bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...

31
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran SD Penelitian akan dilaksanakan di SDN Tingkir Tengah 01 yang beralamat di Jl. Tantung No. 3 Tingkir Tengah Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Lokasi ini dulunya merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Semarang, namun karena ada pemekaran Salatiga tahun 1993 wilayah ini menjadi milik Salatiga. Jarak SDN Tingkir Tengah 01 dengan pusat kota Salatiga sekitar ±7 km. Lokasi SDN Tingkir Tengah 01 ini dapat dikatakan sebagai sekolah pinggiran karena letaknya yang cukup jauh dari pusat kota dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang. Walaupun letaknya yang cukup jauh dari pusat kota namun akses menuju ke sekolah sangat mudah yaitu naik angkutan Suruh-Salatiga ±30 menit turun di Kelurahan Tingkir Tengah dan jalan kaki sekitar 100 m . Area sekolah terletak diantara pemukiman warga dan persawahan penduduk sehingga lingkungan serta udara di sekitar sekolah masih sejuk dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. 4.2 Karakteristik Responden Dalam penelitian ini responden adalah seluruh siswa kelas IV SDN Tingkir Tengah 01 dengan jumlah siswa 27 anak yang terdiri dari 13 siswa laki- laki dan 14 siswa perempuan. Dari keseluruahan anak mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, namun sebagian besar berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah yaitu sebagai petani dan buruh. Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan masih kurang mereka cenderung lebih sibuk mencari uang untuk kebutuhan hidup dari pada mengawasi pendidikan anaknya, dampaknya hasil belajar yang diperolah kurang maksimal.

Upload: duonghuong

Post on 30-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran SD

Penelitian akan dilaksanakan di SDN Tingkir Tengah 01 yang beralamat di

Jl. Tantung No. 3 Tingkir Tengah Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Lokasi ini

dulunya merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Semarang, namun karena ada

pemekaran Salatiga tahun 1993 wilayah ini menjadi milik Salatiga. Jarak SDN

Tingkir Tengah 01 dengan pusat kota Salatiga sekitar ±7 km. Lokasi SDN Tingkir

Tengah 01 ini dapat dikatakan sebagai sekolah pinggiran karena letaknya yang

cukup jauh dari pusat kota dan berbatasan langsung dengan Kabupaten

Semarang. Walaupun letaknya yang cukup jauh dari pusat kota namun akses

menuju ke sekolah sangat mudah yaitu naik angkutan Suruh-Salatiga ±30 menit

turun di Kelurahan Tingkir Tengah dan jalan kaki sekitar 100 m . Area sekolah

terletak diantara pemukiman warga dan persawahan penduduk sehingga

lingkungan serta udara di sekitar sekolah masih sejuk dan nyaman untuk kegiatan

belajar mengajar.

4.2 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini responden adalah seluruh siswa kelas IV SDN

Tingkir Tengah 01 dengan jumlah siswa 27 anak yang terdiri dari 13 siswa laki-

laki dan 14 siswa perempuan. Dari keseluruahan anak mempunyai latar belakang

yang berbeda-beda, namun sebagian besar berasal dari kalangan ekonomi

menengah ke bawah yaitu sebagai petani dan buruh. Kesadaran masyarakat

terhadap pendidikan masih kurang mereka cenderung lebih sibuk mencari uang

untuk kebutuhan hidup dari pada mengawasi pendidikan anaknya, dampaknya

hasil belajar yang diperolah kurang maksimal.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

48

4.3 Pelaksanaan Tindakan

4.3.1 Kondisi Pra Siklus

Sebelum proses penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti

mengadakan kegiatan pra siklus pada bulan Maret 2014. Kegiatan ini dilakukan

dengan tujuan menyampaikan maksud untuk mengadakan penelitian tindakan

kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe scramble untuk

meningkatkan minat dan hasi belajar. Selain itu juga pengumpulan data hasil

belajar yang telah dicapai oleh siswa. Data nilai yang diperoleh bersumber dari

guru kelas 4 mata pelajaran IPS. Pengumpulan data ini bertujuan untuk

mengetahui pandangan awal hasil belajar selama ini. Setelah mendapatkan data

nilai siswa, kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan data minat siswa.

a. Minat Siswa

Untuk mendapatkan data minat siswa terhadap mata pelajaran IPS, telah

disediakan angket yang telah disiapkan sebelumnya.

Tabel 4.1

Skor Angka Minat Belajar IPS Pra Siklus

No Interval Kategori Frekuensi Presentasi (%)

1 21-38 Sangat Kurang 1 3,70

2 39-56 Kurang 7 25,93

3 57-74 Cukup 6 22,22

4 75-91 Baik 12 44,45

5 92-105 Sangat Baik 1 3,70

Jumlah 27 100

Rata-rata hasil angket minat 67.70

Skor angket minat tertinggi 95

Skor angket minat terendah 37

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

49

Data Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa yang masuk kategori sangat

kurang hanya 1 siswa atau 3,70%, kategori kurang 7 siswa atau 25,93%, kategori

cukup 6 siswa atau 22,22%, kategori baik 12 siswa atau 44,45% dan kategori

sangat baik 1 siswa atau 3,70%. Rata-rata hasil angket siswa 67,70% dalam

kategori cukup. Dari data presentase minat siswa dapat digambarkan dalam

diagram lingkaran sebagai berikut:

Diagram 4.1 Skor Angka Minat Belajar IPS Pra Siklus

Dari diagram lingkaran diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mempunyai

minat terhadap mata pelajaran IPS dalam kategori sangat baik mencapai 3,7%,

kategori baik 44,45%, kategori cukup 22,22%, kategori kurang 25,93% dan

kategori sangat kurang 3,7%.

b. Hasil Belajar

Data hasil belajar ini diperlukan untuk sebagai pandangan awal

kemampuan siswa dalam pembelajaran di kelas. Data hasil belajar siswa diperoleh

dari guru kelas IV saat melakukan evaluasi pembelajaran pada pertemuan

sebelumnya. Data ketuntasan berdasarkan nilai KKM yaitu ≥70 yang telah

ditetapkan oleh guru sebelumnya sehingga dapat digambarkan dalam tabel 4.2.

3,7%

44,45%

22,22%

25,93%

3,7%

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

50

44,44%55,55%

Tuntas

Tidak Tuntas

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus

Kategori Jumlah Siswa Persentasi

Tuntas ≥ 70 12 44,44%

Tidak Tuntas <70 15 55,56%

Rata-rata nilai IPS 66.04

Nilai tertinggi IPS 85

Nilai terendah IPS 43

Dari tabel 4.2 dapat didikripsikan bahwa siswa yang memperoleh nilai

tuntas lebih sedikit dari pada siswa yang mendapatkan nilai tidak tuntas. Siswa

yang mendapatkan nilai dibawah ketuntasan mencapai 15 siswa atau 55,56% dan

siswa yang tuntas mencapai 12 orang atau 44,44% dan rata-rata yang dihasilkan

pada tes evaluasi ini 66,04. Nilai tertinggi siswa mencapai 85dan terendah 43.

