bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...

18
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida yang mengalami nyeri persalinan kala 1 fase aktif di RSB Mutiara Bunda-Salatiga. Jumlah seluruh responden adalah 31 orang, tetapi pada saat persalinan ternyata 6 orang diantaranya tidak memenuhi kriteria inklusi yang telah di tetapkan maka dianggap tidak terhitung sebagai responden. Jadi responden yang diteliti berjumlah 25 orang. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisa Univariat Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk satu variabel atau tiap variabel. Analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase data tiap variabel (Notoadmodjo, 2002). Analisa data demografi responden dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Variabel Mean SD Minimal Maksimal Usia 27,00 3,02765 21 33

Upload: truongngoc

Post on 28-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida

yang mengalami nyeri persalinan kala 1 fase aktif di RSB Mutiara

Bunda-Salatiga. Jumlah seluruh responden adalah 31 orang, tetapi

pada saat persalinan ternyata 6 orang diantaranya tidak memenuhi

kriteria inklusi yang telah di tetapkan maka dianggap tidak terhitung

sebagai responden. Jadi responden yang diteliti berjumlah 25

orang.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk satu

variabel atau tiap variabel. Analisa ini hanya menghasilkan

distribusi dan presentase data tiap variabel (Notoadmodjo, 2002).

Analisa data demografi responden dapat dilihat pada tabel 4.1 di

bawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden

Variabel Mean SD Minimal Maksimal

Usia 27,00 3,02765 21 33

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

62

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata usia

responden penelitian adalah 27 tahun. Dengan standar deviasi

3,02765. Usia termuda responden adalah 21 tahun dan tertua

adalah 33 tahun. Dengan demikian data menunjukkan bahwa

semua responden tidak ada yang merupakan ibu beresiko.

Gambar 4.1 Distribusi Usia Responden

Berdasarkan data gambar 4.1 menunjukkan bahwa responden

yang terlibat dalam penelitian berkisar antara usia 20-35 tahun.

Rentang usia ini merupakan usia produktif sehingga sangat baik

untuk ibu primigravida. Responden lebih banyak berusia 26-30

tahun sebesar 48%.

32%

48%

20%

0%

Usia

20-25 tahun

26-30 tahun

31-35 tahun

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

63

Gambar 4.2 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden

Berdasarkan data gambar 4.2 menunjukkan bahwa Pendidikan

tertinggi responden yaitu SMA, diploma (D3) dan sarjana (S1),

dengan angka pendidikan tertinggi adalah sarjana (S1) sebesar

36%.

Gambar 4.3 Distribusi Pekerjaan Responden

SD

0%SMP0%

SMA32%

Diploma (D3)32%

Sarjana36%

Tingkat pendidikan

24%

32%20%

24%

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga

Karyawan Swasta

Wiraswata

PNS

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

64

Berdasarkan data gambar 4.3 menunjukkan bahwa pekerjaan

responden yaitu ibu rumah tangga (24%), karyawan swasta (32%),

wiraswasta (20%), dan PNS (24%). Pekerjaan yang banyak digeluti

responden adalah karyawan swasta sebesar 32%.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengukuran Skala Nyeri

Sebelum dan Sesudah diberi Perlakuan Distraksi Imajinasi Terbimbing

Variabel Mean SD Minimal Maksimal

Skala Nyeri Sebelum Perlakuan

6,60 1,08 5,00 9,00

Skala Nyeri Sesudah Perlakuan

5,84 0,94 4,00 8,00

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata skala nyeri

sebelum diberi perlakuan sebesar 6,60 (nyeri sedang) dengan

standar deviasi 1,08. Skala nyeri sebelum diberi perlakuan berada

pada rentang skala nyeri sedang (5,00)-skala nyeri berat (9,00).

Rata-rata skala nyeri sesudah diberi perlakuan sebesar 5,84 (nyeri

sedang) dengan standar deviasi 0,94. Skala nyeri sesudah diberi

perlakuan berada pada rentang skala nyeri sedang (4,00)-skala

nyeri berat (8,00).

