kritik terhadap pemikiran ulil abshar abdallah

10
Oleh: Muhammad Idrus Ramli | www.ebookislami.net | 2013 KRITIK TERHADAP PEMIKIRAN ULIL ABSHAR ABDALLAH

Upload: mohammad-luqman-firmansyah

Post on 04-Jul-2015

406 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

TRANSCRIPT

Page 1: Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

Oleh: Muhammad Idrus Ramli

| www.ebookislami.net |

2013KRITIK TERHADAP PEMIKIRANULIL ABSHAR ABDALLAH

Page 2: Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

Halaman 2

Usaha Membaca dan memahami pikiran ulil dan teman-temannyatermasuk dalam kategori “pekerjaan” berat. Hal ini disebabkan karenalontaran pikirannya seringkali tidak didasarkan pada dasar metodologiyang absah dan ilmiyah, sehingga buah pikiran yang dilontarkannyatidak lebih dari hanya sekedar “pikiran nakal” yang tidak terlalu pentinguntuk ditanggapi.

Sebuah produk pemikiran dari siapapun, apabila akan dijadikan sebagaibagian dari pemikiran Islam, maka harus ada dasar yang melandasinya,baik dari alqur’an, hadits, ijma’, qiyas atau dalil-dalil yang lain. Sulitmenerima dan menganggap sebuah produk pemikiran merupakan bagiandari Islam ketika produk pemikiran tersebut tidak didasarkan pada dalil-dalil yang sah.Pandangan semacam ini sebenarnya didasarkan padasebuah ayat al-qur’an yang berbunyi

سول وأولي األمر منكم فإن تنازعتم في ش ی وأطیعوا الر وه ا أیھا الذین آمنوا أطیعوا هللا يء فردیال

Abdul Wahab Khalaf menjelaskan ayat di atas dengan :

فاالمر باطاعة هللا واطاعة رسولھ امر باتباع القرأن والسنة واالمر باطاعة اولى االمر من المسلمین امر باتباع ما اتفقت علیھ كلمة المجتھدین من االحكام النھم اولو االمرالتشریعي من

لوقائع المتنازع فیھا الى هللا والرسول امر باتباع القیاس حیث ال نص وال المسلمین واالمر برد ااجماع

Dan diperkuat oleh hadits tentang Muadz bin Jabal yang berbunyi :

بن جعفر ، أخ د بن الحسن بن فورك ، أخبرنا عبد هللا برنا یونس بن حبیب ، أخبرنا أبو بكر محمسمعت : أخبرنا أبو داود ، أخبرنا شعبة ، أخبرني شعبة ، أخبرني أبو عون الثقفي ، قال

ث ، عن أصحاب معاذ من أھل حمص قال ة عن معاذ أن وقا: الحارث بن عمرو ، یحد ل مرا بعث معاذا إلى الیمن ، قال لھ صلى هللا علیھ وسلم ، لم رسول هللا : كیف تقضي إذا عرض لك

، قال : قضاء ؟ ، قال ؟ ، قال : أقضي بكتاب هللا فإن لم تجد في كتاب هللا : أقضي بسنة رسول صلى هللا علیھ وسلم ، قال صلى هللا علیھ وسلم ؟ ، قال : هللا فإن لم تجد في سنة رسول هللا :

بیده صدري ، قال : أجتھد رأیي وال آلو ، قال ذي وفق رسول : فضرب رسول هللا صلى هللا علیھ وسلم صلى هللا علیھ وسلم ، لما یرضي رسول هللا رسول هللا

Page 3: Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

Halaman 3

Bahkan, lebih spesifik lagi bagi kalangan nahdliyin – termasuk didalamnya Ulil dan teman-temannya dari kalangan Islam Liberal- dalamberpikir dan mengembangkan pemikirannya harus juga didasarkan pada“rambu-rambu” yang telah disepakati oleh para ulama sebagai manhajpemikiran Nahdlatul Ulama. Secara substansial, pembuktian bahwaseseorang dianggap sebagai warga atau kader Nahdlatul Ulamasebenarnya bukan hanya terletak pada apakah yang bersangkutanmemiliki kartu anggota Nahdatul Ulama (KARTANU) atau tidak, akantetapi lebih jauh dan lebih penting dari itu adalah yang bersangkutanharus bertindak, bersikap dan berperilaku serta berpikir sesuai denganmanhaj yang telah digariskan oleh Nahdlatul Ulama.

