bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1.1...
TRANSCRIPT
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan
dalam tiga tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (action) dan pengamatan
(observation) serta refleksi (reflection). Tiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan @
2jam pelajaran (2x35 menit).
4.1.2 Pelaksanaan Siklus I 4.1.2.1 Tahap Perencanaan ( planning )
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan persiapan dari awal hingga
akhir sebelum melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut
peneliti laksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) Memeriksa kembali RPPP
yang telah disusun. Dengan membaca ulang peneliti mencermati kembali setiap butir yang
akan dilaksanakan; (2) Memeriksa semua media dan sarana lainnya yang akan digunakan
apakah sudah benar-benar tersedia; (3) Mencoba media yang akan digunakan dan
mensimulasikan bagaimana peneliti harus menggunakannya, sehingga peneliti yakin benar
penggunaan media dalam pembelajaran akan berjalan mulus; (4) Memeriksa skenario
pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran dari awal hingga akhir; (5)
Memikirkan hal-hal yang mungkin dapat mengganggu pembelajaran, seperti: keributan ketika
peragaan berlangsung, pembentukan kelompok yang tidak sesuai dengan keinginan siswa,
pertanyaan yang tidak dijawab oleh siswa, atau ada siswa yang tidak tertarik pada
pembelajaran yang berlangsung. Kemudian peneliti merancang antisipasi apa yang akan
dilakukan jika hal tersebut benar-benar terjadibar obs; (6) Memeriksa kelengkapan dan
ketersediaan alat pengumpul data seperti lem ervasi yang telah disepakati oleh peneliti
dengan teman sejawat yang akan membantu; dan (7) Meyakinkan bahwa teman sejawat yang
akan membantu sudah siap di kelas ketika pembelajaran akan dimulai.
35
4.1.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 April 2013. Pada
kegiatan awal :peneliti mengucapkan salam, mengabsen siswa, dan mengkondisikan situasi
belajar siswa, melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa: “anak-anak , siapa
yang pernah naik andong? Apa yang menyebabkan andong bisa berjalan?
“Kemudian peneliti menyampaikan tujuan khusus pembelajaran: Nah sekarang kita akan
belajar bersama tentang gaya, setelah pembelajaran selesai diharapkan kalian dapat
menemutunjukkan pengaruh gaya dengan benar. Selanjutnya peneliti memberikan motivasi
belajar kepada siswa: “Supaya hasil belajar kalian baik maka marilah kita laksanakan kegiatan
pembelajaran kali ini dengan sebaik-baiknya, dengan terlibat secara aktif dan penuh
semangat.”
Pada kegiatan inti siswa dan peneliti membagi kelas menjadi 3 kelompok dengan
anggota masing-masing 7 siswa dan ada 1 kelompok dengan anggota 6 siswa untuk kelompok
pakar. Selanjut peneliti membagikan materi dan LKS kepada kelompok asal. Setelah
menerima materi ketua kelompok membagikan materi kepada anggota kelompoknya. Siswa
dari masing-masing kelompok asal yang mendapat materi sama bergabung menjadi kelompok
baru disebut kelompok pakar.Siswa melakukan pengamatan dan identifikasi gambar
berbagai alat dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan gaya. Siswa dalam
kelompok pakar melanjutkan pengamatan pada berbagai alat tersebut untuk
menemutunjukkan manakah yang termasuk dorongan dan mana yang termasuk tarikan.
Kegiatan diskusi dalam kelompok pakar tentang berbagai macam kegiatan yang termasuk
dorongan dan tarikan.Kegiatan dalam kelompok pakar selesai kemudian anggota kelompok
pakar kembali ke kelompok asal masing-masing. Setelah berkumpul dalam kelompok asal,
masing-masing siswa dari kelompok pakar menjelaskan materi kepada kelompok asal secara
bergantian.Proses pembelajaran secara berkelompok berakhir dan peneliti memandu siswa
untuk menyimpulkan materi pembelajaran. Hasil diskusi di kumpulkan.
