bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...
TRANSCRIPT
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Penelitian
4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ketundan 1 dan SDN Sekayu
Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
Alasan pemilihan SD Negeri Ketundan 1 dan SD Negeri Sekayu sebagai subjek
penelitian yaitu karena kedua SD ini berada di satu desa yang memiliki jumlah
siswa yang seimbang dan kedua SD ini berstatus SD imbas di gugus Merbabu.
Selain itu berdasarkan hasil uji kesetaraan yang telah dilakukan dalam penelitian
ini sudah memenuhi syarat yaitu berdistribusi normal dan dinyatakan homogen
atau sama. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok
mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat
diberi perlakuan yaitu dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dan
kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Alasan yang lain, yaitu karena
penggunaan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik belum pernah
diterapkan karena dalam kegiatan belajar mengajar setiap harinya terbiasa dengan
metode pembelajaran konvensional. Pembelajaran ini berpusat pada guru dan
siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Siswa cenderung diam dan pasif saat pembelajaran di kelas. Hal itu menyebabkan
pembelajaran tidak bermakna.
SD desa Ketundan ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok siswa
yang mendapat perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika
realistik dalam pembelajaran matematika yaitu siswa kelas IV SD Negeri
Ketundan 1. Sedangkan kelompok kontrolnya adalah siswa yang diajar
menggunakan pembelajaran konvensional yaitu siswa kelas IV SD Negeri
Sekayu. Adapun alasan yang menjadi pertimbangan dalam memilih SD Negeri
Ketundan 1 sebagai kelas eksperimen adalah bahwa SD Negeri Ketundan 1
merupakan tempat wiyata penulis sehingga mempermudah dalam diskusi tentang
persiapan pelaksanaan treatment.
50
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Ketundan 1
dengan jumlah siswa 18, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan
sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV SDN Sekayu yang berjumlah 17
siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan sebagai kelompok
kontrol. Jadi jumlah keseluruhan subjek penelitian adalah sebanyak 35 siswa.
SDN Ketundan 1 dan SDN Sekayu mempunyai varian yang sama pada
kemampuan akademisnya. Sehingga tidak terjadi ketimpangan antara kemampuan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun rincian subjek penelitian
dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Subyek Penelitian SDN Ketundan 1 dan SDN Sekayu
Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012
Kelas Kelompok Jumlah Siswa
Total Laki-Laki Perempuan
IV SDN Ketundan 1 Eksperimen 13 5 18
IV SDN Sekayu Kontrol 15 2 17
Jumlah siswa keseluruhan 35
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui jumlah keseluruhan siswa dari SD desa
Ketundan sebanyak 35 siswa. Karena letak geografis dari SD desa Ketundan
berada di daerah pegunungan, maka mayoritas mata pencaharian orang tua siswa
adalah sebagai petani, dengan keadaan ekonomi yang berbeda-beda (70%
menengah menengah kebawah dan 30% menengah keatas).
Di SDN Ketundan 1 terdapat 13 orang guru, diantaranya 8 guru PNS
(dengan ijazah terakhir S1 sebanyak 4 orang, D2 sebanyak 2 orang, 1 orang SPG,
dan 1 orang PGA) dan 5 guru honorer yang terdiri dari 2 guru dengan ijazah D2
dan 3 guru dengan ijazah SMA. Sedangkan jumlah keseluruhan guru di SDN
Sekayu adalah sebanyak 12 orang, yang terdiri dari 8 orang guru PNS dengan
ijazah terakhir S1 4 orang, D2 sebanyak 2 orang dan SPG 2 orang dan 4 orang
guru honorer lulusan SMA.
