bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. gambaran …repository.ub.ac.id/6809/5/bab 4.pdf ·...
TRANSCRIPT
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kota Kediri
1. Keadaan Geografis
Sebagai wilayah Kota merupakan salah satu Pemerintah Kota yang
ada di wilayah propinsi Jawa Timur, Kota Kediri terletak di wilayah selatan
bagian barat Jawa Timur. Kota Kediri di jadikan wilayah pengembangan
kawasan lereng Gunung Wilis, dan sekaligus sebagai pusat pengembangan
regional Wilayah Pembantu Gubernur Wilayah III Kediri yang mempunyai
pengaruh timbal balik dengan daerah sekitarnya.
Secara geografis, Kota Kediri terletak di antara 111,05 sampai
112,03 Bujur Timur dan 7,45-7,55 Lintang Selatan dengan luas 63,404 Km.
Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67
meter diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40. Struktur
wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas yaitu
sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian
timur sungai, meliputi Kec. Kota dan Kec. Pesantren sedangkan dataran
tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di
bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebaian masuk
kawasan lereng Gunung Klotok (472 meter) dan Gunung Maskumambang
34
(300 meter) sedangkan bagian timur sungai merupakan lahan yang relatif
subur dengan relief tanah yang datar.
Gambar 1
(Peta Kota Kediri)
(sumber:www.Kediri Kota.go.id)
Secara administratif, Kota Kediri berada di tengah wilayah
Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol
Sebelah Selatan : Kec. Kandat dan Kec. Ngadiluwih
Sebelah Timur : Kec. Wates dan Kec. Gurah
Sebelah Barat : Kec. Banyakan dan Kec. Semen
35
Wilayah Kota Kediri, secara administratif terbagi menjadi 3 wilayah
Kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Kota, dengan luas wilayah 14,900 km terdiri dari
17 Kelurahan.
2. Kecamatan Pesantren, dengan luas wilayah 23,903 Km terdiri
dari 15 Kelurahan.
3. Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 24,641 Km terdiri
dari 14 Kelurahan.
2. Visi dan Misi Kota Kediri
Visi adalah cara pandang jauh ke depan, kemana dan bagaimana
Kota Kediri akan dibawa agar tercapai pada tujuan yang di inginkan sebagai
gambaran masa depan yang ingin diwujudkan dalam jangka panjang.
Dengan memperhatikan latar belakang, kondisi, potensi, dan masalah maka
untuk melaksanakan pembangunan lima tahun ke depan perlu dirumuskan
visi dan misi serta rencana strategis agar pembangunan menjadi terarah,
terukur, tepat waktu dan tepat sasaran terlebih dalam menghadapi era
globalisasi yang penuh tantangan, hambatan,dan ketidakpastian.
Visi dimaksudkan untuk memotivasi dan menyemangati semua
warga masyarakat Kediri bahwa impian tersebut akan dapat dicapai dengan
tekad dan kemauan yang kuat InsyaAllah akan dapat tercapat melalui
36
beberapa tahapan. Rumusan visi tersebut adalah sebagai berikut:
“Membangun Kota Kediri lebih baik dari hari esok” Untuk merealisasikan
visi tersebut dirumuskan misi yang merupakan kainginan yang harus
dilakukan untuk merealisasikan visi tersebut sebagai berikut:
1. Mewujudkan kota yang bersih, dan masyarakat yang bertakwa
melalui pendekatan kemanusiaan serta manajemen yang efektif,
efisien, dan berkelanjutan.
2. Mewujudkan kota dan masyarakat yang sehat melaui pengaturan dan
pengelolaan kawasan (industri, perdagangan, jasa, hunian, dan
fasilitas umum) serta peningkatan kesejahteraan.
3. Mewujudkan kota dan masyarakat yang menarik, aman, dan damai
bagi warga kota, dunia usaha, maupun daerah sekitarnya.
4. Mewujudkan kota dan masyarakat yang mandiri, indah, inovatif,
melalui pemberdayaan masyarakat maupun peningkatan kerja
aparatur pemerintahan.
3. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah adalah suatu sistem yang mengatur segala
kegiatan masyarakat dalam suatu daerah atau wilayah yang meliputi segala
aspek kehidupan berdasarkan norma-norma tertentu. Kota Kediri sebagai
salah satu Kota di Jawa Timur mempunyai sistem pemerintahan yang sama
dengan Kota di Jawa Timur pada umumnya. Dengan di berlakukannya UU
37
No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka peran Pemerintah
Daerah menjadi lebih besar karena sebagian besar karena sebagian besar
kewenangan dari Pemerintah Pusat dilimpahkan ke Daerah sehingga tingkat
keberhasilan pengembangan di daerah sangat tergantung dari situasi dan
kondisi daerah. Situasi dan kondisi daerah yang kurang memadai dapat
menjadi hambatan serius bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan jika tidak segera diatasi.
Unit pemerintah daerah di bawah kabupaten atau kota secara
langsung adalah kecamatan. Sedangkan kecamatan terbagi habis kedalam
desa atau kelurahan. Kota Kediri terbagi dalam 3 Kecamatan, 46 Kelurahan,
310 Rukun Warga (RW), 1369 Rukun Tetangga (RT). Kecamatan yang
mempunyai jumlah kelurahan terbanyak adalah Kecamatan Kota 17
Kelurahan, sedangakan yang mempunyai jumlah Kelurahan paling sedikit
adalah kecamatan Mojoroto yaitu 14 Kelurahan.
Pemerintah daerah akan berjalan baik apabila tersedia aparatur
pemerintah yang memadai. Yang di maksud dalam dalam hal ini adalah dari
segi jumlah. Tidak seluruh perangkat kelurahan terisi, namun hal ini
bukanlah halangan untuk menjalankan roda pemerintahan dalam
menjalankan pembanagunan, apabila tenaga yang ada dioptimalkan, dan ini
merupakan pemecahan masalah yang dilakukan saat ini.
38
4. Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik
pertambahan maupun penurunanya. Pertumbuhan penduduk kota Kediri
dalam 3 tahun terakhir atau dari tahun 2011 hingga 2013 dalam setiap
tahunya mengalami penurunan 35.362 jiwa.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Kota Kediri dari Tahun 2011 sampai 2013
No Tahun
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 2011 152.244 150.428 302.672
2 2012 132.414 127.883 260.297
3 2013 134.409 132.901 267.310
Sumber: Badan Pusat dan Statistik 2015
Dari tabel diatas, jumlah penduduk laki-laki di kota Kediri lebih
banyak dari perempuan. Di tahun 2011, jumlah laki-laki sejumlah 152.244
dan jumlah penduduk perempuan sejumlah 150.428. Tahun 2012, penduduk
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 132.414 dan perempuan 127.883 di
tahun 2012. Sedangkan di tahun 2013 jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan tidak terpaut jauh, dari 267.310 total penduduk sebanyak
134.409 adalah laki-laki dan sisanya sebanyak 132.901 perempuan.
39
5. Pegawai Negeri Sipil
Di dalam era otonomi ini, kecepatan dan ketepatan pelayanan sangat
diharapkan, sebab hal ini akan menunjang tingkat keberhasilan
pembangunan suatu daerah Pegawai Negeri Sipil (PNS) selaku abdi
masyarakat dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas individu untuk
memberikan pelayanan prima.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Kota Kediri pada tahun
2011 sebesar 7048 pegawai, jumlah pegawai negeri tiap tahun mengalami
kenaikan dan penurunan tiap tahunya tergantung kebutuhan dari Pemerintah
Kota Kediri. Dan pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 6595
pegawai. Dari tahun 2014 yang terbanyak ada pada golongan III yang
berjumlah 2894 pegawai, kemudian golongan II berjumlah 1784 pegawai,
golongan IV berjumlah 1652 pegawai lalu yang paling sedikit pada
golongan I berjumlah 265 pegawai. Hal ini dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kota Kediri Berdasarkan Golongan
Tahun 2011-2014
Golongan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Golongan I 417 412 409 265
Golongan II 1932 1802 1845 1784
Golongan III 3012 3005 2899 2894
Golongan IV 1687 1629 1692 1652
Jumlah 7048 6848 6845 6563
Sumber: Badan Kepegawaian Kota Kediri 2015
40
Tabel 3
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kota Kediri Berdasarkan Tingkat Pendidikan
pada Tahun 2011-2014
Tingkat
Pendidikan Tahun 2011 Tahun 2012
Tahun
2013
Tahun
2014
SD 254 239 238 114
SMP 230 254 226 184
SMA 1635 1555 1553 1605
Diploma 1360 1337 1354 1262
S1 3227 3129 3137 3079
S2 342 334 337 351
S3 - - - -
Jumlah 7048 6448 6845 6595
Sumber: Badan Kepegawaian Kota Kediri 2015
Pada tabel di atas menunjukan pada tahun ketahun mengalami
kenaikan dan penurunan jumlah Pegawai Negeri Sipil dari tahun ke tahun
dilihat dari tingkat pendidikan. Pada tahun 2011 ke tahun 2014 mengalami
penurunan jumlah Pegawai Negeri Sipil dari tingkat pendidikan SD sampai
S1 itu dikarenakan meninggal atau habis masa kontrak kerjanya (Pensiun).
Dan Pada tabel di atas pendidikan S2 mengalami peningkatan jumlah dilihat
dari tahun 2011 ke tahun 2014. Di tahun 2011, jumlah pegawai S2
berjumlah 342 dan di tahun 2015 meningkat menjadi 251 orang. Namun,
pegawai yang berasal dari strata 3 atau S3 masih belum ada hingga tahun
2015.
41
Tabel 4
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kota Kediri Berdasarkan Eselon
Tahun 2011-2014
No Eselon
Tahun
2011
Tahun
2012
Tahun
2013
Tahun
2014
1 Eselon I 0 0 0 0
2 Eselon II 25 25 28 28
3 Eselon III 107 107 108 110
4 Eselon IV 556 556 572 582
5 Jumlah 678 678 708 720
Sumber:Badan Kepegawaian Kota Kediri 2015
Berdasarkan dari tabel di atas maka dapat diketahui tidak ada
pegawai negeri di BKD kota Kediri yang termasuk Eselon I. Jumlah
pegawai Eselon II di tahun 2011 dan tahun 2012 sama yakni sebanyak 25
orang, sedangkan di tahun 2013 dan 2014 sebanyak 28 Orang. Kemudian
untuk pegawan Eselon III di tahun 2011 dan 2012 juga sama, yaitu
sebanyak 107 pegawai, di tahun 013 sebanyak 108 pegawai, dan di tahun
2014 sebanyak 110 pegawai. Tabel di atas memberikan simpulan bahwa
PNS Menurut Eselon IV, 4 Tahun terakhir dari tahun 2011 sampai dengan
tahun 2014 mengalami kenaikan sebanyak 26 Pegawai.
42
Tabel 5
Jumlah Karyawan BKD Kota Kediri Berdasarkan Golongan
dan Jenis Kelamin Tahun 2015
No Golongan Laki-laki Perempuan Jumlah
1
I/a - - -
2
I/b 2 - 2
3
I/c - - -
4
I/d 1 - 1
5
II/a 1 - 1
6
II/b 3 2 5
7
II/c 3 3 6
8
II/d 2 1 3
9
III/a 7 3 10
10
III/b 6 4 10
11
III/c 3 4 7
12
III/d 1 - 1
13
IV/a 1 1 2
14
IV/b 1 1 2
15
IV/c - - -
16
IV/d - - -
17
IV/e - - -
18 Total 50
Sumber:Badan Kepegawaian Kota Kediri 2015
43
Dari tabel di halaman sebelumnya, menunjukan bahwa karyawan
BKD di Kota Kediri berjumlah 50 orang, terbagi atas 19 perempuan dan 31
laki-laki. Jumlah terbanyak aparatur negara jenis kelamin laki-laki berada di
Golongan III/a sejumlah 7 orang dan perempuan terbanyak berada di
golongan III/b dengan jumlah 4 orang.
Tabel 6
Jumlah Karyawan BKD Kota Kediri Berdasarkan Kedudukan
dan Jenis Kelamin Tahun 2015
No Kedudukan Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Kepala Badan 1 1
2 Sekretaris 1 1
3 Kepala Bidang 2 1 3
4 Kepala Sub.Bidang 4 4 8
5 Staf Bidang Sekretaris 9 4 13
6 Staf Bidang Pengembangan 4 5 9
7 Staf Bidang Mutasi 5 2 7
8 Staf Bidang Diklat 6 2 8
9 Total 50
Sumber:Badan Kepegawaian Kota Kediri 2015
Dari tabel di atas menunjukan bahwa karyawan BKD Kota Kediri
yang berjumlan 50 orang. Jumlah laki-laki terbanyak ada pada staf Bidang
44
Sekretaris (13 orang) yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 4 orang
perempuan.