Dari presentase ketuntasan dibuat diagaram lingkaran beritkut ini :

Diagram 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus

Dari diagram lingkaran 4.2 dapat dilihat berbedaan yang antara siswa yang

tidak tuntas dengan siswa yang telah tuntas. Siswa yang memiliki nilai tidak

tuntas mencapai 55,56 % dan siswa yang tuntas 44,44%. Data dari skor minat dan

hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Tingkir Tengah 01 yang telah dikumpulkan

menunjukkan siswa yang belum tuntas masih lebih banyak. Untuk meningkatkan

minat dan hasil belajar IPS peneliti berupaya menggunakan model kooperatif tipe

scramble sesuai dengan rencana yang telah dipaparkan sebelumnya.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

51

4.3.2 Deskripsi Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti berkordinasi dengan guru menganai pembelajaran

yang akan dilakukan serta bahan pendukung dalam pembelajaran. Kegiatan

belajar mengajar siklus I akan berlangsung sebanyak 2 kali pertemuan. Sebelum

mengajar peneliti mempersiapkan hal-hal berikut:

1. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan.

2. Mempersiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran.

3. Membuat kelompok heterogen.

4. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I

5. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui keberhasilah

penggunaan model kooperatif tipe scramble

6. Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat siswa setelah

pembelajaran

7. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

8. Tes evaluasi

b. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama hari Jumat, 4 April 2014. Sebelum memulai

pembelajaran peneliti yang bertugas mengajar atau sebagai guru menyiapkan

Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat yang mendukung

pembelajaran kemudian mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan kompetensi

dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi

serta pengalaman menggunakannya. Dari kompetensi dasar yang sudah titetapkan

Ada dua indikator yang akan diajarkan yaitu: Membandingkan/membedakan jenis

teknologi tradisional dan modern, dan Menceritakan penggunaan teknologi

tradisional dan modern.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

52

Pada kegiatan awal guru melakukan doa, memberikan salam, mengabsen

siswa dan apersepsi. Kegiatan apresepsi yang dilakukan yaitu dengan bertanya

kepada siswa “Bagaimana cara kalian pergi ke sekolah? Guru memberikan

kesempatan pagi siswa untuk menceritakan perjalanan ke sekolah kemudian guru

bertanya “Alat apa yang kalian gunakan?.” Setelah itu guru menempelkan

gambar alat-alat yang digunakan siswa pergi ke sekolah. Guru meminta siswa

untuk menjelaskan pengalamannya naik alat tersebut dan meminta penjelasan

tentang perbedaan setiap alat. Dari penjelasan ini kemudian dikaitkan dengan

materi perkembangan teknologi berserta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,

tidak lupa juga guru menjelaskan kegiatan pembelajaran menggunakan model

scramble.

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan uraian materi yang dipelajari dan

melakukan tanya jawab yang menggali pengetahuan siswa. Setelah itu siswa

dibagi secara acak menjadi beberapa 7 kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-3

siswa. Guru membagiakan LKS berupa 2 buah amplop yang berisi soal dan

jawaban yang telah diacak hurufnya, guru menjelaskan langkah kerja serta

peraturan pada semua kelompok. Peraturan yang telah dibuat harus ditaati semua

keompok, bila ada yang melanggar akan mendapatkan sanksi. Setiap kelompok

diberikan waktu 20 menit untuk menyelesaikan soal secara bersama. Guru

mengontrol setiap kelompok secara bergantian agar suasana tetap kondusif.

Setalah waktu habis kelompok harus berhenti mengerjakan soal dan permaianan

dimulai, guru akan membacakan soal secara acak setiap kelompok berlomba

menjawab, ketika menjawab soal dan jawaban harus ditempelkan pada papan

yang telah disediakan kelompok yang tercepat menjawab akan mendapatkan

bintang. Kelompok yang memiliki bintang paling banyak akan menjadi juaranya.

Pada kegitan akhir guru bertanya-jawab dengan siswa menganai materi

yang kurang dipahami, setelah siswa paham guru mengajak untuk menyimpulkan

materi serta mengaitkannya dengan kehidupan sehar-hari. Tidak lupa guru

menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

53

Pada waktu berlangsungnya pembelajaran ada teman sejawat yang

menjadi observer mengobservasi berlangsungnya pembelajaran dengan

mengisi lembar observasi dan mengambil foto.

Hasil observasi yang diperoleh guru sudah melaksanakan pembelajaran

dengan runtut, sudah menggunakan alat peraga dengan maksimal, guru

hanya sebagai fasilitator. Siswa mulai belajar dengan serius walaupun masih ada

beberapa siswa yang belum fokus, kerja sama dengan siswa sudah cukup bagus.

Pertemua Kedua

Pelaksanaan pertemuan kedua pada Sabtu, 5 April 2014. Pada pertemua

kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya. Guru menyusun

rencana pembelajaran yang lebih baik menyempurnakan kekurangan pada

pertemuan pertama. Pada pertemuan ini waktu pertemuan ditambah 1 jam

pelajaran (3x35 menit) karena untuk evaluasi dan pengisian angket minat.

Kompetensi Dasar masih sama tetapi indikator dalam pembelajaran yang berbeda

yaitu: Membandingkan/membedakan teknologi produksi tradisional dan modern,

dan menyebutkan macam-macam alat teknologi produksi tradisional dan modern

Kegiatan pada pertemuan kedua diawali dengan ucapan salam yang

dilanjutkan dengan kegiatan apresepsi. Dalam kegiatan ini guru bertanya kepada

siswa “Apakah kaliah pernah pergi kesawah?” siswa bercerita secara bergantian

tentang pengalamannya pergi kesawah. Dari cerita tersebut guru bertanya kembali

“Alat apa saja yang digunakan pak tani dalam bertani di sawah?” guru

menanggapi komentar dari siswa dan guru menuliskan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti guru menempelkan gambar alat-alat untuk bertani dari

cerita siswa. Siswa diminta menceritakan dan membedakan kegunaan dari alat-

alat yang ada di papan tulis secara bergantian. Dari cerita tersebut guru

mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Setelah garis besar materi sudah

dijelaskan siswa secara acak dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri dari 3-4

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

54

orang anggota. Sebelum dimulai permainan guru menjelaskan langkah kerja serta

peraturan yang harus ditaati semua kelompok. Permainan dimulai, setiap

kelompok diberikan 2 buah amplop yang berisi soal serta jawaban yang telah

diacak. Dalam pengerjaan soal diberkan waktu 20 menit, semua soal dikerjakan

secara bersama. Kerjasama dalam kelompok dapat mempercepat pengerjaan soal

yang telah diberikan. Bila waktu telah habis, setiap kelompok berhenti

mengerjakan dan meletakkan alat tulis didalam meja. Permainan ketangkasan

dimulai, guru membacakan soal satu persatu secara acak. Kelompok beradu cepat

dengan menempelkan soal serta jawaban di atas papan yang telah disediakan. Bila

kelompok telah selesai tercepat dapat mengangkat papan dan mendapatkan

bintang. Kelompok yang mendapatkan bintang terbanyak akan menjadi juara.

