bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil ...repository.unwira.ac.id/4985/6/4.pdfdalam...

64
82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Efektivitas Penerapan Pendekatan Discovery Learning a. Kemampuan Guru dalam Mengelola Kegiatan Pembelajaran yang Menerapkan Pendekatan Discovery Learning Pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengelolah kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan discovery learning di kelas menggunakan instrumen lembar pengamatan kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran yang menerapkan pendekatan discovery learning. Kemampuan guru diamati oleh dua orang pengamat, yakni guru kimia di SMA Kristen 1 Kupang Ibu Yohana R. Tampani, S.Pd sebagai pengamat 1 dan Bapak Steven,S.Pd sebagai pengamat 2. Kedua pengamat melakukan penilaian berdasarkan pedoman penilaian pada lembar pengamatan kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran yang menerapkan pendekatan discovery learning. Hasil pengamatan ini juga digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen. Adapun hasil analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan discovery learning disajikan pada Tabel 4.1.

Upload: dinhtuyen

Post on 19-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

82

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Efektivitas Penerapan Pendekatan Discovery Learning

a. Kemampuan Guru dalam Mengelola Kegiatan

Pembelajaran yang Menerapkan Pendekatan

Discovery Learning

Pengamatan terhadap kemampuan guru dalam

mengelolah kegiatan pembelajaran yang menerapkan

pendekatan discovery learning di kelas menggunakan

instrumen lembar pengamatan kemampuan guru dalam

mengelolah pembelajaran yang menerapkan pendekatan

discovery learning. Kemampuan guru diamati oleh dua

orang pengamat, yakni guru kimia di SMA Kristen 1

Kupang Ibu Yohana R. Tampani, S.Pd sebagai pengamat

1 dan Bapak Steven,S.Pd sebagai pengamat 2. Kedua

pengamat melakukan penilaian berdasarkan pedoman

penilaian pada lembar pengamatan kemampuan guru

dalam mengelolah pembelajaran yang menerapkan

pendekatan discovery learning. Hasil pengamatan ini juga

digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen.

Adapun hasil analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran

yang menerapkan pendekatan discovery learning disajikan

pada Tabel 4.1.

83

Tabel 4.1

Hasil Analisis Data Kemampuan Guru dalam Mengelolah Pembelajaran

yang Menerapkan Pendekatan Discovery Learning dan Reliabilitas

Instrumen

No

Langkah-

Langkah

Discover

y

Learning

Aspek yang

diamati

Keterlaksanaan Rpp

Rata-Rata Ket Rpp 01 Rpp 02 Rpp 03

P.1 P.2 P.1 P.2 P.1 P.2

1

I. Kegiatan Pendahuluan

Memberi salam

pembuka 4 4 4 4 4 4 4

4,00

Baik

2

Meminta salah

satu siswa

memimpin doa

4 4 4 4 4 4 4 Baik

3

Mengecek

Kehadiran

peserta didik

4 4 4 4 4 4 4 Baik

4

Menyampaikan

topik materi

yang akan

dipelajari

4 4 4 4 4 4 4 Baik

5 Membagi LKS

dan bahan ajar 4 4 4 4 4 4 4 Baik

II. Kegiatan Inti

6

a.

Stimulati

on

(Pember

ian

Ransang

an)

Memberikan

motivasi 3,5 3 3 3,2 3,5 3 3,2

3,

1

Cuku

p

baik

7

Peserta didik

menyimak

informasi dari

guru tentang

materi

pembelajaran

3,5 3,5 3 3,4 3 3,5 3,3

Cuku

p

baik

8

Mengarahkan

siswa ke

kegiatan

pembelajaran

3 3 3 3,2 3 3,2 3

Cuku

p

baik

9

b.

Problem

statemen

t

(Identifi

kasi

masalah

)

Membimbing

peserta didik

dalam

merumuskan

masalah

3,5 3 3 3 3 3 3

3,

1

Cuku

p

baik

10

Membimbing

peserta didik

untuk

merumuskan

3,5 3 3,5 3 3,5 3 3,2

Cuku

p

baik

84

hipotesis

11

c. Data

collectio

n

(pengum

pulan

data)

Membagi siswa

kedalam

kelompok

4 4 4 4 4 4 4

3,

5

Baik

12

Mengarahkan

siswa untuk

membaca bahan

ajar dan dasar

teori

3,7 3,5 3,5 3,5 3,5 3,4 3,5 Baik

13

Mengarahkan

siswa

merumuskan

jawaban

terhadap

rumusan

masalah ,

jawaban

tersebut

dituiskan pada

LKS sebagai

rumusan

hipotesis

3,5 3,4 3,5 3,2 3,5 3,4 3,4

Cuku

p

baik

14

Mengarahkan

siswa mengecek

kelengkapan

alat dan bahan

3 3 3 3,4 3 3,4 3,1

Cuku

p

baik

15

Mengarahkan

siswa merangkai

alat uji elektrolit

dan menguji

daya hantar

listrik beberapa

larutan

berpedoman

pada prosedur

kerja di LKS

4 3,8 3,7 3,5 4 3,8 3,8 Baik

16

d. Data

processi

ng

(pengola

han

data)

Mengarahkan

siswa mencatat

hasil

pengamatan

4 4 4 4 4 4 4

3,

6

Baik

17

Mengarahkan

siswa

mendiskusikan

hasil percobaan

3,5 3,2 3,5 3,4 3,5 3,4 3,4

Cuku

p

baik

18

Mengarahkan

siswa

melakukan

analisis data dan

menjawab

pertanyaan pada

LKS

3,5 3,7 3,5 3,7 3,5 3,7 3,6 Baik

19

e.

Verificat

ion

(Pembu

Membuat

laporan

sementara untuk

dipresentasikan

3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

3,

6

Baik

85

20

ktian)

Memberikan

kesempatan

kepada salah

satu kelompok

untuk

mempresentasik

an hasil kerja

kelompok

3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 Baik

21

Memberikan

kesempatan

kepada

kelompok lain

untuk memberi

tanggapan

4 3,8 4 3,8 4 3,8 3,9 Baik

22

f.

Generali

zation

(Menari

k

Kesimpu

lan)

Meminta siswa

membuat

kesimpulan dari

hasil percobaan 3,8 3,4 3,5 3,5 3,5 3,2 3,4

3,

5

Cuku

p

baik

23

Mempertegas

kesimpulan dari

siswa

3,8 3,7 3,5 3,5 3,5 3,7 3,6 Baik

RATA-RATA 3,

4

Cuku

p

baik

III. Kegiatan

Penutup

24

Mempersilahka

n siswa untuk

duduk kembali

ketempat

semula

3 3 3 3,2 3 3,2 3

3,

6

Cuku

p

baik

25

Membimbing

siswa membuat

rangkuman

3 3,4 3,5 3 3,5 3,4 3,3

Cuku

p

baik

26 Memberi kuis

kepada siswa 4 4 4 4 4 4 4 Baik

27

Meminta siswa

untuk menjawab

kuis yang

diberikan

3,8 3,7 3,8 3,7 3,8 3,5 3,7 Baik

28

Mempertegas

rangkuman

keseluruhan

pembelajaran

dari siswa

3,5 3,5 3,8 3,4 3,5 3,2 3,4

Cuku

p

baik

29

30

31

Memberi tugas

individu kepada

siswa

4 4 4 4 4 4 4 Baik

Meminta salah

seorang siswa

untuk

memimpin doa

4 4 4 4 4 4 4 Baik

Memberikan

salam penutup 4 4 4 4 4 4 4 Baik

IV. Pengelolaan Waktu

32 Guru dan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 Bai

86

peserta didik

memulai dan

mengakhiri

pembelajaran

tepat waktu

k

V. Suasana Kelas

33

Peserta didik

antusias dalam

kegiatan

pembelajaran

3 3 3 3,2 3 3,2 3

3,1

Cuk

up

baik

34

Guru antusias

dalam kegiatan

pembelajaran

3 3,4 3,5 3,4 3 3,5 3,3

Cuk

up

baik

Jumlah nilai 123 105 121 103 131 122 121 3,4

Cuk

up

baik

Rata-Rata 3,6 3,1 3,5 3,0 3,8 3,5

3,3

Cuk

up

baik 3,3 3,2 3,6

Reabilitas 93% 93% 96% 94%

(Sumber: Olahan Data

Peneliti)

Tabel 4.1 diatas menunjukkan skor rata-rata penilaian

kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan discovery

learning dengan 34 aspek penilaian sebesar 3,3 dan tergolong

kategori baik, dan rata-rata koefisien reliabilitas instrumen

pengelolaan pembelajaran yang diamati oleh pengamat 1 dan

pengamat 2 adalah 94% dinyatakan baik sebab koefisien reliabilitas

instrumen ≥ 75%.

b. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar

1) Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Sikap Spiritual (KI-1)

Untuk mengetahui ketuntasan indikator sikap spiritual

(KI-1), digunakan instrumen lembar observasi sikap spiritual dan

angket sikap spiritual selama proses pembelajaran. Ketuntasan

indikator hasil belajar sikap spiritual dapat dilihat pada Tabel 4.2

dan 4.3.

Tabel 4.2

Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator Aspek Sikap

Spiritual (KI-1) dengan Instrumen Lembar Observasi

87

No. Aspek yang diamati

Proporsi tiap

aspek

Proporsi

indikator

Ketuntasan

Proporsi ≥

0,74 P1 P2 P3

1. Berdoa sebelum memulai kegiatan

pembelajaran 0,89 0,89 0,79 0,85 Tuntas

2. Berdoa setelah memulai kegiatan

pembelajaran 0,68 0,74 0,84 0,75 Tuntas

3. Berdoa dengan cara yang baik dan

berkonsentrasi 0,84 0,79 0,74 0,79 Tuntas

4. Berdoa sesuai ajaran agama yang

dianutnya 0,79 0,89 0,79 0,82 Tuntas

RATA-RATA 0,80 0,82 0,79 0,80 Tuntas

(Sumber: Olahan Data

Peneliti)

Keterangan:

P1 = Proporsi pertemuan 1

P2 = Proporsi pertemuan 2

P3 = Proporsi pertemuan 3

Berdasarkan data pada Tabel 4.2, semua indikator hasil

belajar sikap spiritual (KI-1) siswa yang dinilai dengan Lembar

Observasi Sikap Spiritual (KI-1) tuntas dengan proporsi rata-rata

0,80. Secara rinci dapat dilihat pada matriks halaman 315,

Lampiran 19.

Tabel 4.3

Hasil Analsis Data Ketuntasan Indikator Aspek Sikap

Spiritual (KI-1) dengan Instrumen Lembar Angket

No. Aspek yang diamati

Proporsi tiap

aspek

Proporsi

indikator

Ketuntasan

Proporsi ≥

0,74 P1 P2 P3

1.

