bab iv pembahasan dan hasil penelitian 4.1 deskripsi...

29
34 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah yang ada di Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo. Sekolah yang dijadikan penelitian ini adalah 2 SD yaitu : 1. SD Negeri 1 Wonoroto sebagai kelas kontrol. SD ini terletak di Desa Wonoroto Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo. Siswa kelas IV SD Negeri 1 Wonoroto berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. 2. SD Negeri 2 Wonoroto sebagai kelas eksperimen. SD ini terletak di desa Klesem Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo. Siswa kelas IV SD Negeri 2 Wonoroto berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 7siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Latar belakang sosial siswa dari kedua sekolah ini mayoritas sama yaitu dari keluarga petani dan pedagang karena daerah ini terletak di pedesaan. Alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SD Negeri 1 dan 2 Wonoroto sebagai tempat penelitian adalah penelitian dengan topik pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head Together Terhadap keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah karena selama ini pembelajaran yang diterapkan hanya menggunakan metode ceramah belum pernah menggunakan model pembelajaran.

Upload: doanxuyen

Post on 13-Jul-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

34

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah yang ada di Kecamatan Watumalang

Kabupaten Wonosobo. Sekolah yang dijadikan penelitian ini adalah 2 SD yaitu :

1. SD Negeri 1 Wonoroto sebagai kelas kontrol. SD ini terletak di Desa Wonoroto

Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo. Siswa kelas IV SD Negeri 1 Wonoroto

berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

2. SD Negeri 2 Wonoroto sebagai kelas eksperimen. SD ini terletak di desa Klesem

Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo. Siswa kelas IV SD Negeri 2 Wonoroto

berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 7siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

Latar belakang sosial siswa dari kedua sekolah ini mayoritas sama yaitu dari

keluarga petani dan pedagang karena daerah ini terletak di pedesaan. Alasan yang

menjadi pertimbangan peneliti memilih SD Negeri 1 dan 2 Wonoroto sebagai tempat

penelitian adalah penelitian dengan topik pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head

Together Terhadap keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah karena selama

ini pembelajaran yang diterapkan hanya menggunakan metode ceramah belum pernah

menggunakan model pembelajaran.

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

35

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian Tabel 4.1

Pelaksanaan Penelitian

No Tanggal Pelaksanaan Uraian Kegiatan

1. 2 Maret 2012 Uji validitas soal di SD Negeri 1 Banyukembar

2. 3 Maret 2012 Uji validitas angket keaktifan di SD Negeri 1 Banyukembar

3. 9 Maret 2012 Pelaksanaan Pretest di SD Negeri 1 Wonoroto

4. 10 Maret 2012 Pelaksanaan Pretest di SD Negeri 2 Wonoroto

5. 16 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 1

Wonoroto menggunakan metode ceramah

dengan materi sifat- sifat bangun ruang kubus

dan balok.

6. 17 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 1 Wonoroto

menggunakan metode ceramah dengan materi sifat-

sifat bangun ruang tabung, kerucut dan bola.

7. 22 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 2 Wonoroto

menggunakan model pembelajaran Numbered Head

Together dengan materi sifat- sifat bangun ruang

kubus dan balok.

8. 24 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 2 Wonoroto

menggunakan model pembelajaran Numbered Head

Together dengan materi sifat- sifat bangun ruang

tabung, kerucut dan bola.

9. 30 Maret 2012 Pelaksanaan Post Test kelas Kontrol di SD Negeri 1

Wonoroto

10. 31 Maret 2012 Pelaksanaan Post Test kelas Eksperimen di SD

Negeri 2 Wonoroto

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

36

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Perlakuan ( Pre Test)

4.2.1. 1 Data Hasil Pre Test Kelas Kontrol

Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IV

digunakan lima kategori mengikuti acuan penilaian pada SD Negeri 1 Wonoroto, sebagai

berikut :

0 – 40 : Sangat Kurang

41 – 60 : Kurang

61 – 70 : Cukup

71 – 90 : Tinggi

91 – 100 : Sangat Tinggi

Hasil pre tes siswa kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pretestkontrol 22 27 80 55.05 13.404

Valid N (listwise) 22

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa data jumlah siswa (N) sebanyak 22

siswa mempunyai skor maksimal 80 dan skor minimal 27 dengan rata-rata sebesar 55,05

serta standar deviasi 13,404.

Pengukuran hasil pre tes kelas kontrol pada SD Negeri 1 Wonoroto adalah tampak seperti

pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Kategori hasil pre tes SD Negeri 1 Wonoroto

Nama SD Interval Kategori F %

SD Negeri 1

Wonoroto

91- 100 Sangat Tinggi - -

71- 90 Tinggi 4 18,18

61- 70 Sedang 1 4,54

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

37

41- 60 Kurang 13 59,10

0- 40 Sangat Kurang 4 18,18

Jumlah 22 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil pre tes SD Negeri 1 Wonoroto.

Siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori sangat kurang sebanyak 4 siswa

(18,18%), kategori kurang 13 siswa (59,10%), kategori sedang sebanyak 1 siswa (4,54% ),

kategori tinggi 4 siswa ( 4,54 %) dan tidak ada siswa yang mendapatkan kategori sangat

tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa nilai belajar siswa SD Negeri 1 Wonoroto masih rendah.

Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.1.

Grafik 4.1

Nilai Pre Test SD Negeri 1 Wonoroto

4.2.1.2 Hasil Pre Test Siswa Kelas Eksperimen

Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa digunakan

lima kategori mengikuti acuan penilaian pada SD Negeri 2 Wonoroto, sebagai berikut :

0 – 40 : Sangat Kurang

0

2

4

6

8

10

12

14

Tinggi Sedang Kurang Sangat Kurang

71- 90 61- 70 41- 60 0- 40

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

38

41 – 60 : Kurang

61 –70 : Sedang

71 – 90 : Tinggi

91 – 100 : Sangat Tinggi

Hasil pre tes siswa kelas eksperimen dapat dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pretestkelaseksperimen 21 40 87 60.67 11.128

Valid N (listwise) 21

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 21 mempunyai skor

maksimal 87, skor minimal 40 dan rata-rata sebesar 60,67 serta standar deviasi 11,128.

Pengukuran hasil pre tes pada SD Negeri 2 Wonoroto adalah tampak seperti pada tabel

4.5.

Tabel 4.5

Kategori hasil Pre Test SD Negeri 2 Wonoroto

Nama SD Interval Kategori F %

SD Negeri 2

Wonoroto

91- 100 Sangat Tinggi - -

71- 90 Tinggi 4 19,05

61- 70 Sedang 4 19,05

41- 60 Kurang 12 57,14

0- 40 Sangat Kurang 1 4,76

Jumlah 21 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil pre tes SD Negeri 2 Wonoroto.

Siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori sangat kurang sebanyak 1 siswa ( 4,76

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

39

%), kategori kurang sebanyak 12 siswa (57,14 %), siswa yang mendapatkan kategori

sedang sebanyak 4 siswa (19,05 %), siswa yang mendapatkan kategori tinggi sebanyak 4

siswa (19,05 %), dan tidak ada siswa yang mendapatkan kategori sangat tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai belajar siswa SD Negeri 2 Wonoroto masih terbilang rendah.

Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.2.

Grafik 4.2 Nilai Pre Test SD Negeri 2 Wonoroto

4.2.2 Data Hasil Belajar Siswa Setelah Perlakuan ( Post Test)

4.2.2.1 Data Hasil Post Test Siswa Kelas Kontrol

Hasil Post Tes siswa SD Negeri 1 Wonoroto menggunakan metode ceramah dapat

dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

posttestkelaskontrol 22 44 80 64.55 9.425

Valid N (listwise) 22

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 22 mempunyai skor

maksimal 44, skor minimal 80 dan rata-rata sebesar 64,55 serta standar deviasi 9,425.

Pengukuran hasil post tes pada SD Negeri 1 Wonoroto adalah tampak seperti pada tabel

4.7.

Tabel 4.7

Kategori hasil post tes SD Negeri 1 Wonoroto

Nama SD Interval Kategori F %

SD Negeri 1 91- 100 Sangat Tinggi - -

05

1015

Tinggi Sedang Kurang Sangat Kurang

71- 90 61- 70 41- 60 0- 40

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

40

Wonoroto 71-90 Tinggi 8 36,36

61-70 Sedang 4 18,19

41-60 Kurang 10 45,45

0- 40 Sangat Kurang - -

Jumlah 22 100

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil post tes SD Negeri 1 Wonoroto.

Siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori kurang sebanyak 10 siswa (45,45 %),

kategori sedang sebanyak 4 siswa (18,19 %) dan yang termasuk dalam kategori tinggi

sebanyak 8 siswa (36,36 %), dan tidak ada siswa dalam kategori sangat kurang dan

sangat tinggi. Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik

4.3.

Grafik 4.3

Nilai Post Test SD Negeri 1 Wonoroto

4.2.2.2 Data Hasil Post Test Siswa Kelas Eksperimen

Hasil Post Tes siswa SD Negeri 2 Wonoroto setelah menggunakan model

pembelajaran Numbered Head Together dapat dilihat pada tabel 4.8.

0

2

4

6

8

10

12

Tinggi Sedang Kurang

71-90 61-70 41-60

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

41

Tabel 4.8

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Posttestkelaseksperimen 21 60 96 78.48 11.134

Valid N (listwise) 21

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 21 mempunyai skor

maksimal 96, skor minimal 60 dan rata-rata sebesar 78,48 serta standar deviasi 11,134.