Pada kegiatan akhir guru bertanya-jawab mengai materi yang kurang

dimengerti. Siswa diajak untuk menyimpulkan materi yang dipelajari dengan

mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah tidak ada pertanyaan guru

memberikan soal evaluasi dan dilanjutkan dengan mengisi angket minat. Guru

menutup pelajaran dengan menyampaikan materi pada pertemuan selanjutnya.

Dari hasil observasi pada pertemuan pertama dan kedua siklus 1,

masih ada hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki yaitu:

1. Guru memberi bimbingan berupa pertanyaan-pertanyaan yang kira-kira bisa

untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab anak sibuk bermain sendiri.

2. Guru juga perlu lebih dekat kepada siswa agar proses pembelajaran dapat

menjadi lebih efektif dan siswanya dapat aktif dalam menerima pelajaran.

c. Hasil Tindakan

1) Hasil Observasi

Terdapat dua hasil observasi yaitu observasi yang diterapkan pada guru

dan siswa. lembar observasi ini gunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe scramble dalam kegiatan pembelajaran.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

55

Pengisian lembar observasi ini oleh guru kelas /teman sejawat yang mengamati

aktifitas dari belakang kelas.

a) Analisis Data Hasil Observasi Guru

Lembar observasi guru bertujuan untuk mengukur pembelajaran guru

dalam penerapan model kooperati tipe scramble. Data yang terkumpul dapat

disajikan dalam tabel analisis 4.3

Tabel 4.3

Analisis Data Hasil Obervasi Guru Siklus I

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kegiatan pada siklus I pertemuan

pertama pada aspek I kegiatan awal mendapatkan skor 5, pada aspek II melakukan

kegiatan inti memperoleh skor 13, dan jumlah skor pada aspek III adalah 7

sehingga jumlah akhir mendapatkan skor 25 dengan kategori cukup. Pada

pertemuan kedua aspek I kegiatan awal mendapatkan skor 5, aspek II kegiatan

inti memperoleh skor 14, sedangkan aspek III penutup mendapatkan skor 8

sehingga jumlah skor akhir 27 dengan kategori baik. Jumlah skor pada pertemuan

dari pertama dan kedua mengalami peningkatan sebanyak 2 angka. Jadi rata-rata

skor pada siklus I yaitu 26 dan dapat disimpulkan bahwa mendapatkan kategori

baik.

No Pertemuan Jumlah Skor Aspek Total

Skor Kategori

I II III

1 1 5 13 7 25 Cukup

2 2 5 14 8 27 Baik

Rata-rata siklus I skor Observasi Pembelajaran Guru 26 Baik

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

56

b) Analisis Data Hasil Observasi Siswa

Selain menggunakan lembar observasi guru untuk mengetahui

keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scrambel juga

menggunakan lembar observasi siswa. hasil obsevasi dapata dilihat pada tabel

analisis 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Analisis Data Hasil Observasi Siswa Siklus I

D

Dari tabel 4.4 dapat dilihat pertemuan pertama jumlah skor aspek I

kegiatan awal mendapatkan skor 4, pada aspek II kegiatan inti memperoleh skor

15, sedangkan aspek III kegiatan penutup mendapatkan skor 5. Jumlah skor dari

keseluruhan aspek 24 dalam katagori cukup. Dalam pertemuan kedua aspek I

kegiatan awal mendapatkan skor 6, pada aspek II kegiatan inti memperoleh skor

17, dan aspek III kegiatan penutup mendapatkan skor 5, semua skor dari aspek I-

III yaitu 28 kategori baik. Jumlah rata-rata 26 kategori baik

2) Minat Belajar Siswa

Angket minat diisi oleh siswa pada pertemuan II setelah mengerjakan tes

evaluasi. Data hasil angket minat belajar IPS siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5

No Pertemuan Jumlah Skor Aspek Total

Skor Kategori

I II III

1 1 4 15 5 24 Cukup

2 2 6 17 5 28 Baik

Rata-rata siklus I skor Observasi Pembelajaran Siswa 26 Baik

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

57

Tabel 4.5

Skor Angka Minat Belajar IPS Siklus I

No Interval Kategori Frekuensi Presentasi (%)

1 21-38 Sangat Kurang 0 0

2 39-56 Kurang 1 3,70

3 57-74 Cukup 8 29,63

4 75-91 Baik 10 66,67

5 92-105 Sangat Baik 2 7,40

Jumlah 27 100

Rata-rata hasil angket minat 75,81

Skor angket minat tertinggi 96

Skor angket minat terendah 53

Dari tabel 4.5 dapat dilihat siswa yang masuk dalam kategori sangat

kurang menjadi 0, kategori kurang 1 siswa atau 3,70%, kategori cukup 8 siswa

atau 29,63%, kategori baik 10 siswa atau 66,67% dan kategori sangat baik 2 siswa

atau 7,40%. Rata-rata hasil angket minat siswa meningkat dari hasil pra siklus

yaitu 75,81 dalam kategori baik, skor tertinggi mencapai 96 dan terendah 53.

Berdasarkan presentase tabel 4.5 dapat dibuat diagram lingkaran berikut ini:

Diagram 4.3 Skor Angket Minat Belajar IPS Siklus I

7,40%

66,67%

29,63%

3,70%

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

58

Berdasarkan diagram 4.3 dapat dilihat jelas bahwa siswa yang masuk

kategori sangat kurang 0/tidak ada, kategori kurang hanya 3,70%, kategori cukup

29,63%, kategori baik mendapatkan angka terbanyak 66,67%, dan kategori sangat

baik menjadi 7,40%. Dapat diamati bahwa setelah penerapan model kooperatif

tipe scramble pada siklus I minat siswa terhadap mata pelajaran IPS meningkat

dibandingkan minat belajar IPS siswa saat pra siklus terlihat dari skor siswa yang

mendapatkan. Kategori sangat kurang dan kurang menjadi lebih sedikit.

3) Hasil Belajar IPS

Setelah pembelajaran pertemuan I dan II dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe scramble, maka diperoleh hasil belajar

berdasarkan nilai ketuntasan ≤70 seperti pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I

Dari tabel 4.6 dapat diamati bahwa siswa yang memperoleh nilai tunas ≥

70 sebanyak 19 siswa atau 70,37% dan siswa yang tidak tuntas mencapai 8 siswa

atau 29,63%. Sehingga rata-rata hasil nilai IPS siklus I adalah 72,93. Nilai

tertinggi siswa mencapai 91 dan terendah 51. Dari analisis pada tabel 4.6 dapat

dibuat menjadi tabel lingkaran 4.4.

