bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 bab 4.pdf ·...

27
67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Latar Belakang Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Koperasi Pegawai Republic Indonesia (KPRI) Al- Ukhuwwah Kabupaten Blitar Lembaga keuangan secara umum telah disebutkan bahwasanya lembaga keuangan terbagi menjadi dua yaitu yang berbasis konvensional dan lembaga keuangan yang berbasis syariah. Diluar itu, lembaga keuangan dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis tergantung dari bentuk badan hukumnya atau dilihat dari aspek usaha yang dilakukannya, seperti bank, pegadaian, asuransi dan Koperasi. Masing-masing lembaga keuangan ini memiliki spesifikasi dan kelengkapan tersendiri yang menjadi ciri khas lembaga-lembaga tersebut. Koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan yang merakyat dan dipandang sebagai soko guru perekonomian Indonesia memiliki ciri tersendiri

Upload: nguyendan

Post on 23-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Obyek Penelitian

1. Gambaran Umum Koperasi Pegawai Republic Indonesia (KPRI) Al-

Ukhuwwah Kabupaten Blitar

Lembaga keuangan secara umum telah disebutkan bahwasanya lembaga

keuangan terbagi menjadi dua yaitu yang berbasis konvensional dan lembaga

keuangan yang berbasis syariah. Diluar itu, lembaga keuangan dapat

dikategorikan menjadi beberapa jenis tergantung dari bentuk badan hukumnya

atau dilihat dari aspek usaha yang dilakukannya, seperti bank, pegadaian,

asuransi dan Koperasi. Masing-masing lembaga keuangan ini memiliki

spesifikasi dan kelengkapan tersendiri yang menjadi ciri khas lembaga-lembaga

tersebut.

Koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan yang merakyat dan

dipandang sebagai soko guru perekonomian Indonesia memiliki ciri tersendiri

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

68

dalam kinerjanya yang juga menyajikan jawaban atas kebutuhan keuangan

masyarakat luas. Tetapi terlepas dari itu, jelas kita ketahui bersama bahwa

Koperasi memiliki basis keanggotaan, jadi maksudnya adalah Koperasi

bergerak atas dan untuk anggotanya saja.

Dalam Islam, koperasi tergolong sebagai syirkah/syarikah. Lembaga ini

adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha

yang sehat, baik, dan halal. Dan, lembaga yang seperti itu sangat dipuji Islam

seperti dalam firman Allah, “Dan bekerjasamalah dalam kebaikan dan

ketakwaan, dan janganlah saling bekerjasama dalam dosa dan permusuhan.”

(Al-Maidah: 2)85

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-

syi'ar Allah,86dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan

haram87, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya88 dan 85 Qs.Al-Maa’idah, 5, ayat 2 86 Syi'ar Allah Ialah: segala amalan yang dilakukan dalam rangka ibadat haji dan tempat-tempat

mengerjakannya 87 Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah

Haram (Mekah) dan Ihram., Maksudnya Ialah: dilarang melakukan peperangan di bulan-bulan itu.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

69

binatang-binatang qalaa-id.89 dan jangan (pula) mengganggu orang-

orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia

dan keredhaan dari Tuhannya90 dan apabila kamu telah

menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah

sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka

menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu

berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu

dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-

menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah

kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.

Abu Daud dan Hakim. Beliau juga bersabda, “Allah akan mengabulkan doa

bagi dua orang yang bermitra selama di antara mereka tidak saling

mengkhianati.”(Al-Bukhari).91

Bung Hatta dalam buku Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun

mengkategorikan social capital ke dalam 7 nilai sebagai spirit koperasi.

Pertama, kebenaran untuk menggerakkan kepercayaan (trust). Kedua, keadilan

dalam usaha bersama. Ketiga, kebaikan dan kejujuran mencapai perbaikan.

Keempat, tanggung jawab dalam individualitas dan solidaritas. Kelima, paham

yang sehat, cerdas, dan tegas. Keenam, kemauan menolong diri sendiri serta

88 Ialah: binatang (unta, lembu, kambing, biri-biri) yang dibawa ke ka'bah untuk mendekatkan diri

kepada Allah, disembelih ditanah Haram dan dagingnya dihadiahkan kepada fakir miskin dalam

rangka ibadat haji. 89 Ialah: binatang had-ya yang diberi kalung, supaya diketahui orang bahwa binatang itu telah

diperuntukkan untuk dibawa ke Ka'bah 90 Dimaksud dengan karunia Ialah: Keuntungan yang diberikan Allah dalam perniagaan. keredhaan

dari Allah Ialah: pahala amalan haji. 91 http://www.dakwatuna.com/2007/02/01/88/hukum-koperasi/#ixzz2wURYV5CQ, Rabo, 19=042014.

