bab iv kritik islam terhadap pemikiran humanisme...
TRANSCRIPT
70
BAB IV
KRITIK ISLAM TERHADAP PEMIKIRAN HUMANISME ANTHONY GIDDENS
A. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
Kepedulian ilmuwan terhadap realitas sosial menjadi sikap nyata
yang patut mendapat apresiasi selayaknya. Sebuah ikhtiar yang ditawarkan
dalam wilayah publik tentu tidak serta merta disetujui sehingga diperoleh
pandangan yang sama. Penulis lebih bersikap positif terhadap gagasan cepat
yang ditawarakan Giddens dari pada sekedar menerima atau menolak tetapi
lebih pada upaya untuk memahami dan melakukan kritik pada kerangka
berfikir yang dibangun.
Pemikiran Giddens menjelaskan kepada kita cara mengetahui di
mana posisi kita dan ke mana akan menuju, darinya kita mendapat beberapa
jawaban atas sejumlah pertayaan sekaligus mempersiapkan kiat untuk
mengantisipasi kemungkinan yang terjadi di masa depan.1
Komitmen untuk mengusung ide kemanusiaan sebagai agenda the
third way merupakan semangat untuk mengingatkan manusia agar kembali
memfokuskan perhatian dan dedikasi bagi kepentingan manusia. Perlunya
pengabdian berbagai nilai dan kepercayaan terhadap nasib manusia
merupakan kata kunci setiap gerakan dan aktivitas manusia. Penghargaan
terhadap manusia merupakan hal pokok sebagai kritik kegagalan kapitalisme
dan sosialisme mengusung masyarakat menuju peradaban yang lebih
manusiawi.
Keberanian untuk berfikir cerdas keluar dari kungkungan dua
paradigma yang mengusai dunia menjadi bukti kedigdayaan nalar intelektual
Giddens. Loncatan berfikir yang dilakukan merupakan sebuah sumbangan
1 C Wight Mills, Kaum Marxis (Ide-Ide Dasar Sejarah dan Perkembangannya),
Terj. Imam Muttaqin, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hal. 5
71
bagi khasanah ilmiah sehingga memancing komentar baik yang pro maupun
kontra terhadap konsepsi yang ditawarkan. Melihat respon dari banyak
kalangan, Giddens berusaha menegaskan kembali komitmennya terhadap
kepentingan publik adalah mutlak.
Pembacaan Giddens terhadap realitas sosial menjadi bukti sikap
kritisnya dalam menyikapi perubahan dunia. Penjelasan dan tafsiran yang
diberikan merupakan bukti kepedulian terhadap fenomena sosial yang
berkembang. Berbagai kritikan dilontarkannya dalam rangka melihat keadaan
sebenarnya sekaligus memberikan tawaran dan harapan bagi kepentingan
manusia.2
The Third Way merupakan etika, penyampaian idealisme yang pada
berbagai tatanan generalitas dan kemutakhiran, digunakan untuk menilai
manusia, peristiwa dan dinamika, sebagai suatu tujuan dan panduan aspirasi
dan kebijakan. filsafat politik merupakan perantara tindakan, sarana
pembaharuan, revolusi atau konservasi. Di dalamnya terkandung strategi dan
program yang mewadahi sarana dan tujuan. Pendek kata, ia merupakan pilar
sejarah yang dipakai untuk menyokong dan mempertahankan idealisme yang
dominan.3
Gagasan membangun etika publik sebagai standar rasa dan etis perlu
dihadirkan ditengah masyarakat demi menjamin kepentingan kaum miskin.
Adanya potensi destruktif dari pasar dan persaingan bebas jelas
membahayakan sehingga peran negara dalam menjamin kepentingaan
masyarakat harus dilakukan lewat peraturan yang jelas.4 Sikap seperti ini
sebagai bukti kepedulian terhadap ketimpangan sosial yang menyulut
instabilitas di tengah masyarakat.5
Penegasan kepedulian terhadap keadilan sosial merupakan inti
persoalan dari pada sekedar perdebatan kiri dan kanan. semangat untuk
2 Ibid., hal. 5 . 3 Ibid. , hal. 4. 4 Anthony Giddens, Jalan Ketiga dan Kritik-Kritiknya, Terj. Imam Khoiri,
Ircosod, Yogyakarta, 2000, hal. 44. 5 Ibid., 36.
72
mencari titik temu memahami hubungan individu dan kolektivitas jauh lebih
penting dari pada mempertentangkan keduanya. Sehingga redefinisi ulang
terhadap hubungan individu dan kolektivitas demi kepentingan bersama
menjadi mutlak adanya. 6
Dalam rangka membentuk masyarakat madani Giddens menganjurkan
negara yang demokratis sebagai pilar utama dalam rangka menjamin
kepentingan warga. Pemerintah tidaklah menjadi kekuatan absolut yang
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat sehingga ruang publik menjadi
tidak berdaya. Demokrasi sebagai proses terus berkembang mencari format
ideal untuk mengatur masyarakat. Demokrasi memberi ruang bagi masyarakat
untuk aktif menentukan kebijakan yang mempengaruhi hajat hidup orang
banyak.7
Penghargaan terhadap demokrasi dimaknai sebagai kesediaan untuk
berdiskusi memberi kesempatan argumen yang lebih baik dalam menetapkan
keputusan (terutama kepentingan politik). Untuk membangun kesepahaman
demokrasi meyediakan susunan institusi untuk mediasi, negosiasi pencapaian
kompromi bila diperlukan. Proses yang dilakukan masyarakat demokratis
mempuyai nilai pendidikan yang berguna bagi pencerdasan masyarakat.
Sehingga secara personal kemampuan kognitif warga meningkat sebagai hasil
forum yang dibangun lewat komunikasi sebagai piranti demokrasi. 8
Semangat membuka ruang dialog dengan berbagai pihak menjadi
semangat yang ingin dibangun untuk menjembatani kebekuan yang selalu
mewarnai hubungan berbagai kepentingan. Perspektif baru dalam melihat
persoalan dari sekedar kiri dan kanan sebagai jembatan dalam rangka
menghilangkan sekat yang ditimbulkan dari sudut pandang yang telah
terbentuk. Kerangka berfikir untuk bersama-sama mempersiapkan diri
6 Anthony Giddens, The Third Way (Jalan Ketiga ;Pembaharuan Demokrasi Sosial), terj. Ketut Arya Mahardika, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, hal. 175.