Tabel 4.3 Pengukuran Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah

diberi Perlakuan Distraksi Imajinasi Terbimbing (n=25)

No

Skala Nyeri Frekuensi Persentase (%)

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 0 (tidak nyeri) 0 0 0% 0%

2 1-3 (nyeri ringan) 0 0 0% 0%

3 4-6 (nyeri sedang) 12 20 48 % 80%

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

65

4 7-10 (nyeri berat) 13 5 52% 20%

Total 25 25 100 % 100%

Tabel 4.3 Menunjukkan bahwa skala nyeri pada responden

dengan nyeri persalinan berada pada rentang skala nyeri sedang

dan skala nyeri berat. Skala nyeri sebelum diberi perlakuan

distraksi imajinasi terbimbing sebanyak 12 responden (48%)

dengan skala nyeri 4-6 (nyeri sedang), dan sebanyak 13 responden

(52%) dengan skala nyeri 7-10 (nyeri berat). Sedangkan skala nyeri

sesudah diberi perlakuan distraksi imajinasi terbimbing sebanyak

20 responden (80%) skala nyeri 4-6 (nyeri sedang ) dan sebanyak 5

responden (20%) skala nyeri 7-10 (nyeri berat).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengukuran Respon Psikologi

Pasien Terhadap Nyeri Sebelum dan Sesudah diberi Perlakuan Distraksi Imajinasi Terbimbing

Variabel Mean SD Minimal Maksimal

Respon Psikologi Sebelum Perlakuan

36,16 2,74 31 41

Respon Psikologi Sesudah Perlakuan

36,76 2,38 32 41

Dari tabel 4.4 Rata-rata nilai observasi pengungkapan respon

psikologi responden terhadap nyeri pada kelompok sebelum diberi

perlakuan sebesar 36,16 dengan standar deviasi 2,74. Skor

terendah pengungkapan respon psikologi terhadap nyeri sebesar

31 dan skor tertinggi sebesar 41. Hasil ini dapat dikatakan rata-rata

responden kelompok sebelum perlakuan tidak mampu mengontrol

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

66

respon nyeri yang dirasakan, karena berada dalam rentang skor

rata-rata sebesar 36-48 (respon tidak terkontrol). Rata-rata nilai

observasi pengungkapan respon psikologi responden terhadap

nyeri pada kelompok sesudah diberi perlakuan sebesar 36,76

dengan standar deviasi 2,38. Skor terendah pengungkapan respon

psikologi terhadap nyeri sebesar 32 dan skor tertinggi sebesar 41.

Hasil ini, dapat dikatakan rata-rata responden kelompok sesudah

perlakuan tidak mampu mengontrol respon nyeri yang dirasakan,

karena berada dalam rentang skor rata-rata sebesar 36-48 (respon

tidak terkontrol).

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengukuran Skala Nyeri Respon Fisiologi Tekanan Darah Sistole Sebelum dan Sesudah diberi Perlakuan Distraksi Imajinasi Terbimbing

Variabel Mean SD Minimal Maksimal

Respon Fisiologi (TDS*) Sebelum Perlakuan

122,40 13,31 90 160

Respon Fisiologi (TDS*) Sesudah Perlakuan

117,60 7,23 110 140

TDS* Tekanan Darah Sistole

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan

darah sistole sebelum diberi perlakuan sebesar 122,40 dengan

standar deviasi 13,31. Tekanan darah sistole sebelum diberi

perlakuan berada pada rentang tekanan darah terendah (90mmHg)

dan dan tekanan darah tertinggi (160mmHg). Rata-rata tekanan

darah sistole sesudah diberi perlakuan sebesar 117,60 dengan

standar deviasi 7,23. Tekanan darah sistole sesudah diberi

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

67

perlakuan berada pada rentang tekanan darah terendah

(110mmHg) dan tekanan darah tertinggi (140mmHg).

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengukuran Skala Nyeri

Respon Fisiologi Tekanan Darah Diastole Sebelum dan Sesudah diberi Perlakuan Distraksi Imajinasi Terbimbing

Variabel Mean SD Minimal Maksimal

Respon Fisiologi (TDD*) Sebelum Perlakuan

78,40 9,86 60 110

Respon Fisiologi (TDD*) Sesudah Perlakuan

76,80 6,90 70 100

TDD* Tekanan Darah Diastole

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan

darah diastole sebelum diberi perlakuan sebesar 78,40 dengan

standar deviasi 9,86. Tekanan darah diastole sebelum diberi

perlakuan berada pada rentang tekanan darah terendah (60 mmHg)

dan dan tekanan darah tertinggi (110 mmHg). Rata-rata tekanan

darah diastole sesudah diberi perlakuan sebesar 76,80 dengan

standar deviasi 6,90. Tekanan darah diastole sesudah diberi

perlakuan berada pada rentang tekanan darah terendah (70 mmHg)

dan dan tekanan darah tertinggi (100 mmHg).

