bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...
TRANSCRIPT
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Geografi
Puskesmas Dulalowo adalah puskesmas yang berada di Kecamatan Kota
Tengah dengan luas wilayah kerja 307,125 km2 yang terdiri dari 6 kelurahan yaitu
Kel.Wumialo, Kel.Dulalowo Timur, Kel.Dulalowo, Kel.Liluwo, Kel.Pulubala dan
Kel.Paguyaman, 36 RW, 136 RT, dengan jarak dari ibukota Kota Gorontalo ± 6
km.
Letak geografis wilayah kerja Puskesmas Dulalowo yaitu Terletak pada
00º 28' 17" - 00º 35' 56" Lintang Utara dan 122º 59' 44" - 123º 05' 59" Bujur
Timur dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Kota Utara
b. Sebelah Timur : Kecamatan Kota Timur
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Kota Selatan
d. Sebelah Barat : Kecamatan Dungingi dan Kota Barat
4.1.2 Demografi
Jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah 24.658 Jiwa dan jumlah KK
adalah 6.489 KK, dengan jumlah masyarakat miskin 4.574 jiwa, jumlah KK
miskin 1.120 kk,jumlah peserta Askes Sosial 572 kk, Ibu Hamil 605, Ibu
Menyusui/Bersalin 570 , Bayi 0 – 1 thn 648 Anak Balita 1 – 5 thn 3241 orang.
Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Dulalowo tahun 2011
berdasarkan data SP2TP berjumlah 24.658 jiwa, dimana penyebarannya di 6
38
(kelurahan) kelurahan belum merata, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1
dibawah.
Tabel 4.1
Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kelurahan Tahun 2012
Kelurahan
Penduduk
(Km²)
Kepadatan Per Km²
2011 2012
2008 2009
Wumialo 3053 4612 7,86 504,33 504,33
Dulalowo 4397 3319 135,96 40,10 40,10
Liluwo 4451 4813 9,735 359,01 359,01
Pulubala 5254 5601 74,58 56,03 56,03
Paguyaman 2438 2703 78,99 28,09 28,09
Dulalowo
Timur
2398 3610
Jumlah 21.991 24.658 307,125 987,57 987,57
Sumber Data : SP2TP 2012
Ratio kepadatan penduduk diwilayah kerja Puskesmas Dulalowo
menunjukkan bahwa tingkat persebaran penduduk antar kelurahan berbeda
dimana tampak penduduk terkonsentrasi di Kelurahan Dulalowo dan Kelurahan
Wumialo.
Kepadatan penduduk diwilayah kerja Puskesmas Dulalowo tahun 2012
adalah 987.57 jiwa per kilometer persegi, terpadat di Kelurahan Wumialo dan
terendah kepadatannya adalah Kelurahan Paguyaman seperti yang terdapat dalam
lampiran tabel 4.1 profil.
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan Analisis univariat atau analisis deskriptif.
Analisis univariat dilakukan untuk mendskripsikan dan melihat distribusi dari
39
jenis kelamin responden, umur responden, pendidikan responden, lokasi tempat
tinggal responden. Analis data univariat disajikan dalam bentuk tabel.
4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi dari jenis kelamin sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2
di bawah ini.
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
n %
Laki-laki 41 38.7
Perempuan 65 61.3
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil analisis dapat disimpulkan jumlah responden yang berjenis
kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah responden yang berjenis
kelamin laki-laki.
4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur responden dibagi menjadi delapan kelompok yaitu kelompok umur
36-40 tahun, 41-45 tahun, 46-50 tahun, 51-55 tahun, 56-60 tahun, 61-65 tahun,
66-70 tahun dan 71-75 tahun. Distribusi umur respondennya bisa dilihat pada
tabel 4.3
40
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur (tahun) Jumlah
n %
36-40 6 5.7
41-45 7 6.6
46-50 10 9.4
51-55 21 19.8
56-60 31 29.2
61-65 23 21.7
66-70 6 5.7
70-75 2 1.9
Total 106 100
Sumber : Data Primer
Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden paling banyak berumur
56-60 tahun sebanyak 31 responden (29.2%) dan paling sedikit berumur 70-75
tahun sebanyak 2 responden (1.9%).