Tabel 7
Jumlah Karyawan BKD Kota Kediri Berdasarkan Tingkat Pendidikan
dan Jabatan pada Tahun 2015
No Pendidikan
Terakir
Kepala
Badan
Sekretaris Kabid Kasubid Staf Total
1 SD - - - - 2 2
2 SMP - - - - 1 1
3 SMA - - - - 9 9
4 D3 - - - - 6 6
5 S1 - - 1 7 19 27
6 S2 1 1 2 1 - 5
7 S3 - - - - - -
8 Total 50
Sumber:Badan Kepegawaian Kota Kediri 2015
Dari tabel di atas di jelaskan bahwa tingkat pendidikan terakhir
karyawan BKD Kota Kediri terbanyak adalah S1 dengan jumlah 27 orang
dan paling sedikit ada pada tingkat pendidikan ditingkat SMP yang
berjumlah 1 orang.
45
Tabel 8
Kondisi Sarana dan Prasarana di BKD Kota Kediri
Tahun 2015
No Uraian Jumlah
Sarana dan Prasarana Kantor
1 Ruang Kepala Badan 1
2 Ruang Bagian Sekretariat dan Staf 2
3 Ruang Kepala Bidang dan Staf 3
Alat Kantor
1 Meja dan Kursi Kepala Badan 1 Set
2 Meja dan Kursi Kepala Bidang 4Set
3 Meja dan kursi Kasubid 8Set
4 Kursi Tamu 3Set
5 Meja dan Kursi Staf 36Pasang
6 Mesin Ketik Manual -
7 Komputer 18 Unit
8 Printer 26 Unit
9 Fax dan Telepon 4 Unit
Sumber:Badan Kepegawaian Kota Kediri 2015
Dari tabel di atas menjelaskan bahwa Mesin ketik manual telah
diganti dengan komputer sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan
menyesuaikan dengan zaman yang semakin berkembang dengan teknologi
yang semakin modern akan membantu karyawan untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya.
46
Kondisi sarana dan pasarana yang ada di BKD Kota Kediri di tahun
2015 tergolong cukup memadai. Lingkungan kerja di BKD Kota Kediri
memiliki sebuah ruangan tersendiri untuk Kepala Badan, dua ruangan untuk
Sekretariat dan Stafnya, tiga buah ruangan untuk Kepala Bidang dan staf.
Kemudian dari peralatan kantor, BKD kota Kediri telah dilengkapi dengan
berbagai peralatan yang membantu terlaksananya proses pelayanan
masyarakat menjadi lancar seperti meja, kursi tamu, komputer, printer
beserta fax dan telepon. Dari tabel di atas menjelaskan pula bahwa mesin
ketik manual yang dulu digunakan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan
administratif telah diganti dengan komputer sesuai dengan tuntutan
pekerjaan dan menyesuaikan dengan zaman yang semakin berkembang
dengan teknologi yang semakin modern. Pegadaan komputer ini sangalah
membantu aparatur negara untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan
lebih cepat dan praktis.
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Lokasi
Lokasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kota Kediri tepatnya
di Badan Kepegawaian Daerah yang beralamat kantor di Jln. Himalaya
No.04 Kecamatan Mojoroto Tlp.774041 Badan Kepegawaian Daerah Kota
Kediri di tetapkan berdasarkan tugas pokok dan fungsi badan selaku
pelaksana urusan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian dalam ruang
47
lingkup kegiatan dan wilayah kerja yang terbatas, yakni wilayah Kota
Kediri.
2. Visi dan Misi
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Badan Kepegawaian
Daerah Kota Kediri mempunyai visi dan misi yang harus diwujudkan, visi
dari Badan Kepegawaian Daerah Kota Kediri adalah ”Mewujudkan BKD
yang Prima Dalam Pelayanan Kepegawaian Dan Menigkatkan Sumber
Daya Aparatur”.
Penjelasan dari Visi tersebut adalah Badan Kepegawaian Daerah
Kota Kediri terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kediri No 05
Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Dalam
Peraturan Daerah tersebut di tetapkan Badan Kepegawaian Daerah
mempunyai tugas secara teknis membantu Walikota dalam melaksanakan
manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah dan tugas lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Badan Kepegawaian Daerah adalah suatu lembaga yang diharapkan
mampu menempa dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
bagi Aparatur Pemerintah Kota Kediri, sehingga menjadi berdaya guna dan
hasil guna serta lebih terkoordinasi. Menurut Peraturan Pemerintah No. 41
tahun 2007 Badan Kepegawaian Daerah (BKD) mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
48
kepegawaian daerah serta dapat ditugaskan untuk melaksanakan
penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan oleh pemerintah kepada
Gubernur selaku wakil pemerintah dalam rangka dekonsentrasi.
Selain melaksanakan tugas pokok di atas, Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) juga menjalankan fungsi sebagai perencana, koordinator
pembina dan pelaksana di bidang penyusunan pendidikan dan latihan
pegawai serta pengembangan kompetensi pegawai. Hal ini akan sesuai
dengan teori Birokrasi yang dikemukakan oleh Webber bahwa birokrasi
juga menjalankan fungsinya sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan
aparatur untuk menuju bentuk ideal birokrasi.
Badan Kepegawaian Daerah dituntut mempunyai integritas yang
tinggi dan profesional dalam meningkatkan kemampuan dan kompetensi
aparatur menuju ke pemerintahan yang baik dan aparatur yang bersih dan
berwibawa.
Berdasarkan visi di halaman sebelumnya dapat dirumuskan misi-
misi Badan Kepegawaian Daerah Kota Kediri sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan Pelayanan Mutasi Pegawai Tepat waktu.
2. Menyiapkan Data Kepegawaian yang up to date serta
melaksanakan Pembinaan dan Pengembangan Pegawai.
3. Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur
Pemerintah Kota Kediri.
49
Penjelasan dari misi tersebut adalah badan kepegawaian daerah Kota
Kediri memiliki peran secara stratejik dan kompleks dalam menigkatkan
wawasan, skill dan kompetensi aparatur, melalui pendidikan dan latihan
teknis dan fungsional, maupun kemampuan manajerial dalam
pengambilan keputusan melalui penyelenggaraan diklat kepemimpinan.
Sehingga diharapkan dengan diklat kepemimpinan, teknis, dan fungsional
aparatur pemerintah Kota Kediri bisa melaksanakan roda pemerintahan
dan pembangunan secara efektif dan efisien. Di sisi lain Badan
Kepegawaian Daerah Kota Kediri, dituntut untuk selalu berupaya keras
untuk mengembangkan kemampuannya dan meningkatkan
profesionalisme dalam setiap pengeloalaan manajemen kepegawaian
aparatur. Badan Kepegawaian Daerah harus siap dalam memberikan
pelayanan yang prima dari semua segi, mulai dari personil pengelola
administrasi kepegawaian, program pengembangan Sumber Daya
Aparatur, serta sarana dan prasarana teknis informasi dan data
kepegawaian. Di samping itu, tugas dari Badan Daerah Kota Kediri adalah
dalam hal penempatan dan penataan jabatan, bisa sesuai dengan bidang
yang akan ditangani dan skill aparatur pemerintah yang menduduki
jabatan.
3. Susunan Organisasi
Dalam peraturan pemerintah daerah kota Kediri No 05 Tahun 2008
tentang Organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Dinas yang di jabarkan dalam
50
Keputusan Walikota Kediri No.54 tahun 2008 tentang tugas, fungsi dan tata
kerja Badan Kepegwaian Derah, disebutkan bahwa Badan Kepegawaian
Daerah merupakan salah satu unsur lembaga Teknis Daerah yang
merupakan unsure pelaksana tugas tertentu dalam bidang kepegawaian,
dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang bertanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Gambar 2
(Struktur Organisasi BKD Kota Kediri)
Sumber: BKD Kota Kediri 2015
Kepala
BKD
Sekretaris
Kasub Bag. Umum &
Penyusunan Program
Kasub Bag.
Kepegawaian &
keuangan
Kabid.
Mutasi
Kabid.
Pengembangan
Kabid.
Diklat
51
4. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Kediri
Tugas pokok dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kota Kediri
seperti tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 5 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, yaitu :
1. Badan Kepegawaian Daerah adalah unsur pendukung tugas daerah
dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibilang
kepegawaian daerah.
2. Badan Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan
yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas,
Badan Kepegawaian Daerah mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan serta mempersiapkan
peraturan-peraturan dibidang kepegawaian sesuai dengan norma,
standart dan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah;
b. Penyelenggaraan kegiatan untuk peningkatan kesejahteraan pegawai
dan pemrosesan pemberian penghargaan dan tanda jasa;
c. Pelaksanaan dan pengolahan mutasi dan ketatausahaan kepegawaian;
d. Pengumpulan dan pengolahan data serta penyiapan penyusunan dan
petunjuk teknis;
e. Penyiapan dan penyelenggaraan ujian dinas; dan
52
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan dan fungsinya.
Bidang – bidang dan sub bidang pada Badan Kepegawaian Daerah
sesuai dengan struktur yang ada sebagaimana berikut :
1. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan
rencana program ketatausahaan, bidang pengembangan pegawai,
bidang mutasi pegawai, bidang pendidikan dan pelatihan serta
melakukan evaluasi dan pelaporan. Sekretariat mempunyai fungsi :
a. Pelaksana koordinasi penyusunan program kerja tahunan Badan
Kepegawaian Daerah;
b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan anggaran
rutin/pembangunan;
c. Pelaksanaan koordinasi pengelolaan anggaran
rutin/pembangunan;
d. Pelaksanaan koordinasi penyusunan laporan akuntabilitas dan
AKIP Badan Kepegawaian Daerah;
e. Pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, rumah tangga,
perlengkapan, protokol dan kesekretariat;
f. Pelaksanaan pengelolaan kesejahteraan PNS; dan
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
53
2. Bidang Pengembangan Pegawai mempunyai tugas menyusun dan
melaksanakan program kerja dibidang pengembangan pegawai,
serta pengadaan Pegawai Negeri Sipil. Bidang Pengembangan
Pegawai, mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program kerja tahunan pengembangan
kepegawaian;
b. Penyusunan perumusan/pedoman kebijakan teknis
pengembangan Pegawai Negeri Sipil;
c. Melaksanakan inventarisasi dan data Pegawai Negeri Sipil;
d. Melaksanakan pembinaan terhadap Pegawai Negeri Sipil;
e. Penyusunan Daftar Urut Kepangkatan;
f. Melaksanakan koordinasi penyusunan formasi Pegawai Negeri
Sipil Daerah;
g. Melaksanakan pengolahan data Pegawai Negeri Sipil dan
penetapan Pegawai Negeri Sipil Daerah;
h. Melaksanakan usulan formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah di
kota;
i. Pelaksanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil Daerah dan
usulan penetapan NIP serta penetapan CPNS Daerah menjadi
PNS Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah;
j. Pelaksanaan penetapan kebijakan pengangkatan CPNS Daerah,
pelaksanaan pengangkatan CPNS Daerah dan pelaksanaan
orientasi tugas;
54
k. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan secara berkala
pengembangan pegawai;
l. Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan peraturan
perundang-undangan kepegawaian;
m. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan manajemen
Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Bidang Mutasi Pegawai mempunyai tugas melakukan pengurusan
administrasi pengangkatan, pemindahan, pemberhentian baik
pegawai struktural maupun fungsional. Bidang Mutasi Pegawai
mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan penyusunan rencana program kerja tahunan
bidang mutasi pegawai;
b. Melaksanakan pemrosesan kenaikan pangkat bagi Pegawai
Negeri Sipil, pejabat struktural dan fungsional;
c. Melaksanakan koordinasi dengan bidang pengembangan
pegawai dalam penyelesaian administrasi pengangkatan,
pemindahan staf, pejabat struktural dan fungsional;
d. Melaksanakan pengangkatan, perpindahan dan pemberhentian
sementara dari dan dalam jabatan;
e. Melaksanakan penyelesian bebas tugas staf dan pejabat
struktural dan fungsional;
55
f. Melaksanakan perpindahan Pegawai Negeri Sipil antar instansi;
g. Melaksanakan pemberhentian sementara Pegawai Negeri Sipil
akibat tindak pidana;
h. Melaksanakan pemberhentian Calon Pegawai Negeri Sipil dan
Pensiun (PNS), Calon Pegawai Negeri Sipil dan penetapan
pemberhentian Golongan/Ruang (III/d) ke bawah;
i. Penetapan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS
kota dari dan dalam jabatan struktural Eselon II atau jabatan
fungsional yang jenjangnya setingkat kecuali pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian Sekretaris Daerah;
j. Usulan dan atau konsultasi pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian Sekretaris Daerah;
k. Usulan dan atau konsultasi pengangkatan pemindahan dan
pemberhentian Eselon II PNS Daerah;
l. Mengadakan evaluasi dan pelaporan mutasi pegawai struktural
dan fungsional;
m. Mengadakan evaluasi dan pelaporan pemberhentian PNS yang
pensiun, PNS akibat tindak pidana dan CPNSD;
n. Pelaksanaan usulan kenaikan pangkat anumerta dan
pengabdian; dan
o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
56
4. Bidang Pendidikan dan Latihan mempunyai tugas
mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian di
bidang pendidikan baik struktural, teknis dan fungsional bagi
seluruh satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah. Untuk
menyelenggarakan tugas Bidang Pendidikan dan Latihan,
mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan penyusunan rencana program kerja bidang
pendidikan dan pelatihan;
b. Melaksanakan penetapan rencana kebutuhan pendidikan dan
pelatihan PNS Daerah;
c. Melaksanakan usulan penetapan sertifikasi lembaga pendidikan
dan pelatihan;
d. Melakukan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
e. Melaksanakan pengolahan data untuk pelaksanaan program
latihan Pra Jabatan;
f. Melaksanakan perencanaan program pendidikan dan pelatihan
formal dan fungsional;
g. Melaksanakan perencanaan pendidikan dan pelatihan
penjejangan PNS;
h. Mengadakan evaluasi, pelaporan serta pengembangan
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan secara berkala;
i. Melaksanakan pengendalian dalam pelaksanaan program
pembangunan bidang pendidikan dan pelatihan;
57
j. Menyusun perumusan kebijakan terknis dibidang pendidikan
dan pelatihan aparatur;
k. Memfasilitasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan bagi
aparatur;
l. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja di lingkungan
pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDM);
m. Melaksanakan Ujian Dinas, Ujian Penyesuaian Ijazah dan
pengiriman Praja IPDN, Ijin Belajar dan Tugas Belajar; dan
n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
C. Penyajian Data Fokus Penelitian
1. Pelaksanaan Pengembangan Sumber Daya Aparatur
Saat akan melakukan pengembangan Sumber daya Aparatur di
Kediri, Aparatur Kediri mengalami masalah yaitu masalah kedisiplinan.