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Respon

Fisiologi Tekanan Darah Responden Terhadap Nyeri Sebelum dan Sesudah diberi Perlakuan Distraksi Imajinasi Terbimbing

No

Tekanan Darah Frekuensi Persentase (%)

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sistole

86 - 100 mmHg 1 - 4% 0%

101 - 115 mmHg 3 9 12% 36%

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

68

116 -130 mmHg 16 15 64% 60%

131 -145 mmHg 4 1 16% 4%

146 - 160 mmHg 1 - 4% 0%

Diastole

67- 77 mmHg 8 10 32% 40%

78 - 88 mmHg 12 14 48% 56%

89 - 99 mmHg 4 - 16% 0%

100-110 mmHg 1 1 4% 4%

Berdasarkan data tabel 4.7 dapat dilihat bahwa tekanan darah

sistole dikategorikan dalam 5 kelas, diastole sebanyak 4 kelas.

Sebanyak 16 responden (64%) memiliki tekanan darah sistole

antara 116-130 mmHg sebelum diberi perlakuan. Sedangkan

sesudah diberikan perlakuan sebanyak 15 responden (60%)

memiliki tekanan darah sistole antara 116-130 mmHg. Sebanyak 1

(4%) responden memiliki tekanan darah sistole antara 86-100

mmHg sebelum diberi perlakuan. Sebanyak 3 (12%) responden

memiliki tekanan darah sistole antara 101-115 mmHg sebelum

diberi perlakuan, sedangkan sesudah diberi perlakuan responden

bertambah sebanyak 9 (36%) responden. Sebanyak 1 (4%)

responden memiliki tekanan darah sistole antara 100-110 mmHg

sebelum diberi perlakuan.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengukuran Skala Nyeri

Respon Fisiologi Nadi Sebelum diberi Perlakuan Distraksi Imajinasi Terbimbing

Variabel Mean SD Minimal Maksimal

Respon Fisiologi Nadi Sebelum Perlakuan

76,80 11,74 54 96

Respon Fisiologi Nadi Sesudah Perlakuan

75,44 9,47 52 92

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

69

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata denyut nadi

sebelum diberi perlakuan sebesar 76,80 dengan standar deviasi

11,74. Denyut nadi sebelum diberi perlakuan berada pada rentang

nadi rendah (54 x/menit) dan nadi normal (96 x/menit). Rata-rata

denyut nadi sesudah diberi perlakuan sebesar 75,44 dengan

standar deviasi 9,47. Denyut nadi sesudah diberi perlakuan berada

pada rentang nadi rendah (52 x/menit) dan nadi normal (92

x/menit).

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Respon

Fisiologi Denyut Nadi Responden Terhadap Nyeri Sebelum diberi Perlakuan Distraksi Imajinasi Terbimbing

No

Denyut Nadi Frekuensi Persentase (%)

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

< 60 x/menit

60-100 x/menit

> 100 x/menit

4

21

-

1

24

-

16%

84 %

0%

4%

96%

0%

Pada tabel 4.9 didapat bahwa denyut nadi seluruh ibu bersalin

adalah 52 - 96 kali/menit. Denyut nadi terendah yaitu < 60

kali/menit (52, 54, 56 kali/menit) sebanyak 4 (16%) responden

sebelum diberi perlakuan. Sedangkan setelah diberi perlakuan

sebanyak 1 (4%) responden. Sebanyak 21 (84%) responden

memiliki denyut nadi sebesar 60-100 kali/menit sebelum diberi

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

70

perlakuan dan 24 (96%) responden setelah diberi perlakuan

dengan denyut tertinggi sebesar 96 kali/menit.

