bab iv instalasi penjernihan air kel. 17
TRANSCRIPT
BAB IV
INSTALASI PENJERNIHAN AIR
4.1 Pendahuluan
Ada 3 macam sumber air, yaitu air hujan, air tanah, dan air permukaan. Air
hujan dan tanah lebih jernih jika dibandingkan dengan air permukaan karena air
hujan sebagian besar berasal dari air laut dan air permukaan yang menguap,
pada ketinggian tertentu mengalami kondensasi lalu jatuh ke bumi sebagai hujan.
Maka air hujan boleh dikatakan tidak mengandung garam-garam. Air tanah
didapat dengan cara pengeboran atau penggalian sumur.
Salah satu air permukaan adalah air sungai yang telah tercemar oleh
bahan-bahan tertentu yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis.
Supaya air dapat dikonsumsi secara langsung bagi kehidupan manusia, maka
air harus memenuhi syarat kesehatan antara lain :
a. Harus bersih, jernih, tidak berbau dan tidak berasa.
b. Tidak mengandung kuman-kuman penyakit yang berbahaya.
c. Tidak mengandung zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan
Jika air tidak memenuhi persyaratan di atas maka perlu diadakan
pembersihan air. Pembersihan air terjadi karena proses alamiah sedangkan
pengolahan air dengan menggunakan bahan-bahan tertentu.
4.2 Jar Test atau Tes Bejana
Jar test atau tes bejana bertujuan untuk mengetahui kadar optimum bahan
koagulan (misalnya tawas) yang akan digunakan dalam proses penjernihan air
keruh. Hal ini disebabkan air keruh membutuhkan bahan koagulan yang tidak
sama banyak dalam mengendapkan lumpur koloid. Oleh karena itu setiap akan
menjernihkan air harus dicari dosis optimum yang akan digunakan supaya
hasilnya memuaskan.
39
BAB IV. Instalasi Penjernihan air 40
4.2.1 Maksud percobaan jar test
Maksud percobaan jar test adalah untuk menentukan kadar optimum tawas
dalam proses penjernihan air kotor.
4.2.2 Alat-alat yang digunakan :
Adapun alat yang dipergunakan dalam percobaan jar test ini terbagi atas
dua bagian, yaitu :
1. Sebagai pembanding :
a. Alat jar test dan alat pengaduk (iluminator floc).
b. Gelas beker 1 liter.
c. Spidol
2. Sebagai bahan percobaan :
a. Gelas beker 1 liter.
b. Pipet hisap 10 ml
c. Sendok/pengaduk
d. Botol reagen
e. Stop watch
f. Kerucut imhoff dan statif
g. Spidol
4.2.3 Reagen Yang Dibutuhkan
Reagen yang digunakan dalam jar test ini adalah larutan tawas dengan
dosis 1 ml larutan mengandung 40 mg tawas.
4.2.4 Cara kerja
Langkah- langkah yang digunakan dalam percobaan Jar Test untuk
membuat pembanding :
1. Mengisi 6 buah gelas beker yang telah disediakan dengan air keruh
masing-masing 1000 ml (1 liter).
2. Memberi kode 1 s/d 6.
Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan FT-UAJY
BAB IV. Instalasi Penjernihan air 41
3. Memasukan larutan tawas dari nomor 1 s.d. 6 masing-masing 0 ml,
2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, 10 ml.
4. Meletakkan air sampel tersebut pada alat iluminator floc dan
menghidupkan mesin pengaduk dengan kecepatan 100 rpm selama 1
menit, kemudian diperlambat menjadi 40 rpm selama 10 menit dan
terakhir diperlambat menjadi 10 rpm selama 5 menit. Setelah itu
didiamkan selama ± 15 menit supaya jonjotnya mengendap semua.
5. Setelah mengendap, diperiksa kejernihannya dengan cara memilih
hasil yang paling jernih. Hasil tersebut dicatat sebagai jumla tawas
yang dibubuhkan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam percobaan Jar Test :
1. Mengisi 6 buah gelas beker dengan air keruh 1000 ml, dan diberi kode
nomor 1 s.d. 6.
2. Memasukkan larutan tawas dari nomor 1 s.d. 6 masing-masing 0 ml,
2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, 10 ml.
