bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...

13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Lab Satya Wacana Salatiga, yang terletak di samping SD Kristen Satya Wacana (SD Lab) Salatiga. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. TK Lab Satya Wacana mempunyai beberapa bagian ruangan, yaitu kantor kepala sekolah dan guru, kamar mandi, dapur dan gudang, 2 ruang kelas, yaitu 1 ruang untuk TK A dan 1 ruang untuk TK B, dan masing-masing kelompok terdapat kelas pagi dan kelas siang. Jumlah guru yang mengajar di TK Lab Satya Wacana ada 4 guru. Adapun penelitian ini dilakukan di TK A1 yang berjumlah 23 anak. Letak sekolah ini sangatlah strategis karena dekat dengan jalan raya sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan umum. TK Lab Satya Wacana ini model pembelajaran berupa kelas biasa, baik itu yang di TK A maupun TK B. Kelas yang dipakai untuk kegiatan belajar cukup luas, yang dapat membuat nyaman anak-anak di dalam belajar. Halaman bermain yang ada disekolahan tersebut juga cukup luas dan banyak permainan yang ada dihalaman tersebut. Permainan tersebut antara lain, ayunan, perosotan, papan titian, jungkat-jungkit, terowongan, dll. Tempat tersebut juga dapat dikatakan aman, karena terdapat gerbang yang terkunci selama anak-anak bermain. 4.2 Analisis Data Hasil analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk memperjelas data dari hasil penelitian. Data tersebut berupa analisis deskriptif berupa pretest dan postest, dan hasil uji hipotesis.

Upload: lamcong

Post on 01-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Lab Satya Wacana Salatiga, yang

terletak di samping SD Kristen Satya Wacana (SD Lab) Salatiga.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016.

TK Lab Satya Wacana mempunyai beberapa bagian ruangan, yaitu kantor

kepala sekolah dan guru, kamar mandi, dapur dan gudang, 2 ruang kelas,

yaitu 1 ruang untuk TK A dan 1 ruang untuk TK B, dan masing-masing

kelompok terdapat kelas pagi dan kelas siang. Jumlah guru yang mengajar

di TK Lab Satya Wacana ada 4 guru. Adapun penelitian ini dilakukan di

TK A1 yang berjumlah 23 anak. Letak sekolah ini sangatlah strategis

karena dekat dengan jalan raya sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan

umum.

TK Lab Satya Wacana ini model pembelajaran berupa kelas biasa,

baik itu yang di TK A maupun TK B. Kelas yang dipakai untuk kegiatan

belajar cukup luas, yang dapat membuat nyaman anak-anak di dalam

belajar. Halaman bermain yang ada disekolahan tersebut juga cukup luas

dan banyak permainan yang ada dihalaman tersebut. Permainan tersebut

antara lain, ayunan, perosotan, papan titian, jungkat-jungkit, terowongan,

dll. Tempat tersebut juga dapat dikatakan aman, karena terdapat gerbang

yang terkunci selama anak-anak bermain.

4.2 Analisis Data

Hasil analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk

memperjelas data dari hasil penelitian. Data tersebut berupa analisis

deskriptif berupa pretest dan postest, dan hasil uji hipotesis.

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Pretest

4.2.1.1 Pretest Pengetahuan dan Pemahaman

Penilaian pada tahap ini terdapat nilai pretest untuk hasil

peningkatan kemampuan membentuk geometri tiga dimensi melalui media

tanah liat pada anak kelompok A1 di TK Lab Satya Wacana salatiga.