Saya mengucap syukur ketika

saya berhasil mengerjakan

tugas

0,84 0,83 0,88 0,85 Tuntas

2.

Saya mengucap syukur ketika

saya mendapat nilai ulangan

yang tinggi

0,84 0,89 0,83 0,85 Tuntas

3.

Saya mengucap syukur ketika

saya mendapat nilai ulangan

yang jelek

0,75 0,88 0,87 0,83 Tuntas

88

4.

Saya menyadari bahwa larutan

elektrolit dan nonelektrolit

bermanfaat dalam kehidupan

sehari-hari

0,76 0,87 0,82 0,81 Tuntas

5

Saya menyadari ketentuan

yang ditetapkan Tuhan Yang

Maha Esa

adalah yang terbaik bagi kita

melalui materi larutan

elektrolit dan nonelektrolit

0,80 0,76 0,83 0,79 Tuntas

6

Saya menyadari kebesaran

Tuhan merupakan bagian dari

materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit

0,75 0,76 0,75 0,75 Tuntas

7

Saya menyadari bahwa

pengetahuan yang diperoleh

dapat berubah kapan saja

0,79 0,76 0,75 0,76 Tuntas

8

Saya menyadari bahwa

pengetahuan yang diperoleh

sesuai dengan perkembangan

IPTEK

0,78 0,80 0,83 0,80 Tuntas

RATA-RATA 0,78 0,81 0,82 0,80 Tuntas

(Sumber: Olahan

Data Peneliti)

Keterangan :

P1 = proporsi pertemuan 1

P2 = proporsi pertemuan 2

P3 = proporsi pertemuan 3

Berdasarkan data pada Tabel 4.3, semua indikator hasil

belajar sikap spiritual (KI-1) siswa yang dinilai dengan Lembar

Angket Sikap Spiritual (KI-1) dinyatakan tuntas dengan proporsi

rata-rata 0,80. Secara rinci dapat dilihat pada matriks halaman

317, Lampiran 19.

2) Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Sikap Sosial (KI-2)

Untuk mengetahui ketuntasan indikator sikap sosial (KI-

2), digunakan instrumen lembar observasi sikap sosial dan angket

89

sikap sosial selama proses pembelajaran. Ketuntasan indikator

hasil belajar sikap sosial dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5.

Tabel 4.4

Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator Aspek

Sikap Sosial (KI-2) dengan Instrumen Lembar

Observasi

No. Aspek yang diamati

Proporsi tiap aspek

Proporsi

indikato

r

Ketuntasan

Proporsi ≥

0,74 P1 P2 P3

Mengumpulkan tugas tepat

waktu 0,76 0,79 0,82 0,79 Tuntas

2.

Mengumpulkan laporan

praktikum tepat waktu 0,79 0,76 0,79 0,78 Tuntas

3.

Tidak keluar masuk kelas

saat pembelajaran

berlangsung 0,82 0,72 0,79 0,77 Tuntas

4.

Tetap berada dalam

kelompok selama kegiatan

praktikum atau diskusi

berlangsung

0,82 0,75 0,72 0,76 Tuntas

5

Jujur dalam mengerjakan

tugas individu 0,82 0,75 0,79 0,78 Tuntas

6

Jujur dalam menjawab soal

kuis 0,79 0,78 0,78 0,78 Tuntas

7

Jujur dalam mengambil

data/ informasi dalam

menjawab pertanyaan 0,78 0,78 0,78 0,78 Tuntas

8

Jujur dalam mengolah data

pratikum 0,80 0,76 0,78 0,78 Tuntas

9

Saling membantu dalam

mengumpulkan data

praktikum ataupun diskusi

0,79 0,79 0,76 0,78 Tuntas

90

kelompok.

10

Bekerja sama dalam

memecahkan masalah 0,79 0,80 0,79 0,79 Tuntas

11

Bekerja sama dalam

membuat kesimpulan 0,76 0,78 0,75 0,76 Tuntas

12

Bekerja sama dalam

menyelesaikan diskusi tepat

waktu 0,78 0,76 0,78 0,77 Tuntas

13 Aktif mengumpulkan data

0,78 0,76 0,78 0,77 Tuntas

14 Aktif bertanya

0,76 0,78 0,82 0,78 Tuntas

15

Aktif memberi saran dan

masukan 0,84 0,82 0,84 0,83 Tuntas

16

Aktif dalam kegiatan

praktikum ataupun diskusi

kelompok 0,79 0,76 0,79 0,78 Tuntas

17

Sopan santun dalam

berpakaian 0,84 0,84 0,84 0,84 Tuntas

18

Menggunakan bahasa yang

santun ketika

menyampaikan pendapat

atau menyampaikan

pertanyaan.

0,84 0,84 0,80 0,82 Tuntas

19 Tanggung jawab dalam mempresentasikan hasil diskusi

0,83 0,79 0,80 0,80 Tuntas

20

Tanggung jawab dalam

menjaga kerapian 0,82 0,83 0,78 0,81 Tuntas

RATA-RATA 0,80 0,74 0,78 0,77 Tuntas

(Sumber: Olahan Data Peneliti)

Keterangan :

P1 = proporsi pertemuan 1

91

P2 = proporsi pertemuan 2

P3 = proporsi pertemuan 3

Berdasarkan data pada Tabel 4.4, semua indikator hasil

belajar sikap sosial (KI-2) siswa yang dinilai dengan Lembar

Observasi Sikap Sosial dinyatakan tuntas dengan proporsi rata-

rata 0,77. Secara rinci dapat dilihat pada matriks halaman 322,

lampiran 19.

Tabel 4.5

Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator Aspek Sikap Sosial (KI-

2) dengan Instrumen Lembar Angket

No. Aspek yang

Diamati

Proporsi tiap aspek Proporsi

indikator

Ketuntasan

Proporsi ≥

0,74 P1 P2 P3

1. Disiplin 0,79 0,89 0,89 0,85 Tuntas

2. Jujur 0,84 0,79 0,79 0,80 Tuntas

3. kerja sama 0,79 0,84 0,79 0,80 Tuntas

4. Proaktif 0,79 0,79 0,84 0,80 Tuntas

5. sopan santun 0,94 0,94 0,79 0,89 Tuntas

6. Tanggungjawa

b 0,79 0,79 0,84 0.80 Tuntas

Rata-rata 0,82 0,84 0,82 0,82 Tuntas

(Sumber: Olahan Data Peneliti)

Keterangan :

P1 = proporsi pertemuan 1

P2 = proporsi pertemuan 2

P3 = proporsi pertemuan 3

Berdasarkan data pada Tabel 4.5, semua indikator hasil

belajar sikap sosial (KI-2) siswa yang dinilai dengan Lembar

Angket Sikap Sosial (KI-2) dinyatakan tuntas dengan proporsi

92

rata-rata 0,82. Secara rinci dapat dilihat pada matriks halaman

333, Lampiran 19.

3) Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Pengetahuan (KI-3)

Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) materi pokok

larutan elektrolit dan nonelektrolit terdiri dari 7 indikator. Untuk

rata-rata ketuntasan indikator soal essay sebesar 0,78 dinyatakan

tuntas melalui hasil analisis dari skor Tes Hasil Belajar.

Ketuntasan indikator hasil belajar pengetahuan dapat dilihat pada

Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator Aspek

Pengetahuan (KI-3) dengan Instrumen Lembar Penilaian

Tes Hasil Belajar Uraian

No. Indikator No.

Soal

Proporsi

Tiap Soal

Proporsi

Indikator

Soal

Ketuntasan

Proporsi ≥

0,74

1.

Menjelaskan pengertian

larutan elektrolit dan

nonelektrolit. 1

0,88 0,88

Tuntas

2.

Mengidentifikasi sifat larutan

elektrolit dan nonelektrolit

berdasarkan data hasil

percobaan.

2

0,83 0,83

Tuntas

3.

Menjelaskan pengertian

larutan elektrolit kuat,

elektrolit lemah dan

nonelektrolit.

3

0,90 0,90

Tuntas

4.

Mengidentifikasi sifat larutan

elektrolit kuat, lemah dan

nonelektrolit berdasarkan data

hasil percoban.

4

0,86 0,86

Tuntas

5.

Menjelaskan sifat larutan

elektrolit berdasarkan

ikatannya.

5

0,92 0,92

Tuntas

6.

Mengelompokkan larutan

berdasarkan jenis ikatannya. 6

0,89 0,89

Tuntas

93

7.

Menganalisis sifat larutan

elektrolit dan nonelektrolit

berdasarkan data hasil

percobaan.

7

0,92 0,92

Tuntas

Rata-rata 0,88 Tuntas

(Sumber: Olahan

Data Peneliti)

Berdasarkan data pada Tabel 4.6, semua indikator hasil

belajar aspek pengetahuan (KI-3) siswa yang dinilai dengan Tes

Hasil Belajar Uraian (KI-3) tuntas dengan proporsi rata-rata 0,88.

Secara rinci dapat dilihat pada matriks halaman 336, Lampiran

19.

4) Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Keterampilan (KI-4)

Data hasil analisis ketuntasan indikator hasil belajar aspek

keterampilan (KI-4) yang diperoleh dengan Lembar Observasi

Kinerja, Presentasi, Portofolio, dan THB Proses. Ketuntasan

indikator hasil belajar keterampilan dapat dilihat pada Tabel 4.7,

4.8, 4.9, dan 4.10.

a) Penilaian Kinerja

Tabel 4.7

Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator Aspek

Keterampilan (KI 4) dengan Lembar Observasi Kinerja

NO ASPEK YANG

DINILAI

PROPORSI RATA-

RATA

KET

Proporsi ≥

0.74 P1 P2 P3

1 Persiapan

Praktikum

0,84 0,84 0,84 0,77

TUNTAS

2 Pelaksanaan

praktikum

0,82 0,78 0,82 0,82

TUNTAS

3 Kegiatan akhir

praktikum

0,87 0,80 0,82 0,80

TUNTAS

RATA-RATA 0,78 0,83 0,80 0,82 TUNTAS

(Sumber: Olahan Data

Peneliti)

94

Keterangan :

P1 = proporsi pertemuan 1

P2 = proporsi pertemuan 2

P3 = proporsi pertemuan 3

Berdasarkan data pada Tabel 4.7, semua indikator hasil

belajar aspek keterampilan (KI-4) siswa yang dinilai

dengan Lembar Observasi Kinerja dinyatakan tuntas

dengan proporsi rata-rata 0,82. Secara rinci dapat dilihat

pada matriks halaman 342, Lampiran 19.

b) Penilaian Presentasi

Tabel 4.8

Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator

Aspek Keterampilan (KI-4) dengan

Lembar Penilaian Presentasi

No. Aspek yang

Diamati

Proporsi tiap aspek Proporsi

indikator

Ketuntasan

Proporsi ≥

0,74 P1 P2 P3

1.