3. Mengaduk dengan kecepatan 100 rpm selama 1 menit untuk reaksi air
kotor dan koagulan, kemudian diperlambat menjadi 40 rpm selama
10 menit untuk pembentukan jonjot, kemudian diperlambat lagi
menjadi 10 rpm selama 5 menit untuk pengendapan . Setelah itu
didiamkan sampai floc /jonjotnya mengendap.
4. Setelah mengendap , diperiksa kejernihannya, dengan cara memilih
hasil yang paling jernih. Hasil tersebut kemudian dicatat jumlah air
tawas yang dibubuhkan.
5. Air pada beker gelas yang memberikan hasil paling jernih kemudian
dimasukkan dalam kerucut Imhoff.
6. Contoh perhitungan :
Misalnya yang paling jernih tersebut adalah dengan larutan tawas x
ml, maka untuk menjernihkan air keruh tersebut diperlukan larutan
tawas x ml/liter. Karena 1 ml larutan tawas mengandung 40 mg tawas
padat, maka :
x ml = x . 40 mg = 40 x mg
Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan FT-UAJY
BAB IV. Instalasi Penjernihan air 42
Selanjutnya hasil dari jar test akan digunakan sebagai dasar pada penjernihan
air yang akan dilakukan.
4.3 Instalasi Penjernihan Air
Maksud dari percobaan instalasi penjernih air adalah untuk menjernihkan
air sungai menjadi air bersih atau air minum dengan menggunakan instalasi
penjernih air sederhana.
4.3.1 Macam-Macam Instalasi Penjernih Air
Instalasi penjernih air yang dikenal secara umum dapat dibagi atas dua
macam, yaitu :
1. Instalasi Modern
Menggunakan alat yang modern dan mahal, misalnya pulsator,
accelator, kolam dortmund serta bahan-bahan kimia pembunuh secara
otomatis. Peralatan dan mesin-mesinnya didatangkan dari Perancis,
Amerika dan Jepang sehingga biaya pembangunan sangat mahal.
2. Instalasi Sederhana
Menggunakan peralatan dan bangunan yang sederhana dengan biaya
pembangunan yang relatif murah (Contoh: Instalasi penjernihan air di
Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan UAJY ). Untuk
hematnya, bak-bak tersebut tidak perlu memakai bahan kaca.
Pedoman :
Kebutuhan debit air minum dapat diperhitungkan, 1 l/detik dapat
mensuplai 1000 orang, untuk penduduk desa dapat mencapai 1500 - 2000 orang.
4.3.2 Maksud percobaan
Maksud percobaan adalah menjernihkan air sungai menjadi air bersih atau
air minum dengan menggunakan instalasi penjernihan air sederhana.
4.3.3 Alat-alat yang digunakan
1. Bak untuk menampung air
2. Pompa air
3. Meteran
4. Gelas ukur 500 ml
Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan FT-UAJY
BAB IV. Instalasi Penjernihan air 43
5. Gelas ukur 10 ml
6. DHL meter
7. Kertas pH
8. Stop watch
9. Alat pengaduk / magnetik stirer
10. Spidol
11. Tabung reaksi dan rak tabung reaksi
12. Botol reagen
13. Pipet tetes
14. Pipet hisap 1 ml
4.3.4 Reagen yang dibutuhkan
Reagen yang digunakan dalam percobaan instalasi penjernih air ini adalah:
1. Larutan tawas dengan dosis 1 ml larutan mengandung 40 mg tawas.
2. Larutan Standar Fe 0,01
3. Asam Sulfat 4 N ( H2SO4 4 N)
4. Larutan Kalium Permanganat 0,1 N ( KMnO4 0,1 N)
5. KCNS 20 %
Air sampel yang digunakan dalam percobaan diambil dari Selokan
Mataram.
4.3.5 Prinsip kerja instalasi penjernih air
Dalam proses penjernihan air dengan menggunakan instalasi penjernih
air di Laboratorium Teknik Penyehatan Fakultas Teknik Atmajaya Yogyakarta
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Air sungai dimasukkan ke dalam bak pengendap pendahuluan. Air
didiamkan selama ± 7 - 8 jam, agar lumpur kasar mengendap lebih
dahulu.
b. Dari bak pengendap pendahuluan air dialirkan ke bak pencampur
yang sebelumnya dibubuhi bahan koagulan sesuai dengan dosis yang
ditentukan (dosis optimum). Penentuan dosis optimum berdasarkan
jar test.
Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan FT-UAJY
BAB IV. Instalasi Penjernihan air 44
c. Dari proses pengadukan pada bak pencampur akan dihasilkan proses
koagulasi yaitu terbentuknya butir-butir halus hasil reaksi bahan
koagulan dengan lumpur koloid yang terdapat dalam air sampel.
Butir-butir ini kemudian menjadi besar-besar dan berkelompok seperti
gumpalan yang disebut floc atau jonjot.
d. Floc atau jonjot yang terjadi kemudian diendapkan di bak pengendap.
e. Air dan sisa floc yang belum sempat mengendap terbawa aliran dan
masuk ke saringan pasir cepat.
f. Air keluar dari saringan pasir cepat masuk ke dalam reservoar
(bak cadangan air). Air yang keluar adalah air jernih tetapi belum
bersih, karena masih belum aman terhadap penyakit. Guna mematikan
kuman-kuman yang terdapat dalam air tersebut, perlu dibubuhi bahan
Desinfektans yaitu kaporit (CaOCl2) ke dalam air sebelum masuk
reservoar dengan dosis tertentu (1 - 5 mg/l).
4.3.6 Cara kerja
Langkah-langkah kerja yang harus dilakukan dalam melakukan percobaan
pada instalasi penjernih air sederhana ini adalah :
1. Hidupkan pompa dan ukur debit air yang keluar dari pompa.
2. Hitung debit tawas yang dibutuhkan.
3. Pompa dihidupkan dan catat waktunya untuk memompa air dari bak
pengendap pendahuluan menuju bak pencampur dan diberi bahan
koagulan.
4. Hidupkan magnetik stirer untuk mengaduk larutan dan hitung
kecepatan adukannya.
5. Amati dalam bak pengaduk, waktu terjadinya jonjot.
6. Catat waktu air meluap pada bak pengendap.
7. Hitung lama tinggal air di bak saringan pasir cepat.
8. Catat waktu air keluar di bak penampungan air.
9. Ukur semua dimensi dan sket/gambar bak instalasi penjernih air
sederhana.
10. Hitung lama proses penjernihan yang dilakukan.
Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan FT-UAJY
BAB IV. Instalasi Penjernihan air 45
11. Ukur kadar pH, Fe, dan DHL di bak I, II, III dan IV.
12. Berikan kesimpulan.
4.3.7 Hasil Penjernihan Air
No gelas 1 2 3 4 5 6
Tawas (ml) 0 2 4 6 8 10
Menit 10 20 30 40 50 60
Pengendapan
Lumpur (cm)17 3 4,5 5 5,05 5,1 5,25
Mesin 17 1,5 2,5 3 3,25 4 4
Dosis optimum tawas ( mg/det) 160
Debit air kotor ( ml/det ) 92,3
Debit larutan tawas ( ml/det ) 0,3692
No Parameter yang diperiksa Jam pH Fe DHL
1 Sebelum pembubuhan tawas 10:56 7 0,175 415
2 Mulai terjadi jonjot 12:02 7 0,175 452
3 Bak pengendap mulai meluap 12:35 7 0,125 450
4 Masuk reservoir 12:44 7 0 465
Lama menetap di saringan pasir (T)= 3 menit 5 detik
Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan FT-UAJY
BAB IV. Instalasi Penjernihan air 46
Grafik Pengendapan Lumpur
0 10 20 30 40 50 60 700
1
2
3
4
5
6
Grafik Pengendapan Lumpur
ManualMesin
Waktu ( menit )
Peng
enda
pan
( cm
)
4.3.8 Perhitungan Dimensi Bak
Dalam instalasi penjernih air terdapat empat bak. Adapun dimensi dari
masing-masing bak adalah sebagai berikut :
1. Bak pengendap pendahuluan
P = 40 cm
L = 40 cm
H = 75 cm
V = P x L x H
= 40 x 40 x 75
= 120000 cm3
Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan FT-UAJY
75cm
40 cm
40 cm
BAB IV. Instalasi Penjernihan air 47
2. Buffle Channel
P = 35 cm
L = 35 cm
H = 65 cm
H air = 53 cm
V = P x L x H
= 35 x 35 x 65
= 79625 cm3
V air = P x L x H air
= 35 x 35 x 53
= 64925 cm³
3. Bak pengendap
P = 80 cm
L = 62 cm
H = 90 cm
Hair = 80 cm