Pretest berfungsi untuk mengukur variabel terikat (membentuk geometri

tiga dimensi) sebelum dilakukan perlakuan (treatment) penggunaan media

tanah liat. Distribusi frekuensi skor pretest dihitung dengan menggunakan

rumus:

Keterangan:

P : Panjang kelas interval

R : Jarak atau rentangan

K : Jumlah kelas

Maka cara mencari panjang kelas (P) interval pada hasil pretest

mengetahui bentuk geometri (pengetahuan) yaitu:

1. Hitung jarak atau rentangan (R)

R = data tertinggi – data terendah

R = 6 – 1

= 5

2. Hitung jumlah kelas (K), dengan n : jumlah anak

K = 1 + 3,3 .log n

K = 1 + 3,3 .log 23

= 1 + 3,3 .1,362

= 1 + 4,495

= 5,495 6

3. Hitung panjang kelas interval

P =

=

= 0,9 1

4. Tabel distribusi frekuensi dengan urutan interval kelas mengetahui

bentuk geometri (pengetahuan dan pemahaman)

Tabel 6. Distribusi frekuensi pengetahuan dan pemahaman pretest

No Kriteria Interval Kelas Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 5-6 3 13%

2 Cukup 3-4 6 26%

3 Kurang 0-2 14 61%

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah

Tabel 6 menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai baik

terdiri dari 3 anak dengan presentase 13%. Siswa yang mendapat nilai

cukup terdiri dari 6 anak dengan presentase 26%. Dan siswa yang

mendapat niai kurang terdiri dari 14 anak dengan presentase 61%.

Berdasarkan tabel frekuensi tersebut dapat dibuat diagram lingkaran

seperti pada gambar 3 berikut.

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah

Gambar 3. Diagram lingkaran pretest pengetahuan dan pemahaman

61 %

26 %

13 %

Hasil distribusi frekuensi selanjutnya dilakukan analisis deskriptif.

Hasilnya secara rinci disajikan pada tabel 7 yang meliputi rata-rata hitung

(mean), pengukuran penyimpangan (range, standart deviasi, dan

variance), nilai minimum dan maksimum sebagai berikut.

Tabel 7. Hasil analisis deskriptif pretest pengetahuan dan pemahaman

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Pretest 23 5 1 6 2,39 1,588 2,522

Valid N

(listwise) 23

Sumber: berdasarkan data yang diperoleh

Tabel 7 menunjukkan jumlah data (N) sebanyak 23, mempunyai

rentangan (range) sebesar 5. Skor maksimal 6 dan minimal sebesar 1

dengan rata-rata (mean) 2,39. Selanjutnya, standar deviasi (std. deviation)

sebesar 1,588 yang berfungsi untuk menunjuk tingkat (derajat) variasi

kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari reratanya. Terakhir

memiliki varian (variance) sebesar 2,522 yang berfungsi untuk

mengetahui tingkat penyebaran atau variasi data.

4.2.1.2 Pretest Penerapan

Tabel distribusi frekuensi dengan urutan interval kelas memahami

bentuk geometri (penerapan)

Tabel 8. Distribusi frekuensi penerapan pretest

No Kriteria Interval Kelas Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 9-12 8 35%

2 Cukup 5-8 11 48%

3 Kurang 1-4 4 17%

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah

Tabel 8 menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai baik

terdiri dari 8 anak dengan presentase 35%. Siswa yang mendapat nilai

cukup terdiri dari 11 anak dengan presentase 48%. Dan siswa yang

mendapat niai kurang terdiri dari 4 anak dengan presentase 17%.

Berdasarkan tabel frekuensi tersebut dapat dibuat diagram lingkaran

seperti pada gambar 4 berikut.

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah

Gambar 4. Diagram lingkaran pretest penerapan

Hasil distribusi frekuensi selanjutnya dilakukan analisis deskriptif.

Hasilnya secara rinci disajikan pada tabel 9 yang meliputi rata-rata hitung

(mean), pengukuran penyimpangan (range, standart deviasi, dan

variance), nilai minimum dan maksimum sebagai berikut.