7 Prof. Mariam Budiardjo, Dasar-Dasar Politik, Gramedia utama, Jakarta, 1999, hal. 52-55.
8 Anthony Giddens, Tranformation of Intimacy (Seksualitas, Cinta Erotisme Dalam Masyarakat Modern) Terj. Riwan Nugroho, Fresh Book, Jakarta, 2004, hal. 258.
73
menghadapi dunia yang tidak terkendali menjadi terkendali dengan
melakukan upaya serius membenahi negara.9
Mengutip Jurgen Hebermas, teori interaksi sosial yang disebut
tindakan komunikatif yaitu bentuk-bentuk pembiasaan untuk memperoleh
pemahaman yang sama. Ini tercapai lewat bicara atau komunikasi dengan
posisi sama dalam rangka membentuk konsensus demi kepentingan
bersama.10
Komitmen moral yang dibangun yaitu kepedulian terhadap nasib
sesama menjadi kata kunci yang tidak bisa terlewatkan dalam pembacaan teks
Giddens. Seruan moral menghadapi dunia yang tak terkendali yaitu
mengabdikan diri pada semangat kemanusiaan menjadi tujuan utama yang
hendak disampaikan. Peringatan Giddens tentang realitas dunia untuk disikapi
secara arif dalam arti berupaya meminimalisir dampak buruk atau
mengatasinya menjadi inti pembacanya terhadap kondisi riil yang ada.
Politik jalan ketiga berusaha bersikap positif terhadap tawaran
sosialisme dan kapitalisme sehingga lebih menekankan solusi dari pada
terjebak pada aksi dukung mendukung. Peran aktif negara dalam rangka
menjamin nasib kaum miskin menjadi sangat dianjurkan dalam rangka
mengurangi kesenjangan yang ditimbulkan akibat efek buruk pasar11
Kepedulian terhadap nilai-nilai kiri yaitu mempertahankan
kepedulian bagi terciptanya tatanan masyarakat yang lebih adil dan
demokratis untuk menyokong tatanan dunia baru menjadi hal serius yang
tidak terlupakan. Tidak sepenuhnya Third Way menolak gagasan kaum kiri
atau kanan tetapi lebih pada usaha kreatif untuk memformulasikan ide tersebut
menjadi solusi terhadap kebekuan yang ada. 12
Masuknya kepentingan dalam kekuasaan tidak membuat jalan ketiga
menjadi kolusif sehingga proses yang dilakukan tidak merugikan masyarakat.
9 Anthony Giddens, The Third….., op. cit., hal. xix. 10Carol C Gauld, Demokrasi Tinjaun Kembali, Terj.Samudra Wibowo,Tiara
Wacana, Yogyakarta 1993, hal. 15. 11 Anthony Giddens, Jalan Ketiga dan ….., loc. cit. hal. 162. 12 Ibid., hal. 17-19.
74
Negara mempuyai peran penting untuk menjamin dan menjaga komponen
yang ada. Sehingga sikap arif, bikjaksana dan demokratis diperlukan. 13
Berlakunya kapitalisme telah membuka ketimpangan antar negara
barat dengan negara ketiga sehingga ada gagasan untuk memadukan intervensi
negara dalam bidang sosial kemasyarakatan dengan pasar bebas menjadi
semangat munculnya third way guna menembus dan mengatasi ketimpangan
sosial yang dialami. Dilihat dari tujuanya third way mendesak untuk segera
diimplementasikan.14
2. Kekurangan.
Peyajian fakta yang dilakukan Giddens tidak sepenuhnya disajikan
secara lengkap sehingga mengabaikan sebagian hal lain. Penegasan
pentingnya idealisme, sulitnya menghindari peristiwa, mendukung teori ini
dan menolak yang lain. Sikap tersebut menuntut kita untuk memilah dan
memilih konsep yang campur aduk.15
Sebenarnya konsep Third Way masih begitu kabur sebab konsep
tersebut tidak berwujud tetapi berbicara pada hal umum yang menjadi
idealisme politik yaitu terbentuknya masyarakat masa depan. Konsep tersebut
tidak mudah dimengerti sebab mengajak orang untuk berfikir kembali dan
bertanya-tanya apa maksud dari pernyataan tersebut.
Pujian yang dilakukan Giddens terhadap kemampuan kapitalisme
melakukan dinamisasi kadang tidak disertai kritik tajam terhadap efek negatif
dari sitem ini. Krisis besar yang dihadapi kapitalisme yaitu ketidak adilan dan
eksploitatif adalah hal nyata yang seharusnya mendapat kritik serius dari third
way. Terjadi penegasian yang dilakukan Giddens terhadap satu pernyataan
yang satu dengan pernyataan yang lain membuat kabur makna yang ingin
disampaikan .16
13 Anthony Giddens, The Third……., hal. 75. 14 Dr. FX. Adji Samekto, SH., MH, Kapitalisme dan Modernisme dan Kerusakan
Lingkungan, Pustaka Pelajar, 2005, Yogyakarta. hal. 48 - 49. 15 C Wight Mills, loc.cit., hal. 4. 16Maksum, Mencari Ideologi Alternatif (Polemik Agama Pasca Ideologi
Menjelang Abad 21), Mizan, Bandung, 1995, hal. 38.
75
Giddens tidak menyinggung peran agama tetapi lebih pada upaya
kreatif dan taktis dalam rangka menjawab persoalan yang dihadapi
masyarakat. Padahal terdapat banyak misteri yang tidak bisa dijawab oleh
manusia yang melahirkan problem yang membutuhkan pendekatan berbeda.
Third Way merupakan gagasan yang terus berubah mengenai
bagaimanan mencapai pertumbuhan ekonomi dengan keadian sosial. Third
Way belum diimplementasikan secara penuh, lebih-lebih dalam hubungan
antar negara, sekalipun dalam lingkup Nasional ada Negara yang sudah
menerapkannya. Dalam konsteks Internasional third way masih sebatas
wacana dan belum mampu mengantikan kapitalisme. 17
Giddens tidak secara khusus menjelaskan bahaya neo-liberalisme
sebagai kekuatan yang bisa menghancurkan sendi-sendi kemanusiaan.
