bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. gambaran umum...
TRANSCRIPT
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01
kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan Subjek Penelitian Siswa Kelas III
sebanyak 24 siswa. Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga terletak di jalan Diponegoro No 134 Salatiga.
Suasana Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 masih asri dengan suasana
perKotaan, di depan Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 adalah jalan raya
sehingga memudahkan siswa menuju ke sekolah dengan menggunakan
transportasi yang melewati SD tersebut. Sebelah utara SDN sidorejo Lor 01
adalah perkampungan warga sekaligus terdapa kantor kelurahan Sidorejo Lor.
Letak yang strategis membuat Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 mudah
dijangkau dan dikenal oleh masyarakat.
Ruangan Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 dua puluh satu ruangan.
Dengan rincian sebelas ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas
6 dan satu ruang kantor guru, satu UKS, satu mushola, satu PSB, satu
perpustakaan, satu ruang komputer, ruang agama Kristen, satu kantin, dua kamar
mandi. Ruang kelas juga sudah cukup baik, dengan penerangan dan ventilasi
yang cukup. Di setiap ruang kelas juga tersedia tempat hasil karya siswa dengan
berbagai macam karya-karya siswa sehingga kelas terlihat menarik, juga
disediakan mading bagi tiap-tiap kelas yang bisa digunakan siswa untuk
memajang hasil karya dan setiap bntuk kreativitas lainnya, sehingga tidak
membosankan bagi siswa dan dapat memacu kreatifitas siswa dalam berkarya.
Selain itu Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga juga mempunyai
halaman yang luas yang digunakan sebagai lapangan upacara, lapangan olahraga
dan bentuk kegiatan lainnya yang memungkinkan menggunakan lapangan
tersebut.
Fasilitas belajar yang ada di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 sudah
memadai. Seperti adanya komputer guru dan komputer siswa yang sudah
mencukupi, perlengkapan alat-alat olahraga, beberapa ruangan telah tersedia
26
LCD, buku-buku penunjang belajar, selain itu adanya KIT guru atau alat peraga
yang bisa digunakan untuk media pembelajaran.
4.2. Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan observasi hasil belajar kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 01
sebelum dilaksanakan penelitian pada semester II Tahun Pelajaran 2011/2012,
banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya
mata pelajaran IPA. Hal tersebut berdampak pada perolehan nilai ulangan harian
siswa. Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan
pembelajaran oleh peneliti dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1
Nilai Pra Siklus
No Interval Frekuensi Persentase Keterangan
1 73-100 7 29% Tuntas
2 60-72 5 21% Tidak tuntas
3 50-59 7 29% Tidak tuntas
4 40-49 3 13% Tidak tuntas
5 30-39 2 8% Tidak tuntas
jumlah 24 100%
Rata-rata 62
Nilai tertinggi 86
Nilai terendah 36
Dilihat dari tabel 4.1 pembelajaran belum efektif dengan banyaknya siswa
yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM= 73).
Diketahui siswa untuk nilai ≥73 sebanyak 7 siswa dengan persentase 29%,
60-72 sebanyak 5 siswa dengan persentase 21%, untuk nilai 50-59 sebanyak 7
siswa dengan persentase 29%, nilai 40-49 sebanyak 3 siswa dengan persentase
13%, nilai 30-39 sebanyak 2 siswa dengan persentase 8%. Dengan rata-rata 62
dan nilai tertinggi 86 sedangkan nilai terendah 36. Sehingga peneliti merasa perlu
mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar
IPA, khususnya siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 01 Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada Pokok Bahasan
“Gerak Benda”. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1.
27
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Pemerolehan Nilai Pra Siklus
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 73) data hasil
pemerolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2.
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan
No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah siswa
Jumlah Persen (%)
1. Tuntas 7 29
2. Tidak Tuntas 17 71
Jumlah 24 100
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa
yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 73)
sebanyak 17 siswa atau 71 %, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan
minimal sebanyak 7 siswa dengan persentase 29%. Ketuntasan belajar siswa pada
tabel 4.2 dapat dilihat pada gambar 4.2.
29%
21%29%
13%
8%
Hasil Belajar Pra Siklus
≥ 73 (29%)
60-69 (21%)
50-59 (29%)
40-49 (13%)
30-39 (8%)
28
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran
Persentase Ketuntasan Nilai Sebelum Tindakan
Rendahnya hasil belajar IPA dipengaruhi oleh tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang disajikan masih rendah dikarenakan guru kurang memiliki
keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif atau selalu
menggunakan pembelajaran yang monoton atau konvensional, dimana metode
ceramah masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran, sehingga
mengakibatkan pembelajaran kurang menarik yang berakibat hasil belajar siswa
menjadi rendah dan siswa pun kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran,
sehingga terjadi hambatan dalam transformasi ilmu pengetahuan yang
menimbulkan pembelajaran berjalan kurang efektif.
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas III di SD
Negeri Sidorejo Lor 01 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012,
penulis akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan
rancangan peneliti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian
ini penulis akan menggunakan Metode demonstrasi guna meningkatkan hasil
belajar IPA yang akan dillakukan dalam dua siklus. Siklus I pembelajaran
dilakukan dengan Kompetensi Dasar “Memahami berbagai cara gerak benda,
hubungannya dengan energi dan sumber energi”.
4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Formatif
4.3.1. Uji Validitas Instrumen
Instrumen tes formatif yang akan diberikan pada siswa kelas III SDN
Sidorejo Lor 01 Salatiga dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen
29%
71%
Persentase Nilai Pra Siklus
Tuntas (29%)
Tidak tuntas
(71%)
29
tes formatif dilakukan di SDN Sidorejo Lor 05 Salatiga. Setelah uji coba
instrumen tes formatif dan didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat
dilakukan penghitungan uji validitas. Validitas dan reliabilitas instrumen yang
menggunakan bantuan spss 17 telah terlampir.