Pengukuran hasil post tes pada SD Negeri 2 Wonoroto adalah tampak seperti pada tabel

4.9.

Tabel 4.9

Kategori hasil post tes SD Negeri 2 Wonoroto

Nama SD Interval Kategori F %

SD Negeri 2

Wonoroto

91- 100 Sangat tinggi 5 23,80

71-90 Tinggi 10 47,62

61-70 Sedang 4 19,05

41-60 Kurang 2 9,53

0-40 Sangat Kurang - -

Jumlah 21 100

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil post tes SD Negeri 2 Wonoroto.

Siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori sangat tinggi sebanyak 5 siswa (23,80

%), kategori tinggi sebanyak 10 siswa (47,62 %), kategori sedang sebanyak 4 siswa (19,05

%), kategori kurang sebanyak 2 siswa (9,53 %) dan tidak ada siswa yang termasuk dalam

kategori sangat kurang. Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat

pada grafik 4.4.

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

42

Grafik 4.4 Nilai Post Test SD Negeri 2 Wonoroto

4.2.3 Data Hasil Keaktifan Siswa

4.2.3.1 Data Hasil Keaktifan Siswa Kelas Kontrol

Dalam menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel keaktifan siswa

digunakan 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Oleh

karena jumlah item valid sebanyak 22 item tetapi yang digunakan hanya item yang sesuai

dengan metode yang dijadikan penelitian sehingga menjadi 18 item, banyaknya pilihan

jawaban 4 dengan skoring dari 1 sampai dengan 4 maka peluang skor tertinggi adalah 4 x

18= 72 dan skor terendah adalah 1 x 18 = 18. Lebar interval dapat dihitung sebagai

berikut:

8,105

1872

i

Kriteriabanyaknya

MinNilaiMaxNilaii

Dengan demikian tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel keaktifan siswa

dapat dikategorikan sebagai berikut:

61,2 ≤ x ≤ 72 : Sangat Tinggi

50,4 ≤ x < 61,2 : Tinggi

39,6 ≤ x < 50,4 : Sedang

28,8 ≤ x < 39,6 : Rendah

0

2

4

6

8

10

12

Sangat tinggi Tinggi Sedang Kurang

91- 100 71-90 61-70 41-60

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

43

18 ≤ x < 28,8 : Sangat rendah

Pengukuran hasil keaktifan siswa pada kelas kontrol SD Negeri 1 Wonoroto

adalah tampak seperti pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Keaktifan Siswa Kelas Kontrol

Kelas Kontrol Hasil Keaktifan Kategori

Pertemuan 1 44 Sedang

Pertemuan 2 44 Sedang

4.2.3.2 Data Hasil Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen

Dalam menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel keaktifan siswa

digunakan 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Oleh

karena jumlah item valid sebanyak 22 item tetapi item yang digunakan sesuai dengan

metode yang dijadikan penelitian sehingga menjadi 18 item, banyaknya pilihan jawaban 4

dengan skoring dari 1 sampai dengan 4 maka peluang skor tertinggi adalah 4 x 18= 72

dan skor terendah adalah 1 x 18 = 18. Lebar interval dapat dihitung sebagai berikut:

8,105

1872

i

Kriteriabanyaknya

MinNilaiMaxNilaii

Dengan demikian tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel keaktifan siswa

dapat dikategorikan sebagai berikut:

61,2 ≤ x ≤ 72 : Sangat Tinggi

50,4 ≤ x < 61,2 : Tinggi

39,6 ≤ x < 50,4 : Sedang

28,8 ≤ x < 39,6 : Rendah

18 ≤ x < 28,8 : Sangat rendah

Pengukuran hasil keaktifan siswa pada kelas kontrol SD Negeri 2 Wonoroto

adalah tampak seperti pada tabel 4.11.

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

44

Tabel 4.11

Hasil Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen

Kelas Eksperimen Hasil Keaktifan Kategori

Pertemuan 1 55 Tinggi

Pertemuan 2 61 Tinggi

4.3 Pengujian Persyaratan Analisis

4.3.1 Uji Validitas

4.3.1.1 Uji Validitas Keaktifan

Hasil uji validitas instrumen keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 4.12 yang

disajikan pada lampiran.

Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa dari 38 item soal keaktifan terdapat 28 yang

valid dan 10 dinyatakan gugur yaitu nomor 4, 5, 6, 7, 12, 18, 19, 23, 24 dan 35. Dari 28

soal yang valid di uji lagi validitas dari butir-butir soal tersebut. Hasil uji validitas dapat

dilihat pada tabel 4.13 yang disajikan pada lampiran.

Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa dari 28 item soal keaktifan terdapat 23 item

soal yang valid dan 5 dinyatakan gugur yaitu nomor 1, 3, 8, 20 dan 21. Dari 23 soal yang

valid di uji lagi validitas dari butir-butir soal tersebut. Hasil uji validitas dapat dilihat pada

tabel 4.14.

Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa 22 item soal keaktifan valid, indeks data

diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,247 sampai

dengan 0,774.

4.3.1.2 Uji Validitas Pre Test

Hasil uji validitas instrumen pre test dapat dilihat pada tabel 4.15 yang disajikan pada

lampiran.

Berdasarkan tabel 4.15 terlihat bahwa dari 30 soal tes terdapat 15 soal yang valid

dan 15 dinyatakan gugur yaitu nomor 2, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 14, 18, 21, 23, 24, 28 dan

29. Dari 15 soal yang valid di uji lagi validitas dan reliabilitas dari butir-butir soal tersebut.

Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.16 yang disajikan pada

lampiran.

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

45

Berdasarkan tabel 4.16 terlihat bahwa 15 soal tes valid, indeks data diskriminasi

item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,257 sampai dengan 0,502.

4.3.1.3 Uji Validitas Post Test

Hasil uji validitas instrumen pre test dapat dilihat pada tabel 4.17 yang disajikan pada

lampiran.

Berdasarkan tabel 4.17 terlihat bahwa dari 45 soal tes 26 valid dan 19 dinyatakan

gugur yaitu nomor 4, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 30, 31, 32, 33, 34, 35,

36. Dari 25 soal yang valid di uji lagi validitas dan reliabilitas dari butir-butir soal tersebut.

Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.18 yang disajikan pada

lampiran.

Berdasarkan tabel 4.18 terlihat bahwa dari 26 soal tes 25 valid dan 1 dinyatakan

gugur yaitu nomor 2. Dari 25 soal yang valid di uji lagi validitas dan reliabilitas dari butir-

butir soal tersebut. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.19 yang disajikan pada

lampiran.

Berdasarkan tabel 4.19 terlihat bahwa 25 soal tes valid, indeks data diskriminasi

item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,201 sampai dengan 0,733.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen pre test, post test dan keaktifan siswa

menggunakan alpha dari cronbach.

4.3.2.1 Uji Reliabilitas Pre Test

Hasil uji reliabilitas instrumen Pre Test dapat dilihat pada tabel 4.20.

Tabel 4.20

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pre Test

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.754 15

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

46

Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas instrumen

sebesar 0,754 termasuk dalam kategori dapat diterima. Hasil analisis tersebut

menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

4.3.2.2 Uji Reliabilitas Post Test

Hasil uji reliabilitas instrumen Pre Test dapat dilihat pada tabel 4.21.

Tabel 4.21

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Post Test

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.855 25

Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas instrumen

sebesar 0,855 termasuk dalam kategori reliabilitas bagus. Hasil analisis tersebut

menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

4.3.2.3 Uji Reliabilitas Keaktifan Siswa

Hasil uji reliabilitas instrumen Pre Test dapat dilihat pada tabel 4.22.

Tabel 4.22

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Keaktifan Siswa

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.913 22

Berdasarkan tabel 4.22 dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas instrumen

sebesar 0,913 termasuk dalam kategori reliabilitas memuaskan. Hasil analisis tersebut

menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

47

4.3.3. Uji Normalitas

4.3.3.1 Uji Normalitas Pre Test Kelas Kontrol

Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing variabel dilakukan

pengujian normalitas data. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

One Sample- Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas pre tes pada kelas kontrol

dapat dilihat pada table 4.22:

Tabel 4.23 Uji Normalitas Pre Test Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretestkontrol

N 22

Normal Parametersa Mean 55.05

Std. Deviation 13.404

Most Extreme Differences

Absolute .129

Positive .129

Negative -.121

Kolmogorov-Smirnov Z .603

Asymp. Sig. (2-tailed) .860

a. Test distribution is Normal.

Grafik 4.5

Distribusi Normal Pre Test Kelas Kontrol Dari tabel 4.23 dan grafik 4.5 dapat dilihat bahwa hasil uji kolmogorov-smirnov Z

untuk pre tes kelas kontrol yaitu sebesar 0, 603 dengan p = 0, 860. Hal ini menunjukkan

bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel pre tes kelas kontrol adalah normal

karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Dengan nilai rata- rata ( mean ) nilai 55,05.

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

48

4.3.3.2 Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen

Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing variabel dilakukan

pengujian normalitas data. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

One Sample- Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas pre tes pada kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.24.

Tabel 4.24

Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretestkelaseksperimen

N 21

Normal Parametersa Mean 60.67

Std. Deviation 11.128

Most Extreme Differences Absolute .143

Positive .143

Negative -.143

Kolmogorov-Smirnov Z .655

Asymp. Sig. (2-tailed) .784

a. Test distribution is Normal.