Kegiatan akhir diawali dengan kegiatan siswa mencatat rangkuman dan kesimpulan,
kemudian peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi atau hal lain
36
yang belum jelas. Selanjutnya peneliti mengakhiri pembelajaran dengan memberi motivasi dan
salam penutup.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 4 April 2013.Pertama kali
peneliti memulai pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen siswa, dan menanyakan
kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian peneliti melakukan apersepsi dengan bertanya jawab
pelajaran yang lalu. “ Kemarin kalian sudah belajar tentang gaya.. Siapa yang masih ingat apa
definisi gaya. Peneliti menyampaikan tujuan khusus pembelajaran: “Nah sekarang kita akan
belajar bersama tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda. Peneliti memberikan motivasi
belajar kepada siswa: “Supaya hasil belajar kalian baik maka marilah kita laksanakan kegiatan
pembelajaran kali ini dengan sebaik-baiknya, sungguh-sungguh, aktif, semangat, dan penuh
tanggung jawab”
Sebelum kegiatan inti dimulai peneliti meminta siswa untuk duduk sesuai dengan
kelompok kemarin, membagikan materi dan LKS kepada kelompok asal. Setelah menerima
materi ketua kelompok membagikan materi kepada anggota kelompoknya. Siswa dari masing-
masing kelompok asal yang mendapat materi sama bergabung menjadi kelompok baru
disebut kelompok pakar.Setelah semuanya siap peneliti memberitahukan bahwa siswa sudah
dapat memulai kegiatan eksperimen dengan benda seadanya yang ada disekitar kita tentang
pengaruh gaya terhadap gerak benda, kemudian berdiskusi untuk membahas pengaruh gaya
terhadap benda diam, ada tiga kegiatan eksperimen dan diskusi yang dilakukan dikelompok
pakar. Berikutnya adalah siswa melakukan demonstrasi dalam kelompok pakar tentang
pengaruh gaya terhadap gerak benda ,hingga mereka betul-betul dapat memahami dan
menemutunjukkan pengaruh gaya terhadap gerak benda.Setelah itu siswa melanjutkan
kegiatan pembelajaran dengan diskusi untuk mencari contoh-contoh pengaruh gaya terhadap
gerak benda Kegiatan dalam kelompok pakar selesai kemudian anggota kelompok pakar
kembali ke kelompok asal masing-masing di dalam kelas. Setelah berkumpul dalam kelompok
asal, masing-masing siswa dari kelompok pakar menjelaskan materi kepada kelompok asal
secara bergantian.Proses pembelajaran secara berkelompok berakhir dan Peneliti memandu
siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran, kemudian hasil diskusi di kumpulkan.
37
Pada kegiatan akhir siswa mencatat rangkuman dan kesimpulan dan peneliti memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian peneliti memberi kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan materi atau hal lain yang belum jelas. Peneliti mengakhiri
pembelajaran dengan memberi motivasi dan salam penutup..
Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Selasa 9 April 2013. Selanjutnya siswa
mengerjakan evaluasi/tes formatif. Setelah waktu yang ditentukan yaitu 30 menit peneliti
meminta siswa untuk mengumpulkan hasil evaluasi
4.1.1.3 Tahap Observasi dan Refleksi
Pada tahap observasi Ibu Yuli Rahmawati, S.Pd. (teman sejawat yang membantu
sebagai observer) mengambil posisi duduk di pojok kiri bagian belakang. Observer mengamati
jalannya perbaikan pembelajaran dalam dua kali pertemuan. Segera setelah proses
pembelajaran pertemuan ketiga berakhir, peneliti bersama-sama Ibu Yuli Rahmawati, S.Pd
meminta siswa supaya tidak meninggalkan kelas terlebih dahulu untuk memberikan tanggapan
atas pembelajaran yang telah berlangsung, apakah penggunaan media bagan peta konsep
struktur organisasi yang digunakan untuk media pembelajaran dan simulasi memudahkan
siswa untuk menguasai materi pembelajaran, dan dapat melibatkan semua siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran secara aktif. Setelah kegiatan selesai peneliti dan observer
melakukan diskusi untuk membahas kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang sudah
berlangsung sebagai dasar refleksi dan proses perbaikan berikutnya.