17.30

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

70

menggerakkan keswasembadaan dan otoaktiva. Ketujuh, kesetiaan dalam

kekeluargaan.92

Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG)

kabupaten blitar mencetuskan/mendirikan suatu lembaga keuangan non bank,

yaitu perkoperasin para anggota, Koperasi Pegawai Republik Indonesia sebagai

wadah perjuangan ekonomi rakyat bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

anggota perorangan beserta keluarganya pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya, dengan organisasi yang disusun secara bertingkat, mulai dari

koperasi primer sampai tingkat induk dan merupakan satu kesatuan organisasi

dan kekuatan ekonomi yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya yang

berperan dalam pembangunan nasional. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas

dan untuk menyeleraskan dengan perkembangan pembangunan nasional serta

amanat yang diemban oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia, perlu diatur

dan disempur-nakan kembali segala sesuatu yang berkaitan dengan

pengembangan koperasi, sekaligus untuk menyesuaikan terutama dengan

Undang-Undang No. 25 Tahun1992 tentang Perkoperasian, yang dituangkan

dalam Anggaran Dasar Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP-RI)

Pada tahun 1971 tercetuslah lembaga keuangan non bank atau koperasi

para anggota, yang diberi nama “Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)

Al-Ukhuwwah”. Kemudian pada tanggal 20 Agustus 1996 Koperasi Pegawai

92 http://www.dakwatuna.com/2007/02/01/88/hukum-koperasi/#ixzz2wUS260iN , Rabo, 19=042014.

17.35

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

71

Republik Indonesia (KPRI) Al-Ukhuwwah Kabupaten Blitar mendapatkan

legalitas ssdari perkoperasian Indonesia yang berbadan hukum 107/BH/II/15-

1971.93

a. Kelebihan dan Kelemahan KPRI Al-Ukhuwwah

1) Kelebihan koperasi yaitu :

a) Usaha koperasi tidak hanya diperuntukkan kepada anggotanya saja,

tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya.

b) Koperasi dapat melakukan berbagai usaha diberbagai bidang

kehidupan ekonomi rakyat.

c) Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dihasilkan koperasi dibagikan kepada

anggota sebanding dengan jasa usaha masing-masing anggota.

d) Membantu membuka lapangan pekerjaan.

e) Mendapat kesempatan usaha yang seluas-luasnya dari pemerintah.

f) Mendapat bimbingan dari pemerintah dalam rngka mengembangkan

koperasi.

2) Kelemahan koperasi yaitu :

a) Terdapat keterbatasan Sumber Daya Manusia, baik pengurus maupun

anggota terhadap pengetahuan tentang perkoperasian.

b) Tidak semua anggota koperasi berperan aktif dalam pengembangan

koperasi.

93 Amrur Rofiq, Wawancara (Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Al-Ukhuwwah

Kabupaten Blitar Rabo, 26 Juni 2013)

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

72

c) ,Koperasi identik dengan usaha kecil sehingga sulit untuk bersaing

dengan badan usaha lain.

d) Modal koperasi relatif terbatas atau kecil bila dibandingkan dengan

badan usaha lain.94

b. Sumber modal KPRI Al-Ukhuwwah

Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan

kegiatan usahanya koperasi memerlukan modal.Adapun modal koperasi

terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.

Modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut:

1) Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh

anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.Simpanan pokok

tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi

anggota koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota.

2) Simpanan Wajib

Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus

dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan

tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk

setiap bulannya.Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang

bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.

94 Amrur Rofiq, Wawancara (Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Al-Ukhuwwah

Kabupaten Blitar Rabo, 26 Juni 2013)

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

73

3) Simpanan khusus/lain-lain misalnya:

Simpanan sukarela (simpanan yang dapat diambil kapan saja),

Simpanan Qurba, dan Deposito Berjangka.

4) Dana Cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan

Sisa Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri,

pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan

untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

5) Hibah

Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai

dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian

dan tidak mengikat.

2. Visi dan Misi Koperasi Pegawai Republic Indonesia (KPRI) Al-Ukhuwwah

Kabupaten Blitar

a. Visi

Menjadi Koperasi Primer Nasional untuk memajukan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, dengan

pengelolaan organisasi dan usaha yang mandiri, terbuka, kokoh,

berkembang, profesional dan terpercaya.

b. Misi

1) Mengembangkan usaha dan kemandirian usaha anggota koperasi secara

berkelanjutan melalui pengembangan jaringan usaha dalam

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

74

penyelengaraan kegiatan melalui peningkatan fasilitas, pendapatan serta

kesempatan usaha bagi anggota secara adil.