Dalam Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama Bab IV (Tujuan dan Usaha)pasal 5 ditegaskan tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaranIslam yang menganut faham Ahlusunnah wal jamaah menurut salah satumadzhab empat untuk terwujudnya masyarakat yang demokratis danberkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahtreraan umat.

Secara lebih operasional, Nahdlatul Ulama juga telah merumuskantentang sistem pengambilan keputusan hukum dalam bahtsul masail dilingkungan Nahdlatul Ulama yang meliputi bagaimana prosedurpenjawaban masalah, hirarki dan sifat keputusan bahtsul masail,kerangka analisis masalah, prosedur pemilihan qaul /wajah, prosedurilhaq dan prosedur istinbat. Semua ini terangkum dalam keputusanMunas Alim Ulama di Bandar lampung pada tanggal 16-20 rajab 1412H/ 21-25 Januari 1992 M.

Mengkritisi Pemikiran Mas UlilMengkritisi pemikiran ulil tidak boleh lepas dari dua sudut pandang ;sudut pandang bahwa Ulil merupakan seorang muslim dan sudutpandang bahwa Ulil merupakan cendekiawan muda Nahdlatul Ulama.Sebagai seorang muslim yang baik Ulil tidak boleh keluar dari koridorsumber hukum Islam (al-Qur’an dan al-Hadits), sedangkan sebagaitokoh intelektual Nahdlatul Ulama, Ulil harus menjunjung tinggi dan

Page 4: Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

Halaman 4

menghormati keputusan-keputusan yang telah disepakati oleh paraulama, baik di tingkat Munas, maupun muktamar. Karena demikian,maka alat analisis yang digunakan untuk mengkritisi pemikiran Uliladalah al-qur’an, al-hadits dan al-kutub al-mu’tabarah yang telahdisepakati dikalangan Nahdlatul Ulama.

Yang menonjol dari seorang Ulil dan teman-teman kalangan Islamliberal yang lain sebenarnya pada predikat seorang pejuang “hak asasimanusia”, tidak lebih dari itu. Hal ini sangat terlihat dengan jelas daripemikiran-pemikiran yang dilontarkannya yang terakadang “nabrak” al-qur’an, hadits dan pandangan mayoritas ulama, ketika merekaberanggapan ada kepentingan yang “lebih tinggi” yang diabaikan, yaituHak Asasi Manusi (HAM).

Pandangan Ulil tentang : pembenaran terhadap agama-agama yang lainselain Islam ; tidak mengakui bahwa Islam adalah agama yang berfungsisebagai agama pembatal (nasikh) terhadap agama-agama sebelumnya ;tidak sepakat terminology “kafir” disandangkan kepada kelompok nonmuslim; tidak mengakui adanya wacana “dar al-islam dan dar al-harbi”;Ahmadiyah masih dianggap sebagai “komunitas muslim” jarang sekalididasarkan pada argumentasi yang diakui oleh kaum muslimin, ataukalangan nahdliyin. Kalaupun menampilkan ayat al-qur’an sebagaiargumentasi, biasanya hanya dipotong untuk mendukung pandanganpribadinya. Berikut ini beberapa pandangan kontroversial Ulil yangbanyak ditolak karena tidak didasarkan pada dalil dan argumentasi yangkuat.