Tabel 4.3
Hasil Validitas Instrumen Tes Formatif
Bentuk
Instrumen Item Soal Valid
Tidak
Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13,14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, dan 35
1, 2, 3, 4, 6, 7, 10, 12,
13, 14, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 28, 29, 30, 31, 32,
33, dan 35
5, 11, 15,
27, dan 34
Dari tabel 4.3 bahwa dari 35 item soal setelah dilakukan perhitungan uji
validitas dengan bantuan spss 17 menunjukkan jumlah item soal yang valid
sebanyak 30 soal, untuk yang tidak valid sebanyak 5 soal.
4.3.2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk menguji reliabilitas instrumen seperti halnya menguji validitas
instrumen. Penulis menggunakan hasil nilai yang diperoleh dari hasil pekerjaan
siswa pada kelas uji coba yaitu SDN Sidorejo Lor 05 Salatiga kelas III. Untuk
perhitungan hasil akhir adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Formatif
Bentuk Instrumen Kriteria reliabilitas (α) Kategori
Pilihan Ganda . 949 Reliabilitas sangat baik
4.3.3. Hasil Uji Taraf Kesukaran
Hasil nilai tes formatif yang diperoleh dari hasil pekerjaan siswa pada
kelas uji coba yaitu SDN Sidorejo Lor 01 salatiga kelas III. Stelah diuji validitas
dan reliabilitas, soal formatif juga diuji taraf kesukaran. Untuk perhitungan hasil
uji taraf kesukaran sebagai berikut:
30
Tabel 4.5
Taraf Kesukaran Soal Siklus I
Indeks
Kesukaran
Pilihan Ganda Jumlah
No Item Soal
Mudah 1,2,3,4,7,8,12,13,16,19 10
Sedang 6,9,10,14,17,18,20,21,22,23,
24,25,26,28,29,30,31,32,33,34 20
Jumlah 30
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui soal siklus I untuk kategori mudah
ada 10 soal, dan kategori sedang ada 20 soal. Jadi jumlah soal siklus I sebanyak
30 soal.
Tabel 4.6
Taraf Kesukaran Soal Siklus II
Indeks
Kesukaran
Pilihan Ganda Jumlah
No Item Soal
Mudah 1,3,6,8,14,18,25,27, 8
Sedang 4,7,10,11,12,13,15,16,19,
20,22,24,28,26,30,31,32,33,35 19
Jumlah 27
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui soal siklus II untuk kategori mudah
sebanyak 8 soal, dan kategori sedang sebanyak 19 soal. Jadi jumlah soal siklus II
sebanyak 27 soal.
4.4. Deskripsi Hasil Siklus I
4.4.1. Perencanaan Tindakan
Siklus I terdiri dari 3 pertemuan, dengan rincian sebagai berikut:
a. Pertemuan I
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap observasi yang sudah
dilakukan di SDN Sidorejo Lor 01 kec. Sidorejo Kota Salatiga peneliti
berkerjasama dengan guru kelas III melakukan diskusi mengenai materi
pembelajaran yang akan disajikan serta bentuk pembelajaran yang akan
dilakukan. Pembelajaran yang akan dilakukan adalah menggunakan metode
demonstrasi sebagai metode pembelajaran yang digunakan pada kegiatan
pembelajaran pada kelas III semester II pada mata pelajaran IPA pokok bahasan
31
gerak benda. Sebelum melakukan kegiatan mengajar pada pertemuan I, maka guru
menyiapkan segala sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran siswa.
Guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lihat Lampiran)
pokok bahasan gerak benda dengan tujuan pembelajaran: siswa dapat
menyebutkan macam-macam gerak benda beserta contoh bendanya. Adapun
rancangan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi sebagai
metode pembelajaran sebagai berikut: Siswa ditunjukkan beberapa benda yang
berkaitan dengan materi pembelajaran oleh guru. Guru meminta murid untuk
menyampaikan pendapatnya tentang benda yang dibawa guru. Guru
memperagakan suatu proses kepada siswa bagaimana benda tersebut bergerak.
Setelah guru selesai memperagakan suatu proses siswa secara bergantian
mengulangi proses tersebut seperti yang telah dicontohkan oleh guru. Setelah
selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil pembelajaran mengenai gerak
benda yang telah dipelajari. Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi
dengan menggunakan tes pilihan ganda dan isian.
a. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut
dari hasil belajar siswa dan adanya kekurangan atau kelemahan pada pertemuan I.
Perencanaan siklus I pertemuan II akan mendiskusikan faktor-faktor yang
mempengaruhi gerak benda. Sebelum guru mengajar pada pertemuan ke II, guru
mempersiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran siswa kelas
III pada mata pelajaran IPA. Selanjutnya guru merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan gerak benda dengan tujuan
pembelajaran: setelah siswa melakukan kegiatan yang mencerminkan proses
bergeraknya benda, siswa dapat mengemukakan pendapatnya tentang faktor-
faktor yang dapat mempengruhi gerak benda tersebut. Sebelum mengajar pada
pertemuan II, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses
pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), Daftar
Presensi Siswa, Lembar Observasi Siswa, buku pembelajaran, serta ruang yang
akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yaitu di kelas III.
32
Adapun rancangan pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi sebagai metode pembelajaran sebagai berikut: Guru menunjukkan
kepada siswa benda-benda yang akan digunakan untuk melakukan suatu peragaan.
Guru memperagakan bagaimana benda bergerak. Kemudian siswa mengamati
dan berdiskusi tentang faktor apa saja yang mempengaruhi gerak benda. Guru dan
murid berdiskusi atas hasil pendapat siswa dengan menghubungkan peragaan
yang telah dilakukan tadi. Setelah itu siswa mengulangi memperagakan gerak
benda tersebut hingga paham. Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi
dengan menggunakan tes pilihan ganda dan isian.
b. Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai
penyempurnaan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II yang peneliti gunakan
untuk mengadakan tes evaluasi bagi siswa tentang materi yang telah dipelajari
pada pertemuan I dan II. Pada pertemuan III ini peneliti mengulangi materi hari
kemarin sebagai bentuk penguatan untuk melakukan tes akhir pada siklus I.
Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu
yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan III, lembar
observasi, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi
belajar.
Adapun rancangan pembelajaran sebagai berikut: Siswa membaca buku
pelajaran selama 10 menit. Guru mengulangi pelajaran hari kemarin dengan
mempertunjukkan suatu proses gerak pada gerak benda secara singkat. Guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah
diajarkan. Pada akhir pembelajaran guru memberikan tes evaluasi kepada siswa
untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. . Bagi
siswa yang sudah selesai dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke
tempat duduk. Kemudian kegiatan diakhiri dengan mengadakan tindak lanjut
dengan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
33
4.4.2. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan Siklus I
a. Pertemuan I
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu: Guru membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam, menyanyikan lagu nasional, mengabsen
siswa, mengatur tempat duduk siswa, mengatur suasana kelas, dan menanyakan
keadaan siswa. Tahap apersepsi ini guru berdialog dengan siswa tentang
permainan sepak bola dan bola bekel. Bagaimana gerak pada kedua bola tersebut.
Tahap ini guru menunjukkan beberapa benda kepada siswa terkait dengan
bahan pembelajaran, setelah itu guru meminta siswa menyebutkan benda-benda
tersebut. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya mengenai benda tersebut. Kemudian siswa diminta membaca buku
pelajaran agar siswa mendapat gambaran tentang materi yang akan disampaikan
serta menjawab pertanyaan guru sesuai dengan bacaan tersebut. Guru mengaitkan
bacaan tersebut dengan benda-benda yang ia bawa dan menjelaskan kepada siswa
cara kerja atau proses gerak pada benda tersebut. Guru mengulangi prosedur
tersebut sampai siswa benar-benar memahaminya. Selanjutnya guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi, bertanya terhadap suatu proses yang
baru saja didemonstrasikan. Siswa diberi kesempatan unuk mendemonstrasikan
ulang proses tersebut. Setelah kegiatan dan materi terlaksana siswa diminta
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Setelah siswa selesai mengerjakan
maka hasilnya dikumpulkan kepada guru.
b. Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan
perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa hasil belajar
pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), lembar observasi, buku pelajaran dan, ruang/lokasi.
Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam,
menyanyikan lagu nasional, absensi, kemudian membagikan lembar soal yang
telah dikoreksi, dan dilanjutkan dengan apersepsi yang dilakukan oleh guru
dengan melempar kelereng dan balok kayu ke lantai. Kemudian guru bertanya
34
kepada siswa apa yang terjadi pada kedua benda tersebut. Guru mnunggu respon
siswa kemudian dilanjutkan dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang
relevan. Dari jawaban siswa, guru membimbing siswa memasuki materi inti.
Dalam kegiatan inti berikut guru menunjukkan beberapa benda kepada
siswa terkait dengan bahan pembelajaran. Guru meminta siswa menyebutkan
benda-benda tersebut. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya mengenai benda tersebut. Kemudian guru meminta
siswa membaca buku pelajaran dan menjawab pertanyaan guru sesuai dengan
bacaan tersebut. Guru mengaitkan bacaan tersebut dengan benda-benda yang ia
bawa. Guru memperagakan suatu proses kepada siswa bahwa bentuk benda
mempengaruhi gerak benda. Guru mengulangi prosedur tersebut sampai siswa
benar-benar memahaminya. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
berdiskusi, bertanya terhadap suatu proses yang baru saja didemonstrasikan dan
diberi kesempatan unuk mendemonstrasikan ulang proses tersebut. Setelah
kegiatan dan materi terlaksana siswa diminta mengerjakan soal yang diberikan
oleh guru.
c. Pertemuan III
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai tindak lanjut,
penyempurnaan dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang
berupa hasil belajar pada pertemuan I dan II, maka pada pelaksanaan pertemuan
III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar evaluasi, lembar observasi,
buku pelajaran serta ruang/lokasi kelas. Pada awal pembelajaran guru mengajak
siswa untuk berdoa, salam, menyanyikan lagu nasional, kemudian absensi dan
dilanjutkan dengan pemberian pertanyaan yang mengarah kepada materi
pelajaran. Untuk lebih menguatkan pemahaman siswa guru memperlihatkan
beberapa benda seperti bola, pensil, balok kayu, air, dan kelereng kemudian
bertanya kepada siswa bagaimana benda tersebut bergerak. Guru menunggu
respon siswa kemudian dilanjutkan dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang
relevan.
35
Dari jawaban siswa, guru membimbing siswa memasuki materi inti. Guru
menunjukkan beberapa benda kepada siswa terkait dengan bahan pembelajaran.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya
mengenai benda tersebut. Siswa membaca buku pelajaran dan menjawab
pertanyaan dari guru sesuai bacaan. Guru mengulangi sedikit materi hari kemarin
serta secara singkat memperagakan proses gerak benda. Siswa diberi kesempatan
unuk mendemonstrasikan ulang proses tersebut. Setelah kegiatan pembelajaran
berlangsung guru memberikan tes evaluasi kepada siswa sebagai alat ukur
keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran.
