bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...
TRANSCRIPT
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pra Siklus
4.1.1 Kondisi Awal
Penelitian dilakukan di SD N Dukuh 03 kecamatan Sidomukti kota
Salatiga. Proses pembelajaran pada saat sebelum dilakukan tindakan di SD N
Dukuh 03 pada siswa kelas 4 khususnya mata pelajaran IPS 60% guru
menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi. Guru masih
mendominasi pembicaraan dan buku masih merupakan sumber belajar utama
kemudian kurang terdapat pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Dari
20 siswa yang mendengarkan penjelasan guru sebanyak 8 siswa (40%) berani
bertanya tentang materi yang disampaikan, sedangkan 12 siswa (60%) yang lain
cenderung mengalami kejenuhan terhadap pelajaran, tidak mendengarkan
penjelasan guru, bermain dengan sebangkunya, saling mengganggu satu sama
lain, dan bolak-balik kamar mandi. Kondisi pembelajaran yang berpusat pada
guru semacam ini membuat siswa pasif terhadap pembelajaran sehingga siswa
kesulitan mengembangkan potensinya dan pengalaman siswa terhadap lingkungan
sekitar kurang yang berdampak pada hasil belajar siswa.
Strategi pembelajaran yang seperti ini (menggunakan metode ceramah)
terjadi karena guru tidak memaksimalkan/mengembangkan lagi RPP yang sudah
diberikan oleh pemerintah sehingga proses pembelajaran IPS yang berlangsung di
kelas tidak menggunakan strategi pembelajaran yang inovatif dan tidak sesuai
dengan kemampuan, potensi, dan karakteristik siswa serta lingkungan disekitar
siswa. Guru hanya mendownload dari internet kemudian memberikan tambahan-
tambahan sesuai yang dibutuhkan guru. Guru juga kurang memanfaatkan media
yang sudah tersedia, misalnya media-media pembelajaran yang sudah disediakan
oleh sekolah serta lingkungan sekitar siswa yang mendukung materi yang akan
diajarkan. Selain itu, siswa juga perlu dilatih tentang bagaimana cara memecahkan
suatu masalah dengan cara investigasi atau penyelidikan apabila nantinya siswa
dihadapkan pada suatu masalah sehingga siswa dapat dibiasakan untuk berfikir
48
dan aktif selama proses pembelajaran berlangsung, setelah itu untuk mewujudkan
proses pembelajaran tersebut siswa dibentuk dalam beberapa kelompok secara
acak/heterogen agar siswa tersebut mampu mengkoordinasikan tugas dalam
melakukan investigasi dan memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama-
sama, serta siswa juga dapat membuat konsep belajarnya sendiri agar siswa lebih
mudah memahami dan dapat semakin memperjelas materi yang disampaikan.
Siswa dibentuk secara acak/heterogen dengan maksud agar siswa tidak hanya
mempunyai pemahaman yang siswa dapat diberikan dari guru saja, melainkan
juga berdasarkan pemahaman yang dibangun dan diperoleh sendiri oleh siswa dari
pengalaman yang dialaminya, jadi siswa dapat saling bertukar pikiran dengan
teman satu kelompoknya untuk lebih memperbanyak informasi yang didapatnya.
Diakhir kegiatan proses pembelajaran IPS untuk mengukur tingkat
pemahaman materi siswa guru hanya memberikan siswa soal evaluasi untuk
dikerjakan. Soal evaluasi yang diberikan oleh guru diambil dari LKS atau buku
paket yang dijadikan pegangan mengajar guru pada setiap proses PBM
berlangsung . Nilai yang diperoleh dari hasil evaluasi nantinya direkap oleh guru
dan dimasukkan dalam buku daftar nilai siswa. Berdasarkan kegiatan proses
kegiatan PBM berlangsung dapat dinyatakan bahwa guru lebih menekankan pada
penilaian hasil dibandingkan penilaian proses, selain itu guru juga lebih
menekankan pada ketrampilan kognitif dibanding ketrampilan afektif siswa
sehingga minat belajar siswa belum menjadi perhatian guru.
Berdasarkan dari hasil evaluasi siswa yang dilakukan oleh guru kelas 4
khususnya pada mata pelajaran IPS dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
≥65. Dari 20 siswa terdapat 8 siswa yang memenuhi KKM (40%). Sementara itu
12 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (60%), dengan skor maksimal 85
dan skor minimal 40. Selanjutnya observer (3 teman) dan guru kelas
berkolaborasi untuk mencari solusi atau pemecahan masalah yang menyebabkan
60% siswa mendapatkan nilai masih dibawah KKM. Siswa yang mendapatkan
hasil dibawah KKM ini terjadi akibat minat belajar yang rendah dalam mengikuti
pembelajaran IPS yang dilakukan guru sehingga berdampak pada hasil belajar
yang diperoleh kurang maksimal.
49
Diakhir proses pembelajaran guru juga belum melaksankan refleksi
pembelajaran, yang seharusnya dilakukan agar guru dapat mengukur/mengetahui
tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan guru.
Untuk menindak lanjuti dari permasalahan yang ada, maka diambil
kesimpulan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan
siswa dalam pembelajaran selain itu juga dapat memudahkan siswa untuk
memahami materi pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
group investigation dengan metode mind mapping.
Berikut ini adalah tabel distribusi minat belajar IPS pada Pra Siklus :
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 Pra Siklus
No Standar Ketuntasan
Jumlah Siswa Presentase Ketuntasa Keterangan
1 < 65 Tidak tuntas 12 60%
2 ≥ 65 Tuntas 8 40%
Jumlah 20 100%
Sumber : Data Sekunder
Dari tabel 4.1 nampak terlihat bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa
dalam pembelajaran IPS khususnya kompetensi dasar 2.4 mengenal permasalahan
sosial daerahnya pada siswa kelas 4 SD N Dukuh 03 Kelurahan Dukuh
Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga yang berjumlah 20 siswa. Dari data hasil
evaluasi yang didapat pada mata pelajaran IPS dengan KKM 65 terdapat 8 siswa
atau 40% tuntas hasil evaluasinya, sedangkan 12 siswa atau 60% lainnya tidak
tuntas. Selanjutnya skor maksimal yang didapat adalah 85 sedangkan nilai
minimal yang didapat adalah 40 dengan rata-rata kelas 55,65. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa pada skor maksimal sudah
tinggi sebesar 85 dan terdapat perbedaan cukup jauh dari nilai terendah yaitu 40.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat digambarkan menggunakan diagram batang
sebagai berikut:
50
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 Pra Siklus
Dari gambar diagram batang tersebut dapat diketahui bahwa tingkat
ketuntasan belajar sebesar 60% hasil evaluasinya tidak tuntas dan kurang dari
KKM yang diharapkan yaitu 65. Dengan kondisi seperti ini dilakukan penelitian
tindakan kelas sebagai tindak lanjut sesuai rencana seperti yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model
pembelajaran group investigation dengan metode mind mapping yang akan
dilaksanakan dalam 3 siklus (1 siklus 2 pertemuan).