Berdasarkan permasalahan utama yang ada di hadapi oleh Aparatur Kota
Kediri yaitu masalah kedisiplinan pegawai maka cara penyelesaianya adalah
dengan cara pengawasan atau sistem absensi pegawai. Berikut hasil
wawancara dengan Bapak Wildan Mukholadum selaku staf bidang mutasi
mengungkapkan bahwa:
“Tingkat Kedisiplinan itu dapat diawasi dengan 3 cara yaitu
yang pertama setiap satker atau kantor di lengkapi dengan
fasilitas absensi bahkan ada yang menggunakan sidik jari
absensi elektronik untuk memantau kehadiran dari setiap
karyawan dan yang ke dua adalah dilakukan pengumpulan
daftar rekap absensi setiap bulanya dari tiap satker atau kantor
58
untuk laporan ke pada BKD Kota Kediri sebagai alat pengontrol
kehadiaran Pegawai Negeri Sipil dan yang terakir adalah setiap
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam setiap tahun di wajibkan
untuk membuat dan menyerahkan daftar Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) untuk diserahkan ke BKD Kota Kediri sebagai
bukti Pegawai Negeri tersebut telah melakukan tugas sesuai
dengan tupoksinya.” (wawancara dengan Bapak Wildan
Mukholadum selaku staf bidang mutasi pada tanggal 12 Mei
20015 pukul 09.00)
Dari hasil wawancara peneliti di atas dapat disimpulkan bahwa
Aparatur di Kota Kediri dalam proses pengembangan sumber daya aparatur
adalah dengan cara sistem absensi dan juga harus menyerahkan daftar Sasaran
Kerja Pegawai atau SKP untuk di serahkan kepada BKD Kota Kediri sebagai
bukti Pegawai Negeri tersebut telah melaksanakan tugas sesuai dengan
tupoksinya. Jika dikaitkan dengan teori Manajemen Sumber Daya Manusia,
maka Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kediri telah melaksanakan fungsi
dari teori Manajemen Sumber Daya Manusia, dalam hal ini yang terlihat
adalah adanya sistem absensi dan SKP yang termasuk dalam fungsi
Pengendalian dalam teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Sistem absensi
akan memberikan bentuk pengawasan terhadap kedisiplinan pegawai dalam
hal ketepatan waktu memenuhi jam kerja yang telah ditentukan oleh institusi.
Sedangkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) merupakan produk dari adanya
Reformasi Birokrasi yang saat ini tengah dijlankan oleh pemerintah, baik
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
SKP digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai kinerja masing-
masing pegawai yang pengisiannya disesuaikan sesuai dengan kelas jabatan
yang dimiliki oleh pegawai di organisasi pemerintahan. Di dalam reformasi
59
birokrasi pemerintah, besarnya nilai SKP akan mempengaruhi besarnya
tunjangan kinerja yang akan diperoleh masing-masing pegawai. Oleh karena
itu, semakin baik nilai yang dicapai oleh pegawai, maka semakin tinggi pula
tunjangan kinerja yang akan didapatkan. Hal ini akan menjadikan motivasi
bagi para Pegawai Negeri untuk terus meningkatkan kinerjanya sebagai
aparatur negara.
Pelaksanaan Pengembangan sumber daya aparatur yang telah
dilakukan oleh Badan Kepagawain Daerah Kediri merupakan bukti bahwa
organisasi birokrasi ini telah melaksanakan reformasi birokrasi yang ditandai
dengan penggunaan fingerprint sebagai alat untuk melakukan pengawasan
terhadap kedisiplinan pegawai dan adanya perubahan sistem penilaian kinerja
pegawai negeri dari DP3 menjadi SKP. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pengembangan pegawai di BKD Kediri yakni faktor rendahnya
kualitas SDM yang dimiliki oleh apartur negara dan juga faktor kedisiplinan
yang masih harus terus menerus diperbaiki.
Oleh karena kendala tingkat kedisiplinan telah di selesaikan maka
pengembangan sumber daya aparatur dapat dilakukan. Pengembangan
Sumber Daya aparatur yang berikutnya dapat dilakukan adalah peningkatan
skill atau pengembangan kemampuan dari sumber daya aparatur. Untuk
mengetahui perlu tidaknya dilakukan pengembangan sumber daya aparatur,
diperlukan data kualitas pegawai yang dilihat dari tingkat pendidikan.
60
Tabel 9
Persentase Tingkat Pendidikan
Pegawai Negeri Badan Kepegawaian Daerah Kota Kediri
Tahun 2015
Sumber : Data Badan Kepegawaian Daerah Kota Kediri
Dari data persentase di atas, maka dapat dihasilkan bentuk diagram
sebagai berikut :
Diagram 1
(Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Badan Kepegawan Daerah Kota
Kediri Tahun 2015)
0
5
10
15
20
25
30
SD SMP SMA D3 S1 S2
TINGKAT PENDIDIKAN
Berdasarkan hasil analisa tabel di atas, tingkat pendidikan yang
paling banyak dimiliki oleh pagawai negeri di lingkungan Badan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai
(orang)
Persentase
1 SD 2 4%
2 SMP 1 2%
3 SMA 9 18%
4 D3 6 12%
5 S1 27 54%
6 S2 5 10%
Jumlah 50 100%
61
Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Kediri adalah Strata 1 (S1) yang
persentasenya lebih dari separuh dari keseluruhan jumlah pegawai Negeri di
BKD Kediri yakni sebanyak 57% (27 orang). Tingkat pendidikan yang
selanjutnya memiliki persentase di bawah Strata 1 yaitu tingkat pendidikan
jenjang SMA dengan persentase 18% (9 orang), menyusul di bawahnya
adalah tingkat pendidikan D3 sebanyak 12%, kemudian Strata 2 sebanyak
10% dan yang paling rendah adalah sumber daya aparatur dengan tingkat
pendidikan terendah SD sebanyak 4% dengan jumlah pegawai sebanyak 2
orang.
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa pada dasarnya BKD Kota
Kediri memiliki kualitas Sumber Daya Manusia yang cukup baik. Hal ini
terbukti dengan banyaknya jumlah pegawai yang memiliki tingkat
pendidikan Strata 1 (S1). Hanya saja masih terdapat gap atau kesenjangan
yang cukup jauh antara pegawai negeri yang berada di bawah Strata 1 dan
juga pegawai yang berada di atas Strata 1. Seharusnya, pegawai negeri yang
memiliki tingkat pendidikan di bawah Strata 1 , yakni pegawai negeri dengan
tingkat pendidikan D3, SMA, SMP dan SD perlu mendapatkan pembekalan
untuk meningkatkan skill atau kemampuan mereka di bidang pemerintahan.
Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Kasubid
Pengembangan BKD kota Kediri. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan
Bapak Achmad Koharuddin selaku Kasubid Pengembangan tentang
bagaimana pengembangan Sumber daya Aparatur yang dilakukan oleh BKD
kota Kediri:
62
“Dengan cara mengikuti diklat-diklat teknis maupun fungsional
dan struktural dan bisa juga dengan cara pengiriman peserta
seminar, koferensi, workshop dan lain lain yang sesuai dengan
tupoksi organisasi pegawai negeri sipil. Bisa juga dengan cara
lain yaitu mengirim Pegawai Negeri Sipil untuk tugas belajar
atau ijin belajar kejenjang yang lebih tinggi” (wawancara
dengan Bapak Achmad Koharuddin selaku kasubid
Pengembangan pada tanggal 19 Mei 2015 pukul 09.00)
Diklat teknis, baik diklat fungsional maupun diklat struktural.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kasubid
Pengembangan BKD Kota Kediri, sebagai berikut :
“Yang dimaksud dengan diklat fungsional adalah diklat atau
pelatihan yang dilakukan untuk mendapatkan jabatan fungsional
tertentu, misalnya adalah diklat Brevet yang diadakan oleh
Kementerian Keuangan untuk seluruh instansi pemerintah baik
pusat maupun daerah yang khusus diikuti oleh jabatan
fungsional tertentu yakni bendahara atau pengelola keuangan.
Sedangkan diklat struktural merupakan diklat yang diikuti dan
melekat sesui dengan jabatan struktual yang saat itu dimiliki
oleh pegawai, misalnya : Diklat Kepemimpinan yang
dilaksanakan oleh Kementerian Pembina, Diklat Pengadaan
Barang dan Jasa yang dikasanakan oleh LKPP, serta Diklat
Prajabatan yang dilaksanakan oleh balai diklat bekerjasama
dengan LAN. Dimana kedua jenis diklat ini akan membantu dan
memberikan efek secara langsung terhadap peningkatan
kemampuan sumber daya aparatur dikarenakan dalam diklat,
baik itu diklat struktural maupun diklat fungional memiliki
kurikulum dan jumlah jam pelajaran yang disesuaikan sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan. Sehingga materi-materi yang
diberikan bermanfaat secara langsung untuk aparatur negara
dalam mengerjakan tugas-tugas mereka sehari-hari.”
(wawancara dengan Bapak Achmad Koharuddin selaku kasubid
Pengembangan pada tanggal 19 Mei 2015 pukul 09.00)
Selain melalui diklat, pelaksanaan pengembangan sumber daya
aparatur juga bisa dilakukan dengan cara mengikutsertakan pegawai negeri
dalam acara seminar, konferensi atau workshop yang dilakukan baik intern
yang dilaksanakan sendiri oleh BKD maupun ekstern yang dilaksanakan
63
oleh instansi pemerintahan lain. Berikut adalah hasil wawancara yang
dilakukan dengan Kasubid Pengembangan berkaitan dengan hal seminar,
konferensi dan workshop :
“Tidak selalu melalui diklat, pengembangan sumber daya
aparatur di lingkungan kami juga dilakukan dengan
mengikutkan pegawai di tempat kami untuk mengikuti acara-
acara seminar atau workshop. Bedanya dengan diklat, seminar
atau workshop memiliki waktu pelaksanaan yang lebih pendek
kalau dibandingkan dengan diklat. Kebanyakan sih memang
penyelenggara seminar atau workshop mauapun konferensi
memang berasal dari instansi lain yang mengundang kami untuk
mengirimkan wakil untuk mengikuti kegiatan tersebut. Kalau
dibandingkan dengan diklat, ya memang manfaatnya secara
langsung kurang begitu besar, namun untuk menyampaikan
informasi-informasi terbaru di bidang pemerintah acara sejenis
seminar atau workshop ini sangat bermanfaat. Misalnya kalau
dikeluarkan peraturan perundangan baru yang berkaitan dengan
pemerintahan atau birokrasi, atau adanya perubahan Standar
Operasional Prosedur (SOP) biasanya hal tersebut lebih efektif
apabila disosialisasikan melalui seminar atau workshop. Dengan
mengirimkan peserta mengikuti workshop diharapkan setelah
kembali, peserta yang dikirim tersebut akan memberikan
informasi baru mengenai perubahan perundangan atau SOP
yang baru berlangsung pada rekan-rekan yang ada di kantor,
sehingga semuanya jadi tahu tentang perubahan yang sedang
terjadi dan berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari.”