Pada tahap refleksi peneliti dan Ibu Yuli Rahmawati berdiskusi membahas hasil
pengamatan. Hasil pengamatan yang dilakukan Ibu Yuli Rahmawati menunjukkan hal-hal
sebagai berikut a) Pada waktu membagi kelompok kelas menjadi gaduh;b)Setelah peneliti
membagikan materi pada kelompok dan membuat kelompok pakar kelas kembali gaduh;c)
Pada proses diskusi dan kerja kelompok dalam kelompok pakar ada beberapa siswa yang
tidak aktif, karena bergantung kepada teman sekelompoknya dari kelompok asal.
Dari 10 siswa yang diminta komentarnya tentang media benda asli, 6 siswa
mengatakan sangat membantu, 2 siswa mengatakan tidak membantu, dan 2 siswa tidak
memberikan komentar.Sesuai dengan indikator yang telah ditentukan, siswa yang benar-benar
telah menunjukkan keaktifan dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran hanya 10 siswa.
38
Berdasarkan data yang terkumpul dan data hasil diskusi peneliti melakukan penelaahan dan
menyimpulkan hasil tindakan yang telah peneliti lakukan. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa
keaktifan belajar siswa sudah meningkat yaitu 10 siswa sudah melaksanakan kegiatan dalam
proses pembelajaran, tanggung jawab siswa juga meningkat (9 dari 20 siswa) hasil belajar
siswa juga sudah meningkat meskipun belum optimal (12 dari 20 siswa sudah mencapai
ketuntasan belajar). Di samping itu ada beberapa siswa yang mengatakan tidak dapat
melakukan demonstrasi dan pengamatan karena satu kelompok pakar ada dua utusan dari
kelompok asal sehingga masing-masing utusan dari kelompok asal hanya satu orang
yangdiberi kesempatan melakukan demonstrasi dan pengamatan. Dari sampel yang diambil
60 % siswa yang mengatakan penggunaan media benda asli sangat membantu mereka dalam
menguasai materi pembelajaran.
Peneliti kemudian melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan berikut kepada
diri sendiri. a) Mengapa pembentukan kelompok membuat kelas gaduh? Apakah peneliti tidak
menentukan aturan pembentukan kelompok? b) Mengapa pembagian lembar kerja siswa
(LKS) untuk kelompok pakar membingungkan siswa? Apakah karena peneliti membagi LKS
tersebut pada kelompok asal? c) Mengapa jumlah anggota kelompok yang cukup banyak,
membuat anggota kelompok pakar tidak semuanya aktif dan kurang bertanggung jawab? d)
Mengapa peneliti tidak memikirkan jumlah anggota kelompok asal, sehingga tidak sesuai
dengan jumlah materi yang dibahas? d) Mengapa masih banyak siswa yang belum mampu
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)? Apakah karena alokasi waktu mengerjakan tes
formatif kurang? d) Jika seperti ini hasilnya, apa yang harus peneliti perbaiki dalam tindakan
perbaikan berikutnya?
Berdasarkan hasil refleksi, peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan siklus
dua sebagai berikut:a) Pembentukan kelompok asal dilakukan dua hari sebelum pelaksanaan
tindakan dan peneliti menjelaskan tentang kelompok pakar dan tugasnya.b) Pembagian LKS
untuk kelompok pakar dilakukan setelah kelompok pakar terbentuk, diharapkan akan
memperlancar kegiatan dan tidak membingungkan siswa.c) Jumlah anggota kelompok asal
diperbanyak dari 4 menjadi 6 kelompok.d) Sesuai dengan materi yang akan dibahas yaitu 3
masalah jadi jumlah anggota kelompok asal disesuaikan menjadi 3 siswa untuk tiap kelompok,
39
tetapi karena jumlah siswa 20, maka ada dua kelompok yang anggotanya 4 siswa.d) Alokasi
waktu evaluasi (tes formatif) akan ditambah.