Penguasaan

materi

1 0,89 0,94 0,89 0,90 Tuntas

2 0,84 0,78 0,94 0,85 Tuntas

3 0,78 0,89 0,94 0,87 Tuntas

4 0,94 0,89 0,94 0,92 Tuntas

5 0,84 0,78 0,94 0,85 Tuntas

2.

Media

presentasi

1 0,89 0,94 0,84 0,89 Tuntas

2 0,78 0,89 0,89 0,85 Tuntas

3 0,89 0,78 0,89 0,85 Tuntas

4 0,94 0,89 0,94 O,92 Tuntas

5 0,84 0,89 0,84 0,85 Tuntas

6 0,89 0,89 0,78 0,85 Tuntas

3.

Kerjasama

1 0,84 0,84 0,84 0,84 Tuntas

2 0,78 0,84 0,89 0,83 Tuntas

95

3 0,78 0,84 0,94 0,85 Tuntas

Rata-rata 0,85 0,86 0,89 0,85 Tuntas

(Sumber: Olahan Data

Peneliti)

Keterangan :

P1 = proporsi pertemuan 1

P2 = proporsi pertemuan 2

P3 = proporsi pertemuan 3

Berdasarkan data pada Tabel 4.8, semua indikator

hasil belajar aspek keterampilan (KI-4) siswa yang dinilai

dengan Lembar Penilaian Presentasi dinyatakan tuntas

dengan proporsi rata-rata 0,85. Secara rinci dapat dilihat

pada matriks halaman 351, Lampiran 19.

c) Penilaian Portofolio

Tabel 4.9

Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator Aspek

Keterampilan (KI-4) dengan Lembar Penilaian

Portofolio

NO

ASPEK

YANG

DINILAI

Proporsi tiap aspek RATA-

RATA

Keterangan

Proporsi ≥

0,74 P1 P2 P3

1 Judul 1,00 1,00 1,00 1,00 TUNTAS

2 Tujuan 1,00 1,00 1,00 1,00 TUNTAS

3 Rumusan

masalah 0,89 0,89 0,89 0,89 TUNTAS

4 Dasar teori 1,00 1,00 1,00 1,00 TUNTAS

5 Hipotesis 0,92 0,92 0,92 0,92 TUNTAS

6 Alat dan

bahan 1,00 1,00 1,00 1,00 TUNTAS

7 Prosedur

kerja 1,00 1,00 1,00 1,00 TUNTAS

8 Data

Pengamatan 1,00 1,00 1,00 1,00 TUNTAS

9 Pembahasan 0,78 0,81 0,80 0,80 TUNTAS

10 Kesimpulan 1,00 1,00 1,00 1,00 TUNTAS

11 Daftar 1,00 1,00 1,00 1,00 TUNTAS

96

Pustaka

RATA-RATA 0,96 1,00 0,97 0,96 TUNTAS

(Sumber: Olahan Data Peneliti)

Keterangan :

P1 = proporsi pertemuan 1

P2 = proporsi pertemuan 2

P3 = proporsi pertemuan 3

Berdasarkan data pada Tabel 4.9, semua indikator hasil

belajar aspek keterampilan (KI-4) siswa yang dinilai

dengan Lembar Penilaian Portofolio tuntas dengan proporsi

rata-rata 0,96. Secara rinci dapat dilihat pada matriks

halaman 359, Lampiran 19.

d) Penilaian THB Proses

Tabel 4.10

Hasil Analisis Data Ketuntasan Indikator Aspek

Keterampilan (KI-4) dengan Lembar Penilaian THB

Proses

NO ASPEK

YANG

DINILAI

PROPORSI RATA-

RATA

KET

Proporsi ≥

0,74 P1 P2 P3

1 Merumuskan

masalah

0,85 0,85 0,85 0,85 TUNTAS

2 Merumuskan

hipotesis

0,87 0,85 0,90 0,87 TUNTAS

3 Menampilkan

data hasil

percobaan

0,95 0,90 0,87 0,90 TUNTAS

4 Pembahasan 0,90 0,95 0,96 0,93 TUNTAS

5 Merumuskan

kesimpulan

0,96 0,92 0,86 0,91 TUNTAS

RATA-RATA 0,91 0,89 0,88 0,90 TUNTAS

(Sumber: Olahan Data

Peneliti)

97

Keterangan :

P1 = proporsi pertemuan 1

P2 = proporsi pertemuan 2

P3 = proporsi pertemuan 3

Berdasarkan data pada Tabel 4.10, semua indikator hasil

belajar aspek keterampilan (KI-4) siswa yang dinilai dengan Tes

Hasil Belajar Proses (THB Proses) tuntas dengan proporsi rata-

rata 0,90. Secara rinci dapat dilihat pada matriks halaman 367,

Lampiran 19.

e) Rekapan Proporsi Indikator Rata-Rata dari Aspek-

Aspek Keterampilan.

Tabel 4.11

Hasil Analisis Data Proporsi Rata-Rata Aspek

Keterampilan

NO ASPEK

KETRAMPILAN

PROPORSI

INDIKATOR

Keterangan

Proporsi ≥ 0.74

1 Kinerja 0,80 TUNTAS

2 Presentasi 0,80 TUNTAS

3 Portofolio 0,86 TUNTAS

4 THB Proses 0,91 TUNTAS

RATA-RATA 0,84 TUNTAS

(Sumber: Olahan

Data Peneliti)

Berdasarkan data pada Tabel 4.11, rata-rata

ketuntasan indikator hasil belajar keterampilan dari

4 aspek keterampilan (KI-4) sebesar 0,84 dan

dinyatakan tuntas. Secara rinci dapat dilihat pada

matriks halaman 374, Lampiran 19.

c. Ketuntasan Hasil Belajar

98

Ketuntasan hasil belajar meliputi empat aspek

yaitu kompetensi sikap yang terdiri dari sikap spritual dan

sikap sosial, kompetensi pengetahuan dan kompetensi

keterampilan.

Analisis data hasil ketuntasan belajar untuk

keempat aspek tersebut menggunakan analisis yang sama,

dimana untuk menentukan tuntas tidaknya didasarkan

pada penilaian acuan yakni siswa dikatakan tuntas

belajarnya apabila nilai akhir hasil belajar yang diperoleh

≥ KKM (NA ≥ 74).

1) Ketuntasan Hasil Belajar Sikap Spiritual (KI-1)

Rata-rata ketuntasan hasil belajar sikap spiritual

diperoleh dengan menggunakan instrumen observasi

dan angket. Hasil belajar sikap spiritual dapat dilihat

pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12

Hasil Analisis Data Ketuntasan Hasil Belajar

Aspek Sikap Spiritual (KI-1)

NO KODE

SISWA

OBSERVASI

ANGKET

NILAI KI

1

Keterangan

P ≥ 74

1 RK 75 74 74 Tuntas

2 UT 75 76 75 Tuntas

3 RL 75 81 78 Tuntas

4 YS 75 84 80 Tuntas

5 GB 92 75 83 Tuntas

6 OYN 83 78 80 Tuntas

7 RN 75 79 77 Tuntas

8 SL 92 86 89 Tuntas

9 AL 75 74 74 Tuntas

10 RK 75 81 78 Tuntas

11 RF 58 91 74 Tuntas

12 RA 83 85 84 Tuntas

13 SKL 75 79 77 Tuntas

14 VTO 83 77 80 Tuntas

15 SAKB 83 76 79 Tuntas

99

NO KODE

SISWA

OBSERVASI

ANGKET

NILAI KI

1

Keterangan

P ≥ 74

16 GA 92 94 93 Tuntas

17 TN 83 88 85 Tuntas

18 YIT 100 72 86 Tuntas

19 JEB 83 89 86 Tuntas

∑ 1533 1540 1536

RATA-RATA 81 81 81 Tuntas

(Sumber: Olahan

Data Peneliti)

Keterangan :

Rumus KI 1

Berdasarkan data pada Tabel 4.12 di atas,

terlihat bahwa nilai sikap spiritual dari 19 orang

siswa tuntas dengan rata-rata ketuntasan hasil

belajar sikap spiritual yang diperoleh sebesar 81.

Secara rinci dapat dilihat pada matriks halaman 321,

Lampiran 19.

2) Ketuntasan Hasil Belajar Sikap Sosial (KI-2)

Rata-rata ketuntasan hasil belajar sikap sosial

diperoleh dengan menggunakan instrumen observasi

dan angket. Hasil belajar sikap sosial dapat dilihat pada

Tabel 4.13.

Tabel 4.13

Hasil Analisis Data Ketuntasan Hasil Belajar

Aspek Sikap Sosial (KI -2)

NO KODE

SISWA OBSERVASI ANGKET

NILAI

KI 2

KET

P ≥ 74

1 RK 69 86

77 Tuntas

2 UT 83 73

78 Tuntas

100

NO KODE

SISWA OBSERVASI ANGKET

NILAI

KI 2

KET

P ≥ 74

3 RL 69 86

77 Tuntas

4 YS 84 80

82 Tuntas

5 GB 84 100

92 Tuntas

6 OYN 80 86

83 Tuntas

7 RN 77 100

88 Tuntas

8 SL 84 93

88 Tuntas

9 AL 68 93

80 Tuntas

10 RK 81 93 87 Tuntas

11 RF 70 93 81 Tuntas

12 RA 83 100 91 Tuntas

13 SKL 80 73 76 Tuntas

14 VTO 77 100 88 Tuntas

15 SAKB 88 100

94 Tuntas

16 GA 82 86

84 Tuntas

17 TN 87 100

93 Tuntas

18 YIT 72 93

82 Tuntas

19 JEB 81 100

90 Tuntas

∑ 1499 1735 1645

RATA-RATA 78 91 86 Tuntas

(Sumber: Olahan

Data Peneliti)

Keterangan :

Rumus KI2:

Berdasarkan data pada Tabel 4.13 di atas,

nilai sikap sosial dari 19 orang siswa tuntas dengan

101

rata-rata ketuntasan hasil belajar sikap sosial yang

diperoleh siswa sebesar 86. Secara rinci dapat dilihat

pada matriks halaman 335, Lampiran 19.

3) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-

3)

Ketuntasan hasil belajar kognitif diperoleh

dengan menggunakan instrumen THB, tugas dan kuis.

Ketuntasan hasil belajar kognitif dapat dilihat pada

Tabel 4.14.