4.2.2. Uji Normalitas

Pada penelitian ini penulis menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov untuk menguji normalitas data. Dari hasil uji normalitas

diperoleh skala intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberi

perlakuan berdistribusi normal terlihat dari nilai koefisien uji

Kolmogorov-Smirnov, p=0,323 dan p=0,094 (p > 0,05). Uji

normalitas juga dilakukan untuk menguji data respon psikologi dan

respon fisiologi responden terhadap nyeri sebelum dan sesudah

diberi perlakuan dengan hasil (p < 0,05) yang berarti data

berdistribusi tidak normal. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada

bagian lampiran 9.

4.2.3 Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa yang dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel

bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2002). Analisa bivariat

dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh teknik distraksi

imajinasi terbimbing terhadap intensitas nyeri inpartu kala 1 fase

aktif sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Hasil penelitian dapat

ditunjukkan pada tabel 4.10.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

71

Tabel 4.10 Hasil Uji Pair t-test Intensitas Nyeri Inpartu Sebelum dan Sesudah diberi Distraksi Imajinasi Terbimbing

Variabel Mean SD df P-value

Intensitas Nyeri

0,76 0,66 24 0,000

Data responden sebelum perlakuan dan setelah perlakuan

merupakan data rasio. Hasil rata-rata Uji Pair t-test adalah 0,76

dengan standar deviasi sebesar 0,66. Pada pengujian Pair t-test

kriteria pengujian: jika pvalue < 0,05, maka H0 ditolak, jika pvalue >

0,05, maka H0 diterima. Dari hasil pengujian Pair t-test pada

penelitian ini, diketahui pvalue adalah 0,000. Karena pvalue < 0,05,

maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, dapat disimpulkan dari hasil

penelitian ini bahwa ada pengaruh teknik distraksi imajinasi

terbimbing terhadap penurunan intensitas nyeri inpartu kala 1 fase

aktif pada persalinan normal ibu primigravida di Rumah Sakit

Bersalin Mutiara Bunda-Salatiga.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Intensitas Nyeri Responden Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah Perlakuan Distraksi Imajinasi Terbimbing

Berdasarkan pengukuran nyeri yang dilakukan sebelum diberi

perlakuan, didapatkan bahwa intensitas nyeri responden berada

pada rentang skala nyeri sedang dan nyeri berat dengan posisi

nyeri berat yang lebih banyak dirasakan responden (52%). Sesudah

diberi perlakuan, nyeri yang dirasakan responden mengalami

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

72

penurunan skala nyeri beratnya dari rentang sebesar 52% menjadi

20% yang artinya sebanyak 32% responden mengalami penurunan

skala nyeri beratnya menjadi nyeri sedang. Pada hasil penelitian

juga diperoleh bahwa ketika diberi perlakuan distraksi imajinasi

terbimbing skala nyeri sedangnya mengalami peningkatan sebesar

48% menjadi 80 %. Hal ini disebabkan karena, nyeri persalinan

bersifat alamiah sehingga tidak dapat dihilangkan. Hasil ini

menunjukkan bahwa intensitas nyeri sedikit menurun sesudah

diberi distraksi imajinasi terbimbing. Price & Wilson (2005)

mengatakan bahwa teknik distraksi dapat membantu mengurangi

nyeri. Lubkin (2006) juga mengatakan bahwa mengalihkan

perhatian ke hal yang lain dapat menurunkan persepsi nyeri

seseorang.

4.3.2 Respon Psikologi Responden Terhadap Nyeri

Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah Perlakuan Distraksi Imajinasi Terbimbing

Kozier (2010) mengatakan bahwa ketika mengalami nyeri tubuh

akan mengalami perubahan pada aspek psikologi dan fisiologi.

Faktor-faktor yang menyebabkan rasa nyeri pada persalinan secara

psikologis yaitu panik, ketakutan, otot rahim tegang, ligamen uterus

meregang (Regina, 2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

respon psikologi yang tampak pada saat responden tidak mampu

mengontrol nyeri seperti tidak tenang, berkeringat, merasa lelah,

kening berkerut, lemas, mengeluh, mengadu, menjerit, menangis,

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

73

berteriak dsbnya. Bobak (2005) juga berpendapat bahwa ketika

responden mengalami nyeri maka ekspresi sikap juga mengalami

perubahan meliputi peningkatan kecemasan dengan penurunan

lapang persepsi, menangis, mengerang, tangan mengepal dan

menggengam serta otot mudah terangsang.