4.1.3 Pelaksanaan Siklus 2
Siklus 2 terdiri dari 3 pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung 70 menit (dua jam
pelajaran ).
4.1.2.1.Tahap Perencanaan ( planning )
Setelah mengakomodasi masukan dari siklus satu,yang menunjukkan bahwa hasil
belajar belum sesuai yang diharapkan oleh peneliti, dalam rencana perbaikan siklus dua,
peneliti berusaha menyempurnakan tindakan. Seperti pembelajaran sebelumnya peneliti
melakukan persiapan sebagai berikut: a) Pembentukan kelompok asal dilakukan dua hari
sebelum pelaksanaan tindakan dan peneliti menjelaskan tentang kelompok pakar dan
tugasnya; b) Jumlah kelompok asal diperbanyak dari 4 menjadi 6 kelompok, c) Sesuai dengan
materi yang akan dibahas yaitu 3 masalah jadi jumlah anggota kelompok asal disesuaikan
menjadi 3 siswa untuk tiap kelompok, tetapi karena jumlah siswa 20, maka ada dua kelompok
yang anggotanya 4 siswa; d) Urutan kegiatan sudah diperiksa dan sudah cukup sesuai; e)
Alokasi waktu sudah dipertimbangkan kembali; f) Menjelang waktu pelaksanaan tindakan
perbaikan semua media dan alat peraga sudah dipersiapkan. Ibu Yuli Rahmawati juga sudah
siap dengan lembar observasi dan alat tulis.
4.1.2.2 .Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pertemuan pertama siklus 2 baru dapat dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 18
April 2013.Peneliti mengucapkan salam, mengabsen siswa, dan menanyakan kesiapan siswa
untuk belajar, dilanjutkan dengan melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa
tentang pembelajaran yang lalu. “ Kemarin kalian sudah mempelajari tentang Pengaruh Gaya
terhadap Gerak Benda. Siapa yang masih ingat apa pengaruh gaya terhadap benda diam?
Demikian apersepsi dilakukan sampai siswa benar-benar dapat mengaitkan pembelajaran
yang lalu. Kegiatan ini disediakan alokasi waktu dua menit dan waktu dimanfaatkan dengan
efektif. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan khusus pembelajaran :” Nah hari ini kita akan
belajar bersama tentang Gaya mempengaruhi Bentuk Benda. Setelah pembelajaran selesai
diharapkan kalian dapat menjelaskan pengaruh gaya terhadap bentuk benda dan
40
mendemonstrasikan bahwa gaya yang dihasilkan sumber gaya berbeda-beda. Peneliti
memberikan motivasi belajar kepada siswa: “Supaya hasil belajar kalian baik maka marilah
kita laksanakan kegiatan pembelajaran kali ini dengan sebaik-baiknya, dengan terlibat secara
aktif dan penuh semangat.”