(wawancara dengan Bapak Achmad Koharuddin selaku
Kasubid Pengembangan pada tanggal 19 Mei 2015 pukul
09.00).
Dari pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa Seminar dan Juga
Workshop adalah dilaksanakan sebagai sarana untuk pengembangan dan
peningkatan sumber daya aparatur. Seminar dan Workshop akan sangat
efektif apabila dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan sosialisasi
kepada para pegawai. Dalam birokrasi masa kini yang bersifat dinamis,
banyak terjadi perubahan-perubahan perundangan dan juga perubahan
64
dalam hal standar opersional prosedur dalam suatu instansi pemerintah.
Untuk menginformasikan hal ini kepada seluruh pegawai, maka diadakanlah
seminar atau workshop untuk menyampaikan informasi tentang adanya
perubahan peraturan perundangan terbaru pada seluruh pegawai agar
seluruh pegawai segera mengetahui perubahan yang terjadi, Adanya informs
baru yang cepat tersebar ke seluruh pegawai, diharapkan juga akan
menambah pengetahuan dan wawasan baru.
Upaya lainnya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya aparatur yakni dengan mengirim pegawai negeri yang ada di
BKD Kota Kediri untuk mengikuti Tugas Belajar atau memberikan Ijin
Belajar. Meskipun memiliki tujuan dan pelaksanaan yang sama, namun ada
perbedaan mendasar antara tugas belajar dan ijin belajar. Hal ini sesuai
dengan apa yang dijelaskan oleh Kasubid Pengembangan dalam kutipan
hasil wawancara sebagai berikut :
“Ada perbedaan antara tugas belajar dan ijin belajar ya..jadi
keduanya itu tidak sama. Pengertianya sama..memberikan
kesempatan pada pegawai untuk melanjutkan belajar ke
jenjang yang lebih tinggi lagi. Namun perbedaannya adalah
kalau Tugas Belajar, berarti membebaskan si pegawai dari
seluruh tugas-tugas pokok di kantor selama pegawai tersebut
melaksanakan sekolah ke jenjang yang diberikan. Ijin yang
diberikan pada Tugas belajar memiliki jangka waktu tertentu,
jadi kalau sampai melewati ijin Tugas Belajar yang
diberikan, berarti dianggap berkeinerja tidak baik dan
tunjangan selama menjalani tugas belajar akan dihentikan.
Tugas belajar diberikan apabila pegawai negeri mendapatkan
beasiswa dari instansi tertentu, sehingga dibebaskan dari
segala biaya pendidiikan.
Sedangkan Ijin Belajar, diberikan pada pegawai yang dengan
keinginan sendiri mengajukan ijin untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi dengan usaha sendiri, dalam hal
65
ini tentu saja segala biaya saat menempuh pendidikan
ditanggung oleh pegawai yang bersangkutan dan jadwal
perkuliahan tidak boleh mengganggu jam kerja karena
pegawai tersebut tetap harus bekerja sesuai dengan tugas
pokoknya, sehingga jadwal sekolah atau kuliah harus
dilakukan di luar jam kerja.”
(wawancara dengan Bapak Achmad Koharuddin selaku
Kasubid Pengembangan pada tanggal 19 Mei 2015 pukul
09.00).
Tugas Belajar dan Ijin Belajar adalah sarana yang efektif untuk
meningkatkan kualitas SDM aparatur. Pegawai yang menjalankan tugas
belajar atau ijin belajar memiliki kesempatan untuk menyesuaikan tingkat
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Dengan demikian potensi akademis yang ada dalam pribadi Aparatur Sipil
Negara dapat muncul dan terwadani.
Meskipun sama-sama berfungsi sebagai alat untuk
mengembangkan kemampuan pegawai secara akademik, namun antara
tugas belajar dan ijin belajar memiliki beberapa perbedaan dari segi peserta,
biaya, tugas yang diemban, jangka waktu, dan title atau gelar yang didapat.
Berikut pejelasan mengenai perbedaan dari tugas belajar dan ijin belajar
dalam bentuk tabel berikut :
66
Tabel 10
Perbedaan Antara Tugas Belajar dan Ijin Belajar
No Tugas Belajar Ijin Belajar
1.
2.
3.
4.
5.
Tugas Belajar diberikan kepada
Pegawai yang mendapatkan beasiswa
baik dari instans internal maupun
eksternal.
Segala biaya yang dikeluarkan selama
proses tugas belajar ditanggung oleh
instansi yang memberikan beasiswa
tugas belajar.
Pegawai yang sedang melaksanakan
tugas belajar dibebaskan dari semua
tugas pokoknya sebagai pegawai selama
tugas belajar berlangsung.
Ada jangka waktu yang diberikan dalam
proses tugas belajar. Lamanya waktu
yang diberikan disesuaikan dengan
jenjang pendidikan yang diambil.
Gelar dan title yang diperoleh dari tugas
belajar dapat secara otomatis dipakai
dan digunakan setelah pegawai yang
bersangkutan menyelesaikan tugas
belajarnya tanpa perlu melalui proses
penyesuaian ijasah.
Ijin Belajar diberikan kepada
Pegawai yang melanjutkan
pendidikan dengan biaya dan usaha
sendiri.
Segala biaya yang dikeluarkan
selama proses belajar ditanggung
sendiri oleh pegawai yang
bersangkutan
Pegawai yang mendapat ijin belajar
tetap harus melaksanakan tugas
pokoknya sebagai pegawai, sehingga
proses belajar atau perkuliahan
dilaksanakan di luar jam kerja
sehingga tidak mengganggu jam
kerja.
Tidak ada jangka waktu yang
diberikan, proses belajar tidak akan
mengganggu produktivitas jam kerja
pegawai karena perkuliahan yang
dilaksanakan di luar jam kerja.
Gelar atau title yang diperoleh dari
ijin belajar tidak bisa secara otomatis
dipakai karena harus melalui proses
penyesuian ijasah terlebih dahulu.
Sumber : Rangkuman hasil wawancara dengan Kasubid Pengembangan BKD
67
Tidak semua pegawai mendapatkan Tugas Belajar, karena untuk
mendapatkan tugas belajar proses yang didapatkan tidaklah mudah. Apalagi
di masa saat ini, lingkungan birokrasi dipenuhi dengan pegawai-pegawai
yang memiliki daya saing sangat tinggi dan kompetitif. Berikut pernyataan
yang disampaikan oleh Kasubid Pengembangan mengenai hal tersebut
diatas :
“Memang tidak semua pegawai bisa mendapatkan tugas
belajar. Hal ini dikarenakan ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi apabila pegawai ingin mendapatkan tugas
belajar, yaitu: dia harus diterima terlebih dahulu sebagai
penerima program beasiswa yang biasanya dilaksnakan oleh
instansi pusat, setelah melalui proses seleksi dan diterima
sebagai penerima beasiswa, kemudian mengeluarkan surat
tugas belajarnya, waktu yang diberikan terbatas karena ada
jangka waktu yang harus dipenuhi. Semuanya itu tergantung
jenjang pendidikan apa yang diambil, kalau dari strata satu
ke strata dua atau magister waktu maksimal yang diperlukan
adalah 2 tahun begitu juga dengan dari jenjang D3 ke Strata
1 maka waktu yang diberikan maksimal juga 2 tahun rata-
rata semua berjangka waktu dua tahun itu sudah maksimal
dan harus selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan
tersebut, kalau sempai pegawai yang bersangkutan melewati
waktu yang ditentukan, maka segala biaya akan ditanggung
sendiri oleh pegawai karena dianggap telah berkinerja tidak
baik selama tugas belajar berlangsung.”
(wawancara dengan Bapak Achmad Koharuddin selaku
kasubid Pengembangan pada tanggal 19 Mei 2015 pukul
09.00)
Sama halnya dengan tugas belajar, ijin belajar juga bisa dijadikan
sebagai alternatif bagi pegawai untuk mengembangkan kemampuannya dan
menyesuaikan pendidikannya berdasarkan kebutuhan organisasi. Namun
dalam hal Ijin belajar, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan
68
diperhatikan oleh pegawai yang hendak mengajukan ijin belajar. Hal ini
dikemukakan oleh Kasubid Pengembangan BKD Kota Kediri Sebagai
berikut :
“Ijin belajar memang berbeda mas dengan tugas belajar,
karena ijin belajar ini diberikan kepada pegawai setelah
memenuhi beberapa persyaratan misalnya sekolah atau
universitas yang dipilih sebagai tempat untuk melanjutkan
studi sudah terakreditasi minimal B oleh BAN-PT , jangan
sampai memilih sekolah atau universitas yang tidak
terakreditasi atau tidak diakui karena hal tersebut akan
menyuslitkan sewaktu pegawai yang bersangkutan akan
mengikuti penyesuian ijasah dan yang terlebih penting lagi
jadwal perkuliahan yang diambil tidak boleh mengganggu
jadwal jam kerja rutin sehingga pegawai yang mengambil
ijin belajar tetap harus bekerja sesuai dengan tugas pokoknya
sehari-hari. Dan jurusan yang diambil juga kalau bisa
disesuikan dengan kebutuhan instansi kalau memang di sini
ya yang diperlukan ya kebanyakan dari jurusan seperti
admnistrasi yang paham menganai masalah kepegawaian
atau paling tidak dari jurusan ekonomi kalau untuk instansi
seperti PU ya yang diperlukan pasti dari jurusan teknis ya
pokoknya sebelum memutuskan untuk mengajukan ijin
belajar harus dipikirkan baik-baik apakah nanti jurusan yang
diambil akan diperlukan di instansinya dan prospek
kedepannya bisa bagus untuk membantu kenaikan
pangkatnya.
(wawancara dengan Bapak Achmad Koharuddin selaku
Kasubid Pengembangan pada tanggal 19 Mei 2015 pukul
09.00).
Dari hasil pemaparan yang disampaikan oleh Kasubid
Pengembangan diatas, dapat dilihat bahwa tugas belajar dan ijin belajar
memegang peranan yang penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber
daya aparatur. Hal ini dikarenakan Tugas dan Ijin Belajar berkaitan secara
langsung dengan kepangkatan golongan yang akan dicapai oleh pegawai
negeri. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki maka akan semakin
69
tinggi pula pangkat dan golongan yang bisa dicapai berikut adalah tabel
mengenai jenjang kepangkatan dalam struktur organisasi pegawai negeri :
Tabel 11
Jenjang Kepangkatan Pegawai Negeri
Berdasarkan UU No. 5 tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
No Gol. Kepangkatan Keterangan
A I/a
I/b
I/c
I/d
Juru Muda
Juru Muda Tk.I
Juru
Juru Tk.I
Golongan Kepangkatan yang dimiliki
pegwai yang masuk dengan menggunakan
Ijasah SD dan SMP
B II/a
II/b
II/c
II/d
Pengatur Muda
Pengatur Muda Tk I
Pengatur
Pengatur Tk I
Golongan Kepangkatan yang dimiliki
pegawai yang masuk dengan ijasah SMA
atau Diploma (untuk golongan II/c)
Merupakan golongan kepangkatan
maksimal untuk tingkat pendidikan SD dan
SMP
C III/a
III/b
III/c
III/d
Penata Muda
Penata Muda Tk I
Penata
Penata Tk I
Golongan kepangkatan yang dimiliki
pegawai yang masuk dengan ijasah Strata 1
Merupakan golongan kepangkatan
maksimal untuk tingkat pendidikan
Diploma 3 (maks.III.c) dan Strata 1 (maks.
III/d)
D IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e
Pembina
Pembina Tk 1
Pembina Utama Muda
Pembina Utama Madya
Pembina Utama
Golongan kepangkatan yang ditempati
minimal Starata 2 dan pejabat yang
memiliki tingkatan Eselon.
Sumber : Rangkuman dari UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Berdasarkan keterangan tersebut diatas, pelaksanaan
pengembangan Aparatur di lingkungan Badan Kepagawaian Daerah (BKD)
70
Kota Kediri telah terlaksana dengan baik. Metode yang digunakan dalam
upaya pengembangan aparatur dimulai dari yang paling efektif adalah
sebagai berikut :
1. Diklat Fungsional dan Struktural
2. Tugas Belajar dan Ijin Belajar
3. Seminar, Workshop, dan Konferensi
Apabila ketiga hal ini ditampilkan dalam bentuk tabel upaya
pengembangan aparatur, akan tampak antara instrumen yang digunakan
dengan tujuan yang diharapkan sebagai berikut :
Tabel 12
Tujuan Instrumen Pelaksanaan Pengembangan Aparatur
No Instrumen Pelaksanaan
Pengembangan Aparatur
Keterangan
1 Diklat
Bisa diikuti oleh hampir keseluruhan
pegawai, melekat pada jabatan,
memberikan pelatihan yang
bertujuan untuk menambah
kemampuan teknis sesuai dengan
bidang dan kemampuan pegawai,
mendapatkan sertifikat keahlian
sebagai hasil pelatihan.
