bab iv instalasi di rsu

151
BAB IV INSTALASI DI RSUD SRAGEN A. INSTALASI GAWAT DARURAT & PENANGGULANGAN BENCANA 1. Instalasi gawat darurat 65 Ka. IGD dr. H. Iman Fadli S, SpB Ka. Ruang IGD Margono, S.Kep., M.Kes Direktur RSUD Wakil KepalaRuang Untung Budi Sadono, SSIT PJ JAGA IV Indah PH, AMK PJ JAGA II Suwanti, AMK PERAWAT PELAKSANA Hesti P, AMK Wahyu W., AMK Suranti, AM.Keb PJ JAGA III Widoro, AMK PJ JAGA I I Wayan S, AMK PERAWAT PELAKSANA Taufik S.Kep.NS Diyan, AMK Roni Y, Amd.keb PERAWAT PELAKSANA Vivi, AMK Diana, AMK Siti, AMd.Keb PERAWAT PELAKSANA Sudarto, AMK Erwan, AMK Yuliana, AMK Dokter Jaga Wadir Pelayanan dan Mutu Perawat pembimbing Indah K, S. Kep.NS

Upload: afifah-nur-rasyidah

Post on 13-Apr-2016

65 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

instalasi rumah sakit

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV Instalasi Di RSU

BAB IV

INSTALASI DI RSUD SRAGEN

A. INSTALASI GAWAT DARURAT &

PENANGGULANGAN BENCANA

1. Instalasi gawat darurat

Bagan 4.1. Struktur Organisasi Instalasi Gawat Darurat

65

Ka. IGDdr. H. Iman Fadli S, SpB

Ka. Ruang IGDMargono, S.Kep., M.Kes

Direktur RSUD

Wakil KepalaRuangUntung Budi Sadono, SSIT

PJ JAGA IVIndah PH, AMK

PJ JAGA IISuwanti, AMK

PERAWATPELAKSANA

Hesti P, AMKWahyu W., AMKSuranti, AM.Keb

PJ JAGA IIIWidoro, AMK

PJ JAGA II Wayan S, AMK

PERAWATPELAKSANA

Taufik S.Kep.NSDiyan, AMK

Roni Y, Amd.keb

PERAWATPELAKSANA

Vivi, AMKDiana, AMK

Siti, AMd.Keb

PERAWATPELAKSANASudarto, AMKErwan, AMKYuliana, AMK

Dokter Jaga

Wadir Pelayanan dan Mutu

Perawat pembimbingIndah K, S. Kep.NS

Page 2: Bab IV Instalasi Di RSU

66

Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) seorang spesialis bedah

yang bertanggung jawab kepada direktur terhadap kegiatan pelayanan di

IGD dan menjamin sumber daya rumah sakit agar dapat mendukung upaya

peningkaaan kinerja dan mutu pelayanan rumah sakit. Tugas lain kepala

IGD antara lain menyusun dan menetapkan kebijakan operasional yang

berlaku di IGD serta menyelenggarakan administrasi umum,

ketatausahaan, logistik IGD, dll. Kepala ruang gawat darurat merupakan

seorang perawat yang bersertifikat PPGD yang secara operasional

bertanggung jawab kepada kepala instalasi. Tugas pokoknya antara lain

melaksanakan fungsi perencanaan (P1), Penggerakan dan Pelaksana (P2),

serta Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3). Perawat Pelaksana

bertugas untuk melakukan asuhan keperawatan.

Instalasi Rawat Darurat (IGD) mempunyai tugas

menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan keperawatan gawat

darurat, serta pelayanan pembedahan darurat (minor) baik pasien yang

datang dengan gawat darurat medis, serta tempat untuk pendidikan,

pelatihan, dan penelitian, serta melaksanakan rujukan, baik intern maupun

dengan instalasi lainnya dan juga dengan unit pelayanan kesehatan di luar

Rumah Sakit.

Pasien yang datang ke ruang IGD akan mendapat pelayanan sesuai

alur pelayanan pasien mulai dari triage sampai pulang atau dirujuk.

Berikut ini adalah alur pelayanan pasien di IGD.

Page 3: Bab IV Instalasi Di RSU

67

Bagan 4.2. Alur Pasien IGD

Prosedur tetap pelayanan IGD RSUD Sragen adalah :

a. Buka 24 jam

b. Tenaga terdiri dari 14 dokter jaga umum on sits dan 23 spesialis on

call (di luar jam kerja), 15 perawat,4 bidan dan 6 tenaga pelayanan

penunjang medis.

c. Alur pasien IGD :

PASIEN

TIDAK GD

OBJEKTIF

GAWAT DARURAT

RESUSITASI DAN STABILISASI

NON BEDAHBEDAH

TIDAK GAWAT

UGDVISUAL TRIAGE

DARURAT

Observasi max 24 jamICU

OK

MENINGGAL / KAMAR MAYAT

PULANG RAWAT INAP

Page 4: Bab IV Instalasi Di RSU

68

1) Pasien datang di ruang triage kemudian diseleksi dan dilakukan

pemeriksaan/tindakan oleh dokter dan perawat jaga IGD. Penderita

yang memerlukan tindakan operasi, dilakukan konsultasi dengan

dokter ahli dan persiapan penderita pre operasi dilakukan di IGD.

2) Administrasi rekam medis diselesaikan.

3) Pemeriksaan, pertolongan, atau tindakan telah selesai maka :

a) Pasien gawat darurat dan pasien gawat tidak darurat setelah

keadaan gawat daruratnya teratasi, pasien dipindahkan ke

bangsal/ICU atau dirujuk ke RS lain yang lebih mampu.

b) Pasien dengan kasus infeksi, perawatan di Instalasi Rawat

Inap sesuai dengan kasusnya.

c) Pasien tidak gawat dan tidak darurat dapat dipulangkan

dengan anjuran kembali ke poliklinik keesokan harinya.

d) Pasien kebidanan dipindahkan ke ruang bersalin.

e) Pasien yang meninggal dunia dikirim ke kamar jenazah.

4) Untuk pasien rawat jalan administrasi keuangan diselesaikan sesuai

dengan prosedur. Pembayaran administrasi dilakukan selama 24

jam oleh pasien/ keluarga/ penanggung jawab di loket pembayaran.

Untuk pasien rawat inap diselesaikan setelah selesai perawatan

sewaktu pasien akan pulang di loket pembayaran. Dengan rincian

pembayaran antara lain: biaya periksa dokter, karcis, biaya

konsultasi ahli, obat-obatan, biaya tindakan keperawatan, tindakan,

bedah minor, ambulan, EKG, rontgen, laboratorium. Tarif yang

diberlakukan sesuai Perda yang berlaku.

5) Pelaksanaan triage di IGD dilakukan oleh dokter.

6) IGD RSUD Sragen menerima pasien kasus perkosaan, kasus

kriminal, kasus penyiksaan anak, kasus narkotika, pasien yang

tidak dikenal, penyakit menular, kasus kebidanan, kasus

keracunan, pasien datang sudah meninggal dan meninggal di IGD.

d. Inventaris

Page 5: Bab IV Instalasi Di RSU

69

1) Persediaan obat di IGD adalah obat live saving, obat untuk PPGD.

2) Alat komunikasi di IGD : Airphone, telepon akses langsung 0271-

8821000

3) Daftar inventaris obat ruang IGD :

a) RL

b) NaCl

c) D 10%

d) D 40%

e) Kaen 3A

f) Kaen 1B

g) Abocat

h) Inf set

i) Tranfusi set

j) Mikro drip

k) Adona

l) Dopamin

m) Dexa

n) Sulfas Atropin

o) Diazepam

p) Kaltrofen

q) Tramadol

r) Farsik

s) Adrenalin

t) Dipenhidramin

u) Spuit 5cc, 3cc, 10cc

v) Foley cateter

w) Urine bag

x) NGT

4) Daftar obat dan alat emergency IGD :

a) Adrenalin

b) Antropin Sulfas

c) Dexametason

d) Dopamin

e) Lidokain

f) Valium

g) Farsik

h) Aminophilin

i) Spuit 5cc, 3cc

j) RL

k) NaCl 0,9%

l) D 5%

m) D 10%

n) D 40 %

o) Kaen 1B

p) Kaen 3A

q) Inf set

r) Tranf set

s) Abocat

t) Resusitatum

u) Nebulizer dan obat-

obatan

v) Endotracheal

w) Laringoscoph

x) EKG

y) DC shock

Page 6: Bab IV Instalasi Di RSU

70

Page 7: Bab IV Instalasi Di RSU

5) Daftar alat live saving :

a) Oksigen concentrate

b) Oksigen tabung

c) Electro Cardio Graf (ECG)

d) Nebulizer

e) Defibrilator

f) Intubasi set

g) Suction pump

h) DC shock

6) Daftar Alat Kebidanan:

a) Bed Gynekology

b) Infant warmer

c) Mobile infant warmer

d) Vaccum set

7) Layanan pemakaian ambulan :

a) Merujuk pasien ke RS lain

b) Mengantar jenazah pasien yang telah meninggal di

IGD

c) Menjemput pasien dari rumah

d) Mengantar pasien pulang ke rumah

Rapat pimpinan dan staf IGD dilakukan setiap 3 bulan sekali, yang

dipimpin Koordinator IGD atau Kepala Ruang IGD, yang dihadiri oleh

seluruh staf IGD, bila perlu memanggil petugas lain yang terkait. Materi

rapat terdiri dari penyampaian informasi RS, masalah yang timbul,

penyelesaian tindak lanjut.

Adapun pelayanan IGD dalam 24 jam dibagi menjadi 3 shift

baik hari kerja maupun hari Mingu/libur :

Pagi (07.00-14.00) : 1 dokter, 3 perawat, 1 bidan, 1 pendorong

Siang (14.00-21.00) : 1 dokter, 3 perawat, 1 bidan, 1 pendorong

Malam (21.00-07.00) : 1 dokter, 3 perawat, 1 bidan, 1 pendorong

Page 8: Bab IV Instalasi Di RSU

Pelayanan Gawat Darurat RSUD Sragen menerima pasien rujukan

dari instansi kesehatan lain seperti puskesmas, poliklinik swasta, rumah

sakit lainnya ataupun tenaga kesehatan lain.

Tabel 4.1. Jumlah kunjungan pasien IGD berdasarkan jenis pelayanan RSUD Sragen tahun 2011

Bulan Bedah Non bedah

Kandungan Total pasien IGD

Triwulan 1 1074 2678 244 3996Triwulan 2 1115 3005 425 4545Triwulan 3 1266 3235 631 5132Triwulan 4 1170 3208 562 4940

Jumlah 4625 12126 1862 18613

Tabel 4.2. Jumlah kunjungan pasien IGD RSUD Sragen tahun 2011

BULAN IGDJumlah Rata-rata

Hari Buka Kunj. IGDIGD Per Hari

JANUARI 1427 31 46PEBRUARI 1208 28 43MARET 1361 31 44APRIL 1388 30 46MEI 1530 31 49JUNI 1627 30 54JULI 1672 31 54AGUSTUS 1779 31 57SEPTEMBER 1681 30 56OKTOBER 1512 31  49NOPEMBER 1689 30  56DESEMBER 1739 31  56JUMLAH 18613 365  51

e. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Gawat Darurat

Kendala-kendala yang dialami Instalasi Gawat Darurat antara lain:

1) OK IGD belum dapat digunakan karena ruangan yang kurang

memenuhi syarat

2) Ruang observasi pasien yang belum memadai

3) Ruang kebidanan IGD terlalu sempit

Page 9: Bab IV Instalasi Di RSU

2. Penanggulangan Bencana Alam

a. Pendahuluan

Program Kesehatan Rujukan dan Rumah Sakit ditujukan untuk

mengantisipasi jauh ke depan terhadap kecenderungan masalah

kesehatan yang sedang berkembang dan masalah kesehatan yang akan

muncul sebagai dampak kemajua bangsa. Salah satu permasalahan

kesehatan yang perlu mendapat perhatin adalah “Penanggulangan

Medik Penderita Gawat Darurat” yang disebabkan oleh bencana alam

maupun bencana karena ulah manusia yang pada kenyataannya akan

semakin sering terjadi karena Indonesia memiliki banyak daerah rawan

bencana.

Apabila bencana terjadi di luar wilayah rumah sakit, maka

rumah sakit juga harus siap sedia memberi pertolongan dan bantuan

kepada korban bencana yang dapat dilaksanakan baik di dalam

lingkungan rumah sakit maupun penanganan di lapangan.Kegiatan

tersebut juga dalam rangka mengikutsertakan masyarakat dalam

kesiapsiagaan bencana.

Mengingat bencana yang mengakibatkan korban masal

memerlukan mobilisasi yang cepat dan tepat dari semua sarana, tenaga,

dan fasilitas kesehatan yang diperlukan dan melibatkan juga sektor-

sektor non kesehatan, maka penanggulangan penderita gawat darurat

pada keadaan bencana perlu didukung oleh struktur organisasi yang

baik dengan prosedur tetap dalam pelaksanaan penanggulangan

bencana.

Pedoman penanganan bencana di rumah sakit ( Hospital

Disaster Plan) merupakan suatu panduan kegiatan yang dikerjakan

setiap unsur di rumah sakit saat menangani, mengelola keadaan dimana

dalam waktu relati singkat harus memberikan pelayanan pada pasien

jauh melebihi kemampuan rumah sakit.

Page 10: Bab IV Instalasi Di RSU

b. Gambaran Umum Bencana

1) Batasan

Bencana adalah suatu peristiwa yang terjadi mendadak atau

secara berlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola

kehidupan yang normal atau kerusakan ekosistem, sehingga

diperlukan tindakan darurat dan luar biasa untuk menolong dan

menyelamatkan kehidupan manusia beserta lingkungannya.

2) Jenis dan Macam Bencana

a) Menurut Penyebabnya

(1) Bencana Alam

Fenomena atau gejala alam yang disebabkan oleh

keadaan geologis, biologis, seismis, hidrologi, dan

meteorologi atau disebabkan oleh suatu proses dalam

lingkungan alam yan mengancam kehidupan, struktur dan

perekonomian kan masyarakat serta menimbulkan

malapetaka. Yang termasuk dalam bencana alam meliputi:

(a) Wabah penyakit

(b) Hama dan penyakit

(c) Gempa bumi

(d) Letusan gunug berapi

(e) Tanah longsor

(f) Banjir

(g) Kekeringan

(h) Kebakaran hutan

(2) Bencana ulah manusia

Peristiwa yang terjadi karena proses teknologi,

interaksi manusia dengan lingkungan atau interaksi

manusia di dalam dan diantara masyarakat itu sendiri yang

menimbulkan dampak negatif kehidupan dan penghidupan

masyarakat.

Page 11: Bab IV Instalasi Di RSU

Yang termasuk dalam bencana ulah manusia:

(a) Musibah industri

(b) Musibah nuklir

(c) Polusi berat

(d) Kecelakaan lalu lintas

(e) Kebakaran pemukiman

(f) Kebakaran bahan kimia

(g) Berdasarkan waktu terjadinya bencana

(3) Bencana yang timbul secara perlahan-lahan

Situasi kehidupan masyarakat yang kemampuan

memperoleh kebutuhan pangan dan kebutuhan hidup

lainnya menurut suatu titik yang sangat

membahayakan.Yang termasuk:

(a) Bencana kekeringan

(b) Gagal panen

(c) Penyakit/ hama tanaman

(4) Bencana yang terjadi secara mendadak

Bencana yang terjadi secara mendadak dapat berupa

bencana alam atau bencana ulah manusia. Meskipun

demikian dalam bencana yang terjadi secara mendadak ini

sebenarnya tanda-tanda yang mengarah pada terjadinya

bencana telah dapat dideteksi akan tetapi saat yang tepat

kapan bencana itu benar-benar terjadi masih sulit

diperkirakan.

(5) Bencana Primer dan Bencana Sekunder

Misalnya gempa tektonik disamping memporak-

porandakan pemukiman penduduk, juga dapat melanda

kawasan industri yang antara lain dapat menyebabkan

patahnya pipa gas atau pipa minyak yang dapat

menimbulkan bencana sekunder terhadap pendudukk yang

bermukim disekitar kawasan industri tersebut. Banjir yang

Page 12: Bab IV Instalasi Di RSU

melanda suatu kawasan pemukiman (primer) menyebabkan

sumur yang menjadi sumber air bersih tergenang dan

tercemar air bah. Kekurangan air bersih dapat

menyebabkan wabah mutaber yang menyerang penduduk

(sekunder).

3) Bencana-bencana yang terjadi di Indonesia

Serangkaian bencana telah melanda beberapa wilayah di

Indonesia yang membawa dampak kehidupan dan

penghidupan.Keadaan ini menandakan wilayah Indonesia dapat

dikategorikan ke dalam wilayah yang rawan terhadap bencana.

Hal ini dapat didasari oleh karena beberapa faktor, antara lain:

a) Kondisi geologi dan geografi Negara Indonesia

b) Kondisi cuaca wilayah Negara Indonesia

c) Akibt perubahan linkungan global

d) Lingkungan universal

4) Bencana-bencana yang telah terjadi di Indonesia antara lain:

a) Gempa bumi

b) Letusan gunung berapi

c) Tanah longsor

d) Tsunami

e) Banjir

f) Kebakaran

c. Dasar-Dasar Penanggulangan Bencana

1) Hakikat Penanggulangan Bencana

a) Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dari

upaya h tuuntuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia

b) Penanggulangan bencana adalah kewajiban bersama antara

pemerintah dan masyarakat yang didasarkan pada partisipasi

dan prakarsa masyarakat serta pemerintah daerah.

Page 13: Bab IV Instalasi Di RSU

c) Penanggulangan bencana adalah dititik beratkan pada tahap

sebelum terjadinya bencana yang meliputi kegiatan pencegahan,

perjinakan, kesiap-siagaan untuk memperkecil, mengurangi, dan

memperlunak dampak yang ditimbulkan oleh bencana.

d) Penanggulangan bencana adalah bagian dari kegiatan

pembangunan yang bertujuan mengurangi penderitaan

masyarakat dan meningkatkan kehidupan dan penghidupan

masyarakat yang sejahtera lahir batin.