Pada kegiatan inti peneliti meminta kelas berkelompok sesuai dengan rencana yaitu
dalam 6 kelompok dengan anggota masing-masing 3 siswa dan ada 2 kelompok dengan
anggota 4 siswa untuk kelompok pakar.Selanjutnya peneliti membagikan materi dan LKS
kepada kelompok asal dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum jelas dalam LKS. Ketua kelompok membagikan materi kepada anggota
kelompoknya. Siswa dari masing-masing kelompok asal yang mendapat materi sama
bergabung menjadi kelompok baru disebut kelompok pakar.Siswa dalam kelompok pakar
melakukan pengamatan dan identifikasi berbagai alat dalam kehidupan sehari-hari yang
yang dapat membuktikan pengaruh gaya. Setelah teridentifikasi siswa dalam kelompok pakar
kembali melakukan pengamatan pada berbagai alat yang akan digunakan untuk
membuktikan pengaruh gaya terhadap bentuk benda dengan menggunakan media benda asli
seperti plastisin, tanah liat, kaleng, wortel atau kue yang diiris, serta bermain tarik tambang;
diskusi dilanjutkan berbagai mencari contoh-contoh lain yang membuktikan bahwa gaya
mempengaruhi bentuk benda. Anggota kelompok pakar kembali ke kelompok asal masing-
masing. Kemudian masing-masing siswa dari kelompok pakar menjelaskan materi kepada
kelompok asal secara bergantian.Karena keterbatasan waktu, penyampaian materi
dikelompok asal belum selesai dan akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.Pada
kegiatan akhir siswa mencatat rangkuman dan kesimpulan. Peneliti memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang materi maupun hal lain yang belum jelas. Guru
memberikan reward pada kelompok yang hasil kerjanya bagus. Kemudian peneliti mengakhiri
pembelajaran dengan memberi motivasi dan salam penutup.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 23 April 2013. Peneliti
memulai pelajaran dengan mengorganisasi kelas seperti mengucapkan salam, mengabsen
siswa, dan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar dilanjutkan dengan melakukan
apersepsi dengan bertanya jawab tentang materi Gaya.’Siapa yang masih ingat, apa pengaruh
41
gaya terhadap benda yang bergerak?... (dan seterusnya). Berikutnya peneliti menyampaikan
tujuan khusus pembelajaran: “ Nah hari ini kita akan melanjutkan materi pembelajaran
kemarin. Setelah pembelajaran selesai diharapkan kalian dapat menjelaskan pengaruh gaya
terhadap bentuk benda serta menjelaskan tentang besar gaya. Sebelum kegiatan inti dimulai
peneliti memberikan motivasi belajar kepada siswa: “Supaya hasil belajar kalian baik maka
marilah kita laksanakan kegiatan pembelajaran kali ini dengan sebaik-baiknya, dengan terlibat
secara aktif dan penuh semangat.”
Pada kegiatan inti siswa melanjutkan presentasi atau penyampaian materi dikelompok
asal serta mengerjakan tugas kelompok melalui LKS.
Peneliti membagikan materi dan LKS kepada kelompok asal. Setelah menerima materi ketua
kelompok membagikan materi kepada anggota kelompoknya. Siswa dari masing-masing
kelompok asal yang mendapat materi sama bergabung menjadi kelompok pakar.
Peneliti memandu siswa menyimpulkan materi pembelajaran, dan siswa mengumpulkan LKS.
Pada kegiatan akhir siswa mencatat rangkuman dan kesimpulan. Peneliti memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya.,kemudian peneliti memberikan reward pada
kelompok yang aktif dan melaksanakan tugas dengan baik. Untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran peneliti memberi motivasi kepada siswa dan salam penutup.
4.1.2.3 .Observasi dan Refleksi
Seperti pada pertemuan di siklus pertama, rekan sejawat yang bertugas sebagai
observer mengamati proses di pojok belakang sebelah kiri. Dengan berbekal lembar observasi
yang telah disepakati bersama, mengamati jalannya proses perbaikan pembelajaran yang
berlangsung dalam dua kali pertemuan. Pada pertemuan kedua peneliti dan observer juga
mengamati kegiatan proses pembelajaran. Di akhir pembelajaran peneliti bersama –sama Ibu
Yuli Rahmawati memanggil beberapa siswa untuk diminta komentarnya, apakah penggunaan
media bagan struktur organisasi yang digunakan untuk media pembelajaran dan simulasi
memudahkan siswa untuk menguasai materi pembelajaran, dan dapat melibatkan semua
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran secara aktif. Setelah kegiatan selesai peneliti dan
observer melakukan diskusi untuk membahas kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang
sudah berlangsung sebagai dasar refleksi dan proses perbaikan berikutnya.