51
4.1.2 Gambaran Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan 4 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali
pertemuan di SD N Ketundan 1 dan 2 kali pertemuan di SD N Sekayu. Jadwal
pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 4.2
Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SD N Ketundan 1 dan SD N Sekayu
Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 5 Maret 2012 Memberikan tes uji homogenitas
2. Sabtu, 10 Maret 2012 Memberikan penjelasan kepada guru kelas
tentang pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik dan memperlihatkan
contoh video pembelajaran dengan PMR
3. Sabtu, 17 Maret 2012 Diskusi tentang langkah-langkah yang akan
dilaksanakan pada saat pelaksanaan
treatment
4. Sabtu, 24 Maret 2012 Validasi treatment dengan menggunakan
pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik
5. Selasa, 27 Maret 2012 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas
eksperimen materi Mengenal bangun datar
simetris
Kamis, 29 Maret 2012 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas kontrol
materi Mengenal bangun datar simetris
6. Selasa,3 April 2012 Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas
eksperimen (melanjutkan materi Mengenal
bangun datar simetris) dilanjutkan post-test
Kamis, 5 April 2012 Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kontrol
(melanjutkan materi Mengenal bangun datar
simetris) dilanjutkan post-test
Seperti yang tercantum dalam Tabel 4.2 sebelum penelitian dilaksanakan,
kedua kelas penelitian diuji kesamaan variannya terlebih dahulu yang
menunjukkan keadaan awal kedua kelas sebelum diberi treatment. Berdasarkan
data yang diperoleh menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan
homogen. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelas
mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelas eksperimen dapat diberi
treatment yaitu dengan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan kelas
kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah diberi treatment pada
52
kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir (post test) untuk mengukur
hasil belajar matematika.
Sebelum melaksanakan treatment, masing-masing guru kelas baik
eksperimen atau kontrol terlebih dahulu mempelajari sintak atau langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan baik dari diskusi ataupun dari video
pembelajaran. Dalam hal ini khususnya kelas ekperimen, setelah guru paham
tentang langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan PMR,
selanjutnya guru kelas melakukan validasi pelaksanaan treatment pada mata
pelajaran matematika pokok bahasan bilangan romawi. Dari validasi (latihan)
tersebut diharapkan guru dapat melaksanakan treatment pada kelas eksperimen
dengan baik.
Treatment dilaksanakan pada hari Selasa dan Kamis sebanyak 4 kali
pertemuan yang terdiri dari 2 kali pertemuan di SDN Ketundan 1 sebagai kelas
eksperimen dan 2 kali pertemuan di SDN Sekayu sebagai kelas kontrol.
Pelaksanaan treatment pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Kamis,
sedangkan pada kelas eksperimen dilaksanakan pada hari Sabtu.
Pertemuan I pada kelas eksperimen dilaksanakan pada hari Selasa, 27
Maret 2012 dan pertemuan ke-II pada tanggal 3 April 2012 pukul 07.00-09.00.
Pada pertemuan pertama ada satu siswa tidak masuk, dan pada pertemuan ke-2
seluruh siswa masuk untuk mengikuti KBM. Daftar hadir siswa kelas eksperimen
secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 16. Dalam pemberian treatment dikelas,
langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru sudah sesuai dengan yang
diharapkan yaitu pertama-tama guru memberikan masalah konstektual kepada
siswa dan guru berusaha untuk memberi pemahaman masalah kepada siswa.
Selain itu guru sering mereview/ mengulang materi pembelajaran sebelumnya dan
mengaitkan masalah yang dikaji saat itu ke pengalaman siswa sebelumnya.
Sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa merasa senang dan tidak merasa
bingung. Selanjutnya siswa diminta untuk memecahkan masalah berdasarkan
pada pengetahuan yang dimiliki siswa. Selanjutnya guru bersama siswa
mendiskusikan pemecahan masalah dengan berbagai strategi yang siswa lakukan.
Yang terakhir guru menyimpulkan hasil pekerjaan siswa. Dalam pelaksanaan
53
treatment, guru kelas IV sudah menerapkan syntak/langkah-langkah dari
pendekatan PMR sesuai dengan yang dirancang dalam RPP.