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dengan KD 2.4 mengenal permasalahan sosial di
daerahnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
4.2.1 Perencanaan Tindakan Penelitian
a. Pertemuan pertama
Berdasarkan informasi yang diperoleh pada tahap observasi, maka
dilakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran
yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dibuat mengenai KD 2.4 mengenal permasalahan sosial di daerahnya,
dengan indikator menginvestigasikan masalah sosial dilingkungan
setempat, kemudian menentukan tujuan sesuai indikator yang akan
02468
101214
TuntasTidak Tuntas
40%
60%
Tuntas >65 Tidak Tuntas ≥65
51
dicapai , media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain
materi pembelajaran tentang masalah sosial, buku paket IPS BSE kelas 4,
materi pendukung lainnya, kertas HVS, alat tulis, pensil warna/spidol,
kapur tulis warna-warni, lingkungan sekitar desa Dukuh, dan selain itu
juga perangkat instrumen penilaian proses yang meliputi rubrik penilaian
minat belajar yang dinilai secara kelompok yang berupa minat dalam
melakukan investigasi dan minat laporan mind mapping, kemudian
lembar observasi pelaksanaan RPP yaitu untuk mengetahui pelaksanaan
langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran.
b. Pertemuan kedua
Pada pertemuan II ini guru melanjutkan materi pada pertemuan I ,
kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dibuat mengenai KD 2.4 mengenal permasalahan sosial di daerahnya,
dengan indikator menginvestigasikan dampak masalah sosial
dilingkungan setempat, kemudian menentukan tujuan sesuai indikator
yang akan dicapai , media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara
lain materi pembelajaran tentang masalah sosial, buku paket IPS BSE
kelas 4, materi pendukung, kertas HVS, alat tulis, pensil warna/spidol,
kapur tulis warna-warni, lingkungan sekitar desa Dukuh, dan selain itu
juga perangkat instrumen penilaian proses yang meliputi rubrik penilaian
minat belajar yang dinilai secara kelompok yang berupa minat dalam
melakukan investgasi dan minat laporan mind mapping, lembar observasi
pelaksanaan RPP, dan lembar aktivitas guru yang digunakan untuk
mengamati kegiatan guru selama proses pembelajaran.
52
4.2.2 Implementasi Tindakan dan Observasi
4.2.2.1 Implementasi Tindakan
Pelaksanakan pada siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan yaitu
pertemuan I dan pertemuan II yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan akhir. Masing- masing pertemuan berlangsung 2 x 35
(70 menit/2 jam pelajaran) secara bersama-sama dilakukan observasi
pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP tentang materi masalah
sosial dilingkungan setempat.
a. Pertemuan pertama
Pada pertemuan I ini untuk mengawali pembelajaran guru
mengucapkan salam, mengkondisikan siswa agar siap menerima
pelajaran, mengabsen siswa yang hadir dan melakukan apersepsi
yang sesuai dengan materi yaitu dengan menanyakan tentang
masalah sosial pengangguran dan kemiskinan yang terjadi di
lingkungan sekolah yaitu lingkungan desa Dukuh. Berdasarkan
jawaban yang diutarakan siswa guru menegaskan tujuan
pembelajaran yang akan diajarkan yaitu masalah sosial
pengangguran dan kemiskinan yang terjadi di desa Dukuh.
Selanjutnya guru menjelaskan model pembelajaran serta metode
yang akan digunakan yaitu model pembelajaran group
investigation dengan metode mind mapping.
Kegiatan selanjutnya yaitu menjelaskan materi dengan
menggunakan metode mind mapping untuk mempermudah siswa
memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat belajar
siswa, kemudian menjelaskan langkah-langkah dalam model
pembelajaran group investigation. Setelah itu siswa diminta
membentuk 5 kelompok yang terdiri dari 4 siswa tiap kelompok
secara heterogen, masing-masing kelompok diminta untuk keluar
kelas guna mengamati dan mengumpulkan informasi tentang
masalah pengangguran dan kemiskinan yang terjadi di lingkungan
sekitar desa Dukuh, kemudian dari informasi tersebut setiap
53
kelompok diminta untuk mengklasifikasikan informasi berdasarkan
jenis masalahnya. Setelah itu setiap kelompok diminta untuk
menganalisis informasi tersebut dengan menghitung jumlah
masalah yang terjadi, kemudian menarik kesimpulan berdasarkan
dari hasil analisis tadi. Dari hasil kesimpulan tadi setiap kelompok
membuat laporan investigasi dengan menggunakan metode mind
mapping, kemudian setiap kelompok diminta untuk
mempresentasikan didepan kelas.
Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menarik
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah
dijelaskan. Yang terakhir guru mengadakan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Pertemuan kedua
Kegiatan yang dilakukan pada Pertemuan kedua yaitu
meliputi guru bertanya jawab tentang pembelajaran minggu lalu
yang membahas tentang pengangguran dan kemiskinan yang terjadi
di sekitar lingkungan desa Dukuh, kemudian guru menanyakan
“Apa yang terjadi apabila pengangguran dan kemiskinan secara
terus menerus?.” Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan
tentang materi yang akan dipelajari yaitu dampak pengangguran
dan kemiskinan di sekitar lingkungan desa Dukuh. Kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Siswa diminta membentuk kelompok yang dibagi secara
heterogen, 5 kelompok yang terdiri dari 4 siswa tiap kelompok,
masing-masing kelompok diminta untuk keluar kelas guna
mengamati dan mengumpulkan informasi tentang dampak masalah
pengangguran dan kemiskinan yang terjadi di lingkungan sekitar
desa Dukuh, kemudian dari informasi tersebut setiap kelompok
diminta untuk mengklasifikasikan informasi berdasarkan jenis
54
masalahnya. Setelah itu setiap kelompok diminta untuk
menganalisis informasi tersebut dengan menghitung jumlah
dampak dari masalah yang terjadi, kemudian menarik kesimpulan
berdasarkan dari hasil analisis tadi. Dari hasil kesimpulan tadi
setiap kelompok membuat laporan investigasi dengan
menggunakan metode mind mapping, kemudian setiap kelompok
diminta untuk mempresentasikan didepan kelas.
Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menarik
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah
dijelaskan. Yang terakhir guru mengadakan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.
4.2.2.2 Observasi Penelitian
Pada saat pelaksanaan proses pembelajaran siklus I
berlangsung ,dilaksanakan observasi dengan meminta bantuan
observer ( 3 teman) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal
sampai akhir dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah
disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi : implementasi RPP
dan aktifitas siswa. Item pernyataan pada lembar pengamatan
implementasi RPP sejumlah 36 item terdiri dari; perencanaan
pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen kelas , penggunaan
bahasa dan penilaian. Item pertanyaan pada lembar pengamatan
aktifitas siswa sejumlah 25 item terdiri dari pra pembelajaran,
kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan penutup.
Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan aktifitas siswa dapat
dilihat pada penjelasan berikut:
a. Pertemuan pertama
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP yaitu
pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan
55
baik, indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir
tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif.
Kemudian pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan
pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman, materi yang
disampaikan dikaitkan dengan realita yang terjadi di kehidupan,
memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat,
memberikan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas
diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu
dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian minat belajar dan
perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan baik, adanya umpan
balik terhadap pembelajaran. Pada kegiatan awal siswa sudah cukup
antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan
apersepsi. Pada kegiatan inti siswa sudah memperhatikan materi yang
dijelaskan, siswa cukup cepat dalam membentuk kelompok, siswa
udah cukup aktif dalam bertanya, siswa sudah cukup aktif dalam
kegiatan kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada
kegiatan penutup guru sudah cukup baik yaitu memberikan
kesempatan siswa menyampaiakan kesimpulan
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya dalam
penyampaian tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, masih terdapat
kelompok yang bingung dalam kegiatan investigasi dan membuat
mind mapping , kesimpulan belum sepenuhnya dilakukan bersama
siswa hanya beberapa siswa yang bersedia membuat kesimpulan,
penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi karena siswa kurang
leluasa dalam beraktifitas selama proses pembelajaran, dalam
pengelolaan waktu masih kurang optimal.
Dari kelemahan dalam proses pembelajaran pada
pertemuan pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu
mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan
observer (3 teman) dan guru kelas mengenai kelemahan-kelemahan
56
selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah
penyampaian tujuan pembelajaran jangan terlalu cepat, Guru harus
lebih jelas lagi dalam menyampaikan langkah-langkah model
pembelajaran dan metode yang digunakan, guru membuat kesimpulan
bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi,
pengelolaan waktu perlu ditingkatkan. Keaktifan siswa dalam
kelompok perlu ditingkatkan, agar minat belajar siswa tiap kelompok
dapat terlihat.
b. Pertemuan kedua
Berdasarkan hasil dari lembar pengamatan implementasi
RPP yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan
RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada
pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan menggambarkan
pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran telah
menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun
pemahaman, materi yang disampaikan dikaitkan dengan realita yang
terjadi di kehidupan, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan
pendapat, memberikan penguatan. Pada tahap manajemen kelas tata
tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan sudah dikondisikan
dengan cukup baik, waktu dikelola sudah cukup baik. Selanjutnya
pada penilaian minat belajar dan perkembangan aktifitas siswa
dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran.