4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan responden dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok SD,
SMP, SMA, D1-D4 dan S1-S3. Distribusi pendidikan respondennya bisa dilihat
pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Terakhir
Jumlah
n %
SD 58 54.7
SMP 12 11.3
SMA 24 22.6
D1-D4 4 3.8
S1-S3 8 7.5
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
41
Dari hasil analisis didapatkan jumlah responden dengan tingkat pendidikan
SD paling banyak yaitu sebanyak 58 responden (54.7%) dan tingkat pendidikan
D1-D4 yang paling sedikit yaitu sebanyak 4 responden (3.8%).
4.2.4 Distribusi Lokasi Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Kelurahan
Responden penelitian berasal dari enam kelurahan yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Dulalowo yaitu Kelurahan Dulalowo Timur, Kelurahan
Dulalowo, Kelurahan Liluwo, Kelurahan Paguyaman, Kelurahan Pulubala dan
Kelurahan Wumialo. Distribusi respondennya bisa dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Distribusi Lokasi Tempat Tinggal Responden
Berdasarkan Kelurahan
Tempat tinggal
(Kelurahan)
Jumlah
n %
Dulalowo Timur 9 8.5
Dulalowo 16 15.1
Liluwo 19 17.9
Paguyaman 17 16.0
Pulubala 31 29.2
Wumialo 14 13.2
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil analisis didapatkan responden paling banyak dari Kelurahan
Pulubala sebanyak 31 responden (29.2%) dan paling sedikit dari Kelurahan
Dulalowo Timur sebanyak 9 responden (8.5%).
42
4.2.5 Distribusi Pengetahuan Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan
Ulang Penyakit Hipertensi.
Dalam variabel jenis Pengetahuan Responden, Pengetahuan Responden
dikatakan baik apabila responden dapat menjawab sama dengan atau lebih dari
nilai median data, dikatakan kurang apabila responden menjawab kurang dari nilai
median data. Distribusi Pengetahuan Responden dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Distribusi Pengetahuan Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan
Ulang Penyakit Hipertensi.
Kategori Jumlah
n %
Baik 59 55.7
Kurang 47 44.3
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 59 responden (55.7%) dan pengetahuan kurang
sebanyak 47 responden (44.3%). Jadi lebih banyak responden yang memilik
pengetahuan baik dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan kurang.
4.2.6 Distribusi Sikap Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang
Penyakit Hipertensi.
Dalam variabel jenis Sikap Responden, Sikap Responden dikatakan baik
apabila responden menjawab sama dengan atau lebih dari nilai median data,
dikatakan kurang apabila responden menjawab kurang dari nilai median data.
Distribusi Sikap Responden dapat dilihat pada tabel 4.7.
43
Tabel 4.7
Distribusi Sikap Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang
Penyakit Hipertensi.
Kategori Jumlah
n %
Baik 56 52.8
Kurang 50 47.2
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki sikap baik
sebanyak 56 responden (52.8%) dan sikap kurang sebanyak 50 responden
(47.2%). Jadi lebih banyak responden yang memilik sikap baik dibandingakan
responden yang memiliki sikap kurang.
4.2.7 Distribusi Tindakan Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan
Ulang Penyakit Hipertensi.
Dalam variabel jenis Tindakan Responden, Tindakan Responden
dikatakan baik apabila responden menjawab sama dengan atau lebih dari nilai
median data, dikatakan kurang apabila responden menjawab kurang dari nilai
median data. Distribusi Sikap Responden dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Distribusi Tindakan responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang
Penyakit Hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Baik 42 39.6
Kurang 64 60.4
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki tindakan
baik sebanyak 42 responden (39.6%) dan tindakan kurang sebanyak 64 responden
44
(60.4%). Jadi lebih banyak responden yang memiliki tindakan kurang
dibandingakan responden yang memiliki tindakan baik.