Tabel 4.14

Hasil Analisis Data Ketuntasan Hasil Belajar

Aspek Pengetahuan (KI-3)

NO KODE

SISWA

NILAI

NILAI

K3 3

KET

P ≥ 74 KUIS TUGAS THB

1 RK 83 88 66 76 Tuntas

2 UT 90 87 66 77 Tuntas

3 RL 100 97 64 81 Tuntas

4 YS 83 94 61 75 Tuntas

5 GB 80 96 62 75 Tuntas

6 OYN 87 92 61 75 Tuntas

7 RN 87 97 61 76 Tuntas

8 SL 70 97 66 75 Tuntas

9 AL 90 88 66 77 Tuntas

10 RK 83 98 64 77 Tuntas

11 RF 90 100 54 74 Tuntas

12 RA 100 94 56 76 Tuntas

13 SKL 83 92 67 77 Tuntas

14 VTO 90 97 59 76 Tuntas

15 SAKB 83 94 67 78 Tuntas

16 GA 100 100 53 76 Tuntas

17 TN 90 98 61 77 Tuntas

18 YIT 87 99 57 75 Tuntas

19 JEB 77 93 66 75 Tuntas

∑ 1653 1801 1177 1452

RATA-RATA 87 95 62 76 Tuntas

(Sumber: Olahan Data

Peneliti)

Keterangan :

102

Rumus KI3:

Berdasarkan data pada Tabel 4.14 di atas,

semua siswa yang dinilai aspek pengetahuannya

dinyatakan tuntas dengan rata-rata ketuntasan hasil

belajar aspek pengetahuan yang diperoleh siswa

sebesar 76. Secara rinci dapat dilihat pada matriks

halaman 340, Lampiran 19.

4) Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Keterampilan (KI-

4)

Rata-rata ketuntasan hasil belajar keterampilan

diperoleh dari lembar penilaian kinerja, lembar

penilaian tes hasil belajar proses, lembar penilaian

presentasi, dan lembar penilaian portofolio.

Ketuntasan hasil belajar keterampilan dapat dilihat

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.15

Hasil Analisis Data Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Keterampilan

No Kode

Siswa

Nilai Nilai

KI 4

Ket

P ≥ 74 Presentasi Kinerja Portofolio THB

Proses

1 RK 83 81 86 89 85 Tuntas

2 UT 80 81

86 89 84 Tuntas

3 RL 86 79

84 89 84 Tuntas

4 YS 86 81

84 89 85 Tuntas

5 GB 80 76

84 89 82 Tuntas

6 OYN 83 77

86 89 84 Tuntas

7 RN 86 77

86 89 84 Tuntas

103

No Kode

Siswa

Nilai Nilai

KI 4

Ket

P ≥ 74 Presentasi Kinerja Portofolio THB

Proses

8 SL 86 78

86 89 85 Tuntas

9 AL 75 74 86 89 81 Tuntas

10 RK 86 81

86 89 85 Tuntas

11 RF 92 82

86 93 87 Tuntas

12 RA 89 80

86 93 87 Tuntas

13 SKL 81 79

86 93 85 Tuntas

14 VTO 89 80 86 93 87 Tuntas

15 SAKB 80 76 86 93 84 Tuntas

16 GA 86 86

88 93 88 Tuntas

17 TN 86 78

88 93 86 Tuntas

18 YIT 86 90 88 93 89 Tuntas

19 JEB 79 79

88 93 85 Tuntas

∑ 1521 1512 1635 1730 1604

RATA-

RATA 80 80 86 91 84 Tuntas

(Sumber: Olahan Data Peneliti)

Berdasarkan data pada Tabel 4.15 di atas,

semua siswa yang dinilai aspek keterampilannya

dinyatakan tuntas dengan rata-rata ketuntasan hasil

belajar aspek keterampilan yang diperoleh siswa

sebesar 84. Secara rinci dapat dilihat pada matriks

halaman 374, Lampiran 19.

5) Ketuntasan Hasil Belajar secara Keseluruhan

Analisis ketuntasan hasil belajar rata-rata secara keseluruhan

dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16

Hasil Analisis Data Ketuntasan Hasil Belajar secara Keseluruhan

NO KODE NILAI NA KET

104

SISWA KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 P ≥ 74

1 RK 74 77 76 85 78 Tuntas

2 UT 75 78 77 84 79 Tuntas

3 RL 78 77 81 84 81 Tuntas

4 YS 80 82 75 85 79 Tuntas

5 GB 83 92 75 82 80 Tuntas

6 OYN 80 83 75 84 79 Tuntas

7 RN 77 88 76 84 80 Tuntas

8 SL 89 88 75 85 81 Tuntas

9 AL 74 80 77 81 78 Tuntas

10 RK 78 87 77 85 81 Tuntas

11 RF 74 81 74 87 79 Tuntas

12 RA 84 91 76 87 82 Tuntas

13 SKL 77 76 77 85 79 Tuntas

14 VTO 80 88 76 87 81 Tuntas

15 SAKB 79 94 78 84 82 Tuntas

16 GA 93 84 76 88 83 Tuntas

17 TN 85 93 77 86 83 Tuntas

18 YIT 86 82 75 89 81 Tuntas

19 JEB 86 90 75 85 81 Tuntas

∑ 1536 1645 1379 1600 1527

RATA-RATA 81 86 73 84 80 Tuntas

(Sumber: Olahan Data

Peneliti)

Keterangan:

NA : nilai akhir siswa

Berdasarkan data pada Tabel 4.16 di atas,

dapat dikemukakan bahwa hasil belajar semua siswa

untuk aspek sikap spiritual (KI-1), sikap sosial (KI-

2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4)

dinyatakan tuntas dengan rata-rata ketuntasan hasil

belajar secara keseluruhan yang diperoleh dari 19

orang siswa sebesar 80. Secara rinci dapat dilihat

pada matriks halaman 375, Lampiran 19.

4.1.2 Analisis Sikap Ilmiah

105

Pengambilan data sikap ilmiah peserta didik terhadap

pembelajaran menggunakan instrumen sikap ilmiah . Nilai

yang diperoleh peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17

Nilai sikap ilmiah peserta didik

No.

Kode

Peserta

Didik

Nilai KET

1 RK 73 Baik

2 UT 80 Baik

3 RL 73 Baik

4 YS 73 Baik

5 GB 80 Baik

6 OYN 73 Baik

7 RN 73 Baik

8 SL 80 Baik

9 AL 67 Baik

10 RK 80 Baik

11 RF 80 Baik

12 RA 80 Baik

13 SKL 73 Baik

14 VTO 80 Baik

15 SAKB 73 Baik

16 GA 80 Baik

17 TN 80 Baik

18 YIT 80 Baik

19 JEB 80 Baik

RATA-RATA 77 Baik

(Sumber: Olahan Data Peneliti)

Berdasarkan tabel 4.17 di atas, dapat

dikatakan bahwa rata-rata ketuntasan sikap ilmiah

peserta didik adalah 77 dan termasuk dalam kategori

baik. Secara rinci dapat dilihat pada matriks

halaman 376, Lampiran 19.

106

4.1.3 Analisis Kemampuan Analisis

Pengambilan data kemampuan analisis peserta didik

terhadap pembelajaran menggunakan instrumen tes kemampuan

analisis. Nilai yang diperoleh peserta didik dapat dilihat pada

Tabel 4.18:

Tabel 4.18

Hasil Analisis Kemampuan Analisis

No.

Kode

Peserta

Didik

Nilai KET

1 RK 75 Baik

2 UT 75 Baik

3 RL 79 Baik

4 YS 75 Baik

5 GB 79 Baik

6 OYN 71 Baik

7 RN 79 Baik

8 SL 68 Kurang Baik

9 AL 68 Kurang Baik

10 RK 75 Baik

11 RF 79 Baik

12 RA 82 Baik

13 SKL 79 Baik

14 VTO 75 Baik

15 SAKB 79 Baik

16 GA 82 Baik

17 TN 82 Baik

18 YIT 79 Baik

19 JEB 75 Baik

RATA-RATA 77 Baik

(Sumber: Olahan Data Peneliti)

Berdasarkan Tabel 4.18 di atas, dapat

dikatakan bahwa rata-rata ketuntasan tes

kemampuan analisis peserta didik adalah 77 dan

107

termasuk dalam kategori tinggi. Secara rinci dapat

dilihat pada matriks halaman 377, Lampiran 19.

4.1.4 Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

atau tidak digunakan data nilai akhir hasil belajar yang

disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan kemudian

dihitung normalitasnya dengan menggunakan rumus chi-

kuadrat. Dari hasil perhitungan diperoleh = 6,36 dan

dengan derajat kebebasan (dk) = k – 2 = 5 – 2 = 3 dan taraf

kesalahan 5% maka dicari pada tabel chi-kuadrat dan

diperoleh = 7,815. Dengan membandingkan X

2hitung

dan X2

tabel diperoleh

atau 6,36 ≤ 7,815

maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal

sehingga analisis korelasi dan regresi dapat dilanjutkan.

b. Uji Linearitas

1. Uji linearitas Y atas X1

Uji linearitas dilakukan dengan maksud untuk

mengetahui apakah data berpola linear atau tidak. Hasil

yang diperoleh melalui uji linearitas akan menentukan

teknik analisis regresi yang akan digunakan. Setelah

dilakukan uji linearitas untuk sikap ilmiah diperoleh nilai

Fhitung = 8,677. Dengan dk pembilang = 2 dan dk

penyebut = 17, untuk taraf signifikan 5% maka diperoleh

nilai Ftabel =3,68. Dengan membandingkan Fhitung dan

108

Ftabel diperoleh Fhitung ≥ Ftabel atau 8,677 ≥ 3,68 maka

dapat disimpulkan bahwa data variabel sikap ilmiah

terhadap hasil belajar berpola linear sehingga uji regresi

dapat dilanjutkan.

2. Uji linearitas Y atas X2

Setelah dilakukan uji linearitas untuk

kemampuan analisis diperoleh nilai Fhitung = 6,05.

Dengan dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 17, untuk

taraf signifikan 5% maka diperoleh nilai Ftabel =3,68.

Dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel diperoleh

Fhitung ≥ Ftabel atau 6,05 ≥3,68 maka dapat disimpulkan

bahwa data motivasi intrinsik terhadap hasil belajar

berpola linear sehingga uji regresi dapat dilanjutkan.

4.1.5 Uji Korelasi

1) Korelasi sederhana (Korelasi Pearson Product Moment

(PPM)

Analisis korelasi pearson product moment digunakan

untuk mengetahui derajat hubungan atau korelasi dan

kontribusi variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).

Pada penelitian ini digunakan dua variabel bebas yaitu

sikap ilmiah (X1), kemampuan analisis (X2) dan satu

variabel terikat yaitu (hasil belajar (Y)). Korelasi pearson

product moment dilambangkan dengan (r), berdasarkan

hasil analisis diperoleh nilai sebagai berikut.

109

a) Korelasi PPM sikap ilmiah (X1) dengan Hasil

Belajar (Y)

Hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar

diuji menggunakan analisis korelasi Pearson Product

Moment (PPM) setelah terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas dan linearitas. Berdasarkan hasil analisis

korelasi untuk pengujian hubungan sikap ilmiah siswa

dengan hasil belajar diperoleh nilai = 0,581.