Globalisasi sebagai bagian dari neo-liberal berupaya merombak struktur
perekonomian negara miskin dan pengkerdilan peran negara sehinga mudah
dikontrol oleh pemodal dari negara kaya. Melemahnya negara dalam rangka
melindungi kepentingan warganya menjadi hal kronis yang sulit dihindari.
Merunut teori ketergantungan negara miskin cenderung menjadi wilayah
pinggiran bagi perekonomian negara kaya. Akibat kuatnya desakan kaum
pemodal membuat negara berubah fungsi dari melayani dan melindungi rakyat
mejadi budak pemodal.18
Tidak adanya seruan third way untuk melawan kekuatan imperial
yaitu kapitalisme yang sedang menggurita menebarkan derita rakyat. Negara
dunia tiga menjadi lahan empuk aktor kapitalisme yaitu TNCs, WTO, IFIs,
IMF untuk melakukan eksploitasi. Berbagai kebijakan negara dunia ketiga
tidak bisa lepas dari pengaruh negara donor sebagai aktor kapitalisme.19
Konsepsi yang ditawarkan Giddens tentang alternatif baru ternyata
masih juga mengadopsi dari pemikiran kiri atau kanan padahal keduanya telah
17 Dr. FX. Adji Samekto, SH., MH, op. cit., hal. 49. 18 Farid Setiawan, Gerakan Sosial Islam, UAD Press, Yogyakarta, 2004, hal.19-
20. 19 Mansur Fakih, Krisis Dan Bencana Pembangunan (Krirtik dan Alternatif), Edisisi
5 th II , 2000, Yogyakarta, hal. 6-7.
76
dikritik habis-habisan olehnya. Ide yang ditawarkan seolah hanya hasil racikan
sehingga terkesan tumpang tindih.
Pendemokrasian demokrasi yang dinyatakan Gidden ternyata tidaklah
semudah yang dibayangkan karena disitu banyak kepentingan yang masuk
sehingga sulit untuk tetap mempertahankan inti kepedulian pada kemanusiaan.
Sehingga ketegasan negara diuji untuk berpihak kepada kepentingan rakyat
atau investor.
B. Korelasi Pemikiran The Third Way Anthony Giddens Dengan
Humanisme Dalam Islam.
Kemuakan historis terhadap berbagai ideologi yang ada seperti
sosialisme dan kapitalisme mengantarkan Giddens untuk memunculkan
“paradigma ideologi“ berupa jalan ketiga (The Third Way) sebagai ideologi
alternatif untuk menjawab persolan kemanusiaan yang mulai luput dari tujuan
utama ideologi yang selama ini didengungkan. Perlunya peleburan berbagai
aliran ideologi untuk melahirkan peradaban baru yang bernaung di bawah
ideologi kemanusiaan.20
Gagalnya sosialisme disatu sisi dan angkuhnya kapitalisme disisi
lain justru berkembang dalam kerangka politik dunia yang saling menjatuhkan
yang berahir dengan pudarnya nilai kemanusiaan ditangan kaum borjuis dan
proletar.21 Perlunya melapaui kiri atau kanan dengan asumsi keduanya telah
gagal membawa peradaban bumi menuju keharmonisan dan kedamaian
sebagai roh gerakan ideologi apapun. Keberpihakkan kepada humanisme
menjadi semangat Giddens untuk membangun tata dunia baru yang bernaung
di bawah nilai-nilai kemanusiaan.22
The Third Way mengajak kita untuk komitmen pada sikap prima facie
positif, beradab dan adil dan sebagai kesedian untuk solider senasib dan
sepenanggungan dengan warga masyarakat lain. Sikap tanpa membedakan di
20 Anthony Giddens, Beyond Left and Right (Tarian “ Ideologi Alternatif “ di
atas Pusara Sosialisme dan Kapitalisme),Terj. Imam Khoiri, Ircosod, Yogyakarta, 2003, hal. 5.
21 Ibid. hal. 6. 22 Ibid
77
antara mereka, kiranya jelas merupakan inti dari ajaran Agama yang sejalan
dengan pernyataan Giddens tentang kemanusiaan.23
“Jalan ketiga“ Giddens sebagai simbol pembaharuan sosial
demokrasi, memang tidak secara langsung menyingung agama. namun secara
gamblang konsepsinya tentang nilai-nilai. seperti persamaan, perlindungan
atas mereka yang lemah, konservatisme filosofis akan banyak bersesuaian
dengan pandangan Agama. Jalan ketiga menekankan arti pentingnya keluarga
demokratis, dengan mudah dipararelkan dengan keluarga bahagia dan
harmonis dalam perspektif religius. Giddens memang cenderung pada
keluarga tradisional sebagai model dengan pensakralan institusi
perkawinan.24
Berawal dari pemahaman perlunya ideologi yang mengabdikan diri
pada kepentingan manusia dengan tujuan menghidupkan rasa pri-
kemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik.25
Pandangan ini sejalan dengan konsep Islam yang ingin memanusiakan
manusia yaitu mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya. Islam
adalah Agama yang menghendaki perubahan bukan untuk membela status
quo tetapi membebaskan manusia dari belenggu dan imoralitas.26
Agama mempuyai kepedulian khusus bagi terciptanya tatanan sosial
yang bermoral, adil dan egaliter, dalam rangka menghilangkan apa yang dalam
agama disebut peyelewengan di atas dunia “fasad fi al ardl” sehingga jelas
perhatian Agama terhadap manusia menjadi inti risalah Nabi Muhammad untuk
memperbaiki moral masyarakat27
Nurcholish Madjid meyatakan pada hakikatnya Islam sejalan dengan
semangat kemanusiaan yang universal, sudah tentu pikiran yang dikehendaki
23 Franz Magnis Suseno, Agama Humanisme dan Masa Depan Tuhan, Majalah Basis Nomor 05 - 06, Mei - Juni, 2002.
24 Lihat Muhidin M Dahlan dalam Mohammad Hatta, Sosialisme Religius Suatu Jalan Keempat, Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2000, hal. 254.
25 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, hal. 316.
26 Jalaluddin Rahmat, Islam Alternatif (Ceramah di Kampus), Mizan, Bandung, 1999, hal. 142.
27 Mamad Sa’bani, Memahami Agama Post-Dokmatik, Aneka Ilmu, Semarang, 2000, hal. 53.
78
oleh Islam adalah suatu sistem yang menguntungkan semua orang termasuk
mereka yang non muslim dan hal ini sejalan dengan watak inklusif Islam.
