 7 satu
lembar, kelas 8, 3 lembar, dan kelas 9, 5 lembar minimal dalam sehari masih
belum terpenuhi, akan tetapi peserta didik tetap membaca Alquran setiap hari
meskipun banyak yang menjawab tidak sampai target yang ditentukan. Dan dari
segi bacaan, sudah agak lumayan, meskipun ada beberapa yang masih membaca
dengan tergesa-gesa. Sedangkan dari segi hafalan Alquran untuk kelas 9 sudah
hafal 2 juz lebih dan untuk kelas 8 hafalannya 1 juz lebih. Kemudian untuk shalat
peserta didik di rumah, mereka menjawab shalat atas inisiatif sendiri bukan di
perintah orangtua, dikarenakan sudah menjadi kebiasaan, meskipun pernah juga
shalatnya ketinggalan, tidak berjamaah dan tidak tepat waktu, akan tetapi
23Wawancara dengan wali kelas dan waka kurikulum, 5 September 2017.
83
shalatnya tetap di kerjakan meskipun di qadha. Biasanya yang paling sering itu
shalat subuh.24
4. Faktor Penunjang dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pembinaan
Aktivitas Keagamaan
a. Lingkungan
Lingkungan menjadi salahsatu faktor penunjang dan penghambat dalam
proses pembinaan aktivitas keagamaan. Dengan pengaruh lingkungan yang baik
diharapkan pembinaan yang dilakukan guru terhadap peserta didik menjadi lebih
mudah, begitu pula sebaliknya. Seperti yang diungkapkan salah seorang wali kelas
sebagai berikut:25
Dinda Erliyani: Kalau aktivitas keagamaan menggawinya kan bukan
hanya disekolah, tapi juga dirumah. Misalnya tilawah, shalat duha. Kalau
dirumah kan kada kawa kita mengontrol secara langsung, cuman paling
kita batakun wan siswanya kalau kada jujur menjawabnya ngalih jua
mengontrolnya, jadi sebisa mungkin untuk mengingatkannya. Kalau
kegiatan dirumah itukan perlu kerjasama antara orangtua dan guru.
Kadang-kadang ada aja orangtua yang kada tapi maurusi kaytu nah, itu
yang maulah ngalih. Kadang-kadang di grup WA itu ada ja diingatkan,
misalnya hari ini ada tugas ini itu. Soalnya di buku penghubung itu kan
wajib orangtua memberikan paraf setiap hari, tapi tetap banyak aja yang
parafnya masih kosong, padahal kalau kada diisi, siswanya dapat sanksi
diberikan poin.
Kepala Sekolah: Luarbiasa, kalau siswa untuk keagamaan sudah aman,
istilahnya karena memang sudah kebiasan kan jadi untuk mengarahkan
dan sebagainya jadi lebih mudah.
24Wawancara dengan Peserta didik, 5 dan 7 September 2017.
25Wawancara dengan Wali kelas dan Waka Kurikulum, 5 September dan 14 Agustus
2017.
84
Dalam pelaksanaan aktivitas keagamaan, peserta didik juga di tuntut untuk
melaksanakan aktivitas keagamaan tidak hanya di sekolah, tetapi juga di rumah.
Misalnya shalat berjama’ah dan tilawah. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama
antara guru dan orangtua dalam melakukan pengawasan.
Penciptaan situasi yang kondusif di lingkunagn sekolah yaitu melalui
pembiaasan karakter kepada peserta didik dan pembinaan kegiatan keagamaan
lainnya yang dimulai dari pagi ketika peserta didik baru datang ke sekolah, sampai
sore ketika peserta didik pulang dari sekolah. kegiatan-kegiatan tersebut
dilaksanakan secara kontinyu sehingga nuansa religi akan terasa dalam sekolah,
apalagi sekolah tersebut adalah sekolah Islam terpadu. Sebagaimana yang di
ungkapkan Ibu Etty Damayanti Noor S.Si, selaku kepala sekolah. 26
Hal ini diperkuat lagi berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Mila
Rosita selaku wali kelas di SMPIT Qurrata ‘Ayun bahwa peserta didik selama di
sekolah adalah tanggung jawab guru khususnya wali kelas. Tugas wali kelas yaitu
sebagai pembimbing peserta didik.27
b. Kurikulum
Faktor kurikulum dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan diantaranya
adalah perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 mempengruhi dalam
hal pembelajaran. Tetapi untuk tambahan pembelajaran keislaman, baik yang
melalui pembelajaran dan kegiatan kegamaan lumayan tercukupi, karena sekolah
sudah menerapkan sistem fullday school, dimana peserta didik bersekolah dari
26Wawancara dengan Etty Darmayanti Noor, 14 Agustus 2017.