Pada kegiatan awal siswa sudah cukup antusias menyimak tujuan
pembelajaran, kemudian juga siswa sudah menjawab pertanyaan
apersepsi. Pada kegiatan inti siswa cukup serius memperhatikan
materi yang dijelaskan, siswa dengan sudah mulai cepat membentuk
kelompok, siswa sudah aktif bertanya, siswa sudah aktif dalam
kegiatan kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada
kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan dengan bimbingan
guru.
57
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya
penyampaian tujuan pembelajaran terlalu cepat, siswa masih ada yang
masih bingung dalam kegiatan investigasi dan membuat mind
mapping , kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, penataan
tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum dikelola
dengan baik, dan refleksi kadang dilakukan oleh guru.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan
pertama, maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai
kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha
tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer (3 teman) dan
guru kelas mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran,
hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan
pembelajaran jangan terlalu cepat, guru harus lebih jelas lagi dalam
menyampaikan langkah-langkah model pembelajaran dan metode
yang digunakan, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan
tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu
ditingkatkan, juga keaktifan siswa dalam kelompok perlu
ditingkatkan. Lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada
pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran, ajak semua
siswa melakukan refleksi.
4.2.3 Refleksi
a. Pertemuan pertama
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan I
selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan
dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,
observer (3 teman), dan peneliti. Dalam diskusi ini berisi tentang upaya
meningkatkan minat belajar dalam pembelajaran IPS melalui model
pembelajaran group investigation dengan metode mind mapping bagi
guru kelas, observer (3 teman), dan siswa pada kelompoknya. Dari
diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model
pembelajaran group investigation dengan metode mind mapping didapat
58
dalam kegiatan pembelajaran telah menggambarkan pembelajaran siswa
aktif dan menghasilkan pengalaman terhadap siswa sekaligus dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada tiap kelompok, melatih siswa
untuk berfikir tingkat tinggi, pada strategi pembelajaran guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan
siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru
melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada
penilaian guru melakukan penilaian minat belajar IPS dan keaktifan pada
siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih
ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki yaitu penjelasan tentang
langkah kerja model group investigation masih terlalu cepat, mobilitas
guru ketika memberikan bimbingan pada setiap kelompok, penilaian
pada setiap kelompok, pengelolaan waktu yang cermat perlu
ditingkatkan, kesimpulan dan refleksi pada akhir pembelajaran masih
kurang dilakukan.
b. Pertemuan kedua
Hasil dari diskusi yang dilakukan guru kelas, observer (3 teman),
dan peneliti pada pertemuan II didapatkan bahwa guru kelas dengan
menerapkan model pembelajaran group investigation dengan metode
mind mapping dalam kegiatan pembelajarannya telah menggambarkan
pembelajaran siswa aktif dan menghasilkan pengalaman terhadap siswa
sekaligus dapat meningkatkan minat belajar siswa pada tiap kelompok,
melatih siswa untuk berfikir tingkat tinggi, pada strategi pembelajaran
guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan
kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas
guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada
penilaian guru melakukan penilaian minat belajar IPS dan keaktifan pada
siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih
ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki yaitu penjelasan tentang
langkah kerja model group investigation masih terlalu cepat, mobilitas
guru ketika memberikan bimbingan pada setiap kelompok, penilaian
59
pada setiap kelompok, pemberian pujian pada siswa, pengelolaan waktu
yang cermat perlu ditingkatkan, kesimpulan dan refleksi pada akhir
pembelajaran masih kurang dilakukan.
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian
diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses yang terdiri dari
penilaian minat GI, minat laporan mind mapping, yang dibuat tiap
kelompok yaitu pada siklus I ini jumlah siswa yang masuk dalam kriteria
minat belajar tinggi sebanyak 4 siswa (20%), 12 siswa (60%) masuk
dalam kriteria minat belajar sedang ,sedangkan siswa yang masuk dalam
kriteria kriteria minat belajar sedang rendah sebanyak 4 siswa (20%).
Berikut ini tabel distribusi minat belajar IPS pada siklus I:
Tabel 4.2
Distribusi Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 pada Siklus I
Skor Kriteria Minat
Proses Pembelajaran
Siklus I
Frekuensi %
75 - 100 Tinggi 4 20
50 - 74 Sedang 12 60
25 - 49 Rendah 4 20
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.2 tersebut nampak bahwa tingkat minat belajar siswa
masih belum terlalu terlihat dikarenakan pada siklus ini siswa yang
masuk dalam kiteria minat belajar tinggi hanya sebanyak 4 siswa (20%),
minat belajar sedang 12 siswa (60%), sedangkan siswa yang masuk
dalam kriteria minat belajar rendah sebanyak 4 siswa (20%).
Dari tabel di atas dapat digambarkan menggunakan diagram batang
sebagai berikut :
60
Gambar 4.2 Diagram Batang Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 Siklus I
Dari gambar diagram batang tersebut dapat dilihat bahwa siswa
yang masuk dalam kriteria minat belajar tinggi adalah 20%, minat belajar
sedang 60%, dan 20% masuk kriteria minat belajar rendah. Walaupun
persentase ini sudah cukup besar namun belum memenuhi ketuntasan
kriteria minat belajar yang ingin dicapai sebesar 100% dari seluruh siswa
sehingga perlu dilakukan tindakan siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada
siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada
proses pembelajaran siklus I untuk ditingkatkan pada siklus II adalah
sebagai berikut:
A. Kelebihan
1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada
pengembangan berpikir tingkat tinggi seperti menginvestigasikan
masalah dengan cara mengumpulkan informasi,
mengklasifikasikan informasi, menganalisis informasi, kemudian
membuat kesimpulan yang kemudian dituangkan dalam laporan
mind mapping.
2. Pada saat kegiatan awal guru menyampaikan apersepsi dan tujuan
pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman sendiri,
memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat,
ada kesimpulan dan penguatan.
0
2
4
6
8
10
12
Minat Tinggi Minat Sedang Minat Rendah
20%
60%
20%
Minat Tinggi Minat Sedang Minat Rendah
61
3. Perkembangan minat belajar siswa dipantau dengan baik, umpan
balik diberikan terhadap minat belajar siswa, penghargaan
terhadap siswa berupa pujian.
4. Siswa telah siap dengan pembelajaran, siswa telah menempati
tempat duduknya.
5. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran, siswa menjawab
pertanyaan apersepsi.
6. Siswa melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan baik.
7. Siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, siswa
aktif bertanya dan menjawab.
8. Siswa melakukan refleksi bersama guru.
B. Kelemahan
1. Penyampaian tujuan pembelajaran masih terlalu cepat, pengaturan
tempat duduk yang tidak teratur berakibat pada siswa yang kurang
mendapat pelayanan/bimbingan guru, pada saat membuat
kesimpulan guru kurang melibatkan siswa.
2. Refleksi masih kurang dilakukan pada saat proses pembelajaran
3. Penjelasan tentang langkah-langkah model pembelajaran masih
kurang jelas.