Tabel 9. Hasil analisis deskriptif pretest penerapan

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Pre 23 7,00 4,00 11,00 7,3043 2,32447 5,403

Valid N (listwise) 23

Sumber: berdasarkan data yang diperoleh

17 %

48 %

35 %

Tabel 9 menunjukkan jumlah data (N) sebanyak 23, mempunyai

rentangan (range) sebesar 7. Skor maksimal 11 dan minimal sebesar 4

dengan rata-rata (mean) 7,3043. Selanjutnya, standar deviasi (std.

deviation) sebesar 2,32447 yang berfungsi untuk menunjuk tingkat

(derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari

reratanya. Terakhir memiliki varian (variance) sebesar 5,403 yang

berfungsi untuk mengetahui tingkat penyebaran atau variasi data.

4.2.2 Hasil Analisis Deskriptif Posttest

4.2.2.1 Postest Pengetahuan dan Pemahaman

Tabel distribusi frekuensi dengan urutan interval kelas mengetahui

bentuk geometri (pengetahuan dan pemahaman).

Tabel 10. Distribusi frekuensi pengetahuan dan pemahaman postest

No Kriteria Interval Kelas Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 5-6 20 87%

2 Cukup 3-4 3 13%

3 Kurang 0-2 0 0%

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah

Tabel 10 menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai baik

terdiri dari 20 anak dengan presentase 87%. Siswa yang mendapat nilai

cukup terdiri dari 3 anak dengan presentase 13%. Dan siswa yang

mendapat niai kurang tidak ada. Berdasarkan tabel frekuensi tersebut dapat

dibuat diagram lingkaran seperti pada gambar 5 berikut.

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah

Gambar 5. Diagram lingkaran postest pengetahuan dan pemahaman

Hasil distribusi frekuensi selanjutnya dilakukan analisis deskriptif.

Hasilnya secara rinci disajikan pada tabel 11 yang meliputi rata-rata hitung

(mean), pengukuran penyimpangan (range, standart deviasi, dan

variance), nilai minimum dan maksimum sebagai berikut.

Tabel 11. Hasil analisis deskriptif postest pengetahuan dan pemahaman

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

postest3 23 2,00 4,00 6,00 5,2609 ,68870 ,474

Valid N (listwise) 23

Sumber: berdasarkan data yang diperoleh

Tabel 11 menunjukkan jumlah data (N) sebanyak 23, mempunyai

rentangan (range) sebesar 2. Skor maksimal 6 dan minimal sebesar 4

dengan rata-rata (mean) 5,2609. Selanjutnya, standar deviasi (std.

deviation) sebesar 0,68870 yang berfungsi untuk menunjuk tingkat

(derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari

reratanya. Terakhir memiliki varian (variance) sebesar 0,474 yang

berfungsi untuk mengetahui tingkat penyebaran atau variasi data.

13 %

87 %

0

4.2.2.2 Postest Penerapan

Tabel distribusi frekuensi dengan urutan interval kelas memahami

bentuk geometri (penerapan).

Tabel 12. Distribusi frekuensi penerapan postest

No Kriteria Interval Kelas Frekuensi Presentase (%)

1 Baik 9-12 18 78%

2 Cukup 5-8 5 22%

3 Kurang 1-4 0 0%

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah

Tabel 12 menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai baik

terdiri dari 18 anak dengan presentase 78%. Siswa yang mendapat nilai

cukup terdiri dari 5 anak dengan presentase 22%. Dan siswa yang

mendapat niai kurang tidak ada. Berdasarkan tabel frekuensi tersebut dapat

dibuat diagram lingkaran seperti pada gambar 6 berikut.

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah

Gambar 6. distribusi frekuensi postest penerapan

Hasil distribusi frekuensi selanjutnya dilakukan analisis deskriptif.

Hasilnya secara rinci disajikan pada tabel 13 yang meliputi rata-rata hitung

(mean), pengukuran penyimpangan (range, standart deviasi, dan

variance), nilai minimum dan maksimum sebagai berikut.