27Wawancara dengan Wali kelas 9, 7 September 2017.
85
pukul 07.30-16.30. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dinda Erliyani,
S.Pd:, dan Bapa Budi Mulia Rahmat S.Pd.I:28
Dinda Erliyani: Kalau kurikulum, sebenarnya kelas 7 sudah memakai
kurikulum 2013, tapi, kalau sudah naik kelas 8 kembali lagi memakai
kurikulum KTSP, harusnya itu berlanjut saja memakai Kurikulum 2013,
tapi karena ada kesalahan teknis, ketika peserta didik naik kelas 8 kembali
lagi memakai KTSP.
Budi Mulia Rahmat: Antara waktu pelaksanaannya itu antara cukup dan
tidak. Alokasi waktu dua kali pertemuan saja dalam seminggu, karena kita
terbatas daalam kurikulum dinas, jadi kada bisa jua, tapi insya Allah cukup
aja dengan target yang ada.
Berdasarkan pemaparan kepala sekolah terhadap kurikulum yang
dilaksanakan di SMPIT ini, beliau mengatakan bahwa di SMP ini memadukan
antara kurikulum dinas dan jaringan islam terpadu, jadi sekolah fullday. Kalau
kurikulum kelas 7 menggunakan K 13, dan untuk kls 8 dan 9 masih menggunakan
KTSP. Kurikulum sama dengan dinas, arahan untuk kurikulum 2013, kita tetap
ambil kurikulm dinas, jadi untuk di SMP ada tambahan materi pembelajaran
keislaman, seperti PAI di tambah, yg wajib dari dinas 3 JP(Jam Pelajaran), kalau
disini menjadi 4 JP, karena sudah lima hari dari awal jadi ketika sudah habis waktu
pembelajaran, disitulah ada tambahan-tambahan materi keislaman.29
c. Guru dan Peserta didik
Faktor guru sebagai penunjang dalam proses pembinaan yaitu melalui
keteladanan. Berdasarkan observasi penulis sebagai seorang guru, maka harus
menjadi panutan yang baik bagi peserta didik, diantaranya dengan berpakaian yang
28Wawancara dengan Wali kelas dan Waka Kurikulum , 5 September dan 14 Agustus
2017. 29Wawancara dengan Etty Darmayanti Noor, 14 Agustus 2017.
86
sopan dan akhlak yang baik. Kemudian, guru juga diwajibkan melaksanakan
berbagai macam aktivitas keagamaan seperti mengaji selama 15 menit di sekolah
sebelum pembelajaran dimulai dan aktivitas keagamaan lainya yang dibuktikan
melalui amal yaumi guru.
Faktor penghambat terhadap guru yang dimaksud disini adalah
keterbatasan guru yang mengajar, khususnya pembelajaran Alquran dan tahfiz,
seperti yang diungkapakan oleh Bapa Budi Mulia Rahmat, S.Pd.I selaku
koordinator dan pembimbing pembelajaran Alquran dan tahfiz, adalah sebagai
berikut:
Pembelajaran Alquran dan tahfiz agar lebih maksimal hendaknya
diletakkan di waktu pagi atau awal pembelajaran. Tetapi hal ini tidak bisa
dilaksanakan karena keterbatasan guru yang mengajar. 30
Faktor dari peserta didik yang dihadapi dalam pembinaan aktivitas
keagamaan yaitu pengetahuan agama peserta didik yang berbeda-beda. Hal ini
dikarenakan ada peserta didik yang alumni dari SDIT dan ada yang dari sekolah
lain. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala sekolah:
Kendala yang dihadapi saat ini salah satunya adalah dengan kemampuan
peserta didik yang berbeda-beda. Maksudnya peserta didik yang berasal dari SDIT
mereka sudah mendapatkan materi awal, sedangkan untuk peserta didik yang
berasal dari sekolah lain harus memulai kembali dari awal. Solusi dari sekolah
30Wawancara dengan Abdussyukur, 14 Agustus 2017.
87
dengan cara program percepatan, maksudnya peserta didik yang bukan alumni
SDIT diberikan program khusus untuk menambah jam pembelajaran keagamaan.31
Berikut pernyataan peserta didik berdasarkan wawancara yang dilakukan
peneliti dengan Alia Nur Azkia Zahra dan teman-temannya.