Pertemuan I pada kelas kontrol dilaksanakan hari Kamis, 29 Maret 2012
sedangkan pertemuan II dilaksanakan hari Kamis, 5 April 2012 yang dilaksanakan
pada jam pertama yaitu 07.15. Pada pertemuan I ada seorang siswa tidak masuk
tanpa alasan, dan pada pertemuan ke-2 seluruh siswa masuk mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Daftar hadir kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 17. Guru
memberikan materi pelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
konvensional. Saat pembelajaran berlangsung, interaksi guru kelas dengan siswa
berjalan dengan baik, akan tetapi siswa sedikit mengalami kebosanan karena
pembelajaran dilakukan secara tradisional, yaitu siswa diberikan ceramah, tanya
jawab selanjutnya diberi tugas. Pembelajaran seperti itu sudah biasa dilaksanakan
dikelas, sehingga kebanyakan siswa merasa bosan dan enggan untuk mengikuti
pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya sebagai observer yang bertugas untuk
melihat/ menilai kegiatan guru dalam pembelajaran terhadap kesesuaian dengan
RPP yang dipakai. Observasi kompetensi guru kelas ini dilakukan pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria penilaian kompetensi guru kelas yaitu
dengan menggunakan 4 kategori antara lain sangat baik untuk skor 4, baik untuk
skor 3, cukup untuk skor 2 dan kurang untuk rata-rata skor 1. Hasil observasi
pelaksanan pembelajaran guru kelas secara rinci ditampilkan pada Tabel 4.3 dan
Tabel 4.4 yaitu sebagai berikut;
54
Tabel. 4.3
Hasil Observasi Guru Kelas dalam Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
No Aspek yang diamati
Pertemuan 1 Pertemuan 2
F Persentase F Persentase
I. Pra pembelajaran 7 8 % 8 9%
II. Membuka pembelajaran 7 8 % 7 8 %
III. Kegiatan inti pembelajaran
A. Penyajian kelas 11 13% 12 14 %
B. Pelaksanaan pendekatan PMR 15 17% 15 17 %
C. Pembelajaran yang memicu dan
memelihara keterlibatan siswa
16 19 % 17 20%
D. Penilaian proses dan hasil belajar 7 8 % 8 9%
IV. PENUTUP 10 12 % 10 12%
JUMLAH 85% 89%
Berdasarkan Tabel 4.3 guru kelas IV pada kelas eksperimen dalam
pemberian treatment di kelas sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan syntak dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang ditetapkan. Itu terlihat
dari prosentase perolehan guru ketika mengajar sebesar 85% pada pertemuan I
dan 89% pada pertemuan ke-II. Hal Itu menunjukkan bahwa guru kelas IV dalam
memberikan treatment semakin meningkat (sesuai dengan syntak/ langkah-
langkah pembelajaran yang ada dalam RPP).
Tabel. 4.4
Hasil Observasi Guru Kelas dalam Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan Konvensional
No Aspek yang diamati
Pertemuan 1 Pertemuan 2
F Persentase F Persentase
I. Pra pembelajaran 6 7 % 7 8%
II. Membuka pembelajaran 7 8 % 8 9 %
III. Kegiatan inti pembelajaran
A. Penyajian kelas 9 10 % 11 13 %
B. Pelaksanaan metode konvensional 11 13 % 14 16 %
C. Pembelajaran yang memicu dan
memelihara keterlibatan siswa 14 16% 17 20 %
D. Penilaian proses dan hasil belajar 6 7 % 7 8 %
IV. PENUTUP 9 10 % 11 13 %
JUMLAH 71% 87%
55
Dari Tabel 4.4 guru pada kelas kelas kontrol juga sudah melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
ditentukan, hanya saja guru kurang menumbuhkan keceriaan dan antusias siswa
dalam belajar. Sehingga siswa mengikuti pembelajaran tidak begitu sungguh-
sungguh. Berdasarkan Tabel 4.3 dan 4.4, maka dapat dikatakan bahwa kualitas
guru dalam mengajar dari kedua kelas penelitian seimbang karena keduanya
mendapat kategori baik. Hasil observasi terhadap kompetensi guru dapat dilihat di
Lampiran 14 dan 15.