4.2.8 Distribusi kejadian kekambuhan berdasarkan Pengukuran Tekanan Darah
Pada saat Penelitian.
Dalam kejadian kekambuhan berdasarkan Pengukuran Tekanan Darah
menggunakan Klasifikasi Derajat Tekanan Darah berdasarkan The Sixth Report
Of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure,1997, dimana Normal <130/<85 mmHg,
Perbatasan 130-139/85-89 mmHg, Hipertensi tingkat 1 140-159/90-99 mmHg,
Hipertensi tingkat 2 160-179/100-109 mmHg dan Hipertensi tingkat 3 ≥180/≥110
mmHg. Pada saat Penelitian ini dikatakan Tidak kambuh apabila TD responden
dalam kategori normal dan perbatasan , dan dikatakan mengalami kekambuhan
apabila tekanan darah responden dalam kategori hipertensi 1,2 dan 3.
Tabel 4.9
Distribusi kejadian kekambuhan berdasarkan
Pengukuran Tekanan Darah (mmHg) Pada saat Penelitian
Tekanan Darah
(mmHg)
Jumlah
n %
<130/<85 2 1.9
130-139/85-89 18 17.0
140-159/90-99 32 39.6
160-179/100-109 26 24.5
≥180/≥110 18 17.0
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil analisis didapatkan bahwa lebih banyak responden yang
mengalami kekambuhan penyakit hipertensi dibandingakan responden yang tidak
45
mengalami kekambuhan yaitu sebanyak 86 responden, dan rata-rata responden
yang mengalami kekambuhan, memiliki tekanan darah dalam kategori Hipertensi
tingkat 1 (140-159/90-99 mmHg).
4.2.9 Distribusi pengetahuan responden berdasarkan jawaban pada kuisioner.
Gambaran pengetahuan responden berdasarkan jawaban dalam pengisian
kuisioner yang disebarkan.
Tabel 4.10
Definis penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Benar 70 66
Salah 36 34
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (66%) responden yang
memiliki pengetahuan yang benar tentang definisi penyakit hipertensi.
Tabel 4.11
Klasifikasi penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Benar 49 46.2
Salah 57 58.3
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (58.3%) responden yang
memiliki pengetahuan yang salah tentang klasifikasi penyakit hipertensi.
46
Tabel 4.13
Diagnosa penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Benar 99 93.4
Salah 7 6.6
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (93.4%) responden yang
memiliki pengetahuan yang benar tentang Diagnosa penyakit hipertensi.
Tabel 4.14
Diagnosa penyakit hipertensi berdasrakan pengukuran tekanan darah
Kategori Jumlah
n %
Benar 88 83.0
Salah 18 17.0
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (83%) responden yang
memiliki pengetahuan yang benar tentang Diagnosa penyakit hipertensi
berdasrakan pengukuran tekanan darah.
Tabel 4.15
Komplikasi penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Benar 71 67.0
Salah 35 33.0
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
47
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (67%) responden yang
memiliki pengetahuan yang benar tentang Komplikasi penyakit hipertensi.
Tabel 4.16
Penyebab kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Benar 35 33.0
Salah 71 67.0
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (67%) responden yang
memiliki pengetahuan yang salah tentang Penyebab kekambuhan penyakit
hipertensi.
Tabel 4.17
Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Benar 69 65.1
Salah 37 34.9
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (65.1%) responden yang
memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan kekambuhan penyakit
hipertensi.
48
Tabel 4.18
Komplikasi penyakit hipertensi pada organ tubuh
Kategori Jumlah
n %
Benar 90 84.9
Salah 16 15.1
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (84.9%) responden yang
memiliki pengetahuan yang benar tentang komplikasi penyakit hipertensi pada
organ tubuh.
Tabel 4.19
penatalaksanaan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Benar 69 65.1
Salah 37 34.9
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (65.1%) responden yang
memiliki pengetahuan yang benar tentang penatalaksanaan penyakit hipertensi.