Kendala yang biasa kami hadapi adalah padatnya waktu
belajar/pembelajaran dan kegiatan. Setiap hari kita harus melaksanakan aktivitas
yang banyak contohnya waktu pagi sebelum berangkat sekolah muraja’ah dulu di
rumah, supaya hafalan terjaga, kemudian sekolah dari pukul 07.30 sampai pukul
16.30/17.00 atau lebih dan dengan berbagai aktivitas yang dilaksanakan di sekolah.
Ketika berada di rumah kita sudah harus mengerjakan PR lagi, kemudian tidur
malam. Nah dengan padatnya jadwal tersebutlah yang membuat kami tidak bisa
mencapai target bacaan maupun tahfiz Alquran. 32
d. Pembinaan Guru
Pembinaan guru menjadi salah satu faktor penunjang dalam proses
pembinaan aktivitas keagamaan peserta didik. Karena dengan guru yang berkualitas
insya Allah peserta didik juga akan menjadi berkualitas. Proses pembinaan guru ini
salah satu caranya adalah dengan mengikutkan kedalam pelatihan dan
rapat/evaluasi setiap minggunya. Hal ini diungkapkan oleh Waka Kurikulum:
Ada pelatihan, jadi diikutkan pelatihan supaya tahu cara mengajar seperti
apa jadi diikutkan lagi pelatihan, dan yang mengadakan itu pihak sekolah,
pematerinya langsung dari wafa Surabaya. Biasanya kaini lah karena kita
ini jaringan jadi banyak di Kalsel ini. Nah biasanya kita kerjasama dengan
sekolah lain contohnya kemarin kita kerjasama dengan MA Nurul Fikri.
Selain ikut pelatihan kita ada rapat mingguan pekanan juga, biasanya
31Wawancara dengan Etty Darmayanti Noor, 25 Agustus 2017.
32Wawancara dengan Peserta Didik SMPIT Qurrata ‘Ayun, 5 September 2017.
88
setelah ikut pelatihan guru itukan kadang-kadang kada ingat jua nih.
Kegiatannya biasanya kita tonton lagi video-video cara mengajar yang pas
umpat pelatihan, sekaligus menonton video-video pembelajaran. Setiap
pekan kita ada diskusi kalau menghadapi anak yang seperti bagaimana,
kemudian nantinya kita lihat langsung pas mengajar. Rapat ini
dilaksanakan pada hari sabtu. 33
Pembinaan guru melalui pelatihan adalah salahsatu cara sekolah dalam
melakukan pembinaan. Pembinaan tidak hanya dilakukan kepada peserta didik,
tetapi juga dilakukan kepada guru, khususnya guru yang baru mengajar di sekolah.
Bentuk pembinaan tersebut ialah dengan mengikutkan guru ke dalam pelatihan
yang diadakan oleh pihak sekolah dan JSIT. Dan selain pelatihan guru juga
melakukan rapat mingguan/pekanan. Kegiatan rapat tersebut mencakup evaluasi,
menonton video pembelajaran dan diskusi.
e. Kerjasama sekolah dengan orangtua melalui buku penghubung
Buku penghubung menjadi sarana kerjasama antara orangtua dan guru
untuk melakukan pembinaan aktivitas keagamaan peserta didik. Hal ini
diungkapkan oleh Wakasis dan wali kelas sebagai berikut:
Kerjasama yang kami lakukan dengan orangtua siswa salahsatunya
melalui buku penghubung. Buku penghubung ini pertama untuk evaluasi
siswa, dan kami ada program shalat lima waktu, terus tilawahnya berapa
lembar sehari siswa itu, kalau kelas 7 diwajibkan 1 lembar, kelas 8 3
lembar, kelas 9 5 lembar sehari minimal. Kalau inya manggawi itu di
contengnya dibuku penghubung, dan buku penghung ini untuk informasi
anak, atau ada sikap anak yang kada tapi apa orangtua bisa membaca
karena kalau orangtua ada pesan dari wali kelas bisa dilihat disini kaytu
jua sebaliknya. Jadi wali kelas bisa mengevaluasi siswanya dari sini
misalnya kada shalat 5 waktu ada tandanya disini. Dan buku ini dimiliki
oleh semua siswa.” Kalau untuk kerjasama wan masyarakat itu ada
program kami yang melibatkan anak-anak terjun ke masyarakat,
contohnya pas waktu bagi ta’jil buka puasa bersama, dan bagi daging
kurban 34
33Wawancara dengan Budi Mulia Rahmat, 14 Agustus 2017.