4. Pengelolaan waktu kurang diperhatikan.
5. Siswa masih kurang dilibatkan aktif dalam proses pembelajaran
sehingga pembelajaran kurang berjalan sesuai harapan.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dengan KD 2.4 mengenal permasalahan
sosial di daerahnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian
sebagai berikut:
4.3.1 Perencanaan
a. Pertemuan pertama
Berdasarkan informasi yang diperoleh pada tahap observasi, maka
dilakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran
62
yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dibuat mengenai KD 2.4 mengenal permasalahan sosial di daerahnya,
dengan indikator menginvestigasikan masalah pencemaran lingkungan di
lingkungan setempat, kemudian menentukan tujuan sesuai indikator yang
akan dicapai (disajikan dalam lampiran 2), media yang digunakan dalam
pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran tentang pencemaran
lingkunga, buku paket IPS BSE kelas 4, kertas HVS, alat tulis, pensil
warna/spidol, kapur tulis warna-warni, lingkungan sekitar desa Dukuh,
dan selain itu juga perangkat instrumen penilaian proses yang meliputi
rubrik penilaian minat belajar (disajikan dalam lampiran 2), dan lembar
observasi pelaksanaan RPP (disajikan dalam lampiran 7).
b. Pertemuan kedua
Berdasarkan informasi yang diperoleh pada tahap observasi, maka
dilakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran
yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dibuat mengenai KD 2.4 mengenal permasalahan sosial di daerahnya,
dengan indikator menginvestigasikan dampak masalah pencemaran
lingkungan di lingkungan setempat, kemudian menentukan tujuan sesuai
indikator yang akan dicapai (disajikan dalam lampiran 2), media yang
digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran
tentang masalah sosial, buku paket IPS BSE kelas 4, kertas HVS, alat
tulis, pensil warna/spidol, kapur tulis warna-warni, lingkungan sekitar
desa Dukuh, dan selain itu juga perangkat instrumen penilaian proses
yang meliputi rubrik penilaian minat belajar (disajikan dalam lampiran
2), dan lembar observasi pelaksanaan RPP (disajikan dalam lampiran 7).
63
4.3.2 Implementasi Tindakan dan Observasi
4.3.2.1 Implementasi Tindakan
a. Pertemuan pertama
Untuk mengawali pembelajaran pada pertemuan I yang dilakukan
oleh guru adalah mengucapkan salam, mengkondisikan siswa,
mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan bertanya jawab
dengan siswa „„‟Pernahkah kalian melihat sungai yang banyak terdapat
sampah?apa yang akan terjadi bila hal tersebut terjadi terus menerus?‟‟,
kemudian bertanya jawab tentang tujuan pembelajaran yaitu pencemaran
lingkungan yang terjadi di lingkungan desa Dukuh. Selanjutnya guru
menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model
pembelajaran group investigation dengan metode mind mapping.
Kegiatan selanjutnya yaitu menjelaskan materi dengan
menggunakan metode mind mapping untuk mempermudah siswa
memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat belajar siswa,
kemudian menjelaskan langkah-langkah dalam model pembelajaran
group investigation. Setelah itu siswa diminta membentuk 5 kelompok
yang terdiri dari 4 siswa tiap kelompok secara heterogen, masing-masing
kelompok diminta untuk keluar kelas guna mengamati dan
mengumpulkan informasi tentang masalah pencemaran lingkunga yang
terjadi di lingkungan sekitar desa Dukuh, kemudian dari informasi
tersebut setiap kelompok diminta untuk mengklasifikasikan informasi
berdasarkan jenis pencemarannya. Setelah itu setiap kelompok diminta
untuk menganalisis informasi tersebut dengan menyebutkan sekaligus
menjelaskan masalah pencemaran lingkungan yang terjadi, kemudian
menarik kesimpulan berdasarkan dari hasil analisis tadi. Dari hasil
kesimpulan tadi setiap kelompok membuat laporan investigasi dengan
menggunakan metode mind mapping, kemudian setiap kelompok diminta
untuk mempresentasikan didepan kelas.
Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan
64
kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari
materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Pertemuan kedua
Pada siklus II kegiatan yang dilakukan pada Pertemuan kedua
meliputi guru bertanya jawab tentang pembelajaran minggu lalu yang
membahas tentang pencemaran lingkungan yang terjadi di sekitar
lingkungan desa Dukuh, kemudian guru menanyakan “Apa dampak yang
ditimbulkan apabila pencemaran lingkungan terjadi terus menerus?.”
Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan tentang materi yang
akan dipelajari yaitu dampak pengangguran dan kemiskinan di sekitar
lingkungan desa Dukuh. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
Siswa diminta membentuk kelompok yang dibagi secara heterogen,
yang terdiri 5 kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 orang,
masing-masing kelompok diminta untuk keluar kelas guna mengamati
dan mengumpulkan informasi tentang dampak masing-masing jenis
pencemaran lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar desa Dukuh,
kemudian dari informasi tersebut setiap kelompok diminta untuk
mengklasifikasikan informasi berdasarkan dampak dari jenis
pencemarannya. Setelah itu setiap kelompok diminta untuk menganalisis
informasi tersebut dengan menjelaskan dampak pencemaran lingkungan,
kemudian menarik kesimpulan berdasarkan dari hasil analisis tadi. Dari
hasil kesimpulan tadi setiap kelompok membuat laporan investigasi
dengan menggunakan metode mind mapping, kemudian setiap kelompok
diminta untuk mempresentasikan didepan kelas.
Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari
materi yang telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan
65
4.3.2.2 Observasi Penelitian
Pada saat pelaksanaan proses pembelajaran siklus II
berlangsung ,dilaksanakan observasi dengan meminta bantuan observer (3
teman) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir
dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan . lembar
pengmatan tersebut meliputi : implementasi RPP dan aktifitas siswa. Item
pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 36 item
terdiri dari; perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen
kelas , penggunaan bahasa dan penilaian. Item pertanyaan pada lembar
pengamatan aktifitas siswa sejumlah 25 item terdiri dari pra pembelajaran,
kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan penutup.
Adapun hasil pengamatan implementasi RPP dan aktifitas siswa dapat
dilihat pada penjelasan berikut:
a. Pertemuan pertama
Berdasarkan hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP yaitu
pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik,
indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat
tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian
pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran,
membantu siswa membangun pemahaman, materi yang disampaikan
dikaitkan dengan realita yang terjadi di kehidupan, memberikan
kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan.
Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan
dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada
penilaian minat belajar dan perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan
baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran. Pada kegiatan awal
siswa cukup antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab
pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa sudah cukup serius
memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa dengan cepat membentuk
kelompok, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok,
66
siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa
memberikan kesimpulan dengan bimbingan guru.
Selanjutnya yang menjadi kelemahan diantaranya masih terdapat
beberapa kelompok yang bingung dalam kegiatan investigasi dan membuat
mind mapping , kesimpulan masih belum dilakukan bersama siswa,
penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum
sempurna.
Dari kelemahan yang terdapat dalam pembelajaran pada pertemuan
pertama, maka pada pertemuan selanjutnya diperlukan adanya solusi
untuk mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi dengan
observer (3 teman) dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama
pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah guru harus lebih
jelas lagi dalam menyampaikan langkah-langkah model pembelajaran
dan metode yang digunakan, berikan kesimpulan bersama-sama siswa,
penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu
ditingkatkan. Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan agar
minat belajar kelompok tersebut dapat terlihat.
b. Pertemuan kedua
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP yaitu pada
perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik,
indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat
tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian
pada strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran,
membantu siswa membangun pemahaman, materi yang disampaikan
dikaitkan dengan realita yang terjadi di kehidupan, memberikan
kesempatan siswa mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan.
Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan
dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada
penilaian minat belajar dan perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan
baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran. Pada kegiatan awal
67
siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa menjawab
pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan
materi yang dijelaskan, siswa dengan cepat membentuk kelompok, siswa
aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok, siswa berani
mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan
kesimpulan dengan bimbingan guru.
Selanjutnya yang menjadi kelemahan diantaranya kesimpulan
belum dilakukan bersama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi
lagi, pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa
masih kurang .
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama,
maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan
tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut
diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer (3 teman) dan guru
mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi
tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran jangan
terlalu cepat, Guru harus lebih jelas lagi dalam menyampaikan langkah-
langkah model pembelajaran dan metode yang digunakan, berikan
kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi
lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa
yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam
kelompok perlu ditingkatkan. Lakukan tanya jawab untuk mengarahkan
siswa pada pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran,
ajak semua siswa melakukan refleksi.