42
Dari hasil duduk bersama diperoleh data hasil observasi sebgai berikut a)
Pembelajaran berlangsung sangat kondusif, interaktif, dan atraktif serta menyenangkan.
Terbukti wajah siswa tampak senang dalam belajar. Hal ini tampak dari keaktifan siswa dalam
melaksanakan tugas yang diberikan peneliti; b) Jumlah siswa yang tuntas sudah jauh
melampaui kriteria yang ditetapkan bahkan mencapai peningkatan yang signifikan yakni
100%; c) Sesuai dengan indikator yang ditentukan siswa yang benar-benar aktif dalam belajar
berjumlah 20 siswa, dan benar-benar bertanggung jawab ada 20 siswa.
Dari 10 siswa yang berhasil diminta komentarnya, seluruh siswa bahwa media dan
pemodelan dengan simulasi sangat membantu mempermudah dalam menguasai materi.
Dari hasil refleksi tersebut, peneliti berpendapat bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan
telah berhasil. Meski masih ada hal-hal yang harus diperbaiki. Berati upaya perbaikan
pembelajaran berakhir di siklus ke dua.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data. Adapun penjabarannya
akan dibahas pada masing-masing subbab yaitu :
4.2.1 Deskripsi Data
4.2.1.1 Data Siklus I
Hasil penilaian mata pelajaran IPA dari hasil belajar kelas 4 di SDN Poncowarno pada siklus 1
disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus 1
Siswa Kelas 4 SD Negeri Poncowarno Semester II /2012-2013
No Interval Frekwensi Persentase
1 87 - 101 4 20%
2 72 - 86 4 20%
3 57 - 71 3 15%
4 42 - 56 8 40%
5 27 - 41 1 5%
20 100%
43
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut di atas, maka distribusi hasil belajar IPA bagi siswa
kelas 4 SD Negeri Poncowarno, Kebumen terutama untuk materi Gaya Mempengaruhi Gerak
Benda yang mencapai persentase terbesar adalah pada skor 42-56 yakni sebesar 40%,
sedangkan persentase terkecil adalah pada skor 27-41 yakni sebesar 5%. Sehingga pada
kondisi ini, tindakan yang diberikan perlu mendapat perhatian.
4.2.1.2 Data Siklus 2
Hasil penilaian mata pelajaran IPA dari hasil belajar siswa kelas 4 di SD Negeri
Poncowarno pada siklus 2 disajikan melalui Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus 2
Siswa Kelas 4 SD Negeri Poncowarno Semester 2/2012-2013
No Interval Frekwensi Persentase
1 97 - 102 5 25%
2 91 - 96 6 30%
3 85 - 90 5 25%
4 79 - 84 2 10%
5 73 - 78 2 10%
20 100%
4.2.2 Analisis Data
Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan
sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian (Indriantoro dan Bambang
Supomo, 1999 :11 ).Analisis data pada penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis
ketuntasan dan analisis komparatif.
4.2.2.1 Analisis Ketuntasan
Ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 ini dapat ditunjukkan melalui Tabel 4.5 berikut ini
44
Tabel 4.5
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 4 SDN Poncowarno Semester Ii 2012/2013
No Ketuntasan Frekwensi Persentase
1 Tuntas 11 27,5%
2 Tidak Tuntas 9 22,5%
Rerata 65,4
Maksimum 100,0
Minimun 27
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur dengan KKM 70 dicapai
oleh 11 siswa atau 27,5% dan ada 9 siswa lainnya atau 22,5% dari seluruh siswa yang ada
belum mencapai ketuntasan dalam belajar IPA untuk materi Gayai panas Ketuntasan belajar
ini juga dapat ditunjukkan dalam diagram lingkaran seperti gambar 4.5 berikut ini:
Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 4 SDN Poncowarno
Gambar 4.5 di atas menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dalam belajar adalah
sebesar 55% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebesar 45%.