2) Azas penanggulangan bencana

a) Azas kebersamaan dan kesukarelaan

b) Azas koordinasi dan integrasi

c) Azas kemandirian

d) Azas cepat dan tepat

e) Azas prioritas

f) Azas kesiap-siagaan

g) Azas kesemestaan

3) Arah

Kejadian bencana tidak dapat dicegah dan diperkirakan

secara tepat. Agar kegiatan penanggulangan bencana dapat

dilaksanakan sejalan dengan pembangunan nasional yang

berkelanjutan maka penanggulangan bencana diarahkan untuk:

a) Menghindari ancaman bencana

b) Penyelamatan jiwa manusia dan pembangunan

c) Pemulihan dan pembangunan kembali kondisi tata kehidupan

serta penghidupan masyarakat

4) Tahap Penanggulangan Bencana

a) Sebelum bencana terjadi

Kegiatan yang harus dilakukan sebelum bencana terjadi meliputi

tahap-tahap:

Page 14: Bab IV Instalasi Di RSU

(1) Preventif (pencegahan)

Yaitu kegiatan yang lebih bertitik berat pada upaya

penyebarluaskan tentang berbagai peraturan perundang-

undangan yang berdampak untuk meniadakan atau

mengurangi resiko bencana, termasuk pembuatan peta rawan

bencana.

(2) Mitigasi (kejadian)

Yaitu kegiatan yang lebih bertitik berat pada upaya dan usaha

secara fisik untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan

bencana, seperti pembuatan cekdam, rehabilitasi aliran

sungai, pengawasan terhadap pelaksanaan RUTR, IMB,

pemindahan penduduk kedaerah yang aman bencana, law

enforcement terhadap berbagai peraturan perundang-

undangan yang berlakku, pemasangan tanda-tanda larangan

di daerah yang dinyatakan rawan bencana.

(3) Kesiapsiagaan

Yaitu meliputi kegiatan untuk mengadakan pelatihan dan

gladi bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana

serta pendidikan dan pelatihan bagi aparat pemerintah

termasuk penyiagaan pos-pos pengamatan gunung api, pos

pengamatan cuaca, pos pengendalian banjir, dan pos-pos

siaga lain yang sejenis. Kegiatan pada tahap ini amat penting,

karena usaha untuk menghindari bencana akan lebih efektif

dan efisien daripada tindakan rehabilitasi dan rekonstruksi.

b) Saat bencana terjadi

(1) Peringatan dini

Yaitu upaya kegiatan yang amat penting yang tidak boleh

diabaikan, agar dapat memberikan kesempatan kepada

penduduk untuk menyelamatkan diri dari kemungkinan

terlanda bencana.

Page 15: Bab IV Instalasi Di RSU

(2) Tanggap darurat

Yaitu upaya kegiatan pengerahan unsur penanggulangan

bencana guna mencari, menolong, dan menyelamatkan

korban bencana serta memberikan santunan kepada para

pengungsi berupa pakaian, selimu, makanan, dan kegiatan

lain sejenis.

c) Sesudah bencana mereda

(1) Rehabilitasi

Yaitu upaya dan kegiatan untuk memfungsikan kembali dan

mengkonsoidasikan berbagai sarnan dan prasarana ekonomi,

transportasi, dan kehidupan masyarakat secara darurat guna

mengurangi penderitaan masyarakat yang tertimpa musibah.

(2) Rekonstruksi

Yaitu upaya dan kegiatan untuk membangun kembali

berbagai kerusakan yang diakibatkan oleh bencana secara

lebih baik daripada keadaan sebelumnya dengan telah

mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana di masa

yang akan datang

Page 16: Bab IV Instalasi Di RSU

B. INSTALASI RAWAT JALAN

1. Struktur Organisasi

Bagan 4.3. Struktur Organisasi Instalasi Rawat Jalan

Instalasi Rawat Jalan mempunyai tugas menyelenggarakan

pelayanan asuhan medis dan keperawatan bagi pasien rawat jalan, serta

tempat untuk pendidikan, pelatihan, dan penelitian, serta melaksanakan

rujukan baik intern maupun ekstern dengan instalasi lainnya dan juga

dengan unit pelayanan kesehatan.

Direktur

Wadir Yanmed & Keperawatan

Koordinator IRJ

Sumarni, SH

Kepala Instalasi Rawat jalan

Poliklinik Anak

Poliklinik Obsgyn

Poliklinik Jantung

Poliklinik Mata

Poliklinik Bedah

Poliklinik Saraf

Poliklinik Dalam

Poliklinik Paru

Poliklinik THT

Poliklinik Kulit & Kelamin

Poliklinik Rehabilitasi

Medik

Poliklinik Gigi

Poliklinik Jiwa

Kepala Rekam Medis

Poliklinik Bedah Urologi

Poliklinik Bedah Tulang

Page 17: Bab IV Instalasi Di RSU

Loket Pendaftaran

Obat

TindakanPoliklinik

Pulang

Rawat Inap

Rawat Inap

Periksa Dokter

2. Alur Masuk Rawat Jalan

pasie

Bagan 4.4. Alur masuk rawat jalan

Tabel 4.3. Jumlah pasien Instalasi Rawat Jalan RSUD Kab. Sragen tahun

2011

BULAN

NAMA POLIKLINIK

BE DAH IPD KULI

TSYAR

AFANA

K THT MA TA

PKB RS

PA RU

JAN TUN

G

JI WA

BEDAH TULANG

URO LOGI GIGI UM

UM

Total

JANUARI 414 1644 347 489 115 367 652 174 639 778 85 279 135 177 75 6295PEBRUARI 399 1616 271 480 110 350 595 140 594 879 85 215 107 200 77 6041MARET 405 1793 381 525 114 432 645 186 610 876 100 284 115 189 81 6655APRIL 434 1632 325 487 138 403 644 221 731 854 96 253 176 172 57 6566MEI 447 1702 364 586 117 405 639 177 799 926 100 271 135 186 62 6854JUNI 369 1996 375 515 105 299 631 200 799 907 99 279 91 191 85 6856JULI 403 1744 369 495 94 301 684 230 753 942 95 247 121 202 79 6680AGUSTUS 423 1311 325 477 122 345 564 260 611 767 105 238 138 156 38 5842SEPTEMBER 435 1642 270 473 115 349 586 230 479 823 76 184 245 246 147 6153OKTOBER 413 1570 349 551 111 320 569 280 785 804 82 275 185 200 46 6540NOPEMBER 422 1642 325 556 121 333 462 255 489 774 81 221 134 181 37 6033DESEMBER 474 1744 340 584 126 386 681 214 718 908 94 243 140 242 11 6905

JUMLAH 5038 19665 4041 6218 1388 4290 7352 2567 8007 10238

1098 2989 1722 2342 795 77750

Page 18: Bab IV Instalasi Di RSU

Tabel 4.4. Daftar 10 besar penyakit terbanyak rawat jalan bulan Januari-

Oktober tahun 2011 RSUD Sragen

NO KODE ICD X PENYAKIT JUMLAH

1 E14.9 DIABETES MELITUS, TAK SPESIFIK 56472 I25.9 PENYAKIT JANTUNG KORONER 56273 J44.9 PPOK 23024 I10 HiPERTENSI ESSENSIAL 21535 Z09.0 POST OP 18336 M19.9 OSTEOARTHRITIS 16867 A16.1 TB PARU 15648 K29.7 GASTRITIS 13889 H52.4 PRESBIOPIA 1380

10 I11.0 HYPERTENSIVE  HEART  FAILURE 1372

Sepuluh besar penyakit ini sedikit berbeda dengan tahun 2009 dan

2010, yaitu adanya pergeseran peringkat penyakit di mana jumlah

penderita diabetes mellitus lebih banyak dari penyakit jantung koroner.

Pada tahun 2011 penyakit diabetes mellitus menempati peringkat pertama

daftar penyakit terbanyak pasien rawat jalan

Tabel 4.5. Sepuluh besar penyakit terbanyak rawat jalan RSUD Kab Sragen

Tahun 2009-2010NO 2009 2010

DIAGNOSIS JUMLAH DIAGNOSIS JUMLAH1 PENYAKIT JANTUNG

KORONER 5870 PENYAKIT JANTUNG KORONER 6808

2 DM TAK TERGANTUNG INSULIN 3683 DIABETES MELITUS 6288

3 GASTRITIS 2897 OSTEOARTHRITIS 38184 PENYAKIT PARU

OBSTRUKTIF KRONIK 2661 HYPERTENSI ESSENSIAL 2642

5MYALGIA 2644 PENYAKIT PARU

OBSTRUKTIF KRONIK 2614

6 HIPERTENSI 2511 GASTRITIS 2294

Page 19: Bab IV Instalasi Di RSU

7 DM 1791 ASMA 18038 KELAINAN REFRAKSI

MATA 1589 PRESBYOPIA 1650

9 ASMA BRONCHIALE 1114 POST OP 162810 OSTEO ARTRITIS 1048 TB PARU 1484

3. Evaluasi Permasalahan di Intalasi Rawat Jalan

a. Antrian pasien di ruang tunggu dan beberapa poli terlalu padat

Pada beberapa hari tertentu dan beberapa poli tertentu pasien yang

datang sangat banyak, sehingga ruang tunggu menjadi padat.

Saran : Menambah jumlah ruang poli dan tenaga kerja di poli

tersebut atau memperluas ruang tunggu.

b. Tertukarnya urutan pasien

Ada beberapa pasien yang tidak sabar mengantri sehingga terkadang

merubah sendiri urutan statusnya. Hal ini menyebabkan urutan panggil

pasien tidak sesuai dengan urutan seharusnya.

Saran : Mengembangkan sistem pendaftaran online sehingga

urutan pasien tidak dapat dimanipulasi sekali data pasien yang terdaftar

masuk ke pendaftaran.

c. Pasien menunggu lama

Karena banyaknya pasien yang mengantri maka pasien harus

menunggu lama di ruang tunggu, sehingga pasien merasa bosan dan

tidak sabar untuk mengantri.

Saran : Mengaktifkan kembali PKMRS di RSUD Sragen.

Page 20: Bab IV Instalasi Di RSU

C. INSTALASI RAWAT INAP

Instalasi rawat inap adalah tempat perawatan bagi pasien-pasien yang

memerlukan perawatan di Rumah Sakit.

1. Struktur Organisasi

Bagan 4.5. Struktur Organisasi Instalasi Rawat Inap

Kepala Instalasi Rawat Inap bertugas dan bertanggung jawab di

dalam perencanaan dan penetapan falsafah dan tujuan pelayanan rawat

inap sesuai falsafah dan tujuan RSUD Sragen sehingga dapat

menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap secara profesional

berdasarkan visi dan misi RSUD Sragen.

Direktur

Wadir Pelayanan dan Mutu

Kepala Instalasi Rawat Inap

dr. Effin Miradiningrum

Kepala Ruang

Anggota Tim

Ketua Tim

Page 21: Bab IV Instalasi Di RSU

Tugas Instalasi Rawat Inap adalah menyelenggarakan pelayanan

asuhan medis dan keperawatan paripurna bagi pasien rawat inap, sebagai

tempat untuk pendidikan, pelatihan, dan penelitian, serta melaksanakan

rujukan baik intern maupun dengan instalasi lainnya dan juga dengan unit

pelayanan kesehatan di luar rumah sakit.

2. Alur Penerimaan Pasien Rawat Inap

a. IGD

Bagan 4.6. Alur Pasien IGD

PASIEN

TRIAGE

BEDAH/NON BEDAH

P U L A N G

IBS KAMAR OPERASI OBSERVASI 2 JAM

I C U RAWAT INAP KAMAR MAYAT

P U L A N GRUJUKK

Page 22: Bab IV Instalasi Di RSU

b. Poliklinik

Bagan 4.7. Alur Masuk Pasien Poliklinik

Umum

Bedah

Bangsal Obgyn

Penyakit dalam

Non bedah

Anak

Pasien

TPPRJBayar/Tidak

Poliklinik

Rawat inap Rawat jalan

Rujuk Sembuh Meninggal

TPPRI

Page 23: Bab IV Instalasi Di RSU

c. Rujukan

Bagan 4.8. Alur Rujukan Pasien

3. Pengaturan Pasien Rawat Inap

a. Umum : mendapat perawatan sesuai permintaan pasien dari kelas

III sampai SVIP

b. Askes : pasien ASKES mendapat kamar sesuai dengan golongan

c. Gol IV : kelas I

d. Gol I-II-III : kelas II

e. Jamkesmas: mendapat perawatan di kamar kelas III

f. Jampersal : mendapat perawatan di kamar kelas III

g. Jamsostek

h. Jamkesda

i. Kerjasama

Bila ternyata ruangan penuh, pasien dapat dipindahkan ke ruang

perawatan lainnya sesuai dengan kebijakan Direktur RSUD Sragen.

Page 24: Bab IV Instalasi Di RSU

Bagi peserta ASKES yang menginginkan kelas yang lebih tinggi

dari haknya dikenakan biaya tambahan sesuai dengan kelas yang

diinginkan. Selain di rawat inap peserta ASKES juga mendapat pelayanan

di semua bagian di RSUD Sragen, termasuk IGD. Untuk pelayanan obat-

obatan sesuai ketentuan yang ditetapkan PT. ASKES.

4. Jumlah Bed

Ruang rawat inap yang ada di RSUD Sragen terdiri dari 269 tempat

tidur dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 4.6. Daftar Tempat Tidur RSUD Sragen Tahun 2011

RUANG KELAS JUMLAH TOTAL

Wijaya Kusuma SVIPVIP

149 23

TerataiVIP 3

23I 20

Aster I 15 15

Melati

III

18

39III 27Isolasi 3

Cempaka

III 5

21III 10

Isolasi 3Observasi 3

Anggrek

I 6

22II 6III

isolasi73

Mawar

II 18

45III 21

Isolasi 3Observasi 3

Tulip I 24 24

Sakura III 29 29

Perinatologi IIIsolasi

202 22

ICU-ICCU II 6 6Jumlah 275

(Sumber: Data Sekunder, Desember 2011)

Page 25: Bab IV Instalasi Di RSU

5. Jumlah Pasien Rawat Inap Tahun 2008, 2009, 2010, 2011

Tabel 4.7. Jumlah Pasien Rawat Inap RSUD Sragen Tahun. 2011

BULAN Jumlah Sensus Harian

Keluar Hidup

Keluar Mati Jumlah

Januari 5398 1109 62 1171

Februari 4776 952 65 1017

Maret 5197 1092 67 1159

April 5361 1102 75 1177

Mei 6091 1171 83 1254

Juni 5661 1291 74 1365

Juli 6065 1336 60 1396

Agustus 5663 1370 67 1437

September 5629 1315 68 1383

Oktober 5957 1279 68 1347

November 5813 1353 82 1435

Desember  6108 1386  71  1457JUMLAH 67719 14756 842 15598

Tabel 4.8. Jumlah Pasien Rawat Inap Th. 2008, 2009, 2010

BULAN 2008 2009 2010

JANUARI 973 1070 1162

FEBRUARI 936 916 1122

MARET 950 1068 1288

APRIL 1023 1024 1245

MEI 927 1081 1141

JUNI 873 1072 1058

JULI 866 1137 1129

AGUSTUS 847 1229 1110

SEPTEMBER 842 921 987

OKTOBER 878 1074 1128

NOVEMBER 1018 1009 1129

DESEMBER 1051 1185 1191JUMLAH 11184 12786 13690

6. Daftar 10 Besar Penyakit Terbanyak Rawat Inap Tahun 2011 RSUD

Sragen

Page 26: Bab IV Instalasi Di RSU

Tabel 4.9. Sepuluh besar penyakit terbanyak rawat inap tahun 2011 RSUD Sragen

NO KODE ICD X PENYAKIT JUMLAH

1 K29.7 GASTRITIS UNSPECIFIED 7732 S06.0 COMMOTIO CEREBRI 6263 A09 GASTROENTERITIS AKUT 5794 I64 STROKE NON HAEMORRHAGIC 4495 E11.9 DM TAK TERGANTUNG INSULIN 4336 I10 HIPERTENSI ESSENSIAL 3747 O82.1 PARTUS DENGAN SC 3298 P03.4 BAYI LAHIR DENGAN DENGAN SC 3149 P07.1 BBLR 27610 O80.9 PARTUS SPONTAN 271

Tabel 4.10. Sepuluh besar penyakit terbanyak rawat inap tahun 2009-2010 RSUD Kab. Sragen

NO2009 2010

DIAGNOSIS JUMLAH DIAGNOSIS JUMLAH

1 COMMOTIO CEREBRI 609 COMMOTIO CEREBRI 600

2 GASTROENTERITIS AKUT 515 GASTROENTERITIS AKUT 583

3 DENGUE HAEMORRHAGIC  FEVER 470 DENGUE  HAEMORRHAGIC

FEVER 492

4 STROKE NON HAEMORHAGIC 457 STROKE NON

HAEMORRHAGIC 489

5 THYPOID FEVER 334 GASTRITIS 401

6 ISPA 325 DM TAK TERGANTUNG INSULIN 357

7 PENYAKIT JANTUNG KORONER 309 HIPERTENSI ESSENSIAL 354

8 HIPERTENSI 297 TYPHOID  FEVER 341

9 GASTRITIS 282 ISPA 313

10 PPOK 204 DYSPEPSIA 187

7. Indikator Efisiensi Rawat Inap

Tabel 4.11. Indikator efisiensi rawat inap per bangsal Rekap Januari-November Tahun 2011

Page 27: Bab IV Instalasi Di RSU

BANGSAL BOR (%)

LOS (hari)

TOI (hari)

BTO (kali)

GDR (‰)

NDR (‰)

WIJAYA KUSUMA

67,39 4,36 2,11 51,61 27,80 18,53

TERATAI 73,59 3,52 1,26 69,87 29,87 8,71

MELATI 88,41 4,82 0,63 61,31 76,57 41,23

MAWAR 86,17 4,52 0,73 63,62 14,91 5,24

ANGGREK 29,14 3,00 7,30 32,42 34,09 11,36

CEMPAKA 98,75 2,96 0,04 111,59 1,05 0,00

TULIP 57,02 3,55 2,68 53,58 45,10 31,88

SAKURA 76,83 5,61 1,69 45,77 94,68 47,34

ASTER 63,05 3,34 1,96 63,00 21,16 10,58

ICU-ICCU 76,30 2,44 0,76 104,33 346,65 225,24PERINATOLOGI

67,54 3,19 1,53 70,80 25,42 12,01

RSUD SRAGEN (TOTAL) 73,20 4,36 1,60 56,12 54,52 29,77

Tabel 4.12. Indikator efisiensi rawat inap per bulan Januari-November 2011

BULAN BOR % LOS (Hari)

TOI (Hari)

BTO (Kali)

GDR (‰)

NDR (‰)

JANUARI 70,78 4,61 1,90 4,76 52,95 34,16

PEBRUARI 69,34 4,70 2,08 4,13 63,91 26,55

MARET 68,15 4,48 2,10 4,71 57,81 28,47

APRIL 70,91 4,55 1,87 4,67 63,72 35,68

MEI 77,97 4,86 1,37 4,98 66,19 43,06

JUNI 74,88 4,15 1,39 5,42 54,21 21,98

JULI 77,64 4,34 1,25 5,54 42,98 25,79

AGUSTUS 72,49 3,94 1,50 5,70 46,62 20,88

SEPTEMBER 74,46 4,07 1,40 5,49 49,17 30,37

OKTOBER 76,25 4,42 1,38 5,35 50,48 29,70

NOPEMBER 76,89 4,05 1,22 5,69 57,14 32,75

DESEMBER 78,19 4,19 1,17 5,79 48,70 31,55

8. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Rawat Inap

Page 28: Bab IV Instalasi Di RSU

Permasalahan Instalasi Rawat Inap : Terkadang pasien kelas III

sering merasa tidak nyaman karena kurangnya privasi.