4.3.3 Refleksi
a. Pertemuan Pertemuan
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan I
selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan
dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,
observer (3 teman), dan peneliti. Dalam diskusi ini berisi tentang upaya
meningkatkan minat belajar dalam pembelajaran IPS melalui model
68
pembelajaran group investigation dengan metode mind mapping bagi
guru kelas dan siswa pada kelompoknya. Dari diskusi ini didapatkan
bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran group
investigation dengan metode mind mapping didapat dalam kegiatan
pembelajaran telah menggambarkan pembelajaran siswa aktif dan
menghasilkan pengalaman terhadap siswa sekaligus dapat meningkatkan
minat belajar siswa pada tiap kelompok, melatih siswa untuk berfikir
tingkat tinggi, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan
pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas,
mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian
minat belajar IPS dan keaktifan pada siswa, memberikan umpan balik,.
Namun masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki yaitu
penjelasan tentang langkah kerja model group investigation agar lebih
diperjelas, mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada setiap
kelompok, pengelolaan waktu yang cermat perlu ditingkatkan,
kesimpulan dan refleksi pada akhir pembelajaran masih kurang
dilakukan.
b. Pertemuan kedua
Hasil dari diskusi yang dilakukan guru kelas, observer (3 teman),
dan peneliti pada pertemuan II didapatkan bahwa guru kelas dengan
menerapkan model pembelajaran group investigation dengan metode
mind mapping dalam kegiatan pembelajarannya telah menggambarkan
pembelajaran siswa aktif dan menghasilkan pengalaman terhadap siswa
sekaligus dapat meningkatkan minat belajar siswa pada tiap kelompok,
melatih siswa untuk berfikir tingkat tinggi, pada strategi pembelajaran
guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan
kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas
guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada
penilaian guru melakukan penilaian minat belajar IPS dan keaktifan pada
siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih
69
ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki yaitu penjelasan tentang
langkah kerja model group investigation masih terlalu cepat, mobilitas
guru ketika memberikan bimbingan pada setiap kelompok, pemberian
pujian pada siswa, pengelolaan waktu yang cermat perlu ditingkatkan,
kesimpulan dan refleksi pada akhir pembelajaran masih kurang
dilakukan.
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
pada siklus II ini kemudian diambil data secara kuantitatif melalui
penilaian proses yang terdiri dari penilaian minat GI, minat laporan mind
mapping yang dibuat tiap kelompok yaitu pada siklus II ini jumlah siswa
yang masuk dalam kriteria minat belajar tinggi sebanyak 8 siswa (40%)
dan 12 siswa (60%) masuk dalam kriteria minat belajar sedang, dari hasil
tersebut dapat dilihat adanya peningkatan minat belajar yang cukup
memuaskan lebih dari setengah dari jumlah siswa sudah mempunyai
minat belajar yang tinggi. Berikut ini tabel distribusi minat belajar IPS
pada siklus I.
Tabel 4.3
Distribusi Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 pada Siklus II
Skor Kriteria Minat
Proses Pembelajaran
Siklus II
Frekuensi %
75 - 100 Tinggi 12 60
50 - 74 Sedang 8 40
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.3 distribusi pada siklus II tersebut tingkat minat belajar
siswa meningkat menjadi siswa yang masuk dalam kiteria minat belajar
tinggi sebanyak 12 siswa (60%), minat belajar sedang sebanyak 8 siswa
(40%). Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa yang masuk dalam kriteria
minat belajar rendah sudah tidak ada lagi. Berarti terdapat kenaikan
pada kriteria minat belajar tinggi sebanyak 40%. Dibandingkan pada
70
siklus I, pada siklus II ini sangat terlihat adanya kenaikan pada jumlah
siswa yang masuk kriteria minat belajar rendah, setelah diadakan adanya
perbaikan pada siklus ini 100% siswa masuk menjadi kriteria minat
belajar sedang. Pada siklus II ini sudah terjadi penurunan kriteria minat
belajar rendah, sehingga semakin banyak siswa yang minat belajarnya
mengalami peningkatan.
Dari tabel 4.3 dapat digambarkan menggunakan diagram batang
sebagai berikut :
Gambar 4.3 Diagram Batang Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 Siklus II
Dari gambar diagram batang tersebut dapat dilihat bahwa siswa
yang masuk dalam kriteria minat belajar tinggi adalah 40%, minat belajar
rendah 60%, dan 0% masuk kriteria tidak minat belajar sedang.
Walaupun persentase ini sudah cukup besar namun belum memenuhi
ketuntasan yang ingin dicapai sebesar 100% dari seluruh siswa sehingga
perlu dilakukan tindakan siklus III.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada
siklus II maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada
proses pembelajaran siklus II untuk ditingkatkan pada siklus III adalah
sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
Minat Tinggi Minat Sedang Minat Rendah
40%
60%
0
Minat Tinggi Minat Sedang Minat Rendah
71
A. Kelebihan
1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada
pengembangan berpikir tingkat tinggi seperti menginvestigasikan
masalah dengan cara mengumpulkan informasi, mengklasifikasikan
informasi, menganalisis informasi, kemudian membuat kesimpulan
yang kemudian dituangkan dalam laporan mind mapping.
2. Pada saat kegiatan awal guru menyampaikan apersepsi dan tujuan
pembelajaran, membantu siswa membangun pemahaman sendiri,
memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat,
ada kesimpulan dan penguatan.
3. Perkembangan minat belajar siswa dipantau dengan baik, umpan
balik diberikan terhadap minat belajar siswa, penghargaan terhadap
siswa berupa pujian.
4. Siswa telah siap dengan pembelajaran, siswa telah menempati
tempat duduknya.
5. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran, siswa menjawab
pertanyaan apersepsi.
6. Siswa melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan baik.
7. Siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, siswa aktif
bertanya dan menjawab.
8. Siswa melakukan refleksi bersama guru.
B. Kelemahan
1. Penyampaian tujuan pembelajaran masih terlalu cepat, pengaturan
tempat duduk yang masih kurang teratur berakibat pada siswa yang
kurang mendapat pelayanan/bimbingan guru, pada saat membuat
kesimpulan guru kurang melibatkan siswa.
2. Penyampaian langkah-langkah pembelajaran masih terlalu cepat.
3. Refleksi masih kurang dilakukan pada saat proses pembelajaran.
4. Pengelolaan waktu kurang diperhatikan.
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah
terjadi peningkatan minat belajar siswa melalui model pembelajaran group
72
investigation dengan metode mind mapping pada mata pelajaran IPS dengan
kompetensi mengenal permasalahan sosial di daerahnya bagi siswa kelas 4 SD N
Dukuh 03 pada semester 2 tahun ajaran 2012-2013. Keberhasilan tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.4 ini :
Tabel 4.4
Perbandingan Minat Belajar IPS Siklus I, Siklus II
Kriteria Minat Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi %
Tinggi 4 20 12 60
Sedang 12 60 8 40
Rendah 4 20 0 0
Jumlah 20 100 20 100
Sumber : Data Primer
Dari tabel distribusi minat belajar IPS pada siklus I siswa yang menempati
kriteria minat belajar tinggi terdapat 4 orang siswa atau 20%, sedangkan yang
masuk kriteria minat belajar sedang yaitu 12 orang siswa atau 60 %. Sedangkan
pada siklus II siswa yang masuk kriteria minat belajar tinggi menjadi 12 siswa
atau 60%, yang masuk kriteria minat belajar sedang ada 8 siswa atau 40%,
kemudian untuk kriteria minat belajar rendah sudah tidak ada lagi atau mengalami
peningkatan sebesar 100%. Dari hasil ini berarti minat siswa terdapat peningkatan
dari siklus I ke siklus II yaitu siswa yang dikriteriakan minat belajar rendah sudah
tidak ada lagi, dan siswa yang kriteria minat belajar sedang mengalami
peningkatan, sedangkan siswa yang tergolong minat belajar tinggi mengalami
peningkatan sebesar 40% . Jadi pada siklus I dan II terdapat peningkatan pada
kriteria minat belajar tinggi, minat belajar sedang dan minat belajar rendah.