Tabel 4.20
pengobatan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Benar 90 84.9
Salah 16 15.1
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (84.9%) responden yang
memiliki pengetahuan yang benar tentang pengobatan penyakit hipertensi.
49
4.2.10 Distribusi sikap responden berdasarkan jawaban pada kuisioner.
Gambaran sikap responden berdasarkan jawaban dalam pengisian
kuisioner yang disebarkan.
Tabel 4.21
Pemeriksaan gejala hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Sangat setuju 27 25.5
Setuju 64 60.4
Tidak setuju 10 9.4
Sangat tidak
setuju 5 4.7
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (60.4%) responden yang
memiliki sikap setuju tentang Pemeriksaan gejala hipertensi.
Tabel 4.22
Penatalaksanaan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Sangat setuju 28 26.4
Setuju 40 37.7
Tidak setuju 33 31.1
Sangat tidak
setuju 5 4.7
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (37.7%) responden yang
memiliki sikap setuju tentang pelaksanaan penyakit hipertensi yaitu perilaku
hidup sehat.
50
Tabel 4.23
Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Sangat setuju 13 12.3
Setuju 38 35.8
Tidak setuju 34 32.1
Sangat tidak
setuju 21 19.8
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (35.8%) responden yang
memiliki sikap setuju tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi.
Tabel 4.24
Pentalaksanaan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Sangat setuju 7 6.6
Setuju 35 33.0
Tidak setuju 25 23.6
Sangat tidak
setuju 39 36.8
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (36.8%) responden yang
memiliki sikap sangat tidak setuju tentang pelaksanaan penyakit hipertensi yaitu
aktifitas fisik.
51
Tabel 4.25
Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Sangat setuju 7 6.6
Setuju 22 20.8
Tidak setuju 30 28.3
Sangat tidak
setuju 47 44.3
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (44.3%) responden yang
memiliki sikap sangat tidak setuju tentang pencegahan kekambuhan penyakit
hipertensi yaitu konsumsi garam.
Tabel 4.26
Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Sangat setuju 21 19.8
Setuju 52 50
Tidak setuju 15 14.2
Sangat tidak
setuju 17 16.0
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (50%) responden yang
memiliki sikap setuju tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi yaitu
pola makan.
52
Tabel 4.27
Diagnosa penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Sangat setuju 9 8.5
Setuju 28 26.4
Tidak setuju 34 32.1
Sangat tidak
setuju 35 33.0
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (33%) responden yang
memiliki sikap sangat tidak setuju tentang diagnosa penyakit hipertensi yaitu
pemeriksaan diri kepuskesmas.
Tabel 4.28
pencegahan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Sangat setuju 12 21.7
Setuju 45 42.5
Tidak setuju 26 24.5
Sangat tidak
setuju 23 21.7
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (42.5%) responden yang
memiliki sikap setuju tentang pencegahan penyakit hipertensi yaitu faktor resiko.
53
Tabel 4.29
Penyebab kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Sangat setuju 30 28.3
Setuju 68 64.2
Tidak setuju 6 5.7
Sangat tidak
setuju 2 1.9
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (64.2%) responden yang
memiliki sikap setuju tentang penyebab kekambuhan penyakit hipertensi.
Tabel 4.30
Dukungan keluarga dalam upaya pencegahan kekambuhan
Kategori Jumlah
n %
Sangat setuju 27 25.5
Setuju 47 44.3
Tidak setuju 23 21.7
Sangat tidak
setuju 9 8.5
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (44.3%) responden yang
memiliki sikap setuju tentang Dukungan keluarga dalam upaya pencegahan
kekambuhan.
4.2.11 Distribusi tindakan responden berdasarkan jawaban pada kuisioner.
Gambaran tindakan responden berdasarkan jawaban dalam pengisian
kuisioner yang disebarkan.