4.4.3. Hasil Tindakan
Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran
yang telah diterapkan oleh guru (terlampir). Penilaian observasi ini dilakukan
oleh observer (peneliti). Hasil tindakan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi sebagai metode pembelajaran pada siklus I
terdiri dari 3 pertemuan, pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III.
a. Hasil Pengamatan Praktik Pembelajaran
Setelah dilaksanakan tindakan dengan menerapkan metode demonstrasi
dalam pembelajaran IPA oleh kolaborator, didapat hasil pengamatan oleh
observer tentang aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui Lembar
Praktik Pembelajaran Siswa (terlampir). Lebih jelasnya disajikan pada tabel 4.7
berikut:
Tabel 4.7
Hasil Observasi Praktik Pembelajaran Siklus I
No Skor
Hasil
Observ
asi
Jumlah
2 2 5 10
3 3 39 117
4 4 16 64
Jumlah 60 191
Rata-rata Observasi 3,18
36
Dari data tabel yang berisi hasil observasi siswa diketahui bahwa terdapat
skor 2 pada skor penilaian sebanyak 5, sedangkan skor terbanyak yaitu skor 4
dengan jumlah 64. Jumlah di atas berdasarkan jumlah skor keseluruhan dari
pertemuan I sampai III dengan setiap pertemuan dinilai oleh satu observer. Dari
data di atas terdapat skor 2 dengan jumlah 10 dikarenakan sebagian siswa tidak
antusias terhadap materi pelajaran yang dibawa guru. Namun pada pertemuan
berikutnya siswa mulai tertarik sehingga ada peningkatan sikap siswa saat
pembelajaran berlangsung.
b. Hasil Belajar IPA
Hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 01 Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga didapat dengan mengadakan tes evaluasi diakhir siklus
yaitu pada pertemuan ketiga. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan
hasil belajar IPA, namun masih terdapat siswa yang tidak tuntas atau
mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga pada
Kompetensi Dasar menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda
dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran disajikan pada tabel daftar nilai IPA
(terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.8 yaitu tentang distribusi frekuensi
nilai IPA, siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga Tahun Pelajaran
2011/2012.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siswa Kelas III
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012
No Nilai Frekuensi Persentase keterangan
1 73-100 14 58% Tuntas
2 60-72 6 25% Tidak tuntas
3 50-59 3 13% Tidak tuntas
4 40-49 1 4% Tidak tuntas
Jumlah 24 100%
Nilai rata-rata 74
Nilai tertinggi 92
Nilai terendah 46
37
Dilihat dari tabel 4.8 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA dapat
dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas III mengalami peningkatan dari
hasil belajar pra siklus, ditandai dengan nilai rata-rata yang menigkat menjadi 74
sedangkan persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 58% yang didapat oleh
14 siswa. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM atau dikatakatan tidak tuntas
mengalami penurunan yaitu menjadi 25% yang didapat oleh 6 siswa, untuk nilai
tertinggi adalah 92 sedangkan untuk nilai terendah adalah 46 yang semula hanya
36. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami
ketuntasan di atas KKM lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas,
namun indikator kinerja hasil belajar IPA yang peneliti tentukan belum tercapai
sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus selanjutnya yaitu siklus II
dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Berdasarkan tabel 4.8 dapat
dinyatakan dalam gambar 4.3 yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.3. Diagram Lingkaran Nilai IPA Siklus I Siswa kelas III SDN
Sidorejo Lor 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012
a. Hasil Belajar Peserta Didik Aspek Kognitif
Hasil belajar siswa pada aspek kognitif di dalam siklus I dengan
menggunakan Metode demonstrasi mengalami peningkatan dibandingkan
sebelum tindakan, khususnya tentang hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar
“menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk
dan ukuran”. Hasil perolehan nilai sebelum tindakan yang mencapai kriteria
ketuntasan belajar (KKM=73) sebanyak 7 siswa sedangkan 17 siswa masih
dibawah ketuntasan. Dengan rincian siswa yang mendapat nilai ≥ 73 sebanyak 7
58%25%
13%
4%
Persentase Nilai IPA Siklus I
≥73 (58%)
60-72 (25%)
50-59 (13%)
40-49 (4%)
38
siswa dengan persentase 29%, 60-72 sebanyak 5 siswa dengan persentase 21%,
50-59 sebanyak 7 siswa dengan persentase 29, 40-49 sebanyak 3 siswa dengan
persentase 13%, dan 30-39 sebanyak 2 siswa dengan persentase 8%. Oleh karena
itu perlu adanya suatu perbaikan dalam proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada siklus I. Hasil yang diperoleh siswa pada siklus I mengalami
peningkatan, dari jumlah 24 siswa terdapat 14 siswa mencapai ketuntasan (KKM=
73), sedangkan yang belum tuntas sebanyak 10 siswa. Dengan rincian nilai ≥ 73
sebanyak 14 siswa dengan persentase 58%, 60-72 sebanyak 6 siswa dengan
persentase 25%, 50-59 sebanyak 3 siswa dengan persentase 13%, dan 40-49
sebanyak 1 siswa dengan persentase 4%. Dalam kegiatan pembelajaran masih
terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan
pembelajaran, karena masih ada siswa yang hasil belajar kurang mencapai KKM=
73 maka dilakukan remidi untuk 10 siswa itu. Dengan demikian dalam
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi nilai belajar siswa meningkat
dibandingkan hasil nilai belajar sebelum dilaksanakan tindakan. Namun untuk
meningkatkan hasil belajar dari siklus I maka diperlukan siklus II sebagai penguat
bahwa dengan metode demonstrasi dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar IPA pada siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga.
c. Hasil Belajar peserta Didik Aspek Keterampilan Sosial/ Afektif
Hasil belajar siswa aspek keterampilan sosial dalam siklus I ini sudah
mulai terbentuk misalnya keberanian peserta didik dalam bertanya, berpendapat
dan berargumentasi, dan menjawab pertanyaan.
Di saat guru memberikan pertanyaan siswa aktif dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan guru, dan siswa sangat antusias dalam melakukan suatu
peragaan yang telah diajarkan guru.
4.4.4. Refleksi
Setelah guru melakukan proses pembelajaran pada siklus I, selanjutnya
diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan
pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I, yaitu:
39
1) Kegiatan pembelajaran siklus I berlangsung sesuai dengan harapan dan
berjalan dengan baik sesuai dengan RPP.