Kategori Jumlah Siswa Persentasi

Tuntas≥ 70 19 70,37%

Tidak Tuntas<70 8 29,63%

Rata-rata nilai IPS 72,93

Nilai tertinggi IPS 91

Nilai terendah IPS 51

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

59

70,37%

29,63 %Tuntas

Tidak Tuntas

Diagram 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I

Berdasarkan analisis hasil belajar yang disajikan dalam diagram lingkaran

diatas, dapat dilihat bahwa presentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) ≥70 terdapat 70,37% sedangkan 29,63 % siswa tidak tuntas. Dari

data tersebut dapat dilihat perbandingan siswa yang lulus KKM lebih banyak

daripada yang tidak, sehingga dapat disimpulkan hasil belajar IPS pada siklus I

Iebih baik daripada hasil belajar pada pra siklus.

d. Hasil Refleksi

Pembelajaran siklus I pertemuan I dan II sudah selesai selanjutnya

diadakan refleksi untuk memperbaiki kekurangan dalam pembelajaran yang telah

berpatokan pada indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga

pada siklus II pembelajaran lebih maksimal. Bahan refleksi diambil dari data hasil

observasi guru dan siswa, hasil belajar IPS, dan angket minat siswa. Berdasarkan

hasil analisis data-data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Guru

Berdasarkan data lembar observasi guru dalam penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe scramble yang diperoleh pada pertemuan I adalah 25

dalam kategori cukup dapat dilihat pada (lampiran 11). Hal ini disebabkan karena

guru kurang menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran pada

kegiatan awal sehingga siswa banyak yang bermain sendiri dan petunjuk guru

dalam pengerjaan LKS kurang jelas. Pada pertemuan kedua jumlah skor

mengalami peningkatan yaitu 27 dalam kategori baik dapat dilihat pada (lampiran

11). Peningkatan yang terjadi karena kekurangan yang terjadi pada pertemuan

sebelummya telah diperbaiki sehingga guru dapat memancing ketertarikian siswa

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

60

dalam mengikuti pembelajaran dan kurang berani dalam mengungkapkan

pendapat. Dari hasil skor pertemuan pertama dan kedua memperoleh rata-rata 26

dalam kategori baik.

2. Siswa

Hasil data lembar observasi siswa pada siklus I bahwa skor yang diperoleh

siswa pada pertemuan I adalah 24 dalam kategori cukup dapat dilihat pada

(lampiran 12). Hal ini disebabkan karena siswa belum perhatian penuh pada

pembelajaran. Situasi ini menimbulkan suasana yang kurang kondusif dalam

pembelajaran. Pada pertemuan II skor meningkat menjadi 28 dalam kategori baik

dapat dilihat pada (lampiran 12). Hal ini dikarenakan perbaikan yang telah

dilakukan guru dalam pembelajaran. Siswa menjadi lebih perhatian dalam belajar,

suasana menjadi lebih kondusif. Keaktifan siswa dalam mengungkapkan

pendapatnya masih kurang karena mereka belum percaya diri. Rata-rata yang

dihasilkan pada pertemuan pertama dan kedua mencapai 26 dalam kategori baik..

3. Minat Belajar IPS

Pengukuran minat pada siklus I yang dilakukan pada pertemuan II atau

akhir siklus mendapatkan hasil skor minat siswa yang masuk kategori sangat

kurang 0/tidak ada, kategori kurang 3,70%, kategori cukup 29,63%, kategori baik

66,67%, dan kategori sangat baik 7,40%. Terjadi peningkatan presentase dari hasil

pra siklus, awalnya ada siswa yang masuk kategori sangat kurang pada siklus I ini

tidak ada lagi siswa yang masuk kategori tersebut dan siswa yang masuk kategori

baik semakin bertambah dapat dilihat pada (lampiran 21).

4. Hasil Belajar IPS

Hari data hasil belajar siswa pada siklus I terjadi peningkatan dari pada

hasil belajar pra siklus. Siswa yang mendapatkan nilai ≥70 mencapai 19 orang

atau 70,37% dan siswa yang mendapatkan nilai <70 sebanyak 8 siswa atau

29,62% dapat dilihat pada (lampiran 20). Walaupun peningkatan sudah terjadi

dari data pra siklus namun hasil ini masih kurang dari indikator kinerja yang

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

61

ditetapkan sebesar 74%. Perbaikan pada siklus harus dilakukan agar indikator

kinerja yang ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hambatan-

hambatan dalam pembelajaran siklus I sebagai berikut:

a) Guru belum memeriksa kesiapan siswa dengan baik masih ada siswa yang

asik bermain sendiri didalam kelas ketika pembelajaran

b) .

c) Siswa masih cenderung pasif belum menunjukkan prilaku yang aktif terhadap

pembelajaran

d) Dalam melakukan permainan masih banyak siswa yang belum menaati

peraturan yang telah dibuat sebelumnya.

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I, maka kekurangan

yang perlu diperbaiki dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

scramble pada siklus II yaitu :

a) Guru memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, bila masih

ada siswa yang belum siap diberikan teguran dan dalam kegiatan apresepsi

dibuat lebih menarik agar perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran

meningkat.

b) Guru memberikan motivasi dan latihan kepada siswa agar tidak malu dalam

menyampaikan pendapat dan bertanya

c) Guru memberikan waktu lebih kepada siswa untuk mengembangkan materi

yang dipelajari tidak terfokus pada pendapat guru saja.

d) Guru memberikan sanksi, dan yang dibuat dalam permainan harus dipertegas

agar siswa lebih sportif dalam mengikuti permainan

4.3.3 Diskrispsi Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut

dari kekurangan siklus I. Pada siklus II ini terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

62

pertama akan berlangsung 2x35 menit sedangkan pertemuan kedua akan

berlangsung 3x35 menit karena evaluasi minat dan hasil belajar akan dilaksanakan

pada pertemuan kedua. Kompetensi dasar yang akan diperlajari masih sama, tetapi

indikator pembelajaran yang berbeda. Sebelum melakukan pembelajaran peneliti

yang menjadi guru mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan.

2. Mempersiapkan alat peraga yang mendukung pembelajaran.

3. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II

4. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui keberhasilah

penggunaan model kooperatif tipe scramble

5. Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat siswa setelah

pembelajaran

6. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

7. Tes evaluasi untuk melihat hasil yang telah dilakukan pada akhir siklus

b. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 7 April 2014. Indikator yang

dibahas pada pertemuan kali ini adalah : membandingkan/membedakan jenis

teknologi komunikasi tradisional dan modern, dan menunjukkan peralatan

teknologi komunikasi tradisional dan modern

Kegiatan pembelajaran diawali dengan memeriksa kehadiran, kesiapan

siswa dan apresepsi, pada kesempatan ini guru menceritakan pengalamannya

menggunakan beragam komunikasi, kemudian siswa diminta untuk menanggapi

cerita yang dibawakan guru. Tidak lupa guru menuliskan tujuan pembelajaran di

papan tulis.