Berikut disajikan diagram perbandingan antara siklus I dan siklus II
73
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Minat Belajar IPS Siklus I dan Siklus II
4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
Pelaksanaan siklus III dengan KD 2.4 mengenal permasalahan sosial
di daerahnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai
berikut:
4.4.1 Perencanaan
a. Pertemuan pertama
Berdasarkan informasi yang diperoleh selama proses observasi,
maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi
pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu
digunakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan
perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang dibuat mengenai KD 2.4 mengenal permasalahan sosial di
daerahnya, dengan indikator menginvestigasikan masalah perilaku tidak
disiplin di sekolah, kemudian menentukan tujuan sesuai indikator yang
akan dicapai (disajikan dalam lampiran 1), media yang digunakan
dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran tentang masalah
sosial, buku paket IPS BSE kelas 4, kertas HVS, alat tulis, pensil
warna/spidol, kapur tulis warna-warni, lingkungan sekitar desa Dukuh,
dan selain itu juga perangkat instrumen penilaian proses yang meliputi
rubrik penilaian minat belajar (disajikan dalam lampiran 3), dan lembar
observasi pelaksanaan RPP (disajikan dalam lampiran 7).
0
2
4
6
8
10
12
Minat Tinggi MinatSedang
MinatRendah
20%
60%
20%
60%
40%
0%
Siklus I Siklus II
74
b. Pertemuan kedua
Berdasarkan informasi yang diperoleh pada tahap observasi,
maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi
pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu
digunakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan
perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang dibuat mengenai KD 2.4 mengenal permasalahan sosial di
daerahnya, dengan indikator menginvestigasikan upaya mengatasi
perilakutidak disiplin di sekolah, kemudian menentukan tujuan sesuai
indikator yang akan dicapai (disajikan dalam lampiran 3), media yang
digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran
tentang masalah sosial, buku paket IPS BSE kelas 4, kertas HVS, alat
tulis, pensil warna/spidol, kapur tulis warna-warni, lingkungan sekitar
desa Dukuh, dan selain itu juga perangkat instrumen penilaian proses
yang meliputi rubrik penilaian minat belajar (disajikan dalam lampiran
3), dan lembar observasi pelaksanaan RPP (disajikan dalam lampiran 7).
4.4.2 Implementasi Tindakan dan Observasi
4.4.2.1 Implementasi Tindakan
a. Pertemuan pertama
Untuk mengawali pembelajaran pada siklus III pertemuan I guru
pertama-tama mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mengabsen
kelas dan melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa „„Siapa
yang pernah melihat ada anak sekolah membolos?, kemudian bertanya
jawab tentang tujuan pembelajaran yaitu perilaku tidak disiplin di sekolah
SD N Dukuh 03. Selanjutnya guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan yaitu model pembelajaran group investigation dengan
metode mind mapping.
Kegiatan selanjutnya yaitu menjelaskan materi dengan menggunakan
metode mind mapping untuk mempermudah siswa memahami materi dan
sekaligus untuk menarik minat belajar siswa, kemudian menjelaskan
langkah-langkah dalam model pembelajaran group investigation. Setelah itu
75
siswa diminta membentuk 5 kelompok yang terdiri dari 4 siswa tiap
kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok diminta untuk keluar
kelas guna mengamati dan mengumpulkan informasi tentang perilaku tidak
disiplin di sekolah SD N Dukuh 03, kemudian dari informasi tersebut setiap
kelompok diminta untuk mengklasifikasikan informasi berdasarkan
penyebabnya. Setelah itu setiap kelompok diminta untuk menganalisis
informasi tersebut dengan menyebutkan sekaligus menjelaskan perilaku
tidak disiplin di sekolah SD N Dukuh 03, kemudian menarik kesimpulan
berdasarkan dari hasil analisis tadi. Dari hasil kesimpulan tadi setiap
kelompok membuat laporan investigasi dengan menggunakan metode mind
mapping, kemudian setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan
didepan kelas.
Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang
telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan.
b. Pertemuan kedua
Kegiatan pada Pertemuan kedua meliputi guru bertanya jawab tentang
pembelajaran minggu lalu yang membahas tentang pengangguran dan
kemiskinan yang terjadi di sekitar lingkungan desa Dukuh, kemudian guru
menanyakan “Apa yang dilakukan guru apabila ada siswa yang telat
berngkat sekolah?.” Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan
tentang materi yang akan dipelajari yaitu upaya mengatasi perilaku tidak
disiplin di sekolah SD N Dukuh 03. Kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Siswa diminta membentuk kelompok yang dibagi secara heterogen, 5
kelompok yang terdiri dari 4 siswa tiap kelompok, masing-masing
kelompok diminta untuk keluar kelas guna mengamati dan mengumpulkan
informasi tentang dampak masing-masing jenis pencemaran lingkungan
yang terjadi di lingkungan sekitar desa Dukuh, kemudian dari informasi
76
tersebut setiap kelompok diminta untuk mengklasifikasikan informasi upaya
mengatasi perilaku tidak disiplin di sekolah SD N Dukuh 03 berdasarkan
jenisnya . Setelah itu setiap kelompok diminta untuk menganalisis informasi
tersebut dengan menjelaskan dampak dari masalah yang terjadi, kemudian
menarik kesimpulan berdasarkan dari hasil analisis tadi. Dari hasil
kesimpulan tadi setiap kelompok membuat laporan investigasi dengan
menggunakan metode mind mapping, kemudian setiap kelompok diminta
untuk mempresentasikan didepan kelas.
Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang
telah dipelajari. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan.
4.4.2.2 Observasi Penelitian
Pada saat pelaksanaan proses pembelajaran siklus III berlangsung
,dilaksanakan observasi dengan meminta bantuan observer (3 teman) untuk
mengamati jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir dengan cara
mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan . lembar pengamatan
tersebut meliputi : implementasi RPP dan aktifitas siswa. Item pernyataan
pada lembar pengamatan implementasi RPP sejumlah 36 item terdiri dari;
perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran, manajemen kelas ,
penggunaan bahasa dan penilaian. Item pertanyaan pada lembar pengamatan
aktifitas siswa sejumlah 25 item terdiri dari pra pembelajaran, kegiatan awal
pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Adapun hasil
pengamatan implementasi RPP dan aktifitas siswa dapat dilihat pada
penjelasan berikut:
a. Pertemuan pertama
Berdasarkan hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP yaitu
pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik,
indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat
tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada
77
strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu
siswa membangun pemahaman, materi yang disampaikan dikaitkan dengan
realita yang terjadi di kehidupan, memberikan kesempatan siswa
mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan. Pada manajemen kelas
tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik,
waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian minat belajar dan
perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik
terhadap pembelajaran. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa pada
pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima
pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan
pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti
siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa dengan cepat
membentuk kelompok, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan
kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup
siswa memberikan kesimpulan dengan bimbingan guru.
Hampir keseluruhan dari kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
pertemuan sebelumnya sudah diatasi dengan baik, namun untuk pengelolaan
waktu masih dirasa kurang optimal.
Dari kelemahan tersebut pada pertemuan pertama, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu adanya solusi untu mengatasi berbagai
kelemahan tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut
diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer (3 teman) dan guru
mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut
diantaranya adalah pengelolaan waktu yang harus diperhatikan dan dikelola
dengan baik karena mengingat waktu yang sedikit yaitu hanya 2 jam
pelajaran.
b. Pertemuan kedua
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP yaitu pada
perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik,
indikator pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat
tinggi, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada
78
strategi pembelajaran telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu
siswa membangun pemahaman, materi yang disampaikan dikaitkan dengan
realita yang terjadi di kehidupan, memberikan kesempatan siswa
mengungkapkan pendapat, memberikan penguatan. Pada manajemen kelas
tata tertib kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik,
waktu dikelola dengan baik. Selanjutnya pada penilaian minat belajar dan
perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik
terhadap pembelajaran. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa pada
pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima
pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan
pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti
siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa dengan cepat
membentuk kelompok, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan
kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup
siswa memberikan kesimpulan dengan bimbingan guru.
