kebijakan kemenag tentang zakat

24
Kebijakan Kementerian Agama tentang Pengelolaan Zakat di Kabupaten HSU (Orientasi Pengelolaan dan Pemberdayaan Zakat Tahun 2015) Oleh : DOMI HIDAYAT, S.H.I

Upload: domi-hidayat

Post on 15-Apr-2017

1.368 views

Category:

Government & Nonprofit


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan kemenag tentang zakat

Kebijakan Kementerian Agama tentang Pengelolaan Zakat di Kabupaten HSU

(Orientasi Pengelolaan dan Pemberdayaan Zakat Tahun 2015)

Oleh :DOMI HIDAYAT, S.H.I

Page 2: Kebijakan kemenag tentang zakat

ZAKAT

• Definisi zakat secara syar’i adalah sejumlah (nilai/ukuran) tertentu yang wajib dikeluarkan dari harta (yang jenisnya) tertentu pula. Zakat merupakan salah satu ibadah dansalah satu rukun dari rukun-rukun Islam selain shalat, puasa dan haji. Zakat hanya diwajibkan atas kaum Muslim. Selain mereka tidak diambil zakatnya. (Abdul Qadim Zallum, Sistem Keuangan di Negara Khilafah, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, 2002, hal. 149)

Page 3: Kebijakan kemenag tentang zakat

ZAKAT

Mengenai jenis harta yang dikenakan zakat, adalah • ternak, yaitu unta, sapi dan kambing. • tanaman dan buah-buahan, berupa gandum, jewawut,

kurma dan kismis. Namun jumhur ulama mengembangkannya pada seluruh buah dan bijian yang biasa dikonsumsi dalam skala konsumtif maupun produktif.

• nuqud (mata uang) yang terbuat dari emas dan perak atau setara dengan itu.

• laba perniagaan. Dan sebagian ulama mengembangkannya pada usaha-usaha yang produktif / spesialisasi seperti dokter spesialis, rumah sakit, perhotelan dan lainnya.

Page 4: Kebijakan kemenag tentang zakat

FAKTA ZAKAT

• Rukun Islam yang telah menjadi budaya dalam masyarakat Islam di Nusantara.

• Prakteknya pembayarannya beragam, antara lain menyerahkan langsung kepada mustahiq, melalui salah satu asnaf (tuan guru / fisabilillah) atau melalui amil.

• Prakteknya pemanfaatannya pun beragam, antara lain untuk kebutuhan konsumtif fakir miskin, modal usaha dhuafa, pembangunan tempat pendidikan / ibadah Islam, dll

Page 5: Kebijakan kemenag tentang zakat

FAKTA ZAKAT• Merupakan salah satu sumber dana umat yang bisa

dikembangkan sebagai modal usaha dari, oleh dan untuk umat• Besarnya potensi zakat nasional sebesar Rp 217 T (BAZNAS-

IPB-IDB• Zakat yang terhimpun oleh BAZNAS hanya Rp 3,2 T (2014) dan

target Rp 4,2 T (2015)• Sedangkan tingkat HSU, belum ada penelitian resmi. Hanya

jika berasumsi hanya 10% warga HSU yang wajib berzakat, diperkirakan potensi zakat HSU mencapai Rp 23,5 M. karenanya BAZNAS HSU diterget memperoleh dana zakat sebesar Rp 4 M, meski hanya mampu Rp 400 – 500 juta.

Page 6: Kebijakan kemenag tentang zakat

Kebijakan Kementerian Agama

• Dengan kondisi pelaksanaan zakat selama ini, perlu ada kebijakan dari negara agar pelaksanaan zakat menjadi lebih baik.