54
Tabel 4.31
Pengukuran tekandarah dalam upaya pencegahan kekambuhan
Kategori Jumlah
n %
Selalu 18 17
Kadang-kadang 81 76.4
Tidak pernah 7 6.6
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (76.4%) responden yang
hanya kadang-kadang mengukur tekanan darah dalam upaya pencegahan
kekambuhan.
Tabel 4.32
pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Selalu 11 54.7
Kadang-kadang 37 34.9
Tidak pernah 58 54.7
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (54.7%) responden yang
tidak pernah menghindari makanan yang mengndung kolesterol tinggi sebagai
upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.
55
Tabel 4.33
pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Selalu 28 26.4
Kadang-kadang 75 70.8
Tidak pernah 3 2.8
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (70.8%) responden yang
hanya kadang-kadang konsumsi buah dan sayur sebagai upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi.
Tabel 4.34
Pengobatan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Selalu 34 32.1
Kadang-kadang 16 15.1
Tidak pernah 56 52.8
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (52.8%) responden yang
tidak pernah mengkonsumsi obat antihipertensi secara teratur sebagai upaya
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi
56
Tabel 4.35
Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Selalu 16 15.1
Kadang-kadang 26 24.5
Tidak pernah 64 60.4
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (60.4%) responden yang
tidak pernah meluangkan waktu untuk istirahat walaupun pekerjaan menumpuk
sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.
Tabel 4.36
Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Selalu 11 10.4
Kadang-kadang 41 38.7
Tidak pernah 54 50.9
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (50.9%) responden yang
tidak pernah berolahraga secara teratur sebagai upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi.
57
Tabel 4.37
Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Selalu 66 62.3
Kadang-kadang 23 21.7
Tidak pernah 17 16.0
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (62.3%) responden yang
selalu menghindari konsumsi alkohol sebagai upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi.
Tabel 4.38
Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Selalu 28 26.4
Kadang-kadang 39 36.8
Tidak pernah 39 36.8
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan responden yang hanya kadang-kadang dan
tidak pernah (36.8%) menghindari merokok dan konsumsi garam sebagai upaya
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.
58
Tabel 4.39
Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Selalu 11 10.4
Kadang-kadang 40 37.7
Tidak pernah 55 51.9
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (51.9%) responden yang
tidak pernah berekreasi setelah mengerjakan pekerjaan berat sebagai upaya
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi.
Tabel 4.40
Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
Kategori Jumlah
n %
Selalu 17 16
Kadang-kadang 31 29.2
Tidak pernah 58 54.7
Total 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (54.7%) responden yang
tidak pernah mengontrol emosi jika marah sebagai upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi.
4.2.12 Distribusi Pengetahuan, Sikap dan tindakan Responden berdasarkan
Tingkat Pendidikan.
Gambarkan distribusi pengetahuan , sikap dan tindakan responden
berdasarkan Tingkat Pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
59
Tabel 4.41
Distribusi Pengetahuan Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
PENGETAHUAN TOTAL
BAIK KURANG
n % n % n %
SD 14 24.1 44 75.9 58 100.0
SMP 10 83.3 2 16.7 12 100.0
SMA 23 95.8 1 4.2 124 100.0
D1-D4 4 100.0 0 0.0 4 100.0
S1-S3 8 100.0 0 0.0 8 100.0
TOTAL 59 55.7 47 44.3 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat
pendidikan D1-D4 dan S1-S3 semuanya memiliki pengetahuan baik dan
responden dengan tingkat pendidikan SD sebagian besar memiliki pengetahuan
kurang yaitu sebanyak 44 responden (75.9%).
Tabel 4.42
Distribusi Sikap Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
PENGETAHUAN TOTAL
BAIK KURANG
n % n % n %
SD 17 29.3 41 70.7 58 100.0
SMP 7 58.3 5 41.7 12 100.0
SMA 20 83.3 4 16.7 24 100.0
D1-D4 4 100.0 0 0.0 4 100.0
S1-S3 8 100.0 0 0.0 8 100.0
TOTAL 56 52.8 50 47.2 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat
pendidikan D1-D4 dan S1-S3 semuanya memiliki sikap baik dan responden
dengan tingkat pendidikan SD sebagian besar memiliki sikap yang kurang yaitu
sebanyak 41 responden (70.7%).