D. INSTALASI PERAWATAN INTENSIF

1. Filosofi, Visi, Misi, Motto,Tujuan Dan Peran, Dan Fungsi

a. Filosofi

Kesembuhan, keselamatan, dan kepuasan pelanggan adalah

kebahagiaan kami.

b. Visi

Menjadi pilihan utama masyarakat dan rujukan dalam pelayanan

intensif.

c. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan intensif dengan mengutamakan

kepuasan pelanggan.

2) Menerapkan pelayanan kesehatan sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung oleh SDM yang

profesional.

3) Berperan serta dalam mensejahterakan masyarakat malalui

pelayanan intensif.

4) Membangun kemitraan dengan seluruh pihak terkait.

d. Motto

Senyumku adalah obatmu, ketulusanku adalah kesembuhanmu

e. Tujuan Dan Peran

Terciptanya unit pelayanan intensif yang bermutu tinggi didukung

sarana dan prasarana dengan tenaga yang profesional serta dilandasi

sentuhan manusiawi sehingga tercapai pelayanan yang optimal dalam

bidang pelayanan dan pendidikan.

2. Kebijakan Pelayanan Instalasi Rawat Intensif Di Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Sragen

Page 29: Bab IV Instalasi Di RSU

a. Fungsi dan Kewenangan

Kepala Instalasi Rawat Intensif

1) Fungsi kepala instalasi rawat intensif

a) Pengelolaan pasien

Mampu berperan sebagai pemimpin dalam

memberikan pelayanan di Instalasi Rawat Intensif,

menggabungkan dan melakukan titrasi layanan pada pasien

berpenyakit komplek atau cedera termasuk gagal organ multi

sistem.

b) Manajemen unit

Berpartisipasi aktif dalam aktifitas-aktifitas

manajemen unit yang diperlukan untuk memberi pelayanan-

pelayanan intensif yang efisien, tepat waktu, dan konsisten.

2) Kewenangan kepala instalasi rawat intensif

Kepala Instalasi Rawat Intensif bertanggung jawab atas

kesesuaian indikasi perawatan pasien di Instalasi Rawat Intensif.

Bila kebutuhan masuk ICU melebihi tempat tidur yang tersedia

Kepala Instalasi Rawat Intensif menentukan berdasarkan prioritas

kondisi medis.

b. Kriteria Masuk Keluar Instalasi Rawat Intensif

1) Pasien masuk dan keluar Instalasi Rawat Intensif harus atas dasar

pertimbangan medik dokter spesialis dan tim yang merawat pasien.

2) Indikasi pasien masuk Instalasi Rawat Intensif:

(a) Pasien prioritas 1 (satu)

Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi

intensif dan tertitrasi, seperti dukungan ventilasi, obat-obat

vasoaktif kontinyu, obat antiaritmia kontinyu maupun

pengobatan kontinyu tertitrasi.

(b) Prioritas 2 (dua)

Page 30: Bab IV Instalasi Di RSU

Adalah pasien yang mempunyai kecenderungan untuk

menjadi kritis sehingga perlu pelayanan pemantauan canggih di

Instalasi Rawat Intensif.

(c) Prioritas 3 (tiga)

Adalah pasien yang sakit kritis, yang tidak stabil

status kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya atau

penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Pasien

mendapat terapi intensif untuk mengatasi kegawatan akutnya

dan usaha terapi mungkin tidak perlu dilakukan intubasi dan

RJPO.

(d) Prioritas 4 (empat)

Jenis pasien tersebut umumnya tidak mempunyai

kriteria yang sesuai untuk ICU-ICCU, dan hanya dapat masuk

dengan pertimbangan seperti dalam keadaan luar biasa, atau

atas persetujuan Kepala Instalasi ICU-ICCU, dan pasien

tersebut harus dikeluarkan bila fasilitas yang terbatas ICU

dapat dipergunakan pasien dengan prioritas 1,2,3.

3) Indikasi pasien keluar dari Instalasi Rawat Intensif

a) Prioritas 1 (satu)

Adalah bila kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak

ada lagi, atau bila prognosis jangka pendek jelek dengan

kemungkinan kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif

kontinyu adalah kecil.

b) Prioritas 2 (dua)

Adalah bila kemungkinan untuk mendadak

memerlukan terapi intensif telah berkurang.

c) Prioritas 3 (tiga)

Bila kebutuhan terapi intensif telah tidak ada lagi,

tetapi pasien dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan

kesembuhannya atau manfaat dari terapi intensif kontinyu

adalah kecil.

Page 31: Bab IV Instalasi Di RSU

4) Penggunaan, Pemeliharaan dan Perbaikan Peralatan Instalasi

Rawat Intensif

a) Instalasi Rawat Intensif wajib mempunyai dan menggunakan

peralatan sesuai dengan ICU sekunder.

b) Peralatan di Instalasi Rawat Intensif wajib dikalibrasi.

c) Instalasi Rawat Intensif Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Sragen memberikan pelayanan intensif dengan

kapasitas 6 (enam) tempat tidur.

d) Penggunaan peralatan yang memadai baik kuantitas maupun

kualitas sangat membantu kelancaran pelayanan di Rawat

Intensif.

5) Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat

Prosedur pelayanan permintaan perbekalan farmasi dari ruangan:

a) Kepala ruang meminta kepada bagian farmasi .

b) Kepala ruang dan petugas farmasi mencatat perbekalan farmasi

yang dikeluarkan sesuai kebutuhan.

c) Kepala ruang dan petugas farmasi cross check sisa persediaan

perbekalan farmasi disertai bukti barang keluar.

d) Apabila sudah cocok bukti barang keluar di tandatangani

petugas ruang.Kepala ruang mencatat perbekalan farmasi yang

diperlukan.

6) Pengisian dan Penyimpanan Rekam Medis

a) Pengisian rekam medik di Rawat Intensif

Diisi oleh petugas administrasi, tersedia lembar monitoring

pasien.

b) Penyimpanan rekam medik di Rawat Intensif

Rekam medik disimpan di unit Rekam Medik.

7) Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan

a) Pencatatan dilakukan dengan lembar monitoring.

b) Dokter penanggung jawab pelayanan bertanggung jawab atas

semua tindakan yang dilakukan.

Page 32: Bab IV Instalasi Di RSU

c) Pelaporan pelayanan Rawat Intensif terdiri dari jenis indikasi

pasien masuk dan jumlahnya, penggunaan alat bantu, lama

dirawat, keluaran hidup atau meniggal.

8) Evaluasi Hasil Perawatan Pasien

Dilaksanakan sistem skoring prognosis, apabila sistem

skoring prognosis sudah dilaksanakan, monitoring dilakukan

dengan membandingkan sistem skoring prognosis dengan keluaran

aktual.

9) Tata Cara dan Indikasi Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi

a) Tata cara pemeriksaan laboratorium dan radioogi pasien

Instalasi Rawat Intensif dilaksanakan sesuai prosedur yang

berlaku.

b) Setiap pasien yang dirawat di Instalasi Rawat Intensif minimal

harus dilakukan pemeriksaan darah rutin, GDS, SGOT, SGPT,

ureum dan kreatinin serta CKMB pada pasien ICCU.

c) Pemeriksaan radiologi pada pasien Instalasi Rawat Intensif di

Instalasi Radiologi dilakukan dengan memperhatikan

kemungkinan sarat transportable.

10) Pelaksanaan Program K3 di Instalasi Rawat Intensif

a) Di ruang rawat intensif wajib dilakukan uji udara dan uji usap

lantai setiap 6 bulan.

b) Petugas di Instalasi Rawat Intensif harus dilakukan pemeriksaan

kesehatan secara rutin.

c) Penangaan kecelakaan dan bencana di Instalasi Rawat Intensif

harus senantiasa mengutamakan keselamatan pasien dan

dilaksanakan sesuai dengan alur penanganan kecelakaan dan

bencana yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Sragen.

11) Konsultasi antar dokter spesialis/ konsulen

Page 33: Bab IV Instalasi Di RSU

Konsultasi antar dokter spesialis/ konsulen di Instalasi

Rawat Intensif dilakukan secara tertulis dan harus segera

dilaksanakan.

3. Sarana Dan Prasarana

Instalasi Rawat Intensif merupakan unit pelayanan fungsional yang

melaksanakan kegiatan pelayanan pada pasien dengan kondisi sakit berat /

kritis. Agar kegiatannya dapat terlaksana dengan baik perlu dilengkapi

dengan sarana dan prasarana yang memenuhi standar.

Sarana dan prasarana yang disediakan dalam penyelenggaraan

pelayanan Instalasi Rawat Intensif adalah sebagai berikut:

a. Gedung

Gedung adalah bangunan fisik yang berfungsi sebagai tempat

penyelenggaraan kegiatan pelayanan Instalasi Rawat Intensif.

1) Bentuk unit yang terbuka (bangsal) untuk setiap tempat tidur.

2) Dilengkapi tempat cuci tangan dengan kran yang dapat dijalankan

dengan siku.

3) Penerangan yang cukup untuk bekerja dan dilengkapi dengan

sumber listrik yang dibumikan.

4) Jendela harus dapat dibuka.

5) Jarak ideal antara tempat tidur paling sedikit 2 meter.

6) Nurse station.

7) Ruang ganti perawat.

8) Ruang kepala instalasi.

9) Toilet.

10) Gudang penyimpanan peralatan kesehatan.

11) Ruang tunggu keluarga pasien.

b. Peralatan kedokteran dan keperawatan serta obat-obata.

Peralatan canggih untuk menunjang fungsi vital tubuh dan monitoring

keadaan/ kondisi pasien dengan sakit berat.

1) Sumber oksigen sentral lengkap dengan humidifikasi.

Page 34: Bab IV Instalasi Di RSU

2) Alat resusitasi.

3) Stetoskop, tensimeter, dan termometer.

4) Central Bed side monitor.

5) Alat infuse pump dan syringe pump.

6) Peralatan vena akses.

7) Defibrilator.

8) Ventilator

9) Trolley emergency.

10) Alat penunjang hidup: ventilator.

11) Suction mobile.

12) Lampu tindakan.

13) Alat pengukur suhu tempat tidur yang dilengkapi pagar disisi,

dapat diubah posisi.

14) Linen 1:3

15) Obat-obat emergency.

16) Infuse warmer / blood warmer.

c. Perlengkapan kantor

1) Meja

2) Alat tulis kantor

3) Alat komunikasi

4) Komputer

5) Almari arsip

6) Kulkas

d. Pedoman pelayanan Instalasi Rawat Intensif

1) Pedoman pelaksanaan Administrasi dan Manajemen Pelayanan

Instalasi Rawat Intensif (ICU-ICCU).

2) Pelayanan Medis dan Standar Terapi

3) Standar Asuhan Keperawatan

e. Dana

Page 35: Bab IV Instalasi Di RSU

Pendanaan operasional pada kegiatan pelayanan Instalasi Rawat

Intensif (ICU-ICCU) bersumber pada anggaran dari Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Sragen, APBD dan APBN

f. Ketenagaan

Ketenagaan di Instalasi Rawat Intensif meliputi tenaga medis

fungsional dan keperawatan serta administrasi

Kepala Instalasi keperawatan intensif 1, tenaga administrasi 1, bidan 4,

perawat 12 (total 18). D3 kebidanan 4 orang, D4 1 orang, S1 2 orang,

D3 perawat sisanya.

Tenaga medis terdiri dari:

1) Dokter spesialis jantung

2) Dokter spesialis penyakit dalam

3) Dokter spesialis syaraf

4) Dokter spesialis anak

5) Dokter spesialis obstetri dan ginekologi

6) Dokter spesialis bedah umum

7) Dokter spesialis urologi

8) Dokter spesialis bedah ortopedi

Tenaga keperawata terdiri dari: (50% platihan ICU, 50% pelatihan

PPGD)

1) Perawatan bersertifikat trampil dalam perawatan kekritisan

2) Perawatan bersertifikasi ACLS

Tenaga administrasi

Kepala Instalasidr. Hanifa Agung, Sp.

An, M. Sc

Kepala RuangAgus Setyabudi, SST

Wakil Kepala RuangWidaryanto, AMK

Ketua Tim Shift IWidaryanto, S.Kep

Anggota Tim IAtik Suryani, AMKebDebi Mega S, AMKebToufik Ismail, AMKAtik Suwarni, AMK

Ketua Tim Shift IIJoko Suyanto, SKP

Ketua Tim Shift IIIDarmini, AMK

KepalaBidang Keperawatandr. Hargiyanto

Wakil Kepala RuangWidaryanto, SKP

Anggota Tim IIErni Puji A, AMKHerawati, AMK

Dwi Indawati, AMKDidik P, AMK

Anggota Tim IIISri Indarwati, AMKeb

Rujito, AMKIsdiyati, AMK

Dewi Untari, AMKeb

Page 36: Bab IV Instalasi Di RSU

Bagan 4.9. Struktur Organisasi Instalasi Pelayanan Intensif RSUD Sragen

Page 37: Bab IV Instalasi Di RSU

4. Jumlah Pasien ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2009 - 2011

Tabel 4.13. Jumlah Pasien ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2009

BulanJumlah Sensus Harian

Dipindahkan Ke Ruang

Lain

Pulang Hidup

Pulang MatiJumlah< 48

jam>48 jam

Januari 62 20 3 2 3 28Februari 79 15 4 14 6 39Maret 139 36 8 10 4 58April 129 39 7 12 5 63Mei 116 31 3 15 2 51Juni 115 29 7 15 8 59Juli 151 36 5 7 9 57Agustus 140 27 19 20 6 72September 125 31 10 13 7 61Oktober 145 33 7 13 5 58November 126 30 3 16 6 55Desember 130 20 10 17 11 58Jumlah 1457 347 86 135 135 701

312

Tabel 4.14. Jumlah Pasien ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2010

BulanJumlah Sensus Harian

Dipindahkan Ke Ruang

Lain

Pulang Hidup

Pulang MatiJumlah< 48

jam>48 jam

Januari 149 38 5 15 9 67Februari 120 34 4 16 2 56Maret 110 34 8 13 11 66April 111 29 1 11 16 57Mei 136 30 9 10 9 58Juni 134 31 6 6 8 51Juli 144 27 8 4 18 57Agustus 117 17 4 11 16 48September 134 30 6 13 13 62Oktober 107 29 8 12 9 58November 133 32 2 14 15 63Desember 128 36 3 10 9 58Jumlah 1523 367 64 135 135 701

334

Page 38: Bab IV Instalasi Di RSU

Tabel 4.15. Jumlah Pasien ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2011

BULANJumlah Sensus Harian

Dipindahkan ke Ruang

Lain

Pulang Hidup

PULANG MATI JUMLAH<48

jam>48 jam

JANUARI 140 28 8 10 10 56FEBRUARI 122 22 14 11 9 56MARET 146 27 5 4 17 53APRIL 147 32 5 4 11 52MEI 149 33 13 7 17 70JUNI 152 37 7 8 8 60JULI 130 24 8 6 12 50AGUSTUS 130 35 1 8 15 59SEPTEMBER 130 37 7 3 17 64OKTOBER 144 24 7 5 17 53NOVEMBER 139 30 5 10 8 53DESEMBER  129 30  8  5  13  56JUMLAH 1658 359 88 81 154 682

5. Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun

2009 - 2011

Tabel 4.16. 10 Besar Penyakit Terbanyak ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2009

NO PENYAKIT JUMLAH

1 STROKE,  NOT  SPECIFIED  AS  HAEMORRHAGE  OR INFARCTION 52

2 CHRONIC  ISCHAEMIC  HEART  DISEASE,  UNSPECIFIED 44

3 INTRACEREBRAL  HAEMORRHAGE,  UNSPECIFIED 25

4 HYPERTENSIVE  HEART  DISEASE  WITH  (CONGESTIVE) HEART  FAILURE 20

5 ATRIAL  CARDIAC  ARRHYTHMIAS 19

6 ACUTE  MYOCARDIAL  INFARCTION,  UNSPECIFIED 12

7 OLD  MYOCARDIAL  INFARCTION 11

8 MITRAL  (VALVE)  INSUFFICIENCY 6

9 SUPRAVENTRICULAR  TACHYCARDIA 5

10 BRONCHOPNEUMONIA,  UNSPECIFIED 4

Page 39: Bab IV Instalasi Di RSU

Tabel 4.17. 10 Besar Penyakit Terbanyak ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2010NO PENYAKIT JUMLAH

1 STROKE,  NOT  SPECIFIED  AS  HAEMORRHAGE  OR INFARCTION 59

2 ATRIAL  CARDIAC  ARRHYTHMIAS 413 INTRACEREBRAL  HAEMORRHAGE 334 ACUTE  MYOCARDIAL  INFARCTION 24

5 ACUTE  TRANSMURAL  MYOCARDIAL  INFARCTION  OF INTERI  OR  WALL 22

6 OLD  MYOCARDIAL  INFARCTION 21

7 HYPERTENSIVE  HEART  DISEASE  WITH  (CONGESTIVE) HEART  FAILURE 20

8 CHRONIC  ISCHAEMIC  HEART  DISEASE 129 COMA 10

10 NON-INSULIN-DEPENDENT  DIABETES,  MELLITUS  WITHOUT COMPLICATIONS 8

Tabel 4.18. 10 Besar Penyakit Terbanyak ICU-ICCU RSUD Sragen Tahun 2011

NO PENYAKIT JUMLAH

1 STROKE,  NOT  SPECIFIED  AS  HAEMORRHAGE  OR INFARCTION 62

2 ACUTE TRANSMURAL MYOCARDIAL INFARCTION OF INTERI OR WALL 43

3 INTRACEREBRAL  HAEMORRHAGE UNSPECIFIED 404 ATRIAL  CARDIAC  ARRHYTHMIAS 17

5 NON-INSULIN-DEPENDENT  DIABETES,  MELLITUS  WITHOUT COMPLICATIONS 13

6 HYPERTENSIVE  HEART  DISEASE  WITH  (CONGESTIVE) HEART  FAILURE 13

7 CHRONIC ISCHAEMIC HEART DISEASE, UNSPECIFIED 108 OTHER AND UNSPECIFIED RIGHT BUNDLE-BRANCH BLOCK 7

9 ACUTE TRANSMURAL MYOCARDIAL INFARCTION OF INTERI OR WALL 5

10 CHRONIC NEPHRITIC SYNDROME, UNSPECIFIED 5

6. Evaluasi Permasalahan di ICU:

a. Kurangnya alat-alat untuk keadaan emergency seperti emergency

generator set.