• Kebijakan tersebut meliputi – Melahirkan sejumlah regulasi – Melakukan motivasi – Menyediakan sejumlah fasilitasi

• Negara masih membatasi dirinya sebagai pelaksana pengelolaan zakat secara langsung, namun menyerahkannya kepada badan pelaksana (BAZNAS) dan masyarakat (LAZ)

Page 7: Kebijakan kemenag tentang zakat

REGULASI ZAKAT• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan

Zakat,• Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2010 tentang Zakat Atau

Sumbangan Keagamaan Yang Sifatnya Wajib Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto

• Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

• Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat Di Kementerian/Lembaga, Sekretari.At Jenderal Lembaga Negara, Sekretari.At Jenderal Komisi Negara, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, Dan Badan Usaha Milik Daerah Melalui Badan Amil Zakat Nasional

• Keputusan Menteri Agama Nomor 118 Tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi

Page 8: Kebijakan kemenag tentang zakat

REGULASI ZAKAT• Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan

Urusan Haji Nomor D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelola Zakat,

• Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/568 Tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota se Indonesia

• Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 33 Tahun 2011 tentang Badan/Lembaga yang Dibentuk atau Disahkan Oleh Pemerintah yang Ditetapkan Sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan Yang Sifatnya Wajib yang dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto

• Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat, Infaq & Shadaqah.

Page 9: Kebijakan kemenag tentang zakat

REGULASI ZAKAT• Peraturan Baznas Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata

Cara Pengajuan Pertimbangan Pengangkatan/Pemberhentian Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota

• Peraturan Baznas Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Rekomendasi Izin Pembentukan Lembaga Amil Zakat

• Peraturan Baznas Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat Kabupaten/Kota

• Peraturan Baznas Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat Kabupaten/Kota

Page 10: Kebijakan kemenag tentang zakat

GABARAN UMUM REGULASI ZAKATPengelolaan Zakat adalah kegiatan • perencanaan, • pelaksanaan, dan • pengordinasian dalam • pengumpulan, • pendistribusian, dan • pendayagunaan zakat.

Page 11: Kebijakan kemenag tentang zakat

GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT• Organisasi Pengelola Zakat– BAZNAS (pusat, provinsi, kab/kota) diangkat oleh

Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota– Lembaga Amil Zakat / LAZ (pusat, provinsi, kab/kota) mendapat persetujuan dari Menteri, Kanwil, Kemenag Kab/Kota

– Perkumpulan orang / Perseorangan seseorang atau sekelompok orang yang biasa menerima dan menyalurkan zakat agar memberitahu KUA setempat atas kegiatan tersebut

Page 12: Kebijakan kemenag tentang zakat

GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT• Pengurus BAZNAS ditetapkan berdasarkan

seleksi dan ditetapkan oleh Menteri Agama (BAZNAS Pusat), Gubernur (BAZNAS Provinsi), Bupati/Walikota (BAZNAS Daerah)

• Jumlah Pimpinan BAZNAS diatur sebagai berikut:– BAZNAS Pusat sebanyak 11 orang– BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kota sebanyak 5 orang

• Pelaksana atau petugas BAZNAS diangkat oleh Pimpinan BAZNAS

Page 13: Kebijakan kemenag tentang zakat

GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT• Pimpinan BAZNAS diatur dengan ketentuan (UU 23/2011 Pasal

11) :– warga negara Indonesia;– beragama Islam;– bertakwa kepada Allah SWT;– berakhlak mulia;– berusia minimal 40 (empat puluh) tahun;– sehat jasmani dan rohani;– tidak menjadi anggota partai politik;– memiliki kompetensi di bidang pengelolaan zakat;– tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan

yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun.– Diutamakan bukan PNS (BAZNAS Provinsi/Kab/Kota), sedangkan

BAZNAS Pusat PNS ditunjuk oleh Menteri Agama.

Page 14: Kebijakan kemenag tentang zakat

GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT

• Operasional BAZNAS dibebankan kepada APBN, APBD dan Hak Amil. (UU 23/2011 Pasal 30-31)

• Meliputi:– Hak keuangan pimpinan BAZNAS– Biaya administrasi umum– Biaya sosialisasi dan koordinasi (PP 14/2015 Pasal

69)• Operasional LAZ dibebankan kepada hak amil

dan lainnya (UU 23/2011 Pasal 32)

Page 15: Kebijakan kemenag tentang zakat

GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT

• Ragam zakat mal– emas, perak, dan logam mulia lainnya; – uang dan surat berharga lainnya; – perniagaan; – pertanian, perkebunan, dan kehutanan; – peternakan dan perikanan – pertambangan; – perindustrian; – pendapatan dan jasa; dan – rikaz.