Berdasarkan kriteria, koefisien korelasi di atas

tergolong dalam kategori cukup kuat yang artinya bahwa

sikap ilmiah siswa memiliki hubungan yang cukup kuat

dalam menentukan hasil belajar siswa. Setelah

menghitung nilai korelasi ( ), kemudian dihitung lagi

sumbangan atau kontribusi sikap ilmiah terhadap hasil

belajar (KP) dan diperoleh hasil sebesar 33,8%. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel sikap ilmiah memberikan

sumbangan (kontribusi) terhadap hasil belajar sebesar

33,8% dan sisanya 66,2% ditentukan oleh variabel lain

di luar variabel yang diteliti.

Setelah itu dilanjutkan dengan uji signifikansi

dengan menggunakan rumus thitung diperoleh nilai thitung =

2,946 dan dengan tingkat kesalahan α = 0,05, serta dk =

n - 2 = 19 - 2 = 17, diperoleh nilai = 2,11. Dengan

membandingkan thitung dan ttabel diperoleh ≥

atau 2,946 ≥ 2,11 maka disimpulkan bahwa hubungan

110

antara sikap ilmiah dengan hasil belajar siswa kelas X

IPA 2 SMA Kristen 1 Kupang adalah signifikan.

Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16

disajikan pada Tabel 4.19 dan 4.20:

Tabel 4.19

Hasil Analisis Korelasi Sikap Ilmiah dengan

Hasil Belajar

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .581a .338 .299 1.698

Tabel 4.20

Hasil Analisis Signifikansi (thitung) Korelasi Sikap Ilmiah

dengan Hasil Belajar

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

59.194 7.413 7.985 .000

.284 .096 .581 2.946 .009

b) Korelasi PPM Kemampuan Analisis (X2) dengan Hasil

Belajar (Y)

Hubungan antara kemampuan analisis dengan hasil

belajar diuji menggunakan analisis korelasi Pearson

Product Moment (PPM) setelah terlebih dahulu dilakukan

uji normalitas dan linearitas. Berdasarkan hasil analisis

korelasi untuk pengujian hubungan kemampuan analisis

siswa dengan hasil belajar diperoleh nilai = 0,524.

Koefisien korelasi di atas tergolong dalam kategori kuat.

111

Kemudian dihitung lagi sumbangan atau kontribusi

kemampuan analisis terhadap hasil belajar (KP) dan

diperoleh hasilnya sebesar 7,5%. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel kemampuan analisis memberikan

sumbangan (kontribusi) terhadap hasil belajar sebesar 7,5%

dan sisanya 92,5% ditentukan oleh variabel lain di luar

variabel yang diteliti.

Setelah itu dilanjutkan uji signifikansi dengan

menggunakan rumus thitung diperoleh nilai thitung = 2,539 dan

dengan tingkat kesalahan α = 0,05, serta dk = n - 2 = 19 - 2

= 17, diperoleh nilai = 2,11. Dengan membandingkan

thitung dan ttabel diperoleh ≥ atau 2,539 ≥ 2,11

maka disimpulkan bahwa hubungan antara kemampuan

analisis dengan hasil belajar siswa kelas X IPA 2 SMA

Kristen 1 Kupang adalah signifikan.

Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16

disajikan pada Tabel 4.21 dan 4.22.

Tabel 4.21

Hasil Analisis Korelasi Kemampuan Analisis dengan

Hasil Belajar

Tab

el

4.22

H

a

sil Analisis Signifikansi (thitung) Korelasi

Kemampuan Analisis dengan Hasil Belajar

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .524a .275 .232 1.776

112

B Std. Error Beta

1 (Constant) 61.748 7.593 8.133 .000

MOTIVASI INTRINSIK .251 .099 .524 2.539 .021

2) Korelasi ganda

Hubungan sikap ilmiah dan kemampuan analisis

dengan hasil belajar dianalisis menggunakan analisis

korelasi ganda. Berdasarkan hasil analisis korelasi ganda

antara sikap ilmiah dan kemampuan analisis dengan hasil

belajar diperoleh nilai:

= 0,677

Berdasarkan kriteria, koefisien korelasi di atas

berada pada kategori kuat. Kemudian dihitung lagi

sumbangan atau kontribusi sikap ilmiah dan kemampuan

analisis terhadap hasil belajar (KP) dan diperoleh hasilnya

sebesar 20,9%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel sikap

ilmiah dan kemampuan analisis memberikan sumbangan

(kontribusi) terhadap hasil belajar sebesar 20,9% dan

sisanya 79,1% ditentukan oleh variabel lain di luar variabel

yang diteliti.

Setelah itu dilanjutkan uji signifikansi dengan

menggunakan rumus Fhitung diperoleh nilai Fhitung = 6,757

dan dengan tingkat kesalahan α = 0,05, serta Ftabel = F {(1-

0.05) dk = 2), (dk = 19 -2 - 1 = 16)} =F {(0.95)}, diperoleh

nilai Ftabel = 3,63. Dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel

diperoleh ≥ atau 6,757 ≥ 3,63 maka

113

disimpulkan bahwa hubungan antara sikap ilmiah dan

kemampuan analisis dengan hasil belajar siswa kelas X IPA

2 SMA Kristen 1 Kupang adalah signifikan.

Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16

disajikan pada Tabel 4.23 dan 4.24.

Tabel 4.23

Hasil Analisis Korelasi Sikap Ilmiah dan Kemampuan

Analisis dengan Hasil Belajar

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .677a .458 .390 1.583

Tabel 4.24

Hasil Analisis Signifikansi (Fhitung) Korelasi Sikap

Ilmiah dan Kemampuan Analisis dengan Hasil Belajar

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 33.883 2 16.941 6.757 .007a

Residual 40.117 16 2.507

Total 74.000 18

4.1.6 Uji regresi

1) Regresi sederhana

114

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Analisis regresi dilanjutkan karena pada analisis korelasi

terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y). Pada penelitian ini digunakan dua variabel

bebas yaitu sikap ilmiah (X1), kemampuan analisis (X2) dan

satu variabel terikat yaitu hasil belajar (Y). Berdasarkan

hasil analisis diperoleh nilai sebagai berikut :

a) Regresi Sederhana Sikap Ilmiah (X1) terhadap Hasil

Belajar (Y)

Pengaruh ketelitian terhadap hasil belajar siswa

dianalisis menggunakan persamaan regresi sederhana.

Berdasarkan perhitungan statistik di peroleh persamaan:

59.194+ 0,284X

Persamaan ini kemudian diuji signifikansinya

dengan menggunakan rumus analisa varians atau yang

sering disebut anova, yang menghasilkan Fhitung = 8.677

dan Ftabel = 3,68 pada dk pembilang= 2 dan dk

penyebut= 17 dengan taraf signifikan 5%. Karena Fhitung

≥ Ftabel yakni 8,677 ≥ 3,68 maka tolak Ho, artinya

terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap ilmiah

terhadap hasil belajar dengan menerapkan pendekatan

discovery learning.

115

Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16

disajikan pada Tabel 4.25 dan 4.26.

Tabel 4.25

Hasil Analisis Persamaan Regresi Sikap

Ilmiah terhadap Hasil Belajar

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 59.194 7.413 7.985 .000

SIKAP

ILMIAH .284 .096 .581 2.946 .009

Tabel 4.26

Hasil Analisis Signifikansi (Fhitung) Sikap Ilmiah

terhadap Hasil Belajar

ANOVAb

Model Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 25.006 1 25.006 8.677 .009a

Residual 48.994 17 2.882

Total 74.000 18

b) Regresi sederhana Kemampuan Analisis (X2) terhadap Hasil

Belajar (Y)

Pengaruh kemampuan analisis terhadap hasil belajar

siswa dianalisis menggunakan persamaan regresi sederhana.

Berdasarkan perhitungan statistik di peroleh persamaan:

61.748+ 0,251X

Persamaan ini kemudian diuji signifikansinya

dengan menggunakan rumus analisa varians atau yang

116

sering disebut anova, yang menghasilkan Fhitung = 6.448 dan

Ftabel = 3,68 pada dk pembilang= 2 dan dk penyebut = 17

dengan taraf signifikan 5%. Karena Fhitung ≥ Ftabel yakni

6.448 ≥ 3,68 maka tolak Ho, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara kemampuan analisis terhadap hasil belajar

dengan menerapkan pendekatan discovery learning.

Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16

disajikan pada Tabel 4.27 dan 4.28.

Tabel 4.27

Hasil Analisis Persamaan Regresi Kemampuan

Analisis terhadap Hasil Belajar

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 61.748 7.593 8.133 .000

KEMAMPUAN

ANALISIS .251 .099 .524 2.539 .021

Tabel 4.28

Hasil Analisis Signifikansi (Fhitung)

Kemampuan Analisis terhadap Hasil

Belajar

ANOVAb

Model Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 20.349 1 20.349 6.448 .021a

Residual 53.651 17 3.156

Total 74.000 18

c) Regresi ganda

Pengaruh sikap ilmiah dan kemampuan analisis

terhadap hasil belajar siswa dianalisis menggunakan

117

persamaan regresi ganda. Berdasarkan perhitungan statistik

di peroleh persamaan:

Ŷ = 50.395 + 0,222 X1 + 0,177 X2

Persamaan ini kemudian diuji signifikansinya

dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Fhitung = 6,757

dan Ftabel = 3,63, pada dk pembilang = 2 dan dk penyebut =

17 dengan taraf signifikan 5 %. Karena Fhitung ≥ Ftabel yakni

6,757 ≥ 3,63 maka tolak Ho dan terima Ha, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara sikap ilmiah dan

kemampuan analisis terhadap hasil belajar dengan

menerapkan pendekatan discovery learning. Hasil

perhitungan dengan menggunakan SPSS 16 disajikan pada

tabel 4.29 dan 4.30.

Tabel 4.29

Hasil Analisis Persamaan Regresi Ganda Sikap Ilmiah

dan Kemampuan Analisis terhadap Hasil Belajar

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 50.395 8.348 6.037 .000

SIKAP ILMIAH .222 .096 .455 2.323 .034

KEMAMPUAN

ANALISIS .177 .094 .369 1.882 .078

Tabel 4.30

Hasil Analisis Signifikansi (Fhitung) Sikap

Ilmiah dan Kemampuan Analisis

terhadap Hasil Belajar

118

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 33.883 2 16.941 6.757 .007a

Residual 40.117 16 2.507

Total 74.000 18

4.2 Pembahasan

4.2.1 Efektivitas Pembelajaran yang Menerapkan

Pendekatan Discovery Learning

a. Kemampuan Guru Mengelola Kegiatan

Pembelajaran yang Menerapkan Pendekatan

Discovery Learning

Dalam Buku Kode Etik Guru, kata “kompetensi”

diartikan sebagai “pengetahuan atau keterampilan”.