4.2 Analisis Data
Dalam metode analisis data ada beberapa hal yang perlu dilakukan antara
lain adalah analisis deskriptif, uji prasyarat (uji normalitas dan homogenitas
dilanjutkan uji t yang dianalisis dengan menggunakan analisis parametrik) dan uji
hipotesis.
4.2.1 Analisis Deskriptif
Sebelum hasil post-test dianalisis deskriptif, terlebih dahulu dibuat
distribusi frekuensi dari hasil posttest mata pelajaran matematika kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Distribusi frekuensi ini berguna untuk
memberikan gambaran secara jelas mengenai data hasil post-test pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menentukan interval kelas digunakan rumus
sebagai berikut:
Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n (n : banyaknya data)
Interval kelas =
Berdasarkan rumus tersebut, interval kelas kelompok eksperimen dan
kontrol dengan nilai maksimal dari kedua kelas adalah 100 dan nilai minimum
kedua kelas adalah 50, dapat dihitung sebagai berikut;
Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log (18+17)
= 1 + 3,3 log 35
= 1 + 5,13
56
= 6,13 ≈ 6 (pembulatan)
Interval kelas = ≈ 8 (pembulatan)
Dari perhitungan rumusan interval kelas, diketahui bahwa banyaknya
kategori dari n sejumlah 35 adalah 6,13 yang dibulatkan menjadi 6. Kemudian
hasil kategori tersebut digunakan untuk perhitungan mencari interval kelas
ekperimen. Sehingga, diperoleh hasil interval atau rentang kelas sebesar 8.
Berikut disajikan Tabel 4.5 yaitu tabel distribusi frekuensi dari hasil
belajar posttest mata pelajaran matematika materi geometri kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol;
Tabel. 4.5
Distribusi Frekwensi Hasil Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No. Interval Kelas Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
1 50-57 0 0% 2 12%
2 58-65 0 0% 5 29%
3 66-73 5 28% 7 41%
4 74-81 6 33% 1 6%
5 82-89 4 22% 2 12%
6 90-97 2 11% 0 0%
7 98-100 1 6% 0 0%
Jumlah 18 100% 17 100%
Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa skor minimal hasil post-test sbesar
50 dan skor maksimal yaitu 100. Berikut ini disajikan diagram batang distribusi
frekuensi dari hasil post-test kelompok eksperimen dan kontrol;
57
Gambar 4.1
Diagram Batang Distribusi Frekwensi Hasil Post Test Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 4.1 diketahui bahwa nilai kelas eksperimen lebih
tinggi dari kelas kontrol. Hal itu dapat dilihat pada prosentase pada gambar
tersebut. Setelah data dianalisis intervalnya, selanjutnya dilakukan analisis
deskriptif yang menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti
mean, standar deviasi, varian, modus dan lain-lain. Analisis deskriptif merangkum
data empirik hasil belajar sesudah mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran
matematika dengan materi geometri dengan menggunakan pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik yang diklasifikasikan dalam deskriptif
statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, rentang skor, mean dan
standar deviasi. Berikut adalah tabel hasil analisis deskriptif SD Negeri Ketundan
1 sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Sekayu sebagai kelas kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6
Hasil analisis deskriptif kelas eksperimen dan kelas kontrol
58
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kelas eksperimen dengan jumlah data
(N) sebanyak 18 siswa, mempunyai rata-rata nilai 80,00 dengan nilai minimal 70
dan nilai maksimal 100, jadi range dari kelas eksperimen adalah 30 yaitu
diperoleh dari selisih nilai maksimal dikurangi nilai minimal yaitu 100 - 70.
Sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 17 siswa,
mempunyai rata-rata nilai 70,29 dengan nilai minimal 50 dan nilai maksimal 85,
jadi range dari kelas kontrol diperoleh dari 85 dikurangi 50 hasilnya adalah 35.
Standar deviasi merupakan ukuran persebaran data. Dalam penelitian ini,
ukuran persebaran data dapat dilihat dari perbandingan standar deviasi antara
kelas kontrol dan kelas ekperimen. Dalam Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa jarak
antara standar deviasi kelas ekperimen yaitu 9,075 dengan standar deviasi kelas
kontrol yaitu 9,597 sehingga kedua kelas memiliki jarak yang kecil. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa persebaran data antara kelas ekperimen dengan kelas
kontrol normal dan bagus, serta tidak terlalu jauh dari skor rata-rata hasil belajar
matematika. Berikut ini adalah gambaran visual normalitas penyebaran data yang
disajikan pada Gambar 4.3 dan 4.4.
Gambar 4.2
Grafik Normalitas Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen
59
Berdasarkan Gambar 4.2 garis diagonal dalam grafik tersebut
menggambarkan keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi normal. Titik-
titik di sekitar garis menunjukkan keadaan data kelas eksperimen. Karena
kebanyakan titik-titik berada sangat dekat dengan garis dan menempel pada garis,
maka dapat disimpulkan bahwa data dari kelas eksperimen mengikuti distribusi
normal. Sedangkan tiga titik berada dekat dengan garis diagonal yang
menunjukkan bahwa data tersebar secara normal. Berikut ini akan disajikan
grafiki normalitas distribusi penyebaran data kelas kontrol sebelum diberikan
perlakuan;
Gambar 4.3
Grafik Normalitas Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol
Berdasarkan keterangan dari Gambar 4.4, normalitas hasil belajar
matematika kelas kontrol yang digambarkan pada Gambar 4.3 juga berdistribusi
normal.
4.2.2 Analisis Paramatrik
Analisis parametik yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji t dengan
independent sample t-test. Independent sample t-test digunakan untuk mengetahui
adakah perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penerapan
pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dengan pembelajaran
60
konvensional terhadap hasil belajar matematika siswa SD desa Ketundan. Data
yang digunakan pada analisis uji t yaitu skor post-test dari kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Setelah diperoleh skor post-test siswa dari kedua kelompok penelitian,
selanjutnya dilakukan uji prasyarat sebelum uji t, yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas.
4.2.2.1 Uji Normalitas
Untuk melihat normal tidaknya penyebaran data pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol, maka dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data kelas
eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pada nilai post-test setelah diberikan
treatment. Berikut ini disajikan Tabel 4.7 hasil uji normalitas nilai post-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.7
Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Dari Tabel 4.7 diketahui bahwa baik kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol berdistribusi normal. Menurut Duwi Priyatno (2009: 187) data
berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal itu dapat dilihat
dari Kolmogorov-Smirnov Z yang menyatakan bahwa nilai signifikansi dari SDN
Ketundan 1 sebagai kelompok eksperimen adalah 0,181 dan SDN Sekayu sebagai
kelompok kontrol adalah 0,090. Gambaran visual histogram normalitas data kelas
eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada gambar berikut:
61
Gambar 4.4
Histogram Normalitas Hasil Belajar matematik Kelas Eksperimen
Berdasarkan Gambar 4.4 diketahui bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen
adalah 80. Sedangkan rata-rata nilai kelas kontrol adalah 70,29. Hal itu dapat
dilihat pada Gambar 4.5 berikut.
Gambar 4.5
Histogram Normalitas Hasil Belajar matematik Kelas Kontrol
62
4.2.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol mempunyai varian yang sama atau tidak.