Tuntas55%
Tidak Tuntas45%
45
Sedangkan ketuntasan hasil belajar pada siklus 2 ini dapat ditunjukkan melalui Tabel 4.6
berikut ini:
Tabel 4.6
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 4 SDN Poncowarno semester II/2012-2013
No Ketuntasan Frekwensi Persentase
1 Tuntas 20 100,0%
2 Tidak Tuntas 0 0,0%
Rerata 90,0
Maksimum 100,0
Minimun 73
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur dengan KKM 70, dicapai
oleh 20 siswa atau 100 % dari seluruh siswa yang ada telah mencapai ketuntasan dalam
belajar IPA untuk materi energi alternatif. Ketuntasan hasil belajar ini juga dapat ditunjukkan
dalam diagram lingkaran seperti gambar 4.6 berikut ini:
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 4 SDN Poncowarno
Tuntas100%
Tidak Tuntas0%
46
Gambar 4.6 di atas menunjukkan bahwa semua siswa atau sebesar 100% telah tuntas
dalam belajar IPA untuk materi gaya.
4.2.2.2 Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil analisis ketuntasan dilakukan analisis komparatif ketuntasan hasil
belajar antar siklus dan pra siklus. Analisis komparatif dilakukan dengan menyajikan data
ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 dalam satu tabel. Analisis komparatif
ketuntasan hasil belajar IPA dapat ditunjukkan melalui Tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil belajar IPA
Siswa Kelas 4 SDN Poncowarno
Semester II/2012-2013
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
f % F % F %
1 Tuntas 8 40,0% 11 55,0% 20 100,0%
2 Tidak Tuntas 12 60,0% 9 45,0% 0 0,0%
Rerata 62,5 65,4 90,0
Maksimum 80,0 100,0 100,0
Minimun 25 27 73,0
Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dari pra siklus hingga pelaksanaan siklus 2. Untuk memvisualisasikan analisis
komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus dan prasiklus dapat digambarkan dalam
diagram berikut ini:
47
Gambar 4.7 Diagram Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Poncowarno
4.1 Pembahasan Hasil Penelitian
Sesuai dengan kajian teori yang diuraikan dalam bab terdahulu, penggunaan jigsaw
dalam proses pembelajaran diharapkan dapat berfungsi untuk memberikan kesempatan dan
menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga
motivasi belajar siswa meningkat. Motivasi belajar siswa akan dapat dilihat dari meningkatnya
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya berimbas pada
meningkatnya nilai hasil belajar siswa.
Berdasarkan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar ternyata penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan media benda asli dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.. Dari segi aktifitas belajar siswa data pada siklus 1 dan 2 menunjukkan adanya
peningkatan dalam aspek keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada kondisi siklus 1 siswa
yang keaktifannya baik hanya sebesar 55 %, dan dari segi hasil belajar siswa yang mencapai
ketuntasan hanya sebesar 55 %. Menurut peneliti pembelajaran ini belum mengalami
peningkatan yang signifikan. Hal ini dikarenakan masih ada 9 anak (45 %) yang belum tuntas
dalam pembelajaran sehingga perlu diberikan tindakan remedial. Sedangkan pada kondisi
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Tuntas
Tidak Tuntas
48
siklus 2 siswa yang keaktifannya baik meningkat menjadi 90 %, dan dari segi hasil belajar
siswa yang mencapai ketuntasan juga meningkat menjadi 100 %. Pada siklus 2 nilai rata-rata
kelas juga di atas nilai Kriteria ketuntasan Minimal/KKM (> 70), yakni 90,0. Peneliti merasa
bahwa pembelajaran pada siklus 2 cukup berhasil karena seluruh siswa mencapai ketuntasan
belajar. Berdasarkan hasil penelitian ternyata dengan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw siswa berbantuan media benda asli dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.