Pada kegiatan inti guru menempelkan bermacam-macam alat komunikasi,

guru mencoba menggali pengetahuan siswa tentang alat-alat tersebut. Guru

menjelaskan dan mengaitkan pengatahuan awal siswa dengan materi yang hendak

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

63

dibahas. Setelah garis besar materi selesai siswa dibagi menjadi 7 kelompok,

anggota kelompok seperti pada siklus I. Guru menjelaskan langkah kerja serta

peraturan yang ada didalam permainan. Setelah semua siswa mengerti, LKS

dibagikan kesetiap kelompok. LKS berisi 2 amplop, amplop berisi pertama soal

dan amplop kedua berisi jawaban yang diacak hurufnya. Semua kelompok

diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertannyaan. Bila waktu sudah habis

maka setiap kelompok harus berhenti mengerjakan dan meletakkkan alat tulis ke

dalam meja. Permainan dimulai, guru membacakan satu persatu secara acak

pertanyaan yang dikerjakan oleh kelompok. Setiap kelompok beradu cepat dalam

menjawabnya dengan menyusun lembar soal serta jawaban yang ditempelkan

pada papan tulis, kelompok yang tercepat akan mendapatkan bintang. Kelompok

yang mendapatkan bintang paling banyak mendapatkan juara.

Pada kegiatan akhir guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi

yang belum jelas. Guru memberikan hadiah kepada siswa yang berani bertanya

dan mengungkapkan pendapat. Siswa secara bersama menyimpulkan materi yang

dipelajari serta mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Guru menutup

dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk tetap aktif dalam pembelajaran

dan menyampaikan materi pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa, 8 April 2014, pada pertemuan

kedua terdiri dari 3 x 35 menit karena pada akhir pembelajaran akan diadakan

evaluasi minat serta hasil belajar. Indikator yang dibahas pada pertemua kali ini

adalah : membandingkan/membedakan jenis teknologi transportasi tradisional dan

modern, dan menyebutkan alat transportasi tradisional dan modern.

Kegiatan awal dibuka memeriksa kehadiran siswa, kesiapan belajar dan

kegiatan apresepsi. Pada apresepsi kali ini guru mengajak siswa melihat keluar

jendela, mereka diminta untuk mengamati lalulalang orang yang berada di jalan

depan sekolah. Ada orang yang berjalan kaki, naik sepeda; sepeda motor dan

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

64

mobil. Guru mengajak siswa menganalisa perbedaannya, tidak lupa menuliskan

tujuan pembelajaran di papan tulis.

Pada Kegiatan Inti guru memancing keaktifan siswa untuk bercerita

tentang pengalaman menggunakan berbagai macam alat transportasi. Dari cerita

dari siswa guru kaitkan dangan materi yang dibahasnya. Setelah garis besar materi

telah selesai dipaparkan, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok seperti

pada pertemuan I. Kelompok mendengarkan langkah kerja serta peraturan yang

wajib ditaati dalam kegiatan ini. Guru membagikan LKS yang berisi 2 amplop

diaman amplop pertama berisi soal dan amplop kedua berisi jawaban yang telah

diacak hurufnya. Setiap kelompok diberikan waktu selama 20 menit untuk

mengerjakan, bila waktu habis maka semua kegiatan harus berhenti. Permainan

dimulai, guru mempersilahkan semua kelompok untuk bersiap-siap, pertanyaan

dipilih secara acak. Kelompok yang tercepat menjawab dengan menempelkan soal

serta jawaban dan benar akan mendapatkan bintang. Perolehan bintang akan

menentukan juara dari permainan ini.

Pada kegiatan akhir guru bertanya jawab dengan siswa menganai materi

yang belum dikuasai oleh siswa. Setelah tidak ada pertanyaan, guru membimbing

siswa untuk merumuskan pembelajaran yang dikaitakan dengan kehidupan sehari-

hari. Kegiatan penutup guru memberikan motivasi kepada siswa tentang

pentingnya aktif dalam pembelajaran. Guru memberikan soal evaluasi untuk

mengetahui hasil belajar dan angket minat yang dikerjakan secara bergantian.

c. Hasil Tindakan

1) Hasil Observasi

Lembar observasi yang digunakan pada siklus II ini masih sama dengan

lembar observasi pada siklus I yaitu menggunakan untuk guru dan siswa. Hasil

observasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 dan 4.8.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

65

a) Analisa Data Hasil Observasi Guru

Dalam mengukur keberhasilan penerapan model kooperatif tipe scramble

menggunakan lembar observasi guru. Analisis data dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Analisis Data Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan I dan II

Pada Tabel 4.7 dapat dilihat pada pertemuan I pada aspek I yaitu kegiatan

awal mendapatkan skor 6, aspek II kegiatan inti mendapatkan skor 20, dan aspek

ke III kegiatan penutup mendapatkan nilai 8, jadi total keseluruhan skor pada

pertemuan I adalah 34 dalam kategori sangat baik. Sedangkan pada pertemuan II

pada aspek I kegiatan awal memperoleh skor 6, aspek II kegiatan inti memperoleh

skor 22, dan aspek III kegiatan penutup memperoleh skor 8, jadi total keseluruhan

skor pada pertemua II dalah 36 dalam kategori sangat baik. Dari keseluruhan skor

pertemuan I dan II mendapatkan rata-rata skor 35 dalam kategori sangat baik.

b) Analisa Data Hasil Obesrvasi Siswa

Dalam melihat respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe scaramble dalam pembelajaran guru menggunakan lembar

observasi siswa. Lembar observasi ini diisi oleh observer yang mamantau prilaku

siswa dalam pembelajaran. Kumpulan analisis data hasil observasi dapat dilihat

pada tabel 4.8.

No Pertemuan Jumlah Skor Aspek Total

Skor Kategori

I II III

1 1 6 20 8 34 Sangat Baik

2 2 6 22 8 36 Sangat Baik

Rata-rata siklus I skor Observasi Pembelajaran Guru 35 Sangat Baik

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

66

Tabel 4.8

Analisis Data Hasil Observasi Siswa Siklus II

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat pada pertemuan I pada aspek

kegiatan awal medapatkan skor 7, aspek II kegiatan Inti mendapatkan skor 23,

aspek III kegiatan penutup mendapatkan skor 7, jadi jumlah skor keseluruhan

aspek adalah 37 masuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan pada pertemuan II

aspek I kegiatan awal mendapatkan skor 7, aspek II kegiatan inti mendapatkan

skor 24, aspek III kegiatan penutup mendapatkan skor 8, jadi jumlah keseluruhan

skor pada pertemuan II adalah 39 masuk dalam kategori sangat baik. Dari

pertemuan I dan II jumlah total keseluruhan skor 38 masih masuk dalam kategori

sangat baik.