Uji homogenitas dilakukan pada nilai post test yang didapat dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut ini merupakan rincian data hasil uji
homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol SD N Ketundan
1 dan SD N Sekayu Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang
Tahun Pelajaran 20112012
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui F hitung levene test sebesar 0,035
dengan probabilitas signifikansi 0,853. Karena signifikansi hasil tes lebih besar
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki variance
sama atau dengan kata lain kedua kelompok homogen.
4.2.2.3 Uji t
Setelah diketahui bahwa skor kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama, maka tahap selanjutnya
adalah dilakukan uji t dengan independent sample t-test. Uji Independent Sample
T-Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
rata-rata hasil belajar antara dua kelompok kelas sampel yang tidak berhubungan.
Berikut ini disajikan hasil uji t yang disajikan pada tabel berikut;
63
Tabel 4.9
Hasil Uji t
Berdasarkan Tabel 4.9 tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji
2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 35 – 2 = 33. Dengan pengujian dua
sisi (signifikansi = 0,025) hasil untuk t tabel sebesar 33 = 2,035. Oleh karena –t
tabel ≤ t hitung ≤ t tabel (-2,035 ≤ 3,075 ≤ 2,035) dan signifikansi 0,004 < 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan efektivitas pembelajaran
yang signifikan antara penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika siswa kelas
IV SD desa Ketundan. Karena nilai t hitung positif, berarti rata-rata SDN
Ketundan 1 (kelas eksperimen) lebih tinggi daripada SDN Sekayu (kelas kontrol).
Sedangkan perbedaan rata-rata (Mean Difference) sebesar 9,706 diperoleh dari
upper-lower yaitu 16,127-3,285 dan perbedaan berkisar antara 3,285 sampai
16,127 (lower dan upper). Karena lower tersebut positif, berarti terdapat
perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas eksperimen dan rata-rata nilai ujian
kelas kontrol.
4.3 Uji Hipotesis
Uji hipótesis pada penelitian ini didasarkan pada uji t dengan independent
sample t-test. Independent sample t-test digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penerapan pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik dengan pembelajaran konvensional terhadap
hasil belajar matematika siswa pada siswa kelas IV SD desa Ketundan.
64
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji
hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada perbedaan antar variabel. Oleh
karena itu untuk menguji hipotesis, perlu dirumuskan hipotesis nol terlebih dahulu
untuk diuji signifikansinya. Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ho : PMR ≠ pembelajaran konvensional = y ≠ y
”Tidak ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara
penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dengan
pembelajaran konvensional pada mata pelajaran matematika siswa kelas
IV SD desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang semester II
tahun pelajaran 2011/2012”
H1 : PMR = pembelajaran konvensional = y = y
”Ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penerapan
pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dengan pembelajaran
konvensional pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD desa
Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang semester II tahun
pelajaran 2011/2012”
Dari hasil uji Independent Samples T-Test kolom Equal variances
assumed diperoleh bahwa skor koefisien t hitung sebesar 3,075 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,004, sedangkan hasil skor t tabel dapat dilihat melalui tabel
distribusi t yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) sebesar 33 (df = 35-2). Dengan pengujian 2 sisi tersebut diperoleh
hasil t tabel sebesar 2,035. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai t
hitung > t tabel (3,075 > 2,035) dan signifikansi (0,004 < 0,05), maka dapat
diartikan bahwa H0 ditolak, dan Ha yang menyatakan ada perbedaan efektivitas
pembelajaran yang signifikan antara penerapan pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik dengan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran
matematika siswa kelas IV SD desa Ketundan diterima.
65
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Data yang diperoleh merupakan data kuantitatif yang didapatkan dari hasil
post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut
dilakukan pengujian perbedaan rata-rata dengan uji t yang dilakukan dengan
bantuan SPSS window’s version 17. Teknik ini digunakan untuk menguji
perbedaan mean hitung dari kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol (untuk
mencari efektivitas). Teknik uji t yang dipilih yaitu uji Independent Samples Test.
Sebelum data diuji t, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas
dan homogenitas.
Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji normalitas skor post-test
menggunakan one-sample kolmogorov-smirnov test, diketahui bahwa nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) untuk kelompok eksperimen 0,789 dan kelompok kontrol
0,547. Karena nilai signifikansinya > 0,05, maka dapat diartikan bahwa skor post-
test pada kedua kelompok berdistribusi normal.
Setelah dilakukan uji normalitas dan hasilnya berdistribusi normal, maka
dilakukan uji homogenitas. Nilai signifikansi dari uji homogenitas dalam
penelitian ini sebesar 0,853. Karena signifikasi lebih besar dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
mempunyai varian yang sama.
Dari uji normalitas dan uji homogenitas diketahui bahwa, pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan mempunyai varian
yang sama. Oleh karena itu, dapat dilakukan uji t. Dari hasil uji Independent
Samples T-Test kolom Equal variances assumed diperoleh bahwa skor koefisien t
hitung sebesar 3,075 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004, sedangkan hasil skor
t tabel dapat dilihat melalui tabel distribusi t yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5%
(uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) sebesar 33 (df = 35-2). Dengan
pengujian 2 sisi tersebut diperoleh hasil t tabel sebesar 2,035. Berdasarkan hasil
tersebut diketahui bahwa nilai t hitung > t tabel (3,075 > 2,035) dan signifikansi
(0,004 < 0,05), maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak, maka Ha yang menyatakan
ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penerapan
pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dengan pembelajaran
66
konvensional pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD desa Ketundan
diterima.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa ada perbedaan yang
signifikan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV kelas eksperimen yang
diajar dengan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan kelas kontrol
yang diajar dengan pendekatan konvensional. Dari hasil analisis deskriptif
diketahui untuk kelas eksperimen dengan jumlah siswa (N) sebanyak 18 siswa,
memperoleh nilai minimal 70 dan nilai maksimal 100, jadi rata-rata nilai kelas
eksperimen adalah 80,00. Sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah data (N)
sebanyak 17 siswa, nilai minimal 50 dan nilai maksimal 85, diperoleh rata-rata
nilai 70,29. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada analisis deskriptif,
diketahui bahwa nilai siswa pada kelas eksperimen 100% melebihi nilai KKM
yang telah ditetapkan pihak sekolah, yaitu 65. Sedangkan pada kelas kontrol
terdapat 2 orang siswa mendapat nilai 50, hal itu menunjukkan bahwa siswa
tersebut tidak tuntas karena nilainya kurang dari nilai KKM yaitu 65. Hal ini
menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Sehingga
dapat dikatakan bahwa penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
lebih efektif dibanding pembelajaran konvensional. Hal ini sesuai dengan teori
yang diungkapkan oleh Suwarsono bahwa Pembelajaran Matematika Realistik
mempunyai keunggulan yaitu sebagai berikut; 1). Siswa membangun sendiri
pengetahuannya sehingga siswa tidak mudah lupa dengan pengetahuannya. 2).
Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas
kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar matematika. 3). Siswa
merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap jawaban siswa ada nilainya.
4). Memupuk kerja sama dalam kelompok. 5). Melatih keberanian siswa karena
harus menjelaskan jawabannya dan 6). Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan
mengemukakan pendapat.
Berdasarkan kajian teori tersebut, pada penelitian ini juga sesuai dengan
kajian penelitian yang relevan oleh Nugroho, Hari. 2009 “Penggunaan pendekatan
pembelajaran matematika realistik dalam meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas V di SDN 2 Tempuranduwur pada pokok bahasan bangun
67
datar tahun pelajaran 2008 / 2009”. Dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa
pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan bangun datar tentang penanaman konsep luas
persegi panjang, segi tiga, trapesium serta layang-layang.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa ada perbedaan
efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penerapan pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik dengan pembelajaran konvensional pada mata
pelajaran matematika siswa kelas IV SD desa Ketundan.