Inklusivisme ini adalah semangat dalam menjalin kerjasama dalam pluralisme
masyarakat.28
Teologi inklusif berbijak pada humanitas dan universalisme Islam.
Teologi ini memformulasikan bahwa Islam adalah Agama yang terbuka.
Prinsip Islam sebagai Agama terbuka adalah ia menolak eklusivisme dan
absolutisme dan memberikan apresiasi terhadap pluralisme. Dengan realitas
pluralisme Nurcholish Madjid ingin menekankan bahwa sistem yang
dikembangkan Islam adalah demokrasi. 29
Islam menurut Kuntowijoyo adalah Agama yang humanis yaitu
Agama yang sangat mementingkan manusia sebagai tujuan sentral.
Humanisme adalah nilai dasar Islam. Ia memberikan istilah dengan
humanisme teosentris dengan pengertian “Islam adalah sebuah agama yang
memusatkan diri pada keimanan Tuhan, tetapi mengarahkan demi peradaban
manusia”.30 Kesadaran humanisme muslim seperti nilai keadilan, egalitarian,
persaudaraan, musyawarah, demokrasi merupakan hasil ketundukan kepada
perintah Allah yaitu al-Qur'an dan hadits sebagai petunjuk (guidence)31
Dikalangan Islam baru agaknya Nurcholis Madjid yang paling awal
memberikan apresiasinya terhadap sosial demokrasi. Pandanganya tentang
sosial demokrasi diadopsi dari Willy Eichler seorang ideolog sosialisme
demokrat modern yang melandasi gerakan Partai Sosialis Demokrat Jerman
(SPD) yaitu suatu pemahaman tentang demokrasi dan sosialisme (keadilan
sosial) yang bersifat dinamis tidak dogmatis.32
Dinamis berarti demokrasi dan keadilan sosial tidak dapat
dirumuskan sekali untuk selamanya, tetapi nilai itu tumbuh sebagai proses
28 Didin Saefuddin, Pemikiran Modern dan Posmodern (Biografi Intlektual 17 Tokoh)
Islam, PT Gramedia Persada , Jakarta, 2003, hal. 232. 29 Ibid., hal. 233. 30 . www.sinarharapan.co.id/berita/0310/15/op01.html. 31 Amin Rais. Tauhid Sosial, Mizan, Bandung, 1998, hal. 154. 32 Muhidin M Dahlan, op. cit., hal. 104.
79
yang berkepanjangan dan lestari tanpa terputus. Baginya suatu masyarakat
adalah demokratis selamanya di dalamnya terdapat proses yang tidak
terputus bagi terselenggaranya sistem pergaulan antar manusia yang
menghormati hak asasinya dan masyarakat itu sosialis berkeadilan sosial
selama mengembangkan sistem ekonomi yang penyebaran dan
pemanfaatannya kian luas dan merata.33
Cak Nur dengan tegas menegaskan bahwa perkembangan demokrasi
yang paling baik ialah demokrasi yang disertai sosialisme, yakni sosialisme
demokratis yang mendorong masyarakat berkeadilan. Ideologi demokrasi
dan sosialisme sebagaimana pendirian SPD di Jerman adalah yang paling
baik untuk kita.34
Cita-cita sosdem tidak lagi menjadi universal, lintas golongan, lintas
partai, dan tidak menjadi milik eksklusif kelompok tertentu, bahkan
kelompok yang mengklaim dirinya sosialis sekalipun. Kini banyak orang
menganut atau meyetujui cita-cita sosial demokrat tetapi apresiasi dan
konsistensi kalangan aktivis dan cendekiawan terhadap cita-cita ini jauh
lebih komprehensif dan mengesankan.35
Reformasi politik yang dilakukan jalan ketiga dalam semangat dan
prakteknya ditujukan bagi penciptaan kebajikan umum (common good).
Kedua penataan kembali (recontruction) negara bangsa sebagai komunitas.
Keduanya dilakukan demi menjamin nilai moral dan berjalanya
penghargaan terhadap prinsip kemanusiaan. 36
Kita harus yakin bahwa ada standar moralitas tentang kebaikan, yang
konstan, objektif yang sepakati bersama untuk menempatkan manusia pada
posisi terhormat.37 Konsepsi tersebut membantu kita menilai bahwa ketidak
adilan, pemerasan, pemiskinan, penindasan dan semacamnya adalah
tindakan tercela. Kebaikan umum adalah kondisi sebaliknya. Kebaikan
33 Ibid 34 Ibid 35 Ibid. hal. 105. 36 http://www.geocities.com/fronnasional/jalan ketiga sebagai utopia.htm 37 .Elza Peldi Taher, Demokratisasi Politik, Budaya dan Ekonomi (Pengalaman
Indonesia Masa Orde Baru, Paramadina, Jakarta. 1994, hal. 12
80
umum terjadi kerena tindakan manusia, kebaikan umum mengandaikan tata
moral tertentu. Dari situ berasal gagasan yang dalam bahasa latin disebut
virtus (keutamaan/kebajikan). Etika muncul sebagai upaya pencapaian tata
moral bagi kebaikan umum. Karena pada mulanya politik tidak lepas dari
etika yang bisa dilihat dari karya aristoteles.38
Dalam refleksinya, kebaikan umum tidak mungkin tercipta tanpa
virtus: keadilan, kebajikan, keberanian, solidaritas. Suatu tindakan atau
tatanan dikatakan adil bukan semata-mata karena penetapan hukum, tetapi
berupa keutaman yang membawa kebaikan umum. “Umum“ berarti tata
solidaritas dalam polis. Apa yang bukan kebaikan umum adalah tindakan atau
tatanan yang mempersulit ataupun yang menghancurkan penciptaan
solidaritas dalam polis. Tak mungkin hidup bersama tanpa virtus. 39
Dengan melakukan redefinisi tentang apa yang beradab dan tidak
beradab dalam politik. Reputasi yang jelek mengenai politik di negeri ini,
salah satunya disebabkan oleh terpisahnya refleksi dari politik untuk
menjawab tantangan baru. Politik Jalan ketiga bisa menjadi visi baru bagi
politik kita yang makin buta huruf.40
Gagasan etika global merupakan salah satu respon akibat krisis yang
terjadi di dunia mulai dari ekonomi global, ekologi, politik dan lainya. Krisis
global menimbulkan nestapa bagi umat manusia yang juga mengglobal
seperti: kemiskinan, kelaparan, penganguran, kezaliman,kekerasan,
pembunuhan dan penindasan. Padahal dari segala krisis adalah krisis
kemanusiaan, krisis etika. Kurangya wawasan etika terutama dikalangan
penguasa politik, ekonomi telah mendorong merajalelanya perusakan bumi
secara sistematis pula. Perlu etika global, dalam hal ini tidaklah dimaksudkan
sebagai suatu ideologi global atau agama yang tunggal tetapi etika global
38 http://www.geocities…… op. cit.