Menyediakan generator set

Perlunya penyediaan oksigen sentral yang sesuai standar dan

perlunya perluasan untuk tata ruang gedung ICU yang baru. Angka

Page 40: Bab IV Instalasi Di RSU

BOR >70%. Selain itu juga sering terjadi overload pasien karena

jumlah pasien yang melebihi kapasitas ruang intensif. Tahun 2012

sudah mengajukan proposal pembangunan gedung ICU baru.

b. Dokter anestesi yang belum Full Time di ICU-ICCU.

Menyediakan kamar atau ruangan khusus dokter maupun residen

anestesi dekat dengan ruang perawatan intensif.

Delegasi dokter umum yang bersertifikat ACLS.

c. Kurangnya pelatihan dan orientasi bagi tenaga paramedis.

Mengadakan workshop atau pelatihan rutin bagi tenaga paramedis

(pada tahun 2012 sudah mengusulkan untuk mengikutkan tenaga

paramedis untuk mengikuti diklat pelatihan ventilator di RS Cikini

pada bulan April berjumlah 2 orang delegasi)

E. INSTALASI BEDAH SENTRAL

Instalasi Bedah Sentral (IBS) merupakan fasilitas penyelenggaran

pelayanan medis yang berada dan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur.

Tugas pokok IBS adalah meyelenggarakan kegiatan pelayanan bedah mayor

baik darurat maupun elektif, serta pendidikan, pelatihan, dan penelitian bagi

pasien rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat. IBS memiliki wewenang

mengelola fasilitas pembedahan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk

memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan efisien baik dari segi

penggunaan maupun biaya.

1. Falsafah, Visi, Misi dan Motto

a. Falsafah

Tindakan pembedahan di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Sragen

bersifat manusiawi dan profesionalisme.

b. Visi

Menjadi pilihan utama masyarakat dan rujukan dalam pelayanan

pembedahan.

Page 41: Bab IV Instalasi Di RSU

c. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan pembedahan prima dengan

mengutamakan kepuasan pelanggan.

2) Menerapkan pelayanan pembedahan sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung oleh sumber daya

manusia yang profesional.

3) Berperan serta dalam mensejahterakan masyarakat melalui

pelayanan pembedahan yang profesional.

4) Membangun kemitraan dengan Institusi Pendidikan terkait.

d. Motto

“C I T O” :

Cepat pelayanan; Integritas Tinggi; Tepat tindakan; Optimal hasil

2. Struktur Organisasi

DIREKTUR

WADIR YANMED & MUTU

Koordinator IBSdr. Rahman, Sp.OG

Kepala Ruang IBSHarsono, S.Kep.

Waka Ruang IBSTutut W, AMK.

Koordinator asisten operatorSuharti, AMK.

Pembantu Umum Sugiyarti

Sie InstrumenDarmono, AMKEnding S, AMK

Sie AdministrasiTuminem

Sie LinenHandayani, AMK

Djoko S, AMK

FarmasiTumini

Sie LogistikHartatik

Koordinator Perawat AnestesiAbu Bakar S.

Sie SterilisasiDalimin

Puji H, AMK

Sie Recovery RoomDidik S.H., AMK

Sie Pemeliharaan Alat Elektromedik dan Mebel

Joko W, AMKSuwanto, AMK

Sie Peralatan AnestesiSiti S, AMKTri W, AMK

Tatik SU, AMK

ICU

Lab

Farmasi

Kamar Bersalin

Radiologi

SMF

IPSRS

Komite medik

Rekam medik

Ranap & Rajal

IGD

Bidang perawatan

Perlengkapan

Page 42: Bab IV Instalasi Di RSU

Garis Komando --------- Garis Koordinasi

Bagan 4.10 Struktur Organisasi IBS di RSUD SragenUraian Tugas:a. Koordinator IBS

Page 43: Bab IV Instalasi Di RSU

Adalah seorang dokter spesialis yang bertanggung jawab dalam

pengelolaan dan pelayanan di IBS.Dalam melaksanakan tugasnya, kepala

IBS bertanggung jawab kepada Direktur RSUD melalui Wakil Direktur

Pelayanan dan Mutu.

Uraian tugas :

1) Melakukan koordinasi dengan SMF dalam hal pelayanan di kamar

bedah

2) Melakukan evaluasi terhadap aktivitas pelayanan di kamar bedah

3) Menyusun rencana kerja tahunan

4) Menyusun rencana pengembangan dan pendidikan staf kamar bedah

5) Membuat laporan kegiatan kamar bedah kepada direktur

6) Mengevaluasi kinerja seluruh staf IBS

7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung /

pimpinan.

b. Kepala ruang IBS

Adalah seorang perawat yang bertugas mengkoordinasikan pelayanan

perawatan di kamar bedah.Dalam menjalankan tugasnya, kepala ruang IBS

bertanggung jawab kepada kepala IBS dan melakukan koordinasi dengan

kepala bidang perawatan.

Uraian tugas :

1) Melakukan koordinasi terhadap seluruh staf perawatan di IBS dalam

melaksanakan kegiatan pelayanan pembedahan

2) Mengevaluasi kegiatan seksi-seksi di bawahnya

3) Menyusun kegiatan harian dan bulanan di IBS

4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung /

pimpinan.

c. Wakil kepala ruang IBS

Page 44: Bab IV Instalasi Di RSU

Adalah seorang perawat yang bertugas membantu kerja kepala ruang

IBS.Dalam menjalankan tugasnya wakil kepala ruang IBS bertanggung

jawab kepada kepala ruang IBS.

Uraian tugas :

1) Membantu tugas-tugas kepala ruang IBS

2) Menjalankan tugas-tugas kepala ruang IBS bila yang bersangkutan

berhalangan hadir atau ada tugas luar.

3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung /

pimpinan.

d. Seksi administrasi

Adalah seorang pekarya kesehatan yang melakkan tugas dalam hal

administrasi di IBS.Dalam melaksanakan pekerjaannya, seksi administrasi

bertanggung jawab kepada kepala ruang IBS.

Uraian tugas :

1) Membuat perincian biaya tindakan operatif pasien tiap hari

2) Membuat perincian biaya penggunaan obat-obatan dan bahan lain

selama di kamar bedah

3) Menyampaikan rincian biaya tersebut ke bagian kasir RS

4) Menyusun rekapan tindakan di kamar bedah tiap bulannya

berdassarkan kriteria, klasifikasi tindakan, dan kelas perawatan, dan

spesialisasi

5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung /

pimpinan.

e. Seksi logistik

Adalah seorang perawat atau pekarya perawatan yang melaksanakan

pekerjaan pengelolaan logistik di IBS, meliputi bahan habis pakai, sabun,

disinfektan, alat-alat kesehatan, serta alat tulis kantor.Dalam melaksanakan

pekerjaannya seksi logistik bertanggung jawab langsung kepada kepala

ruang IBS atas semua tugas yang dibebankan.

Uraian tugas :

Page 45: Bab IV Instalasi Di RSU

1) Inventarisasi bahan habis pakai di IBS

2) Melakukan pengadaan bahan habis pakai sesuai kebutuhan di IBS

3) Bertanggung jawab atas pengadaan alat tulis kantor di IBS

4) Membuat laporang bulanan

5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung /

pimpinan.

f. Seksi koordinator perawat asisten bedah

Adalah seoranag perawat yang bertugas mengkoordinasi perawat asisten

bedah di IBS.Dalam melaksanakan tugasnya seksi koordinator perawat

asisten bedah bertanggung jawab kepada kepala ruang IBS.

Uraian tugas :

1) Membagi tugas harian asisten operasi sesuai jumlah operasi

2) Menerima pasien yang akan dilakukan tindak operatif dan memastikan

kelengkapan persiapannya bersama perawat anestesi

3) Mengkoordinir persiapan operasi di masing-masing kamar operasi

4) Melakukan dokumentasi asuhan perawatan pasien perioperatif

5) Turut merencanakan pengembangan staf perawatan

6) Turut menciptakan suasana kerja yang baik dan harmonis diantara tim

pembedahan

7) Bekerja sesuai etika keperawatan

8) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung /

pimpinan.

g. Seksi kordinator perawat anestesi

Adalah seorang perawat anestesi yang bertuga mengkoordinasi perawat

anestesi di IBS.Dalam melaksanakan tugasnya seksi koordinator perawat

anestesi bertanggung jawab kepada kepala ruang IBS.

Uraian tugas :

1) Membagi tugas harian asisten operasi sesuai jumlah operasi

2) Menerima pasien yang perioperatif dan mencek semua persiapan serta

kelengkapannya

3) Mengkoordinir persiapan tindakan operasi di tiap-tiap kamar operasi

Page 46: Bab IV Instalasi Di RSU

4) Melakukan dokumentasi tindakan anestesi di IBS

5) Turut merencanakan pengembangan staf perawat anestesi

6) Bekerja sesuai dengan standar profesional perawat anestesi

7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /

Pimpinan.

h. Seksi farmasi

Adalah seorang petugas dari bagian farmasi RS yang ditempatkan di IBS

untuk mengelola pengadan obat-obatan, alkes, dan barang habis pakai di

IBS.Dalam melaksanakan tugasnya seksi farmasi bertanggung jawab

kepada kepala ruang IBS.

Uraian tugas :

1) Menyediakan obat-obatan, bahan habis pakai, alat kesehatan sesuai

kebutuhan IBS

2) Mengelola administrasi obat-obatan, bahan habis pakai, dan alkes di

IBS

3) Menghitung biaya penggunaan obat-obatan, bahan habis pakai, dan

alkes bagi pasien yang dilakukan tindakan operasi di IBS

4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /

Pimpinan.

i. Penanggung jawab recovery room

Adalah seorang perawat anestesi yang bertugas mengelola perawatan di

recovery room.Dalam melaksanakan tugasnya penanggung jawab recovery

room bertanggung jawab kepada kepala ruang IBS.

Uraian tugas :

1) Mengkoordinir perawatan post operasi di RR mulai pasien keluar dari

kemar operasi, selama di RR, dan serah terima pasien denagn petugas

dari bangsal

2) Melakukan pencekan standar perlengkapan di RR

3) Mengelola administrasi di RR

4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /

Pimpinan.

Page 47: Bab IV Instalasi Di RSU

j. Seksi sterilisasi

Adalah seorang perawat atau pekarya kesehatan yang bertugas mengelola

sterilisasi di IBS.Dalam melaksanakan pekerjaannya seksi sterilsasi

bertanggung jawab kepada kepala ruang IBS.

Uraian tugas :

1) Mengelola sterilisasi equipment dan linen di IBS

2) Melakukan pengelolaan dan packing equipment maupun linen di IBS

3) Menjamin prasara yang memerlukan kondisi ssteril dalam keadaan

siap pakai

4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /

Pimpinan.

k. Seksi linen

Adalah perawat yang bertugas mengelola linen di IBS agar pelayanan

berjalan lancar.Dalam melaksanakan pekerjaannya seksi linen bertanggung

jawab kepada kepala ruang IBS.

Uraian tugas :

1) Inventarisasi linen, mingguan, dan bulanan

2) Menerima dan mengecek linen dari laundry setelah dicuci

3) Merencanakan kebutuhan linen dan mengajukan kebutuhan linen baru

4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /

Pimpinan.

l. Seksi instrumen

Adalah seorang perawat yang bertugas mengelola instrumen di IBS agar

pelayanan berjalan lancar.Dalam melaksanakan tugasnya seksi instrumen

bertanggung jawab kepada kepala ruang IBS.

Uraian tugas :

1) Inventarisasi instrumen, harian, mingguan, dan bulanan

2) Mengelola instrumen dari pencucian, sterilisasi, dan penyimpanan

hingga siap pakai

3) Merencanakan kebutuhan instrumen dan mengajukan kebutuhan

instrumen baru

Page 48: Bab IV Instalasi Di RSU

4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /

Pimpinan.

m. Seksi alat anestesi

Adalah seorang perawat anestesi yang bertugas mengelola alat-alat

anestesi di IBS agar pelayanan anestesi berjalan lancar.Dalam

melaksanakan tugasnya seksi alat anestesi bertanggung jawab kepada

kepala ruang IBS.

Uraian tugas :

1) Inventarisasi alat anestesi, mingguan dan bulanan

2) Mengelola alat-alat anestesi dari pencucian, sterilisasi (bila

diperlukan) dan penyimpanan hingga siap pakai

3) Merencanakan kebutuhan alat anestesi dan mengajukan kebutuhan

alat anestesi baru

4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /

Pimpinan.

n. Seksi pemeliharaan alat elektromedik dan mebel

Adalah seorang perawat / teknisi elektromedik dan mebel yang bertugas

mengelola pemeliharaan alat-alat elektromedik dan mebel di IBS agar

pelayanan pembedahan berjalan lancar.Dalam melaksanakan tugasnya

seksi pemeliharaan alat-alat elektromedik dan mebel bertanggung jawab

kepada kepala perawatan IBS.

Uraian tugas :

1) Inventarisasi, alat-alat elektromedik dan mebel bulanan dan tahunan

2) Mengelola / memelihara alat-alat elektromedik dan mebel hingga

selalu siap pakai

3) Merencanakan dan mengajukan kebutuhan spare part alat-alat

elektronik dan mebel baru

4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Atasan Langsung /

Pimpinan.

3. Program Kerja Tahun 2011

a. Program peningkatan pendidikan dan latihan staf IBS

Page 49: Bab IV Instalasi Di RSU

Program ini sudah berjalan setiap tahun, untuk tahun 2010 ada 2 jenis

kegiatan, yaitupendidikan dan latihan intern (in house training) dengan

pencapaian 100% dan pendidikan dan pelatihan ekstern dengan pencapaian

70%. Untuk tahun 2011 program ini terus dilanjutkan dengan materi sesuai

kebutuhan ilmu pembedahan dan anestesi.

b. Program peningkatan mutu pelayanan IBS

1) Laporan prestasi kerja staf dilaksanakan dengan menggunakan 2

format :

a) Penilaian umum prestasi kerja karyawan RSUD Kab. Sragen.

Format ini berasal dari kepegawaian RSUD Keb. Sragen

b) Penilaian khusus karyawan IBS dibagi menjadi :

(1) Penilaian prestasi kerja tim bedah

(2) Penilaian prestasi kerja tim anestesi

(3) Penilaian prestasi kerja karyawan nonmedis /

nonkeperawatan (umum)

Penilaian dilaksanakan oleh kepala ruang dengan

mengikutsertakan staf yang bersangkutan. Apabila sudah terjadi

kesepakatan, kedua belah pihak menandatangani kedua format

tersebut dan diserahkan kepada kepala IBS untuk ditandatangani.

2) Laporan utilisasi

Utilitas kamar operasi dilaksanakan dengan cara mengevaluasi

peningkatan / pemanfaatan sarana dan prasarana IBS.

3) Laporan keluhan / kekurangan dalam pelayanan

Mengadakan kuesioner yang ditujukan kepada pengguna jasa kamar

operasi yaitu dokter spesialis dan pasien/keluarga, hasilnya

dipergunakan sebagai salah satu acuan dalam menyusun strategi

peningkatan mutu IBS periode berikutnya.

4) Laporan kasus kecelakaan

Page 50: Bab IV Instalasi Di RSU

Petugas IBS mengisi formulir laporan kecelakaan kerja dan

diserahkan kepada Kepala IBS untuk ditindaklanjuti.

5) Dokumen pencatatan kegiatan

Petugas administrasi mendokumentasikan kegiatan pelayanan pada

buku yang telah disediakan. Bila petugas administrasi tidak ada,

pelaksanaan pendokumentasian dilaksanakan oleh petugas jaga saat

itu

6) Evaluasi istrumen, evaluasi pendidikan dan rekomendasinya

Kepala IBS melaksanakn evaluasi atas program yang telah disusun

dan mengajukan rekomendasi di Direktur

7) Evaluasi mutu klinis pembedahan

Meneliti adakah kejadian infeksi pada luka operasi pada hari ketiga

post operasi, untuk bahan evaluasi prosedur sterilisasi alat.

c. Program peningkatan mutu pembedahan

1. Peningkatan mutu SDM dengan pelatihan-pelatihan:

a) Intern: 2 bulan sekali diadakan penyegaran keilmuan

b) Ekstern: mengikuti seminar, workshop

c) Diskusi antar personel setiap saat.

2. Peningkatan kualitas, terutama sistemnya dengan perbaikan SOP,

sekarang menggunakan SOP 2011.

a) Survey kepuasan pelanggan:

b) Internal: petugas medis di IBS: dokter spesialis, perawat.

c) Ekternal: pasien dan keluarganya

d) Peningkatan mutu pemberdayaan

d. Penyusunan jadwal pertemuan

Jadwal pertemuan meliputi :

1) Pertemuan peningkatan mutu pelayanan

2) Pertemuan rutin intern / nonmedis

3) Pertemuan berkala bersifat medis

4) Pertemuan peningkatan mutu pembedahan

5) Pertemuan peningkatan pendidikan dan pelatihan

Page 51: Bab IV Instalasi Di RSU

6) Pertemuan denagn unit terkait

e. Program pemeliharaan alat IBS

Peralatan IBS membutuhkan perawatan / maintenance dan kalibrasi

berkala sesuai standar masing-masing alat dan servis apabila ada

kerusakan sewaktu-waktu untuk mendukung pelayanan yang prima.

f. Jadwal pembersihan dan sterilisasi ruangan

Jadwal pembersihan dan sterilisasi ruangan disesuaikan dengan jenis area

ruangan tersebut apakah daerah steril, semi steril, dan nonsteril.

g. IBS sebagai tempat praktek bagi mahasiswa

Untuk mendukung terwujudnya RSUD Sragen menuju RS kelas B

Pendidikan maka IBS sebagai salah satu tempat untuk menimba ilmu dan

pengalaman bagi mahasiswajuga menerima mahasiswa dari berbagai

institusi pendidikan bidang kesehatan, antara lain dari PPDS, Coass, S1

Keperawatan, D3 keperawatan, dan D3 kebidanan.

Untuk itu IBS menysun program sbb :

1) Menyusun SOP Pedoman bagi mahasiswa praktek di IBS

2) Menyiapkan SDM untuk melaksanakan bimbingan kepada mahasiswa

baik teori maupun praktek

3) Melaksanakan kegiatan presentasi kasus bagi mahasiswa praktek di

IBS.