2) Mengembangkan manajemen yang efektif dan efisien

berlandaskan prinsip dasar dan nilai-nilai koperasi dengan

memanfaatkan secara arif ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

pengelolaan organisasi yang dikelola koperasi maupun anggotanya.

3) Meningkatkan profesionalisme dan etika bisnis perkoperasian serta

siapapun yang bertugas dalam penyelenggaraan kegiatan koperasi secara

berkelanjutan.

4) Meningkatkan terus menerus komunikasi dan informasi, serta melayani

maupun memfasilitasi terjalinnya sinergi kerjasama antar koperasi

dengan prinsip saling menguntungkan dengan berlandaskan kepada jati

diri dan nilai-nilai perkoperasian.

5) Pemberdayaan Sumber Daya Perkoperasian melalui kegiatan

pembinaan, konsultatif, advokasi dan pelatihan insan koperasi dibidang

manajemen dan bisnis, sehingga tercipta kader-kader koperasi yang

handal, berbudaya dan professional.

6) Berperan aktif dalam pengembangan dan memperjuangkan eksistensi

pekoperasian di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Al-

Ukhuwwah Kabupaten Blitar, melalui kerjasama dengan Pemerintah

Daerah.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

75

3. Struktur Organisasi di Koperasi Pegawai Republic Indonesia (KPRI) Al-

Ukhuwwah Kab. Blitar

a. Susunan Pengurus Periode Tahun 2012-201495

No Nama L/P jabatan

1 Drs. Amrur Rofiq L Ketua I

2 Drs. Ibnu Mas’ud, M.Pd.I L Ketua II

3 Abulloh Muiszaki, M.Ag. L Sekretaris I

4 H. Muzaini, M.Ag. L Sekretaris II

5 Hj. Siti Arofah, S.H. P Bendahara I

6 H. Siful Ridhwan M., M.Ag. L Bendahara II

7 Agus Priyo Utomo, S.pd. L Pleno

b. Tugas Pengurus

1) Ketua I:

a) Memimpin, mengkoordinasi, mengawasi pelaksanaan tugas anggota

pengurus lainya dan karyawan.

b) Memimpin RARK/RAT dan atas nama pengurus memberikan laporan

pertanggung jawaban RARK/RAT.

c) Memimpin rapat pengurus.rapat pengurus dengan karyawanh dan atau

pengawas.

d) Meberikan keputusan terakhir dalm kepengurusan dengan

memperhatikan usul atau saran pertimbangan dari anggota lainnya.

95 Laporan Pengurus (RAT Tutup Buku Tahun 2013)KPRI Al-Ukhuwwah Kabupaten Blitar, h.1

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

76

e) Mengesahkan surat-surat yang meliputi semua kegiatan bidang

organisasi, bidang keuangan, bidang usaha keluar maupun kedalam

bersama-sama dengan fungsionaris lainnya.

f) Mengkoordinir bidang simpan pinjam dan meneliti calon peminjam.96

2) Ketua II:

a) Mewakili ketua I apbila berhalangan.

b) Mengkoordinir, membimbing dan mengawasi pelaksanaan

administrasi organisasi.

c) Mengkoordinir bidang organisasi meliputi progam pendidikan

penyuluhan dan sosial.

d) Mengkoordinir bidang pertokoan dan meneliti tagihan hutang piutang

took secara periodic.

e) Bertanggung jawab pada ketua I dan rapat pengurus atas pelaksanaan

tugasnya.

f) Mengkoordinir bidang pertokoan serta pengadaan barang pertokoan.

3) Sekretaris I:

a) Menyelenggarakan dan memelihara buku organisasi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

b) Menyelenggarakn dan memelihara semua arsip

Buku keputusan rapat anggota.

96 Ibid, h. 2

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

77

Buku keputusan rapat pengurus

Surat keluar masuk bidang sekretraris

c) Memelihara tata kerja merencanakan peraturan khusus serta ketentuan

lainnya.

d) Menysusun laporan organisasi untuk kepentingan anggota maupun

pejabat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e) Bersama ketua menandatangani dan mengesahkan semua surat/ buku

keputusan rapat, notulen rapat dan surat lainnya.

f) Bertanggung jawab dalam bidang organisasi/tata usaha organisasi

kepada ketua dan rapat pengurus.97

4) Sekretaris II:

a) Mewakili sekretaris I apabila berhalangan.

b) Menghimpun dan mengolah/menyjikan data kegiatan koperasi.

c) Melaksankan bimbingan dan pengwasan tugas karyawan.

d) Mengkoordinir bidang pertokoan dan membantu mengecek tagihan

anggota secara periodic

e) Bertanggung jawab kepada ketua dan rapat pengurus atas pelaksanaan

tugasnya.

5) Bendahara I:

a) Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

b) Memelihara semua harta kekayaan koperasi.