22 %

78 %

0

Tabel 13. Hasil analisis deskriptif postest penerapan

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

post3 23 5,00 7,00 12,00 9,9565 1,39734 1,953

Valid N (listwise) 23

Sumber: berdasarkan data yang diperoleh

Tabel 13 menunjukkan jumlah data (N) sebanyak 23, mempunyai

rentangan (range) sebesar 5. Skor maksimal 12 dan minimal sebesar 7

dengan rata-rata (mean) 9,9565. Selanjutnya, standar deviasi (std.

deviation) sebesar 1,39734 yang berfungsi untuk menunjuk tingkat

(derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari

reratanya. Terakhir memiliki varian (variance) sebesar 1,953 yang

berfungsi untuk mengetahui tingkat penyebaran atau variasi data.

4.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan perbedaan rata-rata. Untuk menguji

perbedaan rata-rata dipakai uji t atau disebut uji T-test dikarenakan dalam

penelitian ini hanya menggunakan satu kelas yang digunakan sebagai

subjek penelitian ≤ 30 yaitu 23 subjek penelitian. Uji t berfungsi untuk

mengetahui perbedaan kemampuan membentuk geometri tiga dimensi

sebelum dan sesudah penggunaan media tanah liat yang dilakukan dengan

menggunakan bantuan SPSS Window’s version 22.

Tabel 14. Uji Hipotesis Pretest dan Postest

Pengetahuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretest 23 2,39 1,588 ,331

Postest 23 5,2609 ,68870 ,14360

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah

Tabel 14 menunjukkan bahwa jumlah subjek (N) sebanyak 23 siswa,

nilai rata-rata hitung (rating) untuk pretest adalah 2,39 sedangkan postest

adalah 5,26. Simpangan baku (std. deviation) pada pretest sebesar 1,58

sedangkan postest sebesar ,68. Selanjutnya, untuk membuktikan uji

hipotesis secara lebih rinci lihat tabel 15 sebagai berikut.

Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis

Pengetahuan T Sig. (2-tailed)

Pretest 7,222 ,000

Postest 36,635 ,000

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah

Tabel menunjukkan hasil uji hipotesis yang dapat dilihat dari

signifikansinya atau probabilitas (sig. 2-tailed) dengan α = 0,05.

Kaidah keputusan:

1. Jika α = 0,05 ≤ sig. (2-tailed), maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Berarti tidak ada peningkatan yang signifikan dalam membentuk

geometri tiga dimensi melalui media tanah liat pada anak

Kelompok A1 di TK Lab Satya Wacana semester II tahun 2016.

2. Jika α = 0,05 ≥ sig. (2-tailed), maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Berarti ada peningkatan yang signifikan dalam membentuk

geometri tiga dimensi melalui media tanah liat pada anak

Kelompok A1 di TK Lab Satya Wacana semester II tahun 2016.

Hasil = 0, 05 lebih besar dari Sig.(2 - tailed) atau 0,00 < 0,05.

Maka Ha diterima Ho ditolak. Berarti dapat diambil keputusan bahwa ada

peningkatan yang signifikan dalam membentuk geometri tiga dimensi

melalui media tanah liat pada anak Kelompok A1 di TK Lab Satya

Wacana semester II tahun 2016.

4.4 Pembahasan Hasil penelitian

Melalui pembelajaran membentuk dengan media tanah liat anak

menjadi pembelajar aktif dan terlibat secara langsung, mampu membentuk

dan menggerakkan jari-jemari anak sesuai tingkat usia anak sehingga

dapat membentuk anak untuk meningkatkan dan membangun

pengetahuannya sendiri dengan cara mengalami secara langsung serta

terlibat secara langsung dalam kegiatan ini. Sumantri (2005: 155)

membentuk bertujuan untuk mengembangkan kemampuan koordinasi

mata dan tangan. Anak juga sebaiknya membentuk dengan tanah liat yang

aman bagi anak, sehingga anak dapat membuat bulatan kecil sampai besar

untuk mengkoordinasikan tangan dan mata, meremas-remas dan memijit

tanah liat, juga anak dapat membentuk geometri tiga dimensi sesuai

dengan kreatifitas anak.