2 Seminar,Workshop
Bisa diikuti oleh pegawai yang
diusulkan oleh atasan, efektif bila
digunakan untuk sarana sosialisasi
peraturan baru yang ada di birokrasi
namun kurang menambah
kemampuan teknis apabila
71
dibandingkan dengan diklat, namun
efektif sebagai sarana menyebarkan
informasi kepada sesama pegawai,
mendapatkan hasil sertifikat sebagai
hasil seminar.
3 Tugas dan Ijin Belajar Bisa diikuti oleh pegawai yang telah
mendapatkan ijin dari atasan
2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
Sumber Daya Aparatur
Proses dalam Manajemen Sumber Daya Manusia di Kota Kediri
terkait dengan faktor-faktor yang ada disekitarnya. Faktor postitif
merupakan hal yang diharapkan dapat mendorong berkembangnya proses
manajemen Sumber Daya Manusia di Kota Kediri kearah yang lebih baik.
Berdasarkan hasil wawancara, diidentifikasi bahwa faktor pertama yang
memberikan pengaruh adalah faktor Sumber Daya Manusia. Faktor SDM
yang dimiliki BKD Kota Kediri dapat dipecah menjadi beberapa aspek,
yakni dari segi ketrampilan yang dimiliki, serta jumlah dan komposisi
pegawai. Faktor pendukung dari segi ketrampilan nampak pada
kemampuan yang dimiliki pegawai BKD Kota Kediri cukup mumpuni di
bidangnya masing-masing, terutama pegawai yang masih muda. Mereka
memiliki motivasi dan semangat yang tinggi dalam bekerja, cepat, belajar
dan memiliki daya saing yang baik. Sedangkan dari segi jumlah dan
komposisi pegawai, jumlah pegawai yang dimiliki oleh BKD sudah cukup
dan sesuai dengan kebutuhan.
72
Kemudian faktor sarana dan prasarana juga merupakan faktor
pendukung dalam Manajemen Sumber Daya Manusia BKD Kota Kediri.
Jumlah sarana dan prasarana sudah cukup tersedia untuk beberapa sarana
seperti tersedianya mobil dinas dan komputer untuk para pegawai, adanya
beberapa yang merupakan barang dari pengadaan terbaru sehingga
spesifikasi yang dimilki cukup canggih. Misalnya pengadadaan leptop dan
pembaruan jaringan internet. Serta sarana tersebut mampu memberikan
kontribusi terhadap pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Kemudian faktor
penghambat nampak dari SDM aparatur yang masih belum bisa
mendisiplinkan diri, terutama masalah disiplin waktu, Namun ketika
dihubungkan dengan pengembangan sumber daya aparatur, failitas dan
sarana yang ada masih kurang dan perlu ditambah. Selain itu, teknologi
juga membuat para pegawai menjadi kurang fokus dengan pekerjaan
mereka sehari-hari.
Jadi, dapat dilihat bahwa ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap
pelaksanaan pengembangan sumber daya aparatur, yaitu :
1. Faktor SDM
2. Faktor Sarana dan Prasarana (Fasilitas)
3. Faktor Teknologi.
3. Syarat-syarat untuk menaikkan peningkatan karier atau jabatan
Sementara itu Menurut Bapak Heri Winarko selaku staf bidang
mutase syarat untuk peningkatan karier atau jabatan Pegawai Negeri Sipil
mengemukakan bahwa:
73
“Untuk dapat di angkat dalam jabatan struktural seorang
Pegawai Negeri Sipil,untuk penjelasan lebih lengkapnya kita
bisa melihat peraturan keputusan kepala Badan Kepegawaian
Negara (BKN) nomor 13 Tahun 2002 tentang ketentuan
pelaksanaan peratuan pemerintah no100 tahun 2000 tentang
pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural
sebagai mana yang telah di ubah dengan peraturan
pemerintah no 13 tahun 2002, dan bunyi syarat dari peraturan
tersebut diantaranya: Harus berstatus Pegawai Negeri Sipil,
Serendah-rendahnya memilik pangkat 1(satu) tingkat di
bawah jenjang pangkat yang di tentukan, Memiliki
kualifikasi dan tingkat pendidikan yang di tentukan, Semua
unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam 2 (dua) tahun terakir, Memiliki kompetensi
jabatan yang di perlukan, Sehat jasmani dan rohani.
Disamping itu juga Pejabat Pembina Kepegawiaan Pusat dan
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah perlu juga
memperhatikan faktor: Senioritas dalamkepangkatan, usia,
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jabatan dan pengalaman.”
( wawancara dengan Bapak Heri Winarko selaku staf
bidang mutasi pada tanggal 26 Mei 2015 Pukul 09.30)
Dari hasil wawancara peneliti di atas dapat di simpulkan bahwa
Aparatur dapat naik jabatanya apabila memenuhi syarat sesuai dengan
peraturan yang telah ditentukan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN)
di samping itu juga Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan pejabat
Pembina kepegawaian daerah juga harus memperhatikan faktor senioritas
dalam kepangkatan, faktor usia, dan faktor Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Jabatan yang diikuti dan juga pengalaman kerja.
D. Pembahasan
1. Pelaksanaan pengembangan Sumber Daya Aparatur
Pelaksanaan Pengambangan Sumber Daya Aparatur di Lingkungan
74
BKD Kota Kediri dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
1. Diklat
Secara garis besar, penyelenggaraan diklat di BKD kota Kediri
dilaksnakan mengacu pada dasar hukum PP No.101 Tahun 2000, yang
membagi palaksanaan diklat menjadi 2 (dua) yakni diklat Prajabatan
dan diklat dalam jabatan.
a. Diklat Prajabatan
Diklat Prajabatan menurut Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Nasional Nomor 193/XIII/10/6/2001 tentang Pedoman
Umum Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil,
adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh seorang CPNS untuk
dapat diangkat menjadi PNS. Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk
memberikan pengetahuan dalam membentuk wawasan kebangsaan,
kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang
sistem penyelenggaraan pemerintahan negara agar mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai pelayan masyarakat
dan wajib dilaksanakan selambat-lambatnya 2 tahun setelah
pengangkatan menjadi CPNS.
75
Jenjang diklat Prajabatan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 13
Macam-macam jenjang Diklat Prajabatan
No Jenjang Diklat Uraian Keterangan
1
Diklat
PraJabatan
Golongan I
Syarat pengangkatan CPNS Gol. I
Diperuntukkan bagi CPNS yg basis
pendidikaan formalnya setingkat SD
Pangkat setelah lulus diklat adalah I/A
(Juru Muda) untuk yang berpendidikan
SD dan I/b(Juru Muda Tk.I) untuk
yang berpendidikan SMP
2
Diklat
PraJabatan
Golongan II
Syarat pengangkatan CPNS Gol II
Diperuntukkan bagi CPNS yang
pendidikan formalnya setingkat SMA,
Diploma 1,2 dan 3
Pangkat setelah lulus diklat adalah
II/a(SMA), II/b(Diploma I), dan II/c
(Diploma2,3)
3
Diklat
Prajabatan
Golongan III
Syarat pengakatan CPNS Gol III
Diperuntukkan bagi CPNS yang
pendidikan formalnya setingkat Strata I
dan Diploma 4 serta Strata II
Pangkat setelah lulus diklat adalah III/a
untuk Diploma 4 dan Strata I, dan III/b
untuk Strata 2
b. Diklat Dalam Jabatan
Penyelenggaraan diklat dalam jabatan di BKD Kota Kediri diatur
berdasarkan PP No.101 Tahun 2000. Diklat dalam Jabatan di BKD
Kediri dilaksanakan dengan maksud sebagai berikut :
1. Bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk
mewujudkan kepemerintahan yang baik diperlukan SDM aparatur
yang memiliki kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara
76
dan pembangunan.
2. Bahwa untuk menciptakan SDM aparatur yang memiliki
kompetensi tersebut diperlukan peningkatan mutu profesionalisme,
sikap, pengabdian dan kesetiaan pada bangsa dan negara serta
pengembangan wawasan PNS.
3. Bahwa untuk terwujudnya pengembangan SDM aparatur secara
menyeluruh berdasarkan kompetensi jabatan.
Ketiga alasan di atas adalah hal-hal yang melatarbelakangi
dilaksanakannya diklat dalam jabatan di pemerintahan Kota Kediri.
Diklat Dalam Jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap PNS agar dapat melaksanakan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya.
Diklat dalam jabatan dilaksanakan setelah seorang CPNS diangkat
menjadi PNS secara resmi melalui turunnya SK PNS. Diklat dalam
jabatan terdiri dari 3 bentuk, yakni :
1. Diklat Kepemimpinan
Diklat Kepemimpinan yang selanjutnya disebut sebagai
Diklatpim, adalah diklat yang diperuntukkan untuk mencapai
persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah
yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Diklat
Kepemimpinan terdiri dari :
a. Diklatpim tingkat IV, adalah diklat yang diperuntukkan
untuk Jabatan struktural Eselon IV.
77
b. Diklatpim tingkat III, adalah diklatpim yang diperuntukkan
untuk jabatan struktural Eselon III.
c. Diklatpim tingkat II, adalah diklatpim yang diperuntukkan
untuk jabatan struktural Eselon II.
d. Diklatpim tingkat I, adalah diklatpim yang diperuntukkan
untuk jabatan struktural Eselon I.
Eselon adalah tingkat jabatan struktural. Eselon tertinggi
sampai dengan terendah dan jenjang pangkat untuk setiap
eselon diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2002.
Berikut adalah tingkat jabatan Eselon mulai dari yang tertinggi
sampai yang terendah:
Tabel 14
Tabel Tingkat Jabatan Eselon
Eselon I adalah jenjang Eselon tertinggi, terdiri dari dua jenjang yaitu eselon IA dan
IB. Jenjang Kepangkatan bagi Eselon I adalah IV/c dan yang tertinggi IV/e. Contoh di
tingkat daerah adalah Sekretaris Daerah
Eselon II adalah hirarki jabatan lapis ke-2, terdiri dari dua jenjang yaitu II/A dan II/B.
Jenjang Kepangkatan begi eselon ini adalah IV/c dan yang tertinggi IV/d. Contoh di
tingkat daerah : Kepala Dinas, Kepala Badan.
Eselon III adalah jenjang jabatan lapis ke-3, terdiri dari eselon III/A dan III/B. Jenjang
kepangkatannya adalah III/d dan yang tertinggi IV/d. Contoh di tingkat daerah
:Sekretaris Dinas, Kepala Bagian, Kepala Bidang.
Eselon IV adalah jenjang jabatan struktural lapis terbawah, terdiri dari IV/A dan IV/B.
Jenjang kepangkatan terendah adalah III/b dan yang tertinggi adalah III/d. Contoh di
tingkat daerah adalah Kasubbag, Kasie.
78
2. Diklat Fungsional
Diklat Fungsional adalah diklat yang memberikan
keterampilan dan/atau penguasaan pengetahuan fungsional di
bidang tugas yang terkait kepada PNS sehingga mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan secara
konsisten. Ditujukan kepada PNS yang akan menduduki jabatan
fungsional tertentu. Dasar hukum penyelenggaraan diklat ini
adalah Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 8
Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Fungsional. Berikut adalah keterangan
tentang diklat Fungsional :
Tabel 15
Keterangan Diklat Fungsional
Jenis Diklat Diklat Fungsional KEAHLIAN
Diklat Fungsional Keterampilan
Cara Pengadaan Berjenjang
Tidak Berjenjang
Peserta
PNS, baik yang akan atau telah
menduduki jabatan fungsional
keahlian atau keterampilan dan
Pejabat Struktural apabila diperlukan
dalam pelaksanaan jabatannya
Bersifat selektif dan merupakan
penugasan dengan memperhatikan
pengembangan karir pegawai negeri
sipil yang bersangkutan.
Persyaratan
Usia Maks. 50 tahun saat diangkat
dalam Jabatan Fungsional
Pendidikan minimal S.1 (untuk
tingkat ahli), Diploma II (untuk
79
tingkat terampil)
Golongan minimal III/a untuk
tingkat ahli dan II/b untuk tingkat
terampil
Memiliki latar belakang pendidikan
dan bidang tugas yang relevan
dengan jabatan fungsional yang
dipilih
Direkomendasikan dan diusulkan
oleh Pejabat unit kerja Eselon III
Contoh
Diklat Jabfung Analis Kepegawaian,
Arsiparis, Widyaiswara, Prana
Komputer, dll.
Diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi yangsesuai dengan jenis dan jenjang
jabatan fungsional masing-masing Jenis dan Jenjang masing-
masing jabatan fungsional ditetapkan oleh instansi pembina
jabatan fungsional yang bersangkutan.
3. Diklat Teknis
Diklat Teknis adalah diklat yang memberikan
keterampilan dan atau penguasaan pengetahuan teknis di
bidang tugas terkait kepada PNS, sehingga mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
secara konsisten. Diklat teknis merupakan bagian integral
dari sistem pembinaan karier PNS. Diklat Teknis
merupakan diklat untuk meningkatkan kompetensi teknis
dalam jabatan PNS sesuai bidang tugasnya. Dasar hukum
yang melatarbelakangi pelaksanaan diklat teknis adalah
80
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 7
tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan Diklat Teknis. Pelaksanaan Diklat teknis
dapat dilaksanakan secara berjenjang. Jenis dan jenjang
Diklat Teknis ditetapkan oleh instansi teknis yang
bersangkutan. Penetapan Peserta diklat bersifat selektif dan
dilakukan setelah peserta diklat mendapat pertimbangan
dan rekomendasi dari Badan Pertimbangan Jabatan dan
Kepangkatan (Baperjakat) bersama Tim Seleksi Peserta
Diklat.
Dalam hal pengembangan sumber daya aparatur, diklat
merupakan instrumen yang sangat efektif untuk memajukan
sumber daya manusia di Kota Kediri. Sesuai dengan apa yang
dikemukakan di bagian teori oleh Hani Handoko (1995), latihan
dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan sebagai ketrampilan
dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Jadi,
latihan menyiapkan para karyawan (tenaga kerja) untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan sekarang. Hal tersebut juga berlaku untuk
diklat yang dilaksanakan di BKD Kota Kediri yang dalam hal ini
menggunakan sarana diklat sebagai upaya untuk mengembangkan
kemampuan dan keterampilan setiap pegawai yang ada di BKD
Kota Kediri.
81
Teori dari Gomes juga menjelaskan mengapa diklat
sebagai sarana pelatihan pengembangan pegawai memiliki peranan
yang penting di BKD Kota Kediri. Menurut Gomes (2003),
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki peformansi
pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
tanggung jawabnya. Karena diklat menurut Gomes bertujuan
untuk memperbaiki performansi pekerja pada pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya, oleh karena itulah ada beberapa jenis
diklat di BKD Kota Kediri yang diperuntukkan sesuai dengan
tugas pokok dari pegawai. Pegawai diikutkan diklat sesuai dengan
kebutuhan mereka agar terjadi kenaikan performa kinerja secara
signifikan. Kalau ada performa kinerja dari pegawai yang
mengalami penurunan, maka BKD Kota Kediri menyikapi hal ini
dengan mengirimkan pegawai tersebut untuk mendapatkan diklat
(pelatihan) agar performa kinerja mereka kembali meningkat.
Sebagai contoh, Kabag Pengembangan BKD Kediri
memberikan contoh, ketika ada pegawai di bagian kepegawaian
yang mengalami kesulitan dalam menjalankan operasional aplikasi
baru, maka pegawai tersebut akan diikutkan ketika ada diklat
mengenai pengoperasian aplikasi kepegawaian, sehingga pegawai
tersebut mendapat pengatahuan yang dapat membantu untuk
menguasai program tersebut.
Simamora (2004) dalam teori pelatihan menyatakan salah
82
satu tujuan dari pelatihan adalah memperbaiki kinerja karyawan
dan memutakhirkan keahlian karyawan. Karena itulah setiap kali
diperlukan, pegawai akan diikutkan diklat untuk memperbaiki
kienrja mereka dengan keterampilan dan ilmu baru yang di dapat
dari diklat yang dilaksanakan, apalagi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pesat, maka tiap pegawai harus
bisa meningkatkan kemampuan mereka dengan mempelajari
teknologi dan pengetahuan baru tersebut, sehingga bisa
memutakhirkan keahlian mereka sebagai pegawai di BKD Kota
Kediri.
Dalam pemahaman konteks birokrasi menurut Kristiadi
(1994:93), birokrasi dimaksudkan untuk melaksakan
penyelenggaraan bernegara, penyelenggaraan pemerintahan
termasuk didalamnya penyelenggaraan pelayanan umum dan
pembangunan. Dalm hal ini BKD Kota Kediri berfungsi untuk
menyelenggarakan pembangunan, dalam hal ini adalah
pembangunan Sumber Daya Manuasia Aparatur Daerah. BKD
sebagai institusi pemerintah yang mengorganisir dam menjalankan
fungsi pembinaan dalam hal kepegawaian, memiliki tugas penting
untuk menyiapkan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan tiap pegawai tidak hanya untuk BKD Kota Kediri, tapi
juga untuk seluruh pegawai negeri yang ada di tiap instansi di Kota
Kediri. Fungsi utama dari birokrasi adalah memberikan pelayanan
83
langsung kepada masyarakat (Santoso, 1993:21). Untuk
menciptakan sosok birokrasi pemerintahan yang responsif
terhadap kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi masyarakat, dinamika
dalam melaksanakan tugas-tugas negara, merupakan modal
birokrasi yang di butuhkan dalam kerangka pemerintahan yang
berorientasi pelayanan. Untuk mewujudkan birokrasi yang sesuai
dengan harapan sebagaimana di sebutkan di atas, maka birokrasi
perlu di lengkapi dengan personalia yang professional dengan
spesialisasi yang bagus dan aturan yang cukup baik. Dan untuk
mencapai birokrasi dengan performa prima seperti yang
dikemukakan hal diatas, maka setiap pegawai yang ada dalam
suatu birokrasi juga harus memiliki kinerja yang profesional.
Karena itulah pengembangan kinerja pegawai sangat diperlukan
untuk tetap menajaga agar kualtias performa kinerja tiap-tiap
pegawai tetap berada di jalur yang semestinya, terus-menerus
mengalami peningkatan dan terhindar dari penurunan kualitas
kinerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi birokrasi dan
menjadikan sistem birokrasi menjadi tidak responsif karena
performa kinerja pegawai yang rendah. Untuk itulah pelatihan
diperlukan.
Tiap pegawai yang ada di BKD Kota Kediri adalah bagian
dari aparatur sipil negara, dalam hal ini yaitu PNS yang
keberadaannya perlu Manajemen untuk bisa mengatur dan
84
mengorganisasikannya, dalm hal ini bisa disebut sebagai
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Dalam Tujuan Manajeman
Sumber Daya Manusia Menurut Henry Simamora (2000), salah
satu tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia adalah Tujuan
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah Tujuan Organisasi
yakni manajemen Sumber Daya Manusia memiliki sasaran formal
organisasi yang di buat untuk membantunya mencapai tujuan.
Melalui tujuan ini, Manajemen Sumber Daya Manusia
berkwajiban meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara
meningkatkan produktivitas, mendayagunakan tenaga kerja secara
efisien dan efektif.
Cara untuk meningkatkan produktivitas tersebut adalah dengan
jalan melaksanakan pelatihan, hal tersebut dilakukan untuk
mendukung proses pengembangan sumber daya aparatur yang
diatas tadi disebutkan merupakan tuntutan dari birokrasi agar
sistem dalam birokrasi dapat berjalan dengan baik dan responsif.
Pegawai yang memiliki kemampuan teknis yang baik akan bersifat
lebih responsif terhadap halyang terjadi di sekelilingnya daripada
pegawai dengan kemampuan teknis yang rendah dan tidak sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya. Karena itulah diperlukan
Diklat untuk mengantisipasi terjadinya hal tersebut di atas.
2. Tugas Belajar dan Ijin Belajar
a. Tugas Belajar
85
Tugas Belajar diberikan kepada PNS yang memenuhi
syarat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi atau yang setara melalui jalur pendidikan formal baik di
dalam negeri maupun di luar negeri dengan biaya pemerintah
atau bantuan badan/yayasan/lembaga/perusahaan/ organisasi
swasta nasional berbadan hukum atau bantuan pihak
asing/sumber lain lain yang sah. Tugas belajar hanya diberikan
kepada mereka yang berstatus PNS dan memiliki masa kerja
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Tidak melaksanakan tugas sehari-hari sebagai PNS dan
menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari
kepada atasan langsung atau pejabat lain yang ditunjuk;
b. Dibebastugaskan sementara dari jabatan fungsional
apabila menduduki jabatan fungsional
c. Diberhentikan sementara dari jabatan strukturalnya
apabila menduduki jabatan struktural.
PNS yang akan mengajukan Tugas Belajar harus
mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang. Bidang
ilmu yang akan ditempuh harus sesuai dengan pengetahuan atau
keahlian yang dipersyaratkan dalam jabatan pada organisasi.
Biaya untuk pelaksanaan tugas belajar dapat bersumber dari
APBD atau APBN, bantuan pemerintah negara asing yang
86
direkomendasikan oleh Bappenas atau kementerian lembaga non
kementerian, bantuan badan atau organisasi swasta luar negeri
yang direkomendasikan oleh Bappenas atau kementerian lembaga
non kementerian.
b. Ijin Belajar
Ijin belajar adalah ijin yang diberikan oleh pejabat
berwenang kepada PNS untuk mengikuti pendidikan formal
maupun non formal berdasarkan permohonan PNS yang
bersangkutan tanpa meninggalkan tugas-tugas kedinasannya.
Pembrian Ijin belajar bagi PNS di BKD Kota Kediri
dimaksudkan sebagai upaya pembinaan PNS dalam rangka
melaksanakan pendidikan atas kemauan sendiri sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Ijin belajar yang diberikan kepada PNS yang ada di
BKD Kota Kediri tidak boleh mengganggu jam kerja PNS
yang berangkutan, serta PNS yang bersangkutan harus tetap
menjalankan tugas pokoknya sehari-hari. PNS yang
melaksanakan pendidikan dan melalaikan tugas-tugas
kedinasan sesuai dengan ketentuan jam kerja dikarenakan
kepentingan sekolah/kuliah, maka ijin belajarnya akan dicabut
dan yang bersangkutan akan dikenakan hukuman disiplin PNS
sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Untuk menjamin legalitas, kualitas dan kompetensi PNS
87
yang akan mengajukan ijin belajar, maka perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
a. Lembaga Pendidikan dan program studi yang dituju
statusnya harus memiliki ijin operasional dari instansi
Pemerintah/Pemerintah Daerah yang berwenang sesuai
dengan peraturan yang berlaku atau mendapat akreditasi;
b. Bagi PNS yang mendapat ijin belajar pada lembaga
pendidikan yang berstatus ijin opersional, maka pada saat
kelulusan harus berijazah terakreditasi;
c. Bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu
diarahkan untuk mengikuti jenjang pendidikan yang linier
dengan pendidikan sebelumnya.
Persyaratan utama yang harus diperhatikan dalam
pengajuan ijin belajar di lingkungan BKD Kota Kediri adalah
PNS yang bersangkutan telah memiliki masa kerja sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun sejak pengangkatan sebagai PNS kecuali
tenaga fungsional guru yang belum memenuhi kualifikasi
pendidikan Sarjana Strata 1 (S1). Selain itu, PNS yang akan
mengajukan ijin belajar wajib membuat surat pernyataan
bermeterai dan menyatakan bahwa pendidikan yang akan diikuti
dilaksanakan di luar jam dinas dan tidak mengganggu
pekerjaan/tugas dinas sehari-hari.
PNS yang mengajukan ijin belajar, harus bersedia
88
menanggung seluruh biaya yang dibutuhkan selama mengikuti
pendidikan serta tidak menuntut bantuan dana dari Pemerintah.
PNS yang mendapat ijin belajar wajib untuk membuat laporan
pada pimpinan tentang kemajuan pendidikan yang sedang
dijalani.
Apabila Diklat (pelatihan) dilakukan sebagai upaya untuk
meningkatkan performa kinerja pegawai dalam waktu yang
singkat, maka tugas belajar dan ijin belajar dimaksudkan untuk
pelaksanaan peningkatan keahlian pegawai tiak hanya dalam hal
pengetahuand an keterampilan, namun juga dalam hal
pengembangan jenjang karier pegawai. Di BKD Kota Kediri,
pegawai yang mendapatkan tugas belajar dan ijin belajar ,
sebagaian besar adalah pegawai yang dipersiapkan baik secara
mentalitas dan keilmuannya untuk menjadi pemimpin dalam
suatu organisasi. Hal ini dikarenakan, para pegawai yang
mendapatkan tugas belajar dan ijin belajar adalah para pegawai
yang berhasil melewatis eleksi ketat yang ditetapkan sebagai
persyaratan, hal ini terutama untuk pegawai yang mendapatkan
tugas belajar, karena dalam tugas belajar tidak hanya dibebaskan
dari segala biaya selama mengikuti pendidikan, namun tunjangan
kinerjanya juga tetap diberikan meskipun dibebastugaskan dari
pekerjaannya sehari-hari.