Pemikiran Ulil tentang masalah ini masih belum dijelaskan secara utuh,sehingga yang bisa dilakukan selanjutnya adalah mencoba menebakkira-kira yang dimaksud “bebas” dalam konteks di atas, apakah bebas –sebebas-bebasnya (tanpa resiko), ataukah bebas beresiko. Nampaknyayang dimaksud oleh Ulil sehingga menjadi kontroversial adalah bebas-sebebas-bebasnya (tanpa resiko). Hal ini sangat tampak daripemikirannya tentang bahwa Agama Islam tidaklah memiliki fungsi

Page 5: Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

Halaman 5

membatalkan (nasikh) untuk agama-agama sebelumnya. Semua agamadalam pandangan Ulil adalah benar.

Ada dua potongan ayat al-qur’an yang dijadikan sebagai dasar oleh Ulildalam mengemukakan pandangannya, yaitu surat al-baqarah :256. danal-Kahfi : 29 yang berbunyi :

ین ال إكراه في الدفمن شاء فلیؤمن ومن شاء فلیكفر

Dua potongan ayat di atas, apabila dipahami lepas dari konteks dankonsiderannya, seakan-akan memberikan kebebasan yang mutlak dantanpa batas kepada siapapun untuk beragama, atau tidak beragama;untuk beragama islam atau bukan Islam. Pemahaman yang lepas darikonteks dan konsiderannya semacam inilah nampaknya yang dipiliholeh Ulil, dan hal ini oleh Ulil dianggap bagian dari ajaran agama yangpaling qath’iy setelah ajaran tentang monoteisme.

Untuk mengklarifikasi, apakah potongan ayat di atas harus dipahamidemikian, marilah kita baca ayat di atas secara lengkap. Bunyi lengkapsurat al-baqarah : 256 adalah :

” Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); SesungguhnyaTelah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itubarangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepadaAllah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yangamat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagiMaha Mengetahui.”

Secara sederhana ayat di atas ditafsirkan oleh tafsir al-jalalain dengan :{ أي ظھر باآلیات البینات أن } قد تبین الرشد من الغي { على الدخول فیھ } آل إكراه فى الدین

Page 6: Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

Halaman 6

د والكفر غي اإلیمان رش

Sementara Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas dengan :ال تكرھوا أحدا على الدخول في دین اإلسالم فإنھ بین : أي} ال إكراه في الدین { : یقول تعالى

واضح جلي دالئلھ وبراھینھ ال یحتاج إلى أن یكره أحد على الدخول فیھ، بل من ھداه هللا وشرح صدره ونور بصیرتھ دخل فیھ على بینة، ومن أعمى هللا قلبھ وختم على سمعھ لإلسالم

.وبصره فإنھ ال یفیده الدخول في الدین مكرھا مقسوراDari penafsiran dua kitab tafsir yang biasa dijadikan sebagai rujukanoleh kalangan nahdliyin di atas dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :

Seseorang dilarang untuk dipaksa untuk masuk agama Islam. Mempercayai Islam adalah sebuah kebenaran, sedangkan ingkar

terhadap Islam merupakan sebuah kesesatan Orang yang masuk Islam termasuk dalam kategori orang yang

mendapatkan petunjuk ari Allah, sedangkan orang yang menolakIslam termasuk orang yang buta hatinya.

Sedangkan bunyi lengkap surat al-Kahfi : 29 adalah :بھم سرادقھا حاط وقل الحق من ربكم فمن شاء فلیؤمن ومن شاء فلیكفر إنا أعتدنا للظالمین نارا أ

راب وساءت مرتفقا وإن یستغیثوا یغاثوا بماء كالمھل یشوي الوجوه بئس الش” Dan Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Makabarangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, danbarangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”. Sesungguhnya kamiTelah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknyamengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya merekaakan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yangmenghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempatistirahat yang paling jelek.”