Sama halnya yang disampaikan pada pertemuan pertama, namun
pada pertemuan kedua ini pengelolaan waktu yang dilakukan guru sudah
lebih baik dibandingkan pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama,
maka pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan
tersebut untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut
diantaranya peneliti berdiskusi dengan observer (3 teman) dan guru
mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut
diantaranya adalah lebih meningkatkan lagi kinerja dari guru dan siswa,
sehingga proses pembelajaran dapat tercapai sesuai tujuan yang ingin
dicapai, selain itu juga dapat melihat minat belajar dari siswa.
4.4.3 Refleksi
a. Pertemuan pertama
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan I
selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan
dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas, observer
79
(3 teman), dan peneliti. Dalam diskusi ini berisi tentang upaya
meningkatkan minat belajar dalam pembelajaran IPS melalui model
pembelajaran group investigation dengan metode mind mapping bagi guru
kelas, observer (3 teman), dan siswa pada kelompoknya. Dari diskusi ini
didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran
group investigation dengan metode mind mapping didapat dalam kegiatan
pembelajaran telah menggambarkan pembelajaran siswa aktif dan
menghasilkan pengalaman terhadap siswa sekaligus dapat meningkatkan
minat belajar siswa pada tiap kelompok, melatih siswa untuk berfikir tingkat
tinggi, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya,
pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola
waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian minat belajar
IPS dan keaktifan pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan
pujian.
b. Pertemuan kedua
Hasil dari diskusi yang dilakukan guru kelas, observer (3 teman), dan
peneliti pada pertemuan II didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan
model pembelajaran group investigation dengan metode mind mapping
dalam kegiatan pembelajarannya telah menggambarkan pembelajaran siswa
aktif dan menghasilkan pengalaman terhadap siswa sekaligus dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada tiap kelompok, melatih siswa untuk
berfikir tingkat tinggi, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa
mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan
tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru
melakukan penilaian minat belajar IPS dan keaktifan pada siswa,
memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun masih ada
kekurangan guru yang perlu diperbaiki yaitu penjelasan tentang langkah
kerja model group investigation masih terlalu cepat, mobilitas guru ketika
memberikan bimbingan pada setiap kelompok, penilaian pada setiap
80
kelompok, pemberian pujian pada siswa, pengelolaan waktu yang cermat
perlu ditingkatkan, kesimpulan dan refleksi pada akhir pembelajaran masih
kurang dilakukan.
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus III kemudian
diambil data secara kuantitatif melalui penilaian proses yang terdiri dari
penilaian minat GI dan minat laporan mind mapping yang dibuat tiap
kelompok yaitu pada siklus II ini jumlah siswa yang masuk dalam kriteria
minat belajar tinggi yaitu sebanyak 20 siswa (100%), dari hasil tersebut
dapat dilihat adanya peningkatan minat belajar yang cukup memuaskan
yaitu seluruh siswa sudah mempunyai minat belajar yang tinggi dan
persentase ini sudah memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan.
A. Kelebihan
1. Tersedia RPP, indikator pembelajaran mengarah pada
pengembangan berpikir tingkat tinggi seperti
menginvestigasikan masalah dengan cara mengumpulkan
informasi, mengklasifikasikan informasi, menganalisis
informasi, kemudian membuat kesimpulan yang kemudian
dituangkan dalam laporan mind mapping.
2. Pada saat kegiatan awal guru menyampaikan apersepsi dan
tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun
pemahaman sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk
mengungkapkan pendapat, ada kesimpulan dan penguatan.
3. Perkembangan minat belajar siswa dipantau dengan baik,
umpan balik diberikan terhadap minat belajar siswa,
penghargaan terhadap siswa berupa pujian.
4. Siswa telah siap dengan pembelajaran, siswa telah menempati
tempat duduknya.
5. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran, siswa menjawab
pertanyaan apersepsi.
6. Siswa melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan
baik.
81
7. Siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, siswa
aktif bertanya dan menjawab.
8. Siswa melakukan refleksi bersama guru.
B. Kelemahan
1. Pengelolaan waktu yang masih dirasa kurang optimal.
4.5 Hasil Penelitian
Setelah dilakukan tindakan dapat diperoleh hasil telah terjadi peningkatan
terhadap minat belajar siswa melalui model pembelajaran Group Investigation
dengan metode Mind Mapping pada mata pelajaran IPS dengan kompentensi
mengenal permasalahan sosial di daerahnya bagi siswa kelas 4 SD N Dukuh 03
pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.5
Perbandingan Minat Belajar IPS Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Kriteria
Minat
Siklus I Siklus II Siklus III
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Tinggi 4 20 12 60 20 100
Sedang 12 20 8 40 0 0
Rendah 4 60 0 0 0 0
Jumlah 20 100 20 100 20 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.5 nampak terlihat bahwa pada siklus I,II dan III
tersebut yang menduduki kriteria minat belajar tinggi pada siklus I yaitu 4 orang
siswa atau 20%, siklus II yaitu 12 siswa atau 60%, dan pada siklus III ini 20 siswa
atau 100% siswa dikatakan menduduki tingkat minat belajar tinggi atau semua
siswa dapat dikatakan minat belajar sedang dalam pembelajaran. Disini terdapat
kenaikan antara siklus I,II dan siklus III atau terdapat kenaikan dari siklus I ke
siklus II yaitu 40%, sedangkan siklus II ke siklus III mengalami kenaikan 40%.
Sedangkan pada rentang minat belajar sedang dari siklus I yang semula 4
siswa atau 20% menjadi 8 siswa atau 40% dari hasil sini berati siswa secara
82
langsung mengalami peningkatan minat belajar, kemudian dari siklus II ke siklus
III dari 8 orang siswa atau 40% siswa selanjutnya pada siklus III tidak ada yang
menduduki kriteria minat belajar sedang jadi dengan hasil ini mengalami kenaikan
60%.
Selanjutnya pada kriteria minat belajar rendah ini pada siklus I terdapat 4
orang siswa atau 20%, dan pada siklus II dan siklus III tidak ada siswa yang
menduduki kriteria minat belajar rendah atau mengalami kenaikan 40%. Berarti
disini siswa mengalami peningkatan minat belajar dari siklus I,II dan siklus III.
Sehingga dapat dikatakan bawa siswa menduduki kriteria diatas atau minat belajar
tinggi dan dikatakan bahwa penilitian yang dilakukan dapat meningkatkan minat
belajar dalam proses pembelajaran.
Berikut disajikan diagram perbandingan antara siklus I, II, dan III
Gambar 4.5 Diagram Batang Perbandingan Minat Belajar IPS
Siklus I,Siklus II, dan Siklus III
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
4.6.1 Pembahasan Siklus I
Fokus perbaikan pada penelitian ini adalah peningkatan minat belajar
siswa melalui model pembelajaran group investigation dengan metode mind
mapping . (Setiawan, 2006:9) Model pembelajaran GI mendorong siswa untuk
belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir
tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri secara penyelesaiannya.
0
5
10
15
20
Siklus I Siklus II Siklus III
20%
60%
100%
60%
40%
0%
20%
0% 0%
Minat Tinggi Minat Sedang Minat Rendah
83
Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan
keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar
mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama (http://discussion-
lecture.blogspot.com/2012/09/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran.html (Ujang
Nurdin, diunduh 18 Mei 2013)
Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan proses pembelajaran di kelas 4 SD
N Dukuh 03 kecamatan Sidomukti kota Salatiga nampak bahwa terdapat
peningkatan minat belajar siswa setelah diadakan tindakan pembelajaran dengan
model pembelajaran group investigation dengan metode mind mapping. Pada
tindakan penelitian siklus I persentase siswa yang minat belajar tinggi hanya 20%
persentase ini sudah cukup besar namun belum memenuhi kriteria 100% atau
dikatakan bahwa siswa minat belajar tinggi, dengan demikian perlu diadakan
tindakan pada siklus II.