4.3.3 Respon Fisiologi Responden Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah Perlakuan Distraksi Imajinasi Terbimbing

Berbagai sistem tubuh ibu beradaptasi selama proses

persalinan. Selama proses persalinan terjadi perubahan pada

beberapa sistem diantaranya sistem kardiovaskular, respirasi,

termoregulasi, perkemihan dan persarafan.

Hasil penelitian didapat bahwa tekanan darah sistole pada

responden sebelum diberi perlakuan ada yang termasuk dalam

kategori tekanan darah sistole melebihi batas normal (TD > 120

mmHg) yaitu pada responden dengan nomor urut 3, 5, 6, 20 dan

24, sedangkan sesudah diberi perlakuan tekanan darah responden

kembali dalam batas normal hanya responden dengan nomor urut

24 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah sistole dalam

batas normal. Peningkatan tekanan darah ibu selama kala I

persalinan dapat disebabkan berbagai hal. Ibu bersalin yang

bereaksi terhadap nyeri dengan rasa takut dan kecemasan akan

meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis dan hasilnya adalah

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

74

peningkatan sekresi katekolamin (Kinney, 2000). Berdasarkan data

tekanan darah sistole keseluruhan reponden maka rata-rata

tekanan darah sistole sebelum dan sesudah diberi perlakuan

distraksi imajinasi terbimbing berada dalam rentang normal (90-120

mmHg). Rata-rata tekanan darah sistole sebelum diberi perlakuan

sebesar 122,40 mmHg sedangkan rata-rata tekanan sistole

sesudah diberi perlakuan sebesar 117,60 mmHg. Peningkatan

tekanan darah yang terjadi tiba-tiba sebanyak lebih dari 30 mmHg

pada sistole dan 15 mmHg pada diastole dari batas normal

menunjukkan tanda munculnya preeklampsia (Detiana Prilia, 2010).

Tekanan darah diastole responden sebelum diberi perlakuan

distraksi imajinasi terbimbing berada dalam kategori tekanan darah

diastole normal (60-90 mmHg), kecuali responden dengan nomor

urut 24 yang memilki tekanan darah diastole melebihi batas normal

sebesar 110 mmHg. Rata-rata tekanan darah diastole responden

sebelum dan sesudah diberi perlakuan berada dalam rentang

normal (60-90 mmHg). Rata-rata tekanan darah diastole sebelum

diberi perlakuan sebesar 78,40 mmHg sedangkan rata-rata tekanan

darah diastole sesudah diberi perlakuan sebesar 76,80 mmHg.

Denyut nadi yang stabil menandakan bahwa ibu dalam kondisi

yang baik. Kecepatan denyut nadi normal adalah 60 sampai 100

kali per menit (Hillman, 2011). Jika denyut nadi meningkat menjadi

lebih dari 100 kali per menit, maka dapat mengindikasikan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

75

terjadinya infeksi, ketosis atau hemoragi (Uprichard, 1999).

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa sebelum diberi

perlakuan denyut nadi responden dengan nomor urut 3, 5, 6 dan 24

berada pada rentang dibawah batas normal, sedangkan sesudah

diberi perlakuan denyut nadi seluruh responden berada pada batas

normal, kecuali responden dengan nomor urut 24. Rata-rata denyut

nadi responden sebelum dan sesudah diberi perlakuan berada

dalam rentang normal (60-100 x/menit). Rata-rata denyut nadi

sebelum diberi perlakuan sebesar 76,80 kali/menit sedangkan rata-

rata denyut nadi sesudah diberi perlakuan sebesar 75,44 kali/menit.