Imam al-Thabari memberikan penafsiran ayat di atas dengan :وقل یا محمد لھؤالء الذین أغفلنا قلوبھم عن : یقول تعالى ذكره لنبیھ محمد صلى هللا علیھ وسلم

ذكرنا، واتبعوا أھواءھم، الحق أیھا الناس من عندربكم، وإلیھ التوفیق والحذالن، وبیده الھدى من والضالل یھدي من یشاء منكم للرشاد، فیؤمن، ویضل من یشاء عن الھدى فیكفر، لیس إلي

Page 7: Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

Halaman 7

فآمنوا، وإن شئتم فاكفروا، فإنكم إن كفرتم فقد أعد لكم ربكم على كفركم بھ نار أحاط بكم .سرادقھا، وإن آمنتم بھ وعملتم بطاعتھ، فإن لكم ما وصف هللا ألھل طاعتھ

Sementara wahbah Zuhaili di dalam tafsir Munirnya menafsirkan ayat diatas dengan :

الحق من ربكم الحق ومنھ القرآن. وقل خطاب للنبي وألصحابھ : ما یكون من جھة هللا تعالى، ال فمن شاء فلیؤمن ومن شاء فلیكفر تھدید لھم ووعید. ما یقتضیھ الھوى

Sedangkan Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas dengan :ھذا الذي جئتكم بھ من : وقل یا محمد للناس: یقول تعالى لرسولھ محمد صلى هللا علیھ وسلم

ھذا من باب } فمن شاء فلیؤمن ومن شاء فلیكفر { ربكم ھو الحق الذي ال مریة فیھ وال شك د الشدید؛التھدید والوعی

Dari penafsiran tiga kitab tafsir yang cukup mu’tabar di atas dapatdisimpulkan bahwa tidak tepat menjadikan ayat di atas sebagaiargumentasi untuk sebuah “kebebasan beragama” dalam arti sebebas-bebasnya, karena ayat di atas disebutkan dalam konteks ancaman ataual-tahdid wa al-wa’id al-syadid.

Dari uraian di atas jelas sekali bahwa yang dimaksud dengan kebebasanberagama adalah bebas beresiko, bukan bebas dalam arti sebebas-bebasnya. Hal ini menjadi lebih jelas lagi dengan adanya dukungan dariayat dalam surat Ali Imran : 19 yang berbunyi :

سالم وما اختلف الذین أوتوا الكتاب إال من بعد ما جاءھم الع اإل ین عند هللا لم بغیا بینھم إن الد سریع ا فإن هللا لحساب ومن یكفر بآیات هللا

” Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudahdatang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) diantara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah MakaSesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”

Dan ayat yang lain dalam surat Ali Imran : 85 yang berbunyi :سالم دینا فلن یقبل منھ وھو في اآلخرة من الخاسرین ومن یبتغ غیر اإل

Page 8: Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

Halaman 8

” Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kalitidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirattermasuk orang-orang yang rugi.”

Dua ayat di atas sebenarnya juga disitir oleh Ulil di beberapa tulisannya,akan tetapi Ulil tidak sepakat terhadap pengertian dhahir nash karena halini akan mengarah pada absolutisme yang pada gilirannya akanmengancam adanya dialog antar agama . Harus ditafsiri bagaimana duaayat di atas ? sayang sekali Ulil tidak memberikan komentar danpenjelasan sama sekali.

Bagi Ulil, seseorang bebas apakah akan masuk Islam, atau tidak. Punjuga demikian, setelah masuk Islam seseorang bebas menentukan pilihanpaham keislamannya; apakah akan berpaham wahabi, syi’ah,ahlussunnah, atau yang lain. Yang menarik disini adalah Ulil tidakberani menentukan sikap mana yang benar diantara paham-pahamtersebut, bahkan nampaknya mengarah pada sebuah pemahaman bahwaaliran-aliran yang ada di dalam Islam semuanya benar. Dan hal inibertentangan dengan hadits nabi yang berbunyi :

ثنا قتادة عن أنس بن حد ثنا أبو عمرو حد ثنا الولید بن مسلم حد ار حد مالك قال ثنا ھشام بن عم وإن إن بنى إسرائیل افترقت على إحدى وسبعین فرقة « - صلى هللا علیھ وسلم-قال رسول هللا