2) Kegiatan pembelajaran tampak lebih menyenangkan, karena siswa belajar
dengan menggunakan metode demostrasi di mana siswa ikut serta dalam
melakukan suatu peragaan.
3) Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
4) Keberanian siswa tumbuh ditandai dengan banyaknya siswa yang
mengajukan pertanyaan seputar materi yang diajarkan.
Berdasarkan observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk
diperbaiki adalah:
1) Memberi pengarahan pada siswa agar melakukan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan petunjuk guru dan bersikap lebih baik lagi.
2) Selalu memberikan pengarahan terlebih dahulu setiap kali memberikan
tugas kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3) Lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar mengajar agar lokasi
waktu bisa berjalan sesuai dengan perencanaan.
Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal dan hasil tes siklus I
dapat dilihat adanya peningkatan perolehan nilai anak dari sebelum tindakan
dan sesudah tindakan siklus I. Perbandingan hasil ulangan pra siklus dan
siklus I dapat disajikan dalam tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9
Perbandingan Hasil Nilai Tes Pra Siklus dan Siklus I
No Nilai Pra
Siklus Siklus I
1 73-100 7 14
2 60-69 5 6
3 50-59 7 3
4 40-49 3 1
5 30-39 2 0
Jumlah 24 24
Dilihat dari tabel 4.9 di atas masih terdapat siswa yang berada dibawah KKM
dikarenakan siswa tersebut tidak memperhatikan penjelasan guru selama kegiatan
40
berlangsung. Kebanyakan dari siswa tersebut duduk di deretan belakang sehingga
konsentrasi mereka mudah terpecah. Untuk mengatasi hal tersebut penulis
bersama kolaborator berdiskusi untuk merubah tempat duduk mereka dengan
mengganti posisi duduk siswa.
Penerapan metode demonstrasi sendiri dapat meningkatkan hasil belajar
IPA pada siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga. Sehingga penerapan
metode demonstrasi sangat tepat jika diterapkan pada materi ajar IPA tentunya
dengan bahan ajar yang cocok pula dengan metode demonstrasi.
4.5. Deskripsi Hasil Siklus II
4.5.1. Tahap Perencanaan
a. Pertemuan I
Pembelajaran Siklus II merupakan tindak lanjut dan perbaikan pada
pembelajaran siklus I. Pembelajaran siklus II dilaksanakan dengan menerapkan
metode demonstrasi disertai hasil refleksi pada siklus I. Pembelajaran pada
Kompetensi Dasar mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi
panas, gerak, dan getaran dalam kehidupan sehari-hari dengan materi pokok
energi.
Sebelum mengajar pada pertemuan I, maka praktikan menyiapkan segala
sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanan
Pembelajaran (RPP), Daftar Presensi Siswa, Lembar Kerja Siswa, Lembar
Observasi Siswa, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan saat
pembelajaran berlangsung yaitu di kelas III.
Kegiatan awal di buka dengan salam, menyanyikan lagu nasional dan
dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru
memberikan apersepsi dengan bertanya kepada murid “Pernahkah kalian
mengepel, menyapu, membersihkan taman, mengangkat meja?” Dari jawaban
siswa, guru membimbing siswa memasuki materi inti. Guru menunjukkan
beberapa benda kepada siswa terkait dengan bahan pembelajaran. Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya mengenai benda
tersebut. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa tentang materi ajar hari ini.
Guru memulai memperagakan suatu proses tentang pengaruh energi panas serta
41
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap suatu proses yang
baru saja didemonstrasikan. Setelah itu siswa diberi kesempatan unuk
mendemonstrasikan ulang proses tersebut. kemudian guru memberikan
pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut
pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan
dengan pertemuan I tapi yang membedakan adalah materi yang akan dipelajari
yaitu bentuk-bentuk energi. Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka peneliti
menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya
Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), Daftar Presensi Siswa, Lembar Kerja
Siswa, Lembar Observasi Siswa, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan
digunakan saat pembelajaran berlangsung yaitu di kelas III.
Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan
II dengan materi pokok bentuk-bentuk energi. Kemudian menentukan tujuan yang
berdasarkan pembelajaran menerapkan metode deomnstrasi. Setelah menentukan
tujuan pembelajaran kemudian peneliti menetapkan kegiatan pembelajaran yang
meliputi: Guru membagikan lembar soal yang sudah dikoreksi. Setelah itu guru
memasuki materi inti yaitu bentuk-bentuk energi. Guru menunjukkan beberapa
benda kepada siswa terkait dengan bahan pembelajaran. Kemudian siswa diberi
kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya mengenai benda tersebut. Guru
memulai memperagakan suatu proses kepada siswa tentang bentuk-bentuk energi
dan mengulangi prosedur tersebut sampai siswa benar-benar memahaminya.
Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap suatu proses yang
baru saja didemonstrasikan dan mendemonstrasikan ulang proses tersebut. Setelah
selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil pembelajaran kemudian guru
memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.
c. Pertemuan III
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan III sebagai tindak
lanjut dari pertemuan I dan II yang peneliti gunakan untuk mengadakan tes
evaluasi bagi siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan
42
pertemuan II. Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka peneliti menyiapkan
segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Soal Tes, serta ruang/lokasi yang akan
digunakan yaitu di ruang kelas III.
Peneliti merancang pertemuan III untuk mengadakan tes evaluasi bagi
siswa, tetapi terlebih dahulu guru mengulas materi yang telah dipelajari pada
pertemuan I dan pertemuan II secara singkat. Memberi kesempatan bertanya
kepada siswa tentang hal-hal yang belum diketahui tentang materi. Guru
mengadakan tes selama 1 x 35 menit. Bagi siswa yang sudah selesai dapat
mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk. Kegiatan diakhiri
dengan doa.