39 Ibid 40 Ibid
81
dimaksud suatu permufakatan mendasar tentang nilai-nilai ukuran setiap
manusia.41
Etika politik negara modern adalah demokrasi, egalitarianisme, ham,
rule of law dan clean government. Sedangkan feodalisme dan otoritarianisme,
kediktatoran dan absolutisme dalam negara modern dipandang tidak
mempuyai etika politik.42 Pengakuan dunia terhadap hak asasi manusia
menjadi nilai etik dunia jelas merupakan prestasi tersendiri. Giddens
cenderung sepakat dengan demokrasi sebab demokrasi menjadi pilihan paling
memungkinkan mewujudkan keadilan dan kesetiakawan sosial. 43
Penghargaan terhadap manusia tanpa membedakan latar belakangya
adalah satu tindakan positif yang perlu ditranformasikan. Membangun
masyarakat egaliter dimana prinsip saling menghargai dan menghormati
berjalan dengan baik sehingga tiap individu bisa beraktualisasi adalah hal
pokok kehidupan humanis. 44
Semangat untuk terus mencermati keadaan sosial kemasyarakatan dan
berupaya berpartisipasi dan melakukan tranformasi guna melakukan perbaikan
amat ditekankan Giddens. Sebagai pemikir ia mengajak kita untuk
memikirkan/merefleksikan keadaan sekarang sehingga kita memperoleh
kesadaran yang membuat kita bisa menentukan sikap.45
Perlu membangkitkan nilai-nilai kesucian kehidupan manusia, hak-hak
manusia universal, perlindungan spesies-spesies dan kepedulian terhadap
masa depan dan juga genarasi anak-anak masa kini, mungkin bisa diterima
41 M. Din Syamsuddin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani,
Logos, Ciputat, 2002, hal. 208. 42 Kontowijoyo, Esai-Esai Budaya dan Politik (Selamat Tinggal Mitos Selamat
Datang Realitas), Mizan, Bandung, 2002, hal. 8. 43 Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, Rineka Cipta, Jakarta, 2001,
hal. 209. 44 Muh. Hanif Dhakiri, Paulo Freire Islam Pembebasan, Djambatan, Jakarta,
2000, hal. 99. 45 Anthony Giddens, Daniel Bell, Michael Forca, Sosiologi (Sejarah dan
Berbagai Pemikiranya),Terj. Ninik Rochani Sjams, Yogyakarta, Kreasi Wacana, 2004, hal. 187–188.
82
dengan nuansa pembelaan. Ia mengisyaratkan etika responsibilitas individual
dan kolektif bisa mengesampingkan pembagian kepentingan.46
Masyarakat madani adalah sebuah masyarakat demokratis di mana
para anggotanya menyadari akan hak dan kewajibannya dalam meyuarakan
pendapat dan mewujudkan kepentingan-kepentingannya. Di mana
pemerintah memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi kreativitas
warganya untuk mewujudkan program-program pembangunan di
wilayahnya.47
Adanya etika publik dimaksudkan untuk melidungi masyarakat dari
pengaruh negatif pasar yaitu mengkounter ketidak setaraan dan instabilitas
yang ditimbulkan pasar.48 Politik jalan ketiga harus mempertahankan inti
kepeduliannya pada keadilan sosial dan menyadari bahwa rentang masalah
tidak sekedar kiri dan kanan tetapi lebih luas dari pada sebelumnya. Perlunya
mencari hubungan baru dalam memahami individu dan kolektivisme
tampaknya lebih tepat dari pada memperdebatkan penting mana antara
kepentingan individu dengan komunal.
Jalan ketiga merupakan cara efektif untuk mewujudkan keadilan dan
solidaritas sosial karena mampu mengembangkan program politik yang kuat
dan terpadu. Jalan ketiga mampu menghadapi ketidak setaraan dan kekuatan
perusahaan dalam dunia kontemporer.49 Politik Jalan Ketiga tidak merasa
puas atau bersikap kolusif terhadap kekuasaan. Ada banyak kelompok
kepentingan dan kekuasaan yang harus dihadapi yang harus diatur oleh
pemeritahan kiri-tengah yang mempuyai harga diri. Perjuangan untuk
memperluas dan mempertahankan mekanisme demokratik, mengontrol
kekuatan bisnis dan melindungi kekutaan minoritas kultural adalah hal
fundamental bagi Jalan Ketiga.50
46 Anthony Gidden, loc. cit., hal. 41.
47 A: / CVDEDEMnew.htm a. 48 Anthony Giddens, Jalan Ketiga dan….., op. cit., hal. 36. 49 Anthony Giddens, op. cit. , hal. 36-37. 50 Ibid. hal. 45.
83
“Jalan ketiga“ Giddens sebagai simbol pembaharuan sosial demokrasi,
memang tidak secara langsung menyingung agama, namun secara gamblang
konsepsinya tentang nilai-nilai. seperti persamaan, perlindungan atas mereka
yang lemah, konservatisme filosofis akan banyak bersesuaian dengan
pandangan agama. Jalan ketiga menekankan arti pentingnya keluarga
demokratis, dengan mudah dipararelkan dengan keluarga bahagia dan
harmonis dalam perspektif religius. Giddens memang cenderung pada
keluarga tradisional sebagai mdel dengan pensakralan institusi perkawinan.51
Mengutip tulisan Dr. Ahmad Syafii Maarif bahwa dalam Islam,
Tentang Satu Tuhan Dan Satu Kemanusiaan begitu sentral dalam al-Qur'an
telah memberikan keamanan ontologis. Diatas landasan ontologis yang kuat
masyarakat harus dibangun itu haruslah ; terbuka, demokratis dan damai.