Grafik 4.6

Distrubusi Normal Pre Test Kelas Eksperimen

Dari tabel 4.24 dan grafik 4.6 dapat dilihat bahwa hasil uji kolmogorov-smirnov Z

untuk pre tes kelas eksperimen yaitu sebesar 0. 655 dengan p = 0, 784. Hal ini

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

49

menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel pre tes kelas eksperimen

adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Nilai rata- rata ( mean) 60,67.

4.3.3.3 Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol

Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing variabel dilakukan

pengujian normalitas data. Uji normalitas dalam penelitian ini adalah uji One Sample-

Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas pre tes pada kelas kontrol dapat dilihat

pada tabel 4.25

Tabel 4.25 Uji Normalitas Post Test Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Posttestkelaskontrol

N 22

Normal Parametersa Mean 64.55

Std. Deviation 9.425

Most Extreme Differences Absolute .149

Positive .140

Negative -.149

Kolmogorov-Smirnov Z .700

Asymp. Sig. (2-tailed) .712

a. Test distribution is Normal.

Grafik 4.7

Distribusi normal Post Test Kelas Kontrol

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

50

Dari tabel 4.25 dan grafik 4.7 dapat dilihat bahwa hasil uji kolmogorov-smirnov Z

untuk post tes kelas kontrol yaitu sebesar 0,712 dengan probabilitas= 0,700. Hal ini

menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran variabel post tes kelas kontrol normal

karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Nilai rata- rata ( mean ) sebesar 64, 55.

4.3.3.4 Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen

Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing variabel dilakukan

pengujian normalitas data. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

One Sample- Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas Post Test pada kelas

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.26:

Tabel 4.26

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Posttestkelaseksperimen

N 21

Normal Parametersa Mean 78.48

Std. Deviation 11.134

Most Extreme Differences Absolute .126

Positive .112

Negative -.126

Kolmogorov-Smirnov Z .577

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a. Test distribution is Normal.

Grafik 4.8

Distribusi normal Post Test Kelas Ekperimen

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

51

Dari tabel 4.26 dan grafik 4.8 dapat dilihat bahwa hasil uji kolmogorov-smirnov Z

untuk post tes kelas eksperimen yaitu sebesar 0,577 dengan p = 0,893. Hal ini

menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel post tes kelas eksperimen

adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Nilai rata- rata ( mean ) siswa

kelas eksperimen mencapai 78,48.

4.3.4 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah subyek penelitian

merupakan kelas yang homogen. Maka sebelum memilih dua kelas yang dijadikan

penelitian eksperimen dilakukan dulu uji homogenitas.

Data yang digunakan untuk menguji homogenitas subyek penelitian ini dengan

cara melakukan pre tes kepada kelas eksperimen yaitu SD Negeri 2 Wonoroto dan kelas

kontrol yaitu SD Negeri 1 Wonoroto. Pre tes dilakukan untuk mengukur homogenitas

kemampuan awal yang harus seimbang antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.27.

Tabel 4.27

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std.

Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

nilai Equal

variances

assumed

.721 .401 -1.492 41 .143 -5.621 3.767 -13.228 1.986

Equal

variances

not

assumed

-1.499 40.244 .142 -5.621 3.750 -13.199 1.957

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

52

Berdasarkan tabel 4.27 diatas, maka diperoleh F hitung levene test sebesar 0,721

dengan probabilitas 0,401 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki

variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan demikian analisis uji

beda t-tes harus menggunakan asumsi aqual variance assumed. Nilai t adalah -1,492

dengan probabilitas signifikasi 0,143, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan nilai pre test. Jadi kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama maka dari

itu kelas boleh dilanjutkan sebagai subyek penelitian.

4.4 Analisis Data

4.4.1 Analisis Variabel Model Pembelajaran Numbered Head Together

Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head

Together dari empat tahap yaitu pengelompokan dan pemberian nomor, pemberian tugas,

kegiatan diskusi, pemanggilan nomor sesuai nomor kepala. Kegiatan belajar mengajar

dengan menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together bermanfaat bagi

siswa karena siswa belajar untuk kerja kelompok dan pada saat pembelajaran siswa

dituntut aktif untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Sedangkan

manfaat bagi guru adalah guru lebih mengerti variasi pembelajaran sehingga tidak hanya

menggunakan cermah.

Keberhasilan penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together.

adalah jika kategori mengajar guru dengan penggunaan Model Pembelajaran Numbered

Head Together dalam sudah masuk dalam kategori tinggi. Penilaian keberhasilan

pembelajaran adalah dengan menggunakan lembar observasi yang menilai tentang proses

penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together selama kegiatan belajar

berlangsung. Hasil penilaian kegiatan belajar mengajar melalui penerapan model

pembelajaran Numbered Head Together terdapat di tabel 4.28:

No Aspek yang diamati

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Skor skor

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

I Pra Pembelajaran

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

53

1. Guru dalam menyiapkan ruang,

alat, dan media pembelajaran √ √

2. Guru mengatur tempat duduk siswa

√ √

II Kegiatan Awal

1.