4. Pelayanan Unggulan

a. Bedahortopedi: C-arm

b. Urologi: TUR

c. Laparoskopi: untuk MOW

d. Pelayanan emergency 24 jam

5. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Bedah Sentral

Kendala-kendala di IBS:

a. Peralatan yang rusak, namun beberapa sudah mulai diganti.

b. Sulitnya menambah peralatan baru.

Page 52: Bab IV Instalasi Di RSU

c. Belum berfungsinya OK-IGD sehingga kasus emergency diluar jam

dinas dilakukan di OK-IBS. Ditambah lagi dengan kurangnnya tenaga

sehingga staf dan karyawan IBS harus shift sore-malam.

6. Denah Instalasi Bedah Sentral Jumlah pasien IBS RSUD Sragen tahun

2009 dan 2010

Page 53: Bab IV Instalasi Di RSU

Tabel 4.19. Jumlah pasien IBS RSUD Sragen tahun 2009 dan 2010

Tahun Bagian jumlah

Bedah Obgyn THT Mata Ortopedi

2009 843 541 188 55 760 2387

2010 1163 398 105 84 794 2544

7. Jumlah pasien IBS RSUD Sragen tahun 2011

Tabel 4.20. Jumlah pasien IBS RSUD Sragen Januari-November tahun 2011

BULAN THT Mata Obsgyn Orthopedi Bedah Urologi GigiJumlah Pasien Total

JANUARI 11 12 25 81 81 12 222FEBRUARI 8 10 26 63 72 21 200MARET 12 21 32 67 88 24 244APRIL 9 23 30 59 82 27 230MEI 19 9 23 61 79 18 209JUNI 10 15 54 36 94 12 221JULI 10 26 74 45 126 18 1 300AGUSTUS 6 25 64 27 123 23 268SEPTEMBER 11 18 76 72 97 30 304OKTOBER 5 12 84 72 77 23 273NOVEMBER 9 14 71 49 79 16 238DESEMBER 12 25 71 71 93 12 284JUMLAH 122 210 630 703 1091 236 1 2993

Page 54: Bab IV Instalasi Di RSU

D. INSTALASI FARMASI

Bagan 4.11 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Sragen

Keterangan:: Garis Komando: Garis Koordinasi

DIREKTURdr. M. Farid Anshori, MM

INSTALASI FARMASIIchwanuddin, S.Si.Apt

KOMITE MEDISdr. Aminan, Sp.JP

WADIR PELAYANAN DAN MUTUdr. Pursito, Sp.A

APOTIK RAWAT INAP INSTALASI FARMASIMarik Sri H K, S.Si.Apt

GUDANG OBAT INSTALASI FARMASI

Sri Sunari, S.Si.Apt

APOTIK RAWAT JALAN INSTALASI

FARMASIDyah Purwantiningsih,

S.Farm.Apt

UNIT FARMASIUNIT IGD

Erna Susilowati, S.Farm.Apt

UNIT FARMASIUNIT IBS

Diah Esti Mardiana

Page 55: Bab IV Instalasi Di RSU

Instalasi Farmasi RSUD Sragen mempunyai tugas pokok untuk

menyelenggarakan kegiatan penyediaan peracikan dan penyaluran obat, alat

kedokteran, alat kesehatan, gas medis, bahan dan obat-obatan radiologis, dan

bahan kimia bagi pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap.

1. Cek barang dan faktur

2. Administrasi meliputi:

a. memasukkan ke buku penerimaan obat

b. memasukkan ke kartu stelling/kartu barang

c. memasukkan ke kartu index

d. menyimpan faktur

3. Menata & merapikan perbekalan farmasi

1. Melayani bon pemakaian

2. Administrasi meliputi:

a. memasukkan ke kartu stelling

b. memasukkan ke kardex

c. memasukkan ke buku bon resmi

Bagan 4.12 Alur Perbekalan Farmasi Masuk dan Keluar Gudang

(APBD, Askes), Administrasi dan Petugasnya

PEMASUKAN (BARANG DATANG)

PENYIMPANAN

PENGELUARAN

Apotek IRNA IRJA IGD R. OPERASI LABORATORIUM

Resep dokter I n s t r u k s i d a r i d o k t e r

P A S I E N

Page 56: Bab IV Instalasi Di RSU

(AA)

Bagan 4.13 Arus Masuk-Keluar Resep Umum di Instalasi Farmasi

RSUD Sragen

ResepUmum

Diberi nomor

Hitung Harga

Penyerahan Perb. Farmasi oleh Apt dengan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)

Bayar

Kontrol Resep (Apt/AA)

A. Bukan Racikan

Pengambilan Obat (AA)

Kontrol Jenis, Jumlah (AA)

Pemberian Etiket (AA)

Masuk Wadah (AA)

Kontrol Nama Pasien, Nomor, Jumlah, & Jenis Perb. Farm (Apt/AA)

B. Racikan

Hitung Komposisi Obat (AA)

Pengambilan Obat (AA)

Pembuatan (AA)

Kemasan (AA)

Kontrol Sediaan (AA)

Masuk Wadah (AA)

Kontrol Jenis, Jumlah (AA)

Pemberian Etiket (AA)

Page 57: Bab IV Instalasi Di RSU

(AA)

Bagan 4.14 Arus Masuk-Keluar Resep ASKES di Instalasi Farmasi

RSUD Sragen

Resep ASKES

Diberi nomor

Kontrol Administrasi

LengkapTidak lengkap

DiterimaDitolak untuk dibenahi

Diberi harga/tidak

Kontrol resep (Apoteker/AA)

B. RacikanA. Bukan racikan

Bayar/tidak

Hitung Komposisi Obat(AA)Pengambilan Obat (AA)

Pengambilan Obat (AA)

Kontrol Macam, Jumlah (AA)Kontrol Macam, Jumlah (AA)

Pemberian Etiket (AA) Pembuatan (AA)

Masuk Wadah (AA) Kontrol Sediaan (AA)

Kemasan (AA)

Masuk Wadah (AA)

Pemberian Etiket (AA)

Kontrol Nama Pasien, Nomor, Jumlah, & Macam Perb. Farmasi (Apt/AA)

Penyerahan Perb. Farmasi oleh Apt dengan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)

Page 58: Bab IV Instalasi Di RSU

Penyaluran obat pada pasien terbagi menjadi 3 kategori: Umum, ASKES

dan JAMKESMAS. Untuk pasien umum, obat yang diberikan kepada pasien

sesuai dengan yang tertulis pada resep dokter, dan pasien membayar penuh atas

obat tersebut. Untuk pasien ASKES, resep sesuai dengan ketentuan DPHO (Daftar

Plavon Harga Obat) ASKES pasien tidak dibebani biaya/ gratis. Tetapi bila

terdapat resep diluar DPHO, pasien dikenakan biaya. Bagi pasien JAMKESMAS

tidak dikenakan biaya sesuai dengan SK Menkes No 903/ Menkes/ PER/ V/2011

tentang pedoman pelaksanaan program JAMKESMAS.

Kendala yang dihadapi oleh Instalasi Farmasi berupa penyediaan

antibiotik masih menggunakan data infeksi nosokomial yang lama. Rekomendasi

terhadap masalah ini adalah memperbaharui data infeksi nosokomial di RSUD

sehingga penggunaan antibiotik lebih bijak.

E. INSTALASI RADIOLOGI

1. Pengertian

Radiologi adalah satuan organisasi rumah sakit yang terdiri dari instalasi dan

Staf Medis Fungsional yang merupakan pelaksana penyelenggara

pelayanan penunjang diagnosa dengan menggunakan radiasi pengion dan non

pengion.

2. Visi & Misi

Visi instalasi radiologi adalah “Menjadi pilihan utama dan rujukan dalam

pelayanan radiodiagnostik”.

Misi instalasi radiologi meliputi :

a. Menyelenggarakan pelayanan radiodiagnostik yang prima dengan

mengutamakan kepuasan pelanggan.

b. Menerapkan pelayanan radiodiagnostik dengan mengikuti perkembangan

IPTEK serta didukung oleh SDM yang professional.

c. Berperan serta dalam mensejahterakan masyarakat melalui pelayanan

radiodiagnostik.

d. Membangun kemitraan dengan seluruh pihak yang terkait dengan

instalasi radiologi.

Page 59: Bab IV Instalasi Di RSU

3. Motto

Baktiku Untukmu

4. Kedudukan dan Struktur Organisasi

Instalasi Radiologi bertanggung jawab dan berada di bawah direktur.Dalam

pelaksanaan kegiatan pelayanan berkordinasi secara administratif dengan

bidang penunjang medik.Instalasi radiologi di pimpin oleh seorang dokter

spesialis radiologi dan dalam pelaksanaan harian dibantu oleh seorang kepala

ruang yang dibantu oleh beberapa staf sebagai penanggung jawab bidang -

bidang kegiatan maupun pelayanan.

Page 60: Bab IV Instalasi Di RSU

Bagan 4.15 Struktur Organisasi Instalasi Radiologi RSUD Sragen

KASI PELAYANAN MEDIS

KASI PERAWATAN

DIREKTURdr. M. Farid Anshori, MM

WADIR PELAYANAN MEDIS DAN MUTU

dr. Djoko Sugeng, MKes

KEPALA INSTALASI RADIOLOGI

dr. Prasetyo Budi D,MSc, Sp.Rad

KEPALA RUANGSuparno, SH

Bagian :IGDBangsalPoliklinikLaboratoriumIPSRSGiziKeuanganDiklatPerlengkapanSanitasiTUOKCSSDLaundry

PENANGGUNGJAWAB PELAYANAN

Retno Hastuti, AMR

PENANGGUNGJAWAB INSTRUMENSutarman, AMR

PENANGGUNGJAWAB JADWAL JAGA

Dwi Santosa, AMR

PENANGGUNGJAWAB PPR

Tri Puji Hastuti, AMR

PENANGGUNGJAWAB LOGISTIK/BHP

Sutrisno, SST

PENANGGUNGJAWAB KAMAR GELAP

Sukirto, AMR

PENANGGUNGJAWAB TATA USAHA

Suparni

Keterangan:: Garis Komando

: Garis Koordinasi

Page 61: Bab IV Instalasi Di RSU

5. Tugas dan Fungsi Pokok

Instalasi Radiologi mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

a. Kepala Instalasi Radiologi

1. Memimpin instalasi radiologi

2. Memiliki master plane untuk kemajuan

pelayanan radiologi

3. Koordinasi dengan instalasi lain di RSUD

Sragen

4. Menyelenggarakan pelayanan radiologi di

instalasi yang dipimpin

5. Melakukan pembacaan foto

6. Melakukan pemeriksaan USG

7. Menerima konsultasi dengan dokter dan pasien

maupun keluarga pasien

8. Menghadiri setiap pertemuan yang diadakan

oleh komite medis dan managemen

9. Memberikan usulan-usulan terhadap

pengembangan radiologi

b. Kepala Ruang

1. Mengawasi pelaksanaan kegiatan radiologi

2. Mengkoordinir semua kegiatan radiologi sesuai

tugas masing-masing anak buahnya

3. Meminta laporan tugas yang diberikan tiap

bulan pada stafnya

4. Melaporkan setiap kegiatan radiologi tiap

bulannya maupun setiap diminta oleh atasan

c. PPR

1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan

diberikan tugas tambahan sebagai PPR

2. Menyelenggarakan proteksi radiologi

Page 62: Bab IV Instalasi Di RSU

3. Menyelenggarakan pelayanan film badge

4. Melaporkan KTD yang menyangkut pemakaian

radiasi kepada atasan

5. Mengawasi perilaku pekerja radiasi terhadap

proteksi radiasi

6. Mencatat hasil film badge dan tes kesehatan tiap

tahun petugas radiasi

7. Melakukan perijinan pemakaian pesawat X-ray

dan perpanjangannya

d. Kamar Gelap

1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan

diberikan tugas tambahan sebagai penanggungjawab kamar gelap

2. Bertanggungjawab memelihara kamar gelap dan

fasilitas yang ada di dalamnya

3. Mengganti larutan film bila sudah lemah

4. Membuat jadwal penggantian larutan cuci film

dan mencatatnya

5. Menyampaikan KTD pada atasan

6. Melakukan pencucian film di kamar gelap

e. BHP (Bahan Habis Pakai)

1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan

diberikan tugas tambahan sebagai penanggungjawab BHP

2. Berkoordinasi dengan gedung obat maupun

perlengkapan untuk pemenuhan logistik radiologi

3. Mengawasi dan mengontrol pemakaian obat dan

logistik radiologi

4. Mengajukan permohonan dalam setiap

pengebonan logistik radiologi

5. Menjamin ketersediaan logistik radiologi

6. Membuat laporan pemakaian logistik radiologi

tiap hari, bulanan maupun bila diminta

Page 63: Bab IV Instalasi Di RSU

f. Alat dan Instrumen

1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan

memiliki tugas tambahan sebagai penanggungjawab alat dan

instrumen radiologi

2. Mengatur, mengawasi dan memelihara alat dan

instrumen yang dimiliki radiologi

3. Membantu kepala ruang dalam merencanakan

kebutuhan alat dan instrumen yang dibutuhkan yang akan datang

4. Membuat laporan dan maintenance alat-alat di

radiologi dengan IPSRS secara berkala

5. Membuat laporan adanya keluhan, kerusakan

atau kehilangan alat di radiologi apabila terjadi

g. Jadwal Dinas

1. Memiliki tugas rutin sebagai penata rontgen dan

memiliki tugas tambahan sebagai penanggungjawab jadwal dinas

2. Membuat dan mengatur jadwal jaga

3. Membuat laporan libur cuti, ijin maupun ekstra

4. Mengingatkan setiap terjadi pergeseran jadwal

jaga

5. Melakukan pembagian jadwal jaga yang telah

dibuat kepala unit yang terkait dengan radiologi dan mempersiapkan

jadwal jaga radiologi

h. Pelayanan

1. Mengatur pelayanan baik yang terprogram

maupun tidak terprogram

2. Melakukan koordinasi dengan pihak yang

terkait apabila ada general check up

3. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang

berkaitan dengan pelayanan radiologi

4. Membuat tata cara tentang persiapan foto

kontras

Page 64: Bab IV Instalasi Di RSU

i. Administrasi

1. Memiliki tugas sebagai penanggungjawab

administrasi radiologi

2. Mencatat segala kegiatan pelayanan radiologi

dalam buku register

3. Mengarsipkan semua arsip surat masuk maupun

keluar

4. Mengarsipkan salinan hasil bacaan foto

5. Melakukan tata usaha di instalasi radiologi

6. Melakukan laporan harian/ bulanan atau bila

diminta atasan

j. Semua D3 Radiografer (huruf b s/d h)

1. Melakukan pemotretan terhadap pemotretan

pasien dan prosesnya sampai selesai diserahkan hasil pada pasien

2. Mematuhi standar proteksi radiasi setiap

melakukan pemotretan

3. Menjaga, mengawasi, dan memelihara alat-alat

dan instrumen radiologi

4. Menjaga keamanan, kerapian, kebersihan alat-

alat radiologi

6. Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan di instalasi radiologi meliputi :

a. Pemeriksaan X-ray foto tanpa kontras (kranial, toraks, abdomen, dan

ekstremitas) dan foto Panoramic.

b. Pemeriksaan X-ray foto dengan zat kontras (barium dan iodin kontras

ionik dan nonionik): colon in loop, IVP, Uterosistografi, sistografi, HSG,

Fistulografi, OMD, apendikogram, myelografi.

c. Pemeriksaan USG abdomen (hepar, lien, ren, pankreas, vesika felea, aorta

abdominalis, kelenjar limfe para aorta, vesika urinaria, dan prostat) dan

obsgin (uterus dan adneksa

Page 65: Bab IV Instalasi Di RSU

7. Alur pemeriksaan

Bagan 4.16 Alur Pemeriksaan Pasien di Instalasi Radiologi

8. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Radiologi

Kendala umum Instalasi Radiologi yaitu keterbatasan sarana dan

prasarana, seperti CT Scan dan MRI. Saat ini untuk MRI dalam proses

pemasangan alat, sedangkan CT Scan masih direncanakan dalam anggaran.