Menurutnya keempat landasan tersebut harus menjadi landaan gerakan
pembaharuan Islam di muka bumi, Islam juga mendambakan sebuah
bangunan masyarakat yang berwajah ramah dan anggun. Dalam masyarakat
seperti ini perbedaan agama, ideologi dan nilai-nilai budaya, tidak boleh
dijadikan penghambat cita-cita masyarakat Islam.52
Islam mendukung proses pemberdayaan demokrasi disegala wilayah
kehidupan termasuk ekonomi yang menghasilkan desentralisasi disemua
kehidupan sebagaimana ditulis al-Qur'an (59:7) dan Az- Zariyaat (19) bahwa
kekayaan atau kekuasaan tidak hanya berputar ditangan satu golongan atau
orang tertentu (konglomerasi). 53
ما أفاء الله على رسوله من أهل القرى فلله وللرسول ولذى القربى كين وابن السبيل آي ال يكون دولة بين االغنياء منكم واليتمى والمس
ومااتكم الرسول فخذوه وما نهاآم عنه فانتهوا واتقوا الله إن الله شديد )7: ا لحشر(العقاب
Artinya:Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya
51 Muhidin M Dahlan, op. cit., hal. 254. 52 Mamat Saba’ni, op. cit., hal. 14.
53 Farid Setiawan, op. cit., hal. 47.
84
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.(Q.S.al-Hasyr: 7)
Mengutip Asghar Ali Engineer agama sebagai spirit pembebasan
adalah pertama dimulai dengan melihat kehidupan manusia, kedua teologi
tidak menginginkan status quo yang melindungi golongan kaya dan berhadapan
dengan golongan miskin, ketiga teologi pembebasan memainkan peran dalam
membela kelompok yang tertindas dan memperjuangkan kelompok ini. Serta
membekali dengan senjata ideologis yang kuat untuk melawan golongan
penindas, keempat tidak hanya mengakui konsep metafisika/taqdir tetapi
mengakui konsep bahwa manusia menentukan nasib sendiri.54
Sungguhnya perhatian agama terhadap masalah kemanusiaan menjadi
poin yang tidak terlewatkan. Dimana tujuan agama adalah untuk manusia
bukan untuk kepentingan Tuhan. Agama hadir mengenalkan nilai-nilai
ketuhanan dengan tujuan akhir demi kesejahteraan manusia. Oleh sebab itu
teologi tidak melulu berbicara persoalan Tuhan tetapi persoalan objektif
manusia.55 Berawal dari sinilah penulis melihat kesamaan prinsip humanisme
Anthony Giddens atas kegalan kapitalisme dan sosialisme dengan semangat
dasar Islam mengusung masalah kemanusiaan.
Seruan moral untuk tetap berkomitmen pada kejujuran dan menghindari
eksploitasi terhadap orang lain sejalan dengan perintah Allah. Dalam ekonomi
ada kata kunci al-‘adl wa al-ihsan (keadilan dan kebijakan) Allah
memerintahkan kita berbuat adil dan bijaksana dalam rangka menghindari
ketegangan sosial yang bisa ditimbulkan.56 Proyek eksploitasi mengakibatkan
menumpuknya modal atau kekayaan yang mengakibatkan menurunya derajat
keadilan, kebajikan dan meningkatkan ketegangan sosial atau konflik. Sistem
54 Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan,Terj. Agung Prihantoni,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000, hal. 1-2. 55Dr. Abdul Munir Mulkhan, Teologi Kiri Landasan Gerakan Kaum
Mustad’afin, Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2002, hal. vi. 56Asghar Ali Engineer, Islam dan Pembebasan, Terj. Hairus Salim, Lkis,
Yogyakartra, 1990, hal. 46 - 47
85
ekonomi seperti ini membuat pendikotomian antara negara maju dan negara
berkembang yang meyulut konflik internasional.57
Tidak dapat diragukan lagi bahwa tujuan utama al-Qur’an menegakan
sebuah masyarakat yang adil, berdasarkan etika sehingga dapat bertahan di
muka bumi ini. Pertayaan apakah individu atau masyarakatlah yang penting
hanyalah pertayaan akademis karena kedua tidak dapat dipisahkan. Tidak ada
individu tanpa masyarakat sehingga amal perbuatan manusia dalam konsep
taqwa berarti dalam kontek sosial.58
Tujuan al-Qur’an adalah menegakan sebuah tatanan masyarakat yang
etis dan egaliter terlihat dalam celaanya terhadap disekuilibrium ekonomi
dan ketidakadilan sosial di dalam masyarakat. Islam sangat mengecam
ketimpangan ekonomi yang menjadi inti ketimpangan sosial. Semangat
dasar Islam dalam meyerukan kebaikan dan mecegah kejahatan
(3:104,110;9:71) mencakup perintah-perintah serta larangan-larangan
tertentu yang mencerminkan dimensi sosial dari taqwa.
ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن
)159: ا ل عمران(وأولئك هم المفلحون المنكر Artinya:Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(Q.S. Ali’Imran 104)
والمؤمنون والمؤمنت بعضهم أولياء بعض يأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر ويقيمون الصلوة ويؤتون الزآوة ويطيعون الله ورسوله
)71: التوبة ( كيمإن الله عزيز ح أولئك سيرحمهم اللهArtinya:Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
57 Ibid, hal. 47. 58 Fazlur Rahman, Tema Pokok al-Qur'an, Trej. Anas Mahyuddin,Pustaka, Bandung,
1996, hal. 54
86
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(Q.S.At-taubah 71)
Untuk melaksanakan suatu urusan bersama (pemerintah) al-Qur’an
menyuruh kaum muslim untuk menegakan syura (dewan atau majelis
konsultatif) dimana keinginan rakyat dapat disampaikan melalui mereka.