Membuka pelajaran dengan

memberikan apersepsi dan

motivasi kepada siswa

√ √

2. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

√ √

3. Guru menjelaskan langkah-

langkah kegiatan menggunakan

Model Pembelajaran Numbered

Head Together

√ √

III Kegiatan Inti

1. Membagi siswa menjadi beberapa

kelompok

√ √

2. Jumlah anggota kelompok 3 orang √ √

3. Membagikan topi bernomor kepada

setiap siswa

4. Membagikan nama pada setiap

kelompok

√ √

5. Membagikan LKS pada setiap

kelompok

√ √

6. Pertanyaan yang diberikan sesuai

dengan nomor kepala siswa

√ √

7. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berdiskusi

√ √

8. Mengawasi dan memonitor proses √ √

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

54

pembelajaran

9. Membahas hasil diskusi dengan

menunjuk satu nomor kepala

untuk mempresentasikan hasil

diskusi secara acak hingga semua

nomor terpanggil

√ √

10. Guru bersama siswa

menyimpulkan jawaban akhir dari

semua pertanyaan

√ √ √

11. Bertanya jawab tentang materi

yang belum dipahami siswa

√ √

IV Kegiatan Akhir

1. Guru meminta siswa mempelajari

materi berikutnya dan memberi

pekerjaan rumah

2. Guru menutup pelajaran √ √

Berdasarkan tabel 4.28 maka penilaian mengajar guru dengan menggunakan

model pembelajaran Numbered Head Together dinyatakan berhasil karena jumlah skor

pada pertemuan pertama yang telah didapatkan sebesar 73 dan pada pertemuan kedua

sebesar 77 sehingga setelah dirata- rata hasil observasi mengajar guru menjadi 75 sudah

masuk dalam kriteria baik.

4.4.2 Peningkatan Nilai Pretest- Posttest Pada Kelas Kontrol

Berdasarkan metode ceramah yang diterapkan pada kelas kontrol, dapat dilihat

peningkatan nilai rata- rata dari pretest- posttest pada tabel 4.26:

Page 22: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

55

Tabel 4.29

Rata- Rata Nilai Pre Test- Post Test Kelas Kontrol

Kelas Kontrol Nilai Pre test Kategori Nilai Post Test Kategori

SD Negeri 1

Wonoroto

55,04

Kurang 65,81 Cukup

Tabel 4.28 menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan hasil belajar

siswa pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah pada pembelajaran matematika

meskipun peningkatan nilai tidak begitu signifikan karena hasil belajar pada kelas kontrol

hanya meningkat 10,77 angka. Hal itu ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar pada

kelas kontrol dengan nilai pre tes mencapai 55,04 dalam kategori kurang dan rata-rata

hasil belajarnya post tes menjadi 65,81 dalam kategori cukup.

4.4.3 Peningkatan Nilai Pre Test – Post Test Pada Kelas Eksperimen

Berdasarkan model pembelajaran Numbered Head Together yang diterapkan

pada kelas eksperimen, dapat dilihat peningkatan nilai rata- rata dari pretest- posttest pada

tabel4.30:

Tabel 4.30

Rata- Rata Nilai Pre Test- Post Test Kelas Eksperimen

Kelas Eksperimen Nilai Pre test Kategori Nilai Post Test Kategori

SD Negeri 2

Wonoroto

60,66 Kurang 78,47 Tinggi

Tabel 4.30 menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa yang signfikan

pada kelas eksperimen setelah diberikan model pembelajaran Numbered Head Together

pada pembelajaran matematika materi sifat- sifat bangun ruang sederhana. Hal itu

ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen pre tes mencapai 60,66 dan

setelah melakukan pembelajaran dengan model Numbered Head Together rata-rata hasil

belajarnya (post tes) menjadi 78,47. Peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen

Page 23: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

56

mencapai 17,81 angka dari hasil pre tes dalam kategori kurang menjadi kategori tinggi

pada hasil post test.

4.4.4 Perbedaan Nilai Post Test Kelas Kontrol Dengan Nilai Kelas Post Test Kelas

Eksperimen

Untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar matematika antara siswa yang

menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dengan siswa yang

melakukan pembelajaran menggunakan metode ceramah digunakan perhitungan uji t

dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0 menggunakan independent sampel t-tes. Hasil

perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel 4.31.