F. INSTALASI BANK DARAH RUMAH SAKIT (BDRS)

Tenaga yang bekerja di Bank Darah Rumah Sakit dibedakan sesuai dengan

kapasitas tugas tanggung jawabnya yang dibagi :

1. Kepala instalasi Bank

Darah Rumah Sakit

a. Merencanakan program kerja instalasi sebagai pedoman pelaksanaan

tugas

PasienRawat JalanRawat Inap

Loket Pendaftaran Radiologi

Pemeriksaan Foto Polos

Foto KontrasUSG

Kasir Loket

Pembayaran

Pengambilan Hasil

Pembacaan Foto

Alur Rawat JalanAlur Rawat InapAlur Pemeriksaan

Page 66: Bab IV Instalasi Di RSU

b. Mempelajari dan menelaah peraturan yang berlaku sesuai standard

pelayanan

c. Melaksanakan koordinasi dengan instalasi terkait

d. Melaksanakan administrasi di instalasi BDRS berdasarkan pedoman yang

ada demi kelancaran tugas

e. Menyusun konsep naskah yang berhubungan dengan instalasi

f. Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan

g. Mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan sesuai pedoman DP3

h. Mengoreksi berkas laporan kegiatan bulanan yang akan dikirim ke

tempat yang lebih tinggi

i. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun

tertulis

j. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan baik lisan maupun tertulis

k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugas

l. Menyusun kebutuhan peralatan dan reagen yang dibutuhkan untuk

pelayanan BDRS

m. Mengevaluasi control kualitas baik internal maupun eksternal

n. Menentukan kebutuhan pendidikan dan pelatihan staf BDRS

2. Koordinator BDRS

a. Mengkoordinasi kegiatan di BDRS

b. Member saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun

tertulis

c. Membuat jadwal jaga

d. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan di BDRS

e. Membuat laporan keatasn baik lisan maupun tertulis

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugas

g. Merencanakan kebutuhan BDRS

h. Verifikasi hasil dan jaminan BDRS

Page 67: Bab IV Instalasi Di RSU

i. Melakukan pemantauan hasil, pemantapan mutu dan laporan kepada

kepala instalasi bila ada penyimpangan hasil

3. Pranata lab BDRS

a. Menerima sampel dari ruangan beserta formulir permintaan darah dan

persyaratan yang diperlukan

b. Melakukan pengecekan kualitas dan identitas sampel dengan formulir

permintaan darah serta kelengkapan persyaratan jaminan

c. Melakukan validasi alat dan reagen

d. Melakukan pemeriksaan golongan darah dan uji cocok serasi

e. Melakukan penerimaan dan penyimpanan darah dari PMI di BDRS

f. Membuat stok harian darah dan reagen

g. Mengisi blanko monitor suhu

h. Turut menjamin terwujudnya pelayanan darah yang aman dan berkualitas

i. Menghubungi petugas ruang untuk ambil darah donor yang sudah selesai

dilakukan pemeriksaan untuk pasien yang dipesan

4. Pramu ruang

a. Mengambil stok darah ke PMI

b. Mengantar sampel dan formulir permintaan darah yang dirujuk ke PMI

c. Mengambi darah untuk pasien yang dirujuk ke PMI

d. Mengantar klem jaminan ke PMI

e. Mengambil pesanan barang BDRS ke gudang barang dan gudang farmasi

f. Mengantar surat ke bidang/unit terkait

g. Mengantar sisa sampel, sisa donor, dan darah rusak serta expired ke

insenerator

5. Administrasi

a. Mencatat kegiatan pelayanan darah pada buku laporan yang ada

b. Menyajikan data kegiatan untuk pembuatan laporan

c. Membuat pengantar pembayaran ke kasir

d. Membuat rekap pendapatan sesuai asal darah dari masing-masing PMI

Page 68: Bab IV Instalasi Di RSU

e. Crosscek biaya pemakaian darah pasien umum dan wajib di kasir

f. Mengarsipkan kwitansi pembayaran dari kasir

g. Membuat laporan kegiatan di BDRS

h. Mengarsipkan formulir yang ada di BDRS

i. Memisahkan hasil verifikasi formulir permintaan darah dan persyaratan

jaminan sesuai asal darah dari PMI

j. Menghubungi ruang bila ada persyaratan jaminan yang kurang

k. Meminta ACC askes ke petugas dengan formulir darah sesuai permintaan

dari ruang/bangsal

l. Membuat laporan bulanan pemakaian darah di BDRS sesuai asal PMI

m. Menyerahkan laporan pemakaian dan persyaratan jaminan klem maskin

ke bagian Kle RS

6. Struktur Organisasi

Page 69: Bab IV Instalasi Di RSU

Bagan 4.17. Struktur Organisasi Instalasi Bank Darah Rumah Sakit RSUD

Sragen

G. INSTALASI LABORATORIUM

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR

KEPALA INSTALASI BDRSdr Nur Cahyani

KOORDINATOR BDRSDidik Ismawati, Amd

PENATA LABORATORIUM BDRS

Dwi saryatnoKustantiyani, AmdEko Rini Y., AmdEni Sukamti, Amd

ADMINISTRASI PRAMU RUANG

Page 70: Bab IV Instalasi Di RSU

1. Visi

Menjadi tempat pelayanan utama pilihan masyarakat dan rujukan dalam

pelayanan serta pendidikan laboratorium klinik.

2. Misi

a. Menyelenggarakan pelayanan laboratorium klinik yang prima dengan

mengutamakan kepuasan pelanggaran

b. Menerapkan pelayanan laboratorium klinik sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung oleh sumber daya

manusia yang professional

c. Meningkatkan kesejahteraan karyawan laboratorium klinik.

d. Membangun kemitraan dengan institusi pendidikan dan seluruh pihak

yang terkait dengan pelayanan laboratorium klinik.

3. Motto

Melayani dengan HATI

(H= honest, A= akurat, T= trampil, I= ikhlas)

4. Tujuan

Memberikan pelayanan laboratorium secara cepat, akurat dan

professional.

5. Budaya Kerja

CERIA

(C=cermat, E=efisien, R=ramah, I=informatif, A=akurat)

6. Alur pelayanan

Page 71: Bab IV Instalasi Di RSU

a. Rawat Jalan

b. Rawat Inap

c.

Bagan 4.18 Alur pelayanan laboratorium dari Rawat Jalan

Bagan 4.19 Alur Pelayanan laboratorium Rawat Inap

LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

LABORATORIUM

Loket Pendaftaran/

TPPRIKlinik Rawat

Inap

LABORATORIUM

Pasien rawat inap bangsal

Lembar pengantar

dokter

Lembar pengantar

dokter

Lembar hasil pmx

lab

Lembar hasil pmx

lab

Lembar pengantar

dokter

Pasien UMUM/ASKES/Jaminan dating sendiri/ Rujukan kunjungan baru/ lama

untuk konsultasi dokter/pemeriksaan

penunjang

Lembar pengantar

dokter

Lembar pengantar

dokter

Lembar hasil pmx

lab

Pasien UMUM/ASKES/Jaminan dating sendiri/ Rujukan kunjungan baru/ lama

untuk konsultasi dokter/pemeriksaan

penunjang

Pasien umum, rujukan dokter luar

Loket Pendaftaran

Lembar hasil pmx

labTPPRI/ Loket Pendaftaran

Klinik Rawat Jalan

Loket/Kasir

Pasien Kunjungan IGD

Rujukan Dokter Luar

Atas Permintaan Sendiri

Lembar pengantar

dokter

BANGSAL

Lembar hasil pmx

lab

Page 72: Bab IV Instalasi Di RSU

1. Struktur Organisasi

Bagan 4.20 Struktur Organisasi Laboratorium Patologi Anatomi

2. Alur Pemeriksaan Laboratorium

Page 73: Bab IV Instalasi Di RSU

Bagan 4.21 Alur Pemeriksaan Laboratorium

3. Alat-alat Penunjang

Jaringan

Pencatatan dan Penomoran

Pemeriksaan dan Pemotongan Makro

Embedding

Pemotongan Mikro dengan Mikroton

Pengecatan Rutin

Pemeriksaan Mikroskopik

Pengecatan Khusus

Processing

Potong Baru ( Mikro ) Potong Baru ( Makro )

Diagnosis

Konfirmasi

Page 74: Bab IV Instalasi Di RSU

a. Microtom

b. Mikroskop

c. Oven

d. Waterbath

e. Staining jar

f. Frozen section

g. Tissue processing

h. Centrifuge sitology

i. Lemari es

j. Lampu Spirtus

4. Macam-macam Pelayanan

a. Pemeriksaan Histopatologi/jaringan

b. Pemeriksaan Sitologi Ginekologi (misal: pap smear)

c. Pemeriksaan Sitologi Non Ginekologi (misal: cairan pleura, ascites, dan

sputum)

d. Pemeriksaan FNAB / AJH (Aspirasi Jarum Halus)

5. Evaluasi Permasalahan

Kendala yang ditemukan di lapangan yaitu masalah keberadaan ruang

Laboratorium Patologi Anatomi yang jauh dari poliklinik sehingga perlu

jarak tempuh cukup jauh pasien yang akan menuju ke ruang Laboratorium

Patologi Anatomi tersebut. Ruangan sudah diperluas, dan adanya

penambahan alat sudah tercantum diatas.

LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

Instalasi laboratorium bertugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan di bidang

laboratorium untuk keperluan diagnosa dan kegiatan transfusi darah yang

dilakukan oleh tenaga atau pegawai dalam jabatan fungsional. Permintaan

pemeriksaan Laboratorium dilakukan melalui Instalasi Laboratorium Patologi

Klinik.

Page 75: Bab IV Instalasi Di RSU

Instalasi Laboratorium terdiri dari 1 dokter spesialis patologi klinik, dan 16

orang analis pelaksana teknis pemeriksaan. Pembagian kerjanya: hematologi,

kimia klinik, sekresi, dan ekskresi mikrobiologi, sampling rawat jalan

dan inap, serta bagian penunjang umum yaitu bagian administrasi harian dan cito

dan bon perlengkapan dan bahan farmasi. Pembagian kerja dilakukan dengan

merolling tenaga dari bagian satu ke bagian lain sehingga setiap tenaga melakukan

semua pemeriksaan dan tidak jenuh. Pembagian kerja ini dilakukan secara

periodik sesuai kebijakan pihak laboratorium.

RSUD Sragen juga menerima tenaga PKL (Praktek Kerja Lapangan) dari

mahasiswa D3 Analis yang ditempatkan di Laboratorium. Keberadaan mahasiswa

ini tidak selalu ada setiap hari, tergantung pada jadwal praktek dari masing-

masing sekolah.

Adapun jam kerja 24 jam, yaitu pagi, siang dan malam. Pembagian tugas jam

shift: siang 2 orang, malam 1 orang, turun piket 1 orang, libur 1 orang (selama 1

hari bagi yang jaga malam), jaga mundur 2 orang. Shift pergantian jaga sama

seperti shift perawat. Tiap pagi semua tenaga piket pagi melaksanakan apel pagi.

Kendala yang ditemukan yaitu belum adanya pelayanan laboratorium

mikrobiologi. Selain itu, juga belum bisa memfasilitasi pemeriksaan PCR, ELISA,

titer Ig, tumor marker dan sensitifitas. Untuk pengadaan dan peremajaan alat pun

memerlukan waktu yang cukup lama karena sulitnya birokrasi.

Page 76: Bab IV Instalasi Di RSU

Bagan 4.22. Struktur Organisasi Lboratorium Patologi Klinik RSUD Sragen

138

KEPALA INSTALASI LABORATORIUM KLINIK

dr. Edy Purwanto, MSi. Med, SpPK

KOORDINATOR PELAYANAN LABORATORIUM

Riyono, PG.Dip.Sc.MM

SEKRETARISEndang Dwi K.,

A.Md

PELAYANAN ADMINISTRASI

Tri Haryatmo, A.Md

PELAYANAN TEKNIS MEDIS

W. Suharsono, A.Md

SARANA DAN PRASANA

ALATKustantiani, A.Md

SDM INFORMASI DAN PEMASARAN

Eko Rini Y., A.Md

PELAYANAN RAWAT INAP

Muryani

PENGEMBANGAN DAN

PERENCANAANSuparjo, A.Md

REAGENSIANanik S.H,

A.Md

PELAYANAN RAWAT JALAN

& MCUEtika Sari, S.SIT

EMERGENCY DAN PELAYANAN 24 JAMHeliyanto & Eni S, A.Md

ADMINISTRASIDaryati

KIMIA KLINIKYayuk P, A.Md

HEMATOLOGIYuvita .S

SEKRESI/ EKSRESI

Sri Wahyuni., A.Md& Tutik K

IMMONOLOGISuratmi

PATOLOGI ANATOMIDr. Toddy

Guntersah,SpPA

KOMITE MEDIK

KEPALA-KEPALABAGIAN & INSTALASI

Dokter JagaIns. Rawat InapIns. Rawat JalanIns. FarmasiIns. RadiologiIns. Bedah SentralIns. IGD

SPI

Keterangan:: Garis Komando: Garis Koordinasi

: Garis Koordinasi

Page 77: Bab IV Instalasi Di RSU

2. Alat penunjang

Alat-alat penunjang pemeriksaan yang dimiliki antara lain:

a. Pemeriksaan Kimia : 2 buah fotometer 5010, 1 buah BS 300, 2

buah centrifuge, 9 buah clinnepet, 1 buah

stebiliser,1 buah UVS, 1 buah oven, 1 buah

timer, 2 kulkas

Elektrolit : I buah Core Lab

BGA : 1 buah Osimeter Optik

b. Pemeriksaan Hematologi : 2 buah (Sysmex), 1 UVS, 1 oven, 2 rak

westergen, 2 paleus ball, 1 set komputer

c. Pemeriksaan Urinalisa :1 buah mikroskop, 1 autoklaf, 1 inkas, 2

centrifuge, 2 oven

3. Macam Pelayanan

Pelayanan yang diberikan adalah:

a. Pemeriksaan Hematologi: Rutin, Hemoglobin, Eritrosit, Hematokrit,

Retikulosit, LED, Lekosit, Jenis Lekosit, Eosinofil, Trombosit, Waktu

Perdarahan, Waktu Pembekuan, Golongan Darah, Malaria

b. Kimia Klinik: Glukosa Sewaktu, Glukosa Puasa, Glukosa 2 jam post-

prandial, SGOT, SGPT, Gamma GT, Alkali Fosfatase, Bilirubin Total,

Bilirubin Direk, Total Protein, Albumin, Kolesterol Total, Trigliserida,

HDL-C, LDL-C, Ureum, Kreatinin, Asam Urat, Elektrolit, BGA

c. Imunologi: HBsAg, Anti HBs, ASTO, Tes Kehamilan, Titer HCG, DRL,

Uji Widal, IgG, IgM

d. Urin: Rutin, Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilin, Keton, Darah, Berat

Jenis, Sedimen, Silinder, Kristal, Mikrobiologi, Protein Esbach

e. Feses : Rutin, Amoeba, Telur Cacing, Darah Samar, Bilirubin

f. LCS: Pandy dan Nonne

g. Sperma: Analisa Sperma

h. Mikro Klinik: BTA, Kandida, Trikomonas, Jamur

i. Pemeriksaan narkoba

Page 78: Bab IV Instalasi Di RSU

4. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Laboratorium

Hampir sudah tidak ada kendala yang berarti. Selain itu tenaga laboratorium

sudah mencukupi.

H. INSTALASI GIZI

Instalasi Gizi merupakan suatu bagian dalam kesatuan RSUD Sragen yang

bergerak dalam pelayanan gizi.

1. Misi

Misi dari Instalasi Gizi adalah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang prima dengan mengutamakan

kepuasan pelanggan.

b. Menerapkan pelayanan gizi sesuai dengan perkembangan IPTEK serta

didukung SDM yang profesional

c. Berperan serta dalam meningkatkan pengetahuan pasien dalam hal gizi

d. Meningkatkan ketrampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi pegawai

Instalasi Gizi

e. Meningkatkan kemitraan dengan institusi pendidikan dan pihak terkait.

2. Filosofi

Kesehatan adalah kebutuhan setiap orang oleh karena itu RSUD Sragen

berusaha memberikan pelayanan gizi kesehatan prima kepada masyarakat

didukung SDM yang profesional.

3. Tujuan

a. Tujuan Umum

Memberikan pelayanan gizi yang optimal untuk menunjang penyembuhan

dan pengobatan pelanggan, terintegrasi dengan pelayanan kesehatan

lainnya sesuai standar.

b. Tujuan Khusus

1) Tersedianya makanan untuk pelanggan sesuai dengan standar dan

kebijakan.

2) Terlaksananya asuhan gizi klinis bagi pasien rawat inap.

3) Terlaksananya penyuluhan dan konsultasi gizi bagi pelanggan

Page 79: Bab IV Instalasi Di RSU

4) Terlaksanya penelitian dan pengembangan gizi terapan untuk

meningkatkan mutu pelayanan.

4. Tugas Pokok dan Fungsi

Instalasi gizi RSUD Sragen dalam memberikan pelayanan gizi terhadap

pelanggan mempunyai tugas pokok, yaitu :

a. Menyelenggarakan produksi dan distribusi makanan

b. Menyelenggarakan pelayanan gizi di ruang rawat inap

c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konsultasi gizi bagi pasien rawat

inap dan rawat jalan

d. Melaksanakan penelitian dan pengembangan gizi terapan.

5. Ketenagaan

a. Jumlah Tenaga di Instalasi Gizi

Jumlah tenaga berdasarkan pembagian tugas di Instalasi Gizi RSUD

Sragen dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 4.21 Jumlah Tenaga Berdasarakan Pembagian Tugas di Instalasi

Gizi

No Tugas dan tanggungjawab Jumlah1 Kepala Instalasi Gizi 12 Kepala Unit Produksi dan Distribusi 13 Kepala Init Pelayanan Gizi Rawat Inap 14 Kepala Unit Penyuluhan dan Konsultasi Gizi 15 Kepala Unit Penelitian dan Pengembangan Gizi

Terapan1

6 Sub Unit Administrasi Bahan Makanan 17 Sub Unit Administrasi Instalasi Gizi 18 Sub Unit Unit Produksi dan Distribusi 119 Sub Unit Pramusaji 810 Sub Unit Pencucian 4

JUMLAH : 30

b. Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUD Sragen dapat

dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Page 80: Bab IV Instalasi Di RSU

Tabel 4.22.Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tugas dan tanggungjawab Tingkat Pendidikan

1 Kepala Instalasi Gizi S1 Gizi2 Kepala Unit Produksi dan Distribusi DIII Gizi3 Kepala Unit Pelayanan Gizi Rawat Inap DIII Gizi4 Kepala Unit Penyuluhan dan Konsultasi Gizi DIII Gizi5 Kepala Unit Penelitian dan Pengembangan Gizi

TerapanDIII Gizi

6 Sub Unit Administrasi Bahan Makanan DIII Gizi7 Sub Unit Administrasi Instalasi Gizi DIII Gizi8 Sub Unit Unit Produksi dan Distribusi SMKK Tata

Boga , SMA, SMP, SD

9 Sub Unit Pramusaji SMA, SMP, SD

10 Sub Unit Pencucian SMA, SMP

Berdasarkan Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)

bahwa kualifikasi tenaga yang diperlukan dalam penyelenggaraan

makanan untuk RS Tipe B adalah : Magister bidang Gizi/Kesehatan,

Sarjana bidang Gizi/Kesehatan, D III Gizi, D III Tata Boga/D III

Perhotelan, SMK Tata Boga, SMU + Kursus Tata Boga, Pranata

Komputer/administrasi serta SLTP - sederajat

Berdasarkan tabel di atas terlihat untuk tenaga di Instalasi Gizi

RSUD Sragen bahwa :

1. Belum ada tenaga Magister bidang Gizi/Kesehatan, sehingga sebagai

perencana dipegang oleh seorang Sarjana bidang Gizi

2. Belum ada D III Tata Boga/D III Perhotelan, sehingga dalam kegiatan

Sub Unit produksi dan distribusi memberdayakan Sumber Daya

Manusia (SDM)/tenaga yang ada yaitu SMK boga, SLTA, dan SLTP

3. Belum ada tenaga Pranata Komputer/administrasi sehingga dalam

menjalankan tugas penyelenggaraan makanan terutama termasuk

tugas keadministrasian masih dirangkap oleh tenaga profesi gizi .