Di BKD Kota Kediri terdapat gap atau jarak yang besar
89
antara pegawai dengan usia yang mendekatai batas usian pensiun
dengan pegawai yang masih baru. Sehingga terdapat
kecenderungan ketimpangan dalam hal keilmuan antara pegawai
senior dengan oegawai yang masih baru. Untuk mengurangi
adanya ketimpangan ini, maka para pegawai baru perlu untuk
disekolahkan lagi agar memiliki keilmuan yang bisa sejajar
dengan para senior yang lebih berpengalaman baik dalam hal
pengalaman di lapangan mapun pengalaman secara keilmuan.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Moses
N Kiggundu (1989) dalam Ambar Teguh Sulistyani dan Rosidah
(2003) yang menyatakan bahwa Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah pengembangan dan pemanfaatan pegawai dalam
rangka tercapainya tujuan dan sasaran individu dan organisasi.
Dalam hal ini, BKD Kota Kediri berusaha menjalankan fungsi
Manajemen Sumber Daya Manusia , yakni mengambangkan dan
memanfaatkan pegawai secara maksimal sesuai agar sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Secara individu,
pengembangan pegawai dengan tugas belajar dan ijin belajar akan
berkontribusi terhadap pengembangan jenjang karier pegawai
yang bersangkutan, sehingga pegawai yang telah menjalankan
tugas belajar, selain bisa meng-upgrade keilmuannya, pegawai
tersebut juga akan memiliki jalan karier yang lebih panjang,
karena dalam sistem kepangkatan, semakin tinggi tingkat
90
pendidikan yang dimiki oleh pegawai, maka akan semakin tinggi
pula jenjang kepangkatan yang dapat dicapai. Sedangkan secara
organisasi, tugas belajar dan ijin belajar yang diberikan kepada
pegawai akan memberikan dampak terpenuhinya kebutuhan
pegawai sesuai dengan keahlian dan kebutuhan organisasi, baik
secara keterampilan maupun keilmuannya. Sehingga dengan
terpenuhinya pegawai yang sesuai secara keahlian keilmuannya,
maka sistem dalam birokrasi di BKD Kota Kediri akan berjalan
sesuai dengan fungsinya. Tugas belajar dan ijin belajar akan
menjawab kebutuhan organisasi terhadap kebutuhan untuk
pemenuhan sumber daya aparatur yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi pemerintah.
Dalam fungsi operasional Manajemen Sumber Daya
Manusia , terdapat fungsi Kompensasi yakni pemberian balas jasa
langsung dan tidak langsung, baik berupa uang maupun barang,
kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan dari suatu
Badan Usaha. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil itu
sesuai dengan pretasi kerja, sedangkan layak diartikan dapat
memenuhi kebutuhan primer serta berpedoman pada batas upah
minimum pemerintah. Tugas Belajar yang diberikan kepada
pegawai juga bisa menjadi salah satu bentuk kompensasi atas
kinerja pegawai yang berkinerja baik dan berkontribusi positif
dalam organisasi. BKD Kota Kediri menjadikan tugas belajar
91
sebagai salah satu sarana untuk memberikan kompensasi yang
layak diberikan kepada pegawai yang memiliki kinerja baik agar
teru dapat meningkatkan performanya.
Selain fungsi kompensasi, fungsi Pengintegrasian juga
bisa dilihat. Pengintegrasian adalah kegiatan untuk
mempersatukan kepentingan perusahaan dengan kebutuhan
karyawan, agar terciptanya kerjasama yang serasi dan saling
menguntungkan. Dalam hal ini, pemberian tugs belajar dan ijin
belajar kepada pegawai merupakan sarana untuk
mengintegrasikan antara kebutuhan karyawan dan kebutuhan
organisasi. Dari sisi karyawan terdapat kebutuhan untuk
mengambangkan jenjang karier dan kepangkatannya, sedangkan
organisasi memerlukan pemenuhan sumber daya yang beradaya
saing tinggi dan menguasai perkembangan keilmuan. Oleh karena
itu, tugas belajar dan ijin belajar dapat mengakomodir kedua
kepentingan tersebut.
Sedangkan ditinjau dari teori yang dikemukakan oleh
Simamora (2004) mengenai tujuan pelatihan dan pengembangan,
tugas belajar dan ijin belajar yang diberikan kepada pegawai di
BKD Kota Kediri memiliki tujuan untuk membantu memecahkan
masalah operasional. Para manajer harus mencapai tujuan mereka
dengan kelangkaan dan kelimpahan sumber daya finansial dan
teknologi manusia, serta kelimpahan masalah keuangan, manusia,
92
dan teknologi. Di situ disebutkan masalah kelangkaan, dan
kelangkaan yang dimaksud adalah kelangkaan dalam hal
pemenuhan sumber daya aparatur yang memiliki keilmuan tinggi
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dan untuk
menanggulangi masalah kelangkaan tersebut, pegawai akan
dikirim untuk menjalankan tugas belajar.
Selain fungsi diatas, tugas belajar dan ijin belajar juga
diberikan sebagai upaya untuk mempersiapkan karyawan untuk
promoosi. Satu cara untuk menarik, menahan, dan memotivasi
karyawan adalah dengan program pengembangan karier yang
sitematis (sesuai aturan). Dengan mengembangkan dan
mempromosikan sumberdaya manusia melalui pelatihan, manajer
dapat menikmati karyawan yang berbobot.
2. Dasar Manajemen Sumber Daya Aparatur
Dasar Manajemen Sumber Daya Aparatur Kota Kediri mengacu
pada peraturan pemerintahan mengenai Aparatur Sipil Negara. Peraturan
Pemerintahan ini mengatur berbagai macam kebijakan terkait dengan
Sumber Daya Manusia untuk Aparatur Sipil Negara adalah peraturan
pemerintah RI No. 5 tahun 2014 tentang aparatur Sipil Negara. Berikut
bunyi pasal 70 yang terkait dengan Manajemen SDM untuk Aparatur Sipil
Negara yang berbunyi:
1. Setiap Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki hak dan
93
kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
2. Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus,
dan penataran.
3. Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan digunakan
sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan
pengembangan karier.
4. Dalam mengembangkan kompetensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun
rencana pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang
dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi masing-masing.
5. Dalam mengembangkan kompetensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) PNS diberikan kesempatan untuk melakukan
praktik kerja di instansi lain di pusat dan daerah dalam waktu
paling lama 1 (satu) tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan
oleh LAN dan BKN.
6. Selain pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), pengembangan kompetensi dapat dilakukan melalui
pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta dalam waktu
paling lama 1 (satu) tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan
oleh LAN dan BKN.
94
Dasar manajemen sumber daya manusia tersebut menjadi
landasan bagi Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan segenap tugas
yang dimilikinya. Dengan adanya dasar hukum yang mengatur detail dari
manajemen sumber daya manusia, aparatur sipil negara mampu
menjalankan tugas dan kewajibannya dengan standar tertentu, sehingga
hal ini dapat mengarahkan semua aparatur sipil negara menuju suatu
standar yang seragam. Dasar manajemen sumber daya manusia yang
tertuang dalam peraturan pemerintah ini juga memberikan arahan kepada
setiap aparatur sipil negara dalam mengembangkan kompetensinya.
Arahan dalam pengembangan kompetensi ini membantu aparatur sipil
negara memahami lebih dalam mengenai kesempatan yang dimiliki.
Peraturan pemerintah ini menjadi landasan manajemen sumber daya
manusia di kota Kediri. upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas
dan derajat profesionalisme penyelengaaraan tugas, fungsi, dan kewajiban
kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan
kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kepegawaian dan
pemberhentian.
Fungsi dari adanya dasar manajemen pegawai negri sipil adalah
untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan
secara berdayaguna dan berhasilguna. Selain itu juga sebagai landasan
untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
pembangunan sebagaimana di perlukan Pegawai Negri Sipil yang
professional, bertanggung jawab, jujur, dan adil melalui pembinaan yang
95
dilaksnakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang di
titik beratkan pada sistem prestasi kerja.
3. Undang-Undang Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Aparatur di
Kota Kediri
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 2014 tentang
aparatur Sipil Negara, pasal 55 menjadi dasar pelaksanaan Manajemen
Sumber Daya Manusia di kota Kediri. Pasal 55 (1) menjelaskan bahwa
Manajemen Pegawai Negeri Sipil meliputi:
a. Penyusunan dan penetapan kebutuhan. Penyusunan dan
penetapan kebutuhan di setiap Instansi Pemerintah berdasarkan
kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis
jabatan dan analisis beban kerja.
b. Pengadaan. Pengadaan PNS merupakan kegiatan untuk mengisi
kebutuhan Jabatan Administrasi dan/atau Jabatan Fungsional
dalam suatu Instansi Pemerintah.
c. Pangkat dan jabatan. Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu
ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan
dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki
oleh pegawai.
d. Pengembangan karier. Pengembangan karier PNS dilakukan
berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan
kebutuhan Instansi Pemerintah.
96
e. Pola karier. Penyusunan pola karir yang terintegrasi dilakukan
untuk menjamin keselarasan potensi PNS dengan kebutuhan
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan.
f. Promosi. Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan
objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang
dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja,
kepemimpinan, kerja sama, kreativitas, dan pertimbangan dari
tim penilai kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa
membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.
g. Mutasi. Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam 1
(satu) Instansi Pusat, antar-Instansi Pusat, 1 (satu) Instansi
Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat dan Instansi
Daerah, dan ke perwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia
di luar negeri.
h. Penilaian kinerja. bertujuan untuk menjamin objektivitas
pembinaan PNS yang didasarkan sistem prestasi dan sistem
karier.
i. Penggajian dan tunjangan. Pemerintah wajib membayar gaji
yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan
PNS.
j. Penghargaan. PNS yang telah menunjukkan kesetiaan,
pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi
kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan
97
penghargaan.
k. Disiplin. Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam
kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib mematuhi disiplin
PNS.
l. Pemberhentian. PNS diberhentikan dengan hormat karena
meninggal dunia, atas permintaan sendiri, mencapai batas usia
pensiun, perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang
mengakibatkan pensiun dini,atau tidak cakap jasmani dan/atau
rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban.
m. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua. Pemerintah wajib
memberikan perlindungan berupa jaminan kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan bantuan hukum.
n. Perlindungan. Setiap warga negara Indonesia mempunyai
kesempatan yang sama untuk melamar menjadi calon PPPK
setelah memenuhi persyaratan.
Pengembangan sumber daya aparatur yang dilaksanakan di instansi
memerlukan patokan atau acuan dalam pelaksanaannya. Patokan inin
tercantum dalam Undang-Undang diatas, yang mana mengatur berbagai
macam jenis-jenis manajemen sumber daya manusia yang berlaku di
Badan Kepegawaian kota Kediri. Manajemen sumber daya manusia
sendiri memiliki arti sebagai ilmu dan seni dalam mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
tujuan perusahaan dan karyawan (Hasibuan, 2000). Dari pengertian
98
manajemen sumber daya manusia tersebut menjelaskan bahwa manajemen
itu tidak berdiri sendiri, sebuah manajemen memerlukan aturan supaya
tenaga kerja didalamnya mampu bekerja secara optimal. Aturan dalam
manajemen sumber daya manusia di Badan Kepegawaian kota Kediri ini
mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 2014 tentang aparatur
Sipil Negara, pasal 55.
Pandangan lain mengenai manajemen sumberdaya manusia
diutarakan oleh Moses N Kiggundu (1989) dalam Ambar Teguh Sulistyani
dan Rosidah (2003) menyatakan bahwa Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah pengembangan dan pemanfaatan pegawai dalam rangka
tercapainya tujuan dan sasaran individu dan organisasi. Pengembangan
pegawai yang dimaksud oleh Moses ini tercantum pada poin-poin
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, yakni penyusunan dan penetapan
kebutuhan , pengadaan , pengembangan karier, pola karier, promosi, dan
penilaian kinerja. Penyusunan dan penetapan kebutuhan dilaksanakan oleh
manajemen sumber daya manusia ketika instansi memerlukan tenaga kerja
baru sesuai dengan kebutuhan yang ada guna tercapainya pemanfaatan
pegawai dengan optimal. Pengadaan yang dimaksudkan dalam peraturan
diatas merupakan salah satu bentuk dari pengembangan pegawai yang
dilaksanakan dalam bentuk rekrutmen pegaawai baru. Pengembangan
karier yang dimaksudkan diatas merupakan bentuk dari manajemen
sumber daya manusia dalam upaya memajukan kompetensi pegawai
negeri sipil. Supaya pengembangan pegawai dalam sistem manajemen
99
sumber daya manusia dapat berjalan dengan baik, peran peraturan
pemerintah diatas mampu memberikan batasan serta acuan dalam
pelaksanaan pengembangan pegawai. Peraturan pemerintah diatas juga
merupakan landasan yang penting dalam pola karir dan promosi pegawai.