97 Ibid, h. 2

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

78

c) Mempersiapkan data dan informasi dibidangnya dalam rangka

menyusun laporan keuangan untuk kepentingan rapat anggota dan

pejabat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d) Menerima, menyimpan uang serta melaksanakan administrasi kas dan

menyiapkan bukti kelengkapannya.

e) Melaksanakan pembayaran atas perintah/persetujuan ketua sesuai

ketentuan yang berlaku.

f) Memberikan laporan saldo kas menurut tertib waktu yang telah

ditetapkan.

g) Bertanggung jawab kepada ketua dan rapat pengurus mengenai bidang

keuangan dan admministrasi serta semua harta kekayaan koperasi

sesuai ketentuan yang berlaku.

6) Bendahara II:

a) Mewakili bendahara I apabila berhalangan, meneliti kelengkapan dan

kebenaran bukti-bukti pembukuan.

b) Melaksanakan pembukuan sesuai dengan prosedur dan sistem yang di

tentukan berdasarkan bukti-bukti pembukuan yang lengkap dan sah.

c) Menyiapkan pemeliharaan semua dokumen, bukti-bukti pembukuan

secara teratur sesuai ketentuan yang berlaku.

d) Menyiapkan data-data neraca berupa laporan neraca dan perhitungan

laba/rugi lengkap dengan penjelasan dan lampiran yang dibutuhkan

secara periodic setiap bulan.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

79

e) Bertanggung jawab kepada ketua dan rapat pengurus dalam

bidangnya.98

7) Pleno:

a) Membantu memberikan pemikiran-pemikiran untuk kemajuan

kkoperasi.

b) Meneliti atas kebenaran tagihan baik simpan pinjam maupun toko

secara periodik.

c) Memberikan laporan hasil kerja secara periodik.

c. Pengawas

N0 Nama L/P Jabatan

1 Subkan, M.Ag. L Co. Penagawas

2 Sutrino M.Ag. L Pengawas

3 Mustofa S.Ag L Pengawas

d. Karyawan

No Nama L/P Jabatan

1 Mudrikah P Pelayanan USP

2 Kanthi Rahayu P Pelayanan Toko

3 Siti Asiyah P Pelayanan USP

4 Zaenal Abidin L Pelayanan Toko

e. Pengurus Perwakilan Di Kecamatan Dan Madrasah99

No Nama Wilayah

1 Rusmini Kec. Garum

2 Muhadi Kec. Nglegok

3 Fatkhul Habib Kec. Kanigoro

4 Zaenal Abidin Kec. Sanan Kulon

98 Ibid, h. 3 99 Ibid, h. 4

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

80

5 Diyanus Abd Baqi Kec. Srengat

6 Binti Wasingah Kec. Udanawu

7 Mahmud Kec. Ponggok

8 Agus Suprasmono Kec. Wonodadi

9 Mustofa Kec. Talun

10 Ach Fauzi Kec. Gandusari

11 Miftaqur Rohmah Kec. Wlingi

12 Matrojik Kec. Doko

13 Muhtarom Kec. Kesamben

14 Ulfatur Rosyidah Kec. Selorejo

15 M. Fatih Kec. Kademangan

16 Arif Rahman Kec. Binangun

17 Sumarto Kec. Panggungrejo

18 Hadi Sutomo Kec. Sutojayan

19 Tasirin Kec. Wates

20 Muhlison Kec. Selopuro

21 Sudarmanto MAN Tlogo

22 Sukarno Pengadilan Agama

4. Produk-produk Koperasi Pegawai Republic Indonesia (KPRI) Al-

Ukhuwwah Kabupaten Blitar

1. Pertokoan

Pada koperasi pegawai republic indonesia ini telah membuat produk

yang berbentuk pertokoan yang didalamnya mengandung beberapa sistem

pengambilan barang dari distributor-distributor perusahan barang kebutuhan

rumah tangga, dari kebutuhan primer, skunder maupun tersier. Dalam

pertokoan ini juga di lengkapi dengan adanya penjualan-penjualan ATK(alat

tulis kantor).

Pertokoan ini dahulunya melakukan sistem dengan stok

grosir(kulakan)/pengambilan barang dengan jumlah sangat besar, system ini

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

81

di gunakan pada tahun 2000-2005. Dengan adanya system ini, pengadaan

barang masih belum praktis/efisien, dikarenakan barang-barang yang di stok

grosir dapat membengkak dalam dalam penyimapananya. Barang tersebut

juga belum tentu diminati oleh para anggota dan masyarakat.