Page 81: Bab IV Instalasi Di RSU

c. Jumlah Tenaga Berdasarkan Tigkat Pendidikan

Jumlah Tenaga Berdasarkan Tigkat Pendidikan di RSUD Sragen

dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 4.22. Jumlah Tenaga Berdasarkan Tigkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah1. S1 Gizi 12. DIII Gizi 63. SMK Tata Boga 14. SLTA 25. SMP 26. SD 10

Jumlah : 30

d. Jumlah Tenaga Berdasarkan Status Kepegawaian

Klasifikasi tenaga berdasarkan status kepegawaian di RSUD

Sragen dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4.23 Jumlah Tenaga Berdasarkan Status Kepegawaian

No Status kepegawaian Jumlah1 PNS 202 Kontrak BLUD 10

Jumlah : 30

6. Kegiatan Pokok

a. Menyelenggarakan produksi dan distribusi makanan

1) Perencanaan Anggaran

Perencanaan anggaran untuk penyelenggaraan makanan dibuat

oleh Kepala Instalasi Gizi, kemudian diusulkan Kepala Bidang

Perencanaan dan Penyusunan Anggaran RSUD Sragen yang diajukan

sekitar bulan Nopember untuk masa waktu satu tahun ke depan,

meliputi perencanaan anggaran makan dan minum untuk pasien,

makan dan minum untuk pegawai, peralatan (termasuk peralatan

memasak dan peralatan saji), kebutuhan pelatihan/seminar bagi

pegawai Instalasi Gizi, kebutuhan alat tulis perkantoran (ATK ) yang

Page 82: Bab IV Instalasi Di RSU

selanjutnya diajukan kepada Direktur RSUD Sragen untuk dibahas

dalam rapat anggaran bersama dengan tim penyusunan anggaran

rumah sakit.

Perencanaan anggaran dilakukan setiap tahun. Untuk

mengantisipasi kenaikan harga, maka ditambahkan spelling sebesar

10-20% dari besar anggaran yang diajukan tahun sebelumnya.

Pengajuan perencanaan anggaran makan pasien, pegawai dan

peralatan makan/ memasak diajukan kepada bidang perencanaan

anggaran RSUD Sragen, mengingat RSUD merupakan Badan

Layanan Umum (BLUD) maka apabila ada kekurangan anggaran

dapat segera diatasi.

2) Perencanaan Menu

Perencanaan menu merupakan kegiatan penyusunan menu yang akan

diolah untuk memenuhi selera konsumen atau pasien, dan kebutuhan zat

gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang. Tujuan perencanaan menu

adalah tersedianya beberapa susunan menu yang dilengkapi dengan

pedoman menurut klasifikasi pelayanan yang ada atas dasar kebijakan dan

ketetapan yang ada.

Menu merupakan “Critical focal point atau central position” dari

semua kegiatan penyelenggaraan makanan, dari menu akan diperoleh

makanan apa yang akan diproduksi serta didistribusikan kepada siapa,

oleh siapa, bagaimana, kapan dan sebagainya. Perencanaan menu adalah

serangkaian kegiatan menyusun hidangan dalam variasi dan kombinasi

yang sesuai dengan konsumen.

Faktor yang diperhatikan dalam menyusun menu adalah :

a) Keterangan tentang konsumen meliputi :

1.Kebutuhan gizi

2.Kebiasaan makan

3.Macam dan jumlah orang yang dilayani

4.Macam peraturan/policy Institusi

b) Sarana, Peralatan dan Pelayanan

Page 83: Bab IV Instalasi Di RSU

1. Peralatan dan perlengkapan dapur yang tersedia

2. Macam dan jumlah pegawai

3. Macam dan pelayanan yang diberikan

4. Keuangan yang tersedia

Perencanaan menu di Instalasi Gizi dimulai dari menentukan standar

porsi dan standar resep, kemudian membuat master menu yang pada

akhirnya menentukan siklus menu. RSUD Sragen menggunakan siklus

menu 10 hari. Siklus menu ini sudah baik karena dengan siklus ini pasien

tidak mudah mengingat menu masakan, selain itu juga pasien tidak bosan

dengan menu yang disajikan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan walaupun sudah ada siklus

menu tetapi pada pelaksanaannya belum dilakukan sepenuhnya. Pegawai

bagian produksi kurang memperhatikan menu yang akan dibuat sehingga

menu terlihat kurang bervariasi, selain itu juga dalam penggunaan bumbu

tidak sesuai dengan menu yang akan disajikan, contohnya bumbu terik

sama dengan bumbu opor

Dalam siklus menu juga banyak terdapat pengulangan bahan

makanan, berdasarkan pengamatan penggunaan wortel hampir setiap hari

ditemui dalam menu begitu juga dengan penggunaan telur.

Unit cost makanan di RSUD Sragen tidak dapat dihitung karena

tidak ada pemisahan antara biaya penginapan dan biaya makan pasien,

biaya makan di RSUD Sragen dihitung dengan menghitung jumlah pasien

di bagi dengan porsi makanan, sehingga di dapat biaya makan per porsi

pada bulan Januari 2012 yaitu:

Keterangan Biaya Jumlah pasien Biaya per porsi

Januari I (1-10)

Januari II(11-20)

Januari III (21-31)

Rp. 27.694.179,00

Rp. 33.972.571,00

Rp. 33.888.410,00

5843

6171

6894

Rp. 4.750,00

Rp. 5.505,00

Rp. 4.916,00

Page 84: Bab IV Instalasi Di RSU

3) Proses Pengadaan Bahan Makanan

Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makan

berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen

atau pasien yang dilayani. Tujuan pemesanan yaitu agar tersedianya daftar

pesanan bahan makanan sesuai standar atau spesifikasi menu atau

spesifikasi yang ditetapkan.

Penyediaan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD Sragen dengan

menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat II

(APBD) Pemerintah Kabupaten Sragen. Sebagai dasar dalam pengadaan

bahan makanan adalah dengan melihat siklus menu 10 hari, jumlah

pasien, anggaran yang tersedia, iklim atau kondisi pasar, peralatan yang

tersedia, SDM, serta jenis diet pasien. Pengadaan bahan makanan basah

dilakukan setiap hari, sedangkan untuk bahan makanan kering setiap 10

hari sekali karena mengingat kapasitas gudang yang tidak bisa

menampung lebih banyak.

Pengadaan bahan makanan sejak 1 Juni 2007 diserahkan kepada

Primer Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Waras RSUD

Sragen sebagai rekanan. Sistem pemesanannya adalah Instalasi Gizi

membuat bon pemesanan bahan makanan kemudian atas rekomendasi dari

petugas bagian pengadaan diserahkan kepada Primer Koperasi Pegawai

Republik Indonesia (KPRI) Waras RSUD Sragen untuk dibelanjakan.

Pembayaran dilakukan setiap 10 hari sekali oleh Bendahara RSUD Sragen

setelah ada bukti pembelian (SPJ/Surat Pertanggung Jawaban) dari pihak

Primer Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Waras RSUD

Sragen.

4) Penerimaan Bahan Makanan

Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang

meliputi pemeriksaan, pencatatan, dan pelaporan tentang macam, kualitas

bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi

yang telah ditetapkan. Proses penerimaan bahan makanan di RSUD Sragen

dengan cara konvensional yaitu petugas bagian penerimaan mengetahui

Page 85: Bab IV Instalasi Di RSU

spesifikasi dan jumlah bahan makanan yang dipesan. Bahan makanan yang

datang dari rekanan (Primer Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

Waras RSUD Sragen) terlebih dahulu diterima oleh petugas Instalasi Gizi

atau Tim Pemeriksa dan Penerima Barang RSUD Sragen dengan

mencocokkan jumlah, jenis, dan spesifikasi bahan makanan. Apabila ada

bahan yang tidak sesuai dengan pesanan dikembalikan ke rekanan untuk

diganti hari itu juga. Apabila memang di pasar tidak tersedia bahan yang

dikehendaki, maka bisa diganti dengan bahan lain yang setara.

Tempat penerimaan bahan makanan sudah memenuhi persyaratan

karena pintu khusus penerimaan bahan makanan sudah terpisah dengan

pintu keluar untuk makanan, dan telah tersedia timbangan dengan

kapasitas 300 kg dan 10 kg, serta sarana lainnya.

5) Penyimpanan Bahan Makanan

Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,

menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah baik

kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah

serta pencatatan dan pelaporannya. Tujuan dari peyimpanan bahan

makanan adalah agar bahan makanan tersedia sesuai dengan kualitas dan

kuantitas yang direncanakan.

RSUD Sragen mempunyai 1 gudang besar bahan makanan dimana

gudang tersebut digunakan untuk menyimpan bahan makanan kering.

Untuk bahan makanan basah disimpan di almari pendingin terpisah

dengan gudang bahan makanan kering. Di dalam gudang penyimpanan

terdapat kartu stok masing-masing barang untuk memudahkan pada saat

pengambilan bahan makanan di gudang. Bahan makanan kering disimpan

dalam rak-rak sedangkan bahan makanan basah disimpan di almari

pendingin. Sistem pengeluaran bahan di RSUD Sragen menggunakan

sistem FIFO (First In First Out). Untuk bahan makanan basah langsung

diolah maka tidak perlu disimpan. Sedangkan bahan makanan daging dan

ikan disimpan di almari pendingin/refrigerator, tetapi bila langsung

dibutuhkan saat itu maka tidak perlu disimpan.

Page 86: Bab IV Instalasi Di RSU

6) Persiapan Bahan Makanan

Bahan makanan sebelum diolah, maka perlu ada kegiatan persiapan

bahan. Persiapan meliputi : menyiangi, mencuci, memotong untuk bahan

sayuran dan lauk hewani. Persiapan lauk nabati cukup hanya pemotongan.

Sedangkan khusus buah melalui proses pencucian, pemotongan, dan

pembungkusan untuk pepaya, semangka dan melon. Buah jeruk, salak dan

pisang cukup melalui proses pengelapan.

7) Pengolahan Bahan Makanan

Pengolahan bahan makanan di RSUD Sragen dengan

menggunakan proses :

a. Pemasakan dengan medium udara panas (mengoven dan membakar)

b. Pemasakan dengan menggunakan medium air (merebus, mengukus,

mengetim)

c. Pemasakan dengan menggunakan lemak (menggoreng, menumis).

Berdasarkan pengamatan saat proses pengolahan tenaga pengolah

sudah memakai alat pelindung diri yaitu masker, celemek dan penutup

kepala namun belum menggunakan sarung tangan. Higyene dan sanitasi

dari tenaga pengolah sudah baik. Tenaga pengolah mencuci tangan

sebelum dan setelah memegang bahan makanan.

Standar makanan pasien RSUD Sragen

No Bahan

Makanan

Berat

(g)

URT Pemberian

VIP/S.VIP I II III

1. Nasi 200 1 ½ gelas 3x 3x 3x 3x

2. Lauk Hewani 50 1 potong 3x 3x 3x 3x

3. Lauk Nabati 50 1 potong 3x 3x 3x 3x

4. Sayur 100 1 mangkok 3x 3x 3x 3x

5. Buah 100 1 buah 2x 1x - -

6. Snack 150 1 buah 2x 2x 2x -

7. Teh manis 10 1 gelas 2x 2x 2x -

Page 87: Bab IV Instalasi Di RSU

Keterangan :

Snack bagi penderita Diabetes Melitus untuk kelas II dan III mendapat

snack 3 x /hari

8) Distribusi dan Penyajian Makanan

Sistem pendistribusian makanan di RSUD Sragen dengan

menggunakan sistem sentralisasi, yaitu penyaluran makanan dipusatkan di

dapur besar dan langsung ditata di alat makan pasien baru disajikan ke

pasien. Peralatan makan Super VIP dan VIP dengan termos ( nasi/bubur ),

piring, sendok steinles steel, lepek dan mangkuk dengan ditutup dengan

klim pack dan disusun di baki steinless steel. Kelas I menggunakan piring,

sendok steinles, lepek, dan mangkuk yang dututup dengan klim pack dan

disusun di atas baki plastik. Sedangkan kelas II menggunakan plato

stainless steel tertutup dengan sendok makan disposible, dan kelas III

menggunakan plato plastik tertutup yang dilengkapi dengan sendok makan

disposible..

Penyajian makanan khusus bangsal Wijaya Kusuma (Super

VIP/VIP), Teratai, Tulip, Aster, Mawar, Melati, Cempaka, dan Sakura

oleh petugas pramusaji yang merupakan pegawai Instalasi Gizi.

Sedangkan ICU, Perinatologi, dan Anggrek dilakukan oleh perawat jaga.

Sistem sentralisasi ini memiliki kelemahan antara lain memerlukan

tempat, peralatan, dan perlengkapan makanan yang lebih banyak (tempat

harus luas), makanan sampai ke tempat pasien sudah agak dingin,

makanan mungkin sudah tercampur serta kurang menarik akibat

perjalanan dari dapur utama ke ruangan. Untuk mengantisipasi hal ini,

maka setelah distribusi selesai untuk 1 bangsal, maka pramusaji segera

menyajikan makanan ke pasien yang jaraknya memang tidak terlalu jauh

dengan dapur utama. Disamping itu, peralatan yang digunakan tidak

memungkinkan makanan bisa tumpah. Akan tetapi cara ini juga memiliki

beberapa kelebihan antara lain tenaga lebih hemat, makanan dapat

disampaikan langsung ke pasien dengan sedikit kemungkinan kesalahan

Page 88: Bab IV Instalasi Di RSU

pemberian makanan, ruangan pasien terhindar dari keributan pada waktu

pembagian makanan serta bau masakan.

9) Pencucian Alat

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan bahwa pencucian

peralatan masak dan peralatan makan pasien dengan menggunakan sabun

cair ( sun light cair ) dan dibilas dengan 3 bak pembilasan, yang terakhir

dengan menggunakan air panas. Khusus peralatan makan untuk pasien

dengan penyakit menular pencuciannya sama namun dipisahkan dengan

peralatan lainnya, kemudian terakhir direndam menggunakan larutan klor

dengan perbandingan 10 gram klor dilarutkan dalam 10 liter air. Pencucian

alat minum dipisah dengan peralatan makan. Demikian halnya pencucian

peralatan makan pegawai dipisahkan dengan pencucian peralatan makan

pasien dengan menggunakan sabut pencucian masing-masing. Hal ini

untuk menghindari penularan penyakit.

Sebelum penyabunan, alat dibersihkan dulu dengan air untuk

menghilangkan sisa-sisa makanan, sehingga memudahkan dalam

pencucian, penghematan sabun, dan hasilnya juga bersih. Sarana untuk

pengadaan air panas untuk pencucian masih menggunakan sistem manual,

yaitu pegawai di Sub Unit Produksi dan Distribusi harus merebus dahulu

sebelum proses pencucian dimulai. Hal ini karena peralatan water hitter

yang ada sudah rusak, dan belum ada penggantinya. Semua peralatan

makan/minum yang sudah dibersihkan ditiriskan di rak-rak yang telah

disediakan. Untuk peralatan masak, bila sudah tiris/kering kemudian

dimasukkan di gudang penyimpanan/rak khusus yang terpisah dengan

peralatan makan/minum. Rak – rak ditempatkan pada ruang dengan

ventilasi yang baik, tembus sinar matahari sehingga peralatan kering

dengan sendirinya, tanpa melalui proses pengeringan secara manual/dilap.

Hal ini untuk mengurangi kontaminasi. Secara periodik telah bekerja sama

dengan Instalasi Higiene Sanitasi untuk uji swab peralatan makan/minum

pasien.

Page 89: Bab IV Instalasi Di RSU

b. Pelayanan Gizi Rawat Inap

1) Menyelenggarakan pelayanan gizi di ruang rawat inap

Pelayanan Gizi di ruang rawat inap di RSUD Sragen merupakan

serangkaian kegiatan selama perawatan yang meliputi:

a) Pengkajian status gizi pasien

b) Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan

penyakitnya

c) Pendiskripsikan jenis diet yang telah ditetapkan oleh dokter yang

merawatnya.

d) Konseling gizi

e) Evaluasi dan tindak lanjut pelayanan gizi

Jenis diet yang sering ada di Instalasi Gizi RSUD Sragen antara

lain:

a) Makanan biasa

b) Makanan khusus :

1) Diet Diabetes Mellitus

2) Diet Typoid

3) Diet Jantung

4) Diet Hati

5) Diet Lambung

6) Diet Rendah Garam

7) Diet Rendah Kolesterol

8) Diet Rendah Purin

9) Diet Rendah Protein

10) Diet Cair

11) Diet TKTP

c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konsultasi gizi bagi pasien rawat

inap dan rawat jalan

Konsultasi Gizi dilakukan bila ada permintaan dari pasien atau

keluarganya, atau atas rekomendasi dari dokter yang merawatnya.

Page 90: Bab IV Instalasi Di RSU

Sedangkan untuk pasien rawat jalan, sebatas bila ada rujukan dari poli

rawat jalan yang ada di RSUD Sragen.

d. Melaksanakan penelitian dan pengembangan gizi terapan.

Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi di Instalasi Gizi RSUD

Sragen merupakan pendukung kegiatan PGRS yang dilaksanakan secara

terencana dan terus menerus dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

gizi di RSUD Sragen. Selama ini Instalasi Gizi RSUD Sragen telah

melaksanakan penelitian dan pengembangan gizi terapan tentang sisa

makan pasien (dengan Gugus Kendali Mutu), dan survey kepuasan pasien

yang dilaksanakan dua kali dalam setahun sejak tahun 2005 hingga

sekarang.

Page 91: Bab IV Instalasi Di RSU

Struktur Organisasi Instalasi Gizi

Bagan 4.23. Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUD Sragen

Direkturdr.M.Farid Anshori,MM

Ka.Instalasi GiziLituhayu Gutomo, S.Gz

Staf AdministrasiYupita Herliana, AMGWuwun Lui M, AMG

Sub. UnitPengolahan & Distribusi

Sub.Unit Pramusaji Sub.Unit. Pencucian

Unit Produksi & DistbAlifah Nasriyati, AMG

Unit Pely.Gizi R.InapEndang L.H, AMG

Unit Penyl.&Konsult.GiziIsnain Agung L, AMG

Unit Pengemb.Gizi TerapanAnik Suparni, AMG

Wakil Direktur Umumdr. Djoko Sugeng P., M.Kes

Unit Terkait

Keterangan:: Garis Komando: Garis Koordinasi

Page 92: Bab IV Instalasi Di RSU

I. INSTALASI REHABILITASI MEDIK

1. Falsafah

Pelayanan Rehabilitasi medik adalah meningkatkan kemampuan fungsional

seseorang sesuai potensi yang dimiliki untuk mempertahankan dan atau

meningkatkan kualitas hidup dengan cara mencegah atau mengurangi

impairment, disability, dan handicap semaksimal mungkin.

2. Visi

Menjadi Pilihan Utama Masyarakat dan Rujukan Dalam Pelayanan

Rehabilitasi Medik dan Pendidikan Kesehatan

3. Misi

a. Menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medik yang prima dengan

mengutamakan kepuasan pelanggan

b. Menerapkan pelayanan Rehabilitasi Medik sesuai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung oleh Sumber Daya

Manusia yang profesional

c. Berperan serta dalam mensejahterakan masyarakat melalui pelayanan

rehabilitasi medik

d. Meningkatkan kesejahteraan bersama

e. Membangun kemitraan dengan seluruh pihak terkait

4. Filosofi

Kesehatan adalah kebutuhan setiap orang oleh karena itu RSUD Sragen

berusaha memberikan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat

didukung oleh sumber daya manusia yang professional.