60
Tabel 4.43
Distribusi Tindakan Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
PENGETAHUAN TOTAL
BAIK KURANG
n % n % n %
SD 14 24.1 44 75.9 58 100.0
SMP 4 33.3 8 66.7 12 100.0
SMA 14 58.3 10 41.7 124 100.0
D1-D4 3 75.5 1 25.0 4 100.0
S1-S3 7 87.5 1 12.5 8 100.0
TOTAL 42 39.6 64 60.4 106 100.0
Sumber : Data Primer
Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat
pendidikan D1-D4 dan S1-S3 semuanya memiliki sikap baik dan responden
dengan tingkat pendidikan SD sebagian besar memiliki sikap yang kurang yaitu
sebanyak 41 responden (70.7%).
4.3 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku (pengetahuan, sikap
dan tindakan) penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Dulalowo Kec.Kota Tengah Gorontalo.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 106 sampel yang tersebar di enam kelurahan
(Kel.Dulalowo Timur 9 sampel, Kel.Dulalowo 16 sampel, Kel.Liluwo 19 sampel,
Kel.Paguyaman 17 sampel, Kel.Pulubala 31 sampel dan Kel.Wumialo 14 sampel).
Dalam menganalisis data peneliti menggunakan nilai median data sebagai
acuan penentuan kriteria. Sehingga untuk variabel pengetahuan, didapatkan 5,5
sebagai nilai median. Jadi, jumlah nilai yang kurang dari 5,5 dikategorikan
kurang, dan jumlah nilai yang lebih dari 5,5 dikategorikan baik. Begitupun untuk
variabel sikap, didapatkan 20,5 sebagai nilai median. Jadi, jumlah nilai yang
61
kurang dari 20,5 dikategorikan kurang dan sebaliknya untuk jumlah nilai yang
lebih dari 15,5 dikategorikan baik dan untuk variabel tindakan, didapatkan 15,5
sebagai nilai median. Jadi, jumlah nilai yang kurang dari 15,5 dikategorikan
kurang dan sebaliknya untuk jumlah nilai yang lebih dari 15,5 dikategorikan baik.
Setelah mendapatkan hasil penelitian, maka selanjutnya dilakukan pembahasan
berdasarkan hasil penelitian tersebut.
4.3.1 Gambaran Pengetahuan Penderita Hipertensi dalam Upaya
Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi
Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari hasil pengalaman serta
penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,
2010).
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh jumlah responden dengan
pengetahuan baik sebanyak 59 responden (55.7%) dan pengetahuan kurang
sebanyak 47 responden (44.3%). Jadi lebih banyak responden yang memilik
pengetahuan baik dibandingakan responden yang memiliki pengetahuan kurang,
Hal ini disebabkan karena pengetahuan responden dipengaruhi salah satunya
tingkat pendidikan, responden yang memiliki pengetahuan yang kurang sebagian
besar memiliki tingkat pendidikan yang redah. Dalam hal ini responden memiliki
pengetahuan yang baik tentang definisi, diagnosa, pengukuran tekan darah,
komplikasi, pencegahan, penatalaksanaan penyakit hipertensi dan memiliki
62
pengetahuan yang kurang tentang klasifikasi penyakit hipertensi dan penyebab
kekambuhan penyakit hipertensi .
Penelitian tentang pengetahuan penderita hipertensi dalam upaya
mencegah kekambuhan penyakit hipertensi ini di dukung oleh hasil yang
diperoleh peneliti yang disajikan pada tabel 4.10, dimana responden yang
memiliki tingkat pendidikan D1-D4 dan S1-S3 semuanya memiliki pengetahuan
baik dan responden yang paling banyak memiliki pengetahuan kurang memiliki
tingkat pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar. Hasil ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ningsih (2009) di Kelurahan Saung
Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat
Kabupaten Ogan Komering Ulu, didapatkan 54 responden (61,36%) memiliki
pengetahuan yang baik tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi
sisanya berpengetahuan kurang sejumlah 34 responden (38,64%).