Karena sistem ini dianggap tidak efisien , maka KPRI Al-Ukhuwwah

menggunakan sistem kongsi(syirkah)/persekutuan antara dua orang atau

lebih, yang dimulai pada tahun 2009 dan ternyata sistem ini belum berjalan

efisien juga.100

Dengan tidak efisienannyan sistem kongsi, maka pada tahun 2011

sampai sekarang pertokoan ini menggunakan system pemesanan(bai’ as

salam) maksudnya pembelian barang yang di lakukan koperasi dengan

memesan terlebih dahulu setelah itu barang baru ada, dengan ketentuan

anggota harus memesan dahulu dengan jangka waktu tanggal satu sampai

lima belas. Dengan adanya system ini semua anggota merasa lebih terbantu

untuk kebutuhan sembakonya.

Keefisienannya sistem pemesanan, diantaranya:

a) Barang sangat laku.

b) Tidak mudah rusak.

c) Tidak penumpukan barang di gudang.101

100 Ibnu Mas’ud, (KEMENAG Kabupaten BLitar Wawancara. Senin, 10 Maret 2014) 101 Ibnu Mas’ud, (KEMENAG Kabupaten BLitar Wawancara. Senin, 10 Maret 2014)

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

82

2. Unit Simpan Pinjam

Dalam koperasi pegawai republik Indonesia (KPRI) Al-Ukhuwwah

Kabupaten Blitar juga terdapat produk simpan pinjam, yang bertujuan untuk

mensejahterakan kehidupan dalam keluarganya, produk ini sangat membantu

dalam perekonomian para anggota dalam menjani kehidupan.102

Unit simpan pinjam ini di koordinir langsung dari ketua koperasi

pegawai republik Indonesi (KPRI) Al-Ukhuwwah, yaitu Bapak Drs. Amrur

Rofiq. Dimana dalam melakukan pinjamannya harus memakaiperaturan

yang sudah diterapkan oleh koperasi.

1. Peraturan Simpan Pinjam Kpri Al-Ukhuwwah Kab. Blitar

a) Peminjam adalah anggota KPRI Al-Ukhuwwah yang telah memenuhi

kewajiban membayar Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib paling

sedikit selama setahun.

b) Jumlah pinjaman maksimal disesuaikan dengan kemampuan cicilan

dari gaji bersih bulan terakhir anggota.

c) Tingkat jasa pinjaman disesuaikan dengan tingkat jasa pinjaman yang

telah disetujui dan disahkan oleh keputusan RAT terakhir.

d) Setiap peminjam dikenakan potongan untuk:

1) Biaya administrasi dan jumlah pinjaman.

102 Amrur Rofiq, Wawancara (Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Al-Ukhuwwah

Kabupaten Blitar Rabo, 26 Juni 2013)

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

83

2) Simpanan Idul Fitri (SIF) dari jumlah pinjaman, yang akan

dikembalikan menjelang hari raya.

e) Jangka waktu (lama) angsuran maksimal tiga tahun.

f) Cara waktu angsuran, dipotong langsung dari gaji masing-masing

anggota peminjam melalui juru potong yang ada di instansi (unit kerja)

masing-masing anggota peminjam.

g) Pengajuan pinjaman:

1) Peminjam mengisi formulir yang telah disediakan, dan disetujui/

ditandatangani oleh Juru Potong Komisariat dan Ketua

Komisariat.

2) Besarnya pinjaman disetujui oleh Bendahara KPRI Al-

Ukhuwwah.

h) Jika pelunasan dipercepat peminjam hanya membayar sisa utangnya

tanpa dibebani jasa pinjaman.

i) Priontas pinjaman dengan urutan:

1) Biaya rumah sakit, sekolah dan perhelatan.

2) Jumlah pinjaman yang kecil didahulukan.

j) Semua simpanan yang ada di KPRI Al-Ukhuwwah dijadikan agunan.

2. Manfaat simpan pinjam:

a) Anggota dapat memperoleh pinjaman dengan mudah dan tidak

berbelit-belit

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

84

b) Proses bunganya adil karena disepakati dalam rapat anggota

c) Tidak ada sayarat meminjam memakai jaminan103

B. Paparan Data

1. Transaksi (akad) Pada Produk-Produk di KPRI Al-Ukhuwwah

Kabupaten Blitar.

Para pedagang kadang kala kedatangan konsumen yang ingin membeli

barang dengan spesifikasi dan jumlah atau ukuran tertentu. Sayangnya, stok

barang tersebut sedang kosong. Peluang keuntungan ini tentu sayang kalau

dilewatkan begitu saja, apalagi kalau pembeliannya dalam jumlah besar.