2) Minat Belajar Siswa

Untuk mengukur minat siswa terhadap mata pelajaran IPS guru

memberikan angket kepada keseluruhan siswa. Angket berisi pernyataan yang

dapat menunjukkan tingkat minat seorang siswa pada mata pelajaran. Angket

minat diisi oleh siswa berdasarkan perasaannya sendiri. Dari keseluruhan data

angket minat yang terkumpul dapat dilihat hasil analisis skor minat belajar siswa

pada tabel 4.9.

No Pertemuan

Jumlah Skor Aspek Total

Skor Kategori

I II III

1 1 7 23 7 37 Sangat Baik

2 2 7 24 8 39 Sangat Baik

Rata-rata skor Observasi Pembelajaran Siswa 38 Sangat Baik

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

67

Tabel 4.9

Skor Angka Minat Belajar IPS Siklus II

No Interval Kategori Frekuensi Presentasi (%)

1 21-38 Sangat Kurang 0 0

2 39-56 Kurang 0 0

3 57-74 Cukup 1 3,70

4 75-91 Baik 23 85,19

5 92-105 Sangat Baik 3 11,11

Jumlah 27 100

Rata-rata hasil angket minat 81,63

Skor angket minat tertinggi 96

Skor angket minat terendah 65

Pada tabel 4.9 kategori cukup hanya 1 siswa atau 3,70%, kategori baik

meningkat menjadi 23 siswa atau 85,19% , dan kategori sangat baik menjadi 3

siswa atau 11,11%. Rata-rata meningkat dari pada hasil siklus I menjadi 81,63

dalam kategori baik, skor angket tertingi 96,dan terendah 65.

Diagram 4.5 Skor Angket Minat Belajar IPS Siklus II

Dari diagram lingkaran 4.5 diatas terlihat jelas bahwa siswa yang masuk

kategori cukup hanya 1 siswa atau 3,70%, kategori baik mempunyai presentasi

terbanyak yaitu 85,16%, dan sangat baik 11,11%. Dari data tersebut dilihat bahwa

85,16%

11,11%3,70%

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

68

88,89%

11,11%

Tuntas

Tidak Tuntas

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble pada mata pelajaran IPS

meningkatkan minat belajar siswa sehingga indikator kinerja yang ditetapkan

tercapai.

3) Hasil Belajar Siswa

Untuk mengukur hasil belajar siswa guru memberikan soal evaluasi yang

dikerjakan pada pertemuan II. Data yang diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.10

Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II

Kategori Jumlah Siswa Persentasi

Tuntas ≥70 24 88,89 %

Tidak Tuntas <70 3 11,11 %

Rata-rata nilai IPS 75,74

Nilai tertinggi IPS 90

Nilai terendah IPS 55

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai tuntas

≥70 mencapai 24 siswa presentase 88,89% sedangkan 3 siswa mendapatkan nilai

tidak tuntas <70 dengan presntase 11,11%. Dapat dibuat diagram dibawah ini:

Diagram 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

69

Bila dilihat pada diagram 4.6 siswa yang memperoleh nilai tuntas

mencapai 88,89% sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 11,11%. Dari data

tersebut terlihat jelas presentase ketuntasan hasil siklus II mengalami peningkatan

dari pada siklus I. Jadi dapat dilihat bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe scramble telah mencapai indikator kinerja dari penelitian yang

ditentukan sebesar 85,19%.

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran siklus II berakhir.

Tujuan adanya tahap ini adalah untuk melihat kekurangan yang terjadi saat

pembelajaran. Berdasarkan analisis data hasil obeservasi guru dan siswa, angket

minat, dan hasil belajar pada siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Guru

Dalam mengukur penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble

observer menggunakan lembar observasi guru. Data yang diperoleh pada

pertemuan I memperoleh skor 34 dalam kategori sangat baik dapat dilihat pada

(lampiran 18). Pertemuan II memperoleh skor 36 dalam kategori sangat dapat

dilihat pada (lampiran 18)., jadi rata-rata skor menjadi 35 masih dalam kategori

sangat baik. Penerapan rencana guru yang sudah disusun pada pertemuan I dan II

dapat berjalan dengan sangat baik. Guru dapat melatih keberanian siswa dalam

mengemukakan pendapat dan perhatian siswa terhadap pelajaran sudah baik.

2. Siswa

Dalam mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe scramble untuk siswa juga menggunakan lembar observasi. Data yang

diperoleh pada pertemuan I memperoleh skor 37 dalam kategori sangat baik dapat

dilihat pada (lampiran 19). Pertemuan II memperoleh skor 39 dalam kategori

sangat baik dapat dilihat pada (lampiran 19). Dari skor yang diperoleh pada

pertemuan I dan II mendapatkan rata-rata skor 38 masih dalam kategori sangat

baik. Dari data tersebut dapat dilihat partisipasi dari siswa dalam proses

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

70

pembelajaran sangat baik. Siswa mulai berani mengekspresikan hal yang ada pada

pikiran mereka. Dalam permainan siswa sangat antusias dan sportif untuk

menjawab pertanyaan dari guru.

3. Minat Belajar Siswa

Pengukuran minat menggunakan angket yang diisi oleh siswa pada

pertemuan II. Data yang diperoleh 3,70% dalam kategori cukup, 85,16% kategori

baik, dan 11,11% kategori sangat baik dan rata-rata minat meningkat menjadi

81,63% masuk kategori baik dapat dilihat pada (lampiran 21). Dari data yang

diperoleh menunjukan minat siswa terhadap pelajaran IPS sangat tinggi dan

mengalami peningkatan setiap siklusnya. Rasa suka dari dalam diri siswa terhadap

mata pelajaran IPS sudah muncul bisa diamati dari perhatian dan aktifitas dalam

pembelajaran sudah baik daripada sebelumnya, peningkatan minat ini tidak

terlepas dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe scramble.

4. Hasil Belajar Siswa

Evaluasi hasil belajar dilakukan pada akhir pertemuan II. Dari 27 siswa

kelas IV terdapat 88,89% siswa yang tuntas sedangkan 11,11% siswa yang belum

tuntas. Nilai tertinggi yang dapat dicapai oleh siswa 90 dan terendah 55 dapat

dilihat pada (lampiran 29). Peningkatan hasil belajar ini tidak terlepas dari

penerapan hasil refleksi yang sudah direncanakan sebelumnya. Faktor pendekatan

dan perhatian terhadap siswa yang mendorongnya untuk lebih aktif dalam

pembelajaran.