Menurut Lawrence Green (1989) dalam Notoatmodjo (2010) peningkatan
pengetahuan mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variabel
perilaku. Pengetahuan dapat diperoleh dari tingkat pendidikan, seseorang realitas
cara berfikir dan ruang lingkup jangkauan berfikirnya semakin luas.
4.3.2 Gambaran Sikap Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah
Kekambuhan Penyakit Hipertensi
Menurut Notoatmodjo (2010) sikap merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu tidak
dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa ditafsirkan terlebih dahulu dan perilaku
yang tertutup.
63
Dari hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki sikap baik
sebanyak 56 responden (52.8%) dan sikap kurang sebanyak 50 responden
(47.2%), menurut asumsi peneliti, responden yang memiliki sikap yang baik
dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dikarenakan mereka
mengetahui tentang penyakit hipertensi dan dampak yang ditimbulkan jika
penyakit tersebut tidak ditangani dengan baik. Berdasrkan hasil penelitian juga
didaptkan responden memiliki sikap yang baik dalam hal pemeriksaan tekan
darah, pencegahan kekambuhan dalam hal mengontrol pola makan dan dukungan
keluarga dalam keberhasilan diet penderita hipertensi dan responden memiliki
sikap yang kurang dalam hal aktifitas fisik yang bisa dilakukan oleh penderita
hipertensi dan faktor resiko penyebab penyakit hipertensi.
Penelitian tentang sikap penderita hipertensi dalam upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh oleh Ningsih (2009) di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering
Ulu, didaptkan hasilnya yaitu penderita hipertensi yang memiliki sikap positif
dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sejumlah 54 responden
(61,36%) dan negatif sejumlah 34 responden (38,64%).
sikap sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi
pendidikan seseorang maka konsep pemikirannya akan lebih bijaksana dan
matang karena pendidikan individu merupakan landasan dasar untuk menentukan
kepercayaan, apakah menyetujui atau menolak (Azwar, 2009).
64
4.3.3 Gambaran Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah
Kekambuhan Penyakit Hipertensi
Menurut Notoatmodjo (2010) suatu sikap belum otomatis terwujudnya
dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya suatu sikap agar
menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi
yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga
diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak lain.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki
tindakan yang baik dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi
sebanyak 42 responden (39.6%) dan kurang sebanyak 64 responden (60.4%). Jadi
lebih banyak responden yang memiliki tindakan kurang dibandingakan responden
yang memiliki tindakan baik, menurut peneliti hal yang menyebabkan responden
lebih banyak yang mempunyai tindakan yang kurang dalam upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi dikarenakan kurangnya kesadaran dari responden
akan pentingnya upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dan sulitnya
meluangkan waktu untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan
mengikuti penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian juga didapatkan sebagian responden memiliki
tindakan yang kurang baik dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit
hipertensi, dalam hal ini dapat dilihat bahwa responden hanya kadang-kadang
mengukur tekan darahnya dan mengonsumsi buah dan sayur setiap hari.
Responden paling banyak tidak pernah menghindari makanan berkolestrol tinggi
dan mengandung garam tinggi, minum obat antihipertensi secara teratur,
65
beristirahat walaupun pekerjaan menumpuk, berolahraga secara teratur,
bereksreaski dan mengontrol emosi jika sedang marah sebagai upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertesni dan tindakan yang yang paling banyak selalu
dilakukan oleh responden yaitu menghindari konsumsi minuman beralkohol.
Penelitian tentang tindakan penderita hipertensi dalam upaya mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
oleh Ningsih (2009) di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun
di dapatkan tindakan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan
penyakit hipertensi baik sejumlah 32 responden (36,36%) dan responden yang
kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah
56 responden (63,64%).