Dalam situasi seperti ini, pedagang tidak jarang langsung melakukan jual-beli

dengan konsumen, seolah-olah dia telah memiliki barang yang dikehendaki,

kemudian ia mencari barang tersebut ke pedagang lain. Setelah barang

didapat, baru ia serahkan kepada si pembeli. Praktek seperti ini dilarang oleh

Rasulullah saw. karena menjual sesuatu yang belum dimiliki, sebagaimana

diterangkan dalam hadits:

جل فيريد منى البيع ليس عندى يأتينى الره عن حكيم بن حزام قال يا رسول للاه

وق فقال «عندك ال تبع ما ليس » أفأبتاعه له من الس

Dari Hakim bin Hizam, beliau berkata: Aku berkata, “wahai Rasulullah, ada

seseorang yang mendatangiku, kemudian dia ingin aku melakukan jual-beli

103 Amrur Rofiq, Wawancara (Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Al-Ukhuwwah

Kabupaten Blitar Rabo, 26 Juni 2013)

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

85

barang yang belum aku miliki. Bolehkah aku membelikan untuknya barang

yang dia inginkan di pasar?” Kemudian, Nabi bersabda, “Janganlah kau

menjual barang yang belum kau miliki”. (H.R. Abu Dawud, An Nasa’i, At

Tirmidzi, Ibnu Majjah, Malik, Ahmad, Ath Thoroni, Al Baihaqi dengan lafadz

dari Abu dawud).104

Syariah Islam yang luas menawarkan solusi menarik, yaitu model jual-

beli salam atau salaf. Dengan jual-beli model ini, penjual harus jujur kepada

calon pembeli bahwa barang yang dia inginkan tidak ada, namun penjual

boleh memberi tawaran bebas kepada calon pembeli apakah dia mau memesan

barang tersebut kepadanya sehingga penjual itu dapat menyerahkan barang

tersebut pada masa yang akan datang. Kalau pembeli menolak maka

urusannya selesai, tapi jika dia menerima maka dilakukan jual-beli salam

(pemesanan dengan bayaran di depan).

Pada transaksi (akad) as salam sudah sepatutnya dilakukan dengan ijab

qabul seperti biasa, akad ini telah dituliskan pada buku II Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah (KHES) BAB V, pasal 100, yang isinya:105

(1) Akad bai’ salam terikat dengan adanya ijab dan kabul seperti dalam

penjualan biasa.

(2) Akad bai’ salam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai

dengan kebiasaan dan kepatutan.

104 www.titokpriastomo.com, Kamis, 27 Maret 2014. 22.36 105 Mahkamah agung republik Indonesia, kompilasi hukum ekonomi syariah, (buku II, 2008), h.28-29

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

86

Sedang pada pasal 101 yang berbunyi:106

(1) Jual-beli salam dapat dilakukan dengan syarat kuantitas dan kualitas

barang sudah jelas.

(2) Kuantitas barang dapat diukur dengan takaran atau timbangan dan atau

meteran.

(3) Spesifikasi barang yang dipesan harus diketahui secara sempurna oleh

para pihak

Pada pasal 101, ayat (1). Telah diterangkan syarat kuantitas dan kualitas

barang harus jelas. Dalam implementasinya barang yang ada di KPRI

biasanya sudah lama dan kulitasnya masih lumayan, tapi masih

diperdagangkan.

Sedangkan pada ayat (3) memebicarakan spesifikasi barang harus

diketahui sempurnaoleh para pihak, setelah dilakukan dengan penelitian,

implementasi barang yang ada, seadanya langsung dimasukan kedalam

paketan. Walupun para pihak sudah mengetahui dan di karenakan para pihak

butuh pada saat itu juga.

Dalam jasa perbankan syari’ah atau LKS lainnya biasanya ada jenis

pinjaman qardh. Qardh merupakan pinjaman kebajikan/lunak tanpa imbalan,

biasanya untuk pembelian barang-barang fungible (yaitu barang-barang yang

dapat diperkirakan dan diganti sesuai berat, ukuran, dan jumlahnya).

106 Mahkamah agung republik Indonesia, kompilasi hukum ekonomi syariah, (buku II, 2008), h. 29

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

87

Dalam KHES tidak disinggung tentang status hukum riba dalam akad

qardh, dipihak lain disebutkan bahwa biaya administrasi dalam akad qardh

dibebankan kepada nasabah dengan tidak diberi batasaan. Hal ini akan

menimbulkan masalah ketika kreditur menafsirkan secara berlebihan dalam

mengambil biaya administrasi sehingga bisa saja terlalu membebani debitur.