34Wawancara dengan Abdussyukur, 25 Agustus 2017.
89
Buku penghubung juga berfungsi untuk evaluasi kegiatan peserta didik,
contohnya apabila ada siswa yang melanggar kada salat jamaah atau salat
duha, maka siswa tersebut diberi poin, dan apabila poun tersebut mencapai
angka 10 atau lebih sesuai kesepakatan, maka siswa mendapat hukuman.
Contoh hukuman tersebut menyapu kelas, halaman atau mencuci piring
makan teman-temannya. Kalau bentuk hadiahnya sesuai ketentuan
didapatkan di akhir semester yang diberikan oleh wali kelas masing-
masing.35
Kerjasama yang kami lakukan dengan orangtua peserta didik yaitu melalui
buku penghubung. Buku penghubung tujuannya untuk evaluasi kegiatan peserta
didik ketika berada di sekolah atau di rumah. Contohnya evaluasi program shalat
lima waktu dan tilawah/membaca Alquran setiap hari sesuai dengan yang sudah di
tetapkan sekolah.
C. ANALISIS DATA
Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang diperoleh
dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi. Maka selanjutnya
dilakukan analisis data untuk menjelaskan lebih lanjut dari penelitian.
Berikut ini adalah analisis data yang sesuai dengan penemuan data dari
hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis selama kurang lebih satu bulan
setengah. Adapun analisis data yang dikemukakan disini diantaranya adalah
sebagai berikut:
35Wawancara dengan Dinda Erliyani, 5 September 2017.
90
1. Bentuk aktivitas keagamaan peserta didik di SMPIT Qurrata ‘Ayun
a. Intrakulikuker
Pengertian intrakuliker adalah kegiatan utama persekolah yang dilakukan
dengan menggunakan alokasi waktu yang ditentukan dalam struktur program.
Kegiatan ini dilakukan dalam jam-jam pelajaran setiap harinya. Jadi yang termasuk
ke dalam intrakulikuler disini adalah pembelajaran Alquran dan tahfiz. Penetapan
waktu pembelajaran Alquran untuk kelas 7 dan 8 sebanyak dua kali dalam
seminggu, dan untuk kelas 9 cuma satu kali dalam seminggu. Sedangkan tahfiz
untuk kelas 7 dan 8 dilaksanakan sebanyak empat kali dalam seminggu, dan untuk
kelas 9 tiga dalam seminggu. Kegitatan ini bertujuan agar siswa dapat lancar
membaca Alquran dengan baik dan benar, sekaligus dapat menghafalkan Alquran
sesuai dengan target yang ditetapkan sekolah.
Strategi yang digunakan dalam pembelajaran Alquran dan tahfiz dengan
cara pengelompokkan peserta didik. Peseta didik di petakan dan dibagi kepada
beberapa kelompok, sesuai dengan tes yang dilaksanakan diawal pada waktu
pemetaan dan dibimbing oleh guru pembimbing masing-masing. Dan metode yang
dipakai dalam pembelajaran Alquran dan tahfiz melalui metode Wafa, yaitu metode
otak kanan. Hal ini seperti yang diungkapakan oleh Waka Kurikulum sekaligus
koordinator pembelajaran Alquran, dan Guru PAI sekaligus guru Pembelajaran
Alquran dan tahfiz.
b. Kokulikuler
Kokulikuler adalah bentuk pengayaan dan remidi pembelajaran. Kegiatan
ini ada yang sudah terjadwal dan juga tidak terjadwal atau sesuai dengan guru
91
masing-masing. Berikut ini adalah aktivitas kokulikuler yang termasuk dalam
pembinaan keagamaan yaitu:
1) Muraja’ah
Muraja’ah adalah kegiatan mengulang hafalan Alquran. Kegiatan ini
adalah pendalaman dari pembelajaran Alquran dan tahfiz, yang tujuannya untuk
meningkatkan hafalan siswa. Pelaksanaan kegiatan muraja’ah yaitu dilaksanakan
pada jam pembukaan belajar pagi atau sebelum mulai pembelajaran, sebelum
melaksanakan shalat zuhur, sebelum shalat ashar, dan jum’atan atau shalat jum’at.