Syura adalah institusi arab yang demokratis dari masa sebelum Islam dan
kemudian didukung oleh al-Qur’an (42:38). Nabi Muhammad juga
diperintah Allah (3:159) untuk memutuskan persoalan setelah berkonsultasi
dengan pemuka-pemuka masyarakat. Setelah nabi tiada, tampaknya al-
Qur'an (42:38) menghendaki kepemimpinan dan dan tanggungjawab
kolektif.59
وأقاموا الصلوة وأمرهم شورى بينهم ومما والذين استجابوا لربهم )38: ا لشورى ( رزقنهم ينفقون
Artinya:Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya
dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.( Q.S. Asy syuuraa: 38)
فبما رحمة من الله لنت لهم ولو آنت فظا غليظ القلب النفضوا من فىاالمر فإذا عزمت فتوآل م وشاورهمحولك فاعف عنهم واستغفر له )159: ا ل عمران(على الله إن الله يحب المتوآلين
Artinya :Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Q.S.Ali imran: 159)
Pada saat yang sama al-Qur'an juga melarang dengan keras
perselisihan-perslisiahan dan persengkongkolan-persengkongkolan rahasia
baik oleh kelompok-kelompok atau partai politik. Partai politik yang
bermanfaat jangan sampai mengalami degradasi menjadi kekuatan-kekuatan
59 Ibid., hal. 63.
87
yang memecah belah masyarakat. Partai-partai harus saling berkonsultasi
dan bahaya demagogi harus dihindarkan.60
Perlunya Etika politik bagi kehidupan bernegara menjadi kesepakatan
mutlak pemikir Islam dengan alasan Pertama. Al-Qur'an pada prinsipnya
adalah petunjuk etik bagi manusia; ia bukanlah sebuah kitab politik. Kedua,
sudah merupakan suatu kenyataan bahwa institusi sosio politik dan organisasi
manusia selalu berubah dari masa kemasa. Dengan kata lain tujuan terpenting
al-Qur'an kaitannya dengan politik adalah agar nilai-nilai dan perintah etiknya
dijunjung tinggi dan bersifat mengikat bagi kehidupan sosio politik manusia.61
Landasan etik politik Islam persamaan dan keadilan sebagaimana
digariskan al-Qur'an bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang berasal
dari asal satu. Diciptakan dari Adam dan Hawa yang berkembang menjadi
berbangsa dan bersuku-suku yang membedakanya hanya taqwa Q.S. 49 : 13).62
ياأيها الناس إنا خلقناآم من ذآر وانثى وجعلنكم شعوبا وقبائل عارفوا إن أآرمكم عند الله أتقاآم إن الله عليم لت
)13:الحجرات(خبير
Artinya:Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Q.S. Al-hujurat: 13)
Prinsip di atas dapat secara singkat disebut sebagai prinsip
egalitarianisme Islam. Yaitu manusia mempuyai posisi dan kedudukan yang
sama dalam kehidupan ini. Dalam kontek politik maka manusia dalam
kehidupan bernegara dan berbangsa sama di depan hukum dan undang - undang.
60 Ibid., hal. 65. 61Prof. DR. H. M. Amin Syukur, MA., dkk, Metodologi Studi Islam, Gunung Jati,
Semarang, 1998, hal. 61. 62 Ibid., hal. 161-163
88
Maka dalam Islam tidak dikenal politik diskriminatif baik berdasarkan ras,
agama maupun golongan. Penegasan etik semacam ini lihat (Q.S.6: 90).63 إن الله يأمر بالعدل واالحسان وإيتاء ذ ئ القربى وينهى عن الفحشاء
)90:النحل( والبغي يعظكم لعلكم تذآرونوالمنكرArtinya:Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S.an nahl: 90)
Ada dua hal yang ditegaskan al-Qur'an dalam pelaksanaan keadilan
yaitu kewajiban meyampaikan amanah kepada orang yang berhak dan
kewajiban menerapkan hukum yang adil. Keadilan Islam harus ditegakan bagi
siapa saja baik diri sendiri, keluarga maupun orang lain. Dalam menegakkan
keadilan Islam tidak pandang bulu sekalipun terhadap lawan politik. Oleh
karena itu Islam melarang nepotisme yang mementingkan kelompoknya
sendiri. (Q.S 4 : 135 ).64
ياأيها الذين ءامنوا آونوا قوامين بالقسط شهداء لله ولو على أنفسكم أو الوالدين والأقربين إن يكن غنيا أو فقيرا فالله أولى بهما فال تتبعوا
أو تعرضوا فإن الله آان بما تعملون ى أن تعدلوا وإن تلوواالهو )135:النساء(خبيرا
Artinya:Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan. (Q.S.An-nisa’: 135)
Menurut kaum beragama keadilan adalah prasarat dan syarat bagi
kekuasaan agama. Suatu kekuasaan yang tidak adil adalah tidak agamis.
Keadilan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan, mencapai hak-hak dan
menghapuskan diskriminasi dan ketidak adilan. Keadilan dan hak asasi
63 Ibid 64 Ibid., hal. 164-165.
89
manusia terkait dengan kekuasaan, pemerintahan dan hubungan yang adil
antara pemimpin dengan rakyat adalah unsur yang paling signifikan. Oleh
karena itu pengendalian dan kekuasaan pemerintah terkait dengan keadilan dan
humanisme. Keduanya saling terkait sehingga keadilan masuk dalam agama
yang benar yang dapat diterima.65
Musyawarah (syura) sebagai prinsip yang ditawarkan al-Qur'an
sebagai prosedur pengorganisasian kekuasan agar berjalan efektif dan wajar.
Karena Syura adalah gagasan politik utama dalam al-Qur'an, maka sistem
politik demokrasi nampaknya lebih dekat dengan cita- cita politik al-Qur'ani,
sekalipun tidak identik dengan demokrasi barat.66
Musyawarah sangat penting untuk menciptakan peraturan masyarakat
manapun. Setiap negara maju yang menginkan adanya keamanan, ketentraman,
kebahagian dan kesuksesan bagi rakyatnya. Mereka tetap memegang prinsip
musyawarah sebab musyawarah adalah media yang sehat untuk menghasilkan
pendapat dan memecahkan masalah yang paling baik, guna merealisasikan
maslahat individu, masyarakat dan negara.67
Islam merupakan agama yang menekankan untuk meyatukan kedua
kesalehan. Yaitu, pertama kesalehan spiritual dan kesalehan sosial kedua
kesalehan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainya, bulat berkelindan.