Maka ditakutkan akan ada riba terselubung. Agar biaya admnintrasi tidak

menjadi bunga terselubung maka biaya ini tidak boleh dibuat proposrsional

terhadap jumlah pinjaman.107

Pada KPRI Al-Ukhuwwah Kabupaten Blitar implementasi transaksinya

masih menggunakan konvensional, jadi istilah “bunga” masih ada di dalam

Unit Simpan Pinjam di KPRI Al-Ukhuwwah Kabupaten Blitar. Didalam

ekonomi syariah istilah bunga tersebut dinamakan Akad Riba. Seharusnya

KPRI tersebut sudah menggunakan transaksi ekonomi syariah tersebut, karena

para anggotanya mayoritas dari kementrian agama (KEMENAG), agar supaya

tidak membebankan para nasabahnya.

Dalam buku II Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) BAB

XXVII, pasal.614, yang berbunyi “pemberi pinjaman dapat meminta jaminan

kepada nasabah bilamana dipandang perlu”.108 Jadi KPRI Al-Ukhuwwah

107 Taufik R. Syam, Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah: Sebuah Tinjauan Singkat Tentang Materi

Khes Dan Positivisasi Hukum Islam Di Indonesia http://www.badilag.net (cakim ciamis) diakses

tanggal 20 maret 2014h.15 108 Mahkamah agung republik Indonesia, kompilasi hukum ekonomi syariah, (buku II, 2008), h.136

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

88

dapat meminta jaminan asalkan tidak membertkan para nasabahnya. Dengan

ketentuan yang wajar dan tidak memberatkan hak manusiawi.

Syariat islam tidak memperbolehkan adanya bunga(riba) dalam akad

qardh pada Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), pasal 615, yang

berbunyi “Nasabah dapat memberikan tambahan/sumbangan dengan sukarela

kepada pemberi pinjaman selama tidak diperjanjikan dalam transaksi”.

Sementara pada implementasi (penerapan) yang terjadi di Koperasi

Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Al-Ukhuwwah Kabupaten Blitar

berbanding terbalik dengan aturan yang berada di Kompilasi Hukum Ekonomi

Syariah (KHES) pasal 615, karena pada penerapannya KPRI ini bebaban

tanggungan masih diberatkan kepada para nasabahnya.

Jadi untuk penerapan simpan pinjam di KPRI Al-ukhuwwah Kabupaten Blitar

tidak sesuai dengan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES). Berarti

transaksi (Akad) yang ada di Unit Simpan Pinjam (USP) KPRI Al-Ukhuwwah

Kabupaten Blitar “Batal” dan mengandung unsur “Ribawi”.

2. Implementasi Transaksi (akad) Syariah Pada Produk di KPRI Al-

Ukhuwwah Kabupaten Blitar ditinjau dari Hukum Ekonomi Syariah.

Pada dasarnya akad yang dipakai KPRI Al-Ukhuwwah Kabupaten Blitar

sama dengan akad yang biasa dilakukan sehari-hari dalam kehidupan

bermasyarakat, menggunakan prinsip suka sama suka(tidak merugikan satu

sama lain).

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

89

Pada produk pertokoan sekarang memakai sistem akad salam, yaitu para

anggota yang ingin membeli barag harus memesan terlebih dahulu, yang

pemesanan tersebut dilakukan dengan cara, anggota memesan dahulu kepada

KPRI Al-Ukhuwwah dengan jangka waktu dua minggu (awal bulan mulai

tanggal 1-15). Setalah pemesanan dilakukan oleh para anggota, KPRI Al-

Ukhuwwah melakukan pesanan kepada perusahaan(supplayer), kemudian pihak

KPRI melakukan pengecekan barang yang sudah dikirimkan oleh

perusahaan(supplayer).

Tahap selanjutnya setelah pihak KPRI setelah melakukan pengecekan

barang, pihak KPRI melakukan penyerahan barang kepada pihak

anggota(pemesan), yang sudah melakukan pemesanan terlebih dahulu.109

Dalam pengertian yang sederhana bai’ as-salam berarti pembelian barang

yang diserahkan di kemudian hari sedangkan pembayaran dilakukan di

muka.110

Bai’ as-salam adalah jual beli dengan ketentuan si pembeli membayar saat ini

untuk barang yang akan diterimanya di masa mendatang.

Jual-beli dengan cara salam merupakan solusi tepat yang ditawarkan oleh

Islam guna menghindari riba. Dan mungkin ini merupakan salah satu hikmah

disebutkannya syari'at jual-beli salam seusai larangan memakan riba. Allah

Ta'ala berfirman:

109 Wawancara dengan Bapak Drs. Ibnu Mas’ud, M.Pd.I., Senin, 10 Maret 2014 110 Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn Rusyd,Bidayatul Mujtihad wa Nihayatul Muqtashia

(Beirut:Darul-Qalam,1988)al,Mabsuth vol.X11,hlm.124

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

90

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak dengan

secara tunai, untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menulisnya." (Qs.