Page 16: Kebijakan kemenag tentang zakat

GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT

• Zakat yang dibayarkan kepada organisasi pengelola zakat resmi dapat dijadikan sebagai pengurang dari penghasilan bruto (PP 60 Tahun 2010)

• Badan atau lembaga pengelola zakat resmi antara lain BAZNAS, LAZ Dompet Dhuafa, LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid, LAZ Yayasan Rumah Zakat, LAZIS Muhammadiyah, LAZIS NU, LAZIS IPHI, dll (Peraturan Dirjen Pajak 33 Tahun 2011)

Page 17: Kebijakan kemenag tentang zakat

GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT

Pendayagunaan dana zakat• Untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar

mustahiq zakat konsumtif• Untuk usaha produktif dalam rangka

penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat zakat produktif

Page 18: Kebijakan kemenag tentang zakat

GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT

PELAPORAN (UU 23/2011 Pasal 29)• BAZNAS Pusat wajib menyampaikan laporan pelaksanaan

pengelolaan zakat kepada Menteri secara berkala • BAZNAS provinsi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan

pengelolaan zakat kepada BAZNAS dan pemerintah daerah secara berkala.

• BAZNAS kabupaten/kota wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakatkepada BAZNAS provinsi dan pemerintah daerah secara berkala.

• LAZ wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakatkepada BAZNAS dan pemerintah daerah secara berkala.

• Laporan neraca tahunan BAZNAS diumumkan melalui media cetak atau media elektronik.

Page 19: Kebijakan kemenag tentang zakat

GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN • Menteri melaksanakan pembinaan dan

pengawasan terhadap BAZNAS, BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ

• Gubernur dan bupati/walikota melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ sesuai dengan kewenangannya.

Page 20: Kebijakan kemenag tentang zakat

GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT• SANKSI ADMINISTRATIF (Pasal 36)– peringatan tertulis; – penghentian sementara dari kegiatan; dan/atau – pencabutan izin.

• LARANGAN (Pasal 37 & 38) – Melakukan tindakan memiliki, menjaminkan,

menghibahkan, menjual, dan/atau mengalihkan zakat, infak, sedekah, dan/atau dana sosial keagamaan lainnya yang ada dalam pengelolaannya.

– dengan sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat yang berwenang.

Page 21: Kebijakan kemenag tentang zakat

GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT

KETENTUAN PIDANA • Tidak melakukan pendistribusian zakat sesuai dengan

ketentuan Pasal 25 (sesuai syariah Islam) dipidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00. (Pasal 39)

• Melanggar ketentuan dalam Pasal 37 (memiliki, menjual dll) dipidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00. (Pasal 40)

• Melanggar ketentuan dalam Pasal 38 (amil ilegal) dipidana kurungan paling lama 1 tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00. (Pasal 41)

Page 22: Kebijakan kemenag tentang zakat

MOTIVASI TERKAIT ZAKAT

• Secara terus menerus melakukan pembinaan kepada masyarakat, baik tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota.

• Melakukan sosialisasi zakat melalui beragam media dan sarana agar masyarakat menyadari pentingnya pengelolaan zakat secara profesional

• Kementerian Agama secara rutin melaksanakan sosialisasi dan orientasi kepada BAZNAS dan UPZ yang ada di Kab. HSU.

Page 23: Kebijakan kemenag tentang zakat

FASILITASI PENGELOLAAN ZAKAT• Lahirnya peraturan akuntansi khusus untuk zakat • Menyediakan dan mendukung lembaga pendidikan formal

(perguruan tinggi) dan non formal terkait dengan pengembangan zakat jurusan akuntansi syariah, hukum ekonomi syariah dan ekonomi syariah

• Bantuan operasional bagi Badan Amil Zakat, baik tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dari APBN

• Untuk Kabupaten HSU, 2016 diprogramkan bantuan operasioanl BAZNAS sebesar Rp. 50 jt.

• Mendorong masjid, langgar, dan tempat lainnya serta pribadi tertentu (ulama) untuk membentuk UPZ, mendirikan lembaga amil zakat atau sebagai amil perseorangan

Page 24: Kebijakan kemenag tentang zakat

TERIMA KASIH