Tabel 4.31

Uji Beda Rata- Rata Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

nilai Equal variances assumed

2.608 .114 -4.395 41 .000 -12.658 2.880 -18.475 -6.841

Equal variances not assumed

-4.355 34.798 .000 -12.658 2.906 -18.559 -6.757

Berdasarkan tabel 4.31 output Independent Samples t-test diperoleh angka sig. (2-

tailed) 0,000. Oleh karena nilai sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 maka uji t menggunakan equal

variance not assumed dan diperoleh -t hitung sebesar – 4,355 dan –t tabel adalah -2,017.

Oleh karena -t hitung < dari -t tabel, yakni -4,355 < -2,017 maka dapat diambil kesimpulan

bahwa rata- rata nilai kelas kontrol dengan kelas eksperimen adalah berbeda. Sehingga

Page 24: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

57

dapat disimpulkan bahwa siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan menggunakan

model pembelajaran Numbered Head Together dan siswa kelas kontrol menggunakan

metode ceramah mempunyai hasil belajar yang berbeda. Nilai rata- rata hasil belajar kelas

eksperimen lebih tinggi sebesar 78,47 sedangkan nilai rata- rata hasil belajar kelas kontrol

sebesar 65,81.

4.4.5 Perbedaan Hasil Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Dengan Hasil Keaktifan Siswa

Kelas Eksperimen

Perbedaan keaktifan siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat

pada tabel 4.32.

Tabel 4.32

Hasil Keaktifan Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Hasil Keaktifan Kelas

Kontrol Eksperimen

Pertemuan 1 44 55

Pertemuan 2 44 61

Rata- rata 44 58

Kategori Sedang Tinggi

Tabel 4.32 menunjukkan bahwa ada kecenderungan hasil keaktifan siswa pada

kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together

pada pembelajaran matematika materi sifat- sifat bangun ruang sederhana lebih tinggi dari

pada hasil keaktifan siswa pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Hal itu

ditunjukkan dengan rata- rata hasil keaktifan kelas eksperimen mencapai 58 dengan

kategori tinggi sedangkan rata- rata hasil keaktifan kelas kontrol 44 dengan kategori

sedang. Dari perbedaan hasil keaktifan dapat dikatakan bahwa siswa pada kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together lebih aktif

dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang hanya mendengarkan ceramah guru. Fisik

dan pikiran siswa pada kelas eksperimen pada saat pembelajaran dituntut untuk aktif

dalam menemukan pengetahuannya. Sehingga dengan diterapkannya model

Page 25: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

58

pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan keaktifan siswa dari segi

kognitif, afektif, dan psikomotor.

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Pengujian Model Pembelajaran Numbered Head Together Terhadap Keaktifan

Siswa

Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan skoring. Uji

hipotesis digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Numbered

Head Together terhadap Keaktifan siswa.

Berdasarkan tabel 4.32, keaktifan siswa pada pembelajaran matematika yang

menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together lebih tinggi yaitu dengan

rata- rata 58 dari pada keaktifan siswa pada pembelajaran matematika yang dilakukan

menggunakan metode ceramah yaitu hanya 44. Sehingga dapat disimpulkan ada

pengaruh model pembelajaran Numbered Head Together terhadap keaktifan siswa.

4.5.2 Pengujian Model Pembelajaran Numbered Head Together Terhadap Hasil

Belajar Siswa

Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan uji t. Uji

hipotesis digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Numbered

Head Together terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil t-hitung diperoleh sig. 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh model pembelajaran Numbered Head together terhadap hasil belajar

siswa pada pembelajaran matematika. Hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika

yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together lebih tinggi dari pada

hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika yang dilakukan menggunakan metode

ceramah.

Page 26: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

59

4.6 Pembahasan

4.6.1 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Tabel 4.33

Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas Rata- rata nilai

pre test

Kategori Rata- rata nilai

post test

Kategori

Kontrol 55,04 Kurang 65,81 Cukup

Eksperimen 60,66 Kurang 78,47 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.33 bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen terlihat lebih tinggi daripada kelas kontrol. Kondisi awal menunjukkan bahwa

rata- rata nilai pre test kelas eksperimen mencapai 60,66 dalam kategori kurang dan rata-

rata nilai pre test kelas kontrol mencaai 55,04 dalam kategori kurang. Hal tersebut

menunjukkan bahwa keadaan siswa adalah sama. Setelah diadakan pembelajaran dengan

perlakuan yang berbeda dimana kelas kontrol hanya menggunakan metode ceramah

terlihat bahwa hasil belajar siswa hanya 60,66 dalam kategori cukup sedangkan kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together terlihat

peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan menjadi 78,47 dalam kategori tinggi.

Faktor yang membuat hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kelas kontrol adalah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head

Together yang membuat kegiatan belajar menjadi menarik dan siswa jauh lebih aktif

karena siswa diminta untuk berdiskusi sehingga siswa bisa secara langsung menemukan

pengetahuannya. Sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran tergolong monoton karena

siswa mendapatkan pengetahuannya hanya dari ceramah guru, faktor itulah yang

membuat hasil belajar pada kelas kontrol tidak meningkat secara signifikan.