Al Baqarah: 282)

Para fuqaha (ahli Hukum Islam) menamainya dengan al-mahawij yang

dalam istilah indonesianya diartikan sebagai barang mendesak. Sebab dalam

jual beli barang yang menjadi obyek perjanjian jual beli tidak ada ditempat.

Sementara itu, keduabelah pihak (pejual dan pembeli) telah sepakat untuk

melakukan pembayaran terlebih dahulu.111

Dalam perjanjian as salam pembeli barang disebut as salam (yang

menyerahkan). Penjual disebut dengan al-muslamu ilihi (orang yang diserahi),

dan barang yang dijadikan sebagai objek perjajian disebut dengan al-muslam

fiih (barang yang akan diserahkan), serta harga barang yang diserahkan kepada

pihak penjual diistilahkan dengan ra’sumaalis salam (modal as salam)

Pada produk Unit Simpan Pinjam (USP) transaksi (akad) yang digunakan

pada simpan pinjamnya yaitu menggunakan akad qardh. Yang mana

peraturan tersebut telah ditetapkan dan di setujui oleh para anggota KPRI Al-

Ukhuwwah Kabupaten Blitar.

111 Suhrawardi K. Lubis, dan farid wajdi, Hukum ekonomi islam, (jakart, sinar grafika, 2012), h.152

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

91

Al-Qardh adalah suatu akad pinjaman (penyaluran dana) kepada nasabah

dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya

kepada Lembaga Keuangan Syariah (LKS) pada waktu yang telah disepakati

antara nasabah dan LKS.

Pinjam-meminjam dalam ketentuan syariat Islam serupa dengan pinjam

pakai yang dijumpai dalam ketentuan pasal 1740 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata, dalam pasal tersebut, dinyataknan bahwa pinjam pakai adalah

suatu perjanjian dengan memberikan sutu barang kepada pihak lain untuk

dipakai dengan cuma-cuma. Syaratnya setelah menerima dan memakai barang,

dalam jangka waktu tertentu harus di kembalikannya.112

Transaksi qardl diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan hadits

riwayat Ibnu Majjah dan ijma’ ulama. Sungguhpun demikian, Allah SWT

mengajarkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi “agama Allah”.

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik

(menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan

pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah

menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”113

112 Suhrawardi K. Lubis, dan farid wajdi, Hukum ekonomi islam, h.136 113 QS. al-Baqarah (2): 245

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

92

Dari penjelasan ayat di atas, KPRI Al-Ukhuwwah sudah menerapkan

pinjam-meminjam. Tapi dalam penerapan transaksinya yang dipakai masih

menggunakan konvensional, padahal para anggotanya terdiri dari pegawai

kementian agama (KEMENAG) Kabupaten Blitar. Dimana yang sudah

seharusnya memakai akad qardh (transaksi pinjam-meminjam).

Syarkhul Islam Abi Zakaria al-Ansari memberi penjelasan bahwa rukun hutang

piutang itu sama dengan jual beli yaitu:

1)‘Âqid yaitu yang berhutang dan yang berpiutang.

2)Ma‘qud ‘alaih

3)Sighat yaitu ijab qabul, bentuk persetujuan antara kedua belah pihak.114

Para ulama sepakat bahwa jika pemberi hutang mensyaratkan kepada

pengutang untuk mengembalikan utangnya dengan adanya tambahan atau

manfaat, kemudian si pengutang menerimanya maka itu adalah riba. Namun

apabila kelebihan atau manfaat tidak diisyaratkan pada waktu akad maka

hukumnya boleh. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW:115

Dari Jabir RA. ia menuturkan, “aku mendatangi Nabi SAW, sementara beliau

mempunyai suatu” (hutang kepadaku, lalu beliau melunasinya dan

menambahinya”. (Muttafaq‘Alaih

114Ghufron A. Mas‘adi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), 173. 115 Faishal bin ‘Abdul ‘Aziz, “Mukhtashar Nailul Authar”, diterjemahkan Amir H. Fachrudin dan

Asep Saefullah, Ringkasan Nailul Authar (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), 118.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. 1.etheses.uin-malang.ac.id/397/8/08220047 Bab 4.pdf · Dari paparan sejarah di atas para anggota kementrian agama (KEMENAG) kabupaten blitar

93

“Dari Anas, ia ditanya, “seseorang di antara kami meminjamkan uang kepada

saudaranya, lalu si peminjam memberi hadiah kepada yang meminjaminya?”

Anas menjawab, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Apabila seseorang di antara

kalian memberi pinjaman, lalu yang diberi pinjaman memberi hadiah

kepadanya atau membawanya di atas kendaraan, maka janganlah ia

menaikinya dan jangan menerimanya, kecuali jika hal itu memang biasa ia

lakukan antara si peminjam dan si pemberi pinjaman.” (HR. Ibnu Majah)