تى ستفترق على ثنتین وسبعین فرقة كلھا فى النار إال واحدة وھى الجماعة رواه ابن ماجھ(» أم)

Sisi Lain dalam Kebebasan BeragamaAda dua hal yang perlu direnungkan dalam kaitannya dengan kebebasanberagama; yang pertama adalah : semua agama, keyakinan, kepercayaan,madzhab dan firqah yang ada di dunia ini pasti memiliki konsepdakwah. Dengan konsep ini semua agama, keyakinan, kepercayaan,madzhab dan firqah yang ada di dunia ini pasti memiliki keinginanuntuk menyebarluaskan keyakinan dan ajarannya. Kristenisasi,wahabisasi, syi’aisasi dan seterusnya bukanlah merupakan sekedarwacana yang tidak konkrit dan hanya ada di dalam tataran ide, akantetapi secara real memang ada wujud nyatanya. Karena demikian,meskipun penting untuk selalu mengembangkan dan menjunjung tinggi

Page 9: Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

Halaman 9

ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah, akan tetapi penting jugauntuk selalu memperhatikan peringatan Allah yang terdapat di dalamsurat al-Baqarah : 120 yang berbunyi :

عنك الیھود وال النصارى حتى تتبع ملتھم ولن ترضى ” Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamuhingga kamu mengikuti agama mereka.”

Dan juga ayat al-qur’an dalam surat al-Baqrah : 217 yang berbunyi :وكم عن دینكم إن استطاعواوال یزالون یقاتلونكم حتى یرد

“mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainyamereka sanggup.”

Untuk memberikan kepastian kepada umat, khususnya warga nahdliyin–agar mereka memiliki pegangan yang kuat dan pada akhirnya dapatmenolak dakwah dan ajakan kelompok lain- kita harus berani secarategas mengatakan bahwa agama yang benar hanyalah Islam, sedangkanyang lain salah, atau bahkan kita harus berani mengatakan bahwa fahamkeislaman yang paling benar adalah faham ahlu sunnah wa al-jama’ah.

Yang perlu dijadikan sebagai catatan adalah pandangan bahwa agamayang benar hanyalah Islam, dan faham keagamaan yang paling benarhanyalah ahlussunnah wa al-jama’ah tidak lantas justru menjadikan kitaberingas, anarkis, ekstrim dan lain sebagainya. Watak tasamuh terhadapkelompok laion yang berbeda yang menjadi ciri khas Nahdlatul Ulamasudah terbukti dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Nahdlatul Ulamatidak sama sekali melarang warganya untuk berinteraksi dengankelompok lain, karena kita yakin secara pasti bahwa pluralitas agamadan faham keagamaan merupakan realitas yang harus diterima. Sikaplakum dinukum wa liya dini, serta sikap lana a’maluna wa lakuma’malukum adalah sikap yang biasa dilakukan oleh kalangan NahdlatulUlama dalam menghadapi realitas ini.

Dan yang kedua adalah konsep al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu ‘an al-munkar. Jika kebebasan beragama dan berfaham keagamaan dalam arti

Page 10: Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

Halaman 10

sebebas-bebasnya hanya dimaksudkan untuk sebuah toleransi, makasebenarnya NU tidak perlu diajari tentang masalah ini. Karena sejakawal NU telah membuktikan sikap toleran terhadap realitaskeberagaman (pluralitas) yang ada. Jadi permasalahan utamanya bukanterletak pada toleransi atau intoleransi, akan tetapi terletak pada realitasdimana faham ahlu al-sunnah wa al-jama’ah sedang dirongrong dandigerogoti oleh berbagai pihak. Dalam konteks semacam ini, maka NUharus melakukan al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu an al-munkar demitetap tegakkan ajaran ahlu al-sunnah wa al-jamaah di bumi pertiwi ini.Hal ini sesuai dengan tujuan NU didirikan, sebagaimana yang terdapat didalam anggaran dasar Nahdlatul Ulama.

== Selesai ==