4.3.4 Pengaruh Teknik Distraksi Imajinasi Terbimbing

terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Primigravida

Berdasarkan hasil uji Paired t-test menunjukkan bahwa secara

signifikan terdapat pengaruh teknik distraksi imajinasi terbimbing

terhadap intensitas nyeri inpartu kala 1 fase aktif. Didapatkan nilai

koofisien pvalue 0,000 (p < 0,05). Hasil ini didukung oleh National

Safety Council (2004) yang mengatakan bahwa ketika seseorang

mampu mencapai efek positif misalnya imajinasi terbimbing maka

akan membawanya menuju ketenangan. Selain itu, Brunner &

Suddarth (2002) juga mengungkapkan bahwa dengan mengalihkan

perhatian responden ke hal lain dapat menurunkan persepsi nyeri

yang dirasakan. Teknik ini hanya bekerja pada waktu singkat pada

nyeri untuk beberapa menit selama prosedur invasif (Brunner &

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

76

Suddarth, 2002). Dr. Prabowo PB, MM (2009) juga mengungkapkan

bahwa sebuah sensasi lembut atau perhatian yang teralihkan

merupakan suatu stimuli yang dapat mengubah keseimbangan

aktivitas neuron sensorik yang ikut mengatur proses nyeri.

Walaupun teknik distraksi imajinasi terbimbing menunjukkan

adanya pengaruh yang signifikan tetapi kalau dilihat dari mean

tingkat nyeri sesudah diberi perlakuan distraksi imajinasi terbimbing

responden masih mengalami nyeri hal ini mengiindikasikan pasien

belum terbebas dari rasa nyeri tetapi tujuan dari imajinasi

terbimbing bukan untuk menghilangkan rasa nyeri sekaligus tetapi

bagaimana responden dapat mengontrol nyerinya sehingga pada

saat memasuki kala 2 persalinan dapat berlangsung dengan lancar

(Mander, 2002). Muttaqin (2008) juga berpendapat bahwa imajinasi

terbimbing bisa efektif jika dipraktekkan secara terus menerus dan

membutuhkan waktu yang banyak agar dapat menjelaskan

tekniknya sehingga responden juga dapat mempraktekkannnya

dengan baik.

Penelitian teknik distraksi imajinasi terbimbing terhadap

intensitas nyeri pasien inpartu kala 1 fase aktif terhadap persalinan

normal ibu primigravida sampai saat ini masih jarang yang

menggunakan teknik ini dalam kasus yang diangkat peneliti

sehingga menyebabkan kesulitan terhadap penulis untuk dijadikan

sebagai bahan acuan. Untuk mendukung penelitian ini penulis

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

77

mendapat beberapa penelitian yang juga mendukung hasil

penelitian penulis tetapi dalam kasus yang berbeda, diantaranya

penelitian yang dilakukan oleh Urip Rahayu, S.Kp.,M.Kep (2010)

Hasilnya menunjukkan guided imagery berpengaruh dalam

menurunkan tingkat nyeri pada pasien cedera kepala ringan secara

signifikan dengan uji statistik (p=0,01), tetapi pasien belum terbebas

rangsang nyeri karena metode ini hanya bersifat meminimalkan

rasa nyeri. Hal ini juga didukung oleh Aprilina Nurhayati dkk (2012)

dalam penelitiannya dengan hasil yang diperoleh teknik relaksasi

imajinasi terbimbing mampu menurunkan hipertensi dengan uji

statistik (p=0,01).

Kwekkeboom, et al (2006) dalam penelitiannya dengan hasilnya

menunjukkan guided imagery berpengaruh dalam menurunkan

nyeri pada pasien kanker dengan uji statistik (p=0,01). Maj Eric A.

et al (2010) dalam penelitiannya dengan hasil yang diperoleh guide

imagery berpengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan

pasien (p=0,002). Kelompok yang mengalami nyeri mengalami

penurunan intensitas nyeri (p=0,041).

Moffatt FW, et al (2010) dalam penelitiannya dengan hasil yang

diperoleh guided imagery berpengaruh dalam menurunkan

hipertensi pada wanita hamil dengan uji statistik (p=0,02).

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6697/4/T1_462007037_BAB IV.pdf · Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rata-rata

78

4.4 Keterbatasan Penelitian

- Pada penelitian ini penulis hanya memberikan perlakuan

pada satu kelompok yaitu kelompok sebelum perlakuan

dan kelompok sesudah perlakuan tanpa menggunakan

kelompok kontrol sebagai pembanding akibatnya bisa

berpengaruh pada hasil penelitian.

- Kurangnya tenaga profesional dalam penelitian ini

sehingga penulis harus menangani beberapa responden

yang akan diberikan perlakuan.

- Terbatasnya sampel yang digunakan.