5. Motto

“REHAB”

a. RAMAH dalam memberikan pelayanan

b. Menjunjung tinggi rasa EMPATI pada setiap pasien

c. Dengan kemampuan tenaga yang HANDAL dan professional

d. Pelayanan yang diberikan memberikan rasa AMAN dan nyaman

e. Berperilaku dan bersikap terpuji serta BERBUDI LUHUR

Page 93: Bab IV Instalasi Di RSU

6. Tujuan Rehabilitasi Medik

a. Memberikan pelayanan Rehabilitasi Medik yang optimal dan paripurna

dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.

b. Memanfaatkan ketrampilan tenaga rehab medik yang professional

didukung dengan IPTEK yang memadai.

c. Memelihara, mengembalikan, mempertahankan serta mengoptimalkan

gerak dan fungsi tubuh agar dapat beraktivitas dalam kehidupan sehari-

hari.

Bagan 4.24. Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sragen

DIREKTUR

WADIRYANMED DAN KEPERAWATAN

KEPALA INSTALASI REHABILITASI MEDIK

dr. Niffa Carlisa

KEPALA RUANG REHABILITASI MEDIKIda Laksmi I, SST. FT

Unit Fisioterapi

Unit Okupasi Terapi

Unit Ortotik

Prostetik

Unit Terapi Wicara

Unit Pekerja Sosial Medik

Page 94: Bab IV Instalasi Di RSU

7. Daftar Nama Penanggung Jawab pada Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD SragenKoordinator Unit Fisioterapi : Eko Harmasto, SST. FT

Pelaksana Fisioterapi : Siti Nurhadiati, AMD. FT

Haryatmi Wulandari, AMF

Parsini, SST.FT

Aditya Sapta Hermawan, AMF

Rinawati, AMF

Pelaksana terapi wicara : Andreas Enk, AMD.TW

Koordinator Unit Okupasi Terapi : Indri Prasetyowati, AMD.OT

Koordinator Unit Ortotik Prostetik : Gede Nugroho, AMD.OP

8. Tugas

Menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medik yang komprehensif mulai

dari promotif, preventif, curative, rehabilitatif.

Uraian Tugas

1. Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik

a. Penanggung jawab pengelola sarana dan prasarana untuk pelayanan

medis.

b. Mengatur tugas pelayanan.

c. Melakukan koordinasi dengan bagian/instalasi terkait.

2. Kepala Ruang Rehabilitasi Medik

Membantu kepala instalasi rehabilitasi medic dalam mengkoordinasi

penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi medik.

3. Tenaga Keterampilan Fisik ( Fisioterapis, Terapi Okupasi, Terapi

Wicara )

a. Melakukan assessment dan terapi pada pasien sesuai kompetensi

masing-masing dari arahan dokter.

b. Bertanggung jawab pada hasil pekerjaannya.

4. Tenaga Keteknisan Medis ( Ortotis Portesis )

a. Merancang, membuat dan mengepas alat bantu atau alat pengganti

anggota gerak sesuai arahan dokter.

b. Bertanggung jawab pada hasil pekerjaannya.

Page 95: Bab IV Instalasi Di RSU

9. Pelayanan

a. Fisioterapi

Jenis pelayanan fisioterapi yang diberikan antara lain :

1) Exercise

2) Electrical stimulation

3) Traksi leher dan pinggang

4) Diatermi yang meliputi micro wave diathermy dan short

wave diathermy

5) Ultrasound diathermy

6) Infra red radiation

7) Paraffin bath

b. Okupasi Terapi

c. Terapi Wicara

d. Orthotik Prostetik

e. Akupuntur

Pelayanan yang dilakukan Instalasi Rehabilitasi Medik

a. Instalasi Rawat Inap

b. Instalasi Rawat Jalan

Page 96: Bab IV Instalasi Di RSU

10. Alur Pasien Rehabilitasi Medik

Bagan 4.25. Alur Pasien Rehabilitasi Medik RSUD Sragen

Pasien

Loket Pendaftaran

Ruang Pemeriksaan Rehabilitasi Medik

PembayaranAskes, Asuransi, Jamkesmas

Pelaksanaan Tindakan- Fisioterapi- Okupasi Terapi- Terapi Wicara- Orthesa

Protesa

Gymnasium

Pulang

Page 97: Bab IV Instalasi Di RSU

11. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Rehabilitasi

Medik

Kendala-kendala yang dihadapi Instalasi Rehabilitasi Medik :

a. Jumlah pasien Rehabilitasi Medik yang banyak terutama geriatri dengan

rumah yang jauh dari tempat pelayanan dan transportasi yang sulit

maka biasanya pasien tidak datang teratur pada jadwal terapi, yang

dapat mempengaruhi proses penyembuhan pasien.

b. Belum ada dokter spesialis Rehabilitasi Medik

c. Ruang dan gedung tidak memadai, sarana dan prasarana kurang lengkap

khususnya untuk pelayanan terapi wicara dan okupasi terapi

d. Belum adanya pelayanan psikologi

J. INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT (IPSRS)

1. Pengertian

IPSRS adalah Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, yang

bertanggungjawab terhadap semua gangguan, pemeliharaan sarana yang

berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan di semua bagian selam 24 jam.

2. Visi

Semua pelayanan yang ada selalu dalam keadaan laik pakai untuk menunjang

terselenggaranya pelayanan masyarakat.

3. Misi

a) Terselenggaranya kegiatan pemeliharaan sesuai prosedur

b) Menyediakan tenaga profesional

Page 98: Bab IV Instalasi Di RSU

4. Struktur Organisasi

Bagan 4.26. Struktur Organisasi IPSRS RSUD Sragen

5. Ketenagaan di IPSRS

Tabel 4.24. Ketenagaan di IPSRS

No Nama Status Jabatan Tugas Pokok

1 Supangat PNS Ka IPSRS Kepala instalasi dan perancang bangunan

2 Hartono PNSKa Unit

elektromedik IPSRS

Pemeliharaan dan pemanfaatan elektromedik

3 Suharno PNS Ka Unit Elektronik

Pemeliharaan alat listrik dan mekanik

4 Sartono PNSKa Unit

Elektrik & Instalasi

Perencanaa daya dan pemeliharaan instalasi

listrik

Ka Instalasi Pemeliharaan Sarana & Prasarana

Unit elektro medis

Unit Elektronik

Unit Elektrik & Instalasi

Unit Fisik Gedung

Wakil Direktur Umum

Direktur

Unit Sarana Penunjang &

Meubelair

Page 99: Bab IV Instalasi Di RSU

5 Samidi PNS

Ka Unit Sarana

Penunjang & Meubelair

Pemeliharaan Sarana penunjang pasien maupun

penunggu & Meubelair

6 Linda AP PNS Ka Unit Fisik Gedung

Perencanaan bangunan fisik,renovasi &

pemeliharaan gedung

7 Retno W PNS Pelaksana Fisik Gedung

Perbaikan dan pelaksanaan bangunan

fisik,renovasi & pemeliharaan gedung

8 Sutrisno PNS Pelaksana Elektronik

Perbaikan alat listrik dan mekanik

9 Eko S - Pelaksana Elektromedik Perbaikan elektro medis

10 Adnan -Pelaksanaa

Elektriktonik dan mekanik

perbaikanan elektro non medis

11 Hartadi -Pelaksana Elektrik & Instalasi

Pebaikan instalasi listrik

12 Suwarno -

Pelaksana sarana

penunjang & Meubelair

Perbaikan Sarana penunjang pasien maupun

penunggu & Meubelair

6. Kegiatan di IPSRS

a. Pemeliharaan dan perbaikan sarana Fisik dan Bangunan

1) Pekerjaan bangunan meliputi perencanaan dan pelaksanaan

bangunan fisik, renovasi dan pemeliharaan bangunan untuk

menunjang pelayanan di RSUD Sragen

2) Dalam pelaksanaannya pekerjaan bangunan dibantu oleh beberapa

tukang

3) Pembayaran tukang dilakukan satu minggu sekali yaitu setiap hari

Rabu

b. Pemeliharaan alat kesehatan (elektromedis)

Pekerjaan elektro medis meliputi perbaikan semua alat

elektromedik serta cara pemeliharaan dan pemanfaatan alat kesehatan

Page 100: Bab IV Instalasi Di RSU

sehingga tercapai efektivitas maupun efisiensi pelayanan di RSUD

Sragen termasuk perencanaan penggantian spare part.

c. Pemeliharaan alat elektronik

Yang dimaksud alat elektro non medis di sini adalah alat-alat

elektro yang digunakan misalnya Dispenser, AC, dan lain – lain.

sebagai penunjang fasilitas pasien, penunggu pasien, dan pegawai

RSUD, misalnya TV, telepon, pengeras suara, dan lain-lain.

d. Pemeliharaan listrik dan peralatan listrik RSUD Sragen

Pekerjaan listrik meliputi perencanaan daya dan instalasi,

perbaikan instalasi yang sudah ada serta distribusi daya sesuai dengan

kebutuhan ruangan untuk menunjang pelayanan di RSUD Sragen.

e. Pemeliharaan Sarana penunjang & Meubelair

Meliputi perbaikan dan pemeliharaan sarana penunjang fasilitas

pasien, penunggu pasien, dan pegawai RSUD, misalnya TV, telepon,

pengeras suara, dan lain-lain, serta meubelair seperti bed pasien.

f. Tugas tambahan IPSRS

1) Setiap pagi petugas IPSRS melakukan cek, mensuplai oksigen, dan

memasang regulator ke setiap bangsal

2) Membantu dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sanitasi.

7. Kendala

a. Birokrasi yang cukup lama, sehingga menghambat proses

perbaikan/pemeliharaan

b. Kurangnya peralatan di IPSR (khususnya alat bantu)

c. Kurangnya koordinasi secara pro aktif pada masing-masing unit terkait

8. Evaluasi Permasalahan di IPSRS

SDM yang terbatas menjadi sedikit kendala di IPSRS, namun

demikian, IPSRS telah mampu menghemat biaya perawatan khususnya di

unit AC rumah.

Page 101: Bab IV Instalasi Di RSU

K. INSTALASI PEMULASARAAN JENAZAH

1. Pengertian

Bagian pemulasaraan jenazah adalah instalasi yang bertanggung jawab

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan setiap jenazah yang

berasal dari RSUD Sragen atau yang dikirim ke RSUD Sragen dan

pemeriksaan visum maupun otopsi selama 24 jam.

2. Visi

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan masyarakat.

3. Misi

Menyelenggarakan pengurusan setiap jenazah yang berasal dari RSUD

Sragen atau yang dikirim ke RSUD Sragen dan pemeriksaan visum maupun

otopsi.

4. Struktur Organisasi

KepalaJoko Daryanto, dr.

Sekretaris(Ayub)

Anggota(Buwono)

Anggota (Toha)

Anggota (Sujimin)

Wakil KepalaAyub

Direktur

Page 102: Bab IV Instalasi Di RSU

Bagan 4.27. Struktur Organisasi Instalasi Pemulasaraan Jenazah

RSUD Sragen

5. Tugas

Tugas dari Instalasi Pemulasaraan Jenazah antara lain:

a. Mengurus administrasi pasien yang meninggal dunia.Tindak lanjut pada

pasien yang meninggal:

2) Penderita meninggal biasa: keluarga diberi tahu dan dibuatkan Surat

Kematian.

3) Penderita dalam kasus hukum: pihak berwajib dihubungi sesuai

prosedur dan disiapkan untuk visum. Visum luar dapat dilakukan di

IGD RSUD Sragen sedangkan visum dalam dilakukan di bagian

forensik UNS Solo karena Instalasi ini belum memiliki dokter

forensik.

4) Penderita meninggal tidak dikenal identitasnya: dilaporkan ke pihak

berwajib (polisi) dan dibuat laporan pada form khusus. Dibawa ke

bagian forensik UNS Solo, apabila dalam 3 hari tidak diambil maka

akan dikubur dengan terlebih dahulu melapor ke pihak berwajib.

b. Menyiapkan jenazah, mulai dari membawa jenazah dari bangsal ke ruang

jenazah, memandikan jenazah sampai siap dibawa oleh pihak keluarga

atau pihak yang berwenang.

6. Kapasitas dan Peralatan

Terdapat 2 kamar (1 kamar dokter dan 1 kamar petugas pemulasaran

jenazah beserta tempat tidurnya), 1 tempat jenazah, 1 bak pemandian jenazah,

1 almari tempat menyimpan jenazah, 2 bed dorong untuk mengambil jenazah,

1 almari untuk menyimpan berkas-berkas, 4 meja, dan 6 kursi.

7. Evaluasi Permasalahan di Instalasi Pemulasaran Jenazah

Ruang Pemulasaran Jenazah sudah mengalami renovasi. Kendala

berupa sempitnya ruangan sudah teratasi. Tetapi masih terdapat kendala-

kendala lain yang dihadapi, antara lain:

Page 103: Bab IV Instalasi Di RSU

a. Tidak adanya ahli forensik untuk keperluan otopsi

b. Jauhnya kamar mandi petugas dari tempat pemulasaran

Berdasarkan kendala-kendala di atas maka perlu adanya dokter ahli

forensik dan perlu dibuat kamar mandi petugas untuk melengkapi sarana

yang telah ada.

L. INSTALASI CSSD

Tenaga yang bekerja di Pusat Sterilisasi dibedakan sesuai dengan kapasitas tugas

tanggung jawabnya yang dibagi atas tenaga manajer dan teknis pelayanan

sterilisasi.

1. Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi

Uraian Tugas:

a. Mengarahkan semua aktivitas staf yang berkaitan dengan suplay alat

medissteril bagi perawatan pasien di rumah sakit.

b. Mengikuti perkembangan ilmi pengetahuan, ketrampilan dan

pengembangan dari personal lainnya.

c. Menentukan metode yang efektif bagi penyiapan dan penanganan

alat/bahan steril.

d. Bertanggung jawab agar staf mengerti akan prosedur dan penggunaan

mesin sterilisasi secara benar.

e. Memastikan bahwa teknik aseptik ditetapkan pada saat penyiapan dan

penanganan alat steril baik yang sekali pakai atau pemakaian ulang.

f. Kerjasama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan koordinasi

yang bersifat internal / eksternal

g. Melakukan seleksi untuk calon tenaga di Pusat Sterilisasi, menyiapkan

konsep dan rencana kerja serta melakukan evaluasi pada waktu yang

telah ditentukan.

h. Membuat perencanaan program kerja.

i. Membuat laporan kerja Instalasi Pusat Sterilisasi CSSD.

Klasifikasi Tenaga

Page 104: Bab IV Instalasi Di RSU

a. Pendidikan terakhir minimal Apoteker atau Sarjana Kesehatan atau D3

dibidang kesehatan dengan masa kerja 7 tahun dibidang sterilisasi.

b. Telah mendapat kursus tambahan tentang manajemen

c. Mengetahui tentang psikologi personel

d. Berpengetahuan kerja dibagian kamar operasi / sterilisasi.

e. Mempunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang sterilisasi.

2. Kepala Sub Instalasi

Uraian Tugas

a. Bertanggung jawab kepada Instalasi Pusat Sterilisasi

b. Bertanggung jawab sebagai kepala Instalasi Pusat Sterilisasi apabila

Kepala Pusat Sterilisasi berhalangan hadir.

c. Membantu kepala instalasi dalam pengendalian dan penanganan alat,

supervisi langsung, mengajar / merevisi prosedur baru mengevaluasi staf

dan melaporkannya kepada kepala instalasi pusat sterilisasi.

d. Membuat program orientasi untuk tenaga baru.

e. Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan masing-

masing sub instalasi.

f. Membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak.

g. Membuat laporan hasil kerja masing-masing sub instalasi sterilisasi

kepada kepala Instalasi Pusat Sterilisasi

Kualifikasi Tenaga

a. Pendidikan minimal D3 di bidang kesehatan dengan masa kerja selama 3

tahun dibidang sterilisasi.

b. Pernah mengikuti kursus tambahan bidang Instalasi Pusat Sterilisasi

CSSD.

c. Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang konsep aktivitas di sub

instalisasi yang dipimpinnya.

d. Dapat bekerja baik dalam berbagai kondisi.

e. Kondisi kesehatan baik.

3. Penanggung Jawab Administrasi

Uraian Tugas

Page 105: Bab IV Instalasi Di RSU

a. Membantu kepala instalasi dalam penyusunan perencanaan berdasarkan

masukan dari Kepala Sub Instalasi.

b. Rekapitulasi laporan kegiatan masing-masing sub instalasi.

c. Menyiapkan keperluan administrasi.

Kualifikasi Tenaga

a. Minimal lulusan SMA/ SMU/ SMEA atau sekolah pendidikan perawat

atau yang setara dengan tambahan kursus administrasi.

b. Dapat melakukan pengetikan dan menggunakan komputer.

c. Rapi dalam menyusun dokumentasi.

4. Staf di Pusat Sterilisasi terdiri dari

a. Tugas staf di Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD)

1) Bagian penerimaan dan pensortiran bertugas memilah milah barang /

bahan yang kotor sebelum dicuci lalu disterilkan bahan / barang

tersebut seperti instrumen, sarung tangan, linen, kasa / pembalut.

2) Bagian pencucian bertugas mencuci instrumen, linen, sarung tangan,

kasa / pembalut.

3) Bagian Pengepakan bertugas mengepak barang / bahan sesuai

jenisnya sebelum sterilisasi.

4) Bagian sterilisasi bertugas memproses barang . bahan yang akan

digunakan lagi.

5) Bagian gedung penerima dan penyimpanan bertugas menerima dan

menyimpan barang baru dan bahan baru yang telah diorder pada

supleyer.

6) Bagian gudang penyimpanan bertugas mengepak dan

megelompokkan sesuai jenis barang / bahan yang telah diproses pada

Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD) untuk didistribusikan kepada unit-

unit rumah sakit.

7) Bagian pengambilan bertugas mendistribusikan barang / bahan yang

steril kepada unit-unit rumah sakit yang membutuhkan.

Pelayanan Pusat Sterilisasi (CSSD) melayani bagian rumah sakit yang

Page 106: Bab IV Instalasi Di RSU

menggunakan instrumen, linen, sarung tangan, kasa, pembalut agar, menjadi

steril dengan sistem ini merupakan salah satu program pada rumah sakit

pengendalian infeksi.

Bagan 4.28. Struktur Organisasi Sterilisasi Sentral RSUD Sragen

Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi

Penanggungjawab Administrasi

Sub Instalasi Distribusi

Sub Instalasi Pemeliharaan Sarana

dan Peralatan K3

Sub Instalasi Dokumentasi dan

Operasional CSSD