Pengertian tanah liat menurut Sumanto (2005: 145) yaitu bahan alam

yang telah dijadikan adonan yang lentur atau liat dan siap untuk digunakan

dalam membentuk. Dari kelenturan dan kepadatan adonan tanah liat akan

mempengaruhi hasil membentuk yaitu tidak mudah pecah atau retak pada

proses membentuk saat hasil membentuk sudah kering. Hal ini di perkuat

oleh pendapat Sumantri (2005: 152) menyatakan bahwa membentuk

objek-objek yang di minati oleh anak usia dini dengan objeknya yang

menggunakan jenis tanah liat aman untuk media anak belajar.

Media tanah liat dapat membantu anak lebih kreative lagi di dalam

berkarya dan lebih mudah untuk anak belajar membentuk geometri tiga

dimensi. Tanah liat ini juga dapat mengajarkan kepada anak tentang bahan

alam secara langsung. Melalui media ini, anak-anak dapat merasakan

media yang baru karena anak belum pernah bermain dengan menggunakan

tanah liat sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan yaitu kemampuan membentuk geometri

tiga dimensi dengan media tanah liat pada anak kelompok A1 di TK

Kristen Satya Wacana Salatiga menunjukkan bahwa ada perbedaan pretest

dan posttest. Skor nilai tertinggi pada tahap pengetahuan 6 dan skor

terendah pada tahap pengetahuan 1, sedangkan nilai tertinggi pada tahap

pemahaman 12 dan skor terendah pada tahap pemahaman 1. Rata-rata

hitung (mean) pretest pada tahap pengetahuan adalah 2,39 dan nilai rata-

rata hitung (mean) posttest pada tahap pengetahuan adalah 5,26.

Sedangkan rata-rata (mean) pretest pada tahap pemahaman adalah 7,30

dan nilai rata-rata hitung (mean) postest pada tahap pemahaman adalah

9,96. Hal tersebut membuktikan bahwa kemampuan membentuk geometri

tiga dimensi sesudah diberikan perlakuan menggunakan media tanah liat

mempunyai rata-rata hitung (mean) lebih tinggi daripada kemampuan

membentuk geometri tiga dimensi sebelum diberikan perlakuan

menggunakan media tanah liat.

Ada hasil penelitian yang relevan, yang telah membuktikan bahwa

penggunaan media tanah liat dapat meningkatkan kemampuan anak. Hal

tersebut juga terbukti berdasarkan hasil penelitian ini dengan analisis data

yang dilakukan denagan uji t diketahui bahwa hasil = 0, 05 lebih besar

dari Sig.(2-tailed) atau 0,00 < 0,05, maka dapat diambil keputusan bahwa

Ha diterima dan Ho ditolak, berarti hipotesisnya adalah ada peningkatan

yang signifikan dalam membentuk geometri tiga dimensi melalui media

tanah liat pada anak Kelompok A1 di TK Lab Satya Wacana semester II

tahun 2016.

4.5 Keterbatasan Penelitian

Penelitian one group design yang telah dilaksanakan oleh penulis

dan guru kelas dalam meningkatkan membentuk geometri tiga dimensi

melalui media tanah liat pada anak kelompok A1 di TK Lab Satya Wacana

Salatiga mengalami peningkatan dengan baik. Akan tetapi dalam

pelaksanaan penelitian masih terdapat keterbatasan, yaitu:

a. Penelitian ini terbatas pada kemampuan membentuk dengan tanah liat

saja.

b. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada perlakuan satu, dua,

dan tiga tidak sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

sebelumnya yaitu pada bulan maret karena peneliti masih harus men

yelesaikan tugas kuliah di luar kota.

c. Berjalannya kegiatan membentuk ini kurang kondusif, dikarenakan

jumlah observer terbatas.