Sebagaimana yang di targetkan sekolah bahwa setiap peserta didik ketika lulus
nanti diwajibkan sudah menghafalkan Alquran sebanyak tiga juz.
2) Bina Pribadi Islami (BPI)
Bina pribadi Islami adalah bentuk dari pendalaman pembelajaran PAI
(Pendidikan Agama Islam), yang bertujuan untuk membina pribadi Islami siswa
melalui kegiatan pembelajaran dengan diisi materi-materi cerita para nabi, para
sahabat, dan orang-orang shaleh, materi keislaman dan amal yaumi siswa. Dan
untuk Pelaksanaan pembelajaran bina pribadi Islami (BPI) yaitu sesuai dengan
jadwal perkelas masing-masing, dalam satu minggu mendapat jatah dua jam
pelajaran. Didalam satu kelas, siswa dibagi satu sampai dua kelompok, satu
kelompok terdiri dari 10 sampai 11 orang siswa, serta dipisah antara ikhwan (laki-
laki) dengan akhwat (perempuan).
c. Ekstrakulikuler
Ekstrakulikuler adalah aktivitas/kegiatan untuk meningkatkan potensi dan
minat bakat peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari sabtu, kamis dan
92
jum’at. Ada yang bersifat wajib untuk diikuti, wajib diikuti tetapi dipilih salah
satunya, dan tidak diwajibkan mengikutinya. Pembinaan aktivitas keagamaan
melalui kegiatan ekstrakulikuler yang wajib peserta didik untuk mengikutinya
adalah muhadarah. sedangkan untuk seni membaca Alquran/tilawah, dan kaligrafi
peserta didik wajib memilih dan mengikutinya salah satunya.
Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk melatih dan mengembangkan
potensi dan minat bakat peserta didik terlebih khusus lagi dalam hal keagamaan
seperti kegiatan seni membaca Alquran/tilawah, kegiatan ini berupa program
pelatihan baca Alquran dengan menekankan pada metode baca yang benar,
kefasihan dan keindahan bacaan.
d. Kegiatan keagamaan lainnya
1). Shalat berjamah (Zuhur, Ashar), Taujih/kultum dan Almahsurat
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari dari hari senin sampai jum’at, ustadz
ustazah dan peserta didik diwajibkan untuk mengikutinya kecuali yang sedang
berhalangan.
2). I’tikaf dan Mabit
I’tikaf dan mabit adalah salahsatu kegiatan program tahunan yang
dilaksanakan satu kali dalam setahun. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk
membiasakan peserta didik dalam melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah. Di
dalam kegiatannya mencakup shalat berjamaah, i’tikaf di masjid, materi dari
ustadz/ustazah, game, shalat tahajjud bersama, tilawah, makan bersama dan tidur
bersama dengan catatan antara laki-laki dan perempun dipisah.
93
3) Pesantren Ramadan
Pesantren Ramadan yang dilaksanakan di SMPIT Qurrata ‘Ayun ini
biasanya selama tiga hari. Agenda kegiatannya dimulai dari pukul 07.30 sampai
pukul 01.30/17.30 WITA, dan dilaksanakan pada awal bulan Ramadan. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada pesantren ramadan diantaranya tilawah,
shalat wajib berjamaah, shalat sunat duha berjamaah, pembagian ta’jil, dan buka
bersama. Pada kegiatan ini peserta didik tidak bermalan di sekolahan, sepert halnya
i’tikaf atau mabit.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melatih peserta didik dalam
mengamalkan ibadah sehari-hari, seperti kegiatan yang telah di sebutkan di atas,
agar mereka terbiasa dan terlatih dalam melaksanakan ibadah tersebut.
4) Puasa Sunah
Puasa sunnah dilaksanakan 1 bulan sekali secara bersama-sama. Biasanya
dilaksanakan dipertengahan bulan Hijriah, tepatnya pada hari kamis .
5) Kajian Keakhwatan
Kajian keakhwatan adalah kegiatan yang dilaksanakan khusus peserta
didik perempun. Kegiatan keakhwatan dilaksanakan pada waktu shalat Jum’at
berlangsung yang bertujuan untuk mengisi kekosongan waktu siswi ketika sedang
berlangsungnya shalat jum’at. Adapun pelakasanaan kegiatannya diisi dengan
materi2 keislaman dari ustazah yang bersangkutan.