Perolehan skor belajar pada siklus I ini masih belum optimal, beberapa
kekurangan dalam penelitian tindakan siklus I ini antara lain dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang
mengerti apa yang harus dia pahami ketika pembelajaran, selain itu pemberian
kesimpulan pada ahir pembelajaran perlu dilakukan bersama-sama siswa, perlu
dilakukan penataan tempat duduk agar ketika pembelajaran siswa dapat terlayani
semua dan tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran, dalam manajemen
waktu pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga pembelajaran belangsung efektif
dan efisien. Semua siswa hendaknya mempunyai minat yang tinggi dalam
pembelajaran sehingga siswa memperoleh manfaat pembelajaran melalui model
pembelajaran group investigation dengan metode mind mapping ini.
4.6.2 Pembahasan Siklus II
Perbaikan minat belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya
peningkatan baik peran guru, persentase pembelajaran maupun persentase
ketuntasan belajar. Namun demikian minat belajar yang dimiliki siswa belum
maksimal. Dari kegiatan refleksi teridentifikasi bahwa dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, selain itu pemberian kesimpulan pada ahir
pembelajaran sudah dilakukan bersama-sama dengan siswa namun kurang
84
maksimal, penataan tempat duduk sudah cukup optimal, kemudian kurang
tepatnya manajemen waktu pembelajaran.
Selanjutnya pada siklus II penelitian perbaikan minat belajar siswa
difokuskan pada kekurangan di siklus I. Selama proses pembelajaran, siswa
tampak lebih mempunyai minat dalam belajar. Pada penelitian siklus II minat
belajar tinggi yang semula adalah 20% meningkat menjadi 60%. Meskipun belum
dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai 60%
karena siswa sudah menduduki kriteria minat belajar tinggi.
Sampai pada perbaikan hasil belajar siklus II, masih ditemukan adanya
beberapa siswa dalam satu kelas yang belum mencapai kriteria minat belajar
tinggi. Hal ini bukan dikarenakan kemampuan siswa yang kurang dalam
pembelajaran akan tetapi karena kurang adanya minat belajar dan aktivitas pada
siswa ketika diskusi bersama dibanding dengan siswa yang lain sehingga
mempengaruhi skor penilaian minat belajar, maka diperlukan adanya siklus III
untuk meningkatkan minat belajar.
4.6.3 Pembahasan Siklus III
Perbaikan minat belajar siswa pada siklus III ini menunjukkan adanya
peningkatan yang sangat baik sekali baik peran guru, persentase pembelajaran
maupun persentase minat belajar siswa. Dan minat belajar pada siklus III ini bisa
dikatakan minat belajar siswa sudah maksimal dilihat dari kegiatan refleksi
teridentifikasi bahwa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran guru sebelumnya
terlalu cepat kini guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik dan
menumbuhkan rasa ingin tau siswa, kemudian pemeberian penjelasan tentang
langkah pembelajaran sudah dapat dimengerti siswa, selain itu pemberian
kesimpulan pada akhir pembelajran sudah dapat berjalan dengan baik baik siswa
yang menyimpulkan materi sendiri dan di perkuat atau lebih terdapat penekanan
mataeri dari guru, selain itu siswa sudah dapat menempati tempat duduk dengan
baik dan dapat mengkodisikan kelas dengan tertib. Berarti dari disini dapat
dikatakan bahwa siswa sudah memiliki minat belajar dalam pembelajaran.
Selanjutnya pada siklus III penelitian perbaikan minat belajar siswa
difokuskan pada kekurangan di siklus I dan siklus II. Selama proses pembelajaran,
85
siswa tampak lebih memiliki minat belajar yang sangat baik. Pada penelitian
siklus I minat belajar siswa yang semula pada siklus I adalah 20% meningkat
menjadi 60%. Dan pada siklus II minat belajar siswa bisa dikatakan sangat
meningkat yaitu dari semula yang di siklus II minat belajar 60% siswa menduduki
kriteria minat belajar sedang berubah menjadi minat belajar tinggi atau 20 siswa
menduduki minat belajar tinggi dan disini kenaikan dari siklus II ke siklus III
meningkat menjadi 100%. Berarti dapat dikatakan disini bahwa semua siswa kelas
4 SD N Dukuh 03 pada siklus III ini menduduki kriteria minat belajar tinggi dari
hasil ini penelitian yang dilakukan dapat dikatakan berhasil karena seluruh siswa
berada pada kriteria minat belajar tinggi dengan tingkat ketuntasan belajar 100%.
4.6.4 Pembahasan Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pada kondisi awal (pra siklus) sebelum diadakan penelitian tindakan di
kelas 4 SD N Dukuh 03 kecamatan Sidomukti kota Salatiga sebelum dilakukan
tindakan guru hanya menggunakan penilaian tes yaitu berupa tes formatif , minat
belajar siswa belum diperhatikan.
Pada siklus I minat belajar IPS yang menempati kriteria minat belajar
tinggi pada siklus I yaitu 4 orang siswa atau 20%, siklus II yaitu 8 siswa atau
40%, dan pada siklus III ini 20 siswa atau 100% siswa dikatakan masuk pada
kriteria minat belajar tinggi atau semua siswa dapat dikatakan mempunyai minat
belajar dalam proses pembelajaran. Disini terdapat kenaikan antara siklus I,II dan
siklus III atau terdapat kenaikan dari siklus I ke siklus II yaitu 20%,sedangkan
siklus II ke siklus III mengalami kenaikan 60%.
Sedangkan pada rentang minat belajar sedang dari siklus I yang semula 4
siswa atau 20% menjadi 60 % disini berati siswa secara langsung mengalami
peningkatan sebanyak 40%, kemudian dari siklus II ke siklus III dari 12 orang
siswa atau 60 % siswa kemudian pada siklus III tidak ada yang menduduki kriteria
beraktivitas berarti mengalami kenaikan 40%.
Pada kriteria siswa minat belajar rendah ini pada siklus I terdapat 12 orang
siswa atau 60%, dan pada siklus II dan siklus III tidak ada siswa yng menduduki
kriteria minat belajar rendah atau mengalami kenaikan 40%. Berarti disini siswa
mengalami kenaikan minat belajar dari siklus I,II dan siklus III. Dan dapat
86
dikatakan bawa siswa menduduki kriteria diatas atau minat belajar tinggi dan
dapat dikatakan bahwa penilitian yang dilakukan dapat menumbuhkan minat
belajar dalam proses pembelajaran sebab telah memenuhi kriteria keberhasilan
belajar 100%.
Hipotesis tindakan yang berbunyi diduga apabila pembelajaran menerapkan
model pembelajaran group investigation dengan metode mind mapping maka
minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas 4 SD N Dukuh 03 Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga akan menjadi tinggi. Dapat ditunjukkan bahwa terbukti
pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran group investigation dengan
metode mind mapping minat belajar IPS bagi siswa kelas 4 di SD N Dukuh 03
kecamatan Sidomukti kota Salatiga semester 2 tahun ajaran 2012-2013 tinggi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ivandra Bagu H.
(2012) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar
Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di Kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 09 Kutowinangun Salatiga
Tahun 2011/2012” dan penelitian yang dilakukan oleh Murti Rahayu (2011) yang
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Group Investigation
Bagi Siswa Kelas 4 SD N Soso 03 Gandusari Kabupaten Blitar”. Kedua
penelitian itu mempunyai hasil bahwa model pembelajaran Group Investigation
dengan metode Mind Mapping dapat meningkatkan minat belajar.
Model pembelajaran Group Investigation dengan menggunakan metode
Mind Mapping dapat meningkatkan minat belajar karena pada saat terjadi
pembelajaran siswa dalam kelompok terlibat langsung dalam proses
penginvestigasian masalah mulai dari mengumpulkan informasi,
mengklasifikasian masalah, menganalisis masalah, menyimpulkan hasil
investigasi, membuat laporan hasil investigasi dengan menggunakan mind
mapping, yang terakhir adalah melakukan presentasi kelompok. Dari langkah-
langkah ini siswa dituntut untuk aktif dan dilatih untuk bekerja secara ilmiah yaitu
dengan melakukan penyelidikan, selain itu guru juga dapat memantau aktivitas
dan sikap siswa selama proses pembelajaran sehingga dapat melihat tingkat minat
belajar siswa.