4.4 Hasil Analisis Data

4.4.1 Minat Belajar Siswa

Pelaksanaan dimulai sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran

yang disebut pra siklus. Hasil dari minat ini dapat dijadikan bahan acuan dalam

perencanaan pembelajaran saat peneliti melakukan penelitian. Pengukuran minat

selanjutnya siklus I dan II pada akhir pertemuan. Rekapitulasi hasil data yang

diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

71

Tabel 4.11

Rekapitulasi Skor Angka Minat Belajar IPS

Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II

Kategori

FREKUENSI PERSENTASI

Pra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II Pra Siklus Siklus I Siklus II

Sangat Kurang 1 0 0 3,70% 0 0

Kurang 7 1 0 25,92% 3,70% 0

Cukup 6 8 1 22,22% 29,63% 3,70%

Baik 12 16 23 44,45% 66,67% 85,16%

Sangat Baik 1 2 3 3,70% 7,40% 11,11%

Jumlah 27 27 27 100,00% 100,00% 100,00%

Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan siswa yang mempunyai minat

belajar IPS. Pada pra siklus siswa masuk kategori sangat kurang 1 siswa atau

3,70% , kategori kurang 7 siswa atau 25,93%, kategori cukup 6 siswa atau

22,22%, kategori baik 12 siswa atau 44,45% , dan kategori sangat baik 1 siswa

atau 3,70%. Setelah penerapan tindakan oleh peneliti terjadi peningkatan hasil

siklus I, terjadi penurunan angka pada kategori sanngat kurang dan kurang

Kategori sangat kurang menjadi 0/tidak ada, kategori kurang menjadi 1 siswa atau

3,70%, kategori lainnya mengalami peningkatan kategori cukup menjadi 8 siswa

atau 29,63%, kategori baik menjadi 10 siswa atau 66,67%, dan kategori sangat

baik menjadi 2 siswa atau 7,40%. Sama halnya hasil siklus II juga mengalami

peningkatan. Penurunan terjadi pada kategori sangat kurang, kurang dan cukup.

Pada kategori sangat kurang dan kurang sudah tidak ada siswa yang masuk

kategori ini dan kategori cukup menjadi 1 siswa atau 3,70%. Terjadi peningkatan

pada kategori baik menjadi 23 siswa atau 85,16% dan kategori sangat baik

menjadi 3 siswa atau 11,11%. Dari data tersebut dapat disimpulkan penerapan

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

72

model pembelajaran kooperatif tipe scramble dapat meningkatkan minat belajar

IPS siswa kelas IV SDN Tingkir Tengah 01. Hasil perbandingan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Diagram 4.7 Rekapitulasi Skor Angka Minat Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I

dan Siklus II

Pada tabel diatas terlihat perbandingan jumlah siswa yang minat dan

kurang minat terhadap mata pelajaran IPS. Pada kondisi pra siklus siswa yang

masuk pada kategori sangat kurang 1 siswa atau 3,70%, kategori kurang 7 siswa

atau 25,93%, kategori cukup 6 siswa atau 22,22%, kategori baik12 siswa atau

44,45% dan kategori sangat baik 1 siswa atau 3,70%. Setelah mendapatkan

tindakan pada siklus I mengalami peningkatan yang terjadi berupa penurunan

pada kategori sangat kurang tidak ada siswa yang masuk kategori ini dan kategori

kurang hanya 1 siswa atau 3,70%. Pada kategori lainnya mengalami peningkatan

yaitu kategori cukup menjadi 8 siswa atau 29,63%, kategori baik 16 siswa atau

66,67% dan kategori sangat baik 2 siswa atau 7,40%. Peningkatan tersebut juga

terjadi pada siklus II yaitu penurunan yang terjadi pada kategori sangat kurang

dan kurang tidak ada siswa yang masuk kategori ini dan kategori cukup hanya 1

siswa atau 3,70%. Sedangkan pada kategori lainnya mengalami peningkatan yaitu

kategori baik naik menjadi 23 siswa atau 85,16% dan kategori sangat baik

0

5

10

15

20

25

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Sangat Kurang

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

1

7 6

12

1 1

8

10

1 1

23

3

F

r

e

k

u

e

n

s

i

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

73

menjadi 3 siswa atau 11,11%. Dari kondisi tersebut terjadi peningkatan siswa

yang minat terhadap mata pelajaran IPS dan penurunan siswa yang kurang minat

mata pelajaran IPS.

4.4.2 Hasil Belajar IPS

Data hasil belajar IPS diperoleh dari hasil pra siklus yaitu nilai sebelum

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble. Nilai setelah melakukan

tindakan yaitu nilai hasil evaluasi siklus I dan II. Rekapitulasi nilai pra siklus,

siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.12

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPS

Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II

Kategor

i

FREKUENSI PERSENTASI

Pra Siklus Siklus I Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas

≥ 70 12 19 24 44,44% 70,37% 88,89%

Tidak

Tuntas

< 70

15 8 3 55,56% 29,63% 11,11%

Jumlah 27 27 27 100,00% 100,00% 100,00%

Berdasarkan Tabel hasil belajar IPS dapat dilihat kondisi pra siklus

terdapat 12 siswa atau 44,44% sudah tuntas dan 15 siswa atau 55,56% yang belum

tuntas. Setelah diadakan tindakan pada siklus I ketuntasan siswa meningkat

menjadi 19 siswa atau 70,37% dan yang belum tuntas 8 siswa atau 29,63%.

Begitu juga pada siklus II siswa yang tuntas mencapai 24 siswa atau 88,89% dan

yang belum tuntas mencapai 3 siswa atau 11,11%. Dari data tersebut terjadi

peningkatan siswa yang tuntas mata pelajaran IPS . Data ketuntasan siswa dapat

dilihat pada diagram batang 4.8.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

74

Diagram 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I

dan Siklus II

Pada diagram diatas perbandingan jumlah ketuntasan siswa dari pra siklus,

siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi ketika guru

telah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe scramble pada pra siklus

hanya 12 siswa yang tuntas, siklus II siswa yang tuntas mencapai 19 dan pada

siklus II mencapai 24 siswa.

4.5 Pembahasan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terlebih

dahulu di SDN Tingkir Tengah 01 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Pada

observasi ini guru melihat nilai ulangan harian IPS terakhir siswa yang belum

diremidi, kriteria ketuntasan minimal ( KKM) ≥ 70. Dari 27 siswa yang ada di

kelas IV hanya 12 siswa yang tuntas KKM dan 15 siswa diantaranya tidak tuntas

KKM. Lebih dari setengah jumlah siswa yang belum tuntas. Setelah melihat hasil

belajar siswa peneliti melihat keadaan siswa pada saat proses belajar mengajar.

Pada saat pembelajaran banyak siswa yang berbicara sendiri terutama gerombolan

siswa yang paling belakang, perhatian siswa terhadap pelajaran masih kurang.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa sangat kurang hal ini

didukung oleh hasil angket pra siklus yang diperoleh rata-rata 67,70% dalam

kategori cukup.