Jadi secara sederhana kompetensi dapat diartikan

sebagai kemampuan. Undang-Undang No.14 Tahun

2005 tentang guru dan dosen pasal 10 mengemukakan

bahwa kompetensi guru itu mencakup kompetensi

pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional.

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

dengan menerapkan pendekatan discovery learning di

kelas ada beberapa aspek yang diamati. Aspek-aspek

119

tersebut meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,

kegiatan penutup, pengelolaan waktu dan suasana

kelas.

Berdasarkan hasil analisis kemampuan guru

dalam mengelola kegiatan pembelajaran pada Tabel 4.1

menunjukkan bahwa rata-rata keterlaksanaan

pembelajaran sebesar 3,3 termasuk kategori baik dan

reliabilitas instrumen pengelolaan pembelajaran yang

diperoleh dinyatakan tuntas sebesar 94%.

1. Kegiatan Pendahuluan

Kemampuan guru mengelola pembelajaran

pada kegiatan pendahuluan yang menerapkan

pendekatan discovery learning ada beberapa

tahapan, antara lain memberi salam

pembuka,berdoa, mengecek kehadiran siswa,

menyampaikan topik pembelajaran, membagi

bahan ajar .

Adapun segala kegiatan tersebut dirancang

sedemikian rupa, dimana hal ini dimaksudkan agar

dapat terciptanya suasana belajar yang bisa

mendorong dan memfokuskan siswa sehingga

dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Kegiatan pendahuluan sendiri adalah suatu

kegiatan pemanasan. Dikatakan demikian karena

pada tahap ini dilakukan penggalian tentang

120

pengetahuan anak untuk memantapkan

pengetahuan siswa terhadap konsep-konsep yang

telah dikuasai yang berkaitan dengan materi

pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa

Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata

skor yang diperoleh guru dalam hal ini peneliti,

untuk kegiatan pendahuluan adalah 4,00 dan

tergolong dalam kategori baik karena skor yang

diperoleh berada pada rentangan skor 3,50 - 4,00

(Wuwur, 2004). Ini berarti pengajar melaksanakan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang

disiapkan.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar.

Dalam kegiatan pembelajaran, peneliti

menggunakan pendekatan discovery learning

terdiri dari enam langkah. Adapun langkah-

langkah pembelajarannya dimulai dari tahap

pertama yaitu stimulation (pemberian ransangan),

dimana pada langkah ini berfungsi untuk

menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat

mengembangkan dan membantu siswa dalam

mengeksplorasi bahan pembelajaran. Stimulus

yang diberikan dengan teknik bertanya, yaitu

121

dengan mengajukan pertanyaan yang dapat

menimbulkan keinginan untuk menyelidiki sendiri,

mengarahkan siswa ke kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata

skor yang diperoleh guru dalam hal ini peneliti,

untuk langkah pertama adalah 3,1 dan tergolong

dalam kategori cukup baik.

langkah kedua yaitu problem statement

(identifikasi masalah). Pada langkah ini, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah-

masalah mengenai apa yang sudah dilihat dan

disimak, membimbing siswa dalam merumuskan

masalah dan hipotesis. Hal ini dimaksudkan agar

dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan

sebagai salah satu cara untuk membantu siswa agar

mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.

Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata

skor yang diperoleh guru dalam hal ini peneliti,

untuk tahap kedua adalah 3,1 dan tergolong dalam

kategori cukup baik.

Langkah ketiga, yaitu data collection

(pengumpulan data). Pada langkah ini guru

memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang

122

relevan untuk membuktikan benar tidaknya

hipotesis yang mereka buat dan langkah

pengumpulan data ini merupakan tindak lanjut dari

identifikasi masalah, mengarahkan siswa

merumuskan jawaban terhadap rumusan masalah

dan jawaban tersebut dituliskan pada LKS sebagai

rumusan hipotesis, mengarahkan siswa merangkai

alat uji elektrolit dan menguji daya hantar listrik

beberapa larutan berpedoman pada prosedur kerja

di LKS. Konsekuensi dari langkah ini adalah siswa

belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu

yang berhubungan dengan permasalahan yang

dihadapi.

Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata

skor yang diperoleh guru dalam hal ini peneliti,

untuk langkah ketiga adalah 3,5 dan tergolong

dalam kategori baik. Artinya bahwa guru mampu

memfasilitasi peserta didik untuk menggali dan

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber

melalui berbagai cara kemudian melakuakn

eksperimen.

Langkah keempat yaitu data processing

(pengolahan data). Pada langkah ini, siswa

menganalisis data hasil percobaan yaitu dengan

mencatat hasil pengamatan, mendiskusikan hasil

123

percobaan, menjawab pertanyaan pada LKS.

Proses ini bertujuan untuk menemukan hubungan

antara informasi-informasi yang diperoleh.

Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata

skor yang diperoleh guru dalam hal ini peneliti,

untuk langkah keempat adalah 3,6 dan tergolong

dalam kategori baik. Artinya bahwa guru mampu

memfasilitasi siswa untuk memproses informasi

yang sudah dikumpulkan melalui kegiatan

eksperimen.

Langkah kelima, yaitu verification

(pembuktian). Pada langkah ini, siswa membuat

laporan sementara untuk dipresentasikan,

memberikan kesempatan kepada salah satu

kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompok, memberikan kesempatan kepada

kelompok lain untuk memberi tanggapan. Ini

berarti terjadi pemeriksaan secara cermat untuk

membuktikan benar tidaknya hipotesis yang dibuat

sebelumnya dihubungkan dengan hasil data

processing. Pembuktian dilakukan untuk

membandingkan data hasil percobaan dengan teori

dari berbagai literatur. Pada tahap ini guru

diharapkan memberikan kesempatan kepada

124

peserta didik untuk membuktikan apa yang

dieksperimenkan dengan literatur yang ada.

Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata

skor yang diperoleh guru dalam hal ini peneliti,

untuk langkah kelima adalah 3,6 dan tergolong

dalam kategori baik. Artinya bahwa guru mampu

memberikan kesempatan kepada siswa untuk

membuktikan apa yang telah mereka

eksperimenkan dengan literatur yang ada.

Langkah keenam, yaitu generalization

(menarik kesimpulan). Generalisasi dilakukan

untuk membuat kesimpulan sementara dari hasil

percobaan. Pada langkah ini siswa membuat

kesimpulan berdasarkan data hasil percobaan

dengan bimbingan guru.

Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata

skor yang diperoleh guru dalam hal ini peneliti,

untuk langkah keenam adalah 3,5 dan tergolong

dalam kategori baik. Artinya bahwa guru mampu

membimbing siswa menyimpulkan berdasarkan

data percobaan.

Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata

skor yang diperoleh guru dalam hal ini peneliti

untuk kegiatan inti adalah 3,4 dan tergolong dalam

kategori cukup baik karena skor yang diperoleh

125

berada pada rentangan skor 3,00 – 3,49 (Wuwur,

2014). Ini berarti pengajar melaksanakan kegiatan

pembelajaran cukup sesuai dengan RPP yang

disiapkan.

Melalui enam langkah pembelajaran yang

menerapkan pendekatan discovery learning, siswa

diberikan ruang yang sangat cukup untuk

mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip

sebagai hasil dari proses belajarnya.

3. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru melakukan

refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan, yaitu membimbing siswa membuat

rangkuman, memberikan kuis, memberikan tugas

rumah, membuat kesimpulan terakhir, dan

memberikan rasa syukur dengan berdoa setelah

menyelesaikan pembelajaran.

Adapun rata-rata skor yang diperoleh guru

untuk kemampuan aspek tersebut adalah 3,6 dan

tergolong dalam kategori baik.

4. Pengelolaan Waktu

Pengelolaan waktu yang dimaksud adalah

kemampuan guru dalam melaksanakan semua

kegiatan dan tahap-tahap pembelajaran sesuai

dengan waktu yang direncanakan dalam RPP.

126

Adapun rata-rata skor yang diperoleh guru

untuk kemampuan aspek tersebut adalah 3,5 dan

tergolong dalam kategori baik.

5. Suasana Kelas

Suasana kelas yang dimaksud adalah

bagaimana keantusiasan siswa dan guru selama

kegiatan pembelajaran berlangsung.

Adapun rata-rata skor yang diperoleh guru

untuk aspek tersebut adalah 3,1 dan tergolong

dalam kategori cukup baik. Hal ini dikarenakan

guru cukup menguasai kelas dan cukup kesulitan

dalam mengontrol kondisi kelas sehingga baik

guru maupun siswa cukup antusias dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran.

Secara keseluruhan dari hasil analisis data,

rata-rata skor dari kedua pengamat/penilai yang

menilai kemampuan guru mengelola pembelajaran

dengan menerapkan pendekatan discovery learning

adalah 3,3 dan tergolong dalam kategori cukup

baik.

Pada tabel 4.1 menunjukkan nilai reliabilitas

dari instrumen, dimana nilai reliabilitas instrumen

penilaian pelaksanaan pembelajaran dengan

menerapkan pendekatan discovery learning untuk

RPP 01 adalah 93%, RPP 02 adalah 93% dan RPP

127

03 adalah 96%. Hal ini berarti bahwa perangkat

pembelajaran yang akan digunakan telah disiapkan

secara baik sehingga memudahkan guru dan siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu,

ketersediaan LKS dan bahan ajar untuk membantu

siswa menyelesaikan masalah yang diajukan sesuai

dengan model pembelajaran yang diterapkan

membuat siswa cukup antusias dan aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan

tuntutan kurikulum bahwa perangkat pembelajaran

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kualitas dan ketuntasan pembelajaran.

Rata-rata nilai reliabilitas untuk ketiga RPP

adalah 94%. Ini menunjukkan bahwa nilai

reliabilitas instrumen telah memenuhi syarat yaitu

≥ 75%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

instrumen Lembar Penilaian Kemampuan Guru

Mengelola Pembelajaran dengan menerapkan

pendekatan discovery learning yang disediakan

reliabel dan layak digunakan.

b. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar

Ketuntasan indikator hasil belajar siswa dalam

kegiatan pembelajaran terdiri dari 4 aspek penilaian,

yaitu sebagai berikut:

128

1. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Sikap Spiritual

(KI-1)

Ketuntasan indikator hasil belajar aspek

sikap spiritual (KI-1) diperoleh dari hasil analisis

skor observasi dan angket setiap siswa pada setiap

indikator. Rata-rata proporsi untuk indikator sikap

spiritual yang menggunakan Lembar Observasi

sebesar 0,80 dan Lembar Angket sebesar 0,80

(lihat tabel 4.2 dan 4.3). Dari rata-rata proporsi

indikator, diperoleh indikator hasil belajar sikap

spiritual 81, dapat digolongkan dalam kategori

tuntas sebab proporsi rata-rata yang diperoleh ≥

0,74. Hal ini dikarenakan siswa sudah memiliki

sikap spritual yang ditanamkan pada saat proses

pembelajaran. Selain itu, sesuai dengan tuntutan

kurikulum 2013 yang mengharapkan siswa bisa

menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa (Implementasi Kurikulum 2013).

2. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Sikap Sosial

(KI-2)

Ketuntasan indikator hasil belajar aspek sikap

sosial (KI-2) diperoleh dari hasil analisis skor

observasi dan angket setiap siswa pada setiap

indikator. Rata-rata proporsi untuk indikator sikap

spiritual yang menggunakan Lembar Observasi

129

sebesar 0,77 dan Lembar Angket sebesar 0,82 (lihat

tabel 4.4 dan 4.5). Dari rata-rata proporsi indikator,

diperoleh indikator hasil belajar sikap sosial 86,

dapat digolongkan dalam ketegori tuntas sebab

proporsi rata-rata yang diperoleh ≥ 0,74. Hal ini

dikarenakan aspek sikap sosial siswa sudah

ditanamkan selama proses pembelajaran. Sikap

sosial yang dimiliki siswa sangat mempengaruhi

hasil belajar siswa.

3. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Aspek

Pengetahuan (KI-3)

Ketuntasan indikator hasil belajar aspek

penegtahuan (KI-3) diperoleh dari tiga aspek,

yakni kuis, tugas, dan ulangan, yang masing-

masing memiliki proporsi rata-rata berturut-turut

0,87, 0,95, dan 0,62. Tes hasil belajar siswa

diberikan setelah selesainya proses pembelajaraan

pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Kompetensi inti 3 mempunyai 7 indikator yang

dijabarkan dengan 7 butir dan diperoleh hasil 76,

dapat digolongkan tuntas sebab proporsi rata-rata

P ≥ 74. Hal ini disebabkan karena siswa telah

memahami materi tentan larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

130

4. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar Aspek

Keterampilan (KI-4)

Ketuntasan indikator hasil belajar aspek

keterampilan (KI-4) diperoleh dari empat aspek,

yakni kinerja, presentasi, portofolio, dan tes hasil

belajar proses, yang masing-masing memiliki

proporsi rata-rata berturut-turut 0,80, 0,80, 0,86,

dan 0,91. Hal ini dikarenakan semua tahap yang

dinilai dilakukan oleh siswa dengan baik.

Kompetensi inti 4 (KI-4) berkaitan dengan

hubungan kerja dan keterampilan siswa yang

dibentuk dalam kelompok belajar. Selain itu model

yang digunakan juga mendukung ketuntasan

indikator aspek keterampilan karena model ini

lebih menekankan pembelajaran yang berpusat

pada siswa dimana siswa sendiri yang menemukan

dan memecahkan masalah itu sendiri.

Berdasarkan hasil analisis, semua indikator

hasil belajar aspek keterampilan (KI-4) dinyatakan

tuntas dengan rata-rata proporsi 0,84 dan

digolongkan dalam keategori tuntas sebab proporsi

rata-rata yang diperoleh ≥ 0,74.

c. Ketuntasan Hasil Belajar

131

Ketuntasan hasil belajar siswa dalam kegiatan

pembelajaran dilihat dari 4 aspek penilaian, yaitu sebagai

berikut :

1. Ketuntasan Hasil Belajar Sikap Spiritual (KI-1)

Hasil belajar sikap spiritual dari 19 orang

siswa yang diperoleh melaui observasi yang

dilakukan sebanyak 3 kali selama proses

pembelajaran dan angket setelah jam pembelajaran

berakhir menggunakan instrumen Lembar Observasi

dan Lembar Angket Penilaian Diri Sikap Spiritual

(KI 1) dengan menerapkan pendekatan discovery

learning adalah tuntas dengan nilai rata-rata 81.

Dikatakan tuntas sebab nilai rata-rata hasil belajar

siswa lebih besar dari kriteria ketuntasan minimal

yang ditetapkan di SMA Kristen 1 Kupang yaitu 74.

Dengan tuntasnya hasil belajar siswa, berarti siswa

sudah bersyukur atas rahmat dan karunia Tuhan

Yang Maha Esa serta menyadari bahwa ketentuan

yang ditetapkan oleh Tuhan Yang Maha Esa adalah

yang terbaik.

2. Ketuntasan Hasil Belajar Sikap Soial (KI-2)

Hasil belajar sikap sosial dari 19 orang siswa

yang diperoleh melaui observasi yang dilakukan

sebanyak 3 kali selama proses pembelajaran dan

angket setelah jam pembelajaran berakhir

132

menggunakan instrumen Lembar Observasi dan

Lembar Angket Penilaian Diri Sikap Sosial (KI 2)

dengan menerapkan pendekatan discovery learning

adalah tuntas dengan nilai rata-rata 86. Dikatakan

tuntas sebab nilai rata-rata hasil belajar siswa lebih

besar dari kriteria ketuntasan minimal yang

ditetapkan di SMA Kristen 1 Kupang yaitu 74.

3. Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Pengetahuan (KI-3)

Hasil belajar aspek pengetahuan dari 19

orang siswa yang mengikuti kegiatan belajar

mengajar dinilai melalui kuis, tugas, dan tes hasil

belajar menggunakan instrumen Kuis, Tugas dan

Lembar Tes Hasil Belajar (Ulangan). Semua siswa

tuntas dengan nilai rata-rata 76. Dikatakan tuntas

sebab nilai rata-rata hasil belajar siswa lebih besar

dari kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan di

SMA Kristn 1 Kupang yakni 74. Tuntasnya hasil

belajar siswa salah satunya dikarenakan selama

proses pembelajaran, guru selalu memberikan

apersepsi dan motivasi sebelum masuk dalam

kegiatan inti pembelajaran, sehingga siswa mampu

mengaitkan materi yang baru dipelajari dengan

pengetahuan awal yang dimilikinya yang dapat

memudahkan dirinya untuk menguasai konsep,

prinsip kerja dan peranan larutan elektrolit dan

133

nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

siswa dapat menganalisis dan mengerjakan soal

kuis, tugas, dan tes hasil belajar dengan baik. Selain

itu, model pembelajaran yang digunakan yaitu

pendekatan discovery learning sesuai dengan materi

yang diajarkan, dimana melalui pendekatan

discovery learning maka dapat membantu siswa

untuk memperbaiki dan meningkatkan ketrampilan-

ketrampilan serta proses-proses kognitif.

4. Ketuntasan Hasil Belajar Aspek Keterampilan (KI-

4)

Ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan

(KI-4) dinilai dari aspek kinerja, presentasi,

portofolio dan THB proses dengan menggunakan

instrumen Lembar Observasi Kinerja, Lembar

Penilaian Portofolio, Lembar Penilaian Presentasi

dan THB Proses. Rata-rata hasil belajar kinerja dari

19 orang siswa sebesar 80, presentasi sebesar 80,

portofolio sebesar 86, dan THB proses sebesar 91.

Dari 19 orang siswa yang mengikuti kegiatan belajar

mengajar, semuanya dinyatakan tuntas dengan nilai

rata-rata 84. Dikatakan tuntas sebab nilai rata-rata

hasil belajar siswa lebih besar dari kriteria

ketuntasan minimal yang ditetapkan di SMA Kristen

1 Kupang yakni 74. Tuntasnya hasil belajar siswa

134

salah satunya dikarenakan semua siswa sudah

menunjukkan unjuk kerja selama melakukan

percobaan, mempresentasikan hasil diskusi,

menyusun laporan hasil percobaan, menjawab

pertanyaan dalam tes hasil belajar proses dengan

baik dan benar. Salah satu kelebihan dari

pendekatan discovery learning, yakni pembelajaran

berpusat pada siswa dan menekankan pada aspek

keterampilan, di mana siswa diberikan kesempatan

untuk menemukan jawaban atas rasa ingin tahunya

sendiri. Belajar penemuan sesuai dengan pencarian

pengetahuan secara aktif oleh manusia dengan

sendirinya akan memberi hasil yang paling baik.

Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah

serta pengetahuan yang menyertainya, akan

menghasilkan pengetahuan yang benar-benar

bermakna (Bruner dalam Dahar dalam Trianto,

2009: 38).

5. Ketuntasan Hasil Belajar Secara Keseluruhan

Nilai akhir hasil belajar siswa didapat dari ( 1

x nilai rata-rata KI 1) ditambah (1 x nilai rata-rata

KI 2) ditambah (3 x nilai rata-rata KI 3) ditambah (2

x nilai rata-rata KI 4 ) dibagi 7. Secara keseluruhan

rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas X IPA 2

SMA Kristn 1 Kupang pada materi pokok larutan

135

elektrolit dan noelektrolit adalah 85 dan dinyatakan

tuntas sebab nilai rata-rata hasil belajar siswa lebih

besar dari kriteria ketuntasan minimal yang

ditetapkan di SMA Kristen 1 Kupang yakni 74.

Hasil belajar secara keseluruhan dinyatakan tuntas

karena selama proses pembelajaraan siswa

menunjukan sikap spritual dan sikap sosial yang

baik, selain itu siswa telah menguasai konsep materi

larutan elektrolit dan noelektrolit. Dengan

menggunakan pendekatan discovery learning, maka

siswa akan dilatih untuk berpikir analitis dan

memecahkan masalah serta dapat berkomunikasi

dengan baik.

4.2.2 Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah pada dasarnya merupakan reaksi

ataupun perilaku dalam melakukan suatu pekerjaan.

Tingkat Sikap ilmiah dapat dilihat dari bagaiamana siswa

memiliki rasa keingintahuan serta menanggapi suatu

permasalahan dan melaksanakan tugas. Siswa dengan

sikap ilmiah tinggi cenderung mempunyai hasil belajar

yang lebih baik daripada siswa yang memiliki sikap

ilmiah rendah (Pambudi Teguh dkk, 2016:79-80)

Sikap ilmiah siswa dalam penelitian ini diukur

menggunakan tes angket. Dari hasil analisis data,

136

diperoleh nilai tes sikap ilmiah rata-rata siswa adalah 77

dan termasuk dalam kategori tinggi.

4.2.3 Kemampuan Analisis

Kemampuan analisis adalah keamampuan yang kuat

yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya pengaruh

dari luar yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu

kegiatan. Kemampuan analisis mengacu kepada kemampuan

menguraikan materi kedalam komponen-komponen atau faktor

penyebabnya, dan mampu memahami hubungan diantara bagian

yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya

dapat lebih dimengerti. Siswa yang memiliki kemampuan

analisis yang baik akan mampu mencapai hasil belajar yang

baik daripada siswa yang kurang memiiki kemampuan analisis

karena akan menghambat pencapaian hasil belajaranya (Putri

Ariyanti dk, 2017:88).