Adanya syarat yang jelas, aturan dalam pola karir, serta kejelasan alur pola
karir serta promosi sangat dibutuhkan dalam suatu manajemen sumber
daya manusia agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan adil. Kemudian
dalam melaksanakan penilaian kerja juga membutuhkan landasan yang
jelas dan semua aturan tersebut telah tertuang dalam peraturan pemerintah
diatas.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen SDM di Kota Kediri
Badan Kepegawaian Daerah sebagai lembaga pemerintah daerah
yang bertanggung jawab di bidang manajemen kepegawaian daerah
mengemban tugas sebagai perumus kebijakan di bidang kepegawaian
diharapkan dapat mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang professional,
bertanggung jawab, jujur, dan adil agar dapat melaksanakan tugas secara
berdaya guna dan berhasil guna, itu semua tidak luput dari faktor
pendukung dan penghambat dalam pengembangan sumber daya aparatur di
Kota Kediri.
Dalam suatu proses, pasti terdapat suatu faktor pendukung dan juga
faktor penghambat, begitu pula dengan pelaksanaan sumber daya aparatur.
Ada faktor dan Pendukung dan juga faktor penghambat yang
melatarbelakangi proses pelaksanaan tersebut. Berikut pernyataan yang
100
diberikan oleh Kasubid Pengembangan BKD Kediri mengenai faktor
pendung dan penghambat dalam Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya
Aparatur di BKD Kediri:
“Kalau bicara mengenai faktor pendukung dan penghambat
sebenarnya faktor pendukung juga bisa sebenanya menjadi
faktor penghambat, begitu pula sebaliknya, bisa aja faktor
penghambat juga seklaigus sebagai faktor pendukung.
Misalnya saja kita katakan bahwa SDM adalah salah satu
faktor penghambat dikatakan menjadi faktor penghambat
ketika Sumber daya aparatur itu memiliki tingkat kedisiplinan
yang rendah. Nah, itu kan bisa jadi faktor penghambat tapi di
sisi lain SDM juga bisa jadi faktor pendukung. Misalnya saja
adanya sumber daya aparatur yang semakin kompetitif dan
memiliki daya saing nah itu kan bisa dikatakan faktor
pendukung. Contoh lain misalnya saja kita katakan teknologi
kita beranggapan bahwa berkembangnya teknologi sudah tentu
akan mempermudah pekerjaan sehari-hari dan bisa
mengembangkan situasi kantor menjadi virtual office dimana
semua hal sekarang bisa dikirim melalui internet misalnya nah
itu kan termasuk faktor pendukung akan tapi ada juga dampak
teknologi yang menjadi penghambat misalnya sekarang ini
semua pegawai punya HP, nah di situ mungkin mereka yang
sudah melek teknologi menggunkan jam kerja untuk main
facebook twitter dan media sosial lain yang menyita waktu
untuk bekerja belum lagi adanya dampak negatif pemanfaatan
internet lainnya. Kalau sudah begitu kan itu bisa menurunkan
produktivitas dan jadi faktor penghambat kalau secara garis
besar sih menurut saya seperti itu kalau mau dibicarakan
semuanya ya pastinya ada banyak sekali ya tapi kita akan
bahas yang paling umum saja ya tidak semuanya.”
(Wawancara dengan Bapak Achmad Koharuddin selaku
Kasubid Pengembangan pada tanggal 19 Mei 2015 pukul
09.00)
Berdasarkan keterangan dari Kasubid Pengembangan dari BKD
Kota Kediri dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana kantor yang dimiliki
oleh BKD Kota Kediri cukup. Namun, masih perlu untuk menambah lagi
dan memperbaharui beberapa sarana yang dianggap sudah ketinggalan
zaman.
101
“Faktor Pendukung dan Penghambat dalam pengembangan
Sumber Daya Aparatur di Kota Kediri di BKD itu adalah
fasilitas. Fasilitas tersebut adalah seperti komputer, laptop,
printer,AC, meja karyawan, kursi karyawan,lemari arsip
untuk menyimpan berkas berkas surat surat kursi tamu dan
kendaraan kantor yang berupa mobil sebanyak 3 buah dan
sepeda motor 9 buah, 1 mobil untuk membantu Kepala
BKD untuk melaksanakan tugas acara dinas dalam kota
maupun luar kota, 1 mobil lagi digunakan untuk
mengangkut berkas-berkas kepegawaian, dan 1 mobil terkir
digunakan untuk membantu karyawan BKD untuk
perjalanan dinas dalam kota maupun luar kota. Dan untuk
sepeda motor yang berjumlah 8 buah di gunakan karyawan
BKD digunakan untuk oprasional dinas dalam kota untuk
kegiatan rapat dalam kota dan 1 buah sepeda motor
digunakan untuk ekpedisi pengiriman surat surat dalam
kota. Di BKD juga didukung dengan adanya asrama diklat
untuk peserta diklat pimpinan 4 atau eselon 4, diklat
keuangan dan diklat manajemen asrama tersebut juga
dilengkapi oleh fasilitas tempat tidur, lemari, AC, meja dan
kursi untuk peserta yang mengikuti diklat. Di sini juga di
fasilitasi ruang rapat yang bisa menampung kurang lebih
30 orang yang di lengkapi AC dan pada tahun 2012 di
BKD telah difasilitasi oleh internet ini juga sangat
membantu untuk mendukung pekerjaan kami dalam
pengolahan data dan pengiriman data-data karyawan dari
daerah ke propinsi ini juga otomatis akan menghemat biaya
waktu maupun tenaga karena pada tiap tahun kami akan
mengirimkan data-data PNS ke propinsi. Dengan adanya
internet maka kami cukup logindi sini lalu memasukan data
dan mengirimkan data-data yang dipelukan. Sedangkan
dari segi dana saya rasa untuk saat ini sudah melengkapi
kebutuhan karyawan untuk perjalanan dinas keluar kota
apalagi di dukung adanya fasilitas kantor seperti kendaraan
dinas yang sangat membantu untuk melaksanakan tugas.”
(Wawancara dengan Bapak Wildan Mukholadum selaku
staf bidang mutasi pada tanggal 26 Mei 2015 Pukul 09.00)
“Sedangkan untuk faktor penghambat pengembangan
sumber daya aparatur di kota Kediri di BKD adalah dari
segi fasilitas. Sebenarnya dari segi fasilitas itu sendiri
sudah mencukupi akan tetapi ada bebeapa fasilitas kantor
seperti komputer di sini masih menggunakan versi lama
yang belum di update ke versi terbaru untuk menunjang
102
pekerjaan. Di sini juga kurang nyamannya lahan parkir
untuk tamu dan peserta diklat apabila ada pelaksanaan
diklat di sini. Sebenarnya di sini ada lapangan yang bisa di
gunakan untuk lahan parkir tamu yang ada keperluan di
kantor BKD akan tetapi lapangan tersebut tidak didukung
dengan atap untuk melindungi kendaraan bermotor dari
panas dan hujan. Dan apabila di sini ada pelaksanaan diklat
dan adanya tamu yang mempunyai keperln di sini maka
lapangan tersebut akan penuh dengan kendaraan bermotor.
Di sini juga belum adanya Genset sehingga apabila terjadi
pemadaman bergilir proses pekerjaan kami akan terhambat
dan apabila ada pelaksanaan diklat diklat di sini kegiatan
diklatpun juga akan terhambat juga.”
(Wawancara dengan Bapak Wildan Mukholadum selaku
staf bidang mutasi pada tanggal 26 Mei 2015 Pukul 09.00)
Berdasarkan keterangan di atas yang diberikan oleh staf mutasi,
sarana dan prasarana yang dimiliki ada beberapa yang sudah cukup
menunjang seperti misalnya tersedianya ruang rapat dan mobil dinas untuk
aktivitas pegawai, namun masih ada yang perlu ditambah seperti komputer
yang sudah usang dan juga lahan kantor yang luasnya kurang.
Dari hasil wawancara peneliti di atas dapat dilihat bahwa Aparatur
di Kota Kediri di BKD Kota Kediri dalam proses pengembangan sumber
daya aparatur faktor utama untuk mendukung pengembangan sumber daya
aparatur adalah fasilitas yang memadahi untuk semua karyawan dengan
adanya fasilitas-fasilitas tersebut akan dapat mendukung karyawan untuk
menyelesaikan tugas tugasnya sesuai dengan tupoksinya. Akan tetapi dilihat
dari pernyataan di atas bahwa setiap karyawan seharusnya memang harus
dilengkapi dengan fasilitas seperti komputer untuk mendukung dalam
pekerjaanya akan tetapi belum merata karena ada beberapa meja yang
belum mendapatkan komputer dan ada yang sudah dilengkapi dengan
103
komputer walaupun juga ada beberapa komputer yang masih menggunakan
versi lama. Dari hasil wawancara mengenai faktor sarana dan prasarana
sebagai faktor penghambat dan pendukung pengembangan sumber daya
aparatur, berikut dapat di gambarkan sebagai berikut :
Tabel 16
Faktor Pendukung dan Penghambat dari Segi Sarana dan Prasarana
No Faktor Sarana dan
Prasarana (Fasilitas) Pendukung Penghambat
1 Jumlah, Jenis dan
Ketersediaan
Jumlahnya sudah cukup
tersedia untuk beberapa
sarana seperti tersedianya
mobil dinas dan komputer
untuk para pegawai
Ada beberapa yang
masih dirasa kurang
baik dari segi jenis,
jumlah dan
ketersediannya seperti
misalnya lahan kantor
yang perlu diperluas
2
Kualitas dan
kesesuaian dengan
perkambangan zaman
Ada beberapa yang
merupakan barang dari
pengadaan terbaru,
sehingga spesifikasi yang
dimiliki cukup canggih.
misalnya pengadaan laptop
dan pembaruan jaringan
internet
Ada beberapa yang
baik model maupun
spesifikasinya sudah
ketinggalan zaman dan
perlu dieganti, seperti
misalnya ada beberapa
komputer yang masih
menggunakan model
lama
3
Kontribusi terhadap
pelaksanaan
pekerjaan
Sarana dan prasarana yang
dimiliki sangat membantu
dalam pelaksanaan
pekerjaan sehari-hari
Namun kalau dikaitkan
dengan pengembangan
sumber daya aparatur,
tentu saja sarana dan
prasarana yang dimiliki
masih kurang
Mengacu pada makna dari manajemen sumber daya manusia yang
diutarakan oleh Hasibuan (2000), yang mengatakan bahwa manajemen
sumber daya manusia merupakan ilmu dan seni mengatur hubungan dan
104
peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan dan karyawan. Dari definisi tersebut, Hasibuan tampaknya
memberikan penekanan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah
sebuah ilmu seni yang mengatur hubungan serta peranan tenaga kerja.
Dalam pengaturan tersebut, jika elemen dalam pekerjaan seperti sarana
memiliki keterbatasan maka pekerjaan tidak akan bisa diselesaikan dengan
efektif. Oleh karenanya, selain aparatur negara yang harus terus
meningkatkan kualitas pribadinya, hal ini juga harus dibarengi dengan
sarana kantor yang memadai supaya para aparatur negara dapat memenuhi
salah satu tugasnya yakni memberikan pelayanan publik yang profesional
dan berkualitas.
Teknologi memiliki dua sisi dalam menjalankan peranannya, salah
satu positif yang bisa menjadi faktor pendukung adalah dengan adanya
perkembangan teknologi, maka mempermudah pekerjaan sehari-hari, dan
dengan adanya teknologi mau tidak mau akan menuntut para pegawai untuk
lebih membekali diri mereka dengan pengetahuan dasar mengenai
Teknologi Informasi. Mau tidak mau mereka harus belajar untuk
menggunakan beragam aplikasi yang baru. Namun di sisi lain, teknologi
juga membawa pengaruh negatif terhadap pegawai. Mereka menjadi tidak
fokus dengan pekerjaan yang menjadi tugas mereka sehari-hari dan lebih
fokus dengan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan,
misalnya menyalahgunakan internet untuk mendownload film,
105
menggunakan media sosial selama waktu bekerja sehingga mengganggu
produktivitas dan menghabiskan waktu bekerja para pegawai.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang sudah disampaikan di atas,
dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor pendukung dan penghambat
dalam pelaksanaan pengembangan sumber daya aparatur di Kota Kediri
dapat dilihat bahwa ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
pengembangan sumber daya aparatur, yaitu :
1. Faktor SDM
2. Faktor Sarana dan Prasarana (Fasilitas)
3. Faktor Teknologi.