12

19

24

15

8

3

0

5

10

15

20

25

30

Pra siklus Siklus I Siklus II

Series 1 Series 2Tuntas Tidak tuntas

F

r

e

k

e

n

s

i

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

75

Berdasarkan data obsevasi yang telah dikumpulkan sebelumnya, maka

peneliti tergerak untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas IV

SDN Tingkir Tengah 01 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

scramble. Model ini dipilih karena memiliki keunggulan dalam hal latihan soal

yang dapat dibuat lebih menarik.

Sebelum melakukan pembelajaran peneliti telah mempersiapkan instrumen

pembelajaran yang berkaitan dengan indikator yang telah ditetapkan. Pada Siklus

I penerapan model pembelajaran kooperatif tipe scramble masih banyak

kekurangan yang perlu diperbaiki oleh guru. Pada pertemuan I guru belum

berhasil menarik semua perhatian siswa sehingga banyak siswa yang belum siap

untuk belajar mereka lebih asyik berbicara sendiri, bermain, dan melamun. Pada

kegiatan inti yaitu permainan acak kata siswa belum antusias, mereka cenderung

ribut dan kurang konsetrasi. Skor hasil observasi pada pertemuan ini yang

diperoleh 23 dalam kategori cukup. Dalam pelaksanaan pertemuan ke II guru

berusaha memperbaiki kekurangan pada pertemuan sebelumnya. Guru berusaha

lebih menarik perhatian siswa dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk

berimajinasi dan kesempatan mengemukakan pendapat. Cara ini cukup efektif

dalam menarik perhatian siswa dalam belajar namun masih ada segelintir siswa

yang masih belum siap belajar, siswa masih malu-malu dalam menyampaikan

pendapatnya. Pada permainan acak kata siswa saat penyusunan jawaban ada

anggota kelompok yang menyontek pekerjaan kelompok lain sehingga permainan

kurang adil bagi kelompok lainnya. Ketika guru memulai membacakan

pertanyaan dari soal yang telah dikerjakan sebelumnya dan tugas kelompok

berlomba menjawabnya dengan cepat, antusias siswa sangat tinggi. pembelajaran

pada pertemuan II dapat berjalan baik. Skor yang didapatkan pada pertemuan II

ini meningakat menjadi 27 dalam kategori baik. Sebelum menutup pelajaran guru

melakukan evaluasi dengan memberikan soal dan angket minat belajar. Hasil rata-

rata angket minat pada siklus I ini mencapai 75,81% dalam kategori baik dan hasil

belajar 19 siswa atau 70,37% yang tuntas, 8 siswa atau 29,63% yang belum

tuntas. Data ini menunjukkan kenaikan hasil yang diperoleh daripada hasil pra

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

76

siklus, namun perolehan ini masih belum memenuhi indikator kinerja yang

ditetapka sebelumnya.

Sebelum melakukan pembelajaran siklus II, peneliti melakukan refleksi

atas tindakan pada siklus I. Perbaikan dilakukan agar pada siklus II ini minat dan

hasil belajar lebih meningkat. Pertemuan I peneliti strategi masih sama seperti

pada siklus I namun menambahkan beberapa hal yaitu kedekatan dengan siswa

dan ketegasan dalam pembelajaran. Pada saat semua strategi diterapkan kondisi

pembelajaran berjalan kondusif. Semua siswa perhatian mulai dari kegiatan awal,

inti hingga penutup. Siswa sudah mulai berani bertanya dan menjawab pertanyaan

dari guru. Dalam permainan acak kata siswa sudah teratur tidak ada yang

melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Skor observasi guru yang diperoleh

mencapai 34 dalam kategori sangat baik. Pada pertemua II ini rencana yang

digunakan masih sama pada pertemuan I karena pembelajaran pada pertemuan ini

sudah baik. Kondisi pembelajaran pada pertemuan ini juga kondusif siswa sudah

mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Skor yang

diperoleh pada pertemuan kali ini adalah 36 masih dalam kategori sangat baik.

Sebelum kegiatan pembelajaran ditutup guru melakukan evaluasi dengan

membagikan soal dan angket minat. Data minat belajar siswa setelah penerapan

model kooperatif tipe scramble pada siklus II mendapatkan rata-rata 81,83% dan

data hasil belajar (KKM) ≥ 70 dari 24 siswa atau 88,89% tuntas, 3 siswa atau

11,11% tidak tuntas. Penyebab 3 siswa tidak tuntas dikarenakan perhatian

terhadap pembelajaran masih kurang baik, pergaulan mereka yang terlalu

dibebaskan oleh orang tua, tidak ada orang yang mengawasinya di luar sekolah.

Sehingga siswa tersebut cenderung malas ketika diajak berfikir lebih sulit

menerima materi yang diajarkan.

Dari data observasi siswa dan guru, angket minat dan evaluasi hasil belajar

pada pra siklus, siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa: telah terjadi

peningkatan minat dan hasil belajar yang telah memenuhi indikator kinerja yang

ditetapkan. Hal ini dapat terjadi karena penerapan model kooperatif tipe scramble.

Menurut Sharan (Isjoni, 2009:43), berpendapat bahwa siswa yang belajar

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7874/5/T1_292010121_BAB IV.pdf · dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi

77

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif akan memiliki minat

yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya sehingga hasil

belajar juga akan maksimal. Pembelajaran kooperatif juga menghasilkan

peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis,

membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, dan

meningkatkan minat siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar

mengurangi perilaku yang kurang baik. Begitu juga untuk belajar sangat

diperlukan adanya minat. Makin tepat minat yang diberikan, maka pembelajaran

yang diaksanakan makin berhasil (Sardiman, 2011:84).

Minat belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena

fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar

(Oemar Hamalik, 2001). Minat belajar siswa dapat tumbuh dalam

pembelajaran yang menyenangkan. Model Pembelajaran Kooperatif yang dapat

digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa salah satunya adalah

Scramble. Siswa dengan model kooperatif tipe scramble dapat menyusun

jawaban sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang

menyenangkan (Miftahul Huda, 2011: 135). Seiring dengan semakin berminatnya

siswa terhadap mata pelajaran IPS maka hasil belajar yang akan diperoleh juga

maksimal. Scramble dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran pada tingkatan

kelas tinggi. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang

memuat konsep dan topik materi yang sangat luas. Scramble dapat digunakan

untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPS. Untuk

itu bgai guru yang masih menggunakan model kovensional dalam pembelajaran

cobalah untuk berinovasi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

salah satunya model kooperatif tipe scramble. Model ini sudah terbukti dapat

meningakatkan minat siswa terhadap matapelajaran IPS dan mendapatkan hasil

belajar yang maksimal.