Nabi Muhammad masih memikirkan nasib kaum miskin, yatim, janda dan
berusaha membangun masyarakat madinah yang menjamin kehidupan sosial
yang terbuka. Ketaatan ritual (shalat, puasa, haji, dan sebagainya) berbanding
lurus dengan etos sosial yang tinggi.68
Islam sebagai agama hadir di dunia bukan hanya memfokuskan diri
pada relasi yang bersifat ukhrowi, tetapi mengingatkan mengenai kondisi
kehidupan hari ini (duniawi). Cerita-cerita di akhirat selalu menjadi pemicu
bagi kehidupan dunia. Pemaparan neraka yang mengerikan adalah bagi mereka
65 Abdul Karim Soroush (Menggugat Otoritas Dan Tradisi Agama), Terj. Abdullah
Ali,Mizan Bandung, 2000, hal. 192. 66 Ibid. 166. 67 Ibid. hal. 166. 68 Misbah Shoim Haris, Doktrin Wong Cilik Pergulatan Islam Dalam Realitas
Sosial), Azura, Jakarta, 2003, hal. 7
90
yang berbuat kerusakan di muka bumi, ilustrasi surga adalah bagi orang yang
berbuat kedamaian dan kebaikan di bumi. Maka datangnya Islam sangat kental
dengan misi sosial di samping misi sosiologis. 69
Etika adalah pandangan mengenai yang benar dan salah padanan dari
kata itu adalah budi pekerti, moralitas dan akhlak. Pelaku etika adalah satuan
makro seperti : negara, pemerintahan sistem ekonomi, masyarakat, satuan meso
seperti LSM, Ormas, Perusahaan, perkantoran, satuan mikro seperti : politisi,
seniman, petani, murid. .70
Politik kini mengangap kekuasaan dan kenegaraan sebagai praktek
politik, ekonomi humanis, sehingga Kekuasaan atau kenegaraan dipandang
sebagai praktek kemanusiaan. Pentingnya meletakan kekuasaan terus-menerus
dalam keadaan terkontrol oleh kepentingan bersama yang lahir dari dialog
setiap individu warga negara.71
Jika kita perhatikan Islam tidak bertentangan dengan humanisme.
Tugas besar Islam sejatinya adalah melakukan tranformasi sosial dan budaya
dengan nilai-nilai Islam. Kita mengenal trilogi “iman, ilmu dan amal” artinya
iman berujung pada amal/aksi atau tauhid harus diaktualisasikan dalam bentuk
pembebasan manusia. Puncak keimanan Islam memang Tuhan tetapi
aktualisasinya adalah manusia. Menurut Cak Nur pandangan manusia yang
teosentris dapat dilihat dalam kegiatan keseharian yang antroposentris.72
Islam dapat dijadikan dinamisator dalam kehidupan bermasyarakat
sebagaimana dipaparkan Cak Nur bahwa Islam mempunyai pondasi yang
kokoh untuk membangun peradaban yang berketuhanan, berkemanusiaan,
berkedaulatan, demokratis, serta berdaya guna. Secara implisit dapat
ditegaskan bahwa Islam memberikan sumbangan etis bagi peradaban. Titik
tolak kemanusiaan Islam terletak pada ajaran tauhid sehingga membebaskan
69 Ibid. hal. 36. 70 Kontowijoyo, loc. cit.,hal. 8. 71Abdul Munir Mulkhan, Moral Politik Santri (Agama Pembebasan Kaum
Tertindas), Erlangga, Jakarta, 2003, hal.49- 51 72 www.geocities.com/asetyawansi/agamaideologi/htm.
91
manusia dari belenggu selain Tuhan. Manusia harus tunduk dan patuh pada
Tuhan eksploitasi, diskriminasi dan sikap pelecehan terhadap humanisme
bertentangan dengan Islam. Islam humanis menjadi pelopor bagi terbentuknya
tata masyarakat adil, egaliter, demokratis dan sikap kemanusiaan lain dalam
rangka menjamin hak sebagai manusia dan hamba Allah.73
Islam sebagai sebuah agama tidak semata-mata menekankan
kesalehan individu tetapi juga membangun kesadaran sosial secara horisontal.
Seorang dikatakan sebagai muslim manakala mempuyai kepedulian terhadap
realitas sosial yang ada di dalam masyarakat tidak semata berfikir egois
apalagi tidak peduli terhadap nasib sesama.74
Allah mengecam prilaku orang yang hanya terpaku pada ibadah ritual
tetapi tidak sadar lingkungan sehingga mendapat julukan sebagai pendusta
agama Allah. Secara jelas dapat kita lihat dalam surat al-Qur'an :
وال يحض على ) 2(فذلك الذي يدع اليتيم) 1(أرأيت الذي يكذب بالدين الذين هم عن صالاتهم ) 4(للمصلينفويل ) 3(طعام المسكين
)7-1:الماعون( ويمنعون الماعون ) 6(الذين هم يراءون) 5(ساهونArtinya: 1. Adakah engkau mengetahui orang , yang mendustakan pembalasan
agama. 2. Maka demikian itu ialah orang yang mengusir anak yatim. 3. dan tiada meyuruh memberikan makan pada anak yatim. 4. Maka celakalah ( azablah ) bagi orang - orang yang sembahyang. 5. Yang mereka lalai di dalam shalatnya. 6 Lagi mereka riya. 7. Dan enggan memberi zakat ( barang - barang rumah. (Q.S al-Maa’un:1-7)
Jadi jelas Allah meyuruh manusia untuk selalu memperhatikan realitas
sosial dan memerankan fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk
menebarkan rahmat. Shalat hendaknya tidak sebatas ritual tetapi sebagai
sebuah bentuk kesadaran manusia akan adanya esensi dzat tertinggi yang
dijadikan sandaran dalam bertindak. Kalau kita perhatikan mengapa pada
waktu salam dalam shalat kita menengok kekanan dan kiri secara jelas Cak
Nur menjelaskan manusia harus mempuyai kesadaran terhadap lingkungan
dalam arti shalat harus memberi nilai tambah terhadap kepedulian terhadap
73 Ibid 74 Misbah Shoim Haris, loc. cit., hal. 7.
92
nasib sesama. Shalat tidak berarti sama sekali ketika manusia tidak memiliki
kesadaran lebih terhadap nasib sesama atau lingkungan. Ibadah sebenarnya
tidak mendidik manusia untuk egois tetapi menjadikan manusia yang sadar
akan peranya sebagai hamba dan khalifah di muka bumi. 75
75 Nurcholish Majid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, Paramadina, 2002, Jakarta, hal.
2-8.