Kemampuan Analisis siswa dalam penelitian ini diukur

menggunakan tes kemampuan analisis. Tes kmampuan analisis

berisi 5 butir soal. Dari hasil analisis data, diperoleh nilai rata-

rata siswa sebesar 77 dan berada pada kategori Kuat.

4.2.4 Hubungan Sikap Ilmiah dan Kemampuan Analisis

dengan Hasil Belajar

1. Hubungan Sikap Ilmiah dengan Hasil Belajar

Sikap ilmiah merupakan perilaku seseorang

ketika dihadapkan pada suatu masalah. Salah satu

contonya rasa ingintahu, sikap berani, kerja sama,

137

mengahargai pendapat sesama dan lain sebagainya.

Apabila seseorang tidak memiliki sikap ilmiah yang

baik, maka akan membuat orang tersebut susah. Peserta

didik adalah individu yang memiliki keunikan berbeda

satu sama lain.

Hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil

belajar diuji menggunakan analisis korelasi Pearson

Product Moment (PPM) setelah terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas dan linearitas. Berdasarkan

hasil analisis korelasi untuk pengujian hubungan sikap

ilmiah siswa dengan hasil belajar diperoleh nilai =

0,581 dan berada pada kategori kuat yang artinya sikap

ilmiah siswa memiliki hubungan yang sangat kuat

dalam menentukan hasil belajar siswa. Setelah

menghitung nilai korelasi ( ), kemudian dihitung

lagi sumbangan atau kontribusi sikap ilmiah terhadap

hasil belajar (KP) dan didapatkan hasilnya sebesar

33,8%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel sikap

ilmiah memberikan sumbangan (kontribusi) terhadap

hasil belajar sebesar 33,8% dan sisanya 66,2%

ditentukan oleh variabel lain di luar variabel yang

diteliti.

Setelah itu dilanjutkan uji signifikansi dengan

menggunakan rumus thitung dan membandingkannya

dengan ttabel diperoleh ≥ atau 2,946 ≥ 2,11

138

maka hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil

belajar siswa kelas X IPA 2 SMA Kristen 1 Kupang

adalah signifikan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa ada hubungan

yang signifikan antara sikap ilmiah siswa dengan hasil

belajar yang menerapkan pendekatan discovery

learning pada materi pokok larutan elektrolit dan

nonelektrolit siswa kelas X IPA 2 SMA Kristen 1

Kupang tahun pelajaran 2017/2018”.

2. Hubungan Kemampuan Analisis dengan Hasil

Belajar

Kemampuan analisis merupakan salah satu

faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar peserta

didik. Kemampuan analisis mengacu kepada

kemampuan menguraikan materi kedalam komponen-

komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu

memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan

yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat

lebih dimengerti (Arifuddin,dkk, 2017:88).

Hubungan antara kemampuan analisis dengan

hasil belajar diuji menggunakan analisis korelasi

Pearson Product Moment (PPM) setelah terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas dan linearitas.

Berdasarkan hasil analisis korelasi untuk pengujian

139

hubungan kemampuan analisis siswa dengan hasil

belajar diperoleh nilai = 0,524.

Berdasarkan kriteria, koefisien korelasi di atas

berada pada kategori kuat yang artinya kemampuan

analisis siswa memiliki hubungan yang kuat dalam

menentukan hasil belajar siswa. Setelah menghitung

nilai korelasi ( ), kemudian dihitung lagi

sumbangan atau kontribusi kemampuan analisis

terhadap hasil belajar (KP) dan didapatkan hasilnya

sebesar 27,5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

kemampuan analisis memberikan sumbangan

(kontribusi) terhadap hasil belajar sebesar 27,5% dan

sisanya 72,5% ditentukan oleh variabel lain di luar

variabel yang diteliti.

Setelah itu dilanjutkan uji signifikansi dengan

menggunakan rumus thitung dan membandingkannya

dengan ttabel diperoleh ≥ atau 2,539 ≥ 2,11

maka disimpulkan bahwa hubungan antara kemampuan

analisis dengan hasil belajar siswa kelas X IPA 2 SMA

Kristen 1 Kupang adalah signifikan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa ada hubungan

yang signifikan antara kemampuan analisis siswa

dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan

discovery learning pada materi pokok larutan elektrolit

140

dan nonelektrolit siswa kelas X IPA 2 SMA Kristen

1 Kupang tahun pelajaran 2017/2018”.

3. Hubungan Sikap Ilmiah dan Kemampuan Analisis

dengan Hasil Belajar

Hubungan sikap ilmiah dan kemampuan

analisis dengan hasil belajar dianalisis menggunakan

analisis korelasi ganda.

Berdasarkan hasil analisis korelasi ganda antara

sikap ilmiah dan kemampuan analisis dengan hasil

belajar diperoleh = 0,677 dan berada pada

kategori kuat yang artinya sikap ilmiah dan

kemampuan analisis siswa memiliki hubungan yang

kuat dalam menentukan hasil belajar siswa. Setelah

menghitung nilai korelasi ( ), kemudian dihitung

lagi sumbangan atau kontribusi sikap ilmiah dan

kemampuan analisis terhadap hasil belajar (KP) dan

diperoleh hasilnya sebesar 45,8%. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel sikap ilmiah dan kemampuan analisis

memberikan sumbangan (kontribusi) terhadap hasil

belajar sebesar 45,8% dan sisanya 54,2% ditentukan

oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti.

Setelah itu dilanjutkan uji signifikansi dengan

menggunakan rumus Fhitung dan membandingkan Fhitung

dengan Ftabel diperoleh ≥ atau 6,757 ≥

141

3,63 maka disimpulkan bahwa hubungan antara sikap

ilmiah dan kemampuan analisis dengan hasil belajar

siswa kelas X IPA 2 SMA Kristen 1 Kupang adalah

signifikan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa ada hubungan

yang signifikan antara sikap ilmiah dan kemampuan

analisis siswa dengan hasil belajar yang menerapkan

pendekatan discovery learning pada materi pokok

arutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X IPA

2 SMA Kristen 1 Kupang tahun pelajaran 2017/2018”.

4.2.5 Pengaruh Sikap Ilmiah dan Kemampuan Analisis

terhadap Hasil Belajar.

1. Pengaruh Sikap Ilmiah terhadap Hasil Belajar

Pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar

siswa, dapat dilihat dari hasil perhitungan analisis

statistik regresi sederhana yakni diperoleh persamaan

sebagai berikut:

59,194 + 0,284X

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan

bahwa konstanta sebesar 59,194 menyatakan jika tidak

ada sikap ilmiah maka hasil belajar yang diperoleh

adalah 59,194. Koefisien regresi sebesar 0,284

menyatakan bahwa setiap penambahan (tanda +) satu

satuan sikap ilmiah akan meningkatkan hasil belajar

142

sebesar 0,284. Sebaliknya, jika penurunan satu satuan

sikap ilmiah maka semakin rendah pula hasil belajar.

Jadi, tanda + menyatakan arah hubungan searah,

dimana peningkatan atau penurunan sikap ilmiah akan

mengakibatkan kenaikan atau penurunan hasil belajar.

Kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji

regresi sederhana dan diperoleh nilai Fhitung ≥ Ftabel atau

8,677 ≥ 3,68, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara sikap ilmiah terhadap hasil belajar.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara sikap ilmiah siswa

terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan

discovery learning pada materi pokok larutan elektrolit

dan nonelektrolit siswa kelas X IPA 2 SMA Kristen

1 Kupang tahun pelajaran 2017/2018”.

2. Pengaruh Kemampuan Analisis terhadap Hasil

Belajar

Pengaruh kemampuan analisis terhadap hasil

belajar siswa, dapat dilihat dari hasil perhitungan

analisis statistik regresi sederhana yakni diperoleh

persamaan sebagai berikut:

61.748 + 0,251X

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan

bahwa konstanta sebesar 61.748 menyatakan jika tidak

143

ada kemampuan analisis maka hasil belajar yang

diperoleh adalah 61.748. Koefisien regresi sebesar

0,251 menyatakan bahwa setiap penambahan (tanda +)

satu satuan kemampuan analisis akan meningkatkan

hasil belajar sebesar 0,251. Sebaliknya, jika penurunan

satu satuan kemampuan analisis maka semakin rendah

pula hasil belajar. Jadi, tanda + menyatakan arah

hubungan searah, dimana peningkatan atau penurunan

kemampuan analisis akan mengakibatkan kenaikan

atau penurunan hasil belajar.

Kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji

regresi sederhana dan diperoleh nilai Fhitung ≥ Ftabel atau

6.448 ≥ 3,68, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara kemampuan analisis terhadap hasil

belajar.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara kemampuan analisis

siswa terhadap hasil belajar yang menerapkan

pendekatan discovery learning pada materi pokok

larutan elektrolit dan noelektrolit siswa kelas X IPA 2

SMA Kristen 1 Kupang tahun pelajaran 2017/2018”.

3. Pengaruh Sikap Ilmiah dan Kemampuan Analisis

terhadap Hasil Belajar

144

Pengaruh sikap ilmiah dan kemampuan analisis

terhadap hasil belajar siswa, dapat dilihat dari hasil

analisis statistik regresi ganda yakni diperoleh

persamaan sebagai berikut:

Ŷ = 50.395 + 0,222 X1 + 0,177 X2

Dari persamaan regresi ganda diatas dapat

dijelaskan bahwa konstanta sebesar 50.395 menyatakan

bahwa jika tidak ada sikap ilmiah dan kemampuan

analisis, maka hasil belajar yang diperoleh sebesar

50.395. Koefisien regresi ganda sebesar 0,222 dan

0,177 menyatakan bahwa setiap penambahan (+) satu

satuan sikap ilmiah dan kemampuan analisis akan

meningkatkan hasil belajar sebesar 0,222 dan 0,177.

Sebaliknya, jika penurunan satu satuan sikap ilmiah

dan kemampuan analisis, maka semakin rendah pula

hasil belajar. Jadi, (+) menyatakan arah hubungan

searah dimana peningkatan atau penurunan sikap

ilmiah dan kemampuan analisis akan mengakibatkan

kenaikan atau penurunan hasil belajar.

Kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji

regresi sederhana dan diperoleh nilai Fhitung ≥ Ftabel

yakni 6.757≥ 3,63 yang menunjukkan terdapat

pengaruh yang signifikan antara sikap ilmiah dan

145

kemampuan analisis terhadap hasil belajar dengan

menerapkan pendekatan discovery learning.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara sikap ilmiah dan

kemampuan analisis siswa terhadap hasil belajar yang

menerapkan pendekatan discovery learning pada

materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa

kelas X IPA 2 SMA Kristen 1 Kupang tahun

pelajaran 2017/2018”.