Faktor lain yang mendukung keberhasilan pembelajaran adalah menggunakan

model pembelajaran Numbered Head Together adalah lembar observasi, lembar observasi

diisi oleh peneliti dan guru lain saat guru kelas IV sedang mengajar. Hasil rata- rata dari

lembar observasi mengajar guru sebesar 75 dengan kriteria baik, sehingga dapat

dikatakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together

berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Dilihat dari jumlah soal antara pre test sebanyak

15 dan post test sebanyak 25 soal, jumlah soal post test yang lebih banyak membuktikan

Page 27: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

60

bahwa jumlah soal menjadi faktor penunjang keberhasilan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Numbered Head Together. Sebab meskipun siswa yang diberi soal

lebih banyak dari soal pre test, siswa mampu memperoleh rata- rata yang lebih besar

dibandingkan rata- rata nilai pre test. Penerapan perlakuan yang berbeda dimana kelas

eksperimen menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dan kelas

kontrol menggunakan metode ceramah membuat rata- rata hasil belajar kelas eksperimen

lebih tinggi.

Penelitian ini dikatakan sudah berhasil karena indikator kinerja telah tercapai.

Indikator pertama 80% siswa di kelas eksperimen mendapatkan nilai ≥ 65 telah tercapai yaitu

86% siswa di kelas eksperimen sudah mendapatkan nilai ≥ 65. Artinya model pembelajaran

Numbered Head Together berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

4.6.3 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.

Perbedaan hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel

4.34.

Tabel 4.34

Perbedaan Rata- Rata Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelas

Post Test Kategori

Kontrol 65,81 Sedang

Eksperimen 78,47 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.34, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik

dibandingkan dengan rata-rata nilai kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari adanya

perbedaan rata-rata nilai siswa kelas eksperimen sebesar 78,47 dan kelas kontrol sebesar

65,81.

Berdasarkan uji t-tes hasil t-hitung menunjukkan -4,395 dengan p value 0,000 <

0,05, artinya ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran yang menggunakan

metode ceramah dengan model pembelajaran Numbered Head Together.

Dari hasil rata- rata dan uji t, dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar

yang signifikan antara siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

Numbered Head Together dengan siswa yang menggunakan pembelajaran metode

ceramah terhadap hasil belajar matematika materi sifat- sifat bangun ruang sederhana

Page 28: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

61

pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik

dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas kontrol.

4.6.4 Perbedaan Keaktifan Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.

Perbedaan keaktifan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada

tabel 4.35.

Tabel 4.35 Perbedaan keaktifan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen

Kelas Rata- Rata Nilai Keaktifan Kategori

Kontrol 44 Sedang

Eksperimen 58 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.35, hasil yang didapat dari kelas kontrol yang menggunakan

metode ceramah mencapai angka 44 termasuk dalam kategori sedang, sedangkan hasil

yang didapat dari kelas eksperimen yang menggunakan model Pembelajaran Numbered

Head Together mencapai angka 58 dalam kategori tinggi. Artinya ada perbedaan keaktifan

siswa pada kelas kontrol dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah

dengan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head

Together. Keaktifan siswa pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan

keaktifan siswa kelas kontrol. Dapat dikatakan hasil keaktifan yang lebih tinggi pada kelas

eksperimen membuat hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik.

Dari perbedaan hasil keaktifan dapat dikatakan bahwa siswa pada kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together lebih aktif

dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang hanya mendengarkan ceramah guru. Fisik

dan pikiran siswa pada kelas eksperimen pada saat pembelajaran dituntut untuk aktif

dalam menemukan pengetahuannya. Sehingga dengan diterapkannya model

pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan keaktifan siswa dari segi

kognitif (pengetahuan) hal tersebut dapat dilihat dari hasil diskusi yang dipresentasikan

didepan kelas sehingga dapat menambah pengetahuan para siswa. Dari segi afektif

(sikap) siswa dituntut untuk dapat membaur dengan anggota kelompok dan dapat dinilai

sikap masing- masing siswa didalam kelompok. Dari segi psikomotor (keterampilan) dapat

dilihat dari cara siswa menyelesaikan soal yang diberikan guru dalam kelompok.

Penelitian ini dikatakan sudah berhasil karena indikator kinerja telah tercapai.

Indikator kedua siswa di kelas eksperimen mendapatkan skor keaktifan ≥ 50 (minimal

Page 29: BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/895/5/T1_292008150_BAB IV.pdf · 35 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian . Tabel 4.1 . Pelaksanaan

62

kategori tinggi). Artinya model pembelajaran Numbered Head Together berpengaruh

terhadap keaktifan siswa.