V = ( P x L x H )
= (60 x 62 x 90 )
= 446400 cm3
Vair = ( P x L x Hair )
= (62x 80 x 80)
= 396800 cm3
Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan FT-UAJY
65 cm
35 cm
80 cm
62 cm
90 cm
80 cm
35 cm
BAB IV. Instalasi Penjernihan air 48
4. Bak saringan pasir
P = 50 cm
L = 26,5 cm
H = 90 cm
Hpasir = 62 cm
V = P x L x H
= 50 x 26,5 x 90
= 119250 cm3
V spc =
Hpasirtspc
=
62185 = 0,335
cm❑
/ detik
5 . Bak penampung air bersih
P = 40 cm
L = 40 cm
H = 60 cm
V = P x L x H
= 40 x 40 x 60
= 96000 cm3
4.3.9 Perhitungan Lama Proses Penjernihan Air
t praktek = t masuk reservoir – t sebelum pembubuhan tawas
= 12:44 – 10:56
= 1 jam 48 detik
= 3648 detik
t teori =
( V1 + V2 )( Q1 + Q2 ) + tspc
=
( 64925+396800)( 92,3+ 0,3692 ) + 185 detik
= 5167,5077 detik
Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan FT-UAJY
26,3 cm
90 cm
62 cm
50 cm
60 cm
40 cm40 cm
BAB IV. Instalasi Penjernihan air 49
Keterangan :
V1 = volume air bak pencampur
Q1 = debit air kotor
V2 = volume air bak pengendap
Q2 = debit tawas
tspc = waktu menetap di saringan pasic cepat
Selisih t = │tpraktek – tteori│
= │3648 – 5167,5077│
= 1519,5077 detik
Kesimpulan : Karena ada selisih waktu 678,338023 detik, maka saringan pasir
berfungsi secara baik.
4.4 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan hasil pengamatan di atas kami dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Air kotor dapat diproses menjadi air jernih dengan menggunakan
instalasi penjernihan air. Proses ini dapat menghilangkan/mengurangi
beberapa zat yang berbahaya (seperti Fe).
2. Air hasil penyaringan dari saringan pasir cepat belum layak untuk
dikonsumsi menjadi air minum langsung sebab belum diketahui kadar
unsur-unsur yang berbahaya bagi tubuh, serta kuman-kuman dan bakteri
yang ada dalam air sehingga diperlukan proses lebih lanjut agar layak
dipergunakan sebagai air minum.
3. Dari hasil percobaan didapat lama menetap 165 detik ( 2 menit 45 detik )
padahal syarat saringan pasir cepat 15 menit. Jadi saringan pasir cepat di
Laboratorium Rekayasa Lingkungan UAJY memenuhi syarat.
4. Dari hasil percobaan, terdapat perbedaan waktu 678,338023 detik dan
saringan pasir cepat memenuhi syarat (T = 15 ).
Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan FT-UAJY
BAB IV. Instalasi Penjernihan air 50
4.5 Saran-Saran
Dari hasil pengamatan dan kesimpulan di atas kami sarankan bahwa
1. Untuk penggunaan instalasi penjernihan air bersih (seperti yang terdapat
pada Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan UAJY) di
pedesaan, perlu dipikirkan kembali mengenai konstruksi dari instalasi
penjernihan air tersebut supaya sesuai dengan kondisi dan keadaan di
pedesaan, seperti bak yang terbuat dari kaca dapat diganti dengan drum
atau bak yang terbuat dari pasangan batu bata.
2. Sistem pengadukan yang terdapat pada laboratorium yang menggunakan
buffle channel yaitu dengan mengusahakan membuat aliran dalam suatu
saluran dengan kemiringan tertentu dan diberi sekat – sekat di
sepanjang saluran sehingga terjadi proses pencampuran antara air dengan
bahan koagulan.
3. Agar memenuhi syarat dari segi material, maka harus dilakukan
pengeringan dan pembersihan pasir / material dalam saringan pasir cepat
sebelum digunakan.
Laboratorium Hidrolika dan Rekayasa Lingkungan FT-UAJY