4.5.2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pertemuan I
Sebelum proses pembelajaran dimulai, peneliti menyampaikan prosedur
pembelajaran kepada guru. Kegiatan awal dibuka dengan salam, menyanyikan
lagu nasional, dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada murid
“Pernahkah kalian mengepel, menyapu, membersihkan taman, mengangkat
meja?”
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan
inti yaitu dengan menjelaskan kepada siswa tentang materi ajar hari ini. Setelah
itu guru memulai memperagakan suatu proses tentang pengaruh energi panas.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap suatu proses
yang baru saja didemonstrasikan. Kemudian siswa diberi kesempatan unuk
mendemonstrasikan ulang proses tersebut. Langkah terakhir memberikan soal
bagi siswa dengan tujuan mengetahui pengetahuan awal siswa tentang pengertian
energi. Siswa mengerjakan soal latihan individu. Guru membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dengan melibatkan teman sebangku. Kemudian mengoreksi
bersama-sama setelah soal selesai mengerjakan.
Di dalam kegiatan akhir guru menjelaskan dan meluruskan tentang
jawaban siswa yang masih kurang atau salah kemudian memberikan pemantapan
43
melalui contoh soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, bersama guru,
siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Pertemuan II
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut pada
pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini pada awal pembelajaran ini
guru mengajak siswa untuk berdoa, salam, menyanyikan lagu nasional kemudian
mengadakan presensi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
dilanjutkan pemberian apersepsi apakah mereka bisa mendengar teriakan orang
yang berada dijauh? Kemudian guru mengingatkan kembali materi pada
pertemuan sebelumnya.
Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti meliputi guru guru
membimbing siswa memasuki materi inti yang meliputi: Guru menunjukkan
beberapa benda kepada siswa terkait dengan bahan pembelajaran, guru meminta
siswa menyebutkan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya mengenai benda tersebut. Guru menyuruh siswa membaca buku
pelajaran setelah itu menjawab pertanyaan guru sesuai dengan bacaan tersebut.
Guru mengaitkan bacaan tersebut dengan benda-benda yang ia bawa.
Guru memulai memperagakan suatu proses kepada siswa tentang bentuk-
bentuk energi kemudian mengulangi prosedur tersebut sampai siswa benar-benar
memahaminya dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terhadap
suatu proses yang baru saja didemonstrasikan. Siswa diberi kesempatan unuk
mendemonstrasikan ulang proses tersebut.
Dalam kegiatan akhir guru memberikan soal kepada siswa setelah itu
dibahas bersama-sama. Guru menjelaskan dan meluruskan tentang jawaban siswa
yang masih kurang atau salah. Memberikan pemantapan melalui contoh soal yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa membuat kesimpulan tentang
pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan tindak lanjut dengan mengingatkan
siswa bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan tes evaluasi.
c. Pertemuan III
Pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai tindak lanjut dari
pertemuan I dan II yang peneliti gunakan untuk mengadakan tes evaluasi bagi
44
siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan tanya jawab untuk mengulas materi yang
telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II secara singkat. Memberi
kesempatan bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang belum diketahui tentang
materi. Guru mengadakan tes selama 1 x 35 menit. Bagi siswa yang sudah selesai
dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk. Kemudian
kegiatan diakhiri dengan doa.
4.5.3. Hasil Tindakan
a. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa
Setelah dilaksanakan tindakan dengan menerapkan metode Demonstrasi
dalam pembelajaran IPA oleh kolaborator, didapat hasil pengamatan oleh
observer tentang aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui Lembar
Observasi Siswa (terlampir), yang menunjukkan adanya peningkatan keaktifan
siswa, lebih jelasnya disajikan pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10
Data Hasil Observasi Praktik Pembelajaran Siklus II
No Skor
Hasil
Observa
si
Jumlah
3 3 9 27
4 4 51 204
Jumlah 60 231
Rata-rata Observasi 3,85
Tabel 4.10 menunjukkan tingkat kemampuan guru yang telah diamati
dalam menerapkan pembelajaran metode demonstrasi. Guru telah dapat
mengajarkan materi gerak benda menggunakan metode demonstrasi dengan baik.
Pada siklus II, setelah dilakukan perhitungan mengenai penilaian praktik mengajar
terhadap guru menunjukkan data yang baik.
Dari data yang disajikan pada tabel 4.10 di atas, skor yang paling banyak
diberikan adalah skor 4 dengan jumlah 204. Hai tersebut mebuktikan bahwa guru
telah dapat mengajarkan materi gerak benda dengan sangat baik. Skor 1 dan skor
45
2 sudah tidak diberikan karena kesesuaian antara rencana pembelajaran yang telah
dibuat dengan praktik mengajar sudah sesuai.
b. Hasil Belajar IPA
Hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 01 didapat
dengan mengadakan tes evaluasi di akhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga. Dari
hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar IPA, namun masih
terdapat siswa yang tidak tuntas atau mendapatkan nilai dibawah KKM.
Hasil belajar pada IPA siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 01 pada
Kompetensi Dasar mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi
panas, gerak, dan getaran dalam kehidupan sehari-hari disajikan pada tabel daftar
nilai (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siswa Kelas III
SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus II
No. Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1. 90-100 6 25% Tuntas
2. 80-89 11 46% Tuntas
3. 73-79 5 21 % Tuntas
4. 60-72 2 8% Tidak tuntas
Jumlah 24 100%
Nilai Rata-rata 85
Nilai maks. 100
Nilai min. 68
Dilihat dari tabel 4.11 distribusi frekuensi hasil belajar IPA siswa kelas III
mengalami peningkatan dari hasil belajar siklus I, ditandai dengan nilai rata-rata
yang menigkat menjadi 85 sedangkan persentase ketuntasan juga meningkat
menjadi 92% yang didapat oleh 22 siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM atau dikatakatan tidak tuntas mengalami penurunan yaitu menjadi 8% yang
didapat oleh 2 siswa, untuk nilai tertinggi menjadi 100 sedangkan untuk nilai
terendah mejadi 68. Berdasarkan tabel 4.7 dapat dinyatakan dalam gambar 4.4
yaitu sebagai berikut:
46
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Nilai IPA Siswa kelas III
SDN Sidorejo Lor 01 Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus II
Dari hasil tersebut baik nilai rata-rata maupun persentase ketuntasan telah
mencapai indikator kinerja yang peneliti tentukan, begitu juga dengan keaktifan
siswa, berdasarkan hasil pengamatan melalui lembar observasi siswa telah
mencapai indikator kinerja, dapat dikatakan tujuan penelitian telah tercapai.
c. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Kognitif
Hasil belajar siswa pada aspek kognitif dalam siklus II dengan
menggunakan metode demonstrasi mengalami peningkatan dibandingkan sebelum
tindakan dan siklus I, khususnya tentang pemahaman siswa pada kompetensi
dasar “Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak,
dan getaran dalam kehidupan sehari-hari”. Dengan pokok bahasan “Energi”. Hasil
perolehan nilai sebelum tindakan yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar
(KKM= 73) sebanyak 17 siswa dengan persentase 71%, sedangkan yang
mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 7 siswa dengan persentase 29%,
dengan nilai rata-rata 62 dan nilai tertinggi 86 sedangkan nilai terendah adalah 36.
Hasil perolehan nilai siklus I yang mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak
14 siswa dengan persentase 58%, yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar
sebanyak 10 siswa dengan persentase 42%, sedangkan nilai rata-rata 71 dan nilai
tertinggi 92 sedangkan nilai terendah adalah 46. Sedangkan hasil perolehan nilai
pada siklus II yang mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa
25%
46%
21%
8%
Persentase Nilai IPA
90-100
80-89
73-79
60-72
47
dengan persentase 92%, yang belum tuntas sebanyak 2 siswa dengan persentase
8%, sedangkan nilai rata-rata 85 dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah
68.
d. Hasil Belajar Peserta Didik Aspek Keterampilan Sosial/Afektif
Hasil belajar siswa aspek ketrampilan sosial dalam siklus II ini sebagian
besar siswa sudah aktif dan berani dalam bertanya, berpendapat dan
berargumentasi, memberikan pendapat dan memberi argumentasi.
Di saat guru memberikan pertanyaan siswa aktif dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan guru, dan siswa sangat antusias dalam melakukan suatu
peragaan yang telah diajarkan guru.
4.5.4. Refleksi Siklus II
Data hasil pengamatan siswa pada saat KBM berlangsung, pembelajaran
dikatakan sangat baik sesuai yang diharapkan peneliti dengan mewujudkan
keaktifan dalam mengikuti pembelajaran.
Analisis data kualitatif terhadap mutu pembelajaran, siswa antuasias ingin
mengetahui pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam melalui metode demonstrasi.
Refleksi dari data kuantitatif mengenai jumlah siswa yang mengikuti
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam pembelajaran dengan metode
demonstrasi yang dilaksanakan siklus II sebanyak 100% hadir mengikutinya.
Akhir siklus II yang telah mencapai rata-rata kelas 85 dapat dikatakan
tuntas belajar, dengan kata lain hipotesis tindakan yng diajukan dalam bab II
skripsi ini terbukti.
4.6. Hasil Analisis Data
4.6.1. Siklus I
Analisis penelitian setelah menggunakan Metode demonstrasi diperoleh
hasil belajar pada tabel 4.12.
48
Tabel 4.12
Rekapitulasi Perolehan Nilai Setelah Pelaksanaan Siklus I
No Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1 73-100 14 58% Tuntas
2 60-72 6 25% Tidak tuntas
3 50-59 3 13% Tidak tuntas
4 40-49 1 4% Tidak tuntas
Jumlah 24 100%
Nilai rata-rata 74
Nilai tertinggi 92
Nilai terendah 46
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan metode
demonstrasi untuk nilai ≥73 sebanyak 14 siswa dengan persentase 58%, nilai 60-
72 sebanyak 6 siswa dengan persentase 25%, nilai 50-59 sebanyak 3 siswa dengan
persentase 13%, dan nilai 40-49 sebanyak 1 siswa dengan persentase 4%. Dengan
nilai rata-rata 74, nilai tertinggi 92, dan nilai terendah 46. Jadi dengan KKM= 73
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 14 siswa. Dari
keterangan pada tabel 4.7 dapat dilihat dalam gambar 4.5.
Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai setelah Siklus I
Berdasarkan data hasil pemerolehan nilai pada siklus I Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM= 73) dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.13.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
≥ 73 60-72 50-59 40-49
Nilai Siklus 1
Nilai Siklus 1
49
Tabel 4.13
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persen %
1. Tuntas 14 58
2. Belum Tuntas 10 42
Jumlah 24 100
Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Siklus I dapat diketahui bahwa
siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 73)
sebanyak 10 siswa dengan persentase 42%, Sedangkan yang sudah mencapai
Ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa dengan persentase 58%. Ketuntasan
belajar siswa pada tabel 4.9 dapat dilihat gambar 4.6.
Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I
Berdasarkan pada gambar 4.6 dengan menggunakan metode demonstrasi
siswa yang belum tuntas (KKM= 73) adalah sebanyak 10 siswa dengan persentase
42%. Sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 14 siswa dengan
persentase 58% dari jumlah siswa memahami materi yang telah disajikan oleh
guru. Dan untuk memantapkan dari hasil siklus I ini akan dilanjutkan pada siklus
II sebagai pemantapan.
4.6.2. Siklus II
Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Metode
demonstrasi diperoleh hasil belajar seperti pada tabel 4.14.