6) PHBI
PHBI adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk memperingati
dan merayakan hari-hari besar Islam sebagaimana biasanya diselenggarakan oleh
94
masyarakat Islam seluruh dunia dengan peristiwa-peristiwa besar bersejarah.
Menyambut puncak acara hari besar Islam tersebut peserta didik melakukan
serangkaian kegiatan positif yang berkaitan dengan implementasi atau potensi yang
bersifat akademik, wawasan, maupun keterampilan atau keahlian khusus dibidang
seni atau keislaman.
Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) yang dilaksanakan di
SMPIT Qurrata A’yun terbagi kepada beberapa macam kegiatan. Diantara kegiatan
tersebut yaitu Peringatan Isra’ Mi’raj, Halal Bihalal, Maulid Nabi, dan Kurban.
2. Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembinaan
Guru berperan sebagai pembina aktivitas keagamaan peserta didik dengan
berbagai macam upaya yang dilakukan, yatu:
a. Perencanaan
Perencanaan yang dimaksud disini yaitu melalui penetapan jenis kegiatan,
guru dan waktu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang sudah dirapatkan oleh
kepala sekolah dan dewan guru. Kemudian untuk bentuk kegiatan pembelajaran
Alquran dan BPI guru diwajibkan membuat RPP (Rencana Pembelajaran).
b. Pembimbing
Guru berperan sebagai pembimbing dalam proses pembinaan aktivitas
keagamaan peserta didik yang dilaksanakan di sekolah. Tugas guru sebagai
pembimbing diantaranya memberi materi, menjadi imam salat dan mengawasi
kegiatan.
95
c. Metode
Dalam proses pelaksanaan pembinaan aktivitas keagamaan yang
dilakukan guru di sekolah juga dilakukan berbagai macam metode dalam proses
pelaksanaannya, diantaranya metode ceramah, diskusi, kelompok dan funniah
(menyenangkan) seperti game.
d. Evaluasi
Evaluasi yang dilaksanakan ada yang bentuknya seperti ulangan yang
terjadwal pada umumnya contohnya pembelajaran Alquran, BPI, bentuk setoran
contohnya tahfiz dan bentuk hadiah dan hukuman. Hadiah dan hukuman ini
dilaksanakan oleh wali kelas dengan kontrol buku penghubung yang dimilki oleh
peserta didik berupa pemberian poin apabila yang melanggar dan mendapat sanksi
menyapu, mencuci piring makan teman-temannya dan lain-lain. Sedangkan bentuk
hadiah yaitu diberikan oleh wali kelas di akhir semester kepada peserta didik
dengan kriteria dari wali kelas tersebut dengan kontrol buku penghubung.
e. Pembiasaan dan budaya sekolah
Kualitas kehidupan sekolah yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
spirit dan nilai-nilai tertentu yang dianut sekolah. Dengan budaya sekolah yang baik
peserta didik dibiasakan untuk melakukan hal-hal baik dilingkungan sekolah
melalui pendidikan karakter dan aktivitas keagamaan yang dimulai dari pagi ketika
peserta didik baru datang ke sekolah hingga sore ketika peserta didik akan pulang
dari sekolah.
96
3. Faktor-Faktor Yang Menjadi Penunjang dan Penghambat dalam
Pelaksanaan Pembinaan Aktivitas Keagamaan
a. Penciptaan situasi lingkungan yang baik di sekolah menjadi faktor
penunjang dalam proses pelaksanaan pembinaan aktivitas keagamaan.
b. Penerapan sistem full day school di sekolah membuat pelaksanaan
pembinaan aktiviitas keagaan menjadi lebih mudah.
c. Pembinaan guru dengan ikut pelatihan yang dilaksanakan sekolah
bekerjamasa dengan JSIT dengan tujuan menjadikan guru yang
berkualitas.
d. Sarana dan prasarana yang memadai di sekolah.
e. Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang masih
belum maksimal. Dan pelaksanaan 2 kurikulum sekaligus.
f. Lingkungan keluarga. Ada beberapa orangtua yang tidak terlalu peduli
dengan aktivitas anak, khususnya aktivitas keagamaan anak tersebut.
g. Keterbatasan guru, khususnya guru Alquran dan tahfiz, sehingga waktu
pelaksanaan pembelajaran masih kurang efektif.
h. Peserta didik yang kurang sungguh-sungguh ketika mengikuti kegiatan.
i. Asal sekolah peserta didik yang berasal dari SDIT dan dari sekolah lain.
Hal ini membuat kemampuan peserta didik berbeda-beda.