58%
42%
Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I
Tuntas
Belum Tuntas
50
Tabel 4.14
Rekapitulasi Nilai Siklus II
No. Nilai Frekuensi Persentase Keterangan
1. 90-100 6 25% Tuntas
2. 80-89 11 46% Tuntas
3. 73-79 5 21 % Tuntas
4. 60-72 2 8% Tidak tuntas
Jumlah 24 100%
Nilai Rata-rata 85
Nilai maks. 100
Nilai min. 68
Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 90-
100 sebanyak 6 siswa dengan persentase 25%, nilai 80-89 sebanyak 11 siswa
dengan persentase 46%, nilai 73-79 sebanyak 5 siswa dengan persentase 21%, dan
nilai 60-72 sebanyak 2 siswa dengan persentase 8%. Dengan rata-rata 85, nilai
tertinggi 100, dan nilai terndah 68. Dari 24 siswa, siswa yang mendapatkan nilai
≥73 sebanyak 22 siswa sedangkan siswa yang mendapatkan nilai <73 sebanyak 2
siswa. Berarti siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=
73) sebanyak 22 siswa atau 92% dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa atau
8%.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.10 dapat dibuat diagram
seperti pada gambar 4.7.
Gambar 4.7 Diagram Batang Perolehan Nilai Siklus II
0
2
4
6
8
10
12
90-100 80-89 73-79 60-72
Nilai Perolehan Siklus II
Nilai pPerolehan Siklus II
51
Berdasarkan data hasil perolehan nilai pada siklus II Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM= 73) dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.15.
Tabel 4.15
Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II
No. Ketuntasan
Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persen %
1. Tuntas 22 92
2. Belum Tuntas 2 8
Jumlah 24 100
Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Siklus II dapat diketahui bahwa
siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 73)
sebanyak 2 siswa dengan presentase 8%. Sedangkan yang sudah mencapai
Ketuntasan minimal sebanyak 22 siswa dengan presentase 92%. Ketuntasan
belajar siswa pada tabel 4.11 dapat dilihat gambar 4.8.
Gambar 4.8 Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II
Berdasarkan gambar 4.8 tentang ketuntasan belajar siswa dapat diketahui
dari jumlah siswa kelas III sebanyak 24 siswa, yang sudah tuntas sebanyak 22
siswa atau 92% dan yang belum tuntas 2 siswa atau 8%. Berarti indikator kinerja
pada penelitian pada siklus II telah berhasil tercapai.
Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan
perbandingannya pada tabel 4.16.
22
2
Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
52
Tabel 4.16
Rekapitulasi Ketuntasan Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
No. Nilai
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
1. Tuntas 7 29% 14 58% 22 92%
2. Belum
Tuntas
17 71% 10 42% 2 8%
Jumlah 24 100 24 100 24 100
Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.16 dapat dilihat
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan
yang tuntas hanya 7 siswa. Sedangkan setelah dilakukan siklus I adanya
peningkatan jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 14 siswa
dengan persentase 58%, sedangkan yang belum mencapai kriteria ketuntasan
sebanyak 10 siswa dengan persentase 42%. Setelah dilakukan siklus I masih ada
siswa yang belum mencapai (KKM= 73), maka dilakukan untuk siklus II. Setelah
dilakukan siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 22 siswa atau 92%. Ini
membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan Metode demonstrasi dapat
meningkatkan pemahaman belajar siswa. Pada klasifikasi tidak tuntas, sebelum
diadakan tindakan terdapat 17 siswa yang belum tuntas pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, setelah siklus I jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 10
siswa, dan siklus II jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa. Ketuntasan
belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.9.
53
Gambar 4.9 Diagram Lingkaran Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II
4.7. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat
dinyatakan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA
khususnya tentang materi gerak benda dan energi pada siswa kelas III semester II
tahun pelajaran 2011/2012. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai
berikut:
4.7.1. Pembahasan Pra Siklus
a. Hasil Belajar
Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 24 siswa hanya 7
siswa atau 29% yang mencapai ketuntasan belajar dengan skor standar Kriteria
Ketuntasan Minimal. Sedangkan 17 siswa atau 71% belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan yaitu 73. Sedangkan nilai tertinggi pra
siklus adalah 86, nilai terendah 36, dengan rata-rata sebesar 62.
4.7.2. Pembahasan Siklus I
a. Hasil Belajar
Hasil tes siklus I menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode
demonstrasi terdapat 14 siswa mengalami kenaikan tuntas belajar sedangkan 10
siswa belum tuntas belajar. Dengan nilai rata-rata 71, nilai tertinggi 92, dan nilai
terendah 46.
0
5
10
15
20
25
sebelum tindakan Siklus I Siklus II
Tuntas
belum tuntas
54
4.7.3. Pembahasan Siklus II
a. Hasil Belajar
Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode
demonstrasi terdapat 22 siswa mengalami kenaikan tuntas belajar sedangkan 8
siswa belum tuntas belajar. Dengan nilai rata-rata 85, nilai tertinggi 100, dan nilai
terendah 68.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II
didapatkan bahwa penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA lebih
menarik, menyenangkan, mudah dipahami sehingga dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar IPA pada siswa kelas III Semester II SD Negeri
Sidorejo Lor 01 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012.
Pada bagian hasil analisis data, peneliti membandingkan data yang
diperoleh pada pra siklus, siklus I, Siklus II pada hasil belajar IPA siswa kelas III
SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga yang didapat melalui tes evaluasi.
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi NilainPra Siklus, Siklus I, Siklus II
Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Keterangan Frek.
Persen
(%) Frek.
Persen
(%) Frek.
Persen
(%)
30-39 2 8% - - - - Tidak tuntas
40-49 3 13% 1 4% - - Tidak tuntas
50-59 7 29% 3 13% - - Tidak tuntas
60-72 5 21% 6 25% 2 8% Tidak tuntas
≥73 7 29% 14 58% 22 92% Tuntas
Rata-rata 61 71 83